Produk: KKB

  • RS Bhayangkara Jayapura Berhasil Identifikasi Dua Jenazah Korban KKB di Yahukimo, Ini Identitasnya – Halaman all

    RS Bhayangkara Jayapura Berhasil Identifikasi Dua Jenazah Korban KKB di Yahukimo, Ini Identitasnya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tim Disaster Victim Identification (DVI) dari RS Bhayangkara Jayapura dan RSUD Dekai telah berhasil mengidentifikasi dua jenazah korban pembunuhan diduga oleh Kelompok Kriminal Bersenjata di Yahukimo Papua Pegunungan.

    Hal itu setelah tim DVI elakukan otopsi terhadap tiga jenazah. 

    Dari hasil identifikasi, dua korban berhasil dikenali yakni An. Wawan dari TKP Camp 22 dan An. Stenli dari TKP Muara Kum.

    Sementara satu jenazah lainnya dari lokasi yang sama masih dalam proses pencocokan data antemortem.

    Hingga Sabtu (12/4/2025), total 11 jenazah masyarakat sipil penambang emas telah ditemukan. 

    Dari jumlah tersebut, 4 jenazah telah dievakuasi sebelumnya dan 7 lainnya dievakuasi hari ini.

    Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz 2025, Kombes Pol Yusuf Sutejo kembali mengingatkan masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi yang belum terkonfirmasi dan menyerahkan seluruh proses penanganan kepada aparat.

    “Kami mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan bijak dalam menyikapi informasi. Jangan mudah terprovokasi oleh narasi menyesatkan. Aparat keamanan terus bekerja maksimal demi menjamin keselamatan warga,” tegas Kombes Yusuf dalam keterangan.

    Evakuasi jenazah dan penanganan korban selamat akan terus dilakukan. 

    Polri melalui Satgas Operasi Damai Cartenz 2025 juga akan memberikan pembaruan informasi resmi secara berkala kepada publik.

    Kepala Operasi Damai Cartenz 2025, Brigjen. Pol. Faizal Ramadhani menyatakan bahwa proses evakuasi akan terus dilanjutkan dengan memperhatikan keselamatan seluruh personel yang bertugas di lapangan.

    “Kami mengerahkan seluruh kekuatan terbaik untuk mengevakuasi para korban dan menyelamatkan warga yang masih mungkin menjadi sasaran. Situasi di lapangan sangat menantang, namun kami tetap fokus menyelesaikan misi kemanusiaan ini dengan cepat dan hati-hati,” ujar Brigjen Faizal.

    Operasi besar ini melibatkan total 307 personel gabungan, yang terdiri dari personel Polres Yahukimo, TNI, dan Satgas Ops Damai Cartenz 2025.

     

  • RS Bhayangkara Jayapura Berhasil Identifikasi Dua Jenazah Korban KKB di Yahukimo, Ini Identitasnya – Halaman all

    Update Kasus Pembunuhan 11 Penambang oleh KKB di Yahukimo: 9 Jasad Sudah Dievakuasi, 2 Masih Dicari – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA – Hingga Jumat (11/4/2025) sudah 9 jenazah pendulang atau penambang emas korban pembantaian Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan dievakuasi aparat gabungan TNI dan Polri.

    Tiga jenazah dievakuasi pada Kamis (10/4/2025) ke Dekai, Yahukimo.

    Sementara enam jenazah dievakuasi Jumat (11/4/2025).

    Keenam jenazah ini ditemukan di dua lokasi berbeda.

    Lima jenazah ditemukan di Kampung Bingkisan, sementara satu jenazah lainnya ditemukan di Muara Kum, Sungai Silet. 

    “Kemarin ada tiga jenazah yang sudah dievakuasi, hari ini ada enam yang dievakuasi dari Kampung Bingki dan Muara Kum, sehingga totalnya ada sembilan jenazah,” kata Kepala Operasi Satuan Tugas (Satgas) Damai Cartenz, Brigadir Jenderal Polisi Faizal Ramadhani dalam keterangan di Jayapura, Jumat sore.

    Brigjen Faizal menyatakan pihaknya terus berusaha mengevakuasi semua korban pendulang emas yang ada di Kampung Bingki dan Muara Kum ke Dekai, ibu kota Kabupaten Yahukimo.

    “Kami berupaya mengevakuasi semua jenazah korban ke Dekai sehingga dapat diidentifikasi identitasnya dan diserahkan kepada pihak keluarga,” ungkap Faizal.

    Faizal menambahkan gabungan anggota TNI-Polri dibagi menjadi beberapa tim untuk melakukan penyisiran guna mencari jenazah korban yang masih berada di lokasi kejadian.

    “Saat ini anggota kami berusaha mencari lokasi yang tepat untuk dilakukan evakuasi terhadap jenazah pendulang emas yang masih berada di Kampung Bingki dan Muara Kum,” ujar Wakapolda Papua itu.

    Sebelumnya, pada Kamis (10/4/2025), Satgas gabungan TNI-Polri mengevakuasi tiga jenazah pendulang emas yang menjadi korban pembunuhan KKB di Kabupaten Yahukimo.

    Korban yang dievakuasi langsung dibawa ke RSUD Dekai, Kabupaten Yahukimo, untuk dilakukan pemeriksaan dan identifikasi identitas, sebelum diserahkan kepada pihak keluarga.

    Satgas Damai Cartenz juga telah mendatangkan dokter forensik dari RS Bhayangkara, Jayapura, untuk melakukan pemeriksaan dan identifikasi di RSUD Dekai. 

    Kondisi 2 Jenazah Mengenaskan

    Sementara itu hasil visum dan identifikasi terhadap dua jenazah yang dievakuasi pada Kamis (10/4/2025), menunjukkan luka-luka yang sangat mengenaskan.

    Dari keterangan Direktur RSUD Dekai, dr Glent M Nurtanio, korban pertama, seorang laki-laki, ditemukan mengenakan sepatu boots hijau, kaos kaki merah, celana pendek, dan kaos lengan panjang hitam. 

    Ia mengalami luka parah di wajah, luka robek pada leher, bagian pipi kiri hingga leher bawah hilang, luka tusuk di perut kiri, dan luka bacok di punggung.
     
    Korban kedua (laki-laki), mengenakan boots hijau, celana pendek bermotif kotak putih dilapisi celana panjang cokelat, dan tiga lapis kaos. 

    Ia mengalami luka tusuk tombak di dada, anak panah bersarang di perut kanan, tangan kanan dan kiri terputus, luka terbuka di punggung, luka robek di tengkuk leher, dan sejumlah luka memar lainnya.

    “Jenazah tiba di RSUD Dekai pada Kamis, 10 April 2025, pukul 15.30 WIT dan langsung masuk ke kamar jenazah. Dari pemeriksaan awal kami temukan bahwa proses dekomposisi telah berlangsung, ditandai dengan pembengkakan tubuh, kulit ari mengelupas, perubahan warna kulit, dan banyaknya larva atau belatung,” ungkapnya.

    Hal itu disebabkan oleh bakteri yang mengeluarkan gas dari dalam tubuh.
     
    Ia menambahkan keterbatasan fasilitas, terutama lemari pendingin, menjadi tantangan dalam penanganan jenazah.
     
    Dokter Glent menuturkan jenazah segera dimakamkan untuk mencegah risiko infeksius yang terus berkembang. 
     
    Karumkit Bhayangkara Tingkat II Jayapura, AKBP dr Rommy Sebastian menyampaikan bahwa proses identifikasi dilakukan melalui prosedur ketat dalam operasi DVI.
     
    “Terkait jenazah yang berada di RSUD Dekai, kami telah melaksanakan tahapan operasi DVI secara teliti. Tujuannya agar identitas korban dapat dipastikan secara akurat dan diserahkan kepada keluarga yang berhak,” tegasnya.
     
    Ia merinci dua tahapan penting dalam proses identifikasi data antemortem dan data postmortem.
     
    “Setelah data antemortem dan postmortem kami cocokkan, identitas korban akan disahkan. Penyerahan jenazah kepada keluarga juga kami koordinasikan agar berjalan tertib,” tambahnya.

    OPM Eksekusi 11 Penambang 

    Sebelas warga sipil yang berprofesi sebagai penambang emas tewas diserang Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua Pegunungan.

    Insiden penyerangan terjadi Minggu (6/4/2025) hingga Senin (7/4/2025) di area pendulangan Lokasi 22 dan Muara Kum Kabupaten Yahukimo.

    Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) – Organisasi Papua Merdeka (OPM) mengeklaim pihaknya telah mengeksekusi mati 11 pendulang emas di pedalaman Yahukimo, Papua Pegunungan.

    Peristiwa ini dilaporkan Panglima TPNPB Kodap XVI Yahukimo, Elkius Kobak kepada Markas Pusat Komnas TPNPB, dan diterima Juru Bicara OPM, Sebby Sambom, Selasa (8/4/2025) malam.

    Dalam laporannya, Elkius Kobak menyebut pasukannya telah membantai 11 pendulang emas yang dituding sebagai anggota militer pemerintah Indonesia. 

    Mereka para korban dituduh melakukan penyamaran.

    Sumber: (Tribun-Papua.com/Paul Manahara Tambunan/Marselinus Labu Lela) (Tribunnews.com)

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul Enam Jenazah Pendulang Emas Korban KKB Papua Ditemukan, Identifikasi Digelar di Yahukimo

     

  • Pasutri Berhasil Selamatkan Diri Saat Disandera KKB di Yahukimo

    Pasutri Berhasil Selamatkan Diri Saat Disandera KKB di Yahukimo

    JAKARTA – Pasangan suami istri (pasutri) Dani dan Gebi, yang sempat disandera oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Lokasi 22 (tempat penambangan) Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, selamat dan telah dievakuasi ke Dekai.

    “Pasutri itu sudah dievakuasi ke Dekai dengan helikopter Polri pada hari Jumat ini,” kata Kasatgas Humas Damai Cartenz Kombes. Yusuf Sutejo dilansir ANTARA, Jumat, 11 April.

    Kombes Yusuf juga membenarkan KKB sempat menyandera mereka saat kelompok kriminal bersenjata ini menyerang pendulang emas di Lokasi 22, Minggu (6/4).

    Setelah ditinggalkan oleh KKB, kata dia, pasangan Dani dan Gebi lantas bergabung dengan pendulang lainnya di Makbul, Kabupaten Asmat.

    Pasutri itu ditinggalkan KKB di Lokasi 22 karena Dani adalah kepala dusun yang juga orang Papua asli (OAP).

    “Keduanya sudah dievakuasi, dan kini berada di Dekai, ibu kota Kabupaten Yahukimo,” kata Kombes Yusuf.

    Ada 3 jenazah yang sudah dievakuasi. Tim DVI RS Bhayangkara Jayapura sedang melakukan identifikasi menggunakan metode postmortem dan antemortem.

    Selain menyerang pendulang di Kabupaten Yahukimo, KKB juga menyerang pendulang di Kawe, Kabupaten Pegunungan Bintang hingga seorang pendulang meninggal dunia.

  • Eskalasi Serangan KKB Papua, Warga Sipil Terus Jadi Korban – Halaman all

    Eskalasi Serangan KKB Papua, Warga Sipil Terus Jadi Korban – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, YAHUKIMO Eskalasi serangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua terus memakan korban jiwa, dengan 11 warga sipil pendulang emas tewas dibantai secara brutal di Yahukimo.

    Aparat gabungan TNI dan Polri memastikan bahwa 11 pendulang emas yang dibunuh oleh KKB ditemukan di lokasi penambangan emas di Muara Kum dan sekitarnya, Kabupaten Yahukimo.

    “Sebanyak 11 warga sipil yang tengah melakukan aktivitas pendulangan emas di Kabupaten Yahukimo diduga kuat menjadi korban pembunuhan KKB,” ujar Kepala Operasi Satuan Tugas Damai Cartenz, Brigjen Polisi Faizal Ramadhani, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jayapura, Kamis (10/4/2025).

    Evakuasi Dilakukan Bertahap

    Evakuasi jenazah dilakukan secara bertahap sejak Kamis hingga Jumat (11/4/2025). Aparat gabungan berhasil mengevakuasi total sembilan jenazah dari lokasi pembantaian.

    “Kemarin ada tiga jenazah yang sudah dievakuasi, hari ini ada enam yang dievakuasi dari Kampung Bingki dan Muara Kum, sehingga totalnya ada sembilan jenazah,” jelas Brigjen Faizal.

    Jenazah yang berhasil dievakuasi dibawa ke RSUD Dekai, ibu kota Kabupaten Yahukimo, untuk proses identifikasi sebelum diserahkan ke pihak keluarga.

    Faizal menambahkan, proses pencarian korban lainnya masih terus dilakukan.

    “Kami berupaya mengevakuasi semua jenazah korban ke Dekai sehingga dapat diidentifikasi identitasnya dan diserahkan kepada pihak keluarga,” katanya.

    Penambang Emas Ilegal di Papua Dituding Miliki Senjata Api

    Kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) baru-baru ini mengklaim bahwa penambang emas ilegal di Kabupaten Yahukimo, Papua, memiliki senjata api.

    Juru bicara TPNPB OPM, Sebby Sambom, dalam rekaman suara yang diterima Tempo pada Jumat, 11 April 2025, menyatakan, “Waktu pemeriksaan, mereka ternyata memiliki pistol. Kami ada sita satu pistol.”

    Bahkan, Sebby menambahkan, penambang tersebut terlibat dalam aksi kekerasan terhadap warga setempat, termasuk pembunuhan tujuh orang, salah satunya dengan cara memenggal kepala.

    Menurut Sebby, kegiatan penambangan ilegal di kawasan tersebut diduga mendapat dukungan dari pihak TNI dan Polri.

    “Melihat itu, tahun 2019 akhirnya pasukan TPNPB OPM bantai semua (penambang emas ilegal) itu karena mereka menghancurkan hutan,” ungkapnya.

    Juru bicara TPNPB, Sebby Sambom. (Istimewa)

    Dalam peristiwa terbaru, antara 6-9 April 2025, TPNPB OPM kembali mengeksekusi mati 17 pendulang emas ilegal di wilayah tersebut. Sebby mengonfirmasi, “Ya benar (17 pendulang emas dieksekusi). Dan yang lolos melarikan diri 50 orang, tiga luka.”

    Sebby juga mengingatkan agar para pendatang di wilayah itu segera meninggalkan daerah yang telah ditetapkan sebagai zona perang oleh TPNPB OPM.

    “Jikalau mereka tidak mengindahkan peringatan kami, maka kami anggap mereka semua itu bagian dari Indonesia Security Forces,” tegasnya.

    Keterangan Saksi Selamat

    Salah satu saksi yang selamat berhasil menyelamatkan diri ke Kampung Mabuk, Distrik Korowai, Kabupaten Asmat, dan memberikan kesaksian penting terkait peristiwa tersebut.

    “Kami mendapatkan informasi dari salah satu saksi korban yang selamat yang kini menyelamatkan dirinya di Kampung Mabuk,” ungkap Faizal Ramadhani.

    Hingga kini, aparat masih melakukan penyisiran di Kampung Bingki dan Muara Kum untuk mencari korban lainnya dan memastikan situasi di lapangan tetap kondusif.

  • Kekerasan oleh KKB tak bisa lagi dinormalisasi

    Kekerasan oleh KKB tak bisa lagi dinormalisasi

    Ketua DPR RI Puan Maharani. ANTARA/HO-DPR RI/aa.

    Ketua DPR: Kekerasan oleh KKB tak bisa lagi dinormalisasi
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 11 April 2025 – 21:36 WIB

    Elshinta.com – Ketua DPR RI Puan Maharani mengatakan bahwa kekerasan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua yang terus menyasar berbagai kalangan, termasuk warga sipil, tidak bisa terus-menerus dinormalisasi.

    “Kita tidak bisa lagi menormalisasi kekerasan di Papua yang terus terjadi. Akhiri kekerasan di Papua,” kata Puan dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat (11/4).

    Puan mengatakan hal itu ketika merespons serangan KKB yang mengakibatkan 11 warga sipil meninggal dunia. Kesebelas orang itu berprofesi sebagai pendulang emas di Yahukimo, Papua Pegunungan, pada tanggal 5—8 April 2025.

    “Penyerangan terhadap pendulang emas hanyalah satu contoh nyata dari betapa rentannya warga terhadap kekerasan yang sistemik dan berulang,” ujarnya.

    Menurut dia, kekerasan bersenjata di Papua yang terus memakan korban, terutama dari kalangan warga sipil, bukanlah angka statistik semata, melainkan nyawa warga negara Indonesia yang seharusnya juga mendapatkan perlindungan penuh dari negara.

    “Aksi ini bukan yang pertama dan sudah banyak warga sipil jadi korban. Aparat keamanan harus menjamin keselamatan masyarakat, termasuk pekerja yang mencari nafkah di Papua,” ucapnya.

    Ia meminta aparat keamanan untuk mengusut tuntas kasus serangan KKB di Yahukimo sekaligus memberi jaminan keamanan bagi seluruh warga sipil di Papua.

    Dalam keterangannya, Puan juga meminta Pemerintah melibatkan tokoh adat, agama, akademisi, hingga perwakilan masyarakat sipil untuk bisa menjadi jembatan damai dan membantu memfasilitasi komunikasi.

    “Masalah Papua bukanlah soal separatisme belaka, melainkan soal keadilan dan kesenjangan di Bumi Cenderawasih,” kata Ketua DPR RI.

    Untuk itu, dia memandang pendekatan militeristik masih belum optimal dalam menyelesaikan akar persoalan di Papua.

    “Langkah baru harus dilakukan, terutama upaya yang mengedepankan dialog, menjamin kesejahteraan, dan memperkuat kehadiran negara secara adil dan manusiawi,” tuturnya.

    Puan lantas menyatakan bahwa DPR RI, khususnya Komisi I dan III, memiliki wewenang konstitusional untuk mengawasi kebijakan pertahanan, keamanan, serta hukum dan HAM.

    Oleh sebab itu, dia menekankan DPR RI akan terus memastikan kebijakan negara berpihak pada pembangunan Papua dan masyarakat di sana.

    “DPR akan terus mengawal demi memastikan keamanan dan kesejahteraan masyarakat Papua,” kata Puan.

    Sumber : Antara

  • Hasil Visum Dua Jenazah Korban Pembunuhan KKB di Yahukimo: Luka-luka Mengenaskan – Halaman all

    Hasil Visum Dua Jenazah Korban Pembunuhan KKB di Yahukimo: Luka-luka Mengenaskan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Tim gabungan TNI-Polri terus mengintensifkan penanganan terhadap insiden pembunuhan brutal oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang menamakan diri sebagai Kodap XVI Yahukimo dan Kodap III Ndugama. 

    Dua jenazah korban dievakuasi dari area pendulangan emas di Lokasi 22 dan Muara Kum, Kabupaten Yahukimo, ke RSUD Dekai pada Kamis (10/4/2025) sekitar pukul 16.00 WIT.
     
    Kedua jenazah tersebut pada Hari ini, Jumat 11 April 2025, telah dilaksanakan visum dan identifikasi terhadap kedua jenazah. 

    Hasilnya menunjukkan luka-luka yang sangat mengenaskan.

    Direktur RSUD Dekai, dr Glent M Nurtanio menyampaikan hasil visum kondisi dua jenazah itu.
     
    Korban pertama, seorang laki-laki, ditemukan mengenakan sepatu boots hijau, kaos kaki merah, celana pendek, dan kaos lengan panjang hitam. 

    Ia mengalami luka parah di wajah, luka robek pada leher, bagian pipi kiri hingga leher bawah hilang, luka tusuk di perut kiri, dan luka bacok di punggung.
     
    Korban kedua, juga laki-laki, mengenakan boots hijau, celana pendek bermotif kotak putih dilapisi celana panjang cokelat, dan tiga lapis kaos. 

    Ia mengalami luka tusuk tombak di dada, anak panah bersarang di perut kanan, tangan kanan dan kiri terputus, luka terbuka di punggung, luka robek di tengkuk leher, dan sejumlah luka memar lainnya.

    “Jenazah tiba di RSUD Dekai pada Kamis, 10 April 2025, pukul 15.30 WIT dan langsung masuk ke kamar jenazah. Dari pemeriksaan awal kami temukan bahwa proses dekomposisi telah berlangsung, ditandai dengan pembengkakan tubuh, kulit ari mengelupas, perubahan warna kulit, dan banyaknya larva atau belatung,” ungkapnya.

    Hal itu disebabkan oleh bakteri yang mengeluarkan gas dari dalam tubuh.

     
    Ia menambahkan bahwa keterbatasan fasilitas, terutama lemari pendingin, menjadi tantangan dalam penanganan jenazah.
     
    dr. Glent menutrkan jenazah segera dimakamkan untuk mencegah risiko infeksius yang terus berkembang. 
     
    Karumkit Bhayangkara Tingkat II Jayapura, AKBP dr. Rommy Sebastian menyampaikan bahwa proses identifikasi dilakukan melalui prosedur ketat dalam operasi DVI.
     
    “Terkait jenazah yang berada di RSUD Dekai, kami telah melaksanakan tahapan operasi DVI secara teliti. Tujuannya agar identitas korban dapat dipastikan secara akurat dan diserahkan kepada keluarga yang berhak,” tegasnya.
     
    Ia merinci dua tahapan penting dalam proses identifikasi data antemortem dan data postmortem.
     
    “Setelah data antemortem dan postmortem kami cocokkan, identitas korban akan disahkan. Penyerahan jenazah kepada keluarga juga kami koordinasikan agar berjalan tertib,” tambahnya.

  • Wakil Ketua Komisi I minta ketegasan Pemerintah bongkar penyokong KKB

    Wakil Ketua Komisi I minta ketegasan Pemerintah bongkar penyokong KKB

    Benar-benar membongkar pihak-pihak yang selama ini menyokong, baik dana, pelatihan, maupun peralatan-peralatan lainnya.

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Ketua Komisi I DPR RI Dave Laksono meminta ketegasan Pemerintah untuk membongkar pihak yang selama ini menyokong kelompok kriminal bersenjata (KKB) dalam menjalankan aksinya hingga menewaskan warga sipil.

    Dave Laksono mengatakan bahwa aparat keamanan dan penegak hukum serta intelijen perlu menelisik secara tegas dari mana KKB memperoleh sokongan dana sampai dengan peralatan persenjataan.

    “Benar-benar membongkar pihak-pihak yang selama ini menyokong, baik dana, pelatihan, maupun peralatan-peralatan lainnya, sehingga organisasi ini (KKB) tetap berjalan dan menghancurkan fasilitas umum, menghambat, dan bahkan merusak pembangunan, serta menewaskan warga sipil,” kata Dave di Jakarta, Jumat.

    Disebutkan bahwa hal itu perlu dilakukan oleh Pemerintah dengan segala macam platform, baik dalam negeri maupun luar negeri.

    “Beberapa kali terungkap, ada personel TNI/Polri yang menjual senjata dan peluru kepada kelompok-kelompok militer tersebut, separatis OPM (Organisasi Papua Merdeka),” kata wakil rakyat yang berada di komisi yang membidangi pertahanan, luar negeri, komunikasi dan informatika, dan intelijen itu.

    Ia menilai ketegasan dari Pemerintah perlu mengingat permasalahan di Papua sudah berlangsung selama puluhan tahun dan memakan banyak korban dari sipil, militer, polisi, hingga warga negara asing (WNA).

    “Kita harus bisa berpikir bahwa mungkin tidak akan bisa selesai sepenuhnya. Akan tetapi, harus ada upaya-upaya drastis dari Pemerintah,” ujar dia.

    Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menkopolkam) Budi Gunawan mengatakan bahwa Pemerintah mengutuk keras aksi kekerasan KKB di Yahukimo, Papua, yang menewaskan 11 pendulang emas.

    “Pemerintah mengutuk keras kekerasan yang terjadi di Yahukimo, Papua, pada tanggal 5–8 April 2025 yang mengakibatkan 11 orang meninggal dunia oleh oknum bersenjata di Papua,” ucap Budi dalam keterangan diterima di Jakarta, Kamis (10/4).

    Sementara itu, Kementerian Pertahanan (Kemhan) mengatakan bahwa narasi yang menyebutkan bahwa korban tewas oleh penyerangan KKB di Yahukimo, Papua, merupakan agen intelijen dari TNI itu merupakan propaganda yang hendak menyudutkan pemerintah Republik Indonesia dan TNI.

    Kepala Biro Informasi dan Humas Kementerian Pertahanan Frega Wenas meminta agar seluruh pihak bersifat jeli dalam menerima narasi disinformasi dan malainformasi tersebut karena korban betul-betul merupakan warga sipil yang sedang mendulang tambang emas secara ilegal.

    “Jadi, propaganda dengan menyebutkan bahwa itu adalah agen intelijen dari TNI itu sama sekali tidak benar,” kata Frega di Kantor Kemhan, Jakarta, Kamis (10/4).

    Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
    Editor: D.Dj. Kliwantoro
    Copyright © ANTARA 2025

  • Kemhan Pastikan Korban Pembunuhan KKB di Yahukimo Warga Sipil, Bukan Anggota TNI

    Kemhan Pastikan Korban Pembunuhan KKB di Yahukimo Warga Sipil, Bukan Anggota TNI

    loading…

    Karo Infohan Setjen Kemhan Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang menyatakan, klaim TPNPB-OPM terkait pembunuhan prajurit TNI di Yahukimo, Papua, sebagai bentuk disinformasi sistematis yang menyesatkan publik. FOTO/DOK.BIRO INFOHAN KEMHAN

    JAKARTA – Kementerian Pertahanan ( Kemhan ) menyatakan klaim Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka ( TPNPB-OPM ) terkait pembunuhan prajurit TNI di Yahukimo, Papua, sebagai bentuk disinformasi sistematis yang menyesatkan publik. Kepala Biro Informasi Pertahanan (Karo Infohan) Setjen Kementerian Pertahanan (Kemhan) Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang menegaskan tidak ada prajurit TNI yang terlibat dalam aktivitas penambangan emas ilegal di Papua.

    “Kehadiran TNI di Papua semata-mata dalam rangka melaksanakan tugas konstitusional, yaitu menjaga keamanan nasional dan melindungi seluruh warga negara Indonesia, termasuk di wilayah Papua,” kata Frega kepada wartawan, Kamis (10/4/2025).

    Selain itu, kata Frega, narasi yang dibangun oleh OPM yang menyamakan warga sipil seperti guru, tenaga kesehatan, hingga tukang bangunan dengan aparat keamanan dinilai sangat berbahaya.

    “Klaim mereka terkait pembunuhan terhadap agen intelijen merupakan pengakuan atas tindakan kekerasan ekstra-yudisial, yang dapat tergolong kejahatan terhadap kemanusiaan,” tandasnya.

    Frega menegaskan, pemerintah tetap mengedepankan pendekatan hukum dan damai dalam menangani konflik di Papua, serta menolak terprovokasi oleh propaganda kekerasan yang disebarluaskan oleh kelompok bersenjata.

    Untuk diketahui, sebanyak 11 korban pembunuhan oleh OPM di Yahukimo merupakan warga sipil pendulang emas liar, bukan anggota TNI. Proses evakuasi terhadap korban dilakukan oleh Polri untuk memastikan informasi yang beredar dapat diklarifikasi secara objektif.

    “Aksi kekerasan yang dilakukan oleh OPM bertujuan menebar ketakutan, khususnya terhadap masyarakat non-Papua yang terlibat dalam kegiatan ekonomi lokal di wilayah tersebut,” katanya.

    (abd)

  • 130 Personel Dikerahkan Kejar Pelaku Pembantaian di Yahukimo

    130 Personel Dikerahkan Kejar Pelaku Pembantaian di Yahukimo

    Jayapura, Beritasatu.com  – Kasatgas Ops Damai Cartenz 2025, Brigjen Faizal Rahmadhani mengaku telah mengirim 130 personel menuju Kabupaten Yahukimo untuk mengejar pelaku pembantaian pendulang emas di wilayah itu. 

    Menurutnya langkah tersebut dilakukan demi untuk mempercepat proses evakuasi juga untuk pengamanan dan pengejaran terhadap pelaku (KKB) 

    “Pada 6 dan 7 April 2025, kita sudah kirim 100 personel dan Jumat (11/4/2025) pagi ini kita kirim lagi 30 personel. Itu anggota Ops ODC, nanti di sana ada juga anggota Polres Yahukimo dan personel TNI yang mem-back up kita di lapangan,” ungkap Brigjen Faizal, Jumat (11/05/2025).

    Dibeberkan Brigjen Faizal, 130 personel ODC yang dikirim tersebut ada yang bertugas mengevakuasi, ada juga tim forensik yang akan mengidentifikasi jenazah di rumah sakit dan tim pemburu yang bertugas menyisir dan mengejar pelaku. 

    “Tentunya kita akan bersinergi dengan aparat yang ada di Yahukimo termasuk dari pihak TNI dan masyarakat setempat,” ujarnya tentang usaha mencari pelaku pembantaian pendulang emas di Yahukimo itu. 

    Sebelumnya diberitakan KKB dari kelompok Eltius Kobak membantai para pendulang emas tradisional di daerah 22 Muara Kum dan di sepanjang Kali Silet, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. 

    Pembantaian tersebut terjadi selama dua hari (6-7 April 2025). Pihak Tentara Nasional Pembebesan Papua Barat (TPNPB) lewat juru bicaranya Sebby Sambom mengaku bertanggung jawab atas pembantaian tersebut. Nahkan pihak TPNPB mengeluarkan rilis dan menyebarkannya di media sosial lengkap dengan foto-foto korban di lokasi kejadian. 

    Dalam peristiwa tersebut TPNPB mengaku telah menghabisi 11 pendulang dengan alasan mereka adalah mata-mata dari pihak TNI yang menyamar sebagai pendulang. 

    Walau demikian hingga kini belum bisa dipastikan berapa jumlah pendulang yang tewas. Kasatgas ODC mengaku hingga Kamis (10/4/2025), pihaknya baru berhasil mengevakuasi dua jenazah dari salah satu lokasi pembantaian. 

    “Kita mengevakuasi dua jenazah dari titik pertama dan sudah tiba di Rumah Sakit Dekai. Namun, identitasnya belum kita ketahui karena baru saja tiba dan saat ini masih proses identifikasi dan visum,” ungkap Brigjen Faizal, Kamis (10/4/2025) petang. 

    Menurutnya, berdasarkan keterangan saksi yang selamat, ada tiga lokasi pembantaian dan yang baru dikuasai oleh aparat gabungan adalah lokasi titik pertama. 

    “Di situ infonya ada tiga jenazah, tetapi baru dua jenazah yang berhasil dievakuasi. Karena cuaca memburuk kita putuskan menererbangkan dahulu dua jenazah. Satu jenazah lainnya mungkin besok baru kita evakuasi,” jelas Brigjen Faizal. 

    Dirinya juga mengatakan proses evakuasi akan dilakukan secara bertahap, mengingat ketiga lokasi ini berjauhan. 

    “Kita fokus dahulu di lokasi pertama, setelah selesai barulah kita sisir lagi di lokasi kedua. Jadi konsentrasi aparat tidak terbagi,” ujar Brigjen Faizal. 

    Brigjen Faizal juga mengaku hingga kini pihaknya belum bisa memastikan jumlah korban tewas karena tim belum menyisir semua lokasi yang dilaporkan para saksi. 

    “Belum bisa kita pastikan berapa jumlah korban jiwa, karena saksi juga tidak melihat secara langsung peristiwa tersebut. Kita baru bisa memastikan jumlah saat tim sudah berhasil menyisir semua lokasi yang diduga menjadi tempat kejadian,” jelas Brigjen Faizal tentang pembantaian pendulang emas di Yahukimo.

  • 8 Jenazah Pendulang Emas yang Dibantai KKB Ditemukan di Yahukimo

    8 Jenazah Pendulang Emas yang Dibantai KKB Ditemukan di Yahukimo

    Jayapura, Beritasatu.com – Satgas Operasi Damai Cartenz 2025 kembali menemukan enam jenazah pendulang emas korban pembunuhan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.

    “Sampai saat ini kita sudah menemukan delapan jenazah, kemarin ada dua jenazah, dan hari ini kita temukan lagi enam jenazah,” kata Kasatgas Operasi Damai Cartenz 2025 Brigjen Faizal Ramadhani di Jayapura, Papua, Jumat (11/04/2025).

    Menurutnya, kedelapan jenazah pendulang emas yang dibantai KKB itu ditemukan di tiga titik lokasi di sepanjang Kali Silet, Yahukimo.

    “Hari ini kita menemukan enam jenazah, lima dari Kampung Bingki kemudian satu dari lokasi 22 Muara Kum,” jelasnya.

    Sebanyak dua jenazah yang ditemukan sehari sebelumnya sudah evakuasi ke Dekai. “Sementara yang enam jenazah ini masih dalam proses evakuasi,” ujar Faizal. 

    Aparat TNI/Polri yang tergabung dalam Satgas Operasi Damai Cartenz 2025 masih terus menyisir tiga titik lokasi yang diduga kuat menjadi tempat pembantaian para pendulang emas oleh KKB. 

    “Anggota kita masih melakukan pencarian, kita bagi menjadi beberapa tim. Doakan kami agar bisa menemukan semua jenazah, ” harapnya.

    Sebelumnya diberitakan KKB dari kelompok Eltius Kobak membantai para pendulang emas tradisional di daerah 22 Muara Kum dan sepanjang Kali Silet, Yahukimo pada 6-7 April 2025. 

    Pengakuan TPNPB

    Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Sebby Sambom mengatakan pihaknya bertanggung jawab atas pembantaian para pendulang emas tersebut.

    TPNPB mengeluarkan rilis dan menyebarkannya di media sosial lengkap dengan foto-foto korban di lokasi kejadian. 

    TPNPB yang oleh polisi disebut sebagai KKB mengaku telah menghabisi 11 pendulang emas yang mereka yakini sebagai mata-mata TNI.