Produk: KIP

  • Sektor Penting Kemendiktisaintek Terkena Efisiensi Anggaran, Total Rp 14,3 Triliun, Ini Daftarnya – Halaman all

    Sektor Penting Kemendiktisaintek Terkena Efisiensi Anggaran, Total Rp 14,3 Triliun, Ini Daftarnya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiksaintek) terkena dampak efisiensi anggaran sebesar Rp14,3 triliun dari total pagu anggaran sebesar Rp56,6 triliun di 2025. 

    Beberapa poin penting yang terkena efisiensi di antaranya tunjangan dosen baik PNS maupun non PBS, bantuan operasional untuk PTN, PTS, bahkan hingga proyek Sekolah Garuda yang menjadi program Prabowo Subianto.

    Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro menjelaskan dari total efisiensi, anggaran untuk gaji dan tunjangan pegawai tidak terkena efisiensi.

    “Pagu awal untuk gaji dan tunjangan pegawai itu Rp13,512 triliun memang tidak kena efisiensi oleh Dirjen Anggaran, sehingga kami tetap usulkan sejumlah itu,” kata Satryo dalam rapat dengan Komisi X DPR RI, Rabu (12/2/2025).

    Satryo menjelaskan ada beberapa anggaran yang terkena efisiensi. Berikut daftarnya:

    Tunjangan dosen non-PNS: pagu awal Rp2,7 triliun, terkena efisiensi 25 persen atau Rp676 miliar
    Beasiswa program KIP kuliah: pagu awal Rp14,6 triliun, terkena efisiensi 9% atau Rp1,3 triliun
    Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI): pagu awal Rp164,7 miliar, terkena efisiensi 10% atau sebesar Rp19,47 miliar.
    Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADIk): pagu awalnya Rp213,73 miliar, terkena efisiensi 10% atau sebesar Rp21,3 miliar
    Beasiswa KNB (Kerja Sama Negara Berkembang): pagu awal Rp85,348 miliar, diefisiensi 25% atau Rp21 miliar.
    Beasiswa dosen dan tenaga pendidikan dalam dan luar negeri: pagu awalnya Rp236,8 miliar, diefisiensi sebesar 25 persen atau Rp59 miliar.
    Program Sekolah Unggul Garuda: pagu awal Rp2 triliun, diefisiensi 60 persen atau Rp1,2 triliun.
    Bantuan operasional  perguruan tinggi negeri (BOPTN): pagu awal Rp6,018 triliun, diefisiensi 50 persen atau sebesar Rp3 triliun. 
    Bantuan Pendanaan Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (BPPTNBH): pagu awal Rp2,37 triliun, efisiensi 50 persen menjadi Rp1,18 triliun, diusulkan restrukturisasi sebesar 30 persen oleh Kemendikti jadi Rp711 miliar.
    Pusat unggulan antar perguruan tinggi (PUAPT): pagu awal Rp250 miliar, diefisiensi 50 persen atau sebesar Rp125 miliar.
    Bantuan kelembagaan PTS: pagu awal Rp365,3 miliar, diefisiensi 50 persen, atau sebesar Rp182 miliar.
    Program lainnya: pagu awal Rp1,9 triliun, diefisiensi 43 persen atau Rp832 miliar.

    Satryo mengatakan untuk poin program lainnya meliputi perjalanan dinas, belanja barang, belanja modal dan sebagainya.

    Beberapa sumber dana non rupiah murni atau dana pinjaman dan investasi, juga terkena efisiensi, di antaranya:

    SBSN: pagu awal sebesar Rp1,53 triliun, diefisiensi 47 persen atau Rp927 miliar
    PLN: pagu awal sebesar Rp688 miliar, diefisiensi 30 persen atau sebesar Rp20& miliar
    PNBP: pagu awal Rp839 miliar, diefisiensi 62 persen atau Rp520 miliar
    BLU: pagu awal Rp8 triliun, diefisiensi 44 persen atau Rp3,5 triliun
    Lainnya (RMP dan HLN): pagu awal Rp49 miliar, diefisiensi 17 persen atau sebesar Rp8 miliar.

    “Jadi total yang akan dilakukan efisiensi oleh Kemendiktisaintek jumlah sebesar Rp6,785 trilium dari Rp14,3 triliun yang diusulkan oleh Dirjen Anggaran. Ini belum termasuk tunjangan kinerja dosen, PNS, sebesar Rp2,5 triliun yang sudah didapat lampu hijau dari Kemenkeu untuk dibayarkan,” kata dia.

    “Dengan posisi ini, saya berharap bapak ibu Komisi X bisa memperjuangkan supaya pemotongan tidak Rp14,3 tetapi menjadi hanya Rp6,78,” tandas dia.

    Sebagaimana diketahui, Presiden Prabowo secara resmi mengeluarkan Inpres 1/2025 yang meminta anggaran pemerintah pada APBN dan APBD TA 2025 dipangkas sebesar Rp306,69 triliun.

    Rinciannya, anggaran K/L diminta untuk efisiensisebesar Rp256,1 triliun dan transfer ke daerah (TKD) Rp50,59 triliun.

    Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, Presiden Prabowo Subianto menginisiasikan arahan efisiensi anggaran agar kas negara dapat digunakan untuk program yang lebih berdampak langsung terhadap masyarakat.

    Di antaranya, program Makan Bergizi Gratis (MBG), swasembada pangan dan energi, hingga perbaikan sektor kesehatan.

     

     

  • Laman Resmi untuk Cek Status Penerima PIP 2025 Diperbarui, Ini Cara Pengecekan di Situs Baru

    Laman Resmi untuk Cek Status Penerima PIP 2025 Diperbarui, Ini Cara Pengecekan di Situs Baru

    PIKIRAN RAKYAT – Pada tahun 2025, pemerintah akan kembali menyalurkan bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) untuk siswa sekolah yang terdaftar sebagai penerima. Program ini memang bertujuan memberikan bantuan finansial kepada siswa dari keluarga kurang mampu agar mereka dapat terus bersekolah dan meraih cita-cita.

    Dengan pemerintahan yang baru, situs resmi untuk pengecekan telah diperbarui pula. Jika sebelumnya masyakarat bisa akses di pip.kemdikbud.go.id, saat ini lamannya berubah menjadi pip.dikdasmen.go.id.

    Lantas, adakah perbedaan cara cek penerima di situs baru dengan situs lama PIP? Berikut informasinya.

    Cara Mengecek Status Penerima PIP 2025 Secara Online

    Untuk mengetahui apakah kamu terdaftar sebagai penerima PIP 2025, ikuti langkah-langkah berikut:

    Buka situs pip.dikdasmen.go.id melalui browser di perangkatmu. Siapkan Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) dan Nomor Induk Kependudukan (NIK). Kamu dapat mengecek NISN melalui situs nisn.data.kemdikbud.go.id dan NIK dapat ditemukan di Kartu Keluarga (KK) atau Kartu Tanda Penduduk (KTP). Cari menu “Cari Penerima PIP” di halaman utama situs. Masukkan NISN dan NIK dengan benar. Ketikkan kode verifikasi (captcha) yang muncul di layar. Klik tombol “Cek Penerima PIP”. Tunggu beberapa saat hingga sistem menampilkan informasi mengenai status penerimaan PIP.

    Secara garis besar memang tidak ada perbedaan signifikan antara situs lama dan situs baru, sehingga kamu tidak perlu khawatir harus beradaptasi lagi dengan laman yang baru ini.

    Jadwal dan Besaran Dana PIP 2025

    Pencairan dana PIP 2025 akan dilakukan secara bertahap dalam tiga termin:

    Termin 1 (Februari–April): Prioritas bagi siswa penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP). Termin 2 (Mei–September): Untuk siswa yang diusulkan oleh Dinas Pendidikan dan ditetapkan melalui SK Nominasi. Termin 3 (Oktober–Desember): Mencakup siswa yang memenuhi kriteria pada termin 1 dan 2.

    Besaran dana PIP yang diterima akan berbeda-beda sesuai dengan jenjang pendidikan:

    SD/Sederajat: Rp450.000 per tahun SMP/Sederajat: Rp750.000 per tahun SMA/Sederajat: Rp1.800.000 per tahun

    Penting untuk diingat bahwa informasi mengenai jadwal dan besaran dana PIP dapat berubah sewaktu-waktu. Oleh karena itu, disarankan untuk selalu memantau informasi terbaru.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Kasus Guru Hukum Murid SD Duduk di Lantai Karena Tunggak SPP, Ibu Korban Minta Uang Damai Rp 15 Juta – Halaman all

    Kasus Guru Hukum Murid SD Duduk di Lantai Karena Tunggak SPP, Ibu Korban Minta Uang Damai Rp 15 Juta – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, MEDAN- Polisi menggelar mediasi kasus murid SD berinisial MI (10) dihukum duduk di lantai karena menunggak membayar uang Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP).

    Mediasi ini berlangsung di Polrestabes Medan pada Selasa (11/2/2025), dengan melibatkan Kamelia (38), ibu korban, serta Hartati, guru yang dilaporkan dalam kasus ini.

    Mediasi tersebut buntu karena oknum guru tersebut menolak membayar biaya perdamaian sebesar Rp15 juta yang diajukan ibu korban.

    Sehingga kasus tersebut akan tetap berjalan di Polrestabes Medan. 

    Alasan ibu korban minta uang perdamaian

    Kamelia meminta uang sebesar itu bukan tanpa alasan.

    Menurutnya ada biaya yang ia keluarkan setelah kasus itu viral.

     “Kayak saya kan jujur, biaya membawa anak ke psikolog dan lainnya kan mengeluarkan biaya. Saya minta ganti rugi itu aja. Totalnya sekitar Rp15 juta. Tapi beliau keberatan,”  kata Kamelia saat diwawancarai di depan Polrestabes Medan.

    Kamelia menyatakan bahwa laporan yang dia ajukan akan tetap diproses di Polrestabes Medan.

    Dia ia berharap kasus ini dapat diselesaikan secara adil.

    Oleh karena itu, ke depan laporannya akan tetap diproses lanjut di Polrestabes Medan.

    Guru tidak sanggup

    Melalui kuasa hukumnya Israk Mitrawany, Hartati mengaku tidak sanggung membayar uang perdamaian tersebut.

    “Alasannya, kami tidak memenuhi permintaan mereka. Ada lah sejumlah, yang tak perlu disebutkan, jauh dari kemampuan klien kami,” ujar Israk.

    Israk menegaskan bahwa pihaknya akan tetap mengikuti proses hukum sesuai dengan ketetapan aturan yang berlaku.

    Sebelumnya, Kamelia melaporkan Hartati ke Polrestabes Medan pada Selasa (14/1/2025), dengan laporan nomor: LP/B/132/I/2025/SPKT/Polrestabes Medan/Polda Sumut.

    “Laporannya terkait dugaan kekerasan terhadap anak. Terlapor guru yang menghukum korban duduk di lantai,” kata Kapolrestabes Medan Kombes Gidion Arif Setyawan

    Dalam laporannya, Kamelia menjelaskan bahwa ia mendapati anaknya, MI, merasa malu pergi ke sekolah pada Rabu (8/1/2025) pagi.

    MI dihukum Hartati duduk di lantai saat proses belajar karena belum mengambil rapor dan membayar SPP sejak Senin (6/1/2025).

    Sekitar pukul 10.00 WIB, Kamelia datang ke sekolah anaknya, yang merupakan sekolah milik Yayasan Abdi Sukma di Kota Medan, untuk memeriksa kebenaran cerita anaknya.

    Setibanya di lokasi, Kamelia melihat MA memang duduk di lantai ruang kelas 4 SD saat jam pelajaran.

    Ia mengaku sempat mempertanyakan hal tersebut kepada Hartati, yang menjelaskan bahwa siswa yang tidak membayar SPP dan belum menerima rapor tidak diperbolehkan mengikuti pelajaran.

    Kronologis

    Diketahui MI dihukum duduk di lantai keramik di depan teman-temannya sejak tanggal 6 hingga 8 Januari, dari pagi hingga jam belajar selesai.

    Video kejadian tersebut pun menjadi viral di media sosial.

    Kamelia merasa bersalah dan kecewa, karena anaknya seharusnya tidak dihukum, melainkan dirinya sebagai orang tua yang tidak dapat membayar uang sekolah.

    “Kalau mau menghukum, jangan dia. Saya saja, dia kan cuma mau belajar. Anak saya jalan dari rumah ke sekolah Abdi Sukma,” tambah Kamelia, yang bekerja sebagai relawan di Jaringan Pendamping Kebijakan Pembangunan (JPKP).

    Masalah pembayaran SPP MI terjadi karena dana Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang belum cair.

    Kamelia mengatakan, selama ini, uang sekolah anak saya dibayar dengan dana BOS dan KIP.

    “Kalau dana KIP Rp 450 ribu cair, itu langsung saya pakai untuk biaya sekolah,” kata dia. 

    Sebelum insiden ini, Kamelia sempat meminta dispensasi kepada wali kelas agar MI dapat mengikuti ujian semester meskipun belum membayar SPP.

    Namun, saat pembagian rapor, anaknya tidak diperbolehkan mengambil rapor tersebut.

    Kamelia juga menerima pengumuman melalui grup WhatsApp sekolah yang mengingatkan orang tua untuk melunasi tunggakan sebelum anak-anak boleh kembali belajar.

    Pada 6 Januari, saat hari pertama sekolah setelah libur, MI langsung didudukkan di lantai. Namun, Kamelia tidak mendapat informasi lengkap hingga keesokan harinya, ketika pengumuman serupa lagi disampaikan.

    Kamelia pun berencana untuk membayar tunggakan tersebut dengan menjual atau menggadaikan ponselnya.

    Namun, ketika MI mengadu bahwa ia dihukum duduk di lantai, Kamelia merasa tidak percaya hingga akhirnya melihat sendiri kondisi putranya di sekolah. (Tribun Medan/Kompas.com)

     

  • Apa Saja Bansos yang Akan Cair Bulan Februari 2025? Cek di Sini!

    Apa Saja Bansos yang Akan Cair Bulan Februari 2025? Cek di Sini!

    PIKIRAN RAKYAT – Bantuan Sosial (bansos) Februari 2025 kembali cair sebagai komitmen pemerintah membantu masyarakat prasejahtera.

    Melalui Kemensos (Kementerian Sosial) berbagai bansos ini diperkirakan akan cair untuk keluarga kurang mampu hingga bantuan dana pendidikan.

    Di tahun 2025 jadwal pencairan akan dilakukan secara bertahap setiap tiga bulan. Jadwal pencairan telah dikeluarkan pemerintah sesuai dengan sasaran penerima manfaat.

    Berikut ini daftar bansos yang diperkirakan akan cair pada bulan Februari 2025 beserta jenis, jumlah, dan golongan yang berhak menerima bansos.

    1. PIP (Program Indonesia Pintar)

    Program bansos PIP diberikan kepada siswa sekolah yang berasal dari keluarga kurang mampu untuk membiayai pendidikan.

    Dengan Adanya program ini diharapkan dapat meringankan beban ekonomi keluarga agar anak-anak dapat tetap mengenyam pendidikan yang layak.

    Bulan Februari 2025 PIP memasuki pencairan tahap I, dana bantuan ini akan diterima oleh siswa yang terdaftar KIP.

    Nominal yang diberikan besarannya berbeda-beda, berikut list nominal yang akan diterima siswa:

    A. Tingkat SD Sederajat

    · Rp450.000 per tahun untuk kelas I-V

    · Rp225.000 untuk kelas VI

    B. Tingkat SMP Sederajat

    · Rp750.000 per tahun untuk kelas VII dan VIII

    · Rp375.000 untuk kelas IX

    C. Tingkat SMA Sederajat

    · Rp1.800.000 per tahun untuk kelas X dan XI

    · Rp900.000 untuk kelas XII

    2. BPNT (Bantuan Pangan Non-Tunai)

    Bansos BPNT tahun 2025 diperkirakan akan cair sekitar bulan Februari. Bansos ini diberikan kepada keluarga pra sejahtera yang sudah terdaftar di DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial). Nominal yang diberikan sebesar Rp200.000 setiap bulannya.

    3. PKH (Program Keluarga Harapan)

    Bansos PKH diberikan KPM (Keluarga Penerima Manfaat) yang termasuk keluarga pra sejahtera yang merupakan bagian dari ibu hamil, anak usia dini, pelajar SD sampai SMA, penyandang disabilitas, dan lansia. Bansos ini merupakan program unggulan pemerintah yang tepat sasaran

    Bansos PKH cair setiap 3 bulan sekali tiap tahunnya cair empat kali meliputi bulan Januari, Februari, dan Maret tahun 2025.

    Bantuan yang diberikan berupa uang tunai dengan nominal yang berbeda-beda seperti dibawah ini:

    · SD sederajat : Rp225.000 per tahap atau Rp900.000 per tahun.

    · SMP sederajat: Rp375.000 per tahap atau Rp1.500.000 per tahun.

    · SMA sederajat: Rp500.000 per tahap atau Rp2.000.000 per tahun.

    · Balita (0-6 tahun): Rp750.000 per tahap atau Rp3.000.000 per tahun.

    · Ibu hamil sampai nifas: Rp750.000 per tahap atau Rp3.000.000 per tahun.

    · Penyandang disabilitas kondisi berat: Rp600.000 per tahap atau Rp2.400.000 per tahun.

    · Lansia berusia 70 tahun ke ata: Rp600.000 per tahap atau Rp2.400.000 per tahun.

    4. Bantuan beras 10 Kilogram

    Bansos beras 10 kg tahun 2025 diperkirakan akan cair bulan bulan Januari dan Februari. Program bansos 10 kg merupakan upaya pemerintah untuk membantu masyarakat yang kurang mampu dalam memenuhi kebutuhan pangannya.

    Dan juga program ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan nasional.

    Pada tahun 2025 program bansos 10 kg merupakan lanjutan dari tahun 2024. Khusus tahun 2025, jumlah penerimaan bansos ini akan menyasar ke 16 juta anggota KPM.

    Pastikan para KPM penerima bansos Februari 2025 melakukan caek bansos melalui web resmi Kemensos di cekbansos.kemensos.go.id atau di aplikasi Cek Bansos.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Hari Pers Nasional, Bey Sebut Kritik pada Pemerintah Itu Penting

    Hari Pers Nasional, Bey Sebut Kritik pada Pemerintah Itu Penting

    PIKIRAN RAKYAT – Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey T Machmudin menyampaikan apresiasi kepada seluruh insan pers yang telah berkontribusi dalam pembangunan di Jawa Barat. Apresiasi disampaikan bertepatan dengan Hari Pers Nasional (HPN) 2025 di Gedung Negara Pakuan, Kota Bandung, Minggu, 9 Februari 2025

    “Selamat Hari Pers Nasional. Terima kasih kepada insan media, baik cetak, online, maupun radio, yang telah mengedukasi masyarakat dan membangun pola pikir yang lebih kritis serta berintegritas,” ujar Bey dalam keterangan tertulisnya.

    Menurut Bey, pers memiliki peran krusial dalam mengedukasi masyarakat serta membangun sikap kritis dan berintegritas.

    “Tentunya semua ini tidak lepas dari peran pers,” kata Bey.

    Bey juga mengapresiasi peran media dalam mendiseminasikan informasi pembangunan. Pers tak hanya menyampaikan kabar baik, tetapi juga memiliki hak untuk memberikan kritik konstruktif terhadap pemerintah.

    “Kalau ada yang perlu dikritik, silakan. Kritik itu penting bagi kami di Pemerintah Provinsi Jawa Barat,” ucapnya.

    Bey berharap pers tetap mengedepankan pemberitaan yang berimbang, tidak hanya mengutamakan kecepatan tetapi juga kualitas.

    “Kami ingin pers terus mempertahankan berita yang berimbang, tidak hanya menyoroti satu sisi. Selain cepat, kualitasnya juga harus terjaga. Cepat, akurat, dan berimbang menjadi kunci utama pers di tengah perkembangan media sosial yang menuntut verifikasi lebih ketat,” jelasnya.

    Bey juga mendorong media konvensional untuk terus memberikan berita yang tidak hanya bersifat biasa dan umum, tetapi juga yang edukatif bagi masyarakat.

    “Jangan hanya menyajikan hardnews, tetapi juga berita yang memberikan edukasi. Misalnya, tips berkendara dengan baik, pentingnya membuang sampah pada tempatnya, dan sebagainya,” kata Bey.

    Indeks Kemerdekaan Pers (IKP) 2024 Jawa Barat berada dalam kategori ‘Cukup Bebas’ dengan nilai 73,41, yang menandakan jurnalis memiliki ruang bebas dalam menjalankan tugasnya.

    Kemudian, Indeks Keterbukaan Informasi Publik 2024 Jabar juga ada di angka 85,22 yang paling tinggi secara nasional, yang salah satu indikatornya adalah ketersediaan dan akses informasi.

    Semakin tinggi indeks KIP semakin mudah jurnalis mendapatkan informasi dan data akurat untuk disajikan kepada publik.

    HPN 2025 diperingati seluruh insan pers di Indonesia, mengambil tema ‘Pers Mengawal Ketahanan Pangan untuk Kemandirian Bangsa’. HPN diperingati 7- 9 Februari dengan puncak acara berpusat di Kalimantan Selatan.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • PIP 2025 Sudah Cair Bulan Ini? Cek Status dan Kriteria Penerima Bantuan

    PIP 2025 Sudah Cair Bulan Ini? Cek Status dan Kriteria Penerima Bantuan

    PIKIRAN RAKYAT – Program Indonesia Pintar (PIP) adalah inisiatif pemerintah untuk membantu siswa dari keluarga kurang mampu dalam hal biaya pendidikan. Setiap tahun, siswa penerima manfaat PIP selalu menantikan pencairan dana bantuan ini.

    Namun, apakah benar dana PIP Februari 2025 sudah cair? Jika memang sudah, bantuan ini akan disalurkan melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan pendidikan, seperti membeli buku, seragam, alat tulis, dan membiayai kebutuhan sekolah lainnya.

    Jadwal Pencairan Dana PIP Februari 2025

    Berdasarkan informasi resmi dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), pencairan dana PIP biasanya dilakukan dalam tiga tahap sepanjang tahun.

    Februari 2025 merupakan jadwal pencairan tahap pertama yang akan berlangsung hingga bulan April. Proses pencairan dana ini akan dilakukan secara bertahap, tergantung pada kebijakan masing-masing sekolah dan daerah.

    Namun hingga saat ini belum ada informasi terkait pencairan bansos PIP. Mengingat jadwal tahap 1 dimulai Februari, maka siswa tinggal menunggu saja dana yang akan dikirim ke rekening bulan ini.

    Cara Mengecek Status Penerima Bantuan PIP Februari 2025

    Untuk lebih memastikan dana sudah cair atau belum, siswa dapat mengecek status penerima bantuan PIP Februari 2025 secara mandiri melalui website resmi PIP Kemdikbud. Berikut adalah langkah-langkahnya:

    Akses website PIP Kemdikbud melalui tautan berikut: https://pip.kemdikbud.go.id Masukkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) pada kolom yang tersedia. Klik tombol ‘Cari’. Tunggu beberapa saat hingga sistem selesai melakukan pencarian status informasi.

    Sistem akan menampilkan data pencairan dana bantuan PIP dan jadwal lengkapnya.

    Kriteria Penerima Bantuan PIP Februari 2025

    Siswa dari keluarga kurang mampu harus memenuhi beberapa kriteria yang telah ditetapkan agar bisa mendapatkan bantuan PIP pada pencairan Februari 2025, antara lain:

    Peserta Didik Pemegang Kartu Indonesia Pintar (KIP) Terdaftar dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik) sekolah Berasal dari Keluarga Miskin/Rentan Miskin, termasuk di antaranya anak-anak dari keluarga penerima Program Keluarga Harapan (PKH) Keluarga pemegang Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) Terdata dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) atau yang sekarang berubah menjadi Data Tunggal Sosial Ekonomi (DTSE). Bagi keluarga yang belum terdata dalam DTKS, maka harus memiliki Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM). Anak yatim piatu/yatim/piatu dari panti asuhan, korban bencana alam, disabilitas, dan sebagainya. Pelajar yang tidak bersekolah (Drop Out)

    Pastikan untuk selalu mendapatkan informasi dari sumber yang valid agar tidak termakan oleh berita tidak benar terkait pencairan dana PIP.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Apakah Dana PIP Langsung Dikirimkan ke Siswa Usai Aktivasi Rekening? Catat Alur Pencairannya

    Apakah Dana PIP Langsung Dikirimkan ke Siswa Usai Aktivasi Rekening? Catat Alur Pencairannya

    PIKIRAN RAKYAT – PIP dijadwalkan untuk kembali cair pada tahun ini, di mana tahap 1 tercantum cair pada bulan Februari – Maret. Lantas, apakah bansos PIP akan dikirimkan ke siswa setelah aktivasi rekening?

    Siswa penerima PIP perlu memahami bahwa dana bantuan tidak langsung tersedia setelah aktivasi rekening. Saldo rekening akan tetap Rp 0 hingga Surat Keputusan (SK) pemberian PIP diterbitkan oleh pemerintah dan dana ditransfer.

    Jadwal Pencairan Dana PIP

    Pencairan dana PIP umumnya memakan waktu sekitar satu bulan setelah aktivasi rekening. Namun, perlu diingat bahwa jadwal pencairan ini bisa berbeda untuk setiap penerima, meskipun masih dalam bulan yang sama.

    Pemerintah telah mengatur jadwal pencairan PIP dalam Peraturan Sekretaris Jenderal Nomor 14 Tahun 2022. Pencairan dibagi menjadi tiga termin:

    Termin 1 (Februari-April): Ditujukan untuk siswa pemilik Kartu Indonesia Pintar (KIP) atau yang terdaftar di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

    Termin 2 (Mei-September): Diberikan kepada siswa yang diusulkan oleh Dinas Pendidikan dan pemangku kepentingan, berdasarkan SK Nominasi.

    Termin 3 (Oktober-Desember): Merupakan pencairan dana untuk penerima bantuan PIP yang masuk kategori termin 1 dan 2.

    Alur Pencairan Dana PIP

    Info SK Nominasi: Pemerintah akan mengumumkan SK nominasi penerima PIP melalui sekolah atau situs PIP Kemdikbud.

    Aktivasi Rekening: Siswa yang namanya tercantum dalam SK Nominasi wajib melakukan aktivasi rekening di bank yang ditunjuk (BRI untuk SD dan SMP, BNI untuk SMA dan SMK, dan BSI khusus Provinsi Aceh).

    Penerbitan SK Pemberian PIP: Setelah aktivasi, siswa perlu menunggu penerbitan SK Pemberian PIP dari Puslapdik. Informasi ini dapat dicek secara berkala di situs PIP atau SiPintar.

    Pencairan Dana PIP: Setelah SK Pemberian PIP terbit, siswa dapat mencairkan dana di bank penyalur dengan membawa buku tabungan dan tanda pengenal (jika melalui teller) atau kartu debit instan (jika melalui ATM).

    Jika sudah cair, dana PIP wajib digunakan untuk kebutuhan pendidikan siswa, seperti membeli seragam, buku, alat tulis, perlengkapan sekolah, uang saku, transportasi ke sekolah, biaya kursus/les tambahan, dan biaya praktik tambahan.

    Penerima PIP diharapkan bersabar menunggu pencairan dana dan selalu memantau informasi transfer di rekening. ***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Jadwal Pencairan PIP 2025 untuk Pemilik KIP, Ini Besaran Bantuan bagi Siswa SD, SMP dan SMA

    Jadwal Pencairan PIP 2025 untuk Pemilik KIP, Ini Besaran Bantuan bagi Siswa SD, SMP dan SMA

    PIKIRAN RAKYAT – Bulan Februari ini, anak SD, SMP dan SMA dijadwalkan akan mendapatkan bantuan Program Indonesia Pintar atau PIP 2025, berupa uang tunai untuk siswa dari keluarga miskin atau rentan miskin.

    Bantuan PIP 2025 ini bertujuan untuk membantu membiayai kebutuhan pendidikan siswa SD, SMP dan SMA, seperti perlengkapan sekolah, seragam, dan biaya lainnya.

    Jadwal Pencairan PIP 2025

    Pencairan dana PIP 2025 dilakukan secara bertahap, dengan rincian sebagai berikut:

    Termin 1 (Februari–April): Pencairan tahap awal bagi siswa yang sudah terdaftar dan memiliki Kartu Indonesia Pintar (KIP).

    Termin 2 (Mei–September): Dana diberikan kepada siswa yang diusulkan oleh Dinas Pendidikan dan lembaga terkait.

    Termin 3 (Oktober–Desember): Pencairan terakhir bagi siswa yang masuk dalam kategori penerima dari termin 1 dan 2.

    Perlu diingat bahwa setiap sekolah mungkin memiliki jadwal pencairan yang berbeda. Oleh karena itu, siswa dan orang tua disarankan untuk selalu memantau informasi terbaru dari pihak sekolah.

    Cara Mengecek Status Pencairan PIP 2025

    Untuk mengetahui status pencairan dana PIP 2025, kamu dapat mengikuti langkah-langkah berikut:

    Buka situs resmi PIP Kemdikbud di pip.kemdikbud.go.id di HP atau laptop. Masukkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) yang sesuai. Masukkan kode keamanan (captcha) yang ditampilkan. Klik tombol “Cek Penerima PIP”. Status pencairan akan ditampilkan pada bagian “Nominasi” dan “Pemberian”.

    Pastikan data yang dimasukkan sudah benar agar proses pengecekan dapat berjalan lancar.

    Besaran Dana PIP 2025

    Besaran dana PIP 2025 kemungkinan besar akan sama dengan tahun sebelumnya, dengan rincian sebagai berikut:

    – Siswa SD/SDLB/Paket A:

    Kelas I–V: Rp 450.000 per tahun

    Kelas VI: Rp 225.000

    – Siswa SMP/SMPLB/Paket B:

    Kelas VII dan VIII: Rp 750.000 per tahun

    Kelas IX: Rp 375.000

    – Siswa SMA/SMK/SMALB/Paket C:

    Kelas X dan XI: Rp 1,8 juta per tahun

    Kelas XII: Rp 900.000

    Dana PIP akan ditransfer langsung ke rekening siswa yang terdaftar. Pastikan rekening tersebut masih aktif agar tidak terjadi kendala dalam proses pencairan.

    PIP 2025 merupakan program yang sangat penting bagi siswa dari keluarga kurang mampu. Oleh karena itu, penting bagi siswa dan orang tua untuk selalu memantau informasi terbaru terkait jadwal pencairan dan status penerimaan dana PIP. ***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Tahap Pertama Segera Cair, Berapa Besaran Dana PIP 2025 yang Diterima Siswa?

    Tahap Pertama Segera Cair, Berapa Besaran Dana PIP 2025 yang Diterima Siswa?

    PIKIRAN RAKYAT – Dana bantuan pendidikan tahap pertama Program Indonesia Pintar atau PIP akan segera dicairkan pada tahun 2025 ini. Menurut jadwal, bantuan akan disalurkan pada bulan Februari – Maret.

    PIP merupakan program pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang bertujuan untuk membantu siswa dari keluarga kurang mampu agar tetap bisa mengakses pendidikan yang layak.

    Untuk tanggal resmi pencairan memang belum diumumkan oleh pemerintah, namun menurut informasi resmi dari Kemendikbudristek, dana PIP tahap pertama akan diberikan kepada siswa yang terverifikasi di Data Pokok Pendidikan (Dapodik) dan memenuhi syarat sebagai penerima. Dana bantuan ini akan langsung ditransfer ke rekening masing-masing siswa.

    Besaran Dana PIP yang Diterima

    Besaran dana bantuan PIP bervariasi tergantung jenjang pendidikan siswa:

    SD/MI: Rp450.000 per tahun (Rp225.000 untuk siswa baru dan kelas akhir) SMP/MTS: Rp750.000 per tahun (Rp375.000 untuk siswa baru dan kelas akhir) SMA/MA/SMK: Rp1.800.000 per tahun (Rp500.000 – Rp900.000 untuk siswa baru dan kelas akhir) Cara Mengecek Status Penerima PIP

    Untuk mengetahui apakah sobat PR termasuk dalam daftar penerima PIP tahap 1 tahun 2025, kamu dapat melakukan pengecekan melalui dua cara:

    Melalui Situs Resmi PIP:

    Akses situs resmi PIP Kemdikbud di https://pip.kemdikbud.go.id. Masukkan NIK dan NISN siswa pada kolom yang tersedia. Klik tombol ‘Cari’. Sistem akan menampilkan informasi status dan jadwal pencairan dana PIP.

    Melalui Sekolah:

    Siswa dapat menghubungi pihak sekolah untuk mengecek status penerimaan PIP.

    Cara Mencairkan Dana PIP

    Setelah dipastikan sebagai penerima PIP, dana bantuan dapat dicairkan dengan langkah-langkah berikut:

    Pastikan rekening tabungan aktif dan dana PIP telah masuk. Kunjungi ATM bank penyalur yang bekerja sama dengan pemerintah untuk pencairan dana PIP. Ikuti prosedur penarikan dana dari bank penyalur. Bawa dokumen yang diperlukan seperti Surat Keterangan Penerima PIP dari sekolah, Kartu Indonesia Pintar (KIP), buku tabungan rekening SimPel, fotokopi Kartu Keluarga (KK), dan fotokopi KTP orang tua/wali.

    Saat dana sudah disalurkan, siswa yang terdaftar dapat mengecek status mereka melalui situs resmi PIP, sekolah, atau bank penyalur. Bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban ekonomi keluarga dan memastikan kelangsungan pendidikan anak-anak Indonesia.

    Jangan lupa untuk selalu update informasi terbaru terkait pencairan PIP agar kamu tidak ketinggalan.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Sosok Letkol Rosita Dulu Kerja Bersihkan WC Kini Jadi Tentara AS, Gagal Tes Polwan karena Tingginya

    Sosok Letkol Rosita Dulu Kerja Bersihkan WC Kini Jadi Tentara AS, Gagal Tes Polwan karena Tingginya

    TRIBUNJATIM.COM – Inilah kisah wanita Indonesia jadi tentara di AS atau Amerika Serikat.

    Wanita itu bernama Letkol Rosita Aruan Orchid Baptiste asal Sumatera Utara.

    Perempuan berdarah Batak itu kini menjadi perwira menengah di Angkatan Darat Amerika Serikat. 

    Perjuangan Letkol Rosita pun tak mudah.

    Rosita saat ini bertugas sebagai mekanik di pasukan militer AS dan telah mengabdi selama lebih dari 11 tahun.

    Dalam perjalanan panjangnya, Rosita pernah ditempatkan di berbagai wilayah konflik, seperti Irak dan Kuwait, setelah menempuh pendidikan di Jerman.

    Akan tetapi, sebelum mencapai posisinya ini, jalan hidupnya penuh dengan tantangan dan kejutan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. 

    Rosita lahir dan besar di Indonesia, ia merupakan lulusan Fakultas Hukum USU dengan jurusan Perdagangan Internasional.

    Setelah menyelsaikan pendidikannya, Rosita diketahui sempat bekerja di beberapa perusahaan di Jakarta.

    Akan tetapi, hidupnya berubah drastis saat menikah dengan seorang warga negara Amerika Serikat yang juga seorang tentara.

    Demi mendampingi suaminya, Rosita pun pindah ke Negeri Paman Sam tersebut pada September 2000.

    Berada di negara baru dengan budaya yang berbeda, Rosita awalnya bercita-cita menjadi wartawan, mengingat ia pernah bekerja di Warta Ekonomi pada tahun 1997.

    “Kebetulan itu pekerjaan yang saya suka,” ujarnya dalam sebuah wawancara dengan VOA Indonesia, dikutip dari Kompas.com via TribunJabar.

    Akan tetapi, kurangnya pengalaman kerja di AS membuat impiannya itu sulit terwujud.

    Ia pun tidak menyerah dan mengambil pekerjaan sebagai kasir di restoran cepat saji Burger King.

    Dengan gaji 6 dollar 25 sen per jam, ia tak hanya melayani pelanggan, tetapi juga harus membersihkan meja dan bahkan toilet. 

    “Saya nangis, saya bilang sama ibu saya di Jakarta, enggak kebayang saya ke Amerika bersihkan WC,” kenangnya.

    Meski mendalami banyak tantangan, semangat Rosita tidak pernah padam.

    Kesempatan besar itu datang saat ia mengetahui peluang untuk bergabung dengan militer AS. Namun, jalannya tidak mudah.

    Saat ujian pertama, Rosita dinyatakan gagal.

    Bukannya putus asa, Rosita justru semakin gigih belajar selama 30 hari penuh sebelum mengikuti ujian ulang.

    Usahanya pun membuahkan hasil. Rosita dinyatakan lolos dan resmi bergabung dengan pasukan AS, meskipun tinggi badannya hanya 149 sentimeter.

    “Mereka itu tidak melihat tinggi badan,” katanya. 

    Berbeda dengan di Indonesia, militer AS lebih menilai kemampuan seseorang daripada fisik semata. 

    Setelah diterima, ia dihadapkan pada tiga pilihan pekerjaan: sopir, montir, atau koki. Tanpa ragu, Rosita memilih menjadi mekanik, profesi yang jarang dipilih oleh perempuan. 

    Keputusan itu membawanya ke berbagai pelatihan hingga ke Jerman dan menempatkannya dalam misi ke berbagai negara. 

    Sejak kecil, Rosita pun bercita-cita menjadi polisi wanita (Polwan), tetapi impiannya terhenti lantaran tinggi badannya tidak memenuhi syarat.

    “Ada jodoh ingin keinginan jadi Polwan, dari segi tinggi badan saya sudah distop,” tuturnya.

    Ia juga pernah bermimpi menjadi jaksa, namun sekali lagi, aturan tinggi badan menjadi hambatan. 

    Meskipun mimpinya di Indonesia tak terwujud, Rosita menemukan jalannya sendiri di militer AS. 

    Kini, sebagai Letnan Kolonel, ia telah memimpin ratusan pasukan dan menjalani berbagai misi penting.

    Selama bertugas, Rosita mengalami berbagai pengalaman mendebarkan, salah satunya saat ia nyaris tertembak di Irak.

    Saat sedang berada di dalam kelas untuk belajar, tiba-tiba terdengar rentetan tembakan di luar.

    Ketika hendak menunduk untuk memasang plugin laptop, sebuah peluru melesat melewati kepalanya.

    “Waktu itu blank,” ujarnya mengenang. Ia juga pernah ketiduran saat berjaga, dengan senjata masih dalam genggamannya. 

    Pengalaman-pengalaman ini semakin mengukuhkan mental dan ketangguhannya sebagai seorang prajurit. 

    Kini, Rosita telah ditarik dari tugas di medan konflik dan lebih fokus menjalani tugas administrasi serta mengurus keluarganya.

    Kisah Inspiratif Lainnya

    Sementara itu, sebelumnya juga viral sosok Junaedi, tukang tambal ban yang bisa kuliahkan anaknya.

    Pria berusia 54 tahun sudah lama jadi tukang tambal ban di depan salah satu mal di Surabaya, Jawa Timur.

    35 tahun jadi tukang tambal ban, Junaedi mengatakan bahwa kunci bahagianya adalah rajin shalat malam dan berpuasa Senin-Kamis.

    “Yang penting kita taat sama Gusti Allah, pasti diberi kebahagiaan,” kata Junaedi saat ditemui di lapaknya, Jumat (24/1/2025).

    Menurut Junaedi, ketenangan batin, kesehatan, dan keharmonisan keluarga merupakan definisi dari bahagia yang ia yakini.

    “Rezeki itu sudah ada yang mengatur. Kalau yang kaya aja belum tentu bahagia, jadi kita yang enggak kaya harus bahagia,” ucapnya sembari tertawa, melansir dari Kompas.com.

    Penghasilan Junaedi pun tak pasti.

    Jika beruntung dalam sehari dia bisa mendapatkan Rp50.000.

    Namun, lebih sering tidak ada pelanggan sama sekali, kata dia.

    “Istri saya juga bantu jualan nasi bungkus didekat sekolah disana. Jadi sedikit terbantu, yang penting kita sudah berusaha” sambungnya.

    Selain menjadi tukang tambal ban, dulu Junaedi pernah bekerja sebagai tukang becak.

    Tetapi karena pelanggan yang semakin sepi, akhirnya dia menjual becaknya.

    “Semuanya saya coba, yang penting bisa pulang bawa rezeki yang halal,” tutur Junaedi.

    Berkat kegigihan dalam bekerja dan doa tanpa henti, Junaedi kini mampu menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi.

    “Meskipun saya lulusan SD (Sekolah Dasar), tapi saya selalu ingin anak saya bisa kuliah,” kata dia.

    Putrinya, Rahmawati (21) kini sedang menempuh pendidikan untuk meraih gelar sarjana dari  jurusan Manajemen di Universitas Bhayangkara, Surabaya.

    Untuk biaya kuliah, Junaedi mengaku harus mengeluarkan uang sebesar Rp1,35 juta per semester. Biaya tersebut dia tanggung sendiri tanpa ada bantuan dari Pemerintah.

    “Anak saya sudah pernah coba buat daftar KIP (Kartu Indonesia Pintar), tapi juga enggak pernah lolos, enggak tahu kenapa,” kata dia.

    Berbagai program beasiswa juga sudah dicoba, tapi selalu gagal.

    Biar pun begitu, Junaedi selalu tegas melarang anaknya untuk kuliah sambil bekerja.

    “Memang tugasnya saya sebagai orangtua untuk mencari nafkah. Sudah, kamu cukup fokus sekolah,” ucap dia sambil lagi-lagi tersenyum.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com