Produk: kendaraan listrik

  • Smelter Merah Putih Resmi Beroperasi! Era Baru Nikel Hijau Indonesia Dimulai

    Smelter Merah Putih Resmi Beroperasi! Era Baru Nikel Hijau Indonesia Dimulai

    Jakarta: Ada kabar membanggakan dari Sulawesi Tenggara! Pada 27 April 2025, tepat di Hari Ulang Tahun ke-61 Provinsi Sultra, PT Ceria Nugraha Indotama (Ceria Group) mencatatkan sejarah baru. Smelter Merah Putih milik Ceria di Wolo, Kabupaten Kolaka, akhirnya menyalakan obor industri nikel hijau Indonesia.
     
    Tepat pukul 13.38 WITA dua hari lalu, smelter ini untuk pertama kalinya memproduksi ferronickel. Bukan sekadar logam biasa, tapi simbol kuat komitmen menuju industri berbasis prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).
     
    “Alhamdulillah atas izin Allah, di momentum istimewa ini, Smelter Merah Putih berhasil memproduksi ferronickel perdana. Ini bukan hanya kebanggaan PT Ceria, tapi juga untuk Indonesia,” ungkap CEO Ceria Group, Derian Sakmiwata dalam keterangan tertulis, Selasa, 29 April 2025.
    Apa itu ferronickel dan mengapa penting?
    Ferronickel (FeNi) adalah bahan baku utama untuk pembuatan stainless steel dan komponen kendaraan listrik (EV). 

    Dengan semakin pesatnya tren kendaraan listrik global, permintaan ferronickel terus melonjak. Namun Ceria tak hanya mengejar kuantitas, tetapi juga kualitas dan keberlanjutan.
     
    “Melalui inovasi teknologi, PT Ceria memastikan bahwa ferronickel yang dihasilkan bukan hanya berkualitas tinggi, tetapi juga membawa misi keberlanjutan,” tambah Derian.
     
    Produksi ferronickel perdana ini baru awal dari rencana besar Ceria. Mereka siap melanjutkan pembangunan RKEF Line 2, Line 3, dan Line 4, menargetkan total kapasitas produksi 252.800 ton ferronickel per tahun. 
     
    Tak hanya itu, proyek Nickel Matte Converter, Nickel Sulphate Plant, dan HPAL Plant untuk menghasilkan Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) juga tengah disiapkan untuk memperkuat rantai pasok baterai kendaraan listrik dunia.
     

    Smelter berteknologi ramah lingkungan
    General Manager RKEF Operation Readiness PT Ceria, Roimon Barus, menjelaskan bahwa Smelter Merah Putih menggunakan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) berkapasitas 72 MVA. 
     
    Dengan teknologi ini, smelter mampu memproduksi 63.200 ton ferronickel atau sekitar 13.900 ton logam nikel per tahun.
     
    Tidak hanya itu, smelter ini menggunakan Rectangular Electric Furnace, sebuah desain tanur persegi panjang yang lebih efisien menjaga panas dan menekan emisi gas buang secara signifikan.
     
    “Semua proses produksi didukung energi hijau dari PLN UID Sulselrabar bersertifikat Renewable Energy Certificate (REC), menjadikan Smelter Merah Putih sebagai salah satu fasilitas industri nikel dengan jejak karbon terendah di Indonesia,” jelas Roimon.
    Membangun ekosistem hijau
    PT Ceria menegaskan komitmennya membangun masa depan berkelanjutan. Produk ferronickel dari Smelter Merah Putih dikembangkan menjadi green nickel product, yang diproses dengan standar ketat mulai dari energi bersih, emisi terkendali, manajemen limbah 3R (reduce-reuse-recycle), hingga monitoring lingkungan secara real-time.
     
    “Green nickel bukan lagi konsep masa depan. Bersama PT Ceria, green nickel kini menjadi kenyataan hari ini. Produk ini akan menjadi bahan baku utama mendukung pertumbuhan industri kendaraan listrik global dan energi baru terbarukan,” tegas Roimon.
     
    Lebih jauh, Roimon menambahkan bahwa PT Ceria membangun industri dengan mengusung nilai-nilai ESG secara utuh.
     
    “Di era industri baru ini, hanya perusahaan yang mampu mengintegrasikan ESG dalam DNA bisnisnya yang akan bertahan dan menjadi pemimpin. PT Ceria telah menegaskan dirinya di barisan terdepan,” ucap Roimon.
     
    Dengan penyalaan perdana Smelter Merah Putih, PT Ceria tak hanya memperkuat posisi Indonesia dalam industri nikel global, tapi juga mengukuhkan komitmen membawa Indonesia masuk lebih cepat ke era energi bersih dunia.
     
    “Dari Kolaka, semangat keberlanjutan Indonesia bergema ke seluruh dunia,” tandas Derian Sakmiwata penuh optimisme.
     
    Era baru industri nikel hijau telah resmi dimulai. Dan dari Kolaka, Indonesia bersiap menjadi pemain kunci di panggung energi dunia.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Moeldoko Desak Pemerintah Umumkan Nasib Subsidi Motor Listrik

    Moeldoko Desak Pemerintah Umumkan Nasib Subsidi Motor Listrik

    Jakarta

    Persatuan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) mendesak pemerintah agar melanjutkan ‘subsidi’ motor listrik yang telah berakhir sejak Desember 2024. Sebab, jika tidak, permintaan kendaraan tersebut akan mengalami penurunan.

    Ketua Umum Periklindo, Moeldoko mengatakan, konsumen menunda pembelian motor listrik di Indonesia. Sebab, mereka masih menunggu-nunggu kebijakan fiskal terbit. Situasi seperti ini yang menurutnya tak baik untuk industri.

    “(Peminat) motor listrik semakin tinggi. Tapi begitu subsidi itu masih menjadi tanda tanya, maka sekarang para pembeli berhenti menunggu kebijakan pemerintah. Di situlah penting kebijakan fiskal untuk bisa menggerakkan market,” ujar Moeldoko di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (29/4).

    Ketua Umum Periklindo Moeldoko Foto: Septian Farhan Nurhuda/detikcom

    Moeldoko meminta, kebijakan fiskal seperti subsidi segera diumumkan. Lebih lagi, kata dia, tahun ini sudah masuk bulan kelima. Itu tandanya, sudah hampir setengah tahun pembelian motor listrik tanpa ‘potongan harga’.

    “Kebijakan fiskal memberikan stimulasi atas keinginan masyarakat untuk membeli mobil listrik itu sendiri. Ada semangat. Kalau nggak ada insentif, nggak ada semangat. Dunia usaha juga kurang semangatnya. Tapi begitu ada insentif fiskal, maka semuanya akan bergerak,” tuturnya.

    “Yang kedua, perlunya kebijakan technical regulation. Para pemilik otoritas harus betul-betul memikirkan bagaimana technical regulation itu disusun dalam sebuah kebijakan yang simpel, yang mudah. Jangan memberatkan,” kata dia menambahkan.

    Diberitakan detikOto sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sudah memberikan sinyal, ‘subsidi’ motor listrik di Indonesia akan dilanjutkan tahun ini.

    Namun, skemanya berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Maka, ‘subsidi’ tersebut bukan lagi diskon Rp 7 juta/unit, melainkan diganti PPN DTP. Sebagai catatan, per tanggal 1 Januari 2025 harga motor listrik baru dikenai tarif PPN 12 persen.

    (sfn/rgr)

  • LG Cabut, Rosan Pastikan Investasi dari Korsel Masih Meningkat

    LG Cabut, Rosan Pastikan Investasi dari Korsel Masih Meningkat

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Investasi dan Hilirisasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan P Roeslani menegaskan, bahwa minat investasi Korea Selatan (Korsel) di Indonesia masih sangat besar.

    Tercatat, sampai pada kuartal I-2025 ini, realisasi investasi dari Korsel tembus hingga US$ 683,29 juta. Korsel masuk ke dalam 7 negara teratas, investasi tertinggi di Indonesia.

    Hal ini sekaligus menegaskan, bahwa Korsel masih berminat investasi di Indonesia di tengah cabutnya perusahaan asal Korsel LG Energy Solution dalam proyek baterai kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV).

    “Pertumbuhan untuk Korsel meningkat sangat baik, memang kemarin ada berita LG tidak melanjutkan investasi di Indonesia, tapi tidak semua program mereka berehenti, dari empat yang ada, sudah berjalan,” terang Rosan dalam Konfrensi Pers, Selasa (29/4/2025).

    Dalam waktu dekat, Rosan akan mengunjungi lokasi investasi LG yang ada di Indonesia. Kelak, investasi dari LG akan ditingkatkan nilainya menjadi US$ 1,7 miliar dari yang sudah terealisasi US$ 1,1 miliar.

    “Yang tidak jadi itu tidak semua, tapi ada 1 yang jadi JV mengenai baterai yang ekspansinya segera. Saya akan ke pabrik yang akan dibangun,” ungkap Rosan.

    (pgr/pgr)

  • Pameran Khusus Kendaraan Listrik PEVS 2025 Resmi Dibuka!

    Pameran Khusus Kendaraan Listrik PEVS 2025 Resmi Dibuka!

    Jakarta

    Pameran khusus kendaraan listrik Periklindo Electric Vehicle Show atau PEVS 2025 resmi dibuka. Pameran tersebut akan berlangsung di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, selama enam hari hingga 4 Mei.

    Daswar Marpaung selaku Presiden Direktur Dyandra Promosindo (promotor PEVS 2025) mengatakan, pasar kendaraan listrik terus berkembang di dunia, termasuk Indonesia. Itulah mengapa, pihaknya untuk kali keempat menggelar PEVS di Indonesia.

    “Tahun ini, PEVS 2025 diramaikan 143 merek yang membawa teknologi dan inovasi kendaraan listrik dari berbagai belahan dunia,” ujar Daswar saat pembukaan PEVS 2025, Selasa (29/4).

    Sementara Ketua Umum Periklindo, Moeldoko menjelaskan, PEVS 2025 lebih semarak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sebab, kali ini, pameran tak hanya diramaikan mobil penumpang listrik, melainkan juga motor dan truk listrik.

    “PEVS 2025 ini punya tiga tujuan utama, yakni ajang promosi, transaksi dan edukasi,” kata Moeldoko.

    Pemeran PEVS 2025 diramaikan sejumlah merek kendaraan listrik ternama, seperti Wuling, DFSK, Seres, BYD, Denza, Morris Garage (MG), Kalista, MINI dan MAB. Selain itu, ada merek-merek khusus seperti Sinski, Sulida, Zhongxing, Huaihai, Dubbs, Sunra dan masih banyak lagi.

    Selain pameran, ada beberapa program yang dipastikan hadir di PEVS 2025, yakni EV Test Drive, EV Test Ride, Pushbike, Electric Board and Scooter Ride, EV Riding, Buyers EVening Gathering, EV PARADE and Catwalk, Miss PEVS, EV Track Zone, hingga EV Morning Run.

    Panitia juga kembali menggandeng Asiabike Jakarta (ABJ) untuk sama-sama mendukung transisi ke kendaraan listrik dengan menyatukan jaringan industri global, regional, dan lokal.

    Kolaborasi PEVS dengan Asiabike Jakarta, yang diselenggarakan oleh PERIKLINDO, Dyandra Promosindo, Messe Frankfurt (HK) Ltd, Jiangsu Bicycle Co Ltd, Jiangsu International Trade Promotion Center, dan China Chamber of Commerce for Import and Export of Machinery and Electronic Products.

    Panitia mematok harga tiket masuk sebesar Rp 100 ribu untuk premium day khusus hari ini, Selasa (29/4). Kemudian untuk weekdays dan weekend mulai tanggal 30 April sampai 4 Mei 2025, harga tiket yang dipatok sebesar Rp 50 ribu.

    (sfn/sfn)

  • Kalah Bersaing, Nissan Bakal Tutup Satu Lagi Pabriknya di China

    Kalah Bersaing, Nissan Bakal Tutup Satu Lagi Pabriknya di China

    JAKARTA – Kabar kurang mengenakkan datang dari Nissan, yang dilaporkan akan mengakhiri operasional salah satu pabriknya di China.

    Dilaporkan Reuters, Senin, 28 April, pabrikan otomotif dari Jepang ini akan menghentikan operasional pabrik di Wuhan, China paling lambat pada tanggal 31 Mei 2026 mendatang.

    Menurut dua sumber yang mengetahui hal ini, langkah tersebut harus diambil oleh mereka setelah tingkat operasi di pabrik yang memproduksi model seperti Ariya dan X-Trail, turun di tengah persaingan ketat dengan produsen mobil dari China lainnya.

    Salah satu sumber anonim mengatakan produksi tahunan dari fasilitas yang disewa oleh Dongfeng Motor ini, baru mencapai sekitar 10.000 unit sejak operasi dimulai pada 2022 lalu.

    Tentu ini menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi Nissan, yang diperkirakan mencapai 700 miliar hingga 750 miliar yen (Rp82 triliun hingga Rp87,9 triliun) karena biaya penurunan nilai untuk tahun keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Maret.

    Pabrik tersebut diklaim memiliki kapasitas produksi hingga 300.000 kendaraan. Pastinya ini bukan kabar yang baik bagi merek mengingat mereka ingin memperluas model EV di pasar negeri tirai bambu.

    Sebelumnya, Nissan juga mengumumkan penutupan pabrik di Changzhou, China karena masih kalah bersaing dengan pabrikan lokal dan berusaha mengoptimalkan operasionalnya pada tahun lalu.

    Pabrik tersebut dioperasikan bersama dengan mitra lokal Nissan Dongfeng Motor dalam memproduksi model Qashqai dengan kapasitas tahunan sekitar 130.000 unit per tahun.

    Pabrikan ini telah mengoperasikan delapan pabrik di China melalui usaha patungan dengan Dongfeng, namun mereka telah kehilangan pasar di negara tersebut karena merek lokal yang bergerak cepat dalam mengembangkan kendaraan listrik terjangkau.

    Dari total total kapasitas produksi Nissan sebesar 1,6 juta kendaraan di dunia, pabrik Changzhou menyumbang sebanyak 8 persen dari keseluruhan.

  • Ban Khusus Mobil Listrik Harus Punya Teknologi Ini

    Ban Khusus Mobil Listrik Harus Punya Teknologi Ini

    Jakarta

    Punya mobil listrik, disarankan untuk tidak sembarangan memilih ban ya. Jika salah pilih, siap-siap banyak yang akan dipertaruhkan, mulai dari kurang nyaman saat dikendarai, bahkan tingkat keamanan saat berkendara bisa menjadi pertaruhannya.

    Soalnya ban mobil listrik harus memiliki teknologi sendiri yang bisa menunjang berbagai kelebihan. Soal ban mobil listrik, Bridgestone punya solusinya lewat Turanza 6.

    Berbeda dengan ban mobil konvensional, ban khusus mobil listrik ala Bridgestone ini diklaim memiliki teknologi berbeda yang disebut ENLITEN Technology. Sebuah pendekatan inovatif dalam pengembangan ban yang menggabungkan berbagai teknologi canggih untuk menghadirkan dampak lingkungan yang lebih rendah, tanpa mengorbankan performa maupun aspek keselamatan.

    Teknologi ENLITEN dikatakan fleksibel untuk digunakan pada berbagai jenis kendaraan, baik kendaraan listrik, hybrid, maupun kendaraan berbahan bakar konvensional, dan dirancang untuk menyesuaikan dengan kebutuhan spesifik setiap pengendara.

    Dengan karakteristik inovatifnya, teknologi ENLITEN diklaim menjawab kebutuhan spesifik kendaraan listrik melalui fitur-fitur seperti hambatan gulir yang rendah (Low Rolling Resistance Coefficient) untuk meningkatkan efisiensi energi, tingkat kesenyapan yang tinggi demi kenyamanan berkendara, serta daya cengkeram dan ketahanan optimal yang disesuaikan dengan karakteristik EV yang cenderung lebih berat dan memiliki torsi instan.

    Bridgestone Turanza 6 Foto: (M Luthfi Andika/detikOto)

    Bridgestone Turanza 6 merupakan ban premium comfort touring yang telah dirancang khusus untuk performa maksimal. Serta menawarkan kombinasi ideal antara kenyamanan, efisiensi, dan daya tahan, menjadikannya solusi ban yang EV Ready dan relevan bagi konsumen Indonesia yang menggunakan kendaraan listrik.

    “Teknologi ENLITEN merupakan wujud nyata inovasi kami untuk menjawab tuntutan pasar yang terus berkembang. Bridgestone berkomitmen untuk mendukung transisi menuju mobilitas yang lebih berkelanjutan dengan menghadirkan ban yang lebih hemat energi dan tetap nyaman digunakan pada kendaraan listrik yang terus tumbuh di pasar otomotif domestik. Dengan hadirnya solusi ban EV Ready seperti Turanza 6 ENLITEN, kami ingin memberikan kontribusi nyata dalam menciptakan masa depan mobilitas yang lebih ramah lingkungan,” ungkap Presiden Direktur Bridgestone Indonesia, Mukiat Sutikno dalam siaran pers yang diterima detikOto.

    Dalam komitmennya terhadap keselamatan dan kualitas, setiap ban Bridgestone telah melalui serangkaian uji ketat yang melampaui standar nasional (SNI) serta standar dari Japan Automobile Tyre Manufacturers Association (JATMA), yang juga menjadi acuan global Bridgestone.

    “Melalui berbagai pengujian ketahanan dan durabilitas seperti high speed test, endurance test, dan bead unseating test, Bridgestone Indonesia terus menjunjung tinggi misinya untuk melayani masyarakat dengan mutu tertinggi,” pungkas Mukiat.

    (lth/dry)

  • Calon Mobil Baru Wuling di Indonesia, MPV Listrik Pintu Geser?

    Calon Mobil Baru Wuling di Indonesia, MPV Listrik Pintu Geser?

    Jakarta

    Wuling kembali menebar teaser mobil baru untuk Indonesia. Teaser mobil baru itu makin jelas, kemungkinan sebuah MPV listrik dengan pintu geser.

    Beberapa kali Wuling Indonesia mengunggah foto teaser dari mobil baru yang bakal meluncur di Indonesia dalam waktu dekat ini. Dalam teaser terbaru, Wuling menampilkan bagian samping dari mobil tersebut.

    Teaser tersebut semakin jelas menggambarkan bahwa mobil itu adalah MPV dengan pintu geser. Kemungkinan akan menjadi mobil listrik keempat Wuling di Indonesia setelah Air EV, BinguoEV dan Cloud EV.

    Dalam unggahan di media sosial tersebut, Wuling mengungkapkan akan meluncurkan mobil itu dalam beberapa hari ke depan. Kalau berdasarkan hitungan mundur, tanggal peluncurannya berbarengan dengan pameran kendaraan listrik Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2025 pada 29 April 2025. Jika benar meluncur di PEVS, berarti mobil yang disiapkan Wuling itu adalah mobil listrik murni bertenaga baterai.

    Beberapa teaser yang telah diunggah Wuling di media sosialnya mengungkapkan beberapa bagian dari mobil itu. Pertama dari lampu depannya, itu mirip dengan mobil komersial Wuling Yangguang yang sudah dijual di China.

    Di teaser kedua, Wuling juga menampilkan lampu belakang yang juga mirip dengan lampu belakang Wuling Yangguang. Begitu juga di teaser ketiga yang berupa bagian samping mobil tersebut, identik dengan Wuling Yangguang. Terbaru desain pintu geser yang makin mengarahkan ke Wuling Yongguang.

    Wuling Yongguang di China dijual sebagai mobil komersial dengan tenaga listrik. Mobil itu ditawarkan dalam beberapa pilihan, ada yang jadi mobil kargo, ada juga yang dijadikan mobil penumpang.

    Wuling Yangguang di China menggunakan baterai lithium berkapasitas 31,9 kWh sampai 41,9 kWh. Jarak tempuhnya mencapai 300 km dengan kecepatan maksimal 90-100 km/jam.

    Sekali cas sampai penuh, Wuling Yangguang membutuhkan waktu 6-7,5 jam dari 20% sampai 100% menggunakan charging AC. Sedangkan dengan DC fast charging, 30% sampai 80% cuma butuh waktu 30 menit.

    Untuk tipe kargo, Wuling Yangguang hanya menyediakan dua kursi untuk pengemudi dan satu penumpang. Sedangkan untuk tipe mobil penumpang, mobil listrik ini menggunakan konfigurasi 6 kursi.

    (rgr/dry)

  • Soal Premanisme Ganggu Investasi BYD di Subang, Wamenperin: Mereka Sudah Bisa Atasi – Halaman all

    Soal Premanisme Ganggu Investasi BYD di Subang, Wamenperin: Mereka Sudah Bisa Atasi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza menegaskan bahwa persoalan perusahaan otomotif asal China, BYD, dengan organisasi masyarakat (ormas) yang mengganggu mereka telah selesai.

    Pembangunan pabrik BYD di Subang, Jawa Barat, dilaporkan mendapatkan gangguan dari ormas. Faisol mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan BYD mengenai hal ini.

    “Kami sudah komunikasi dan BYD menyatakan bahwa mereka bisa atasi,” kata Faisol ketika ditemui di kantor Kemenperin, Jakarta Selatan, Senin (28/4/2025).

    Menurut dia, gangguan semacam ini merupakan hal yang lumrah terjadi. Dia berharap kejadian serupa tidak terulang kembali.

    Sebelumnya, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Eddy Soeparno menyatakan prihatin atas pratik premanisme organisasi masyarakat (ormas) yang mengganggu aktivitas investasi di kawasan industri.

    Dia meminta pemerintah bertindak tegas agar tidak menjadi preseden buruk bagi investor asing di Indonesia.

    “Sempat ada permasalahan terkait premanisme, ormas yang mengganggu pembangunan sarana produksi BYD. Pemerintah perlu tegas untuk kemudian menangani permasalahan ini,” kata Eddy di akun instagramnya yang diunggah Minggu (20/4/2025).

    “Jangan sampai investor yang datang ke Indonesia tidak mendapat jaminan keamanan. Jaminan keamanan adalah hal yang paling mendasar,” lanjut Eddy.

    Investasi pabrik perakitan mobil BYD di Subang, Jawa Barat, diproyeksikan menyerap 18 ribu tenaga kerja dan mulai berproduksi di 2026.

    Aksi premanisme oleh ormas juga terjadi pada perusahaan otomotif Vietnam, Vinfast, seperti diungkap Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) Moeldoko.

    Moeldoko mengatakan dia pernah mendapat laporan bahwa pembangunan pabrik Vinfast di Subang, Jawa Barat, diganggu oleh ormas.

    Pabrik mobil listrik Vinfast ini memiliki nilai investasi 200 juta dolar AS atau setara Rp 3,2 triliun dan akan memproduksi 50 ribu kendaraan per tahun.

    VinFast menjadwalkan pabrik ini mulai beroperasi pada Kuartal 4 tahun 2025 dan akan memproduksi model e-SUV versi kemudi kanan, di antaranya seri VF 3, VF 5, VF 6 dan VF 7 untuk pasar Indonesia.

    Melalui pabrik ini, VinFast juga ingin berkontribusi dalam target pengurangan emisi pemerintah dan berkontribusi pada target 600 ribu produksi kendaraan listrik Indonesia pada 2030.

    Ini Kata Gubernur Jawa Barat

    Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memastikan pembangunan pabrik mobil listrik BYD di Kabupaten Subang berjalan kondusif dan tidak lagi diganggu oleh ormas.

    Dedi mengatakan kabar mengenai gangguan dari ormas merupakan informasi lama yang sudah tidak relevan dengan kondisi terkini.

    “Enggak, itu berita lama. Cek saja sekarang, sekarang sudah sangat aman. Itu cerita lama, cerita yang disampaikan itu adalah cerita lama,” kata Dedi saat ditemui di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu (23/4/2025), dikutip dari Kompas.com.

    Menurut Dedi, permasalahan yang saat ini dihadapi dalam pembangunan pabrik BYD bukan terkait aksi premanisme, melainkan seputar pembebasan lahan.

    “Problem di Subang itu bukan di premanisme. Problem di Subang itu adalah di percaloan tanah, bukan di premanismenya,” ujarnya.

    Ia menjelaskan, harga tanah yang ditawarkan oleh pemilik lahan kepada pihak perusahaan tidak wajar dan terbilang sangat tinggi.

    “Katanya sih saya nggak tahu denger langsung ya, ada yang nawarin Rp 20 juta per meter, ada Rp 10 juta per meter, ada Rp 5 juta per meter dan itu akan segera saya fasilitasi,” tutur Dedi.

    Demi mempercepat proses pembebasan lahan, Dedi mengatakan pihaknya akan mempertemukan perwakilan perusahaan dengan pemilik tanah untuk melakukan negosiasi harga.

    “Saya akan pertemukan antara pihak mini yang melakukan pembebasan tanah atas nama perusahaan dan kemudian warganya, mungkin minggu depan sudah kelar,” katanya. 

  • Sepi Peminat, Motor Listrik Cuma Jadi ‘Pajangan’ Dealer

    Sepi Peminat, Motor Listrik Cuma Jadi ‘Pajangan’ Dealer

    Jakarta

    Pemerintah Indonesia secara aktif mendukung penggunaan kendaraan listrik melalui berbagai kebijakan, termasuk di antaranya pemberian insentif atau subsidi pembelian motor listrik. Namun hingga saat ini kebijakan pemberian subsidi tersebut tak kunjung terbit.

    Untuk diketahui, sebelumnya masyarakat bisa menerima subsidi hingga Rp 7 juta saat membeli motor listrik berupa potongan harga. Caranya, cukup datang ke dealer dengan membawa KTP. Tercatat total unit kendaraan yang diterima masyarakat bisa mencapai 60.857 berkat program ini pada 2024, naik dari 2023 yang mencapai 11.532.

    Namun dengan tidak adanya pemberian subsidi yang cukup besar itu membuat masyarakat jadi enggan membeli motor listrik?

    Berdasarkan pengamatan detikcom, Senin (28/4/2025), di beberapa dealer motor listrik menunjukkan penjualan unit yang mengalami penurunan. Unit-unit motor listrik tersebut seolah hanya menjadi pajangan di toko.

    Salah seorang penjaga dealer motor dan sepeda listrik di Jatinegara, Jakarta Timur, mengatakan saat ini jumlah pembelian motor listrik mengalami penurunan. Meski ia sendiri tidak bisa memastikan seberapa besar penurunan yang terjadi.

    Sebab selama ini, pembelian motor listrik di dealer tersebut dilakukan secara indent alias menggunakan proses pemesanan unit kendaraan di mana pembeli membayar tanda jadi dan menunggu unit tersebut siap diantarkan.

    Alih-alih pembelian motor listrik, menurutnya yang saat ini masih cukup banyak diburu masyarakat adalah unit sepeda listrik. Sebab jenis kendaraan satu ini masih cukup terjangkau dan dapat digunakan oleh lebih banyak orang.

    “Kebanyakan yang ke sini lebih pilih sepeda listrik sih pak, soalnya kan dia lebih murah dan bisa dipakai semua umur, kalau motor kan harus punya SIM,” terangnya saat ditemui detikcom.

    “Kalau untuk motor kita memang inden dari dulu. Kalau untuk indennya sampai kapan dan juga untuk harganya belum ada info. Baru perkiraan, perkiraannya Rp 16 jutaan kalau nggak di Rp 17 jutaan. Kalau untuk motor listrik belum ada diskon dari subsidi, soalnya barangnya juga inden,” terangnya lagi.

    Sementara itu, kondisi berbeda terjadi di dealer motor listrik lain yang tak jauh dari sana. Sebuah dealer lainnya mengatakan, penjualan di sana naik, tapi sebagian besar sepeda listrik, bukan motor listrik. Perbandingannya cukup jauh.

    “Masih lebih banyak sepeda listrik, karena lebih terjangkau harganya. Tapi kalau motor, masih tergantung kebutuhannya saja lah,” jelas penjaga dealer itu lagi.

    Berbeda dengan dealer sebelumnya, penjaga itu mengatakan di gerainya bekerja masih menjual unit motor listrik yang sudah mendapat subsidi, sehingga harga beli jadi lebih murah. Namun di dealer tersebut pembelian hanya bisa dilakukan tunai atau langsung lunas.

    “Kalau kita di sini cuma bisa cash sih, nggak bisa cicil atau kredit, soalnya kita nggak ada kerja sama. (Berarti ini unit dibeli dealer kemarin terus sekarang dijual lagi?) iya gitu,” paparnya.

    Pemerintah Jamin Motor Listrik Dapat Subsidi Lagi

    Dalam catatan detikcom, sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bicara kemungkinan subsidi Rp 7 juta untuk setiap pembelian unit kendaraan motor listrik diperpanjang di 2025.

    Ia mengatakan subsidi ini diberikan guna mendukung percepatan adopsi kendaraan listrik di Indonesia. Meski ada kebijakan efisiensi anggaran, Airlangga menyebut program subsidi itu sudah mendapatkan persetujuan sehingga tidak akan terganggu.

    “Subsidi (motor listrik) harusnya masih tetap,” kata Airlangga kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Jumat (7/2/2025).

    “Mungkin (untuk diperpanjang) karena sudah setuju semua. Jadi program tidak terganggu,” ujarnya.

    Kebijakan itu disebut bakal segera diterapkan saat Peraturan Menteri Keuangan (PMK) terkait diterbitkan. “Ya segera (diterapkan). Begitu PMK keluar, ya (kebijakannya) jalan,” ujarnya lagi.

    (igo/fdl)

  • Prabowo Undang Pengusaha Korsel Usai Heboh LG Mundur dari Proyek Baterai

    Prabowo Undang Pengusaha Korsel Usai Heboh LG Mundur dari Proyek Baterai

    Jakarta

    Presiden Prabowo Subianto hari ini menerima rombongan pengusaha Korea Selatan yang tergabung dalam Federasi Industri Korea Selatan (The Federation of Korean Industries/FKI). Beberapa pengusaha dari perusahaan besar tampak hadir dalam pertemuan ini seperti dari Lotte Group

    Pertemuan dilakukan di Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (28/4/2025). Beberapa perwakilan perusahaan yang hadir mulai dari Lotte Group, LG Group, Samsung, hingga Hyundai. Prabowo sempat menyapa para bos-bos perusahaan asal Korea yang rombongannya dipimpin langsung oleh Vice Chairman FKI Kim Chang-beom.

    Pertemuan ini sendiri dihelat untuk mempererat hubungan ekonomi. Selain itu pertemuan tersebut bakal memperluas serta meningkatkan peluang kerja sama investasi antara Indonesia dan Korea Selatan di berbagai sektor strategis.

    Di sisi lain, pertemuan yang ini juga dihelat usai gonjang-ganjing investasi LG di Indonesia. LG dikabarkan mundur dari proyek baterai kendaraan listrik senilai US$ 9,8 miliar atau sekitar Rp 164 triliun (kurs Rp 16.800/US$) di Indonesia.

    Konsorsium yang meliputi LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp dan mitra lainnya akan bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dan BUMN dalam proyek baterai.

    Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani sebelumnya mengatakan LG bukan hengkang, melainkan didepak dari proyek baterai kendaraan listrik.

    Pemerintah meminta agar LG keluar dari proyek tersebut. Rosan menjelaskan hal itu dilakukan usai Kementerian ESDM yang dipimpin Bahlil Lahadalia memberikan surat resmi untuk LG soal permintaan keluar dari proyek ekosistem baterai listrik Rp 164 triliun. Surat itu, kata Rosan, dikirimkan Bahlil secara langsung ke LG pada tanggal 31 Januari 2025.

    Alasannya, pemerintah menilai LG terlalu lama dalam proses negosiasi proyek daripada merealisasikan investasinya tersebut. Bila dihitung sejak kesepakatan awal proyek ini yang sudah dilakukan sejak 2020, sudah lima tahun sendiri LG tak kunjung merealisasikan investasinya.

    “Selama ini dikatakan dari sana memutus, sebetulnya lebih tepatnya dari kami yang memutus. Itu berdasarkan surat resmi tertanggal 31 Januari 2025, diterbitkan oleh Kementerian ESDM. Kenapa? Karena memang negosiasi ini berjalan terlalu lama, kita ingin semua berjalan dengan baik dan cepat,” beber Rosan di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (23/4).

    “Karena negosiasi sudah berlangsung 5 tahun, nggak mungkin kan proyek itu berjalan lama gitu kan, maka dikeluarkan sama pak bahlil dikirimkan Pak Bahlil ke LG Chem dan LG Energy Solution,” katanya melanjutkan.

    Sementara itu, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto juga sempat disinggung soal pertemuan ini apakah akan membahas soal mundurnya LG. Namun, membahas semua potensi investasi dari berbagai perusahaan yang lain.

    “Pertemuan sama Korea. Kita tidak bicara hanya LG di sini, kita bicara Lotte, Hyundai, dan yang lain,” kata Airlangga ketika tiba di Istana Kepresidenan untuk mendampingi Prabowo.

    (acd/acd)