Produk: kendaraan listrik

  • Polytron Baru Bikin Pabrik Mobil Listrik Kalau Jual Segini Banyak

    Polytron Baru Bikin Pabrik Mobil Listrik Kalau Jual Segini Banyak

    Jakarta

    Polytron masin ‘numpang’ di pabrik produksi mobil milik PT Handal Indonesia Motor. Kapan punya pabrik sendiri?

    Direktur Komersial Polytron Tekno Wibowo menyebut perlu skala ekonomi untuk bisa sampai membuat pabrik sendiri.

    “Waktunya? ya harapannya, semakin banyak yang beli semakin banyak kita bangun pabriknya,” kata Tekno di Jakarta, Selasa (3/5/2025).

    “Kita mungkin harus menjual minimal 5 ribu, baru kita bisa membangun pabrik,” tambah dia.

    Polytron G3 dan G3+ sudah memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sampai 40 persen.

    Mobil itu menggendong baterai Lithium Ferro Phospate (LFP) berkapasitas 51,916 kWh. Baterai dipasok dari Gotion yang sudah memiliki fasilitas perakitan di Indonesia.

    Kedua mobil ini merupakan produk kerja sama dengan perusahaan asal China Skyworth. Tekno mengatakan sudah mengeluarkan investasi di pabrik HIM untuk merakit Polytron G3 dan G3+.

    “Sebetulnya yang perlu diperhatikan meskipun kita masih pakai pihak ketiga untuk melakukan perakitan. Polytron sudah melakukan banyak investasi untuk alat-alat instrumennya,” tambah dia.

    Perlu diketahui Polytron sudah menargetkan penjualan 1.000 unit mobil listrik hingga akhir tahun 2025.

    Mobil listrik Polytron juga belum genap satu bulan di Indonesia, tepatnya diluncurkan pertama kali pada Selasa (6/5) lalu.

    “Ya sudah puluhan unit untuk ke konsumen, ya. Kalau yang untuk korporasi sudah ada juga, lumayan lah mereka belum coba tetapi sudah berani beli,” kata Tekno.

    Sebagai langkah awal, Polytron EV Gallery & Service ini menjadi langkah awal dari pengembangan jaringan distribusi kendaraan listrik Polytron secara nasional. Di tahap pertama, Polytron menargetkan pembangunan total 8 showroom yang akan tersebar di berbagai kota besar.

    (riar/rgr)

  • Kapal Angkut 3.000 Mobil dari China Terbakar, Asap Muncul dari Dek Mobil Listrik

    Kapal Angkut 3.000 Mobil dari China Terbakar, Asap Muncul dari Dek Mobil Listrik

    Jakarta

    Kapal kargo yang mengangkut 3.000 mobil dari China kebakaran di Samudera Pasifik. Asap muncul pertama diduga dari dek yang memuat mobil listrik.

    Sebuah kapal kargo pengangkut mobil yang tengah berlayar dari China terbakar di lepas pantai Alaska. Kapal kargo bernama Morning Midas itu tengah mengangkut 3.000 mobil, 800 di antaranya merupakan mobil listrik, demikian dikabarkan perusahaan pengelola kapal, Zodiac Maritime.

    Menurut Zodiac yang berkantor pusat di London, 22 awak kapal berhasil dievakuasi dengan selamat setelah gagal memadamkan api, demikian dilansir CNEVPost mengutip pemberitaan Reuters.

    Kapal berbendera Liberia ini berangkat dari pelabuhan Yantai di China pada 26 Mei dalam perjalanan menuju Lazaro Cardenas, Meksiko. Zodiac menjelaskan, asap awalnya terlihat mengepul dari sebuah dek yang dipenuhi oleh mobil listrik. Belum diketahui dengan pasti ada merek mobil apa saja yang diangkut di dalam kapal kargo tersebut.

    Permintaan baterai lithium-ion, termasuk yang digunakan pada mobil listrik menimbulkan risiko baru bagi industri perkapalan global, mengingat nilai kendaraan pada kapal pengangkut mobil sangat besar. Lebih lagi, kebakaran yang disebabkan oleh kendaraan listrik biasanya sulit untuk dipadamkan. Bahkan disebut-sebut membutuhkan 8.000 galon air hanya untuk mendinginkan baterai lithium-ion, demikian tertulis dalam laporan yang dirilis raksasa asuransi Allianz.

    Dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan berkembang pesatnya industri mobil listrik di China, beberapa produsen mobil domestik telah membangun armada pengangkut mobil mereka sendiri.

    Salah satu contohnya, SAIC motor memiliki armada pengangkut mobil terbesar di antara produsen China dengan armada Anji Logistics yang sudah memiliki puluhan kapal. BYD juga tengah meningkatkan kapasitas transportasi maritimnya. Saat ini produsen yang bermarkas di Shenzhen itu sudah punya tujuh kapal pengangkut mobil.

    (dry/rgr)

  • Indonesia Bakal Punya Megaproyek Ekosistem Baterai Kendaraan Listrik – Page 3

    Indonesia Bakal Punya Megaproyek Ekosistem Baterai Kendaraan Listrik – Page 3

    Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengabarkan akan adanya peresmian ekosistem baterai kendaraan listrik (EV) terintegrasi di Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara, pada pekan ketiga Juni 2025.

    “Bahwa Juni itu peresmian, groundbreaking ya, memulai pabrik dibangun. Untuk ekosistem yang terintegrasi di satu tempat, mungkin minggu ketiga Juni di Maluku Utara, Kabupaten Halmahera Timur,” ujar Bahlil saat ditemui di Jakarta International Convention Center, Jakarta, Selasa (3/6/2025).

    Namun, Bahlil belum menginformasikan secara detail terkait proyek bersangkutan. “Sudahlah, nanti ada waktunya. Kalian lebih tahu dari Menteri kalian ini,” ungkapnya.

    Belum lama ini, Bahlil sempat kasih bocoran terkait masuknya Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) ke proyek ekosistem baterai kendaraan listrik. Danantara disebut akan terlibat dalam proyek tersebut bersama dengan konsorsium perusahaan asal China, Contemporary Amperex Co Limited (CATL) hingga Huayou.

    Dia menjelaskan, salah satu proyek dalam ekosistem ini melibatkan konsorsium yang dipegang CATL, di sektor hulu dengan 51 persen sahamnya digenggam PT Aneka Tambang Tbk (Antam). CATL menanamkan investasi hingga USD 6 miliar.

    “Nah, untuk di (perusahaan patungan/joint venture) JV 2, JV 3, JV 4 yang meliputi nikel, prekursor, smelter, katoda, baterai sel, itu BUMN itu sahamnya itu kurang lebih sekitar 30 persen,” ucapnya pada Mei 2025 silam.

     

  • Awas Kaget Lihat Harga Satu Ban Mobil Listrik Xpeng X9

    Awas Kaget Lihat Harga Satu Ban Mobil Listrik Xpeng X9

    Jakarta

    Mobil listrik premium Xpeng X9 dibekali banyak komponen-komponen premium yang berharga mahal. Contohnya seperti ban yang menggunakan spesifikasi khusus buatan Michelin yang harganya tembus Rp 8,5 juta per unitnya.

    Jika diperhatikan, Xpeng X9 ini menggunakan ban Michelin tipe e-Primacy ukuran 235/50 R20. Mengutip situs resmi Michelin, ban ini memang dirancang untuk mobil listrik, hybrid, atau kendaraan berkonsumsi bahan bakar rendah.

    Ban mobil listrik Xpeng X9 Foto: Dok. Xpeng Indonesia

    Ban ini memiliki beberapa manfaat, seperti bisa menambah jarak tempuh kendaraan listrik dengan fitur rolling resistance yang rendah. Juga diklaim memiliki keamanan dan umur pakai yang lama.

    VP Marketing Xpeng Indonesia Hari Arifianto mengatakan, harga satu unit ban Xpeng X9 ini bisa mencapai Rp 8,5 juta. Melihat harganya yang lumayan, Xpeng Indonesia pun memberikan penawaran menarik, berupa garansi ban selama satu tahun, khusus untuk pembeli X9 gelombang pertama.

    “Kita memberikan tire insurance selama satu tahun (untuk pembeli di masa pre-ordering period. Karena apa? Karena bannya kan mahal, kita pakai ban performa tinggi dari Michelin yang satu unitnya bisa sampai Rp 8,5 jutaan,” kata Hari kepada wartawan di PIK 2, Tangerang, Banten, Selasa (3/6/2025).

    Sekadar informasi, masa pre-ordering period ini berlaku dari 30 Mei sampai 18 Juni 2025. Konsumen bisa meminang X9 dengan tanda jadi Rp 20 juta. Nantinya, Xpeng X9 akan dipasarkan dalam tiga varian, yakni Standard Range, Long Range Pro, dan Long Range Pro+.

    “Dalam pre-ordering period kita memberikan price indikasi (kepada konsumen) ya. Untuk model X9 itu mulainya dari 990 (juta) sampai di angka 1,090 (miliar) gitu,” tukas Hari.

    Ban mobil listrik Xpeng X9 Foto: Dok. Xpeng Indonesia

    (lua/din)

  • Wamenlu Arief Havas Bicara Mineral Kritis Incaran Dunia, Ini Katanya

    Wamenlu Arief Havas Bicara Mineral Kritis Incaran Dunia, Ini Katanya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Arif Havas Oegroseno mengatakan, permintaan mineral kritis di dunia saat ini meningkat secara eksponensial sebagai bagian dari teknologi energi bersih dunia. Karena itu, mineral kritis menjadi sangat penting sebagai bahan baku dalam energi bersih dunia.

    “Mineral kritis global yang kita lihat hari ini sekarang menjadi aspek yang sangat penting dalam permintaan energi bersih. Seperti nikel, kobalt, zinc, aluminium, tembaga, dan lain-lain,” Arif Havas dalam keynote speech-nya di acara Indonesia Critical Mineral Conference & Expo 2025 di Jakarta, pada Selasa (3/6/2025).

    Salah satu industri yang membutuhkan mineral kritis yang disebutkan oleh Arif Havas adalah kendaraan listrik.

    Sebagai informasi, penjualan mobil listrik pada 2024 mencapai 17 juta unit secara global dan diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan semakin murahnya harga kendaraan. Mengutip laporan Badan Energi Internasional (EIA), pangsa pasar mobil listrik di dunia diprediksi akan tembus 40% pada tahun 2030. 

    Bahkan, dalam jangka pendek, penjualan mobil listrik bisa mencapai 20 juta unit pada 2025. Atau setara seperempat dari total mobil yang dijual di dunia. Kebutuhan mobil listrik nantinya diperkirakan merata di berbagai benua, Asia, Amerika, hingga Eropa. 

    “Saya menjadi Ambassador ke Jerman selama 7 tahun. Saya tahu betapa pentingnya di Eropa, permintaan energi bersih di Jerman dan juga di Eropa,” ucapnya.

    Arief Havas menjelaskan betapa pentingnya mineral kritis saat ini bukan hanya untuk perkembangan energi terbarukan, tapi juga kesejahteraan. Peran Indonesia di industri mineral kritis tidak hanya sebagai produsen saja tapi sebagai jembatan bagi dunia.

    “Aktivisme Indonesia dalam membuat kooperasi global dan menjadikan jembatan global antara pemain-pemain yang berbeda dalam hal-hal yang sangat penting dalam hidup kita,” katanya.

    Lebih lanjut Arief juga mengatakan, Indonesia mendapatkan nilai tambah yang begitu fantastis dari hilirisasi mineral kritis.

    “Hanya selama 4 tahun, nilai kami akan mencapai 20 juta dolar,” katanya.

    Keunggulan Indonesia adalah memiliki beragam mineral kritis, Sehingga nilai yang didapatkan Indonesia dari hilirisasi mineral kritis akan lebih besar lagi. Arief mengatakan pemberdayaan sumber daya mineral kritis Indonesia juga dibarengi dengan penerapan ESG.

    “Saya pikir ESG adalah elemen yang sangat penting untuk proses dan ekstraksi mineral kritikal kita,” ungkapnya.

    (dce)

  • Indonesia Tegaskan Potensi Strategis Mineral Kritis di Forum Global

    Indonesia Tegaskan Potensi Strategis Mineral Kritis di Forum Global

    Jakarta, Beritasatu.com – Indonesia kembali menegaskan posisinya sebagai salah satu pusat gravitasi industri mineral kritis dunia dalam ajang Indonesia Critical Mineral Conference & Expo 2025 yang resmi dibuka hari ini, Selasa (3/6/2025), di Pullman Hotel Jakarta.

    Acara bertaraf internasional ini diselenggarakan oleh Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) bekerja sama dengan Shanghai Metals Market (SMM), menghadirkan lebih dari 1.700 delegasi dari 48 negara dan menyoroti peluang, tantangan, serta masa depan komoditas strategis, seperti nikel, kobalt, tembaga, dan aluminium.

    Pembukaan konferensi dilakukan secara resmi oleh Sekretaris Umum APNI, Meidy Katrin Lengkey, yang menekankan pentingnya kolaborasi antarpemangku kepentingan industri mineral dalam menjawab dinamika geopolitik, transisi energi, dan kebijakan domestik terkait hilirisasi.

    “Konferensi ini menjadi titik temu yang strategis bagi seluruh pelaku industri mineral, baik dari sisi bisnis maupun regulator. Mulai hari ini, kita akan membangun koneksi, bertukar wawasan, dan mendiskusikan arah kebijakan industri mineral global dari Indonesia,” ujar Meidy.

    Antusiasme tinggi dari komunitas global disampaikan langsung oleh Presiden Direktur SMM Adam Fan, yang mengaku bangga atas rekor partisipasi delegasi tahun ini.

    Dalam pidatonya, ia menyebut Indonesia kini tidak hanya menjadi produsen nikel terbesar di dunia, tetapi juga menjadi pusat perhatian dalam pengembangan teknologi hijau berbasis mineral kritis.

    “Tidak ada masa depan energi terbarukan dan kendaraan listrik tanpa mineral seperti nikel, kobalt, dan tembaga. Industri ini dibangun oleh jejaring kerja keras para pelaku usaha dari hulu ke hilir. Indonesia berada di posisi yang sangat strategis untuk memimpin,” tutur Adam.

    Lebih lanjut, Ketua Umum APNI Komjen Pol (Purn) Drs Nanan Soekarna menekankan pentingnya sinergi lintas komoditas. Ia menyatakan bahwa konferensi ini tidak hanya menjadi panggung bagi nikel, tetapi juga memperluas cakupan ke mineral strategis lainnya seperti kobalt, tembaga, dan aluminium.

    “Seluruh mineral ini adalah bahan masa depan yang menopang revolusi industri 4.0 dan transisi energi. Ini bukan hanya peluang bisnis, tetapi juga momentum bagi Indonesia untuk menegaskan kedaulatan industri strategis nasional,” tegas Nanan.

    Pemerintah, melalui Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Perindustrian, turut memberikan dukungan terhadap konferensi ini. Nilai strategis mineral kritis semakin relevan dalam konteks keberlanjutan rantai pasok global dan tekanan terhadap standar ESG (environmental, social, governance).

    Pemerintah mendorong penguatan industri nasional melalui program hilirisasi dan peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk industri pertambangan dan manufaktur berbasis mineral.

    Kementerian Perindustrian mencatat, nilai impor komoditas, seperti tembaga, aluminium, dan produk intermediate lainnya masih tinggi, sementara di sisi lain, Indonesia memiliki cadangan mineral yang melimpah dan belum sepenuhnya dimanfaatkan secara optimal.

    Langkah hilirisasi yang sudah dimulai pada komoditas nikel dinilai dapat direplikasi untuk mineral lainnya, guna menciptakan nilai tambah maksimal bagi perekonomian nasional.

    Konferensi yang berlangsung hingga 6 Juni 2025 ini menjadi ruang strategis bagi pelaku industri, investor, dan pembuat kebijakan untuk memperkuat kerja sama internasional, merumuskan standar industri, dan mendorong inovasi teknologi.

    Topik utama yang akan dibahas antara lain prospek pasar global untuk nikel dan kobalt, tantangan hilirisasi mineral, strategi pembiayaan proyek tambang, serta kebijakan nasional untuk menarik investasi industri hulu-hilir mineral.

    Sebanyak 28 duta besar dari negara-negara mitra turut hadir dalam pembukaan konferensi ini, menunjukkan tingginya perhatian internasional terhadap strategi industrialisasi Indonesia di sektor mineral.

    Di tengah ketidakpastian global, mulai dari ketegangan geopolitik hingga krisis energi, Indonesia dipandang memiliki peran kunci dalam memastikan keberlangsungan rantai pasok mineral kritis dunia.

    Dengan infrastruktur sumber daya alam yang kuat dan dukungan regulasi yang makin progresif, Indonesia dinilai memiliki peluang besar untuk membangun industri mineral yang tidak hanya berorientasi ekspor bahan mentah, tetapi juga menghasilkan produk bernilai tambah tinggi seperti baterai kendaraan listrik, logam olahan, hingga perangkat teknologi tinggi.

    Indonesia Critical Mineral Conference & Expo 2025 diharapkan menjadi momentum penting untuk mempercepat integrasi ekosistem industri mineral Indonesia dalam tatanan ekonomi global yang lebih berkelanjutan, berdaulat, dan berdaya saing tinggi.

  • Kata Bahlil Banyak LSM Serang Proyek Hilirisasi Nikel-Timah RI

    Kata Bahlil Banyak LSM Serang Proyek Hilirisasi Nikel-Timah RI

    Jakarta

    Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menuding Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) asing menyerang Indonesia. Salah satunya menargetkan program hilirisasi.

    Bahlil menyebutkan program hilirisasi Indonesia membutuhkan investasi besar mencapai US$ 618 miliar hingga 2040. Adapun saat ini terdapat 18 proyek hilirisasi di Indonesia, di antaranya hilirisasi nikel, bauksit, perkebunan, dan perikanan.

    “Ini yang sedang ditakuti oleh beberapa negara lain. Makanya sekarang banyak LSM yang serang-serang Indonesia menyangkut hilirisasi, serang menyangkut nikel, serang menyangkut bauksit, serang menyangkut timah, karena mereka tau ini,” kata Bahlil dalam acara The 2nd Human Capital Summit 2025 di Jakarta, Selasa (3/6/2025).

    Bahlil menegaskan hilirisasi terus dilakukan meskipun banyak pihak yang tidak menyukai. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan menciptakan nilai tambah bagi perekonomian Indonesia.

    “Perintah bapak Presiden prabowo kepada kami, dan saya sebagai Menteri ESDM sejengkal pun saya tidak akan mundur dari tekanan asing untuk melanjutkan apa yang menjadi hilirisasi. Nggak ada. Negara ini sudah merdeka dan kemerdekaan itu kita rebut bukan pemberian,” katanya.

    “Dan tidak ada alasan negara lain mengatur negara kita, karena kita juga tidak pernah mengatur negara lain. Dan hilirisasi adalah sesuatu final untuk tetap kit jalan sekalian banyak tantangan,” tambahnya.

    Untuk diketahui, pemerintah memangkas jumlah proyek hilirisasi dari 21 menjadi 18. Bahlil mengatakan pemangkasan jumlah proses tidak mengurangi nilai investasi. Menurut Bahlil nilai investasi yang akan digelontorkan untuk 18 proyek hilirisasi tersebut masih sama dengan 21 proyek yang mencapai US$ 45 miliar atau sekitar Rp 730,2 triliun (kurs Rp 16.230/US$).

    “Total investasinya kurang lebih sekitar hampir US$ 45 miliar yang akan langsung kita jalankan,” terangnya.

    Bahlil menyebutkan beberapa proyek hilirisasi tersebut antara lain hilirisasi nikel, bauksit, refenery storage, perikanan, pertanian, perkebunan, sektor kehutanan serta proyek gasifikasi batu bara atau dymethil ether (DME) .

    “Ditambah lagi ada satu, kita sedang mengembangkan ekosistem baterai mobil milik Indonesia,” katanya.

    Bahlil menambahkan proyek hilirisasi untuk ekosistem baterai mobil akan segera dilakukan ground breaking pada bulan Juni 2025. Proyek ini adalah pembangunan ekosistem baterai kendaraan listrik, yang dikerjakan oleh CATL (Contemporary Amperex Technology Co. Limited) bekerja sama dengan BUMN.

    “Juni itu kita akan ground breaking untuk ekosistem baterai mobil CATL yeng kerja sama dengan BUMN, setelah itu akan masuk tahap berikutnya lagi,” terang Bahlil.

    (hns/hns)

  • Bus Listrik PO Sumber Alam Layani Rute Bekasi-Yogyakarta, Ngecasnya di Mana?

    Bus Listrik PO Sumber Alam Layani Rute Bekasi-Yogyakarta, Ngecasnya di Mana?

    Jakarta

    PO Sumber Alam resmi menyediakan layanan bus listrik untuk rute Bekasi-Yogyakarta. Bus listrik ini punya jarak tempuh mencapai 404 km. Sementara jarak yang harus ditempuh dari Bekasi ke Yogyakarta sekitar 550 km. Artinya, bus ini harus dicas ulang di tengah perjalanan. Di manakah lokasi pengecasan bus listrik ini?

    Sebagai info, PO Sumber Alam mengoperasikan bus listrik sejak 26 Mei 2025 dari arah Yogyakarta dan tanggal 27 Mei dari arah Bekasi. Bus itu disediakan oleh PT Kalista, menggunakan produk buatan China, Higer Coach 12M tipe Big Bus.

    Dijelaskan owner PO Sumber Alam, Anthony Steven Hambali, bus ini akan dicas ulang satu kali selama satu perjalanan. “Kalau dari arah timur (Yogyakarta), ngecasnya di Ajibarang (Banyumas). Kalau dari arah barat, ngecasnya di RM Taman Selera, Cikamurang (Indramayu),” ungkap Anthony melalui pesan singkat kepada detikOto.

    Bus listrik PO Sumber Alam Foto: Dok. PO Sumber Alam

    Menurut Anthony, proses pengecasan bus listrik ini dilakukan sembari penumpang beristirahat makan malam. “Waktunya berkisar 45 menit sampai 1 jam,” tambahnya lagi.

    Bagi yang berminat, siapkan uang Rp 170 ribu untuk naik bus ramah lingkungan ini. Tiket bus ini bisa didapat di Aplikasi Sumber Alam Ekspres, website sumberalam.co.id, agen resmi & OTA.

    Sedikit mengulas detail bus ini, dari sisi eksterior mengombinasikan warna putih, hitam, biru, dan hijau. Di bagian kaca depan terdapat tulisan 100% electric vehicle, serta pada bagian bodi samping juga terdapat gambar colokan kabel yang menandakan bahwa ini kendaraan listrik.

    Logo Kalista juga tersemat di area bodi samping. Bagi yang belum tahu, Kalista adalah perusahaan fleets-as-a-service (FaaS) yang merupakan salah satu anak perusahaan Indika Energy Group. Kalista menyediakan solusi end-to-end dengan ekosistem EV yang komprehensif buat mempermudah transisi bisnis menuju EV.

    Adapun unit bus listrik yang digunakan PO Sumber Alam merupakan buatan Higer. Mengenai dimensi, bus ini mempunyai panjang 11.965 mm, lebar 2.500 mm, kemudian tingginya 3.490 mm. Bus ini bisa menempuh jarak hingga 404 km, kecepatan tertinggi 90 km/jam, dan kapasitas kabinnya bisa mengangkut 41 penumpang.

    Bus ini memiliki Gross Vehicle Weight (GVW) 16.000 kg, Curb Weight (CW) 12.900 kg. Secara performa, bus yang menggunakan sasis monokok ini memiliki tenaga puncak 245 kW dan torsi badak 3.239 mm.

    Sementara baterainya menggunakan besutan CATL kapasitas 303 kWh dengan tipe pengecasan menggunakan colokan CCS2. Soal layanan purnajual, bus ini punya garansi baterai 8 tahun, garansi motor listrik 5 tahun, dan garansi bodi 1 tahun.

    (lua/din)

  • Puluhan Dealer Tutup, Kekayaan Pendiri BYD Wang Chuanfu Jadi Sorotan

    Puluhan Dealer Tutup, Kekayaan Pendiri BYD Wang Chuanfu Jadi Sorotan

    Jakarta, Beritasatu.com – Perusahaan mobil listrik BYD milik Wang Chuanfu tengah menghadapi tantangan besar di pasar domestik Tiongkok. Salah satu jaringan dealer terbesarnya, Qiancheng Holdings, yang berbasis di provinsi Shandong, baru-baru ini menghentikan operasionalnya.

    Penutupan tersebut berdampak pada lebih dari 20 gerai di berbagai kota, termasuk Jinan dan Weifang, serta meninggalkan 1.000 pelanggan tanpa layanan purna jual.

    Qiancheng menyalahkan perubahan kebijakan dealer BYD yang menyebabkan tekanan arus kas, sementara BYD menyebut ekspansi agresif Qiancheng tanpa manajemen keuangan yang memadai sebagai penyebab utama.

    Ironisnya, di tengah krisis tersebut, nama sang pendiri sekaligus CEO BYD Wang Chuanfu, justru kembali mencuri perhatian publik. Hal ini bukan karena langkah penyelamatan perusahaan, melainkan karena besarnya harta kekayaannya.

    Disitat dari Forbes, pria kelahiran Anhui ini kini tercatat memiliki kekayaan bersih mencapai US$ 26,2 miliar atau setara Rp 426,6 triliun per Juni 2025. Jumlah kekayaan ini menjadikannya salah satu orang terkaya di Tiongkok dan pemain utama dalam industri kendaraan listrik global.

    Kekayaan Wang Chuanfu sebagian besar berasal dari kepemilikan saham di BYD, perusahaan kendaraan listrik terkemuka yang telah mengungguli Tesla dalam penjualan global pada 2023. Kisah inspiratif Wang, dari anak yatim di Anhui hingga miliarder global, mencerminkan ketekunan dan visi inovatif dalam industri otomotif.

    Perjalanan Hidup Wang Chuanfu dan Kesuksesan BYD

    Lahir pada 1966 di Anhui, Tiongkok, Wang Chuanfu kehilangan kedua orang tuanya di usia muda dan dibesarkan oleh saudara-saudaranya. Dengan latar belakang pendidikan di bidang kimia dan teknologi baterai, dia mendirikan BYD pada 1995. Awalnya fokus pada produksi baterai ponsel, BYD kemudian beralih menjadi raksasa kendaraan listrik di bawah kepemimpinan Wang.

    Di bawah visi Wang Chuanfu, BYD berhasil mengalahkan Tesla sebagai produsen kendaraan listrik terbesar di dunia pada 2023. Perusahaan ini kini beroperasi di lebih dari 60 negara, dengan rencana ekspansi pabrik di Meksiko dan Hungaria. Meski begitu, BYD menghadapi tantangan seperti hambatan regulasi dan isu tenaga kerja di Brasil.

    Wang Chuanfu dikenal sebagai pemimpin detail dan inovatif, terutama dalam teknologi baterai. Pendekatan integrasi vertikalnya memungkinkan BYD mengendalikan rantai produksi dari baterai hingga kendaraan, menjaga daya saing di pasar global. Strategi ini menjadi kunci kesuksesan BYD dalam menghadapi perubahan pasar yang dinamis.

    Meskipun memiliki harta kekayaan yang luar biasa, Wang Chuanfu tetap menjalani kehidupan sederhana.

    Kisah Wang Chuanfu dan BYD menunjukkan bagaimana ketekunan dan inovasi dapat menciptakan perubahan besar. Dengan harta kekayaan yang terus bertumbuh dan pengaruh global yang semakin kuat, Wang tetap menjadi sosok inspiratif yang membuktikan kesuksesan sejati lahir dari visi dan kerja keras.

  • Pembelian Mobil Listrik Rp 931 Juta per Unit Malah Bikin Bengkak APBN

    Pembelian Mobil Listrik Rp 931 Juta per Unit Malah Bikin Bengkak APBN

    Jakarta, Beritasatu.com– Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyebut mobil listrik membuat anggaran membengkak. Mobil listrik yang sejatinya menjadi kendaraan dinas pejabat, nyatanya malah membuat pengeluaran negara menjadi over bujet.

    Anggaran kendaraan dinas pejabat memang masuk dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 32 Tahun 2025 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2026. Besaran SBM yang menjadi angka maksimal untuk pembelian kendaraan dinas pejabat eselon I sebesar Rp 931,64 juta per unit.

    Angka tersebut naik Rp 52,73 juta dibandingkan ketetapan yang berlaku tahun ini, yaitu Rp 878,91 juta untuk setiap mobil pejabat eselon I. Kemenkeu berdalih kenaikan tersebut karena mempertimbangkan kondisi riil alias harga rata-rata di pasar.

    “Kenaikan itu karena kita mempertimbangkan pengadaan mobil listrik ya, dengan spek yang telah ditentukan,” kata Direktur Sistem Penganggaran Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) Lisbon Sirait di Kemenkeu, Jakarta Pusat, Senin (2/6/2025).

    “Ada peluang untuk menggunakan kendaraan listrik, yang rata-rata dengan spek yang sama memang lebih mahal.  Sekali lagi, kenaikan itu bukan karena kita tidak mempertimbangkan efisiensi,” tambah dia.

    Lisbon menegaskan, pemerintah akan tetap mengedepankan prinsip efisiensi yang diperintahkan Presiden Prabowo Subianto. Ia mencontohkan langkah ini akan ditempuh dengan mengoptimalkan kendaraan lama.