Produk: kendaraan listrik

  • Ramai Polemik Tambang Nikel Raja Ampat, DPR: Menteri ESDM Punya Tugas Berat – Page 3

    Ramai Polemik Tambang Nikel Raja Ampat, DPR: Menteri ESDM Punya Tugas Berat – Page 3

    Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pemasok Energi Mineral dan Batubara (ASPEBINDO) Anggawira bersuara terkait aktivitas tambang di Raja Ampat. Menurut dia, semua pihak yang terlibat dalam industri tambang untuk tidak anti kritik. Dia mengamini, kritik yang membangun haruslah diterima.

    “Kita butuh tambang yang legal, berkelanjutan, inklusif, dan modern. Pemerintah harus menegakan hukum terhadap pelanggar, tegas tanpa pandang bulu. Indonesia mampu menjadi contoh dunia dalam tata kelola tambang berkelanjutan,” kata Anggawira dalam keterangan tertulisnya, Minggu (8/6/2025).

    Menurut dia, hal yang perlu dicatat saat ini adalah Indonesia masih membutuhkan industri pertambangan. Bukan hanya sebagai penyumbang devisa, tapi sebagai pilar penting menuju transisi energi dan kemandirian ekonomi nasional.

    “Kita tidak sedang membicarakan tambang sebagai aktivitas ekonomi konvensional. Kita sedang membicarakan tambang sebagai penopang rantai pasok baterai, kendaraan listrik, energi bersih, dan digitalisasi global. Tanpa nikel dan tembaga dari Indonesia, dunia akan menghadapi kekurangan pasokan untuk teknologi masa depan,” jelas Anggawira. 

     

  • Awas, Masalah Tambang Nikel Raja Ampat Jangan Ganggu Hilirisasi – Page 3

    Awas, Masalah Tambang Nikel Raja Ampat Jangan Ganggu Hilirisasi – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Anggota Komisi XII DPR RI, Christiany Eugenia Paruntu, meminta semua pihak untuk menyikapi isu tambang nikel di Raja Ampat secara objektif dan tidak terburu-buru dalam menarik kesimpulan. Ia menilai keputusan penghentian sementara yang dilakukan Kementerian ESDM merupakan langkah kehati-hatian yang perlu didukung dengan proses verifikasi yang menyeluruh.

    Menurut Christiany, maraknya opini dan tekanan publik pasca munculnya dugaan kerusakan lingkungan di Pulau Gag harus dijaga agar tidak berkembang menjadi narasi yang merugikan agenda hilirisasi nasional. Ia mengingatkan bahwa proses verifikasi oleh pemerintah perlu diberi ruang, agar kebijakan yang diambil tetap adil, akurat, dan tidak terjebak dalam tekanan opini.

    “Isu Raja Ampat ini sensitif, tapi jangan kita bawa ke arah yang politis atau emosional. Pemerintah sudah bergerak, mari kita beri ruang untuk proses verifikasi yang adil dan transparan,” ujar Christiany di Jakarta, Minggu (8/6/2025).

    Ia menegaskan bahwa Indonesia saat ini tengah menjalankan agenda besar hilirisasi berbasis nikel sebagai pondasi ekosistem industri baterai kendaraan listrik. Namun, upaya tersebut tidak lepas dari berbagai tantangan, termasuk potensi intervensi kepentingan luar yang tidak ingin Indonesia menjadi negara industri maju.

    “Setiap langkah kita menuju industrialisasi dan kemandirian ekonomi pasti menghadapi tekanan. Ada kekuatan konservatif yang ingin kita tetap bergantung, tidak bangkit sebagai negara maju,” tegasnya.

     

     

  • Sedan 5,4 Meter Huawei Laris Manis, Dalam 24 Jam Laku Segini

    Sedan 5,4 Meter Huawei Laris Manis, Dalam 24 Jam Laku Segini

    Jakarta

    Sedan mewah Huawei cukup banyak diburu. Dalam waktu 24 jam, pemesanannya tembus 1.600 unit.

    Huawei baru-baru ini meluncurkan sedan mewah Maextro S800 yang menjadi penantang serius Mercedes-Maybach S-Class. Sedan garapan Huawei dan JAC itu rupanya cukup menarik minat banyak warga di Negeri Tirai Bambu. Dikutip pemberitaan Car News China, sedan sepanjang 5,5 meter itu dipesan sebanyak 3.600 unit dalam waktu tujuh hari setelah peluncuran.

    Dalam 24 jam setelah peluncuran, Huawei mencatat ada 1.600 unit Maextro S800 yang dipesan. Namun sehari setelahnya, pemesanan mulai menurun. Tercatat dalam 48 jam ada 2.100 pemesanan yang masuk. Direktur Eksekutif Huawei Yu Chengdong menyebut, 70 persen dari total pemesanan yang masuk itu adalah untuk varian teratas.

    Dibandingkan rivalnya, harga Maexstro S800 memang jauh lebih murah. Di China, banderolnya mulai 708.000 yuan atau bila dikonversi ke rupiah dengan kurs 1 yuan = Rp 2.269 maka setara Rp 1,6 miliaran hingga 1.018.000 yuan (Rp 2,3 miliaran). Sebagai perbandingan, Maybach S-Class dipasarkan dari 255.849 euro atau sekira Rp 4,7 miliaran hingga 546.210 euro yang setara Rp 10,1 miliaran. (1 euro = Rp 18.621).

    Maextro S800 mengadopsi bahasa desain baru ‘Zongheng Xinghan’ yang dicirikan oleh empat elemen horisontal dan dua elemen vertikal. Hal ini menciptakan tampilan area depan yang khas dan dinamis, dipertegas lampu depan kristal.

    Secara dimensi, Maextro S800 diklaim lebih besar ukurannya dibanding S-Class, dengan panjang sekitar 5.480 mm, lebar 2.000 mm, tinggi 1.536 mm, dengan jarak sumbu roda 3.370 mm. Konsumen dapat memilih konfigurasi 4 kursi dan 5 kursi.

    Maextro S800 ditawarkan dalam varian kendaraan listrik murni dan kendaraan listrik jarak jauh (EREV). Varian listrik murni memiliki pengaturan motor ganda, dengan daya 390 kW dan baterai 95 kWh. Mobil ini menghasilkan jarak tempuh CLTC hingga 702 km dan pengisian daya sangat cepat dari 10%-80% dalam waktu 12 menit.

    Varian EREV menggabungkan motor listrik dengan mesin turbo 1,5L (115 kW) dan baterai 65 kWh yang mendukung pengisian cepat 6C dan arsitektur 800V, pengisian daya 10% hingga 80% dalam 10,5 menit. EREV motor ganda menghasilkan output 390 kW, menawarkan jarak tempuh listrik murni 400 km, jarak tempuh total 1.333 km, dan konsumsi bahan bakar 0,09 L/100 km.

    Dari segi performa, Maextro S800 menawarkan akselerasi 0-100 km/jam dalam 4,3 detik (EV dual-motor), 4,7 detik (EREV tri-motor), dan 4,9 detik (EREV dual-motor). Jarak pengereman dari 100 km/jam adalah 34,5 m. Dengan kemudi roda belakang ±12°, mobil ini memiliki radius putar yang sempit hanya 5,05 meter dan sudut crab-walk maksimum 16°.

    (dry/rgr)

  • Sepi Peminat, Penjualan Mobil Listrik Mercedes G-Class Buruk

    Sepi Peminat, Penjualan Mobil Listrik Mercedes G-Class Buruk

    Jakarta, Beritasatu.com – Performa penjualan mobil listrik Mercedes Benz G-Class tampaknya jauh dari harapan perusahaan. Model G580 yang sepenuhnya bertenaga listrik diluncurkan dengan ekspektasi tinggi, tetapi kenyataannya justru mengecewakan di berbagai pasar utama dunia.

    Dalam wawancara eksklusif dengan surat kabar Jerman Handelsblatt, beberapa eksekutif Mercedes Benz tak menutupi kekecewaannya.

    Dikutip dari media otomotif Drive pada Minggu (8/6/2025), salah satu eksekutif yang enggan disebutkan namanya mengatakan secara blak-blakan bahwa penjualan mobil tersebut gagal.

    “Mobil itu hanya laku di diler, benar-benar gagal,” ujarnya.

    Seorang manajer lain dari internal perusahaan menambahkan bahwa G-Class versi listrik ini memang dimaksudkan sebagai model khusus dengan produksi terbatas. Namun, rendahnya minat pasar tetap menjadi sinyal yang mengkhawatirkan.

    Diluncurkan sejak April 2024, Mercedes Benz G580 baru membukukan penjualan sebanyak 1.450 unit di Eropa dan hanya 58 unit di China.

    Padahal, pasar China selama ini menjadi andalan utama bagi pertumbuhan kendaraan listrik global.

    Kurangnya respons positif terhadap model G580 membuat Mercedes Benz kini tengah mempertimbangkan strategi baru, termasuk kemungkinan menghadirkan versi yang lebih kecil dan lebih terjangkau dari G-Class listrik.

    Kinerja buruk ini bukan kasus tunggal. Tren serupa juga terlihat pada penjualan model listrik Mercedes lainnya, seperti EQE dan EQS yang gagal mencapai target penjualan global.

    Di Australia, tempat G-Class listrik baru resmi diluncurkan pada Mei 2025, data penjualan menunjukkan angka yang tak menggembirakan.

    Hingga akhir Mei 2025, hanya 156 unit G-Class yang berhasil terjual, menyumbang kurang dari 2% dari total penjualan Mercedes Benz di negara tersebut sejak awal tahun.

    Bahkan jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2024, penjualan G-Class secara keseluruhan di Australia mengalami penurunan tajam hingga 20,8%.

    Kegagalan penjualan mobil listrik Mercedes G-Class menjadi cerminan tantangan yang dihadapi produsen otomotif besar dalam transisi ke kendaraan listrik. Meski teknologi ramah lingkungan semakin ditekankan, tidak semua model mampu menyesuaikan diri dengan ekspektasi konsumen, terutama di segmen premium seperti G-Class.

  • Deretan Artis Indonesia Pemilik Mobil Listrik, dari BYD hingga Tesla

    Deretan Artis Indonesia Pemilik Mobil Listrik, dari BYD hingga Tesla

    Jakarta, Beritasatu.com – Tren penggunaan mobil listrik semakin digemari masyarakat Indonesia, termasuk kalangan selebritas. Sejumlah artis Indonesia diketahui telah beralih ke kendaraan listrik sebagai sarana transportasi harian untuk menunjang aktivitas sehari-hari mereka.

    Merek mobil listrik yang dipilih pun beragam, mulai dari Tesla, BYD, hingga Chery Omoda, yang masing-masing memiliki spesifikasi dan keunggulan tersendiri. Berikut ini beberapa artis Indonesia yang telah menggunakan mobil listrik:

    1. Deddy Corbuzier: Deddy menjadi pembeli pertama mobil listrik keluaran Tesla seri model 3 di Indonesia. Selain ramah lingkungan, Deddy tertarik dengan mobil listrik ini karena alasan teknologinya yang canggih seperti autopilot hingga kendali dengan tablet. Per Mei 2024, mobil Tesla model 3 seperti yang  dimiliki Deddy dijual seharga mulai dari Rp 1, 5 miliar.

    2. Raffi Ahmad: Raffi Ahmad dikenal sebagai salah satu artis Indonesia yang sangat menggemari mobil. Tidak ketinggalan tren, Raffi juga memiliki mobil listrik, yakni Chery Omoda E5 yang disebut dikembangkan dalam kerangka konsep Art in Motion. Mobil ini dijual seharga mulai dari Rp 425 juta per satu unit.

    3. Betrand Onsu: Anak sulung Ruben Onsu dan Sarwendah ini merupakan penggemar berat mobil listrik merek BYD.  Ia mengaku sudah menyukai mobil sedan listrik tersebut sebelum resmi dipasarkan di Indonesia.

    Impiannya terwujud setelah Ruben Onsu menghadiahkannya mobil BYD Seal sebagai kado ulang tahun. Sedan listrik BYD Seal seperti yang dimiliki Betrand hadir dengan dua tipe model berbeda, tipe premium dan performance. Tipe premium dibanderol mulai dari Rp 639 juta, sedangkan tipe performance dijual dengan harga mulai Rp 750 juta per unit.

    4. Dian Sastrowardoyo: Aktris top satu ini sudah cukup lama mempunyai mobil listrik. Sejak 2020, aktris pemeran Cinta dalam film Ada Apa Dengan Cinta tersebut sudah memiliki Ioniq EV warna putih, salah satu mobil listrik keluaran Hyundai yang pada 2020. Saat pertama kali dirilis pada 2020, mobil ini dijual dengan harga mulai dari Rp 624 juta.

  • Tarif Kendaraan Listrik China di Uni Eropa Selangkah Lagi

    Tarif Kendaraan Listrik China di Uni Eropa Selangkah Lagi

    Bisnis.com, JAKARTA— Uni Eropa membuka peluang penerapan tarif minimal untuk kendaraan listrik asal China sejalan dengan pembahasan yang mencapai tahap akhir.

    Dikutip dari Bloomberg, Sabtu (7/6/2025), sebelumnya Uni Eropa mengenakan tarif yang tajam kepada kendaraan listrik asal China. Namun, kemudian kedua pihak memilih negosiasi untuk mencapai penyelesaian yang pas ketika Menteri Perdagangan China Wang Wentao bertemu dengan Komisi Dagang Uni Eropa Maros Sefcovic di Prancis.

    Kedua belah pihak pun telah menginstruksikan kepada kelompok kerja masing-masing untuk meningkatkan upaya menyelesaikan masalah ini sejalan dengan hukum yang berlaku, termasuk kebijakan World Trade Organization (WTO).

    Sementara itu, China telah sepakat mempercepat persetujuan untuk kualifikasi eksportir logam tanah jarang ke Eropa. Sebagai gantinya, China berharap Uni Eropa memfasilitasi ekspor produk teknologi tinggi dari Negeri Tirai Bambu itu.

    Seperti diketahui, Reuters mencatat bahwa Uni Eropa menaikkan tarif kendaraan listrik asal China sebesar 45,3% pada Oktober 2024. Di balik langkah itu, mengemuka kemungkinan penerapan tarif minimal untuk mobil impor.

    Uni Eropa pun sempat menyebut akan terus bernegosiasi untuk menetapkan tarif alternatif bagi China yang termasuk 17% untuk kendaraan listrik buatan BYD, 18,8% buatan Geely, dan 35,3% buatan SAIC, selain tarif impor standar Uni Eropa sebesar 10%.

    Di samping diskusi, China memilih retaliasi dengan Prancis sebagai pembuat cognac atau brendi sejalan dengan perang dagang yang dicetuskan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap mitra dagangnya, termasuk Uni Eropa dan China. Sebagai imbasnya, China mengenakan tarif bagi brendi asal Prancis yang memukul ekonomi pembuat brendi global itu, mencakup perusahaan global seperti Hennessey, Remy Cointreau dan Pernod Ricard.

  • Perundingan RI & Uni Eropa Hampir Final, Ekspor Barang RI Bisa 0%

    Perundingan RI & Uni Eropa Hampir Final, Ekspor Barang RI Bisa 0%

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) menegaskan bahwa perundingan penyelesaian berbagai perjanjian perdagangan strategis atau Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA) sudah masuk tahapan akhir perundingan.

    Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan, bahwa penyelesaian perundingan itu dapat membawa manfaat konkret bagi masyarakat dan pelaku usaha nasional.

    “Status adalah task perundingan telah selesai dan sejumlah isu teknis mampu diselesaikan dalam putaran terakhir di tingkat Chief Negotiator. Pertemuan ini merupakan komitmen kuat dari Pemerintah Indonesia agar perundingan dengan negara-negara mitra strategis dan potensial bisa diselesaikan,” terang Airlangga dalam Konfrensi Pers Perkembangan Negosiasi Indonesia-EU CEPA di Brussels, Belgia, Sabtu (7/6/2025).

    Lebih lanjut Menko Airlangga menyampaikan bahwa bahasan finalisasi IEU-CEPA tersebut dibahas dalam pertemuan antara Menko Airlangga dengan EU Commissioner for Trade and Economic Security Maroš Šefčovič di Brussels pada Jumat (6/06). Kesepakatan tersebut menandai hampir berakhirnya proses perundingan yang telah berlangsung selama sembilan tahun dan mencakup 19 putaran utama serta dialog intensif dalam beberapa bulan terakhir.

    Perundingan tersebut, kata Airlangga, juga dinyatakan siap untuk diumumkan dan dalam waktu dekat hasilnya akan dilaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto serta kepada Presiden Komisi Eropa.

    Uni Eropa sendiri merupakan mitra dagang terbesar kelima bagi Indonesia, dengan total nilai perdagangan yang mencapai USD30,1 miliar pada tahun 2024. Neraca perdagangan tetap mencatatkan surplus bagi Indonesia, meningkat signifikan dari US$ 2,5 miliar pada tahun 2023 menjadi US$4,5 miliar pada tahun 2024.

    “Indonesia dan Uni Eropa semangat untuk menggunakan momentum situasi yang saat ini penuh ketidakpastian dan tidak bisa diprediksi, komoditas utama Indonesia dan Uni Eropa bersifat saling melengkapi ataupun komplementer, tidak berkait bersaing secara langsung. Tentunya ini sama-sama memperkuat supply chain ataupun rantai pasok pasar dunia sehingga percepatan dari penyelesaian ini menjadi sangat penting,” kata Menko Airlangga.

    Manfaat IEU CEPA

    Salah satu manfaat utama dari implementasi IEU CEPA yakni penghapusan tarif impor secara signifikan. Dalam 1-2 tahun setelah perjanjian berlaku, sebanyak 80% ekspor Indonesia ke Uni Eropa akan menikmati tarif 0%. Komoditas unggulan seperti produk padat karya (alas kaki, tekstil, garmen), minyak sawit, perikanan, serta sektor energi terbarukan dan kendaraan listrik akan mendapat perlakuan preferensial yang lebih adil.

    Selanjutnya Menko Airlangga menyampaikan bahwa Eropa memfokuskan pada beberapa isu termasuk pembahasan mendalam mengenai TKDN, sektor otomotif, critical mineral, serta fasilitas-fasilitas yang dapat diperoleh pada saat melakukan investasi. Komisioner Maros juga memberikan beberapa catatan yang telah dijadikan kesepakatan bersama dan secara prinsip kesepakatan tersebut menjadi hal yang kedua belah pihak telah mengerti.

    Menko Airlangga dalam kesempatan tersebut juga mengapresiasi atas kesepakatan terkait trade and sustainable growth yaitu perdagangan dan pertumbuhan yang berkelanjutan. “Kesepakatan ini dianggap bernilai tinggi karena memberikan keuntungan baik bagi pelaku usaha di Indonesia maupun Eropa, dan kegiatan yang terkait sustainability ini menjadi penting termasuk dalam berbagai perkembangan daripada kebijakan di Eropa terkait dengan produk-produk yang berkelanjutan, dan diharapkan kebijakan ini bisa mengurangi risiko kita terhadap syarat-syarat yang diperlakukan ke depan,” ungkap Menko Airlangga.

    Kemudian Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa Indonesia mendorong pengembangan produk perikanan sebagai potensi penting dan meminta agar fasilitas ekspor perikanan diberikan perlakuan setara tanpa dibedakan dengan negara-negara ASEAN lain seperti Thailand dan Filipina. Menko Airlangga menyebut bahwa Uni Eropa telah menyepakati pemberian level playing field khusus untuk produksi dan ekspor perikanan Indonesia dengan negara-negara di sekitarnya.

    Selain itu, terkait kebijakan deforestasi, Komisioner Maroš berjanji akan memberikan perlakuan khusus kepada Indonesia yang diyakini akan berdampak positif terhadap ekspor produk hasil hutan Indonesia.

    “Indonesia meminta agar fasilitas untuk ekspor perikanan tidak dibedakan dengan negara ASEAN lain seperti Thailand atau Filipina, dan Eropa sudah sepakat bahwa kita akan diberikan level playing field,” kata Menko Airlangga.

    Dari sisi strategis, perjanjian IEU-CEPA memperkuat posisi tawar Indonesia di kancah global. Dengan terbukanya pasar dan penghapusan hambatan tarif, IEU-CEPA menjadi momentum penting untuk meningkatkan daya saing nasional. Pemerintah optimis bahwa pelaksanaan IEU-CEPA dapat meningkatkan ekspor Indonesia ke Uni Eropa lebih dari 50% dalam tiga hingga empat tahun ke depan. Selain itu, perjanjian tersebut juga membuka peluang investasi strategis dari Eropa ke Indonesia, seiring dengan meningkatnya kepercayaan terhadap sistem hukum dan kebijakan dalam negeri.

    “Kedua belah pihak sudah sepakat untuk segera menyelesaikan dari segi materi dan proses hukum. Tidak ada ganjalan yang tersisa,” pungkas Menko Airlangga

    (pgr/pgr)

  • Perundingan Dagang IEU-CEPA Berlangsung Alot 9 Tahun, Airlangga Ungkap Sebabnya

    Perundingan Dagang IEU-CEPA Berlangsung Alot 9 Tahun, Airlangga Ungkap Sebabnya

    Bisnis.com, JAKARTA – Perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) segera rampung usai berlangsung alot selama 9 tahun sejak 2016 dan melalui 19 putaran.

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, proses yang panjang ini disebabkan oleh kompleksitas materi yang dibahas dan tantangan dalam menyelaraskan kepentingan antara Indonesia dan 27 negara anggota Uni Eropa.

    “Untuk mencari titik temu dengan 27 negara di Eropa ini bukan sesuatu hal yang sederhana. Namun, alhamdulillah sekarang kita sudah masuk dalam putaran akhir, artinya hampir seluruh isu sudah kita selesaikan,” ujar Airlangga kepada wartawan, Sabtu (7/6/2025).

    Pemerintah Indonesia optimistis bahwa perundingan IEU-CEPA segera rampung. Menko Airlangga mengatakan, setelah seluruh isu diselesaikan, proses selanjutnya adalah penyusunan draf legal serta ratifikasi oleh Indonesia dan 27 negara Uni Eropa.

    “Saat ini kita tidak terdapat ganjalan lagi karena seluruh ganjalan sudah diselesaikan. Poin utama tentu penghapusan non-tariff barrier dan juga penurunan tarif, itu yang utama, yakni liberalisasi tarif. Yang kedua, economic cooperation dan capacity building dalam program kerja sama,” tuturnya.

    Lebih lanjut, dia mengatakan, terkait dengan program agrikultur adalah penyelarasan regulasi terkait dengan Sanitary dan Phytosanitary (SPS), serta technical barrier to trade. Lalu, kerangka lanjutan adalah terkait dengan pertumbuhan dan perdagangan yang bersifat sustainable, sejalan dengan agenda Paris Agreement.

    “Indonesia dan Uni Eropa sepakat untuk segera menyelesaikan isu-isu yang masih tersisa dan siap mengumumkan penyelesaian perundingan secara substansi pada akhir Juni 2025,” tutur Airlangga.

    Alhasil, setelah perundingan IEU-CEPA berlaku, dalam 1 hingga 2 tahun ke depan hampir 80% barang yang diekspor dari Indonesia ke Eropa akan bebas bea masuk, meliputi produk sepatu hingga kelapa sawit.

    Uni Eropa juga telah sepakat di berbagai sektor utama yang menjadi kepentingan Indonesia, yaitu energi terbarukan, pengembangan ekosistem kendaraan listrik hingga produk yang dihasilkan oleh sektor padat karya (labor intensive) seperti alas kaki dan pakaian.

    “Kemudian juga produk unggulan di Indonesia, seperti minyak sawit dan juga produk-produk perikanan. Eropa memfokuskan pada beberapa isu termasuk pembahasan mendalam mengenai TKDN [tingkat komponen dalam negeri] di sektor otomotif, critical mineral serta fasilitas-fasilitas yang dapat diperoleh pada saat melakukan investasi,” pungkasnya.

    Adapun, hubungan ekonomi Indonesia dan Uni Eropa terus menunjukkan tren positif dengan nilai perdagangan mencapai US$30,1 miliar pada 2024. Uni Eropa merupakan mitra dagang terbesar kelima bagi Indonesia, sementara Indonesia menempati posisi sebagai mitra dagang ke-33 bagi Uni Eropa. 

    Neraca perdagangan antara kedua pihak tetap surplus bagi Indonesia, dengan peningkatan signifikan dari US$2,5 miliar pada 2023 menjadi US$4,5 miliar pada 2024.

  • Ekspor Sepatu hingga Sawit RI ke Eropa Bakal Bebas Bea Masuk, IEU-CEPA Dikebut

    Ekspor Sepatu hingga Sawit RI ke Eropa Bakal Bebas Bea Masuk, IEU-CEPA Dikebut

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) segera rampung setelah melewati negosiasi panjang hampir satu dekade. 

    Dia mengatakan, Perundingan IEU-CEPA yang memakan waktu 9 tahun dan 19 putaran ini telah memasuki tahap akhir, usai pihaknya mengadakan pertemuan bilateral dengan European Union Commissioner for Trade and Economic Security Maros Sefcovic, pada Jumat (6/6/2025) di Berlaymont Building, Brussels, Belgia.

    Perkembangan terbaru ini bisa menjadi angin segar bagi Indonesia untuk meraih peluang lebih luas untuk mengekspor berbagai produk, termasuk alas kaki hingga kelapa sawit ke Uni Eropa tanpa dikenakan bea masuk.

    “Setelah perundingan berlaku, dalam 1 hingga 2 tahun ke depan hampir 80% barang yang diekspor dari Indonesia itu tarif bea masuknya 0%,” ujar Airlangga kepada wartawan, Sabtu (7/6/2025).

    Airlangga menyebut, Uni Eropa juga telah sepakat di berbagai sektor utama yang menjadi kepentingan Indonesia, yaitu energi terbarukan, pengembangan ekosistem kendaraan listrik, hingga produk yang dihasilkan oleh sektor padat karya (labor intensive) seperti alas kaki dan pakaian.

    “Kemudian juga produk unggulan di Indonesia, seperti minyak sawit dan juga produk-produk perikanan. Eropa memfokuskan pada beberapa isu termasuk pembahasan mendalam mengenai TKDN di sektor otomotif, critical mineral serta fasilitas-fasilitas yang dapat diperoleh pada saat melakukan investasi,” tuturnya.

    Lebih lanjut, Indonesia juga mengupayakan agar Uni Eropa memberikan preferensi kepada produk perikanan, sama seperti yang diberikan kepada negara mitra lainnya di kawasan Asean.

    “Indonesia dan Uni Eropa sepakat untuk segera menyelesaikan isu-isu yang masih tersisa dan siap mengumumkan penyelesaian perundingan secara substansi pada akhir Juni 2025,” tutur Airlangga.

    Adapun, Perundingan IEU-CEPA berpotensi membuka pasar peningkatan perdagangan dan investasi yang saling menguntungkan, serta mengurangi trade barrier, baik dalam bentuk tarif maupun non-tarif barrier.

    “Indonesia dan Uni Eropa kini bersifat saling melengkapi, tidak bersaing secara langsung. Dan ini sama-sama memperkuat supply chain atau rantai pasok pasar dunia sehingga percepatan dari penyelesaian ini menjadi sangat penting,” katanya.

    Sebagai informasi, populasi penduduk Uni Eropa sekitar 450 juta jiwa dengan PDB sebesar US$19,5 triliun, sedangkan Indonesia memiliki populasi 282 juta jiwa dan ekonomi US$1,4 triliun. Menurut Airlangga, jika digabungkan, hal ini menjadi sebuah potensi pasar yang sangat besar.

    Terlebih, hubungan ekonomi Indonesia dan Uni Eropa terus menunjukkan tren positif dengan nilai perdagangan mencapai US$30,1 miliar pada 2024. Uni Eropa merupakan mitra dagang terbesar kelima bagi Indonesia, sementara Indonesia menempati posisi sebagai mitra dagang ke-33 bagi Uni Eropa. 

    Neraca perdagangan antara kedua pihak tetap surplus bagi Indonesia, dengan peningkatan signifikan dari US$2,5 miliar pada 2023 menjadi US$4,5 miliar pada 2024.

  • Perundingan 9 Tahun Tuntas, Indonesia dan Uni Eropa Capai Kesepakatan Dagang – Page 3

    Perundingan 9 Tahun Tuntas, Indonesia dan Uni Eropa Capai Kesepakatan Dagang – Page 3

    Nilai perdagangan Indonesia-Uni Eropa pada tahun lalu mencapai USD 30,1 miliar dengan surplus bagi Indonesia sebesar USD 4,5 miliar.

    Melalui implementasi IEU CEPA, dalam 1–2 tahun ke depan sekitar 80% barang ekspor Indonesia ke Eropa akan menikmati tarif masuk 0%. Ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk-produk Indonesia di pasar Eropa secara signifikan.

    “Setelah perjanjian berlaku, hampir 80% barang dari Indonesia yang masuk ke Uni Eropa akan dikenakan tarif 0%,” ungkap Airlangga.

    Fokus Energi Terbarukan, EV, dan Produk Unggulan RI

    Dalam perundingan terakhir, Uni Eropa telah menyepakati berbagai sektor utama yang menjadi prioritas Indonesia. Beberapa sektor tersebut antara lain energi terbarukan, pengembangan ekosistem kendaraan listrik, serta industri padat karya seperti alas kaki dan pakaian. Produk unggulan lain seperti minyak sawit dan hasil perikanan juga termasuk dalam cakupan perjanjian ini.

    Indonesia secara khusus meminta agar produk perikanan mendapat perlakuan yang adil, sejajar dengan negara-negara Asia Tenggara lain seperti Thailand dan Filipina. Permintaan ini disambut positif oleh Uni Eropa yang setuju untuk memberikan “level playing field” bagi produk ekspor perikanan Indonesia. Hal ini penting mengingat Indonesia adalah negara kepulauan dengan potensi perikanan yang sangat besar.

    “Khusus untuk ekspor perikanan, kita akan diberikan level playing field yang sama dengan negara-negara sekitar seperti Thailand dan Filipina,” kata Airlangga.