Produk: kendaraan listrik

  • Hadiri 6WG Ministerial Meeting, Menko Airlangga Bahas Transformasi Ekonomi RI–Singapura – Page 3

    Hadiri 6WG Ministerial Meeting, Menko Airlangga Bahas Transformasi Ekonomi RI–Singapura – Page 3

    Terkait pengembangan kawasan Batam, Bintan, dan Karimun, kedua Menteri mengapresiasi kebijakan untuk mendorong kemudahan Visa dan pengembangan Data Center di kawasan Nongsa Digital Park.

    Tingginya minat investor yang ditunjukkan melalui besarnya komitmen investasi, perlu diiringi dengan komitmen pemerintah untuk memastikan kemudahan realisasi investasi, baik dari sisi regulasi maupun dukungan infrastruktur.

    Dalam rangka mendorong peningkatan investasi, Indonesia dan Singapura sepakat untuk fokus pada penguatan infrastruktur dan layanan industri. Optimalisasi investasi juga akan diarahkan pada pengembangan energi bersih termasuk energi terbarukan, efisiensi penggunaan energi, kendaraan listrik dan pembiayaan hijau.

     

  • Daftar Mobil Listrik Terlaris Mei 2025, Penjualan Merosot

    Daftar Mobil Listrik Terlaris Mei 2025, Penjualan Merosot

    Jakarta

    Mobil listrik terus bertambah jumlahnya di Indonesia. Mobil teknologi battery electric vehicles (BEV) merek China masih tampil dominan per Mei 2025, namun jumlahnya menyusut dari bulan lalu.

    Diolah dari data wholesales (distribusi pabrik ke dealer) Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan mobil listrik mencatat penjualan 6.334 unit pada Mei 2025, angka ini menyusut jika dibandingkan bulan sebelumnya, sebanyak 7.690 unit mobil listrik terdistribusi pada April 2025.

    BYD Sealion 7 merupakan model terlaris mobil listrik pada Mei 2025 dengan angka mencapai 1.232 unit, jumlahnya menyusut dari bulan sebelumnya yang menyentuh 1.792 unit.

    Posisi kedua masih ditempati MPV listrik 7-penumpang BYD M6. Mobil tersebut menorehkan angka penjualan 1.184 unit, turun dari bulan sebelumnya 1.257 unit.

    Berikutnya, Denza D9 yang juga masih berada dalam grup BYD mencatatkan angka 630 unit, disusul oleh Chery J6 (iCar3) dengan 580 unit, menunjukkan bahwa merek-merek Tiongkok mulai serius menancapkan taring di pasar kendaraan listrik nasional.

    Wuling yang lebih dulu memasarkan mobil listrik dengan strategi ABC Stories-nya masih masuk 10 besar. Penjualan terlarisnya adalah Wuling Air EV sebanyak 419 unit, BinguoEV mencapai 210 unit, dan Cloud EV sejumlah 419 unit.

    Sementara brand asal Korea Selatan, Hyundai yang sudah merakit lokal produknya di Indonesia bisa tembus 10 besar mobil listrik terlaris lewat Hyundai Ioniq 5 dengan capaian 226 unit. Sementara, Hyundai Kona sebaga mobil listrik termurah yang dipasarkan Hyundai cuma terdistribusi sebanyak 51 unit.

    Turunnya penjualan mobil listrik sejalan dengan total wholesales nasional yang tercatat sebanyak 60.613 unit. Angka ini turun 15,1% secara tahunan (yoy) atau dari bulan yang sama tahun sebelumnya sebanyak 71.391 unit.

    Sementara itu, data penjualan mobil sejak awal tahun sampai Mei tercatat 316.981 unit. Realisasi ini juga turun hingga 5,5% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 335.405 unit.

    Berikut ini 10 besar mobil listrik terlaris Mei 2025:

    1. BYD Sealion 7: 1.232 unit
    2. BYD M6: 1.184 unit
    3. Denza D9: 630 unit
    4. Chery J6 (iCar3): 580 unit
    5. Wuling Air EV: 419 unit
    6. Wuling Cloud EV: 419 unit
    7. Geely EX5: 377 unit
    8. Hyundai Ioniq 5: 226 unit
    9. Wuling BinguoEV: 210 unit
    10. BYD Seal: 203 unit

    (riar/din)

  • Kepercayaan Publik terhadap Korlantas Naik Jadi 80,5 Persen

    Kepercayaan Publik terhadap Korlantas Naik Jadi 80,5 Persen

    Jakarta, Beritasatu.com – Data Litbang Polri menunjukan indeks kepercayaan publik terhadap layanan Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri meningkat dari 73,2 persen pada akhir 2024 menjadi 80,5 persen pada Mei 2025.

    Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho menyebut, keberhasilan ini tidak terlepas dari komitmen kuat untuk menghadirkan pemolisian lalu lintas yang modern dan adaptif.

    Hal itu juga sebagai bagian dari implementasi rencana pembangunan jangka panjang nasional (RPJPN) 2025–2045 dan dukungan terhadap visi Indonesia Emas 2045. Kemudian seluruh langkah dan kebijakan yang dijalankan saat ini dirancang selaras dengan arah pembangunan nasional jangka panjang.

    “Dengan menjabarkan strategi besar Polri menuju Indonesia Emas 2045, Korlantas memfokuskan upaya pada reformasi layanan lalu lintas berbasis teknologi, data, dan kepedulian terhadap keselamatan masyarakat,” kata Agus dalam keterangannya, Minggu (15/6/2025).

    Selain itu, pelanggaran lalu lintas khususnya kendaraan over dimension  dan over load menunjukan penurunan di berbagai wilayah yang telah menerapkan penegakan hukum digital.

    “Pemolisian lalu lintas yang modern dan adaptif diterapkan melalui penggunaan teknologi seperti perluasan sistem electronic traffic law enforcement (ETLE) serta penguatan sistem digital untuk pelayanan publik seperti SIM online, STNK digital, dan pengawasan kendaraan over dimension dan over loading,” ucapnya.

    Korlantas juga mulai mempersiapkan sistem hukum dan regulasi untuk mengantisipasi kehadiran kendaraan listrik dan kendaraan otonom di masa depan.

    “Pemolisian lalu lintas yang modern dan adaptif bukan slogan, tetapi kerja nyata yang terus kami jalankan. Kami ingin hadir sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan publik yang relevan dengan tuntutan zaman. Untuk itu, kami juga butuh dukungan dari seluruh masyarakat,” tutur Agus. 

  • Palm Kernel Shell dan Wood Pellet RI Raup Transaksi Rp1,04 Triliun di Jepang

    Palm Kernel Shell dan Wood Pellet RI Raup Transaksi Rp1,04 Triliun di Jepang

    Bisnis.com, JAKARTA – Produk biomassa Indonesia yaitu cangkang inti sawit (palm kernel shell/PKS) dan wood pellet atau pelet kayu meraup transaksi Rp1,04 triliun pada sela-sela Forum Bisnis dalam rangkaian Misi Dagang yang diselenggarakan Kementerian Perdagangan (Kemendag) di Osaka, Jepang.

    Dalam kegiatan yang berlangsung pada pekan lalu, perusahaan Jepang menandatangani komitmen untuk mengimpor 640.000 ton PKS dan wood pellet yang akan dipergunakan untuk keperluan sumber energi di Jepang.

    “Jepang telah menetapkan target penjualan kendaraan penumpang baru menjadi kendaraan listrik pada 2035 untuk mencapai tujuan net zero emission pada 2050. Dengan demikian, industri mobil di Jepang harus beralih ke energi terbarukan guna mendukung transisi menuju kendaraan listrik dan mengurangi emisi gas rumah kaca,” ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Fajarini Puntodewi melalui keterangan di Jakarta, Minggu.

    Puntodewi melanjutkan, produk energi terbarukan merupakan produk turunan sawit antara lain PKS, tandan buah kosong (empty fruit bunch/EFB), dan batang kelapa sawit (oil palm trunk).

    Ada pula sumber energi terbarukan lainnya seperti wood pellet. Produk-produk tersebut memiliki emisi gas yang sangat rendah. Bahkan, setiap ton PKS yang digunakan sebagai bahan bakar di pabrik, bisa berkontribusi menurunkan CO2 sebanyak 0,94 ton.

    Kebutuhan domestik saat ini masih kecil, sehingga ekspor masih menjadi pilihan yang lebih menguntungkan. Produksi PKS saat ini mencapai sekitar 14 juta ton, dan yang diekspor mencapai 35% dari ketersediaan PKS dalam negeri.

    Ekspor PKS ke Jepang saat ini mencapai 4,5 juta ton per tahun. Kebutuhan pasar biomassa Jepang pada 2025-2026 diperkirakan akan meningkat menjadi 7 juta ton per tahun, dengan PKS dan wood pellet menjadi andalan kebutuhan Jepang.

    PKS juga bisa digunakan sebagai bahan bakar penghasil listrik tenaga termal yang lebih rendah emisi karbon dioksida, sehingga cocok untuk industri.

    Selain itu, PKS juga digunakan sebagai arang aktif berkinerja tinggi yang dapat digunakan memulihkan pelarut, membersihkan udara, dan memurnikan air.

    Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Energi Biomassa Indonesia (Aprebi) Dikki Akhmar yang juga sebagai peserta business matching mendukung Pemerintah Indonesia mengupayakan keberterimaan Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) produk PKS oleh pemerintah Jepang.

    Selain itu, juga mendorong agar sistem verifikasi legalitas kayu (SVLK) lebih masif disosialisasikan. SVLK berperan sebagai sertifikasi produk biomassa dari hutan seperti wood pellet dan wood chip ke luar negeri.

    “Tumbuhnya kesadaran akan aspek berkelanjutan dan makin berkembangnya konsep ekonomi hijau, menjadikan banyak negara berkompetisi menghadirkan produk-produk ramah lingkungan. Untuk itu, saat ini adalah kesempatan emas bagi Indonesia berinovasi mengembangkan produk energi terbarukan yang berkualitas dan terstandar,” kata Dikki.

  • Penjualan Mobil Listrik di RI Lebih Unggul dari Hybrid

    Penjualan Mobil Listrik di RI Lebih Unggul dari Hybrid

    Jakarta

    Tren mobil elektrifikasi makin diminati di Indonesia. Bukan hanya mobil listrik dan hybrid saja, sekarang jenis plug in hybrid electric vehicles (PHEV) bisa terjual ratusan unit per bulannya.

    Berdasarkan data wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan bahwa pada Mei 2025, mobil listrik mencatat penjualan 6.334 unit, mengungguli mobil hybrid yang hanya mencapai 4.144 unit.

    Artinya dari total penjualan mobil nasional yang mencapai 60.613 unit per Mei 2025, mobil listrik meraih pangsa pasar sebesar 10,4%, sedangkan hybrid mengisi 6,8% dari keseluruhan pasar.

    Kuatnya performa BYD mempertegas dominasi merek-merek Tiongkok di pasar kendaraan listrik nasional. Sebagai bukti, BYD memimpin penjualan mobil listrik per Mei 2025 lewat Sealion 7 dengan angka 1.232 unit, plus di posisi kedua ditempati M6 dengan capaian 1.184 unit, dan MPV premium Denza D9 tembus posisi tiga besar.

    Model-model dari China yang semakin beragam, menawarkan teknologi canggih dengan harga yang kompetitif, serta daya jelajah dan fitur yang makin sesuai dengan kebutuhan konsumen Indonesia. Chery J6 melengkapi posisi 4 besar mobil listrik terlaris 2025.

    Tiga besar mobil listrik per Mei 2025

    1. BYD Sealion 7: 1.232 unit

    2. BYD M6: 1.184 unit

    3. Denza D9: 630 unit

    4. Chery J6: 580 unit

    Meski kalah dari BEV secara total, mobil hybrid masih menunjukkan daya tarik tersendiri, khususnya untuk konsumen yang menginginkan efisiensi namun belum siap beralih sepenuhnya ke listrik. Tiga model hybrid terlaris pada Mei 2025 antara lain:

    1. Toyota Innova Zenix Hybrid: 2.539 unit

    2. Suzuki XL7 Hybrid: 612 unit

    3. Toyota Yaris Cross Hybrid: 288 unit

    Sayangnya, Suzuki Ertiga Hybrid terpantau dalam data Gaikindo tidak ada unit yang dikirim dealer di bulan ini, sebuah anomali yang cukup memengaruhi total performa segmen hybrid secara keseluruhan.

    Meski belum sebesar segmen BEV dan hybrid, mobil plug-in hybrid (PHEV) juga mulai mencatat angka berarti. Model yang paling menonjol yakni Chery Tiggo 8 Pro PHEV (CSH): 394 unit. Ini merupakan mobil PHEV termurah saat ini di Indonesia. PHEV menawarkan transisi antara hybrid dan listrik penuh, dan mulai diminati terutama oleh konsumen yang ingin efisiensi bahan bakar dengan fleksibilitas mobil konvensional.

    Melihat penjualan mobil listrik dan dominasi merek-merek China menandakan pasar otomotif nasional semakin berwarna. Mobil hybrid masih punya tempat, namun ke depan, bukan tidak mungkin mobil listrik murni berpotensi menjadi pilihan utama seiring ekosistem EV yang terus berkembang dan opsi model yang semakin beragam.

    (riar/lua)

  • Kendala Bahan Baku, Produksi Mobil Listrik Suzuki e Vitara Terganggu

    Kendala Bahan Baku, Produksi Mobil Listrik Suzuki e Vitara Terganggu

    Jakarta

    Proses produksi mobil listrik Suzuki e Vitara terganggu gara-gara kendala bahan baku logam tanah jarang (LTJ). Maruti Suzuki India pun harus merevisi jumlah produksi e Vitara untuk tahun 2025.

    Seperti dilansir dari Motoroids, produksi mobil listrik Suzuki e Vitara mendapat tantangan global sehubungan kebijakan China yang menyetop ekspor bahan baku LTJ untuk sementara waktu. China sendiri mengendalikan lebih dari 90% pasokan logam tanah jarang dunia.

    Logam tanah jarang merupakan salah satu komponen penting dalam kendaraan listrik. Unsur ini penting untuk membangun magnet berkinerja tinggi, yang menggerakkan motor kendaraan listrik. Tentunya terhambatnya pasokan logam tanah jarang bisa menghambat proses produksi mobil listrik, seperti Suzuki e Vitara.

    Maruti awalnya menargetkan memproduksi hingga 26.000 unit e Vitara pada September 2025. Tapi karena krisis pasokan yang tiba-tiba, mereka merevisi jumlah tersebut menjadi hanya 8.000 unit. Meski begitu, tahun depan Maruti tidak merevisi target dan tetap sesuai target awal, yakni 67.000 unit.

    Sejak April 2025, China memberlakukan pembatasan baru terhadap ekspor logam tanah jarang. Sementara AS, Eropa, dan Jepang telah berhasil mendapatkan izin khusus dari Beijing, India masih mengantre mendapatkan izin. Hal ini pun menyebabkan penundaan, hingga pemangkasan produksi Suzuki e Vitara.

    Di sisi lain, Maruti Suzuki India tetap berusaha menyikapinya dengan tenang. Mereka tetap memproduksi e Vitara meskipun tidak sebanyak target awal. Selain itu, mereka juga dikabarkan tengah menjajaki sumber alternatif supaya terhindar dari ketergantungan terhadap satu pemasok.

    Suzuki e Vitara adalah mobil listrik strategis global pertama Suzuki. Suzuki berencana menjual e Vitara di berbagai negara, termasuk India, Eropa, Jepang, serta Indonesia.

    Sistem penggerak listrik dari Suzuki e Vitara terdiri dari sistem 3 in 1 yang mengintegrasikan motor, inverter dan transmisi. Mobil ini ditawarkan dengan dua pilihan baterai lithium-ion yaitu baterai 61 kWh dan 49 kWh. Suzuki mengklaim, baterainya telah dirancang dan diuji dengan suhu ekstrem dari padang pasir sampai salju. Baterai mobil listriknya tetap bisa bekerja optimal di suhu -30 derajat Celcius sampai suhu panas 60 derajat Celcius.

    (lua/riar)

  • Gandeng Otoklix, Neta Tingkatkan Layanan Purna Jual di Indonesia

    Gandeng Otoklix, Neta Tingkatkan Layanan Purna Jual di Indonesia

    JAKARTA – PT Neta Auto Indonesia sebagai distributor mobil listrik tidak hanya menghadirkan berbagai produk unggulan, tapi juga mendukung transisi ekosistem kendaraan listrik di tanah air.

    Salah satu langkah yang dilakukan merek asal China ini yakni menjalin kemitraan dengan Otoklix, sebagai langkah nyata dalam memperkuat komitmen terhadap kepuasan pelanggan, serta bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan jangkauan layanan purna jual.

    Managing Director PT Neta Auto Indonesia Zhu Wenbin, mengungkapkan kerja sama strategis ini merupakan wujud nyata dari komitmen perusahaan dalam memberikan layanan terbaik kepada seluruh pelanggan di Indonesia.

    “Melalui kolaborasi ini juga, kami bertujuan untuk memperluas jaringan layanan purna jual secara signifikan, terutama di kota-kota besar, sehingga pelanggan dapat dengan mudah mengakses layanan servis resmi dan berkualitas,” katanya, dalam keterangan resminya yang diterima, Sabtu, 14 Juni.

    Melalui penandatanganan MoU ini, merek asal China ini dan Otoklix secara resmi menjalin kolaborasi strategis untuk memperkuat dan memperluas jaringan layanan purna jual di Indonesia.

    President Director Otoklix Martin Reyhan Suryohusodo, menyatakan kolaborasi ini juga bertujuan untuk mempermudah konsumen dalam menemukan bengkel mitra terdekat, khususnya di setiap ibu kota provinsi.

    “Dengan jaringan bengkel Otoklix yang luas, konsumen tidak perlu lagi merasa khawatir saat membutuhkan layanan perawatan atau perbaikan kendaraan mereka. Cukup menghubungi Call Center, konsumen akan dibantu untuk menemukan lokasi bengkel terdekat yang telah terverifikasi,” ungkap Martin.

    Sebagai catatan, seluruh proses perawatan dilakukan berdasarkan protokol dan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan oleh Neta guna memastikan performa kendaraan listrik tetap optimal, aman, dan efisien dalam jangka panjang.

  • Pemerintah Sebut IEU-CEPA Bakal Sumbang Pertumbuhan Ekonomi RI 0,04%

    Pemerintah Sebut IEU-CEPA Bakal Sumbang Pertumbuhan Ekonomi RI 0,04%

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah mengungkapkan bahwa implementasi perjanjian dagang Indonesia dengan Uni Eropa atau IEU-CEPA mampu memberikan sumbangan kepada pertumbuhan ekonomi sebesar 0,04%. 

    Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono menyampaikan bahwa perhitungan tersebut merupakan simulasi yang pihaknya lakukan. 

    Sementara bagi Eropa, implementasi Indonesia-Europe Union Comprehensive Economic Partnership Agreement atau IEU-CEPA akan menambah pertumbuhan ekonomi Benua Biru tersebut sebesar 0,0013%. 

    “Dengan adanya IEU-CEPA akan meningkatkan pertumbuhan bagi Indonesia kurang lebih 0,04% dan bagi Uni Eropa 0,0013%,” ujarnya dalam Diseminasi Hasil Perundingan IEU-CEPA di kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (13/6/2025).

    Bukan hanya sekadar pertumbuhan ekonomi yang akan meningkat, namun kesejahteraan Indonesia dan Uni Eropa juga demikian. 

    Menurut simulasi pemerintah, kesejahteraan Indonesia akan meningkat US$824,56 juta sementara Uni Eropa meningkat US$481,19 juta. 

    Perjanjian dagang yang ditargetkan dapat mulai diimplementasikan pada akhir 2026 tersebut dipercaya akan meningkatkan investasi hingga 0,42% bagi Indonesia dan 0,0087% bagi Uni Eropa. 

    Melalui perjanjian dagang yang memungkinkan arus barang keluar—masuk lebih bebas dan terbuka, ditambah dengan tarif impor hingga 0%, neraca perdagangan kedua negara diprediksi bakal sama-sama defisit. 

    “Neraca perdagangan barang, mungkin situasinya masih sangat dinamis sekali, tapi ini hasil hitung-hitungan di simulasi. Ada sedikit tekanan untuk Indonesia, sekitar US$743 juta. Untuk Uni Eropa juga kontraksi sebesar US$288 juta. 

    Secara umum, Djatmiko menyampaikan manfaat keberadaan IEU—CEPA. Pertama, peningkatan akses pasar barang dengan ekspor yang diprediksi per tahunnya naik 5,4%. Kedua, peningkatan akses pasar jasa ke Uni Eropa. 

    Ketiga, Peningkatan foreign direct investment (FDI) Uni Eropa di Indonesia untuk kendaraan listrik, energi terbarukan, semikonduktor, farmasi, dan produk turunan mineral. 

    Keempat, peningkatan pendapatan negara seperti Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan (PPh). Kelima, diversifikasi sumber impor bahan baru/barang modal untuk industri dalam negeri. 

    Keenam, peningkatan kesejahteraan yang didorong oleh peningkatan produktivitas industri. Ketujuh, produk Uni Eropa dan Indonesia komplementer. Terakhir, konsumen mendapat lebih banyak opsi untuk melakukan jual beli barang. 

    Adapun, neraca perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa pada 2024 tercatat senilai US$4,5 miliar dengan ekspor yang tumbuh 4,01% (year on year/YoY) dan impor yang kontraksi 9,12%. 

    Uni Eropa menjadi posisi ketujuh tujuan ekspor Indonesia dan posisi kelima asal impor Indonesia. Adapun total perdagangan kedua negara ini bahkan mencapai US$30,2 miliar pada tahun lalu. 

    Pemerintah berencana untuk meningkatkan ekspor untuk produk-produk potensial, seperti minyak kelapa sawit, feronikel, emas, dan pulp kayu kimia. 

  • Pemerintah Sebut IEU-CEPA Bakal Sumbang Pertumbuhan Ekonomi RI 0,04%

    Pemerintah Sebut IEU-CEPA Bakal Sumbang Pertumbuhan Ekonomi RI 0,04%

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah mengungkapkan bahwa implementasi perjanjian dagang Indonesia dengan Uni Eropa atau IEU-CEPA mampu memberikan sumbangan kepada pertumbuhan ekonomi sebesar 0,04%. 

    Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono menyampaikan bahwa perhitungan tersebut merupakan simulasi yang pihaknya lakukan. 

    Sementara bagi Eropa, implementasi Indonesia-Europe Union Comprehensive Economic Partnership Agreement atau IEU-CEPA akan menambah pertumbuhan ekonomi Benua Biru tersebut sebesar 0,0013%. 

    “Dengan adanya IEU-CEPA akan meningkatkan pertumbuhan bagi Indonesia kurang lebih 0,04% dan bagi Uni Eropa 0,0013%,” ujarnya dalam Diseminasi Hasil Perundingan IEU-CEPA di kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (13/6/2025).

    Bukan hanya sekadar pertumbuhan ekonomi yang akan meningkat, namun kesejahteraan Indonesia dan Uni Eropa juga demikian. 

    Menurut simulasi pemerintah, kesejahteraan Indonesia akan meningkat US$824,56 juta sementara Uni Eropa meningkat US$481,19 juta. 

    Perjanjian dagang yang ditargetkan dapat mulai diimplementasikan pada akhir 2026 tersebut dipercaya akan meningkatkan investasi hingga 0,42% bagi Indonesia dan 0,0087% bagi Uni Eropa. 

    Melalui perjanjian dagang yang memungkinkan arus barang keluar—masuk lebih bebas dan terbuka, ditambah dengan tarif impor hingga 0%, neraca perdagangan kedua negara diprediksi bakal sama-sama defisit. 

    “Neraca perdagangan barang, mungkin situasinya masih sangat dinamis sekali, tapi ini hasil hitung-hitungan di simulasi. Ada sedikit tekanan untuk Indonesia, sekitar US$743 juta. Untuk Uni Eropa juga kontraksi sebesar US$288 juta. 

    Secara umum, Djatmiko menyampaikan manfaat keberadaan IEU—CEPA. Pertama, peningkatan akses pasar barang dengan ekspor yang diprediksi per tahunnya naik 5,4%. Kedua, peningkatan akses pasar jasa ke Uni Eropa. 

    Ketiga, Peningkatan foreign direct investment (FDI) Uni Eropa di Indonesia untuk kendaraan listrik, energi terbarukan, semikonduktor, farmasi, dan produk turunan mineral. 

    Keempat, peningkatan pendapatan negara seperti Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan (PPh). Kelima, diversifikasi sumber impor bahan baru/barang modal untuk industri dalam negeri. 

    Keenam, peningkatan kesejahteraan yang didorong oleh peningkatan produktivitas industri. Ketujuh, produk Uni Eropa dan Indonesia komplementer. Terakhir, konsumen mendapat lebih banyak opsi untuk melakukan jual beli barang. 

    Adapun, neraca perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa pada 2024 tercatat senilai US$4,5 miliar dengan ekspor yang tumbuh 4,01% (year on year/YoY) dan impor yang kontraksi 9,12%. 

    Uni Eropa menjadi posisi ketujuh tujuan ekspor Indonesia dan posisi kelima asal impor Indonesia. Adapun total perdagangan kedua negara ini bahkan mencapai US$30,2 miliar pada tahun lalu. 

    Pemerintah berencana untuk meningkatkan ekspor untuk produk-produk potensial, seperti minyak kelapa sawit, feronikel, emas, dan pulp kayu kimia. 

  • Antam Bagikan Dividen Rp 3,64 Triliun, 100 Persen dari Laba Bersih

    Antam Bagikan Dividen Rp 3,64 Triliun, 100 Persen dari Laba Bersih

    Jakarta, Beritasatu.com – PT Aneka Tambang Tbk Antam atau ANTM, anggota holding BUMN pertambangan MIND ID, akan membagikan dividen dari laba tahun buku 2024 sebesar Rp 3,64 triliun atau setara Rp 151,77 per saham. Jumlah tersebut merupakan 100% dari laba bersih yang berhasil dikantongi perusahaan pada tahun lalu.

    Manajemen Antam telah menetapkan jadwal pembagian dividen. Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi dijadwalkan pada 20 Juni 2025, sedangkan ex dividen untuk kedua pasar tersebut akan jatuh pada 23 Juni 2025. Para pemegang saham yang tercatat pada 24 Juni 2025 akan berhak menerima dividen, yang akan dibayarkan pada 11 Juli 2025.

    Kinerja ANTM pada Jumat (13/6/2025) terpantau melonjak 4,10% ke level Rp 3.300. Secara year to date (ytd), saham ini sudah menguat sebesar 116,39%. Dengan harga saham saat ini, estimasi tingkat imbal hasil (dividend yield) mencapai sekitar 4,59%.

    Kepala Riset Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI) Muhammad Wafi menilai, dari sisi fundamental, Antam memiliki prospek positif yang didorong oleh kontribusi dua lini bisnis utama, yakni emas dan nikel.

    Meskipun pada kuartal IV 2024 hingga awal 2025 penjualan emas masih dominan, pendapatan dari nikel diperkirakan akan tumbuh signifikan pada semester II 2025.

    “Segmen nikel diprediksi akan memperoleh momentum seiring pulihnya sentimen global, termasuk faktor geopolitik dan peningkatan permintaan kendaraan listrik (EV). Keunggulan Antam adalah mereka menjual produk olahan seperti feronikel, bukan bijih mentah, sehingga memiliki nilai tambah lebih tinggi,” ujar Wafi.

    Antam juga memiliki keunggulan dari sisi cadangan bahan baku dan rekam jejak operasional yang kuat. Selain itu, perusahaan aktif dalam pengembangan hilirisasi, termasuk pembangunan smelter bersama mitra strategis untuk mendongkrak kontribusi bisnis nikel.

    Dari sisi valuasi, Wafi menyebut saham Antam masih tergolong atraktif. Dibandingkan dengan valuasi historis dan kompetitor sejenis, ANTM dinilai memiliki ruang kenaikan yang masih cukup besar.

    “Target harga kami untuk saham ANTM hingga akhir 2025 berada di angka Rp 4.000, dan kami merekomendasikan untuk beli,” tutupnya.