Produk: kendaraan listrik

  • Honda Disebut Batalkan Proyek SUV Listrik 3 Baris, Ini Sebabnya

    Honda Disebut Batalkan Proyek SUV Listrik 3 Baris, Ini Sebabnya

    Jakarta

    Honda dikabarkan membatalkan proyek SUV listrik tiga baris mereka. Penyebabnya, Honda melakukan pemangkasan anggaran besar-besaran hingga 30% untuk beberapa model mobil listrik terbaru mereka yang akan dirilis pada 2030 mendatang.

    Seperti dikutip dari Nikkei Asia, pada bulan Mei 2025 Honda mengumumkan akan memangkas anggaran R&D untuk model-model yang akan dirilis pada tahun 2030 dari 10 triliun yen (Rp 1.300 triliun) menjadi 7 triliun yen (Rp 910 triliun).

    Kabarnya sebagian dana yang dihemat tersebut akan difokuskan untuk pengembangan mobil hybrid. Honda juga disebut-sebut tak lagi menargetkan 30% penjualan mobil listrik BEV dari total penjualan mereka pada 2030 nanti.

    Tentunya bukan hal aneh jika pabrikan-pabrikan otmotif ternama dunia merevisi ulang target mereka terkait kendaraan elektrifikasi. Sebelum Honda, Ford dan Toyota sudah lebih dahulu menunda peluncuran crossover EV terbaru mereka.

    Pabrikan besar lainnya seperti Nissan juga menunda peluncuran Xterra listriknya selama sepuluh bulan hingga November 2028 dan saudaranya, Infiniti, hingga Maret 2029.

    Langkah Honda dipandang sebagai reaksi terhadap melambatnya permintaan kendaraan listrik di banyak negara, dan perubahan pajak kendaraan listrik di Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump.

    Kendati ada efisiensi, Honda masih memiliki beberapa kendaraan listrik yang siap diproduksi, termasuk 0 SUV dan 0 Saloon sedan yang rencananya diluncurkan secara global tahun depan.

    Honda juga sedang mengembangkan Afeela 1 bekerja sama dengan Sony. Sementara itu di China, perusahaan ini sudah memiliki tiga mobil listrik ‘Ye’ – SUV P7 dan S7, serta GT yang akan segera diluncurkan.

    Sehubungan dengan peralihan fokus, Honda akan mengumumkan model hybrid terbaru mereka, termasuk Prelude yang akan segera hadir pada tahun 2027. Arsitektur baru ini disebut-sebut dapat mengurangi biaya hingga 30% dan meningkatkan penghematan bahan bakar hingga 10%.

    Honda memperkirakan penjualan mobil hybrid akan mencapai angka 2,2 juta unit pada tahun 2030, dengan penjualan EV berkurang menjadi sekitar 750.000 unit.

    (lua/dry)

  • Ingat! Mobil Listrik Jangan Dimodifikasi Sembarangan

    Ingat! Mobil Listrik Jangan Dimodifikasi Sembarangan

    Jakarta

    Pengguna mobil listrik semakin banyak di Indonesia. Maka itu, perlu diketahui hal-hal apa saja yang bisa berisiko terhadap mobil listrik. Salah satu hal yang bisa berpotensi menimbulkan bahaya di mobil listrik adalah modifikasi. Kok bisa?

    Seperti dikatakan After Sales Director PT Neta Auto Indonesia Raditio Hutomo, memodifikasi mobil listrik, khususnya modifikasi yang terkait dengan sistem kelistrikan, bisa menjadi penyebab terjadinya hubungan listrik arus pendek, yang berujung kebakaran.

    “Sebagai bagian dari edukasi keselamatan, penting bagi setiap pemilik mobil listrik Neta untuk memahami potensi risiko yang dapat menyebabkan korsleting listrik (short circuit), percikan api, atau panas berlebih,” ungkap Raditio dalam keterangan resminya.

    “Salah satu penyebab umum dari risiko tersebut adalah penambahan atau modifikasi perangkat kelistrikan yang tidak sesuai standar, seperti instalasi audio system, lampu, GPS, atau aksesori elektronik lainnya yang tidak dianjurkan oleh pihak Neta,” sambung Raditio.

    Selain bisa membuat korsleting kelistrikan di mobil listrik dan mengakibatkan kebakaran, memodifikasi kelistrikan mobil listrik juga berpotensi menggugurkan garansi resmi pabrikan. “Memodifikasi kelistrikan dapat menghilangkan atau membatalkan garansi kendaraan listrik tersebut,” jelas Raditio.

    Berkaca dari hal itu, maka disarankan kepada para pengguna atau pemilik mobil listrik agar tidak menyentuh bagian kelistrikan hanya demi modifikasi. Jika ingin melakukan modifikasi, pemilik mobil listrik bisa menyasar modifikasi yang tak berkaitan dengan area kelistrikan, contohnya seperti modifikasi eksterior mobil.

    Modifikasi eksterior bisa dilakukan dengan mengganti velg aftermarket yang lebih kekinian, pemasangan decal sticker yang lebih trendy, atau pemasangan roof box yang bisa dimanfaatkan untuk membawa barang tambahan.

    (lua/dry)

  • Transportasi Publik Tersandera Tata Kelola

    Transportasi Publik Tersandera Tata Kelola

    Bisnis.com, JAKARTA – Ketergantungan pemerintah daerah pada subsidi pusat kembali mem­­­per­li­­hat­­­kan celah serius dalam penyelenggaraan layanan publik.

    Sejak awal 2025, program transportasi publik dengan skema buy the service (BTS), yang selama ini diandalkan untuk me­­­ngurai kemacetan dan me­­­nyediakan transportasi terjangkau, mengalami stagnasi. Sejumlah kota besar, seperti Bogor, Den­­­pasar, dan Solo terpaksa menghentikan atau me­­­mang­­­kas layanan karena subsidi pusat tidak lagi tersedia.

    Kondisi ini tidak lepas dari kebijakan pemangkasan anggaran Kementerian Perhubungan dari Rp31 triliun menjadi sekitar Rp17,7 triliun untuk tahun 2025. Alokasi program BTS pun terpangkas signifikan. Dari 11 kota pada 2024, kini hanya 8 kota yang masih mendapat subsidi, yakni Bandung, Solo, Banyumas, Balikpapan, Surabaya, Makassar, Pontianak, dan Manado (Kompas, 2024).

    Di sisi lain, jumlah kendaraan bermotor di Indonesia terus melonjak. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, hingga akhir 2023, jumlah kendaraan telah menembus 150 juta unit. Di Jabodetabek saja, pertumbuhan kendaraan mencapai sekitar 1 juta unit per tahun. Lonjakan ini tidak diimbangi oleh peningkatan kapasitas transportasi publik yang memadai.

    Dampaknya sangat terasa. Bank Dunia mencatat kerugian ekonomi akibat kemacetan di Jabodetabek mencapai Rp100 triliun per tahun (CNBC Indonesia, 2024). Di kota-kota besar seperti Bandung, Surabaya, Semarang, dan Makassar, potensi kerugian ekonomi akibat kemacetan diperkirakan mencapai belasan triliun rupiah per tahun (Jabarinsight, 2024).

    Krisis transportasi juga berdampak pada lingkungan. KLHK melaporkan, sektor transportasi menyumbang sekitar 28% emisi karbon nasional. Data Kementerian Perhubungan menyebut total emisi CO2 Indonesia mencapai 1,3 gigaton pada 2022, sebagian besar berasal dari transportasi berbasis bahan bakar fosil (Media Indonesia, 2024).

    Fakta ini mengindikasikan persoalan lebih dalam, yaitu lemahnya perencanaan, minimnya akuntabilitas, dan absennya pengawasan yang efektif. Situasi ini sejalan dengan konsepsi Governance Failure (Stoker, 1998), yakni kegagalan tata kelola akibat ketidaksinkronan antarlembaga, lemahnya kapasitas daerah, dan rendahnya partisipasi publik.

    Buruknya tata kelola diperparah oleh lemahnya pengawasan eksternal. Dalam konteks ini, lembaga-lembaga pengawasan seperti Ombudsman memiliki peran sentral, tidak hanya menunggu aduan masyarakat, tetapi juga secara proaktif melakukan investigasi atas potensi maladministrasi, termasuk penghentian layanan transportasi publik secara tiba-tiba tanpa solusi yang memadai.

    Krisis seperti ini tidak boleh dibiarkan berulang. Penguatan pengawasan layanan publik mutlak menjadi prioritas, baik di tingkat pusat maupun daerah. Dalam kerangka tata kelola yang sehat, lembaga pengawasan eksternal perlu lebih progresif, tidak sekadar menunggu laporan resmi.

    Krisis BTS juga menjadi pengingat bahwa keputusan politik kerap kali lebih ditentukan oleh kepentingan jangka pendek ketimbang kebutuhan riil masyarakat. Ini sejalan dengan teori Public Choice, yang menyoroti kecenderungan kebijakan publik dikendalikan oleh logika politik elektoral, bukan kepentingan publik jangka panjang.

    Jika situasi ini dibiarkan, konsekuensinya bukan hanya stagnasi layanan publik, tetapi juga makin melemahnya kepercayaan publik terhadap negara, meningkatnya polusi, ketimpangan akses layanan antar daerah, dan penurunan produktivitas perkotaan.

    Sejalan dengan upaya membangun tata kelola layanan publik yang kredibel, beberapa langkah korektif perlu segera diambil.

    Pertama, pemerintah daerah harus mulai membangun mekanisme pendanaan transportasi publik yang berkelanjutan. Ketergantungan mutlak pada subsidi pusat hanya membuat layanan publik rapuh. Dana transportasi kota, retribusi lalu lintas, dan skema pembiayaan inovatif perlu dioptimalkan.

    Kedua, pengawasan layanan transportasi publik harus diperkuat. Ombudsman bersama kementerian dan pemerintah daerah perlu membangun sistem monitoring berbasis data, seperti dashboard layanan yang memuat indikator kinerja, uptime, dan evaluasi real-time.

    Ketiga, partisipasi masyarakat harus dilembagakan secara sistematis. Pembentukan dewan konsultatif transportasi di tingkat kota, yang melibatkan akademisi, pengguna layanan, dan masyarakat sipil, dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas.

    Keempat, transisi menuju transportasi rendah emisi harus dipercepat. Insentif fiskal, seperti penghapusan bea masuk kendaraan listrik dan penurunan pajak kendaraan ramah lingkungan, perlu diperluas agar target elektrifikasi dapat tercapai.

    Kelima, lembaga pengawasan publik perlu lebih aktif melakukan investigasi inisiatif atas layanan strategis seperti transportasi publik, sebagai bagian dari upaya preventif mencegah terulangnya maladministrasi.

    Transportasi publik adalah salah satu indikator paling nyata hadir atau tidaknya negara dalam kehidupan rakyat. Penghentian layanan BTS bukan sekadar konsekuensi dari keterbatasan anggaran, melainkan cerminan lemahnya perencanaan, tata kelola, dan pengawasan.

    Penguatan pengawasan atas layanan publik, termasuk sektor transportasi, adalah bagian tak terpisahkan dari upaya membangun negara yang kredibel, akuntabel, dan benar-benar hadir di tengah kebutuhan masyarakat.

  • Harta Karun Dunia Terancam, China Ultimatum Pemberontak Tetangga

    Harta Karun Dunia Terancam, China Ultimatum Pemberontak Tetangga

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Konflik bersenjata di Myanmar utara kini menjadi ancaman nyata bagi pasokan global tanah jarang berat, yang krusial untuk produksi kendaraan listrik hingga turbin angin.

    Melansir Reuters pada Selasa (8/7/2025), China mengeluarkan ultimatum kepada kelompok pemberontak Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA), menambah tekanan terhadap rantai pasok global yang sudah rapuh sejak pandemi dan konflik geopolitik.

    Sejak Desember 2024, KIA menggempur kota strategis Bhamo di negara bagian Kachin, hanya 100 km dari perbatasan China. Wilayah ini menyumbang hampir 50% pasokan global tanah jarang berat seperti disprosium dan terbium. Mineral tersebut diekspor ke China untuk diproses menjadi magnet berteknologi tinggi.

    Namun, Beijing kini mengancam akan memblokir pembelian tanah jarang dari wilayah yang dikuasai KIA, jika kelompok itu tak menghentikan ofensif ke Bhamo. Informasi ini diungkap tiga sumber Reuters yang mengetahui pembicaraan tertutup antara pejabat China dan komandan KIA.

    “Dan jika kami tidak menerimanya, mereka akan memblokir ekspor dari Negara Bagian Kachin, termasuk mineral tanah jarang,” kata seorang pejabat KIA kepada Reuters.

    China Bermain Keras

    Ultimatum ini menunjukkan bagaimana China memanfaatkan dominasinya atas industri tanah jarang untuk menekan kelompok bersenjata demi mendukung junta Myanmar, sekutu utamanya di kawasan.

    Seorang komandan KIA menyebut pembicaraan dilakukan dengan perwakilan Kementerian Luar Negeri China. Namun, belum jelas apakah ancaman ini telah direalisasikan.

    Menanggapi hal ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengatakan: “Gencatan senjata dini dan pembicaraan damai antara militer Myanmar dan Tentara Kemerdekaan Kachin merupakan kepentingan bersama Tiongkok dan Myanmar serta rakyat mereka.”

    Beijing juga menawarkan insentif, seperti peningkatan perdagangan lintas batas jika KIA menghentikan serangan ke Bhamo. Namun, para pemimpin KIA tetap percaya diri bisa merebut kota itu dan menilai China pada akhirnya tetap akan membeli tanah jarang karena kebutuhan industrinya.

    Pasokan Global Tertekan

    Tekanan geopolitik ini berdampak langsung ke pasokan. Impor tanah jarang China dari Myanmar anjlok 50% dalam lima bulan pertama 2025 dibanding tahun lalu, menurut data bea cukai Tiongkok.

    Menurut Neha Mukherjee dari Benchmark Mineral Intelligence, jika konflik berlanjut, dunia bisa menghadapi defisit tanah jarang berat pada akhir tahun.

    “Dalam jangka pendek, gangguan pasokan ini bisa mendorong harga di luar China melonjak tajam,” ujarnya.

    Harga disprosium dan terbium memang sudah melonjak sejak KIA membatasi produksi dan menaikkan pajak penambangan setelah merebut sabuk tanah jarang di Kachin tahun lalu.

    Pertempuran Memanas di Bhamo

    Bhamo saat ini menjadi medan tempur krusial. Sekitar 5.000 pasukan KIA dan sekutunya mengepung kota yang merupakan jalur logistik penting bagi junta.

    Namun militer Myanmar masih menguasai langit. Serangan udara tanpa henti telah menghancurkan sebagian besar kota, termasuk sekolah dan rumah ibadah. Serangan ini menewaskan warga sipil, termasuk anak-anak.

    “Saya tidak tahu berapa lama kelompok revolusioner akan mampu melawan tekanan Tiongkok,” kata aktivis Kachin, Khon Ja. Ia menyebut pembatasan perbatasan telah menyebabkan kekurangan bensin dan obat-obatan.

    Sementara itu, pengamat menilai Beijing tak tertarik menyelesaikan konflik secara menyeluruh, melainkan hanya ingin meredakan pertempuran di wilayah vital ekonominya.

    “Tekanan Tiongkok merupakan pendekatan yang lebih umum untuk meredakan konflik,” ujar analis independen David Mathieson.

    Sementara itu, jika KIA berhasil menguasai Bhamo, junta akan kehilangan akses darat dan sungai ke wilayah utara Myanmar. Hal ini akan memperlemah cengkeraman militer atas rute perdagangan dan membuat posisi mereka semakin rapuh.

    “China, yang membutuhkan tanah jarang, hanya dapat menoleransi ini untuk waktu yang terbatas,” kata seorang komandan KIA.

    Kemenangan pemberontak di Bhamo bisa menjadi titik balik, yang memaksa Beijing untuk bernegosiasi langsung dengan pasukan etnis dan perlahan meninggalkan dukungannya terhadap junta.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Ini Cara Aman Pakai APAR di Mobil Listrik

    Ini Cara Aman Pakai APAR di Mobil Listrik

    Jakarta

    Alat Pemadam Api Ringan (APAR) menjadi perangkat yang wajib ada di kendaraan roda empat yang dijual di Indonesia, tak terkecuali mobil listrik. Ini cara aman memakai perangkat APAR di mobil listrik.

    Sebagai informasi, penyematan APAR di kendaraan roda empat, sejalan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Republik Indonesia No. KP.972/AJ.502/DRJD/2020, yang mengatur tentang penyediaan APAR pada kendaraan bermotor, termasuk kendaraan listrik.

    APAR berfungsi sebagai alat penyelamatan pertama dalam kondisi darurat, seperti kebakaran ringan yang dapat terjadi akibat korsleting listrik atau insiden teknis lainnya.

    Dijelaskan Neta Auto Indonesia dalam keterangan resminya, berikut tips menggunakan APAR yang aman di mobil listrik:

    1. Mengetahui Letak APAR

    Letak APAR pada mobil listrik Neta ada di dalam laci dashboard pada sisi penumpang depan (sebelah kiri). Konsumen Neta cukup membuka laci tersebut untuk mengambil APAR saat dibutuhkan. Penempatan ini dirancang agar mudah diakses dalam kondisi darurat, sekaligus tetap rapi dan tidak mengganggu kenyamanan kabin.

    2. Cek APAR

    Setelah mengambil APAR yang terletak di dalam laci dashboard (di sisi penumpang depan), pengguna mobil disarankan terlebih dahulu memeriksa kondisi APAR. Pastikan segel pengaman pada tabung masih utuh, sebagai tanda bahwa APAR belum pernah digunakan. Selain itu, periksa informasi tanggal kedaluwarsa atau expired date yang tercantum pada tabung, karena masa pakai APAR ini mencapai hingga 8 tahun sejak tanggal produksi. Jika APAR akan digunakan, konsumen bisa melanjutkan dengan membuka segel berwarna kuning yang terdapat pada tabung sebelum mengoperasikannya.

    Tips aman pakai APAR di mobil listrik Foto: Dok. Neta Auto Indonesia

    3. Pemakaian APAR

    Setelah membuka segel berwarna kuning, pengguna mobil dapat menekan katup merah yang terletak di bagian atas tabung. Pastikan bubuk atau asap putih keluar dari tabung sebagai indikasi bahwa APAR berfungsi dengan baik. Arahkan semprotan ke sumber api ringan untuk membantu memadamkan kebakaran dalam kondisi darurat. Jangan lupa baca petunjuk manual yang tertera langsung pada badan tabung APAR.

    “Penggunaan tabung APAR pada kendaraan diperuntukkan khusus dalam kondisi darurat atau emergency, seperti munculnya panas berlebih, percikan api, atau api ringan di dalam kendaraan. Meski demikian, penggunaan APAR hanya sebagai tindakan penanganan awal. Konsumen tetap sangat disarankan untuk segera menghubungi petugas pemadam kebakaran atau pihak berwenang setempat agar penanganan dapat dilakukan secara cepat, aman, dan menyeluruh,” kata Raditio Hutomo selaku After Sales Director PT Neta Auto Indonesia.

    “Sebagai bagian dari edukasi keselamatan, penting bagi setiap pemilik mobil listrik Neta untuk memahami potensi risiko yang dapat menyebabkan korsleting listrik (short circuit), percikan api, atau panas berlebih. Salah satu penyebab umum dari risiko tersebut adalah penambahan atau modifikasi perangkat kelistrikan yang tak sesuai standar, seperti instalasi audio system, lampu, GPS, atau aksesori elektronik lainnya yang tidak dianjurkan oleh pihak Neta, yang di mana dapat menghilangkan atau membatalkan garansi kendaraan tersebut,” sambung Raditio.

    Dengan mengikuti tips-tips di atas, konsumen mobil listrik dapat meningkatkan kesiapan dalam menghadapi kondisi darurat secara sigap dan tepat.

    (lua/din)

  • Harga Jual Kembali Mobil Listrik Anjlok Parah, Ini Biang Keroknya

    Harga Jual Kembali Mobil Listrik Anjlok Parah, Ini Biang Keroknya

    Jakarta

    Harga jual kembali mobil listrik di Indonesia ternyata kurang baik. Bahkan, meski baru dipakai kurang dari setahun, penurunan angkanya benar-benar drastis. Apa biang keroknya?

    “Baterai,” ujar Founder National Battery Research Institute Evvy Kartini, dikutip dari CNBC Indonesia, Selasa (8/7).

    Baterai merupakan komponen termahal yang terdapat di mobil listrik. Banderol komponen tersebut bisa 40-50 persen dari total harga jual kendaraan. Itulah mengapa, kata Evvy, mulai banyak produsen yang menjual mobil listrik dengan sistem sewa baterai.

    “Harga baterai setengah harga mobil, jenis LFP dan semua. Jadi ketika harga baterai turun pasti mobil listrik turun,” ungkapnya.

    BYD di PEVS 2025. Foto: Septian Farhan Nurhuda/detik.com

    Sebagai gambaran, harga baru BYD Seal Premium senilai Rp 639 juta dan Seal Performance AWD Rp 750 juta. Namun, satu tahun setelah peluncuran, harga kendaraan tersebut di marketplace turun Rp 200 jutaan!

    Harga mobil bekas lain seperti Hyundai juga jeblok. Ioniq 5 Signature Long Range yang harga barunya Rp 844 juta, hanya ditawarkan Rp 465 juta-Rp 550 juta di lama jual-beli kendaraan bekas. Kendaraan tersebut umumnya keluaran dua tahun lalu.

    Selain BYD dan Hyundai, harga mobil listrik buatan Chery juga mengalami penurunan besar. Chery J6 yang dibanderol Rp 505 jutaan bisa ditebus Rp 450 jutaan di pasar kendaraan bekas.

    “Misal Anda pakai mobil listrik 3 tahun, orang yang mau beli pasti menghitung, sisa masa pakai cuma 2 tahun, karena baterainya belum direcycle, ganti baterai juga setengah harga mobil, jadi makanya turun, bukan bodi atau apa, jadi baterainya,” tuturnya.

    Chery J6 Foto: Muhammad Hafizh Gemilang

    Hal itu berbeda dengan kendaraan bensin atau internal combustion engine (ICE), sedangkan kekuatan kendaraan listrik terus menurun setelah pemakaian lama.

    “Karena baterai punya lifetime, misal 1000 cycle, ketika dipakai 500 cycle berarti sisanya 500, itu nggak bisa digantikan, dalam sekian tahun harus diganti, jadi itu yang menyebabkan harga mobil listrik jatuh,” kata Evvy.

    (sfn/din)

  • Intip Spesifikasi BYD Seagull, Mobil Listrik Murah yang Bakal Masuk Indonesia

    Intip Spesifikasi BYD Seagull, Mobil Listrik Murah yang Bakal Masuk Indonesia

    Jakarta

    BYD Seagull santer diberitakan segera masuk ke pasar Indonesia dalam waktu dekat ini. Mobil listrik berdimensi kompak ini akan menjadi alternatif baru bagi konsumen di Tanah Air yang menginginkan kendaraan listrik untuk mobilitas di perkotaan. Seperti apa spesifikasi BYD Seagull?

    Secara tampilan, BYD Seagull memiliki tampilan ala hatchback modern dengan desain yang sporty dan kekinian. Seagull memiliki panjang 3.780 mm, lebar 1.715 mm dan tinggi 1.580 mm, dengan wheelbase 2.500 mm. Mobil ini memiliki ground clearance 120 mm dengan bobot total 1.160 kg.

    BYD Seagull dibekali motor berjenis Permanent Magnet Synchronous yang menggerakkan roda depan. Tenaganya mencapai 75 PS (73,9 dk) dengan torsi puncak 135 Nm.

    BYD Seagull Foto: Dok. BYD

    Baterainya punya kapasitas 30 kWh dengan jenis Blade Battery (Lithium Iron Phosphate/LFP). Dengan baterai itu, mobil murah BYD tersebut bisa menjangkau jarak hingga 300 km (NEDC). Model ini juga memiliki opsi baterai 38 kWh yang bisa menjangkau jarak hingga 405 km.

    BYD Seagull menawarkan kenyamanan berkendara dengan konfigurasi 4 tempat duduk dan 5 pintu. Interiornya dilengkapi dengan cluster instrumen 5 inci untuk informasi penting dan layar infotainment 12,8 inci yang informatif. Mobil ini diklaim cocok untuk penggunaan di perkotaan dengan dimensinya yang kompak.

    Di China, BYD Seagull dijual antara 63.800 yuan sampai 82.800 yuan (Rp 144 juta sampai Rp 187 jutaan). BYD Seagull pun menjadi salah satu mobil terlaris di China, dan ada di bawah Geely Xinguan.

    BYD Seagull Foto: Dok. BYD

    Sinyal BYD Seagull bakal segera masuk Indonesia terungkap dari bocoran salah satu tenaga penjual BYD di Indonesia. Menurut dia, keran pemesanan alias pre order calon mobil listrik murah BYD Seagull sudah dibuka.

    “Harga mulai Rp 200 jutaan,” kata tenaga penjual yang tidak ingin disebutkan namanya itu. Pra pemesanan bisa dilakukan dengan menyiapkan uang muka atau DP (down payment) Rp 20 juta.

    Tertarik?

    (lua/din)

  • Nissan Jadi Gandeng Foxconn Produksi EV?

    Nissan Jadi Gandeng Foxconn Produksi EV?

    TOKYO – Pabrik Nissan di Oppama, Jepang, yang telah lama menjadi target potensi penutupan dalam rencana restrukturisasi produsen mobil Jepang tersebut, kini mendapat secercah harapan. Menurut laporan dari harian bisnis Nikkei pada Minggu, 6 Juli, Nissan Motor sedang dalam pembicaraan serius dengan raksasa teknologi Taiwan, Foxconn, mengenai potensi kolaborasi dalam produksi kendaraan listrik (EV).

    Sumber yang tidak disebutkan namanya dari Nissan menyatakan bahwa ide untuk memproduksi kendaraan listrik merek Foxconn di lini perakitan Oppama yang menganggur dapat menyelamatkan sekitar 3.900 pekerjaan dan mempertahankan jaringan pemasok penting. Pabrik Oppama, yang berlokasi di Yokosuka, Tokyo, adalah fasilitas bersejarah bagi Nissan dan menjadi simbol masa depan yang tidak pasti di tengah transisi industri otomotif.

    Sejarah Hubungan yang Pasang Surut

    Pembicaraan terbaru ini menambah babak baru dalam hubungan yang fluktuatif antara Foxconn dan Nissan. Sebelumnya, pada awal tahun 2025, Foxconn telah mengumumkan ambisinya untuk menjadi pemain besar dalam manufaktur kendaraan listrik, bahkan sempat mengajukan penawaran untuk mengambil alih pabrik mobil yang kesulitan finansial.

    Pada saat itu, Chairman Foxconn, Young Liu mengatakan perusahaannya tidak ingin mengakuisisi Nissan, melainkan terbuka melakukan kerja sama dan membeli saham bila itu diperlukan.

    “Membeli sahamnya Nissan bukanlah target kami, namun tujuan kami adalah kerja sama,” kata Young Liu dikutip dari Reuters, Kamis, 13 Februari.

    Meskipun Nissan belum pernah secara eksplisit mengumumkan pembicaraan dengan Foxconn sebelumnya, ada indikasi kerja sama yang lebih luas di antara aliansi mereka. Mitra junior Nissan, Mitsubishi Motors, misalnya, pada bulan Mei 2025 telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan anak perusahaan Foxconn untuk pasokan model EV. Langkah Mitsubishi ini, yang juga merupakan bagian dari aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi, mungkin menjadi indikasi awal potensi yang lebih besar antara Foxconn dan grup tersebut secara keseluruhan.

    Sebelumnya, Foxconn sendiri telah menjalin kemitraan dengan perusahaan-perusahaan seperti Fisker Inc. dan memiliki fasilitas perakitan EV di Ohio, Amerika Serikat, yang diakuisisi dari Lordstown Motors. Kehadiran Foxconn dalam rantai pasokan EV global semakin kuat, dengan menawarkan solusi manufaktur kontrak bagi merek-merek yang ingin memasuki pasar EV tanpa harus membangun pabrik sendiri dari nol.

    Masa Depan Pabrik Oppama dan Strategi EV Nissan

    Laporan Nikkei muncul di tengah upaya Nissan untuk mengkonsolidasikan operasinya dan berinvestasi lebih dalam pada kendaraan listrik. Meskipun Nissan telah menjadi pelopor EV dengan model Leaf, mereka menghadapi persaingan ketat dari pendatang baru dan produsen mobil tradisional lainnya. Potensi kolaborasi dengan Foxconn tidak hanya dapat mengamankan masa depan Oppama, tetapi juga memungkinkan Nissan untuk memanfaatkan keahlian Foxconn dalam manufaktur elektronik dan pasokan komponen untuk produksi EV yang lebih efisien.

  • Motor Listrik Honda Didiskon Belasan Juta, Begini Impresi Berkendaranya

    Motor Listrik Honda Didiskon Belasan Juta, Begini Impresi Berkendaranya

    Jakarta

    Honda CUV e: bikin heboh gara-gara harganya kena diskon Rp 35.187.000. Walhasil banderolannya turun jadi Rp 19.263.000. Harga motor listrik itu akhirnya bisa setara dengan Honda BeAT. Penasaran gak gimana rasanya motor listrik ini?

    Kebetulan Honda CUV e: pernah kami jajal untuk motor operasional harian. Kalau dari segi performa, motor ini cukup mumpuni, apalagi kecepatan maksimalnya di atas kertas bisa sampai 83 km/jam dan jarak tempuhnya 80,7 km.

    Untuk jarak tempuh Depok, Jawa Barat ke Tendean, Jakarta Selatan, motor listrik ini masih terbilang oke. Sebab untuk harian itu tidak sampai 60 kilometer untuk perjalanan pulang pergi.

    Impresi membawa motor listrik ini terbilang nyaman.

    Honda CUV e: punya ground clearance yang ramah untuk tinggi rata-rata orang Indonesia. Kaki sangat mudah menapak tanah. Hanya saja joknya memang melebar.

    Sebagai gambaran, ergonomi berkendara motor ini punya stang rendah, ruang kaki yang tersisa juga masih luas.

    Honda CUV e: terdapat tiga mode berkendara, yakni ECON, STD, dan Sport, yang bisa dipilih untuk menyesuaikan kebutuhan dan kondisi.

    Karakter motor listrik ini juga tidak jengat, distribusi tenaganya ramah, bahkan untuk orang-orang yang baru menjajal motor listrik sekali pun.

    Di atas kertas motor ini bisa memuntahkan tenaga sebesar 6 kW (8 hp) di 3.500 rpm dan torsi 22 Nm pada 2.300 rpm. Dengan figur tenaga tersebut setara dengan motor 110 cc.

    Namun jangan harap punya akomodasi yang mirip dengan Vario. Sebab di balik joknya itu adalah dua baterai, bukan bagasi. Jadi untuk kalian yang khawatir soal penyimpanan helm saat parkir, perlu membawa atau box tambahan.

    Masih soal performa, tim redaksi detikOto juga pernah membawa motor ini untuk shooting dari Depok ke BSD City. Saat berangkat, baterai kala itu masih full 100 persen.

    Honda CUV e: Foto: Ridwan Arifin

    Motor masih bisa sampai tujuan. Lalu motor pun dipakai kebutuhan konten, sisa baterainya masih 30 persen, dan sisa jaraknya 22 kilometer.

    Honda CUV e: itu pun lalu dipakai untuk perjalanan kembali ke Depok. Namun saat motor mencapai jarak sekitar 58 kilometer, baterai sudah nol persen. Di saat bersamaan, muncul logo kura-kura.

    Honda CUV e: Foto: Ridwan Arifin

    Kami pun masih menggunakan mode sport, motor masih bisa berjalan sampai di Pamulang, baterai sudah habis nol persen. Jarak yang ditempuh 70,2 kilometer pada odometer, artinya motor listrik ini masih bisa berjalan 12 kilometer saat baterai menunjukkan indikator nol persen.

    Menariknya baterai yang dipakai itu dapat di-swap(ditukar) atau di-charge sendiri dengan off-board charger. Pengisian baterai dari kosong hingga penuh memakan waktu enam jam, dan 2,7 jam (160 menit) untuk pengisian dari 25% ke 75%.

    Tapi perlu diingat, agak merepotkan jika motor tidak bisa di-charge langsung lewat Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Apalagi harus membawa off-board charger.

    Operasional yang hemat

    Jika menggunakan motor listrik hingga kondisi baterai habis, sesuai spesifikasi baterai yang digunakan, yakni dua baterai dengan masing-masing kapasitas maksimal 29,6 Ah dan 50,26 Volt, maka daya yang bisa digunakan sekitar 1,478 kWh (per baterai). Dengan kata lain, dua baterai maksimal yang disimpan Honda CUV e: artinya sekitar 2,975 kWh.

    Kemudian dikalikan tarif listrik Rp 1.444,70 per kWh, hasilnya untuk jarak tempuh yang diklaim Honda bisa mencapai 80,7 km perlu memakan biaya isi ulang listrik Rp 4.928.

    Misalnya dalam sebulan jika jarak tempuh per harinya hanya 80 kilometer kamu akan memperoleh biaya pemakaian listrik sebesar 30 x Rp 4.928, yakni Rp 128.956.

    (riar/din)

  • Mobil Listrik Nissan N7 Siap Diekspor Tahun Depan, Indonesia Kebagian?

    Mobil Listrik Nissan N7 Siap Diekspor Tahun Depan, Indonesia Kebagian?

    Jakarta

    Nissan mengumumkan rencananya mengekspor mobil sedan listrik N7 ke pasar global mulai tahun depan. Nissan N7 merupakan mobil sedan listrik yang diproduksi di pabrik Guangzhou, China, bekerja sama dengan mitra lokal, Dongfeng.

    Sebagai informasi, Nissan N7 meluncur di pasar China pada April lalu dan langsung mencatat penjualan yang cukup baik. Mobil ini ditawarkan mulai 119.900 yuan atau sekira Rp 272 jutaan. Dengan desain modern dan fitur canggih, N7 menjadi bagian dari strategi Nissan untuk memanfaatkan potensi besar pasar mobil listrik global dengan memanfaatkan efisiensi produksi di China.

    Meski dibuat di China, ekspor N7 ke luar negeri tak bisa dilakukan begitu saja. Salah satu tantangan terbesar adalah pada sektor perangkat lunak yang saat ini menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) dari perusahaan China. Mengingat adanya pembatasan terhadap produk AI buatan China di sejumlah negara, Nissan harus melakukan penyesuaian spesifikasi agar bisa menembus pasar global.

    Nissan N7 Foto: Carscoops

    Untuk itu, Nissan menjalin kerja sama strategis dengan perusahaan pengembang lokal, IAT Automobile Technology, guna merancang ulang perangkat lunak yang dikhususkan buat kebutuhan ekspor. Langkah ini sekaligus memperkuat komitmen Nissan dalam menghadirkan kendaraan listrik yang kompetitif secara teknologi dan harga.

    Mengutip Carnewschina, mobil listrik Nissan N7 memiliki potensi diekspor ke sejumlah negara di Timur Tengah dan di Asia Tenggara. Tentunya, Indonesia bisa menjadi tujuan ekspor yang menarik di kawasan Asia Tenggara, mengingat kendaraan listrik di Indonesia sedang tumbuh-tumbuhnya dan sedang ramai-ramainya dengan banyak pemain.

    Sebagai bukti keseriusan Nissan dalam mengekspor kendaraan elektrifikasinya, Dongfeng Motor, mitra utama Nissan di China, baru saja mengumumkan pembentukan sebuah perusahaan patungan baru dengan nama Nissan China Investment Co., Ltd. (NCIC). Perusahaan gabungan ini akan berfokus pada aktivitas ekspor otomotif, dengan modal awal sebesar 1 miliar yuan atau sekitar Rp 2,3 triliun. Komposisi saham terdiri dari 60% milik NCIC dan 40% milik Dongfeng.

    Keputusan ini menandai langkah strategis Nissan di tengah tekanan bisnis global. Seperti diketahui, pabrikan Jepang itu tengah dalam proses pemulihan, usai meluncurkan rencana restrukturisasi besar-besaran pada Mei lalu, termasuk pengurangan 20.000 pekerja dan penggabungan beberapa fasilitas produksi.

    China kini menjadi pusat elektrifikasi otomotif dunia, dan Nissan ingin memanfaatkan momentum ini. Selain N7, Nissan juga berencana menghadirkan lebih banyak kendaraan elektrifikasi di China, termasuk truk pikap listrik pertamanya yang akan meluncur akhir tahun ini.

    Dengan strategi baru ini, Nissan berharap bisa kembali bangkit dan memposisikan kendaraan listrik sebagai tulang punggung bisnisnya di masa depan.

    (lua/din)