Produk: kendaraan listrik

  • Keuntungan BYD Merosot Drastis, Ada Apa?

    Keuntungan BYD Merosot Drastis, Ada Apa?

    Jakarta

    Merek mobil listrik asal China, BYD, harus menelan pil pahit. Untuk pertama kalinya dalam tiga setengah tahun, laba kuartalan perusahaan ini turun nyaris 30 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

    Laporan Reuters menyebutkan laba bersih perusahaan kendaraan listrik terbesar di dunia tersebut mencapai 6,4 miliar yuan atau sekitar Rp 14,5 triliun pada kuartal kedua.

    “Laba bersih produsen kendaraan listrik terbesar di dunia mencapai 6,4 miliar yuan pada kuartal kedua, menurut laporan yang dirilis pada hari Jumat (29/8/25), turun 29,9% dari tahun sebelumnya, setelah naik 100,4% pada kuartal pertama,” tulis Reuters dalam laporannya.

    Data resmi menunjukkan laba bersih BYD di kuartal II 2025 hanya mencapai sekitar 6,4 miliar yuan atau setara Rp 14,5 triliun. Angka itu anjlok dari pencapaian tahun lalu, meski pendapatan mereka sebenarnya masih tumbuh sekitar 14 persen.

    Reuters menyebutkan penyebab turunnya laba BYD ini tak lepas dari strategi diskon besar-besaran yang sebelumnya jadi senjata utama BYD melawan Tesla dan rival lokal lain.

    Harga yang ditekan terlalu dalam memang sempat mendongkrak penjualan, tapi margin keuntungan perlahan terkikis. Dari yang sebelumnya 18,7 persen, kini susut jadi 16,3 persen.

    Belum berhenti di situ, pemerintah China yang sedang aktif menertibkan “perang harga” juga diklaim membuat laba BYD tergerus.

    BYD dan produsen lain kini diwajibkan membayar pemasok maksimal dalam 60 hari, sebuah aturan yang membuat arus kas semakin ketat. Diskon pun mulai berkurang, rata-rata tinggal 6,7 persen di awal Agustus.

    Meski di dalam negeri tersandung, BYD mencoba menyeimbangkan dengan ekspansi global. Penjualan luar negeri mereka melonjak empat kali lipat dalam tujuh bulan pertama tahun ini, bahkan di Eropa berhasil menyalip Tesla.

    Di Indonesia sendiri, kehadiran Atto 1 yang menjadi primadona Gaikindo Indonesia International Auto Show 2025 kemarin juga membuat penjualan BYD terdongkrak.

    Selain itu, BYD juga menyiapkan pabrik di beberapa negara selain Indonesia, mulai dari Hungaria, Turki, hingga Thailand, lengkap dengan armada kapal ekspor untuk memperlancar distribusi.

    Target besar tetap dicanangkan 5,5 juta unit terjual sepanjang 2025. Namun hingga Juli, BYD baru mencatat 2,49 juta unit atau 45 persen dari target. Dengan pasar domestik yang semakin ketat, pertaruhan besar kini ada di pasar global.

    (mhg/rgr)

  • Penjualan Mobil Listrik RI Naik 200%, 90% Pakai Baterai LFP

    Penjualan Mobil Listrik RI Naik 200%, 90% Pakai Baterai LFP

    Jakarta

    Pertumbuhan kendaraan listrik di Indonesia menunjukan lonjakan luar biasa, menandakan momentum penting dalam transisi menuju mobilitas hijau. Indonesia Battery Corporation (IBC) menyampaikan bahwa penjualan mobil listrik di Tanah Air mencapai 40 ribu unit pada tahun 2024, mengalami peningkatan hingga 200% dibanding tahun sebelumnya yang hanya 13 ribu unit.

    “Peningkatan volume dari mobil EV hampir 200%. Sebelumnya 13 ribu 2023, 2024 itu hampir 40 ribu kendaraan mobil EV yang baru keluar. Jadi itu signifikan,” terang Direktur Utama IBC Toto Nugroho.

    Meski angka penjualan sangat positif, Toto mengingatkan bahwa hampir 90% dari kendaraan listrik tersebut masih menggunakan baterai berbasis Lithium Ferro Phosphate (LFP), bukan baterai berbasis nikel-meskipun Indonesia memiliki cadangan nikel melimpah

    Situasi ini menyiratkan bahwa Indonesia berpotensi besar untuk memanfaatkan sumber daya nikel demi memperkuat industri baterai EV dalam negeri, mulai dari hilirisasi, pengembangan nilai tambah, hingga penguatan ekosistem. Meski pencapaian tahun 2024 sangat impresif, transisi menuju baterai berbasis nikel (misalnya Nickel Mangan Cobalt atau NMC) menjadi langkah strategis berikutnya.

    (akd/akd)

  • Mobil Listrik MG4 EV Terbaru Meluncur, Harga Mulai Rp 150 Jutaan

    Mobil Listrik MG4 EV Terbaru Meluncur, Harga Mulai Rp 150 Jutaan

    Jakarta

    Produsen roda empat blasteran China-Inggris, Morris Garage (MG), resmi meluncurkan MG4 EV generasi kedua di pameran Chengdu Auto Show atau CAS 2025, China. Menariknya, meski banyak pembaruan, harga kendaraan listrik tersebut masih tergolong murah!

    Disitat dari Carnewschina, Sabtu (30/8), MG4 EV generasi kedua punya wajah yang lebih kalem. Lampu utama atau headlamp-nya dibuat menggemaskan, lekukan kap mesinnya dirancang lebih minimalis dan grilnya menggunakan model honeycomb yang terbelah di bagian sentral.

    Sementara bagian samping dan belakangnya benar-benar berbeda. Kendaraan tersebut tak lagi mengadopsi desain yang agresif dengan sudut-sudut tajam, melainkan lebih kalem seperti mobil perkotaan pada umumnya.

    MG4 EV 2025. Foto: Doc. Carnewschina.

    MG4 EV generasi kedua punya dimensi panjang 4.395 mm, lebar 1.842 mm, tinggi 1.551 mm dan jarak sumbu roda 2.750 mm. Kendaraan tersebut 108 mm lebih panjang dibandingkan model sebelumnya.

    Menariknya, motor listrik yang disematkan ke tubuh MG4 EV terbaru justru lebih kecil dibandingkan model sebelumnya, yakni 120 kw atau setara 161 dk. Padahal, MG4 EV generasi pertama menggunakan motor listrik 125 kw atau 168 dk.

    Pembekalan tersebut membuat kendaraan mampu melesat hingga kecepatan 160 km/jam. Meski agak turun, namun spesifikasi itu sudah lebih dari cukup untuk mobil listrik perkotaan.

    MG4 EV 2025. Foto: Doc. Carnewschina.

    MG4 EV generasi kedua menggunakan baterai lithium iron phosphate (LFP) dengan kapasitas 42,8 kwh dan 53,9 kwh. Sementara jarak tempuh untuk baterai pertama mencapai 437 km dan baterai kedua 530 km. Kemudian pengecasan dari 30 ke 80 persen hanya memerlukan waktu 20 menit dengan fast charger.

    Fiturnya cukup lengkap. Pabrikan membekalinya dengan layar yang puny tiga ukuran, yakni 10,25 inci (resolusi 720P), 12,8 inci (resolusi 1080P), dan 15,6 inci (resolusi 2,5K). Layar tersebut didukung chip Qualcomm Snapdragon 8155 yang supported sistem konektivitas cerdas MG x OPPO.

    Selain itu, ada bantuan pengemudi dengan 12 radar ultrasonik, empat kamera tampilan 360 derajat, kamera depan 8 megapiksel, dan kamera belakang yang resolusinya belum diketahui. Semua itu ditenagai chip Horizon Journey J6e, yang memungkinkan kemampuan NOA (Navigation On Assist) berkecepatan tinggi seperti bantuan pindah jalur otomatis, bantuan menjaga jalur, pindah jalur dengan lampu sein dan parkir cerdas.

    MG4 EV generasi kedua tersedia dalam lima varian berbeda dengan harga mulai dari 68.800 yuan atau Rp 150 jutaan. Kendaraan tersebut berstatus sebagai produk global dan berpeluang besar dipasarkan di negara lain, termasuk Indonesia.

    (sfn/rgr)

  • Mobil Listrik Impor Lagi Bulan Madu di Indonesia, Awalnya Cuma Nyicipin

    Mobil Listrik Impor Lagi Bulan Madu di Indonesia, Awalnya Cuma Nyicipin

    Jakarta

    Penjualan mobil listrik impor diibaratkan sedang menjalani masa “bulan madu”. Produsen yang mengimpor memiliki beragam kemudahan imbas kebijakan insentif mobil listrik CBU.

    Keringanan pajak untuk mobil listrik impor itu berdampak positif dari penjualan pasar. Ragam pabrikan yang memiliki komitmen investasi berbondong-bondong masuk ke Indonesia.

    “BEV (battery electric vehicles) CBU itu BEV honey moon, sebenarnya tujuannya nyicip-nyicip dulu,” kata Peneliti Senior dari LPEM FEB UI, Riyanto belum lama ini di Kantor Kemenperin.

    “Akhirnya sampai dicicipin sudah enak kan, harusnya diproduksi di sini,” kata dia.

    “Sehingga dengan demikian sebenarnya kalau kita lihat sebenarnya harusnya sudah harus 2025 berakhir, nyicipin sudah dikasih waktu, sudah kelihatan pasarnya, sudah bisa meraba,” jelasnya lagi.

    “Kalau tidak salah ngetes pasar juga ini. Ngetes bagaimana konsumen Indonesia dalam memilih kendaraan, sudah terlihat,” kata dia.

    Berdasarkan data Gaikindo yang dipaparkan, penjualan dari merek peserta program insentif CBU menunjukkan bahwa BYD mencatat penjualan terbanyak dengan total 16 ribu unit, diikuti oleh Denza sebanyak 6 ribu unit, AION sebanyak 3 ribu unit, Geely sebanyak 1.500 unit, Citroën sebanyak 839 unit, Xpeng sebanyak 75 unit, dan Maxus sebanyak 66 unit. Semuanya memiliki komitmen untuk melokalisasi produknya di Indonesia.

    Dalam paparan Kemenperin, perusahaan yang memanfaatkan fasilitas insentif impor CBU antara lain Citroen, Aion, Maxus, VW, BYD, Geely, VinFast, Xpeng, hingga Great Wall Motors (GWM).

    Aturan singkat insentif impor mobil listrik CBU

    Menyoal aturan insentif mobil listrik tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 12 Tahun 2025 (PMK 12/2025), yang diterbitkan dan mulai berlaku tanggal 4 Februari 2025. Melalui beleid tersebut, insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ditanggung pemerintah (DTP) yaitu PPN DTP 10 persen dari harga jual untuk mobil listrik dengan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) paling rendah 40 persen dan 5 persen untuk bus hingga Desember 2025.

    Kemudian Peraturan Menteri Investasi Nomor 6 Tahun 2023 junto Nomor 1 Tahun 2024, sejak Februari 2024 pemerintah menerapkan insentif berupa pembebasan bea masuk dan PPnBM untuk impor mobil listrik berbasis baterai dalam bentuk utuh.

    Namun terdapat ketentuan bank garansi bagi setiap unit impor yang masuk Indonesia. Masa berlaku insentif ini akan berakhir hingga Desember 2025.

    Selanjutnya produsen yang memanfaatkan fasilitas terkait diwajibkan berkomitmen memproduksi kendaraan di dalam negeri setelah impor dengan rasio 1:1. Nah, komitmen ini perlu dilakukan para pengimpor mulai tahun depan.

    Pasar mobil listrik pun melonjak dari tahun 2021 mencapai 0,08% menjadi 9,70% pada periode Juli 2025. Sebaliknya, kendaraan berbasis Internal Combustion Engine (ICE) saat ini turun dari 99,64 persen menjadi 82,2 persen.

    Mobil listrik sekarang harganya yang kompetitif meskipun statusnya impor utuh alias Completely Built Up (CBU). Hal ini berkat insentif yang diberikan pemerintah Indonesia.

    Dia menjelaskan populasi meningkat hingga dua kali lipat dibandingkan tahun 2023 yang tercatat hanya mencapai 116.439 unit.

    “Total populasi dari tahun lalu mencapai 207.478 unit menjadi 274.802 unit,” kata Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (ILMATAP) Kemenperin, Mahardi Tunggul Wicaksono.

    Lebih rinci, kendaraan roda empat berpenumpang merupakan kontributor terbanyak yaitu mencapai 77.277 unit. Kemudian diikuti kendaraan roda dua sebanyak 15.064 unit, kendaraan roda tiga 617 unit, sisanya komersial dan lain-lain. Data ini diambil dari SRUT Kementerian Perhubungan per 24 Juni 2025.

    “Yang ikut program itu penjualannya jauh di atas yang tidak ikut program, karena itu wajar, pemerintah mau dorong ekosistem, memperbanyak kendaraan listrik di jalan, yang impor diberikan insentif,” kata Riyanto.

    (riar/dry)

  • PLN Hadirkan Home Charging Services Ultima, Lebih Cepat dan Praktis untuk Kendaraan Listrik – Page 3

    PLN Hadirkan Home Charging Services Ultima, Lebih Cepat dan Praktis untuk Kendaraan Listrik – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) terus berinovasi dalam mendukung ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air. Terbaru, perseroan resmi meluncurkan Home Charging Services (HCS) Ultima, layanan pengisian daya EV di rumah dengan proses pemasangan yang lebih cepat dan praktis dibanding versi sebelumnya.

    HCS Ultima menjadi langkah strategis PLN untuk memberikan pengalaman lebih baik bagi pengguna kendaraan listrik. Layanan ini terintegrasi penuh dengan sistem PLN, sehingga seluruh proses mulai dari pengajuan, instalasi, hingga layanan purna jual kini bisa dilakukan secara end-to-end dan dipantau real-time melalui aplikasi PLN Mobile. Pada layanan sebelumnya, pemohon belum bisa melihat perkembangan setiap tahapan secara langsung.

    Dari sisi waktu penyambungan, PLN juga memangkas durasi layanan menjadi lebih singkat. Jika sebelumnya membutuhkan waktu lebih lama, kini HCS Ultima bisa selesai hanya dalam tujuh hari kerja untuk sambungan standar saluran udara tegangan rendah.

    Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa hadirnya HCS Ultima adalah jawaban atas kebutuhan masyarakat akan layanan pengisian daya yang efisien.

    “HCS Ultima dikembangkan untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan layanan pemasangan fasilitas pengisian daya yang cepat dan praktis. Langkah ini sebagai upaya meningkatkan minat masyarakat untuk beralih kendaraan listrik,” jelas Darmawan.

     

    Perbesar

    Direktur Perencanaan dan Pengembangan PLN Icon Plus, Aditya Syarief Darmasetiawan mengatakan hadirnya layanan HCS Ultima ini diharapkan dapat menjadi pilihan utama pelanggan dalam melakukan pengisian daya kendaraan listriknya. (Foto:Dok.PLN)… Selengkapnya

    Dengan inovasi ini, PLN berharap semakin banyak masyarakat yang terdorong beralih ke kendaraan listrik, sejalan dengan komitmen pemerintah menuju transisi energi bersih dan pengurangan emisi karbon.

    “Layanan terbaru ini kami hadirkan sebagai langkah nyata dalam mendukung percepatan ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Indonesia sekaligus mendorong upaya pemerintah untuk mengurangi emisi karbon di sektor transportasi,” ujar Darmawan.

    Executive Vice President Penjualan dan Pelayanan Pelanggan Retail PLN, Daniel Lestanto, menjelaskan bahwa HCS Ultima pertama kali diluncurkan di Surabaya, Jawa Timur pada Rabu, (27/8) bersamaan dengan  event Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025.

    Jawa Timur dipilih sebagai lokasi peluncuran karena wilayah ini menjadi wilayah yang memiliki pertumbuhan kendaraan listrik terbesar di luar Jabodetabek. Lebih lanjut, ia menekankan bahwa PLN berkomitmen menghadirkan layanan yang sesuai dengan harapan pelanggan.

    “Sebagai penyedia layanan HCS, kami mendengar apa yang diinginkan para pelanggan. Untuk itu kami meluncurkan layanan HCS Ultima. Tidak sampai di situ kami juga menawarkan penawaran khusus berupa diskon pemasangan 50 persen untuk mengakomodir antusiasme masyarakat,” ujarnya.

     

    Perbesar

    Executive Vice President Penjualan dan Pelayanan Pelanggan Retail PLN, Daniel Lestanto, menjelaskan bahwa Jawa Timur dipilih sebagai lokasi peluncuran HCS Ultima karena memiliki pertumbuhan kendaraan listrik terbesar di luar Jabodetabek. (Foto:Dok.PLN)… Selengkapnya

    Daniel menambahkan promo ini berlaku mulai 27 Agustus 2025 hingga 30 Juni 2026 sebagai bentuk apresiasi kepada pelanggan menyambut momentum Hari Pelanggan Nasional.

    Sementara itu, Direktur Perencanaan dan Pengembangan PLN Icon Plus, Aditya Syarief Darmasetiawan menambahkan hadirnya layanan HCS Ultima ini diharapkan dapat menjadi pilihan utama pelanggan dalam melakukan pengisian daya kendaraan listriknya.

    Dengan HCS Ultima, pengguna cukup melakukan pengisian daya satu sampai dua kali seminggu di rumah, terutama untuk kebutuhan harian dalam kota.

    “Bagi pelanggan yang ingin mengajukan pemasangan HCS Ultima cukup melalui aplikasi PLN Mobile pada menu EV. Setelah pengajuan, pelanggan bisa melakukan monitoring  real-time hingga pemasangan HCS Ultima selesai,” pungkas Syarief.

  • Beramai-ramai Pabrikan Otomotif Eropa Minta Kelonggaran Aturan Emisi kepada Uni Eropa

    Beramai-ramai Pabrikan Otomotif Eropa Minta Kelonggaran Aturan Emisi kepada Uni Eropa

    JAKARTA — Asosiasi pabrikan mobil Eropa (ACEA) dan pemasok suku cadang kembali mendesak Uni Eropa (EU) untuk melonggarkan aturan emisi yang ketat. Desakan ini disampaikan melalui surat terbuka oleh CEO Mercedes-Benz, Ola Källenius, yang juga menjabat sebagai presiden ACEA.

    Diketahui, aturan EU yang kontroversial itu mewajibkan industri otomotif untuk mengurangi emisi karbon kendaraan sebesar 55 persen pada tahun 2030 dan bahkan melarang penjualan mobil bermesin pembakaran internal (ICE) mulai 2035.

    Dalam surat tiga halaman tersebut, ACEA menegaskan bahwa target tersebut “tidak lagi layak” dan harus “dikalibrasi ulang.” Meskipun berkomitmen terhadap target nol emisi pada 2050, para pabrikan meminta lebih banyak kelonggaran untuk bisa beradaptasi dengan kondisi pasar.

    Melansir CarBuzz, Jumat, 29 Agutus, alasan utama kekhawatiran pabrikan adalah melambatnya adopsi kendaraan listrik (EV). Saat ini, penjualan EV di Eropa hanya mencapai 15 persen dari total penjualan mobil. Porsche menjadi contoh nyata dari isu ini, di mana perusahaan tersebut menunda rencana pembangunan pabrik baterai dan mempertimbangkan untuk mempertahankan beberapa model ICE lebih lama dari yang direncanakan.

    Pabrikan berpendapat bahwa mereka tidak bisa terus berinvestasi besar-besaran pada EV jika permintaan pasar tidak secepat yang diharapkan. Mereka juga menyoroti potensi besar dari teknologi hibrida sebagai solusi transisi yang lebih fleksibel.

    Selain meminta kelonggaran, surat tersebut juga mendesak EU untuk memberikan dukungan lebih, bukan hanya kepada pabrikan, tetapi juga kepada industri EV secara keseluruhan. ACEA meminta EU untuk memberikan insentif lebih kepada konsumen agar mau membeli EV, lalu berinvestasi pada infrastruktur pengisian daya untuk memudahkan kepemilikan dan penggunaan EV serta melonggarkan beberapa regulasi terkait rantai pasok dan manufaktur baterai di Eropa.

    Meskipun EU memiliki alasan kuat untuk bertindak cepat dalam mengatasi perubahan iklim, pertemuan yang akan datang pada September mendatang diharapkan dapat menjadi momentum untuk mencapai kompromi. Tujuannya jelas adalah agar aturan emisi bisa terus berjalan efektif, tanpa mengancam kelangsungan bisnis para pabrikan otomotif.

  • Tingkatkan Layanan EV, PLN Luncurkan Home Charging Services Versi Terbaru

    Tingkatkan Layanan EV, PLN Luncurkan Home Charging Services Versi Terbaru

    Jakarta

    PT PLN (Persero) resmi meluncurkan Home Charging Services (HCS) Ultima sebagai versi terbaru dari layanan pengisian daya kendaraan listrik (EV) di rumah. Hadir dengan proses pemasangan yang lebih singkat dan praktis, HCS Ultima menjadi terobosan penting dalam peningkatan layanan pengisian daya kendaraan listrik di Indonesia.

    Berbeda dari versi sebelumnya, HCS Ultima dirancang lebih singkat dan praktis. Layanan ini terintegrasi pada sistem PLN seluruh proses mulai dari pengajuan, instalasi, hingga layanan purna jual dapat dilakukan secara end-to-end dan real-time melalui aplikasi PLN Mobile, di mana pada layanan sebelumnya pemohon tidak dapat melihat progress masing-masing tahapan secara real-time.

    Dari segi kecepatan penyambungan, layanan HCS Ultima dipercepat menjadi hanya 7 hari kerja untuk sambungan standar saluran udara tegangan rendah. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan bahwa HCS Ultima dikembangkan untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan layanan pemasangan fasilitas pengisian daya yang cepat dan praktis.

    Langkah ini sebagai upaya meningkatkan minat masyarakat untuk beralih kendaraan listrik.

    “Layanan terbaru ini kami hadirkan sebagai langkah nyata dalam mendukung percepatan ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Indonesia sekaligus mendorong upaya pemerintah untuk mengurangi emisi karbon di sektor transportasi,” ujar Darmawan, dalam keterangan tertulis, Jumat (29/8/2025).

    Executive Vice President Penjualan dan Pelayanan Pelanggan Retail PLN Daniel Lestanto menjelaskan HCS Ultima pertama kali diluncurkan di Surabaya, Jawa Timur pada Rabu, (27/8) bersamaan dengan event Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025. Jatim dipilih sebagai lokasi peluncuran karena wilayah ini menjadi wilayah yang memiliki pertumbuhan kendaraan listrik terbesar di luar Jabodetabek.

    Lebih lanjut, Daniel menekankan PLN berupaya menghadirkan layanan yang sesuai dengan harapan pelanggan.

    “Sebagai penyedia layanan HCS, kami mendengar apa yang diinginkan para pelanggan. Untuk itu kami meluncurkan layanan HCS Ultima. Tidak sampai di situ kami juga menawarkan penawaran khusus berupa diskon pemasangan 50 persen untuk mengakomodir antusiasme masyarakat,” ujar Daniel.

    Daniel menambahkan promo ini berlaku mulai 27 Agustus 2025 hingga 30 Juni 2026 sebagai bentuk apresiasi kepada pelanggan menyambut momentum Hari Pelanggan Nasional. Sementara itu, Direktur Perencanaan dan Pengembangan PLN Icon Plus Aditya Syarief Darmasetiawan menambahkan kehadiran layanan HCS Ultima ini diharapkan dapat menjadi pilihan utama pelanggan dalam melakukan pengisian daya kendaraan listriknya.

    Dengan HCS Ultima, pengguna cukup melakukan pengisian daya 1 sampai 2 kali seminggu di rumah, terutama untuk kebutuhan harian dalam kota.

    “Bagi pelanggan yang ingin mengajukan pemasangan HCS Ultima cukup melalui aplikasi PLN Mobile pada menu EV. Setelah pengajuan, pelanggan bisa melakukan monitoring real-time hingga pemasangan HCS Ultima selesai,” pungkasnya.

    (akd/akd)

  • Jawab Kebutuhan Konsumen RI, Jetour Terapkan Strategi ‘Travel+’

    Jawab Kebutuhan Konsumen RI, Jetour Terapkan Strategi ‘Travel+’

    Jakarta

    Jetour memiliki strategi ‘Travel+’. Lewat strategi ini Jetour tak hanya jualan mobil, tapi bangun pengalaman berkendara jangka panjang di Indonesia.

    Untuk menjawab kebutuhan konsumen yang makin rasional dalam mempertimbangkan total biaya kepemilikan, Jetour menerapkan strategi harga kompetitif, biaya perawatan terukur, dan layanan purnajual yang transparan.

    Jetour telah memiliki 16 showroom, yang tersebar di Jakarta, Bekasi, Bandung, Pontianak, Makassar, Batam, Semarang, Lampung, Surabaya, dan Pekanbaru. Hingga akhir tahun 2025, JETOUR menargetkan untuk mencapai 30 titik showroom di berbagai kota di Indonesia.

    “Kami percaya bahwa setiap model yang kami hadirkan harus relevan dengan kebutuhan aktual konsumen, baik dari sisi teknologi, efisiensi, gaya hidup, hingga pertimbangan daya beli. Komitmen kami adalah menghadirkan pilihan yang berkelanjutan, kompetitif, dan tetap mencerminkan standar kualitas global. Bagi Jetour, Indonesia bukan sekadar pasar, tetapi mitra strategis dalam membangun masa depan mobilitas regional,” ujar Vice President Sales and Marketing PT Jetour Motor Indonesia Caroline Ling dalam keterangannya.

    Jetour tak sekedar hadir di Pasar Indonesia, tetapi datang dengan visi jangka panjang yang jelas. Bahkan, Jetour siap membawa roadmap lima tahun ke depan yang mencakup pengembangan lini produk berbasis mesin bensin, plug-in hybrid, dan kendaraan listrik murni.

    “Ini bukan keputusan instan, melainkan hasil dari riset pasar yang mendalam dan pemahaman terhadap dinamika industri otomotif Indonesia yang sangat unik,” kata Caroline Ling.

    (anl/ega)

  • Tak Sekedar Hadir, Jetour Bawa Visi Jangka Panjang di Pasar Otomotif RI

    Tak Sekedar Hadir, Jetour Bawa Visi Jangka Panjang di Pasar Otomotif RI

    Jakarta

    Jetour tak hanya ingin numpang lewat di Pasar Indonesia, tetapi datang dengan visi jangka panjang yang jelas. Bahkan, Jetour siap membawa roadmap lima tahun ke depan yang mencakup pengembangan lini produk berbasis mesin bensin, plug-in hybrid, dan kendaraan listrik murni.

    “Ini bukan keputusan instan, melainkan hasil dari riset pasar yang mendalam dan pemahaman terhadap dinamika industri otomotif Indonesia yang sangat unik,” kata Vice President Sales and Marketing PT Jetour Motor Indonesia Caroline Ling dalam keterangannya.

    Mobil Jetour itu akan diproduksi secara lokal, di pabrik Handal Indonesia Motor (HIM). Lewat strategi ‘Travel+’, Jetour tak hanya jualan mobil, tapi bangun pengalaman berkendara jangka panjang di Indonesia.

    Untuk menjawab kebutuhan konsumen yang makin rasional dalam mempertimbangkan total biaya kepemilikan, Jetour menerapkan strategi harga kompetitif, biaya perawatan terukur, dan layanan purnajual yang transparan.

    Jetour telah memiliki 16 showroom, yang tersebar di Jakarta, Bekasi, Bandung, Pontianak, Makassar, Batam, Semarang, Lampung, Surabaya, dan Pekanbaru. Hingga akhir tahun 2025, JETOUR menargetkan untuk mencapai 30 titik showroom di berbagai kota di Indonesia.

    “Kami percaya bahwa setiap model yang kami hadirkan harus relevan dengan kebutuhan aktual konsumen, baik dari sisi teknologi, efisiensi, gaya hidup, hingga pertimbangan daya beli. Komitmen kami adalah menghadirkan pilihan yang berkelanjutan, kompetitif, dan tetap mencerminkan standar kualitas global. Bagi Jetour, Indonesia bukan sekadar pasar, tetapi mitra strategis dalam membangun masa depan mobilitas regional,” ujar Caroline Ling.

    (anl/ega)

  • Tahun 2027 Uni Eropa Terapkan Paspor Baterai Mobil Listrik, Apa Maksudnya?

    Tahun 2027 Uni Eropa Terapkan Paspor Baterai Mobil Listrik, Apa Maksudnya?

    Jakarta

    Mulai Februari 2027, setiap kendaraan listrik yang dijual di Uni Eropa wajib dilengkapi dengan paspor baterai. Paspor baterai adalah dokumen digital yang akan memuat detail menyeluruh mengenai rantai pasokan, asal-usul bahan baku, hingga jejak karbon dari baterai yang digunakan di mobil listrik tersebut.

    Regulator Uni Eropa saat ini masih merumuskan daftar informasi yang akan dimasukkan dalam paspor tersebut. Untuk mempercepat penerapan, dibentuk Konsorsium Paspor Baterai dengan dukungan pendanaan dari Kementerian Federal Jerman untuk Urusan Ekonomi dan Aksi Iklim.

    Mengutip Carscoops, sejumlah pabrikan besar seperti Audi serta BMW ikut serta dalam program ini, sementara Circulor ditunjuk sebagai pemimpin teknis proyek ini. Circulor didirikan pada 2017 dan memiliki misi untuk menjadikan rantai pasokan global lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan. Teknologi yang digunakan perusahaan tersebut memungkinkan pelacakan material, mengukur dampak lingkungan, dan memastikan praktik pengadaan barang yang bertanggung jawab.

    Dalam proposal awal, paspor baterai akan memuat sekira 90 poin informasi dalam tujuh kategori. Data tersebut mencakup informasi umum baterai dan produsen, kepatuhan dan sertifikasi, label, jejak karbon, rantai pasokan, komposisi bahan, hingga kinerja serta daya tahannya.

    Menurut Ellen Carey, kepala urusan eksternal Circulor, biaya pembuatan paspor ini diperkirakan hanya €7-€12,8 per unit baterai atau sekitar Rp 133 ribu-Rp 243 ribu. “Paspor ini bertujuan menciptakan akuntabilitas rantai pasokan tersebut–siapa yang menyentuh apa, kapan, dan di mana,” kata Carey kepada Autocar.

    Paspor baterai yang dikembangkan Circulor mampu melacak sumber bahan baku penting seperti kobalt, grafit, litium, mika, dan nikel. Sistem ini memanfaatkan data Internet of Things (IoT), API (Application Programming Interface), hingga sistem ERP perusahaan untuk membentuk ‘digital copy’ dari baterai.

    “Kami mengambil informasi yang kami ketahui tentang nikel itu dan membuat replika digitalnya,” jelas Carey. “Di mana nikel itu ditambang? Bagaimana geolokasinya? Berapa beratnya? Berapa lama waktu pemrosesannya? Lalu, semua informasi yang kami kumpulkan-di setiap langkah perjalanan tentang nikel yang sama itu-dapat kami kaitkan dengan VIN atau kode QR tersebut,” tegas dia.

    Tapi akses informasi akan dibedakan. Produsen bisa melihat detail lengkap, sedangkan pemilik kendaraan hanya mendapat data sederhana terkait baterainya. Dengan aturan ini, Uni Eropa ingin menghadirkan transparansi penuh dalam ekosistem kendaraan listrik, sekaligus mendorong praktik produksi baterai yang lebih berkelanjutan.

    (lua/rgr)