Produk: kendaraan listrik

  • Panen Nikel di Ladang Bunga?

    Panen Nikel di Ladang Bunga?

    Jakarta

    Di sebuah ladang di Albania utara, petani sibuk memanen di sela-sela deretan tanaman mustard kuning. Hasil panennya bukan biji atau minyak, melainkan nikel.

    Tanaman itu termasuk satu dari sekitar 700 spesies hiperakumulator—jenis tumbuhan yang mampu menyerap logam dalam jumlah besar dari tanah, mulai nikel, seng, tembaga, hingga emas dan elemen tanah jarang.

    Tanaman hiperakumulator mampu menyimpan logam di batang, daun, atau getahnya, sebagai trik racun untuk melindungi diri dari predator dan patogen. Bagi tanaman, logam-logam itu tak berbahaya.

    Dari remediasi lahan ke “tambang hijau”

    Pada 1980-an, ilmuwan pertama kali menggunakan tumbuhan ini untuk membersihkan lahan tercemar logam berat akibat tambang atau peleburan. Sejumlah tanaman bahkan dikabarkan mampu menyerap sesium radioaktif dari tanah sekitar lokasi bencana nuklir Chernobyl.

    Namun baru pada dekade 1990 muncul gagasan untuk memanfaatkan logam yang terkumpul pada tanaman. Dari situlah lahir konsep “fitomining”—menambang dengan tanaman.

    Tiga puluh tahun kemudian, gagasan “menambang” logam dengan menanam bunga nyaris menjadi ladang bisnis. Pertanyaannya: mungkinkah cara ini menyaingi tambang industri raksasa?

    Model bisnis fitomining

    Ladang di Tropoje, Albania, misalnya, mengandung nikel dalam kadar terlalu tinggi untuk ditanami pangan, tapi tak cukup kaya untuk membuka tambang konvensional. “Tempat ideal bagi fitomining,” kata Eric Matzner, pendiri startup Metalplant yang menggarap lahan 10 hektare itu.

    Jejak hijau vs tambang konvensional

    “Dampak lingkungan fitomining rendah,” kata Antony van der Ent, peneliti Wageningen University, Belanda, sekaligus penasihat perusahaan Botanickel. Tambang konvensional justru sering membawa kerusakan: deforestasi, limbah beracun yang mencemari lingkungan, serta emisi gas rumah kaca tinggi. Nikel termasuk paling kotor, dengan jejak emisi 10–59 ton per ton logam.

    Sebaliknya, fitomining ramah iklim. Tanaman menyerap karbon dalam jumlah besar, lalu melepasnya kembali saat dibakar. “Hasilnya nikel murni dengan misi karbon nyaris nol,” ujar van der Ent. Lahan yang ditinggalkan pun bisa dibersihkan untuk keperluan lain, seperti kehutanan atau rekreasi, tambah Rupali Datta, biokimiawan Michigan Tech University.

    Lapar akan nikel

    Meski bisa menyerap berbagai logam, fitomining sejauh ini baru fokus pada nikel—logam yang banyak ditemukan di lapisan tanah atas di Indonesia, Filipina, Brasil, Afrika Selatan, hingga Amerika Serikat.

    Permintaan nikel, kata Badan Energi Internasional, IEA, diperkirakan melonjak dua kali lipat pada 2050, didorong kebutuhan baterai kendaraan listrik. Pasokan kini masih dominan dari tambang milik Cina di Indonesia. Phytomining bisa jadi alternatif bagi negara dengan kandungan nikel lebih rendah.

    Layak atau tidak?

    Firma riset BloombergNEF memperkirakan fitomining masih terlalu mahal bagi pembeli nikel. Metalplant enggan buka harga, tapi menargetkan harga bisa setara dengan pasar nikel konvensional. “Kami menyebutnya keuntungan hijau: produk lebih baik dengan harga sama,” kata Matzner.

    Musim tanam ketiga ini, Metalplant mengklaim panen lebih dari tiga ton nikel dari 10 hektare lahannya di Albania. Angka yang masih jauh dibanding tambang konvensional, yang bisa menghasilkan jumlah sama hanya dalam setengah jam.

    Untuk menyaingi satu tambang nikel, butuh ladang 200 ribu hektare—2,5 kali luas New York City. Menggantikan seluruh produksi global, perlu 15 juta hektare, sebesar Tunisia. “Ekonomi skala jadi faktor utama. Semakin besar, semakin murah. Tapi kendala phytomining justru lahan,” kata Kwasi Ampofo, analis BloombergNEF.

    “Fitomining tak bisa mengganti tambang konvensional, tapi bisa jadi pelengkap,” ujar Datta. Lagi pula, ladang monokultur seluas ribuan hektare juga akan berdampak terhadap lingkungan: pupuk, pestisida atau penyedotan air.

    Van der Ent melihat peluang terbesar justru di komunitas kecil yang kesulitan bertanam pangan. “Di situlah potensinya,” katanya. Masyarakat bisa meraih keuntungan dari nikel sambil membersihkan tanah mereka.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Inggris
    Diadaptasi oleh Rizki Nugraha
    Editor: Agus Setiawan

    Lihat juga Video: Komisi VIII DPR RI Minta PT Gag Nikel Setop Beroperasi

    (ita/ita)

  • Baterai Terlempar dari Mobil Listrik untuk Hindari Kebakaran

    Baterai Terlempar dari Mobil Listrik untuk Hindari Kebakaran

    Jakarta

    Kebakaran mobil listrik masih jadi kekhawatiran pemilik dan produsen kendaraan BEV. Sebuah badan di China malah membuat ide gila dengan melempar baterai mobil listrik ke salah satu sisi kendaraan. Memang bisa menyelamatkan penumpang mobil, tapi bisa mencederai pengguna jalan lain.

    Jika sampai terjadi kebakaran, api yang muncul dari baterai mobil listrik sangat sulit dipadamkan. Api tak bisa dipadamkan dengan alat pemadam kebakaran biasa, selain itu asap yang keluar dari pembakaran sangat berbahaya jika terhirup.

    Banyak perusahaan di dunia kemudian mencoba mengembangkan teknologi pengaman untuk meminimalkan dampak kebakaran kendaraan listrik. Baik pada teknologi baterai maupun alat pemadam kebakaran.

    Tapi apa yang dilakukan sebuah perusahaan di China ini benar-benar bikin banyak orang heran, dan kemudian memicu kontroversi: mereka menciptakan teknologi yang bisa membuat baterai terlontar ke sisi kanan kendaraan. Sebuah mekanisme yang mengingatkan pada fungsi lontar pilot pesawat jet tempur.

    Someone should tell them that for a modern EV battery to go critical it needs quite an heavy impact…which would destroy this „battery ejection system”. pic.twitter.com/toJi8jbfkx

    — 🇨🇳China EV, Engineering & Life🇩🇪 (@ChinaEV_Eng_Lif) September 20, 2025

    Meski baru pada tahap ujicoba, teknologi ini langsung memicu perdebatan. Melempar baterai mobil listrik dengan bobot dan ukuran besar tentu saja akan membahayakan pengguna jalan yang lain.

    “Mereka mau membunuh pejalan kaki, dibanding membuat menghindari risiko mobilnya sendiri rusak (karena terbakar),” tulis seorang netizen mengomentari video ujicoba yang diposting di akun media sosial X.

    “Tak diragukan lagi, akan membunuh anak-anak yang berjalan di trotoar,” tulis netizen yang lain.

    Dikutip dari News.com.au, ujicoba pelontar baterai ini dilakukan oleh China Vehicle Collision Repair Technical and Research Centre. Menurut salah seorang yang memposting video tersebut, baterai terlempar keluar dari mobil hanya akan terjadi pada kondisi tertentu.

    Sementara itu, dikutip dari Carscoop, teknologi pelontar baterai bekerja melalui cara kerja yang mirip seperti airbag. Jika sensor mendeteksi adanya panas pada suhu tertentu dalam pack baterai, sistem akan mendorong proses pelontaran baterai.

    Baterai bisa terlempar sejauh 3-6 meter dari kendaraan, demi melindungi penumpang mobil dari potensi kebakaran. Tapi tentu saja baterai bisa mengenai kendaraan lain, pejalan kaki, atau akibat-akibat lain yang lebih buruk.

    Mobil yang digunakan pada ujicoba tersebut adalah iCar 03T. iCar merupakan perusahaan yang berada satu payung dengan Chery.

    Namun iCar membantah terlibat dalam rangkaian ujicoba tersebut, yang mereka sampaikan melalui akun media sosial resminya. “Ini tidak ada hubungannya dengan iCar, tolong berpikir rasional,” tegas iCar.

    (din/din)

  • Test Ride Alva N3, Motor Listrik Praktis dengan Sentuhan Futuristis

    Test Ride Alva N3, Motor Listrik Praktis dengan Sentuhan Futuristis

    Jakarta

    N3 merupakan motor listrik termurah yang dipasarkan oleh Alva. Meski menyandang status motor paling terjangkau, tapi performa dan kualitas motor ini nggak bisa dipandang sebelah mata.

    Secara tampilan, Alva N3 terlihat berbeda dari skutik pada umumnya. Banyak tarikan garis yang tidak tertebak.

    Alva N3 memang punya desain yang cukup nyentrik dibanding skutik konvensional. Secara visual, tarikan garis bodinya lebih berani, banyak lekukan tajam yang membuatnya terlihat futuristis. Bukan sekadar bermain aman dengan bodi bulat atau ramping seperti skutik harian, N3 tampil seolah ingin menegaskan identitas sebagai motor listrik yang beda dari bensin.

    Meski secara umum tampil stand out, bagian belakang Alva tetap menjaga clean‐look, tidak terlalu banyak ornamen yang over. Sisi belakang (tail) lebih banyak bermain dengan bentuk dan garis tajam, bukan dekorasi tambahan yang terlalu ramai.

    Alva N3 Foto: Ridwan ArifinErgonomi Berkendara

    Alva N3 memiliki ergonomi berkendara yang mirip dengan motor bensin, yang paling mirip dengan Honda Vario 125 atau 150. Motor-motor itu memang dirancang untuk harian.

    Dek kaki Alva N3 rata. Saya yang menggunakan sepatu berukuran 43 masih merasa cukup luas dek kakinya. Di sisi lain, dek itu memungkinkan meletakkan kaki sambil mungkin membawa barang (tas kecil) di bagian depan dek.

    Lanjut ke area stang dan posisi jok, penguji tidak dibebani postur terlalu membungkuk seperti pada motor sport. Untuk penggunaan harian di dalam kota, posisi ini nyaman dan tidak melelahkan dalam waktu pendek hingga sedang. Tim redaksi detikOto membawa motor ini pulang pergi Jakarta-Depok dengan jarak tempuh 50-an kilometer per harinya, terbilang masih aman.

    Perlu diketahui Alva N3 sudah dilengkapi dengan tiga mode berkendara yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi jalan.

    Mode Berkendara

    Alva N3 meskipun tampil lebih compact, tapi tetap menawarkan opsi lebih. Misalnya tiga mode berkendara.

    Mode Eco: Tenaga yang dikeluarkan lebih rendah, cocok untuk berkendara santai dan efisien.

    Mode Urban: Memberikan keseimbangan antara efisiensi dan performa. Responsif untuk kecepatan menengah, ideal untuk lingkungan perkotaan.

    Mode Sport: Memberikan tenaga maksimal untuk akselerasi cepat. Cocok untuk menyalip atau berkendara di jalan yang lebih bebas hambatan. Tapi mode ini hanya dapat diaktifkan jika baterai memiliki daya lebih dari 60 persen.

    Motor listrik Alva N3 Foto: Septian Farhan Nurhuda / detikOto

    Nah, kami membawa motor itu tidak dengan mode hemat. Tapi mewakili karakter harian, paling sering menggunakan urban, karena tenaganya sudah pas untuk menyalip ataupun riding santai.

    Alva N3 memiliki kecepatan maksimal 80 km/jam. Kecepatan ini dirasa cukup untuk diandalkan mobilitas sehari-hari.

    Kepraktisan

    Bagasi di bawah jok masih cukup oke untuk menyimpan jas hujan, atau jaket.

    Terlebih Alva N3 sudah tersedia port USB ganda, yang memudahkan untuk mengisi daya HP atau gadget lainnya saat berkendara.

    Menariknya lagi, lewat aplikasi My ALVA, pengendara bisa memantau status baterai, lokasi kendaraan, riwayat perjalanan, serta fitur keselamatan seperti pelacakan dan bantuan darurat.

    Ukurannya kompak & ringan dalam konteks motor listrik, membuatnya cukup lincah di penggunaan dalam kota dan mudah bermanuver bahkan di kondisi padat.

    Kepraktisan lain yang ditawarkan Alva ialah kompartemen fungsional di depan (dekat setang / di area ruang dek / panel depan) untuk barang ringan seperti kunci, tumbler, atau benda kecil lain.

    Yang menarik lagi, Alva N3 menawarkan kepraktisan. Tidak perlu memasukkan kunci secara manual di lubang kunci, cukup menggunakan FOB key. Soal keamanan tambahan, Alva N3 sudah dilengkapi anti-theft mode, remote shutdown via aplikasi My Alva dan alarm.

    Alva N3 Foto: Ridwan ArifinPengisian Baterai Alva N3

    Dengan satu baterai, motor ini punya jarak tempuh sekitar 70 km dalam pemakaian sehari-hari. Kalau memakai dua baterai, bisa jadi sekitar 140 km.

    Pengisian normal dari 0-100% butuh kurang lebih 4 jam. Namun Alva N3 terdapat mode Boost Charge, yang bisa dilakukan di beberapa dealer Alva. Tim redaksi menjajal fitur tersebut di dealer SCBD, Jakarta. Pengisiannya super cepat. Klaim Alva pengisian dari 10-50% cuma butuh waktu kurang dari 30 menit.

    Well, Alva N3 diciptakan buat pengendara urban yang ingin kendaraan listrik harian dengan fitur modern dan jarak tempuh cukup untuk pulang-pergi.

    Meski bukan sempurna, karena ada kompromi di kenyamanan di jalan tidak rata serta kebutuhan infrastruktur pengisian, N3 berhasil menghadirkan skuter listrik yang bisa digunakan sehari-hari, dengan desain yang membuatnya tampil beda.

    Di sisi lain, Alva N3 juga bisa menjadi opsi fleksibel terkait baterai (beli baterai atau sewa baterai), sehingga bisa menyesuaikan budget.

    Harga Alva N3 yang tercantum pada website, Rabu (24/9/2025) adalah:

    – Alva N3 (dua baterai): Rp 35,5 juta
    – Alva N3 (satu baterai): Rp 28,5 juta
    – Alva N3 opsi sewa: Rp 20,5 juta (2 baterai), sewa Rp 250 ribu per bulan

    Ada diskon langsung sebesar Rp 7 juta untuk motor listrik Alva. Jadi Alva N3 kena potongan harga, misalnya opsi sewa dipotong harga menjadi Rp 13,5 juta, kemudian opsi dua baterai jadi Rp 28,5 juta.

    (riar/rgr)

  • Menakar Untung-rugi Barter Dagang RI-Uni Eropa

    Menakar Untung-rugi Barter Dagang RI-Uni Eropa

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Indonesia dan Uni Eropa akhirnya resmi menandatangani kesepakatan substantif Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) usai sempat mandek selama hampir 10 tahun. Kesepakatan dagang tersebut diharapkan akan membuka peluang akses pasar dan mendatangkan manfaat ekonomi yang besar bagi kedua pihak.

    Dalam kesepakatan dagang ini, UE dan Indonesia akan menghapus tarif atas lebih dari 98% pos tarif dan 99% dari total nilai impor. Sebanyak 80% tarif akan dihapus segera saat perjanjian mulai berlaku, Kemudian, setelah masa transisi selama 5 tahun, liberalisasi akan mencakup 96% dari total perdagangan.

    Saat implementasi kesepakatan tersebut, produk Indonesia langsung akan menikmati tarif 0% di 90,40% pasar UE dan dengan pengurangan tarif lebih lanjut yang akan menyusul secara bertahap. Komoditas unggulan seperti produk padat karya (alas kaki, tekstil, garmen), minyak sawit, perikanan, serta sektor energi terbarukan dan kendaraan listrik akan mendapat perlakuan preferensial yang lebih adil.

    Sebagai gantinya, Indonesia akan membebaskan bea masuk produk industri asal UE yang saat ini dikenai tarif tinggi, seperti tarif untuk mobil buatan UE akan diturunkan dari 50% menjadi 0% dalam 5 tahun. Kemudian, sebagian tarif mesin dan peralatan listrik, serta produk farmasi yang saat ini dikenai hingga 15% akan bebas bea masuk saat perjanjian berlaku. Lalu, tarif bahan kimia yang mencapai 25% juga akan bebas bea.

    Tak hanya itu, perjanjian ini juga akan menghapus tarif atas ekspor produk agro-pangan UE, seperti makanan olahan, sebagian produk susu, dan produk daging.

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meyakini IEU-CEPA dapat memberikan manfaat konkret bagi Indonesia, khususnya dalam memperluas ekspor dan mengamankan akses pasar yang lebih luas di UE.

    UE sendiri merupakan mitra dagang terbesar kelima bagi Indonesia dengan total nilai perdagangan yang terus menunjukkan tren positif yang mencapai US$30,1 miliar pada 2024. Neraca perdagangan antara kedua pihak juga mencatatkan surplus bagi Indonesia dengan peningkatan signifikan dari US$2,5 miliar pada 2023 menjadi US$4,5 miliar pada 2024.

    Kerja sama juga akan berdampak pada 723 juta orang dari kedua pihak dengan nilai ekonomi sebesar US$21 triliun sehingga ada banyak peluang dan masa depan yang bergantung pada blok perdagangan besar ini.

    Proyeksi menunjukkan bahwa dalam awal implementasi, ekspor Indonesia ke UE diproyeksikan dapat meningkat signifikan hampir 60% dan menciptakan lapangan kerja baru.

    Airlangga juga mengatakan terdapat beberapa industri prioritas seperti industri tekstil, sepatu, pakaian, furnitur, dan sebagian besar industri padat karya di Indonesia yang saat ini mempekerjakan sekitar 5 juta orang. Industri tersebut akan turut merasakan dampak dari IEU-CEPA.

    “Jadi, 5 juta orang ini sekarang merayakan bahwa mereka memiliki prospek yang baik di masa depan karena pasar menjadi semakin besar, dan tentu saja kita berharap untuk rantai pasokan antara Indonesia dan Eropa, termasuk mineral kritis, energi terbarukan, inovasi, serta investasi,” kata Airlangga usai penandatanganan kesepakatan substantif IEU-CEPA di Bali, Selasa (23/9/2025).

    Selain itu, perjanjian ini juga membuka peluang investasi, salah satunya yang potensial adalah investasi UE di industri otomotif.

    Airlangga menyebut, sedang berbicara dengan Eropa untuk kerja sama yang lebih erat di bidang otomotif. Menurutnya, Eropa memiliki kepentingan soal kerja sama tersebut, terutama dalam suplai mineral kritis untuk produksi baterai kendaraan listrik.

    “Dan tentu salah satu yang Eropa berkepentingan dan minat itu di industri otomotif termasuk untuk menyuplai ataupun mengembangkan electric vehicle [EV] di Indonesia,” jelasnya.

    Sementara itu, Komisioner Perdagangan dan Keamanan Ekonomi Komisi Eropa Maros Sefcovic mengatakan, sekitar €600 juta (US$700 juta) bea masuk akan dihemat oleh eksportir Eropa sebagai hasil dari perjanjian dagang ini.

    “Kami benar-benar membuka babak baru yang sangat besar,” kata Sefcovic dalam wawancara bersama Bloomberg News.

    “Perdagangan kami dengan Indonesia selama ini jauh di bawah potensi,” ujarnya, mengingat bahwa ekonomi Indonesia lebih besar dibandingkan gabungan ekonomi Vietnam, Filipina, dan Thailand.

    Kesepakatan dengan Indonesia akan memainkan peran penting dalam upaya UE untuk mendiversifikasi rantai pasoknya, terutama dalam hal bahan baku, serta membuka pasar baru di tengah kebijakan tarif sebesar 15% yang dikenakan Amerika Serikat (AS) terhadap sebagian besar produk ekspor UE.

    Peluang dan Tantangan

    Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyebut, penandatanganan IEU-CEPA memberi peluang perdagangan yang lebih berkeadilan bagi Indonesia. Ketua Apindo Shinta Widjaja Kamdani menuturkan, potensi ekspor bisa ditingkatkan hingga US$60 miliar, dengan volume ekspor yang bisa meningkat hingga 50% dalam 3 hingga 4 tahun ke depan.

    “Bagi Indonesia, ini berarti komoditas sawit, tekstil, peralatan pangan, dan perikanan mendapatkan pijakan yang lebih adil di Eropa. Bagi Uni Eropa, ini berarti akses ke pasar Indonesia yang kuat dengan 280 juta penduduk dan peluang di bidang pertanian, manufaktur, dan jasa,” ucap Shinta.

    Senada, Wakil Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) David Leonardi mengatakan, kebijakan IEU-CEPA yang akan membebaskan tarif bea masuk produk Indonesia ke Eropa dapat meningkatkan kinerja ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia pada 2027 dengan signifikan.

    “Pertumbuhan ekspor TPT diperkirakan akan bergerak positif, meski sangat bergantung pada kemampuan industri dalam memenuhi standar kualitas, keberlanjutan, dan regulasi teknis Uni Eropa yang ketat,” kata David kepada Bisnis, Selasa (23/9/2025).

    Penurunan tarif bea masuk ke Eropa membuat daya saing produk Indonesia makin kompetitif di wilayah tersebut. IEU-CEPA memberikan peluang percepatan ekspor, diversifikasi produk, dan peningkatan nilai tambah.

    Bahkan, kebijakan tersebut juga dinilai akan mendorong masuknya investasi baru ke Indonesia, baik dari investor asing maupun domestik.

    “Dengan terbukanya pasar Eropa, Indonesia akan makin menarik bagi investor untuk membangun pabrik, memperluas kapasitas produksi, serta meningkatkan alih teknologi dalam rantai pasok TPT,” tuturnya.

    Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor produk hulu tekstil (HS 50-54) ke wilayah Eropa Barat mencapai US$24,6 juta pada 2024 dengan volume 8,17 kg, sementara ke Eropa Utara mencapai US$986,080 dengan volume 365,691 kg.

    Di sisi lain, ekspor produk serupa ke Eropa Selatan mencapai US$24,6 juta dengan volume 8,4 juta kg pada 2024, sedangkan ekspor ke Eropa Timur mencapai US$6,5 juta dengan volume 5 juta kg pada tahun lalu.

    Kendati demikian, David melihat terdapat sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi industri tekstil dan produk tekstil. Pertama, produk yang berbahan serat alam khususnya rayon dari Indonesia harus lulus sertifikasi European Union Best Available Techniques (EU-BAT).

    “Jika tidak maka benang atau kain berbahan rayon Indonesia tidak dapat dipasarkan di Eropa,” tuturnya.

    Kedua, adanya kewajiban fabric forward atau two-steps process, di mana pakaian jadi yang diekspor ke Uni Eropa harus menggunakan kain yang ditenun atau dirajut di Indonesia.

    Menurut David, ketentuan ini berpotensi meningkatkan aktivitas produksi industri pertenunan, perajutan, dan penyempurnaan kain dalam negeri. Namun, mesti didukung dengan kebijakan strategis untuk meregulasi impor kain sehingga kebutuhan bahan baku ekspor dapat dipenuhi oleh industri lokal.

    Ketiga, seluruh produk yang masuk ke pasar Eropa diwajibkan menggunakan energi ramah lingkungan, sedangkan mayoritas industri TPT Indonesia masih bergantung pada energi berbasis batu bara.

    “Ini menuntut adanya dukungan pemerintah, terutama dalam penyediaan fasilitas dan harga gas yang kompetitif, agar industri mampu bertransformasi menuju energi yang lebih bersih dan berdaya saing,” jelasnya.

    Dengan memahami peluang, tantangan, dan potensi investasi tersebut, pihaknya berkomitmen memanfaatkan IEU-CEPA secara maksimal melalui peningkatan kapasitas produksi berbasis teknologi, pemenuhan standar keberlanjutan, serta optimalisasi bahan baku dalam negeri.

    Namun, dukungan pemerintah dan kolaborasi lintas sektor akan sangat menentukan agar perjanjian ini tidak hanya membuka pasar, tetapi juga mendorong transformasi struktural industri TPT Indonesia menjadi lebih kuat, modern, berdaya saing, dan menarik bagi investasi jangka panjang.

    Sementara itu, Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (Himki) menargetkan pertumbuhan kinerja ekspor ke Eropa hingga 25% setelah perjanjian dagang IEU-CEPA ditarget efektif pada Januari 2027. 

    Ketua Umum Himki Abdul Sobur mengatakan, IEU-CEPA dan kebijakan strategis yang tercakup dalam perjanjian ini akan memperluas akses produk furnitur Indonesia ke pasar Uni Eropa. 

    “Kami di Himki memproyeksikan bahwa ekspor furnitur ke Eropa bisa meningkat antara 15%-25% dalam 3 tahun pertama sejak perjanjian berlaku penuh,” kata Sobur kepada Bisnis, Selasa (23/9/2025). 

    Potensi Serbuan Produk UE ke RI

    Pelaku usaha melihat potensi masuknya produk UE ke RI tanpa dikenai bea masuk bukanlah suatu ancaman. Gabungan Industri Pengerjaan Logam dan Mesin (Gamma) Indonesia menilai penurunan tarif bea masuk untuk produk Uni Eropa ke Indonesia justru dapat mendukung kebutuhan kualitas dan teknologi tinggi untuk kemajuan industri, meskipun masih terdapat sejumlah kelemahan yang mesti dipertimbangkan.

  • Mobil Listrik China Tak Lagi Dapat Insentif, Begini Reaksi Bos Toyota

    Mobil Listrik China Tak Lagi Dapat Insentif, Begini Reaksi Bos Toyota

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kebijakan insentif impor kendaraan listrik utuh (CBU) dari China akan berakhir di tahun ini. Insentif ini dinikmati oleh beberapa merek otomotif, termasuk BYD, Aion, Maxus hingga Geely sehingga harganya bisa lebih murah.

    Langkah ini disebut sebagai akhir dari masa “honeymoon” bagi mobil listrik asal Negeri Tirai Bambu. Marketing Director PT Toyota-Astra Motor (TAM) Jap Ernando Demily buka suara terkait kebijakan tersebut.

    “Dampak penghapusan insentif mobil China atau honeymoon periode, mari cermati sama-sama dulu karena impaknya ke semua pemain BEV di Indonesia, jadi let’s see lah beberapa bulan ke depan dampaknya seperti apa,” ujar Ernando di Menara Astra, Selasa (23/9/2025).

    Adapun kondisi pasar otomotif dalam beberapa tahun terakhir cenderung stagnan bahkan mengalami penurunan. Ia mendorong adanya kolaborasi lintas sektor demi membangkitkan kembali industri otomotif nasional.

    “Kedua terpenting adalah bahwa kondisi market beberapa tahun ini stagnan, bahkan cenderung turun, kita harap sesama pelaku industri otomotif dan berbagai stakeholder, seperti pemerintah sebagai policy maker, kami dari industri, financing company memikirkan kolaborasi gimana industri tumbuh lagi,” lanjutnya.

    Foto: Freepik
    Parking

    Sehingga penting adanya kebijakan yang tidak hanya bersifat insentif sementara, tetapi mampu mendorong pertumbuhan industri secara menyeluruh. Dengan industri yang kuat, efek ganda akan dirasakan hingga ke lapisan paling bawah dalam rantai pasok otomotif.

    “Harapannya semoga apapun policy-nya bisa tumbuh industri di Indonesia, dengan membangun industri maka menciptakan multiplier effect jadi di tier 1, 2, 3, kemudian diler, karoseri, logistic company bisa hidup lagi. Hari ini dengan ekosistem yang ada sebanyak 350 ribu orang terlibat di ekosistem Toyota,” kata Ernando.

    “Kami harapkan policy yang diambil ke depan bisa membantu recovery,” pungkasnya.

    Sebagai informasi, insentif impor mobil listrik dari China sebelumnya menjadi faktor penting yang mendorong penetrasi kendaraan listrik di Indonesia. Namun kini, pemain otomotif yang ingin menjual mobil listrik di Tanah Air diwajibkan memiliki rencana perakitan lokal (local production) sebagai bentuk komitmen industrialisasi.

    Langkah ini sejalan dengan strategi pemerintah untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik nasional secara berkelanjutan, sekaligus menarik investasi manufaktur dari pemain global.

    (fys/wur)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Toyota perkuat komitmen pacu industrialisasi RI

    Toyota perkuat komitmen pacu industrialisasi RI

    Antara customer public dengan exporting industry, kita juga membangun ekosistem. Mulai dari part shop, kemudian bodybuilder, workshop. Baik yang secara direct maupun indirect…,

    Jakarta (ANTARA) – PT Toyota Astra Motor (TAM) berkomitmen untuk terus memperkuat industrialisasi di Tanah Air, dengan tidak melihat Indonesia hanya sebatas pangsa pasar, melainkan turut mendorong pengembangan industri pendukung otomotif agar bisa memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian.

    ‎”Toyota melihat dan berkomitmen bahwa Indonesia bukan cuman pasar untuk menjual market, tetapi di Indonesia, bersama dengan rakyat Indonesia, membangun industrialisasi di Indonesia,” kata Marketing Director TAM Jap Ernando Demily di Jakarta, Selasa.

    Selama 50 tahun Toyota berada di Tanah Air, perusahaan sudah berinvestasi lebih dari Rp100 triliun, melakukan produksi hingga 90 persen, total pekerja lebih dari 350 ribu orang, mendukung pengembangan industri pendukung otomotif, melakukan ekspor ke 80 negara, serta memenuhi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) hingga 80 persen.

    ‎”Antara customer public dengan exporting industry, kita juga membangun ekosistem. Mulai dari part shop, kemudian bodybuilder, workshop. Baik yang secara direct maupun indirect. Karena kita tau ekosistem otomotif itu luas sekali. Jadi kita membangun industri,” ucapnya lagi.

    Adapun Toyota mencatat pangsa pasar perusahaan pada Januari-Agustus 2025 mencapai 32,3 persen dari total penjualan seluruh jenama mobil yang ada di Indonesia, atau sebanyak 168.915 unit kendaraan roda empat Toyota terjual di pasar domestik.

    Dalam penjualan tersebut mobil segmen MPV masih mendominasi penjualan yakni sebanyak 39 ribu unit untuk produk Kijang Innova, serta 36 ribu untuk Avanza dan Veloz.

    Sementara untuk segmen kendaraan listrik, Toyota mencatat sudah menjual produk sebanyak 22 ribu unit, serta memegang 56 persen dari total pasar mobil segmen hybrid di Tanah Air.

    Sebelumnya, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita meminta kepada pelaku industri, khususnya komponen dan otomotif untuk tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) meski terjadi penurunan penjualan mobil.

    Hal ini disampaikan oleh Agus Gumiwang saat merespons gelombang PHK yang terjadi pada industri komponen kendaraan akibat penjualan mobil yang menurun.

    ‎‎”Saya selalu minta kepada prinsipal-prinsipal tersebut, yang selalu saya minta adalah tidak boleh ada PHK, walaupun sekarang kita mengalami atau menghadapi kondisi yang cukup challenging. Tapi saya minta tidak ada PHK,” ujar Agus di Jakarta, Rabu (3/9).

    Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • IEU-CEPA Diteken Hari Ini, CPO hingga Tekstil RI Bebas Bea Masuk

    IEU-CEPA Diteken Hari Ini, CPO hingga Tekstil RI Bebas Bea Masuk

    Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia dan Uni Eropa (UE) akan menuntaskan substansi kesepakatan dagang komprehensif Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) di Badung, Bali pada hari ini, Selasa (23/9/2025).

    Penandatanganan penuh perjanjian yang telah memakan waktu perundingan hampir sedekade ini dijadwalkan berlangsung dalam rangkaian kunjungan kerja Komisioner Perdagangan dan Keamanan Ekonomi Komisi Eropa Maroš Šefčovič. Maroš akan disambut langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

    Adapun sejak dimulai pada Juli 2016, perundingan IEU-CEPA telah melewati 19 putaran resmi serta sejumlah pertemuan antar-sesi sebelum tercapai titik final saat ini.

    Lewat IEU-CEPA, sebanyak 80% ekspor Indonesia ke Uni Eropa akan menikmati tarif 0%—begitu juga sebaliknya. Pemerintah memproyeksikan produk padat karya seperti alas kaki, tekstil, dan garmen, serta komoditas minyak sawit, perikanan, energi terbarukan, hingga kendaraan listrik menjadi penerima manfaat utama.

    Uni Eropa saat ini tercatat sebagai mitra dagang kelima terbesar bagi Indonesia dengan nilai perdagangan mencapai US$30,1 miliar pada 2024. Neraca perdagangan menunjukkan surplus yang melebar dari US$2,5 miliar pada 2023 menjadi US$4,5 miliar pada 2024.

    Pemerintah menargetkan nilai perdagangan bilateral berlipat ganda dalam lima tahun mendatang usai penandatanganan penuh IEU-CEPA.

    “Pencapaian bersejarah ini bukan hanya menjadi tonggak penting dalam hubungan ekonomi kedua pihak, tetapi juga menegaskan keberhasilan membuka peluang besar bagi kerja sama yang lebih adil, setara, dan berkelanjutan,” ujar Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Haryo Limanseto dalam keterangannya, dikutip Selasa (23/9/2025).

    Haryo menambahkan, selain memberi keuntungan nyata bagi pelaku usaha, kesepakatan juga memperkuat komitmen Indonesia terhadap perdagangan berkelanjutan yang menjadi fokus utama kebijakan Uni Eropa.

    Rangkaian penandatanganan IEU-CEPA akan ditutup dengan forum Indonesia–EU Business Outlook bersama Kadin Indonesia, Apindo, dan EuroCham Indonesia. Agenda ini ditujukan untuk mengkaji peluang implementasi perjanjian bagi dunia usaha sekaligus memperkuat jejaring bisnis jangka panjang antara kedua pihak.

  • IEU-CEPA Diteken Hari Ini, Mobil Eropa dan 96% Barang Bebas Tarif Masuk RI

    IEU-CEPA Diteken Hari Ini, Mobil Eropa dan 96% Barang Bebas Tarif Masuk RI

    Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia dan Uni Eropa (UE) telah menyepakati pembebasan tarif impor atau menurunkannya hampir ke 0% untuk hampir semua barang lewat Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).

    Melansir Bloomberg, Selasa (23/9/2025), kesepakatan dagang tersebut akan menghapus tarif hingga nol untuk 96% barang yang diekspor UE ke Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun. Langkah ini diperkirakan akan meningkatkan ekspor UE ke Indonesia setidaknya sebesar 30%, atau sekitar €3 miliar.

    Tarif untuk mobil buatan UE akan diturunkan dari 50% menjadi 0% dalam 5 tahun, sementara bea untuk mesin dan peralatan elektronik akan turun dari 30% menjadi 0% dalam waktu dekat. Produk pertanian dan makanan juga akan memperoleh manfaat dari liberalisasi perdagangan ini.

    Kesepakatan dagang ini juga akan menghapus perizinan dan pembatasan lainnya terkait bahan kimia yang diekspor dari UE. Di sisi lain, UE akan memperoleh perlakuan preferensial untuk bea atas ekspor bahan mentah Indonesia yang telah melewati tahap pertama pengolahan. Namun, kesepakatan ini tidak akan mengubah larangan Indonesia terhadap ekspor bijih nikel ke UE, yang masih menjadi sengketa antara kedua pihak di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

    Komisioner Perdagangan dan Keamanan Ekonomi Komisi Eropa Maros Sefcovic mengatakan, sekitar €600 juta (US$700 juta) bea masuk akan dihemat oleh eksportir Eropa sebagai hasil dari perjanjian dagang ini.

    “Kami benar-benar membuka babak baru yang sangat besar,” kata Sefcovic dalam wawancara bersama Bloomberg News.

    “Perdagangan kami dengan Indonesia selama ini jauh di bawah potensi,” ujarnya, mengingat bahwa ekonomi Indonesia lebih besar dibandingkan gabungan ekonomi Vietnam, Filipina, dan Thailand.

    Kesepakatan dengan Indonesia akan memainkan peran penting dalam upaya UE untuk mendiversifikasi rantai pasoknya, terutama dalam hal bahan baku, serta membuka pasar baru di tengah kebijakan tarif sebesar 15% yang dikenakan Amerika Serikat (AS) terhadap sebagian besar produk ekspor UE.

    Indonesia merupakan mitra penting bagi UE, dengan ekonomi yang sedang tumbuh dan jumlah konsumen mencapai 300 juta jiwa. Namun, hubungan bilateral sempat tegang karena regulasi deforestasi UE yang bertujuan memerangi penebangan hutan di luar negeri, terutama untuk membuka lahan kelapa sawit dan kopi. Indonesia menjadi salah satu pengkritik paling vokal terhadap aturan ini.

    IEU-CEPA tidak akan memengaruhi penerapan aturan deforestasi terhadap Indonesia, tetapi isu ini telah dibahas selama proses negosiasi. Sefcovic mengatakan bahwa perjanjian ini akan menciptakan platform untuk membantu perusahaan Indonesia, terutama eksportir kecil, dalam memenuhi kewajiban-kewajiban yang disyaratkan Uni Eropa.

    Kesepakatan ini masih membutuhkan persetujuan dari negara-negara anggota UE dan Parlemen Eropa, serta legislatif Indonesia, sebelum resmi diberlakukan.

    Sefcovic menyebut, kesepakatan ini sebagai kerangka kerja yang sangat jelas yang akan mendorong perdagangan dan menciptakan peluang bagi kedua belah pihak.

    Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto direncanakan akan menerima kunjungan kerja Komisioner Perdagangan dan Keamanan Ekonomi Komisi Eropa Maros Sefcovic pada 22 – 23 September 2025 dengan agenda utama untuk mengumumkan dan melaksanakan penandatanganan penyelesaian substansial Perundingan IEU-CEPA.

    “Setelah menginjak 9 tahun masa perundingan, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Perjanjian IEU-CEPA akhirnya berhasil mencapai kesepakatan. Pencapaian bersejarah ini bukan hanya menjadi tonggak penting dalam hubungan ekonomi kedua pihak, tetapi juga menegaskan keberhasilan upaya dalam membuka peluang besar bagi kerja sama yang lebih adil, setara, dan berkelanjutan,” ujar Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto melalui siaran pers, Senin (22/9/2025).

    Lewat kesepakatan IEU-CEPA, 80% ekspor Indonesia ke UE akan menikmati tarif 0%. Komoditas unggulan seperti produk padat karya (alas kaki, tekstil, garmen), minyak sawit, perikanan, serta sektor energi terbarukan dan kendaraan listrik juga akan mendapat perlakuan preferensial yang lebih adil. Melalui kerja sama tersebut, perdagangan Indonesia dan Uni Eropa diharapkan dapat meningkat hingga dua kali lipat pada 5 tahun mendatang.

    “Kesepakatan ini memiliki nilai strategis yang tinggi karena tidak hanya menghadirkan keuntungan nyata bagi pelaku usaha di Indonesia maupun Eropa, tetapi juga memperkuat komitmen terhadap praktik keberlanjutan yang kini menjadi fokus utama kebijakan Uni Eropa. Melalui kerja sama ini, Indonesia diharapkan dapat kian menegaskan peran aktifnya dalam perdagangan global yang berkelanjutan,” jelas Haryo.

  • Menperin: RI siap dukung kolaborasi dengan Turki di industri baterai

    Menperin: RI siap dukung kolaborasi dengan Turki di industri baterai

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan Indonesia siap mendukung kolaborasi dengan Turki dalam industri baterai, melalui riset hingga investasi.

    ‎”Indonesia siap mendukung kolaborasi dengan Turki dalam industri baterai, baik melalui riset bersama, investasi, maupun transfer teknologi, agar rantai pasok regional dapat lebih kuat dan berdaya saing,” ujar Agus dalam pernyataan di Jakarta, Selasa.

    Menperin menyatakan dukungannya saat mengunjungi stan Aspilsan, salah satu perusahaan teknologi energi dan baterai Turki yang juga mengembangkan solusi untuk kendaraan listrik, dalam perhelatan Annual Teknofest Aerospace and Technology Festival (Teknofest) yang berlangsung di Istanbul, Turki, 20 September.

    ‎Kunjungan ini menjadi penting mengingat Indonesia tengah mendorong ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai sebagai bagian dari transformasi industri nasional.

    ‎Lebih lanjut, Menperin menekankan pentingnya kerja sama dalam pengembangan baterai kendaraan listrik, baik untuk kebutuhan sipil maupun militer.

    Perusahaan asal Turki, Aspilsan, yang dikenal sebagai produsen sel baterai lithium-ion, membuka ruang kolaborasi dengan Indonesia Battery Corporation (IBC). Dengan kapasitas produksi mencapai 21,6 juta unit per tahun, Aspilsan berpotensi memperkuat rantai pasok ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

    ‎Populasi kendaraan listrik di Indonesia terus meningkat pesat, dari 116 ribu unit pada 2023 menjadi 207 ribu unit pada 2024. Proyeksi kebutuhan material baterai untuk kendaraan listrik melonjak signifikan, sejalan dengan megaproyek ekosistem baterai EV yang baru saja diresmikan Presiden Prabowo, dengan nilai investasi 5,9 miliar dolar AS atau sekitar Rp96 triliun.

    Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Motor Listrik Maka Sekarang Bisa Dibeli di Bali

    Motor Listrik Maka Sekarang Bisa Dibeli di Bali

    Jakarta

    Bukan cuma di Pulau Jawa, motor listrik Maka sekarang bisa dibeli di Bali. Sebab, produsen asal Indonesia itu baru saja meresmikan showroom pertamanya di kawasan setempat.

    Showroom di Bali merupakan fasilitas pertama Maka yang dibangun di luar Pulau Jawa. Kini, secara total, mereka sudah punya delapan showroom di Indonesia.

    “Salah satu pasar kendaraan listrik terbesar dan paling potensial di Indonesia adalah Bali. Sehingga, sejak awal penting bagi MAKA Motors untuk membuka MAKA Showroom di sini,” ujar Chief Executive Officer (CEO) Maka Motors, Raditya Wibowo melalui rilis resminya, dikutip Senin (22/9).

    “Untuk itu, kami bekerja sama dengan Sentrik yang telah lama berkecimpung di pasar motor listrik Bali dan memiliki pemahaman mendalam tentang pasar motor listrik lokal. Kami yakin Maka Cavalry akan menjadi pilihan masyarakat Bali dalam menunjang mobilitas harian mereka,” tambahnya.

    Motor listrik MAKA di Bali. Foto: Doc. MAKA Motors

    Fasilitas tersebut merupakan hasil kolaborasi strategis dengan Sentrik, sebuah perusahaan yang telah berpengalaman mengelola ekosistem motor listrik di Bali. Sementara lokasinya di Jalan Teuku Umar nomor 130, Denpasar.

    Pembukaan showroom itu membuat konsumen di Bali lebih mudah menjangkau motor listrik buatan MAKA. Lebih lagi, kendaraan nonemisi memang cukup popular di kawasan setempat.

    Showroom Maka di Bali menyediakan sejumlah layanan, mulai dari penjualan, test ride, hingga layanan purnajual dan ketersediaan suku cadang. Masyarakat Bali kini dapat dengan mudah merasakan langsung motor listrik buatan Maka dan mendapat layanan khusus dari tim mereka.

    “Kami bangga dapat berkolaborasi dengan Maka Motors untuk mendorong adopsi kendaraan listrik di Bali dan yakin produk ini akan menjadi pilihan utama bagi banyak konsumen,” kata Direktur PT Sentrik Persada Nusantara, Ni Nyoman Ayu Cyntia Diantari.

    Sebagai catatan, Maka saat ini baru punya satu produk di Indonesia, yakni motor listrik Maka Cavalry. Kendaraan tersebut tak hanya dijual secara massal, melainkan juga ditawarkan melalui sistem sewa.

    (sfn/dry)