Produk: kendaraan listrik

  • Peran Toyota Bangun SDM di Indonesia

    Peran Toyota Bangun SDM di Indonesia

    Jakarta

    Sudah lima dekade Toyota hadir di Indonesia. Jelas itu bukan waktu yang sebentar. Tumbuh bersama di Indonesia, Toyota menyadari pentingnya ikut meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di dalam negeri. Berbagai langkah dan transfer pengetahuan dan teknologi dilakukan demi mewujudkan masyarakat atau SDM semakin pintar, serta sebagai bagian dari solusi mobilitas dan transportasi sesuai dengan perkembangan teknologi.

    Sekadar kilas balik, Toyota memulai perjalanan lima dekade dengan aktivitas impor CBU, berlanjut dengan melakukan produksi lokal (komponen dan mesin) oleh SDM (Sumber Daya Manusia) dalam negeri, merambah posisi sebagai salah satu basis produksi dan ekspor global Toyota, mengembangkan pemasok lokal dari hulu hingga hilir, hingga pengembangan Research & Development (RnD). Perjalanan tersebut dapat terwujud seiring dengan pengembang SDM dalam negeri.

    Toyota Indonesia menyadari sebagai industri otomotif nasional yang menaungi lebih dari 360.000 tenaga kerja yang terlibat di seluruh rantai usaha, pengembangan SDM merupakan aset utama dalam menopang ketahanan dan daya saing industri.

    Kekuatan SDM ahli dan tersertifikasi berperan Penting dalam meningkatkan nilai tambah industri dalam negeri, termasuk dengan kehadiran Akademi Komunitas Toyota Indonesia (AKTI) sebagai pendidikan tinggi dari PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dalam mencetak lulusan berdaya saing tinggi, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi.

    Kehadiran AKTI pun mendukung realisasi Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi, yang bertujuan menyelaraskan pendidikan dan pelatihan dengan kebutuhan pasar kerja melalui sistem informasi pasar kerja, pengembangan SMK Pusat Keunggulan, pendidikan tinggi vokasi berbasis link and match, pelatihan keterampilan, penjaminan mutu, serta peran aktif pemangku kepentingan.

    Menjawab tantangan revitalisasi pendidikan vokasi menuju masa depan mobilitas dan elektrifikasi, hari ini (Kamis/18 September 2025) AKTI meluluskan angkatan ke-9 sebanyak 70 lulusan, terdiri dari 54 mahasiswa program studi D2 jurusan Tata Operasi Perakitan Roda Empat (TOPKR) dan 16 mahasiswa program studi D1 Teknik Pemeliharaan Mesin Otomasi (TPMO). Mengusung tema kelulusan “Innovate Today, Own Tomorrow through Good Skill and Good Character Student” lulusan AKTI diharapkan memiliki karakter baik yang adaptif dan positif, sebagai fondasi penting membentuk individu yang siap memenuhi kebutuhan industri di masa depan.

    “Selama 1 dekade, AKTI menjadi cerminan sinergi dalam mendukung cita-cita Pemerintah memperkuat pembangunan SDM berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi, khususnya melalui pendidikan vokasi. AKTI membentuk insan-insan berkarakter pemimpin masa depan dengan menjunjung tiga prinsip utama: kepemimpinan yang dijalankan dengan hati-yakni hadir untuk mendengarkan dan menjadi bagian dari solusi; kolaborasi yang dibangun melalui empati dan saling pengertian antar pemangku kepentingan; serta semangat untuk terus belajar, berkembang, dan terbuka terhadap dinamika baru. Kehadiran AKTI dapat menjadi jembatan lahirnya generasi-generasi unggul dengan semangat inovasi tanpa henti-mereka yang Tanggap, Tangkas, dan Tangguh-dalam mendukung kemajuan industri manufaktur otomotif Indonesia ke depan,” ujar Presiden Direktur PT TMMIN, Nandi Julyanto.

    Kekuatan SDM ahli dan tersertifikasi berperan Penting dalam meningkatkan nilai tambah industri dalam negeri, termasuk dengan kehadiran Akademi Komunitas Toyota Indonesia (AKTI) sebagai pendidikan tinggi dari PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dalam mencetak lulusan berdaya saing tinggi, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Foto: dok. TMMIN

    Pada kelulusan kali ini juga diluncurkan Buku 1 Dekade keberadaan AKTI di Indonesia yang berisi seluk beluk inisiasi pembentukan sejak awal didirikan hingga selama 10 tahun berdiri dan menjadi cerminan sinergi dalam mendukung agenda strategis Pemerintah dalam pengembangan pendidikan vokasi.

    Diceritakan pula bahwa akademi ini tidak hanya melatih keterampilan siswa namun juga menjadi tempat belajar untuk menanamkan sikap, karakter dan nilai – nilai inovasi di bidang industri otomotif nasional. Pola pikir kualitas (quality mindset) ditanamkan kepada setiap mahasiswa dengan berlandaskan filosofi Toyota Way, yang menekankan orientasi pada pelanggan, integritas, tanggung jawab, serta prinsip Kaizen atau perbaikan berkelanjutan (Continuous Improvement).

    “AKTI menjadi cerminan hubungan pendidikan dan industri dalam mencetak lulusan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja yang berperan dalam membangun kekuatan industri nasional. Keberadaan akademi ini dapat menyebarkan praktik terbaik atau lesson learned untuk industri lain yang ingin mengembangkan SDM sesuai dengan kebutuhan industrinya masing-masing. Upaya transformasi SDM ini selaras pula dengan Asta Cita Pemerintah Indonesia yang menekankan Aspek “Memperkuat Pembangunan SDM” untuk mengembangkan SDM, sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, dan kesetaraan gender untuk meningkatkan daya saing bangsa,” ungkap Wakil Presiden Direktur PT TMMIN, Bob Azam.

    Sejak resmi berdiri pada Desember 2015 di kawasan pabrik TMMIN Karawang, AKTI telah mencetak 429 lulusan generasi digital berdaya saing tinggi yang sudah berkarya di PT TMMIN maupun rantai pasok Toyota Indonesia. Beberapa di antaranya bahkan menempati posisi Team Leader di Press, Assembling, dan Welding Shop serta mendapat kesempatan penugasan ke luar negeri, seperti Filipina, Thailand, Malaysia, dan Jepang.

    Lulusan AKTI dijelaskan diproyeksikan agar mampu lebih cepat meraih posisi team leader bahkan bisa menduduki posisi strategis di TMMIN dan rantai pasok lainnya. Jika awalnya pada 2015 hanya 176 orang pendaftar dan menerima hanya 32 siswa, pada 2024 jumlah pendaftar melonjak hingga 6.297 orang dari seluruh Indonesia dan menerima hanya 64 siswa. Kurikulum awal difokuskan pada program studi D1 Studi Teknik Pemeliharaan Mesin Otomasi (TPMO). Program studi kemudian diperluas dengan menghadirkan program studi D2 Tata Operasi Perakitan Kendaraan Roda 4 (TOPKR4).

    Kekuatan SDM ahli dan tersertifikasi berperan Penting dalam meningkatkan nilai tambah industri dalam negeri, termasuk dengan kehadiran Akademi Komunitas Toyota Indonesia (AKTI) sebagai pendidikan tinggi dari PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dalam mencetak lulusan berdaya saing tinggi, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Foto: dok. TMMIN

    Dalam kesempatan yang sama, AKTI menyiapkan generasi muda yang tidak hanya memiliki keterampilan teknis, tetapi juga tangguh, adaptif, untuk menjawab tantangan era mobilitas dan pengembangan kendaraan elektrifikasi sebagai bagian penting transisi industri otomotif rendah emisi.

    Teknologi modern seperti otomasi, robotika, hingga kendaraan listrik dan kendaraan berteknologi ramah lingkungan lainnya menjadi bentuk inovasi kurikulum yang disesuaikan dengan era yang berfokus membangun sistem manufaktur lebih efisien, cerdas, dan berkelanjutan guna menjawab tantangan global. Selain itu, AKTI juga bekerjasama dengan politeknik dan universitas dalam merancang kurikulum industri yang berorientasi masa depan.

    Hal ini tercermin dalam penerapan green manufacture yang menekankan efisiensi energi, pengurangan limbah, serta keberlanjutan lingkungan; mekatronika yang menggabungkan mekanika, elektronika, dan kontrol untuk menciptakan otomasi presisi; robotik yang meningkatkan kecepatan, akurasi, dan keselamatan kerja; serta Internet of Things (IoT) yang menghubungkan mesin, perangkat, dan sistem melalui jaringan digital agar data dapat dianalisis secara real-time untuk pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat.

    (lth/dry)

  • Mobil Terbang & Kursi Robot! Jepang Pamer Masa Depan Transportasi di Tokyo

    Mobil Terbang & Kursi Robot! Jepang Pamer Masa Depan Transportasi di Tokyo

    Y

    OlehYoga NugrahaDiperbaharui 31 Okt 2025, 13:00 WIB

    Diterbitkan 31 Okt 2025, 12:41 WIB

    Mobil terbang, kursi robot, hingga mobil konsep masa depan jadi sorotan di ajang Japan Mobility Show 2025 di Tokyo. Pameran otomotif terbesar di Jepang ini memamerkan visi futuristik industri transportasi, mulai dari kendaraan listrik hingga pesawat vertikal tanpa emisi. Toyota, Honda, dan Nissan berlomba menampilkan inovasi yang menandai era baru mobilitas ramah lingkungan.

  • Wuling Mitra EV Makin Dilirik, Sekarang Giliran Kalista yang Terpikat

    Wuling Mitra EV Makin Dilirik, Sekarang Giliran Kalista yang Terpikat

    Jakarta

    PT SGMW Sales Indonesia (Wuling Motors) telah mengumumkan jalin kerjasama dengan PT Pos Indonesia, untuk bisa menguatkan ekosistem kendaraan listrik dengan menjadikan Blind Van Mitra EV sebagai kendaraan operasional.

    Kini Mitrą EV kembali dilirik perusahaan Kalista sebagai bentuk kerjasama strategis terkait penyediaan dan layanan purna jual kendaraan listrik komersial.

    Wuling Motors dan Kalista telah menggelar penandatanganan kerja sama strategis antara Mitra EV dan KA. Dalam seremoni ini, kedua belah pihak menandatangani kerja sama strategis terkait penyediaan dan layanan purna jual kendaraan listrik komersial Mitra EV.

    Penandatanganan ini menjadi langkah awal kolaborasi strategis antara kedua belah pihak untuk menghadirkan solusi mobilitas ramah lingkungan yang andal bagi berbagai sektor usaha di Tanah Air, sekaligus memperluas adopsi kendaraan listrik komersial.

    “Kami menyambut baik kerja sama dengan Kalista melalui penandatanganan kerja sama strategis ini. Mitra EV hadir sebagai kendaraan listrik komersial pertama Wuling di Indonesia yang didedikasikan untuk mendukung operasional bisnis dengan efisiensi, fungsionalitas dan modern. Kami berharap langkah ini dapat memperkuat ekosistem kendaraan listrik komersial sekaligus mendorong percepatan transisi menuju mobilitas hijau,” ujar Sales Operation Director Wuling Motors, Kharismawan Awangga dalam siaran pers yang diterima detikOto.

    Kolaborasi Wuling dan Kalista kepemilikan Wuling Mitra EV. Foto: dok. Wuling Motor

    Dipilihnya Wuling Mitra EV sebagai kendaraan listrik komersial bukan tanpa alasan, Mitra EV diklaim dirancang dengan keunggulan yang multifungsi, efisien, dan modern. Varian minibus maupun blind van memberikan fleksibilitas tinggi untuk beragam kebutuhan bisnis, mulai dari transportasi logistik, layanan distribusi, hingga mobilitas penumpang. Didukung pilihan jarak tempuh 300 km dan 400 km, serta fitur-fitur praktis untuk menunjang operasional harian, Mitra EV menjadi rekan kerja yang tangguh, hemat biaya, dan sesuai dengan tuntutan bisnis.

    Dalam kerja sama strategis ini, Wuling bersama Kalista menyepakati sejumlah poin penting yang mencakup penyediaan unit Mitra EV, layanan pemeliharaan berbasis Service Level Agreement (SLA), jaminan ketersediaan suku cadang, serta ketentuan garansi unit maupun komponen terkait.

    Selain itu, kesepahaman ini juga mengatur mitigasi risiko operasional hingga komitmen pasokan berkelanjutan untuk mendukung komitmen jangka panjang Kalista dengan pelanggannya.

    “Kolaborasi dengan Wuling menegaskan komitmen Kalista untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik di sektor logistik. Mitra EV terbukti andal setelah melalui uji coba 11 hari dengan kondisi operasional nyata, mencatat 49 perjalanan dengan efisiensi energi 0,14 kWh/km atau 1 kWh untuk 7 km. Hasilnya, tercapai penghematan biaya energi hingga 69% dibandingkan kendaraan ICE. Dengan performa ini, kami optimis mendorong lebih banyak pelaku bisnis beralih ke solusi logistik ramah lingkungan,” ujar Direktur Pengembangan Bisnis Kalista, Yoga Adiwinarto.

    Seperti yang sudah kita ketahui bersama, Kalista merupakan perusahaan penyedia ekosistem kendaraan listrik komersial yang komprehensif dengan solusi end-to-end yang secara aktif berperan sebagai katalis transformasi bagi pelaku bisnis untuk memulai transformasi menuju kendaraan listrik yang lebih hijau dan kompetitif. Kalista hadir dengan skema menarik termasuk pengalihan kebutuhan investasi awal menjadi biaya operasional bulanan melalui penyewaan jangka panjang.

    Selain itu, dalam menciptakan proses transisi menuju EV yang lancar, Kalista juga memastikan layanan purna jual dan pemeliharaan komprehensif yang akan didukung oleh Wuling.

    Melalui penandatanganan kerja sama strategis ini, Wuling dan Kalista menegaskan komitmennya untuk bersama-sama mendorong perkembangan kendaraan listrik komersial di Indonesia. Kehadiran Mitra EV dengan dukungan layanan menyeluruh diyakini mampu memberikan solusi mobilitas yang modern, efisien, serta mendukung target pengurangan emisi di sektor transportasi.

    (lth/dry)

  • Indonesia Bisa Belajar, Ini Resep Bikin Mobil Nasional Antigagal ala Vietnam

    Indonesia Bisa Belajar, Ini Resep Bikin Mobil Nasional Antigagal ala Vietnam

    Hanoi

    Indonesia bisa belajar resep bikin mobil nasional antigagal dari Vietnam. Soalnya negara dengan ideologi komunis itu baru-baru ini menggebrak industri otomotif di kawasan Asia Tenggara dengan produk mobil nasionalnya VinFast. Meski baru didirikan tahun 2017, VinFast tumbuh cepat dan langsung jadi merek nomor satu di negaranya. VinFast juga melakukan ekspansi dengan mendirikan pabrik di sejumlah negara, termasuk Indonesia.

    “Intinya kalau kami lihat ya dari VinFast ini adalah konsistensi-persistensi. Kita juga bisa belajar di VinFast ini dari komitmennya, di mana betapa betapa besar komitmen dari Vingroup (induk perusahaan VinFast) yang dalam waktu yang sangat singkat dimulai dari 2017 combustion engine, 2021 gaspol transisi ke EV (mobil listrik) sampai sekarang dan dalam waktu sangat singkat menjadi brand nomor 1 kendaraan listrik di Vietnam,” bilang CEO VinFast Indonesia Kariyanto Hardjosoemarto di Hanoi, Rabu (24/9/2025).

    Sebagai informasi, VinFast didirikan pada 2017 dengan kompleks pabrik mobil dan motor listrik yang modern dan berkapasitas besar di Kawasan Industri Đình Vũ, Hải Phòng. VinFast dibentuk oleh Vingroup, yakni sebuah konglomerasi atau perusahaan swasta multinasional terbesar di Vietnam.

    Mobil buatan Vietnam, VinFast (kanan) jadi tuan rumah di negaranya sendiri Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    Awalnya VinFast membuat mobil konvensional bermesin pembakaran dalam (ICE) dengan menggunakan basis dari merek-merek ternama. VinFast Lux A2.0 misalnya, dibuat dari platform BMW Seri 5. Kemudian VinFast Lux SA2.0 dibangun dari platform BMW X5. VinFast awalnya juga punya city car Fadil yang dibangun dari basis Opel Karl Rocks.

    Pada Januari 2022, VinFast memutuskan mempercepat langkah menuju ‘hijau’ dengan mengumumkan strategi fokus pada kendaraan listrik murni. Keputusan bersejarah ini menjadikan VinFast salah satu produsen otomotif pertama di dunia yang beralih sepenuhnya ke kendaraan listrik.

    Saat ini VinFast tengah gencar mewujudkan visinya sebagai produsen kendaraan listrik pintar terkemuka di dunia lewat pengembangan ekosistem mobilitas bebas emisi yang mencakup mobil listrik, bus listrik, sepeda motor listrik, hingga sepeda listrik.

    Selama enam bulan pertama tahun 2025, VinFast telah menjual hampir 72.200 unit mobil listrik secara global, mencatat pertumbuhan sebesar 223% dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya. Pada periode Januari-Juli 2025, VinFast menguasai pasar mobil di Vietnam dengan market share 32,4%.

    VinFast juga terus mengembangkan kapasitas produksi globalnya dengan pabrik yang telah beroperasi di India, dan mempersiapkan pembukaan pabrik baru di Subang, Jawa Barat, dengan kapasitas produksi hingga 50 ribu unit per tahun.

    Pabrik mobil listrik VinFast di Vietnam Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    Kariyanto menekankan, sukses VinFast ada campur tangan dari induk perusahaan Vingroup, di mana mereka membuat ekosistem kendaraan listriknya dulu, sehingga pasar bisa yakin dan menerimanya.

    “Kalau kita lihat market di Vietnam juga tentu sangat yakin, atau istilahnya punya komitmen yang tinggi terhadap produk-produk dari Vingroup. Dan itu yang saya lihat juga sebagai salah satu faktor penunjang kenapa VinFast bisa berkembang sangat besar di samping tentu di sini juga kunci kesuksesannya adalah masalah ekosistem,” ujar Keri.

    “Jika hanya bicara product only itu sangat sulit menurut kami, apalagi kalau kita ingin sesuatu dikembangkan di tingkat nasional. Karena kita bicara bagaimana ekosistem di create semuanya dengan komitmen tinggi dari grup perusahaan,” bilang Keri.

    Dalam amatan detikOto saat berkunjung ke Vietnam, mobil-mobil besutan VinFast memang banyak digunakan oleh perusahaan turunan Vingroup. Mobil-mobil VinFast banyak dijadikan sebagai armada oleh perusahaan taksi yang dibuat Vingroup, yakni Xanh SM. Vingroup juga memiliki perusahaan charging station yang dinamakan V-Green. Jadi Vingroup membentuk sendiri ekosistem mobil listriknya, sehingga masyarakat Vietnam tidak ragu untuk meminang mobil listrik buatan VinFast.

    (lua/dry)

  • Tsunami PHK Menerjang, Raksasa Industri Ini PHK 13.000 Karyawan

    Tsunami PHK Menerjang, Raksasa Industri Ini PHK 13.000 Karyawan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Raksasa industri Jerman, Bosch, mengumumkan akan memangkas 13.000 karyawan di unit otomotifnya, seluruhnya di Jerman. Langkah ini menjadi pukulan terbaru bagi sektor otomotif Eropa yang tengah menghadapi permintaan lemah, persaingan ketat di China, serta transisi kendaraan listrik (EV) yang berjalan lebih lambat dari perkiraan.

    Pemangkasan ini mencakup sekitar 10% tenaga kerja Bosch di Jerman dan 3% dari total global. Perusahaan menyebut langkah tersebut diperlukan untuk mencapai target penghematan tahunan sebesar 2,5 miliar Euro atau sekitar Rp42,5 triliun.

    “Permintaan untuk produk kami bergeser secara signifikan ke wilayah di luar Eropa. Kami perlu menyesuaikan diri dengan pasar dan pelanggan kami,” kata Stefan Grosch, Kepala Hubungan Industrial Bosch, seperti dikutip AFP, Jumat (26/9/2025).

    Bosch, pemasok otomotif terbesar dunia, sebelumnya sudah mengumumkan 9.000 PHK sejak tahun lalu. Perusahaan lain seperti Schaeffler, Continental, hingga Volkswagen juga melakukan langkah serupa akibat menurunnya penjualan dan laba.

    Tantangan utama bagi industri adalah lambatnya peralihan ke kendaraan listrik. Marco Zehe, Kepala Gerakan Elektrifikasi Bosch, mengatakan “elektromobilitas belum berkembang secepat yang diperkirakan. Itu berarti kami memiliki banyak kelebihan kapasitas, terutama di Eropa dan khususnya di Jerman.”

    Persaingan harga di China juga mempersempit margin keuntungan. “Ada tekanan harga dan persaingan yang besar pada seluruh industri otomotif, baik pada produsen mobil maupun pemasok mereka,” imbuh Zehe.

    Sementara itu, perwakilan pekerja menyatakan akan menolak keputusan Bosch. Mereka menyebut Bosch telah “mengkhianati kepercayaan” karyawannya dan meninggalkan “kehancuran sosial di banyak wilayah”.

    “Kami sepenuhnya menolak pemutusan hubungan kerja yang belum pernah terjadi sebelumnya ini,” kata Frank Sell, Kepala Dewan Pekerja Bosch Mobility.

    Meski begitu, Bosch menegaskan Jerman tetap menjadi pusat masa depan perusahaan. “Kami mendukung Jerman sebagai lokasi dan mendukung Eropa. Kami terus berupaya meningkatkan daya saing dengan kemampuan kami sendiri,” ujar Grosch.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Honda Klaim Penjualan Motor Listrik Naik, Total Pasar Bisa Tembus 40 Ribu Unit

    Honda Klaim Penjualan Motor Listrik Naik, Total Pasar Bisa Tembus 40 Ribu Unit

    Jakarta

    Pasar motor listrik di Indonesia tidak tumbuh signifikan pada 2025. Direktur Pemasaran PT Astra Honda Motor (AHM) Octavianus Dwi mengungkapkan total pasar motor listrik memang turun tapi Honda mengalami tren kenaikan.

    “Tahun ini proyeksi saya total market (motor listrik) bisa 40 ribu. Ya total market (semua merek),” ujar Octa saat ditemui di arena IMOS 2025.

    Menurutnya, sejak tidak berlanjutnya aturan subsidi, pasar motor listrik lalu mengalami tren penurunan penjualan.

    “Total market malah tidak naik, sejak tidak ada subsidi, ada sedikit koreksi,” lanjut Octa.

    Meski begitu, Honda tetap mengalami pertumbuhan penjualan motor listrik. Seperti diketahui jaringan dealer motor Honda pernah memberikan diskon besar pada model CUV e:.

    “Kalau Honda naik (penjualan dari tahun lalu),” kata dia.

    Motor listrik Honda jadi bisa lebih terjangkau. Sehingga banyak masyarakat yang tergoda untuk membelinya.

    Octa menjelaskan model Honda CUV e: menjadi motor listrik terlaris. Skutik listrik bergaya modern itu disebut paling banyak dipilih konsumen ketimbang EM1 e: dan ICON e:.

    “Yang paling banyak penjualannya CUV e:, range jauh, baterainya double,” ungkap Octa.

    Bahkan, kontribusi CUV e: terhadap penjualan motor listrik Honda paling mayoritas, meski sayangnya Octa tidak merinci seberapa banyak yang sudah terjual.

    “Komposisi bisa 60 persen 70 persen dari total penjualan kami, sisanya EM1 e: dan ICON e:,” tambahnya.

    Mengutip data yang disampaikan Kementerian Perindustrian beberapa yang lalu, total populasi kendaraan listrik di Indonesia sudah tembus 274.802 unit. Khusus sepeda motor listrik mencapai 196.051 unit. Data ini diambil dari SRUT Kementerian Perhubungan per 24 Juni 2025.

    Honda pamerkan line up motor listrik di IMOS 2025

    Mulai dari Honda CUV e:, Honda ICON e:, dan Honda EM1e:Plus mejeng di IMOS 2025. Bahkan versi modifikasi juga hadir untuk memberikan inspirasi; mulai dari gaya bagger, low ride, dan dual purpose.

    Selain itu, AHM juga menghadirkan BEX (Battery Exchange Station) sebagai solusi pengisian daya cepat dan mudah, yang semakin memperkuat komitmen Honda dalam membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

    (riar/din)

  • Honda Upayakan Pakai Motor Listrik Nggak Bikin Was-was

    Honda Upayakan Pakai Motor Listrik Nggak Bikin Was-was

    Jakarta

    Honda saat ini menjadi satu-satunya pabrikan Jepang yang menjual sepeda motor listrik di Indonesia. Di sisi lain, PT Astra Honda Motor (AHM) selaku agen pemegang merek sedang mengupayakan agar konsumen tidak was-was saat memakai motor listrik.

    PT AHM diketahui sudah memasarkan tiga model motor listrik, antara lain Honda CUV e:, EM1 e:, dan ICON e:.

    Direktur Pemasaran PT AHM Octavianus Dwi menyebut, setelah unit motor listrik Honda mulai dipasarkan, langkah berikutnya adalah membangun interaksi lebih intens dengan konsumen. Tujuannya agar perusahaan bisa mengumpulkan feedback, sekaligus memastikan layanan purna jual berjalan optimal.

    “Sekarang saatnya kita berinteraksi dengan konsumen yang sudah beli itu untuk mendapatkan feedback, kemudian mendapatkan aftersales,” lanjutnya.

    Lebih jauh, Octavianus menekankan bahwa motor listrik Honda bukan sekadar produk. Ada nilai tambah yang ingin dibangun, mulai dari komunitas, layanan purna jual, hingga menjaga resale value. Semua itu dirancang untuk mengurangi keraguan konsumen ketika menggunakan motor listrik.

    “Bagi kami, motor itu bukan hanya produknya, tapi ada non produk value yang juga kita harus deliver, misalkan kita berkomunitas, kemudian aftersales, memperbaiki resale value, itulah yang mau sama-sama kita make sure ke konsumen, sehingga nantinya ke depan less hesitation bagi konsumen untuk menggunakan, bahkan motor listrik,” ungkap Octa.

    Honda pamerkan line up motor listrik di IMOS 2025

    Mulai dari HondaCUV e:, Honda ICON e:, dan Honda EM1e:Plus mejeng di IMOS 2025.Bahkan versi modifikasi juga hadir untuk memberikan inspirasi; mulai dari gaya bagger, low ride, dan dual purpose.

    Selain itu, AHM juga menghadirkan BEX (Battery Exchange Station) sebagai solusi pengisian daya cepat dan mudah, yang semakin memperkuat komitmen Honda dalam membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

    Octa menyebutkan PT AHM sudah memiliki jaringan purna jual motor listrik di Indonesia. Termasuk agenda memperluas jaringan charging milik PT AHM sendiri.

    “e: shop masih cuma di Jakarta 22 titik. Tapi di seluruh Indonesia, Jaringan kami yang mungkin 1.300-an tahun ini akan siap untuk melayani, akan disediakan charging station, docking bisa dimanfaatkan saat mereka datang servis,” kata Octa.

    (riar/din)

  • Ekspansi ke Surabaya dan Makassar, Taksi Listrik Vietnam Siap Mengaspal di Kota Lain – Page 3

    Ekspansi ke Surabaya dan Makassar, Taksi Listrik Vietnam Siap Mengaspal di Kota Lain – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Green & Smart Mobility JSC (GSM) atau Xanh SM siap memperkuat posisinya di Indonesia. Tak hanya di Jakarta, taksi listrik Vietnam tersebut bakal segera beroperasi di kota-kota lainnya.

    Lewat mobil listrik VF e34, VinFast selaku produsen armada Xanh SM berkomitmen menciptakan ekosistem EV yang kuat hingga ke pelosok daerah.

    “Green SM, atau taksi yang banyak dilihat di Jakarta, dua minggu lalu sudah berekspansi di Makassar. Minggu lalu berekspansi di Surabaya, dan akan disusul oleh kota-kota yang lain,” ujar CEO VinFast Kariyanto Hardjosoemarto di Hanoi, Vietnam, dikutip Jumat (26/9/2025).

    “Sehingga yang kami tekankan adalah ekosistem kendaraan listrik ini kami create, kami ciptakan karena kami melihat Indonesia memiliki potensi yang sangat besar. Sehingga VinFast sangat serius untuk berkembang di Indonesia,” tegasnya.

    Kariyanto menyatakan, VinFast target menguasai pasar kendaraan listrik berbasis baterai (BEV) di Indonesia dengan membangun ekosistem. Ditopang oleh pembangunan pabrik mobil listrik di Subang yang akan segera beroperasi.

    “Pabrik nanti akan beroperasi di akhir tahun ini. Tanah di Subang itu kurang lebih 170 ha, masih fase pertama dan akan dikembangkan dengan kapasitas produksi terpasang kurang lebih 50.000 per tahun, dan produksi akan menyesuaikan dengan kebutuhan market,” terang pria yang akrab disapa Kerry tersebut.

     

  • Perjanjian IEU-CEPA Sudah Diteken, Menperin Beberkan Dampaknya ke RI

    Perjanjian IEU-CEPA Sudah Diteken, Menperin Beberkan Dampaknya ke RI

    TANGERANG – Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan, penyelesaian perundingan perdagangan Indonesia dengan sejumlah negara bisa memperluas produk RI di kancah global.

    Beberapa hari lalu, Indonesia meneken kerja sama berupa Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) dan Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA).

    Menurut Agus, prinsip perdagangan Indonesia tidak semata-mata mengejar surplus, tetapi juga memperbesar volume perdagangan dengan mitra utama di Uni Eropa.

    “Kalau saya defisit sama surplus itu benar, tapi juga tidak kalah penting bagi prinsip saya adalah memperbesar kue dari perdagangan kami dengan negara-negara mitra dagang. Itu yang jadi prinsip,” ucap Agus saat ditemui wartawan di ICE BSD, Tangerang, Banten, Kamis, 25 September.

    Selain itu, Agus menuturkan, perjanjian tersebut juga bisa meningkatkan neraca perdagangan, mengingat dalam kerja sama perdagangan, neraca dinilai penting selain surplus dan defisit.

    “(IEU-CEPA) memperbesar neraca perdagangan antara kita dengan EU (Eropa), antara kami dengan China, Australia. Sekarang dengan Kanada, dengan UAE,” katanya.

    Sementara itu, terkait perkiraan investasi dalam kerangka IEU-CEPA, menurut Agus, kesepakatan tersebut lebih diarahkan pada perluasan pasar Indonesia di Eropa.

    “Luar biasa itu (perkiraan investasi). Kalau IEU-CEPA itu lebih kepada perluasan pasar kami. Target market kami akan lebih besar,” terang dia.

    Dia pun kembali menekankan, hal terpenting dalam perjanjian itu adalah bagaimana IEU-CEPA mampu membuka akses pasar lebih luas dan menunjukkan daya saing produk Indonesia yang dinilai lebih tinggi.

    “Kami sangat positif karena daya saing dari produk-produk (Indonesia) lebih tinggi (dari negara lain),” jelas Agus.

    Sebelumnya, Indonesia dan Uni Eropa resmi menyelesaikan tahap substansial dari perundingan IEU-CEPA pada Selasa, 23 September.

    European Union Commissioner for Trade and Economic Security Maros Sefcovic menyampaikan, kesepakatan iti akan menghapus lebih dari 98 persen tarif, menghilangkan hampir seluruh hambatan dagang serta membuka peluang baru untuk investasi antara kedua pihak.

    Menurut Maros, perjanjian tersebut dirancang dengan memperhatikan kepentingan dan sensitivitas masing-masing negara guna mencapai hasil berimbang. Sebagai ilustrasi, tarif impor kendaraan bermotor sebesar 15 persen di Indonesia akan dihapus secara bertahap selama lima tahun ke depan.

    Kebijakan itu, kata Maros, diharapkan akan membuka pasar bagi industri otomotif Uni Eropa dan sekaligus menarik investasi penting, terutama di sektor kendaraan listrik yang sedang berkembang pesat.

    “Ekspor Uni Eropa sendiri akan menghemat lebih dari 600 juta euro dalam bea masuk atas barang yang dikirim ke Indonesia, dana dapat diinvestasikan kembali untuk inovasi, ekspansi dan penciptaan lapangan kerja,” tutur Maros dalam Joint Announcement Indonesia IEU-CEPA, Selasa, 23 September.

    Selain itu, lanjut dia, IEU-CEPA juga akan memperkuat kerja sama strategis di berbagai sektor teknologi maju, seperti kendaraan listrik, farmasi dan elektronik yang semuanya merupakan elemen penting dalam pertumbuhan ekonomi masa depan.

  • Leapmotor Capai Produksi 1 Juta Unit Mobil, Hanya Butuh 343 Hari dari 500 Ribu

    Leapmotor Capai Produksi 1 Juta Unit Mobil, Hanya Butuh 343 Hari dari 500 Ribu

    JAKARTA – Leapmotor mencatat pencapaian bersejarah dengan memproduksi kendaraan ke-1 juta di China, delapan tahun sejak pertama kali hadir pada 2015. Prestasi ini terasa semakin istimewa karena hanya butuh 343 hari bagi Leapmotor untuk melipatgandakan produksi dari 500.000 unit menjadi 1 juta unit, seperti diumumkan melalui akun resmi perusahaan di Weibo.

    Perjalanan Leapmotor di dunia otomotif tergolong cepat. Mengutip dari laman Carnewschina, Kamis, 25 September, pada 28 Juni 2022, mereka baru saja merayakan produksi kendaraan massal ke-100.000. Hanya dua tahun kemudian, tepatnya pada 17 Oktober 2024, angka itu sudah melonjak menjadi 500.000 unit dan kini satu juta kendaraan resmi keluar dari jalur produksi.

    Awalnya Leapmotor hanya bermain di segmen kendaraan listrik baterai (BEV). Namun, sejak 2022 perusahaan mulai mengembangkan teknologi Extended Range Electric Vehicle (EREV) untuk memberikan pilihan yang lebih fleksibel kepada konsumen.

    Saat ini, lini produk Leapmotor di pasar China mencakup T03, B10, B01, C01, C10, C11, dan C16. Model T03, B01, dan B10 hadir khusus sebagai BEV, sementara model C-Series juga menawarkan varian EREV. Minggu lalu, Leapmotor bahkan mengumumkan akan meluncurkan SUV andalan terbaru mereka, D19, yang dijadwalkan debut global pada 16 Oktober mendatang.

    Ambisi Leapmotor pun semakin besar. Pada Maret lalu, pendiri sekaligus ketua Zhu Jiangming menargetkan penjualan tahunan 500.000–600.000 unit pada 2025. Namun, melihat tren penjualan yang terus naik, target itu kemudian dinaikkan menjadi 580.000–650.000 unit, dengan misi menembus angka 1 juta unit pada tahun depan.

    Langkah cepat Leapmotor ini menegaskan posisinya sebagai salah satu pemain utama di industri kendaraan listrik China, sekaligus menjadi penantang serius bagi para raksasa otomotif lain yang lebih dulu hadir.