Produk: kendaraan listrik

  • Soal Elektrifikasi, Mitsubishi: Produknya Sudah Ada

    Soal Elektrifikasi, Mitsubishi: Produknya Sudah Ada

    Jakarta

    PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) terus memantau perkembangan pasar kendaraan elektrifikasi di Indonesia. Saat ditemui di acara peresmian Mitsubishi Motors Training Center, Rabu (30/10/2024) lalu, Irwan Kuncoro selaku Director of Sales & Marketing Division PT MMKSI, mengungkapkan pandangannya mengenai kemungkinan peluncuran kendaraan elektrifikasi baru Mitsubishi, seperti hybrid atau electric vehicle (EV), untuk pasar Tanah Air.

    Irwan menekankan bahwa Mitsubishi sebenarnya sudah memiliki teknologi dan produk yang siap, tetapi waktu peluncuran dan model yang akan diluncurkan masih menjadi pertimbangan perusahaan. Namun, Irwan juga menambahkan bahwa keputusan peluncuran tetap bergantung pada berbagai faktor.

    “Ya kita tunggu. Teknologinya sudah ada, produknya sudah ada. Timingnya, produk yang mana, teknologi yang mana, nah itu yang kita belum ada informasi,” ujar Irwan.

    Mitsubishi berharap bisa memahami dinamika pasar terlebih dahulu sebelum meluncurkan kendaraan baru. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan pentingnya keselarasan antara kebutuhan pasar dan kesiapan produk.

    “Iya gak apa apa kita wait and see, harus dong. Kan kita juga harus wait and see dari pasarnya, konsumennya, juga regulasinya,” jelas Irwan.

    Sikap ‘wait and see’ yang diambil Mitsubishi ini menunjukkan bahwa perusahaan lebih memilih untuk berhati-hati dan menunggu kesiapan pasar secara penuh sebelum merilis kendaraan elektrifikasi baru. Hal ini juga mempertimbangkan faktor regulasi pemerintah yang terus beradaptasi untuk mendorong kendaraan ramah lingkungan di Indonesia.

    Indikator Xpander Hybrid Terdaftar di Indonesia Foto: Dok. Berita Resmi Desain Industri

    Keputusan Mitsubishi untuk memantau pasar ini sejalan dengan upaya perusahaan untuk memastikan bahwa kendaraan yang akan diluncurkan nantinya benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan permintaan konsumen di Indonesia.

    Sebagai informasi, Mitsubishi sebenarnya telah memiliki kendaraan listrik yakni L100 EV. Mobil tersebut merupakan kendaraan niaga ringan yang dijual dengan unit terbatas. Selain itu, sebelumnya Mitsubishi juga sempat menjual kendaraan hybrid yakni Outlander PHEV. Namun, kendaraan tersebut dinilai kurang cocok untuk pasar Indonesia sehingga kini tak dijual lagi

    (/lth)

  • Geely Intip Segmen Mobil MPV: Apa yang Membuatnya Menarik?

    Geely Intip Segmen Mobil MPV: Apa yang Membuatnya Menarik?

    Jakarta

    Jika melihat pasar otomotif di Indonesia, segmen mobil Multi Purpose Vehicle (MPV) memang masih menjadi yang paling diminati di Indonesia. Kini salah satu produsen raksasa asal China, Geely, yang bakal mencicipi kerasnya persaingan otomotif di Indonesia mulai menatap pasar mobil terbesar itu.

    Sebagai catatan, Geely akan masuk pasar otomotif Indonesia pada kuartal 1 2025. Mereka akan menghadirkan mobil listrik Sport Utility Vehicle (SUV) dalam comeback-nya ke tanah air. Pasar besar mobil listrik Indonesia menarik minat Geely kembali ke tanah-air, terlebih invasi manufaktur asal negeri Tirai Bambu sedang masif di Indonesia.

    Namun jika melihat penjualan mobil di Indonesia, terutama untuk kategori LMPV yang ada di angka 12,27 persen dari penjualan wholesale sebanyak 72.667 unit pada September 2024. Membuat Geely juga berpikir untuk masuk ke dalam market terbesar tersebut.

    Vice President of Geely Auto, Michael Song, menegaskan bahwa mobil listrik masih akan menjadi jagoan untuk kembali ke Indonesia. Tapi, mereka juga sudah mempersiapkan rencana lain termasuk untuk bisa bersaing di pasar Indonesia.

    “Kami mungkin memprioritaskan kendaraan listrik SUV untuk yang pertama. Tentu, kami mempunyai rencana cadangan untuk MPV baik kendaraan listrik dan tipe energi lain, dan semua dipertimbangkan,” kata Song dalam perbincangan dengan detikOto dan beberapa pewarta asal Indonesia di Ningbao International Circuit, China.

    Geely EX5 Foto: Dok. Geely

    Hal senada juga diungkapkan oleh Brand Director Geely Auto Indonesia, Yusuf Anshori. Dengan banyaknya lini produk Geely, dia tak menutup kemungkinan untuk meluncurkan MPV.

    “Kalau kita lihat line produknya Geely itu banyak, kalau misalnya kita lihat dari segi perusahaan (mobilnya) itu rangenya masif, banyak. Memang untuk tahap ini kami meluncurkan listrik dulu, ke depannya kita akan lihat pasarnya,” kata Ori -sapaan akrab Yusuf Anshori.

    “Kalau di Indonesia kami lihat masih banyak produk yang masif. Kendaraan listrik mungkin bisa dibilang bukan mass production, itu kita masih dalam tahap studi mengeluarkan range-range,” kata dia menambahkan.

    (cas/lth)

  • Amerika Serikat Rencanakan Cabut Keringanan Pajak Mobil Listrik

    Amerika Serikat Rencanakan Cabut Keringanan Pajak Mobil Listrik

    Jakarta

    Di saat negara-negara lain tengah memberikan keringanan pajak untuk pembelian kendaraan listrik, Amerika Serikat (AS) justru berencana untuk mencabut kebijakan keringanan pajak tersebut.

    Dikutip reuters, tim transisi presiden terpilih Donald Trump berencana untuk menghentikan keringanan pajak konsumen sebesar USD 7.500 untuk pembelian kendaraan listrik sebagai bagian dari undang-undang reformasi pajak yang lebih luas.

    Jika memang benar demikian, hal tersebut dinilai bakal berdampak serius pada transisi kendaraan listrik di AS.

    Tesla sebagai produsen mobil listrik terbesar di Amerika Serikat memberikan tanggapannya, bahwa kepada komite transisi Trump bahwa mereka mendukung diakhirinya subsidi mobil listrik di Amerika Serikat.

    Dalam pemberitaan Reuters tersebut juga dijelaskan bahwa CEO Tesla Elon Musk, salah satu pendukung terbesar Trump dan orang terkaya di dunia, mengatakan penghentian subsidi mungkin akan sedikit merugikan penjualan Tesla, tetapi juga akan menjadi ‘bencana bagi pesaing EV-nya di AS, seperti General Motors.

    Tesla Cybercab Foto: Youtube Tesla

    Meski demikian rencana tim transisi Presiden Donald Trump untuk menghilangkan subsidi kendaraan listrik di AS tidak akan berjalan mulus. Karena The Alliance fo Automotive AS memberikan suara mereka kepada tim transisi Presiden Donald Trump, untuk mempertahankan kredit pajak kendaraan listrik dengan menyuarakan, pentingnya mengukuhkan AS sebagai pemimpin global dalam manufaktur otomotif masa depan.

    Namun hingga saat ini, tim transisi Trump tidak mengomentari nasib keringanan pajak kendaraan listrik tersebut, tetapi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa presiden terpilih akan menepati janji yang dibuatnya di masa kampanye.

    (lth/din)

  • Wall Street Jatuh karena Investor Khawatir Arah Suku Bunga The Fed

    Wall Street Jatuh karena Investor Khawatir Arah Suku Bunga The Fed

    New York, Beritasatu.com – Bursa saham AS Wall Street jatuh pada perdagangan Jumat (15/11/2024) karena investor khawatir arah suku bunga The Fed.

    Dow Jones turun 305,87 poin atau 0,70% ditutup pada level 43.444, S&P 500 turun 1,32% menjadi 5.870,62, dan Nasdaq Composite turun 2,24% menjadi 18.680,12.

    Penurunan saham farmasi membebani 30 saham unggulan Dow Jones dan S&P 500, dengan Amgen turun sekitar 4,2% dan Moderna ambles 7,3%.

    Presiden terpilih Donald Trump pada Kamis (14/11/2024) mengatakan pihaknya berencana mencalonkan Robert F Kennedy Jr memimpin Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS. Hal ini membuat sentimen negatif pada saham sektor farmasi. 

    Teknologi informasi di S&P 500 merupakan sektor dengan kinerja terburuk, turun lebih 2% karena kejatuhan Nvidia, Meta, Alphabet, dan Microsoft.

    Sementara Tesla naik 3% karena saham perusahaan kendaraan listrik raksasa ini disebut “Trump Trade” menyusul kedekatan pemiliknya Elon Musk dengan Trump.

    “Meski kondisi makro masih menjadi pertanda baik bagi aset berisiko, dalam waktu dekat akan terjadi beberapa volatilitas mikro, khususnya potensi perubahan kebijakan di bawah pemerintahan baru,” kata Kepala Strategi Investasi iShares, Amerika, Kristy Akullian, dilansir CNBC International.

    Para investor juga mencermati komentar terbaru Ketua Federal Reserve Jerome Powell, yang mengatakan bank sentral tidak terburu-buru memangkas suku bunga. Ia mencatat pertumbuhan ekonomi yang kuat memungkinkan pembuat kebijakan mengambil waktu saat memutuskan pemangkasan suku bunga. 

    Data penjualan ritel Oktober yang dirilis Jumat menunjukkan peningkatan 0,4%, sedikit lebih baik dari perkiraan ekonom yang disurvei Dow Jones 0,3%. Temuan tersebut mengikuti laporan inflasi konsumen Oktober yang sejalan dengan proyeksi para ekonom.

    S&P 500 membukukan kerugian mingguan sebesar 2,1%, Nasdaq Composite turun sekitar 3,2% dan Dow Jones turun 1,2% dalam periode tersebut.

  • Bappenas Ungkap Potensi RI Pimpin Industri Baterai dalam COP29

    Bappenas Ungkap Potensi RI Pimpin Industri Baterai dalam COP29

    Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Wakil Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Febrian Alphyanto Ruddyard menyatakan Indonesia berada dalam posisi yang tepat untuk memimpin industri baterai.

    “Dengan cadangan nikel terbesar di dunia, Indonesia berada pada posisi yang tepat untuk memimpin industri baterai, memasok material yang sangat diperlukan untuk dekarbonisasi global,” ujarnya dalam United Nations Climate Change Conference di Paviliun Indonesia COP29 di Baku, Azerbaijan, Jumat (15/11/2024).

    Saat dunia menghadapi dampak perubahan iklim yang semakin meningkat, lanjutnya, negara-negara mempercepat upaya menuju transisi energi dan resiliensi ekonomi.

    Pasca COP28 di Uni Emirat Arab (UEB), masyarakat global menyepakati pencapaian target emisi nol bersih (net zero emissions) yang memacu peningkatan permintaan atas mineral kritis (critical mineral) sebagai bahan penting untuk transisi energi.

    Dalam hal ini, Febrian menyampaikan bahwa Indonesia berpotensi menghasilkan pasokan material mineral kritis yang melimpah untuk mendukung dekarbonisasi global mengingat adanya cadangan nikel terbesar sedunia di Tanah Air.

    Sejak 2020, Indonesia disebut telah melarang ekspor bijih nikel untuk membangun rantai pasokan mineral domestik yang komprehensif, termasuk produksi baterai kendaraan listrik.

    Langkah strategis ini dinilai telah terbukti karena menciptakan keberhasilan signifikan, yakni peningkatan sepuluh kali lipat ekspor produk hasil dari proses manufaktur (intermediate product).

    Melalui Kementerian PPN/Bappenas yang bekerja sama dengan World Resource Institute, pemerintah Indonesia sedang mengembangkan peta jalan nasional untuk dekarbonisasi industri nikel sebagai tanggapan terhadap fenomena pergeseran global sustainability.

    “Peta jalan tersebut akan diintegrasikan ke dalam rencana pembangunan nasional Indonesia. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, Indonesia berkomitmen untuk menjadi negara yang berdaulat dan berkelanjutan pada 2045,” ungkap Wakil Kepala Bappenas.

    Transformasi ekonomi menjadi langkah utama untuk mencapai visi besar Indonesia Emas 2045, yang dipandu dengan strategi ekonomi hijau dan pembangunan rendah karbon.

    Dalam rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029, pemerintah Indonesia disebut memprioritaskan pendekatan transformatif dengan penekanan terhadap pengembangan industri hilir berbasis sumber daya, sektor padat karya, industri yang digerakkan oleh teknologi dan inovasi, serta sektor mineral kritis berorientasi ekspor, khususnya nikel.

    “Indonesia siap memainkan peran integral dalam rantai pasokan nikel rendah karbon global, memberikan solusi praktis yang mendukung tujuan transisi energi global dengan menegakkan standar lingkungan, sosial, dan tata kelola di setiap tahap proses industri,” kata Febrian.

  • Video: Neraca Dagang RI Surplus-Trump Cabut Insentif Pajak EV

    Video: Neraca Dagang RI Surplus-Trump Cabut Insentif Pajak EV

    Jakarta, CNBC Indonesia –Badan Pusat Statistik mencatat neraca perdagangan Indonesia kembali mengalami surplus pada Oktober 2024. Ini berarti neraca dagang Indonesia telah surplus 54 bulan beruntun. Surplus neraca perdagangan kali ini mencapai USD 2,47 Miliar pada Oktober 2024.

    Sementara itu, tim transisi Donald Trump dilaporkan berencana mencabut insentif pajak sebesar USD 7.500 untuk kendaraan listrik yang diberlakukan di era pemerintahan Biden. Langkah ini menjadi bagian dari rencana Trump untuk mengurangi pengeluaran pemerintah pada sektor energi terbarukan dan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui sumber energi tradisional.

    Selengkapnya dalam program Evening Up CNBC Indonesia, (Jumat, 15/11/2024).

  • Bukti Tesla Mobil Pembunuh, Ribuan Unit Ditarik dari Pasar

    Bukti Tesla Mobil Pembunuh, Ribuan Unit Ditarik dari Pasar

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pada Agustus lalu, Tesla mengumumkan penarikan 9.100 unit mobil listrik (EV) model X di Amerika Serikat (AS) karena ada risiko kecelakaan.

    Baru berselang beberapa bulan, Tesla kembali mengumumkan penarikan 2.400 unit Cybertruck di AS dengan alasan serupa. Ini merupakan penarikan ke-6 untuk unit Cybertruck pada tahun ini.

    Dikutip dari Reuters, Kamis (14/11/2024), ada kesalahan pada bagian inverter pengemudi di Cybertrucks yang diproduksi hingga 30 Juli 2024. Kesalahan itu dapat menyebabkan kendaraan berhenti menghasilkan torsi saat pengemudi menggunkan pedal akselerator.

    Alhasil, mobil bisa kehilangan tenaga penggerak dan meningkatkan risiko kecelakaan. Hal tersebut diungkap Tesla dalam pengajuannya ke Lembaga Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA).

    Tesla akan mengganti inverter pada unit yang ditarik dengan komponen yang berfungsi dengan baik. Produsen mobil milik Elon Musk tersebut mengatakan mereka mengetahui ada lima klaim garansi yang terkait dengan masalah ini tetapi tidak mengetahui adanya kecelakaan atau cedera.

    Mulai sekitar 9 Desember mendatang, Tesla akan mengganti drive inverter yang ditarik kembali dengan komponen baru. Tesla mengatakan telah menggunakan komponen yang diperbarui dalam produksinya sejak 30 Juli.

    Bulan lalu, pembuat kendaraan listrik tersebut mengatakan pihaknya menarik lebih dari 27.000 Cybertruck karena penjepretan kamera belakang yang terlambat, sehingga dapat mengganggu visibilitas pengemudi dan meningkatkan risiko kecelakaan.

    Pada April lalu, Tesla juga Tesla menarik kembali unitnya untuk memperbaiki bantalan pedal akselerator yang longgar. Selanjutnya, pada Juni lalu, penarikan Tesla disebabkan masalah pada wiper kaca depan dan trim eksterior.

    Setelah tertunda selama dua tahun karena kendala produksi dan pasokan baterai, Tesla mulai menghadirkan Cybertruck futuristiknya pada tahun 2023. Perusahaan belum mengungkapkan jumlah produksi atau pengiriman spesifik untuk model tersebut.

    Truk yang terinspirasi dari Blade Runner itu diluncurkan untuk merevitalisasi jajaran produk perusahaan yang menua di tengah melambatnya pertumbuhan permintaan kendaraan listrik yang tengah diawasi ketat investor karena biaya pengembangannya yang signifikan.

    (fab/fab)

  • Insentif Berlanjut, DRMA Incar Peluang Bisnis Kendaraan Listrik di 2025

    Insentif Berlanjut, DRMA Incar Peluang Bisnis Kendaraan Listrik di 2025

    Jakarta: Emiten manufaktur komponen otomotif, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) berkomitmen untuk mempertajam fokus dalam mengincar berbagai peluang bisnis di segmen kendaraan listrik di tahun depan. Ini seiring dengan kondisi bisnis kendaraan listrik di Indonesia yang dinilai masih akan bertambah cerah lagi.
     
    Maklum saja, sebab aturan pemerintah mengenai syarat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) telah menghadirkan peluang besar untuk pertumbuhan bisnis DRMA ke depan. Apalagi Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto menegaskan akan tetap melanjutkan beberapa insentif prioritas pada 2025.
     
    Salah satunya adalah insentif Pajak Pertambahan Nilai PPN (PPN) satu persen untuk mobil listrik. Jika direalisasi, usulan tersebut tentunya akan menambah daya dorong untuk pertumbuhan pasar kendaraan listrik di Indonesia di masa mendatang.
    Untuk bisa mendapatkan insentif tersebut, kendaraan listrik tersebut harus diproduksi langsung di Indonesia dengan persentase TKDN minimal 40 persen. Tentu saja, insentif PPN ini akan mendorong peningkatan TKDN pada kendaraan listrik yang beredar di Indonesia. Dan pada saat yang sama, insentif ini juga akan memacu pertumbuhan industri komponen lokal.
     
    “Sejauh ini DRMA telah menunjukkan kemampuannya dalam mengelola sumber daya secara lebih optimal dan efisien, sehingga peningkatan yang dicapai mampu melampaui pertumbuhan industri,” kata President Direktur Dharma Polimetal Irianto Santoso dalam Public Expose DRMA di Jakarta, Kamis, 14 November 2024.
     
    Terkait hal itu pula yang membuat DRMA mengincar peluang bisnis di segmen kendaraan listrik dengan mengembangkan ‘Dharma Connect’, yaitu ekosistem kolaboratif yang mendorong pengembangan kendaraan listrik.
     
    Dalam hal ini, ekosistem kolaboratif Dharma Connect (DC) terbagi dalam lima segmen yaitu DC Battery (battery pack & energy storage system), DC Power (slow & fast charging station), DC Motor (BLDC Hub & Mid Drive Motor), DC Solar, dan DC Cross (2W & 4W EV Conversion).
     

     

    Pede pertahankan kinerja

    Di sisi lain, Irianto optimistis dapat mempertahankan kinerja di kuartal keempat tahun ini. Optimisme tersebut didukung oleh peningkatan efisiensi kerja dengan melakukan improvement secara terus-menerus dalam sistem produksi dimana salah satunya adalah dengan otomatisasi sistem produksi, serta situasi dunia usaha yang mulai bergairah menyambut dimulainya kerja pemerintahan yang baru.
     
    “Pertahankan kinerja yang baik di kuartal keempat tahun ini, sembari menyiapkan diri untuk menyongsong tahun 2025 merupakan langkah bijaksana pilihan kami,” tegas Irianto.
     
    Dalam hal peningkatan efisiensi, anak perusahaan DRMA, PT Dharma Controlcable Indonesia (DCI) baru-baru ini telah meningkatkan lini produksi battery pack menjadi sepenuhnya otomatis.
     
    Melalui investasi yang berfokus pada produksi battery pack untuk sepeda motor listrik (2W EV) dan sistem penyimpanan energi baterai ini, perseroan berharap bisa menggenjot pendapatan dari produksi battery pack seiring dengan semakin kencangnya derap pertumbuhan industri kendaraan listrik di Tanah Air.
     
    Sementara itu, anak perusahaan yang lain, yaitu PT Dharma Precision Parts (DPA) telah membangun pabrik baru yang akan melipatgandakan area produksinya. Pabrik baru ini akan menjadi tempat produksi motor BLDC (Brushless Direct Current), yaitu penggerak utama (motor) untuk kendaraan listrik 2W.
     
    “Battery pack dan BLDC ini merupakan kunci dari proyek konversi kendaraan listrik roda dua DRMA, dengan tujuan untuk menciptakan jalur penjualan baru bagi perseroan,” tambah Irianto.
     
    Strategi ini akan memperkuat posisi cengkeraman terhadap pangsa pasar perseroan saat ini, dan sekaligus membuka peluang untuk memperluas pangsa pasar melalui peluncuran model baru di masa mendatang.
     
    Dalam hal ini, DRMA telah bertekad untuk meningkatkan kemampuan engineering dalam mengembangkan produk-produk yang belum memenuhi syarat minimal persentase TKDN.
     
    Adapun pada kuartal III-2024 DRMA membukukan penjualan Rp4 triliun. Dalam situasi industri yang kurang bersahabat di 2024 ini, perseroan bisa mencatatkan pertumbuhan penjualan 20 persen secara kuartalan (qoq). Meskipun jika dibandingkan dari tahun sebelumnya ada penurunan sebesar lima persen.
     
    Sementara laba usaha tercatat sebesar Rp548 miliar, naik 65 persen (qoq), meskipun turun 20 persen secara tahunan (yoy). Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp412 miliar, meningkat 69 persen (qoq).
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (HUS)

  • Pramono Mau Bikin Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Jika Menang Pilgub

    Pramono Mau Bikin Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Jika Menang Pilgub

    Jakarta

    Calon Gubernur Jakarta, Pramono Anung, bicara mengenai pentingnya keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTS) untuk memenuhi kebutuhan kota. Ia mengatakan inovasi itu akan dilakukan untuk visi Jakarta Kota Global jika dirinya menang di Pilgub Jakarta 2024.

    Pramono mengatakan dengan penggunaan listrik dari PLTS ini, tingkat polusi di Jakarta yang diketahui sudah sangat parah ini dapat ditekan sedemikian rupa.

    “Hal yang menyangkut pemakaian bahan bakar, kemudian wilayah di sekitar Jakarta ini yang memakai batu bara, memang waktunya untuk diminta tidak lagi memakai batu bara, tetapi memakai gas ataupun pemakaian listrik tenaga sampah,” kata Pramono

    Dalam hal ini, Pramono mengatakan akan mengambil kebijakan tegas terkait realisasi rencana tersebut jika benar terpilih sebagai Gubernur baru Jakarta, meski keputusan ini bisa jadi tidak populer di masyarakat.

    “Yang paling penting sekali lagi, kalau saya jadi Gubernur Jakarta, saya akan berani untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan kemenangan saya, yaitu pembangkit listrik tenaga sampah yang dari kemarin-kemarin nggak terselesaikan, saya akan selesaikan,” terangnya.

    Tidak hanya ingin mendorong penggunaan listrik hijau dari PLTS, Pramono mengatakan dirinya juga berencana untuk mendorong penggunaan kendaraan listrik di Jakarta. Sebab menurutnya dalam jangka panjang penggunaan kendaraan listrik akan sangat mempengaruhi pengurangan emisi karbon.

    “Ya, untuk jangka menengah-panjang memang didorong untuk menggunakan kendaraan listrik seperti yang terjadi di China, di Beijing,” ucapnya.

    “BYD kan tiba-tiba pemakaiannya melonjak tinggi karena memang masyarakat dipaksa untuk memakai itu, dan kalau di Jakarta kendaraan listrik makin banyak maka sulfur yang dibakar, bahan bakar mobil non listrik itu akan mengurangi banyak polusi,” terang Pramono lagi.

    Menurutnya, dengan dua langkah ini tingkat polusi di Jakarta dapat ditekan sedemikian rupa dan menjadikannya sebagai satu kota global yang ramah lingkungan. Walaupun cita-cita ini juga memerlukan campur tangan dan keterlambatan langsung dari pemerintah pusat.

    “Kalau itu bisa dilakukan, maka penekanan terhadap udara Jakarta yang polusi itu pasti akan turun drastis. Sehingga hal yang berkaitan dengan polusi Jakarta, nggak bisa ditangani oleh Jakarta sendiri, harus juga melibatkan pemerintah pusat,” pungkasnya.

    (fdl/fdl)

  • Emiten Otomotif Ini Cetak Laba Rp 412 M, Bidik Industri Kendaraan Listrik

    Emiten Otomotif Ini Cetak Laba Rp 412 M, Bidik Industri Kendaraan Listrik

    Jakarta

    Emiten manufaktur komponen otomotif, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) membukukan laba bersih Rp 412 miliar pada kuartal III-2024. Angka itu meningkat 69% secara kuartal ke kuartal.

    President Direktur Dharma Polimetal, Irianto Santoso mencatat perusahaan membukukan penjualan Rp 4 triliun atau naik 20% secara kuartal ke kuartal. Meskipun jika dibandingkan dari tahun sebelumnya ada penurunan 5%. Laba usaha tercatat sebesar Rp 548 miliar, naik 65% kuartal ke kuartal, meskipun turun 20% secara tahun ke tahun.

    Irianto optimis dapat mempertahankan kinerja di kuartal IV tahun ini. Optimisme tersebut didukung oleh peningkatan efisiensi kerja dengan melakukan improvement secara terus-menerus dalam sistem produksi yang di mana salah satunya adalah dengan otomatisasi sistem produksi, serta situasi dunia usaha yang mulai bergairah menyambut dimulainya kerja pemerintahan yang baru.

    “Sejauh ini DRMA telah menunjukkan kemampuannya dalam mengelola sumber daya secara lebih optimal dan efisien, sehingga peningkatan yang dicapai mampu melampaui pertumbuhan industri. Oleh karenanya, mempertahankan kinerja yang baik di kuartal ke empat tahun ini, sembari menyiapkan diri untuk menyongsong tahun 2025 merupakan langkah bijaksana pilihan kami,” katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (14/11/2024).

    Dalam hal peningkatan efisiensi, anak perusahaan DRMA, PT Dharma Controlcable Indonesia (DCI) baru-baru ini telah meningkatkan lini produksi battery pack menjadi sepenuhnya otomatis. Melalui investasi yang berfokus pada produksi battery pack untuk sepeda motor listrik (2W EV) dan sistem penyimpanan energi baterai ini, perusahaan berharap bisa menggenjot pendapatan dari produksi battery pack seiring dengan semakin kencangnya derap pertumbuhan industri kendaraan listrik di Tanah Air.

    Sementara itu, anak perusahaan yang lain, yaitu PT Dharma Precision Parts (DPA) telah membangun pabrik baru yang akan melipatgandakan area produksinya. Pabrik baru ini akan menjadi tempat produksi motor BLDC (Brushless Direct Current), yaitu penggerak utama (motor) untuk kendaraan listrik 2W.

    Saat ini, BLDC yang diproduksi oleh DRMA telah digunakan dalam bisnis konversi kendaraan 2W berbahan bakar ICE menjadi EV. Nantinya, beroperasinya pabrik baru ini otomatis menciptakan sumber pendapatan baru bagi Perseroan.

    “Battery pack dan BLDC ini merupakan kunci dari proyek konversi kendaraan listrik roda dua DRMA, dengan tujuan untuk menciptakan jalur penjualan baru bagi perseroan,” tambah Irianto.

    Strategi ini akan memperkuat posisi cengkeraman terhadap pangsa pasar perusahaan saat ini, dan sekaligus membuka peluang untuk memperluas pangsa pasar melalui peluncuran model baru di masa mendatang. Dalam hal ini, DRMA bertekad untuk meningkatkan kemampuan engineering dalam mengembangkan produk-produk yang belum memenuhi syarat minimal persentase Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

    DRMA melihat aturan pemerintah mengenai syarat TKDN telah menghadirkan peluang besar untuk pertumbuhan bisnis DRMA ke depan. Di kalangan masyarakat, penggunaan sepeda motor listrik di Tanah Air terus meningkat signifikan setiap tahunnya.

    DRMA semakin mempertajam fokus dalam mengincar berbagai peluang bisnis di segmen kendaraan listrik dengan mengembangkan Dharma Connect, sebuah ekosistem kolaboratif yang mendorong pengembangan kendaraan listrik. Dalam hal ini, ekosistem kolaboratif Dharma Connect (DC) terbagi dalam lima segmen yaitu DC Battery (battery pack & energy storage system), DC Power (slow & fast charging station), DC Motor (BLDC Hub & Mid Drive Motor), DC Solar, dan DC Cross (2W & 4W EV Conversion).

    (ada/ara)