Produk: kendaraan listrik

  • HP China Makin Mirip iPhone, Jangan Sampai Tertukar

    HP China Makin Mirip iPhone, Jangan Sampai Tertukar

    Jakarta, CNBC Indonesia – Desain dan fitur iPhone kerap menjadi inspirasi bagi HP China dalam mengembangkan produk. Misalnya saja desain panel kamera ‘boba’ yang turut diadaptasi pada produk-produk Infinix, Itel, hingga Realme.

    Pada seri iPhone 16, Apple juga memperkenalkan tombol ‘Camera Control’ untuk mengakses cepat kamera dan melakukan penyetelan berbagai mode pemotretan. Hal ini juga mulai diadaptasi pabrikan HP China. Misalnya Oppo Find X8 yang juga memperkenalkan ‘Quick Button’ dengan fungsi serupa. 

    Tak cuma dari segi desain dan fitur, strategi iPhone untuk mengembangkan chip sendiri yang dikhususkan bagi ponselnya juga agaknya akan ditiru pabrikan HP China. 

    Baru-baru ini, Xiaomi disebut sedang membangun prosesor seluler sendiri untuk smartphone masa depannya. Ini menjadi salah satu langkah perusahaan asal China itu untuk mengurangi ketergantungan pada pemasok asing seperti Qualcomm dan MediaTek, dikutip dari GSM Arena.

    Prosesor ini dapat membantu Xiaomi menjadi lebih mandiri dan menonjol di pasar Android. Produksi massal chip yang dirancang sendiri diperkirakan akan dimulai pada 2025, menurut orang-orang yang mengetahui masalah ini.

    Rencana tahun depan ini menunjukkan bahwa Xiaomi ingin bergabung dengan banyak perusahaan teknologi lain yang berinvestasi dalam semikonduktor, yang juga menjadi fokus utama bagi China dalam perang dagang teknologi yang lebih luas dengan AS.

    Para pejabat China juga telah berulang kali meminta perusahaan lokal untuk mengurangi ketergantungan mereka pada teknologi luar negeri sebanyak mungkin, dan langkah Xiaomi kemungkinan besar akan membantu mencapai tujuan tersebut.

    Bagi perusahaan yang berbasis di Beijing ini, membuat prosesor sendiri menjadi langkah maju yang bertepatan dengan tahun di mana Xiaomi juga berinvestasi besar-besaran dalam kendaraan listrik.

    Masuk ke industri chip smartphone bukanlah tugas yang mudah. Intel dan Nvidia gagal bersaing, begitu juga dengan saingan Xiaomi, Oppo.

    Hanya Apple dan Google milik Alphabet saja yang telah berhasil mengalihkan berbagai perangkat mereka ke silikon yang dirancang sendiri, bahkan pemimpin industri Samsung Electronics sangat bergantung pada chip Qualcomm karena efisiensi dan konektivitas seluler yang lebih baik.

    Bagi Xiaomi, mengembangkan keahlian pembuatan chip internal dapat membantu upaya perusahaan untuk mencapai tujuan tersebut.

    Xiaomi akan menginvestasikan sekitar 30 miliar yuan (Rp 65 triliun) untuk penelitian dan pengembangan prosesor pada tahun 2025, naik dari 24 miliar yuan tahun ini, kata Chairman dan Chief Executive Officer Lei Jun.

    Penelitian ini akan berfokus pada teknologi inti seperti kecerdasan buatan, peningkatan sistem operasi, dan chip.

    iPhone 16 Dilarang di RI, Banyak Pindah ke HP Android

    Di saat bersamaan, pemerintah Indonesia hingga kini masih melarang penjualan seri iPhone 16 sejak Oktober lalu. Larangan penjualan iPhone seri terbaru itu diberlakukan karena Apple masih punya “utang” kepada pemerintah Indonesia, khususnya terhadap aturan investasi lokal.

    Namun yang menarik, calon pembeli potensial iPhone 16 ternyata sedang mempertimbangkan untuk pindah membeli smartphone Android.

    Hal ini terungkap dari survei yang dilakukan oleh lembaga riset internasional YouGov. Mereka melakukan survei kepada 2.065 warga Indonesia berusia 18 tahun ke atas pada November 2024.

    Hasil survei menunjukkan, Samsung menjadi merek yang paling banyak dipertimbangkan (68%) untuk dibeli jika mereka tidak dapat membeli iPhone 16.

    Xiaomi dan Oppo juga masuk ke dalam merek yang menjadi pertimbangan, dengan masing-masing 23% dan 22% orang Indonesia menyatakan minat pada dua vendor asal China itu.

    Survei YouGov juga melihat preferensi dari kalangan Gen Z (kelahiran 1997-2012) dan milenial (kelahiran 1981-1996).

    Survei menunjukkan bahwa Gen Z lebih cenderung memilih Samsung (74%) daripada merek lain. Sementara generasi milenial lebih menyukai Xiaomi (28%) dan Oppo (25%) daripada Gen Z.

    Di satu sisi, sebagian besar calon pembeli iPhone 16 sebenarnya masih membuat rencana untuk membeli seri iPhone 16.

    Sebesar 17% di antaranya mengatakan mereka akan menunggu hingga larangan dicabut, 14% responden berniat membeli ponsel di luar negeri, dan 18% responden memilih untuk beralih ke model iPhone lain.

    Sementara sebanyak 29% calon pembeli iPhone 16 mengatakan mereka akan mempertimbangkan untuk beralih ke ponsel Android.

    Data tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia masih terpecah dalam persepsi mereka terhadap Apple setelah pelarangan tersebut.

    Sebanyak 26% mengatakan bahwa pelarangan iPhone 16 telah meningkatkan pandangan mereka terhadap Apple, sementara 25% percaya bahwa hal tersebut telah memperburuk persepsi mereka terhadap merek tersebut.

    (fab/fab)

  • DPRD Surabaya Dorong Pembatasan Usia Operasional Truk Tua

    DPRD Surabaya Dorong Pembatasan Usia Operasional Truk Tua

    Surabaya (beritajatim.com) – Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, Arif Fathoni, mengungkapkan perlunya langkah serius dari pemerintah kota untuk menertibkan operasional truk-truk tua yang sudah tidak layak jalan. Menurutnya, masalah truk tua di Surabaya sudah semakin mendesak dan harus segera diselesaikan.

    “Tidak hanya berdampak pada polusi udara, keberadaan truk yang sudah tidak layak jalan juga menjadi salah satu penyebab utama kerusakan infrastruktur jalan dan kemacetan lalu lintas,” ujar Fathoni dalam keterangan pers, Senin (9/12/2024).

    Fathoni menegaskan bahwa pembatasan usia operasional truk di Surabaya akan mendukung program pemerintah kota dalam mengurangi emisi karbon. Pemkot Surabaya sendiri telah memulai upaya ini dengan mengganti kendaraan dinas berbahan bakar fosil menjadi kendaraan listrik. Namun, dia menilai hal ini tidak cukup tanpa adanya kebijakan tegas terhadap truk-truk tua.

    “Komitmen Pemkot Surabaya untuk menjaga udara kota agar tetap bersih perlu didukung dengan regulasi yang lebih ketat, khususnya terhadap moda transportasi berat seperti truk,” lanjut Fathoni.

    Ia mengungkapkan bahwa saat ini, beberapa jalan utama di Surabaya, seperti Jalan Margomulyo dan Kalianak, masih sering dilalui truk-truk tua yang kelebihan muatan dan sering mengalami kerusakan mekanis, seperti patahnya as roda atau meletusnya ban vulkanisir. Kejadian ini kerap menyebabkan kemacetan parah dan merusak jalan.

    “Kejadian ini hampir terjadi setiap hari, dan warga Surabaya yang jadi korban. Kami ingin hal ini segera dihentikan,” tegasnya.

    Fathoni juga menyoroti lemahnya pengawasan pada pelaksanaan Uji KIR (Uji Kelayakan Kendaraan) yang saat ini dinilai kurang ketat, terutama dalam hal pengawasan emisi gas buang kendaraan. Ia berharap prosedur ini dapat diperketat untuk memastikan kendaraan yang beroperasi memenuhi standar emisi yang lebih ramah lingkungan.

    “Uji KIR itu kewenangan yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Dalam hukum ada asas Contrarius Actus, siapa yang menerbitkan izin, dia juga yang bertanggung jawab melakukan pengawasan,” jelas Fathoni.

    Selain itu, Fathoni mengusulkan agar Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya bekerja sama dengan Satlantas Polrestabes Surabaya untuk mengadakan dialog dengan pengusaha jasa angkutan. Langkah ini bertujuan untuk membangun kesadaran bersama mengenai pentingnya pembatasan usia truk demi masa depan udara yang lebih bersih.

    “Saya yakin para pengusaha angkutan akan memahami hal ini karena ini semua demi masa depan udara yang lebih baik,” pungkasnya. [asg/beq]

  • Segini Minimal Daya di Rumah untuk Bisa Charger Mobil Listrik

    Segini Minimal Daya di Rumah untuk Bisa Charger Mobil Listrik

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT PLN (Persero) mempunyai layanan pemasangan pengisian daya di rumah atau home charging bagi para pemilik kendaraan listrik. Meski begitu, terdapat ketentuan untuk melakukan pengisian daya mobil listrik di rumah.

    Direktur Retail dan Niaga PT PLN (Persero) Edi Srimulyanti menjelaskan bahwa daya listrik minimum yang dibutuhkan untuk pengguna mobil listrik melakukan pengisian daya di rumah setidaknya minimal sebesar 7.700 Volt Ampere (VA).

    “Kalau untuk tambah daya, untuk home charging ini kan daya yang diperlukan rata-rata sekitar 7.000 VA. Jadi kalau di rumahnya sudah tinggi, mungkin enggak perlu tambah daya, cuman kalau masih di bawah itu dan memang diperlukan, itu bisa tambah daya,” kata Edi dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI, dikutip Senin (9/12/2024).

    Selain itu, ia mengungkapkan bahwa PLN juga menawarkan berbagai promo untuk program tambah daya dan pasang baru home charging. Adapun promo pasang baru home charging untuk daya 7.700 VA hanya dikenakan biaya sebesar Rp 850 ribu.

    Sebelumnya, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan bahwa penggunaan mobil sebagian besar digunakan untuk mobilitas sehari-hari yang tidak lebih 100 kilo meter (km). Sementara, kapasitas baterai mobil listrik yang tersedia saat ini rata-rata mampu digunakan lebih dari 200 km.

    Dengan demikian, sebagian besar pengisian daya kendaraan listrik mayoritas dilakukan di rumah pelanggan, dibandingkan dengan di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Ini membuat layanan home charging menjadi sangat penting untuk mendukung tumbuhnya ekosistem kendaraan listrik.

    “Mobil listrik ini layaknya handphone. Pengisian daya dilakukan pada malam hari di rumah masing-masing. SPKLU hanya digunakan ketika perjalanan jarak jauh,” tutur Darmawan dalam keterangan tertulis beberapa waktu lalu.

    Dirinya menambahkan, bahwa pihaknya telah melakukan kerja sama dengan pihak Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) ataupun dealer kendaraan listrik, sehingga setiap pembelian kendaraan listrik akan langsung mendapatkan layanan pemasangan home charging secara gratis dari PLN.

    “Jadi, setiap ada pembeli kendaraan listrik, petugas PLN akan langsung mendatangi rumah pembeli tersebut untuk memasangkan home charging, sehingga mereka dapat semakin nyaman dalam menggunakan kendaraan listrik,” kata Darmawan.

    Menurut Darmawan, untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, PLN menghadirkan promo Super Everyday, yakni promo penyambungan baru (PB) untuk pengisian daya di rumah atau home charging. Promo ini dapat diikuti oleh semua golongan tarif pelanggan PLN, dengan rincian pelanggan tegangan rendah (TR) 1 Fasa sampai dengan daya 7.700 VA dan Pelanggan TR 3 Fasa sampai dengan daya 13.200 VA.

    Lewat promo ini, pelanggan mendapatkan harga spesial di mana pelanggan 1 Fasa dengan pilihan daya akhir 7.700 VA hanya membayar Rp 850 ribu dari harga normal sekitar Rp 7,49 juta. Sementara, bagi pelanggan 3 Fasa dengan pilihan daya akhir 13.200 VA hanya membayar Rp 3,5 juta dari harga normal berkisar senilai Rp 14,6 juta.

    Pelanggan juga akan mendapatkan diskon tarif tenaga listrik sebesar 30 persen pada pukul 22.00 WIB – 05.00 WIB dari pemakaian home charging. Layanan home charging ini juga tersambung dengan Electric Vehicle Digital Services (EVDS) yang disiapkan PLN. Pelanggan bisa mengatur waktu pengisian daya hingga melihat histori pengisian daya kendaraan listrik.

    (wia)

  • Nissan Pede Lawan Gempuran Mobil Listrik China dengan Teknologi e-Power

    Nissan Pede Lawan Gempuran Mobil Listrik China dengan Teknologi e-Power

    Jakarta

    Mobil listrik China mulai menginvasi pasar Asia Tenggara dalam beberapa waktu belakangan ini. Tantangan itu pun dijawab Nissan dengan memperkenalkan line up produk mobil hybrid-nya yang menggunakan teknologi e-Power.

    Seperti ditegaskan Chief Brand & Customer Officer, MC-Japan-ASEAN Chairperson Nissan Motor Co., Ltd., Asako Hoshino, Nissan merupakan pelopor kendaraan elektrifikasi, dengan peluncuran mobil listrik pertama mereka, Nissan Leaf, pada 2010. Teknologi e-Power kemudian hadir sebagai jembatan mobil konvensional (ICE) ke mobil listrik (EV).

    “Nissan merupakan pabrikan pertama yang melakukan produksi massal EV tahun 2010. Sejak saat itu, kami telah memperoleh berbagai data dan informasi dari kendaraan tersebut. Bagaimana mobil tersebut dikendarai secara berbeda antara ICE dan EV. Lalu bagaimana kami mengendalikan akselerasi kendaraan, motor, inverter, dll. Kemudian teknologi e-Power pun terbentuk,” buka Hoshino-san di Hutan Kota by Plataran, Senayan, Jakarta, Jumat (6/12/2024).

    Nissan X-Trail e-Power Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    “Jadi, e-Power ini didasarkan pada pengalaman jangka panjang kami dalam menjual EV dan mengumpulkan informasi mengenai EV. Teknologi e-Power cocok untuk masa kini. Saya kira tidak ada yang berpikir bahwa dalam waktu dekat, seluruh pasar otomotif akan beralih ke EV. Karena infrastruktur, karena kapasitas produksi baterai, dll,” tambah Hoshino-san.

    Dia kembali menegaskan bahwa teknologi hybrid e-Power sangat cocok untuk menjembatani peralihan dari mesin ICE ke EV. Mobil-mobil Nissan yang menggunakan teknologi e-Power mampu menawarkan pengalaman berkendara ala mobil listrik kepada para penumpangnya, tanpa khawatir harus mencari infrastruktur SPKLU yang masih jarang.

    “Kami percaya bahwa e-Power adalah powertrain yang sangat bagus untuk menjembatani antara ICE dan EV. Jadi begitu Anda mengendarai EV (sesungguhnya), Anda sudah terbiasa dengan akselerasi dan kesenyapan yang ditawarkan mobil EV,” bilang dia.

    Nissan Serena e-Power Foto: Dok. Nissan Motor Distributor Indonesia (NMDI)

    Saat ini Nissan Indonesia sudah memiliki dua model e-Power yang dipasarkan, Kicks e-Power dan Serena e-Power. Selanjutnya, Nissan juga siap membawa X-Trail e-Power ke Indonesia. Tak hanya fokus pada mobil hybrid, Nissan juga memiliki mobil listrik full baterai BEV dalam wujud Nissan Leaf. Rencana ke depannya, Nissan bakal menjual mobil listrik mungil Sakura dan mobil listrik SUV Ariya.

    “Kami telah meluncurkan beberapa kendaraan listrik di Indonesia, seperti Nissan Leaf, Kicks e-Power, dan Serena e-Power dan telah mendapatkan sambutan yang sangat positif dari masyarakat. Ke depannya, kami akan terus memperluas jajaran produk Nissan dan memberikan lebih banyak lagi pilihan bagi pelanggan di Indonesia untuk memiliki kendaraan yang sesuai dengan gaya hidup mereka. Kami juga akan terus mengembangkan brand Nissan di Indonesia dengan pengalaman berkendara yang semakin menyenangkan,” bilang Hoshino-san.

    (lua/rgr)

  • Subsidi BBM Ojol Harus Tepat Sasaran, Jangan Jadi Keuntungan Perusahaan Aplikator

    Subsidi BBM Ojol Harus Tepat Sasaran, Jangan Jadi Keuntungan Perusahaan Aplikator

    Jakarta, Beritasatu.com – Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Energi Baru dan Terbarukan Indonesia (Aspebindo) Anggawira merespons soal polemik mengenai pemberian subsidi BBM kepada pengemudi ojek online (ojol). Menurut Anggawira, subsidi BBM harus tepat sasaran sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku.

    “Pemerintah perlu menilai secara hati-hati apakah pengemudi ojol atau ojek online dapat dikategorikan sebagai pelaku UMKM sesuai definisi hukum,” ujar Anggawira kepada wartawan, Sabtu (7/12/2024).

    Anggawira mengingatkan pemerintah agar subsidi BBM yang besar tersebut hanya menjadi keuntungan bagi perusahaan aplikator, sementara pengemudi yang seharusnya menerima manfaat justru terabaikan. Dia justru menyarankan agar pemerintah mengalihkan subsidi BBM untuk mendukung transisi energi melalui penggunaan kendaraan listrik oleh pengemudi ojol.

    Menurutnya, langkah ini tidak hanya menghemat anggaran subsidi tetapi juga membantu menciptakan kualitas udara yang lebih baik.

    “Daripada terus memberikan subsidi BBM yang berpotensi salah sasaran, pemerintah sebaiknya mendorong pengemudi ojol untuk beralih ke kendaraan listrik. Ini sesuai dengan agenda transisi energi nasional yang juga mendukung kelestarian lingkungan,” jelas Sekretaris Jenderal Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) ini.

    Dia juga mengkritik perusahaan aplikator ojol yang hingga kini belum menunjukkan komitmen nyata dalam mendukung kesejahteraan pengemudi mereka. Menurut dia, pemerintah sebaiknya melakukan audit terhadap perusahaan aplikator terkait pengelolaan armada transportasi dan sistem pembagian keuntungan.

    “Sudah saatnya perusahaan aplikator, seperti Gojek, Grab, dan Maxim bertanggung jawab atas kebutuhan bahan bakar armada mereka. Jangan hanya membebankan seluruh tanggung jawab kepada pengemudi yang sebenarnya adalah pekerja, bukan pemilik usaha,” tegasnya.

    Pihaknya mendukung kebijakan yang tepat terkait peruntukan BBM bersubsidi untuk ojol ataupun transportasi online sejenisnya. 

    Menurut Anggawira, aturan yang ada sudah jelas, subsidi BBM diperuntukkan bagi kelompok masyarakat kecil dengan kriteria tertentu, seperti kendaraan pribadi berkapasitas mesin rendah atau alat usaha skala kecil.

    “BBM subsidi bukan untuk kendaraan komersial yang dioperasikan oleh perusahaan untuk kepentingan bisnis. Logikanya, jika perusahaan besar, seperti Blue Bird mampu menanggung kebutuhan bahan bakar armadanya, perusahaan aplikator ojol juga seharusnya bisa,” paparnya.

    Anggawira menambahkan, persoalan ini perlu diselesaikan secara komprehensif agar subsidi BBM untuk ojol benar-benar tepat sasaran dan tidak disalahgunakan.

    “Pemerintah harus berani mengambil langkah tegas untuk melindungi anggaran negara dan memastikan kesejahteraan pengemudi ojol secara adil,” pungkas Anggawira dalam merespons subsidi BBM.

  • Soal Subsidi BBM Ojol, Bos Pengusaha EBT Bilang Harus Tepat Sasaran

    Soal Subsidi BBM Ojol, Bos Pengusaha EBT Bilang Harus Tepat Sasaran

    Jakarta, CNBC Indonesia – Asosiasi Pengusaha Energi Baru dan Terbarukan Indonesia (Aspebindo) buka suara terkait polemik pemberian subsidi BBM kepada pengemudi ojek online (ojol). Anggawira, Ketua Umum Aspebindo menegaskan bahwa subsidi BBM harus tepat sasaran sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku.

    “Pemerintah perlu menilai secara hati-hati apakah pengemudi ojek online dapat dikategorikan sebagai pelaku UMKM sesuai definisi hukum,” ujarnya dalam keterangan resminya, Sabtu (7/12/2024).

    Ia berharap subsidi yang besar ini jangan menjadi keuntungan bagi perusahaan aplikator, sementara pengemudi yang seharusnya menerima manfaat justru terabaikan.

    Anggawira juga menyarankan agar pemerintah mengalihkan subsidi BBM untuk mendukung transisi energi melalui penggunaan kendaraan listrik oleh pengemudi ojol. Menurutnya, langkah ini tidak hanya menghemat anggaran subsidi tetapi juga membantu menciptakan kualitas udara yang lebih baik.

    “Daripada terus memberikan subsidi BBM yang berpotensi salah sasaran, pemerintah sebaiknya mendorong pengemudi ojek untuk beralih ke kendaraan listrik. Ini sesuai dengan agenda transisi energi nasional yang juga mendukung kelestarian lingkungan,” lanjutnya.

    Kemudian Anggawira mengkritik perusahaan aplikator ojol yang hingga kini belum menunjukkan komitmen nyata dalam mendukung kesejahteraan pengemudi mereka. Ia menyarankan agar pemerintah melakukan audit terhadap perusahaan aplikator terkait pengelolaan armada transportasi dan sistem pembagian keuntungan.

    “Sudah saatnya perusahaan aplikator seperti Gojek, Grab, dan Maxim bertanggung jawab atas kebutuhan bahan bakar armada mereka. Jangan hanya membebankan seluruh tanggung jawab kepada pengemudi yang sebenarnya adalah pekerja, bukan pemilik usaha,” tegasnya.

    Ia juga mendukung kebijakan yang tepat terkait peruntukan BBM bersubsidi unyuk ojek online ataupun transportasi online sejenisnya.

    Anggawira menjelaskan bahwa aturan yang ada sudah jelas, subsidi BBM diperuntukkan bagi kelompok masyarakat kecil dengan kriteria tertentu, seperti kendaraan pribadi berkapasitas mesin rendah atau alat usaha skala kecil.

    “BBM subsidi bukan untuk kendaraan komersial yang dioperasikan oleh perusahaan untuk kepentingan bisnis. Logikanya, jika perusahaan besar seperti Blue Bird mampu menanggung kebutuhan bahan bakar armadanya, perusahaan aplikator ojol juga seharusnya bisa,” paparnya.

    Anggawira menambahkan, persoalan ini perlu diselesaikan secara komprehensif agar subsidi BBM benar-benar tepat sasaran dan tidak disalahgunakan.

    “Pemerintah harus berani mengambil langkah tegas untuk melindungi anggaran negara dan memastikan kesejahteraan pengemudi ojol secara adil,” tutupnya.

    (fsd/fsd)

  • BYD Catat 1.400 SPK di GJAW 2024, MPV Listrik M6 Jadi Primadona

    BYD Catat 1.400 SPK di GJAW 2024, MPV Listrik M6 Jadi Primadona

    Jakarta

    BYD mencatatkan 1.400 SPK selama 10 hari pameran Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2024. Ini model yang terlaris.

    Mobil BYD cukup mencuri perhatian para pengunjung pameran Gaikindo Jakarta Auto Week yang digelar pada 22 November-2 Desember 2024. Hal itu terlihat dari jumlah Surat Pemesananan Kendaraan (BYD) yang mencapai 1.400 unit.

    “Kami sangat berterima kasih atas respon positif dari masyarakat Indonesia terhadap kendaraan listrik BYD, khususnya pada GJAW 2024. Pencapaian ini menunjukkan bahwa konsumen di Indonesia semakin percaya pada inovasi dan teknologi yang kami hadirkan. Antusiasme tinggi terhadap BYD M6, baik dari sisi penjualan maupun penghargaan, memotivasi kami untuk terus memberikan yang terbaik. Komitmen kami adalah menghadirkan solusi mobilitas yang tidak hanya inovatif tetapi juga berkontribusi pada perkembangan industri otomotif berkelanjutan di Indonesia,” ungkap Presiden Direktur PT BYD Motor Indonesia Eagle Zhao dalam siaran pers yang diterima detikOto.

    Dari empat model mobil listrik yang disajikan BYD di Indonesia, M6 jadi yang terlaris. MPV listrik ini memang dirancang khusus untuk menjawab kebutuhan dan preferensi masyarakat Indonesia, menawarkan kenyamanan, performa unggul, dan harga yang kompetitif di segmennya.

    Selama pameran berlangsung, tidak sedikit yang penasaran menjajal mobil garapan produsen yang bermarkas di Shenzhen tersebut. Dari total 1.272 sesi test drive yang tercatat, BYD M6 kembali menjadi kendaraan yang paling banyak diminati.

    Bicara penjualan selama November, BYD tercatat membukukan distribusi wholesales sebanyak lebih dari 2.800 unit. Angka ini menjadi bagian dari total penjualan BYD yang telah melampaui 13.000 unit dalam kurun waktu lima bulan sejak Juli 2024. Pencapaian ini memperkuat posisi BYD sebagai salah satu pemain utama di industri kendaraan listrik Indonesia, sekaligus mencerminkan antusiasme pasar terhadap inovasi BYD dalam kendaraan listrik berkualitas tinggi.

    BYD tak puas dengan empat mobil listrik yang sudah dirilis di Indonesia. Rencananya, BYD juga bakal merambah segmen premium dengan menyajikan Denza. Bila tak ada perubahan, BYD akan merilis MPV premium Denza D9 pada kuartal pertama tahun 2025.

    (dry/din)

  • PLN Group Gencarkan Rantai Pasok Gas Bumi di Papua Utara – Page 3

    PLN Group Gencarkan Rantai Pasok Gas Bumi di Papua Utara – Page 3

    Sebelumnya, PT PLN (Persero) menyelenggarakan kegiatan touring kendaraan listrik bertajuk ‘Roadshow PLN Mobile EVenture: Jelajah Liburan Dengan Kendaraan Listrik 2024’, dari tanggal 3 hingga 8 Desember 2024. Sebanyak enam wilayah akan dilewati dan menjadi tempat persinggahan para peserta dalam perjalanan tur tersebut.

    Para peserta memulai perjalanan dari Jakarta, tepatnya Kantor PLN Pusat sebagai titik awal keberangkatan. Tim EVenture kemudian melanjutkan perjalanan menuju lima wilayah lainnya yaitu Banten, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Bali yang akan menjadi titik atau detinasi akhir mereka.

    Mengusung tema ‘Jelajah Liburan dengan Kendaraan Listrik’, Eventure 2024 digelar sebagai salah satu upaya PLN mempromosikan penggunaan kendaraan listrik, serta menunjukkan kesiapan infrastruktur Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Indonesia untuk mendukung mobilitas rendah emisi. Hal ini sejalan dengan komitmen PLN dalam mendukung transisi energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan.

    “Kehadiran EVenture ini menjadi salah satu langkah nyata untuk menunjukkan kesiapan kita, baik dari segi infrastruktur maupun komitmen untuk mewujudkan transisi energi yang berkelanjutan,” ujar Direktur Retail dan Niaga PLN Edi Sri Mulyanti.

    Dengan terlaksananya acara ini juga menjadi bukti komitmen PLN selalu siap mendukung aktivitas masyarakat berkendaraan listrik, khususnya yang ingin melakukan perjalanan mudik selama periode libur Natal dan Tahun Baru 2025.

    Sejauh ini, PLN terus melakukan pengembangan penyediaan SPKLU terutama dalam setahun terakhir. Menjelang Nataru 2024, PLN sudah membangun fasilitas SPKLU sebanyak 400 mesin di ruas tol, tepatnya di rest area. Jumlah tersebut naik enam kali lipat dari Nataru 2023 yang saat itu baru tersedia 64 mesin.

    “Begitu pula untuk jumlah SPKLU skala nasional, pada Nataru 2023 jumlah SPKLU tercatat sebanyak 624 mesin, sedangkan pada Nataru 2024, jumlahnya melonjak menjadi 2446 unit atau meningkat 4 kali lipat,” kata Edi.

  • Dua Perusahaan Lokal Indonesia Akan Daur Ulang Baterai Bekas Kendaraan Listrik  – Halaman all

    Dua Perusahaan Lokal Indonesia Akan Daur Ulang Baterai Bekas Kendaraan Listrik  – Halaman all

     

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Populasi kendaraan listrik Indonesia saat ini telah mencapai lebih dari 200.000 unit.

    Penjualannya pun terus bertambah. Kenaikan populasi ini memerlukan dukungan dari industri untuk mendaur ulang baterai yang sudah tidak layak digunakan.

    Kenaikan populasi EV ini membuat dua perusahaan lokal, yakni PT Arsa Kayana Recycle (AKR) dan PT Swap Energi Indonesia memutuskan bekerja sama untuk mendaur ulang baterai EV bekas.

    “Kerja sama dengan Swap ini merupakan tonggak awal yang baik untuk motor listrik swap, karena sudah tidak perlu bingung lagi dengan bangkai baterai bekas yang akan disalurkan ke mana. Kami ada untuk menjadi solusi bersama,” tutur Direktur Utama AKR Muhammad Falah dalam keterangan, Jumat (6/12/2024).

    PT Arsa Kayana Recycle (AKR) merupakan pelopor daur ulang baterai bekas dengan skala produksi tahap awal, yaitu 3.000 ton per-tahun.

    Perusahaan mampu mendaur ulang baterai jenis LFP dan NCM. AKR akan memulai kegiatan produksinya di akhir tahun 2025.

    Saat ini AKR telah menjalin kerjasama dengan berbagai Agen Pemegang Merek (APM), baik motor listrik maupun mobil listrik.

    Direktur Utama Swap Irwan Tjahja, menyampaikan perusahaan lokal mampu berkontribusi pada perkembangan kendaraan listrik di Tanah Air.

    “Pada akhirnya ada perusahaan lokal sebagai pelopor yang telah peduli lingkungan dengan mengambil dan mengolah baterai motor listrik kami,” ucap Irwan.

    Pendiri dan Presiden Komisaris AKR Abdul Rahman Elly, menerangkan AKR menyadari tantangan besar kendaraan listrik muncul saat baterai tidak bisa digunakan lagi.

    “Di AKR, kami menyadari tantangan besar yang muncul dalam mendaur ulang baterai EV, tetapi kami juga melihat potensi yang luar biasa. Misi kami adalah mengubah cara penanganan baterai EV yang sudah habis masa pakainya, memastikan bahwa baterai tersebut didaur ulang secara bertanggung jawab dan efisien,” ujar Elly.

  • Menko Perekonomian Dukung Investasi Swasta Wujudkan Hilirisasi Nikel Lewat Smelter Ramah Lingkungan – Halaman all

    Menko Perekonomian Dukung Investasi Swasta Wujudkan Hilirisasi Nikel Lewat Smelter Ramah Lingkungan – Halaman all

    Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia (Menkoperekonomian), Airlangga Hartarto, memuji investasi yang dilakukan pihak swasta untuk mendukung hilirisasi nikel yang dicanangkan oleh pemerintah. 

    Investasi yang dilakukan PT Ceria Nugraha Indotama (Ceria Group) dalam Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), berstatus sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Objek Vital Nasional (Obvitnas) saat ini sedang dalam tahap akhir commissioning Smelter ‘Merah Putih’ Rectangular Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dan persiapan konstruksi High-Pressure Acid Leach (HPAL) di Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.

    “Kami mengapresiasi dalam hilirisasi nikel apalagi ini PMDN. Ceria sedang membangun smelter RKEF yang nantinya akan menghasilkan green nickel produce dan HPAL kedepannya. Tentu ini membanggakan,” kata Airlangga dalam gelaran Indonesia Mining Summit (IMS) 2024, dikutip Sabtu (7/12/2024).

    Airlangga juga mendukung PT PLN (Persero) yang telah menyuplai energi bersih ke sejumlah smelter termasuk smelter Ceria Group, di mana hal ini sejalan dengan rencana pemerintah untuk menciptakan hilirisasi nikel yang renewable.

    “Pemerintah akan berusaha untuk membantu industrialisasi mineral dan batubara melalui sejumlah insentif,” kata dia.

    Saat ini, tercatat sudah terdapat 87 smelter yang beroperasi dari total 172 smelter yang dibangun

    “Investasi menjadi kunci penting pertumbuhan ekonomi. Tahun 2024 ditargetkan investasi sebesar Rp1.900 triliun dan tahun 2025 meningkat menjadi Rp2.100 triliun. Salah satu yang terus dikembangkan yakni hilirisasi dan pendalaman struktur supply chain,” kata dia.

    “Terkait critical minerals, perlu untuk menjaga kerja sama dengan negara lain dalam rangka meningkatkan investasi dan menghasilkan devisa,” ujar Airlangga.

    Menurut Airlangga, hilirisasi telah terbukti berbuah manis bagi perekonomian Indonesia.  Ia juga menyoroti pentingnya penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam pengembangan investasi hilirisasi di Tanah Air. 

    “Pembangunan harus menerapkan prinsip ramah lingkungan, kesesuaian terhadap regulasi, serta prioritas penggunaan tenaga kerja lokal secara bertahap. Transfer teknologi dan upaya peningkatan kapasitas masyarakat lokal merupakan faktor yang ditekankan pemerintah dalam setiap investasi,” tambahnya. 

    Pada kesempatan tersebut, Airlangga yang didampingi Sekjen Indonesia Mining Association (IMA), Tony Wenas, mengunjungi booth Ceria Group di acara IMS tersebut. Kunjungan ini disambut hangat oleh CEO Ceria Group, Derian Sakmiwata. Menariknya, booth Ceria Group juga menampilkan berbagai produk hasil UMKM dari masyarakat lingkar tambang. 

    “UMKM ini merupakan bagian dari program binaan Ceria Group, yang bertujuan untuk mendukung pemberdayaan ekonomi lokal dan menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi komunitas sekitar,” ungkap Derian. 

    Derian menegaskan bahwa sebagai PMDN dan PSN, Ceria Group telah menetapkan road map untuk menjadi pemain global industri nikel dan EV battery material producer. 

    “Untuk memenuhi standar pasar internasional, Ceria Group siap menghasilkan green nickel product yang disokong dengan energi bersih,” ungkapnya.  

    Derian juga menjelaskan bahwa pihaknya telah mendapatkan _Renewable Energy Certificate REC) dari PLN, di mana pasokan listrik yang digunakan smelter Ceria Group 100 persen menggunakan energi bersih dan terbarukan. 

    “Saat ini aliran listrik bersih PLN yang bersumber dari PLTA sudah energize. Selain itu, Kapal Pembangkit Listrik Terapung atau Barge Mounted Power Plant (BMPP) Nusantara II sudah berada di Pelabuhan Ceria Group dan sudah siap memasok listrik ke Smelter ‘Merah Putih’ yang akan segera beroperasi. BMPP Nusantara II-60MW ini menggunakan 100 persen bahan bakar gas dengan kapasitas 60 MW,” jelasnya. 

    Dia juga mengungkapkan bahwa Smelter ‘Merah Putih’ Ceria Group yang siap beroperasi menggunakan teknologi mutakhir Rectangular Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dan memiliki salah satu tungku terbesar di Indonesia sebesar 72 MVA,” katanya.

    “Tungku ini berfungsi untuk mengolah bijih nikel saprolite yang menghasilkan output feronikel dengan kadar nikel sebesar 22 persen. Dengan teknologi canggih seperti RKEF untuk produksi Ferronickel (FeNi) dan Nickel Matte Converter, serta High-Pressure Acid Leach (HPAL) untuk produksi Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), Ceria Group berperan aktif dalam menciptakan produk-produk yang memiliki nilai tambah tinggi,” kata dia

    Dia menyebu Smelter ‘Merah Putih’ Ceria Group akan menjadi smelter pertama di Indonesia yang terintegrasi.

    “Pasokan bijih nikel dan kegiatan pengolahan pemurnian terjadi di dalam Kawasan IUP PT Ceria Nugraha Indotama,” 

    Adapun smelter ini dirancang dengan standar keberlanjutan yang tinggi, sehingga dipastikan bahwa setiap tahap proses produksi memperhatikan kaidah ESG. Dengan teknologi modern yang digunakan, smelter ini mampu meminimalkan emisi dan limbah, serta mengelola sumber daya alam dengan efisien. 

    “Ini sejalan dengan visi kami untuk menjadi pelopor dalam industri nikel yang ramah lingkungan dan berkelanjutan di Indonesia,” tambah Derian.

    Menurutnya dengan adanya Smelter ‘Merah Putih’, Ceria tidak hanya memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global, tetapi juga memastikan bahwa seluruh manfaat dari pengembangan sumber daya nikel dapat dirasakan oleh masyarakat Indonesia. 

    “Kami bangga menjadi bagian dari upaya nasional untuk meningkatkan nilai tambah dan mengembangkan industri dalam negeri yang mandiri dan berdaya saing tinggi di pasar global,” kata Derian.

    Keunggulan Smelter ‘Merah Putih’ yang paling utama adalah seluruh rantai industri mulai dari penambangan bijih nikel hingga pemurnian dan produksi bahan baku untuk baterai prosesnya terjadi di dalam negeri. 

    Dalam konteks ini, Ceria Group tidak hanya meningkatkan nilai tambah mineral di Indonesia, tetapi juga mendukung sirkulasi ekonomi lokal secara lebih luas. 

    “Kami merupakan perusahaan dengan penanaman modal dalam negeri. Ini berarti seluruh nilai tambah dari kegiatan produksi akan tetap berada di Indonesia, sehingga berkontribusi langsung pada perekonomian nasional,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Corporate Secretary Ceria Group, Imelda Kiagoes, menegaskan komitmen Ceria dalam mendukung program hilirisasi komoditas yang dicanangkan oleh pemerintahan Prabowo Subianto. 

    “Kami berfokus pada pengembangan hilirisasi melalui downstream processing. Dengan pertumbuhan organik yang kami rencanakan selama lima tahun ke depan, arah kami menuju produksi pCAM atau precursor battery sebagai material utama kendaraan listrik (EV),” kata Imelda.

    “Hal ini sejalan dengan program pemerintah, sehingga kami sangat mengharapkan dukungan penuh dari pemerintah untuk merealisasikan visi ini. Keberlanjutan pertambangan juga menjadi fokus Ceria Group untuk memastikan sumber daya dan cadangan nikel terus berlanjut lebih dari 20 tahun kedepan,” imbuhnya.

    Imelda menambahkan bahwa pengembangan proyek Ceria Group dalam mengurangi emisi karbon mengacu pada kerangka Initiative for Responsible Mining Assurance (IRMA) 50.

    “Sebagai bagian dari rencana ini, PT PLN melalui anak perusahaannya, PLN Batam, akan membangun Pembangkit Listrik Terpadu (Integrated Power Plant) di area Ceria, tepatnya di ITC POCI (Integrated Temporal Capacity Pomalaa Ceria),” katanya.

    “Pembangkit listrik berbasis mesin gas (Gas Engine Power Plant) tersebut direncanakan memiliki total kapasitas sebesar 200 MW dan ditargetkan mulai konstruksi pada tahun 2025. Juga beberapa relokasi Gas Engine Power Plant ke area Ceria sebesar 34 MW dan 2 x 25 MW. Sumber Green Energy Footprint ini sebagai tambahan dari 352 MW yang telah ditandatangani dengan PLN,” tambahnya.

    Inisiatif ini mendukung kebutuhan energi proyek hilirisasi Ceria Group dan menjadi tonggak penting dalam pengembangan infrastruktur energi yang efisien dan ramah lingkungan di kawasan tersebut. 

    “Dalam operasi, kamu berkomitmen penuh untuk menjalankan prinsip ESG dan mematuhi semua aturan internasional termasuk dengan peraturan Inflation Reduction Act (IRA),” tandasnya.