Produk: kendaraan listrik

  • Insentif Akan Disetop, Masyarakat China ‘Panik’ Buru-buru Beli Mobil Listrik

    Insentif Akan Disetop, Masyarakat China ‘Panik’ Buru-buru Beli Mobil Listrik

    Jakarta

    China sedang menghadapi gelombang pembelian mobil listrik terbesar dalam beberapa tahun terakhir.

    Penyebabnya bukan peluncuran model baru, melainkan kabar bahwa insentif pajak penuh untuk kendaraan listrik akan dihentikan mulai 2026.

    Mulai 1 Januari 2026, pembebasan pajak penuh untuk kendaraan energi baru (NEV) akan berakhir.

    Sebagai gantinya, per tahun depan, pemerintah China hanya memberikan insentif pajak pembelian NEV sebesar 50 persen.

    Dilansir dari Car News China, masuknya masa tenggang insentif pajak penuh ini memicu lonjakan penjualan besar-besaran di dealer mobil listrik.

    Sejumlah showroom di China melaporkan peningkatan pesanan hingga 60 persen dibanding bulan biasanya. Situasi ini menciptakan salah satu sales rush terbesar sepanjang tahun, menurut laporan Sina Finance.

    Perlu diketahui bahwa saat ini, mobil listrik di China masih menikmati pembebasan pajak pembelian hingga 30.000 yuan atau sekitar Rp 67 juta.

    Namun setelah aturan baru berlaku, angka tersebut akan dipangkas menjadi maksimal 15.000 yuan atau sekitar Rp 33 juta.

    Langkah ini menandai transisi penting dalam strategi industri otomotif China. Pemerintah ingin mendorong pasar yang lebih berorientasi pada nilai dan inovasi, bukan sekadar perang harga.

    Asosiasi Dealer Mobil China mendukung langkah ini. Menurut mereka, kebijakan baru ini punya tujuan agar produsen fokus pada kualitas, bukan lagi pada subsidi.

    Untuk mencegah kepanikan konsumen, beberapa merek sudah meluncurkan program “jaminan selisih pajak”.

    Artinya, pembeli yang memesan mobil listrik sebelum akhir November tapi menerima unit di 2026 tetap akan mendapat kompensasi pajak penuh.

    Selain itu, aturan kelayakan untuk insentif juga diperketat. Mobil plug-in hybrid dan range extender kini wajib memiliki jarak tempuh listrik murni minimal 100 kilometer.

    Langkah ini disebut untuk menyaring model berteknologi rendah yang hanya mengejar insentif.

    (mhg/rgr)

  • Periode Libur Panjang Dorong Kenaikan Inflasi China pada Oktober 2025

    Periode Libur Panjang Dorong Kenaikan Inflasi China pada Oktober 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga konsumen atau inflasi China mengalami kenaikan tak terduga pada Oktober 2025. Hal ini didorong oleh meningkatnya permintaan perjalanan, makanan, dan transportasi selama periode libur panjang.

    Melansir Bloomberg pada Senin (10/11/2025), Biro Statistik Nasional China (NBS) melaporkan bahwa inflasi naik 0,2% secara year-on-year (yoy), berbalik arah dari penurunan 0,3% pada September. Kenaikan tersebut melampaui perkiraan ekonom dalam survei Bloomberg yang memperkirakan penurunan 0,1%.

    Sementara itu, inflasi inti, yang tidak memasukkan komponen bergejolak seperti harga pangan dan energi, meningkat 1,2%.

    Biro statistik mencatat, biaya jasa naik 0,2%, setelah turun 0,3% pada bulan sebelumnya, dan menjadi salah satu pendorong utama peningkatan inflasi.

    Di sisi lain, tekanan deflasi di tingkat produsen mulai mereda meski masih berlangsung selama 37 bulan berturut-turut. Indeks harga produsen (PPI) turun 2,1% secara tahunan, dibandingkan penurunan 2,3% pada September.

    China menghadapi tekanan deflasi selama beberapa bulan terakhir, dengan harga konsumen sempat turun pada Agustus dan September sebelum akhirnya kembali ke wilayah inflasi pada Oktober.

    Deflasi yang berkepanjangan berisiko menahan konsumsi karena rumah tangga menunda belanja, memperberat beban utang, serta menekan margin keuntungan perusahaan — menciptakan potensi spiral penurunan belanja dan investasi.

    Mengakhiri siklus tersebut kini menjadi prioritas utama kebijakan ekonomi Beijing. Pemerintah meluncurkan kampanye “anti-involution”, yang bertujuan menghentikan perang harga di berbagai sektor, mulai dari kendaraan listrik hingga layanan pengantaran makanan.

    Namun, kemajuan masih terbatas karena pemerintah berhati-hati terhadap risiko pemutusan hubungan kerja (PHK) dan perlambatan pertumbuhan ekonomi.

    Meski China diperkirakan mampu mencapai target pertumbuhan ekonomi sekitar 5% tahun ini, ekspansi produk domestik bruto (PDB) nominal berjalan lebih lambat akibat tekanan harga yang menurun.

    Deflator PDB — ukuran harga paling luas dalam perekonomian — telah mencatat penurunan selama lebih dari dua tahun, menjadi periode terpanjang sejak data triwulanan mulai diterbitkan pada 1993.

    Pemerintah China juga menurunkan target inflasi resmi menjadi sekitar 2% pada 2025, level terendah dalam lebih dari dua dekade. Kendati demikian, laju kenaikan harga konsumen sebagian besar tahun ini masih mendekati nol bahkan negatif.

  • PLN resmikan SPKLU Center pertama di Jatim

    PLN resmikan SPKLU Center pertama di Jatim

    Surabaya (ANTARA) – PT PLN (Persero) meresmikan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Center pertama di Jawa Timur yang berlokasi di Kantor PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Surabaya Selatan.

    “SPKLU center merupakan langkah strategis untuk memperkuat pertumbuhan ekosistem kendaraan listrik, begitu pula dengan pemilihan lokasi yang tepat yakni di Surabaya yang mana animo pengguna kendaraan listrik cukup tinggi,” kata General Manager PLN UID Jawa Timur Ahmad Mustaqir di Surabaya, Minggu.

    Ahmad mengatakan peresmian SPKLU merupakan bentuk nyata dukungan kami PLN grup terhadap kebijakan Perpres Nomor 79 tahun 2023 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).

    Ia mencatat, jumlah mobil listrik di Jawa Timur mencapai 3.500 unit naik secara signifikan 166,57 persen semakin meyakinkan bahwa tren transisi energi sudah menjadi keniscayaan.

    Direktur Retail dan Niaga PT PLN (Persero) Adi Priyanto menyatakan SPKLU Center Surabaya ini merupakan yang keempat di seluruh Indonesia dan merupakan bagian dari komitmen PLN untuk mewujudkan kemandirian energi melalui penggunaan kendaraan listrik yang ramah lingkungan.

    “Ada tiga quick win dalam penggunaan kendaraan listrik mulai dari biaya operasional yang lebih murah hingga sepertiga dibanding kendaraan konvensional, efisiensi energi yang tinggi, dan kontribusi nyata terhadap kelestarian lingkungan,” kata Adi.

    SPKLU Center ini memiliki 10 slot parkir khusus mobil listrik dengan empat unit pengisian daya tipe ultra fast charging (100-200 kW) dan dua unit pengisian daya tipe medium charging (22 kW).

    SPKLU tersebut pun dilengkapi fasilitas cafe, sport center dan musholla untuk menjawab kebutuhan tinggi tren pertumbuhan ekosistem kendaraan listrik.

    PLN mencatat konsumsi energi kWh di SPKLU yang naik 329,12 persen pada Oktober (yoy).

    Selain SPKLU Center, PLN telah memasifkan fasilitas dan infrastruktur kendaraan listrik yakni tercatat saat ini terdapat 280 unit SPKLU di 150 lokasi tersebar di berbagai wilayah Jawa Timur.

    Kepala Dinas ESDM Jawa Timur Aris Mukiyono menuturkan peresmian SPKLU Center merupakan tonggak sejarah dalam perjalanan transisi energi di Jawa Timur.

    “Inisiatif ini merupakan wujud nyata komitmen bersama dalam mengurangi emisi karbon dari sektor transportasi yang selama ini menyumbang emisi signifikan,” ujarnya.

    Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Bukan Mainan, Toyota Kenalkan Kendaraan untuk Anak Kecil di Masa Depan!

    Bukan Mainan, Toyota Kenalkan Kendaraan untuk Anak Kecil di Masa Depan!

    Tokyo

    Toyota benar-benar menampilkan visi masa depan kendaraan yang ‘out of the box’ di Japan Mobility Show 2025.

    Bukan sekadar mainan atau stroller, tapi Toyota memperkenalkan kendaraan untuk anak kecil di masa depan, Kids Mobi.

    Toyota Kids mobi Foto: Muhammad Hafizh Gemilang

    Kendaraan berbentuk seperti telur atau pod ini merupakan kendaraan listrik dengan teknologi otonom yang dirancang khusus untuk anak-anak.

    Kabin di dalamnya hanya muat satu anak, dibalut material lembut, dan memiliki kanopi otomatis yang menutup saat anak masuk.

    Sekilas, tampilannya seperti stroller masa depan. Namun Kids Mobi sejatinya adalah AI-powered personal mobility yang menawarkan keamanan dan pengalaman belajar bagi anak-anak.

    Toyota menyebutnya sebagai safe and secure mobility solution yang menggabungkan kecerdasan buatan dan robotika untuk mendukung perkembangan anak.

    Menurut keterangan resmi Toyota Motor Corporation, Kids Mobi dilengkapi dengan asisten digital bernama UX “Friend”, sosok AI yang mampu berinteraksi dan menemani anak selama perjalanan.

    Toyota Kids mobi Foto: Muhammad Hafizh Gemilang

    Fungsi utamanya bukan hanya mengantarkan, tetapi juga menstimulasi rasa ingin tahu, komunikasi, dan kemandirian anak.

    President dan CEO Toyota Motor Corporation, Koji Sato, mengatakan bahwa ide ini berangkat dari empati terhadap dunia anak.

    “Jika kita punya sesuatu seperti ini, bukankah itu akan membuka dunia baru bagi anak-anak? Dari ide itu, rekan-rekan kami mewujudkan solusi mobilitas untuk mereka,” ujar Sato saat press day Japan Mobility Show 2025.

    Ia menjelaskan bahwa proyek ini berakar dari filosofi To You, yaitu menciptakan mobilitas yang benar-benar berangkat dari kebutuhan individu.

    “Kami ingin membuat berbagai mobil yang lebih baik dengan mengejar ideal To You, karena kami percaya hal itu akan menghasilkan kebahagiaan bagi semua,” katanya.

    Meski masih berupa prototipe, Toyota menegaskan bahwa Kids Mobi menjadi bagian dari eksplorasi jangka panjang mereka dalam bidang AI x Robotics.

    Tujuan akhirnya adalah menciptakan sistem mobilitas yang tidak hanya efisien, tetapi juga memberikan nilai emosional bagi penggunanya.

    Toyota Kids mobi Foto: Muhammad Hafizh Gemilang

    “Kadang kita berhasil dengan sebuah penemuan, kadang tidak sesuai harapan. Namun justru kesulitan itulah yang membuat sesuatu layak dilakukan. Itulah arti dari menghadapi tantangan,” tambah Sato.

    Melalui Kids Mobi, Toyota ingin menunjukkan bahwa masa depan mobilitas tidak terbatas usia. Teknologi bukan lagi hanya alat transportasi, tetapi juga teman yang tumbuh bersama penggunanya.

    Seperti kata Sato, “Kami ingin mobil dan senyuman menjadi pusat dari masa depan yang kami ciptakan bersama.”

    Dari pantauan tim detikcom yang hadir langsung di booth Toyota di Japan Mobility Show 2025, mereka juga menyediakan area Kids Mobi Photo Spot.

    Di sini pengunjung, khususnya anak-anak bisa naik ke kendaraan dan berfoto bersama “future buddy” mereka. Setiap peserta juga mendapat gantungan kunci eksklusif sebagai suvenir.

    (mhg/rgr)

  • Pemerintah Batasi Izin Smelter Nikel Baru, Sejumlah Proyek Diproyeksi Bisa Batal

    Pemerintah Batasi Izin Smelter Nikel Baru, Sejumlah Proyek Diproyeksi Bisa Batal

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah resmi membatasi izin investasi baru untuk pembangunan pabrik pemurnian atau smelter nikel yang memproduksi produk antara tertentu di Indonesia. Kebijakan ini berpotensi berdampak pada proyek-proyek yang direncanakan setelah 2027. 

    Hal ini sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2025 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko.

    Dalam beleid yang ditandatangani Presiden Prabowo Subianto pada 5 Juni 2025 itu, pemerintah meminta komitmen perusahaan smelter untuk melanjutkan kegiatan hilirisasi yang tidak berhenti pada produk antara (intermediate) bijih nikel.

    Oleh karena itu, beleid itu juga mengatur agar industri pembuatan logam dasar bukan besi tak membangun proyek smelter baru yang khusus memproduksi produk antara nikel, seperti nickel matte, mixed hydroxide precipitate (MHP), feronikel (FeNi), dan nickel pig iron (NPI).

    “Dalam hal menjalankan kegiatan pemurnian nikel dengan teknologi pirometalurgi memiliki dan menyampaikan surat pernyataan tidak memproduksi NPI, FeNi, dan nickel matte,” demikian tertulis dalam lampiran 1.F 3534 beleid tersebut dikutip Sabtu (8/11/2025).

    Masih dalam lampiran yang sama, pemerintah juga membatasi investasi baru pembangunan smelter dengan teknologi hidrometalurgi atau berbasis high pressure acid leach (HPAL) yang hanya memproduksi MHP. Adapun, MHP umumnya menjadi bahan baku baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV).

    “Dalam hal menjalankan kegiatan pemurnian nikel dengan teknologi hidrometalurgi, memiliki dan menyampaikan tidak memproduksi mixed hydroxide precipitate [MHP],” demikian bunyi lampiran itu.

    Lebih lanjut, jika mengacu pada klasifikasi bisnisnya, smelter yang dimaksud termasuk dalam kategori industri manufaktur. Artinya, bukan pertambangan.

    Dengan kata lain, aturan ini berlaku untuk perusahaan smelter nikel yang mendapat izin usaha industri (IUI) dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

    Analis Citigroup Inc., Ryan Davis dalam laporannya menyebutkan bahwa kebijakan ini berpotensi menyebabkan penundaan, bahkan pembatalan sejumlah proyek yang sedang direncanakan.

    Dia menyebut, kebijakan ini juga menegaskan niat pemerintah untuk mengatasi kelebihan pasokan nikel yang terus terjadi di dalam negeri.

    “Namun, detail implementasinya masih cair, termasuk seberapa ketat regulasi ini akan diterapkan,” tulis Davis seperti dikutip dari Bloomberg.

    Dia memperkirakan sejumlah perusahaan yang telah memperoleh IUI untuk proyek yang tengah dibangun tidak akan terdampak secara langsung. Namun, aturan baru ini bisa berpengaruh terhadap proyek yang diproyeksikan selesai setelah 2027.

    Kebijakan baru ini sebenarnya telah diterbitkan sejak Juni 2025, tetapi baru belakangan ini menjadi topik pembahasan di pasar.

  • Simalakama Jorjoran Smelter Nikel, Strategi Hilirisasi Perlu Diatur Ulang

    Simalakama Jorjoran Smelter Nikel, Strategi Hilirisasi Perlu Diatur Ulang

    Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia mulai gencar membangun smelter nikel dan mendorong hilirisasi mineral secara masif sejak 1 dekade lalu. Seiring berjalannya waktu, upaya tersebut kini dihadapkan sejumlah tantangan sehingga strategi hilirisasi perlu diatur ulang.

    Tekad pemerintah menggenjot industri nikel tak lepas dari tingginya kebutuhan global. Utamanya untuk industri baja dan bahan baku baterai kendaraan listrik (electric vehicle).

    Keseriusan pemerintah pun ditunjukan dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu bara. Beleid ini mewajibkan perusahaan melakukan pengolahan dan pemurnian (hilirisasi) di dalam negeri.

    Tak mau main-main, pada 2014, pemerintah menerapkan pelarangan terbatas ekspor bijih mineral mentah, termasuk nikel. Hal ini juga dilakukan demi mendorong investor membangun smelter domestik.

    Pembangunan smelter pun gencar dilakukan. Namun, maraknya proyek pembangunan tersebut malah menjadi buah simalakama, harga nikel kini tertekan.

    Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Ditjen Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Cecep Mochammad Yasin menuturkan, industri nikel nasional memang tumbuh ekspansif dengan pembangunan sejumlah smelter baru dan peningkatan produksi dari berbagai produk turunan seperti nickel pig iron (NPI) dan nickel-based cathode (NFC).  

    Namun, pertumbuhan tersebut juga menimbulkan persoalan baru berupa potensi oversuplai dan tekanan harga di pasar global. Cecep mengatakan, saat ini, rata-rata harga nikel turun ke level US$15.000 per ton. Angka tersebut anjlok sekitar 40% dibandingkan 7 tahun lalu.

    “Beberapa hal yang menjadi tantangan adalah harga nikel itu sendiri yang saat ini tertekan di kisaran US$15.000 per ton. Ini salah satu sinyal adanya kelebihan pasokan,” katanya dalam Bisnis Indonesia Forum di Jakarta, Kamis (6/11/2025).

    Perkembangan Industri Baterai EV Tak Sesuai Ekspektasi

    Di sisi lain, Cecep mengatakan bahwa pemerintah juga dihadapkan pada dinamika pengembangan industri baterai nasional. Dia menjelaskan, saat ini Indonesia mendorong penguatan industri baterai berbasis nikel, yakni NFC.

    Namun, pasar global masih didominasi oleh teknologi baterai lithium iron phosphate (LFP). Pasalnya, LFP dinilai memiliki biaya produksi lebih rendah.

    “Meski LFP lebih murah, kita tetap ingin menonjolkan dan memperkuat industri nikel berbasis NFC,” ujar Cecep.

    Dia menambahkan bahwa sejumlah negara seperti Australia, bahkan telah menghentikan operasi tambang nikel karena harga yang tidak lagi kompetitif. Menurutnya, kondisi ini menjadi sinyal kuat perlunya pembenahan tata kelola dan kebijakan industri tambang di dalam negeri agar lebih adaptif terhadap dinamika global.

    Adapun, sejumlah upaya perbaikan tata kelola pertambangan yang dilakukan Kementerian ESDM salah satunya dengan memperbaiki aturan yang menyangkut ketentuan produksi. Cecep mengatakan, saat ini Kementerian ESDM mengontrol produksi berdasarkan demand.

    Oleh karena itu, kini penerbitan rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) minerba dilakukan dari 3 tahun menjadi 1 tahun sekali. Hal ini sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Cara Penyusunan, Penyampaian, dan Persetujuan RKAB serta Tata Cara Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu bara.

    Menurut Cecep, aturan baru ini bisa menekan isu oversuplai, khususnya untuk komoditas nikel. “Itu yang jadi satu perubahan setidaknya untuk isuoversuplai bisa ditekan dengan pengaturan produksi,” ujarnya.

    Di samping itu, Kementerian ESDM juga melakukan penyederhanaan perizinan lewat digitalisasi. Cecep mengatakan, kini pengusaha dapat mengajukan izin hingga perpanjangan RKAB melalui aplikasi MinerbaOne.

    Pekerja melakukan proses pencetakan feronikel di salah satu pabrik tambang milik Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara, Kamis (7/12/2023)./Bisnis-Fanny Kusumawardhani

    Arah Kebijakan Hilirisasi Perlu Ditinjau Ulang

    Kepala Center of Food, Energy, and Sustainable Development Institute for Development of Economics & Finance (Indef) Abra Talattov mengingatkan pemerintah perlu meninjau ulang arah kebijakan hilirisasi mineral nasional agar lebih terarah dan berkelanjutan.

    Menurutnya, euforia terhadap prospek hilirisasi mineral dalam beberapa tahun terakhir berisiko menimbulkan guncangan baru bagi sektor industri. Abra menyebut, lonjakan investasi smelter yang cukup agresif, tidak diimbangi dengan permintaan yang stabil di pasar global.

    Hal ini tercermin dari fenomena shutdown sejumlah smelter pada tahun ini akibat harga nikel global yang anjlok dan permintaan yang melemah. Berdasarkan catatan Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), setidaknya terdapat empat smelter besar investasi dari China di wilayah Sulawesi yang menyetop sebagian atau total lini produksinya.

    Empat smelter yang dimaksud yaitu PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) yang mengurangi 15-20 lini produksi nikel sejak awal 2024. Sepanjang tahun lalu, tercatat 28 smelter ditutup di berbagai wilayah, paling banyak dari PT GNI.

    Kemudian, PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) yang menghentikan beberapa lini baja nirkarat dan jalur cold rolling sejak Mei 2025. Lalu, PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) di Konawe yang mengurangi kapasitas produksi, meski datanya tidak menyebutkan jumlah lini spesifik.

    Terbaru, PT Huadi Nickel Alloy Indonesia (HNAI) yang disebut telah mengurangi kapasitas agregat dan menghentikan operasional sementara sejak 15 Juli 2025. Alhasil, dikabarkan 1.200 karyawan terdampak dirumahkan.

    Abra menilai, tutupnya sejumlah smelter dipicu oleh kelebihan pasokan nikel di pasar global yang dipicu oleh produksi besar-besaran dari Indonesia.

    “Kita perlu meninjau ulang arah kebijakan hilirisasi sektor mineral. Roadmap hilirisasi seharusnya dibuat dengan konteks yang lebih terarah,” ujarnya.

    Dia menjelaskan, kebijakan hilirisasi tidak harus berorientasi pada pengolahan seluruh sumber daya mineral di dalam negeri. Pemerintah, kata dia, perlu mengidentifikasi komoditas yang memiliki daya saing dan nilai tambah ekonomi tertinggi untuk diolah. Sementara itu, sebagian lainnya dapat tetap diekspor dalam bentuk produk antara.

    “Tidak harus seluruh produk itu kita olah di dalam negeri. Ada produk yang bisa kita ekspor di tier 1 atau tier 2, tergantung daya saing dan dampaknya terhadap PDB [produk domestik bruto],” imbuhnya.

    Abra menambahkan bahwa pemerintah perlu menyeimbangkan antara optimisme terhadap hilirisasi dengan mitigasi risiko dari fluktuasi harga, kelebihan produksi, maupun perubahan teknologi global.

    “Kita jangan terlalu euforia terhadap potensi hilirisasi mineral. Pemerintah harus memastikan tata kelola dan arah kebijakan hilirisasi benar-benar matang agar tidak menimbulkan guncangan baru di sektor industri dan keuangan,” katanya.

    Perlunya Hilirisasi Tahap Lanjut

    Setali tiga uang, Wakil Ketua Komisi XII DPR RI Sugeng Suparwoto mengkritik pola hilirisasi nikel yang justru membuat Indonesia terjebak sebagai eksportir produk setengah jadi atau intermediate seperti NPI. Akibatnya, Indonesia sebagai eksportir terbesar justru menghadapi risiko pelemahan harga yang signifikan.

    “Kita terlalu jorjoran dalam memproduksi nikel yakni NPI dan nickel matte. Kita ekspor produk nikel setahun kurang lebih 2 juta ton, sedangkan negara-negara lain paling 350.000 ton,” papar Sugeng.

    Sepakat dengan Cecep, Sugeng menyebut harga nikel kini anjlok hampir 40% dibandingkan dengan 5 sampai 7 tahun lalu, dari level US$38.000 per ton menjadi US$15.000 per ton.

    Ke depan, Sugeng menegaskan Indonesia harus melampaui fase produk intermediate dan langsung menuju hilirisasi tahap lanjut.

    Selain baterai kendaraan listrik, Indonesia juga harus mengembangkan battery energy storage system (BEST) serta mempersiapkan komoditas masa depan seperti tanah jarang (rare earth) yang menurutnya telah menjadi alat leverage dalam percaturan geopolitik global.

  • Pemegang Saham Tesla Sepakati Paket Gaji Jumbo Elon Musk USD 1 Triliun

    Pemegang Saham Tesla Sepakati Paket Gaji Jumbo Elon Musk USD 1 Triliun

    Liputan6.com, Jakarta – Pemegang saham Tesla telah memberikan persetujuan terhadap gaji ambisius yang dirancang untuk Elon Musk, yang dapat menjadikannya triliuner pertama di dunia.

    Dalam rapat umum pemegang saham tahunan yang digelar pada Kamis lalu, lebih dari 75% saham Tesla menyetujui paket gaji tersebut. Keputusan ini mengguncang industri, mengingat potensi nilai paket yang dapat mencapai USD 1 triliun atau atau Rp 16.688 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.688)

    Paket Gaji Tergantung pada Kinerja Tesla

    Paket gaji tersebut tidak berupa gaji tunai, melainkan hibah saham yang akan diberikan kepada Musk selama 10 tahun ke depan. Total saham yang dapat diberikan kepada Musk mencapai 423,7 juta lembar, yang akan bernilai sekitar USD 1 triliun jika Tesla berhasil mencapai kapitalisasi pasar sebesar USD 8,5 triliun. Untuk memenuhi syarat menerima saham ini, Tesla harus memenuhi serangkaian target operasional dan finansial yang ketat.

    “Ini adalah pencapaian luar biasa, dan saya sangat menghargainya,” kata Musk setelah hasil pemungutan suara diumumkan.

    Meskipun tidak menerima gaji langsung, Musk akan mendapatkan saham dalam blok yang sama besar, yang jika tercapai, bisa membuatnya mengantongi sekitar USD 275 juta atau Rp 4,58 triliun setiap hari. Angka ini lebih besar dari paket gaji eksekutif manapun yang pernah ada dalam sejarah.

    Ambisi Tesla dan Tantangan yang Dihadapi

    Namun, untuk mencapai target kapitalisasi pasar USD 8,5 triliun, saham Tesla harus melonjak 466% dari harga saat ini. Ini tentu bukan tugas mudah, mengingat Tesla baru-baru ini mengalami penurunan dalam penjualan dan laba, serta potensi kerugian miliaran dolar akibat berkurangnya dukungan pemerintah AS untuk kendaraan listrik.

    Musk sendiri, yang saat ini diperkirakan memiliki kekayaan USD 473 miliar atau Rp 7.893 triliun, juga menyinggung tentang tantangan tersebut dalam pidatonya kepada pemegang saham.

     

     

  • Melihat Langsung Honda 0 Saloon, Mobil Listrik Unik yang Mau Dijual 2026

    Melihat Langsung Honda 0 Saloon, Mobil Listrik Unik yang Mau Dijual 2026

    Foto Oto

    Septian Farhan Nurhuda – detikOto

    Jumat, 07 Nov 2025 17:02 WIB

    Tokyo – Redaksi detikOto berkesempatan melihat langsung Honda 0 Saloon di Japan Mobility Show 2025. Kendaraan listrik konsep tersebut punya tampilan yang tak biasa!

  • Indef Dorong Pemerintah Tinjau Ulang Arah Kebijakan Hilirisasi Mineral

    Indef Dorong Pemerintah Tinjau Ulang Arah Kebijakan Hilirisasi Mineral

    Bisnis.com, JAKARTA — Pengamat mengingatkan pemerintah perlu meninjau ulang arah kebijakan hilirisasi mineral nasional agar lebih terarah dan berkelanjutan. Hal ini perlu dilakukan di tengah dinamika harga global serta perubahan teknologi industri.

    Kepala Center of Food, Energy, and Sustainable Development Institute for Development of Economics & Finance (Indef) Abra Talattov menilai, euforia terhadap prospek hilirisasi mineral dalam beberapa tahun terakhir berisiko menimbulkan guncangan baru bagi sektor industri.

    Menurutnya, lonjakan investasi smelter yang cukup agresif, tidak diimbangi dengan permintaan yang stabil di pasar global. Hal ini tercermin dari fenomena shutdown sejumlah smelter pada tahun ini akibat harga nikel global yang anjlok dan permintaan yang melemah.

    Tutupnya sejumlah smelter juga dipicu oleh kelebihan pasokan nikel di pasar global yang dipicu oleh produksi besar-besaran dari Indonesia.

    “Kita perlu meninjau ulang arah kebijakan hilirisasi sektor mineral. Roadmap hilirisasi seharusnya dibuat dengan konteks yang lebih terarah,” ujar Abra dalam acara Bisnis Indonesia Forum di Jakarta, Kamis (6/11/2025).

    Dia menjelaskan, kebijakan hilirisasi tidak harus berorientasi pada pengolahan seluruh sumber daya mineral di dalam negeri. Pemerintah, kata dia, perlu mengidentifikasi komoditas yang memiliki daya saing dan nilai tambah ekonomi tertinggi untuk diolah. 

    Sementara itu, sebagian lainnya dapat tetap diekspor dalam bentuk produk antara.

    “Tidak harus seluruh produk itu kita olah di dalam negeri. Ada produk yang bisa kita ekspor di tier 1 atau tier 2, tergantung daya saing dan dampaknya terhadap PDB [produk domestik bruto],” imbuhnya.

    Abra juga mengingatkan agar pemerintah tidak terjebak dalam euforia global, seperti tren kendaraan listrik (EV) yang mendorong investasi besar pada rantai pasok baterai berbasis nikel-mangan-kobalt (NMC).

    Menurut dia, munculnya teknologi baru seperti lithium ferro phosphate (LFP) bisa mendisrupsi investasi NMC yang sudah terlanjur besar. Dia berpendapat, kondisi ini berpotensi menimbulkan kerugian industri hilirisasi mineral, bahkan dapat berimbas pada sektor keuangan yang ikut menyalurkan pembiayaan ke proyek-proyek tersebut.

    “Ketika teknologi seperti NMC terdisrupsi oleh LFP, investasi yang sudah dialokasikan bisa menjadi idle dan menimbulkan kerugian. Ini harus diantisipasi,” jelasnya.

    Abra menambahkan bahwa pemerintah perlu menyeimbangkan antara optimisme terhadap hilirisasi dengan mitigasi risiko dari fluktuasi harga, kelebihan produksi, maupun perubahan teknologi global.

    “Kita jangan terlalu euforia terhadap potensi hilirisasi mineral. Pemerintah harus memastikan tata kelola dan arah kebijakan hilirisasi benar-benar matang agar tidak menimbulkan guncangan baru di sektor industri dan keuangan,” katanya.

  • Kata Lexus soal Perkembangan Mobil Listrik

    Kata Lexus soal Perkembangan Mobil Listrik

    Tokyo

    Mobil listrik tengah jadi sorotan di dunia. Soalnya mobil listrik dinilai bisa menjadi solusi sebagai kendaraan yang menekan emisi gas buang. Namun demikian, produsen mobil premium asal Jepang, Lexus, punya pandangan tersendiri soal mobil listrik.

    “Ada Infrastruktur di tempat-tempat tertentu tidak memadai, kecepatan pengisian daya tidak cukup cepat, atau saat Anda mengemudi Anda kehabisan daya, sehingga Anda merasa cemas akan jangkauan atau jarak tempuh. Jadi semua ini mempengaruhi kenyamanan pengalaman kepemilikan EV,” ucap President Lexus International, Takashi Watanabe pada Japan Mobility Show belum lama ini.

    “Jadi orang-orang mulai mempertanyakan apa itu BEV itu sendiri, apakah tepat (memiliki kendaraan listrik? Jadi, kita berbicara tentang aspek negatifnya tentu saja ada. Tapi ini bukan hanya tentang hal negatif. Ada hal-hal tertentu yang hanya bisa dilakukan oleh mobil listrik, dan ini menjadi hal positif. Itulah yang membuatnya unik, itulah yang akan membuat pelanggan ingin memilih mobil listrik,” Watanabe menambahkan.

    Lexus LS Concept 6 Roda Foto: (Mohammad Luthfi Andhika/detikOto)

    Watanabe menyebut harus ada cara agar masyarakat mulai pindah untuk mengendarai kendaraan listrik atau teknologi yang lebih baik lagi.

    “Jadi, kita perlu membuat mereka menginginkan mobil itu, kita perlu mencari tahu apa yang mereka inginkan, apa yang membuat kendaraan itu unik?” ujar Watanabe.

    “Dan sebagai produsen mobil, kita perlu melihat ke masa depan tentang apa yang kita yakini akan terjadi, dan kemudian kita perlu mengambil langkah-langkah untuk mencapainya. Anda tahu, konsep LS di dalamnya, jika tidak menggunakan teknologi baterai listrik, kita tidak akan bisa menciptakannya, membentuk kemasannya. Itu akan mustahil jika tidak menggunakannya. Dan itu adalah contoh, sekali lagi, tentang pentingnya memikirkan nilai dan bagaimana kita memasukkannya ke dalam produk tertentu,” Watanabe mengatakannya.

    (lth/dry)