Produk: kendaraan listrik

  • Pemerintah Tetapkan Target 6,6 GW Energi Bersih untuk Klaster Industri di Indonesia

    Pemerintah Tetapkan Target 6,6 GW Energi Bersih untuk Klaster Industri di Indonesia

    Jakarta, Beritasatu.com – Pemerintah menargetkan pengembangan klaster industri dengan kapasitas energi bersih mencapai 6,6 gigawatt (GW). Saat ini, beberapa klaster industri di Indonesia telah terintegrasi, dengan konsumsi energi sebesar 4,5 GW. 

    Dalam rencana pengembangan, kapasitas ini akan ditambah sebesar 2,5 GW, sepenuhnya menggunakan energi bersih.

    “Tujuan kami adalah memastikan seluruh kebutuhan energi sebesar 6,6 GW di klaster ini dipenuhi melalui sumber energi bersih,” kata Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala BKPM, Rosan Perkasa Roeslani, dalam pernyataan resmi pada Minggu (26/1/2025).

    Rosan menekankan pentingnya pendekatan berbasis klaster untuk membangun ekosistem industri yang berkelanjutan. Ia mengungkapkan Indonesia telah meluncurkan klaster industri dengan target emisi nol (net zero emission), yang pertama di kawasan ASEAN. Salah satu contoh nyata adalah klaster industri nikel, di mana seluruh rantai pasok, mulai dari produksi hingga daur ulang baterai kendaraan listrik, berada dalam satu lokasi terpadu.

    Menurutnya, potensi energi terbarukan di Indonesia sangat besar, termasuk energi surya, angin, air, panas bumi, dan gelombang laut, dengan total potensi mencapai 3.700 GW. Namun, kapasitas terpasang saat ini masih sangat minim, terutama untuk panas bumi, yang baru dimanfaatkan kurang dari 1% dari total cadangan terbesar di dunia, khususnya di Jawa dan Sumatra.

    “Ini adalah peluang besar yang harus kita manfaatkan,” ujar Rosan.

    Meskipun memiliki sumber daya melimpah, ia menekankan pentingnya kolaborasi dalam aspek pendanaan, teknologi, dan pengembangan sumber daya manusia. Rosan pun mengundang mitra internasional untuk bekerja sama mewujudkan target emisi nol bersih.

    “Dengan teknologi baru, komitmen politik yang kuat dari pemerintah, dan dukungan penuh dari masyarakat Indonesia, saya optimistis target ini dapat tercapai, bahkan lebih cepat dari target 2060 seperti yang dicanangkan Presiden Prabowo,” tambahnya.

    Ia juga menekankan setiap proyek di kawasan industri baru harus dirancang untuk mencapai emisi nol bersih sejak awal operasinya. Pemerintah terus mendorong perusahaan lokal dan asing untuk menggunakan energi bersih dan menjadikan keberlanjutan sebagai prioritas utama dalam setiap proyek mereka.

  • Chery Omoda E5 Terjual 4 Ribuan Unit Selama 2024, Banyak yang Tukar Tambah

    Chery Omoda E5 Terjual 4 Ribuan Unit Selama 2024, Banyak yang Tukar Tambah

    Jakarta

    Chery mengklaim Omoda E5 telah terjual sebanyak 4.000-an unit sejak mobil listrik ini diperkenalkan pertama kali di Indonesia pada 5 Februari 2024 lalu. Banyak konsumen yang membeli Omoda E5 secara trade-in alias tukar tambah.

    Sepanjang 2024, penjualan retail Omoda E5 mencatatkan 4.421 unit atau berkontribusi signifikan sebesar 51% terhadap total penjualan Chery di Indonesia selama tahun lalu.

    “Kami sangat bersyukur dan bangga atas apresiasi yang begitu besar dari masyarakat Indonesia terhadap Chery Omoda E5. Antusiasme sangat tinggi terhadap SUV Crossover bergaya sporty ini, benar-benar sesuai harapan. Omoda E5 merupakan wujud nyata dari komitmen Chery dalam mendukung program Net Zero Emission (NZE) pemerintah Indonesia pada 2060, melalui penyediaan kendaraan listrik berkualitas tinggi. Kami juga mengikuti aturan minimum 40% untuk TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) sesuai arahan pemerintah Indonesia,” ujar Rifkie Setiawan selaku Head of Brand Department PT Chery Sales Indonesia.

    Sebagai bentuk komitmen terhadap lingkungan dan mendukung percepatan transisi ke kendaraan listrik, selama 2024 lalu Chery juga menghadirkan program Go Green Fund dengan total alokasi dana sebesar Rp 100 miliar. Program ini memberikan insentif bagi calon konsumen yang ingin beralih ke Omoda E5 dengan menukarkan mobil lamanya menggunakan skema trade-in. Hingga akhir 2024, program Go Green Fund diklaim telah terealisasi sebesar Rp 30 miliar, dengan total 617 unit mobil lama dari konsumen
    yang telah ditukar menjadi kendaraan ramah lingkungan bersama Omoda E5.

    Chery pun kembali menegaskan komitmennya, untuk melanjutkan program Go Green Fund pada 2025 dengan sisa alokasi dana sebesar Rp 70 miliar. Langkah ini bertujuan untuk terus mengakomodasi minat masyarakat Indonesia yang semakin tinggi terhadap kendaraan listrik, sekaligus memberikan kemudahan bagi mereka yang ingin beralih dari Internal Combustion Engine (ICE) ke kendaraan listrik. Diharapkan semakin banyak masyarakat yang dapat merasakan manfaat kendaraan listrik dan turut serta menjaga kelestarian lingkungan.

    “Kehadiran Omoda E5 yang dipadu dengan program Go Green Fund telah memberikan kontribusi nyata terhadap pengurangan emisi karbon.Hal ini sejalan dengan visi Chery untuk mendukung mobilitas berkelanjutan dan berkontribusi pada lingkungan yang lebih bersih,” pungkas Rifkie.

    Selain program Go Green Fund yang memberikan insentif bagi pembelian Omoda E5, Chery juga menawarkan paket penawaran spesial yang makin memudahkan masyarakat Indonesia untuk beralih ke kendaraan listrik. Setiap pembelian Chery Omoda E5, konsumen akan dilengkapi dengan Ultimate Warranty yang memberikan perlindungan menyeluruh. Paket garansi ini mencakup garansi baterai selama delapan tahun atau 180.000 km, garansi kendaraan enam tahun atau 160.000 km, serta gratis biaya jasa dan sparepart selama lima tahun atau 75.000 km.

    (lua/riar)

  • Ekspor China Kian Banjiri Asia Tenggara Termasuk Indonesia, Apa Dampaknya? – Halaman all

    Ekspor China Kian Banjiri Asia Tenggara Termasuk Indonesia, Apa Dampaknya? – Halaman all

     

     

    TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA – Ekspor produk barang dari China semakin membanjiri negara-negara Asia Tenggara  berdasarkan data statistik terbaru. 

    Para pengamat mengatakan China memang menggencarkan ekspor ke Asia Tenggara termasuk Indonesia karena dua hal utama.

    Pertama karena produk barang China semakin hilang pamor di Barat akibat ketegangan geopolitik.

    Dan kedua  diperparah dengan kepemimpinan kedua Presiden Donald Trump di Amerika Serikat.

    Membanjirnya ekspor China ke Asia Tenggarabisa jadi merupakan keuntungan atau tantangan.

    Apa yang Harus Dilakukan?

    Para pengamat mengatakan negara-negara ASEAN perlu mengembangkan strategi yang terkoordinasi untuk menyeimbangkan antara menyelamatkan perekonomian dalam negeri dan hubungan politik dengan China. 

    Pasalnya, di satu sisi konsumen Asia tenggara diuntungkan dengan keragaman produk dan keterjangkauan harga dari produk-produk China.

    Namun di sisi lain, industri lokal terancam dengan persaingan yang terus meningkat.

    “Demi menandingi harga-harga murah (produk China), para pengusaha dalam negeri berkurang keuntungannya, menutup pabrik dan banyak yang kehilangan pekerjaan,” kata Doris Liew, ekonom dan asisten manajer penelitian di lembaga pemikir Malaysia, Institute for Democracy and Economic Affairs (IDEAS).

    “Asia Tenggara sedang bergulat dengan efek riak dari melimpahnya ekspor Tiongkok, sebuah tantangan yang dihadapi hingga ke luar kawasan ini.”

    Negara-negara Asia Tenggara kemudian mengambil langkah menghadapi serbuan ekspor China, salah satunya dengan kebijakan anti-dumping.

    Namun menurut pengamat, keberhasilan upaya tersebut akan tergantung dari apakah negara-negara Asia Tenggara dapat bekerja sama mengatasinya.

    “Faktanya, konsekuensinya sangat berbeda di masing-masing industri …. antar kawasan atau bahkan antar industri hasilnya berbeda,” kata Diana Choyleva, ekonomi dari lembaga Enodo Economics kepada CNA.

    Genjot Mesin Ekspor

    China menggenjot mesin ekspor di semua lini di tengah melemahnya perekonomian akibat terpuruknya sektor properti dan merosotnya permintaan dalam negeri. Saat ini, ekspor China mencakup 20 persen dari produk domestik bruto (PDB) mereka. 

    Ekspor China pada 2024 tumbuh 7,1 persen menjadi 25,45 triliun yuan (US$3,47 triliun), untuk pertama kalinya melampaui 25 triliun yuan, menurut data bea cukai China yang dirilis pada 13 Januari lalu.

    “China mengukuhkan posisinya sebagai negara perdagangan terbesar di dunia,” ujar Wang Lingjun, wakil kepala Administrasi Umum Bea Cukai, dalam sebuah konferensi pers hari Senin.

    Overproduksi oleh para manufaktur China, ditambah dengan tantangan perekonomian dalam negeri, telah menyebabkan surplus produk, mulai dari barang murah hingga mewah, kata Liew.

    China terus mengirimkan barang-barang murah seperti tekstil dan pakaian ke berbagai negara, sembari meningkatkan produksi barang-barang bernilai tinggi. Nilai ekspor barang andalan China yang disebut “trio baru”, yaitu kendaraan listrik, baterai lithium dan panel surya mencapai 1 triliun yuan tahun lalu, meningkat hingga 900 persen dibanding satu dekade sebelumnya.

    “Untuk mengurangi kelebihan pasokan, manufaktur China mengekspor produk-produk mereka – yang seringkali harganya di bawah ongkos produksi – sehingga mengganggu pasar global,” kata Liew kepada CNA, menambahkan bahwa kebijakan industri China turut menyumbang dalam strategi ini.

    Akibat Ketegangan China dengan Barat

    Para pengamat mengatakan, produk-produk ini semakin banyak yang masuk ke Asia Tenggara akibat ketegangan antara China dan Barat.

    Konflik geopolitik ini menyebabkan barang-barang produksi China sulit masuk Amerika Serikat akibat tarif tinggi.

    “Hubungan perdagangan yang semakin retak antara AS dan China juga dapat meningkatkan ketegangan perdagangan di Asia. Dengan berkurangnya permintaan dari AS dan Eropa, China telah beralih ke pasar Asia,” kata Priyanka Kishore, direktur dan ekonom utama di Asia Decoded, kepada CNA.

    Pengiriman dari China ke negara-negara anggota ASEAN melonjak 18,9 persen pada Desember lalu dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya, berdasarkan data bea cukai China yang dirilis pekan lalu.

    Secara keseluruhan, ekspor China pada Desember naik 10,7 persen dibanding periode sebelumnya.

    Kinerja yang kuat ini sebagian didorong oleh eksportir China yang bergegas mengirimkan produk ke luar negeri untuk mengantisipasi ancaman tarif dari presiden terpilih AS Donald Trump, kata para pengamat.

    Pengiriman China ke AS juga melonjak 15,6 persen pada Desember dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

    “Percepatan perdagangan menjadi lebih terlihat pada Desember sebagai akibat dari efek Tahun Baru Imlek dan pelantikan Donald Trump,” kata Xu Tianchen, ekonom senior di Economist Intelligence Unit, seperti dikutip Reuters.

    ASEAN adalah ekonomi terbesar ketiga di Asia. Ditambah dengan perjanjian perdagangan bebas dengan ASEAN, China semakin leluasa mengekspor produk mereka ke kawasan ini.

    Proporsi ekspor Tiongkok ke negara-negara anggota ASEAN telah meningkat dari 6,9 persen pada awal abad ini menjadi sekitar 16 persen saat ini.

    Data bea cukai China menunjukkan bahwa ASEAN muncul sebagai pasar ekspor terbesar Tiongkok pada tahun 2023, dengan nilai tahunan mencapai US$523,7 miliar.

    Dampaknya Untung atau Buntung?

    Bertambahnya produk asal China ke Asia Tenggara telah menguntungkan para konsumen.

    Produk-produk China biasanya lebih murah jika dibandingkan dengan produk serupa di ASEAN, sehingga konsumen – terutama dari kalangan menengah ke bawah – punya pilihan barang dengan harga lebih terjangkau.

    Produk berteknologi tinggi asal China seperti kendaraan listrik kini juga dianggap memberikan kualitas yang baik dengan harga lebih murah, mematahkan persepsi masa lalu soal barang made-in-China yang berkualitas buruk.

    Namun derasnya aliran barang dari China juga merugikan para pengusaha lokal dan merugikan masyarakat. Pasalnya, produsen di dalam negeri tidak mampu bersaing dengan barang China yang jauh lebih murah.

    Persaingan yang tidak seimbang ini berisiko menurunkan kapasitas produksi di negara-negara ASEAN, kata Liew dari IDEAS.

    Industri yang Terdampak di Indonesia

    Industri yang paling terdampak di Indonesia adalah tekstil dan keramik, kata Muhammad Zulfikar, direktur China-Indonesia di lembaga penelitian Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Jakarta.

    “Masuknya barang-barang China ke Indonesia menghancurkan bisnis-bisnis lokal,” katanya kepada CNA.

    Tahun lalu, industri tekstil, garmen, dan alas kaki di Indonesia tutup pabrik, membuat lebih dari 50.000 orang kehilangan pekerjaan.

    Sementara itu, 2.000 pabrik di Thailand tutup antara Juli 2023 dan Juni 2024, dengan 50.000 orang yang jadi menganggur.

    Fenomena ini telah mengguncang sektor manufaktur Thailand yang menyumbang hampir seperempat dari PDB negara tersebut. 

    “Lonjakan impor China yang murah telah memicu protes di banyak negara ASEAN dan penolakan secara verbal dari pemerintah,” kata Kishore.

    “Karena lingkungan perdagangan yang tidak bersahabat di Barat, China kemungkinan akan mengarahkan lebih banyak kelebihan pasokannya ke negara-negara tetangganya, yang akan berpotensi menyebabkan lebih banyak gesekan di sektor perdagangan.”

    Sejumlah negara Asia Tenggara telah mengambil tindakan.

    Vietnam meluncurkan penyelidikan anti-dumping pada bulan Agustus 2024 terhadap baja canai panas dari China dan India.

    Negara ini juga memperpanjang masa penerapan bea masuk untuk produk aluminium dari China selama lima tahun lagi, dengan tarif pajak antara 2,85 persen hingga 35,58 persen.

    Selain itu, Vietnam menangguhkan operasional raksasa e-commerce China, Temu, pada Desember 2024 setelah melewatkan tenggat waktu yang ditetapkan pemerintah untuk mendaftarkan perusahaan tersebut.

    Langkah ini diambil setelah pemerintah Vietnam menyuarakan kekhawatiran tentang keaslian produk Temu yang harganya sangat murah dan dampaknya terhadap produsen Vietnam.

    Sementara itu, Thailand telah mengidentifikasi 58 produk, termasuk baja dan furnitur, sebagai target bea masuk anti-subsidisasi, dan mengusulkan pengenaan tarif 30,9 persen untuk baja canai panas China.

    Untuk mengelola impor berbiaya rendah, Thailand juga menerapkan pajak pertambahan nilai sebesar 7 persen untuk barang-barang di bawah 1.500 baht pada Juli 2024.

    Pada Desember 2024, langkah ini telah menyebabkan penurunan 20 persen impor barang murah yang sebagian besarnya dari China.

    Di Indonesia, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan pada Juli 2024 mengatakan bahwa pemerintah akan mempertimbangkan penerapan bea masuk hingga 200 persen untuk berbagai impor dari China, seperti tekstil, keramik, dan barang-barang lainnya, demi melindungi industri dalam negerinya.’

    Ambil Pendekatan Lain

    Menurut para pengamat, berbagai langkah ini tidak akan sampai menyebabkan konfrontasi ekonomi yang besar antara China dan negara-negara Asia Tenggara.

    Kishore menyoroti bahwa China adalah pemasok utama barang-barang penting seperti mesin dan bahan kimia ke negara-negara ASEAN.

    “Mengenakan pajak yang besar untuk barang-barang ini hanya akan merugikan produsen dalam negeri,” katanya.

    “Akan lebih baik bagi kepentingan ASEAN untuk mengambil pendekatan yang seimbang dan menyelesaikan masalah melalui dialog dengan China daripada melakukan pembalasan perdagangan.”

    Senada, Choyleva dari Enodo Economics mencatat bahwa Asia Tenggara adalah “wilayah sasaran” bagi ekspor China karena faktor-faktor seperti kedekatan geografis, “infrastruktur yang layak”, serta basis industri yang ada. Berbagai kondisi tersebut memudahkan perusahaan-perusahaan asal China untuk memindahkan barang jadi mereka ke Asia Tenggara.

    “Sebagian besar aktivitas ini (ekspor China ke Asia Tenggara) bukanlah bagian dari strategi terkoordinasi oleh Beijing… tetapi lebih merupakan inisiatif dari perusahaan-perusahaan individu, seringkali swasta, yang ingin mencari pasar untuk produksi mereka sendiri,” ujarnya kepada CNA.

    Para pejabat China belum secara langsung menanggapi laporan-laporan tentang kelebihan ekspor di Asia Tenggara. Namun, Beijing secara konsisten membantah tuduhan-tuduhan tentang kelebihan kapasitas industri, terutama di sektor-sektor seperti kendaraan listrik, baterai lithium, dan panel surya.

    Mereka berargumen bahwa klaim-klaim tersebut tidak berdasar dan hanya menjadi dalih untuk proteksionisme ekonomi demi menekan perkembangan industri China.

    Mengandalkan Respons Regional

    Untuk mengatasi dampak buruk gelombang ekspor China yang terus meningkat, para pengamat mengatakan hal itu membutuhkan respons kolektif negara-negara anggota ASEAN.

    “(Kondisi ekonomi di kawasan) kemungkinan akan terus membujuk perusahaan-perusahaan China agar berinvestasi lebih banyak dalam perekonomian mereka dan membatasi ekspor,” kata Kishore, sambil memberikan catatan bahwa upaya ini akan sangat terasa di industri seperti manufaktur kendaraan listrik yang dapat membantu meningkatkan kemampuan teknologi ASEAN.

    Menurut Liew dari IDEAS, kecil kemungkinannya Asia Tenggara akan menjadi “tempat pembuangan” untuk kelebihan produksi China.

    Pasalnya, kata dia, meski populasi Asia Tenggara cukup besar, yaitu 675 juta jiwa, namun mereka tidak memiliki daya beli yang cukup untuk menyerap kelebihan barang dalam jumlah besar. Selain itu, “kontrol anti-dumping secara berkala” membantu menjaga distorsi pasar.

    Jika dikelola dengan hati-hati, integrasi ekonomi yang lebih dalam dengan China malah akan membawa manfaat infrastruktur, teknologi canggih dan penciptaan lapangan kerja, kata Choyleva dari Enodo Economics.

    Meskipun begitu, dampaknya kemungkinan akan “sangat tidak merata” karena negara-negara ASEAN memiliki tingkat kemajuan yang berbeda-beda, ujar Choyleva.

    Negara-negara ASEAN juga belum kompak dalam merespons China, tambah Choyleva.

    Misalnya Thailand, kata dia, pernah bernegosiasi untuk akses bebas tarif bagi masuknya mobil listrik China sebelum perang harga terjadi dan melemahkan produsen lokal.

    “Perbedaan pandangan politik antara negara anggota ASEAN juga akan menghambat koordinasi,” kata dia.

    Liew dari IDEAS percaya bahwa diperlukan respons regional yang lebih terkoordinasi dan proaktif.

    “Para pembuat kebijakan harus fokus pada penguatan industri dalam negeri melalui inovasi dan investasi, sembari menerapkan kebijakan perdagangan yang tepat sasaran untuk mempertahankan tingkat persaingan yang adil,” katanya.

    “Kemampuan Asia Tenggara untuk beradaptasi, akan menentukan apakah kawasan ini akan muncul sebagai korban dari kelebihan pasokan global atau menjadi pemain yang tangguh di pasar global.”

    Sumber: Channel News Asia

     

  • Bahlil Ajak Pemerintah India Garap Hilirisasi Mineral, Perkuat Rantai Pasok

    Bahlil Ajak Pemerintah India Garap Hilirisasi Mineral, Perkuat Rantai Pasok

    Bisnis.com, JAKARTA —  Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengajak pemerintah India untuk bekerja dalam mendorong hilirisasi mineral dan batu bara di Indonesia.

    Hal itu dia sampaikan saat mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam kunjungan ke New Delhi, India pada Sabtu (25/1).

    Menurut Bahlil, hilirisasi membuka peluang besar bagi kerja sama internasional, salah satunya dengan India.

    Dia pun menekankan bahwa hilirisasi bukan sekadar meningkatkan nilai tambah komoditas dalam negeri, tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan mempercepat pertumbuhan industri manufaktur berbasis sumber daya alam.

    Terkait peluang kerja sama dengan India, Bahlil menyoroti peran penting Indonesia sebagai salah satu produsen utama mineral strategis dunia.

    Sementara, India memiliki peluang untuk mendukung hilirisasi sektor batu bara serta berinvestasi pada mineral kritis seperti nikel yang penting untuk pengembangan baterai kendaraan listrik.

    “Kerja sama di sektor hilirisasi nikel sangat strategis bagi kedua negara. Indonesia dapat menjadi pusat produksi baterai kendaraan listrik, sementara India berperan sebagai mitra utama dalam rantai pasok global,” ujar Bahlil melalui keterangan resmi.

    Mantan ketua umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) itu pun menekankan bahwa kerja sama dengan India merupakan peluang emas untuk mempercepat pengembangan industri berbasis mineral dan energi di Indonesia.

    “Kolaborasi ini tidak hanya membawa manfaat ekonomi, tetapi juga membuka ruang bagi penguatan industri dalam negeri melalui transfer teknologi dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia,” imbuhnya.

    Melalui kerja sama yang baik dengan India, Bahlil optimistis Indonesia mampu mempercepat transformasi ekonominya, sekaligus memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam rantai pasok global.

    Dia menyebut kebijakan hilirisasi yang konsisten akan membawa dampak positif dalam jangka panjang bagi perekonomian nasional serta hubungan bilateral antara kedua negara.

    Bahlil menilai hilirisasi bukan sekadar meningkatkan nilai tambah komoditas dalam negeri, tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan mempercepat pertumbuhan industri manufaktur berbasis sumber daya alam.

    “Dengan hilirisasi, kita tidak hanya mengekspor bahan mentah, tetapi juga mengekspor produk bernilai tambah yang mampu memberikan manfaat lebih besar bagi ekonomi nasional,” katanya.

  • Menteri Rosan: Indonesia akan Miliki Klaster Industri dengan Energi Bersih Hingga 6,6 GW – Halaman all

    Menteri Rosan: Indonesia akan Miliki Klaster Industri dengan Energi Bersih Hingga 6,6 GW – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani menyatakan, Indonesia tengah mendorong pengembangan klaster industri yang berbasis energi bersih dan keberlanjutan ditandai dengan keberadaan klaster industri dengan kapasitas energi bersih hingga 6,6 GW. 
     
    Bahkan menurutnya, Indonesia akan memiliki beberapa klaster industri yang terintegrasi serta dapat mengonsumsi sekitar 4,5 GW energi. Rencananya pemerintah akan menambahkan 2,5 GW lagi dan semuanya menggunakan energi bersih. 

    Hal tersebut dia sampaikan dalam sesi panel di World Economic Forum (WEF) bertajuk “Industrial Clusters as Energy Pioneers” di Davos, Swiss.

    “Target kami adalah memastikan seluruh kebutuhan energi sebesar 6,6 GW di klaster ini menggunakan energi bersih,” ujar Rosan dalam keterangannya, Minggu (26/1/2025).

    Lebih lanjut, Menteri Rosan menyoroti pentingnya pendekatan berbasis klaster industri untuk membangun ekosistem industri yang berkelanjutan. Ia menyampaikan bahwa Indonesia telah meluncurkan klaster industri dengan target emisi nol (net zero emission) yang pertama di ASEAN. 

    Salah satu contohnya adalah klaster industri terkait nikel, di mana seluruh rantai pasok mulai dari produksi nikel hingga daur ulang baterai kendaraan listrik terintegrasi dalam satu lokasi.
     
    Menteri Rosan juga menyoroti besarnya potensi Indonesia dalam energi terbarukan, termasuk tenaga surya, angin, air, panas bumi, dan gelombang laut, dengan total potensi mencapai 3.700 GW. 

    “Indonesia memiliki cadangan panas bumi terbesar di dunia, khususnya di Jawa dan Sumatra, namun yang telah terpasang saat ini baru kurang dari 1 persen. Ini menunjukkan peluang besar yang masih bisa digarap,” jelasnya.

    Meski memiliki sumber daya yang melimpah, Rosan menegaskan bahwa Indonesia membutuhkan kolaborasi dalam hal pendanaan, teknologi, dan sumber daya manusia. Oleh karena itu, ia mengundang mitra internasional untuk berkolaborasi dalam mewujudkan target emisi nol. 

    “Dengan teknologi baru, kemauan politik yang kuat dari pemerintah, serta dukungan penuh rakyat Indonesia, kami yakin dapat mencapai target ini, bahkan mungkin lebih awal dari 2060, seperti yang dicanangkan Presiden Prabowo,” katanya.

     
    Rosan juga menekankan bahwa setiap proyek yang diluncurkan di kawasan industri baru harus dirancang untuk mencapai emisi nol bersih sejak hari pertama. 

    “Kami terus mendorong perusahaan, baik lokal maupun asing, untuk menjadikan keberlanjutan sebagai prioritas utama dalam setiap proyek yang mereka jalankan,” tegasnya.

    Selain itu, berbagai langkah strategis yang diambil Indonesia untuk bersaing dengan negara-negara tetangga dalam menarik investasi. Menurutnya, Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM selalu konsisten dalam memberikan kemudahan bagi investor.
     
    “Kami terus mereformasi kebijakan dan regulasi. Proses perizinan kini semakin sederhana dan terintegrasi di bawah Kementerian Investasi, termasuk pemberian insentif fiskal. Semuanya dapat kami proses langsung,” ungkap Rosan.

     

  • Mobil China Ini Incar Pasar MPV Premium RI, Ini Raja Terlaris 2024

    Mobil China Ini Incar Pasar MPV Premium RI, Ini Raja Terlaris 2024

    Jakarta, CNBC Indonesia – BYD Motor Indonesia resmi merilis mobil di segmen premium Denza D9. Mobil ini adalah kendaraan listrik multiguna yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan bisnis dan pribadi.

    “Sebagai bagian dari komitmen kami – untuk menawarkan berbagai macam EV, termasuk untuk segmen premium, kami dengan bangga memperkenalkan DENZA sebagai merek sub-premium BYD,” ungkap Presiden Direktur PT BYD Motor Indonesia Eagle Zhou dalam peluncuran Denza D9 di Ritz Carlton, Jakarta, dikutip Sabtu (25/1/2025).

    Sebagai komitmen untuk melayani pelanggan, Denza akan menyediakan showroom DENZA baru di Kelapa Gading, BSD, Pluit, dan semakin banyak lagi showroom di berbagai daerah.

    “Ini hanyalah awal dari perjalanan kami di Indonesia. Ke depannya, kami tetap berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan pasar Indonesia dan mempercepat ekosistem EV yang lebih tangguh dan berkelanjutan, memastikan dampak yang berkelanjutan pada pertumbuhan industri otomotif Indonesia,” kata Eagle.

    Adapun harga mobil ini dijual dengan harga tidak sampai Rp 1 miliar, atau hanya Rp 950 miliar dengan garansi 6 tahun atau 150.000 Km, free periodical maintenance 6 tahun, Drive motor/engine di 8 tahun serta high voltage Battery di 8 tahun atau 160.000 km. Sebagai perbandingan, lawannya yakni Toyota Alphard dijual Rp 1,4 miliar.

    “Ini adalah mobil MPV premium dengan harga paling kompetitif,” kata Operational Director BYD Indonesia Nathan Sun.

    Alphard Juara Bertahan MPV Premium Terlaris

    Foto: New Alphard (Toyota)
    New Alphard (Toyota)

    Di segmen MPV premium, Toyota Alphard masih terlalu digdaya di pasar mobil RI segmen MPV premium. Sepanjang tahun 2024, mobil ini menjadi yang terlaris meninggalkan para pesaingnya seperti Toyota Vellfire, Kia Carnival hingga Hyundai Staria.

    Penjualan Alphard pada tahun lalu tercatat sebanyak 5.518 unit dan masuk ke dalam 30 besar mobil terlaris di RI tahun lalu. Mobil ini terdiri dari dua jenis, yakni bensin serta hybrid. Banderolnya dimulai dari Rp 1,407 Milyar untuk varian dasar 2.5L X CVT dan naik hingga Rp 1,711 Milyar untuk varian tertinggi di hybrid.

    PT Toyota-Astra Motor (TAM) memperkenalkan Alphard hybrid pada Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2023. Nyatanya jenis ini menyumbang 60% atau sebanyak 3.485 unit.

    Berikut penjualan MPV Premium di Indonesia sepanjang 2024:

    1. Toyota Alphard: 5.518 unit

    2. Toyota Vellfire: 510 unit

    3. Kia Carnival: 183 unit

    4. Hyundai Staria: 105 unit.

    Sebagai informasi, Gaikndo mencatat total penjualan mobil sepanjang tahun 2024 jauh dari target awal. Sepanjang 2024, penjualan mobil dari pabrikan ke diler (wholesales) hanya 865.723 unit, jauh lebih kecil dibanding 2023 yang tembus 1.005.802 unit. Artinya ada penurunan sebesar 140.079 unit atau 13,9%. Sedangkan penjualan dari diler ke konsumen (retail sales) juga anjlok dua digit yakni 10,9% atau 108.379 unit dari 998.059 unit di 2023 menjadi 889.680 unit.

    (dce)

  • 5 Keunggulan Geely EX5 yang Bakal Dijual di Indonesia

    5 Keunggulan Geely EX5 yang Bakal Dijual di Indonesia

    Jakarta

    Geely Auto Indonesia resmi memasuki pasar otomotif Tanah Air, sekaligus memperkenalkan secara perdana Geely EX5, mobil listrik unggulan yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan pasar Indonesia. Apa saja yang ditawarkan mobil listrik buatan China tersebut?

    “Geely EX5 adalah bukti nyata komitmen kami untuk menyediakan kendaraan listrik yang dirancang sesuai kebutuhan masyarakat Indonesia. Dengan teknologi terkini, juga fitur kelas dunia, EX5 menetapkan standar baru dalam pasar kendaraan listrik nasional,” ungkap Victor Gao, Managing Director Geely Auto Indonesia.

    Dijelaskan Geely Auto Indonesia dalam keterangan resminya, setidaknya ada lima keunggulan EX5 yang bakal mereka pasarkan. Antara lain:

    1. Geely Short Blade Battery

    Geely Short Blade Battery, salah satu fitur unggulan Geely EX5, dirancang dengan fokus pada keamanan, efisiensi, dan daya tahan. Baterai ini diklaim sudah melewati Six Devilish Serial Tests dan memiliki masa pakai hingga 3.500 siklus pengisian, 40% lebih lama dibandingkan rata-rata industri.

    Selain daya tahan, baterai ini juga diklaim unggul dalam retensi kinerja pada suhu rendah, mencapai 8,7% lebih tinggi dibandingkan pesaingnya, menjadikannya ideal untuk iklim beragam seperti Indonesia. Dengan jangkauan hingga 495 km (NEDC) dalam sekali pengisian dan kemampuan pengisian cepat 30%-80% dalam 20 menit, Geely EX5 memberikan solusi mobilitas yang efisien.

    Hanya dengan pengisian selama 10 menit, baterai ini mampu menyediakan jangkauan hingga 135 km, menawarkan efisiensi luar biasa untuk kebutuhan mobilitas harian.

    Geely EX5 Foto: Luthfi Anshori/detikOto2. FLYME Auto

    Geely EX5 menghadirkan kabin yang penuh inovasi teknologi lewat sistem hiburan FLYME Auto. Dengan layar sentuh 15,4 inci beresolusi tinggi dan panel instrumen LCD 10,2 inci, pengguna dapat menikmati navigasi mulus, konektivitas Bluetooth, dan pembaruan Over-the-Air (OTA). Ditambah dengan sistem audio FLYME SOUND yang dilengkapi 16 speaker premium, pengalaman hiburan ini menyuguhkan kualitas suara sekelas konser, menciptakan harmoni sempurna selama perjalanan.

    3. Fitur-fitur Kenyamanan

    Geely EX5 dirancang memberikan pengalaman berkendara yang penuh kenyamanan. Kursi depan dilengkapi ventilasi, pemanas, serta fitur pijat dengan delapan titik yang dapat disesuaikan preferensi. Leg rest yang ergonomis menambah kenyamanan, sementara ruang kabin luas dengan legroom belakang 1.005 mm menciptakan suasana lega. Dilengkapi dengan filter udara N95 untuk menjaga kebersihan udara di dalam kabin, Geely EX5 memastikan perjalanan selalu nyaman dan sehat.

    Geely EX5 Foto: Luthfi Anshori/detikOto4. Desain Aerodinamis

    Geely EX5 memancarkan keanggunan melalui desain eksterior modern yang dirancang untuk efisiensi dan gaya. Dengan koefisien drag hanya 0.269 Cd, kendaraan ini diklaim menawarkan aerodinamika terbaik di kelasnya. Eksteriornya dilengkapi lampu full LED, sunroof panorama elektrik, dan gagang pintu flush elektrik yang menyatu sempurna dengan bodi. Setiap detail dirancang untuk mencerminkan kemewahan dan kepraktisan, menjadikan Geely EX5 sebagai SUV listrik yang memukau dari segala sudut.

    5. Safety

    Geely EX5 dibekali ADAS Level 2+ yang diklaim terlengkap di kelasnya, mobil ini menawarkan fitur seperti Adaptive Cruise Control (ACC), Automatic Emergency Braking (AEB), Lane Keeping Assist (LKA), dan Blind Spot Detection (BSD). Dipadukan dengan Guardian Shield Battery Safety System yang tangguh dan desain struktural yang diperkuat, Geely EX5 memastikan perlindungan optimal bagi pengemudi dan penumpang. Selain itu, mobil ini memenuhi persyaratan regulasi di 89 negara.

    Geely EX5 Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    Pre-Booking Geely EX5 Telah Dibuka: Siap Diluncurkan di IIMS 2025

    Geely EX5 kini tersedia untuk pre-order melalui website kami di https://geelyauto.id/, memberikan kesempatan bagi konsumen Indonesia untuk menjadi yang pertama memiliki SUV listrik inovatif ini. Mobil masa depan yang menawarkan keunggulan teknologi dan efisiensi ini akan resmi diluncurkan pada ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) pada 13 Februari 2025.

    (lua/din)

  • Polusi Berkurang tapi Macet tidak Bersuara

    Polusi Berkurang tapi Macet tidak Bersuara

    Jakarta

    Masyarakat Transportasi Indonesia menggelar diskusi terkait darurat transportasi di Indonesia. Peralihan kendaraan listrik dari internal combustion engine (ICE) itu bagus, namun untuk mengurangi kemacetan dan polusi diutamakan membenahi sistem transportasi publik.

    “Muncul kendaraan listrik, tidak salah. Dengan isu kendaraan listrik sekarang tantangannya lebih besar. Kenapa? pemerintah menggunakan kampanye kendaraan listrik untuk mengganti kendaraan yang notabenenya masih memanjakan orang untuk menggunakan kendaraan pribadi, baik itu mobil ataupun motor. Cuma ini tidak berisik dan berasap,” kata Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti Nirwono Joga dalam diskusi bersama Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Kamis (23/1/2025).

    “Yang sekarang sudah mulai terjadi di kota London, Stockholm, kemudian Coppenhagen, itu sudah mulai terjadi macet tapi tidak bersuara, Norwegia sudah hampir 90 persen sudah kendaraan listrik, jadi kalau macet tidak ada suara,” jelasnya lagi.

    “Tapi pemerintah dengan subsidi dengan seperti itu, sebenarnya tidak akan banyak berubah. kota-kota kita suatu saat akan tetap macet, cuma bedanya tidak berasap dan tidak bersuara,” sambung dia.

    Kendaraan listrik sedang dikebut oleh pemerintah, MTI meminta dalam rangka mengurangi kemacetan dan polusi sekaligus, pemerintah diharapkan juga membenahi sistem transportasi umum. Tingginya penggunaan kendaraan pribadi juga disebabkan sarana transportasi yang belum memadai.

    “Posisi MTI adalah subsidi diberikan kepada angkutan umum. Kalau mobil listrik itu mau dihidupkan industrinya, dan perlu ada subsidi untuk menghidupkan industrinya, yang diutamakan adalah kendaraan listrik yang digunakan untuk angkutan umum,” kata Ketua MTI Tory Damantoro dalam kesempatan yang sama.

    “Masalah perubahan dari kendaraan bahan bakar ke listrik, itu memang sudah tidak bisa dihindari. Subsidi BBM kita terlalu besar, daripada dibuang-buang, dibakar-bakar di kemacetan di subsidi triliun itu, kan mending untuk angkutan umum,” tambahnya lagi.

    “Sekarang masyarakat terpaksa pakai kendaraan pribadi karena tidak ada alternatif, kan?” jelas dia.

    Dia menyinggung perlu adanya rencana besar, seperti kawasan yang mempermudah transit masyarakat dengan tersedianya transportasi umum seperti stasiun kereta api, terminal bus, hingga bandara, ada pula jalur khusus untuk pejalan kaki. Di satu sisi, penggunaan kendaraan bermotor seperti motor dan mobil akan jauh berkurang karena keberadaan transportasi umum dan area pejalan kaki yang sama nyamannya.

    “Kenapa dalam perkembangan kota di seluruh dunia, transportasi adalah tulang punggung perkembangan kota. Justru perkembangan kota itu ada di transportasi, itu tidak terjadi di setiap kota di Indonesia. Itulah pengembangan kota tidak tertata, transportasi kemudian baru masuk, seperti Jakarta dan Semarang misalnya,” kata Nirwono.

    “Idealnya yang muncul pertama kali adalah jalur transportasi publiknya, jadi arah ke mana. Baru kemudian pemerintah mendorong perkembangan komersial ada di sini, pemukiman di sini, perkantoran di sini,” jelasnya lagi.

    “Satu adalah warga menggunakan waktu beraktivitas, minimal sudah mencapai 80 persen sudah menggunakan transportasi umum, 60 persen sudah lumayan,” sambung dia.

    (riar/lth)

  • Ford Minat Jual Mobil Listrik di Indonesia Nggak, Nih?

    Ford Minat Jual Mobil Listrik di Indonesia Nggak, Nih?

    Jakarta

    Ketika pabrikan lain berlomba-lomba menghadirkan mobil listrik baru, Ford justru nampak ‘santai’ menyongsong era elektrifikasi di Indonesia. Bahkan, mereka belum menunjukkan tanda-tanda akan meluncurkan produk baru di segmen tersebut.

    RMA Group selaku agen pemegang merek Ford di Indonesia mengatakan, pihaknya ingin menghadirkan produk yang sesuai kebutuhan konsumen di Tanah Air. Artinya, mereka tak mau mengotak-ngotakkan antara mobil listrik atau bensin.

    “Untuk model-model baru, teman-teman media stay tune aja, ya. Kami mencoba memberikan solusi yang terbaik untuk kebutuhan pasar otomotif di Indonesia,” ujar Country Manager RMA Group, Toto Suharto di Cilandak, Jakarta Selatan.

    Logo Ford Foto: Francois Lenoir/Reuters

    Ketika ditanya apakah mobil listrik akan hadir di Indonesia dalam waktu dekat, Toto juga irit bicara. Dia masih terkesan malu-malu mengungkap rencana bisnis Ford di sektor kendaraan listrik.

    “Kita membicarakan semua kemungkinan dan solusi (pasar otomotif) di Indonesia,” kata dia.

    Sebagai catatan, RMA Group saat ini sudah memasarkan sejumlah produk Ford di Indonesia, yakni Ford Ranger, Ford Ranger Raptor dan Ford Everest. Seluruhnya bermesin bensin dan berstatus impor utuh atau CBU (completely built up) CBU dari Thailand.

    Ford sebenarnya punya mobil listrik gacoan di pasar global, yakni Mustang Mach-E. Kendaraan tersebut laku keras hingga keran pemesanannya sempat ditutup sementara.

    Ford Mustang Mach E Foto: Ridwan Arifin

    Ford Mustang Mach-E mengandalkan tenaga yang berasal dari baterai Lithium ion. Kapasitasnya mulai dari 75,7 kWh hingga 98,8 kWh. Dengan pembekalan tersebut, jarak tempuhnya beragam, mulai dari 375 km hingga 483 km untuk sekali pengisian.

    Selain Mustang Mach-E, Ford juga punya kendaraan lain di segmen tersebut, yakni F-150 lightning yang sudah dijual dan Puma Gen-E yang konon mau meluncur sebentar lagi.

    (sfn/lth)

  • Peta jalan menuju kemandirian energi

    Peta jalan menuju kemandirian energi

    Jakarta (ANTARA) – Presiden Prabowo Subianto telah menegaskan bahwa Indonesia harus segera mencapai kemandirian energi. Dalam lima tahun ke depan, pemerintah menargetkan perluasan jaringan elektrifikasi di seluruh Indonesia, termasuk untuk 1,3 juta rumah tangga yang belum mendapatkan akses listrik.

    Presiden Prabowo berpandangan, energi sangat penting untuk menghilangkan kemiskinan dari bumi Indonesia, serta mentransformasikan bangsa ini menjadi negara modern dan negara maju.

    Untuk itu Presiden Prabowo memasang target ambisius agar Indonesia segera mencapai kemandirian energi melalui peta jalan yang terukur.

    Komitmen Presiden Prabowo menuju kemandirian energi, disampaikan saat peresmian Proyek Strategis Kelistrikan pada 18 provinsi, yang diselenggarakan di Sumedang, Jawa Barat, baru-baru ini.

    Proyek itu terdiri dari 26 proyek pembangkit listrik senilai Rp 72 triliun, 11 proyek gardu induk berkapasitas 1.740 megavolt ampere (MVA), dan transmisi listrik sepanjang 739 kilometer sirkuit (kms).

    Dalam kesempatan yang sama, presiden kembali menegaskan komitmen pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) atau energi hijau.

    Optimisme presiden itu berdasarkan kenyataan bahwa Indonesia memiliki sumber daya alam (SDA) yang cukup besar serta kemampuan untuk melakukan transformasi energi.

    Komitmen Presiden Prabowo berbasis data di lapangan bahwa Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam untuk pembangkit listrik, yaitu tenaga Matahari, air, dan angin.

    Meskipun demikian, yang menjadi masalah adalah jaringan yang tersedia selama ini belum didisain untuk menjemput tempat-tempat di mana ada pembangkit listrik EBT.

    Sebagaimana dikatakan Menteri ESDM Bahlil Lahaladia, Kementerian ESDM berencana mempercepat pembangunan jaringan, kurang lebih sepanjang 8.000 kilometer.

    Pasokan listrik yang andal dan berkelanjutan adalah bagian dari upaya mengejar target pertumbuhan ekonomi 8 persen.

    Sesuai arahan Presiden Prabowo, dengan ketersediaan listrik yang andal, bersih, dan terjangkau, akan berdampak positif bagi pertumbuhan industri, dan pada gilirannya investasi akan mengalir ke Indonesia.

    Untuk itu bangsa ini harus melakukan transformasi ke arah hilirisasi atau ke arah industrialisasi secara besar-besaran.

    Pengembangan infrastruktur ketenagalistrikan secara masif adalah kunci kesiapan pertumbuhan ekonomi 8 persen.

    Guna mencapai target 8 persen, Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) telah menyiapkan rancangan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan, salah satunya membangun transmisi untuk menyalurkan listrik dari pembangkit-pembangkit EBT ke pusat-pusat demand.

    Kebutuhan gas

    Selain soal listrik, Menteri ESDM juga menyinggung kebutuhan gas untuk menutupi kebutuhan 71 persen EBT. Indonesia membutuhkan sekitar 1.471 billion british thermal unit per day (BBTUD) sampai 2030.

    Kebutuhan itu juga diproyeksikan akan naik pada tahun 2034, mencapai 2.659 BBTUD. Bagi Kementerian ESDM, menyangkut dengan gas, Indonesia agar tidak mengalami defisit dengan konsumsi domestik, maka dalam perencanaan tahun depan, seluruh konsesi gas yang ada di Indonesia harus lebih diprioritaskan untuk kebutuhan dalam negeri, khususnya energi dan bahan baku hilirisasi.

    Komitmen Presiden Prabowo sesuai dengan bunyi Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 bahwa kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

    Kekayaan alam dimaksud tentunya termasuk potensi energi terbarukan dan sumber daya mineral (utamanya gas alam).

    Dalam konstitusi jelas diatur bagaimana negara memiliki kedaulatan penuh untuk mengatur dan memanfaatkan sumber daya mineral, tanpa ada intervensi dari negara lain maupun organisasi internasional.

    Melimpahnya kekayaan alam yang ada di Indonesia, nyatanya cadangan energi di Indonesia belum akan mampu mencukupi seluruh kebutuhan di masa mendatang.

    Indonesia harus segera mengantisipasi cadangan energi, terutama pengganti minyak bumi. Untuk menjawab permasalahan tersebut, transisi energi harus segera digencarkan, selain energi Matahari dan air, penting memanfaatkan potensi gas alam yang dimiliki oleh Indonesia, yaitu liquid natural gas (LNG) atau gas alam cair.

    LNG memiliki banyak manfaat, di antaranya lebih ramah lingkungan, efisiensi dan efektivitasnya lebih tinggi, dan lebih rendah emisi.

    Penggunaan LNG sudah banyak digunakan di negara-negara lain, tetapi di Indonesia masih perlu dimaksimalkan.

    Problematika terjadi disebabkan masih banyak tantangan yang harus dihadapi dalam memanfaatkan LNG. Permasalahan yang terjadi, antara lain belum meratanya distribusi energi dan teknologi yang memadai.

    Solusi dari permasalahan tersebut adalah memaksimalkan fungsi dari infrastruktur yang ada. Tidak dapat dipungkiri, tidak semua wilayah Indonesia dapat terhubung melalui pipa, sehingga peran teknologi kelautan sangat dibutuhkan.

    Kolaborasi dan inovasi harus dilahirkan agar biaya pengeluaran dapat ditekan dan distribusi dapat lebih merata.

    Terlepas dari banyaknya tantangan yang harus dihadapi Indonesia, bahwa pembaharuan bagi dunia energi di negeri ini merupakan sebuah keniscayaan.

    Energi tidak hanya dinilai dari efisiensinya saja. Namun, esensi paling penting adalah menemukan energi dengan biaya yang murah, tetapi tetap ramah lingkungan.

    Transisi energi

    Dalam proses transisi energi, pemerintah akan melaksanakan beberapa program strategis, antara lain memperluas penggunaan gas sebagai bahan bakar dan bahan baku untuk industri dengan mengembangkan infrastruktur transmisi dan distribusi gas yang terintegrasi.

    Selain itu, konversi bahan bakar disel menjadi gas di pembangkit listrik dan mengembangkan fasilitas infrastruktur dan pengembangan jaringan pipa gas untuk rumah tangga (jargas) dan usaha kecil.

    Secara umum masyarakat telah memiliki animo tinggi untuk beralih ke energi bersih, untuk segera meninggalkan energi fosil, seperti BBM dan PLTU.

    Publik juga sudah mengenal ragam sumber energi terbarukan, terutama air (melalui PLTA), panel surya (PLTA), dan pemanfaatan bioenergi.

    Dukungan masyarakat ini merupakan kabar baik, mengingat Indonesia sudah berkomitmen menurunkan emisi karbon 29 persen pada 2030, dan target emisi nol bersih (net zero emission) pada 2060.

    Sebagaimana pernah disampaikan Presiden Prabowo bahwa sekarang ini Indonesia telah menjadi salah satu di dunia, sebagai negara yang termasuk paling maju di bidang transformasi energi menjadi energi terbarukan yang mengurangi emisi karbon.

    Pemerintah pun optimistis Indonesia dalam lima tahun ke depan mampu untuk swasembada energi dan tidak lagi mengimpor BBM. Karena itu, dalam waktu yang tidak lama, Indonesia tidak akan impor BBM lagi dari luar negeri. Presiden punya keyakinan, dalam lima tahun Indonesia tidak akan impor BBM lagi.

    Optimalisasi pemanfaatan energi bersih bisa dibaca sebagai kontribusi besar Indonesia dalam penyelamatan Bumi dari pemanasan global, yang dampaknya sudah terasa akhir-akhir ini. Dan lagi keberhasilan program transisi energi juga akan menghemat pengeluaran masyarakat.

    Salah satunya bisa dilihat dalam penggunaan kendaraan listrik, baik sepeda motor maupun mobil listrik, bisa menghemat pengeluaran hingga jutaan rupiah dalam lima tahun, dibandingkan kendaraan yang berbahan bakar minyak.

    Penghematan itu, terutama sepeda motor listrik, selain harga terjangkau, biaya operasionalnya juga rendah.

    Selain itu, partisipasi perusahaan atau sektor swasta dalam menggunakan energi bersih juga terus meningkat.

    Sejumlah perusahaan dengan jenama besar sudah sepenuhnya menggunakan energi hijau, dalam proses produksi di Indonesia.

    Pelanggan bisnis dan industri di Indonesia telah membeli daya listrik dari energi terbarukan hingga mencapai 1 terrawatt jam.

    Ketertarikan masyarakat dan korporasi beralih ke energi bersih merupakan sentimen positif dan perlu direspons dengan baik, dan strategi yang tepat oleh pemerintah.

    Energi turut menentukan geopolitik dunia. Penggunaan pembangkit energi hijau yang terus meningkat memunculkan kekuatan baru dalam geopolitik energi.

    Setelah kesadaran untuk mengurangi pemanasan global dengan menekan emisi karbon meluas, penggunaan energi terbarukan meningkat.

    Banyak negara, termasuk Indonesia, telah menambah kapasitas pembangkit energi terbarukan. Pembangkit berbasis bahan bakar fosil (seperti PLTU), untuk sementara tetap dipakai, namun kontribusinya berusaha dikurangi.

    Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Prabowo turut masuk dalam skenario global transisi energi skala besar.

    *) Dr Taufan Hunneman adalah Dosen UCIC, Cirebon

    Copyright © ANTARA 2025