Produk: kendaraan listrik

  • PLN Pastikan Cadangan Daya RI Cukup untuk Ekosistem EV Nasional

    PLN Pastikan Cadangan Daya RI Cukup untuk Ekosistem EV Nasional

    Jakarta

    PT PLN (Persero) mengatakan cadangan daya pembangkit terhadap beban puncak alias reserve margin kelistrikan di berbagai wilayah Indonesia lebih dari cukup.

    Kondisi ini bisa menunjang kebutuhan energi di ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) nasional hingga beberapa tahun ke depan. Termasuk di antaranya untuk kebutuhan pengembangan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).

    EVP Penjualan dan Pelayanan Pelanggan Retail PLN, Joni, menjelaskan secara umum sistem kelistrikan nasional masih menyebar dan berdiri sendiri di setiap pulau semisal Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, hingga Papua. Dalam hal ini daya mampu pasok di dengan beban puncak, masing-masing pulau masih memiliki reserve margin yang cukup tinggi.

    “Contoh di pulau Jawa, reserve margin kita itu hampir 5.000 megawatt, Sumatra itu 2.000an, Sulawesi sekitar 800-900. Jadi kalau melihat dari potensi demand kendaraan listrik dengan daya mampu pasoknya, ini masih dalam kategori aman untuk beberapa tahun ke depan,” terang Joni dalam acara detikcom Leaders Forum: Masa Depan Kendaraan Listrik, di Jakarta, ditayangkan Jumat (14/11/2025).

    Meski sudah memiliki reserve margin yang cukup tinggi guna memenuhi kebutuhan energi nasional, PLN tetap terus berupaya untuk meningkatkan supply kelistrikan di Indonesia dengan bebagai strategi.

    Sebut saja meningkatkan bauran pasokan listrik nasional dari sumber-sumber energi baru terbarukan (EBT) seperti tenaga surya, angin, air, dan panas bumi. Hal ini juga sebagaimana yang telah tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034.

    “Bahkan kita punya rencana 2034 nanti sekitar 70% pasokan kita adalah renewable energy,” kata Joni.

    Belum lagi, perusahaan listrik milik negara itu tengah mengembangkan jaringan listrik yang menghubungkan pembangkit dan saluran transmisi di satu pulau ke pulau yang lain. Dengan begitu sistem kelistrikan nasional yang selama ini berdiri sendiri-sendiri, ke depan dapat menjadi satu jaringan utuh dengan kapasitas jauh lebih besar.

    “Peningkatan ini juga akan dipuncak oleh grid connectivity. Jadi kita akan juga membangun konektivitas pulau-pulau besar, Sumatra ke Jawa, Kalimantan ke Jawa, sehingga secara keseluruhan tadinya berdiri sendiri-sendiri nanti akan menjadi satu sehingga makin kuat dan makin bisa mengakomodir kebutuhan daya untuk kendaraan listrik ini,” tutur Joni.

    (igo/hns)

  • Pemerintah Optimistis Kendaraan Listrik Bakal Moncer di RI, Ini Alasannya

    Pemerintah Optimistis Kendaraan Listrik Bakal Moncer di RI, Ini Alasannya

    Jakarta

    Pemerintah menilai perkembangan kendaraan listrik di Indonesia sudah mengarah pada transisi energi, meskipun secara bauran penggunaan energi baru terbarukan (EBT) masih sebesar 15%.

    Kepala Balai Besar Survei dan Pengujian Ketenagalistrikan EBTKE, Harris, mengatakan perkembangan dan penetrasi mobil dan motor listrik di Indonesia memiliki potensi yang besar.

    Harris mengatakan, transisi energi bukan cuma soal transisi dari aspek penggunaan energinya yang berubah, tapi juga soal permintaan pasar (demand) yang juga beralih ke EBT.

    “Saat ini kebijakan kita mengarah pada transisi energi. Transisi energi ini tidak hanya bertransisi dari aspek pembangkitnya saja, dari fosil menuju kepada renewable energy. Tetapi dari demand-nya, pengguna energinya juga bergeser dari yang tadinya menggunakan energi fosil, bisa bergeser ke penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan,” ujar Harris dalam acara detikcom Leaders Forum: Masa Depan Kendaraan Listrik Indonesia, di Jakarta, ditayangkan Jumat (14/11/2025).

    Implementasi dari pergeseran ini selain dengan beralih menggunakan kendaraan listrik, Harris bilang bisa juga dengan peralatan rumah tangga yang berbasis listrik. Sejauh ini, Harris bilang, implementasi penggunaan EBT di Indonesia mencapai 15% dan terus melakukan pengembangan secara pararel.

    “Kalau bicara per hari ini, kita masih menggunakan energi terbarukan sekitar 15%. Tetapi kita sekarang melakukannya secara pararel, baik dari sisi suplainya maupun dari sisi demand-nya. Sehingga nanti di ujungnya kita bisa memperbanyak penggunaan listrik, di sisi lain listrik yang dipakai juga sudah semakin green,” jelas Harris.

    Tidak hanya itu, pemerintah juga telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 40 Tahun 2025 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN).

    Harris menambahkan, PP ini diterbitkan untuk mengatur kebijakan energi nasional hingga 2060, dan untuk mengakselerasi implementasi kendaraan listrik dalam negeri.

    “Saya yakin bahwa kebijakan mengenai energi transisi, ditunjang dengan adanya kebijakan energi nasional yang baru keluar PP Nomor 40 Tahun 2025. Itu sejalan dan seirama dengan upaya-upaya kita untuk mengakseleras lebih jauh lagi kendaraan listrik di Indonesia,” tuturnya.

    (hns/hns)

  • Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik, PLN Layani 4.377 SPKLU

    Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik, PLN Layani 4.377 SPKLU

    Jakarta

    PT PLN (Persero) menjadi salah satu pemain utama dalam ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) Tanah Air. Sebab dalam Perpres 55 Tahun 2019, PLN mendapat penugasan dalam penyediaan infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik nasional.

    Dalam hal ini, PLN bersama 50 mitra usaha telah membangun infrastruktur Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) sebanyak 4.377 di 2.862 lokasi. Dari jumlah itu, 2.646 mesin merupakan milik PLN murni dan sisanya milik mitra.

    “Swasta pun ada yang kerja sama langsung dengan PLN dengan skema-skema yang sudah kita keluarkan. Ada juga yang berdiri dengan ekosistemnya sendiri,” kata EVP Penjualan dan Pelayanan Pelanggan Retail PLN, Joni, dalam acara detikcom Leaders Forum: Masa Depan Kendaraan Listrik, di Jakarta, ditayangkan Jumat (14/11/2025).

    Meski begitu, Joni mengatakan jumlah ini masih jauh dari target yang dicanangkan pemerintah. Sebab dalam Kepmen ESDM Nomor 24 Tahun 2025 tentang Rencana Pengembangan SPKLU 2025-2030, satu mesin SPKLU diharapkan dapat melayani 15 kendaraan listrik.

    Dengan proyeksi jumlah kendaraan listrik pada 2030 mendatang yang bisa mencapai 943.764 unit, maka diperlukan sekitar 62.918 SPKLU di seluruh wilayah Indonesia. Tentu penambahan jumlah titik dan mesin pengisian daya EV ini akan menyesuaikan dengan penyebaran penggunaan kendaraan listrik masyarakat.

    “Jadi satu SPKLU itu harapannya untuk 15 kendaraan. Jadi kalau kita lihat di tahun 2030 sekitar 900 ribuan kendaraan, ita butuh sekitar 63 ribu SPKLU yang ada di Indonesia,” terangnya.

    Joni mengatakan untuk mencapai target itu, pihaknya terus membuka SPKLU baru di berbagai titik. Menurutnya, minimal setiap kantor PLN di seluruh penjuru Indonesia sudah atau akan memiliki layanan untuk pengisian daya kendaraan listrik ini.

    “Bahkan tahun ini kita sudah membangun 1.500an, dan tahun depan juga akan kita bangun lagi, itu yang PLN sendiri,” ucap Joni.

    “Kita sudah punya skema minimal semua kantor PLN itu harus ada. Jadi kalau misalnya kita berbicara dari Aceh kemudian sampai ke Papua, semua kantor PLN itu kita harapkan sudah ada SPKLU dengan tipe yang beragam. Ada memang yang sudah ada operasi ultrafast charging, ada yang fast charging, medium, maupun yang masih standar. Tapi setidaknya kita berusaha hadir di setiap lokasi di mana kantor kita ada,” pungkasnya.

    (igo/hns)

  • DKI akan ganti 100 unit angkot tua dengan Mikrotrans Listrik

    DKI akan ganti 100 unit angkot tua dengan Mikrotrans Listrik

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan melakukan peremajaan 100 unit angkot tua dengan Mikrotrans Listrik (Electric Vehicle/EV) yang dilengkapi AC, CCTV, GPS dan berbagai fitur keselamatan modern.

    “100 unit angkot tua diganti dengan Mikrotrans EV (Electric Vehicle) ber-AC, CCTV, GPS, dan fitur keselamatan,” kata Staf Khusus Gubernur DKI Bidang Komunikasi Publik, Chico Hakim di Jakarta, Kamis.

    Chico mengatakan program ini merupakan bagian dari upaya memperbarui transportasi publik Ibu Kota sekaligus meningkatkan kenyamanan dan keamanan penumpang.

    Menurut Chico, peremajaan armada ini tidak akan mengurangi jumlah sopir. Sebaliknya, sopir lama yang lulus pelatihan ulang akan diprioritaskan mengemudikan kendaraan baru.

    Tahap pertama peremajaan mencakup 50 unit Mikrotrans EV yang dijadwalkan beroperasi pada Desember 2025, diikuti 50 unit berikutnya pada Februari 2026.

    Adapun operator yang terlibat tetap KWK, Mayasari Bakti dan Steady Safe.

    Lebih lanjut Chico menjelaskan, Mikrotrans EV ini hadir dengan AC, CCTV untuk keamanan penumpang, GPS untuk pemantauan rute, serta fitur keselamatan tambahan.

    Selain meningkatkan kenyamanan penumpang, kendaraan listrik ini juga diharapkan membantu mengurangi emisi polusi di Jakarta.

    Selain pengadaan armada baru, Pemprov DKI melalui TransJakarta Academy mewajibkan sopir lama mengikuti pelatihan ulang.

    Kurikulum mencakup Defensive Driving, Service Excellence, Safety & Emergency, Digital Ticketing dan Etika Profesi.

    Sertifikasi dikeluarkan oleh LSP TransJakarta yang resmi berlisensi BNSP No. LSP-2024-001 dan berlaku selama tiga tahun.

    Sementara itu, 1.000 sopir baru juga akan direkrut dan dilatih untuk memperkuat armada Mikrotrans.

    Bagi sopir lama yang gagal lulus pelatihan dua kali, tersedia pelatihan remedial gratis dan opsi pindah ke rute non-Mikrotrans seperti feeder BRT.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pertumbuhan Kendaraan Listrik Dorong Ekonomi Hijau Nasional

    Pertumbuhan Kendaraan Listrik Dorong Ekonomi Hijau Nasional

    Foto Bisnis

    Rifkianto Nugroho – detikFinance

    Kamis, 13 Nov 2025 18:31 WIB

    Jakarta – Indonesia perkuat posisinya di industri kendaraan listrik global. Dukungan kebijakan, investasi, dan hilirisasi nikel jadi kunci pertumbuhan sektor ini.

  • Banyak Mobil Listrik Klaim Bisa Ngebut, China Batasi Akselerasi 0-100 Km/Jam

    Banyak Mobil Listrik Klaim Bisa Ngebut, China Batasi Akselerasi 0-100 Km/Jam

    Jakarta

    Pabrikan mobil listrik berlomba-lomba mengklaim mobilnya bisa melesat dengan cepat. Bahkan, akselerasi 0-100 km/jam bisa dituntaskan dalam waktu singkat layaknya sebuah supercar. Namun, klaim-klaim tersebut memicu pandangan lain terkait keamanan dan keselamatan.

    Dikutip Carnewschina, Kementerian Keamanan Publik China merancang standar keselamatan nasional baru untuk kendaraan bermotor. Salah satunya adalah pembatasan signifikan terhadap kemampuan akselerasi kendaraan listrik.

    Rancangan peraturan berjudul “Kondisi Teknis untuk Keselamatan Operasi Kendaraan Bermotor” mengusulkan bahwa kendaraan penumpang harus menggunakan pengaturan akselerasi mobil listrik standar. Sebuah mobil listrik harus punya performa akselerasi dari 0 hingga 100 km/jam paling cepat 5 detik. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi risiko keselamatan yang terkait dengan performa akselerasi yang berlebihan.

    Untuk kendaraan listrik dan plug-in hybrid, rancangan tersebut mencakup beberapa ketentuan keselamatan yang ditargetkan. Kendaraan jenis itu harus dilengkapi dengan teknologi pencegah salah injak pedal yang dapat mendeteksi dan membatasi daya saat kendaraan diam atau bergerak serta memberikan peringatan audio-visual yang jelas kepada pengemudi.

    Rancangan tersebut juga mengamanatkan bahwa kendaraan listrik murni dan plug-in hybrid harus dapat memutus sirkuit daya secara otomatis dalam situasi tertentu. Ini termasuk ketika kecepatan kendaraan berubah sebesar 25 km/jam atau lebih dalam 150 milidetik baik dalam arah longitudinal maupun lateral.

    Fitur keselamatan baterai dibahas secara gamblang dalam aturan baru ini. Kendaraan listrik harus memantau status baterai dan menyediakan deteksi, perekaman, serta peringatan dini otomatis terhadap kondisi abnormal pada sel baterai. Ketika masalah termal terdeteksi, kendaraan harus memperingatkan penumpang melalui sinyal audio dan visual yang jelas.

    Untuk bus listrik dan bus plug-in hybrid dengan panjang 6 meter atau lebih, kompartemen baterai tidak boleh terbakar atau meledak setidaknya selama 5 menit setelah alarm baterai berbunyi. Jadi, penumpang memiliki waktu yang cukup untuk evakuasi.

    Draf aturan terbaru ini juga membahas sistem bantuan pengemudi. Aturan itu mewajibkan kendaraan dengan fitur ADAS untuk memverifikasi melalui pengenalan biometrik atau login akun bahwa pengemudi telah menyelesaikan pelatihan yang sesuai sebelum diizinkan beroperasi lebih lanjut. Untuk sistem bantuan mengemudi kombinasi, ketika diaktifkan pada kecepatan di atas 10 km/jam, kendaraan harus terus memantau keterlibatan pengemudi menggunakan setidaknya dua metode: deteksi tangan dan pemantauan tatapan.

    Untuk mencegah gangguan mengemudi, fungsi pemutaran video hiburan dan game pada layar head unit harus dinonaktifkan ketika kendaraan melebihi 10 km/jam.

    Draf aturan baru ini saat ini sedang dalam tahap konsultasi publik sebagai bagian dari proses revisi standar nasional.

    (rgr/dry)

  • Bertemu Lima CEO Australia, Rosan Buka-Bukaan Peluang Investasi RI-Australia

    Bertemu Lima CEO Australia, Rosan Buka-Bukaan Peluang Investasi RI-Australia

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani memimpin pertemuan tingkat tinggi dengan lima pimpinan perusahaan besar Australia di Sydney dalam kunjungan kenegaraannya bersama Presiden Prabowo Subianto beberapa waktu lalu.

    Pertemuan tersebut menjadi bagian dari rangkaian pendampingan dalam kunjungan kerja Presiden Republik Indonesia ke Australia, dengan fokus pada penguatan kerja sama ekonomi dan investasi antara kedua negara.

    Dalam pertemuan tersebut, Rosan memaparkan capaian positif hubungan ekonomi Indonesia–Australia yang terus menunjukkan tren peningkatan.

    Kepala BKPM itu menjabarkan bahwa sepanjang lima tahun terakhir, nilai investasi Australia di Indonesia tercatat mencapai US$2,8 miliar, dengan kontribusi terbesar berasal dari sektor pertambangan, perhotelan, dan layanan kesehatan.

    Sementara itu, nilai perdagangan bilateral kedua negara pada 2024 mencapai US$15,4 miliar atau naik 23,5 persen dibanding tahun sebelumnya.

    Rosan menegaskan bahwa melalui Indonesia–Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA), kedua negara tidak hanya membuka peluang investasi, tetapi juga membangun kolaborasi jangka panjang yang berkelanjutan.

    “Indonesia memiliki kesiapan untuk bertransformasi menjadi pusat investasi hijau dan bernilai tambah di kawasan regional,” katanya dalam rilis resminya, Kamis (13/11/2025).

    Pertemuan dihadiri oleh lima eksekutif utama perusahaan Australia, yakni Glenn Keys (Aspen Medical), Stephen Wilmot (Pure Battery Technologies/PBT), David Paton (AAM Investment Group), Matthew Boyall (Cue Energy Resources), dan Chris Shepherd (Nickel Industries Ltd).

    Dalam diskusi tersebut, para CEO menyampaikan sejumlah rencana investasi strategis di Indonesia, antara lain:

    Aspen Medical menjajaki proyek redevelopment RSUD Samarinda senilai US$1 miliar. Lalu, PBT akan berinvestasi sebesar US$350 juta di Batang Industrial Park untuk pengembangan material katoda.

    Selanjutnya, AAM Investment Group mengembangkan peternakan sapi di Lampung dan aktif dalam program pelatihan tenaga kerja IA-CEPA dan Cue Energy Resources menambah investasi di sektor minyak dan gas. Terakhir, Nickel Industries Ltd memperluas fasilitas pengolahan nikel di Indonesia.

    Dalam kesempatan tersebut, Rosan juga memaparkan kebijakan terbaru pemerintah melalui Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2025, yang memungkinkan perizinan berusaha terbit otomatis apabila proses verifikasi melampaui Service Level Agreement (SLA). Mekanisme ini diharapkan meningkatkan efisiensi dan kepastian hukum bagi investor.

    “Sampai saat ini, sistem Online Single Submission (OSS) telah menerbitkan 134 izin usaha melalui mekanisme fiktif positif, yang mempercepat realisasi investasi secara signifikan,” ujar Rosan dalam forum tersebut.

    Lebih lanjut, Rosan menyoroti tiga sektor prioritas yang menjadi fokus kerja sama investasi antara Indonesia dan Australia:

    Hilirisasi sumber daya alam, termasuk pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik dan panel surya. Lalu, energi baru dan terbarukan, dengan potensi hingga 3.700 GW dari tenaga surya, angin, air, bioenergi, dan panas bumi.

    Kemudian, sektor kesehatan, dengan proyeksi belanja nasional mencapai US$138 miliar pada 2040, ditopang oleh pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan di Bali dan Batam.

    Rosan menegaskan bahwa Indonesia kini bergerak menuju standar global investasi yang lebih tinggi, dengan kepastian hukum, transparansi, dan kemudahan berusaha sebagai fondasinya.

    “Kami ingin seluruh ekosistem investasi tumbuh lebih baik, mulai dari praktik pertambangan, energi bersih, hingga sektor kesehatan. Kolaborasi ini harus menghasilkan nilai tambah bagi masyarakat dan lingkungan,” tandas Rosan.

     

     

  • Pabrik Fuso di Indonesia Bisa Produksi Truk Listrik, tapi…

    Pabrik Fuso di Indonesia Bisa Produksi Truk Listrik, tapi…

    Jakarta

    Pusat produksi Mitsubishi Fuso di Indonesia, yaitu PT Krama Yudha Ratu Motor (KRM) yang berlokasi di Cakung, Jakarta Timur, menyatakan kesiapannya untuk beralih merakit truk listrik jika pasar sudah terbukti dan prinsipal memberikan lampu hijau.

    Presiden Direktur PT KRM, Duljatmono, memastikan bahwa fasilitas yang mereka miliki sangat fleksibel dan adaptif terhadap produk-produk baru, termasuk kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV). Kesiapan ini menjadi kabar baik dalam upaya pemerintah mempercepat lokalisasi EV.

    Pabrik Mitsubishi Fuso di Cakung Foto: Dok. Fuso

    “Fasilitas kita fleksibel dan adaptif terhadap produk-produk baru. Termasuk EV, kalau memang itu dibutuhkan, artinya prinsipal memerintahkan untuk produksi di sini, karena demand-nya ada, ya kita siap untuk melakukan itu,” kata pria yang akrab disapa Momon di Cakung, Jakarta Timur, Rabu (12/11/2025).

    Meski fasilitas sudah siap secara prinsip, Momon tidak menampik bahwa produksi truk listrik membutuhkan penyesuaian besar. Perakitan truk listrik, terutama komponen baterai dan sistem kelistrikan bertegangan tinggi, memerlukan standar keselamatan dan teknologi yang berbeda dari truk diesel.

    “Ada proses-proses penyesuaian atau teknologi yang perlu dipelajari oleh tim KRM oleh karyawannya, ada training, kemudian ada investasi yang diperlukan untuk itu. Tapi secara prinsip, KRM siap karena fleksibel dan adaptif terhadap kebutuhan itu,” jelas Momon.

    Pernyataan PT KRM ini sejalan dengan langkah agresif Mitsubishi Fuso yang sudah memperkenalkan truk listrik eCanter di Indonesia. Meski demand dari truk listrik ini masih butuh dorongan insentif.

    “Ini kami sangat bergantung pada kesiapan konsumen dan juga regulasi pemerintah supaya bisa lebih sukses lagi memasarkan tipe ini,” kata Aji Jaya, selaku Sales and Marketing Director PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors di Cakung, Jakarta Timur, Rabu (12/11/2025).

    Tim redaksi detikcom pernah melihat proses produksi truk eCanter di tanah kelahirannya, Prefektur Kanagawa, Kawasaki Plant, Jepang.

    Kesan pertama ketika tiba di Kawasaki Plant, pabrik ini terlihat modern, bahkan area perakitan sudah dilengkapi dengan air conditioner (AC). Saat masuk ke dalam area pabrik, cukup sejuk. Di sisi lain, semuanya tertata rapi, teratur, dan modern.

    Dalam amatan detikcom, pengerjaan truk hampir semuanya dibantu dengan sistem otomatis dan robot. Misalnya distribusi mesin truk, sasis, hingga pemasangan kabin. Semuanya diatur dalam waktu yang bersamaan. Dari penglihatan kami, pekerja manusia lebih banyak dibutuhkan untuk mengerjakan bagian truk yang sulit dijangkau oleh mesin otomatis tersebut.

    Ada beberapa hal yang berbeda dari produksi eCanter dibanding versi internal combustion engine. Pertama ialah para pekerja dibekali keterampilan khusus masalah kelistrikan hingga fitur yang cuma tersedia di truk eCanter. Para pekerja dibekali bagaimana menangani listrik tegangan tinggi.

    (riar/rgr)

  • Ini Dia Mobil Listrik Pertama Volkswagen Hasil Kolaborasi dengan Xpeng

    Ini Dia Mobil Listrik Pertama Volkswagen Hasil Kolaborasi dengan Xpeng

    Jakarta

    Volkswagen akhirnya memperlihatkan wujud mobil listrik pertamanya hasil kolaborasinya dengan Xpeng, bernama ID. Unyx 08. Mobil ini awalnya menjalani debut di Shanghai Auto Show 2025 dengan nama ID.EVO.

    Langkah ini menandai babak baru strategi elektrifikasi Volkswagen di China, pasar kendaraan listrik terbesar di dunia. Dengan kehadiran Unyx 08, merek Jerman itu berusaha mengimbangi laju produsen lokal di China yang kian agresif dalam menguasai segmen SUV listrik.

    Mengutip Carscoops, model ini dikembangkan oleh Volkswagen Anhui, perusahaan patungan antara Volkswagen dan JAC Motors, dan menjadi proyek perdana hasil kerja sama dengan Xpeng, salah satu pemain EV ternama di Tiongkok. Kolaborasi ini akan melahirkan lebih banyak model listrik dalam waktu dekat, termasuk sedan listrik full baterai.

    Secara tampilan, ID. Unyx 08 masih identik dengan konsep ID.EVO. Eksteriornya futuristis dengan pintu tanpa bingkai, pilar A hitam, pilar belakang kekar, serta logo serigala menyala di lampu rem ketiga yang menjadi ciri khas uniknya.

    Mobil listrik pertama Volkswagen hasil kolaborasi dengan Xpeng Foto: Carscoops

    Beberapa revisi kecil dilakukan pada versi produksi, seperti desain lampu depan dan belakang baru, sensor ADAS yang lebih mencolok, serta handle pintu rata yang membuat tampilannya semakin bersih dan aerodinamis.

    SUV listrik ini berdimensi panjang 5.000 mm, lebar 1.954 mm, dan tinggi 1.688 mm, dengan jarak sumbu roda 3.030 mm alias lebih panjang dari Tiguan, tetapi sedikit lebih pendek dari Atlas. Di balik tampilannya yang elegan, Unyx 08 dibangun di atas arsitektur 800V dan hanya akan dijual sebagai mobil listrik murni (BEV) tanpa versi hybrid atau range extender.

    Tenaganya berasal dari dua motor listrik – 308 dk di belakang dan 188 dk di depan, menghasilkan total 496 dk untuk versi all-wheel drive. Baterai LFP dari CATL menjanjikan jarak tempuh lebih dari 700 km (CLTC) dalam sekali pengisian.

    Volkswagen juga menyiapkan fitur canggih seperti asisten AI dan sistem bantuan pengemudi L2++, serta kabin modern dengan layar infotainment besar dan panel instrumen digital.

    Saat mulai dijual pada 2026, ID. Unyx 08 akan melengkapi jajaran Unyx 06 dan Unyx 07, sekaligus memperkuat ambisi Volkswagen yang menargetkan 20 model listrik baru di China hingga akhir dekade ini.

    Mobil listrik pertama Volkswagen hasil kolaborasi dengan Xpeng Foto: Carscoops

    (lua/rgr)

  • Apa yang Halangi Elon Musk Jadi Triliuner Pertama di Dunia?

    Apa yang Halangi Elon Musk Jadi Triliuner Pertama di Dunia?

    Jakarta

    Bahkan kacamata hitam paling gelap pun tak sanggup menahan silaunya janji upah satu triliun dolar dari para pemegang saham Tesla, produsen kendaraan listrik AS, bagi miliarder Elon Musk. Meski demikian, iming-iming tersebut cuma akan terwujud jika ia berhasil mencapai target yang nyaris mustahil.

    Untuk mengaktifkan paket kompensasi itu, Musk harus mampu menjual satu juta unit robotaxi alias wahana angkut tanpa pengemudi manusia, dan memproduksi satu juta robot humanoid Optimus, yang digerakkan oleh kecerdasan buatan (AI).

    Jika semua itu terjadi, Tesla akan bernilai 8,5 triliun dolar – enam kali lipat dari nilai saat ini yang mencapai 1,43 triliun USD – dan Musk menjadi manusia pertama yang menyeberang batas triliuner. Sekalipun ia gagal mencapai target, Musk tidak akan kekurangan uang, tetapi pertanyaan sebenarnya adalah: Mampukah ia mewujudkannya?

    Penggemar Tesla menaruh kepercayaan pada Musk

    Alexandra Merz, pemegang saham Tesla yang dikenal sebagai TeslaBoomerMama, mendukung paket kompensasi, serta sangat yakin Elon Musk adalah “eksekutor terbaik di dunia.”

    “Saya meyakini dia akan mencapai tonggak sejarah. Dia telah menunjukkan kepada kita sebelumnya apa yang mungkin,” ujarnya kepada Bloomberg baru-baru ini.

    Lebih dari tiga perempat pemegang saham Tesla menyetujui kesepakatan gaji Musk pada Kamis lalu (6/11) setelah sengketa hukum selama tujuh tahun dan penolakan dari beberapa investor, termasuk CalPERS, dana pensiun publik terbesar di Amerika Serikat.

    CalPERS mengkhawatirkan bertambahnya kekuasaan Musk atas Tesla. Berdasarkan kesepakatan saham tersebut, Musk bisa mengamankan hingga 25% hak suara pemegang saham, dari hanya 13% saat ini. Kritikus berpendapat, jika Musk punya seperempat saham Tesla, ia memegang kendali yang sangat besar, bisa membungkam perbedaan pendapat, dan menjalankan perusahaan dengan pengawasan minimal.

    Musk bisa memiliki terlalu banyak kekuasaan

    “Kesepakatan ini lebih dari sekadar skandal, ini adalah penipuan,” kata Minow kepada DW, soal bagaimana Musk memindahkan Tesla dari negara bagian Delaware yang ramah bisnis ke Texas dengan biaya besar setelah paket gaji sebelumnya senilai 56 miliar USD dua kali dibatalkan oleh pengadilan Delaware.

    “Kemudian, dengan biaya besar pula, dia membayar pelobi, pengacara, dan legislator untuk mengesahkan undang-undang baru yang secara signifikan membatasi kemampuan pemegang saham untuk menentang rencana gaji,” yang menurutnya memberikan wewenang kepada dewan direksi untuk memberikan kompensasi Musk “sesuai kehendak mereka, bahkan jika tujuan-tujuan tersebut tidak tercapai.”

    Ketidaksetaraan ekstrem yang mengkhawatirkan

    Joanna Bryson, profesor etika dan teknologi di Hertie School of Governance Berlin, berpendapat bahwa kesepakatan gaji Musk merupakan simbol masalah yang lebih luas dalam tata kelola di AS, bagaimana pertumbuhan dan kekuatan Big Tech menciptakan ketidaksetaraan yang ekstrem, yang menurutnya “tidak berkelanjutan.”

    “Ada masalah keamanan besar ketika seorang individu memiliki kekuasaan lebih besar daripada negara,” katanya kepada DW.

    Bryson memberikan contoh buruknya ketidaksetaraan dunia saat ini seperti ketika Perang Dunia I dan gelembung pasar saham AS sebelum 1929.

    “Segala sesuatu yang memberikan jumlah uang yang tidak proporsional kepada satu orang menciptakan entropi, atau pergeseran dari keteraturan menuju kekacauan.”

    Masalah yang lebih besar lagi adalah risiko ketergantungan pada satu sosok kunci. Dalam kasus Musk, akan berdampak buruk bagi Tesla jika ia tidak bisa menjalankan perannya karena mundur, sakit, kehilangan fokus, atau meninggal dunia.

    Kesuksesan Tesla sangat bergantung pada kepemimpinan, visi, dan eksekusi Musk. Perusahaan dapat menjadi rentan jika ia terganggu oleh usaha lainnya, seperti SpaceX atau xAI.

    Terlalu banyak distraksi

    Musk sudah dikritik karena melupakan tugas utamanya awal tahun ini saat ia bergabung dengan pemerintahan Trump sebagai kepala DOGE (Departemen Efisiensi Pemerintahan, bukan meme koin).

    Masa jabatannya yang singkat di DOGE memicu reaksi balik yang merembet ke operasi Tesla, dengan protes di luar pabrik, seruan boikot, dan bahkan insiden sabotase yang mengganggu produksi dan merusak kepercayaan investor.

    Musk mundur dari DOGE setelah 130 hari, dan pada Juli meluncurkan gerakan politik barunya, Partai Amerika, bertujuan menantang sistem dua partai dan mengubah arah perdebatan nasional.

    Bagi sebagian investor, risiko Musk akan terdistraksi bukan sekadar kemungkinan, tapi sedang terjadi secara nyata.

    “Jika kepemilikan sahamnya saat ini saja belum cukup memotivasi Musk, maka kesepakatan gaji baru ini pun tidak akan mampu membuatnya fokus dan berhenti dari berbagai proyek sampingan serta komentar politik kontroversial, yang menurut studi Universitas Yale baru-baru ini telah membuat perusahaan dan para pemegang saham kehilangan sekitar satu juta penjualan,” kata Minow kepada DW.

    Dewan direksi Tesla mengatakan tujuan utama dari kesepakatan saham besar ini adalah untuk menjaga fokus Musk pada Tesla. Terlebih ia tidak dapat menjual saham barunya itu hingga sepuluh tahun setelah diterima.

    Keraguan tentang potensi robotika dalam jangka pendek

    Bahkan jika dia tetap fokus sepenuhnya, para kritikus berargumen bahwa targetnya sendiri mungkin tidak tercapai, terutama rencana memproduksi satu juta robot humanoid Optimus per tahun. Tesla sebenarnya telah memamerkan prototipe Optimus yang bisa melakukan tugas sederhana, banyak ahli percaya teknologinya masih dalam belum matang.

    Ahli robotik Australia, Rodney Brooks, menulis dalam esainya bahwa Optimus dan robot humanoid lainnya ditakdirkan untuk gagal karena kurangnya kelincahan atau fleksibilitas.

    “Rencana bahwa robot humanoid akan mampu menggantikan manusia dalam melakukan tugas-tugas manual dengan harga lebih murah dan sama baiknya akan terjadi dalam beberapa dekade ke depan adalah pemikiran fantasi,” tulis Brooks.

    Kritik lainnya memperingatkan bahwa menetapkan tonggak masa depan semacam itu mungkin merupakan cara untuk membenarkan kompensasi Musk yang fantastis sambil menjaga mesin hype tetap berjalan. Jika Optimus gagal diwujudkan secara massal, hal itu dapat merusak kredibilitas paket gaji secara keseluruhan.

    Perkiraan paling optimistis menyebutkan robot humanoid canggih baru akan siap dalam dua hingga lima tahun ke depan, membuat para penggemar Musk yakin bahwa hanya dia yang bisa mewujudkannya.

    “Sebagai pemegang saham, saya lebih memilih Elon yang memimpin pasukan robot itu daripada siapa pun,” kata Merz kepada Bloomberg. “Tunjukkan satu saja CEO lain yang bisa mencapai setengah dari apa yang sudah Elon lakukan.”

    Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Inggris
    Diadaptasi oleh Iryanda Mardanuz
    Editor:

    (ita/ita)