Produk: kendaraan listrik

  • Tantangan Tesla dalam Membidik Pasar Mobil Listrik India

    Tantangan Tesla dalam Membidik Pasar Mobil Listrik India

    Jakarta

    Produsen kendaraan listrik asal Amerika Serikat, Tesla, minggu lalu mulai melakukan perekrutan pekerjanya di India, setelah sebelumnya mengiklankan lowongan pekerjaan besar-besaran pada situs websitenya. Ini termasuk posisi manajer toko hingga teknisi servis di ibukota, New Delhi, dan kota pusat ekonomi India, Mumbai.

    Pengumuman perekrutan ini muncul setelah CEO-nya, Elon Musk, mengadakan pertemuan empat mata dengan Perdana Menteri India, Narendra Modi, di Washington 13 Februari 2025.

    Selama beberapa tahun, Tesla mempertimbangkan untuk meluaskan bisnisnya di negara dengan populasi terpadat di dunia ini. Sebelumnya Tesla diberitakan banyak media sedang bergiat mencari lokasi pabrik dan ruang pamer baru.

    Pasar mobil listrik India masih tergolong kecil – kesempatan baik bagi Tesla untuk berkembang sembari bersaing dengan mobil listrik asal Cina dan juga menghadapi penurunan penjualan mobil listrik tahunan, untuk pertama kalinya.

    Pasar utama nan menjanjikan

    India memiliki pasar otomotif terbesar ketiga di dunia berdasarkan volume. Pemerintahan Modi memiliki rencana besar dimana mobil listrik dapat menyumbang hingga 30% penjualan mobil baru di negara ini di tahun 2030.

    India juga dapat berfungsi sebagai pusat ekspor mobil di kawasan.

    “Namun, tantangan yang signifikan masih ada,” kata Shubham Mishra, pendiri dan CEO Battery Ok Technologies, perusahaan dengan spesialisasi diagnostik lanjutan baterai mobil listrik.

    “Harga Tesla saat ini – mulai sekitar 40.000 Dollar AS ( 38.171 euro) untuk Model 3 – harga yang jauh melebihi ambang batas keterjangkauan harga beli mobil di India. 80% mobil yang dijual di India berharga di bawah 15.000 Dollar,” jelas Mishra kepada DW.

    “Mengembangkan model dengan biaya yang kompetitif, dengan harga jual di bawah $30.000, sangatlah penting, dengan tetap menjaga kualitas baterai yang dapat bertahan menghadapi iklim ekstrem India, termasuk suhu yang melebihi 40 derajat Celcius,” tambahnya.

    Mishra juga mengatakan, pesaing lokal yang telah mengakar seperti Tata Motors – menguasai 70% pasar mobil listrik di India – merupakan ancaman yang besar, sementara kondisi jalan yang menantang di negara ini menuntut peningkatan daya tahan kendaraan.

    Insentif dan tantangan bagi para pembuat kendaraan listrik

    India telah lama menerapkan pajak impor yang tinggi untuk kendaraan listrik, sehingga mencegah Tesla memasuki pasar India, tanpa adanya manufaktur lokal.

    Namun, tahun lalu, India meluncurkan sebuah program untuk mempromosikan pembuatan kendaraan listrik di negaranya. Kebijakan ini memangkas bea impor mobil listrik untuk produsen mobil global yang berkomitmen untuk menginvestasikan 500 juta dolar AS dan memulai produksi lokal dalam waktu tiga tahun.

    Langkah ini dipandang sebagai insentif bagi Tesla untuk mendirikan pabrik lokalnya di India.

    Namun, kebijakan ini berlaku untuk semua produsen mobil listrik. Produsen mobil Vietnam, VinFast, telah mengumumkan rencana tahun ini untuk mengalokasikan investasi hingga 2 miliar Dollar AS untuk membangun pabrik kendaraan listriknya di India.

    Dengan rencana ambisius ini, infrastruktur pengisian daya kendaraaan listrik di negara ini masih menjadi terkendala.

    Jaringan pengisian daya kendaraan listrik di India telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, meningkat dari 1.800 stasiun pengisian daya publik pada awal 2022 menjadi lebih dari 16.000 di pertengahan 2024.

    Namun peningkatan tersebut masih jauh dari mobilitas kendaraan listrik yang kian masif. Selain itu, instalasi pengisi daya serta peningkatan jaringannya masih tergolong mahal, sehingga sulit membuat perluasan jaringan pengisian.

    “Ini adalah masalah besar dan signifikan untuk segmen kendaraan listrik. Tesla telah mengidentifikasi masalah ini dan berharap dapat mengatasinya dengan membangun fondasi untuk jaringan pengisian daya super mereka,” kata Shrijay Sheth, pendiri Legalwiz.in, startup teknologi hukum terkemuka kepada DW.

    “Diharapkan masuknya Tesla ke India dapat menjadi katalisator yang memberi energi dan dorongan yang dibutuhkan pada sektor ini,” tambahnya.

    Situasi yang saling menguntungkan?

    Dilip Chenoy, mantan direktur jenderal Society of Indian Automobile Manufacturers, memiliki pandangan yang sama, dengan mengatakan bahwa masuknya Tesla dapat mempercepat adopsi kendaraan listrik di India dengan teknologi mutakhir, meningkatkan pilihan bagi konsumen dan juga mendorong persaingan.

    “Meskipun masih ada tantangan dalam menentukan harga kendaraan yang kompetitif untuk konsumen India, hal positif lainnya adalah Tesla memenuhi persyaratan lokalisasi, dan akan merilis infrastruktur pengisian daya,” kata Chenoy kepada DW.

    “Ini adalah win-win solution bagi Tesla dan India. Bagi Tesla, ini menyediakan pasar yang berkembang dan lokasi produksi baru yang tidak terlalu dibatasi oleh tarif. Bagi India, hal ini membawa Foreign Direct Investment (Investasi asing langsung – FDI), akses teknologi, dan ekosistem kendaraan listrik yang lebih kuat, yang juga menawarkan lebih banyak pilihan kepada konsumen,” tegasnya.

    Artikel diadaptasi dari DW Bahasa Inggris

    Lihat juga Video: Tesla Hadirkan Robotaxi Cybercab, Pengguna Bisa Tidur dan Sampai Tujuan

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Video: Dilema Kendaraan Listrik, Benarkah Susah Dijual Lagi?

    Video: Dilema Kendaraan Listrik, Benarkah Susah Dijual Lagi?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah terus mendorong penjualan kendaraan listrik. Namun, sejumlah tantangan pun dihadapi, salah satunya ada kekhawatiran masyarakat terkait penjualan kendaraan listrik bekas.

    Sekjen Asosiasi Ekosistem Mobilitas Listrik (AEML) Rian Ernest mengatakan sejumlah produsen kini memberikan garansi baterai untuk beberapa tahun hingga seumur hidup. Beberapa brand juga disebut memberi garansi pembelian kembali khususnya untuk motor. Selain itu, Ernet menuturkan ada peluang lain yakni adanya satu usaha yang khusus melakukan verifikasi terhadap mobil listrik bekas, seperti apa?

    Selengkapnya saksikan dialog Dina Gurning bersama Sekjen Asosiasi Ekosistem Mobilitas Listrik (AEML) Rian Ernest di Program Autobizz CNBC Indonesia, Selasa (25/02/2025).

  • Putin Buka Peluang Kerja Sama, Tawarkan Logam Tanah Jarang Rusia ke AS – Halaman all

    Putin Buka Peluang Kerja Sama, Tawarkan Logam Tanah Jarang Rusia ke AS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kremlin mengumumkan pada hari Selasa (25/2/2025) bahwa Rusia memiliki banyak deposit logam tanah jarang.

    Tidak hanya itu, Kremlin membuka kesempatan bagi Amerika Serikat apabila ingin bekerja sama.

    Hal ini disampaikan juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov setelah Presiden Vladimir Putin mengindikasikan kemungkinan kolaborasi dengan Amerika Serikat di sektor tersebut.

    “Amerika membutuhkan logam tanah jarang. Kami punya banyak logam tersebut,” ujar Dmitry Peskov, dikutip dari Reuters.

    Peskov mengatakan, sebenarnya Rusia telah memiliki rencana dalam mengembangkan logam tanah jarang ini.

    Namun mengetahui apabila AS menginginkannya, maka Rusia akan memanfaatkan kesempatan ini untuk prospek kerja sama yang cukup luas.

    Dalam wawancaranya dengan TV pemerintah pada hari Senin, Putin menyatakan, Rusia terbuka untuk proyek bersama dengan mitra Amerika, termasuk pemerintah dan sektor swasta, dalam kesepakatan ekonomi di masa depan antara Rusia dan Amerika Serikat.

    Putin mengatakan, kesepakatan potensial AS-Ukraina mengenai mineral langka tidak menjadi masalah.

    Ia menekankan, yang terpenting saat ini, pihaknya siap bekerja sama dengan AS.

    “Untuk wilayah baru, sama saja. Kami siap menarik mitra asing ke wilayah yang disebut baru, ke wilayah bersejarah kami, yang telah kembali ke Federasi Rusia,” jelasnya, dikutip dari BBC.

    Presiden AS Donald Trump juga sebelumnya menyatakan janjinya bahwa akan ada transaksi pembangunan ekonomi besar antara kedua negara.

    Namun Peskov menekankan, masih banyak yang perlu dilakukan dalam kerja sama antara Rusia dan AS ini.

    Mineral langka, yang terdiri dari 17 unsur penting dalam industri teknologi tinggi, digunakan dalam produksi kendaraan listrik, telepon seluler, sistem rudal, dan berbagai komponen elektronik lainnya.

    Menurut data Survei Geologi AS, Rusia memiliki cadangan logam tanah jarang terbesar kelima di dunia setelah China, Brasil, India, dan Australia.

    Selain logam tanah jarang, Putin mengusulkan kerja sama dengan AS dalam sektor aluminium. 

    Ia menyarankan, kedua negara dapat berkolaborasi dalam produksi dan pasokan aluminium, termasuk dari fasilitas peleburan aluminium terbesar di Rusia yang berlokasi di Krasnoyarsk, Siberia.

    Kolaborasi ini, menurut Putin, berpotensi membantu menstabilkan harga global dan meningkatkan kerja sama ekonomi bilateral.

    Namun, mengingat hubungan yang tegang antara Rusia dan AS dalam beberapa tahun terakhir, masih menjadi tanda tanya apakah kesepakatan ini dapat benar-benar terwujud.

    Peskov menegaskan, sebelum kerja sama ekonomi dapat berjalan, masalah krisis Ukraina harus terlebih dahulu diselesaikan.

    Ketegangan Ukraina dan Trump

    Sementara itu, diskusi mengenai akses ke mineral langka juga terjadi antara AS dan Ukraina.

    Presiden AS Donald Trump berulang kali mendesak Kyiv untuk menyerahkan sebagian cadangan mineralnya sebagai imbalan atas dukungan ekonomi dan militer dari Washington. 

    Menurut laporan, negosiasi antara AS dan Ukraina mengenai akses ke deposit mineral langka sudah mendekati tahap akhir.

    Namun, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menolak klaim Trump bahwa bantuan AS telah mencapai 500 miliar USD.

    Ia menegaskan bahwa setiap kesepakatan ekonomi harus mencakup jaminan keamanan bagi Ukraina.

    Kyiv sendiri memperkirakan, sekitar 5 persen dari bahan baku mineral dunia berada di wilayahnya. 

    Namun, sejak invasi Rusia ke Ukraina tiga tahun lalu, beberapa deposit mineral telah jatuh ke tangan Rusia. 

    Putin bahkan menyebut, sumber daya yang dikuasai Rusia saat ini jauh lebih besar daripada yang dimiliki Ukraina.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Donald Trump, Vladimir Putin dan Konflik Rusia vs Ukraina

  • PTFI Kampanyekan Connecting U: Edukasi Peran Tembaga bagi Kehidupan

    PTFI Kampanyekan Connecting U: Edukasi Peran Tembaga bagi Kehidupan

    Jakarta

    Lebih dari 1.000 mahasiswa Universitas Sam Ratulangi Manado (UNSRAT) antusias mengikuti Kampanye Connecting U: Leader’s Talk PT Freeport Indonesia (PTFI) bersama Presiden Direktur PTFI Tony Wenas di Auditorium UNSRAT.

    Connecting U, atau disingkat Cu merupakan lambang unsur kimia tembaga dimana kampanye ini dirancang untuk mengedukasi generasi muda tentang peran penting tembaga bagi kehidupan dan masa depan.

    “Tembaga adalah produk utama PT Freeport Indonesia. Melalui kampanye ini kami ingin mengenalkan kepada generasi muda tentang peran penting tembaga yang selalu ada dalam setiap hal di keseharian kita,” ujar Tony, dalam keterangan tertulis, Selasa (25/2/2025).

    “Serta bagaimana tembaga ini telah menghubungkan generasi muda dengan impian dan masa depan. Itulah mengapa kami menyebutnya Copper is Empowering, Copper Connecting U,” sambungnya.

    Tony mengatakan tembaga memiliki peran penting dalam penghubung di kehidupan manusia. Dari bangun tidur, aktivitas seharian hingga menjelang tidur, manusia tidak lepas dari peranan tembaga.

    “Manfaat tembaga yang paling kita kenal yaitu sebagai bahan utama kabel listrik, alat elektronik, kendaraan bermotor, dan sebagainya,” kata Tony.

    Tony mengatakan tembaga merupakan mineral masa depan karena berperan penting seiring dengan permintaan kendaraan listrik dan energi terbarukan yang terus meningkat. Sebanyak 75% tembaga di dunia digunakan untuk jaringan listrik yang memudahkan aktivitas.

    Bahkan dalam konteks negara, tembaga mampu berkontribusi besar dalam bentuk devisa, tembaga juga menjadikan Indonesia sebagai negara produsen terbesar di dunia. Menurut Tony, ini sungguh kebanggaan yang luar biasa bekal bangsa menuju Indonesia Emas.

    PTFI, lanjut Tony, saat ini mengoperasikan tambang bawah tanah terbesar di dunia dan smelter single line terbesar di dunia. Hal ini menjadikan PTFI sebagai produsen katoda tembaga terbesar di dunia dan sebagai pertambangan terintegrasi hulu-hilir terbesar di dunia.

    Pengembangan Masyarakat dan Lingkungan

    Dalam Connecting U Leader’s Talk ini, selain berbagi pengetahuan dan pengalaman mengenai kepemimpinan, Tony juga menjelaskan tentang praktik pertambangan berkelanjutan yang dijalankan perusahaan.

    “Saya selalu meyakini tidak ada perusahaan yang bisa bertahan di tengah masyarakat dan lingkungan yang gagal. Perusahaan harus tumbuh bersama masyarakat dan menjaga lingkungan sekitarnya,” kata Tony.

    Tony menjelaskan kontribusi PTFI kepada negara dalam bentuk pajak, royalti, dividen dan lainnya dari 1992-2023 sebesar sekitar US$ 29,3 miliar dengan Investasi Sosial yang mencapai US$ 122 juta pada tahun 2023. Investasi sosial untuk pengembangan masyarakat meliputi program pendidikan, kesehatan, ekonomi, infrastruktur, budaya dan olahraga.

    “Praktik pertambangan berkelanjutan yang PTFI jalankan beriringan dengan pelaksanaan program pengembangan masyarakat sekitar area operasi perusahaan, yang berasal dari Suku Amungme, Suku Kamoro, dan lima suku kerabat, hingga masyarakat Papua lainnya,” kata Tony.

    PTFI juga berkomitmen untuk mengurangi dampak lingkungan dari setiap kegiatan operasional, di antaranya program reklamasi, pemanfaatan tailings atau pasir sisa tambang, hingga program penurunan emisi karbon yang ditargetkan mencapai lebih dari 30 persen pada tahun 2030.

    Wakil Rektor Bidang Akademik UNSRAT Prof Arthur Gehart Pinaria PhD dalam pidato sambutannya mengatakan kolaborasi UNSRAT dengan PTFI diharapkan dapat meningkatkan kualitas serta pengembangan riset yang relevan sesuai dengan perkembangan industri untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Menanggapi hal itu, Tony menyampaikan komitmen PTFI untuk memberikan 20 beasiswa bagi mahasiswa UNSRAT berprestasi.

    Dalam acara yang berlangsung di Auditorium UNSRAT ini mahasiswa telah datang sejak pagi untuk mengikuti beragam aktivitas seperti Wall of Inspirations dimana mereka bisa menuliskan inspirasi mereka tentang tembaga dan masa depan, menikmati seduhan Kopi Amungme Papua dan cerita tentang keunikan kopinya, gerai informasi dan edukasi PTFI dimana mahasiswa mendapat edukasi tentang proses produksi PTFI dari hulu ke hilir, serta memberikan pengalaman langsung melihat bentuk produk tambang hingga menjadi katoda dan produk turunan.

    Sebanyak 1.000 lebih peserta berasal dari 11 fakultas termasuk mahasiswa asal Papua yang menempuh studi di UNSRAT. Sesi tanya jawab menjadi sesi yang paling dinantikan mahasiswa.

    Mereka berebut bertanya bermacam hal tentang PTFI seperti pengelolaan lingkungan, program, magang, keterampilan yang harus dikuasai untuk bekerja di PTFI, investasi sosial di bidang kesehatan dan pendidikan, hingga pertanyaan tentang kepemimpinan dan tips sukses menjadi CEO PTFI sekaligus karir sebagai musisi yang terus berjalan hingga saat ini.

    Semua pertanyaan dijawab dengan lugas dan tuntas oleh Tony. Ia pun menyanggupi saat mahasiswa memintanya menyanyikan lagu.

    Dua tembang milik Queen menjadi pilihan. Berturut turut mengalun lagu ‘We Are the Champion’ dan ‘Love of My Life’ yang dibawakan Tony sambil bermain piano.

    Para dosen dan mahasiswa tampak larut dalam alunan musik, tepuk tangan bergemuruh saat Tony menyelesaikan lagu kedua. Salah satu peserta dari FISIP UNSRAT Gabriela Liao mengaku sangat antusias mengikuti kegiatan.

    “Banyak hal yang bisa saya dapat hari ini. Bagaimana saya mengenal dunia pertambangan, perkembangan ekonomi Indonesia ke depannya,” pungkasnya.

    (akn/ega)

  • Xanh SM Jawab Kebutuhan Mobilitas Ramah Lingkungan

    Xanh SM Jawab Kebutuhan Mobilitas Ramah Lingkungan

    Jakarta, CNBC Indonesia Seiring berjalannya waktu, masyarakat Indonesia mulai mengadopsi gaya hidup yang ramah lingkungan. Salah satu bentuk perubahan ini terlihat dari kebiasaan konsumsi dalam kehidupan sehari-hari.

    Menjawab tantangan perubahan gaya hidup masyarakat, Xanh SM hadir sebagai operator ride-hailing pertama di Indonesia yang sepenuhnya menggunakan armada taksi kendaraan listrik. Xanh SM berupaya melayani kebutuhan mobilitas masyarakat Indonesia yang beberapa tahun lalu tidak banyak yang tertarik pada isu pelestarian lingkungan.

    Kini, kesadaran terhadap lingkungan mulai menguat seiring kehadiran media sosial yang memicu antusiasme masyarakat untuk mengubah kebiasaan konsumsi di seluruh Tanah Air. Misalnya, mulai dari pilihan makanan hingga moda transportasi sehari-hari, kini masyarakat mencari produk dan layanan yang selaras dengan praktik ramah lingkungan, mendorong pasar untuk beradaptasi dan berinovasi.

    Salah satu yang menjadi contoh nyata adalah Xanh SM. Dengan menghadirkan layanan ride-hailing pertama di Indonesia yang sepenuhnya berbasis kendaraan listrik, Xanh SM menawarkan perjalanan tanpa emisi dengan kualitas bintang lima. Selain itu, Xanh SM juga berkomitmen pada harga yang kompetitif dan transparan, sehingga pihak perusahaan senantiasa memastikan bahwa transportasi berkelanjutan dapat dinikmati oleh semua orang.

     

    Lebih jauh, Xanh SM bukan hanya layanan transportasi semata, melainkan menghadirkan pilihan gaya hidup hijau bagi masyarakat yang mencari inisiatif ramah lingkungan yang orisinil. Ini mengingat, pada faktanya 44% polusi udara di ibu kota Indonesia berasal dari sektor transportasi.

    “Saat pertama kali mendengar bahwa ini adalah layanan ramah lingkungan, saya merasa ini pilihan yang tepat, apalagi dengan tingkat polusi yang tinggi di Jakarta. Saya berusaha memilih Xanh SM karena lebih ramah lingkungan, dan sejauh ini saya puas dengan layanannya,” ungkap Ammed Apriliyo, karyawan customer service berusia 31 tahun di sebuah perusahaan logistik, dikutip Selasa (25/2/2025).

     

    Masyarakat Indonesia Semakin Peduli Lingkungan

    Apabila berkaca ke belakang, kesadaran lingkungan dianggap sebagai konsep yang abstrak, namun saat ini daya tariknya semakin besar. Tentunya hal ini didorong oleh media sosial yang memainkan peran penting, karena platform-platform ini menyediakan ruang yang kuat bagi aktivis lingkungan dan meningkatkan kesadaran terkait isu-isu iklim.

    Berdasarkan survei terbaru, ditemukan fakta bahwa 84% masyarakat Indonesia telah mengadopsi produk ramah lingkungan dalam kehidupan mereka, dan sebanyak 79% konsumen bersedia membayar lebih untuk produk yang mendukung kelestarian lingkungan. Bahkan, lebih dari 30% rela mengeluarkan biaya tambahan lebih dari 10% untuk memesan hotel ramah lingkungan, menandakan bahwa ini bukan sekadar tren sementara.

    Untuk itu, perusahaan pun menyadari potensi tersebut dan mulai menyesuaikan portofolio mereka agar tetap relevan di pasar yang terus berkembang, termasuk Xanh SM. “Taksi yang 100% listrik adalah terobosan baru untuk lingkungan yang lebih baik,” kata Mustofa, seorang pekerja kantoran berusia 23 tahun di Jakarta yang menjadi salah satu pelanggan pertama Xanh SM.

    Pernyataan ini pun terus digaungkan oleh banyak orang dan ini menunjukkan ekspektasi yang semakin tinggi bahwa produk dan layanan harus sejalan dengan kebutuhan lingkungan.

    Transportasi Tanpa Emisi Sebagai Pilihan Gaya Hidup

    Seperti diketahui, sektor transportasi tergolong salah satu penyumbang porsi besar dalam polusi udara dan emisi karbon, sehingga perlu beradaptasi. Di sisi lain, kendaraan listrik yang dulu dianggap sebagai konsep masa depan, kini semakin sering terlihat di jalanan Jakarta yang seiring meningkatnya momentum menuju mobilitas tanpa emisi.

    Selanjutnya, Xanh SM, yang sepenuhnya mengoperasikan kendaraan listrik berkualitas tinggi dari VinFast, produsen mobil yang terdaftar di Nasdaq, menjadi bukti nyata dari perubahan ini, di mana menggunakan armada mobil listrik yang baru dan mitra pengemudi yang profesional.

    Tak tanggung-tanggung, para pelanggan pun menyebut kualitas layanan bintang lima sebagai daya tarik utama. Harga yang kompetitif juga semakin memperluas jangkauan pengguna. Dengan menjaga tarif yang transparan dan terjangkau, Xanh SM membuktikan bahwa pilihan ramah lingkungan dapat menjadi solusi yang praktis sekaligus ekonomis. “Saya suka dengan layanan dan promonya; saya sudah naik lebih dari 10 kali,” ujar Seorang pelanggan Xanh SM.

    Pelanggan lain mengenang pengalamannya saat memasuki kabin yang bersih dengan ruang kaki yang lega dan perjalanan yang tenang. Ini merupakan sebuah kenyamanan tersendiri di tengah hiruk-pikuk kota Jakarta. Pelanggan lain pun berbagi pengalaman serupa. “Saat pertama kali mendengar bahwa ini adalah layanan ramah lingkungan, saya langsung merasa ini pilihan yang tepat,” katanya.

    Di samping itu, Xanh SM menegaskan fokusnya pada kendaraan baru, fitur keselamatan, dan mitra pengemudi yang profesional membantu menjembatani antara aspek praktis dan prinsip ramah lingkungan.

    Dengan menghadirkan alternatif nyata bagi transportasi konvensional, Xanh SM menunjukkan bahwa keputusan yang lebih ramah lingkungan dapat menjadi kebiasaan baru, bukan sekadar pengecualian, khususnya bagi generasi yang menuntut keautentikan dalam setiap aspek kehidupan modern.

    Layanan taksi ramah lingkungan seperti Xanh SM menjadi bukti bagaimana nilai keberlanjutan dapat mengubah kebiasaan sehari-hari dan mendorong solusi yang lebih baik. Dengan setiap perjalanan, konsumen menegaskan peran mereka dalam membentuk masa depan yang lebih bertanggung jawab, membuktikan bahwa tindakan individu memiliki dampak nyata.

    “Mengetahui bahwa Xanh SM menggunakan kendaraan listrik membuat saya merasa berkontribusi, meskipun dalam skala kecil, dalam mengurangi polusi,” pungkas Alvin, 30 tahun.

    (rah/rah)

  • Pakar UGM Jelaskan Penyebab Minat Siswa Belajar Sains Menurun

    Pakar UGM Jelaskan Penyebab Minat Siswa Belajar Sains Menurun

    Liputan6.com, Yogyakarta – Bagi para akademisi di bidang ilmu sains tengah menghadapi lampu merah yang harus mendapat perhatian dengan minat siswa belajar sains menurun. Padahal tanpa pemahaman yang kuat terhadap bidang sains, sebuah bangsa akan kesulitan bersaing di era teknologi ini.

    Wiwit Suryanto, Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Kerjasama FMIPA UGM menilai penyebab kondisi ini karena banyak faktor. Di antaranya metode pengajaran kurang menarik, terlebih sistem pendidikan saat ini, masih berfokus pada hafalan rumus dan teori tanpa memberikan pengalaman eksplorasi yang cukup.

    “Belum lagi, kurangnya eksperimen dan praktik langsung membuat sains terasa abstrak dan sulit dipahami,” kata Wiwit, Sabtu 22 Februari 2025.

    Wiwit menyebut minat siswa belajar sains menurun ini karena sains disebut tidak bersinggungan dengan kehidupan sehari-hari masyarakat. Bahkan tidak sedikit siswa mempertanyakan manfaat belajar sains karena sangat jarang dikaitkan dengan teknologi sehari-hari yang bersinggungan hidup mereka, seperti smartphone, internet, atau kendaraan listrik.

    “Ketidakmampuan melihat manfaat langsung dari ilmu sains membuat mereka kehilangan motivasi untuk mempelajarinya. Banyak siswa merasa takut terhadap simbol, angka, dan persamaan matematika yang kompleks. Narasi hanya orang jenius yang bisa memahami membuat banyak siswa menyerah sebelum mencoba,” jelasnya.

    Ia mencontohkan Michael Faraday sebagai bapak elektromagnetik ternyata bukanlah tokoh yang jago matematika maupun fisika teori, namun betah dalam mengotak atik alat eksperimen di laboratorium. Sehingga kurangnya figur inspiratif di bidang sains turut punya andil menurunnya anak muda belajar sains.

    “Banyak orang tidak tahu tentang siapa Michael Faraday. Sains jarang dipromosikan melalui media populer, sementara profesi di bidang bisnis, seni, dan hiburan lebih banyak mendapat sorotan. Akibatnya, siswa kurang memiliki role model ilmuwan atau inovator yang dapat menginspirasi mereka. Mungkin jaman saya dulu ada Pak Habibie yang begitu saya idolakan seorang teknokrat hebat. Nampaknya kita perlu figur-figur ahli sains yang sering ditampilkan di media,” ucap Wiwit.

    Ia mengatakan kondisi ini akan berpengaruh pada bangsa jika generasi muda semakin lama tidak berminat pada sains. Indonesia sebagai bangsa besar akan terus ketergantungan teknologi pada negara asing karena tidak memiliki ilmuwan dan insinyur yang kompeten sehingga akan menjadi konsumen teknologi.

    “Negara tentu akan semakin bergantung pada teknologi impor, yang dapat menghambat kemandirian dan daya saing nasional”, ungkapnya.

    Wiwit mengatakan jika saat ini, negara-negara maju seperti China, Jepang, Taiwan, Korea dan Amerika Serikat tengah berinvestasi sangat besar dalam bidang riset sains dan teknologi. Jika generasi muda Indonesia tidak tertarik pada sains, tentu akan membuat semakin tertinggal dalam persaingan global dan berakibat pada lemahnya daya saing.

    “Tanpa ilmuwan dan peneliti muda, sulit bagi Indonesia untuk menemukan solusi inovatif bagi masalah-masalah ini”, paparnya.

    Minat siswa belajar sains menurun menurut Wiwit kurikulum sekarang tidak menggiring siswa minat mendalami bidang sains, bahkan masih memiliki beberapa kelemahan dalam menarik minat siswa terhadap sains. Disamping terlalu berfokus pada hafalan dan teori, pembelajaran masih menekankan pada rumus dan definisi, bukan eksplorasi dan pemecahan masalah sehingga kurang pendekatan secara interaktif dan eksperimen.

    “Evaluasi berbasis ujian, bukan pemahaman konseptual. Model ujian masih mengutamakan hafalan, bukan kreativitas dan pemahaman yang mendalam”, urainya.

     

  • Baru Sebulan di Indonesia, Mobil Geely Sudah Terjual 1.000 Unit!

    Baru Sebulan di Indonesia, Mobil Geely Sudah Terjual 1.000 Unit!

    Jakarta

    Sebagai pendatang baru, manuver Geely di pasar Indonesia tak bisa dipandang sebelah mata. Karuan saja, sebulan setelah mengumumkan model pertama, perusahaan asal China itu telah menjual seribu unit kendaraan di Tanah Air!

    Hebatnya lagi, penjualan tersebut hanya disumbang satu model saja, yakni Geely EX5. Sebab, hanya itu satu-satunya mobil yang sudah dijual pabrikan di Indonesia.

    Victor Gao selaku Chief Executive Officer (CEO) Geely Auto Indonesia mengaku bangga dengan catatan impresif tersebut. Dia juga merasa puas dengan penjualan mobilnya selama pameran Indonesia International Motor Show atau IIMS 2025.

    “Kami sangat mengapresiasi sambutan luar biasa dari konsumen Indonesia terhadap Geely EX5 di IIMS 2025. Pencapaian ini menjadi bukti kendaraan listrik makin diterima di pasar Indonesia, dan kami berkomitmen terus menghadirkan produk berkualitas yang sesuai kebutuhan konsumen,” ujar Gao melalui keterangan resmi, Selasa (25/2).

    Geely Auto Indonesia memaerkan Geely EX5 pada pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025, di arena JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Kamis (13/2/2025). Foto: Agung Pambudhy

    Pada pemeran IIMS 2025, Geely EX5 juga membuat penasaran banyak pengunjung. Pabrikan mengklaim, kendaraan tersebut telah di-test drive sebanyak ribuan kali di area yang telah disiapkan. Mereka mengaku, testimoni pengunjung kebanyakan positif.

    Geely berencana memulai produksi lokal EX5 pada kuartal ketiga 2025 di Pabrik Handal Indonesia Motor, Purwakarta, Jawa Barat. Langkah tersebut akan memberikan keuntungan bagi konsumen, seperti harga yang lebih kompetitif dan ketersediaan unit yang lebih cepat.

    “Kami optimis bahwa pasar kendaraan listrik di Indonesia akan terus berkembang. Geely berkomitmen untuk mendukung ekosistem ini dengan menghadirkan solusi mobilitas yang lebih baik dan berkelanjutan,” kata Victor Gao.

    Sebagai catatan, Geely EX5 hadir dalam dua varian berbeda, yakni Pro seharga Rp 475 juta dan Max yang mencapai Rp 515 juta. Keduanya berstatus on the road Jakarta.

    (sfn/din)

  • Usai VinFast, BKPM Rayu Vietnam Tanam Modal Dukung Hilirisasi SDA

    Usai VinFast, BKPM Rayu Vietnam Tanam Modal Dukung Hilirisasi SDA

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal alias BKPM mengundang Vietnam untuk ikut serta menanamkan modalnya lebih banyak—usai membangun pabrik VinFast—dalam mendukung hilirisasi sumber daya alam.

    Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi Nurul Ichwan mempromosikan bahwa terdapat lebih dari 28 komoditas untuk dilakukan hilirisasi.

    “Dengan kekayaan sumber daya alam yang ada di Indonesia, kami ingin mengundang teman-teman kami, saudara-saudara kami dari Vietnam untuk melakukan investasi di Indonesia,” ujarnya dalam 70th Anniversary of Indonesia—Vietnam Diplomatic Relations, Senin (24/2/2025).

    Minat negara mitra terhadap investasi di Indonesia sudah ditunjukkan berbagai pihak, utamanya China.

    Tidak dapat dipungkiri, China memang memiliki teknologi kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) paling efisien dan telah berinvestasi di Vietnam.

    Untuk itu, pemerintah berharap investasi yang masuk dari Vietnam dapat lebih banyak, utamanya terkait energi baru terbarukan (EBT).

    Dalam 10 tahun terakhir, total realisasi investasi dari Vietnam mencapai US$66,3 miliar atau sekitar Rp1.079 triliun (asumsi kurs Rp16.280 per dolar AS).

    Nilai tersebut meningkat signfikan utamanya pada 2024 usai perusahaan mobil listrik VinFast merambah pasar Tanah Air dan dilanjutkan dengan munculnya taksi Vietnam Xanh SM.

    Nurul Ichwan memaparkan bahwa sejauh ini, 89,9% investasi dari Vietnam terpusat di Jawa Barat dengan sektor sekunder. Sementara sisanya tersebar di Jakarta, Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Barat. Di mana sektor primer hanya mencakup 2%, dan tersier sebesar 8,2%.

    Terdapat lima sektor utama yang Vietnam investasikan di Indonesia, yakni kendaraan, perdagangan dan reparasi, hotel dan restoran, perikanan, dan konstruksi.

    “Kami tahu bahwa Vietnam selangkah lebih maju dari Indonesia karena kami tahu bahwa ketersediaan energi hijau di Vietnam sudah ada. Kami sedang bergerak maju menuju investasi energi hijau yang berkelanjutan ini. Namun, karena kita memiliki program industri hilir, ketersediaan energi hijau tidak cukup untuk mendukung industri hilir,” tuturnya.

    Adapun, pada tahun ini pemerintah menargetkan investasi dari foreign direct investment (FDI) atau penanaman modal asing (PMA) dan PMDN mencapai Rp1.905 triliun. 

  • Cita-Cita Jadi Negara Maju, RI-Vietnam Perkuat Kerja Sama Kendaraan Listrik hingga Pangan

    Cita-Cita Jadi Negara Maju, RI-Vietnam Perkuat Kerja Sama Kendaraan Listrik hingga Pangan

    Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia dan Vietnam yang saat ini berstatus sebagai negara berkembang memiliki satu cita-cita yang sama, yakni lulus dan menjadi negara maju.

    Duta Besar Indonesia untuk Vietnam Denny Abdi menyakini kolaborasi dua negara akan meningkatkan kemitraan yang semakin strategis dan komprehensif sehingga menopang Indonesia dan Vietnam menjadi negara maju. 

    “Seiring dengan upaya kita untuk menjadi negara berpenghasilan tinggi pada tahun 2045, Saya percaya beberapa bidang utama akan menentukan kerja sama kita,” ujarnya dalam acara 70th Anniversary of Indonesia—Vietnam Diplomatic Relations, Senin (24/2/2025). 

    Pertama, kerja sama dalam memperkuat ekosistem kendaraan listrik regional dan mempromosikan transisi energi bersih. 

    Kedua, memperluas kolaborasi dalam teknologi, penelitian, dan inovasi seperti artificial intelligence (AI), semikonduktor, dan transformasi digital. 

    Ketiga, memajukan kerja sama dalam memperkuat ketahanan pangan, termasuk pertanian berkualitas tinggi dan industri perikanan yang berkelanjutan.

    “Kemitraan Indonesia-Vietnam harus lebih dari sekadar mitra dagang yang kuat dan fokus untuk memanfaatkan kekuatan masing-masing negara untuk membangun rantai pasokan regional yang kolaboratif, bernilai tambah tinggi, dan berkelanjutan,” lanjut Denny. 

    Melalui kerja sama dan saling melengkapi kekuatan masing-masing, Denny berharap dapat menciptakan ekosistem ekonomi regional yang lebih tangguh, inklusif, dan bermanfaat bagi kedua negara. 

    Hubungan diplomatik Indonesia dengan Vietnam yang genap 70 tahun mencatatkan total nilai perdagangan kedua negara tercatat mencapai US$16 miliar atau setara dengan Rp260,4 triliun (kurs Rp16.280 per dolar AS) pada 2024. 

    Ke depan, kedua negera menargetkan nilai perdagangan tersebut akan meningkat ke level US$18 miliar pada 2028 atau lebih cepat.

    Denny menyebutkan bahwa proyek-proyek utama seperti Ciputra Group telah menjadi pelopor investasi antara kedua negara. Sementara Pabrik Vaksin Hewan Vaksindo dan ekosistem kendaraan listrik VinFast telah menjadi contoh utama. 

    Teranyar, VinFast baru saja memberikan dukungan terhadap Tim Nasional (Timnas) Indonesia. 

    Bahkan dalam hal konektivitas antarmasyarakat, interaksi antarmasyarakat Indonesia dan Vietnam terus berkembang pesat, yang dikontribusikan oleh tersedianya 112 penerbangan langsung per minggu antara Indonesia dan Vietnam.

    “Oleh karena itu, saya menghargai inisiatif dan upaya yang dilakukan oleh Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Vietnam. Ke depannya, saya mendorong semua pihak untuk memanfaatkan momentum ini dan menjajaki peluang-peluang kolaborasi baru,” tutupnya. 

     

     

  • RI Jajaki Pasar Timur Tengah hingga Eropa Timur, Buka Peluang Baru

    RI Jajaki Pasar Timur Tengah hingga Eropa Timur, Buka Peluang Baru

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) akan memperluas perjanjian perdagangan bilateral dengan menyasar kawasan Timur Tengah hingga Eropa Timur sebagai langkah membuka peluang baru di pasar nontradisional.

    Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan bahwa saat ini perdagangan bilateral Indonesia didominasi dengan China. Selain Negeri Tirai Bambu, dia menyebut Eropa dan AS juga memiliki porsi perdagangan bilateral yang besar terhadap Indonesia.

    “Tetapi kita tentu selalu membuka peluang mencari pasar. Salah satu pasar yang selalu kita cari adalah pasar di Timur Tengah, Afrika, dan juga di Eropa Timur. Itu adalah pasar non-tradisional yang selalu kita cari dan kita buka, karena potensinya memang ada,” kata Arrmanatha saat ditemui di sela-sela acara IVFA Gathering 2025: 70th Anniversary of Indonesia—Vietnam Diplomatic Relations di Hotel Raffles, Jakarta, Senin (24/2/2025).

    Apalagi, di tengah ketidakpastian dunia, Arrmanatha memandang bahwa Indonesia harus mencari pasar lain dan memperkuat keberadaan Indonesia di pasar-pasar tradisional, seperti Eropa, AS, China, Asia Tenggara. “Tapi kita juga harus membuka dan mencari pasar nontradisional lainnya,” ujarnya.

    Misalnya saja, dengan Vietnam, pemerintah menargetkan perdagangan bilateral antara Indonesia dengan Vietnam akan mencapai US$18 miliar atau sekitar Rp292,95 triliun (asumsi kurs Rp16.280 per dolar AS) pada 2028.

    “Tapi kalau melihat trennya, saya yakin target itu bisa tercapai sebelum 2028,” imbuhnya.

    Arrmanatha memandang, target yang akan tercapai sebelum 2028 itu seiring dengan perkembangan dan hubungan yang baik antara Indonesia dan Vietnam.

    Adapun, perdagangan bilateral antara Indonesia—Vietnam mencapai US$16 miliar atau sekitar Rp260,4 triliun pada 2024.

    Sementara itu, Ketua Perhimpunan Persahabatan Indonesia—Vietnam (IVFA) sekaligus Managing Director Ciputra Group Budiarsa Sastrawinata mengatakan Indonesia menjadi magnet investor untuk menanamkan investasi di Tanah Air, termasuk Vietnam.

    Dalam hal sektor, misalnya, Budiarsa menyebut kendaraan listrik (electric vehicle/EV) hingga energi hijau saat ini menjadi gaya hidup, sekaligus membuka peluang untuk menggelontorkan investasi di Indonesia.

    “Buktinya investasi VinFast itu besar sekali. Karena mereka melihat peluang di Indonesia besar. Makanya mereka berani membangun pabrik VinFast di sini. VinFast juga sudah mulai membuka layanan taksi,” ujarnya.

    Budiarsa menyampaikan bahwa Vietnam melihat Indonesia sebagai peluang yang besar, seiring dengan 280 juta populasi. “Yang besar kan di ASEAN hanya tiga, Indonesia, Filipina, Vietnam. Jadi, mereka melihat satu sama lain sebagai peluang,” ungkapnya.

    Asal tahu saja, 2024 menjadi tonggak penting bagi investasi luar negeri Vietnam. Di Indonesia dengan nilai investasi yang mencapai US$41,81 juta, dengan kontribusi terbesar yang berasal dari ekosistem kendaraan listrik VinFast. Investasi ini ditandai dengan peresmian pabrik di Subang pada Juli serta peluncuran layanan taksi listrik Xanh SM pada Desember 2024.