Produk: karbohidrat

  • Buah Melon Bisa Cegah Penyakit Apa Saja? Ini Daftarnya

    Buah Melon Bisa Cegah Penyakit Apa Saja? Ini Daftarnya

    Jakarta

    Melon merupakan salah satu buah yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Daging buah pada melon biasanya berwarna hijau muda, dengan tekstur yang lembut.

    Dikutip dari Health, satu cangkir melon yang dipotong dadu mengandung nutrisi sebagai berikut:

    Kalori: 61,2Lemak: 0,238 gram (g)Natrium: 30,6 miligram (mg) atau 1 persen dari Daily Value (DV)Karbohidrat: 15,5 gSerat: 1,36 gProtein: 0,918 gVitamin C: 30,6 mg atau 34 persen dari DVKalium: 388 mg atau 8 persen dari DV

    Tidak hanya itu, buah melon juga menyediakan sejumlah kecil nutrisi, termasuk di antaranya vitamin B, vitamin A dan K, serta magnesium.

    Lantas, dengan berbagai nutrisi yang ada, masalah kesehatan apa saja yang dapat dicegah dengan rajin mengonsumsi buah melon? Berikut informasi selengkapnya.

    1. Dehidrasi

    Satu cangkir buah melon yang dipotong dadu dapat menyediakan lebih dari 141 gram air. Mengonsumsi air yang cukup dapat membantu tubuh tetap terhidrasi dan mencegah dari kondisi dehidrasi.

    Saat tubuh dehidrasi, tubuh akan kepanasan sehingga tubuh akan mengalami pikiran yang tidak jernih, perubahan suasana hati, sembelit, dan bahkan batu ginjal. Tak hanya itu saja, minum air juga dapat membantu melumasi dan melindungi sendi dalam tubuh.

    2. Sistem Kekebalan Tubuh

    Salah satu nutrisi utama dalam buah melon adalah vitamin C. Satu cangkir melon yang dipotong dadu dapat menyediakan sekitar sepertiga dari kebutuhan harian untuk nutrisi pendukung kekebalan tubuh.

    Sistem imun dalam tubuh membutuhkan vitamin C untuk merespon patogen seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit. Kemampuan antioksidan vitamin C juga dapat melindungi sel dari kerusakan yang meningkatkan risiko penyakit kronis.

    3. Darah Tinggi

    Melon sangat rendah akan natrium dan tinggi kalium, keduanya baik untuk mengelola tekanan darah. Kalium dapat membantu untuk mengendalikan tekanan darah dengan menyebabkan organ ginjal mengeluarkan kelebihan natrium, nutrisi yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi secara berlebihan.

    Tidak hanya itu saja, kalium juga dapat meredakan ketegangan di dinding pembuluh darah, yang selanjutnya dapat mengurangi tekanan darah.

    4. Masalah Tulang

    Buah yang satu ini mengandung beberapa nutrisi yang terlibat dalam pembentukan dan pemeliharaan tulang, termasuk vitamin C dan sejumlah kecil vitamin K, magnesium, kalium, dan antioksidan.

    Vitamin C sendiri telah dikaitkan dengan rendahnya risiko patah tulang pinggul dan osteoporosis (penyakit tulang), serta kepadatan mineral tulang yang lebih tinggi pada bagian leher dan tulang belakang.

    5. Masalah Kulit

    Melon menyediakan sumber air dan vitamin C yang baik, serta memiliki efek antiradang, yang semuanya berkontribusi pada kesehatan kulit.

    Sel-sel kulit bergantung pada vitamin C untuk membuat kolagen dan mengatur keseimbangan kolagen dan elastin, yang memberikan volume dan bentuk pada kulit.

    (naf/naf)

  • Mau Masukin Diet GLP-1 ke Resolusi Tahun Baru? Ini Wanti-wanti Dokter Gizi    
        Mau Masukin Diet GLP-1 ke Resolusi Tahun Baru? Ini Wanti-wanti Dokter Gizi

    Mau Masukin Diet GLP-1 ke Resolusi Tahun Baru? Ini Wanti-wanti Dokter Gizi Mau Masukin Diet GLP-1 ke Resolusi Tahun Baru? Ini Wanti-wanti Dokter Gizi

    Jakarta

    Diet biasanya menjadi salah satu resolusi atau komitmen yang akan diterapkan oleh banyak orang saat menyambut tahun baru. Namun, perlu diperhatikan untuk memilih metode diet benar, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

    Spesialis gizi klinis dari Mayapada Hospital Kuningan, Jakarta Selatan, dr Oki Yonatan Oentiono, SpGK, PNS (Physician Nutrition Specialist) mengatakan memang ada banyak tren diet viral di tahun 2024 yang sebenarnya cukup ekstrem untuk ditiru.

    Beberapa metode diet yang sempat nge-tren di media sosial pada tahun 2024 di antaranya diet mentimun ala pria Jepang, lalu 90-30-50 yang dikenalkan oleh ahli diet di Amerika Serikat, diet 30-30-30, water fasting, hingga diet Tiongkok.

    “Saya berharap ada diet-diet yang positif ya (di tahun 2025), jadi bukan yang aneh-aneh yang berbahaya dan berisiko tinggi,” kata dr Oki saat berbincang dengan detikcom, Jumat (13/12/2024).

    Terkait diet mentimun ala pria Jepang, diet Tiongkok, hingga water fasting sebenarnya metode ini terbilang cukup ekstrem meskipun menawarkan hasil yang memuaskan.

    Diet mentimun ala seorang koki di Jepang Nozaki Hiromitsu diklaim sukses menurunkan berat badan hingga 11 kg dalam waktu dua bulan. Nozaki mengaku bahwa dirinya mengonsumsi mentimun mentah hampir setiap hari.

    Sementara, diet Tiongkok disebut bisa turunkan 10 kg dalam waktu kurang dari seminggu. Aturan dalam metode ini yakni hanya mengonsumsi satu jenis makanan per hari.

    Menurut dr Oki, beberapa metode diet memang bisa dikategorikan ekstrem. Hal ini tentunya memiliki risiko kesehatan yang wajib menjadi perhatian.

    “Kalau hanya makan mentimun, risiko pertama pasti mudah lemas karena kalorinya kurang, nggak ada proteinnya. Kalau kenyang hanya sekadar mengisi perut, rasa kenyangnya beda kalau makan protein, karbohidrat, kenyangnya lebih memuaskan,” kata dr Oki.

    “Sementara diet Tiongkok bisa bikin mudah sakit batuk, pilek, kalau ada luka sulit sembuh. Bisa kayak gitu (diabetes), mekanismenya berbeda tapi kurang lebih kaya gitu. Kemudian bisa rambut rontok, kalau pada perempuan bisa nggak menstruasi,” sambungnya.

    Lalu untuk metode diet water fasting, dr Oki tentu tidak menyarankan hal ini. Pasalnya, hanya mengisi perut dengan air saja di pagi dan siang hari tentu tidak akan cukup mencukupi kebutuhan harian.

    “Hari ini mungkin nggak papa, tapi besok udah di UGD, mungkin pingsan,” tutupnya.

    NEXT: Diet GLP-1 dan Tren Lain yang Diprediksi Ngehits di Tahun 2025

    Simak Video “Video: Diet Mentimun, Apakah Aman dan Efektif Turunkan Berat Badan?”
    [Gambas:Video 20detik]

  • 4 Tips Memilih Susu Formula Sesuai Kebutuhan

    4 Tips Memilih Susu Formula Sesuai Kebutuhan

    Jakarta – ASI merupakan asupan terbaik untuk bayi. Namun, pemberian ASI ada kalanya tidak bisa dilakukan saat ibu atau si bayi memiliki masalah medis. Bila mengalami hal ini, pemberian susu formula menjadi opsi atau pilihan membantu perkembangan anak.

    Susu formula untuk bayi memiliki kandungan yang berbeda-beda. Hal ini membuat orang tua perlu cermat dalam memilih susu formula terbaik dan sesuai dengan kondisi buah hati. Dengan begitu, kebutuhan nutrisi bayi dapat tercukupi dan mendukung tumbuh kembangnya.

    Ada beberapa cara yang bisa dilakukan saat memilih susu formula, dikutip dari Healthline:

    1. Kandungan pada susu

    Ada susu formula dengan kandungan protein standar atau ukuran penuh. Susu semacam ini tidak memecah protein sama sekali. Persis seperti saat dikeluarkan dari sapi atau kedelai.

    Protein ukuran penuh pada daftar bahan-bahan biasanya ditandai dengan susu tanpa lemak, isolat protein susu, atau protein whey atau komponen protein susu sapi, atau ‘isolat protein kedelai’ dalam formula kedelai. Adapula susu formula dengan protein terhidrolisis sebagian, atau artinya terpecah menjadi lebih kecil ukurannya, mendekati ukuran protein ASI.

    Pada daftar bahan, akan terlihat kata-kata ‘terhidrolisis sebagian’ di depan protein. Karena protein yang terhidrolisis sebagian memerlukan pencernaan lebih sedikit untuk diserap, protein tersebut mungkin merupakan pilihan yang baik untuk beberapa bayi baru lahir atau bayi yang mengalami ketidaknyamanan dalam mencerna protein ukuran penuh, atau dengan riwayat masalah pencernaan.

    Karbohidrat

    Laktosa adalah sumber karbohidrat dalam ASI, dan semua bayi yang sehat mampu mencerna laktosa. Jika bayi yang sehat baru pertama kali minum susu formula, disarankan untuk mulai dengan formula berbasis laktosa sembari memantau bagaimana perkembangannya.

    Ada alasan mengapa beberapa bayi tumbuh subur dengan formula rendah laktosa. Bayi lahir prematur atau memiliki saluran pencernaan yang belum matang serta teriritasi mungkin menghasilkan lebih sedikit enzim mencerna laktosa.

    Bayi yang baru pulih dari diare atau bayi yang telah mengonsumsi susu formula rendah laktosa dalam waktu lama juga akan memiliki lebih sedikit enzim pencerna laktosa dan mungkin lebih nyaman dengan susu formula rendah laktosa.

    Jika laktosa dihilangkan dari susu formula, karbohidrat lain harus ditambahkan untuk memastikan bayi mendapatkan cukup energi karbohidrat. Hanya ada dua karbohidrat lain yang cukup kecil sehingga bayi dapat mencernanya dengan baik yaitu sukrosa (gula meja) dan gula glukosa.

    2. Kondisi Bayi

    Bila bayi mengalami refluks asam atau gumoh kronis, sebaiknya mempertimbangkan susu formula dengan kandungan whey tinggi. Protein susu terbagi dalam dua kategori, whey dan kasein. Protein whey tetap cair di lambung sehingga lebih cepat keluar dari lambung.

    Para orangtua juga bisa mempertimbangkan susu formula yang dikentalkan untuk mengatasi refluks asam.

    3. Berizin BPOM

    Sama seperti produk lain, tentu memilih susu formula yang berizin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) merupakan cara paling aman.

    Susu formula tidak selalu cocok untuk bayi, termasuk saat bayi memiliki alergi protein susu, kolik, gas, atau masalah khusus lain, para ibu bisa memerhatikan kondisi bayi saat diberikan susu formula.

    Hal-hal yang perlu diperhatikan saat bayi mulai mengonsumsi susu formula baru meliputi:

    perubahan pola tidurperubahan tinjarewel di siang harimuntah

    Bila keluhan terus berlanjut, sebaiknya segera menghubungi dokter anak untuk meminta rekomendasi.

    4. Kemungkinan Alergi

    Melihat risiko alergi bayi pada susu formula tentu penting. Bila mengalami reaksi alergi, seperti kulit ruam, kemerahan, muntah, atau diare, jangan lanjutkan pemberian susu formula tersebut dan segera berkonsultasi ke dokter.

    Pada kasus ini, dokter mungkin akan menyarankan susu formula dengan formulasi khusus, seperti susu terhidrolisa ekstensif atau susu formula asam amino. Susu jenis ini masih berbasis susu sapi, tetapi kandungan proteinnya sudah diolah sehingga tidak menyebabkan alergi.

    Selain itu, hindari juga memberikan berbagai susu berbasis tanaman yang hanya diperas dari tanamannya, seperti susu kedelai, susu beras, dan susu almond, baik pada bayi normal maupun bayi yang memiliki alergi susu sapi. Pasalnya, nilai gizi dalam jenis susu ini tidak mampu mencukupi kebutuhan nutrisi anak.

    (naf/up)

  • Jenang Pecel Khas Boyolali, Kuliner Legendaris dengan Cita Rasa Unik

    Jenang Pecel Khas Boyolali, Kuliner Legendaris dengan Cita Rasa Unik

    Liputan6.com, Boyolali – Jenang pecel adalah kuliner legendaris khas Boyolali, Jawa Tengah. Kuliner khas ini sudah ada sejak zaman dulu dan masih menjadi salah satu sajian kuliner khas favorit masyarakat setempat hingga kini.

    Jenang umumnya merupakan kuliner olahan tepung ketan. Sementara pecel merupakan aneka sayuran rebus yang disiram dengan saus kacang.

    Mengutip dari wisata.boyolali.go.id, di Boyolali terdapat jenang pecel yang merupakan kuliner dari ketan putih yang dicampur dengan gula kelapa, daun pandan, dan air. Bahan-bahan tersebut diolah dengan cara dipanggang hingga matang.

    Setelah matang, jenang pecel disajikan dengan bumbu pecel khas, seperti sambal kacang, tauge, dan rempeyek. Tampilannya pun cukup unik karena menggabungkan dua kuliner dengan cita rasa berbeda.

    Sumber lain menyebut, jenang pecel adalah bubur sumsum yang disajikan dengan aneka sayuran khas pecel. Bubur sumsum dibuat dari tepung beras dan santan.

    Jenang pecel biasanya disajikan dengan cara dipincuk atau ditempatkan pada piring beralaskan daun pisang. Kuliner khas ini menawarkan cita rasa pedas, manis, dan gurih. Cita rasa yang berbeda dengan jenang pada umumnya.

    Jenang pecel biasanya menjadi hidangan utama maupun camilan saat bersantai. Menjadi hidangan utama karena terdapat sumber karbohidrat yang berasal dari bubur.

    Saat ini, jenang pecel telah menjadi salah satu pilihan oleh-oleh khas Boyolali yang banyak diburu wisatawan. Jenang pecel bisa ditemukan di beberapa tempat makan di Kabupaten Boyolali, seperti di pasar tradisional maupun toko oleh-oleh khas Boyolali.

    Penulis: Resla

  • 5 Manfaat Rutin Minum Air Rebusan Mengkudu, Efeknya Nggak Kaleng-kaleng

    5 Manfaat Rutin Minum Air Rebusan Mengkudu, Efeknya Nggak Kaleng-kaleng

    Jakarta

    Di Asia Tenggara, khususnya Indonesia, mengkudu menjadi salah satu buah yang cukup populer dikonsumsi sebagai obat herbal. Pasalnya, di buah mengkudu terkandung beragam nutrisi mulai karbohidrat, protein, vitamin C, antioksidan, polifenol, hingga mineral seperti kalsium dan magnesium.

    Dikutip dari Healthline, informasi tentang keamanan mengkudu masih simpang siur. Beberapa penelitian memberikan hasil yang berbeda terkait takaran dosis dan efeks samping yang mungkin terjadi.

    Sebuah studi berskala kecil misalnya, menunjukkan bahwa takaran 750 ml jus mengkudu dikategorikan aman. Namun demikian pada 2025, terungkap ada efek toksisitas di hati pada orang yang mengonsumsi jus mengkudu.

    Temuan tersebut sempat direvisi melalui re-evaluasi oleh The European Food Safety Authority (EFSA) yang menyimpulkan bahwa jus mengkudu saja tidak memicu efek tersebut. Lalu pada 2009, pakar EFSA melaporkan bahwa beberapa orang mungkin mengalai sensitivitas terhadap efek toksisitas pada hati.

    Sebagai tambahan, orang dengan penyakit ginjal kronis atau gagal ginjal mungkin perlu menghindari jus mengkudu. Kandungan potasium yang tinggi dapat membuat kadarnya meningkat hingga level tidak aman.

    Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) biasanya, disarankan untuk mengonsumsi 30-60 mL air rebusan atau jus buah mengkudu, tetapi orang yang sakit disarankan untuk minum hingga 180 mL.

    Berikut adalah manfaat air rebusan atau jus mengkudu jika rutin dikonsumsi.

    1. Mengurangi Sakit Leher

    Air rebusan mengkudu atau jus mengkudu juga berperan dalam mengobati rasa nyeri di leher akibat kondisi kerusakan tulang belakang yang terkait usia (osteoartritis serviks atau spondilosis serviks) saat dibarengi dengan fisioterapi tertentu.

    Namun, mengonsumsi mengkudu saja tidak akan menjadi lebih efektif menurunkan nyeri leher jika tidak dibarengi pengobatan lain seperti fisioterapi.

    2. Meningkatkan Performa Fisik

    Air rebusan mengkudu diketahui dapat membantu meningkatkan performa fisik seseorang seperti ketahanan, keseimbangan, dan fleksibilitas tubuh. Salah satu penelitian yang melibatkan 40 atlet yang minum 100 mL air mengkudu mengalami peningkatan energi dan ketahanan tubuh saat berolahraga.

    3. Melindungi dari Toksisitas

    Kebiasaan merokok seseorang tentu bisa menekan sistem kekebalan tubuh dan membuat lebih berisiko terkena berbagai infeksi virus dan bakteri.

    Penelitian menunjukkan bahwa jus mengkudu dapat memberikan perlindungan terhadap racun yang terkait dengan merokok tembakau. Caranya dengan melindungi DNA dari kerusakan akibat asap, menormalkan lipid darah, mengendalikan peradangan sistemik, dan mengurangi homosistein.

    4. Membantu Mengendalikan Berat Badan

    Penelitian awal menunjukkan bahwa mengkudu dapat membantu mengendalikan berat badan dan mengobati obesitas. Namun, untuk mendapatkan berat badan yang ideal juga harus dikombinasikan dengan pembatasan kalori harian dan olahraga.

    5. Membantu Meredakan Nyeri

    Selama lebih dari 2.000 tahun, mengkudu digunakan sebagai obat tradisional karena khasiatnya untuk meredakan nyeri. Hal ini juga didukung oleh banyak penelitian.

    Salah satu penelitian selama satu bulan, orang-orang dengan artritis degeneratif tulang belakang mengonsumsi 0,5 ons (15 mL) jus mengkudu dua kali sehari. Kelompok yang mengonsumsi jus noni melaporkan skor nyeri yang jauh lebih rendah.

    Nyeri artritis sering dikaitkan dengan peningkatan peradangan dan stres oksidatif. Oleh karena itu, jus mengkudu dapat memberikan pereda nyeri alami dengan mengurangi peradangan dan melawan radikal bebas.

    (dpy/up)

  • 4 Kebiasaan Simpel di Pagi Hari Bantu Turunkan BB, Cocok Buat yang Lagi Diet

    4 Kebiasaan Simpel di Pagi Hari Bantu Turunkan BB, Cocok Buat yang Lagi Diet

    Jakarta

    Mendapatkan bentuk tubuh yang ramping dan ideal mungkin menjadi impian bagi sebagian orang. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, termasuk dengan melakukan beberapa kebiasaan kecil dalam sehari-hari.

    Faktanya, dengan melakukan perubahan kecil pada rutinitas di pagi hari dapat membantu untuk menurunkan berat badan dan membantu untuk mempertahankannya. Dikutip dari Healthline, berikut merupakan kebiasaan simpel yang dapat dicoba di rumah:

    1. Sarapan Tinggi Protein

    Mengonsumsi sarapan tinggi protein dapat membantu untuk mengurangi keinginan makan dan membantu proses penurunan berat badan. Sebuah penelitian terhadap 20 gadis remaja, menemukan bahwa mengonsumsi sarapan berprotein tinggi dapat mengurangi keinginan makan setelah makan lebih efektif dibandingkan sarapan berprotein biasa.

    Tidak hanya itu, protein dapat membantu proses penurunan berat badan dengan mengurangi kadar ghrelin atau ‘hormon lapar’ yang bertanggung jawab untuk meningkatkan nafsu makan. Satu penelitian terhadap 15 pria, diketahui bahwa sarapan tinggi protein dapat menekan sekresi ghrelin lebih efektif dibandingkan sarapan tinggi karbohidrat.

    Rekomendasi menu makanan berprotein yang dapat dicoba seperti telur, yoghurt Yunani, keju cottage, kacang-kacangan, dan biji chia.

    2. Minum Banyak Air Putih

    Air putih dapat membantu untuk meningkatkan pengeluaran energi dalam tubuh, atau jumlah kalori yang dibakar tubuh, setidaknya selama 60 menit. Sebuah penelitian kecil melaporkan bahwa mengonsumsi 500 mililiter air dapat menyebabkan peningkatan 30 persen dalam laju metabolisme, rata-rata.

    Studi lainnya melaporkan bahwa wanita dengan kondisi kelebihan berat badan yang meningkatkan asupan air putih mereka menjadi lebih dari satu liter per hari, maka kehilangan tambahan 2 kg dalam satu tahun, tanpa membuat perubahan lain dalam pola makan atau rutinitas olahraga mereka.

    3. Berjemur di bawah Sinar Matahari

    Membuka tirai agar sinar matahari masuk atau menghabiskan beberapa menit ekstra di luar setiap pagi, dapat membantu untuk memulai proses penurunan berat badan. Penelitian kecil menemukan bahwa paparan cahaya bahkan dalam tingkat sedang pada waktu tertentu dalam sehari dapat memengaruhi berat badan.

    Selain itu, paparan sinar matahari juga merupakan cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan vitamin D dalam tubuh. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa memenuhi kebutuhan vitamin D dapat membantu untuk menurunkan berat badan dan bahkan mencegah kenaikan berat badan.

    4. Latihan Mindfulness

    Latihan mindfulness adalah praktik yang melibatkan pemusatan perhatian sepenuhnya pada saat ini dan menyadarkan pikiran serta perasaan dalam tubuh. Praktik ini terbukti dapat meningkatkan penurunan berat badan dan mendorong kebiasaan makan sehat.

    Analisis terhadap 19 penelitian menemukan bahwa intervensi berbasis kesadaran dapat meningkatkan penurunan berat badan dan mengurangi perilaku makan terkait obesitas. Latihan mindfulness dapat dilakukan dengan cara meluangkan waktu lima menit setiap pagi untuk duduk dengan nyaman di tempat tenang dan terhubung dengan indra dalam tubuh.

    (suc/suc)

  • 8 Bahaya Berlebihan Makan Durian bagi Kesehatan

    8 Bahaya Berlebihan Makan Durian bagi Kesehatan

    Jakarta, Beritasatu.com – Durian (Durio zibethinus) adalah buah tropis yang terkenal di Asia Tenggara dan sering disebut sebagai raja buah karena bentuk dan aromanya yang khas. Meskipun durian kaya akan nutrisi, makan durian secara berlebihan dapat menimbulkan berbagai bahaya bagi kesehatan.

    Setiap 100 gram durian mengandung 27,1 gram karbohidrat, 3,8 gram serat, 5,33 gram lemak, dan berbagai nutrisi lainnya. Namun, jika dimakan terlalu banyak, durian dapat menimbulkan efek samping yang merugikan tubuh.

    Berikut ini delapan bahaya berlebihan makan durian yang perlu Anda ketahui, dikutip dari laman Steemit, Jumat (20/12/2024).

    1. Gangguan pencernaan
    Konsumsi durian berlebihan dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti kembung, gas, dan sembelit. Untuk menghindari hal ini, disarankan untuk mengonsumsi durian dalam jumlah wajar, yakni sekitar dua porsi atau empat buah durian dalam sehari.

    2. Memperburuk penyakit ginjal
    Bagi penderita gangguan ginjal, makan durian secara berlebihan sangat berbahaya. Durian mengandung kalium dalam jumlah tinggi, dan ginjal yang tidak berfungsi dengan baik kesulitan menyaring kalium. Penumpukan kalium dalam tubuh dapat menyebabkan gangguan serius pada ginjal dan kesehatan secara keseluruhan.

    3. Meningkatkan gula darah
    Durian mengandung gula sederhana yang bisa meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh. Jika makan berlebihan, durian dapat memperparah kondisi diabetes dan meningkatkan bahaya dan risiko komplikasi terkait gula darah tinggi.

    4. Kematian janin pada ibu hamil
    Ibu hamil disarankan untuk membatasi konsumsi durian. Mengonsumsi durian dalam jumlah berlebihan dapat meningkatkan suhu tubuh yang berisiko memengaruhi janin, karena janin tidak dapat menangani panas berlebihan yang ditimbulkan oleh konsumsi durian. Hal ini bisa meningkatkan risiko kematian janin.

    5. Penyakit jantung
    Bagi orang dengan riwayat penyakit jantung, makan durian secara berlebihan dapat memperburuk kondisi tersebut. Durian yang mengandung kalori dan lemak tinggi bisa memicu peningkatan beban pada jantung dan meningkatkan risiko komplikasi jantung yang lebih serius, bahkan berpotensi menyebabkan kematian.

    6. Meningkatkan kolesterol
    Durian mengandung lemak, dan jika dikonsumsi berlebihan, bisa menyebabkan kolesterol dalam darah meningkat. Hal ini berisiko meningkatkan masalah kesehatan jantung dan pembuluh darah, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat kolesterol tinggi.

    7. Menyebabkan mabuk durian
    Durian mengandung senyawa yang bisa memengaruhi tubuh jika dimakan terlalu banyak. Salah satu efeknya adalah mabuk durian, yang terjadi ketika tubuh menyerap gula alami durian secara berlebihan. Hal itu bisa menyebabkan lonjakan gula darah yang mengakibatkan gejala, seperti mual, pusing, bahkan pingsan.

    8. Tubuh menjadi panas
    Konsumsi durian dalam jumlah berlebihan juga bisa menyebabkan tubuh merasa panas. Hal ini disebabkan oleh kandungan sulfur yang terkandung dalam durian. Ketika diterima tubuh secara berlebihan, kandungan sulfur ini dapat menimbulkan sensasi panas yang menyebar ke seluruh tubuh.

    Meskipun durian kaya akan nutrisi dan memiliki banyak manfaat, mengonsumsinya dalam jumlah berlebihan bisa berbahaya bagi kesehatan. Untuk itu, pastikan untuk menikmati durian dengan bijak agar Anda tidak mengalami efek samping yang merugikan tubuh.

  • Manusia Berubah Drastis Saat Berusia 44 Tahun, Pakar Ungkap Alasannya

    Manusia Berubah Drastis Saat Berusia 44 Tahun, Pakar Ungkap Alasannya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Manusia ternyata mengalami perubahan signifikan ketika memasuki usia 44 tahun dan 60 tahun. Hal ini diungkap peneliti dari Universitas Stanford.

    Michael Snyder yang merupakan Direktur Pusat Genomik dan Pengobatan Personal di Universitas Stanford mengatakan pertengahan usia 40-an tahun adalah masa paling dramatis pada kondisi tubuh manusia. 

    “Sama seperti awal 60 tahunan, dan hal ini berlaku pada apapun kelas molekul yang dilihat,” kata Snyder, dikutip dari The Guardian, Jumat (20/12/2024).

    Semua perubahan itu menjelaskan adanya peningkatan masalah kesehatan saat manusia memasuki usia 44 tahun dan 60 tahun. Temuan ini berdasarkan penelitian terhadap 108 relawan berusia 25 hingga 75 tahun.

    Mereka menyerahkan sampel darah dan tinja, usapan kulit, mulut dan hidung. Ini dilakukan selama beberapa bulan dalam 1 hingga 7 tahun.

    Tim peneliti menyelidiki 135 ribu molekul berbeda. Mulai dari RNA, protein, dan metabolit, selain juga terkait mikroba, yakni bakteri, virus, dan jamur yang ada di usus dan kulit.

    Ternyata hasil pergeseran terbesar terjadi pada manusia berusia 40-an dan awal 60-an. Pada pertengahan 40-an terjadi lonjakan penuaan baik pada wanita maupun pria.

    Pada awalnya diasumsikan terjadi pada wanita karena adanya perubahan pre-menopause. Namun ternyata juga dialami pada pria di kelompok usia yang sama.

    “Hal ini menunjukkan meski menopause atau pre-menopause mungkin berkontribusi pada perubahan yang diamati pada wanita di usia pertengahan 40-an, mungkin ada faktor lain yang lebih signifikan yang menjadi pengaruh perubahan ini, baik pada pria atau wanita,” jelas Xiatao Shen yang juga mantan peneliti pasca doktoral di sekolah kedokteran Stanford.

    Para peneliti menemukan gelombang perubahan pertama terkait molekul pada penyakit penyakit kardiovaskular dan kemampuan metabolisme kafein, alkohol dan lipid. Sedangkan gelombang kedua terkait kekebalan tubuh, metabolisme karbohidrat dan fungsi ginjal.

    Untuk itu, penting bagi manusia agar selalu merawat kondisi tubuhnya dalam menghadapi perubahan drastis di usia pertengahan 40 tahun dan 60 tahun. Dengan begitu, perubahan yang terjadi bisa diminimalisir. Semoga informasi ini bermanfaat!

    (fab/fab)

  • 4 Jenis Penyakit yang Tidak Boleh Makan Durian

    4 Jenis Penyakit yang Tidak Boleh Makan Durian

    Jakarta, Beritasatu.com – Di balik rasanya yang lezat, durian ternyata tidak boleh dikonsumsi oleh penderita jenis penyakit tertentu. Penyakit tidak boleh makan durian menjadi topik penting karena kandungan durian dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan jika tidak dikonsumsi secara bijak.

    Durian mengandung banyak nutrisi, seperti serat, antioksidan, vitamin C, karbohidrat, dan zat aktif lainnya. Meski demikian, konsumsi durian secara berlebihan dapat memicu peningkatan kadar kolesterol dan gula darah.

    Oleh karena itu, beberapa orang dengan kondisi kesehatan tertentu perlu menghindari konsumsi durian untuk mencegah risiko komplikasi penyakit yang lebih serius. Berikut ini empat jenis penyakit yang dilarang mengonsumsi durian beserta alasannya, dikutip dari Jumat (20/12/2024).

    1. Diabetes
    Penderita diabetes sebaiknya menghindari durian karena meskipun memiliki indeks glikemik rendah, kandungan gula alami dan kalorinya tetap tinggi. Konsumsi durian dapat memicu peningkatan kadar gula darah secara signifikan, yang berbahaya bagi penderita diabetes.

    2. Gangguan ginjal
    Kandungan potasium dalam durian menjadi tantangan bagi penderita gangguan ginjal kronis. Potasium dapat memperberat kerja ginjal dalam menyaring racun dan limbah tubuh, sehingga mengonsumsi durian hanya akan memperburuk kondisi kesehatan ginjal.

    3. Obesitas
    Durian memiliki kandungan kalori yang tinggi, sehingga tidak disarankan bagi penderita obesitas. Konsumsi durian dapat memperburuk kondisi obesitas yang dapat berujung pada gangguan kesehatan lainnya, seperti penyakit jantung dan gangguan pernapasan.

    4. Ibu hamil dengan komplikasi
    Meskipun ibu hamil boleh mengonsumsi durian dalam jumlah kecil, mereka yang memiliki komplikasi seperti diabetes gestasional disarankan untuk menghindari buah ini. Kandungan gula dan kalori pada durian dapat meningkatkan risiko kesehatan bagi ibu hamil dengan kondisi tersebut.

    Durian memang kaya akan manfaat, tetapi penderita penyakit tidak boleh makan durian harus lebih berhati-hati. Buah ini mengandung nutrisi yang dapat menjadi masalah jika dikonsumsi oleh penderita diabetes, gangguan ginjal, obesitas, atau ibu hamil dengan komplikasi tertentu.

  • Kemenkes Imbau Penggunaan Gula dan Garam untuk MPASI Perlu Dibatasi – Halaman all

    Kemenkes Imbau Penggunaan Gula dan Garam untuk MPASI Perlu Dibatasi – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Memasuki usia 6 bulan, bayi dapat mulai diperkenalkan dengan berbagai tekstur dan cita rasa makanan melalui pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI). 

    Salah satu pertanyaan yang sering muncul di kalangan orang tua adalah, bolehkah menggunakan gula dan garam dalam MPASI?

    Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr. Lovely Daisy menjelaskan bahwa penggunaan gula dan garam untuk MPASI pada bayi harus dibatasi.

    “Anjuran sesuai ‘Pedoman Pemberian Makan Bayi dan Anak’ yang diterbitkan Kemenkes tahun 2020, penggunaan gula dan garam dalam MPASI harus dibatasi,” jelas Daisy di Jakarta.

    “Asupan gula dalam bentuk gula tambahan dibatasi di bawah 5 persen total kalori untuk anak di bawah usia 2 tahun. Asupan gula yang disarankan berupa gula alamiah seperti buah segar, bukan jus buah atau produk dengan tambahan pemanis,” ungkapnya dilansir dari website resmi, Kamis (19/12/2024). 

    Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 41 Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang mengatur terkait pesan gizi seimbang untuk anak usia 6-24 bulan.

    Yaitu MPASI yang baik apabila tidak menggunakan gula dan garam tambahan, penyedap rasa, pewarna, dan pengawet.

    “Perlu diingat, kandungan gula juga terdapat dalam makanan lain yang mengandung karbohidrat sederhana, sehingga penambahan gula pada MPASI tidak diperlukan,” sambung Daisy. 

    Untuk meningkatkan rasa, maka orang tua dapat menggunakan bumbu tambahan lain, misalnya tomat, bawang, jahe, atau rempah-rempah alami lainnya. 

    Mengenai penggunaan garam, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia menyebutkan bahwa kebutuhan natrium harian untuk anak usia 6-12 bulan adalah 370 mg per hari, sedangkan anak usia 1-3 tahun adalah 800 mg per hari.

    “Jadi, kebutuhan garam pada anak usia 6-23 bulan kurang dari 1 gram per hari,” lanjut Lovely Daisy.

    Adapun kebutuhan garam ini sebenarnya dapat dipenuhi dari kandungan natrium dalam bahan pangan segar. 

    Berdasarkan ‘Tabel Komposisi Pangan Indonesia’ yang diterbitkan Kemenkes pada 2020, beberapa bahan pangan segar yang mengandung natrium antara lain:

    100 gram daging ayam segar mengandung natrium 109 mg

    100 gram hati ayam segar mengandung natrium 1.068 mg

    100 gram ikan teri segar mengandung natrium 554 mg

    100 gram ikan bawal mengandung natrium 129 mg

    100 gram udang segar mengandung natrium 178 mg

    100 gram telur ayam kampung mengandung natrium 190 mg

    100 gram telur ayam ras mengandung natrium 142 mg

    100 gram kacang hijau rebus mengandung natrium 447 mg

    Penyiapan MPASI dari Makanan Keluarga

    Lebih lanjut, dr. Lovely Daisy menjelaskan bahwa MPASI untuk anak usia di atas 1 tahun dapat diambil dari makanan keluarga. 

    Namun, dalam penyiapannya, makanan tersebut perlu dipisahkan terlebih dahulu sebelum penambahan bumbu seperti gula, garam, atau penyedap rasa.

    “Rekomendasi gizi seimbang secara umum juga menganjurkan pembatasan penggunaan gula, garam, dan minyak sehingga makanan keluarga pun seharusnya rendah gula dan garam,” katanya.

    “Pedoman global dari UNICEF dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga merekomendasikan agar menghindari menambahkan gula dan garam ke makanan dan minuman siap saji di rumah.”

    Daisy mengingatkan bahwa penggunaan gula dan garam dalam MPASI dapat meningkatkan risiko penyakit tidak menular pada masa mendatang, apalagi jika pemberian gula dan garam itu dilakukan secara berlebihan.

    Gula dapat berkontribusi pada asupan energi berlebih yang dapat menyebabkan obesitas dan karies gigi. 

    Ginjal bayi belum bisa mencerna garam dalam jumlah banyak seperti orang dewasa.

    Sehingga kelebihan konsumsi natrium dapat menyebabkan kerusakan dan gangguan fungsi ginjal.

    “Selain itu, konsumsi gula dan garam pada masa MPASI dapat berkontribusi pada preferensi untuk makanan dengan rasa manis dan asin seumur hidup,” tutupnya.