Produk: karbohidrat

  • 7 Cara Mengobati Kista Ovarium secara Alami, Cukup di Rumah

    7 Cara Mengobati Kista Ovarium secara Alami, Cukup di Rumah

    Jakarta

    Kista ovarium adalah kantung berisi cairan yang terbentuk di indung telur. Jenis kista ini biasa terjadi selama ovulasi dan hilang dengan sendirinya.

    Namun dalam beberapa kasus, kista ovarium makin besar hingga menyebabkan nyeri di perut atau panggul. Kista juga mengakibatkan sakit saat buang air besar dan berhubungan seks. Jenis kista ini harus dioperasi dengan prosedur medis sesuai arahan dokter.

    Selain tindakan medis, ada pengobatan alami yang dapat diterapkan untuk menjaga kesehatan tubuh. Tentunya, pengobatan alami harus diterapkan sesuai saran dokter agar hasilnya maksimal untuk kesembuhan dan pemulihan.

    Cara Mengobati Kista Ovarium

    Dilansir Medical News Today dan Healthline, berikut pengobatan alami kista ovarium yang bisa dilakukan di rumah:

    1. Pola Makan Sehat

    Apa yang dimakan bisa mempengaruhi perkembangan kista. Contohnya, wanita yang berulang kali mengidap kista ovarium dapat mengalami sindrom ovarium polikistik (PCOS) yang menyebabkan menstruasi tidak teratur. Sekitar 50 persen pengidap PCOS mengalami obesitas dan kemungkinan ada kaitannya dengan resistensi insulin.

    Oleh karena itu, menghindari makanan penyebab resistensi insulin bisa membantu. Misalnya, karbohidrat olahan dan makanan yang melalui pemrosesan berlebih seperti makanan bertepung dan hidangan manis.

    Sebaliknya, pertimbangkan mengkonsumsi makanan berprotein rendah lemak, berserat tinggi, dan bersifat antiinflamasi. Contoh makanannya seperti sayuran hijau, buah-buahan, kacang-kacangan, daging ikan dan ayam, tahu tempe, minyak zaitun, serta rempah kunyit.

    2. Olahraga Teratur

    Meningkatkan intensitas aktivitas fisik bantu mengatasi gejala kista ovarium serta meningkatkan kesehatan secara menyeluruh. Studi 2019 menunjukkan olahraga teratur disertai pola makan bernutrisi seimbang berdampak pada pengurangan gejala PCOS.

    3. Pijat Relaksasi

    Rasa nyeri yang ditimbulkan kista ovarium dapat menyebabkan otot-otot sekitarnya menegang dan terasa tidak nyaman. Memijat area perut, punggung bagian bawah, paha, dan bokong bisa mengendurkan otot-otot tegang dan mengurangi rasa sakitnya.

    4. Kompres Hangat

    Panas mampu meningkatkan aliran darah dan meredakan rasa nyeri. Mengkompres hangat bisa bantu mengurangi nyeri akibat kista ovarium.

    Kompres hangat dapat dibuat sendiri dengan merendam handuk kecil dalam air panas. Peras handuk untuk mengeluarkan air lanjut letakkan handuk di area yang sakit.

    5. Mandi Air Garam Epsom

    Garam Epsom yang mengandung magnesium sulfat telah dipercaya dapat meredakan nyeri otot. Menambahkan garam Epsom ke bak mandi bisa meredakan nyeri akibat kista atau kram.

    Tambahkan garam secukupnya ke dalam bak mandi dan biarkan larut sepenuhnya. Barulah mandi atau berendam sekitar 20 menit dengan air tersebut.

    6. Minum Teh Herbal

    Teh herbal dari jahe bisa bantu meredakan nyeri dan kram secara alami. Hal ini karena jahe memiliki sifat antioksidan dan antikarsinogenik.

    Studi menemukan jahe bisa menghentikan pertumbuhan sel kanker ovarium. Sehingga peneliti menyimpulkan bahwa asupan jahe dapat mengobati dan mencegah kanker ovarium, tahap lanjut dari kista ovarium yang parah.

    Teh jahe dapat dengan mudah dibuat di rumah. Kupas dan iris-iris jahe lalu rebus dalam panci dengan 2 gelas air selama 10 menit. Angkat dan tambahkan perasan jeruk nipis dan madu sesuai selera.

    7. Teknik Relaksasi

    Stres dan kecemasan dapat memperburuk rasa nyeri akibat kista ovarium. Sejumlah teknik relaksasi bisa dilakukan untuk bantu meredakannya. Misalnya, melakukan meditasi, yoga, teknik pernapasan dalam, atau olahraga ringan.

    Pengobatan alami ini diharapkan bisa perlahan memperkecil ukuran kista, hingga akhirnya sembuh. Cara pengobatan alami ini juga efektif untuk pencegahan kista ovarium dan aspek kesehatan lain pada perempuan.

    (azn/row)

  • Makan Bergizi Gratis, Upaya Penuhi Kebutuhan Gizi Sejak Periode Golden Age

    Makan Bergizi Gratis, Upaya Penuhi Kebutuhan Gizi Sejak Periode Golden Age

    Jakarta, Beritasatu.com — Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kini tidak hanya menyasar anak-anak sekolah, tetapi juga ibu hamil, ibu menyusui, serta kelompok balita (anak di bawah usia lima tahun). Pemenuhan gizi sejak periode golden age, yang mencakup 1.000 hari pertama kehidupan sejak dalam kandungan, menjadi fokus utama program ini.

    “Untuk saat ini, sekali dalam sepekan MBG diberikan. Ke depannya, MBG akan diberikan tiap hari kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Lewat posyandu ini, kita ingin memastikan MBG diterima anak sejak mereka berada di masa golden age, agar terhindar dari ancaman stunting, obesitas, dan dampak malnutrisi lainnya,” ujar Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenen Republik Indonesia Prita Laura di SPPG Khusus Yayasan Rumah Aksi Inspirasi, Ciracas, Jakarta Timur pada Jumat (10/1/2025).

    Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Ciracas melayani sejumlah posyandu, di antaranya Posyandu Anyelir dan Dahlia. Di Posyandu Anyelir tercatat sebagai penerima MBG 4 ibu hamil, 3 ibu menyusui dan 23 balita, total 30 paket. Sedangkan di Posyandu Dahlia, tercatat 10 ibu hamil, 9 ibu menyusui, dan 26 balita, total 45 paket.

    “Secara keseluruhan, SPPG Ciracas ini menyiapkan 300 paket MBG khusus yang disebar ke tujuh posyandu,” jelasnya.

    Para juru masak di Dapur MBG Ciracas menyiapkan menu makanan yang terdiri dari nasi putih, telur mentega, tumis labu siam bakso, dan buah jeruk. Guna memenuhi angka kecukupan gizi bagi kelompok khusus di posyandu ini, juga disediakan susu UHT kemasan.

    Ahli Gizi SPPG memastikan angka kecukupan gizi dari menu yang disajikan sesuai petunjuk teknis. Antara lain, ketentuan yang harus dipenuhi adalah kandungan karbohidrat untuk ibu hamil dan ibu menyusui sedikitnya 200 gram perporsi makanan. Sedangkan untuk balita kandungan karbohidratnya cukup 100 sampai 120 gram.

    Program MBG tidak hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan nutrisi masyarakat, tetapi juga memiliki korelasi erat dengan peningkatan kualitas SDM Indonesia dan pemberdayaan ekonomi.

    “Program Presiden Prabowo Subianto ini adalah langkah strategis mewujudkan SDM unggul. Kualitas gizi merupakan kunci utama menciptakan sumber daya manusia yang unggul itu,” katanya.

    Pemberian MBG kepada ibu hamil, menyusui dan balita menjadi penting, karena periode golden age anak ada di 1.000 hari pertama kehidupan anak yang terhitung dari masa mereka masih berada dalam kandungan, hingga anak mencapai kira-kira usia dua tahun.

    Golden age ini adalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan yang paling penting pada masa awal kehidupan. Di masa golden age ini, otak anak tumbuh secara maksimal, begitu pula dengan pertumbuhan fisik anak.

    Selain itu, perkembangan dan kepribadian anak juga terbentuk, termasuk sikap dan ekspresi emosi mereka. Jika kebutuhan anak diabaikan pada masa ini, mereka dikhawatirkan tumbuh dan berkembang secara kurang optimal.

    “Kalau kita mengutip School Meals Coalition, melalui Program MBG ini, pemerintah memastikan makanan bergizi tersedia dengan cepat dan langsung bagi masyarakat yang paling membutuhkan bantuan,” katanya.

    Program MBG sejalan dengan Visi Indonesia Emas 2045 yang menargetkan terciptanya generasi emas atau generasi yang mampu membawa Indonesia menjadi negara maju. Indonesia diproyeksikan akan memiliki populasi muda yang besar pada tahun 2045, sehingga program MBG dapat menjadi pilar penting mendukung generasi muda yang sehat, produktif, dan siap bersaing di masa depan.

    Turut hadir dalam pembagian MBG khusus ini, Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Veronica Tan, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala BKKBN Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, Anggota DPR RI Putri Komarudin, dan Deputi Bidang Diseminasi Komunikasi dan Media Informasi Kantor Komunikasi Kepresidenan Noudhy Valdryno.

  • Program Makan Bergizi Gratis Penuhi Kebutuhan Gizi Sejak Golden Age

    Program Makan Bergizi Gratis Penuhi Kebutuhan Gizi Sejak Golden Age

    loading…

    Program Makan Bergizi Gratis (MBG) juga dibagikan kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan kelompok bayi di bawah usia lima tahun. (Foto: dok Kantor Komunikasi Kepresidenan)

    JAKARTA – Program Makan Bergizi Gratis (MBG), selain untuk anak sekolah, juga dibagikan bagi ibu hamil, ibu menyusui dan kelompok bayi di bawah usia lima tahun (balita). Kebutuhan gizi dibutuhkan sejak periode golden age, yakni saat anak ada di 1.000 hari pertama kehidupan yang terhitung sejak masih berada dalam kandungan.

    Demikian disampaikan Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenen Republik Indonesia Prita Laura, Jumat (10/1/2025), di tengah kesibukan petugas dapur SPPG Khusus Yayasan Rumah Aksi Inspirasi, Ciracas, Jakarta Timur, menyiapkan paket MBG.

    “Untuk saat ini, sekali dalam sepekan MBG diberikan. Ke depannya, MBG akan diberikan tiap hari kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Lewat posyandu ini, kita ingin memastikan MBG diterima anak sejak mereka berada di masa golden age, agar terhindar dari ancaman stunting, obesitas, dan dampak malnutrisi lainnya,” ujarnya.

    Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Ciracas melayani sejumlah posyandu, di antaranya Posyandu Anyelir dan Dahlia. Di Posyandu Anyelir tercatat sebagai penerima MBG 4 ibu hamil, 3 ibu menyusui dan 23 balita, total 30 paket. Sedangkan di Posyandu Dahlia, tercatat 10 ibu hamil, 9 ibu menyusui, dan 26 balita, total 45 paket.“Secara keseluruhan, SPPG Ciracas ini menyiapkan 300 paket MBG khusus yang disebar ke tujuh posyandu,” ucapnya.

    Para juru masak di Dapur MBG Ciracas menyiapkan menu makanan yang terdiri dari nasi putih, telur mentega, tumis labu siam bakso, dan buah jeruk. Guna memenuhi angka kecukupan gizi bagi kelompok khusus di posyandu ini, juga disediakan susu UHT kemasan.

    Ahli Gizi SPPG memastikan angka kecukupan gizi dari menu yang disajikan sesuai petunjuk teknis. Antara lain, ketentuan yang harus dipenuhi adalah kandungan karbohidrat untuk ibu hamil dan ibu menyusui sedikitnya 200 gram perporsi makanan. Sedangkan untuk balita kandungan karbohidratnya cukup 100 sampai 120 gram.

    Program MBG tidak hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan nutrisi masyarakat, tetapi juga memiliki korelasi erat dengan peningkatan kualitas SDM Indonesia dan pemberdayaan ekonomi. “Program Presiden Prabowo Subianto ini adalah langkah strategis mewujudkan SDM unggul. Kualitas gizi merupakan kunci utama menciptakan sumber daya manusia yang unggul itu,” katanya.

    Pemberian MBG kepada ibu hamil, menyusui dan balita menjadi penting, karena periode golden age anak ada di 1.000 hari pertama kehidupan anak yang terhitung dari masa mereka masih berada dalam kandungan, hingga anak mencapai kira-kira usia dua tahun. Golden age ini adalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan yang paling penting pada masa awal kehidupan. Di masa golden age ini, otak anak tumbuh secara maksimal, begitu pula dengan pertumbuhan fisik anak.

    Selain itu, perkembangan dan kepribadian anak juga terbentuk, termasuk sikap dan ekspresi emosi mereka. Jika kebutuhan anak diabaikan pada masa ini, mereka dikhawatirkan tumbuh dan berkembang secara kurang optimal.

    “Kalau kita mengutip School Meals Coalition, melalui Program MBG ini, pemerintah memastikan makanan bergizi tersedia dengan cepat dan langsung bagi masyarakat yang paling membutuhkan bantuan,” katanya.

    Program MBG sejalan dengan Visi Indonesia Emas 2045 yang menargetkan terciptanya generasi emas atau generasi yang mampu membawa Indonesia menjadi negara maju. Indonesia diproyeksikan akan memiliki populasi muda yang besar pada tahun 2045, sehingga program MBG dapat menjadi pilar penting mendukung generasi muda yang sehat, produktif, dan siap bersaing di masa depan.

    Turut hadir dalam pembagian MBG khusus ini, Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Veronica Tan, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala BKKBN Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, Anggota DPR RI Putri Komarudin, serta Deputi Bidang Diseminasi Komunikasi dan Media Informasi Kantor Komunikasi Kepresidenan Noudhy Valdryno.

    (skr)

  • Mulai Hari Ini Ibu Hamil, Busui dan Balita Juga Dapat Makan Bergizi Gratis

    Mulai Hari Ini Ibu Hamil, Busui dan Balita Juga Dapat Makan Bergizi Gratis

    Jakarta

    Kelompok ibu hamil, ibu menyusui dan balita juga masuk dalam penerima makan bergizi gratis yang mulai diberikan pada Jumat (10/1/2025). Salah satu lokasi yang menjadi tempat pemberian makan bergizi gratis yakni, di Kawasan Ciracas Jakarta Timur.

    Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Prita Laura menyebutkan program makan bergizi gratis tidak hanya tersedia bagi anak sekolah, tapi juga bagi balita, ibu hamil, dan ibu menyusui yang disalurkan lewat posyandu untuk memenuhi kebutuhan gizi anak di masa emas.

    “Lewat posyandu ini, kita ingin memastikan MBG diterima anak sejak mereka berada di masa golden age, agar terhindar dari ancaman stunting, obesitas, dan dampak malnutrisi lainnya,” kata Prita dalam keterangan resminya dikutip dari ANTARA, Jumat (10/1).

    Kelompok balita, ibu hamil dan ibu menyusui dijadwalkan diberikan satu kali dalam seminggu untuk masa awal berjalannya program ini. Ke depannya, kelompok balita, ibu hamil dan ibu menyusui akan mendapatkan paket MBG setiap hari.

    Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang sudah beroperasi untuk pemberian kepada balita dan ibu hamil serta menyusui ini salah satunya adalah SPPG Ciracas.

    Sejumlah Posyandu yang dilayani SPPG Ciracas, di antaranya Posyandu Anyelir dan Dahlia dengan detail di Posyandu Anyelir ada 4 ibu hamil, 3 ibu menyusui dan 23 balita yang menjadi penerima paket MBG.

    Sedangkan di Posyandu Dahlia, tercatat sebanyak 10 ibu hamil, 9 ibu menyusui, dan 26 balita, total 45 paket MBG yang diberikan.

    “Secara keseluruhan, SPPG Ciracas ini menyiapkan 300 paket MBG khusus yang disebar ke tujuh posyandu,” katanya.

    Ahli Gizi SPPG memastikan angka kecukupan gizi dari menu yang disajikan sesuai petunjuk teknis. Ketentuan yang harus dipenuhi adalah kandungan karbohidrat untuk ibu hamil dan ibu menyusui sedikitnya 200 gram per porsi makanan. Sedangkan untuk balita kandungan karbohidratnya cukup 100 sampai 120 gram.

    “Program Presiden Prabowo Subianto ini adalah langkah strategis mewujudkan SDM unggul. Kualitas gizi merupakan kunci utama menciptakan sumber daya manusia yang unggul itu,” kata Prita.

    (kna/kna)

  • Menu Makan Bergizi Gratis Dinilai Kurang Sempurna, Wajibkah Ada Susu? Ini Ulasan Pakar – Halaman all

    Menu Makan Bergizi Gratis Dinilai Kurang Sempurna, Wajibkah Ada Susu? Ini Ulasan Pakar – Halaman all

    Menu Program Makan Bergizi Gratis Dinilai Kurang Sempurna Tanpa Susu, Wajibkah untuk Pemenuhan Gizi? Ini Ulasan Pakar

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA– Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sejak Senin (6/1/2025) lalu menuai banyak pendapat. Terutama menu. 

    Menu makanan sehat yang disajikan untuk siswa sekolah dasar dan menengah ini dinilai kurang sempurna karena tidak ada susu di dalamnya. 

    Lalu apakah susu wajib berada di menu makanan bergizi? 

    Simak ulasan Tribunnews.com. 

    Pantauan di beberapa sekolah di sejumlah daerah susu memang tidak terdapat dalam menu MBG sejak awal pekan tadi.  

    Seperti yang dibagikan pada sekitar siswa SDN 067246 Medan Jalan Flamboyan Kecamatan Medan Tuntungan misalkan, program sehat bergizi dari Kodam I Bukit Barisan tidak ada susu. 

    Pamen Ahli Pangdam I Bidang OMP, Kolonel Arm Eric C Simanjuntak SH mengatakan, saat ini pihaknya mengadakan program makan sehat bergizi selama Bulan Januari.

    Menurut Eric, kegiatan ini dilakukan pihaknya sebagai bentuk dukungan pihaknya terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari Presiden Prabowo Subianto.

    Ia mengakui tak ada susu pada menu yang disajikan pada MBG awal pekan tadi. 

    Jadi bukan 4 sehat 5 sempurna menunya karena menu MBG yang disediakan adalah ayam, sayur dan buah.

    “Hari ini kita bagikan program makan sehat bergizi sesuai standar gizi anak-anak. Ada ayam, sayur, buah cuman satu kurang susu. Jadi tidak empat sehat lima sempurna,” katanya dikutip dari artikel di Tribun-Medan.com dengan judul Seratusan Siswa SDN 067246 Medan Dapat Makanan Sehat Bergizi dari Kodam I Bukit Barisan, 

     

    Meski demikian, menu ini dianggap sudah mencukupi, mengingat 4 sehat unsurnya sudah terpenuhi. 

    “Paling tidak empat sehatnya tercapai, bagus kalau ada. Kalau tidak ada, tidak masalah,” jelasnya.

     

    Pendapat Pakar Gizi, Perlu Tidaknya Susu Dalam Menu MBG

    Terkait hal ini, Ahli gizi dokter Tan Shot Yen pun beri tanggapan terkait pemberian susu di makan bergizi gratis.

    Menurut Tan, susu bukan termasuk dalam makanan lengkap bergizi sesuai panduan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) saat ini. 

    Susu anak yang baik mengandung probiotik untuk menjaga daya tahan (Shutterstock)

    “Barangkali anda bisa lihat, kok tidak ada susu? Memang tidak ada susu. Karena kita sekarang sudah dalam konsep gizi seimbang,” ungkapnya dalam media briefing virtual yang diselenggarakan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Kamis (9/1/2025). 

    Menurutnya, hal ini perlu diklarifikasi bahwa  panduan makanan seimbang Kemenkes terbaru adalah ‘Isi Piringku’.

    Di dalam panduan ini, tidak disebutkan adanya susu. 

    Melainkan makanan lengkap berisi makanan pokok, sayuran, lauk-pauk, dan buah-buahan.

    Selain itu, untuk pemenuhan protein hewani, tidak selalu harus dari susu. 

    Banyak sumber protein hewani yang baik dan tersedia secara murah di tengah masyarakat.

     

    “Walaupun harganya Rp 10.000, kayak masyarakat Jawa misalnya. Ada nasi pakai ayam bakar. Atau barang kali pakai sambal ikan roha, singkong rebus. Kemudian buahnya buah sejuta umat namanya pepaya,” imbuhnya. 

    “Susu itu adalah bagian dari protein hewani. Kalau ada protein hewani yang lebih berkualitas bukan produk industri dan tersedia secara murah di daerah setempat, kenapa tidak?” tutupnya.

    Pemberian Susu Tergantung Daerah 

    Sebelumnya, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menjelaskan, penyediaan susu dalam program MBG tidak wajib untuk diberikan setiap hari.

    “Susu kan tidak diwajiibkan setiap hari, jadi itu tergantung daerahnya,” kata Hasan dikutip Selasa (7/1/2025).

    Pekerja sedang memerah susu sapi yang diternakan di Kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Kamis (24/2/2022). Tujuh ekor sapi yang dipelihara menghasilkan sekitar 50 liter yang diperah pada pukul 02.30 dan 13.30. Susu segar dijual Rp 11.000 per-liter. WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN (WARTA KOTA/WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN)

    Berdasarkan laporan Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang ditunjuk langsung oleh Badan Gizi Nasional (BGN) susu diberikan paling sedikit seminggu sekali.

    “Kalau SPPG (yang saya kunjungi) dia bilang susu itu per hari Jumat, tapi yang di Cimahi yang kita kunjungi susunya di hari Senin,” katanya.

    “Paling sedikit itu seminggu sekali, tidak wajib susu tuh bukan menu wajib, karena  suplai susu kan belum merata di setiap daerah,” katanya.

    Meskipun demikian Hasan belum tahu apakah apabila suplainya telah merata susu tersebut akan diberikan lebih sering atau tidak. Hal itu kata Hasan merupakan kewenangan BGN.

    “Kata belum tahu itu kan nanti berdasarkan ininya BGN ya, sekarang kan porsinya porsi makanan, porsi makanan itu yang dihitung  kecukupan kalorinya, karbohidrat dan potrein,” katanya.

    Menurut Hasan pada hari pertama berjalannya program MBG, sejumlah daerah telah mendapatkan susu. Diantaranya di Cimahi dan  Karawang. 

    Bahkan untuk daerah yang dekat dengan peternakan susu, maka dalam seminggu akan mendapatkan lebih dari sekali menu yang ada susunya.

    “Bisa ada yang lebih. Saya denger ada SPPG saya lupa tadi, SPPG itu ada yang 2 kali atau 3 kali seminggu dia,” pungkasnya.

    Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengatakan menu susu hanya ada di daerah yang punya ketersediaan sapi perah. 

    Itulah kenapa, sejumlah sekolah tidak ada menu susu.

    “Sudah saya jelaskan susu akan menjadi bagian makan bergizi untuk wilayah-wilayah dimana sapi perahnya ada,” ujar Dadan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

    Dadan menjelaskan kebijakan ini juga diyakini akan berdampak besar agar setiap daerah punya sapi perah. Pasalnya, pemerintah tidak mau impor untuk penyediaan susu program makan bergizi gratis.

    “Kami tidak ingin program ini menjadi bagian peningkatan impor tetapi ingin memberdayakan sumber daya lokal,” jelasnya.

    Lebih lanjut, Dadan menambahkan daerah-daerah yang memiliki ketersediaan sapi perah juga tidak selamanya mendapatkan menu susu. Dia bilang, paling tidak hanya tiga kali seminggu menu susu diberikan kepada anak-anak.

    “Jadi agar indeksnya tetep masuk kami akan melakukan kombinasi-kombinasi sehingga susu minimal di daerah-daerah yang ada sapinya itu minimal 3 kali dalam seminggu diberikan,” jelasnya

    Di sisi lain, kata Dadan, daerah-daerah yang tidak memiliki sapi pernah nantinya menu susu akan diganti dengan kelor. Hal tersebut bertujuan untuk mengganti pemenuhan protein.

    “Kemudian untuk daerah-daerah yang tidak ada sapi perahnya untuk sementara proteinnya bisa digantikan dengan protein lainnya misalnya dengan ikan dengan telur dan lain-lain dan sumber kalsium lainnya termasuk seperti yang sudah saya sebutkan kelor ya,” pungkasnya.

     

    (Tribunnews.com/Aisyah/Anita/Tribun Medan)

  • Makanan Bergizi Gratis Kalah Pamor dengan Fast Food, Menunya Disebut Tak Enak, Ini Pendapat Ahli – Halaman all

    Makanan Bergizi Gratis Kalah Pamor dengan Fast Food, Menunya Disebut Tak Enak, Ini Pendapat Ahli – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA– Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sudah diluncurkan sejak Senin (6/1/2025) kemarin. 

    Menu yang diberikan pada anak-anak sekolah mengacu pada gizi seimbang. Mulai dari karbohidrat, protein, sayur-sayuran hingga buah-buahan. 

    Namun dalam pelaksanaannya, tidak sedikit anak-anak yang mengeluhkan bahwa menu makanan pada MBG yang disajikan tidak enak.

    Makanan yang disajikan bak kalah pamor dengan makanan cepat saji atau fast food yang biasa disantap anak-anak.

    Tentu ini menjadi tantangan pelaksana program ini, bagaimana agar anak tetap menikmati menu yang disajikan di makanan bergizi gratis ini? 

    Terkait hal ini, Ahli gizi Dr dr Tan Shot Yen, MHum menjelaskan pendapatnya.

    Menurutnya, ini semacam peluang bagi pemerintah untuk berkreasi bagaimana tujuan MBG ini tepat sasaran.

    Selain menyediakan makanan bergizi gratis, pemerintah juga perlu membagikan edukasi pada publik terkait seperti apa makanan sehat itu. 

    “Bagaimana pun generasi emas kita ini, harus mencintai makanan lokal, perlu mengetahui mana makanan yang sehat atau tidak,” ungkapnya pada media briefing virtual, Rabu (8/1/2025). 

    Situasi ini juga menjadi pengingat bagi orang tua untuk menyediakan makanan pendamping ASI (MPASI) yang tepat sejak dini. 

    Menu siswa dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN 06 dan SDN 07 Pulogebang, Jakarta Timur, tidak menyertakan susu sebagai salah satu komponennya.  (Tribunnews/Mario Christian Sumampow)

    Para orang tua perlu berupaya memberikan makanan sehat sekaligus mengenalkan menu makanan lokal. 

    Di sisi lain, cara penyajian makanan sehat juga perlu diperhatikan agar anak tetap bisa menikmati. 

    Tanggapan yang sama pun disampaikan oleh Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi.

    Menurutnya, program Makan Bergizi Gratis ini harus diikuti dengan upaya edukasi kesehatan.

    Terlebih anak-anak saat ini lebih banyak mengikuti sosial media.

    Dan di media sosial umumnya lebih banyak menampilkan makanan jenis cepat saji dan mengandung gula berlebih. 

    “Makanan bergizi gratis harus diikuti dengan upaya mengedukasi. Makanan yang bergizi sehat itu seperti apa. Ini tanggung jawab kita,” tutup dr Adib.

  • Benarkah Makan Buah Durian Bikin Gula Darah Naik? Begini Faktanya

    Benarkah Makan Buah Durian Bikin Gula Darah Naik? Begini Faktanya

    Jakarta

    Durian atau yang dijuluki sebagai ‘Raja Buah’ terkenal memiliki rasa yang manis, sehingga membuat buah ini memiliki banyak penggemar. Terkait rasa manis pada durian, benarkah buah ini dapat membuat lonjakan drastis pada gula darah seseorang?

    Sebagai informasi, untuk mengetahui pengaruh makanan terhadap kadar gula dalam tubuh, umumnya mengacu pada indeks glikemik (GI). Ini merupakan sebuah sistem yang memberikan skor suatu makanan terhadap kenaikan gula darah.

    Dikutip dari Healthline, durian memiliki indeks glikemik yang lebih rendah dibandingkan buah-buahan tropis lainnya, yang berarti kadar gula darahnya tidak terlalu tinggi. Meskipun begitu, mengontrol jumlah konsumsi durian harus dilakukan agar tidak menimbulkan masalah kesehatan.

    Durian diketahui kaya akan nutrisi seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin C, vitamin B6, kalium, folar, dan lainnya. Selain itu, buah ini juga merupakan sumber senyawa antioksidan dan anti peradangan yang sangat baik.

    Dengan kandungan nutrisi yang terbilang cukup lengkap, tak ayal bahwa durian memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Berikut manfaat-manfaat yang bisa didapatkan dari mengonsumsi durian.

    1. Menyehatkan Jantung

    Kandungan serat yang tinggi di buah durian dapat melindungi tubuh dari masalah kesehatan sistem kardiovaskular. Selain serat, buah ini juga mengandung lemak tak jenuh tunggal yang dipercaya sehat bagi jantung karena dapat mengontrol kadar kolesterol.

    Durian juga menyediakan nutrisi penting lain untuk kesehatan jantung, seperti magnesium dan kalium, yang membantu memfasilitasi kontrol tekanan darah. Buah ini juga merupakan sumber folat yang baik, untuk mengatur kadar asam amino yang disebut homosistein.

    2. Mengontrol Berat Badan

    Kandungan serat dalam buah durian dapat mendukung upaya penurunan dan pengelolaan berat badan. Serat dapat membantu seseorang merasa kenyang lebih lama setelah makan, dan ini dapat membantu mempertahankan berat badan yang ideal.

    3. Mendukung Kesehatan Pencernaan

    Kandungan serat dalam durian dapat membantu melancarkan sistem pencernaan dengan melindunginya dari sembelit, mendukung kesehatan usus, dan memicu bakteri probiotik untuk melepaskan senyawa bernama short-chain fatty acids (SCFAs).

    Senyawa ini dapat membantu mengurangi peradangan usus, memperkuat lapisan usus, dan melindungi dari penyakit pencernaan seperti kanker usus besar.

    4. Melindungi dari Penyakit Tertentu

    Durian dikenal sebagai makanan yang tinggi antioksidan dan senyawa anti-peradangan, sehingga dapat membantu tubuh untuk menangkal beberapa penyakit tertentu.

    Kandungan vitamin C pada durian dapat membantu melindungi tubuh melawan beberapa penyakit umum, termasuk kanker dan masalah pada jantung. Kandungan flavonoid dan karotenoid dalam durian juga dapat melindungi sel-sel dari kerusakan oksidatif.

    5. Menyehatkan Otak

    Makanan yang kaya akan vitamin C seperti durian diketahui dapat bermanfaat bagi kesehatan, salah satunya adalah mampu menyehatkan fungsi otak. Bahkan, hal ini telah dibuktikan lewat sebuah studi.

    Sebuah penelitian yang melibatkan 80 orang dewasa yang lebih tua menemukan bahwa orang dengan kadar vitamin C yang lebih tinggi dalam darah, memiliki kinerja yang lebih baik dalam tugas-tugas yang melibatkan ingatan, fokus, memori, perhatian, pengambilan keputusan, dan pengenalan dibandingkan dengan mereka yang kadar vitamin C-nya lebih rendah.

    (dpy/kna)

  • Praktisi Kesehatan: Sulit Harapkan Kecukupan Kalori dan Gizi dari Menu Rp10 Ribuan  – Halaman all

    Praktisi Kesehatan: Sulit Harapkan Kecukupan Kalori dan Gizi dari Menu Rp10 Ribuan  – Halaman all

     

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Praktisi kesehatan Ngabila Salama menyampaikan beberapa catatan yang perlu diperhatikan terkait penyelenggaraan program Makan Siang Bergizi Gratis yang dijalankan pemerintahan Prabowo Subianto. 

    Pertama soal kecukupan kalori dan gizi dari menu makanan yang disajikan. 

    “Sulit mengharapkan kecukupan kalori dan gizi dari menu 10 ribu yang ini pun perlu dipastikan. Tidak dipotong pajak tinggi, adanya pemotongan anggaran dan lain-lain,” kata Ngabila pada keterangannya, Rabu (8/1/2025). 

    Yang juga perlu, konsep menu yang digunakan harus sesuai dengan isi piringk. Setengah piring sayur dan buah. Setengah piring lauk tinggi protein hewani dan karbohidrat. 

    Hal ini karena anak masih butuh hormon untuk tumbuh kembang, tentunya protein hewani sangat dibutuhkan.

    Kedua, penyedia makanan harus dipastikan memiliki sertifikat layak kebersihan dari puskesmas setempat untuk mencegah infeksi atau keracunan makanan massal. 

    Sebaiknya tidak menggunakan kemasan plastik atau kertas. 

    “Sebaiknya pakai peralatan makan yang bisa dipakai kembali agar komposisi anggaran untuk lauk protein hewani lebih tinggi,” imbuhnya. 

    Ketiga, program ini perlu didukung secara penuh oleh seluruh lapisan masyarakat. 

    Program ini juga perlu monitoring evaluasi berkala dan penyeragaman menu di cakupan wilayah mikro (kecamatan) sekaligus memungkinkan dikonsultasikan dengan ahli gizi. 

    Ngabila juga mengomentari tidak adanya susu pada program makanan bergizi gratis ini. Menurutnya, saat ini Indonesia tidak lagi menggunakan skema 4 sehat 5 sempurna, dan susu produk UPF (tidak alami).

    Ada juga orang Indonesia yang mengalami alergi protein susu sapi. Sehingga tidak dapat mengonsumsi susu.

    “Jadi saya pribadi ketimbang susu, lebih baik meningkatkan komposisi protein hewani (sumber makanan alami langsung yang bukan UPF / ultra processed food),” tambahnya. 

    Terakhir, Ngabila melihat program makan bergizi gratis ini punya potensi bertujuan menciptakan generasi yang sehat fisik dan mental.

    Sehingga diharapkan dapat menyongsong puncak bonus demografi 2030 dan Indonesia Emas 2045.

    “Dengan menciptakan kultur makanan sehat, ekonomis setiap hari, akan menjadi contoh untuk diterapkan di rumah dan kehidupan sehari-hari,” tutupnya. 

  • Catatan Makan Bergizi Gratis, Praktisi Kesehatan:Sulit Harapkan Kecukupan Kalori Dari Menu Rp10 Ribu – Halaman all

    Catatan Makan Bergizi Gratis, Praktisi Kesehatan:Sulit Harapkan Kecukupan Kalori Dari Menu Rp10 Ribu – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk menuntaskan janji Kampanye Presiden Prabowo Subianto sudah dijalankan.

    Program yang menyediakan makanan sehat bagi siswa sekolah dasar dan menengah telah diluncurkan sejak Senin (6/1/2025) lalu.

    Terkait jalannya program ini, Praktisi kesehatan Ngabila Salama tinggalkan beberapa catatan yang perlu diperhatikan. 

    Pertama soal kecukupan kalori dan gizi dari menu makanan yang disajikan. 

    “Sulit mengharapkan kecukupan kalori dan gizi dari menu 10 ribu yang ini pun perlu dipastikan. Tidak dipotong pajak tinggi, adanya pemotongan anggaran dan lain-lain,” kata Ngabila pada keterangannya, Rabu (8/1/2025). 

    Selain itu, perlu diingat bahwa konsep menu yang digunakan harus sesuai dengan isi piringku.

    Setengah piring sayur dan buah. Setengah piring lauk tinggi protein hewani dan karbohidrat. 

    Hal ini karena anak masih butuh hormon untuk tumbuh kembang, tentunya protein hewani sangat dibutuhkan.

    Kedua, penyedia makanan harus dipastikan memiliki sertifikat layak kebersihan dari puskesmas setempat untuk mencegah infeksi atau keracunan makanan massal. 

    Menu siswa dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN 06 dan SDN 07 Pulogebang, Jakarta Timur, tidak menyertakan susu sebagai salah satu komponennya.  (Tribunnews/Mario Christian Sumampow)

    Sebaiknya tidak menggunakan kemasan plastik atau kertas. 

    “Baiknya pakai peralatan makan yang bisa dipakai kembali agar komposisi anggaran untuk lauk protein hewani lebih tinggi,” imbuhnya. 

    Ketiga, program ini perlu didukung secara penuh oleh seluruh lapisan masyarakat. 

    Program ini juga perlu monitoring evaluasi berkala dan penyeragaman menu di cakupan wilayah mikro (kecamatan).

    Sekaligus, memungkinkan dikonsultasikan dengan ahli gizi. 

    Menu siswa dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN 06 dan SDN 07 Pulogebang, Jakarta Timur, tidak menyertakan susu sebagai salah satu komponennya.  (Tribunnews/Mario Christian Sumampow)

    Di sisi lain, Ngabila juga mengomentari tidak adanya susu pada program makanan bergizi gratis ini. 

    Menurutnya, saat ini Indonesia tidak lagi menggunakan skema 4 sehat 5 sempurna, dan susu produk UPF (tidak alami).

    Ada juga orang Indonesia yang mengalami alergi protein susu sapi. Sehingga tidak dapat mengonsumsi susu.

    “Jadi saya pribadi ketimbang susu, lebih baik meningkatkan komposisi protein hewani (sumber makanan alami langsung yang bukan UPF / ultra processed food),” tambahnya. 

    Terakhir, Ngabila melihat program makan bergizi gratis ini punya potensi bertujuan menciptakan generasi yang sehat fisik dan mental.

    Sehingga diharapkan dapat menyongsong puncak bonus demografi 2030 dan Indonesia Emas 2045.

    “Dengan menciptakan kultur makanan sehat, ekonomis setiap hari, akan menjadi contoh untuk diterapkan di rumah dan kehidupan sehari-hari,” tutupnya. 

  • Pengakuan Miliarder Terobsesi Hidup Abadi, Ini Ritualnya Agar Tak Menua

    Pengakuan Miliarder Terobsesi Hidup Abadi, Ini Ritualnya Agar Tak Menua

    Jakarta

    Bryan Johnson, miliarder di Amerika Serikat berusia 47 tahun dikenal dengan obsesinya agar bisa hidup lebih lama. Rutinitas hariannya agar hidup abadi juga disorot karena melibatkan putranya, Talmage, yang berusia 19 tahun.

    Keduanya, yang banyak dipuji karena tampak seperti saudara, sempat bikin heboh saat mengumumkan mereka menjalani “pertukaran plasma multigenerasi pertama di dunia,” bersama dengan ayah Johnson, yang kini berusia 71 tahun, untuk mencoba tetap awet muda.

    Setelah merilis dokumenter Netflix barunya, “Don’t Die: The Man Who Wants to Live Forever,” Johnson berbicara tentang rutinitas hariannya agar bisa hidup lebih lama dan tidak menua.

    Dalam dokumenter tersebut, Johnson dan Talmage bangun pukul 5 pagi, makan “makanan terakhir mereka hari itu,” kombinasi sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, dan beri, pada siang hari dan tidur pada pukul 8:30 malam.

    “Saat saya tidur pukul 8:30 malam, pencernaan utama telah selesai dan detak jantung saya saat istirahat sekitar 47-49 bpm,” kata Johnson.

    “Jika saya makan di sore hari, detak jantung saya saat istirahat akan berada di antara 55-58 bpm karena tubuh saya masih mencerna makanan dan itu akan mengurangi kualitas tidur saya hingga ~30%,” tambah dia.

    Ia mengatakan bahwa ia mampu mencapai “tidur yang sempurna” sebagian dengan melakukan ritual menenangkan diri di malam hari dan mengurangi aktivitas larut malam. Ia juga tidak mengonsumsi kafein atau alkohol.

    Tidak mengherankan bahwa ayah dan anak itu mengonsumsi suplemen lengkap yang diberi nama Johnson’s Blueprint. Protokol hidup awet muda Johnson yang berat meliputi metformin untuk pengaturan glukosa darah dan proferrin untuk produksi zat besi dan sel darah merah.

    Ia juga menjalani diet vegan. Sehari-harinya, dia dan putranya biasanya mengonsumsi 2.250 kalori sehari, 130 gram protein, 206 karbohidrat, dan 101 gram lemak.

    Sarapannya berupa campuran protein dengan kakao, minyak zaitun murni, dan susu kacang macadamia, sementara makan siang pukul 9 pagi berupa semangkuk sayuran super.

    Duo yang gemar berolahraga ini melakukan latihan 60 menit setiap hari yang memadukan kekuatan, kardio, fleksibilitas, dan keseimbangan. Pushup terbalik, pull-up, squat, bicep curl, dan latihan interval intensitas tinggi (HIIT) selama 10 menit termasuk dalam latihan yang dijadwalkan. Dan terakhir, keduanya melakukan “latihan yang terfokus”.

    Ketika ditanya tentang dokumenter tentang hubungannya dengan Talmage, Johnson mengatakan bahwa, “Talmage memandang saya sebagai dirinya di masa depan, dan saya memandang Talmage sebagai diri saya yang dulu.”

    (kna/kna)