Produk: karbohidrat

  • BGN Tegaskan Menu Serangga di Makan Bergizi Gratis Hanya untuk Wilayah Tertentu

    BGN Tegaskan Menu Serangga di Makan Bergizi Gratis Hanya untuk Wilayah Tertentu

    Jakarta – Kepala Badan Gizi Nasional Prof Dadan Hindayana menekankan pemberian serangga pada makan bergizi gratis (MBG) sebagai sumber protein hanya akan disesuaikan di wilayah tertentu, yakni wilayah yang sudah terbiasa mengonsumsinya.

    Pemerintah membuka opsi tersebut sebagai keberagaman sumber pangan lokal, bergantung masing-masing daerah. Prof Dadan meminta masyarakat tidak salah paham mengenai jenis menu MBG yang diberikan.

    “Menu makanan bergizi gratis tidak kami tetapkan secara nasional, yang terpenting 30 persen protein, 40 persen karbohidrat, dan 30 persen serat. Oleh karena itu, di setiap satuan pelayanan kami merekrut ahli gizi untuk menyusun menu berbasis sumber pangan lokal,” terang dia kepada detikcom, Jumat (31/1/2025).

    “30 persen protein sumbernya tidak perlu selalu sama, misalnya di satu daerah banyak telur, pakai telur. Daerah lain ayam, dan daerah lainnya lebih banyak ikan, jadi sumbernya tergantung kearifan lokal dan mungkin saja ada daerah yang sangat suka serangga,” lanjutnya.

    Serangga seperti belalang hingga ulat sagu selama ini juga dikonsumsi sebagai sumber protein. Pengurus Kesehatan Lembaga Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LK PBNU) sekaligus Dosen Kesehatan Gizi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Fahmi Arif Tsani, menyebut serangga dan ulat sagu, bisa saja menjadi bahan makan alternatif yang tepat untuk lauk di wilayah tertentu yang biasa mengonsumsi belalang atau ulat sagu.

    “Saya pernah merasakan makan belalang di Gunung Kidul, enak juga,” jelas Fahmi dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom Jumat (31/1/2025).

    Menurutnya, kandungan gizi pada belalang dan ulat sagu sudah tepat jika dilihat dari protein, bahkan jika makanan itu diolah dalam bentuk kering atau sudah digoreng.

    “Kandungan per 100 gram bisa 15-20 gram artinya itu mencukupi sebagian dari kebutuhan protein harian,” jelasnya.

    Selain tinggi protein, ulat sagu dan belalang juga kaya vitamin dan mineral. Bukan hanya di Indonesia, negara tetangga seperti Singapura bahkan sudah mengizinkan secara resmi konsumsi 16 serangga.

    Badan Pengawas Pangan Singapura atau Singapore Food Agency (SFA) membolehkan warganya mengonsumsi 16 jenis serangga termasuk jangkrik, belalang, belalang, ulat bambu, dan ulat sutera.

    (naf/naf)

  • Ahli Gizi Jepang Beberkan 5 Makanan Khas Negeri Sakura yang Bikin Panjang Umur

    Ahli Gizi Jepang Beberkan 5 Makanan Khas Negeri Sakura yang Bikin Panjang Umur

    Jakarta

    Sudah bukan lagi rahasia bahwa masyarakat Jepang memang sedari kecil kerap mengonsumsi makanan-makanan pilihan yang berujung pada membaiknya kesehatan mereka, salah satunya panjang umur. Bagi warga Negeri Sakura sendiri, makanan dianggap sebagai obat, sehingga tidak asal-asalan dalam mengonsumsinya.

    Dikutip dari CNBC Make It, Jepang sendiri dikenal sebagai negara dengan banyaknya populasi centenarian atau seseorang yang berusia 100 tahun ke atas. Pulau kecil dan terpencil di Jepang, Okinawa, telah disebutkan sebagai pulau yang memiliki konsentrasi orang berusia seratus tahun tertinggi di dunia.

    Seorang ahli gizi profesional asal Tokyo, Asako Miyashita membeberkan beberapa makanan yang dirinya yakini menjadi ‘rahasia’ panjang umur penduduk di negaranya.

    1. Ikan

    Protein dalam makanan merupakan hal yang penting dan harus diperhatikan. Salah satu sumber protein yang bisa didapat adalah ikan berlemak, seperti salmon dan tuna. Lemak omega-3 dalam ikan dapat membantu menurunkan tekanan darah, menurunkan trigliserida, dan meredakan peradangan.

    2. Rumput Laut

    Rumput laut mengandung banyak mineral penting seperti zat besi, kalsium, folat, dan magnesium. Dengan rutin mengonsumsi rumput laut dapat membantu menambah serat harian.

    Asupan serat yang cukup telah dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit jantung, stroke, hipertensi, dan diabetes tipe 2. Rumput laut juga mengandung antioksidan seperti fucoxanthin dan fucoidan, keduanya memiliki sifat anti-inflamasi, anti-penuaan, dan anti-kanker.

    3. Lobak Daikon

    Jepang sendiri memiliki sayuran yang cukup populer bernama lobak daikon. Sayuran ini seringkali ditemui pada masakan-masakan Jepang karena diyakini dapat memberikan manfaat kesehatan.

    Lobak daikon dikenal dapat membantu mencegah masuk angin dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Satu lobak daikon kurang lebih mengandung 124 persen dari asupan vitamin C harian yang direkomendasikan.

    Bila kesulitan mencari lobak daikon, bisa diganti dengan sayuran akar sehat lainnya termasuk wortel, bit, ubi, dan lobak.

    4. Sup Miso

    Miso adalah pasta yang terbuat dari kedelai dan biji-bijian yang difermentasi. Miso sendiri sangat populer di Negeri Sakura karena masyarakatnya dikenal suka dengan diet makanan fermentasi.

    Sup miso mengandung probiotik, bakteri hidup, atau ragi dalam makanan fermentasi yang dapat membantu menyeimbangkan kesehatan usus dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

    Sebuah penelitian menemukan bahwa pria dan wanita yang mengonsumsi kedelai yang paling banyak difermentasi (seperti miso, tahu, dan tempe) memiliki kemungkinan 10 persen lebih rendah untuk meninggal lebih awal dibandingkan mereka yang jarang mengonsumsi makanan tersebut.

    5. Ubi Jepang

    Ubi jalar Jepang atau yang disebut ‘imo’ sering dimakan sebagai camilan. Ubi jalar ini kaya akan karbohidrat sehat dan antosianin, sekelompok antioksidan yang ditemukan dalam sayuran merah dan ungu yang mengandung sifat anti-penuaan.

    (dpy/kna)

  • Ini yang Terjadi Pada Tubuh Jika Rutin Mengonsumsi Buah Naga

    Ini yang Terjadi Pada Tubuh Jika Rutin Mengonsumsi Buah Naga

    Jakarta

    Buah naga menarik perhatian karena bentuknya yang unik. Selain menarik karena warnanya, ternyata banyak manfaat buah naga yang sangat baik untuk kesehatan.

    Di bagian luar, buah ini tampak seperti umbi berwarna merah muda atau kuning menyala dengan daun hijau seperti paku yang menjulang. Daging buah naga terdiri dari berbagai warna, mulai dari putih, merah muda, merah, atau ungu yang dipenuhi biji hitam yang enak dimakan.

    Tak hanya enak, buah naga juga memiliki banyak sekali nutrisi yang baik untuk kesehatan. Buah naga mengandung kalori, lemak, protein, karbohidrat, serat, gula, vitamin C, kalsium, zat besi, dan magnesium.

    Manfaat Buah Naga untuk Kesehatan

    Buah naga memiliki banyak manfaat kesehatan potensial, meskipun sebagian besar penelitian masih dalam tahap awal. Dikutip dari laman WebMD, berikut beberapa manfaat buah naga bagi kesehatan yang mungkin jarang diketahui:

    1. Mencegah penuaan dini

    Buah ini kaya akan antioksidan seperti flavonoid, asam fenolik, dan betasianin. Zat alami ini melindungi sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, yakni molekul yang dapat menyebabkan penyakit seperti kanker dan penuaan dini.

    2. Membantu mengelola berat badan

    Buah naga secara alami tinggi serat, rendah kalori, dan mengandung banyak air. Makanan berserat tinggi merupakan camilan yang baik karena dapat membantu seseorang merasa kenyang lebih lama di antara waktu makan.

    Beberapa penelitian pada hewan menunjukkan zat dalam buah naga dapat membantu menurunkan gula darah dengan meregenerasi sel-sel yang rusak di pankreas, yang menghasilkan insulin, hormon yang membantu tubuh mengelola gula darah. Beberapa penelitian kecil yang dilakukan pada pengidap diabetes, namun hasilnya belum meyakinkan.

    4. Meningkatkan kesehatan usus

    Buah naga mengandung prebiotik, yaitu serat yang memberi makan bakteri sehat yang disebut probiotik di usus. Memiliki lebih banyak prebiotik dalam sistem pencernaan dapat meningkatkan keseimbangan bakteri baik dan jahat di usus.

    Secara khusus, buah naga meningkatkan pertumbuhan probiotik lactobacilli dan bifidobacteria. Di usus, bakteri ini dan bakteri bermanfaat lainnya dapat membantu melawan virus dan bakteri penyebab penyakit. Buah naga juga membantu mencerna makanan.

    5. Memperkuat sistem kekebalan tubuh

    Selain prebiotik yang dapat membantu sistem kekebalan tubuh, buah naga juga kaya akan vitamin C dan antioksidan lainnya. Kandungan ini dapat membantu menjaga kekebalan tubuh yang sehat.

    6. Mengurangi peradangan

    Sebuah studi laboratorium menunjukkan bahwa senyawa dalam daging buah dan kulit buah naga dapat mengurangi peradangan, yang berperan dalam banyak penyakit.

    7. Meningkatkan kadar dan penyerapan zat besi

    Zat besi penting untuk mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh dan memberi energi. Di dalam buah naga, memiliki sejumlah zat besi (kurang dari 1 gram dari 8-27 gram harian yang direkomendasikan untuk orang dewasa).

    Vitamin C dalam buah naga membantu tubuh menyerap dan menggunakan zat besi yang didapatkan dari buah dan makanan lainnya.

    8. Meningkatkan kesehatan kulit

    Pola makan yang kaya akan sayur dan buah, seperti buah naga, dikaitkan dengan kulit yang lebih sehat. Salah satu faktor besarnya mungkin adalah vitamin C, yang penting dalam pembuatan kolagen, protein yang membantu menjaga kekencangan kulit.

    Vitamin C juga membantu kulit memperbaiki dirinya sendiri saat terluka atau cedera lainnya. Aktivitas antioksidan vitamin C juga dapat membantu membatasi kerusakan akibat sinar matahari pada kulit, meskipun penelitian pada manusia belum membuktikannya.

    (sao/kna)

  • Kadar Gula Darah Emilia Contessa Sempat Lampaui 500 Sebelum Wafat, Ini Bahayanya

    Kadar Gula Darah Emilia Contessa Sempat Lampaui 500 Sebelum Wafat, Ini Bahayanya

    Jakarta

    Penyanyi senior Indonesia Emilia Contessa meninggal dunia pada Senin (27/1/2024) pukul 18.00 WIB. Sebelum meninggal, ibunda Denada itu sempat dirawat di RSUD Blambangan, Banyuwangi.

    Hal ini karena gula darahnya sempat melampaui angka 500 sebelum meninggal dunia. Hal ini disampaikan oleh adik kandung Emilia, Dino Rosano Hansa.

    “Tadi pagi diabetesnya naik. Naik sampai 450, lalu sampai 500 lebih. Pagi-pagi kami rujuk ke RSUD Blambangan. Memang langsung ditangani tim dokter dan perawat,” tutur Dino kepada wartawan, Senin (28/1).

    “Tapi bertambah jam, bertambah jam, itu staminanya atau fisiknya terus menurun. Menurun, menurun, hingga tadi jam 18.00 WIB, Bu Emil nggak ada,” sambungnya.

    Apa bahaya kadar gula darah 500 mg/dL ke tubuh?

    Glukosa adalah jenis gula yang ditemukan di dalam aliran darah. Merujuk Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) pada kondisi normal, kadar gula darah manusia berada pada 70-100 mg/dL.

    Seseorang akan didiagnosis dengan diabetes saat nilai gula darah puasa mencapai 126 mg/dL atau lebih. Jika kadar gula darah mencapai 500 mg/dL termasuk kadar gula darah tinggi atau hiperglikemia yang ekstrem, dan perlu segera ditangani.

    Umumnya, penyebab kadar gula darah bisa mencapai 500 mg/dL adalah diabetes yang tidak terkontrol. Dikutip dari Live Strong, ini dapat terjadi saat seseorang terus mengkonsumsi makanan yang mungkin tinggi gula atau karbohidrat, yang membuat kadar gula darahnya meningkat melebihi kadar normal.

    Jika tubuhnya tidak mengeluarkan insulin untuk menurunkan kadar atau mempertahankannya antara 85 mg dan 100 mg, glukosa akan terus meningkat. Bahkan jika tubuh memproduksi insulin dalam jumlah minimal, itu mungkin tidak cukup untuk menurunkan kadar kembali ke kisaran yang sehat, bahkan ketika orang tersebut tidak makan.

    Kadar glukosa dapat meningkat pada penderita diabetes, jika mereka sakit atau memiliki penyakit lain yang mendasarinya. Saat kadar gula darah mencapai 500 mg/dL tentunya dapat merusak tubuh.

    Jika tidak segera diobati dengan benar melalui diet, olahraga, serta pengobatan melalui oral atau insulin, diabetes dapat mulai mempengaruhi tubuh. Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi seperti:

    Penyakit jantungStrokeKebutaanHipertensiNeuropati diabetikKerusakan sarafDepresiKomplikasi pada kakiPenyakit ginjalAmputasi anggota tubuh

    Ada beberapa tanda yang dapat terjadi saat kadar gula darah terlalu tinggi. Gejala-gejala tersebut meliputi:

    Rasa haus yang berlebihanSering buang air kecilMudah lelahPusingPenglihatan kaburKebingunganNapas cepat

    (sao/naf)

  • Sejarah Hari Arak Bali 29 Januari

    Sejarah Hari Arak Bali 29 Januari

    Liputan6.com, Yogyakarta – Hari Arak Bali diperingati pada 29 Januari setiap tahunnya. Peringatan ini menjadi momen penting untuk masyarakat Bali.

    Mengutip dari berbagai sumber, Penetapan Hari Arak Bali dimuat dalam Surat Keputusan Gubernur Bali Nomor 929/03-I/HK/2022. Dalam surat tersebut, Gubernur Bali Wayan koster menetapkan 29 Januari sebagai Hari Arak Bali.

    Penetapan ini bertujuan untuk melindungi dan memberdayakan arak bali. Adapun peringatan Hari Arak Bali sifatnya berbasis kearifan lokal atau kebijaksanaan lokal.

    Bukan sekadar minuman tradisional beralkohol, arak bali juga telah menjadi warisan budaya yang harus dilestarikan. Bahkan, arak bali telah ditetapkan sebagai warisan Budaya Tak benda (WBTB) Indonesia oleh Kemendikbud Ristek RI pada 2022. 

    Sebagai informasi, arak bali adalah minuman yang terbuat dari fermentasi rempah-rempah indonesia. Minuman ini mengandung alkohol, yakni ethil alkohol atau etanol (C2H5OH).

    Proses pembuatan arak bali dilakukan melalui proses fermentasi dan distilasi dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat. Beberapa bahan yang dapat digunakan adalah pohon nira kelapa, pohon enau (aren), dan pohon ental (lontar).

    Tahun ini, Hari Arak Bali memasuki peringatannya yang ketiga. Peringatan momen penting ini akan dipusatkan di Garuda Wisnu Kencana (GWK).

    Peringatan tahun ini diperingati dengan diselenggarakan pameran di GWK pada 27-29 Januari 2025 dengan mengusung tema Arak Berem Bali for The World. Pameran Hari Arak Bali ini diikuti oleh berbagai produsen arak Bali, mulai dari tradisional, artisan, hingga kontemporer.

    Selain pameran, juga digelar diskusi bersama para pemangku kepentingan. Adapun puncak peringatan Hari Arak Bali akan kembali digelar di GWK pada 29 Januari 2025.

    Penulis: Resla

  • Isu Serangga Jadi Menu MBG Tuai Kritikan, DPR Minta BGN Tak Buat Polemik – Page 3

    Isu Serangga Jadi Menu MBG Tuai Kritikan, DPR Minta BGN Tak Buat Polemik – Page 3

    Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengungkapkan bahwa serangga dapat menjadi salah satu menu dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kebijakan ini disesuaikan dengan potensi sumber daya lokal di masing-masing daerah.

    “Jika di daerah tertentu masyarakat sudah terbiasa mengonsumsi serangga, maka serangga bisa menjadi menu di wilayah tersebut,” ujar Dadan dikutip dari Antara, Minggu (26/1/2025).\

    Menurut Dadan, variasi menu dalam program MBG menunjukkan bahwa Badan Gizi Nasional tidak menerapkan standar menu yang seragam secara nasional. Sebaliknya, yang ditetapkan adalah standar komposisi gizi nasional yang fleksibel dan dapat disesuaikan dengan potensi lokal.

    Dadan menjelaskan bahwa serangga merupakan salah satu sumber protein tinggi yang kaya gizi dan sudah menjadi konsumsi di beberapa daerah di Indonesia. Selain serangga, ia juga mencontohkan sumber protein lain yang bergantung pada ketersediaan lokal.

    “Ada daerah yang memiliki banyak telur, ada juga yang kaya ikan. Jadi, sumber protein bergantung pada potensi daerah masing-masing,” jelasnya.

    Selain protein, Dadan juga membuka kemungkinan variasi menu berbasis karbohidrat. Untuk wilayah yang masyarakatnya terbiasa mengonsumsi jagung, singkong, atau pisang rebus, nasi bisa digantikan oleh bahan pangan tersebut.

    “Ini adalah salah satu contoh bagaimana keberagaman pangan bisa diakomodasi dalam program makan bergizi gratis,” tambah Dadan.

  • Bolehkah Penderita Diabetes Makan Kue Keranjang Imlek? Ini Penjelasannya

    Bolehkah Penderita Diabetes Makan Kue Keranjang Imlek? Ini Penjelasannya

    Jakarta, Beritasatu.com – Hari Raya Imlek identik dengan aneka camilan manis seperti kue keranjang, dan kue bulan. Kue keranjang adalah olahan tepung ketan, santan, dan gula merah dengan tekstur kenyal dan rasa manis. Selama perayaan Imlek, bolehkah penderita diabetes makan kue keranjang Imlek yang identik dengan rasa manis ini?

    Seperti diketahui, diabetes terjadi ketika kadar gula dalam darah melonjak akibat tubuh tidak mampu memproduksi insulin yang cukup atau tidak dapat menggunakannya dengan optimal. Konsumsi makanan manis dalam jumlah besar dapat memperburuk kondisi ini. 

    Ahli endokrinologi dari Singapore General Hospital (SGH), Dr Goh Su-Yen, menegaskan bahwa penderita diabetes harus memantau kadar gula darah secara ketat, terutama saat menghadiri pertemuan keluarga atau mengunjungi kerabat selama Imlek. 

    Selain itu, makanan khas Imlek seperti kue keranjang yang terbuat dari karbohidrat olahan dan gula tinggi, dapat dengan cepat meningkatkan kadar gula darah jika dikonsumsi berlebihan.

    Praktisi kesehatan, Imam Subekti, mengingatkan pentingnya membatasi konsumsi makanan manis selama perayaan Imlek. 

    “Meskipun kelezatan makanan ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kebahagiaan perayaan, konsumsi berlebihan makanan manis dapat meningkatkan risiko kesehatan, terutama terkait dengan diabetes,” ungkap dokter spesialis penyakit dalam subspesialis endokrinologi metabolik dan diabetes ini, seperti dikutip dari Antara (23/1/2025).

    Meskipun penderita diabetes harus berhati-hati, bukan berarti mereka tidak boleh memakan kue keranjang Imlek sama sekali. Berikut tips untuk tetap menikmati camilan kue keranjang tanpa mengabaikan kesehatan:

    1. Pilih porsi kecil
    Jika ingin mencicipi kue keranjang, ambil potongan kecil saja. Ini membantu mengontrol jumlah gula yang masuk ke tubuh.

    2. Konsumsi makanan sehat sebelum makan kue keranjang Imlek
    Makan makanan kaya serat, seperti oatmeal atau roti gandum. Hal ini membantu melepaskan glukosa secara perlahan ke aliran darah.

    3. Hindari minuman manis
    Agar tidak menambah asupan gula dalam tubuh, pilih air putih, teh tanpa gula, atau air lemon sebagai pengganti minuman kaleng dan minuman manis yang tinggi gula saat perayaan Imlek.

    4. Tetap aktif bergerak
    Berjalan kaki selama 30-60 menit setiap hari membantu tubuh menggunakan glukosa lebih efisien dan menjaga berat badan. Ini sangat penting jika Anda penderita diabetes tetapi ingin menyantap kue keranjang Imlek.

  • 6 Minuman Ini Efektif Turunkan Kadar Gula Darah, Nomor 1 Paling Mudah Ditemukan

    6 Minuman Ini Efektif Turunkan Kadar Gula Darah, Nomor 1 Paling Mudah Ditemukan

    Jakarta

    Kadar gula darah yang tinggi pada tubuh tentu berisiko mendatangkan beberapa masalah kesehatan seperti sakit kepala, mudah lelah, penglihatan buram, hingga penyakit diabetes. Hal ini membuat perlunya untuk mengontrol kadar gula darah, salah satu caranya dengan mengonsumsi minuman tertentu.

    Dikutip dari GoodRx dan EatingWell, ada banyak minuman yang bisa dikonsumsi untuk tetap menjaga gula darah dalam posisi normal. Sederet minuman ini tidak perlu ditambahkan gula tambahan untuk tetap mendapatkan manfaatnya.

    Lantas, apa saja minuman-minuman yang dapat mengontrol kadar gula darah dalam tubuh?

    1. Air Putih

    Air putih merupakan pilihan terbaik untuk setiap orang yang ingin mengontrol kadar gula darah dalam tubuh tetap seimbang. Hal ini karena air putih bebas karbohidrat dan kalori.

    Terkait jumlah air yang harus diminum seseorang setiap harinya bergantung pada usia, tingkat aktivitas, dan kondisi kesehatannya. Namun, Kementerian Kesehatan memberikan rekomendasi untuk minum air putih sedikitnya 2 liter per hari.

    2. Infused Water

    Air infus adalah minuman yang dibuat dengan merendam buah-buahan, sayuran, atau rempah-rempah dalam air putih. Beberapa buah yang mungkin bisa digunakan adalah anggur, apel, belimbing, jeruk nipis, kiwi, lemon, nanas, mangga, hingga jeruk.

    3. Teh Hijau

    Menurut sebuah studi, teh hijau atau ekstrak teh hijau dapat membantu menurunkan kadar gula darah, hingga berperan membantu mencegah diabetes tipe 2 dan obesitas. Mereka yang minum teh hijau lebih dari 10 tahun diketahui memiliki lemak tubuh dan lingkar pinggang yang lebih kecil daripada mereka yang tidak rutin mengonsumsinya.

    4. Kopi Hitam

    Kopi tanpa gula tambahan atau pemanis juga bisa dipilih sebagai minuman terbaik membantu mengontrol kadar gula darah.

    Dikutip dari Mayoclinic, Beberapa penelitian menunjukkan bahwa minum kopi, baik yang mengandung kafein atau tanpa kafein sebenarnya dapat mengurangi risiko terkena diabetes tipe 2.

    5. Susu

    Protein dalam susu dapat membantu menurunkan respons glukosa darah setelah makan pada orang yang mengidap diabetes dan mereka yang tidak.

    Menurut penelitian pada 2018 protein kasein dan whey bisa memperlambat pencernaan dan meningkatkan respons insulin, sehingga memiliki efek positif pada kadar gula darah. American Diabetes Association merekomendasikan untuk memilih susu tanpa lemak atau rendah lemak.

    6. Teh Hitam

    Teh hitam juga dikenal sebagai teman bagi mereka yang mengidap diabetes. Sebuah studi pada tahun 2019 mencatat bahwa meminum teh hitam, teh hijau, atau oolong dapat mengurangi risiko terkena diabetes. Teh hitam juga berperan dalam meningkatkan resistensi insulin, memainkan peran seperti insulin, serta meredakan peradangan.

    (dpy/suc)

  • Wanti-wanti Dokter Anak soal Viral Bayi 9 Bulan Dikasih Makan Nasi Padang

    Wanti-wanti Dokter Anak soal Viral Bayi 9 Bulan Dikasih Makan Nasi Padang

    Jakarta

    Viral video seorang bayi 9 bulan diberi makan nasi padang menuai pro kontra di masyarakat. Dalam video tersebut terlihat banyak potongan cabai yang ada di nasi padang tersebut.

    Tak sedikit yang menyayangkan orang tua dari bayi tersebut, mengingat nasi padang identik dengan cita rasa pedas yang tidak cocok untuk anak seusia tersebut.

    “Kasian lambungnya,” kata netizen lainnya.

    “Kalau udah sakit perutnya, emaknya nangis-nangis. Boleh juga tp liat umur anak mbok d eman,” tutur netizen lainnya.

    Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nutrisi dan Penyakit Metabolik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr dr Meta Herdiana Hanindita SpA(K) mengatakan pada dasarnya tak ada literatur terkait ketentuan kapan makan pedas boleh mulai diberikan. Menurutnya, makanan pedas tergantung dari budaya lokal itu sendiri.

    “Orang luar negri yang ga pernah makan makanan pedas, umur berapa pun kalau dikasih makanan pedasnya indonesia ya bisa bereaksi juga,” katanya saat dihubungi detikcom, Senin (27/1/2025).

    Meski begitu, dr Meta menjelaskan cabe tak mengandung nutrisi yang dibutuhkan bayi dan hanya perasa. Artinya, tak terlalu penting untuk diberikan saat bayi sudah Makanan Pendamping ASI (MPASI).

    dr Meta juga mewanti-wanti memberikan makanan pedas pada bayi bisa memicu sejumlah risiko kondisi kesehatan.

    “Yang saya lihat di video tadi ada banyak potongan cabenya. Tapi anaknya oke-oke saja ya nggak ngerasa kepedesan. Pedas=sangat subyektif. Tapi karena bayi masih sensitif, bisa bikin diare, sakit perut,” imbuhnya lagi.

    Di sisi lain, dr Meta menyebut MPASI pada bayi 9 bulan harus mengandung berbagai nutrisi penting, seperti karbohidrat, lemak, protein seperti hewani, sayur, hingga buah-buahan sedikit saja.

    Seandainya diberi nasi padang seperti nasi dan rendang, menurut dr Meta tidak masalah.

    “Nasi= karbo, Santan= lemak, Daging= protein hewani, Teksturnya disesuaikan dengan kemampuan,” katanya lagi.

    “Nasi padangnya boleh, tapi jangan langsung pedas juga,” katanya menyarankan.

    (suc/up)

  • Survei: 91 Persen Masyarakat Tahu Program MBG, Tapi Hanya 64 Persen yang Puas – Page 3

    Survei: 91 Persen Masyarakat Tahu Program MBG, Tapi Hanya 64 Persen yang Puas – Page 3

    Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengungkapkan bahwa serangga dapat menjadi salah satu menu dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kebijakan ini disesuaikan dengan potensi sumber daya lokal di masing-masing daerah.

    “Jika di daerah tertentu masyarakat sudah terbiasa mengonsumsi serangga, maka serangga bisa menjadi menu di wilayah tersebut,” ujar Dadan dikutip dari Antara, Minggu (26/1/2025).

    Menurut Dadan, variasi menu dalam program MBG menunjukkan bahwa Badan Gizi Nasional tidak menerapkan standar menu yang seragam secara nasional. Sebaliknya, yang ditetapkan adalah standar komposisi gizi nasional yang fleksibel dan dapat disesuaikan dengan potensi lokal.

    Dadan menjelaskan bahwa serangga merupakan salah satu sumber protein tinggi yang kaya gizi dan sudah menjadi konsumsi di beberapa daerah di Indonesia. Selain serangga, ia juga mencontohkan sumber protein lain yang bergantung pada ketersediaan lokal.

    “Ada daerah yang memiliki banyak telur, ada juga yang kaya ikan. Jadi, sumber protein bergantung pada potensi daerah masing-masing,” jelasnya.

    Selain protein, Dadan juga membuka kemungkinan variasi menu berbasis karbohidrat. Untuk wilayah yang masyarakatnya terbiasa mengonsumsi jagung, singkong, atau pisang rebus, nasi bisa digantikan oleh bahan pangan tersebut.

    “Ini adalah salah satu contoh bagaimana keberagaman pangan bisa diakomodasi dalam program makan bergizi gratis,” tambah Dadan.