Produk: karbohidrat

  • Jarang Disadari, Kebiasaan Ini Bikin Berat Badan Malah Naik saat Puasa

    Jarang Disadari, Kebiasaan Ini Bikin Berat Badan Malah Naik saat Puasa

    Jakarta

    Banyak yang meyakini puasa merupakan kegiatan yang bisa membantu seseorang untuk menurunkan berat badan. Namun, cara berpuasa yang ‘keliru’ justru dapat menggagalkan rencana diet seseorang di bulan baik ini.

    Spesialis gizi klinik dr Putri Sakti, MGizi, SpGK, AIFO-K, CBCFF mengatakan masih banyak orang yang tanpa disadari justru melakukan ‘kesalahan’ saat puasa, sehingga berakibat pada meningkatnya berat badan mereka.

    “Puasa dengan cara yang baik dan benar memang bisa membantu menurunkan berat badan. Tapi kalau puasa malah menaikkan berat badan, artinya pola puasa itu tidak tepat,” kata dr Putri saat dihubungi detikcom, Jumat (7/3/2025).

    “Seperti saat kita berbuka puasa lebih mengutamakan makan yang manis-manis atau terlalu banyak lemak itu bisa meningkatkan berat badan, apalagi kalau secara porsi mereka kalap,” lanjut dia.

    dr Putri juga memberikan beberapa tips untuk mereka yang ingin sekalian memangkas berat badan di bulan ramadan kali ini.

    “Jangan skip sahur. Kalau bisa (saat sahur) pilih makanan yang tinggi karbohidrat kompleks, sayur jangan sampai kurang, protein juga harus terpenuhi dengan baik, sehingga bisa kenyang lebih lama,” katanya.

    “Saat berbuka puasa, awali dengan takjil yang ringan seperti kurma. Lalu setelah salat diharapkan makan makanan dengan gizi seimbang,” sambungnya.

    Menurut dr Putri, makanan dengan gizi seimbang saat buka puasa penting diperhatikan bagi mereka yang ingin sekalian diet di bulan puasa. Hal ini agar menekan keinginan makan berlebih.

    “Harapannya agar nggak kalap mengonsumsi takjil lainnya,” tutupnya.

    (dpy/naf)

  • Tetap Produktif Selama Ramadan

    Tetap Produktif Selama Ramadan

    Ramadan adalah bulan yang penuh berkah dan ampunan. Selain menjadi  momen untuk meningkatkan ibadah, Ramadan juga bisa menjadi waktu yang produktif dan penuh energi jika tahu cara mengaturnya. Banyak orang merasa lemas dan  kurang produktif saat berpuasa. Padahal, dengan strategi yang tepat, orang yang berpuasa bisa tetap produktif  dan bugar sepanjang hari. 

    Mengapa produktivitas dan kebugaran penting pada Ramadan? Orang yang berpuasa tetap memiliki tanggung jawab dan aktivitas sehari-hari yang harus dikerjakan. Bekerja, belajar, mengurus rumah tangga, atau kegiatan sosial lainnya, harus tetap berjalan  seperti biasa.  Oleh karena itu, penting untuk menjaga produktivitas agar semua tugas dan tanggung jawab dapat terselesaikan dengan baik. 

    Selain produktivitas, kebugaran juga penting untuk dijaga selama Ramadan. Tubuh yang bugar akan membantu menjalankan ibadah dengan lebih baik serta mencegah  rasa lelah dan lesu yang berlebihan. Tubuh yang sehat dan bugar bisa menambah semangat dan fokus dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. 

    Dalam Islam, menjaga kesehatan dan memanfaatkan waktu dengan baik adalah bagian dari  ajaran agama. Rasulullah SAW bersabda,”Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah.”  (HR Muslim) 

    Hadis ini menunjukkan bahwa Allah lebih mencintai hamba-Nya yang kuat dan sehat. Oleh  karena itu, menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh merupakan hal penting agar bisa menjadi  mukmin yang kuat dan produktif. 

    Selain itu, Allah Swt juga berfirman dalam Al-Qur’an,”Dan bahwasanya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.”1 (QS Al-‘Asr: 2-3) 

    Ayat ini mengingatkan untuk memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya dan tidak  menyia-nyiakannya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Produktivitas adalah salah satu cara mengisi waktu dengan kegiatan yang positif dan memberikan manfaat bagi diri sendiri  maupun orang lain. 

    Tip Mengatur Waktu dan Energi 

    1. Rencanakan jadwal harian 

    Buatlah jadwal harian yang terstruktur dan realistis. Atur waktu untuk bekerja, beribadah,  istirahat, dan kegiatan lainnya. Prioritaskan tugas-tugas yang penting dan mendesak. Dengan jadwal yang terencana, Anda bisa lebih fokus dan menghindari pemborosan waktu. 

    2. Manfaatkan waktu sahur dengan optimal 

    Selain sebagai bentuk sunah, sahur adalah waktu yang penting untuk mengisi energi sebelum berpuasa seharian. Pilihlah makanan yang sehat dan bergizi saat sahur, seperti  karbohidrat kompleks, protein, serat, dan vitamin. Hindari makanan yang terlalu manis atau  berlemak, karena bisa membuat Anda cepat lapar dan lemas. 

    3. Istirahat yang cukup 

    Usahakan untuk tidur yang cukup pada malam hari, meskipun jam tidur Anda mungkin berkurang dibandingkan hari-hari biasa. Tidur yang cukup akan membantu menjaga energi dan konsentrasi Anda sepanjang hari. Jika memungkinkan, “curilah” waktu untuk tidur  siang sejenak (qailulah) untuk mengembalikan energi. 

    4. Jaga hidrasi tubuh 

    Dehidrasi adalah masalah umum yang sering dihadapi saat berpuasa. Untuk mencegah dehidrasi, minumlah air yang cukup saat sahur, berbuka, dan di antara waktu berbuka dan sahur. Hindari minuman yang manis atau berkafein karena bisa membuat Anda lebih cepat  mengalami dehidrasi. 

    5. Tetap aktif secara fisik

    Meskipun sedang berpuasa, usahakan untuk tetap aktif bergerak dan berolahraga ringan.  Anda bisa berjalan kaki, bersepeda, atau melakukan peregangan ringan. Aktivitas fisik akan  membantu menjaga kebugaran tubuh dan meningkatkan energi. Pilihlah waktu yang tepat  untuk berolahraga, seperti setelah berbuka atau sebelum sahur. 

    6. Manfaatkan waktu luang untuk kegiatan bermanfaat 

    Ramadan adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan ibadah dan melakukan  kegiatan yang bermanfaat. Anda bisa membaca Al-Qur’an, mengikuti kajian agama, atau  melakukan kegiatan sosial. Manfaatkan waktu luang Anda untuk hal-hal yang positif dan  produktif. 

    7. Jaga kesehatan mental 

    Kesehatan mental juga penting untuk dijaga selama Ramadan. Hindari stres dan  pikiran negatif. Carilah kegiatan yang bisa menenangkan pikiran Anda, seperti meditasi, yoga, atau mendengarkan musik yang menenangkan. Jaga hubungan baik dengan keluarga  dan teman-teman, serta berbagilah cerita atau masalah jika Anda sedang merasa tertekan. 

    8. Berbuka dengan makanan yang sehat 

    Saat berbuka, pilihlah makanan yang sehat dan bergizi. Mulailah dengan makanan yang  ringan dan mudah dicerna, seperti kurma atau buah-buahan. Hindari makanan yang terlalu  berat atau berminyak, karena bisa membuat Anda merasa kenyang dan lemas. 

    Inspirasi agar Tetap Aktif dan Kreatif 

    Selain tip di atas, berikut beberapa inspirasi kegiatan yang bisa Anda lakukan  agar tetap aktif dan kreatif selama Ramadan. 

    Mengikuti tantangan atau program Ramadan produktif yang diadakan oleh komunitas  atau organisasi tertentu. Membuat konten kreatif di media sosial, seperti video atau infografik tentang tip Ramadan produktif. Menulis artikel atau blog tentang pengalaman atau inspirasi selama menjalankan ibadah pada  Ramadan. Mengembangkan keterampilan baru yang bermanfaat, seperti memasak, menulis, atau  desain.

    Ramadan bukan halangan untuk tetap produktif dan bugar. Dengan  perencanaan yang baik, pola hidup sehat, dan semangat yang tinggi, orang yang berpuasa bisa menjalani Ramadan dengan penuh energi dan keberkahan. Manfaatkan waktu Ramadan untuk  meningkatkan kualitas diri, baik dalam hal ibadah maupun produktivitas. 

    Penulis adalah mahasiswa Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKUMI).

  • Bisakah Penyakit Gula Darah Tinggi Disembuhkan? Begini Penjelasannya

    Bisakah Penyakit Gula Darah Tinggi Disembuhkan? Begini Penjelasannya

    Jakarta

    Diabetes adalah kondisi yang dapat menyebabkan kadar glukosa darah atau gula darah terlalu tinggi. Gula darah adalah sumber energi utama yang dapat diproduksi oleh tubuh atau bisa juga berasal dari makanan.

    Insulin merupakan hormon yang diproduksi oleh pankreas yang membantu glukosa masuk ke dalam sel-sel tubuh. Pada orang dengan diabetes, tubuh tidak memproduksi cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin dengan tepat.

    Gula darah kemudian tetap berada di dalam darah dan tidak mencapai sel-sel di tubuh.

    Lantas, bisakah penyakit gula darah tinggi disembuhkan?

    Dikutip dari Diabetes UK, penyakit gula darah tinggi atau diabetes ini tidak dapat disembuhkan secara total. Sebab, belum ditemukan jenis obat yang bisa menyembuhkan penyakit ini.

    Meski begitu, pengobatan dan perawatan dapat dilakukan untuk mengontrol kadar gula darah. Selain itu, perawatan yang tepat bisa membantu orang-orang dengan diabetes tipe 2 untuk masuk ke dalam masa remisi.

    Masa remisi diabetes ini terjadi saat kadar gula darah kembali normal. Tetapi, itu bukan berarti diabetes telah disembuhkan secara total dan bisa saja kambuh kembali.

    Cara mengontrol kadar gula darah agar tetap stabil

    Orang dengan diabetes perlu mengelola kadar gula darah. Dikutip dari Medical News Today, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengontrol kadar gula darah. Berikut cara-caranya:

    1. Mengatur asupan karbohidrat

    Diet rendah karbohidrat dilakukan dengan membatasi jumlah karbohidrat yang dikonsumsi. Karbohidrat dapat meningkatkan glukosa darah lebih banyak dari makanan lain.

    Mungkin jenis diet ini tidak cocok untuk sebagian orang. Maka dari itu, dapat digantikan dengan mengonsumsi karbohidrat yang lebih kaya serat yang rendah indeks glikemiknya, seperti:

    Ubi jalarQuinoaKacang-kacangan dan biji-bijian

    2. Menjaga berat badan

    Cara ini dapat membantu seseorang mengelola kadar gula darah dengan lebih baik. Kisaran berat badan yang ideal untuk seseorang bervariasi, tetapi dokter dapat membantu untuk menentukannya.

    Bukti mencatat bahwa adanya hubungan obesitas dan diabetes tipe 2. Penelitian juga menyoroti hubungan antara obesitas dan resistensi insulin.

    3. Mengatur porsi makan

    Orang dengan kadar gula darah tinggi perlu mengatur porsi makannya. Makan dengan porsi yang sesuai dapat mempermudah pengelolaan berat badan dan pengendalian gula darah.

    Banyak faktor, seperti berat badan, komposisi tubuh, dan tingkat aktivitas yang berperan dalam menentukan ukuran porsi yang ideal. Hal ini dapat dibantu dengan dokter atau ahli gizi.

    4. Olahraga teratur

    Olahraga memiliki banyak manfaat kesehatan dan dapat membantu seseorang mengelola kadar gula darahnya. Terutama olahraga dengan meningkatkan sensitivitas insulin, yang memungkinkan sel otot menggunakan hormon lebih efektif untuk mengambil glukosa dan menggunakannya untuk energi.

    Ini dapat membantu menurunkan gula darah dalam jangka pendek. Untuk jangka panjang, olahraga dapat membantu menurunkan hasil tes A1C seseorang.

    5. Hidrasi tubuh

    Hidrasi yang tepat penting untuk kesehatan dan dapat membantu mengendalikan kadar gula darah. Saat seseorang mengalami dehidrasi, dapat menyebabkan kadar gula darah melonjak karena air dalam tubuh lebih sedikit.

    Artinya, ada konsentrasi gula yang lebih tinggi dalam darah. Maka dari itu, memenuhi kebutuhan cairan dapat membantu menurunkan gula darah.

    Namun, penting untuk menghidrasi tubuh dengan air putih. Sebab, saat mengonsumsi minuman dengan gula tambahan atau soda dapat menyebabkan glukosa darah meningkat lagi.

    6. Mengelola stres

    Stres memiliki efek signifikan pada kadar gula darah. Tubuh melepaskan hormon stres melalui olahraga dan menyediakan waktu untuk istirahat dan relaksasi dapat membantu menurunkan kadar gula darah.

    7. Tidur yang cukup

    Tidur yang cukup membantu mengelola diabetes. Bukti menunjukkan bahwa kebanyakan orang dewasa harus tidur selama tujuh jam atau lebih per malam.

    Kurang tidur dapat menimbulkan berbagai dampak pada tubuh, seperti:

    Meningkatkan resistensi insulin.Meningkatkan rasa lapar.Menyebabkan keinginan untuk mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat dan gula.Membuat lebih sulit mempertahankan berat badan sedang.Meningkatkan tekanan darah.Melemahkan kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi.Meningkatkan risiko depresi dan kecemasan.

    (sao/naf)

  • Awas, Resep Viral Kurma Campur Unsalted Butter di Tiktok Berisiko untuk Kelompok Ini

    Awas, Resep Viral Kurma Campur Unsalted Butter di Tiktok Berisiko untuk Kelompok Ini

    Jakarta

    Viral resep olahan kurma untuk berbuka puasa, dengan cream cheese, keju biasa, juga unsalted butter. Terasa lebih nikmat, tetapi jumlah kalori tentu lebih tinggi.

    Bagi yang ingin mencoba, spesialis gizi klinik dr Putri Sakti, MGizi, SpGK, AIFO-K, CBCFF, menyarankan untuk tidak mengonsumsinya lebih dari satu. Sebab, dikhawatirkan bisa memicu lonjakan kadar gula darah dan tinggi kandungan lemak.

    Bahkan, bagi orang dengan riwayat penyakit tertentu, dr Putri menyarankan untuk tidak mengonsumsi kurma yang dicampur dengan keju, juga unsalted butter. Beberapa pilihan camilan lain yang tak kalah manis, terutama dengan kandungan gula alami,
    sebetulnya lebih menyehatkan.

    “Untuk orang-orang dengan riwayat kadar gula darah tinggi atau misal diabetes melitus sebaiknya tidak mengikuti resep viral tersebut,” saran dr Putri saat dihubungi detikcom, Minggu (9/2/2025).

    “Lebih baik mengonsumsi takjil tidak tinggi gula, yang juga sebenarnya tetap manis, buah potong, es kelapa, puding dengan potongan buah atau manisnya bisa dengan alami madu,” lanjut dia.

    Memang Berapa Sih Kalorinya?

    Jika hanya memakan satu biji kurma tanpa tambahan makanan apapun, ada 23 kalori yang masuk ke tubuh. Namun, bila dicampur dengan keju, unsalted butter, maupun cream cheese, tergantung setiap penyajian.

    Misalnya, tambahan 100 gram cream cheese, berarti menambah sekitar 300 kalori. Keju dengan total yang sama berkisar 400 kalori, sementara unsalted butter 100 gram mengandung 716 kalori.

    “Kombinasi dari kurma kan itu tinggi dengan karbohidrat ya, sebetulnya sehat tetapi kalorinya tetap harus diperhitungkan, kemudian keju maupun unsalted butter itu juga kan lemaknya cukup tinggi sehingga secara kalori per sajiannya itu memang lumayan tinggi, tapi balik lagi berapa kalorinya tergantung seberapa banyak keju dan unsalted butter yang ditambahkan,” pungkasnya.

    (naf/up)

  • Lagi Ngetren Campur Kurma Pakai Unsalted Butter, Catat Pesan Dokter Gizi

    Lagi Ngetren Campur Kurma Pakai Unsalted Butter, Catat Pesan Dokter Gizi

    Jakarta

    Berbuka puasa dengan kurma merupakan sunnah Rasulullah SAW. Sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Abu Dawud, Rasulullah SAW bersabda: “Apabila salah seorang di antara kalian berbuka, maka berbukalah dengan kurma, sebab kurma itu mendatangkan berkah. Namun apabila tidak ada, berbukalah dengan air karena air itu bersih.”

    Kurma bukan hanya nikmat untuk dikonsumsi karena rasanya yang manis. Di balik itu, kurma memiliki beragam kandungan nutrisi yang penting untuk tubuh ketika berpuasa. Belakangan, kurma dipasarkan dengan berbagai varian, ada yang ditambahkan kacang almond, juga keju.

    Tidak sedikit yang juga menambahkan sendiri unsalted butter ke bagian dalam kurma untuk disantap saat berbuka. Menurut spesialis gizi klinik dr Putri Sakti, MGizi, SpGK, AIFO-K, CBCFF, boleh-boleh saja mengikuti tren semacam itu, selama tidak berlebihan.

    Ia mengingatkan untuk memerhatikan jumlah kalori juga lemak yang berlebih saat menambah kurma dengan keju maupun unsalted butter.

    “Biasanya satu saja kalau mau mencoba, itu pun diusahakan butternya tidak terlalu banyak,” pesan dia, saat dihubungi detikcom Minggu (9/5/2025).

    “Kombinasi dari kurma kan itu tinggi dengan karbohidrat ya, sebetulnya sehat tetapi kalorinya tetap harus diperhitungkan, kemudian keju maupun unsalted butter itu juga kan lemaknya cukup tinggi sehingga secara kalori per sajiannya itu memang lumayan tinggi, tapi balik lagi berapa kalorinya tergantung seberapa banyak keju dan unsalted butter yang ditambahkan,” jelasnya.

    dr Putri menyarankan di waktu berbuka puasa diselingi dengan konsumsi takjil lain tinggi protein. Jangan terlalu berlebihan mengonsumsi makanan manis, demi menghindari lonjakan kadar gula darah.

    “Artinya, secara porsi maupun frekuensi itu diperhatikan, sudah cukup satu butir saja kalau ingin mencoba, karena kalau berbuka harapannya kita hanya berbuka dengan snack kecil saja untuk mengembalikan kadar gula darah kita, divariasikan dengan asupan lain tinggi protein,” pungkasnya.

    (naf/up)

  • Ahli Gizi Ini Bagikan Cara Berpuasa Sehat dan Cermat

    Ahli Gizi Ini Bagikan Cara Berpuasa Sehat dan Cermat

    Liputan6.com, Bandung – Puasa merupakan salah satu ibadah keagamaan yang diyakini secara medis dapat membuat kebugaran dalam tubuh.

    Menurut ahli gizi dari Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Asep Munawar, selain kesiapan mental, fisik-pun harus dipersiapkan dengan baik, termasuk dalam hal pemenuhan gizi.

    “Pada bulan puasa, umumnya terjadi pengurangan asupan makanan sebesar 10-20 persen dibanding pada bulan sebelumnya. Ada pola makan yang berubah saat bulan Ramadhan dari yang biasanya kita bebas makan kapan dan dimana saja di bulan-bulan sebelumnya, ketika di bulan Ramadhan ini tentunya tidak demikian,” jelas Asep dicuplik dari laman RSHS, Rabu (5/3/2025).

    Asep menjelaskan ungkapan berpuasalah agar sehat memang benar adanya. Tentunya apabila mengikuti aturan berpuasa termasuk dengan sahur dan berbuka yang benar.

    Ketika akan menjalani puasa, Asep menerangkan sangat dianjurkan untuk makan sahur. Tubuh akan mengosongkan lambung selama kurang lebih selama 15 jam, berarti seseorang harus menyiapkan gizi yang cukup untuk waktu selama itu.

    Oleh karenanya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat sahur yaitu:

    1. Makanan Mengandung Karbohidrat

    Pilihlah makanan yang mengandung karbohidrat kompleks seperti nasi, roti, dan lai sebagainya. Karbohidrat kompleks akan memberikan rasa kenyang lebih lama karena proses pencernaannya relatif lebih lambat.

    Tak hanya karbohidrat, zat besi, protein, lemak, juga harus diperhatikan porsinya. Akan lebih bagus lagi kalau ditambah makanan cair semisal susu.

    Untuk mereka yang beraktivitas berat disiang hari, dapat ditambahkan suplemen dalam menu sahur, tetapi tentunya sesuai dengan dosis.

    2. Memperbanyak Kadar Sahur

    Bisa dibilang asupan makanan saat sahur itu harus lebih banyak daripada saat berbuka puasa. Namun kenyataannya banyak orang yang justru malas makan sahur karena merasa kurang berselera.

    Tips agar makan sahur lebih berselera yaitu bangun sahurnya jangan terlalu mepet, sehingga kita mempunyai jeda waktu yang cukup banyak.

    Artinya, ada kesempatan pada lambung agar terjadi pengosongan sehingga akan membangkitkan selera makan.

    3. Mengakhirkan Makan Sahur

    Waktu sahur memang harus diakhirkan. Hindari waktu sahur yang terlalu awal karena waktu sahur yang terlalu pagi mengakibatkan pengosongan lambung yang terlalu lama sehingga menyebabkan rasa lapar yang luar biasa pada siang harinya.

     

  • Pria Dilarikan ke UGD usai Makan 3 Kg Burger, Keluhan Sembuh Setelah Kentut

    Pria Dilarikan ke UGD usai Makan 3 Kg Burger, Keluhan Sembuh Setelah Kentut

    Jakarta

    Seorang pria berusia 30 tahun di Singapura mendatangi ruang gawat darurat dengan perut kembung dan nyeri ulu hati. Saat dokter memeriksa pria tersebut, mereka mendapati perutnya bengkak dan membesar.

    Saat di rontgen, hasil pemindaian tidak menunjukkan adanya kantong udara di rongga perut pasien, yang dapat menjadi tanda perforasi usus.

    Dalam studi kasus yang dikutip dari Live Science, tes darah menunjukkan bahwa pria tersebut memiliki kadar sel darah putih tinggi di dalam sistem peredaran darahnya, dan kadar kreatinin dan amilase juga lebih tinggi dari biasanya. Kreatinin adalah zat kimia sisa yang tersisa dari produksi energi di otot, dan amilase adalah enzim yang membantu mencerna karbohidrat.

    Jumlah sel darah putih yang tinggi dapat terjadi sebagai respons terhadap infeksi, tetapi penyakit atau stres mendadak juga dapat menyebabkan sel darah putih berkembang biak.

    Dokter kemudian melakukan CT scan pada perut dan panggul pria tersebut, yang menunjukkan bahwa lambung dan bagian atas usus halusnya “sangat membesar karena bahan makanan,” tulis dokter dalam laporan kasus tersebut.

    Usus pria tersebut telah terdorong ke sisi kiri perutnya, sehingga pankreasnya menjadi rata.

    Menurut pasien, delapan jam sebelum mengunjungi ruang gawat darurat, ia telah mengikuti lomba makan cepat. Selama lomba tersebut, ia menghabiskan burger seberat 3 kg hanya dalam waktu 30 menit. Pria tersebut muntah segera setelahnya, memuntahkan makanan yang tidak tercerna tetapi tidak mengeluarkan darah atau empedu.

    Di rumah sakit, dokter menentukan bahwa gejala yang dialami pria tersebut disebabkan oleh burger berukuran besar, yang dimakan pasien terlalu cepat hingga tidak dapat dicerna oleh lambungnya.

    Dokter memasukkan pasien ke bangsal umum rumah sakit tersebut. Mereka mencoba untuk mengurangi tekanan di lambungnya melalui selang yang dimasukkan ke hidungnya, yang dapat membantu mengeluarkan kelebihan gas di saluran pencernaan. Namun, perutnya tetap buncit, dan rasa sakitnya terus berlanjut.

    Dokter mempertimbangkan untuk melakukan gastrostomi atau pembedahan untuk membuka lambung melalui dinding perut guna membuang makanan yang tidak tercerna. Namun, pasien segera mulai kentut, yang menunjukkan bahwa sistem pencernaannya mulai bekerja dan memproses massa besar burger yang dikunyah.

    Analisis darah menunjukkan bahwa jumlah sel darah putih pria itu mulai kembali normal. Akhirnya, pasien buang air besar. Lima hari kemudian, gejalanya telah sepenuhnya mereda, dan ia diperbolehkan pulang.

    Dokter memperingatkan bahwa sering menjejali perut dengan makanan dalam jumlah besar dapat menimbulkan risiko kesehatan yang serius. Risiko ini dapat mencakup cedera pada dinding lambung atau melemahnya otot yang menggerakkan makanan ke usus bagian bawah; pneumonia akibat menghirup partikel makanan ke paru-paru; dan dalam jangka panjang, obesitas.

    (kna/kna)

  • Atasi Burnout saat Ramadan: Cara Imbangkan Ibadah dan Produktivitas

    Atasi Burnout saat Ramadan: Cara Imbangkan Ibadah dan Produktivitas

    Bulan Ramadan adalah waktu yang penuh berkah, di mana umat Muslim meningkatkan ibadah mereka sekaligus tetap menjalankan aktivitas sehari-hari. Namun, bagi sebagian orang, kombinasi antara kewajiban ibadah dan tuntutan pekerjaan dapat menyebabkan kelelahan atau burnout. 

    Burnout adalah kondisi kelelahan fisik, emosional, dan mental akibat tekanan yang berkepanjangan. Dalam konteks Ramadan, burnout dapat muncul akibat kurangnya manajemen waktu, kurang tidur, serta tekanan untuk tetap produktif di tengah perubahan pola makan dan aktivitas. Artikel ini akan membahas cara mengatasi burnout saat Ramadan dengan menyeimbangkan ibadah dan produktivitas berdasarkan ajaran Islam, ayat Al-Qur’an, dan hadis.

    1. Memahami Konsep Keseimbangan dalam Islam

    Islam menekankan keseimbangan antara ibadah, pekerjaan, dan kehidupan pribadi. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

    وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا

    Artinya : ”Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) dunia.” (QS. Al-Qasas: 77)

    Ayat ini menegaskan bahwa umat Muslim perlu menjaga keseimbangan antara ibadah dan kehidupan duniawi agar tidak mengalami kelelahan yang berlebihan.

    2. Manajemen Waktu yang Efektif

    Manajemen waktu yang baik sangat penting untuk menghindari burnout. Rasulullah ﷺ bersabda:

    إِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقًّا

    Artinya: ”Sesungguhnya tubuhmu memiliki hak atas dirimu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

    Hadis ini mengajarkan pentingnya tidak memforsir diri secara berlebihan. Beberapa tips dalam mengatur waktu selama Ramadan: Prioritaskan ibadah wajib, seperti shalat, puasa, dan membaca Al-Qur’an.

    Gunakan teknik manajemen waktu, seperti metode Pomodoro (bekerja selama 25 menit, lalu istirahat 5 menit) untuk meningkatkan fokus. Atur jadwal tidur yang cukup, idealnya 6-7 jam per hari agar tubuh tetap bugar.

    3. Pola Makan Sehat untuk Menjaga Energi

    Pola makan yang baik selama sahur dan berbuka sangat mempengaruhi energi dan produktivitas. Rasulullah SAW bersabda:

    تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً

    Artinya: ”Makan sahurlah, karena dalam sahur terdapat keberkahan.” (HR Bukhari dan Muslim)

    Beberapa tips pola makan sehat: Sahur dengan makanan bergizi, seperti karbohidrat kompleks (oatmeal, roti gandum), protein (telur, ayam), dan lemak sehat (alpukat, kacang-kacangan). Hindari makanan berminyak dan manis berlebihan saat berbuka untuk menghindari rasa lemas. Minum air yang cukup (minimal 8 gelas sehari) agar tubuh tetap terhidrasi.

    4. Mengatur Beban Kerja agar Tidak Berlebihan

    Dalam bekerja selama Ramadan, penting untuk mengatur ritme kerja agar tidak menyebabkan kelelahan berlebihan. Islam mengajarkan pentingnya bekerja dengan niat yang baik. Rasulullah SAW bersabda:

    إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلًا أَنْ يُتْقِنَهُ

    Artinya: ”Sesungguhnya Allah mencintai jika seseorang melakukan suatu pekerjaan, ia melakukannya dengan itqan (sungguh-sungguh dan profesional).” (HR. Thabrani)

    Tips mengatur pekerjaan selama Ramadan:

    Kerjakan tugas paling sulit di pagi hari, ketika energi masih optimal setelah sahur.Kurangi aktivitas yang tidak perlu, seperti terlalu lama di media sosial.Buat daftar tugas harian agar pekerjaan lebih terstruktur dan tidak menumpuk.5. Menjaga Kesehatan Mental dan Emosi

    Burnout tidak hanya berdampak fisik tetapi juga mental. Oleh karena itu, menjaga kesehatan mental sangat penting. Rasulullah ﷺ bersabda:

    لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الغَضَبِ

    Artinya: ”Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, tetapi yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah.” (HR Bukhari dan Muslim)

    Beberapa cara menjaga kesehatan mental:

    Luangkan waktu untuk refleksi diri dengan memperbanyak dzikir dan membaca Al-Qur’an.Jangan ragu untuk beristirahat ketika merasa terlalu lelah.Bersedekah dan membantu orang lain, karena memberi dapat meningkatkan kebahagiaan dan ketenangan batin.6. Memanfaatkan Waktu untuk Ibadah Secara Efektif

    Salah satu penyebab burnout adalah perasaan kurangnya waktu untuk beribadah. Oleh karena itu, penting untuk memanfaatkan waktu secara bijak. Allah berfirman:

    فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ

    Artinya: ”Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhanmulah kamu berharap.” (QS Al-Insyirah: 7-8)

    Beberapa cara efektif meningkatkan kualitas ibadah:

    Membaca Al-Qur’an setelah salat, bahkan hanya satu halaman per hari.Memperbanyak doa dan zikir, terutama setelah salat wajib dan sebelum tidur.Menghadiri kajian Islam online atau offline untuk meningkatkan pemahaman agama Kesimpulan

    Mengatasi burnout selama Ramadan memerlukan keseimbangan antara ibadah dan produktivitas. Islam mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan dalam hidup, sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Qasas: 77. Dengan menerapkan manajemen waktu yang baik, pola makan sehat, pengaturan pekerjaan, serta menjaga kesehatan mental dan spiritual, seseorang dapat menjalani Ramadan dengan lebih optimal tanpa mengalami kelelahan berlebihan. 

    Ramadan seharusnya menjadi momen untuk mendekatkan diri kepada Allah sekaligus tetap menjalankan tugas duniawi dengan bijak. Dengan strategi yang tepa, burnout dapat dihindari, dan Ramadan dapat menjadi bulan yang penuh berkah serta produktivitas.

    Penulis adalah mahasiswa Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKUMI)

  • 4 Rebusan Daun untuk Menurunkan Gula Darah, Bantu Cegah Diabetes

    4 Rebusan Daun untuk Menurunkan Gula Darah, Bantu Cegah Diabetes

    Jakarta

    Gula darah tinggi merupakan masalah kesehatan yang tidak boleh dianggap sepele. Jika tidak ditangani dengan tepat, kondisi ini dapat berkembang dan memicu komplikasi yang serius, seperti diabetes.

    Karenanya, orang dengan kadar gula darah tinggi perlu melakukan penyesuaian gaya hidup untuk mengelola dan menjaga kadar gula darahnya tidak melewati batas normal. Misalnya, mengadopsi pola makan yang bergizi dan seimbang, serta rutin berolahraga.

    Selain itu, mengonsumsi rebusan daun tertentu juga dapat membantu mengelola kadar gula darah. Pertanyaannya, apa saja sih daun yang ampuh untuk menurunkan kadar gula darah? Dikutip dari berbagai sumber, berikut ulasannya.

    1. Daun Salam

    Air rebusan daun salam dipercaya dapat membantu mengatasi berbagi macam kondisi kesehatan, termasuk gula darah tinggi.

    Dikutip dari Healthline, penelitian pada 2021 menganalisa efek ekstrak daun salam untuk menangani resistensi insulin dan stres oksidatif. Hasil penelitian menunjukkan daun salam dapat melindungi sel hati dari dampak kenaikan gula darah dan insulin.

    Studi lain juga menunjukkan ekstrak daun salam dapat membantu menurunkan kadar gula darah.

    2. Daun Mangga

    Dikutip dari Healthline dan NDTV, daun mangga dapat membantu mengelola gula darah dan diabetes karena efeknya terhadap metabolisme lemak.

    Peningkatan trigliserida kerap dikaitkan dengan resistensi insulin dan diabetes tipe 2. Sebuah studi menunjukkan ekstrak daun mangga dapat menurunkan kadar trigliserida dan gula darah pada hewan pengerat.

    Daun mangga juga kaya akan pektin, vitamin C, dan serat, yang semuanya bermanfaat dalam mencegah diabetes dan peningkatan kolesterol.

    3. Daun Kelor

    Selain untuk meningkatan produksi ASI, daun kelor juga memiliki potensi untuk menurunkan gula darah.

    Dikutip dari Healthline, studi yang dilakukan pada 2020 menemukan daun kelor dapat membantu menurunkan gula darah dan mengelola diabetes. Ini berkat kandungan senyawa tanaman,seperti quercetin, kaempferol, glucomoringin, asam klorogenat, dan isothiocyanate yang ada dalam daun kelor.

    Meskipun begitu, diperlukan penelitian lebih lanjut pada subjek manusia untuk benar-benar memastikan efek daun kelor dalam pengelolaan kadar gula darah.

    4. Daun Kale

    Kale atau kubis keriting juga termasuk salah satu tanamann yang memiliki potensi untuk membantu kontrol gula darah.

    Dikutip dari Healthline, Kale mengandung berbagai senyawa, seperti serat dan antioksidan flavonoid yang berperan dalam menurunkan kadar gula darah.

    Studi yang dilakukan pada 42 orang dewasa Jepang juga menunjukkan konsumsi 7-14 gram kale dengan makanan tinggi karbohidrat dapat secara signifikan mengurangi kadar gula darah setelah makan.

    (ath/kna)

  • Anggota DPR Sebut Menu MBG Bulan Puasa Tetap Penuhi Gizi

    Anggota DPR Sebut Menu MBG Bulan Puasa Tetap Penuhi Gizi

    Anggota DPR Sebut Menu MBG Bulan Puasa Tetap Penuhi Gizi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Anggota Komisi IX DPR RI
    Irma Suryani Chaniago
    mengatakan, menu makanan kering yang disajikan dalam program
    makan bergizi gratis
    (MBG) selama bulan puasa tetap memenuhi gizi yang disyaratkan.
    Menurut Irma, menu yang terdiri dari roti, kurma, susu hingga takjil itu tetap mengandung karbohidrat dan protein.
    “Menu bulan puasa tetap mengandung karbohidrat dan protein, roti, jeruk, telur, kurma, dan takjil, serta susu,” kata Irma saat dihubungi
    Kompas.com
    , Sabtu (8/3/2025).
    Irma mengungkapkan, menu yang disajikan saat bulan puasa bukan hanya sekadar menyenangkan bagi pelajar.
    Hal ini menanggapi sejumlah pelajar yang lebih suka menu saat Ramadhan dibandingkan hari biasa.
    Politikus Partai Nasdem ini menjelaskan, sama seperti hari biasa, menu ini bertujuan untuk memberikan tambahan gizi yang cukup untuk anak-anak bangsa.
    “Jadi sekali lagi, bukan soal kesenangan. Kalau menu bulan puasa kan terdiri dari kurma, susu, telur, kacang hijau atau takjil, dan roti. Menu ini kan hanya untuk buka puasa, tidak sama dengan menu yang disyaratkan untuk menambah perkembangan otak anak bangsa,” ucap dia.
    Lebih lanjut, Irma menyebutkan, DPR RI dan pemerintah terus mencari skema terbaik untuk pelaksanaan program MBG.
    Ia tidak memungkiri bahwa banyaknya kekurangan dalam pelaksanaan akan terus diperbaiki.
    “Kami pun dari Komisi IX masih mencari formula yang tepat untuk MBG ini. Kami masih akan mempelajari bagaimana pelaksanaan MBG di negara-negara yang sudah melaksanakan program ini,” kata Irma.
    Sebelumnya diberitakan, terdapat sejumlah
    menu MBG
    yang berbeda pada saat bulan Ramadhan dari hari-hari biasanya.
    Ketua
    Badan Gizi Nasional
    (BGN) Dadan Hindayana mengatakan, menu MBG pada awal pekan pertama puasa adalah roti, sereal instan, kurma, dan telur.
    Dadan mengatakan, mulai pekan kedua Ramadhan, menu MBG yang dibagikan ke sekolah yang mayoritas muridnya tidak berpuasa akan kembali seperti sedia kala.
    “Di daerah yang mayoritas tidak puasa, mulai minggu depan akan normal,” ujar dia.
    Dadan juga menyebutkan, minimal satu kali selama Ramadhan akan digelar buka puasa bersama di sekolah yang mayoritas muridnya berpuasa.
    Saat buka bersama itu, menu MBG akan diberikan seperti biasanya, yakni nasi beserta lauk pauk.
    “Saat buka bersama, menu kembali normal,” kata Dadan menegaskan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.