Produk: karbohidrat

  • Puasa Bikin Mudah Lelah dan Mager? Begini Caranya Biar Tetap Bertenaga

    Puasa Bikin Mudah Lelah dan Mager? Begini Caranya Biar Tetap Bertenaga

    Jakarta

    Puasa dari pagi hingga sore sambil beraktivitas pasti tidak mudah. Rasa lelah akan cenderung lebih terasa saat berpuasa.

    Namun, ada beberapa strategi yang bisa dilakukan agar tetap berenergi dan tetap fokus selama berpuasa. Apa saja?

    Psikolog holistik di Dubai, Devika Mankani, merekomendasikan untuk membuat jadwal dengan ritme yang alami setiap harinya.

    “Pagi hari adalah waktu yang paling produktif, jadi selesaikan tugas-tugas yang membutuhkan fokus tinggi di awal. Di pertengahan pagi jadwalkan tugas-tugas atau rapat yang lebih ringan,” jelas Mankani.

    “Rasa lesu di sore hari adalah hal yang nyata, jadi simpan pekerjaan rutin atau yang lebih ringan di periode ini,” lanjutnya.

    Dikutip dari Gulf News, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan agar selalu bertenaga untuk beraktivitas selama berpuasa:

    1. Memperhatikan asupan sahur

    Sahur adalah hal yang paling penting agar bisa tahan berpuasa sehari penuh. Menurut ahli gizi di Dubai, Sharifa Khan, memilih menu sahur yang seimbang adalah kunci untuk menjaga tingkat energi tetap stabil sepanjang hari.

    Untuk mendapatkan energi yang stabil sepanjang hari, fokuslah pada karbohidrat kompleks seperti gandum, biji-bijian utuh, dan beras merah yang dapat melepaskan energi secara perlahan. Bisa ditambahkan makanan yang kaya protein, seperti telur, yogurt, atau kacang-kacangan, dan diakhiri dengan yang dapat menghidrasi misalnya semangka.

    Perlu diingat, selama sahur hindari terlalu banyak mengonsumsi kafein, karena dapat membuat dehidrasi.

    2. Tetap terhidrasi

    Dehidrasi adalah salah satu penyebab terbesar kelelahan selama Ramadan. Meski tidak dapat minum di siang hari, seseorang dapat tetap terhidrasi selama jam-jam buka puasa. Pastikan minum banyak air di antara waktu berbuka puasa dan sahur.

    Selain air, dapat juga mengonsumsi makanan yang menghidrasi saat berbuka puasa. Misalnya seperti buah jeruk, semangka, anggur, melon, atau sup untuk menghidrasi tubuh.

    3. Makan yang seimbang saat berbuka puasa

    Ketika berbuka puasa adalah kesempatan untuk menyehatkan tubuh. Setelah berjam-jam berpuasa, tubuh membutuhkan asupan yang seimbang.

    Disarankan untuk menghindari makanan yang digoreng atau terlalu banyak mengandung gula tambahan. Sebab, hal tersebut dapat membuat tubuh merasa lesu dan lebih lelah.

    Cobalah mulai berbuka puasa dengan camilan ringan yang menghidrasi, seperti kurma dan air putih. Kemudian, beralihlah ke makanan yang bergizi yang mengandung protein rendah lemak. Misalnya ayam, ikan, atau kacang-kacangan, sayuran, dan biji-bijian utuh.

    “Jangan lupa juga lemak sehat, misalnya alpukat, kacang-kacangan, atau minyak zaitun, untuk membuat Anda kenyang dan berenergi,” kata Khan.

    “Seporsi kecil sesuatu yang manis, seperti sepotong cokelat hitam atau salad buah, dapat memuaskan keinginan Anda tanpa menyebabkan gula darah Anda turun,” sambungnya.

    4. Tidur sejenak untuk mengisi tenaga

    Kelesuan di sore hari sering kali disebabkan oleh penurunan gula darah dan ritme sirkadian alami. Untuk mencegahnya, bisa dengan memilih karbohidrat dan protein yang lambat diserap saat sahur, seperti gandum, telur, atau kacang-kacangan, untuk mempertahankan energi.

    Jika memungkinkan, bergeraklah selama lima menit sambil melakukan peregangan, berjalan, atau bahkan berdiri dapat meningkatkan sirkulasi dan kewaspadaan.

    Khan mengungkapkan terlalu memaksakan diri beraktivitas saat lelah, dapat membuat tubuh semakin lelah. Jadi, cobalah untuk tidur siang, meskipun hanya selama 20-30 menit, dapat mengisi ulang tenaga, membantu meningkatkan fokus, dan suasana hati.

    5. Lakukan olahraga ringan

    Olahraga ringan dapat membantu menjaga agar tubuh tetap sehat dan bugar. Pilihlah olahraga yang ringan, seperti berjalan atau peregangan.

    Cobalah untuk berolahraga singkat selama 15-20 menit atau melakukan yoga ringan untuk meningkatkan energi. Kegiatan ini juga bisa dilakukan setelah berbuka puasa.

    6. Kurangi stres

    Stres dapat menjadi penyebab utama rasa lelah dan terkurasnya energi selama berpuasa. Cobalah luangkan waktu beberapa menit setiap hari untuk melepaskan diri dari kesibukan dan bernapaslah.

    Memperbanyak berdoa dan meluangkan waktu untuk santai dapat membantu diri menjadi lebih tenang selama berpuasa.

    7. Perhatikan pola tidur

    Saat berpuasa, tidur yang berkualitas menjadi lebih penting. Meskipun jadwal tidur mungkin terganggu selama Ramadan, sangat penting untuk memanfaatkan waktu tidur sebaik-baiknya.

    Cobalah untuk tidur secara bertahap, beristirahat lebih lama setelah salat Tarawih dan kemudian tidur lebih singkat sebelum Sahur.

    Menggunakan penutup mata dan membuat lingkungan tidur setenang serta segelap mungkin juga dapat meningkatkan kualitas tidur.

    (sao/kna)

  • Tips Puasa Aman Bagi Penderita Maag: Ini Makanan yang Dianjurkan untuk Buka dan Sahur  – Halaman all

    Tips Puasa Aman Bagi Penderita Maag: Ini Makanan yang Dianjurkan untuk Buka dan Sahur  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Menteri Kesehatan Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono membagikan tips aman berpuasa untuk penderita maag.

    Asam lambung merupakan keluhan paling sering terjadi saat puasa.

    “Kalau terjadi imbalance dan ketidakseimbangan maka bisa muncul keluhan sakit lambung.

    Dengan ditandai sakit perut, mual, begah bahkan bisa menimbulkan nyeri yang parah,” kata dia dikutip dari laman Instagramnya, Sabtu (15/3/2025).

    Karena itu, ibadah di bulan Ramadan ini bagi penderita maag membutuhkan perhatian khusus untuk menjaga agar lambung tetap sehat.

    Salah satu hal utama yang perlu diperhatikan adalah tips nutrisi yang tepat selama sahur dan berbuka, seperti berikut:

    1. Saat sahur: Pilih makanan yang lambat dicerna, seperti karbohidrat kompleks (nasi merah, roti gandum) dan protein tanpa lemak (ikan, ayam).

    “Hindari makanan pedas, asam, atau berlemak,” tutur dia.

    2. Saat berbuka: Mulailah dengan air putih hangat dan kurma untuk menstabilkan kadar gula darah.

    Hindari makan berat langsung, beri jeda dengan makanan yang mudah dicerna seperti sup atau bubur.

    Selain itu, penting untuk mengatur pola makan dengan porsi kecil tetapi lebih sering dan menghindari makanan yang memicu produksi asam lambung.

    “Jika memiliki riwayat maag kronis, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mulai berpuasa. Dengan perencanaan yang baik, puasa dapat tetap berjalan lancar dan penuh berkah. Tetap sehat dan semangat menyambut Ramadan,” harap Prof Dante.

  • Perut Terasa Begah dan Sesak? 7 Kondisi Ini Bisa Jadi Penyebabnya

    Perut Terasa Begah dan Sesak? 7 Kondisi Ini Bisa Jadi Penyebabnya

    Jakarta – Perut yang begah dan sesak sering kali tidak membuat nyaman. Meski biasanya akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa saat, sebagian orang mengalami kondisi perut seperti ini dalam waktu lama dan berulang.

    Wanita secara umum mengalami perut kembung dan sesak lebih sering dibanding pria. Masalah pencernaan dan fluktuasi hormon dapat menyebabkan kondisi ini. Terkadang perut seperti ini juga bisa mengindikasikan keadaan medis yang lebih serius.

    Penyebab Perut Terasa Begah dan Sesak

    Mengutip Cleveland Clinic dan Medical News Today, berikut sederet kemungkinan penyebab perut kembung dan kencang:

    1. Gas

    Gas adalah penyebab umum perut begah dan sesak. Gas sendiri merupakan produk sampingan dari pencernaan, yang dapat masuk ke tubuh seiring menelan udara atau konsumsi minuman bersoda. Sebelum mencapai usus, gas sebagian besar keluar melalui sendawa.

    Gas juga dapat diproduksi di usus oleh bakteri usus yang mencerna karbohidrat, dalam proses yang disebut fermentasi. Jika terjadi terlalu banyak fermentasi, menandakan karbohidrat tidak terserap dengan baik selama proses pencernaan.

    Perut kembung akibat penumpukan gas bisa dilihat dari gejalanya berupa sering sendawa dan kentut. Terlalu banyak gas di usus mengakibatkan pencernaan tidak berjalan lancar. Pencernaan juga dapat terganggu karena kebanyakan dan terlalu cepat saat makan.

    2. Sembelit

    Menumpuknya tinja di usus besar membuat makanan yang baru dicerna menunggu lama di usus untuk turun. Alhasil perut mengembang karena menahan volume ekstra di usus.

    Pola makan rendah serat, asupan cairan rendah, hingga kondisi medis tertentu adalah penyebab sembelit. Sembelit juga ditandai dengan buang air besar kurang dari 3 kali dalam seminggu dan tinja yang keras sehingga sulit dikeluarkan.

    3. Dispepsia

    Perut begah dan sesak bisa disebabkan oleh dispepsia atau yang sering disebut maag. Kondisi ini terjadi ketika cairan asam lambung mengiritasi lapisan lambung atau kerongkongan. Gejala lain seperti mual, bersendawa, dan rasa terbakar di perut bagian atas mungkin menyertai.

    4. Sindrom Iritasi Usus Besar (IBS)

    Sindrom iritasi usus besar mengacu pada kumpulan gejala yang mempengaruhi sistem pencernaan. IBS yang dapat mengakibatkan perut terasa kencang kemungkinan disertai gejala lain seperti sembelit, diare, dan adanya lendir dalam tinja.

    Tidak jelas apa penyebab IBS, tetapi kerap dikaitkan dengan stres, infeksi bakteri, dan sensitif terhadap makanan tertentu.

    5. Sindrom Pramenstruasi

    Lebih dari separuh wanita mengalami perut kembung sebelum dan selama periode menstruasi. Penumpukan cairan selama pramenstruasi inilah penyebab perut begah dan sesak. Gejala lain yang kemungkinan muncul, mencakup nyeri atau kram perut, diare atau sembelit, sakit kepala, hingga kelelahan.

    6. Asites

    Perut mengembang juga diakibatkan oleh asites, kondisi menumpuknya cairan di perut. Asites sendiri umumnya terjadi karena penyakit hati dan terkadang oleh gagal ginjal atau gagal jantung. Penambahan berat badan dan kesulitan bernapas bisa jadi mengiringi perut kembung yang disebabkan asites.

    7. Hormon

    Secara khusus, hormon wanita mampu membuat perut kembung karena estrogen menyebabkan retensi air.

    Saat estrogen meningkat dan progesteron menurun, wanita akan merasakan perut begah. Kondisi ini diakibatkan cairan selain peningkatan volume rahim sebelum menstruasi. Selama fluktuasi hormon perimenopause, perut membuncit juga umum terjadi.

    Di sisi lain, hormon juga berinteraksi dengan sistem pencernaan. Estrogen dan progesteron dapat menyebabkan gas di usus dengan memperlambat atau mempercepat gerakan usus. Reseptor estrogen di saluran cerna juga mempengaruhi sensitivitas visceral yang membuat perut kembung.

    Sejumlah penyebab perut begah dan sesak di atas kerap disertai gejala lain. Jika gejala-gejala segera hilang maka kemungkinan besar tidak terjadi hal serius. Namun jika perut kembung tak kunjung hilang justru semakin parah dan diiringi gejala seperti demam atau muntah, segera cari pertolongan medis.

    (azn/row)

  • 10 Manfaat Kolang-kaling bagi Kesehatan, Bantu Cegah Dehidrasi

    10 Manfaat Kolang-kaling bagi Kesehatan, Bantu Cegah Dehidrasi

    Jakarta

    Kolang-kaling atau disebut juga buah atap merupakan salah satu buah yang jadi favorit banyak orang. Terlebih selama bulan Ramadan, penjualan kolang-kaling bisa mengalami peningkatan.

    Buah yang berasal dari pohon aren ini biasanya diolah menjadi manisan atau campuran dalam kolak pisang. Teksturnya yang kenyal membuat kolang-kaling memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan buah-buah lainnya.

    Selain lezat, kolang-kaling juga memiliki sejumlah manfaat bagi kesehatan jika diolah dengan cara yang tepat. Apa saja manfaatnya? Simak pembahasan dalam artikel ini.

    Manfaat Kolang-kaling bagi Kesehatan

    Ada sejumlah manfaat kolang-kaling bagi kesehatan, mulai dari membantu mencegah dehidrasi hingga menjaga kesehatan pencernaan. Simak manfaat kolang-kaling di bawah ini:

    1. Menjaga Kesehatan Pencernaan

    Manfaat yang pertama adalah dapat menjaga kesehatan pencernaan. Mengutip laman Health Benefits Times, kolang-kaling mengandung serat tinggi yang efektif mengobati masalah sembelit.

    Untuk merasakan khasiatnya, disarankan mengkonsumsi 5-10 butir kolang-kaling per hari demi membantu mengobati sembelit dan masalah pencernaan lainnya.

    2. Menjaga Kesehatan Tulang

    Banyak yang belum tahu kalau kolang-kaling dapat menjaga kesehatan tulang, lho. Sebab, buah yang satu ini mengandung kalsium yang baik untuk menjaga kesehatan tulang.

    “Jadi kolang-kaling ini ada banyak kandungannya. Dia salah satu makanan yang mengandung kalsium. Jadi baik untuk tulang dan menjaga kesehatan tulang,” kata dr Oki Yonatan Oentiono, SpGK, PNS (Physician Nutrition Specialist) kepada detikcom, Jumat (7/3/2025).

    3. Mencegah Dehidrasi

    Mengkonsumsi kolang-kaling secara rutin juga dapat mencegah dehidrasi. Soalnya, kolang-kaling memiliki kandungan air mencapai 94%, sehingga sangat cocok diminum saat berbuka puasa agar cairan tubuh harian dapat terpenuhi.

    Untuk bisa merasakan khasiatnya, sebaiknya mengkonsumsi kolang-kaling dengan cara direbus tanpa menambahkan gula atau pemanis lainnya.

    4. Menjaga Kesehatan Kulit

    Bagi detikers yang memiliki masalah kulit, cobalah untuk mengkonsumsi kolang-kaling secara rutin. Kandungan kolagen pada buah ini dipercaya dapat membantu menjaga kesehatan kulit.

    “Kolang-kaling juga mengandung kolagen, jadi dia juga bisa membantu kesehatan kulit. Ada juga berbagai macam zat gizi, seperti vitamin A, asam folat, zat besi, kalium, dan zinc,” ujar dr Oki yang merupakan spesialis gizi klinis dari Mayapada Hospital Kuningan.

    5. Cocok untuk Diet

    Kolang-kaling termasuk buah yang cocok dikonsumsi bagi yang sedang diet. Sebuah penelitian mengungkapkan, dalam 100 gram kolang-kaling mengandung sekitar 0,69 gram protein, 4 gram karbohidrat, 1 gram kadar abu, dan 0,95 gram serat kasar.

    Selain itu, kandungan gelatin dalam kolang-kaling juga dapat memberikan efek rasa kenyang lebih lama. Hal ini dapat meredakan hawa nafsu makan berlebih sekaligus mendukung program diet yang sedang berjalan.

    6. Mengontrol Kadar Gula Darah

    Dikutip dari situs uma.ac.id, kolang-kaling diyakini dapat mengontrol kadar gula darah dalam tubuh agar tetap stabil. Menurut sebuah penelitian, dalam uji laboratorium terungkap bahwa kolang-kaling mengandung senyawa polisakarida glukomanan yang dapat menurunkan kadar gula darah sekaligus mencegah diabetes.

    7. Mencegah Osteoporosis

    Kolang-kaling yang mengandung kalsium tinggi dipercaya juga mampu mencegah osteoporosis. Seperti kita ketahui, osteoporosis merupakan penyakit yang dapat menyerang orang lanjut usia (lansia).

    Sebagai bentuk pencegahan, disarankan mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak kalsium sejak dini, salah satunya kolang-kaling. Namun, sebaiknya imbangi juga dengan olahraga teratur dan makan-makanan bergizi agar tulang tetap sehat.

    8. Meredakan Nyeri Sendi

    Lebih lanjut, dr Oki mengungkapkan jika kolang-kaling bermanfaat untuk membantu meredakan nyeri lutut atau nyeri sendi. Hal ini karena buah tersebut memiliki efek antiradang.

    “Saya memang pernah baca soal itu ya, (kolang-kaling) mengurangi nyeri sendi, nyeri rematik, nyeri pengapuran, buat sakit di lutut. Kalau kita lihat memang di kolang-kaling itu ada kandungannya galaktomanan, bisa buat apa? Anti-nyeri, anti-radang,” ungkapnya.

    Namun, ia menyebut jika sampai sekarang belum ada penelitian yang membuktikan secara spesifik bahwa khasiat itu terbukti benar.

    “Memang dari sisi kedokteran, hasil uji cobanya menyebutkan kalau kolang-kaling ini punya efek antiradang atau anti inflamasi. Tapi kalau spesifik untuk (mengobati) nyeri sendi, peradangan sendi, belum ada tadi,” jelas dr Oki.

    9. Meredakan Panas Dalam

    Manfaat kolang-kaling berikutnya adalah mampu meredakan panas dalam. Berkat kandungan airnya yang tinggi membuat buah ini dapat menyegarkan tenggorokan sekaligus menjadikan tubuh terasa segar.

    10. Bikin Awet Muda

    Kandungan antioksidan tinggi dalam kolang-kaling ternyata dapat membantu mencegah penuaan dini, sehingga terlihat awet muda. Menurut beberapa studi, antioksidan pada kolang-kaling dapat menjaga sel tubuh agar tidak rusak yang diakibatkan radikal bebas.

    (ilf/fds)

  • Nikmati Kue Tanpa Gluten, Inilah 3 Rekomendasi Tepung Bebas Gluten

    Nikmati Kue Tanpa Gluten, Inilah 3 Rekomendasi Tepung Bebas Gluten

    Liputan6.com, Yogyakarta – Gluten adalah protein yang ditemukan dalam gandum, jelai, dan gandum hitam. Protein ini juga ada dalam makanan olahan seperti pasta, roti, dan sereal.

    Makanan bebas gluten sangat penting bagi penderita penyakit seliak dan orang dengan intoleransi gluten. Tanpa makanan bebas gluten, mereka bisa mengalami masalah kesehatan yang serius.

    Ada banyak tepung bebas gluten yang kaya nutrisi dan bisa digunakan untuk membuat berbagai jenis kue. Dengan tepung alternatif ini, siapa pun bisa menikmati kue lezat tanpa khawatir tentang gluten. Mengutip dari berbagai sumber, berikut tiga tepung bebas gluten:

    1. Tepung Mocaf (Modified Cassava Flour)

    Tepung mocaf atau modified cassava flour adalah tepung bebas gluten yang kaya manfaat kesehatan. Tepung ini mengandung serat tinggi, vitamin B6, serta mineral penting seperti kalsium dan fosfor.

    Dengan mengonsumsi tepung mocaf secara teratur, Anda dapat membantu melancarkan pencernaan, menjaga metabolisme tubuh tetap sehat, dan mendukung kesehatan tulang. Tepung mocaf menjadi alternatif tepung yang sempurna bagi penderita seliak atau yang memiliki sensitivitas terhadap gluten tanpa mengorbankan kandungan gizi dan manfaat kesehatan.

    2. Tepung Gandum Bebas Gluten

    Tepung gandum bebas gluten merupakan sumber nutrisi yang sangat baik untuk diet bebas gluten. Tepung ini kaya akan karbohidrat kompleks yang memberikan energi tahan lama.

    Kandungan karbohidratnya tidak seperti karbohidrat sederhana yang cepat habis. Selain itu, tepung ini juga mengandung serat pangan tinggi.

    Serat inilah yang membantu menjaga rasa kenyang lebih lama, sehingga cocok untuk mereka yang sedang mengatur pola makan. Sebagai sumber protein nabati, tepung gandum bebas gluten juga berperan dalam mendukung metabolisme tubuh yang sehat.

    3. Tepung Almond

    Tepung almond adalah pilihan tepung bebas gluten yang sangat bergizi dan serbaguna. Terbuat dari almond yang digiling halus, tepung ini kaya akan protein nabati yang penting untuk membangun dan memperbaiki jaringan tubuh.

    Tepung almond juga mengandung lemak sehat dan vitamin E yang berperan sebagai antioksidan kuat untuk tubuh. Dengan kandungan serat alami yang tinggi, tepung ini membantu melancarkan pencernaan.

    Manfaat tepung almond tidak berhenti di situ saja. Tepung ini membantu menjaga keseimbangan energi tubuh sehingga Anda tetap bertenaga sepanjang hari. Kandungan nutrisinya juga mendukung kesehatan kulit dan jantung, menjadikannya pilihan tepung yang baik untuk perawatan tubuh dari dalam.

    tepung almond memiliki indeks glikemik rendah sehingga membantu menjaga kestabilan kadar gula darah. Hal ini menjadikannya pilihan tepat bagi penderita diabetes atau mereka yang sedang mengontrol asupan gula.

    Penulis: Ade Yofi Faidzun

  • Kapan Waktu Olahraga yang Paling Baik Saat Puasa?

    Kapan Waktu Olahraga yang Paling Baik Saat Puasa?

    Jakarta

    Di bulan Ramadan, meskipun tubuh tidak mendapatkan asupan energi seperti hari-hari biasa, olahraga tetap penting untuk menjaga kebugaran dan kesehatan. Tapi, olahraga saat puasa memang memerlukan strategi khusus.

    Jangan sampai ingin tubuh bugar, malah mengalami dehidrasi atau kelelahan berlebihan. Pemilihan waktu yang tepat menjadi faktor krusial, agar manfaat olahraga tetap maksimal tanpa mengganggu kondisi fisik.

    Waktu Olahraga yang Paling Baik Saat Puasa

    Lantas, kapan sebenarnya waktu terbaik untuk berolahraga saat berpuasa? Apakah lebih baik dilakukan sebelum berbuka atau setelahnya? Praktisi olahraga, dr. Yohanes Toban Layuk Allo, SpOT(K) dalam arsip catatan detikcom menjelaskan bahwa sebelum berolahraga saat puasa, kenali dulu kemampuan diri. Dr Toban mengatakan, pilihan waktu yang ideal adalah sekitar satu jam sebelum berbuka puasa.

    “Puasa itukan kekurangan cairan terutama elektrolit sama gula. Nah jadi waktu olahraga yang paling tepat, tentu menjelang bisa minum dan setelah minum. Jadi waktunya adalah sekitar satu jam menjelang berbuka puasa, karena pada saat misalnya udah olahraga nih, udah haus banget, kan nggak mungkin batalin puasa, tapi kalau emang udah waktunya berbuka kan enak tinggal minum,” jelasnya.

    Selain itu, bagi mereka yang sulit menoleransi penurunan kadar gula dalam darah, berolahraga setelah berbuka puasa bisa menjadi alternatif.

    “Kan beberapa orang kurang bisa menoleransi penurunan gula dalam darah, untuk yang seperti itu lebih disarankan yaudah olahraganya setelah berbuka aja, jadi isi dulu nih gulanya, isi dulu elektrolitnya, bisa berbuka dengan yang manis, kan yang manis ada kandungan gula tuh, nah gula ini bisa diperlukan untuk menambah energi tubuh, baru setelah itu olahraga,” ungkapnya.

    “Untuk orang-orang yang seperti itu saya lebih merekomendasikan olahraganya setelah berbuka, tapi ada orang yang beda dan nggak semua kebutuhannya sama, jadi kembali lagi kenali diri sendiri,” lanjut dia.

    Sama halnya dengan penjelasan dari Dosen Departemen Gizi Kesehatan FKKMK UGM, Tony Arjuna. Disadur dari laman resmi FK UGM, ia menjelaskan olahraga saat berpuasa tetap bisa dilakukan, kira-kira 30 menit sampai 1 jam sebelum berbuka atau setelah tarawih.

    Ia tidak menyarankan olahraga di pagi hari selama berpuasa. Menurutnya, berolahraga di pagi hari saat puasa bukanlah pilihan yang ideal, bahkan bisa berisiko bagi mereka yang belum terbiasa.

    Hal ini disebabkan oleh meningkatnya penggunaan kalori selama aktivitas fisik, yang mempercepat penurunan kadar gula darah. Akibatnya, tubuh menjadi lemas dan rasa lapar akan lebih terasa sepanjang hari.

    Kondisi ini terutama berbahaya bagi penderita diabetes karena dapat meningkatkan risiko serangan hipoglikemia yang mengancam nyawa. Tony juga menambahkan, bahwa jika seseorang tidak berolahraga sama sekali pada hari pertama dan kedua puasa, rasa lapar yang dialami akan berbeda dibandingkan dengan hari-hari selanjutnya. Hal ini terjadi karena tubuh masih berada dalam fase awal defisit kalori yang cukup besar.

    Olahraga yang Bisa Dilakukan Saat Puasa

    Apa olahraga terbaik yang bisa dilakukan saat puasa? Kartika Prahasanti, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surabaya, menyarankan beberapa olahraga ringan saat puasa.

    Dilansir dari laman resmi FK UM Surabaya, bahwa jenis serta durasi olahraga pun harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing individu. Adapun jenis olahraga yang dianjurkan saat berpuasa yaitu olahraga yang dapat melatih jantung.

    Contohnya jogging, jalan cepat, hingga bersepeda. Latihan kekuatan seperti gerakan push up, sit up, back up, plank, dan squat juga dianjurkan. Dengan catatan, disesuaikan dengan kemampuan tubuh masing-masing.

    Selain itu, latihan kelenturan seperti yoga, pilates, atau gerakan sederhana seperti cium lutut dan menggerakkan anggota tubuh sesuai ruang sendi, juga dianjurkan. Hal ini agar tubuh tetap fleksibel dan terhindar dari cedera.

    Pemilihan jenis olahraga tersebut harus disesuaikan dengan kemampuan masing-masing individu. Frekuensi olahraga yang direkomendasikan adalah 3-5 kali dalam seminggu dengan durasi setiap sesi antara 30-50 menit, sesuai dengan rekomendasi WHO yang menyarankan total waktu olahraga sekitar 150 menit per minggu.

    Olahraga saat berpuasa memang punya banyak khasiat, seperti merangsang proses autofagi dan autolisis, yaitu mekanisme alami tubuh dalam menghancurkan sel-sel yang rusak dan menggantinya dengan sel-sel baru yang lebih sehat.

    Tapi, tentu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat berolahraga di bulan puasa. Seperti pastikan kecukupan nutrisi dari karbohidrat, protein, lemak, serta cairan yang dikonsumsi saat sahur. Selain itu, tidur yang cukup dan berkualitas, yaitu sekitar 7-9 jam per hari, juga penting untuk menjaga daya tahan tubuh selama berpuasa.

    Nah, itulah tadi penjelasan tentang waktu olahraga yang baik dan jenis serta durasi olahraga yang bisa dilakukan saat puasa. Semoga membantu dan tetap jaga kesehatan, ya!

    (aau/fds)

  • 5 Tips Makan Sehat Saat Sahur selama Ramadan

    5 Tips Makan Sehat Saat Sahur selama Ramadan

    Jakarta, Beritasatu.com – Sahur merupakan waktu yang tepat untuk mendisiplinkan diri. Karena itu, pilihan makanan yang sehat dapat memperkuat hubungan spiritual dan menjaga kesehatan tubuh dengan baik.

    Pendekatan yang seimbang terhadap nutrisi, hidrasi dan kadar gula yang seimbang dapat meningkatkan energi dan kesehatan tubuh selama bulan Ramadan.

    Bagi penderita diabetes, asupan yang sehat dan seimbang saat sahur sangat penting untuk menstabilkan kadar gula darah selama berpuasa.

    Memilih makanan yang tepat dapat membantu mencegah lonjakan gula darah dan menjaga tingkat energi tetap stabil.

    Tips Makan Sehat Saat Sahur selama Ramadan

    Melansir dari Times of India, berikut ini adalah lima tips makan sehat saat sahur selama bulan Ramadan:

    1. Awali Sahur dengan Diet Seimbang

    Sahur yang padat nutrisi membuat Anda tetap berenergi sepanjang hari. Membuat pilihan yang tepat selama sahur dapat membuat tubuh tetap merasa kenyang dan bertenaga.

    Karena itu, disarankan untuk mengonsumsi protein rendah lemak dan sayur-sayuran untuk memberikan asupan nutrisi pada tubuh.

    Makanan, seperti kacang-kacangan, biji-bijian, telur, ayam dan ikan dapat menyediakan nutrisi penting, memperlambat pencernaan dan mempertahankan rasa kenyang.

    Selain itu, hindari makan makanan olahan saat sahur untuk menghindari dehidrasi dan tubuh terasa lesu.

    2. Tetap Terhidrasi

    Hidrasi berperan penting dalam pengendalian gula darah dan mencegah tubuh merasa lelah. Oleh sebab itu, minumlah air yang cukup untuk meningkatkan sensitivitas insulin, mengurangi keinginan untuk mengonsumsi gula dan mencegah pelepasan hormon stres akibat dehidrasi, yang dapat menyebabkan gula darah meningkat.

    Hidrasi dapat mencegah kelelahan, terutama bagi penderita diabetes. Disarankan untuk minum 10-12 gelas air saat waktu berbuka dan sahur.

    Selain itu, konsumsi buah-buahan yang mengandung banyak air seperti jeruk dan semangka juga disarankan. Hal ini dapat membuat tetap aktif dan berenergi sepanjang hari.

    3. Konsumsi Karbohidrat Berserat Tinggi

    Mengonsumsi biji-bijian utuh seperti gandum, oat dan beras merah yang kaya akan serat, vitamin dan mineral dapat membantu mengontrol kadar gula darah dalam tubuh.

    Kacang-kacangan seperti lentil dan buncis memiliki indeks glikemik rendah, sehingga dapat memperlambat kenaikan gula darah.

    Makan makanan tinggi serat dapat memperlambat pencernaan, mencegah lonjakan dan penurunan gula darah secara tiba-tiba.

    4. Mengonsumsi Lemak Sehat

    Makan makanan yang mengandung lemak sehat dapat  memberikan energi secara berkelanjutan dan membantu Anda merasa kenyang lebih lama, sehingga mengurangi keinginan untuk makan.

    Beberapa contoh makanan yang mengandung lemak sehat adalah kacang-kacangan dan biji-bijian, seperti almond, walnut, alpukat, salmon dan makerel. Makanan ini dapat meningkatkan kesehatan jantung dengan mengurangi kolesterol LDL dan meningkatkan kolesterol HDL.

    5. Makanan yang Wajib Dihindari

    Untuk menjaga tubuh tetap sehat selama puasa, hindarilah makan makanan manis dan karbohidrat olahan, seperti roti, kue kering dan permen. Selain itu, Anda juga disarankan untuk tidak makan makanan olahan, gorengan dan minuman manis.

    Makan makanan sehat dengan nutrisi seimbang sangat penting untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil. Karena itu, mengonsumsi karbohidrat tinggi serat, protein rendah lemak dan makanan yang mengandung lemak sehat dapat menjaga tubuh tetap terhidrasi, membantu mengontrol gula darah secara efektif dan mempertahankan energi selama puasa di bulan Ramadan.
     

  • Asupan Ini Terbukti Bisa Bikin Panjang Umur, Murah dan Mudah Didapat

    Asupan Ini Terbukti Bisa Bikin Panjang Umur, Murah dan Mudah Didapat

    Jakarta

    Seorang peneliti bernama Dan Buettner telah pergi ke blue zone di seluruh dunia untuk menemukan bagaimana cara seseorang bisa hidup lebih panjang dan sehat. Blue zone merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut wilayah yang penduduknya memiliki umur panjang dan tingkat kesehatan lebih baik dibandingkan rata-rata populasi global.

    Beberapa wilayah blue zone yang dimaksud seperti Okinawa di Jepang, Sardinia di Italia, dan Ikaria di Yunani.

    Salah satu temuan Buettner terkait makanan panjang umur yang banyak dikonsumsi adalah kacang-kacangan. Menurutnya, kacang-kacangan memiliki kandungan nutrisi yang lengkap, terjangkau, dan berkelanjutan.

    “Kacang-kacangan adalah makanan umur panjang yang utama. Isinya penuh dengan protein, serat, dan karbohidrat kompleks,” kata Buettner dikutip dari Mirror, Sabtu (15/3/2025).

    Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2001 dan melibatkan 9.632 individu menemukan hubungan kuat antara konsumsi kacang-kacangan secara rutin dengan penurunan risiko penyakit jantung koroner.

    Penyakit kardiovaskular seringkali berkaitan dengan kondisi dislipidemia, hipertensi, diabetes tipe dua, peradangan kronis, dan obesitas. Penelitian ini juga menunjukkan kacang-kacangan dapat membantu mengurangi kadar kolesterol, gula darah, mencegah kanker, dan membantu menjaga berat badan.

    Selain tinggi protein dan karbohidrat kompleks, kacang juga makanan yang kaya akan tembaga, asam folat, zat besi, magnesium, dan vitamin B6. Kacang-kacangan juga memiliki indeks glikemik yang rendah sehingga tidak memicu lonjakan gula darah yang signifikan.

    “Ada satu penelitian yang sangat bagus yang diikuti banyak orang selama beberapa dekade, dan mereka menemukan bahwa semakin banyak biji-bijian yang dimakan orang, semakin lama mereka hidup,” kata Buettner.

    “Persamaan kasarnya adalah jika Anda makan secangkir biji-bijian sehari dan Anda memulainya dari usia muda, itu sama dengan sekitar empat tahun harapan hidup tambahan,” sambungnya.

    Semua jenis kacang-kacangan, seperti kedelai, edamame, kacang merah, kacang tanah, almond, dan kacang polong memberikan manfaat yang sama baiknya untuk kesehatan. Masyarakat tinggal menyesuaikan dengan selera dan ketersediaan jenis kacang yang ada.

    (avk/kna)

  • Intip, Tips Melakukan Diet Sehat di Bulan Puasa

    Intip, Tips Melakukan Diet Sehat di Bulan Puasa

    1. Tetap Sahur dengan Makanan Bergizi

    Meskipun berpuasa sering kali membuat banyak orang tergoda untuk melewatkan sahur tetapi hal tersebut tetap penting untuk dilakukan. Pasalnya sahur membantu mempertahankan energi selama berpuasa.

    Namun, ketika diet sehat pilih makanan yang kaya akan protein dan serat seperti roti gandum, buah-buahan, sayuran segar, susu, yogurt, telur, dan kacang-kacangan. 

    2. Hindari Makanan Berminyak

    Mengonsumsi makanan berminyak seperti gorengan saat berbuka dapat meningkatkan asupan kalori dan lemak tidak sehat. Sebagai alternatif, pilih makanan yang lebih sehat dan rendah lemak. 

    3. Pilih Karbohidrat Kompleks

    Karbohidrat kompleks seperti nasi merah, roti gandum utuh, kentang, ubi jalar, jagung, dan buncis sangat direkomendasikan untuk memberikan energi yang tahan lama dan membantu tubuh merasa kenyang lebih lama. 

  • Ramai Netizen Ngeluh Telat Haid saat Puasa, Memang Sengaruh Apa? Ini Kata Obgyn

    Ramai Netizen Ngeluh Telat Haid saat Puasa, Memang Sengaruh Apa? Ini Kata Obgyn

    Jakarta

    Ramai warganet di media sosial X membahas perubahan siklus haid selama bulan Ramadan. Banyak dari mereka mengaku telat haid selama memasuki bulan Ramadan ini. Mereka menduga ini berkaitan erat dengan perubahan pola makan yang terjadi selama bulan Ramadan.

    “guys ini seluruh wanita diindonesia pada telat haid semua kah?” kata pemilik akun X @a***ann***y.

    “Kalian ngerasa ga kalo bulan ramadhan mens jd telat tapi udah ngerasain nyeri pinggang perut dan semua rasa sakit mens tapi ga ada darah yang keluar. Udah dua harian ngerasa nyeri di area pinggang dan sekitar tapi ga haid-haid:). Ada yang sama ga? Ga pernah serindu ini sama mens,” ujar netizen lain.

    Berkaitan dengan hal tersebut, spesialis obstetri dan ginekologi dr Muhammad Fadli, SpOG menjelaskan perubahan pola makan selama bulan Ramadan memang dapat berpengaruh pada siklus haid seseorang. Meskipun kompleks, perubahan pola makan yang terjadi selama Ramadan dapat mempengaruhi hormon-hormon yang berkaitan dengan menstruasi.

    Defisit kalori yang terjadi selama bulan puasa, dapat mempengaruhi kadar estrogen dalam tubuh, sehingga mempengaruhi siklus haid. Ia menyebut perubahan waktu istirahat selama Ramadan juga dapat mempengaruhi hal ini.

    “Jam makan kan kita sahur, buka, gitu ya, maka kita juga beribadah di bulan puasa mungkin waktu istirahat kita akan sedikit berkurang. Maka dengan kurangnya beristirahat, maka keluarlah hormon stres, atau kortisol,” ucap dr Fadli ketika dihubungi detikcom, Jumat (14/3/2025).

    “Stres atau hormon kortisol ini meningkat ini bisa mempengaruhi hormon-hormon lain untuk haid yang FSH (Follicle-Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone) yang menyebabkan gangguan ovulasi,” sambungnya.

    Pun sebaliknya, kecenderungan orang-orang ‘balas dendam’ dan makan lebih banyak selama bulan puasa juga dapat mempengaruhi pola haid. Ini disebabkan oleh penumpukan lemak berlebih yang terjadi pada tubuh.

    “Jadi kalaupun mau ada penurunan berat badan, pasti dilakukan secara yang wajar sehingga tidak sampai mempengaruhi hormon dalam tubuh,” sambungnya.

    Meski demikian, dr Fadli mengingatkan puasa selama Ramadan memberikan manfaat yang sangat besar untuk tubuh. Perubahan ini menurutnya sedikit menunjukkan masyarakat mungkin sudah overeating atau terlalu banyak makan selama ini.

    Terlebih, jenis makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia cenderung mengandung karbohidrat berlebih.

    “Tapi kembali lagi berpuasa memang ini banyak terjadi yang bagus-bagus untuk kita dan seharusnya dia tidak akan mempengaruhi pola haid yang sedemikian rupa,” jelasnya.

    “Malah lebih bagus menurunkan kadar lemak, adiposa dalam tubuh, yang mana kalau kadar adiposa kadar lemak yang cukup banyak ini bisa bikin estrogen level meningkat, yang bisa mempengaruhi pola haidnya juga,” tandas dr Fadli.

    (avk/kna)