Produk: karbohidrat

  • Manfaat Jinten Hitam dan Ginkgo Biloba untuk Stamina dan Fokus

    Manfaat Jinten Hitam dan Ginkgo Biloba untuk Stamina dan Fokus

    Jakarta

    Puasa tidak melulu berkaitan dengan menahan lapar dan dahaga, tetapi bagaimana bisa menjaga stamina serta fokus tetap optimal sepanjang hari. Faktanya, tidak sedikit yang kesulitan untuk fokus dan menjaga konsentrasi di tengah padat aktivitas karena lemas saat berpuasa.

    Sejumlah literatur menekankan stamina dan fokus tidak hanya berkaitan dengan satu faktor. Terkait kebugaran fisik misalnya, mereka yang terbiasa rutin berolahraga dengan latihan lebih intens punya ketahanan stamina otomatis lebih baik dari mereka yang memiliki kebiasaan sebaliknya.

    Sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Cold Spring Harbor Perspective in Medicine menyebut, olahraga atau aktivitas intensitas tinggi meningkatkan kinerja jantung, aliran oksigen dalam darah yang maksimal, adanya peningkatan massa otot, yang juga sekaligus mencegah masalah motorik. Dalam studi bertajuk ‘Adaptations to Endurance and Strength Training’ ini, disebutkan adanya perubahan positif menjadi lebih kuat dan bertenaga sebagai dampaknya.

    Faktor lain yang juga berpengaruh adalah kualitas tidur. Analisis yang dipublikasikan di Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Indonesia menunjukkan, sebagian besar dari studi yang diamati membuktikan adanya kaitan yang signifikan antara kualitas tidur dengan keberhasilan belajar siswa sekolah.

    Tidur cukup, dalam penelitian di Universitas Klabat Manado tersebut, dikatakan punya manfaat bagi kesehatan fisik dan mental, termasuk meningkatkan fungsi kognitif, pengelolaan stres dan ketahanan tubuh. Kurang tidur, di sisi lain, mengganggu ketrampilan siswa, menurunkan fungsi kekebalan tubuh, dan mengganggu konsentrasi.

    Dalam kaitannya dengan pola makan, sebuah penelitian di Nutrix Journal mengaitkan respons glikemik berbasis sarapan dengan fungsi kognitif di kalangan mahasiswa. Disebutkan, profil glukosa darah yang lebih stabil berkaitan dengan fungsi kognitif yang lebih baik di pagi hari.

    Dengan mengamati 177 sampel mahasiswa, penelitian ini membuktikan adanya korelasi positif antara kebiasaan sarapan di pagi hari dengan tingkat konsentrasi belajar mahasiswa. Meski demikian, penelitian ini tidak menilai unsur gizi yang terkandung dalam menu sarapan para mahasiswa yang diteliti.

    Khasiat herba jinten hitam. Foto: infografis detikHealth

    Bagaimana Mengatasi Sering ‘Ngelag’ saat Puasa?

    Selain terjadi perubahan pola makan, saat Ramadan pola tidur juga mengalami perubahan yang dapat berdampak pada fungsi kognitif sebagaimana terungkap dalam berbagai penelitian ilmiah. Hal ini dibenarkan oleh praktisi kesehatan tidur, dr Andreas Prasadja, RPSGT.

    Menurut dr Ade, sapaan akrabnya, salah satu cara mengatasi masalah tersebut adalah dengan mengatur ulang waktu tidur. Jika memang harus bangun lebih pagi untuk menyiapkan sahur, maka disarankan tidak tidur terlalu larut.

    “Dari yang biasa tidurnya larut jam 11, jam 12, perlahan dimajukan jam 10. Penting juga di siang hari, di jam-jam makan siang, kan nggak makan, tidur dulu sempatkan, jadi power nap, begitu bangun kita dapatkan manfaat tidur, metabolismenya kembali bagus, lebih fokus, lebih produktif, keselamatan nanti pulang juga lebih terjaga,” katanya, saat dihubungi detikcom Senin (24/2/2025).

    Tak kalah penting, faktor nutrisi juga berkaitan erat dengan stamina di bulan Ramadan. Pakar gizi dr Putri Sakti, MGizi, SpGK, AIFO-K, CBCFF menyebut ada empat asupan penting yang harus diperhatikan adalah karbohidrat, hidrasi, protein, serat, dan lemak sehat.

    Karbohidrat merupakan sumber utama energi tubuh, sehingga dibutuhkan untuk menjaga stamina. Saat puasa, lebih disarankan mengonsumsi karbohidrat kompleks agar rasa kenyang bertahan lebih lama saat puasa seharian. Sementara itu, protein berguna untuk pemulihan otot, dan lemak sehat untuk membantu menyediakan energi jangka panjang.

    Menurut dr Putri, konsumsi makanan yang digoreng secara berlebihan, tinggi gula, hingga tambahan pemanis buatan, sebaiknya dihindari selama puasa. Khususnya saat berbuka puasa, makanan berserat tinggi juga tidak dianjurkan.

    “Karena akan sulit dicerna ketika perut masih kosong,” kata dr Putri, menjelaskan.

    Kebutuhan cairan juga penting diperhatikan. Selama Ramadan, ia menyarankan untuk menerapkan pola 2-4-2. Artinya, minum 2 gelas air saat berbuka, 4 gelas saat makan malam, dan 2 gelas terakhir saat sahur. Ia juga menyarankan perbanyak sayur dan buah, utamanya dengan kandungan air, antioksidan, juga vitamin C.

    Khasiat herba ginkgo biloba. Foto: infografis detikHealth

    Herbal untuk Bantu Fokus saat Puasa

    Selain dari makanan seperti ayam, brokoli, semangka, atau alpukat yang kaya nutrisi, tambahan asupan nutrisi juga bisa didapat dari suplementasi herba tertentu. Misalnya, jinten hitam (Nigella Sativa). Tanaman yang sudah digunakan sebagai pengobatan herbal sejak era Mesir Kuno itu, juga disebut bisa meningkatkan stamina.

    Pakar herbal dan dokter saintifikasi jamu, dr Rianti Maharani, M.Si, FINEM, AIFO-K menjelaskan, jintan hitam atau yang dikenal ‘Habbatussauda’ memiliki peran penting dalam mengatur stamina. Herba ini, menurutnya, kaya kandungan nutrisi terutama antioksidan.

    “Suplemen atau kapsul minyak jinten hitam direkomendasikan karena praktis. Ekstrak jinten hitam dapat dikonsumsi setelah berbuka puasa, dan ketika sahur atau sesuai dengan anjuran yang terdapat pada kemasan,” saran dr Rianti, saat dihubungi detikcom Jumat (21/2/2025).

    Jinten hitam bisa dikonsumsi dengan berbagai cara. Pertama, dengan ditambahkan ke makanan seperti sup, bubur, smoothie. Jenis makanan tersebut cocok disantap saat sahur. Sementara untuk berbuka, jinten hitam bisa dikonsumsi berbarengan dengan salad atau teh herbal.

    “Ini membantu pemulihan energi,” tegas dr Rianti.

    Pilihan atau alternatif yang lebih mudah, bisa memilih jinten hitam berbentuk kapsul ekstrak. Meski sudah dikemas dalam produk atau suplemen tertentu, khasiat jinten hitam ditegaskan dr Rianti tidak lantas berkurang.

    “Khasiat jinten hitam tetap terjaga, baik ditambahkan langsung ke makanan atau dalam bentuk suplemen. Namun, suplemen sering kali lebih terstandar, sehingga memudahkan pengaturan dosis,” lanjutnya.

    Di tengah maraknya penjualan suplemen dengan iklan overclaim atau bahkan temuan ‘oplosan’ bahan kimia obat (BKO) berbahaya, dr Rianti mengimbau untuk selalu mengecek keamanan serta izin edar produk sebelum membeli.

    Untuk meningkatkan fokus saat puasa, dr Rianti merekomendasikan herba ginkgo biloba. Herba ini sudah lama dipakai dalam pengobatan tradisional, sejak teridentifikasi memiliki kemampuan meningkatkan sirkulasi darah ke otak. Di sisi lain, ginkgo biloba juga kaya akan antioksidan.

    Mengutip sejumlah penelitian, dr Rianti menjelaskan manfaat ginkgo biloba tidak hanya meningkatkan daya ingat, konsentrasi, dan fungsi kognitif, melainkan juga berpotensi mengurangi gejala penyakit neurodegeneratif seperti alzheimer dan demensia.

    “Ginkgo mengandung flavonoid dan terpenoid, yang keduanya berfungsi sebagai antioksidan. Antioksidan ini membantu melindungi sel-sel otak dari kerusakan akibat radikal bebas, yang dapat mempengaruhi kesehatan otak secara keseluruhan,” terangnya.

    “Beberapa studi menunjukkan bahwa ekstrak ginkgo biloba dapat meningkatkan memori jangka pendek dan panjang serta kemampuan berpikir, terutama pada orang dewasa atau lansia,” pungkasnya.

    (naf/up)

  • 7 Tips Menjaga Pola Makan Setelah Lebaran agar Tetap Sehat

    7 Tips Menjaga Pola Makan Setelah Lebaran agar Tetap Sehat

    Jakarta

    Puasa selain sebagai ibadah juga bermanfaat bagi kesehatan. Pola makan yang telah dijaga dengan baik selama sebulan ini jangan sampai sia-sia setelah Lebaran tiba.

    Sudah menjadi tradisi bahwa Lebaran menjadi momen berkumpul keluarga sambil menikmati berbagai hidangan. Namun banyak yang lupa dan kalap karena banyak makanan yang menggoda selera.

    Tentu hal ini akan menjadi kebiasaan buruk jika terus dilakukan setelah Lebaran. Untuk mencegah badan melar dan tetap sehat, simak berbagai tips menjaga pola makan setelah Lebaran berikut ini.

    Tips Menjaga Pola Makan Setelah Lebaran

    Dirangkum dari situs Pusat Kesehatan dan Gizi Manusia UGM dan Dinkes Pohuwato, berikut ini 7 tips menjaga pola makan setelah Lebaran:

    1. Batasi Makanan dan Asupan Kalori

    Meski banyak makanan tersaji, tetaplah sadar untuk membatasi jumlah makanan yang masuk ke tubuh kita. Jika ingin mencicipi, makanlah dengan sedikit porsi.

    Selain itu, batasi juga porsi makanan yang tinggi kalori, misalnya masakan bersantan dan tinggi lemak. Jika kebanyakan bisa meningkatkan berat badan, kolesterol, dan meningkatkan risiko penyakit jantung.

    2. Batasi Asupan Gula

    Saat Lebaran juga pasti banyak tersaji makanan manis, seperti aneka kue dan roti. Belum lagi minuman seperti sirup, es buah, hingga teh manis.

    Boleh saja mencicipinya, tetapi perhatikan lagi jumlahnya. Jika dikonsumsi terlalu banyak maka akan meningkatkan risiko karies gigi, diabetes, hingga obesitas.

    Jangan lupa banyak air putih setelah makan dan minum yang manis untuk mengurangi kadar gulanya.

    3. Makan Sayur dan Buah

    Usahakan untuk rutin mengonsumsi sayur dan buah saat Lebaran. Lanjutkan kebiasaan ini setelah Lebaran untuk memenuhi asupan serat, vitamin, mineral, karotenoid, fitosterol, flavonoid, senyawa fenolik, dan antioksidan.

    WHO merekomendasikan untuk mengonsumsi buah-buahan dan sayuran setidaknya 400 gram/orang setiap hari. Manfaatnya antara lain mencegah beberapa penyakit berikut ini:

    Penyakit jantungDiabetes mellitusKankerRadang sendi (arthritis)Penyakit kulitObesitasPenyakit neurodegenerative, seperti Alzheimer dan Parkinson.

    4. Penuhi Kebutuhan Cairan

    Minum cukup air putih setiap hari. Usahakan sedikitnya minum 2 liter atau 8 gelas setiap hari. Hindari minuman manis, bersoda, kafein, dan alkohol.

    5. Pilih Jenis Makanan yang Tepat

    Dari banyaknya pilihan makanan, pilih jenis makanan yang tepat, yakni yang mengandung semua zat gizi makronutrien (karbohidrat, protein atau lemak), mikronutrien (vitamin mineral) dan cairan harian terpenuhi.

    Daripada nasi putih, pilihlah nasi merah, roti gandum atau oatmeal. Daripada gorengan atau junk food, makanan yang dimasak tanpa minyak.

    6. Terapkan Prinsip Diet

    Jangan lupa untuk menerapkan prinsip diet 4J, yaitu Jumlah, Jadwal, Jenis dan Jurus Masak. Jurus memasak yaitu memilih cara pengolahan yang bervariasi, seperti kukus, rebus, panggang, dan pepes daripada menggoreng. Menggoreng boleh saja, tetapi maksimal dua kali seminggu.

    7. Berolahraga

    Dan yang pasti adalah tubuh harus bergerak aktif. Usahakan untuk berolahraga 30 menit sehari atau 150 menit per minggu. Olahraga tidak perlu yang memerlukan alat dan biaya besar. Kamu bisa senam di rumah atau lari pagi di sekitar rumah.

    (bai/row)

  • Kejar Malam Lailatul Qadar, Begini Biar Nggak Mudah Ngantuk saat Itikaf

    Kejar Malam Lailatul Qadar, Begini Biar Nggak Mudah Ngantuk saat Itikaf

    Jakarta

    Memasuki hari-hari terakhir puasa, tidak sedikit umat Muslim yang melaksanakan ibadah itikaf untuk meraih Lailatul Qadar, malam istimewa yang terjadi pada Ramadan.

    Namun, tak jarang rasa kantuk mengganggu kekhusyukan saat beribadah. Hal ini bisa dipicu oleh kebiasaan tertentu saat berbuka puasa.

    Mengantuk setelah berbuka dan saat salat Tarawih terjadi karena tubuh merespons perubahan kimia akibat proses pencernaan. Banyak orang yang langsung mengonsumsi makanan dalam porsi besar setelah seharian berpuasa, yang justru membuat tubuh kelelahan.

    “Pada waktu kita berbuka ada banyak sekali makanan-makanan khas waktu berbuka takjil, ada kolak, cendol, bubur sumsum, es campur, gorengan, bakwan, risol, bala-bala terus kita juga kayaknya rata-rata minum teh manis pada waktu berbuka puasa setelah itu dilanjut lagi dengan makan besar,” ujar spesialis penyakit dalam dr Yuhana Fitra, SpPD saat berbincang dengan detikcom beberapa waktu lalu.

    Mayoritas makanan berbuka puasa mengandung karbohidrat tinggi. Jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan, sistem pencernaan akan bekerja lebih keras, menyebabkan sebagian besar energi tubuh terserap untuk proses ini. Akibatnya, tubuh menjadi lemas dan rasa kantuk pun muncul.

    Selain faktor makanan, perubahan pola tidur selama Ramadan juga berperan dalam meningkatkan rasa kantuk saat Tarawih.

    “Otomatis sudah sangat mengantuk kalau tidur terlalu larut malam. Jadi kerja sistem cerna sudah berat, energi cepat turun dan kurang tidur,” pungkasnya.

    (suc/suc)

  • Manfaat Makan Kurma Sebelum Tidur, Efeknya ke Tubuh Nggak Main-main

    Manfaat Makan Kurma Sebelum Tidur, Efeknya ke Tubuh Nggak Main-main

    Jakarta

    Kurma adalah salah satu buah paling populer di dunia. Tidak hanya lezat, buah yang tumbuh subur di Timur Tengah ini memiliki kandungan nutrisi yang begitu lengkap, seperti serat, gula, protein, karbohidrat, kalsium, zat besi, kalium, magnesium, vitamin B6, hingga antioksidan.

    Karena kandungan nutrisinya, kurma sangat cocok dikonsumsi sebagai camilan malam sehat sebelum tidur. Dikutip dari Healthline, konsumsi kurma sebelum tidur dapat membantu mencegah rasa lapar yang muncul tengah malam.

    Manfaat ini berasal dari kandungan serat yang cukup tinggi dalam kurma. Dalam 100 gram kurma, ada sekitar 8 gram serat di dalamnya.

    Meskipun kurma mengandung gula dalam jumlah tinggi, konsumsi kurma tidak menyebabkan lonjakan gula darah yang cepat seperti makanan dengan gula tambahan. Oleh karena itu, kurma juga cocok dikonsumsi sebelum berolahraga. Cobalah makan 2-4 butir kurma sekitar 30-60 menit sebelum berolahraga.

    Terlepas dari waktu makannya, berikut ini sederet manfaat rutin mengonsumsi kurma untuk tubuh:

    1. Meningkatkan Kesehatan Otak

    Penelitian menemukan bahwa kurma dapat menurunkan penanda inflamasi di otak, seperti interleukin 6 (IL-6). Kadar IL-6 berlebih dikaitkan dengan risiko penyakit neurodegeneratif yang lebih tinggi.

    Selain itu, studi lain pada hewan menunjukkan kurma bermanfaat mengurangi aktivitas protein beta amiloid yang dapat membentuk plak di otak. Plak yang menumpuk dapat mengganggu komunikasi antara sel otak, yang seiring berjalan waktu memicu kematian sel otak hingga alzheimer.

    2. Menjaga Kadar Gula Darah

    Serat yang terkandung dalam kurma dapat membantu mengontrol kadar gula darah. Serat memperlambat kinerja pencernaan dan membantu mencegah lonjakan gula darah terlalu tinggi.

    Selain itu, serat dalam kurma juga berperan dalam mencegah sembelit. Konsumsi serat mendorong pergerakan usus lebih teratur yang berkontribusi pada pembentukan feses.

    3. Memperlancar Persalinan

    Penelitian menunjukkan konsumsi kurma selama beberapa minggu terakhir sebelum melahirkan dapat mempercepat dilatasi serviks. Konsumsi kurma juga dikaitkan dengan durasi persalinan yang lebih pendek.

    Sebuah meta-analisis pada 2011 juga menunjukkan hasil serupa. Ibu hamil yang rutin makan kurma menjalani durasi persalinan yang lebih singkat dibanding mereka yang tidak mengonsumsi.

    Hal ini diduga karena kurma mengandung senyawa yang dapat berikatan dengan reseptor oksitosin, hormon yang bertugas merangsang kontraksi rahim saat persalinan.

    4. Mencegah Kanker

    Kurma mengandung antioksidan yang penting untuk melindungi sel-sel tubuh dari radikal bebas. Berikut beberapa di antaranya:

    Asam fenolik – bersifat anti-inflamasi yang penting dalam pencegahan kanker dan penyakit jantung.

    Flavonoid – antioksidan yang penting dalam pencegahan diabetes, alzheimer, juga beberapa jenis kanker tertentu.

    Karotenoid – membantu meningkatkan kesehatan jantung dan mata.

    (avk/naf)

  • Sahur Banyak Kok Cepat Lapar, Inikah Penyebabnya?

    Sahur Banyak Kok Cepat Lapar, Inikah Penyebabnya?

    Jakarta

    Rasa lapar adalah respons alami tubuh yang dialami setiap orang. Respons ini muncul terutama setelah tidak makan dalam jangka waktu lama atau setelah melakukan aktivitas fisik yang menguras energi. Saat berpuasa, tubuh tidak mendapatkan asupan makanan dan minuman selama berjam-jam, sehingga rasa lapar bisa menjadi lebih intens.

    Rasa lapar ini merupakan sinyal bahwa tubuh membutuhkan energi dan nutrisi untuk menjaga keseimbangan serta menjalankan fungsinya secara optimal. Saat puasa, rasa lapar akan berkurang atau hilang setelah makan sahur atau berbuka. Namun, jika tetap merasa lapar meskipun sudah mengonsumsi makanan dalam jumlah banyak saat sahur, ada kemungkinan faktor lain yang mempengaruhinya.

    Mekanisme Muncul Rasa Lapar dan Kenyang

    Menurut staf ahli diet di The Ohio State University Wexner Medical Center, Candace Pumper, MS, RD, LD, setiap orang memiliki dorongan biologis yang berbeda untuk asupan makanan sehari-hari. Dorongan ini dikendalikan oleh organ dan jaringan yang menyampaikan informasi tentang keseimbangan energi tubuh ke sistem saraf pusat, yang pada akhirnya mengatur proses tersebut.

    Dorongan untuk makan bergantung pada proses sadar dan tidak sadar. Sebagian berasal dari kebutuhan tubuh akan nutrisi tertentu, sementara sebagian lainnya dipengaruhi oleh lingkungan sekitar dan rangsangan sensorik.

    “Apa yang kita sebut sebagai “homeostatis” dan “hedonis” berkaitan erat dengan proses-proses ini di dalam tubuh,” kata Pumper, dikutip dari salah satu tulisannya di laman The Ohio State University.

    Adapun pengendalian nafsu makan secara homeostatis melibatkan komunikasi antara otak dan berbagai organ tubuh. Otak, usus, pankreas, hati, dan jaringan adiposa (lemak) menghasilkan hormon, peptida, serta neurotransmitter (pembawa pesan kimia) yang memengaruhi tingkat nafsu makan seseorang.

    Misalnya, saat usus kosong, ia merangsang sinyal lapar dan meningkatkan keinginan untuk makan. Sebaliknya, ketika terdapat makanan di usus, ia mengirimkan sinyal kenyang untuk memberi tahu tubuh agar berhenti makan.

    Secara bersamaan, sinyal-sinyal ini serta tindakan yang dilakukan berperan dalam mengatur energi dan metabolisme tubuh. Namun, jika regulasi sinyal ini terganggu, dapat terjadi perubahan berat badan yang ekstrem serta gangguan metabolisme.

    Faktor lain yang dapat memengaruhi perubahan berat badan dan metabolisme meliputi tingkat aktivitas fisik, tingkat stres, kualitas tidur, fungsi tiroid, dan faktor genetik. Selain itu, perubahan hormonal (misalnya, sindrom pramenstruasi), kondisi emosional, dan cedera otak juga dapat memengaruhi nafsu makan serta keinginan untuk makan, yang pada akhirnya berkontribusi terhadap perubahan berat badan.

    Sementara aspek hedonis dari makanan sering kali dipelajari dalam kaitannya dengan indra, seperti penglihatan, penciuman, dan perasa. Aspek ini memberikan preferensi individu yang lebih bersifat sadar dalam memilih makanan. Respons ini cenderung mengabaikan status energi tubuh dan nilai gizi makanan.

    Selain itu, aspek hedonis dalam asupan makanan juga dapat dipengaruhi oleh hormon nafsu makan di usus, seperti ghrelin, yang dilepaskan secara tidak sadar. Namun, pada akhirnya, preferensi rasa dan kenikmatanlah yang berperan dalam pemilihan makanan, bukan faktor kesehatan atau kebutuhan nutrisi yang optimal.

    Senada, konsultan pencernaan dr Aru Ariadno, SpPD-KGEH, juga menyebutkan bahwa mekanisme rasa lapar dan kenyang dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk hormon pada tubuh.

    Menurut National Library of Medicine, hormon adalah molekul kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin, seperti kelenjar tiroid, pankreas, atau kelenjar adrenal, dan dilepaskan langsung ke dalam aliran darah.

    Hormon berfungsi sebagai pembawa pesan yang mengatur berbagai proses tubuh dengan berikatan pada reseptor spesifik di sel target. Setelah berikatan, hormon memicu berbagai respons, seperti mengatur metabolisme, pertumbuhan, keseimbangan energi, serta fungsi reproduksi.

    Dipengaruhi Hormon

    Adapun salah satu hormon yang berperan dalam rasa lapar adalah ghrelin, yang diproduksi dan dilepaskan oleh lambung. Kadar ghrelin meningkat sebelum makan atau saat berpuasa dan menurun setelah makan.

    Joseph Proietto, profesor emeritus di University of Melbourne di Departemen Kedokteran Austin Health dan seorang ahli endokrinologi dalam Diabetes dan Obesitas, mengatakan hormon ghrelin merangsang rasa lapar dengan memasuki otak dan bekerja pada neuron di hipotalamus atau bagian kecil di dasar otak yang berperan penting dalam mengatur berbagai fungsi tubuh dengan meningkatkan aktivitas sel saraf yang memicu rasa lapar serta menurunkan aktivitas sel saraf yang menghambatnya.

    Saat lambung kosong, pelepasan ghrelin meningkat, sedangkan saat lambung terisi, pelepasan hormon tersebut menurun. Selain ghrelin, terdapat hormon usus yang berperan dalam mengontrol rasa kenyang, seperti GLP-1 (Glucagon-Like Peptide-1), PYY (Peptide YY), dan CCK (Cholecystokinin).

    Adapun GLP-1 dilepaskan oleh usus setelah kontak langsung dengan karbohidrat, protein, dan lemak. Hormon ini berfungsi memperlambat pengosongan lambung, meningkatkan sensitivitas insulin, dan mengurangi rasa lapar.

    Sementara itu, PYY dan CCK dilepaskan setelah makanan yang mengandung protein dan lemak masuk ke usus. Kedua hormon ini memperlambat pengosongan lambung dan mengurangi asupan makanan, sehingga membantu menjaga keseimbangan energi.

    Leptin, hormon lain yang berperan dalam pengaturan berat badan, diproduksi oleh jaringan lemak atau adiposa. Hormon ini berfungsi sebagai penanda penyimpanan energi jangka panjang dengan memberi sinyal rasa kenyang ke otak. Semakin sedikit lemak tubuh yang dimiliki seseorang, semakin rendah pula kadar leptin dalam darah.

    Saat berpuasa, kadar leptin menurun, yang menyebabkan peningkatan rasa lapar. Kadar leptin yang sangat rendah bisa menjadi tanda adanya defisiensi leptin bawaan, yang dapat menyebabkan rasa lapar ekstrem.

    Selain leptin, insulin juga berperan dalam mengatur energi dan metabolisme. Hormon ini diproduksi oleh pankreas sebagai respons terhadap perubahan penyimpanan energi. Seperti leptin, kadar insulin dalam tubuh sebanding dengan jumlah lemak tubuh.

    Kadar insulin yang tinggi menekan rasa lapar, sementara kadar yang rendah dapat meningkatkan nafsu makan. Insulin berperan dalam mengatur kadar gula darah serta menyimpan gula dan lemak sebagai cadangan energi.

    Namun, kadar gula darah yang tinggi sering kali memicu rasa lapar berlebihan. Berbeda dengan leptin, kadar insulin yang beredar dalam tubuh lebih berkaitan dengan lemak visceral, yaitu lemak yang tersimpan di dalam rongga perut, dibandingkan dengan lemak subkutan yang berada di bawah kulit.

    “Banyak faktor yang mempengaruhi (rasa lapar dan kenyang) termasuk juga hormon-hormon. Hormon tiroid pada hipertiroid. Hormon serotonin yang menurun pada stres, hormon leptin pada kondisi kurang tidur, dan lainnya,” kata dr Aru saat dihubungi detikcom, Kamis (20/3/2025).

    “Selain itu kondisi gula darah yang meningkat akibat gangguan pada insulin yg mengakibatkan gula tidak bisa digunakan oleh sel-sel juga bisa menyebabkan rasa lapar. Selain itu juga dipengaruhi kondisi fisiologi normal di mana sudah saatnya tubuh butuh energi setelah berpuasa atau setelah melakukan olahraga atau kegiatan fisik lainnya,” lanjutnya.

    Hormon-hormon yang berpengaruh pada rasa lapar dan kenyang. Infografis: Suci Risanti Rahmadania/detikHealth

    Penyebab Lapar yang Terus-menerus Meski Sudah Makan

    Rasa lapar yang muncul meskipun sudah makan bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari gangguan kesehatan hingga kondisi psikologis. Dalam dunia medis, kondisi ini dikenal sebagai polifagia.

    Beberapa penyakit yang dicurigai sebagai penyebab polifagia adalah diabetes dan hipertiroidisme. Pada diabetes, tubuh tidak dapat menggunakan gula sebagai sumber energi sehingga sel-sel tubuh terus mengirimkan sinyal lapar ke otak.

    Sementara itu, hipertiroidisme menyebabkan metabolisme tubuh meningkat, sehingga pembakaran kalori lebih cepat dan tubuh membutuhkan lebih banyak energi, yang akhirnya memicu rasa lapar.

    “Kondisi yang makan berlebih bisa disebut polifagia apapun sebabnya. Untuk itu dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut,” kata dr Aru.

    Selain gangguan kesehatan yang mendasari, terdapat beberapa faktor lain yang juga dapat menyebabkan rasa lapar setelah makan.

    “Bisa karena stres, kurang tidur, diet ketat, dehidrasi, dan lain-lain,” lanjutnya.

    Hal tersebut juga didukung oleh sebuah studi yang berjudul ‘Lifestyle Determinants of the Drive to Eat: a Meta Analysis’ yang dipublikasikan di The American Journal of Clinical Nutrition. Studi tersebut menemukan bahwa gaya hidup yang buruk, termasuk kurang tidur tidak hanya berkorelasi dengan obesitas, tetapi juga kemungkinan berkontribusi mendorong makan berlebihan. Studi ini dilakukan di laboratorium terkontrol yang melibatkan individu sehat. Studi ini juga dianalisis dengan menggunakan 3 meta-analisis dengan model efek acak.

    Begitu juga dengan stres yang dapat memengaruhi preferensi makanan. Sebuah artikel berjudul ‘Why Stress Causes people to Overeat’ yang dilansir Harvard Health Publishing menyebut, sejumlah penelitian (banyak di antaranya dilakukan pada hewan) menunjukkan bahwa tekanan fisik atau emosional dapat meningkatkan konsumsi makanan tinggi lemak, gula, atau keduanya.

    Kadar kortisol yang tinggi, dikombinasikan dengan kadar insulin yang meningkat, diduga menjadi penyebabnya. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa ghrelin, yang dikenal sebagai ‘hormon lapar’, mungkin turut berperan dalam mekanisme ini.

    Kaitannya dengan Sistem Imun

    Selain menyebabkan rasa lapar sering muncul, gaya hidup yang buruk juga dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh. Dikutip dari Hopkins Medicine, sistem kekebalan tubuh bekerja untuk mencegah masuknya kuman dan zat asing lainnya ke dalam tubuh serta menghancurkan apa pun yang berhasil masuk.

    Sistem kekebalan tubuh terdiri dari jaringan, sel, dan organ yang kompleks. Fungsinya adalah melindungi tubuh dari infeksi serta berbagai kondisi lainnya. Jika sistem imun tidak berfungsi dengan baik, tubuh dapat berisiko terserang penyakit. Terdapat sejumlah faktor yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh seseorang. Selain penyakit atau kondisi tertentu, kebiasaan atau pola hidup yang buruk juga bisa melemahkan sistem imun tubuh.

    Contohnya, seperti kurang tidur. Dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) AS atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, bukti ilmiah menunjukkan bahwa tidur memiliki pengaruh yang kuat terhadap fungsi kekebalan tubuh. Bahkan penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur dapat memengaruhi berbagai bagian sistem kekebalan tubuh yang dapat menyebabkan timbulnya berbagai macam gangguan kesehatan.

    Tak hanya itu, kebiasaan atau pola hidup yang buruk seperti gampang stres juga dapat melemahkan sistem imun tubuh menurut American Psychological Association (APA).

    Pola Makan Sehat Perbaiki Daya Tahan Tubuh

    Selain stres dan kurang tidur, masih banyak kebiasaan hidup buruk yang dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan gaya hidup sehat, termasuk mengadopsi pola makan yang baik. Beberapa jenis makanan dan bahan alami diketahui dapat mendukung atau meningkatkan daya tahan tubuh, salah satunya adalah kunyit (Curcuma longa Linn. syn. Curcuma domestica Val.). Kunyit memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan, termasuk meningkatkan imunitas tubuh dan stamina.

    Pakar herbal dan dokter saintifikasi jamu, dr Rianti Maharani, M.Si, FINEM, AIFO-K menjelaskan bahwa kunyit telah lama digunakan selama ribuan tahun terutama di wilayah Asia Selatan dan Tenggara, termasuk Indonesia. Bahan alami telah lama digunakan sebagai pengobatan tradisional dan bahan masakan.

    Menurut dr Rianti, kunyit digunakan untuk meningkatkan imunitas, meredakan inflamasi, mendukung pencernaan, memperbaiki stamina, hingga menjaga kesehatan kulit. Hal ini, lanjutnya, karena kunyit memiliki senyawa aktif utama kurkumin, yang dapat mengurangi peradangan, melawan radikal bebas, mendukung metabolisme, hingga melindungi kesehatan otak dan jantung.

    “Penggunaan kunyit sebagai suplemen atau dalam bentuk makanan dapat memberikan banyak manfaat kesehatan yang telah terbukti melalui berbagai penelitian ilmiah. Penting untuk mengonsumsinya dengan bijak dan sesuai dosis yang disarankan,” katanya saat dihubungi detikcom, Jumat (21/3/2025).

    Pendapat ini sejalan dengan sebuah studi tahun 2020 yang berjudul ‘Turmeric and Its Major Compound Curcumin on Health: Bioactive Effects and Safety Profiles for Food, Pharmaceutical, Biotechnological and Medicinal Applications’, dipublikasikan di Frontiers in Pharmacology. Studi tersebut menemukan bahwa kunyit atau nama latinnya Curcuma longa telah dikaitkan dengan sifat anti-inflamasi, antikanker, antidiabetik, antidiare, antimikroba, antivirus, dan antioksidan, yang berperan dalam mendukung dan memperkuat sistem imun.

    Fakta-fakta kunyit dan manfaatnya. Infografis: Suci Risanti Rahmadania/detikHealth

    Cara Terbaik Mengonsumsi Kunyit

    Menurut dr Rianti, untuk mendapatkan manfaat maksimal dari kunyit, ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Sebagian besar manfaat kesehatan dari kunyit berasal dari senyawa aktif yang disebut kurkumin, yang memiliki sifat antiinflamasi, antioksidan, dan berbagai efek positif lainnya.

    Namun, kurkumin memiliki bioavailabilitas yang rendah, artinya tubuh tidak dapat menyerapnya dengan baik jika dikonsumsi begitu saja. Adapun salah satu cara mengonsumsinya adalah mengombinasikan kunyit dengan lada hitam.

    “Mengapa? Lada hitam mengandung senyawa aktif piperin, yang dapat meningkatkan penyerapan kurkumin hingga 2.000 persen lebih baik. Menggabungkan kunyit dengan merica hitam adalah cara yang sangat efektif untuk memaksimalkan manfaat kurkumin dalam tubuh,” kata dr Rianti.

    “Pilih suplemen kurkumin yang mengandung piperin atau bentuk kurkumin yang telah dipatenkan, seperti Sido Muncul Natural Sari Kunyit Plus. Konsumsi sesuai dosis yang disarankan pada kemasan,” katanya lagi.

    (suc/up)

  • Orang Tua Ingin Ajarkan Anak Puasa? Begini Saran dari Pakar

    Orang Tua Ingin Ajarkan Anak Puasa? Begini Saran dari Pakar

    Jakarta

    Sebagian orang tua mungkin bertanya, apakah anak sudah boleh ikut berpuasa? Jawabannya boleh saja.

    Ayah dan Bunda bisa mengajarkan anak untuk berpuasa sejak dini. Usia 6-7 tahun adalah waktu yang tepat untuk mengenalkan puasa secara bertahap. Dengan penjelasan yang sederhana, pada usia ini anak sudah dapat memahami makna puasa dan sudah bisa belajar disiplin seperti jam bangun dan makan sahur, serta apa yang tidak boleh dilakukan selama puasa.

    Selain itu pada usia tersebut anak juga sudah bisa bersosialisasi, sehingga mereka akan mengerti bahwa tujuan berpuasa bukan sekadar menahan lapar dan haus. Lebih dari itu berpuasa untuk menjalankan kewajiban sebagai seorang muslim saat akil balig nanti, melatih pengendalian diri, serta meningkatkan rasa empati terhadap sesama.

    Namun sebetulnya anak-anak dengan usia di bawah 6 tahun sudah dapat diajarkan berpuasa. Meski begitu sebaiknya ajarkan anak untuk mulai berpuasa secara perlahan, seperti setengah hari terlebih dahulu. Jika orang tua ingin mulai membiasakan anak berpuasa penuh, pastikan anak dalam kondisi sehat ya. Selain itu perhatikan kecukupan gizinya.

    Selama berpuasa, anak-anak wajib makan sahur dan sebaiknya makan sahur selesai dekat dengan waktu azan subuh. Kemudian segera berbuka begitu azan magrib berkumandang. Di kedua waktu ini, penting bagi orang tua untuk memberikan makanan bergizi seimbang agar energi anak terisi kembali dan tubuh tetap bugar sepanjang hari.

    Untuk memperoleh nutrisi seimbang selama berpuasa, Dokter Spesialis Anak Mayapada Hospital Bogor, dr. Felliyani, Sp.A menyarankan orang tua untuk memberi anak makanan pokok dengan komposisi kandungan karbohidrat sekitar 55-60% kalori, lauk pauk kaya protein dan lemak sekitar 40-45% kalori, dan serat dari sayur dan buah sebanyak setengah gram per kgBB per hari.

    “Saat sahur, orang tua dapat memberi makanan yang lambat dicerna agar glukosa darah naik perlahan dan bertahan lama, seperti roti gandum, ubi, atau kacang hijau, lalu beri segelas susu atau yoghurt sebelum imsak. Lalu saat berbuka, beri makanan yang menaikkan glukosa darah dengan cepat, namun tidak bertahan lama, seperti kurma, kue, atau nasi, serta memberikan segelas susu atau yoghurt sebelum tidur untuk menjaga asupan nutrisi anak. Tentukan makanan yang sesuai selera anak dengan variasikan jenis, bentuk, dan rasa makanan supaya anak tidak cepat bosan. Dengan pola makan yang seimbang ini, anak tetap bertenaga sepanjang puasa,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Rabu (26/3/2025).

    dr. Felliyani juga mengingatkan orang tua untuk memperhatikan serat dan air putih yang tercukupi selama anak berpuasa. Menurutnya anak-anak memerlukan sekitar 12 gram serat setiap hari.

    “Maka pastikan ada sayur dan buah di menu sahur dan berbuka. Jangan lupa penuhi kebutuhan cairan anak dengan memberi air putih sekitar 1200-1300 ml atau setara 5 gelas per hari,” ujarnya.

    Karena setiap anak punya karakter yang unik, orang tua tentu akan menghadapi tantangan yang berbeda-beda saat mengajarkan puasa. Untuk itu, dr. Muhammad Vinci Ghazali, SpA, MM, MBA, yang merupakan Dokter Spesialis Anak Mayapada Hospital Kuningan, membagikan beberapa tips agar anak bisa menjalani puasa penuh.

    “Ajarkan anak berpuasa secara bertahap, mulai dari 6-8 jam (dari sahur sampai dzuhur), lalu menjadi 8-10 jam (dari sahur sampai ashar), hingga akhirnya penuh sampai maghrib. Beri makanan yang tepat dengan gizi seimbang saat sahur dan berbuka, dengan asupan air yang cukup. Lalu, jaga waktu tidur anak sekitar 8-10 jam sehari, serta dorong anak untuk tetap aktif dengan aktivitas fisik ringan. Selalu beri semangat dan yakinkan anak bahwa mereka mampu menyelesaikan puasa sampai dengan petang,” paparnya.

    Kendati demikian orang tua diimbau untuk tidak memaksakan anak berpuasa jika memiliki tanda-tanda gula darah rendah (hipoglikemia), seperti penglihatan kabur, nyeri kepala, tubuh terasa lelah, gemetar, pucat, hingga keringat dingin. Apabila gejala ini timbul, ajak anak untuk segera berbuka dengan makanan yang tepat.

    “Begitu juga saat anak menunjukkan gejala dehidrasi, seperti lemas, tidak buang air kecil selama 6 jam, mata cekung dan bibir kering, juga demam atau sufebris (sumeng). Jika ini terjadi, segera berikan cairan yang cukup dan hentikan puasanya terlebih dahulu,” tutur dr. Vinci.

    Jika anak Anda menunjukkan tanda-tanda seperti di atas, tetaplah tenang dan segera ambil langkah yang tepat. Anda dapat menghubungi hotline Mayapada Hospital di 150770 untuk konsultasi awal. Setelah itu, bawalah anak Anda ke Mayapada Hospital untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.

    Mayapada Hospital menyediakan layanan Pediatric Center yang komprehensif, meliputi skrining, diagnosis, tindakan medis, hingga rehabilitasi untuk berbagai masalah kesehatan anak. Apabila Si Kecil memerlukan penanganan darurat, segera hubungi layanan Woman & Children Emergency di 150990.

    Layanan ini didukung oleh tim dokter spesialis dan subspesialis anak yang berpengalaman, termasuk kesehatan umum anak, tindakan pembedahan anak, kesehatan jantung anak, tumbuh kembang anak, dan layanan neonatologi, serta dapat menangani penyakit tropis dan infeksi pada anak, gangguan endokrin seperti obesitas, diabetes, dan tiroid, hingga masalah alergi dan gangguan imun pada anak.

    Konsultasi dengan dokter Pediatric Center Mayapada Hospital dapat dengan mudah dilakukan melalui aplikasi MyCare. Aplikasi ini memiliki fitur Health Articles & Tips yang memberikan banyak informasi dan tips terkait kesehatan anak.

    MyCare juga dilengkapi dengan fitur Personal Health untuk membantu Anda menerapkan gaya hidup sehat selama berpuasa, karena fitur ini dapat tekoneksi dengan Google Health dan Health Access untuk dapat memantau detak jantung, langkah kaki, jumlah kalori terbakar, hingga Body Mass Index (BMI). Unduh MyCare di Google Play Store atau App Store dan nikmati reward poin untuk potongan harga berbagai jenis pemeriksaan di seluruh unit Mayapada Hospital.

    (ega/ega)

  • Bisa Turunkan Imun, Ini Makanan dan Minuman yang Sebaiknya Dihindari Anak Selama Perjalanan Mudik – Halaman all

    Bisa Turunkan Imun, Ini Makanan dan Minuman yang Sebaiknya Dihindari Anak Selama Perjalanan Mudik – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA, SubsKardio (K), mengatakan, konsumsilah makanan dan minuman sehat selama perjalanan mudik.

    Hindari jajanan yang tidak sehat dan juga makanan cepat saji selama perjalanan.

    “Hindari memberikan camilan manis atau minuman bergula pada anak selama perjalanan,” sebut dr Piprim dalam keterangan tertulisnya dikutip pada Rabu (26/3/2025).

    Ia menyebut, makanan dan minuman tinggi gula dan karbohidrat cepat serap justru menurunkan imunitas dan memicu gangguan perilaku.

    Studi menunjukkan bahwa konsumsi gula tinggi dapat menurunkan fungsi sel imun (neutrofil) hingga 40 persen dalam beberapa jam setelah konsumsi.

    Selain itu, perjalanan mudik juga rawan dehidrasi yang dapat menyebabkan kelelahan dan penurunan konsentrasi, terutama pada anak-anak.

    “Dehidrasi pada anak dapat terjadi lebih cepat daripada orang dewasa karena rasio luas permukaan tubuh terhadap volume cairan yang lebih tinggi. Pastikan anak minum air putih secara teratur untuk menghindari dehidrasi,” ungkap dia.

    Dokter Piprim menyarankan, orangtua dapat membawa kudapan sehat seperti buah-buahan, kacang-kacangan, roti gandum, serta protein hewani seperti telur, ayam, ikan, dan daging yang dapat menstabilkan kadar gula darah, memperbaiki jaringan tubuh dan memperkuat sistem imun, serta memberi rasa kenyang lebih lama, sehingga anak tidak mudah lapar selama perjalanan.

    Ia menyarankan, bagi orangtua memastikan anak dalam kondisi sehat sebelum berangkat. Jika anak memiliki riwayat penyakit tertentu, konsultasikan dengan dokter sebelum perjalanan terutama jika anak memiliki isu kesehatan khusus dan bawa obat-obatan yang diperlukan.

    Pastikan anak cukup istirahat sebelum perjalanan dan saat di tempat tujuan.

    Anak-anak membutuhkan tidur yang cukup menjaga sistem kekebalan tubuh mereka.

    Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Sleep Medicine Reviews, kurang tidur dapat menurunkan fungsi imun dan meningkatkan risiko infeksi.

    Tidur yang cukup membantu tubuh memproduksi sitokin, protein yang melawan infeksi dan peradangan.

    Anak perlu tidur cukup minimal 8-10 jam sebelum perjalanan mudik, serta saat tiba ditempat tujuan. Hindari juga aktivitas berlebihan di hari pertama karena tubuh anak membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan baru (cuaca, suhu, udara, jam tidur) setelah perjalanan panjang.

     

  • Waspada! Jangan Langsung Tidur setelah Sahur, Ini 10 Risikonya

    Waspada! Jangan Langsung Tidur setelah Sahur, Ini 10 Risikonya

    Jakarta, Beritasatu.com – Sahur adalah waktu makan yang sangat penting sebagai persiapan menjalani puasa. Namun, tidak sedikit yang merasa kantuk setelah sahur dan memilih untuk langsung tidur. Padahal, risiko tidur setelah sahur bisa berdampak buruk bagi kesehatan.

    Kebiasaan ini dapat menyebabkan berbagai gangguan, mulai dari refluks asam hingga peningkatan risiko strok.

    Berikut ini 10 dampak negatif langsung tidur setelah sahur yang perlu diwaspadai, dikutip dari berbagai sumber, Selasa (25/3/2025).

    Risiko Tidur setelah Sahur

    1. Kenaikan berat badan

    Salah satu risiko tidur setelah sahur yang paling umum adalah bertambahnya berat badan. Ketika tidur, metabolisme tubuh melambat, sehingga kalori yang baru dikonsumsi tidak langsung digunakan sebagai energi. Akibatnya, kelebihan kalori ini disimpan dalam bentuk lemak yang dapat menyebabkan kenaikan berat badan atau obesitas.

    Selain itu, makan dalam jumlah besar saat sahur tanpa aktivitas fisik setelahnya juga meningkatkan jumlah kalori yang masuk ke tubuh, sehingga risiko kegemukan semakin besar.

    2. Meningkatkan risiko strok

    Beberapa penelitian menunjukkan tidur terlalu cepat setelah makan dapat meningkatkan risiko strok. Hal ini diduga terjadi karena adanya gangguan pada sistem pencernaan yang memengaruhi aliran darah dan tekanan dalam tubuh.

    Selain itu, refluks asam yang sering terjadi akibat langsung tidur setelah sahur dapat menyebabkan iritasi pada kerongkongan, yang dalam jangka panjang berpotensi memengaruhi kesehatan jantung dan pembuluh darah.

    3. Gangguan pencernaan dan perut kembung

    Lambung membutuhkan waktu untuk mencerna makanan dengan baik. Jika seseorang langsung tidur setelah makan sahur, sistem pencernaan bisa melambat, menyebabkan gangguan, seperti perut kembung, keram, gas berlebihan, hingga rasa tidak nyaman di perut.

    Proses pencernaan yang terganggu ini juga bisa mengakibatkan masalah seperti konstipasi atau diare, tergantung pada jenis makanan yang dikonsumsi saat sahur.

    4. Lonjakan gula darah

    Setelah sahur, terutama jika mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat dan gula, kadar gula darah dalam tubuh akan meningkat. Jika langsung tidur setelah makan, tubuh tidak memiliki kesempatan untuk membakar energi, sehingga kadar gula tetap tinggi dalam waktu yang lebih lama.

    Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa menyebabkan resistensi insulin yang meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2. Oleh karena itu, sebaiknya beri jeda waktu setelah sahur sebelum kembali tidur.

    5. Gangguan pola tidur

    Makan sebelum tidur dapat mengaktifkan sistem pencernaan, sehingga tubuh tetap bekerja mencerna makanan saat seseorang sudah berusaha untuk tidur. Akibatnya, tidur menjadi kurang nyenyak dan kualitas istirahat terganggu.

    Orang yang tidur dalam keadaan perut masih penuh juga lebih rentan mengalami mimpi buruk dan gelisah sepanjang malam.

    6. Refluks asam (gastroesophageal reflux disease/Gerd)

    Salah satu risiko tidur setelah sahur yang paling sering terjadi adalah naiknya asam lambung ke kerongkongan atau yang dikenal dengan refluks asam (Gerd). Saat seseorang berbaring setelah makan, gravitasi tidak lagi membantu lambung menahan asam, sehingga asam bisa naik ke atas dan menyebabkan sensasi terbakar di dada (heartburn). Selain heartburn, Gerd juga bisa menyebabkan rasa pahit pada mulut, batuk kering, dan suara serak di pagi hari.

    7. Asam urat dan nyeri sendi

    Makanan tinggi purin seperti daging merah dan makanan laut yang sering dikonsumsi saat sahur bisa meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Jika langsung tidur setelah sahur, tubuh tidak memiliki waktu yang cukup untuk mengolah zat tersebut, sehingga berisiko mengalami penumpukan asam urat yang dapat menyebabkan nyeri sendi dan pembengkakan.

    Bagi orang yang sudah memiliki riwayat asam urat, kebiasaan ini bisa memperburuk kondisi dan menimbulkan serangan nyeri yang lebih sering.

    8. Gangguan jantung

    Meningkatnya tekanan dalam sistem pencernaan akibat langsung tidur setelah makan bisa berdampak pada kesehatan jantung, terutama bagi orang yang memiliki tekanan darah tinggi atau masalah kardiovaskular lainnya.

    Gangguan pencernaan yang terjadi saat tidur setelah sahur juga dapat memengaruhi ritme jantung dan meningkatkan risiko tekanan darah tidak stabil.

    9. Nafas berbau tidak sedap

    Ketika seseorang langsung tidur setelah sahur, proses pencernaan menjadi lebih lambat, sehingga makanan yang belum sepenuhnya dicerna bisa mengalami fermentasi di dalam lambung. Fermentasi ini dapat menghasilkan gas yang naik ke mulut dan menyebabkan bau napas yang tidak sedap.

    Selain itu, saat tidur, produksi air liur berkurang, yang memungkinkan bakteri berkembang lebih cepat di dalam mulut. Hal ini semakin memperburuk masalah bau mulut yang tidak menyenangkan pada pagi hari.

    10. Sleep apnea  memburuk

    Bagi orang yang memiliki masalah tidur, seperti sleep apnea atau mendengkur, langsung tidur setelah sahur dapat memperburuk kondisi ini. Makanan yang belum tercerna dengan baik bisa memberi tekanan lebih pada diafragma dan saluran pernapasan, sehingga membuat napas lebih sulit dan meningkatkan intensitas mendengkur.

    Sleep apnea yang parah bisa menyebabkan kurangnya pasokan oksigen ke otak, yang dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko hipertensi, penyakit jantung, dan gangguan kesehatan lainnya.

    Langsung tidur setelah sahur bukanlah kebiasaan yang baik karena dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, mulai dari gangguan pencernaan, peningkatan berat badan, hingga risiko strok.

    Beberapa risiko tidur setelah sahur yang perlu diperhatikan antara lain kenaikan berat badan akibat metabolisme yang melambat, peningkatan risiko strok karena terganggunya aliran darah, dan lainnya. Untuk menghindari risiko tersebut, sebaiknya beri jeda waktu sekitar 1-2 jam setelah sahur sebelum tidur.

  • Tips agar Anak Tetap Sehat dan Aktif meski Berpuasa di Bulan Ramadan

    Tips agar Anak Tetap Sehat dan Aktif meski Berpuasa di Bulan Ramadan

    Jakarta

    Menjalankan ibadah puasa bukan hanya tantangan bagi orang dewasa, tetapi juga bagi anak-anak yang sedang belajar berpuasa. Selama Ramadan, mereka tetap beraktivitas seperti biasa, termasuk bersekolah, sehingga membutuhkan perhatian lebih agar tetap sehat dan berenergi.

    Selama berpuasa, tubuh anak mengalami perubahan pola makan dan tidur yang bisa berdampak pada daya tahan tubuh. Kurangnya asupan cairan di siang hari, pola tidur yang berubah, serta konsumsi makanan yang kurang seimbang dapat membuat mereka rentan terhadap gangguan kesehatan seperti lemas, flu, batuk, atau gangguan pencernaan.

    Secara ilmiah, berpuasa dapat menurunkan kadar gula darah yang menyebabkan tubuh terasa lemas. Selain itu, kurangnya asupan cairan dapat mengurangi produksi lendir di saluran pernapasan yang berfungsi sebagai pertahanan alami tubuh terhadap bakteri dan virus. Jika ditambah dengan kualitas tidur yang terganggu akibat sahur, sistem imun anak bisa semakin menurun.

    Agar anak tetap sehat selama puasa dan tetap bisa mengikuti aktivitas sekolah dengan baik, berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan orang tua sebagaimana dikutip dari siaran pers, Le Minerale, Selasa (25/3/2025).

    1. Pastikan Asupan Nutrisi Seimbang

    Saat sahur dan berbuka, penting untuk memastikan anak mengonsumsi makanan bergizi. Pilih makanan kaya protein, serat, dan karbohidrat kompleks agar energi lebih tahan lama. Sebisa mungkin hindari makanan yang terlalu berminyak karena dapat mengganggu pencernaan. Saat berbuka, sebaiknya mulai dengan air putih sebelum mengonsumsi minuman manis atau makanan berat.

    2. Cukupi Kebutuhan Cairan

    Asupan cairan yang cukup sangat penting agar anak tetap segar dan tidak mudah lemas saat berpuasa. Pastikan mereka minum cukup air saat sahur dan berbuka untuk mencegah dehidrasi. Minum air mineral juga membantu tubuh lebih cepat terhidrasi dan menjaga keseimbangan elektrolit.

    Selain itu, berbuka dengan air mineral membantu menghindari lonjakan gula darah yang bisa terjadi jika langsung mengonsumsi minuman manis dalam jumlah berlebihan. Setelah air mineral, teh manis bisa menjadi pilihan, namun tetap dengan takaran yang wajar agar tidak berlebihan.

    3. Pilih Air Mineral yang Terjamin Kebersihannya

    Sering kali, faktor kebersihan air luput dari perhatian. Padahal, sistem pencernaan anak lebih sensitif, terutama saat pola makan dan minum berubah selama Ramadan. Konsumsi air yang kurang higienis dapat meningkatkan risiko gangguan pencernaan seperti diare dan sakit perut.

    Oleh karena itu, penting untuk memilih air mineral yang terjamin kebersihannya, seperti galon Le Minerale yang selalu baru dari pabrik. Dengan teknologi canggih, air mineral dalam galon ini tetap murni dan bebas dari kontaminasi bakteri atau zat berbahaya. Selain itu, kandungan mineral esensialnya membantu memenuhi kebutuhan cairan dan menjaga daya tahan tubuh anak selama puasa.

    4. Atur Pola Tidur yang Cukup

    Tidur yang cukup berperan besar dalam menjaga energi dan konsentrasi anak saat belajar di sekolah. Agar tetap segar saat sahur dan tidak mengantuk di kelas, pastikan mereka tidur lebih awal dan memiliki jam tidur yang cukup.

    5. Batasi Aktivitas yang Menguras Energi

    Meskipun anak tetap bisa bermain, penting untuk membatasi aktivitas fisik yang terlalu menguras tenaga, terutama di siang hari. Kegiatan ringan seperti membaca buku atau menggambar bisa menjadi alternatif agar energi tetap terjaga.

    Dengan menerapkan pola makan sehat, mencukupi hidrasi, dan memilih air mineral yang higienis seperti galon Le Minerale, anak bisa menjalani ibadah puasa dengan lebih nyaman tanpa mengganggu aktivitas sekolahnya. Orang tua memiliki peran penting dalam mendukung anak agar tetap sehat, aktif, dan bersemangat menjalani Ramadan.

    Yuk, pastikan puasa tetap lancar dan sekolah tetap berjalan dengan optimal!

    (prf/ega)

  • 3 Resep Olahan Beras Merah, Menu Sahur yang Bikin Kenyang Lebih Lama

    3 Resep Olahan Beras Merah, Menu Sahur yang Bikin Kenyang Lebih Lama

    Jakarta, Beritasatu.com – Memilih menu sahur yang tepat sangat penting agar tubuh tetap bertenaga dan tidak mudah lapar selama menjalankan ibadah puasa. Sahur bukan sekadar mengisi perut, tetapi juga harus memperhatikan kandungan nutrisi agar energi bertahan lebih lama

    Makanan yang kaya akan karbohidrat kompleks, protein, serta vitamin dan mineral dapat membantu menjaga stamina sepanjang hari.

    Salah satu menu sahur sehat yang bisa dicoba adalah olahan beras merah. Karbohidrat kompleks dalam beras merah membantu menjaga rasa kenyang lebih lama, sehingga dapat mengurangi rasa lapar berlebihan saat berpuasa.

    Selain itu, tambahan sayuran dan protein dalam olahan beras merah ini membuatnya lebih seimbang secara nutrisi. Berikut ini olahan beras merah yang bisa jadi inspirasi menu sahur Anda.

    Resep Oalahan Beras Merah

    1. Nasi goreng beras merah

    Bahan-bahan:

    1 porsi nasi beras merah (dinginkan terlebih dahulu agar tidak lembek saat digoreng).1 butir telur ayam, kocok lepas.100 gram dada ayam tanpa kulit, potong kecil.1 buah wortel, potong dadu kecil.1/2 mangkuk bayam atau sawi hijau, iris kasar.2 siung bawang putih, cincang halus.1 batang daun bawang, iris tipis.1 sdm minyak zaitun atau minyak canola.1/2 sdt garam.1/4 sdt merica bubuk.1 sdt kecap asin rendah natrium.1/2 sdt saus tiram (opsional).1 sdm wijen sangrai untuk taburan.

    Cara Membuat:

    Panaskan minyak zaitun di wajan.Tumis bawang putih hingga harum.Masukkan ayam, aduk hingga matang, lalu sisihkan.Tuangkan telur kocok, orak-arik hingga matang.Tambahkan wortel dan sayuran hijau, aduk hingga layu.Masukkan nasi merah, aduk rata.Tambahkan garam, merica, kecap asin, dan saus tiram.Aduk rata dan masak hingga bumbu meresap.Angkat, taburi dengan wijen sangrai, lalu sajikan selagi masih hangat.

    2. Bubur beras merah dengan ayam suwir

    Bahan-bahan:

    100 gram beras merah.700 ml air.100 gram dada ayam, rebus dan suwir.1 lembar daun salam.1 batang serai, memarkan.1/2 sdt garam.1/4 sdt merica bubuk.1 sdt kaldu ayam bubuk (opsional).1 sdm minyak zaitun.

    Cara Membuat:

    Cuci bersih beras merah, lalu masukkan ke dalam panci dengan air.Tambahkan daun salam dan serai, lalu masak hingga beras menjadi bubur.Tambahkan garam, merica, dan kaldu bubuk, aduk rata.Sajikan dengan ayam suwir dan sedikit minyak zaitun.

    3. Nasi liwet beras merah

    Bahan-bahan:

    2 cup beras merah.Teri nasi4 cup air.2 lembar daun salam.1 batang serai, memarkan.2 siung bawang putih, cincang.2 siung bawang merah, iris tipis.1 sdt garam.1/2 sdt kaldu jamur (opsional).1 sdm minyak kelapa

    Cara Membuat:

    Tumis bawang putih dan bawang merah dengan minyak kelapa hingga harum.Masukkan teri nasi yang sudah dicuci bersih.Masukkan beras merah, aduk sebentar, lalu pindahkan ke dalam rice cooker.Tambahkan air, daun salam, serai, garam, dan kaldu jamur.Masak hingga matang, lalu aduk sebelum disajikan.
    Tambahan Menu Sahur Sehat

    Selain olahan beras merah, Anda juga bisa menambahkan camilan sehat agar asupan nutrisi semakin lengkap. Berikut ini pilihan camilan yang baik untuk menu sahur.

    Yoghurt rendah gula untuk menjaga kesehatan pencernaan.Buah-buahan tinggi serat dan vitamin seperti apel, pisang, dan alpukat untuk membantu menjaga rasa kenyang lebih lama.

    Dengan memilih menu sahur yang bergizi seimbang, tubuh akan lebih siap menjalani puasa tanpa merasa lemas atau kekurangan energi. Pastikan juga untuk minum air putih yang cukup agar tetap terhidrasi sepanjang hari.