Produk: karbohidrat

  • Ketupat atau Nasi, Mana yang Lebih Bikin Gemuk? Dokter Gizi Bilang Gini

    Ketupat atau Nasi, Mana yang Lebih Bikin Gemuk? Dokter Gizi Bilang Gini

    Jakarta

    Memilih antara nasi atau ketupat saat akan menyantap hidangan lezat saat Hari Raya Idul Fitri tentu bukan hal yang mudah. Terlebih bagi mereka yang sedang menjalani program diet.

    Nasi dan ketupat memang berasal dari beras, tetapi keduanya diolah dengan cara berbeda. Banyak yang menganggap ketupat lebih mudah bikin gemuk daripada nasi. Lantas, benarkah demikian?

    Menjawab hal ini, spesialis gizi klinis dari Mayapada Hospital Kuningan, Jakarta Selatan, dr Oki Yonatan Oentiono, SpGK, PNS (Physician Nutrition Specialist) mengatakan secara sumber gizi, nasi lebih dianjurkan.

    “Pasti mending nasi, karena kan ketupat makanan olahan ya,” kata dr Oki saat dihubungi detikcom, Jumat (7/3/2025).

    Selain memilih sumber karbohidrat yang tepat, dr Oki melanjutkan bahwa pemilihan menu makanan juga harus diperhatikan oleh mereka yang ingin menjaga berat badan saat Lebaran. Makan pakai ketupat atau nasi, jika porsinya tidak diatur tetap bisa berpengaruh terhadap kenaikan berat badan.

    “Terutama di opor itu kan kalorinya banyak di kuah atau santannya. Jadi kuahnya jangan terlalu banyak, ayamnya dimakan nggak papa, kulitnya kalau bisa nggak dimakan,” kata dr Oki.

    “Karena kulit itu kan ada lemaknya. Terus kuahnya jangan terlalu banyak, apalagi sampai disruput. Kalau nasinya ya disesuaikan porsi biasanya lah,” lanjutnya.

    Los-losan atau kalap saat Lebaran, menurut dr Oki dapat mengganggu program diet yang sebelumnya telah dilakukan dengan disiplin.

    “Pengaruh kalau kalap. Kan makanan yang kita konsumsi itu ada beratnya, kalau dalam jumlah besar itu akan menambah ke berat badan kita, pasti itu,” tutupnya.

    (dpy/kna)

  • Ahli Saraf Ungkap 7 Makanan-Minuman untuk Kesehatan Otak dan Cegah Pikun

    Ahli Saraf Ungkap 7 Makanan-Minuman untuk Kesehatan Otak dan Cegah Pikun

    Jakarta

    Pola makan yang kaya akan nutrisi ternyata sangat penting untuk kesehatan tubuh. Mulai dari kesehatan organ jantung, pembuluh darah, hingga otak. Sebab, sekitar 25 persen pasokan darah akan mengalir ke otak.

    Seorang ahli saraf dari NYU Langone Hospital di Brooklyn, Amerika Serikat, Dr Aaron Lord, menyebutkan bahwa terlalu banyak mengonsumsi makanan yang tinggi lemak jenuh dan karbohidrat olahan dapat merusak pembuluh darah di otak.

    Akibatnya, kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko gangguan fungsi otak, stroke, dan demensia.

    “Penting juga untuk menghindari gula yang berlebihan. Terlalu banyak mengonsumsi gula dapat merusak kemampuan otak untuk memproduksi adenosin atau ATP, yang menyediakan energi yang dibutuhkan untuk proses seluler utama,” jelasnya, dikutip New York Post.

    Gula juga dapat menyebabkan peningkatan insulin dan mengganggu metabolisme otak, yang berpotensi mempengaruhi fungsi kognitif. Meski penurunan kognitif mungkin tidak selalu dapat dipulihkan, masih ada cara untuk menjaga kesehatan otak, salah satunya dengan menerapkan pola makan yang sehat.

    Hal ini dapat memperlambat neurodegenerasi dan mengurangi risiko penyakit Alzheimer. Berikut beberapa jenis makanan yang dikonsumsi Dr Lord setiap hari, atau setidaknya setiap minggu, untuk menjaga kesehatan otak:

    1. Ikan Kaya Omega-3

    Ikan segar, termasuk ikan berlemak yang mengandung asam lemak omega-3 adalah makanan yang baik untuk otak. Lemak ini dianggap sebagai pengganti lemak sehat yang memiliki sifat anti-inflamasi.

    Beberapa ikan yang dapat dikonsumsi seperti ikan salmon, kerapu, dan halibut.

    2. Sayuran Berdaun Hijau

    Sayuran berdaun hijau memiliki banyak serat, folat, lutein, dan beta-karoten. Jenis sayuran yang bisa dikonsumsi seperti bok choy atau pakcoy, asparagus, brokoli.

    Agar lebih sehat, sebaiknya sayuran-sayuran dimasak dengan cara dikukus, direbus, atau ditumis yang dicampur dengan minyak zaitun, sedikit garam, dan bawang putih.

    Meski asparagus terlihat tidak berdaun, Dr Lord menyarankannya karena mengandung banyak serat dan mudah dimasak. Serat dapat menjaga mikrobioma usus tetap sehat, yang secara positif mempengaruhi fungsi otak.

    3. Tomat

    Tomat kaya akan likopen, yakni antioksidan kuat yang berhubungan dengan beta-karoten. Antioksidan sangat penting untuk kesehatan otak karena dapat melawan peradangan, stres oksidatif, serta membantu mencegah neurodegenerasi.

    4. Kacang Kenari

    Salah satu camilan favorit Dr Lord yang tentunya menyehatkan otak adalah kacang kenari. Kacang kenari memiliki rasio ‘lemak baik’ omega-3 tertinggi.

    Kacang kenari kaya akan flavonoid, yang merupakan antioksidan kuat dan molekul anti peradangan yang dapat membantu mengurangi efek stres pada otak.

    5. Minyak Zaitun

    Minyak zaitun adalah salah satu makanan yang menyehatkan otak. Minyak ini kaya akan lemak tak jenuh tunggal, yang membantu menurunkan kolesterol LDL atau kolesterol jahat, dan meningkatkan kolesetrol HDL atau baik.

    6. Kunyit dan Jahe

    Kunyit merupakan bahan yang sering digunakan untuk memasak. Senyawa aktif kurkumin yang ada di dalamnya merupakan antioksidan dengan sifat antiradang.

    Kandungan tersebut dapat bermanfaat bagi kesehatan otak dengan berpotensi mengganggu plak amiloid, yang merupakan ciri khas penyakit Alzheimer.

    Jahe juga ternyata sangat baik untuk otak. Bahan dapur satu ini dapat membantu otak berpikir lebih jernih, dan juga mengandung serat.

    7. Kopi dan Teh

    Dr Lord hampir setiap hari minum teh, yang menjadi sumber fitonutrien yang hebat dan bermanfaat untuk metabolisme otak.

    Minuman seperti teh dan kopi ini kaya akan flavonoid, yang dapat berkontribusi pada peningkatan kontrol glikemik. Keduanya juga mengandung kafein, yang dapat meningkatkan konsentrasi dalam beraktivitas.

    Tetap aktif adalah salah satu cara untuk mengurangi risiko demensia. Meski begitu, perlu diingat untuk mengonsumsi kafein dalam jumlah sedang atau tidak berlebihan.

    (sao/kna)

  • Siap-siap Jalan Jauh Lagi Usai Lebaran, Catat Saran Dokter Tidur

    Siap-siap Jalan Jauh Lagi Usai Lebaran, Catat Saran Dokter Tidur

    Jakarta

    Fisik pasti terkuras usai perjalanan mudik yang melelahkan, disusul ritual silaturahmi saat Lebaran. Sisakan tenaga, karena setelah ini masih harus menempuh perjalanan jauh untuk kembali ke tempat asal.

    Tidak kalah penting, tubuh memerlukan waktu beristirahat untuk membantu recovery. Praktisi kesehatan tidur dr Daniel Thomas Suryadisastra, SpN, RPSGT menyarankan tidur agar tubuh kembali bugar untuk mengemudi.

    “Tidur yang cukup dan berkualitas,” saran dr Daniel dalam perbincangan dengan detikcom, Selasa (18/3/2025).

    Selain tidur yang cukup dan berkualitas, pola makan juga besar pengaruhnya. Meski banyak makanan enak tersaji saat Lebaran, ada baiknya tetap memilah-milah karena tubuh masih harus kerja keras untuk menjaga fokus dan konsentrasi saat berkendara.

    “Hindari makanan yang mengandung lemak, karbohidrat tinggi. Karena dia cepat merangsang ngantuk. Kalau bisa protein dan makanan berserat lebih bagus,” pesan dr Daniel.

    (up/up)

  • Saran Dokter Agar Opor Ayam Tak Picu Lonjakan Trigliserida

    Saran Dokter Agar Opor Ayam Tak Picu Lonjakan Trigliserida

    Jakarta

    Beragam hidangan khas Lebaran seperti opor ayam, semur, ketupat, hingga aneka kue kering memang selalu menggugah selera. Namun, di balik kenikmatan tersebut, banyak makanan Lebaran yang tinggi lemak dan berpotensi memicu risiko kesehatan.

    Menurut spesialis penyakit dalam dari Mayapada Hospital, dr Roy Panusunan Sibarani, SpPD-KEMD, pada dasarnya kadar kolesterol tidak secara langsung dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi. Kolesterol sebenarnya diproduksi secara alami oleh hati dan diperlukan oleh tubuh, terutama dalam pembentukan membran sel.

    Sementara itu, lemak yang masuk dari makanan dikenal sebagai trigliserida, yang kemudian diserap oleh tubuh dan diolah oleh hati menjadi berbagai bentuk lipoprotein atau lemak seperti LDL atau low-density lipoprotein atau kerap disebut ‘kolesterol jahat’.

    Meski kolesterol memiliki fungsi penting, konsumsi makanan berlemak jenuh dan trans fat secara berlebihan, seperti yang terdapat dalam opor ayam dan makanan bersantan lainnya, bisa berkontribusi terhadap pembentukan plak dalam pembuluh darah.

    “Opor itu kan penuh dengan trans fat, penuh dengan lemak. Trans fat itu bisa menjadi cikal bakal pembentukan plak,” katanya kepada detikcom, Kamis (20/3/2025).

    Oleh karena itu, ia menyarankan agar konsumsi makanan berlemak diimbangi dengan sayuran atau buah yang dapat membantu mengurangi absorpsi lemak dalam tubuh.

    dr Roy juga mengingatkan untuk mengontrol porsi makan dan memastikan komposisi menu tetap seimbang. Menurutnya, setiap hidangan tidak hanya berisi karbohidrat dan lemak, tetapi juga harus mengandung serat dari sayuran atau buah agar lebih sehat.

    “Kalau cuma makan nasi, rendang, sama gulai ayam, ya langsung jadi lemak di tubuh. Tapi kalau ditambah serat seperti sayur atau nanas, itu bisa membantu mengurangi absorpsi lemak di usus,” paparnya.

    Selain memperhatikan pola makan, dr Roy juga menyarankan untuk aktif setelah mengonsumsi makan berat saat Lebaran.

    “Kita punya waktu 3 jam sebelum sel itu memberangkatkan energi kita. Energi yang masuk, karbohidrat dan lemak itu kan masuk. Nah kita punya waktu 3 jam. Untuk apa? ya lakukanlah satu exercise,” tuturnya.

    “Apakah itu jalan kaki, sebelum pulang dari pesta (saat lebaran), dari teraweh misalnya. Atau pulang buka bersama yang “makannya”, banyak. Ya, sebelum masuk rumah, oke, di depan rumah kita ada lapangan basket, puterin dulu aja,” sambungnya lagi.

    Menurutnya, jika setelah bersantap di rumah keluarga atau kerabat ada kesempatan bergerak, itu akan lebih baik daripada langsung beristirahat.

    Lebaran adalah momen selebrasi yang dinantikan setelah menjalani puasa sebulan penuh. Tidak ada larangan untuk menikmati makanan khas Idul Fitri, asalkan tetap dalam batas wajar dan diimbangi dengan aktivitas fisik serta pola makan yang seimbang.

    (suc/up)

  • Saran Dokter agar Opor-Ketupat Lebaran Tak Bikin Gendut

    Saran Dokter agar Opor-Ketupat Lebaran Tak Bikin Gendut

    Jakarta

    Lebaran selalu identik dengan makanan enak seperti opor ayam, rendang, hingga ketupat sayur. Meskipun menu makanan Lebaran sangat menggoda, para pejuang diet kerap takut menikmatinya karena takut berat badan naik.

    Padahal, makanan-makanan khas Lebaran ini aman-aman saja dicicipi. Namun, perlu adanya penyesuaian agar kalori yang masuk ke tubuh tetap dalam batas aman.

    Spesialis gizi klinis dari Mayapada Hospital Kuningan, Jakarta Selatan, dr Oki Yonatan Oentiono, SpGK, PNS (Physician Nutrition Specialist) membagikan trik bagi para pejuang diet yang ingin tetap makan enak di momen Hari Raya Idul Fitri tanpa takut berat badan naik.

    “Terutama di opor itu kan kalorinya banyak di kuah atau santannya. Jadi kuahnya jangan terlalu banyak, ayamnya dimakan nggak papa, kulitnya kalau bisa nggak dimakan,” kata dr Oki saat berbincang dengan detikcom, Jumat (7/3/2025).

    “Karena kulit itu kan ada lemaknya. Terus kuahnya jangan terlalu banyak, apalagi sampai disruput. Kalau nasinya ya disesuaikan porsi biasanya lah,” lanjutnya.

    dr Oki menambahkan bahwa pemilihan sumber karbohidrat juga penting dipertimbangkan. Seperti yang diketahui, biasanya di meja makan tersedia nasi dan ketupat.

    “Pasti mending nasi, karena kan ketupat makanan olahan ya,” tutupnya.

    (dpy/up)

  • Lebaran Mau Pesta Opor? Gas Aja, Dokter Bilang Tak Ada Larangan Makan Enak

    Lebaran Mau Pesta Opor? Gas Aja, Dokter Bilang Tak Ada Larangan Makan Enak

    Jakarta

    Berbagai makanan enak pasti terhidang saat lebaran. Masa iya sih, momen setahun sekali dilewatkan begitu saja cuma karena takut gemuk dan kolesterol naik?

    Risiko kesehatan akibat kalap makan enak memang perlu diantisipasi. Namun tidak berarti harus menghindari sama sekali berbagai hidangan enak seperti opor dan ketupat.

    “Siapa sih yang tidak mau selebrasi pada keadaan yang kemenangan yang mutlak pada waktu kita menyelesaikan (puasa) Ramadan? Ya semua kepingin,” kata pakar metabolisme dari Mayapada Hospital, dr Roy Panusunan Sibarani, SpPD-KEMD, FES, Kamis (20/3/2025).

    “Tapi kita pasti akan ajarkan bagaimana caranya melakukan selebrasi dengan sehat,” lanjutnya.

    Bahkan pada pasien diabetes, dr Roy menegaskan tidak ada eksklusivitas terkait makanan. Apapun boleh dikonsumsi, yang penting harus dipastikan porsinya tidak berlebihan dan diimbangi dengan menu yang lebih sehat seperti buah dan sayuran.

    “Mau makan kastengel? Silakan. Mau makan nastar? Ya silakan saja,” kata dr Roy.

    Selain itu, dr Roy membagikan cara sehat ‘selebrasi’ makan enak tanpa harus menghadapi risiko kesehatan. Setelah mengonsumsi makanan enak, dr Roy menjelaskan, tubuh punya waktu 3 jam untuk membakar energi dari karbohidrat dan lemak.

    Saran dr Roy, ada baiknya menyempatkan diri melakukan exercise pada periode tersebut setiap kali makan enak. Tidak perlu olahraga berat, latihan yang dimaksud bisa dilakukan sembari jalan kaki sepulang acara makan-makan.

    “Di depan rumah ada lapangan basket? Puterin dulu aja,” saran dr Roy.

    (suc/up)

  • 6 Tips Mengelola Berat Badan Setelah Lebaran untuk Tubuh dan Pola Hidup Sehat

    6 Tips Mengelola Berat Badan Setelah Lebaran untuk Tubuh dan Pola Hidup Sehat

    Liputan6.com, Bandung – Setelah menjalani ibadah puasa selama bulan Ramadan banyak orang merasakan perubahan dalam pola makan dan berat badan mereka. Beberapa berhasil menurunkan berat badan ada juga yang justru mengalami kenaikan berat badan.

    Kondisi tersebut bisa terjadi karena pola makan yang diterapkan selama bulan Ramadan. Oleh karena itu, mengelola berat badan setelah Lebaran bisa menjadi tujuan penting agar tubuh tetap sehat dan bugar.

    Salah satu langkah awal dalam mengelola berat badan setelah Lebaran adalah dengan kembali ke pola makan yang seimbang. Setelah terbiasa dengan porsi makan lebih kecil selama Ramadan penting untuk tidak langsung kembali ke kebiasaan makan berlebihan.

    Mengonsumsi makanan bergizi seperti sayur, buah, protein tanpa lemak, dan karbohidrat kompleks dapat membantu menjaga keseimbangan energi dalam tubuh. Selain menjaga pola makan, olahraga juga menjadi kunci utama dalam mengelola berat badan.

    Setelah Ramadan, banyak orang merasa tubuhnya menjadi lebih ringan dan bersemangat untuk kembali beraktivitas fisik. Melakukan olahraga ringan seperti jalan kaki, bersepeda, atau yoga dapat membantu membakar kalori serta meningkatkan metabolisme tubuh.

    Jika memungkinkan, olahraga yang lebih intens seperti lari atau latihan kekuatan juga dapat dijadikan pilihan untuk hasil yang lebih maksimal. Mengontrol asupan gula dan lemak juga penting diperhatikan.

  • Mengenal Nasi Tiwul Ayam Lodho, Kuliner Menarik Ketika Berlibur di Trenggalek

    Mengenal Nasi Tiwul Ayam Lodho, Kuliner Menarik Ketika Berlibur di Trenggalek

    Liputan6.com, Bandung – Makanan tradisional Indonesia sudah sangat beragam jenisnya dan salah satunya adalah Sego Tiwul atau Nasi Tiwul. Makanan ini memiliki bahan dasar berupa tepung gaplek yaitu singkong yang telah dikeringkan dan diolah menjadi butiran menyerupai nasi.

    Makanan ini memiliki tekstur yang khas yaitu sedikit kenyal dengan rasa yang sedikit manis. Sego tiwul sering dijadikan makanan pokok pengganti nasi terutama pada masa lalu ketika beras sulit diperoleh.

    Hidangan ini biasanya disajikan dengan lauk-pauk sederhana seperti ikan asin, sambal, sayur daun ketela, dan urap, sehingga menciptakan rasa yang kaya dan menggugah selera. Sego tiwul berasal dari daerah Jawa.

    Diketahui makanan ini ditemukan khususnya di wilayah pesisir selatan seperti Gunungkidul, Wonogiri, Pacitan, hingga Trenggalek. Makanan ini erat kaitannya dengan sejarah panjang masyarakat yang dahulu menghadapi keterbatasan bahan pangan.

    Pada masa penjajahan dan masa-masa sulit lainnya masyarakat di daerah pegunungan dan pesisir selatan Jawa mengandalkan tiwul sebagai sumber karbohidrat utama karena singkong lebih mudah tumbuh di lahan yang tandus dibandingkan padi.

    Di Trenggalek, sego tiwul menjadi salah satu kuliner yang tetap bertahan hingga kini dan bahkan masih banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Salah satu alasan utama mengapa makanan ini tetap lestari di Trenggalek adalah karena kondisi geografisnya.

    Selain faktor geografis, budaya masyarakat Trenggalek yang masih menjaga kearifan lokal juga berperan dalam melestarikan sego tiwul. Banyak masyarakat yang masih menikmati makanan ini sebagai sarapan atau makanan sehari-hari.

    Adapun ketika mengunjungi Trenggalek terdapat tempat Sego Tiwul yang bisa dikunjungi yaitu Nasi Tiwul Ayam Lodho.

  • Makanan-Minuman Ini Bisa Tingkatkan Risiko Kanker, Sebaiknya Dibatasi Konsumsinya

    Makanan-Minuman Ini Bisa Tingkatkan Risiko Kanker, Sebaiknya Dibatasi Konsumsinya

    Jakarta

    Masih banyak orang yang belum menyadari bahwa makanan berperan penting dalam pencegahan berbagai penyakit, termasuk kanker. Seorang dokter di London, dr Sermed Mezher, mengungkapkan ada beberapa jenis makanan yang sebaiknya dihindari karena dapat meningkatkan risiko kanker.

    Salah satunya adalah makanan yang diolah dengan cara dibakar. Makanan yang hangus atau terbakar mengandung senyawa beracun yang dapat meningkatkan risiko kanker prostat, usus, dan pankreas.

    “Daging yang dibakar mengandung amina heterosiklik atau hidrokarbon aromatik polisiklik yang telah terbukti dalam beberapa penelitian menyebabkan kerusakan DNA yang meningkatkan risiko kanker,” kata Mezher dikutip dari Daily Mail, Sabtu (29/3/2025).

    Penelitian lain juga menemukan adanya hubungan antara risiko kanker dan makanan berbasis karbohidrat yang dibakar, seperti kentang dan roti. Hal ini disebabkan oleh molekul beracun akrilamida, yang terbentuk ketika gula dan protein tertentu bereaksi saat dipanaskan.

    Namun, beberapa ahli berpendapat bahwa efek ini baru menjadi berbahaya jika roti panggang atau kentang gosong dikonsumsi dalam jumlah berlebihan.

    Selain itu, dr Sermed Mezher menyebut makanan ultra-proses, seperti daging olahan, sosis, kornet, dan ham, juga dapat meningkatkan risiko kanker. Ia menjelaskan bahwa kandungan nitrit dan nitrat dalam makanan tersebut dapat memicu pertumbuhan tumor di usus.

    Nitrat yang masuk sistem pencernaan dapat mengalami reaksi dan mengubahnya menjadi zat N-nitroso (NOC). Kandungannya dapat merusak sel-sel yang melapisi usus dan seiring waktu memicu kanker.

    Terakhir, konsumsi alkohol secara berlebih juga menjadi salah satu faktor peningkatan risiko kanker.

    “Hal ini dikaitkan dengan tujuh jenis kanker karena alkohol dipecah menjadi produk sampingan beracun bernama asetaldehida, yang dapat menyebabkan kerusakan DNA dan menghambat perbaikan sel,” katanya memperingatkan.

    Mezher mengingatkan konsumsi alkohol juga berkaitan dengan masalah kesehatan lain, seperti penyakit hati dan jantung. Konsumsi alkohol dapat mempengaruhi kadar hormon dan mengganggu penyerapan nutrisi.

    “Bahkan dalam jumlah kecil, alkohol dapat meningkatkan risiko kanker payudara dan esofagus, sehingga harus dikonsumsi dengan hati-hati,” tandasnya.

    (avk/suc)

  • Rutin Konsumsi Cemilan Ini Disebut Bisa Perpanjang Umur hingga Tiga Tahun

    Rutin Konsumsi Cemilan Ini Disebut Bisa Perpanjang Umur hingga Tiga Tahun

    Jakarta

    Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi dua genggam camilan padat nutrisi setiap hari dapat menambah hingga tiga tahun usia harapan hidup. Para ilmuwan telah meneliti secara mendalam pola makan masyarakat yang tinggal di Blue Zone atau “Zona Biru”, wilayah tertentu di dunia yang penduduknya cenderung hidup lebih lama dan lebih sehat dibandingkan rata-rata nasional.

    Zona biru ini mencakup Prefektur Okinawa di Jepang, Provinsi Nuoro di Sardinia, Italia, serta Semenanjung Nicoya di Kosta Rika. Penduduk di wilayah-wilayah tersebut rutin mengonsumsi kacang-kacangan hampir setiap hari, baik sebagai camilan maupun sebagai bagian dari makanan utama. Kebiasaan ini diyakini berperan besar dalam meningkatkan kesehatan dan memperpanjang usia.

    Temuan ini mungkin mengejutkan bagi sebagian orang karena kacang-kacangan sering kali dikaitkan dengan kandungan lemak dan kalori yang tinggi. Namun, penelitian menunjukkan bahwa lemak sehat dalam kacang-kacangan justru memberikan banyak manfaat bagi tubuh, termasuk menurunkan risiko penyakit kronis dan mendukung umur panjang.

    Sebagaimana dijelaskan oleh situs web dan media sosial Blue Zones, kacang-kacangan mengandung banyak nutrisi dan dapat menjadi bagian dari pola makan sehat. Mengonsumsi kacang-kacangan dalam jumlah yang tepat bahkan dapat memperpanjang usia dibandingkan dengan orang yang tidak mengonsumsinya.

    “Kami mengetahui dari penyulingan lebih dari 150 survei pola makan orang-orang yang berumur panjang di dunia bahwa pemakan kacang-kacangan hidup lebih lama daripada orang yang tidak memakan kacang-kacangan dengan rata-rata dua hingga tiga tahun,” kata para ahli Blue Zones di Instagram, dikutip dari Mirror.

    “Tapi apa campuran kacang yang ideal? Kacang almond (kaya vitamin E dan magnesium), kacang tanah (kaya protein dan folat, vitamin B), kacang mede (kaya magnesium), kacang Brazil (kaya selenium, mineral yang terbukti efektif melindungi terhadap kanker prostat), dan kacang kenari (kaya asam alfa-linoleat, satu-satunya lemak omega-3 yang ditemukan dalam makanan nabati).”

    Menurut British Heart Foundation, kacang-kacangan sering kali mengandung banyak lemak, terutama kacang kenari, kacang pinus, dan kacang macadamia. Namun, lemak-lemak ini cenderung berupa lemak tak jenuh.

    Lemak ini bisa berupa lemak tak jenuh ganda, seperti yang ditemukan dalam kacang kenari dan kacang pinus, atau lemak tak jenuh tunggal seperti yang ditemukan dalam kacang almond, pistachio, kacang pecan, dan kacang hazel.

    Berbeda dengan kacang kastanye. Kacang ini memiliki kadar lemak yang lebih rendah dan karbohidrat bertepung yang lebih tinggi dibandingkan kacang lainnya.

    Meskipun kandungan lemaknya tinggi, kandungan protein dan serat yang tinggi pada kacang ini menjadikannya camilan yang lezat. Kacang ini juga kaya akan nutrisi seperti vitamin E, kalium, dan magnesium.

    Sementara kacang Brasil, kacang mete, dan kacang macadamia, mengandung lebih banyak lemak jenuh dan penuh dengan nutrisi penting untuk tubuh. Adapun satu porsi kacang adalah 30g (segenggam kecil) yang berarti sekitar 175 kilokalori.

    “Makanlah dua genggam kacang per hari,” saran para ahli Blue Zone .

    “Segenggam kacang beratnya sekitar dua ons atau 56,6 gram, jumlah rata-rata yang dikonsumsi oleh para centenarian di blue zone, almond di Ikaria dan Sardinia, pistachio di Nicoya, dan semua kacang-kacangan di Advent. Adventist Health Study 2 menemukan bahwa para pemakan kacang hidup lebih lama dari mereka yang tidak memakan kacang rata-rata dua hingga tiga tahun.”

    (suc/suc)