Produk: karbohidrat

  • Sugar Craving Saat Kerja? Ini Tips Atasinya agar Tetap Produktif & Sehat

    Sugar Craving Saat Kerja? Ini Tips Atasinya agar Tetap Produktif & Sehat

    Jakarta

    Pernah sulit fokus sebelum makan yang manis atau selalu mencari camilan bergula setelah makan siang? Kebiasaan ini disebut sugar craving, yang bisa meningkatkan risiko prediabetes dan diabetes tipe 2 jika dibiarkan.

    Menurut dr. Mulianah Daya, M.Gizi, Sp.GK, Dokter Spesialis Gizi dari Mayapada Hospital Tangerang, sugar craving sering dialami pekerja kantoran dengan aktivitas fisik minim. Stres dan waktu makan terbatas juga mendorong konsumsi makanan manis dan cepat saji seperti kopi manis, kue, dan camilan instan.

    “Tidak semua keinginan mengonsumsi gula harus langsung dipenuhi. Pertama, Anda bisa mengatasinya dengan mengatur pola makan yang seimbang dan tepat waktu. Pastikan untuk tidak melewatkan sarapan atau makan siang, serta mengombinasikan karbohidrat kompleks dengan protein dan serat agar kadar gula darah tetap stabil,” ujar dr. Mulianah dalam keterangan tertulis, Jumat (22/8/2025).

    Selain itu, mengonsumsi air putih atau minuman non kalori seperti teh tawar dapat membantu mengurangi keinginan makan manis. Ia juga mengingatkan untuk menjaga kualitas jam tidur agar tidak mengganggu hormon pengatur nafsu makan.

    “Karena rasa haus sering kali disalah artikan sebagai rasa lapar. Dengan minum segelas air, Anda bisa mengurangi dorongan untuk mengonsumsi makanan manis secara berlebihan,” imbuh dr. Mulianah.

    “Keempat, kelola stres dengan baik karena stres sering membuat tubuh mencari ‘comfort food’ yang biasanya kaya gula. Cobalah alihkan dengan stretching, berjalan kaki, atau latihan pernapasan dalam untuk membantu mengendalikan keinginan tersebut. Terakhir, substitusikan makanan manis dengan camilan tinggi protein dan serat seperti kacang-kacangan, yogurt tanpa gula, atau buah potong,” sambung dr. Mulianah.

    Memantau kadar gula darah secara rutin juga menjadi hal penting untuk dilakukan, salah satunya melalui layanan Sugar Clinic Mayapada Hospital yang menyediakan pemeriksaan skrining berbasis AI, pemeriksaan gula darah (HbA1c dan kolesterol), serta konsultasi medis dan pendampingan gaya hidup sehat untuk mendeteksi risiko prediabetes dan diabetes. Layanan ini tersedia di beberapa unit Mayapada Hospital, seperti Lebak Bulus, Kuningan, Tangerang, Bandung, dan Surabaya.

    Lebih lanjut, Anda bisa melakukan booking skrining, jadwal konsultasi dokter, dan layanan darurat dapat diakses melalui aplikasi MyCare yang juga menawarkan fitur Health Articles & Tips mengenai informasi kesehatan terkini, serta fitur Personal Health yang terintegrasi dengan Health Access dan Google Fit.

    Unduh MyCare sekarang dan kumpulkan reward point untuk mendapatkan potongan harga pada berbagai pemeriksaan di seluruh unit Mayapada Hospital!

    (anl/ega)

  • 7 Cara Simpel Turunkan Gula Darah, Termasuk Minum Air Putih

    7 Cara Simpel Turunkan Gula Darah, Termasuk Minum Air Putih

    Jakarta

    Kadar gula darah yang tinggi sering menjadi penyebab dari berbagai masalah kesehatan. Menjaga kadar gula darah tetap stabil sangatlah penting, terutama bagi pengidap diabetes ataupun orang yang ingin mencegah penyakit metabolik.

    Ada beberapa cara simpel yang dapat dilakukan untuk menurunkan kadar gula darah. Salah satunya adalah minum air putih yang cukup, ditambah beberapa kebiasaan sehat lainnya.

    7 Cara Simpel Turunkan Gula Darah, Termasuk Minum Air Putih

    Beberapa cara simpel untuk turunkan kadar gula darah, di antaranya olahraga secara teratur, mengelola asupan karbohidrat, hingga tidur yang cukup dan berkualitas. Dikutip dari Healthline, berikut penjelasannya.

    1. Olahraga Teratur

    Olahraga teratur dan aktivitas fisik bisa membantu mengelola berat badan dan meningkatkan sensitivitas insulin. Peningkatan sensitivitas insulin berarti sel-sel tubuh bisa menggunakan glukosa dalam aliran darah secara lebih efektif.

    Coba luangkan lebih banyak waktu untuk berolahraga setiap minggu. Misalnya, targetkan sesi olahraga 10 menit, 3 kali sehari selama 5 hari, selama 150 menit per minggu.

    2. Kelola Asupan Karbohidrat

    Asupan karbohidrat sangat memengaruhi kadar gula darah. Tubuh memecah karbohidrat menjadi gula, terutama glukosa. Lalu insulin membantu tubuh menggunakan dan menyimpannya sebagai energi.

    Namun, proses bisa gagal jika tubuh terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat atau memiliki masalah fungsi insulin. Kadar glukosa darah bisa meningkat.

    Diet rendah karbohidrat bisa membantu mengurangi kadar gula darah. Prioritaskan karbohidrat dari biji-bijian dan sumber yang tidak diproses,

    3. Makan Lebih Banyak Serat

    Serat memperlambat pencernaan karbohidrat dan penyerapan gula, sehingga mendorong peningkatan kadar gula darah secara bertahap. Diet tinggi serat bisa meningkatkan kemampuan tubuh dalam mengatur dan menormalkan kadar gula darah. Cara ini bisa membantu mengelola diabetes tipe 1 dengan lebih baik.

    Makanan tinggi serat meliputi:

    SayuranBuah-buahanKacang-kacanganBiji-bijian utuh

    Asupan serat harian yang direkomendasikan adalah sekitar 25 gram untuk wanita dan 25 gram untuk pria.

    4. Minum Cukup Air

    Minum cukup air bisa membantu menjaga kadar gula darah dalam kisaran yang sehat. Air minum bisa mencegah dehidrasi dan membantu ginjal membuang kelebihan gula melalui urine.

    Sebuah observasional menemukan bahwa orang yang minum lebih banyak air memiliki risiko lebih rendah terkena kadar gula darah tinggi. MInum air secara teratur bisa menghidrasi kembali darah, menurunkan kadar gula darah, dan mengurangi resiko diabetes.

    5. Atur Porsi Makan

    Mengelola porsi makan bisa membantu dalam mengatur asupan kalori dan mempertahankan berat badan. Manajemen berat badan terbukti mengurangi risiko timbulnya diabetes tipe 2.

    Memantau ukuran porsi makan juga membantu mencegah lonjakan gula darah. Cara mengatur porsi makan yaitu bisa dengan:

    Makan dengan perlahanMengukur dan menimbang makananMenggunakan piring yang lebih kecilMembuat jurnal makananMembaca label makanan dan memeriksa ukuran porsi setiap item.

    6. Pilih Makanan dengan Indeks Glikemik Rendah

    Indeks glikemik mengukur seberapa cepat karbohidrat dipecah selama proses pencernaan dan dan seberapa tubuh menyerapnya. Hal ini mempengaruhi seberapa cepat kadar gula darah naik.

    Indeks glikemik membagi makanan menjadi skor rendah, sedang, dan tinggi. Mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah secara konsisten bisa menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes. Beberapa contoh makanan dengan indeks glikemik rendah hingga sedang meliputi:

    Yoghurt Yunani tanpa pemanisGandumKacang-kacanganSayuran non tepungKacang lentil.

    7. Tidur yang Cukup dan Berkualitas

    Kebiasaan tidur yang kurang optimal dan kurang istirahat bisa memengaruhi kadar gula darah dan sensitivitas insulin, sehingga meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Kurang tidur juga menaikkan kadar kortisol yang memainkan peran penting dalam manajemen gula darah.

    (elk/suc)

  • 5 Makanan Rahasia Panjang Umur Orang Jepang, Ternyata Simpel Banget!

    5 Makanan Rahasia Panjang Umur Orang Jepang, Ternyata Simpel Banget!

    Jakarta

    Jepang dikenal sebagai rumah bagi centenarian, orang dengan usia terpanjang di dunia. Saat ini terdapat 90.526 centenarian, orang yang berusia 100 tahun ke atas. Jumlah tersebut lebih dari lima kali lipat dibandingkan dua dekade lalu, menurut laporan Kementerian Kesehatan, Ketenagakerjaan, dan Kesejahteraan Jepang tahun 2022.

    Salah satu wilayah yang paling menonjol adalah Okinawa, sebuah pulau kecil dan terpencil di Jepang, yang dikenal memiliki konsentrasi penduduk berusia seratus tahun tertinggi di dunia.

    Asako Miyashita, MS, RDN, CDN, seorang ahli diet dan gizi bersertifikat dengan pengalaman 20 tahun dalam penelitian mengenai umur panjang, membagikan lima makanan dari pola makan tradisional Jepang yang ia dan keluarganya konsumsi setiap hari untuk menjaga kesehatan dan mendukung umur panjang.

    Makanan Rahasia Panjang Umur Orang Jepang

    Dikutip dari CNBC, berikut makanan yang dikonsumsi warga Jepang untuk panjang umur. Mau coba?

    1. Ubi Manis Jepang

    Berasal dari Okinawa, ubi ungu Jepang (disebut imo dalam bahasa Jepang) sering dikonsumsi sebagai camilan atau hidangan penutup.

    Ubi ini kaya akan karbohidrat sehat dan antosianin, yaitu kelompok antioksidan yang terdapat pada sayuran berwarna merah dan ungu yang dikenal memiliki sifat anti-penuaan.

    Sejumlah penelitian juga menunjukkan konsumsi ubi ungu dapat membantu mengontrol kadar gula darah serta menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.

    2. Sup Miso

    Pola makan tradisional Jepang kaya akan hidangan fermentasi, dan salah satu yang paling populer adalah sup miso. Miso sendiri merupakan pasta yang dibuat dari kedelai dan biji-bijian yang difermentasi.

    Probiotik, bakteri atau ragi hidup yang terkandung dalam makanan fermentasi, dapat membantu menjaga keseimbangan kesehatan usus sekaligus meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

    Sebuah studi menemukan pria dan wanita yang paling banyak mengonsumsi kedelai fermentasi (seperti miso, tahu, dan tempe) memiliki risiko 10 persen lebih rendah untuk mengalami kematian dini akibat berbagai penyebab, dibandingkan mereka yang jarang mengonsumsi makanan tersebut.

    3. Lobak Daikon

    Sayuran umbi sangat populer dalam masakan Jepang dan menawarkan beragam manfaat kesehatan.

    Lobak daikon dikenal dapat membantu mencegah masuk angin serta mendukung sistem kekebalan tubuh. Satu buah lobak daikon bahkan mengandung hingga 124 persen dari kebutuhan harian vitamin C.

    Beberapa jenis umbi sehat lainnya, yang lebih mudah ditemukan di banyak pasar modern, antara lain wortel, bit, parsnip, dan lobak putih.

    4. Rumput Laut

    Rumput laut kaya akan mineral penting seperti zat besi, kalsium, folat, dan magnesium.

    Konsumsi rumput laut setiap hari juga menambah asupan serat dalam pola makan. Asupan serat yang cukup telah dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit jantung, stroke, hipertensi, dan diabetes tipe 2.

    Selain itu, rumput laut mengandung antioksidan seperti fukosantin dan fukoidan, yang memiliki sifat anti-inflamasi, anti-penuaan, dan anti-kanker.

    5. Ikan

    Protein, khususnya dari ikan berlemak seperti salmon dan tuna, menjadi bagian penting dalam pola makan tradisional Jepang. Kandungan lemak omega-3 pada ikan bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah, mengurangi kadar trigliserida, serta meredakan peradangan.

    Tak hanya itu, di Jepang, terdapat tradisi mengucapkan “itadakimasu” sebelum makan, yang berarti “saya dengan rendah hati menerima,” sebagai bentuk penghargaan terhadap hewan dan para petani. Miyashita meyakini Praktik makan penuh kesadaran seperti ini berkontribusi pada kesehatan sekaligus meningkatkan kualitas hidup.

    (suc/suc)

  • Jihyo ‘TWICE’ Spill Tips Diet, Sukses Turun 10 Kg-Punya Perut Bak Roti Sobek

    Jihyo ‘TWICE’ Spill Tips Diet, Sukses Turun 10 Kg-Punya Perut Bak Roti Sobek

    Jakarta

    Jihyo, leader dari grup K-pop TWICE, kini menjadi sorotan berkat figur tubuhnya yang ramping dan perutnya yang kencang. Baru-baru ini, ia memamerkan pinggang langsingnya saat syuting video musik, membuat para penggemar kagum dengan sosoknya yang sehat dan bugar.

    Sejak debutnya, Jihyo dikenal sebagai “ratu manajemen diri” di kalangan idola. Ia mengaku tidak suka diet yang terlalu ketat karena sangat suka makan. Karena itu, ia mengandalkan kombinasi pola makan cerdas dan variasi olahraga untuk menjaga tubuhnya. Dengan musim panas yang tiba, Jihyo semakin percaya diri memamerkan abs-nya, dan banyak yang penasaran dengan rahasianya.

    Rahasia ‘body goals’ Jihyo TWICE

    Makan Satu Kali Sehari

    Dikutip dari Korea Times, Jihyo mengungkapkan bahwa selama persiapan comeback, ia menerapkan metode satu kali makan dalam sehari. Ia biasanya makan pada pukul 4 atau 5 sore. Metode puasa intermiten ini secara alami mengurangi asupan kalori dan membantu pembakaran lemak lebih cepat.

    Namun, para ahli memperingatkan, mempraktikkan ini dalam jangka panjang bisa menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi. Sulit untuk memenuhi semua kebutuhan tubuh, seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral, hanya dalam satu kali makan. Risiko lain termasuk gula darah rendah, kelelahan, dan bahkan penurunan metabolisme.

    Pola Makan Rendah Gula

    Jihyo juga sangat memperhatikan cara makannya untuk mencegah lonjakan gula darah.

    “Aku coba makan sayuran dulu, lalu protein, dan karbohidrat terakhir,” katanya.

    Jihyo juga sangat memperhatikan cara makannya untuk mencegah lonjakan gula darah. “Aku coba makan sayuran dulu, lalu protein, dan karbohidrat terakhir,” katanya.

    Olahraga di Gym dan Pilates

    Untuk mempertahankan otot di perutnya, Jihyo menggabungkan latihan gym dengan Pilates. Ia suka melakukan kardio saat perut kosong untuk memaksimalkan pembakaran lemak. Sementara itu, Pilates membantu memperkuat otot inti seperti abs dan otot punggung, membentuk garis otot yang ramping.

    Di gym, Jihyo melakukan beberapa gerakan andalannya:

    Incline Bench Sit-ups: Latihan sit-up dengan bangku miring yang menargetkan otot abs bagian atas.Cable Crunches: Gerakan dengan kabel beban yang melatih otot perut secara terkontrol.Ab Roller: Gerakan menggulirkan roda yang melibatkan seluruh otot inti.

    Sementara itu, dalam rutinitas Pilates-nya, ia mengandalkan gerakan seperti hand-leg stretch untuk stabilitas inti dan the hundred untuk meningkatkan aktivasi perut. Salah satu gerakan favoritnya adalah plank twist, yang sangat efektif melatih otot oblique dan mengencangkan pinggang.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

  • Pakar Gizi IPB Ungkap Dampak Jangka Panjang Keseringan Makan Mi Campur Nasi

    Pakar Gizi IPB Ungkap Dampak Jangka Panjang Keseringan Makan Mi Campur Nasi

    Jakarta

    Makan mi campur nasi menjadi kebiasaan banyak orang Indonesia. Kerap kali, kedua makanan sumber karbohidrat ini dikonsumsi agar merasa kenyang lebih lama.

    Meski tak ada masalah jika dikonsumsi sesekali, ada risiko ketidakseimbangan gizi yang bisa muncul jika keseringan makan mi campur nasi.

    “Kombinasi ini berisiko menimbulkan ketidakseimbangan gizi dan berbagai gangguan kesehatan jika tidak diimbangi dengan asupan gizi lain,” ucap Dosen Program Studi Manajemen Industri Jasa Makanan dan Gizi, Sekolah Vokasi Universitas IPB, Rosyda Dianah, SKM, MKM, dikutip dari laman resmi IPB University, Senin (18/8/2025).

    Kombinasi dua sumber karbohidrat ini dapat meningkatkan asupan kalori dan karbohidrat secara signifikan, serta menurunkan keseimbangan zat gizi lainnya seperti protein dan lemak sehat. Jika nasi dan mi dikonsumsi dalam jumlah yang sama banyak, kandungan karbohidratnya bisa mendominasi hingga 80 persen dari total energi.

    Berdasarkan perhitungan, konsumsi 150 gram nasi dan 100 gram mi menghasilkan sekitar 401 kkal energi, 82 gram karbohidrat, 7 gram protein, dan 2 gram lemak.

    “Kandungan ini tidak seimbang dan jauh dari konsep ‘Isi Piringku’, yakni 50 persen sayur dan buah, serta 50 persen sisanya gabungan karbohidrat dan protein,” jelasnya.

    Risiko kesehatan

    Rosyda menjelaskan bahwa konsumsi nasi dan mi secara bersamaan dalam jangka panjang berisiko memicu berbagai gangguan metabolik seperti obesitas, resistensi insulin, dislipidemia, dan bahkan inflamasi kronis.

    Kelebihan karbohidrat sederhana dari nasi putih dan mi instan dapat meningkatkan indeks glikemik dan mempercepat lonjakan gula darah. Jika tidak dibarengi asupan protein dan serat yang cukup, efeknya bisa jangka panjang.

    Ia juga menambahkan bahwa kekurangan asupan protein dan lemak sehat dapat menyebabkan rendahnya hormon pengatur nafsu makan seperti leptin dan peptida YY. Dampaknya, rasa lapar berulang, mengarah pada konsumsi kalori berlebih (overeating), terutama dari sumber karbohidrat sederhana.

    Untuk menghindari risiko tersebut, Rosyda menyarankan beberapa alternatif menu yang tetap mengenyangkan tanpa menumpuk karbohidrat, seperti kombinasi nasi setengah porsi dengan lauk (hewani dan nabati) serta sayur; ubi rebus dengan sumber protein hewani (misal telur), protein nabati (misal kacangan-kacangan) dan sayuran; atau menu rendah karbohidrat seperti mi shirataki dengan sumber protein ditambah sayuran.

    “Prinsipnya adalah menyeimbangkan piring makan sesuai dengan pedoman Isi Piringku. Pastikan karbohidrat tidak lebih dari seperempat bagian piring dan lengkapi dengan protein, lemak sehat, serta serat dari sayuran dan buah,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Catat! Ini 4 Pilar Gizi Seimbang untuk Jaga Tubuh Tetap Sehat”
    [Gambas:Video 20detik]
    (kna/kna)

  • Ini Perubahan yang Terjadi Pada Tubuh Jika Berpuasa Selama 24 Jam

    Ini Perubahan yang Terjadi Pada Tubuh Jika Berpuasa Selama 24 Jam

    Jakarta

    Tidak makan selama 24 jam penuh, yang dikenal sebagai metode puasa intermiten eat-stop-eat, kini semakin populer. Konsep ini menjanjikan sejumlah manfaat kesehatan, termasuk membantu tubuh masuk ke dalam kondisi ‘perbaikan mendalam’ dengan membakar cadangan energi.

    Lantas, apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh saat berpuasa selama 24 jam? Penting untuk dicatat, puasa jenis ini tidak cocok untuk semua orang. Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum memutuskan untuk mencobanya.

    Perubahan dalam Tubuh Selama 24 Jam Puasa

    Dikutip dari Medical News Today, ketika seseorang memulai puasa, tubuh tidak langsung berhenti bekerja. Dibutuhkan sekitar enam jam bagi tubuh untuk mencerna sisa-sisa makanan terakhir. Setelah perut dan usus kosong, barulah tubuh mulai mengambil dari cadangan energinya.

    Setelah 8 Jam: Tubuh mulai menggunakan glikogen, karbohidrat yang tersimpan di otot dan hati untuk diubah menjadi energi.Setelah 12 Jam: Tubuh memasuki mode mini-ketosis, mulai memecah lemak untuk menghasilkan energi.Setelah 16 Jam: Proses autofagi dimulai. Ini adalah mekanisme ketika tubuh membersihkan diri dengan mendaur ulang dan menghancurkan sel-sel yang rusak atau tidak diperlukan lagi.

    Setelah 24 Jam: Tubuh beralih sepenuhnya ke lemak sebagai sumber bahan bakar utama.

    Adakah Manfaatnya?

    Ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari berpuasa 24 jam. Mulai dari penurunan berat badan dan mengurangi risiko diabetes. Selain itu aktivitas ini juga dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dengan menurunkan berat badan dan kadar lemak dalam darah.

    Meskipun memiliki manfaat, puasa, baik yang teratur maupun jangka panjang, bukan untuk semua orang dan bisa menimbulkan komplikasi jika tidak dilakukan dengan benar.

    Berpuasa terlalu lama berisiko membuat tubuh memasuki “mode kelaparan,” yang justru menyebabkan tubuh menyimpan lebih banyak lemak saat makan kembali.

    Oleh karena itu, konsultasi dengan ahli gizi atau dokter sangat disarankan sebelum memulai praktik ini.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Ternyata Puasa Bisa Sembuhkan Jerawat! Berikut Penjelasannya”
    [Gambas:Video 20detik]
    (kna/kna)

  • Dokter Ungkap Cara Tubuh Memproses Gula hingga Tingkatkan Risiko Diabetes

    Dokter Ungkap Cara Tubuh Memproses Gula hingga Tingkatkan Risiko Diabetes

    Jakarta

    Makanan dan minuman manis sering disebut sebagai pemicu diabetes. Namun, bagaimana prosesnya hingga tubuh memproses gula hingga akhirnya bisa meningkatkan risiko diabetes?

    Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik, dan Diabetes di Mayapada Hospital Jakarta Selatan dr. Herry Nursetiyanto, Sp.PD-KEMD, FINASIM menjelaskan bagaimana tubuh memproses gula hingga akhirnya bisa meningkatkan risiko diabetes.

    “Tubuh mengolah makanan berkarbohidrat sederhana seperti nasi, roti, dan kue menjadi glukosa sebagai sumber energi utama. Glukosa diserap melalui usus ke aliran darah, lalu merangsang pankreas menghasilkan insulin (hormon pengatur gula darah) yang membantu glukosa masuk ke sel tubuh untuk digunakan sebagai energi,” ungkap dr. Herry yang bertugas di Mayapada Hospital Jakarta Selatan dalam keterangan tertulis, Sabtu, (16/8/2025).

    Selain itu, dr. Herry juga mengungkapkan terkait fruktosa, yaitu jenis gula alami yang ditemukan dalam buah-buahan seperti apel, mangga, anggur, semangka, pir, melon, dan pisang yang bermanfaat bagi imun dan pencernaan.

    “Fruktosa diserap dari usus lalu diproses di hati, diubah menjadi glukosa atau lemak. Saat dikonsumsi dalam bentuk buah utuh, sebagian fruktosa dimetabolisme oleh bakteri baik di usus yang bermanfaat bagi pencernaan dan imun tubuh,” lanjutnya.

    Akan tetapi, Menurut dr. Herry, fruktosa dalam bentuk cair seperti jus atau minuman berperisa buah mudah dikonsumsi berlebihan karena tidak memberi rasa kenyang, padahal kandungan gulanya bisa mendekati batas harian yang dianjurkan.

    “Apalagi, glukosa dan fruktosa saling memengaruhi. Glukosa meningkatkan penyerapan fruktosa di usus, sementara fruktosa mempercepat penyimpanan glukosa di hati. Jika dikonsumsi berlebihan, dapat memicu penumpukan lemak di hati (fatty liver) dan meningkatkan risiko diabetes tipe 2 serta penyakit jantung,” jelasnya.

    Hal ini juga dikonfirmasi oleh dr. Nanang Soebijanto Sajoedi , Sp.PD, KEMD, FINASIM, FACE, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik, dan Diabetes di Mayapada Hospital Jakarta Selatan. Menurutnya, konsumsi glukosa dan fruktosa yang berlebihan dapat memperburuk lonjakan gula darah.

    “Kadar gula darah yang tidak terkendali dapat menyebabkan resistensi insulin, di mana tubuhtidak lagi merespons insulin secara efektif. Jika terus berlangsung, pankreas akan kelelahan memproduksi insulin, hingga akhirnya produksi insulin berkurang (insufisiensi insulin). Inilah proses awal mula prediabetes, dan bila tidak ditangani dapat berkembang menjadi diabetes tipe 2 dengan risiko komplikasi serius seperti penyakit jantung, gagal ginjal, dan kebutaan,” ungkap dr. Nanang.

    Menurut dr. Nanang, langkah terbaik untuk mencegah diabetes adalah dengan mengelola konsumsi gula dan memilih sumber karbohidrat alami agar kadar gula darah tetap stabil.

    “Pilih makanan tinggi serat seperti buah utuh, sayuran, dan biji-bijian. Hindari minuman manis dan jus kemasan, serta lakukan pemeriksaan gula darah secara berkala, terutama bagi yang memiliki riwayat keluarga diabetes, kelebihan berat badan, atau gaya hidup sedentari,” jelasnya.

    Sebagai langkah antisipatif terhadap risiko diabetes, Mayapada Hospital menghadirkan Sugar Sugar Clinic sebagai pusat kesehatan layanan GRATIS bagi semua kalangan. Layanan ini mencakup skrining dengan Artificial Intelligence (AI), konsultasi dokter, manajemen diabetes menyeluruh, hingga pendampingan gaya hidup sehat.

    Layanan ini juga tersedia di unit Mayapada Hospital yang ada di Kuningan, Tangerang, Surabaya, dan Bandung. Untuk informasi layanan Sugar Clinic, silakan menghubungi call center 150770 atau mengakses aplikasi MyCare untuk booking layanan skrining dengan mudah.

    Mycare dapat membantu memantau gaya hidup sehat melalui fitur Personal Health yang terhubung ke Google Fit atau Health Access untuk memantau detak jantung, langkah kaki, kalori terbakar, dan BMI.

    Unduh MyCare dan kumpulkan reward point untuk potongan harga di seluruh unit Mayapada Hospital.

    (anl/ega)

  • Melepaskan ketergantungan beras untuk menahan laju inflasi di Kalsel

    Melepaskan ketergantungan beras untuk menahan laju inflasi di Kalsel

    Banjarmasin (ANTARA) – Supono melangkah dan bergegas ke dapur, ia mengambil sebilah parang dan mulai mengupas singkong-singkong hasil panen dari kebun miliknya. Desa Karang Intan, Kecamatan Kuranji, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, ini memisahkan pongkol demi pongkol dari buah singkong, untuk dikupas lebih banyak lagi.

    Setelah cukup, singkong-singkong itu dibersihkannya. Supono kemudian merendam beberapa kilogram singkong di wadah dengan air bersih dan didiamkan selama tiga hari tiga malam. Singkong itu mulai empuk, Supono mencuci dan meniriskan dari air rendaman.

    Tak jauh dari situ, Supono mengambil lesung sebuah alat penggiling tradisional, halus namun bertenaga menumbuk singkong-singkong yang sudah direndam tadi.

    Singkong yang sudah ditumbuk kemudian dipres menggunakan kain halus hingga tidak menyisakan tirisan air. Singkong yang lembut kemudian disaring halus untuk dipisahkan dari serat-serat berbentuk urat keras. Penyaringan ini berulang-ulang dilakukan untuk memastikan tumbukan singkong lembut.

    Supono menggunakan insting berapa lama harus merendam singkong di air dan berapa kali harus menyaring tumbukan singkong. Proses ini sangat menentukan hasilnya sebelum melanjutkan ke proses membentuk singkong halus menjadi butiran-butiran yang menyerupai bentuk beras. Supono membentuk singkong halus menjadi butiran-butiran kecil, memang belum 100 persen mirip dengan beras asli.

    Setelah proses membentuk butiran-butiran, singkong dijemur di bawah terik matahari sekitar dua jam. “Nah di sini insting juga sangat diperlukan, kalau terlalu sebentar dijemur, nasi yang dihasilkan nanti lengket-lengket. Kalau terlalu lama dijemur, nasi yang dihasilkan nanti terlalu keras,” kata Supono menjelaskan.

    Butiran yang menyerupai beras itu kemudian dikukus sekitar 30 menit. Setelah menghasilkan gumpalan, kemudian diurai dan didinginkan serta dilanjutkan dengan proses penyaringan untuk memisahkan bagian yang keras sehingga menyisakan bagian singkong yang paling lembut.

    Butiran beras kemudian dijemur kembali di bawah terik matahari sekitar delapan jam sebelum ditampi untuk memastikan bagian-bagian keras menyerupai urat tidak menyatu di beras singkong. Proses ini adalah bagian terakhir. Sebelum menjadi nasi, butiran singkong dibersihkan dengan air dan dikukus selama 10-15 menit, nasi Oyek sudah bisa dihidangkan dan dicampur dengan bermacam lauk.

    Oyek adalah produk beras analog berbahan singkong dari inovasi berkelanjutan hasil kreativitas Ketua Kelompok Tani Maju Makmur di Desa Karang Intan. Supono, ketua kelompok tani di desa itu yang pertama kali mengenalkan Oyek ke penduduk setempat. Melalui langkah kecil ini, beras Oyek diharapkan dapat berkontribusi terhadap pengendalian infladi di daerahnya.

    Ekonomi tumbuh

    Supono berkisah, inovasi ini lahir ketika pandemi COVID-19 melanda pada awal 2020 yang menyebabkan aktivitas ekonomi penduduk desa terbatas. Akses transportasi penopang sektor perdagangan dan menjadi tulang punggung mobilitas Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) nyaris terputus.

    Supono yang mengandalkan sektor kebun tentu terbatas menjual hasil buminya untuk menghasilkan rupiah. Hampir dua tahun pemerintah membatasi aktivitas masyarakat untuk mencegah COVID-19 tidak menular lebih luas.

    Karena kondisi ini, Supono memikirkan untuk menghasilkan rupiah dari hasil aktivitas di dalam rumah. Hingga akhirnya inovasi beras Oyek dihasilkan Supono sambil menyempurnakan sejak 2020.

    Selama proses itu, Supono mulai mendapatkan perhatian dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kalimantan Selatan dan Bank Indonesia Kalimantan Selatan. Supono mendapatkan bantuan alat mesin dan pelatihan untuk mengembangkan Nasi Oyek agar lebih produktif dan bermutu.

    Mesin ramah lingkungan penggiling singkong dan hemat listrik menjadi awal pengembangan produk Supono. Bantuan ini kemudian dikembangkan Bank Indonesia dengan alat mesin penggiling tanpa tenaga listrik. Supono tidak lagi menggiling dengan lesung alat tradisional, kini lebih leluasa dan hemat waktu.

    Bahkan dengan mesin cetak teknologi canggih bantuan dari Bank Indonesia, Supono tidak lagi membentuk cetakan beras singkong menggunakan tangan. Bantuan ini mempermudah Supono agar butiran singkong yang dibentuk dapat menyerupai persis seperti butiran beras asli.

    Pada 2023, produk olahan Supono resmi didaftarkan dan memiliki hak cipta hingga berlabel halal. Dengan kemasan plastik dominan berwarna putih, beras Oyek kini dikenal masyarakat luas di daerah itu.

    Supono juga menerima bantuan rumah produksi Nasi Oyek yang dipusatkan di Kelompok Tani Maju Makmur untuk mengembangkan dan memasarkan Nasi Oyek. Dengan modal sekitar 3 kg singkong mentah yang jika dinominalkan mencapai Rp9.000, Supono mampu menghasilkan 1 kg Nasi Oyek dengan nilai jual Rp20.000, yang artinya Supono mendapatkan laba sekitar 100 persen dari modal.

    “Ini hanya hitung-hitungan ekonomi. Kalau yang sebenarnya lebih untung karena singkong dari kebun sendiri, tenaga sendiri tanpa menggaji pekerja, semua dikerjakan di rumah. Harga bisa bersaing dengan beras padi, tidak terlalu rugi karena Oyek bisa diproduksi dengan mudah,” kata Supono.

    Jika dibandingkan dengan nasi dari beras lokal, Nasi Oyek mengandung karbohidrat kompleks yang mengandung molekul Olizosakarida dan Polisakarida. Kandungannya lebih banyak dibandingkan nasi beras lokal dengan karbohidrat sederhana seperti monosakarida.

    Karbohidrat yang terkandung dalam Oyek akan diserap lebih lambat oleh tubuh sehingga produksi energi dapat terus berlanjut. Dengan cara ini, tubuh tidak mudah merasa lapar dan terhindar dari obesitas.

    Oyek dapat disimpan lama jika terbungkus rapat menggunakan kantong plastik bisa tahan hingga 3 tahun, dan jika sudah dimasak bisa bertahan 3 hari, tidak basi dan tidak berjamur. Berkat inovasi itu, Supono dan warga desa setempat tidak menggantungkan pangan dari komoditas beras.

    Menyumbang inflasi

    Staf Bidang Ketahanan Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kalimantan Selatan Puji Hanifah, mengungkapkan provinsi berpenduduk sekitar 4,2 juta jiwa ini sudah terbiasa dengan beras lokal. Harga beras lokal yang kerap melambung karena tingginya permintaan bisa mencapai Rp25.000 per liter.

    “Penduduk lokal itu sudah terbiasa dengan tekstur beras lokal, jadi sudah biasa kalau harga beras sering naik karena tingginya permintaan yang dapat menyumbang inflasi. Komoditas beras yang kerap menyumbang inflasi itu beras lokal,” kata Puji.

    Dukungan pemerintah daerah terhadap inovasi kelompok tani itu pun sejalan dengan langkah pemerintah pusat untuk meragamkan jenis-jenis pangan di daerah, sebagai salah satu upaya mengendalikan inflasi dari sektor beras.

    Inovasi positif ini pun terus dikembangkan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kalimantan Selatan melalui pembinaan bagi kelompok tani. Bahkan tidak hanya di kalangan kelompok tani. Saat ini di beberapa desa dengan salah satu program unggulan ketahanan pangan telah menjangkau Kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa.

    Pada 2025, pemerintah daerah setempat memfasilitasi pendanaan sebesar Rp120 juta bagi Kader PKK pada empat desa di Hulu Sungai Selatan dan Tapin dengan fokus diversifikasi pangan untuk berinovasi menghasilkan banyak jenis pangan yang diolah dari umbi-umbi, pisang, dan tanaman hortikultura lain untuk diolah menghasilkan produk berlabel halal.

    Berdasarkan data rutin yang dirilis setiap bulan oleh Badan Pusat Statistik Kalimantan Selatan, secara y-o-y, sektor pangan jenis beras, nasi, hingga konsumsi rumah tangga selalu menyumbang inflasi. Data terakhir pada Juli 2025, inflasi y-o-y di Kalimantan Selatan tercatat di angka 2,48 persen.

    Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kalimantan Selatan menilai pentingnya langkah kolaborasi untuk memperkuat ketahanan pangan masyarakat di daerah dengan berbagai inovasi, salah satunya melalui diversifikasi pangan guna memperluas jenis pangan yang dikonsumsi masyarakat.

    Kalimantan Selatan telah dan terus mengambil langkah atau cara yang dapat dilakukan di antaranya dengan mengubah pola konsumsi masyarakat, meningkatkan produksi pangan lokal serta menciptakan stabilitas harga.

    Mengubah pola konsumsi masyarakat dapat dilakukan melalui pengenalan berbagai jenis pangan lokal, meningkatkan produksi pangan lokal dengan diversifikasi pangan guna membantu meningkatkan ketersediaan pasokan pangan dan mengurangi tekanan inflasi, serta menjaga stabilitas harga secara berkelanjutan.

    Berkat usaha serius, Kalimantan Selatan telah beberapa kali menerima penghargaan TPID Award yakni pada 2023 dan 2024. Provinsi Kalimantan Selatan memperoleh penghargaan dalam kategori “TPID Provinsi Berkinerja Terbaik” di wilayah Kalimantan.

    Editor: Slamet Hadi Purnomo
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Dokter Beberkan Makanan yang Sebaiknya Dihindari, Bisa Rusak Jantung

    Dokter Beberkan Makanan yang Sebaiknya Dihindari, Bisa Rusak Jantung

    Jakarta

    Bagi banyak orang, pagi terasa kurang lengkap tanpa sarapan. Menu sarapan sering menjadi sumber energi untuk memulai aktivitas. Namun, tidak semua pilihan sarapan aman bagi tubuh. Menurut dokter spesialis jantung Robert Segel, M.D., sarapan dengan kandungan natrium tinggi dapat perlahan merusak kesehatan jantung.

    Natrium tidak hanya terdapat pada sosis asin, tetapi juga ‘tersembunyi’ dalam menu yang tidak terasa asin, seperti roti dan kue kering. Mengingat penyakit kardiovaskular menjadi salah satu penyebab kematian terbanyak di dunia, penting untuk meninjau kembali menu sarapan sebelum memulai hari yang padat.

    1. Meningkatkan Tekanan Darah

    “Asupan natrium yang tinggi menyebabkan retensi cairan, meningkatkan tekanan darah, dan meningkatkan risiko gagal jantung,” kata Segel, dikutip dari Eating Well, Jumat (15/8/2025).

    Penelitian menunjukkan bahwa orang dengan pola makan tinggi natrium memiliki risiko 19 persen lebih tinggi terkena penyakit kardiovaskular dibanding mereka yang membatasi asupan natrium. Kelebihan natrium dapat mengganggu sistem pengatur tekanan darah (renin-angiotensin) dan membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah.

    American Heart Association (AHA) merekomendasikan konsumsi natrium tidak lebih dari 1.500 mg per hari, jauh di bawah rata-rata konsumsi masyarakat yang mencapai lebih dari 3.300 mg.

    2. Mengandung Tinggi Lemak Jenuh

    Daging olahan seperti sosis tidak hanya mengandung natrium tinggi, tetapi juga lemak jenuh yang dapat meningkatkan kadar kolesterol. Kombinasi ini tentu bisa berdampak serius bagi jantung. Sebuah studi menemukan, konsumsi lebih dari 5 ons daging olahan per minggu dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular hingga 46 persen.

    Sebagai gantinya, pilih sumber protein yang minim proses dan lebih sehat, seperti telur, yogurt tawar, atau tuna.

    3. Terkait dengan Diabetes Tipe 2

    Pengidap diabetes memiliki risiko penyakit jantung dua kali lipat akibat kadar gula darah tinggi yang terus-menerus dapat merusak pembuluh darah. Menjaga kadar gula darah tetap stabil menjadi salah satu cara penting melindungi kesehatan jantung.

    Tak hanya makanan manis seperti donat atau kue kering, pola makan tinggi natrium juga berisiko meningkatkan kemungkinan terkena diabetes. Sebuah penelitian menemukan orang dengan asupan natrium tertinggi memiliki risiko 80 persen lebih besar mengalami diabetes dibanding mereka yang konsumsi natriumnya paling rendah.

    4. Rendah Serat

    Serat yang terdapat dalam buah, sayur, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, dan biji-bijian memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan pencernaan sekaligus melindungi jantung dan mengurangi risiko diabetes. Sayangnya, sebagian besar orang tidak mencapai kebutuhan serat harian yang disarankan, yaitu sekitar 28 gram.

    Daging olahan tidak mengandung serat sama sekali. Sementara banyak roti, bagel, dan kue panggang juga rendah serat, kecuali dibuat dari biji-bijian utuh dalam jumlah besar.

    Semua jenis serat bermanfaat, tetapi serat larut paling efektif untuk kesehatan jantung karena dapat mengikat kolesterol di usus dan membuangnya melalui tinja. Untuk sarapan, pilih sumber serat larut seperti oatmeal dan buah-buahan, termasuk apel, pir, pisang, dan jeruk.

    Kurangi Risiko Penyakit Jantung dengan Makan Sehat

    Mengonsumsi beragam jenis makanan bermanfaat bagi kesehatan dan dapat membantu menurunkan risiko penyakit, termasuk penyakit jantung. Usahakan untuk mengonsumsi makanan dari lima kelompok pangan dalam jumlah yang disarankan. Cara ini tidak hanya membantu mempertahankan pola makan yang sehat dan bervariasi, tetapi juga memastikan tubuh mendapatkan nutrisi penting.

    Heart Foundation merekomendasikan:

    Mengonsumsi banyak sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian utuh.Memilih beragam sumber protein sehat, terutama ikan dan makanan laut, kacang-kacangan (seperti buncis dan lentil), kacang, serta biji-bijian. Telur dan unggas rendah lemak dalam jumlah terbatas juga dapat menjadi bagian dari pola makan sehat untuk jantung. Jika memilih daging merah, pastikan rendah lemak, tidak diproses atau diproses seminimal mungkin, dan batasi konsumsinya 1-3 kali per minggu.Mengonsumsi susu, yogurt, dan keju tanpa rasa. Bagi yang memiliki kadar kolesterol tinggi, pilihlah produk susu rendah lemak.Memilih sumber lemak sehat, seperti kacang-kacangan, biji-bijian, alpukat, zaitun, dan minyak zaitun untuk memasak.Menggunakan rempah dan bumbu alami untuk memberi rasa, sebagai pengganti garam tambahan.

    Perhatikan pula jumlah makanan yang dikonsumsi. Porsi makan yang terlalu besar, terutama dari makanan tidak sehat, dapat menyebabkan obesitas dan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Idealnya, piring sehat terdiri dari 1/4 protein,1/4 karbohidrat, dan 1/2 sayuran.

    Halaman 2 dari 3

    (suc/suc)

  • 5 Makanan yang Merusak Otak, Wajib Dibatasi Konsumsinya

    5 Makanan yang Merusak Otak, Wajib Dibatasi Konsumsinya

    Jakarta

    Menjaga kesehatan otak sangat penting untuk mendukung fungsi kognitif, daya ingat, dan kesejahteraan mental secara keseluruhan. Selain faktor gaya hidup lainnya, pola makan memegang peran besar.

    “Otak merupakan organ yang kompleks, dan setiap jenis makanan dapat memberikan dampak yang berbeda,” jelas Mary Ann Lila, Direktur Plants for Human Health Institute di North Carolina State University, dikutip dari Fortune.

    Beberapa makanan, seperti sayuran, lemak sehat, dan protein, dapat membantu membangun jaringan otak serta mengurangi peradangan, sementara jenis makanan lainnya justru dapat memberikan efek sebaliknya.

    Beberapa jenis makanan dapat berdampak buruk pada otak, berpotensi memicu penurunan kognitif, gangguan daya ingat, hingga meningkatkan risiko penyakit neurologis. Dikutip dari Times of India, berikut lima makanan yang dapat merugikan kesehatan otak, lengkap dengan alternatif yang lebih sehat.

    1. Karbohidrat Olahan

    Karbohidrat olahan, seperti yang terdapat pada kue kering dan berbagai makanan olahan, memiliki indeks glikemik tinggi yang dapat memicu lonjakan gula darah secara cepat. Kondisi ini berpotensi meningkatkan risiko gangguan kognitif.

    Untuk pilihan yang lebih sehat, konsumsi karbohidrat dari biji-bijian utuh seperti quinoa, beras merah, atau roti gandum utuh. Makanan ini memiliki indeks glikemik lebih rendah, memberikan energi yang lebih stabil, dan mendukung fungsi otak secara optimal.

    2. Makanan Tinggi Lemak Trans

    Lemak trans, yang umumnya terdapat dalam margarin, makanan panggang kemasan, dan makanan yang digoreng, dapat meningkatkan peradangan dan stres oksidatif di otak. Konsumsi jangka panjang dikaitkan dengan risiko penyakit Alzheimer dan penurunan kognitif yang lebih tinggi.

    Untuk lemak yang lebih sehat, cobalah mengonsumsi lebih banyak alpukat, kacang-kacangan, biji-bijian, dan minyak zaitun. Lemak ini mendukung kesehatan otak dengan mengurangi peradangan dan menyediakan asam lemak esensial.

    3. Makanan Olahan

    Makanan olahan tinggi, seperti keripik, mi instan, dan makanan cepat saji, seringkali mengandung kadar gula, lemak tak sehat, dan zat aditif yang tinggi. Hal ini dapat mengganggu fungsi otak dan meningkatkan risiko masalah kesehatan mental. Cobalah untuk mengonsumsi makanan utuh dan tidak diolah. Buah-buahan segar, sayuran, protein rendah lemak, dan biji-bijian utuh mendukung kesehatan secara keseluruhan dan menyediakan nutrisi yang dibutuhkan otak untuk berfungsi optimal.

    4. Makanan Tinggi Natrium

    Pola makan tinggi natrium, sering kali berasal dari makanan olahan dan kalengan, dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, mengurangi aliran darah ke otak, dan mengganggu fungsi kognitif. Pilih makanan segar dan utuh, serta gunakan herba dan rempah-rempah sebagai bumbu, alih-alih garam. Makanan seperti bawang putih, kunyit, dan kemangi tidak hanya menambah rasa, tetapi juga bermanfaat bagi kesehatan.

    5. Makanan Tinggi Lemak Jenuh

    Asupan lemak jenuh yang tinggi, yang terdapat dalam daging merah dan produk susu berlemak penuh, dikaitkan dengan peningkatan peradangan dan risiko penurunan kognitif. Sebagai gantinya, pilih protein rendah lemak seperti ikan, ayam, dan protein nabati seperti kacang-kacangan dan lentil. Pilihan ini menyediakan nutrisi penting tanpa kadar lemak jenuh yang tinggi.

    (suc/suc)