Produk: karbohidrat

  • Cara Mudah Mencegah Lonjakan Gula Darah usai Santap Nasi

    Cara Mudah Mencegah Lonjakan Gula Darah usai Santap Nasi

    Jakarta

    Nasi merupakan makanan pokok bagi banyak orang, tak terkecuali di Indonesia. Namun, di balik rasa yang mengenyangkan, nasi sering dikaitkan dengan lonjakan kadar gula darah.

    Untungnya, ada cara sederhana yang mencegah dampak lonjakan gula darah dari nasi. Hal ini ditemukan dalam sebuah studi kecil yang diterbitkan dalam jurnal Nutrition and Diabetes.

    Cara Mudah Mencegah Lonjakan Gula Darah dari Konsumsi Nasi

    Mengonsumsi nasi yang dipanaskan kembali bisa memperlambat lonjakan gula darah pada pengidap diabetes. Dikutip dari laman Business Insider, sekelompok peneliti Polandia dari Universitas Ilmu Kedokteran Poznan mempelajari 32 pasien dengan diabetes tipe 1. Mereka membandingkan kadar gula darah peserta setelah mengonsumsi dua jenis makanan uji yang berbeda.

    Satu makanan berupa nasi putih bulir panjang sekitar 46 gram karbohidrat yang disiapkan dan disajikan segera. Makanan lainnya adalah porsi yang sama, tetapi tapi didiamkan dalam lemari es selama 24 jam, kemudian dipanaskan kembali dan disajikan.

    Para peneliti menemukan, ketika peserta mengonsumsi nasi yang sudah dingin, kadar gula darah mereka secara signifikan lebih stabil, dengan kenaikan keseluruhan yang lebih rendah, dan waktu mencapai puncak gula darah yang lebih singkat, dibandingkan saat mengonsumsi nasi yang baru dimasak.

    Hasil penelitian menunjukkan, karbohidrat dingin seperti nasi bisa membantu mengontrol kadar gula darah, berkat jenis karbohidrat tertentu yang disebut dengan pati resisten. Porsi nasi dingin dalam penelitian mengandung pati resisten yang jauh lebih banyak dibandingkan nasi yang baru dimasak.

    Bukti menunjukkan bahwa pati resisten dicerna lebih lambat. Akibatnya, pati resisten bisa membantu menyeimbangkan penyerapan karbohidrat lain untuk menyeimbangkan kadar gula darah, mirip dengan serat.

    Meski penelitian ini berskala kecil dan fokus pada populasi tertentu, penelitian sebelumnya mendukung gagasan bahwa pendinginan makanan kaya karbohidrat bisa mengubah cara penyerapannya.

    Studi lainnya yang serupa pada tahun 2015 dengan orang tanpa diabetes menemukan hasil yang sebanding. Nasi dingin menyebabkan lonjakan gula darah yang lebih rendah.

    Para ahli mengatakan, mendapat lebih banyak pati resisten dari karbohidrat yang didinginkan juga memberi manfaat lain, seperti mengatur nafsu makan agar merasa kenyang setelah makan, mencegah penurunan energi atau membantu menurunkan berat badan.

    “Jika orang-orang sedang berupaya menurunkan lemak tubuh dan ingin menstabilkan kadar gula darah mereka, atau jika mereka ingin meningkatkan produktivitas dan menghindari kelelahan di sore hari, mengonsumsi lebih banyak pati resisten bisa bermanfaat,” kata ahli nutrisi Rhianon Lambert kepada Insider.

    Perhatikan Asupan Makanan Lainnya

    Dalam mengelola diabetes, ahli gizi Dr dr Tan Shot Yen, M Hum menekankan untuk berkonsultasi dengan pakar. Hal ini penting untuk lebih memahami masalah pola hidup dan gaya makan yang akan diterapkan.

    Menurut dr Tan, menurunkan kadar gula darah tak hanya dengan nasi yang didinginkan. Penting untuk memerhatikan makanan pendamping atau lauk yang dikonsumsi dengan nasi.

    “Jadi percuma saja kita makan nasi kering kemarin sudah dari kulkas kalau misalnya menu makannya adalah gorengan, masih ditambah kecap, minumnya masih teh manis, bubar,” beber dr Tan dikutip dari detikTV.

    “Daripada makannya yang sudah nggak enak, nasinya kering, dingin lagi, sementara penyebabnya nggak semata-mata hanya karena faktor nasi,” tuturnya.

    Ditinjau oleh: Mhd. Aldrian, S.Gz, lulusan Ilmu Gizi Universitas Andalas, saat ini menjadi penulis lepas di detikcom.

    (elk/naf)

  • Kronologi Wanita Diet Cuma Makan Ayam-Brokoli Rebus 6 Bulan, Berujung Masalah Pankreas

    Kronologi Wanita Diet Cuma Makan Ayam-Brokoli Rebus 6 Bulan, Berujung Masalah Pankreas

    Jakarta

    Seorang wanita di China menjalani diet ekstrem selama 6 bulan. Ia hanya mengonsumsi ayam dan brokoli rebus.

    Wanita 25 tahun itu membagikan perjalanan dietnya. Meski tidak mengonsumsi makanan berlemak dan karbohidrat, tapi sesekali ia makan potongan kecil kentang.

    Namun, masalah kesehatan mulai dia alami yang terus diabaikan. Wanita yang tidak disebut namanya itu, seperti wajah tampak kusam, kelelahan, hingga tubuh lemas. Sampai akhirnya ia mengalami kram perut yang hebat, hingga dilarikan ke Rumah Sakit Rakyat Xi’an.

    Didiagnosis Peradangan Pankreas

    Setelah diperiksa dokter, ia didiagnosis mengidap pankreatitis akut berat. Itu merupakan kondisi peradangan pada pankreas yang biasanya terjadi saat enzim pencernaan menyerang jaringan pankreas sendiri.

    Kondisi tersebut bisa memicu nyeri perut, gangguan pencernaan, hingga komplikasi serius jika tidak ditangani dengan tepat.

    “Kadar amilase dalam serum darahnya mencapai 10 kali lipat dari batas normal, yang merupakan kondisi mengancam nyawa,” terang dokter yang melakukan pemeriksaan, dikutip dari The Star.

    Amilase merupakan enzim yang diproduksi pankreas dan kelenjar ludah untuk membantu memecah karbohidrat. Penumpukan enzim di pankreas ini yang menyebabkan organ itu, seolah ‘mencerna dirinya sendiri’ dan peradangan para yang terjadi berujung pada pankreatitis akut.

    Penyebab Gejala yang Dikeluhkan

    Dokter mengungkapkan gejala yang dialami wanita itu mungkin disebabkan pola makan yang sangat rendah lemak dalam jangka waktu lama. Ia menjelaskan diet yang terlalu hambar atau terlalu rendah kalori.

    Mungkin terlihat sehat, tapi sebenarnya dapat mengganggu proses normal pengeluaran enzim pencernaan.

    “Mereka yang menurunkan berat badan untuk tetap berada dalam defisit kalori, tetapi sambil mempertahankan pola makan yang seimbang,” pungkas dokter.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/naf)

  • Pakar: Serangga Berpotensi Jadi Sumber Protein Masa Depan Indonesia

    Pakar: Serangga Berpotensi Jadi Sumber Protein Masa Depan Indonesia

    Pakar: Serangga Berpotensi Jadi Sumber Protein Masa Depan Indonesia
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Sejumlah serangga di Nusantara, seperti belalang, jangkrik, dan ulat sagu dinilai memiliki potensi besar sebagai sumber protein alternatif yang efisien, bergizi, dan lebih ramah lingkungan dibandingkan sumber protein hewani konvensional.
    Di tengah tantangan ketahanan pangan, perubahan iklim, serta keterbatasan sumber daya alam, pemanfaatan serangga sebagai pangan dinilai layak dipertimbangkan sebagai bagian dari strategi diversifikasi pangan nasional.
    Hal itu mengemuka dalam
    talkshow
    “Melacak Jejak
    Pangan Nusantara
    ” yang digagas Kompasiana di Studio KompasTV, Jakarta, Kamis (18/12/2025).
    Pakar entomologi Dadan Hindayana menjelaskan bahwa tidak semua serangga dapat dikonsumsi.
    Dalam kajian ilmiah dikenal kelompok
    edible insects
    , yakni jenis serangga yang aman dan layak dikonsumsi manusia, seperti belalang, jangkrik, ulat jati, dan laron.
    “Serangga memiliki kandungan protein yang sangat tinggi dan efisiensi produksi yang jauh lebih baik dibandingkan ternak konvensional. Dari sisi lingkungan, serangga juga jauh lebih ramah,” ujar Dadan, Kamis.
    Ia menambahkan, berbagai penelitian menunjukkan bahwa rasa belalang dan jangkrik kerap dinilai mirip dengan udang karena keduanya sama-sama hewan beruas dan memiliki kedekatan secara evolusi.
    Selain protein, serangga juga kaya vitamin dan asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh.
    Melansir IPB University, Kamis (13/2/2025), Food and Agriculture Organization (FAO) menyatakan bahwa serangga yang dapat dimakan mengandung protein berkualitas tinggi, vitamin, serta asam amino esensial yang bermanfaat bagi manusia.
    FAO juga menilai serangga berpotensi menjadi solusi alternatif di tengah meningkatnya kebutuhan protein global.
    Keunggulan utama serangga terletak pada efisiensi produksinya. Untuk menghasilkan jumlah protein yang sama, jangkrik membutuhkan pakan sekitar enam kali lebih sedikit dibandingkan sapi, empat kali lebih sedikit dibandingkan domba, serta dua kali lebih sedikit dibandingkan babi dan ayam broiler.
    Selain itu, serangga juga menghasilkan emisi gas rumah kaca dan amonia yang lebih rendah dibandingkan ternak konvensional.
    Dadan menambahkan, dalam praktik global, potensi tersebut telah dimanfaatkan oleh sejumlah negara.
    China, misalnya, telah membudidayakan belalang secara masif sebagai sumber protein dengan lahan relatif sempit dan teknologi sederhana, bahkan dipasarkan hingga ke luar negeri.
    Namun, di Indonesia, pemanfaatan serangga sebagai pangan masih didominasi praktik tradisional dan berbasis tangkapan alam. Akibatnya, pasokan belum stabil dan nilai ekonominya belum optimal.
    “Tantangan terbesarnya bukan hanya soal teknologi, tetapi soal kebiasaan. Apa yang tidak dibiasakan akan terasa asing. Hal yang sama bisa terjadi pada serangga,” kata Dadan.
    Research Director Center for Sustainable Indonesian Food and Agriculture (CS-IFA) Repa Kustipia menilai, serangga sebagai pangan tidak bisa dilepaskan dari sejarah panjang sistem pangan Nusantara.
    Menurut Repa, gastronomi bukan sekadar urusan rasa atau kuliner, melainkan ilmu yang mempelajari hubungan antara pangan, budaya, dan peradaban manusia.
    Dalam konteks Indonesia, jejak pangan terbentuk melalui berbagai fase, mulai dari pemburu dan peramu, pertanian awal, sistem irigasi besar, hingga fase kolonial yang membawa perubahan besar dalam pola konsumsi.
    “Pada fase kolonial, banyak
    pangan lokal
    mengalami pergeseran akibat dominasi perdagangan global dan sistem pangan kolonial. Selera makan tidak lagi semata persoalan lidah, tetapi juga dipengaruhi kekuasaan,” ujar Repa.
    Ia menyebut kondisi tersebut sebagai
    gustatory politics
    atau politik selera, yakni situasi ketika pilihan pangan masyarakat dibentuk oleh kebijakan, struktur ekonomi, dan rantai pasok global.
    Dalam konteks ini, diversifikasi pangan, termasuk pemanfaatan serangga, menjadi bagian dari upaya merebut kembali kedaulatan pangan.
    Padahal, Indonesia memiliki kekayaan pangan lokal yang luar biasa, termasuk praktik
    gastroforaging
    , yaitu mencari dan memanfaatkan pangan langsung dari alam.
    “Sayangnya, banyak pangan endemik belum terdokumentasi dengan baik sehingga sulit dikembangkan secara berkelanjutan dan bernilai ekonomi tinggi,” jelasnya.
    Dari sisi riset, Kepala Riset Hortikultura dan Perkebunan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dwininta Wika Utami menegaskan bahwa Indonesia memiliki kekayaan sumber daya genetik pangan yang sangat besar, mulai dari serealia, umbi-umbian, hingga hortikultura.
    Selain padi putih, Indonesia memiliki padi seperti merah, hitam, dan ungu, serta sorgum, sagu, hanjeli, dan berbagai umbi yang berpotensi menjadi alternatif sumber karbohidrat.
    Kekayaan genetik ini, menurut Dwininta, merupakan aset negara yang harus dikelola secara kolaboratif.
    “Pengelolaan pangan lokal membutuhkan kerja sama antara peneliti, pemerintah daerah, dan masyarakat agar hasil riset tidak berhenti di laboratorium, tetapi bisa dimanfaatkan secara luas,” kata Dwininta.
    BRIN, lanjut dia, telah meneliti berbagai komoditas lokal, termasuk talas, ganyong, ubi jalar, sorgum, pisang lokal, hingga tanaman yang selama ini dikenal sebagai tanaman hias, tetapi memiliki potensi pangan dan kesehatan.
    “Melalui hilirisasi riset dan kolaborasi pangan alternatif, termasuk serangga, dapat menjadi bagian penting dalam memperkuat ketahanan dan kemandirian pangan Indonesia di masa depan,” kata Dwininta.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Wanita Ini Diet Cuma Makan Ayam-Brokoli Rebus dalam 6 Bulan, Endingnya Begini

    Wanita Ini Diet Cuma Makan Ayam-Brokoli Rebus dalam 6 Bulan, Endingnya Begini

    Jakarta

    Seorang perempuan di China yang tak disebutkan namanya nyaris meninggal dunia akibat diet ekstrem yang dilakukan. Selama 6 bulan, ia hanya mengonsumsi ayam dan brokoli yang diolah dengan direbus.

    Perempuan 25 tahun yang bekerja sebagai penggiat media sosial tersebut membagikan perjalanan dietnya secara online. Ia menghindari makanan berlemak dan karbohidrat tinggi, tapi sesekali mengonsumsi potongan kecil kentang.

    Selama menjalani diet, wanita itu mulai menunjukkan gejala buruk pada kesehatannya. Misalnya, seperti wajah tampak kusam, kelelahan, hingga tubuh lemas. Namun, semua gejala itu diabaikannya.

    Sampai, pada suatu waktu ia mulai mengalami nasalah kram perut hebat. Ia akhirnya dilarikan ke Rumah Sakit Rakyat Xi’an.

    Ia kemudian didiagnosis mengidap pankreatitis akut berat. Pankreatitis adalah peradangan pada pankreas yang biasanya terjadi ketika enzim pencernaan menyerang jaringan pankreas sendiri. Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri perut, gangguan pencernaan, hingga komplikasi serius jika tidak ditangani dengan tepat.

    “Kadar amilase dalam serum darahnya mencapai 10 kali lipat dari batas normal, yang merupakan kondisi mengancam nyawa,” ungkap dokter yang melakukan pemeriksaan, dikutip dari The Star, Kamis (18/12/2025).

    Amilase adalah enzim yang diproduksi oleh pankreas dan kelenjar ludah untuk membantu memecah karbohidrat. Penumpukan enzim di pankreas inilah yang menyebabkan organ tersebut seolah ‘mencerna dirinya sendiri’ dan peradangan parah yang terjadi berujung pada pankreatitis akut.

    Dokter juga menambahkan gejala yang dialami perempuan tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh pola makan yang sangat rendah lemak dalam jangka waktu lama.

    Ia menjelaskan bahwa diet yang terlalu hambar atau terlalu rendah kalori mungkin terlihat sehat, tapi sebenarnya dapat mengganggu proses normal pengeluaran enzim pencernaan.

    “Mereka yang ingin menurunkan berat badan untuk tetap berada dalam defisit kalori, namun sambil mempertahankan pola makan yang seimbang,” saran dokter.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/naf)

  • Benarkah Tubuh Manusia Perlu Berhari-hari untuk Mencerna Mi Instan? Ini Faktanya

    Benarkah Tubuh Manusia Perlu Berhari-hari untuk Mencerna Mi Instan? Ini Faktanya

    Jakarta

    Narasi bahwa mi instan susah dicerna di dalam tubuh viral di berbagai platform media sosial. Ada yang mengatakan butuh 1-2 hari hingga mi instan dapat dicerna dengan sempurna, bahkan ada yang mengatakan hingga 7 hari.

    Klaim ini pun ramai diperbincangkan dan memicu kekhawatiran, terutama terkait dampaknya terhadap sistem pencernaan. Tapi ngomong-ngomong, dari mana sih asal mula muncul pernyataan tersebut?

    Asal Mula Klaim Mi Instan Sulit Dicerna

    Jadi gini. Klaim bahwa mi instan dicerna hingga tujuh hari kerap dikaitkan dengan sebuah eksperimen yang dilakukan Dr Braden Kuo, seorang ahli gastroenterologi di Massachusetts General Hospital, sekitar tahun 2011. Dalam eksperimen tersebut, Dr Kuo menggunakan teknologi kapsul endoskopi untuk mengamati proses pencernaan setelah konsumsi mi instan dan mi buatan tangan.

    Dari pengamatan tersebut, kedua jenis mi pada dasarnya telah mengalami proses pencernaan dalam hitungan jam. Meski demikian, mi instan tampak lebih utuh dalam rekaman dibandingkan mi segar.

    Temuan ini kemudian disalahartikan sebagai bukti bahwa mi instan tidak tercerna atau menetap lama di dalam tubuh. Padahal, perbedaan kondisi konsumsi serta keterbatasan teknologi kapsul endoskopi yang tidak merekam proses pencernaan secara terus-menerus dalam waktu yang sangat panjang-membuat klaim mi instan dicerna hingga berhari-hari dinilai sebagai interpretasi yang keliru.

    Lantas, sebenarnya berapa lama waktu yang dibutuhkan tubuh untuk mencerna mi instan? Untuk menjawabnya, perlu dipahami terlebih dahulu bagaimana sistem pencernaan manusia bekerja.

    Bagaimana Sistem Pencernaan Bekerja?

    Sistem pencernaan manusia bekerja secara bertahap, dan proses ini juga berlaku saat mengonsumsi mi instan. Pencernaan sebenarnya sudah dimulai sejak mi instan masuk ke mulut, yakni ketika mi dikunyah hingga menjadi lebih halus dan bercampur dengan air liur yang mengandung enzim amilase (ptialin). Enzim ini mulai memecah karbohidrat kompleks dalam mi menjadi bentuk yang lebih sederhana. Pada tahap ini, mi instan berubah dari bentuk padat atau semipadat menjadi bubur lembut (bolus) yang kemudian ditelan menuju lambung.

    Di lambung, bolus makanan bercampur dengan cairan lambung yang mengandung asam klorida (HCl) dan enzim pepsin sehingga proses ini membuat makanan menjadi cairan kental yang disebut kimus.

    Kimus selanjutnya berpindah ke usus halus, tempat sebagian besar proses pencernaan kimia dan penyerapan nutrisi terjadi. Enzim dari pankreas seperti amilase, lipase, dan protease, serta cairan empedu dari hati, bekerja memecah karbohidrat, lemak, dan protein agar dapat diserap oleh tubuh. Proses pencernaan dan penyerapan nutrisi ini umumnya berlangsung dalam hitungan jam.

    Sisa makanan yang tidak tercerna kemudian masuk ke usus besar. Di bagian ini, air diserap kembali dan sisa makanan dipadatkan dengan bantuan aktivitas bakteri usus sebelum akhirnya dikeluarkan sebagai feses. Proses di usus besar inilah yang berkaitan dengan waktu transit makanan, yang dapat berlangsung belasan hingga puluhan jam dan kerap disalahartikan sebagai lamanya waktu pencernaan.

    Secara keseluruhan, waktu transit makanan sejak ditelan hingga sisa pencernaan dikeluarkan dari tubuh berkisar 10-73 jam, atau sekitar 1-3 hari, sebagaimana dijelaskan dalam sebuah publikasi di Journal of Neurogastroenterology tentang riset waktu transit makanan di saluran pencernaan.

    Durasi ini bisa berbeda-beda tergantung jenis makanan, kandungan serat, asupan cairan, aktivitas fisik, serta kondisi kesehatan pencernaan masing-masing individu.

    Secara ilmiah, komposisi makanan dan pola makan secara keseluruhan sangat memengaruhi waktu pencernaan. Makanan yang kaya serat seperti sayur, buah, dan biji-bijian cenderung mempercepat transit usus dan memperlancar buang air besar karena serat meningkatkan volume tinja dan mempercepat pergerakan melalui saluran cerna, terutama pada individu dengan waktu transit yang lebih lambat sebelumnya. Sebaliknya, makanan tinggi lemak dan rendah serat dapat memperlambat pengosongan lambung dan seluruh proses pencernaan.

    Mi Instan sebagai Produk Ultra Processed Food (UPF)

    Dalam klasifikasi NOVA, mi instan termasuk ultra-processed food (UPF), yakni makanan yang diproduksi melalui berbagai tahapan pengolahan dan mengandung beragam bahan tambahan, seperti perisa buatan, penguat rasa, pengawet, dan pewarna. Jenis makanan ini dirancang agar praktis, tahan lama, dan memiliki cita rasa kuat, namun cenderung rendah serat serta mikronutrien alami yang dibutuhkan tubuh.

    Karena karakteristik tersebut, mi instan kerap diasosiasikan dengan pencernaan yang terasa lebih lambat. Meski demikian, secara medis mi instan tetap dapat dicerna tubuh dalam hitungan jam. Sensasi begah atau perut terasa penuh setelah mengonsumsinya lebih berkaitan dengan kandungan lemak yang dapat memperlambat pengosongan lambung, sehingga makanan bertahan lebih lama sebelum masuk ke usus halus.

    Fenomena serupa juga kerap dialami setelah mengonsumsi makanan tinggi lemak lainnya, seperti gorengan, makanan bersantan kental, atau fast food. Pada jenis makanan tersebut, keluhan seperti cepat begah atau perut terasa penuh juga sering muncul, terutama jika dikonsumsi dalam porsi besar.

    Dalam konteks mi instan, kandungan lemak tidak hanya berasal dari proses penggorengan mi saat produksi, tetapi juga dari minyak dalam bumbu instan. Meski demikian, jumlah lemak dalam satu porsi mi instan umumnya tidak jauh beda dengan porsi gorengan atau makanan cepat saji lainnya. Artinya, rasa begah yang muncul lebih dipengaruhi oleh kombinasi lemak, rendahnya serat, dan pola konsumsi, bukan karena mi instan tidak tercerna atau “menempel” dalam tubuh.

    Jadi, Apakah Mi Instan Aman di Pencernaan?

    Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa konsumsi ultra-processed food (UPF) secara berlebihan berkaitan dengan meningkatnya risiko gangguan pencernaan, obesitas, diabetes tipe 2, hingga penyakit kardiovaskular. Risiko ini lebih dipengaruhi oleh pola dan frekuensi konsumsi jangka panjang, bukan dari konsumsi sesekali.

    Karenanya, mi instan tetap aman dikonsumsi oleh individu sehat asal dengan lebih bijak. Menambahkan sayuran dan sumber protein, mengurangi penggunaan bumbu instan, mencukupi asupan air putih, serta membatasi frekuensi konsumsi dapat membantu menekan dampaknya terhadap kesehatan pencernaan.

    Halaman 2 dari 4

    Simak Video “Video Makanan UPF Jadi Aduan Terbanyak yang Diterima MBG Watch”
    [Gambas:Video 20detik]
    (fti/up)

  • Prabowo Janji 70.000 Hektare Sawah Rusak di Sumatra Akan Dipulihkan

    Prabowo Janji 70.000 Hektare Sawah Rusak di Sumatra Akan Dipulihkan

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen pemerintah untuk segera memulihkan puluhan ribu hektare sawah yang rusak di wilayah Sumatra akibat bencana banjir dan tanah longsor sekaligus mendorong strategi swasembada pangan hingga tingkat kabupaten.

    Arahan tersebut disampaikan Presiden Prabowo saat memberikan pengarahan kepada Kepala Daerah se-Papua dan Komite Eksekutif Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua di Istana Negara, Selasa (16/12/2025).

    Presiden Ke-8 RI itu mengungkapkan bahwa pemerintah menerima laporan kerusakan lahan pertanian yang cukup signifikan di tiga provinsi Sumatra.

    “Memang dilaporkan kalau tidak salah ada beberapa puluh ribu sawah yang rusak, 70.000 ya? Semua di tiga provinsi, 70.000 hektare yang rusak,” kata Prabowo.

    Menurutnya, pemerintah akan segera mengembalikan fungsi sawah-sawah tersebut. Selain itu, pemerintah juga telah menyiapkan langkah antisipasi dengan membuka lahan pertanian baru dalam skala besar.

    “Kita akan kembalikan segera, tetapi kita sudah punya antisipasi. Kita sudah siapkan sawah-sawah baru yang cukup besar,” ujarnya.

    Prabowo menyebutkan, pada tahun ini Kementerian Pertanian menargetkan penyiapan sawah baru seluas sekitar 225.000 hektare. Program tersebut akan terus dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya.

    “Mungkin tahun ini Menteri Pertanian kita siapkan sawah baru 225.000 hektare dan terus akan kita siapkan tahun-tahun yang akan mendatang,” katanya.

    Lebih lanjut, Prabowo menekankan perubahan strategi pembangunan pangan nasional, dengan menempatkan swasembada pangan di tingkat kabupaten sebagai tujuan utama.

    “Tetapi strategi kita sekarang adalah tiap kabupaten harus swasembada pangan,” tegasnya.

    Lebih lanjut, dia menambahkan, pemerintah akan mencari solusi khusus bagi daerah dengan kondisi geografis yang sulit, termasuk wilayah pegunungan, dengan menyesuaikan jenis benih dan sumber pangan.

    “Yang kabupaten yang paling sulit medannya pun kita harus cari benih yang cocok. Mungkin di pegunungan butuh perhatian yang khusus untuk sumber karbohidrat dan sumber protein,” pungkas Prabowo.

  • Kita Mampu Kirim 3 Kali Kebutuhan, Tak Ada Alasan Daerah Terdampak Bencana Kesulitan Pangan

    Kita Mampu Kirim 3 Kali Kebutuhan, Tak Ada Alasan Daerah Terdampak Bencana Kesulitan Pangan

    Disisi lain, Prabowo meminta setiap kabupaten untuk mulai melakukan swasembada pangan. Dia menyebut setiap daerah dapat mencari bibit-bibit yang cocok untuk ditanam sesuai karakteristik wilayahnya.

    “Tetapi strategi kita sekarang adalah tiap Kabupaten harus swasembada pangan, kabupaten yang paling sulit medannya pun kita harus cari benih yang cocok. Mungkin di pegunungan itu mungkin perlu perhatian yang khusus untuk sumber karbohidrat dan sumber protein,” jelas Prabowo.

    Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengatakan ekonomi Indonesia diakui menjadi terbesar ke-8 di dunia. Dia optimis 15 sampai 20 tahun kedepan, ekonomi Indonesia mampu masuk urutan ke-4 terbesar dunia.

    “Kita sebagai bangsa hari ini ekonomi kita diakui ke-8 terbesar di dunia, diperkirakan dalam waktu 15-20 tahun lagi kita bisa mencapai negara kelima bahkan keempat terbesar di dunia ekonomi kita,” kata Prabowo saat memberikan pengarahan kepada kepala daerah se-Papua di Istana Negara Jakarta, Selasa (16/12/2025).

    Namun, kata dia, Indonesia mengalami masalah soal pemerataan hingga pengelolaan manajemen kekayaan negara. Prabowo menekankan kekayaan negara harus dikelola dengan jujur agar dapat dinikmati oleh semua rakyat Indonesia.

    “Masalahnya adalah pemerataan, masalahnya adalah pemerintahan kita, pengelolaan kita, manajemen kita sebagai bangsa, bahwa kita harus memanage mengelola kekayaan kita dengan searif-arifnya, sepandai-pandainya dan sejujur-jujurnya sehingga sumber daya kita yang sangat besar bisa dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia,” jelasnya.

  • Tak Cuma Bikin Sehat, MBG Juga Berperan Gerakkan Perekonomian

    Tak Cuma Bikin Sehat, MBG Juga Berperan Gerakkan Perekonomian

    Jakarta

    Konsumsi pangan bergizi tak lepas dari keberagaman hasil bumi lokal. Tak hanya untuk diri sendiri, konsumsi makanan bergizi juga memiliki peran dalam roda perekonomian, termasuk membantu petani dan peternak.

    Untuk mencukupi gizi, seperti karbohidrat, protein, vitamin, mineral, serat, dan lemak sehat, diperlukan ragam makanan yang dikonsumsi. Hal ini otomatis mendorong diversifikasi pangan.

    Menurut Dewan Pakar BGN (Badan Gizi Nasional), Prof Dr Ir Ikeu Tanziha MS, program Makan Bergizi Gratis (MBG) berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Tujuan jangka panjangnya adalah membangun perilaku konsumsi sehat.

    “(MBG) meningkatkan ekosistem pangan lokal ya, hasil pangan lokal kan diserap oleh MBG, jadi itu penguatan UMKM, terus kemudian pembangunan pedesaan, jadi itu dana yang masuk bergulir di sekitar. Sehingga yang kita harapkan gap pembangunan kota desa semakin kecil,” kata Prof Ikeu dalam detikPagi.

    “Artinya di sini Indonesia itu betul-betul terbangun ekonominya,” tambahnya.

    Konsumsi makanan sehat ini tentu juga akan berdampak pada lingkungan. Contohnya adalah dalam pemanasan global.

    “Kalau kita konsumsinya sehat, itu bisa ditekan percepatan unuk pemanansan global, juga meningkatkan kekuatan ekosistem, sehingga kalau ekosistem pangan Indonesia kuat ketahanan pangan di Indonesia juga semakin baik. Nah kestabilan nasional juga akan semakin baik,” ungkapnya.

    Ketika membeli telur atau sayur lokal, maka masyarakat membantu petani dan peternak mendapat penghasilan. Lingkungan juga lebh terjaga karena jarak pasok lebih dekat.

    Sebanyak 80 persen peternakan rakyat bergantung pada pasar harian. Setiap 1 keranjang belanja produk lokal bisa mebantu roda ekonomi 3-5 keluarga petani.

    Jadi, semakin banyak orang memilih makanan bergizi, permintaan bahan pangan lokal ikut naik. Hal ini tidak hanya membuat makanan menjadi lebih sehat, tetapi juga menguatkan ekonomi desa, menjaga rantai pasok pangan tetap berjalan.

    “Oleh karena itu MBG ini bukan hanya sekedar makan, tapi bertransformasi untuk mengubah menjadi budaya makan sehat, Kalau sudah membudaya, norma-norma masyarakat juga mendukung, kemudian norma-norma di keluarga juga mendukung,” tuturnya.

    (elk/elk)

  • Gen Z Catat Nih! Ini Saran Dokter Bedah Saraf Agar Otak Nggak Cepat Menciut

    Gen Z Catat Nih! Ini Saran Dokter Bedah Saraf Agar Otak Nggak Cepat Menciut

    Jakarta

    Atrofi serebri merupakan kondisi ketika otak perlahan-lahan kehilangan sel neuron. Kondisi ini secara keseluruhan akan membuat volume otak ikut mengecil.

    Kondisi ini dapat menimbulkan beberapa gangguan kognitif seperti pada kemampuan berpikir, daya ingat, serta menjalani aktivitas sehari-hari. Semakin besar penyusutan otak terjadi, maka semakin besar dampak yang ditimbulkan.

    Spesialis bedah saraf dr Dimas Rahman Setiawan, SpBS menjelaskan kondisi ini memang dapat muncul seiring bertambahnya usia. Namun, ada beberapa hal yang sebenarnya bisa dilakukan untuk mencegah percepatan penyusutan dan jumlah volume yang berkurang.

    Sebaiknya langkah-langkah pencegahan ini juga dilakukan sejak usia muda.

    “Ya tentu dari usia muda, nutrisi yang baik, olahraga. Kemudian kalau bisa memang bekerja, selalu beraktivitas, selalu disibukan dengan aktivitas. Sehingga membuat orang pada usia degeneratif, usia tua itu terus berpikir dan berkonsentrasi dengan otaknya,” ucap dr Dimas beberapa waktu lalu ketika berbincang dengan detikcom.

    dr Dimas menjelaskan pada usia tua, percepatan penyusutan bisa terjadi lebih cepat. Khususnya pada bagian girus, atau tonjolan-tonjolan yang ada di otak. Ini disebabkan bertambahnya usia, aktivitas dan nutrisi yang dikonsumsi semakin berkurang.

    Nutrisi memang menjadi faktor penting untuk menjaga kesehatan otak. dr Dimas mengingatkan pentingnya konsumsi nutrisi seimbang dan tidak makan asal kenyang.

    Menurut dr Dimas, ada sebuah kebiasaan makan asal kenyang yang hanya berfokus pada karbohidrat. Padahal nutrisi lain seperti protein juga sangat penting dalam menjaga kesehatan otak.

    “Jadi yang kita perhatikan saat ini di Indonesia kadang-kadang nutrisi tidak seimbang, yang penting kenyang. Jadi makan nasinya banyak banget, karbohidratnya banyak, proteinnya mungkin belum cukup,” ujar dr Dimas.

    Selain itu, penting juga untuk menjaga otak terus bekerja dan berpikir. Menurut dr Dimas ini menjadi faktor paling penting dalam menjaga kondisi otak.

    Pada kasus orang yang sudah tua, proses pengecilan otak menjadi lebih cepat salah satunya karena adanya anggapan orang tua sebaiknya istirahat saja dan tak perlu melakukan aktivitas. Situasi inilah yang akan memperburuk proses pengecilan otak.

    “Nah, tidak beraktivitas inilah yang akhirnya menyebabkan manusia tidak biasa berpikir sehingga lama-kelamaan ototnya mulai menciut,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/up)

  • Bolehkah Minum Air Kelapa Tiap Hari? Ini Aturan Medisnya

    Bolehkah Minum Air Kelapa Tiap Hari? Ini Aturan Medisnya

    Jakarta, Beritasatu.com –  Air kelapa sering menjadi pilihan utama untuk melepas dahaga di tengah cuaca panas. Selain rasanya yang menyegarkan, air kelapa merupakan sumber hidrasi alami yang kaya akan elektrolit.

    Cairan ini biasanya diambil dari kelapa muda yang berusia sekitar 6-7 bulan. Satu buah kelapa hijau rata-rata menghasilkan sekitar setengah hingga satu cangkir air. Penting untuk dicatat, air kelapa berbeda dengan santan. Air kelapa mengandung 94% air dan sangat rendah lemak, sedangkan santan yang dibuat dari daging kelapa parut mengandung sekitar 50% air dan tinggi lemak.

    Mengutip dari Healthline, meski menyehatkan, konsumsinya tetap harus dibatasi. Orang dewasa yang sehat disarankan minum satu buah kelapa segar per hari, idealnya setelah berolahraga demi penyerapan maksimal.

    Berikut adalah kandungan nutrisi dan sederet manfaat kesehatan air kelapa yang perlu Anda ketahui:

    1. Gudang Nutrisi dan Mineral

    Di balik rasa manis alaminya, air kelapa menyimpan beragam mineral penting. Dalam satu cangkir (240 ml) air kelapa, terkandung: kalori 60 , karbohidrat: 15 gram, gula: 8 gram, kalium: 15% dari angka kecukupan gizi (AKG), magnesium: 4% AKG, kalsium: 4% AKG, dan fosfor: 2% AKG.

    2. Melawan Radikal Bebas

    Air kelapa memiliki sifat antioksidan yang kuat. Antioksidan berperan penting dalam mengubah radikal bebas, molekul tidak stabil sisa metabolisme, agar tidak lagi berbahaya. Jika kadar radikal bebas terlalu tinggi, tubuh akan mengalami stres oksidatif yang dapat merusak sel dan memicu berbagai penyakit kronis.

    3. Membantu Kontrol Gula Darah

    Kandungan magnesium dalam air kelapa dapat meningkatkan sensitivitas insulin, yang bermanfaat bagi penderita diabetes tipe 2 dan pradiabetes. Penelitian menunjukkan bahwa air kelapa berpotensi menurunkan kadar hemoglobin A1c, indikator kontrol gula darah jangka panjang.

    Catatan: Penderita diabetes sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum rutin mengonsumsi air kelapa, karena tetap mengandung karbohidrat yang bisa dipecah menjadi gula. Disarankan membatasi konsumsi 1-2 cangkir (240-280 ml) per hari dan menghindari air kelapa kemasan yang mengandung pemanis tambahan.

    4. Mencegah Batu Ginjal

    Hidrasi adalah kunci mencegah batu ginjal. Air kelapa terbukti efektif membantu mencegah kristal (kalsium, oksalat, dan senyawa lain) menempel pada ginjal dan saluran kemih. Konsumsi rutin dapat mengurangi jumlah kristal yang terbentuk dalam urine, sehingga risiko pembentukan batu ginjal dapat diminimalkan.

    5. Menjaga Kesehatan Jantung

    Rutin mengonsumsi air kelapa dapat berkontribusi menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida, terutama bagi mereka yang memiliki kadar lemak darah tinggi. Selain itu, kandungan kalium yang tinggi (500 mg per 227 ml) sangat bermanfaat bagi penderita hipertensi. Minum sekitar 150 ml air kelapa segar di pagi hari dapat membantu mengontrol tekanan darah.

    6. Minuman Isotonik Alami

    Bagi Anda yang gemar berolahraga, air kelapa adalah pilihan tepat untuk mengganti cairan tubuh. Kandungan elektrolit alami seperti kalium, magnesium, natrium, dan kalsium menjadikannya lebih efektif daripada air putih biasa dalam proses rehidrasi pasca-latihan fisik.

    Kendati memiliki segudang manfaat, penderita gangguan fungsi ginjal disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu, mengingat tingginya kadar kalium dalam air kelapa yang mungkin membebani kerja ginjal.