Produk: kacamata

  • Apple Setop Garap Vision Pro Murah, Ini Alasannya

    Apple Setop Garap Vision Pro Murah, Ini Alasannya

    Jakarta

    Apple disebut menghentikan pengembangan versi murah dari headset Vision Pro demi mempercepat produksi kacamata pintar yang akan bersaing langsung dengan perangkat milik Meta. Keputusan ini pertama kali diungkap Bloomberg, mengutip sumber internal yang mengetahui perubahan strategi tersebut.

    Sebelumnya, Apple berencana merilis varian Vision Pro yang lebih ringan dan terjangkau dengan kode nama N100 pada tahun 2027. Namun, pekan lalu perusahaan memberi tahu karyawannya bahwa proyek itu dihentikan dan sebagian besar tim dialihkan ke pengembangan kacamata pintar.

    Langkah ini muncul setelah Vision Pro –yang dijual seharga USD 3.499 dan diluncurkan Februari 2024– gagal mempertahankan momentum. Minimnya konten arus utama dan persaingan dari headset mixed-reality yang jauh lebih murah seperti Meta Quest menjadi faktor utama.

    Apple kini mengerjakan dua tipe kacamata pintar:

    Model pertama (kode N50) tidak memiliki layar dan bergantung pada iPhone. Perangkat ini ditargetkan diumumkan paling cepat tahun depan dan dirilis pada 2027.Model kedua akan dilengkapi layar internal dan diproyeksikan meluncur pada 2028. Namun Apple disebut berupaya mempercepat pengembangannya agar bisa menandingi Meta Ray-Ban Display.

    Kedua kacamata pintar Apple akan mengandalkan interaksi suara dan teknologi kecerdasan buatan sebagai antarmuka utama.

    Persaingan di sektor ini makin sengit setelah Meta pada September lalu memperkenalkan kacamata pintar konsumen seharga USD 800 yang sudah memiliki layar built-in serta pengendali berbasis gelang. Meta juga bekerja sama dengan Oakley lewat lini Vanguard yang ditujukan untuk atlet.

    Di luar perangkat XR, Apple juga tengah berada dalam sorotan karena dinilai lambat dalam adopsi AI. Pada acara peluncuran produk bulan lalu, perusahaan merilis lini iPhone terbaru dan iPhone Air yang lebih tipis, namun tidak banyak menunjukkan strategi AI untuk menyaingi Google dan model Gemini di ponsel Pixel.

    Apple menolak memberi komentar ketika dimintai tanggapan oleh Reuters terkait laporan perubahan arah strateginya ini.

    (asj/asj)

  • Ketum Bhayangkari Tinjau Bakti Kesehatan di Ende NTT, Warga Setempat Antusias

    Ketum Bhayangkari Tinjau Bakti Kesehatan di Ende NTT, Warga Setempat Antusias

    Jakarta

    Ketua Umum Bhayangkari, Ny Julianti Sigit Prabowo, meninjau kegiatan bakti kesehatan Bhayangkari Peduli di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kegiatan ini ramai dihadiri masyarakat setempat.

    Layanan bakti kesehatan Bhayangkari Peduli ini digelar di kantor Kecamatan Ende Utara, Ende, Rabu (1/10/2025) siang. Ratusan warga memadati lokasi untuk mendapatkan layanan mulai dari pemeriksaan umum, pemeriksaan gigi dan mulut, pemberian kacamata baca gratis, layanan KIA dan KB, hingga khitanan/bedah minor.

    Ketua Umum Bhayangkari, Ny Julianti Sigit Prabowo, meninjau kegiatan bakti kesehatan Bhayangkari Peduli di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) Foto: dok. istimewa

    Kehadiran Ketum Bhayangkari ini didampingi oleh Kapolda NTT Irjen Rudi Darmoko bersama istrinya yang juga Ketua Bhayangkari Daerah NTT, Ny Vily Rudi Darmoko, serta jajaran pengurus Bhayangkari Daerah NTT.

    Dalam kesempatan itu, Ny Julianti menyapa warga dan mengecek pelayanan medis yang tengah diberikan. Kehadirannya bersama Kapolda dan Ketua Bhayangkari NTT membuat warga merasa diperhatikan dan mendapat dukungan moril.

    Kabidhumas Polda NTT Kombes Henry Novika Chandra mengatakan kegiatan ini merupakan wujud kepedulian Bhayangkari terhadap peningkatan kesehatan masyarakat di NTT.

    Henry menyebut warga yang hadir menyampaikan rasa syukur. Menurutnya, banyak di antara mereka, terutama orang tua, ibu hamil, dan anak-anak, merasa sangat terbantu karena bisa mendapatkan layanan medis secara gratis tanpa harus menempuh perjalanan jauh.

    (fas/aud)

  • "Epinaratic Leadership": Menjawab Tantangan Disinformasi, Fitnah, dan Kebencian
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        30 September 2025

    "Epinaratic Leadership": Menjawab Tantangan Disinformasi, Fitnah, dan Kebencian Nasional 30 September 2025

    “Epinaratic Leadership”: Menjawab Tantangan Disinformasi, Fitnah, dan Kebencian
    Pengamat dan praktisi kepemudaan, komunikasi, kepemimpinan & komunitas. Saat ini mengemban amanah sebagai Wakil Rektor 3 IKB LSPR, Head of LSPR Leadership Centre, Chairman Millennial Berdaya Nusantara Foundation (Rumah Millennials), Pengurus Pusat Indonesia Forum & Konsultan SSS Communications.
    KITA
    hidup di zaman yang tidak pernah sepenuhnya tenang. Bukan karena perang fisik, tapi karena pertempuran narasi, opini, dan persepsi.
    Di layar kecil gawai kita, derasnya arus informasi setiap detik membanjiri, tanpa pernah menunggu kita siap untuk menyaringnya.
    Di sinilah lahir fenomena yang kian mendominasi: era DFK (Disinformasi, Fitnah, dan Kebencian). Tiga kata yang sederhana, tetapi telah mengubah wajah demokrasi, dinamika sosial, bahkan masa depan kepemimpinan.
    Belum lama ini, beredar video
    deepfake
    hasil rekayasa AI yang seolah-olah menampilkan Menteri Keuangan saat itu, Sri Mulyani yang mengatakan “guru adalah beban negara”.
    Video Sri Mulyani hanyalah satu dari ribuan hoaks yang beredar di jagad digital. Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menemukan 1.020 hoaks sepanjang Januari – Agustus 2025.
    Hoaks mungkin api yang kecil. Namun apabila dibiarkan, mereka dapat membakar habis kepercayaan dan persaudaraan dalam masyarakat.
    Hariqo Wibawa Satria dari Kantor Komunikasi Kepresidenan bahkan mengingatkan bahwa “satu video DFK (disinformasi, fitnah, kebencian) bisa melahirkan sejuta kebencian” terhadap figur publik atau pemimpin.
    Benarlah pepatah lama: “sebuah kebohongan bisa berkeliling setengah dunia saat kebenaran masih memakai sepatunya”. Di era media sosial, pepatah ini kian terasa nyata.
    Di era digital, informasi tidak hanya mengalir deras, tetapi juga sering kali disusupi oleh disinformasi, fitnah, dan kebencian. Disinformasi bukanlah sekadar kesalahan informasi, melainkan konten yang sengaja diproduksi untuk menyesatkan.
    Fallis (2015) menjelaskan bahwa disinformasi berbahaya karena sumbernya bermaksud menipu dan memperoleh keuntungan dari kesesatan yang ditimbulkan.
    Kini, praktiknya semakin canggih karena digerakkan oleh bot, buzzer, hingga algoritma platform digital.
    Aïmeur et al. (2023) bahkan menunjukkan bagaimana teknik
    machine learning
    dan
    deep learning
    membuat konten palsu kian sulit dideteksi, bahkan oleh sistem pendeteksi otomatis berbasis AI.
    Dampak dari disinformasi tidak main-main. Keputusan publik kerap salah arah karena mendasarkan diri pada “fakta palsu”.
    Selain itu, debat publik berubah menjadi gaduh, sebab data yang seharusnya menjadi pijakan bersama dipelintir sesuai agenda tertentu.
    Bahkan, kebijakan negara pun bisa terdistorsi, karena pemimpin didesak merespons opini publik yang telah lebih dulu dibentuk oleh arus disinformasi.
    World Economic Forum dalam Laporan Risiko Global 2025 menempatkan misinformasi dan disinformasi sebagai ancaman terbesar ke-4 di dunia, dengan proyeksi naik menjadi ancaman nomor satu pada 2027.
    Laporan Geopolitical Outlook 2025 dari Rud Pedersen Public Affairs juga menegaskan bahwa kurangnya tata kelola kecerdasan buatan memperbesar risiko penyalahgunaan teknologi untuk menyebarkan informasi palsu.
    Selain disinformasi, fitnah juga semakin berbahaya di era digital. Jika dahulu fitnah hanya menyebar lewat bisik-bisik, kini ia dapat viral dalam hitungan menit dan sulit dihapus dari jejak digital.
    Satu narasi palsu yang diproduksi dengan cerdas mampu meruntuhkan reputasi yang dibangun bertahun-tahun, sekaligus menggerogoti kepercayaan publik terhadap institusi.
    Ketika pemimpin terus-menerus dihantam fitnah, energi yang seharusnya dipakai untuk memimpin dan melayani publik, justru habis untuk klarifikasi tanpa akhir.
    Sementara itu, kebencian memperparah situasi dengan menggerogoti emosi kolektif. Aktor politik kerap memanfaatkannya karena ia sederhana, emosional, dan efektif menggerakkan massa.
    Algoritma media sosial memperkuat polarisasi ini, sebab konten penuh amarah terbukti lebih cepat menyebar dibanding narasi yang menekankan persatuan, terlebih jika preferensi pengguna media sosial adalah konten-konten yang penuh amarah.
    Konten-konten seperti itu membuat masyarakat terbelah, komunitas hancur, dan fondasi bangsa melemah akibat spiral kebencian yang terus dipelihara.
    Oleh karena itu, di era ini, kepemimpinan tidak lagi hanya bicara soal visi pembangunan, kecerdasan manajerial, atau kebijakan publik yang rasional.
    Kepemimpinan menjadi soal bagaimana pemimpin bisa menjaga kepercayaan publik di tengah badai manipulasi informasi. Ia menjadi seni mengikat kebersamaan di tengah masyarakat yang makin mudah terbelah.
    Ia juga menjadi ujian apakah pemimpin mampu menyalakan harapan di tengah atmosfer kebencian yang terus dipupuk oleh algoritma.
    Saya menyebutnya ‘Epinaratic Leadership’, gaya kepemimpinan yang memadukan kekuatan pengetahuan yang benar (epistemik) dengan kekuatan narasi yang menggerakkan (naratik).
    Dalam konteks era penuh disinformasi, fitnah, dan kebencian (DFK), kepemimpinan ini menempatkan kebenaran bukan sekadar sebagai data, melainkan sebagai cerita kolektif yang hidup, dipercaya, dan mampu menyentuh hati publik.
    Kepemimpinan ini menggabungkan dimensi epistemik (berakar pada kebenaran, pengetahuan, dan validitas) dengan dimensi naratik (mengarahkan narasi, identitas, dan makna kolektif).
    Artinya, ‘epinaratic leadership’ tidak berhenti pada sekadar mengetahui yang benar, melainkan juga mampu meramu kebenaran itu menjadi narasi yang hidup, mengakar, dan tahan terhadap distorsi.
    Dengan kata lain, menurut Foroughi et al. (2019), kepemimpinan adalah tindakan yang melakukan sesuatu yang fundamental bagi situasi saat ini, sesuatu yang mengubah realitas faktual, dan yang memberikan arahan untuk masa depan yang ‘lebih baik’.
    Seorang pemimpin dengan gaya ‘epinaratic leadership’ tidak cukup hanya “menyampaikan fakta”, karena fakta saja sering kalah oleh opini dan emosi.
    Ia harus mampu mengubah fakta menjadi narasi kuat, yang bukan hanya meyakinkan secara logis, tetapi juga menginspirasi secara emosional dan bermakna secara sosial.
    Di tengah era
    post-truth
    (ketika kebenaran kehilangan pijakannya), mengubah fakta menjadi narasi yang kuat dan emosional menjadi tuntutan.
    Orang kini mempercayai narasi yang mengggugah emosi dan mencari validasi dari apa yang mereka percayai.
    Algoritma media sosial mengakselerasi hal tersebut dengan menciptakan filter buble yang menyaring konten (yang bahkan bisa diedit sesuai keinginan) berdasarkan preferensi user. Akibatnya, orang pun terjebak dalam
    echo chamber
    -nya sendiri.
    Kondisi tersebut memungkinkan munculnya fenomena DFK (disinformasi, fitnah, kebencian). Fenomena tersebut menjelma sebagai praktik
    character assassination
    digital yang merajalela.
    Reputasi tokoh publik mudah diserang fitnah, legitimasi dan otoritas terkikis, dan penegakan hukum dibingkai ulang sebagai penindasan atau keberpihakan politik.
    Ironisnya, situasi ini memberi ruang bagi kelompok tertentu untuk bermain api, yang tujuannya mendiskreditkan figur kepemimpinan.
    Lebih ironis lagi, meski klarifikasi resmi telah disampaikan dengan bukti dan data, publik yang terlanjur terbelah sering menolak mendengarnya.
    Menurut studi MIT 2018 lalu terhadap
    fake news
    di Twitter, berita benar membutuhkan waktu sekitar enam kali lebih lama untuk menjangkau 1.500 orang dibandingkan berita palsu untuk menjangkau jumlah orang yang sama. Karena persebarannya yang sangat cepat, orang sudah terlanjur percaya dengan berita bohong.
    Oleh karena itu,
    Epinaratic Leadership
    adalah praktik kepemimpinan yang bertujuan menjaga identitas naratif pemimpin, menghadirkan narasi tandingan terhadap fitnah dan kebencian, sekaligus mengarahkan masyarakat pada cerita besar tentang harapan, kolaborasi, dan masa depan bersama.
    Kepemimpinan ini dijalankan oleh generasi baru pemimpin yang hidup sepenuhnya dalam ekosistem digital dituntut untuk tidak hanya adaptif, melainkan juga transformatif.
    Kepemimpinan epinaratik tidak bisa memimpin dengan kacamata lama. Mereka harus mengakui realitas bahwa politik dan kepemimpinan kini sama pentingnya di layar ponsel seperti halnya di meja rapat kabinet.
    Kepemimpinan epinaratik menjadi kebutuhan mendesak. Pemimpin dituntut memiliki
    information literacy
    untuk memverifikasi fakta, menjaga integritas di tengah gempuran fitnah, dan mengembangkan narasi ketangguhan sebagai jawaban atas kebencian.
    Lebih jauh, mereka harus berani membangun ekosistem komunikasi yang sehat, di mana kebenaran dilindungi, reputasi dijaga, dan persatuan ditempatkan di atas polarisasi.
    Dengan demikian, disinformasi tidak lagi menyesatkan arah, fitnah tidak lagi menghancurkan kepercayaan, dan kebencian tidak lagi merobek masyarakat, melainkan justru menjadi ujian yang memperlihatkan kualitas kepemimpinan sejati.
    Istilah ‘epinaratic leadership’ bukan lagi sekadar label generasi. Ia mencerminkan lahirnya gaya kepemimpinan baru, yaitu pemimpin yang sejak awal kariernya sudah berinteraksi dengan dunia digital, terbiasa dengan
    multichannel communication
    , dan sadar bahwa opini publik dibentuk dalam ekosistem media yang kompleks.
    Kepemimpinan epinaratik tidak bisa hanya mengandalkan model tradisional, rapat tertutup, konferensi pers, atau sekadar pidato formal.
    Mereka harus piawai mengelola ruang digital, aktif berdialog dengan publik, dan mampu menjaga konsistensi identitas di berbagai platform.
    Tipikal pemimpin seperti ini disebut Pemimpin Opini Termediatisasi, di mana menurut Schäfer and Taddicken (2015), mereka menggunakan berbagai media secara signifikan lebih sering untuk pertukaran informasi dan komunikasi dan juga untuk interaksi interpersonal mereka.
    Namun demikian, kepemimpinan ini juga menghadapi risiko: terlalu sibuk di permukaan digital, hingga lupa pada substansi kepemimpinan.
    Di sinilah keseimbangan harus dijaga. Pemimpin epinaratik ideal adalah mereka yang bisa menjembatani dunia digital dengan realitas lapangan, antara
    hashtags
    dengan
    hard works
    , antara
    likes
    dengan
    legacies.
    Untuk menjawab tantangan DFK, ada sejumlah strategi implementatif yang bisa diterapkan pemimpin epinaratik.
    Pertama, perlunya membangun literasi digital internal. Pemimpin tidak bisa berjalan sendiri. Ia butuh tim yang juga cerdas digital, mampu mendeteksi hoaks, membaca tren percakapan, dan memberikan masukan berbasis data.
    Literasi digital bukan hanya tanggung jawab masyarakat, tetapi juga kewajiban internal organisasi kepemimpinan.
    Saat ini, literasi digital Indonesia tahun 2025 berada di angka 3,65 dari skala 5. Indeks Masyarakat Digital Indonesia juga mengalami peningkatan dari 37.80 (2022) menjadi 43.34 (2024).
    Artinya, ada harapan besar bahwa pemimpin epinaratik beserta timnya nanti mampu beradaptasi dengan baik di dunia digital seiring meningkatkanya indeks literasi digital.
    Kedua, mengadopsi model komunikasi transparan. Transparansi adalah senjata ampuh melawan disinformasi. Pemimpin epinaratik perlu rutin membuka data, menjelaskan proses, dan menghadirkan ruang partisipasi publik.
    Menurut Hadziahmetovic and Salihovic (2022), komunikasi yang transparan mendorong keterlibatan dengan mempromosikan kepercayaan dan keyakinan.
    Dengan kata lain, apabila kita transparan dalam komunikasi dan data, narasi palsu tidak punya ruang subur untuk berkembang.
    Ketiga, mengelola krisis dengan narasi positif. Ketika fitnah menyerang, jangan hanya reaktif dengan klarifikasi.
    Erickson (2021) menegaskan bahwa komunikasi yang jelas, tenang, dan teratur diperlukan untuk meyakinkan staf bahwa perahu akan tetap mengapung di tengah badai.
     
    Oleh karena itu, gunakan krisis sebagai momentum untuk mempertegas nilai kepemimpinan, sehingga kita mampu mengubah krisis reputasi menjadi panggung integritas.
    Keempat, mengaktifkan kolaborasi multi-pihak. Tantangan DFK terlalu besar untuk dihadapi sendiri. Pemimpin epinaratik perlu membangun aliansi dengan akademisi, media,
    civil society
    , dan platform digital.
    Misalnya, seperti yang disarankan oleh Hartono et al. (2021), pemimpin epinaratik dapat berkolaborasi dengan Dewan Pers Nasional untuk meningkatkan profesionalisme media dan mengurangi berita yang tendensius.
    Selain itu, pemimpin epinaratik juga dapat menjalin kolaborasi dengan Meta dan Bytedance dalam mencegah penyebaran disinformasi.
    Terakhir, menghidupkan empati dalam setiap narasi. Di era kebencian, empati adalah kekuatan. Pemimpin epinaratik perlu berani menunjukkan sisi manusiawi: mendengarkan, merasakan, dan merespons dengan hati.
    Selain itu, empati juga dapat kita tunjukkan dalam praktik kepemimpinan. Dalam penelitian Jian (2021), pemimpin yang empatik ditandai dengan sikap terbuka terhadap orang lain yang melampaui ego sendiri, sikap peduli untuk memotivasi seseorang untuk berempati, serta tanggung jawab terhadap orang lain.
    Publik mungkin lupa detail kebijakan, tetapi mereka tidak pernah lupa rasa dan kenangan yang mereka dapatkan saat berinteraksi.
    Mari kita bayangkan skenario nyata. Seorang pemimpin daerah diserang fitnah bahwa programnya hanya menguntungkan kelompok tertentu.
    Alih-alih marah dan membalas, ia justru mengundang pihak-pihak kritis untuk berdialog terbuka, menyiarkan langsung pertemuan tersebut, dan membuktikan dengan data.
    Publik yang menyaksikan tidak hanya melihat klarifikasi, tetapi juga menyaksikan gaya kepemimpinan yang berani, terbuka, dan empatik.
    Contoh lain, seorang CEO perusahaan besar menghadapi disinformasi bahwa perusahaannya merusak lingkungan. Ia tidak berhenti pada rilis pers, melainkan membuat program
    open factory
    di mana masyarakat, media, dan akademisi bisa langsung melihat proses produksi yang ramah lingkungan. Narasi palsu pun kalah oleh bukti nyata.
    Praktik-praktik inilah yang menunjukkan bagaimana kepemimpinan epinaratik bisa menjawab tantangan DFK dengan cara yang implementatif sekaligus inspiratif.
    Era DFK mungkin terlihat menakutkan, tetapi ia juga menghadirkan peluang. Pemimpin yang mampu melewati badai ini dengan integritas dan inovasi akan muncul sebagai pemimpin yang jauh lebih kuat.
    Mereka akan dikenal bukan karena tidak pernah diserang, tetapi karena selalu mampu bangkit dan menyalakan harapan.
    Sejarah selalu mencatat bahwa setiap era memiliki tantangannya sendiri. Jika dulu tantangan terbesar adalah kolonialisme, perang, atau krisis ekonomi, maka tantangan hari ini adalah DFK.
    Namun sama seperti generasi-generasi sebelumnya, generasi ini pun bisa melewatinya dengan kepemimpinan yang tepat.
    Pemimpin epinaratik harus berani menjadikan dirinya
    guardian of truth
    , penjaga integritas, dan penyalur harapan.
    Mereka harus menyadari bahwa di era digital, setiap kata, setiap gestur, setiap keputusan bukan hanya soal kebijakan, tetapi juga soal bagaimana ia diterjemahkan di ruang publik yang tak pernah tidur.
    Pada akhirnya, kepemimpinan di era DFK adalah tentang keberanian untuk tetap berpegang pada nilai, meski arus kebencian begitu deras.
    Ia adalah tentang kesanggupan untuk terus merangkul, meski tangan terus diserang. Ia adalah tentang kemampuan menyalakan cahaya, ketika kegelapan disinformasi mencoba menutupi segalanya.
    Dan itulah panggilan ‘epinaratic leadership’ hari ini, memimpin dengan akal sehat, dengan hati yang luas, dan dengan tekad bahwa bangsa ini terlalu berharga untuk dibiarkan hancur oleh disinformasi, fitnah, dan kebencian.
    Kini, bola ada di tangan kita bersama. Masing-masing dari kita bisa ikut menentukan arah dengan cara memilih, mendukung, dan menjadi pemimpin yang berpegang pada kebenaran di atas kepentingan sempit.
    Apakah kita akan mengizinkan era DFK terus mencabik-cabik tenun kebangsaan, atau kita bangkit memupuk kepemimpinan pascakebenaran yang memulihkan kepercayaan dan persatuan? Jawaban atas pertanyaan ini akan sangat menentukan wajah masa depan Indonesia kita.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dua Warga Gresik Diringkus Polisi Saat Edarkan Narkoba Jenis Sabu

    Dua Warga Gresik Diringkus Polisi Saat Edarkan Narkoba Jenis Sabu

    Gresik (beritajatim.com)- Dua orang warga berinisial R (49) warga Kelurahan Tlogopojok, Kecamatan Gresik, dan SA (44) warga Desa Kramatinggil yang berdomisili di Kelurahan Tlogopojok, diringkus aparat kepolisian saat sedang melakukan transaksi narkotika jenis sabu. Dari tangan kedua tersangka, polisi juga menyita 84 gram barang haram tersebut.

    Terungkapnya kasus narkoba ini berawal dari informasi masyarakat yang kemudian ditindaklanjuti oleh Satreskoba Polres Gresik.

    Kasatreskoba Polres Gresik AKP Ahmad Yani mengatakan, penangkapan kedua tersangka itu dilakukan pada Senin (22/9) di rumah tersangka di Jalan Gubernur Suryo Gang 5B/20 Gresik.

    “Saat dilakukan penggeledahan, petugas menemukan sabu seberat total 84 gram yang terbagi dalam delapan plastik klip. Barang haram itu disimpan dalam sebuah tas kresek hitam dan tempat kacamata,” katanya, Senin (29/9/2025).

    Selain itu lanjut dia, anggotanya di lapangan juga menyita sejumlah barang bukti lain, diantaranya satu set alat hisap (bong) bekas pakai, satu pak plastik klip kosong. Kemudian satu timbangan digital, dan uang tunai Rp 7.000.000. Serta dua unit ponsel yang diduga dipakai untuk transaksi.

    “Dari penggeledahan itu, kedua tersangka R dan SA tak bisa berkutik kemudian diamankan di Mapolres Gresik guna menjalani pemeriksaan lebih lanjut,” ungkapnya.

    Kedua tersangka juga dijerat dengan pasal 114 ayat (2) subs pasal 112 ayat (2) Jo pasal 132 ayat (1) Undang-Undang nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

    Kapolres Gresik AKBP Rovan Richard Mahenu mengingatkan masyarakat untuk menjauhi narkoba yang sangat merusak kesehatan dan masa depan. Ia juga mengajak warga berperan aktif membantu kepolisian dalam pemberantasan narkoba.

    “Jika menemukan adanya tindak pidana narkotika, segera laporkan ke kantor polisi terdekat atau melalui layanan hotline Lapor Kapolres Gresik, WhatsApp di nomor 0811-8800-2006,” pungkasnya. [dny/aje]

  • Menelaah Keracunan Massal MBG dari Kacamata Hukum
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        25 September 2025

    Menelaah Keracunan Massal MBG dari Kacamata Hukum Bandung 25 September 2025

    Menelaah Keracunan Massal MBG dari Kacamata Hukum
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com
    – Keracunan massal akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah Jawa Barat tidak hanya dialami oleh siswa, tetapi juga telah menyasar kelompok rentan, khususnya ibu menyusui.
    Program yang merupakan niatan baik dari pemerintah untuk rakyatnya ini malah berakibat pada keracunan massal yang jumlahnya tidak sedikit.
    Ironisnya, berdasarkan data Dinas Kesehatan Bandung Barat, sementara ini korban keracunan telah mencapai 1.333 orang dari tiga kejadian di Cipongkor dan Cihampelas.
    Korban keracunan akibat program MBG juga sempat terjadi di wilayah Kabupaten Bogor, Pelabuhan Ratu Sukabumi, Garut, hingga Tasikmalaya.
    Dosen Fakultas Hukum Unpad, Dr. Somawijaya, menelaah peristiwa keracunan massal ini dari kacamata hukum.
    Dikatakan, bila merujuk dari berbagai laporan serta temuan, pelaksanaan program MBG belakangan ini menuai sorotan tajam.
    Alih-alih membawa manfaat, pelaksanaan program justru diwarnai keracunan massal dengan jumlah korban yang tidak sedikit.
    Merujuk berbagai laporan dan temuan, lanjutnya, faktor-faktor yang diduga menjadi pemicu antara lain berupa kualitas bahan baku yang tidak terjamin, proses pengolahan yang tidak sesuai standar higienitas, lamanya penyimpanan dan distribusi sehingga makanan basi atau terkontaminasi, hingga lemahnya pengawasan pemerintah daerah terhadap penyedia jasa katering atau dapur penyedia MBG.
    “Semua hal tersebut pada dasarnya merupakan bentuk kelalaian apabila dapat dibuktikan bahwa pihak penyedia atau pengawas tidak menjalankan kewajiban sesuai standar operasional (SOP),” ucap Soma dalam keterangan tertulisnya, Kamis (25/9/2025).
    Soma menyebut bahwa kelalaian atau culpa dapat diartikan sebagai sikap kurang hati-hati atau tidak cermat yang mengakibatkan kerugian pada orang lain, sementara kesengajaan atau dolus dapat terjadi apabila terdapat pihak-pihak yang ternyata sudah mengetahui risiko tetapi tetap membiarkan atau bahkan menghendaki akibat yang membahayakan.
    “Pada kasus keracunan dalam program MBG, jika terbukti hanya ada unsur kurang hati-hati (misalnya penyimpanan yang tidak sesuai prosedur), pihak-pihak yang terlibat dalam program MBG, baik pihak yang mengolah, menyiapkan, dan hingga mengirim makanan ke sekolah serta pemerintah, dapat dimintakan pertanggungjawaban hukum atas program serta akibat yang terjadi,” terangnya.
    Dalam perspektif hukum pidana, lanjut Soma, kasus keracunan massal akibat program MBG dapat dipandang sebagai suatu tindak pidana jika terbukti terdapat kesalahan berupa adanya kelalaian (culpa) atau bahkan kesengajaan (dolus) eventualis dari pihak penyedia makanan atau pihak yang bertanggung jawab dalam proses pengolahan dan distribusi.
    Misalnya, apabila dapur penyedia atau pihak distribusi mengetahui bahwa makanan sudah tidak layak konsumsi, atau tidak mematuhi standar keamanan pangan yang diwajibkan, tetapi tetap mendistribusikannya ke sekolah, tindakan tersebut dapat dipandang sebagai perbuatan melawan hukum secara pidana.
    “Apabila dalam proses investigasi ditemukan bukti atau petunjuk yang dapat membuktikan adanya hubungan kausalitas dan relevansi antara pihak penanggung jawab program MBG maupun penyedia makanan dengan masyarakat/siswa yang terdampak akibat dugaan keracunan, hal tersebut dapat menjadi dasar untuk menuntut pertanggungjawaban hukum baik secara pidana maupun perdata,” ujarnya.
    Menurutnya, dalam ranah hukum pidana, aparat penegak hukum dapat menerapkan atau berlandaskan pada ketentuan Pasal 359–360 KUHP tentang kelalaian yang menyebabkan orang sakit atau meninggal, serta pasal-pasal dalam Undang-Undang Pangan dan Undang-Undang Perlindungan Konsumen yang mengatur keamanan pangan.
    Adapun dalam perspektif hukum perdata, bukti hubungan kausalitas tersebut dapat menjadi dasar bagi para korban atau orang tua siswa untuk mengajukan gugatan ganti rugi atas dasar perbuatan melawan hukum (Pasal 1365 KUHPerdata) maupun pelanggaran kewajiban pelaku usaha dalam UU Perlindungan Konsumen.
    “Gugatan ini dapat dilakukan secara individu maupun secara kolektif (
    class action
    ) untuk menuntut penggantian kerugian materiil seperti biaya pengobatan serta kerugian immateriil berupa penderitaan dan trauma,” tuturnya.
    Menurutnya, pemerintah daerah selaku penyelenggara program juga dapat dimintai pertanggungjawaban apabila terbukti lalai dalam melakukan pengawasan atau pemilihan penyedia makanan yang tidak memenuhi standar keamanan pangan.
    “Dengan demikian, adanya bukti serta petunjuk berupa kausalitas tidak hanya memperkuat pembuktian unsur kelalaian atau kesengajaan dalam proses pidana, tetapi juga menjadi landasan yuridis yang kuat bagi para korban untuk menuntut pemulihan hak dan memperoleh ganti rugi melalui mekanisme perdata,” ucapnya.
    Karena itu, ke depannya, kata Soma, program MBG harus dirancang dan dijalankan dengan dasar regulasi yang jelas serta standar operasional ketat pada setiap tahap, mulai dari pengadaan bahan, pengolahan, distribusi, hingga penyajian makanan.
    “Selain itu, pemerintah daerah selaku penyelenggara wajib membuat kontrak pengadaan yang akuntabel dengan penyedia makanan, memuat kewajiban menjaga mutu dan klausul ganti rugi bila terjadi keracunan, serta melakukan pengawasan rutin,” tuturnya.
    Ia berharap, pemerintah memfokuskan evaluasi pada pengetatan seleksi penyedia makanan, peningkatan sistem distribusi dan penyimpanan, pengawasan lapangan yang lebih intensif, transparansi hasil audit kepada publik, serta penyediaan mekanisme kompensasi atau asuransi bagi korban sebagai bentuk perlindungan hukum.
    “Dengan cara ini, diharapkan program MBG tetap dapat berjalan dan menjamin makanan-makanan yang disajikan telah tepat dan sesuai dengan visi dan misi awal diadakannya program MBG ini,” tuturnya.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 3 Prompt Gemini AI Edit Foto Miliarder Bergelimang Emas dan Dolar

    3 Prompt Gemini AI Edit Foto Miliarder Bergelimang Emas dan Dolar

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Gaya hidup miliarder kaya raya selalu menarik perhatian. Identik dengan kemewahan, emas berkilau, hingga tumpukan dolar, kehidupan ala sultan kini bisa divisualisasikan hanya dengan bantuan kecerdasan buatan.

    Melalui Gemini AI, siapa pun dapat mengedit foto biasa menjadi potret super realistis penuh nuansa glamor. Dengan penggunaan prompt yang tepat, hasil foto tidak hanya menampilkan detail mewah, tetapi juga suasana eksklusif layaknya seorang konglomerat dunia.

    Berikut tiga rekomendasi prompt yang bisa digunakan untuk menciptakan foto miliarder kaya dengan latar penuh emas, dolar, jet pribadi, dan helikopter.

    Langkah-Langkah Edit Foto Miliarder dengan Gemini AI

    1. Buka Gemini AI

    Masuk ke Gemini AI melalui browser. Pastikan sudah login menggunakan akun Google agar semua fitur dapat digunakan.

    2. Pilih Mode “Gambar”

    Di menu bawah kolom perintah, pilih opsi Gambar (ikon foto). Mode ini memungkinkan kamu membuat atau mengedit gambar berdasarkan prompt yang ditulis.

    3. Masukkan Prompt

    Pada kolom bertuliskan “Masukkan perintah untuk Gemini”, tuliskan deskripsi detail sesuai tema. Misalnya:

    Miliarder bergelimang emas dan dolar di ballroom mewah

    Sultan duduk di jet pribadi super mewah dengan koper penuh uang

    Turun dari helikopter mewah dengan bodyguard siaga di rooftop gedung pencakar langit

    4. Tambahkan Detail Opsional

    Jika ingin, tambahkan instruksi ekstra seperti: ultra realistis, sinematik, detail sangat tinggi, atau gaya fotografi profesional untuk memperkuat hasil gambar.

    5. Klik “Generate”

    Tekan tombol untuk membuat gambar. Tunggu beberapa detik hingga Gemini AI menampilkan hasil visual berdasarkan prompt yang sudah ditulis.

    6. Simpan atau Edit Ulang

    Setelah hasil muncul, kamu bisa mengunduh gambar atau mengedit ulang dengan memperbaiki prompt agar hasil lebih sesuai keinginan.

    Prompt Gemini AI Jadi Miliarder Bergelimang Emas dan Dolar

    Pertahankan wajah dari foto yang saya unggah. Seorang sultan miliarder terkaya berpose anggun di dalam ballroom megah dengan lampu kristal raksasa dan dinding berlapis emas. Ia mengenakan jas putih elegan dengan dasi kupu-kupu hitam, cincin berlian mencolok di jari, serta kacamata hitam mahal. Di sekelilingnya berserakan tumpukan uang dolar, emas batangan, dan perhiasan berkilau. Lantai marmer mengilap memantulkan cahaya lampu, menciptakan nuansa pesta elit kelas dunia. Gaya ultra realistis, sinematik, detail sangat tinggi.

    Foto: Hasil gemini Miliarder Bergelimang Emas dan Dolar. (Gemini AI)
    Hasil gemini Miliarder Bergelimang Emas dan Dolar. (Gemini AI)

    Prompt Gemini AI Jadi Sultan di Jet Pribadi Super Mewah

    Pertahankan wajah dari foto yang saya unggah. Seorang sultan miliarder duduk santai di kursi kulit premium di dalam jet pribadi super mewah. Ia mengenakan jas putih elegan dengan jam tangan emas bertabur berlian serta kacamata hitam eksklusif. Di meja sampingnya terdapat champagne kristal, cerutu mahal, koper terbuka penuh uang dolar, dan emas batangan berkilau. Dari jendela besar jet terlihat jelas deretan supercar mewah-Lamborghini emas, Ferrari merah, dan Rolls-Royce hitam-terparkir di landasan pribadi. Interior jet dihiasi lampu LED modern, detail ultra realistis, nuansa glamour kelas dunia, kualitas fotografi sinematik.

    Foto: Hasil Gemini AI membuat gambar Miliarder di Dalam Jet Pribadi. (Gemini AI)
    Hasil Gemini AI membuat gambar Miliarder di Dalam Jet Pribadi. (Gemini AI)

    Prompt Gemini AI Turun dari Helikopter dengan Bodyguard

    Pertahankan wajah dari foto yang saya unggah. Seorang sultan miliarder turun dari helikopter hitam mewah yang baru saja mendarat di rooftop gedung pencakar langit. Ia tampil elegan dengan jas putih mewah, dasi kupu-kupu hitam, sepatu kulit premium, serta jam tangan berlian yang berkilau terkena cahaya lampu kota. Beberapa bodyguard berpakaian jas hitam lengkap dengan kacamata hitam dan earphone komunikasi berdiri siaga di sekelilingnya. Di belakang terlihat pemandangan kota metropolitan dengan lampu gedung dan jalan raya yang berkilauan di malam hari. Suasana dramatis, penuh kemewahan, ultra realistis, detail tinggi, sinematik.

    Foto: Hasil olahan gambar Gemini AI dengan bertema Miliarder Turun dari Helikopter. (Gemini AI)
    Hasil olahan gambar Gemini AI dengan bertema Miliarder Turun dari Helikopter. (Gemini AI)

    (dag/dag)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Garuda Indonesia Buka Lowongan Pramugari, Daftar Sebelum 27 September 2025

    Garuda Indonesia Buka Lowongan Pramugari, Daftar Sebelum 27 September 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) kembali membuka rekrutmen untuk posisi pramugara dan pramugari dengan batas maksimal pendaftaran pada Sabtu, 27 September 2025. 

    Melansir laman resmi Garuda Indonesia, rekrutmen dilakukan di empat kota, yakni Bali, Medan, Bandung, dan Jakarta. Lowongan dibuka bagi Warga Negara Indonesia (WNI) perempuan maupun laki-laki dengan usia minimal 21 tahun dan maksimal 26 tahun. 

    “Waspada terhadap penipuan, kami tidak meminta bayaran untuk setiap proses seleksi,” tulis Garuda Indonesia dalam laman resmi, dikutip Rabu (24/9/2025). 

    Sejumlah dokumen yang perlu dipersiapkan mulai dari surat lamaran, curriculum vitae (CV), KTP, Salinan sertifikat gelar diploma, resep kacamata dari dokter mata. Selain itu, dibutuhkan pula foto profesional dengan jenis 1 foto seluruh badan ukuran postcard, satu foto dari samping, dan satu foto close-up ukuran 4×6. 

    Adapun hanya partisipan yang mendaftar melalui laman resmi https://career.garuda-indonesia.com/home dan sesuai dengan kualifikasi yang akan diproses. 

    Calon peserta dapan registrasi dalam laman tersebut dan mengisi data diri. Kemudian dapat mendaftar sesuai dengan posisi yang diinginkan. 

    Sementara proses seleksi di masing-masing kota akan dilakukan mulai 30 September—3 Oktober di Bali, 7 Oktober—10 Oktober di Bandung, 14—17 Oktober di Medan, dan 21—24 Oktober di Jakarta. 

    PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) bakal segera membuka rute Halim—Palembang seiring dengan pemetaan rute domestik lainnya yang profitable atau menguntungkan. 

    Direktur Niaga Garuda Indonesia Reza Aulia Hakim mengungkapkan bahwa pihaknya tengah mengkaji rute penerbangan domestik yang dianggap menguntungkan, utamanya rute dari bandar udara Halim Perdanakusuma. 

    “Saat ini kami melakukan beberapa kajian, khususnya di rute-rute yang memang memiliki pangsa pasar baik dan juga kami lihat akan profitable. Terutama khususnya tadi kami sempat mention kita akan fokus bagaimana mengembangkan Halim,” tuturnya usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR, Senin (22/9/2025). 

    Sepanjang semester II/2025 pun, Garuda telah membuka dua rute baru, yakni Jakarta—Samarinda dan Halim—Denpasar.  

    Syarat dan Ketentuan Pendaftaran Pramugara/Pramugari Garuda Indonesia 2025:

    Perempuan dan Laki-Laki, WNI
    Minimun pendidikan D3
    Single, belum pernah menikah
    Minimal usia 21 tahun dan tak lebih dari 26 tahun
    Minimal tinggi badan 158cm untuk perempuan dan 165cm untuk laki-laki dengan berat badan dan postur yang proporsional
    Tidak menggunakan kacamata saat proses seleksi dan pelatihan (direkomendasikan menggunakan lensa kontak dengan maksimal minus 5 dan silinder 2)
    Lancar berbicara Bahasa Inggris dengan kemampuan komunikasi yang baik (kemampuan bahasa lain lebih disukai)
    Belum pernah menjadi kru kabin
    Sehat mental dan fisik
    Memiliki kemampuan yang berorientasi pada pelayanan, komitmen, dan berpengalaman dalam interaksi langsung dengan pelangga
    Bersedia mengikuti semua tahapan seleksi untuk jadi kru kabin

  • Begini Kondisi Terkini Gunung Lokon di Tomohon

    Begini Kondisi Terkini Gunung Lokon di Tomohon

    Liputan6.com, Jakarta Aktivitas Gunung Lokon yang terletak di Kota Tomohon, Sulawesi Utara (Sulut), dalam beberapa hari ini meningkat. Ketua Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lokon, Armando Manguleh mengatakan, frekuensi kegempaan Gunung Lokon menurun.

    “Penurunan aktivitas kegempaan terjadi sejak tanggal 18 September 2025, rata-rata kegempaan yang terekam sebanyak 10 kali per hari,” ujar Armando, Selasa (23/09/2025).

    Dia mengatakan, meski demikian rata-rata gempa yang terekam per hari sebanyak 10 kali tersebut, masih dikategorikan di atas normal, tiga kali per hari. Hingga kini belum ada penurunan status dari Level III (Siaga) ke Level II (Waspada).

    “Meskipun telah terjadi penurunan frekuensi kegempaan dalam beberapa hari terakhir. Untuk statusnya masih dievaluasi oleh tim,” bebernya.

    Dia berharap, dengan status siaga Gunung Lokon, warga tidak melakukan aktivitas di dalam radius bahaya yang direkomendasikan.

    Beberapa rekomendasi di antaranya, masyarakat dan wisatawan tidak mendekati dan melakukan aktivitas di dalam radius 2.5 kilometer dari Kawah Tompaluan.

    Bila terjadi letusan dan hujan abu, masyarakat diimbau untuk tetap berada di dalam rumah, dan apabila berada di luar rumah disarankan untuk menggunakan pelindung hidung, mulut (masker) dan mata (kacamata).

    “Selanjutnya, mewaspadai potensi lahar pada sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Lokon terutama pada musim hujan,” tuturnya.

  • 5 Prompt Gemini AI untuk Gabungkan Foto Masa Kecil dan Sekarang, Hasilnya Bikin Nostalgia

    5 Prompt Gemini AI untuk Gabungkan Foto Masa Kecil dan Sekarang, Hasilnya Bikin Nostalgia

    Bisnis.com, JAKARTA – AI Gemini Google kini bisa digunakan untuk membuat gambar editan unik dan berkelas layaknya foto profesional. Akhir-akhir ini, sosial media ramai dengan foto editan yang menampilkan masa kecil dan masa dewasa dalam satu gambar, atau membuat karikatur tiga dimensi dari foto pribadi.

    Dilansir dari situs resmi Google, AI buatan Google ini bisa digunakan untuk menyempurnakan konten, mengedit foto, menulis, mengelola data, membuat presentasi, menganalisis informasi, dan mengembangkan ide. AI ini dapat memproses data teks, gambar, audio, video, dan kode untuk menghasilkan respons yang sesuai.

    Terlebih, AI ini sudah dibekali teknologi Gemini 2.5 Flash Image atau Nano Banana yang mampu memahami dan melakukan instruksi untuk mengolah gambar yang rumit dari teks perintah yang sangat sederhana.

    Caranya membuat gambar yang sedang trending juga sangat mudah lewat Gemini Google. Yang pasti, pengguna harus memiliki akun Google dahulu sebelum memakainya.

    Akses Google Gemini melalui mesin seluncur Google, atau melalui website https://gemini.google.com

    Saat masuk website Gemini, pastikan model AI yang terpilih adalah 2.5 Flash (Nano Banana) dan memilih menu “Gambar” di sebelah “Deep Research”. Setelah itu, upload gambar yang ingin diedit melalui tanda tambah (+) di bawah kolom chat. Buatlah perintah (prompt) yang jelas dan spesifik agar hasilnya persis seperti yang diminta. Setelah selesai membuat prompt, klik tombol enter atau tombol gambar pesawat kertas di sebelah kanan kolom chat prompt.

    Berikut adalah contoh beberapa prompt untuk mengedit gambar yang sedang trending di sosial media:

    Mengganti latar belakang foto ala foto studio:
    “ubah latar belakang foto ini menjadi putih dan buatlah nuansa foto profesional studio.”

    Menggabungkan foto masa kecil dan dewasa:
    “Gabungkan foto masa kecil dan dewasa. Tampilkan mereka sedang merangkul (atau berhadapan). Tampilkan keduanya sedang berhadapan dengan senyum tipis, seolah-olah saling menatap dengan penuh makna. Hasilkan dalam gaya foto polaroid yang pudar dengan sedikit efek grain dan pencahayaan sepia yang hangat. Berikan nuansa nostalgia yang kuat, dengan focus pada ekspresi wajah yang mendalam.”

    Menjadi mainan figuran:
    “Ubah foto saya menjadi patung koleksi di dalam kotak mainan. Tambahkan jendela plastik bening, grafis yang berani, dan nama saya pada kemasannya. Jadikan patung tersebut aktif dan seperti mainan, sekaligus tetap mudah dikenali.”

    Menjadi Karakter Animasi 3D (ala Pixar atau Disney):
    “Buatlah ilustrasi 3D dari foto ini dalam gaya animasi Pixar yang lucu dan menggemaskan. Tampilkan dia dengan senyum lebar, mengenakan pakaian kasual modern (sebutkan warna/gaya jika ada, contoh: hoodie biru dan celana jeans, atau sedang bersandar pada tiang). Latar belakang berupa kota fantasi yang cerah dan penuh warna.”

    Gaya foto pasangan retro vintage (ala 80-an):
    “Buat foto berikut menjadi pasangan di jalan kota tua dengan Vespa klasik warna biru mint. Pria mengendarai motor dengan senyum lebar, wanita duduk di belakang sambil merangkul pinggang pria. Keduanya mengenakan kacamata hitam retro dan pakaian kasual vintage.”

    Menjadi mainan koleksi dalam kotak:
    “Ubah foto ini menjadi patung action figure koleksi, lengkap di dalam kotak mainan plastik transparan. Desain kotak dengan grafis yang berani dan warna-warni cerah, mirip kemasan mainan populer. Masukkan nama (nama anda) sebagai judul mainan dan deskripsi singkat di kemasan. Posisikan figurine dalam pose heroik atau aktif. Pertahankan kemiripan wajah asli dengan sentuhan gaya mainan.”

    Gaya foto pria artistik:
    “Edit foto ini menjadi potret studio. Pertahankan wajah asli. Atur pose duduk tegap di kursi modern dengan satu tangan memegang buku terbuka, tangan lain diletakkan di paha. Ganti pakaian dengan turtle neck hitam polos. Pencahayaan dari satu sisi, latar belakang biru gelap dengan spotlight lingkaran. Tambahkan kacamata tipis sebagai aksesoris.”

    Foto wanita dengan gaya modern:
    “Edit foto ini menjadi foto di studio. Pertahankan wajah asli. Atur pose duduk di kursi tinggi dengan kaki menyilang dan tangan bertumpu di sandaran kursi. Ganti pakaian dengan dress hitam modern. Pencahayaan spotlight dramatis, latar abu-abu gradasi. Tambahkan aksesoris anting panjang dan clutch kecil.”

    Jika hasil editan AI yang dihasilkan belum memuaskan, teruslah mencoba dan belajar membuat prompt agar semakin mendekati hasil yang diinginkan. Semakin spesifik prompt yang dibuat (warna, gaya pakaian, ekspresi, latar belakang, pencahayaan, gaya seni), semakin akurat hasilnya.

    (Stefanus Bintang)

  • Minat Baca Masyarakat Jakarta Tinggi, Rano Karno Klaim Kunjungan ke Perpustakaan TIM Melonjak
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        21 September 2025

    Minat Baca Masyarakat Jakarta Tinggi, Rano Karno Klaim Kunjungan ke Perpustakaan TIM Melonjak Megapolitan 21 September 2025

    Minat Baca Masyarakat Jakarta Tinggi, Rano Karno Klaim Kunjungan ke Perpustakaan TIM Melonjak
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, menilai minat baca masyarakat Jakarta sebenarnya sangat tinggi.
    Hal ini terlihat dari lonjakan pengunjung perpustakaan yang signifikan ketika jam operasional diperpanjang hingga malam hari.
    Rano menyampaikan, sebelumnya jumlah pengunjung di perpustakaan Taman Ismail Marzuki (TIM) hanya berkisar ratusan orang.
    Namun, begitu perpustakaan dibuka hingga pukul 22.00 WIB, angka kunjungan meningkat tajam menjadi ribuan setiap harinya.
    “Perpustakaan yang ada di TIM itu jumlah pengunjungnya luar biasa. Kalau sebelum dibuka sampai malam barangkali cuma ya pengunjung 700-800, tapi begitu dibuka malam hari pengunjungnya 4.000 orang,” kata Rano.
    Menurut dia, fenomena ini menunjukkan adanya kebutuhan masyarakat untuk tetap bisa mengakses buku meski terhambat oleh jam kerja.
    Ia menegaskan, tingginya jumlah pengunjung tersebut membuktikan bahwa masyarakat Jakarta tidak kekurangan minat baca, hanya perlu diberi akses yang lebih fleksibel.
    “Sebetulnya keinginan membaca masyarakat Jakarta itu sangat tinggi, tapi mungkin karena memang mereka terbelenggu dengan waktu kerja. Mereka memerlukan akses yang lain, nah ini adalah salah satu terobosan,” ujar dia.
    Lebih lanjut, Rano juga menyinggung dukungan Pemprov DKI Jakarta terhadap berbagai upaya internasional terkait isu kota berkelanjutan, termasuk dalam menghadapi fenomena panas kota.
    Menurut dia, keberadaan fasilitas literasi juga tidak bisa dipisahkan dari pembangunan kota hijau dan ramah lingkungan.
    “Makanya mungkin nanti yang namanya gedung-gedung ini pasti akan lebih hijau, harus ada yang dibilang taman-taman yang menempel di dinding, misalnya seperti itu. Itu adalah salah satu usaha, kemudian dengan segala jerih payah kita mengubah transportasi dari mesin menjadi listrik,” kata Rano.
    Ia menambahkan, Taman Literasi yang ada di kawasan Blok M juga menjadi bukti nyata bahwa fasilitas literasi publik dapat diminati masyarakat luas.
    Bahkan, menurut Rano, keberadaannya membuat kawasan tersebut menjadi salah satu pusat aktivitas baru di Jakarta.
    “Begitu juga bayangin, tempat ini sengaja dipilih menjadi taman literasi. Jarang di sebuah taman ada perpustakaan, sangat jarang. Ini salah satu contoh dan luar biasa pengunjungnya di sini,” ujarnya.
    Senada dengan itu, Kepala Pusat Perbukuan Kemendikdasmen Supriyatno menekankan pentingnya menghadirkan buku-buku yang sesuai dengan kemampuan baca anak-anak.
    Menurut dia, minat baca yang tinggi harus diimbangi dengan kualitas bahan bacaan yang tepat sasaran.
    “Bersama-sama dengan para penulis buku yang merupakan para pegiat literasi, guru-guru dan juga pegiat kesadaran akan perubahan iklim. Buku ini disusun sangat memperhatikan dengan tingkat kemampuan baca anak,” kata Supriyatno.
    Ia menambahkan, banyak buku kerap diterbitkan hanya berdasarkan perspektif penulis, tanpa melihat siapa pembacanya.
    Padahal, yang jauh lebih penting adalah menyediakan bacaan yang sesuai dengan perkembangan anak agar minat baca yang tinggi dapat terus tumbuh.
    “Nah seringkali seperti yang tadi disebutkan Bu Rosi, kita terlalu sering menerbitkan buku-buku yang sesuai dengan kacamata kita, tapi tidak memperhatikan siapa pembacanya. Nah ini saya kira kunci bagaimana kita mulai menyiapkan buku-buku sesuai dengan tingkat perkembangan kemampuan baca,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.