Produk: kacamata

  • Sukses Libas Tuan Rumah 8-0 di JSSL Singapore 7’s 2025, Tim MilkLife Shakers Puncaki Klasemen

    Sukses Libas Tuan Rumah 8-0 di JSSL Singapore 7’s 2025, Tim MilkLife Shakers Puncaki Klasemen

    JABAR EKSPRES – Tim HydroPlus Strikers (U-14) dan MilkLife Shakers (U-12) menuai hasil positif pada pertandingan hari pertama turnamen JSSL Singapore 7’s yang diselenggarakan Kamis (17/4) di The Arena dan The Cage Dempsey, Singapura.

    HydroPlus Strikers menduduki posisi tiga klasemen sementara dengan lima poin, sedangkan MilkLife Shakers berhasil berada di puncak klasemen Grup A usai menang telak 8-0 melawan ANZA Matilda’s (Singapura).

    Di hari perdana, HydroPlus Strikers melakoni tiga pertandingan melawan tim tuan rumah Singapura di The Arena.

    Pada match pertama ketika berhadapan dengan JSSL FC 1 yang berlangsung pukul 16.00 waktu setempat, berakhir dengan skor kacamata. Keduanya saling jual beli serangan selama pertandingan yang berlangsung selama 25 menit tanpa interval.

    HydroPlus Strikers mendapat beberapa peluang, namun belum berhasil dikonversi menjadi gol.

    Jajaran pelatih yang dikomandoi oleh Timo Scheunemann melakukan bongkar pasang pemain meracik formasi terbaik untuk meraih kemenangan. Namun jantung pertahanan JSSL FC 1 cukup kuat untuk ditembus oleh para anak asuhnya.

    Head Coach Assistant HydroPlus Strikers dan MilkLife Shakers, Asep Sunarya mengatakan, bahwa pada hari pertama terutama saat pertandingan debut, HydroPlus Strikers masih beradaptasi mencari pola permainan terbaik. Alhasil ketika pertandingan kedua, para atlet U-14 tersebut mampu bertanding lebih maksimal.

    ”Pertandingan pertama U-14 cuacanya memang sangat panas dan mungkin masih sedikit nervous, agak kesulitan keluar dari tekanan diri sendiri apalagi lawannya juga kan bule, mainnya di turnamen internasional. Setelah menit ke-15 baru bisa cair. Tapi dilihat dari hasil tiga kali main menurut saya untuk hari pertama, pengalaman pertama ya bagus tidak mengecewakan,” ujar Asep.

    Pada pertandingan kedua ketika HydroPlus Strikers melawan Euro Soccer Academy (Singapura) yang bergulir pada pukul 17.00 waktu setempat, tim yang dipimpin oleh Asyifa Sholawa ini berhasil mencetak empat gol tanpa balas yang tercipta dari Kesya A. M. Nian.

    Gol pertama Kesya dihasilkan dari rebound ketika sepakan kencang Ayla Dva Khala Ahisma dari luar kotak penalti ditepis oleh kiper lawan. Tak lama berselang, pemain nomor punggung 10 tersebut kembali menambah pundi gol lewat aksi individu yang tak terbendung oleh bek dan kiper Euro Soccer Academy.

  • Jokowi Akhirnya Tunjukkan Ijazahnya ke Wartawan: Tapi Jangan Difoto ya

    Jokowi Akhirnya Tunjukkan Ijazahnya ke Wartawan: Tapi Jangan Difoto ya

    PIKIRAN RAKYAT – Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) akhirnya menunjukkan ijazah kelulusannya dari Universitas Gadjah Mada (UGM) ke hadapan wartawan. Namun, dalam momentum itu, Jokowi melarang awak media mengambil foto.

    Saat ditemui di kediamannya di Solo, Rabu, 16 April, eks Kepala Negara RI itu sempat menunjukkan ijazahnya kepada para wartawan.

    Tak hanya bukti kelulusan S1 di UGM, dalam kesempatan serupa, Jokowi menunjukkan ijazah asli miliknya mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD).

    Melalui ajudannya, Kompol Syarif Muhammad Fitriansyah, Jokowi memperlihatkan dua map yang berisi ijazah setiap jenjang pendidikan yang dilaluinya.

    Namun demikian, tak ada satu pun wartawan yang dibolehkan Jokowi untuk mengambil foto dari sejumlah ijazah yang didedahkan.

    “Tapi jangan difoto, ya,” kata Jokowi kepada wartawan, dikutip Kamis, 17 April 2025.

    Kenapa Jokowi Tak Mau Ijazahnya Difoto?

    Jokowi mengisyaratkan, seluruh dokumen ini merupakan ranah pribadi yang sejatinya tidak boleh dijadikan sebagai konsumsi publik.

    Bahkan, ia mengaku, langkah menunjukkan ijazah ke para jurnalis juga adalah keputusan mendadak yang baru dia ambil pada Selasa, 15 April 2025 malam. Artinya ini bukan sesuatu yang Jokowi tetapkan sejak jauh-jauh hari.

    “Saya baru memutuskan untuk memperlihatkan kepada bapak ibu baru tadi malam,” ucap dia.

    Ijazah UGM yang banyak dipersoalkan tampak ditandatangani oleh Dekan Prof Soenardi Prawirohatmodjo pada 5 November 1985.

    Di dalam ijazah tersebut terlihat potret formal Jokowi muda yang masih menggunakan kacamata.

    “Kalau ini stopmap asli dari UGM , kalau yang ini bukan (menunjuk ke stopmap berisi ijazah SD hingga SMA),” katanya.

    Saat ditanya mengenai keberadaan kacamata yang tampak dalam foto ijazahnya, Jokowi menjelaskan bahwa kacamata tersebut sudah rusak atau pecah. ***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Lowongan Kerja Garuda Indonesia untuk Posisi Cabin Crew, Pendaftaran Dibuka hingga 21 April 2025 – Halaman all

    Lowongan Kerja Garuda Indonesia untuk Posisi Cabin Crew, Pendaftaran Dibuka hingga 21 April 2025 – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut informasi mengenai lowongan kerja yang dibuka oleh maskapai penerbangan Garuda Indonesia.

    Garuda Indonesia membuka rekrutmen Flight Attendant untuk posisi cabin crew atau awak kabin.

    Rekrutmen ini terbuka untuk para lulusan Diploma.

    Adapun usia maksimal untuk mengikuti rekrutmen ini yakni 26 tahun.

    Lowongan kerja Garuda Indonesia dibuka hingga 21 April 2025.

    Untuk lebih jelasnya, simak detail lowongan kerja Garuda Indonesia di bawah ini.

    Lowongan Kerja

    Persyaratan umum:

    – Pria atau Wanita

    – Warga Negara Indonesia (WNI)

    – Berusia 21 hingga 26 tahun

    – Tinggi badan wanita 158 cm, dan pria 165 cm

    – Belum menikah (tidak pernah menikah)

    – Sehat jasmani dan rohani

    – Tidak menggunakan kacamata atau lensa kontak selama proses seleksi

    – Fasih berbahasa Inggris dengan kemampuan komunikasi yang baik (kemampuan bahasa asing lainnya menjadi nilai tambah)

    – Belum pernah memiliki pengalaman sebagai cabin crew

    – Berorientasi pada pelayanan, berdedikasi, dan berpengalaman dalam interaksi langsung.

    Persyaratan dokumen:

    *) Surat Lamaran

    *) Curriculum Vitae (CV)

    *) Kartu Identitas (KTP)

    *) Fotokopi ijazah Diploma

    *) Resep kacamata dari Dokter Spesialis Mata

    *) Foto Berwarna Profesional: 

    – Satu lembar foto seluruh badan ukuran postcard

    – Satu lembar foto tampak samping

    – Satu lembar foto close-up ukuran 4×6.

    Cara Daftar

    Bagi Anda yang memenuhi kriteria di atas, dapat melakukan pendaftaran melalui website Garuda Indonesia atau dapat mengklik link ini

    Rekrutmen Garuda Indonesia tidak dipungut biaya apapun dan tidak menggunakan sistem refund atau penggantian biaya transportasi maupun akomodasi yang berkaitan dengan pelaksanaan rekrutmen.

    Masyarakat harap berhati-hati terhadap modus penipuan yang mengatasnamakan Garuda Indonesia.

    (Tribunnews.com/David Adi)

  • Kata Jokowi soal Tak Lagi Berkacamata seperti di Foto Ijazah: Sudah Pecah…

    Kata Jokowi soal Tak Lagi Berkacamata seperti di Foto Ijazah: Sudah Pecah…

    GELORA.CO – Presiden ketujuh Republik Indonesia (RI) Joko Widodo atau Jokowi akhirnya menunjukan ijazah tanda kelulusan masa pendidikannya dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

    Jokowi memperlihatkan tanda kelulusan tersebut pada pagi hari, Rabu (16/4/2025) kepada awak media.

    Momen itu terjadi sebelum puluhan masa yang tergabung dalam Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) mendatangi kediaman Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) di Jalan Kutai Utara 1 Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo.

    Dari pantauan Suara.com, ijazah yang diperlihatkan tidak berbeda jauh dengan foto viral di media sosial. Pada ijazah tersebut, Jokowi terlihat menggunakan kacamata dalam pas fotonya.

    Saat ditanya kenapa alasan Jokowi tidak lagi memakai kacamata tersebut, Jokowi menyebut bahwa kacamata saat itu sudah pecah.

    “Oh yang itu sudah pecah,” katanya mengutip Suarasurakarta.id, Rabu (16/4/2025).

    Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga menunjukan satu per satu lembar ijazah mulai dari sekolah dasar hingga universitas.

    Namun, awak media yang akan meliputnya diminta untuk tidak mengambil gambar, sehingga alat kerja berupa handphone dan kamera dikumpulkan terlebih dahulu.

    “Ini saya tunjukkan ijazah saya, mulai dari SD sampai S1. Tapi jangan difoto ya,” katanya mengawali.

    Jokowi mengakui, keputusannya untuk menunjukan keaslian ijazah semasa perkuliahan di

    “Saya baru memutuskan untuk memperlihatkan kepada bapak ibu baru tadi malam,” ungkap dia.

    Jokowi sempat menyampaikan bahwa stoomap yang berisi ijazah SD hingga SMP bukan stopmap asli. Tapi kalau ijazah kuliah masih menggunakan stopmap asli pemberian dari UGM.

    “Kalau ini stopmap asli dari UGM. Kalau yang ini bukan,” katanya.

    Sementara itu, saat digeruduk massa dari Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) di kediamannya, Jokowi langsung menemui mereka.

    Kepada massa tersebut, Jokowi menegaskan bahwa tidak wajib untuk menunjukkan ijazah aslinya.

    “Karena beliau-beliau ini meminta untuk bisa saya menunjukkan ijazah asli. Saya sampaikan bahwa tidak ada kewajiban dari saya untuk menunjukkan itu kepada mereka,” katanya saat ditemui, Rabu (16/4/2025).

    Jokowi juga menegaskan bahwa tidak ada kewenangan dari massa tersebut untuk mengatur mantan Wali Kota Solo itu agar bisa menunjukkan ijazah asli.

    “Dan juga tidak ada kewenangan mereka untuk mengatur saya menunjukkan ijazah asli yang saya miliki,” jelasnya.

    Tak hanya itu, Jokowi juga menegaskan bahwa sudah sangat jelas penjelasan dari UGM mengenai ijazah yang selama ini ramai diperbincangkan di media sosial.

    “Jadi sudah sangat jelas, kemarin di UGM juga sudah memberikan penjelasan yang sangat gamblang dan jelas,” ungkapnya.

    Jokowi menyatakan tidak akan tinggal diam dengan persoalan tersebut. Ia mengaku sedang  mempertimbangkan untuk melaporkan masalah tersebut ke ranah hukum.

    “Saya mempertimbangkan, karena ini sudah menjadi fitnah di mana-mana, pencemaran nama baik. Saya mempertimbangkan melaporkan ini, membawa ini ke ranah hukum,” jelas dia.

    Ketika disinggung yang akan dilaporkan siapa, Jokowi belum mau menyampaikan.

    “(Yang dilaporkan siapa) Nanti. Biar disiapkan kuasa hukum,” katanya.

  • Kata Jokowi soal Tak Lagi Berkacamata Seperti di Ijazah

    Kata Jokowi soal Tak Lagi Berkacamata Seperti di Ijazah

    Solo

    Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) memperlihatkan ijazahnya dari SD hingga UGM ke wartawan. Dia juga menanggapi soal tak lagi pakai kacamata.

    Jokowi awalnya menunjukkan ijazah yang sekolah di SMA Negeri 6 Surakarta, lalu ijazah lulusan SMP Negeri 1 Surakarta, lalu lulusan di SDN Tirtoyoso, dan terakhir ia menunjukkan ijazah lulusan di UGM.

    “Saya baru memutuskan untuk memperlihatkan kepada bapak ibu baru tadi malam,” kata Jokowi di kediamannya, Solo, dilansir detikJateng, Rabu (16/4/2025).

    Jokowi juga sempat berkelakar bahwa stopmap yang berisi ijazah SD hingga SMP bukan stopmap asli. Sedangkan ijazah kuliah masih asli pemberian dari UGM.

    “Kalau ini stopmap asli dari dari UGM kalau yang ini bukan,” tuturnya.

    Saat ditanya mengenai dirinya yang tidak lagi memakai kacamata tersebut, Jokowi menyebut bahwa kacamata saat itu sudah pecah.

    Baca selengkapnya di sini

    (idh/dhn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Guru Besar Unnes Unggah Ijazah S1 UGM Tahun 1986, Beda dengan Milik Jokowi

    Guru Besar Unnes Unggah Ijazah S1 UGM Tahun 1986, Beda dengan Milik Jokowi

    GELORA.CO – Guru Besar Universitas Negeri Semarang (Unnes), Prof Saratri Wilonoyudho, membagikan ke media sosial, ijazah S1 miliknya saat berkuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM).

    Dalam akun Instagram @saratri_wilonoyudho, dia mengunggah foto ijazah sarjana tekniknya yang terbit pada 1986.

    “Ijazah Universitas Gadjah Mada tahun 1986,” tulis Saratri.

    Unggahan Prof Saratri menjadi unik lantaran mengunggah ijazahnya di tengah polemik ijazah Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) yang belakangan kembali ramai.

    Meski begitu, Saratri menyebut niatnya mengunggah foto ijazah sebatas ingin menunjukkan kepada publik tentang ijazah UGM pada era kelulusannya.

    Saratri diketahui lulus tahun 1986, hanya terpaut setahun dengan kelulusan Jokowi pada 1985. Namun, jika dibandingkan, ijazah Saratri dengan salinan ijazah Jokowi yang dibagikan UGM memiliki beberapa perbedaan.

    Dia mengamini perbedaan tersebut, walaupun pada satu sisi Saratri tidak punya kapasitas menilai keaslian ijazah orang lain

    Saratri menjelaskan perbedaan yang mencolok ijazahnya 1886 dibandingkan dengan ijazah keluaran 1985 yang pernah dilihatnya di media sosial.

    Dari segi tampilan, kata Saratri, jenis font yang digunakan terlihat berbeda. Font pada ijazahnya masih bergaya lama, sementara milik Jokowi font-nya seperti mirip Times New Roman. Nama rektornya juga berbeda.

    Selain itu, ada dua perbedaan lain yang kentara. Ijazah Saratri tidak ada materai sebagaimana milik Jokowi. Setahu Saratri, foto ijazah juga tidak diperkenankan memakai kacamata seperti milik Jokowi.

    “Punya saya tidak ada materai, lalu fotonya tidak boleh pakai kacamata. Font-nya juga beda. Apakah perbedaan itu karena kebijakan masing-masing fakultas, saya tidak tahu,” ucap Saratri saat dihubungi Tirto, Selasa (15/4/2025).

    Safatri memang tidak bisa memastikan mana ijazah yang sah. Namun, dia berpendapat seharusnya jika tahun kelulusan hanya beda satu tahun, perbedannya tidak banyak.

    “Setahu saya kalau hanya terpaut setahun ya hampir sama. Waktu tahun 80-an rata-rata ya seperti itu. Formatnya hampir sama,” tutur Saratri.

    Saratri menekankan, unggahannya murni untuk edukasi dan berbagi pengetahuan. Di sisi lain, dirinya merasa percaya diri karena seluruh proses pendidikannya dilakukan dengan jujur dan penuh integritas.

    “Saya enggak bisa mengklaim yang lain. Kalau saya pasti asli dan halal karena, maaf, saya tidak pernah plagiasi, tidak pernah menyontek, jadi saya agak percaya diri sedikit tentang itu,” ucap Safatri.

    Sebagai informasi, Prof Saratri sejak lama aktif menjadi Anggota Dewan Riset Daerah (DRD) Jawa Tengah. Dia merupakan orang yang pertama menghembuskan isu plagiat Fathur Rokhman yang saat itu masih Rektor Unnes.

  • Apple Bikin Perangkat Baru Pengganti iPhone, Cek Jadwal Rilisnya

    Apple Bikin Perangkat Baru Pengganti iPhone, Cek Jadwal Rilisnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Apple menyiapkan perangkat baru pengganti iPhone. Proyek kacamata pintar ‘Apple Glass’ dikatakan masih terus dikembangkan.

    Dalam newsletter Bloomberg, analis kawakan Mark Guman mengatakan teknologi realitas tertambah (Augmented Reality/AR) masih menjadi prioritas bagi CEO Apple Tim Cook untuk diproduksi di masa depan.

    Sebelumnya, Apple Vision Pro menjadi salah satu inovasi headset Apple yang menjadi sorotan publik. Meski penjualannya tidak sesuai ekspektasi, tetapi Apple belum menyerah dalam mengembangkan perangkat AR/VR yang menggabungkan kemampuan iPhone.

    Ke depan, Apple berambisi menghadirkan perangkat serupa Vision Pro, tetapi dalam versi lebih ringan dan compact berbentuk kacamata yang disebut Apple Glass.

    Gurman mengatakan Cook ingin produk Apple Glass tercipta dalam satu dekade ke depan, dikutip dari AppleInsider, Senin (14/4/2025).

    Menurut Gurman dalam newsletter-nya mengutip sumber dalam, Cook melakukan berbagai upaya sebisanya untuk mewujudkan kacamata pintar Apple.

    “Tim Cook tak peduli hal lain. Ia benar-benar menghabiskan waktunya untuk membentuk mengembangkan produk ini,” kata sumber dalam yang ditulis Gurman.

    Para engineer Apple memiliki prioritas utama untuk menandingi Meta dalam hal perangkat VR/AR. Meta saat ini sudah memimpin inisiatif headset, tetapi untuk kacamata pintar memang masih sangat menantang dan terbuka untuk kompetisi.

    Meta memang sudah meluncurkan kacamata pintar dengan menggandeng RayBan. Penggunaannya terbatas untuk mengambil gambar dan memanfaatkan teknologi AI.

    Namun, kacamata pintar RayBan yang dikembangkan Meta bukan seperti yang dibayangkan Cook untuk Apple Glass. Cook ingin Apple Glass benar-benar menyerupai fungsi Vision Pro, namun jauh lebih praktis secara desain.

    Untuk menciptakan Apple Glass seperti impian Cook memang bukan hal mudah. Secara singkat, Apple ingin ada kemampuan untuk menampilkan tampilan layar tertambah seperti Vision Pro, tetapi tidak bulky. Selain itu, perangkat itu juga harus memiliki kapabilitas audio dan pemrosesan yang mumpuni.

    Untuk mewujudkannya, perlu dilakukan rancangan desain yang super hati-hati dan efisien. Jika nantinya tercapai, Apple bisa kembali memimpin dalam inovasi perangkat wearable. Tentu saja, jika Apple tak keduluan dengan Meta. Kita tunggu saja!

    (fab/fab)

  • Video: Wamenkes Ikut Cek Kesehatan Gratis, Apa Hasilnya?

    Video: Wamenkes Ikut Cek Kesehatan Gratis, Apa Hasilnya?

    Jakarta – Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono, mengikuti Cek Kesahatan Gratis (CKG) di Puskesmas Kelapa Gading, Jakarta Utara pada Kamis (10/9). Ia mengungkap kondisi tubuhnya yang dalam keadaan sehat, namun matanya harus menggunakan kacamata.

    (/)

  • Djoko Tjandra Disebut Minta Bantuan ke Harun Masiku Saat Bertemu di Malaysia
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        9 April 2025

    Djoko Tjandra Disebut Minta Bantuan ke Harun Masiku Saat Bertemu di Malaysia Nasional 9 April 2025

    Djoko Tjandra Disebut Minta Bantuan ke Harun Masiku Saat Bertemu di Malaysia
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkapkan terjadi pertemuan antara pengusaha Djoko Tjandra dengan buron kasus suap proses Pergantian Antarwaktu (PAW) Anggota DPR 2019-2024 Harun Masiku di Kuala Lumpur, Malaysia.
    Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika Sugiarto mengatakan, Djoko Tjandra diduga meminta bantuan kepada eks kader PDIP tersebut.
    Meski demikian, KPK tak mengungkapkan secara detail jenis bantuan yang diminta Djoko.
    “Pembahasannya terkait ada permintaan dari saudara DST (Djoko Tjandra) kepada saudara HM (Harun Masiku) untuk membantu mengurus sesuatu. Tapi detailnya belum bisa disampaikan saat ini,” kata Tessa di Gedung Merah Putih, Jakarta, Rabu (9/4/2025).
    Tessa mengatakan, informasi terkait pertemuan Djoko Tjandra dan Harun Masiku masih terus didalami penyidik dari pemeriksaan hari ini.
    Ia juga belum dapat memastikan adanya aliran uang dalam pertemuan tersebut.
    “Jadi informasi yang didapat dari penyidik yang bersangkutan (Djoko Tjandra) dimintakan keterangannya terkait pertemuan, informasi pertemuan antara yang bersangkutan dengan saudara HM (Harun Masiku) di Kuala Lumpur, Malaysia,” ujarnya.
    “Kalau aliran uang belum ada infonya. Jadi baru ada pertemuan di sana di KL,” ucap dia.
    Sebelumnya, pengusaha Djoko Tjandra mengaku tidak kenal dengan eks calon anggota legislatif PDI-P Harun Masiku dan Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto.
    Hal ini disampaikan Djoko seusai 3,5 jam diperiksa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai saksi kasus dugaan suap terkait pergantian antarwaktu anggota DPR 2019-2024 yang menjerat Harun Masiku.
    “Ngobrol santai saja, enggak ada apa-apa. Saya tidak kenal sama sekali (Harun Masiku),” kata Djoko di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (9/4/2025).
    Djoko juga menepis kabar dirinya membantu Harun Masiku yang saat ini berstatus buron sejak 2020.
    Ia kembali kembali menekankan dirinya tidak mengenal sosok Harun Masiku.
    “Enggak betul (bantu Harun Masiku), kenal saja enggak, bagaimana bantu,” ujarnya.
    Djoko juga mengatakan tidak mengenal Hasto dan advokat Donny Tri Istiqomah yang sama-sama terjerat kasus suap Harun Masiku.
    “Enggak, enggak. Tidak sama sekali (kenali Hasto Kristiyanto dan Donny Tri Istiqomah),” ucap dia.
    Diberitakan sebelumnya, KPK memeriksa Djoko sebagai saksi kasus suap terkait PAW yang menjerat Harun Masiku.
    Sementara itu, Djoko saat ini berstatus terpidana kasus cessie Bank Bali, yang turut menyeret nama eks jaksa Pinangki Sirna Malasari.
    Berdasarkan pantauan di lokasi, Djoko Tjandra tiba di Gedung Merah Putih pada pukul 10.00 WIB yang didampingi empat orang.
    Djoko mengenakan kemeja putih, memakai kacamata, dan celana hitam.
    Djoko diperiksa selama lebih kurang tiga jam. Ia keluar dari Gedung Merah Putih pada Rabu siang pukul 13.23 WIB.

    Kasus Harun Masiku
    terungkap ketika KPK menggelar operasi tangkap tangan pada 8 Januari 2020.
    Dari hasil operasi, tim KPK menangkap delapan orang dan menetapkan empat orang sebagai tersangka.
    Empat tersangka tersebut adalah Komisioner KPU Wahyu Setiawan, eks anggota Bawaslu Agustiani Tio Fridelina, kader PDIP Saiful Bahri, dan Harun Masiku. Namun, saat itu Harun lolos dari penangkapan.
    Tim penyidik KPK terakhir kali mendeteksi Harun Masiku di sekitar Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta Selatan.
    Hingga saat ini, Harun masih berstatus buronan dan masih dalam daftar pencarian orang (DPO).
    Adapun Harun Masiku diduga menyuap Wahyu dan Agustiani untuk meloloskan langkahnya menjadi anggota DPR melalui PAW.
    Belakangan, KPK menetapkan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sebagai tersangka dalam kasus suap proses PAW yang menjerat Harun Masiku.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Prabowo Menjawab, Meninjau Keberadaan Kantor Komunikasi Kepresidenan
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        9 April 2025

    Prabowo Menjawab, Meninjau Keberadaan Kantor Komunikasi Kepresidenan Nasional 9 April 2025

    Prabowo Menjawab, Meninjau Keberadaan Kantor Komunikasi Kepresidenan
    Copywriter dengan latar belakang Public Affairs, Public Relations, dan Customer Experience (CX)
    DI HAMBALANG
    , Jawa Barat, pada Minggu (6/4/2025), Presiden
    Prabowo
    Subianto melayani tujuh jurnalis senior secara langsung guna menjawab berbagai isu strategis yang menjadi keresahan masyarakat.
    Terlepas dari keberadaan
    Kantor Komunikasi Kepresidenan
    Republik Indonesia atau
    Presidential Communication Office of the Republic of Indonesia
    (PCO) yang memiliki enam juru bicara, Prabowo tetap harus turun gunung menemui Alfito Deannova (Pemred Detik.com), Lalu Mara Satriawangsa (Pemred TvOne), Uni Lubis (Pemred IDN Times), Najwa Shihab (Founder Narasi), Sutta Dharmasaputra (Pemred Harian Kompas), Retno Pinasti (Pemred SCTV-Indosiar), dan moderator Valerina Daniel (News Anchor TVRI).
    Tiga jam lebih Prabowo diberondong pertanyaan beruntun para jurnalis senior Indonesia secara kritis—enam lawan satu, tanpa hadirnya para enam jubir yang terhormat.
    Topi patut diangkat kepada Presiden Prabowo yang dengan gagah berani menghadapi pertempuran tanya jawab meja bundar sendirian, tanpa bala bantuan taktis maupun strategis.
    Prabowo menyatakan bahwa kelemahan komunikasi publik yang selama ini terjadi bukan kesalahan orang lain, melainkan tanggung jawabnya secara pribadi.
    “Saya akui bahwa 150 hari saya sendiri menurut pendapat saya, saya yang bertanggung jawab, saya yang salah sebetulnya,” kata Prabowo menjawab kritik komunikasi pemerintah yang disampaikan Pemred Detikcom Alfito Deannova Gintings.
    Presiden Prabowo Subianto juga mengakui ucapan Kepala PCO Hasan Nasbi soal teror kepala babi ke kantor media Tempo salah.
    Dalam pernyataannya, Hasan Nasbi menyarankan agar kepala babi yang dikirim ke jurnalis Tempo Francisca Christy Rosana (Cica) untuk dimasak saja.
    “Itu ucapan yang menurut saya teledor, itu ya keliru, saya kira beliau menyesal,” kata Prabowo.
    Perkiraan Presiden Prabowo nampak kurang akurat. Dalam siniar kanal Total Politik berjudul, “Heboh Sikap Hasan Nasbi Soal Teror Kepala Babi”, Hasan Nasbi secara terbuka menyatakan bahwa dia tidak dalam posisi yang mengharuskan meminta maaf kepada Cica jurnalis korban intimidasi.
    “Saya tidak dalam posisi minta maaf untuk (pernyataan) itu. Saya tidak menertawakan. Saya tidak meledek, saya tidak merendahkan. Justru kita berdua sedang merendahkan peneror. Kenapa harus minta maaf?” ujar Hasan di menit ke-12 siniar tersebut.
    Nuansa arogansi justru menjadi sentimen yang kental terasa dari jawaban Hasan tersebut. Jauh dari sangkaan baik Prabowo mengenai ‘blunder’ komunikasi tersebut.
    Lalu, mengapa Indonesia masih membutuhkan PCO beserta enam jubirnya?
    Dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 82 Tahun 2024 tentang Kantor Komunikasi Kepresidenan, pasal 3 (tiga) berbunyi Kantor Komunikasi Kepresidenan mempunyai tugas menyelenggarakan pemberian dukungan kepada presiden dalam melaksanakan komunikasi dan informasi kebijakan strategis dan program prioritas presiden.
    Sejauh ini, keberadaan PCO tidak berhasil meredam berbagai aksi kritis penolakan kebijakan pemerintah bersama DPR di berbagai daerah di Indonesia.
    Tidak terasa, apalagi terlihat, pengejawantahan strategis dari PCO. Melainkan, masyarakat hanya akan melihat pendekatan taktis video-video pendek di media sosial mengenai berita baik versi pemerintah.
    Komunikasi satu arah bergaya kacamata kuda, terkesan hanya menjadi sekadar corong, bukan laboratorium tempat berpikir keras.
    Nyatanya, Presiden Prabowo harus turun gunung menghadapi tujuh jurnalis kawakan nasional, mengklasifikasi berbagai isu strategis, ‘menghaluskan’ sentimen headline di media, berharap merebut kepercayaan masyarakat.
    Dalam sesi meja bundar tersebut, Prabowo bahkan sadar betul bahwa politik adalah persepsi. PCO yang bertugas mengelola persepsi tersebut justru absen dalam sesi tiga jam meja bundar bersama para jurnalis senior.
    Pada 2009, pemikir dunia terkemuka Edward de Bono mengatakan, “Persepsi itu nyata bahkan saat itu bukan kenyataan”. Dalam perjuangannya membangun persepsi, Prabowo mengakui kewalahan.
    Dalam semangat efisiensi dan relokasi, ada baiknya Presiden Prabowo meninjau kembali keberadaan PCO yang berpotensi menjadi pemborosan menahun, minim efektivitas.
    Saat di setiap kementerian/lembaga (K/L) pemerintahan terdapat setidaknya satu juru bicara dan tim praktisi komunikasi, bijak rasanya jika alokasi sumber daya PCO disalurkan kepada mereka secara lebih proporsional di K/L.
    Penguatan komunikasi K/L tanpa kehadiran PCO masuk akal dilakukan. Yang ditakutkan justru PCO hadir untuk menambah kebingungan, kompleksitas, lapisan birokrasi, dan ladang blunder komunikasi bagi K/L.
    Presiden Prabowo telah melalui berbagai fase perkembangan karakter dalam beberapa tahun terakhir. Semoga, saran untuk meninjau kembali keberadaan PCO menjadi bagian dari perkembangan karakter seorang Prabowo di fase selanjutnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.