Produk: kacamata

  • Penambahan Bandara Internasional: Aspek Keamanan dan Bisnis Maskapai Disorot

    Penambahan Bandara Internasional: Aspek Keamanan dan Bisnis Maskapai Disorot

    Bisnis.com, JAKARTA — Penambahan bandara internasional dikhawatirkan menurunkan tingkat keamanan jika tidak dikelola dengan benar. Di sisi lain penambahan juga bakal mempengaruhi bisnis maskapai penerbangan yang belum pulih.  

    Ketua Forum Transportasi Penerbangan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aris Wibowo menyampaikan dari kacamata ahli bandara, keberadaan bandara internasional di setiap daerah memang akan mempermudah perjalanan masyarakat ke luar negeri. 

    Melihat wilayah Indonesia yang kepulauan, menurut Aris, mau tidak mau memang harus ada beberapa pintu masuk yang lebih baik untuk penerbangan internasional. 

    Aris mengatakan meski demikian langkah tersebut juga akan berdampak pada maskapai domestik—yang saat ini masih berjuang pulih dari pandemi Covid-19. 

    Keberadaan bandara internasional sangat mungkin nantinya menyebabkan shifting pangsa pasar karena adanya penerbangan langsung. 

    Maka, tidak menutup kemungkinan sebagian perjalanan penumpang itu akan berpindah operasinya ke maskapai asing, tidak lagi domestik. 

    Di samping itu, risiko dari aspek keamanan juga patut diwaspadai dengan semakin banyaknya gerbang masuk warga negara asing. 

    “Semakin bertambahnya jumlah bandar udara internasional, maka secara aspek keamanan itu juga berpotensi menjadi menurun, tambah riskan. Itu juga harus dipertimbangkan, artinya infrastruktur pendukung yang ada di bandar udara sebagai simpul masuk ke Indonesia harus ditingkatkan,” jelasnya. 

    Aris meyakini pemerintah telah mempertimbangkan hal tersebut dan memiliki solusi atau win-win solutiondari kebijakan yang dibuat. Artinya kerugian di satu sisi mungkin dapat ditopang dari keuntungan dari sisi yang lain. 

    Penambahan Bandara Internasional

    Penetapan status bandara tersebut pada dasarnya tercantum dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 37/2025 dan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 38/2025. 

    Dengan beleid tersebut, jumlah bandara internasional melonjak signifikan dari sebelumnya yang hanya berada di 17 kota, kini tersebar di 40 lokasi. 

    Dalam penetapan ini, Bandara Halim Perdanakusuma termasuk ditingkatkan menjadi internasional. Meski demikian, hanya diperuntukkan bagi angkutan udara niaga tidak berjadwal, angkutan udara bukan niaga, serta penerbangan pesawat udara negara Indonesia atau pesawat udara negara asing. 

    Sementara bagi 14 bandara yang statusnya dinaikkan, pemerintah daerah provinsi dan penyelenggara bandar udara diwajibkan melengkapi dokumen persyaratan, termasuk surat pertimbangan dari Menteri Pertahanan, rekomendasi penempatan unit kerja dan personel dari kementerian yang membidangi kepabeanan, keimigrasian, dan kekarantinaan. Seluruh persyaratan ini harus dipenuhi paling lambat enam bulan sejak keputusan ditetapkan.

    Naiknya status bandara menjadi internasional ini pun sejalan dengan arahan dari Presiden Prabowo Subianto. 

    Tak sampai dua pekan dari Prabowo menyampaikan keinginannya tersebut kepada publik, jumlah bandara internasional—yang sebelumnya dipangkas oleh Jokowi—langsung bertambah dari 17 bandar udara, kini menjadi 36. 

    Arahan tersebut muncul saat Prabowo memimpin rapat terbatas bersama sejumlah menteri Kabinet Merah Putih bertempat di kediaman pribadinya di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (1/8/2025).

    Dalam keterangan tertulis, Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya menjelaskan bahwa Prabowo menekankan pentingnya pembangunan bandara internasional di berbagai wilayah guna meningkatkan konektivitas serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan sektor pariwisata daerah. 

    “Presiden mendorong pembukaan bandara internasional sebanyak-banyaknya di berbagai daerah guna mendorong percepatan perputaran ekonomi dan pariwisata daerah,” ucapnya.

  • Kiamat HP Segera Tiba, Penggantinya Sudah Ramai Bermunculan

    Kiamat HP Segera Tiba, Penggantinya Sudah Ramai Bermunculan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Rasanya sulit membayangkan kehidupan manusia modern tanpa smartphone. Dalam aktivitas sehari-hari, smartphone membantu manusia berinteraksi dengan dunia luar secara real-time. 

    Namun, ternyata sudah ada tanda-tanda ‘kiamat’ HP. Pasalnya, sudah banyak ahli yang merancang perangkat penggantinya.

    Seperti yang dilakukan oleh Jony Ive, mantan Chief Design Officer Apple yang dikenal sebagai sosok di balik desain iPhone dan MacBook.

    Ive kabarnya tengah mengembangkan perangkat baru yang didukung kecerdasan buatan (AI). Meski orang-orang yang tahu soal proyek menegaskan bahwa perangkat ini bukan HP pada umumnya, tapi fungsinya kemungkinan akan menyerupai HP dalam banyak hal.

    Proyek ini muncul setelah  Jony Ive bekerja sama dengan CEO OpenAI, Sam Altman, untuk menciptakan perangkat AI generasi baru.

    Perangkat tersebut tengah dikembangkan oleh io products, sebuah startup yang diluncurkan oleh Sam Altman dan LoveFrom, firma desain milik Jony Ive.

    Keduanya mengumumkan kemitraan strategis dengan OpenAI mengakuisisi startup milik Jony Ive. Meski ada kendala hak cipta nama, tetapi proyek ini digadang-gadang akan mengubah masa depan. 

    Akuisisi tersebut diyakini dapat mempercepat proses pengembangan dan peluncuran perangkat, demikian dikutip dari Phone Arena, Selasa (12/8/2025).

    Sumber yang mengetahui proyek ini menyebutkan bahwa desain perangkat masih dalam tahap pengembangan. Beberapa konsep yang tengah dieksplorasi mencakup bentuk tanpa layar-sering disebut sebagai “ponsel tanpa layar”-hingga perangkat rumah tangga pintar yang dikendalikan oleh AI.

    Dengan kata lain, perangkat ini mungkin akan sulit diklasifikasikan secara konvensional, meskipun istilah “ponsel” tetap sering muncul saat orang mencoba menjelaskannya.

    Meski detailnya masih terbatas, satu hal yang jelas adalah tim di balik proyek ini tidak hanya ingin menciptakan aksesori kecil, melainkan mengubah cara kita berinteraksi dengan teknologi.

    Kata Elon Musk dan Mark Zuckerberg soal kepunahan HP

    Baru-baru ini, CEO Meta Mark Zuckerberg juga mengungkap prediksi yang menghebohkan. Ia mengatakan dominasi smartphone sebagai perangkat sehari-hari saat ini akan tergantikan oleh smartglasses atau kacamata pintar.

    Bahkan, Zuckerberg memprediksi fenomena itu akan mulai terlihat di pengujung dekade ini atau 2030 mendatang.

    Ternyata, sebelumnya miliarder Elon Musk juga pernah menyinggung soal kepunahan smartphone dan penggantinya.

    Berbeda dengan Zuckerberg, Musk mengatakan pengganti smartphone masa depan adalah Neuralink, yakni produk chip otak yang saat ini sudah bisa membuat manusia lumpuh mampu menjalankan komputer hanya dengan telepati otak.

    Hal ini disampaikan Musk beberapa saat lalu di X. Kala itu ada akun parodi Not Elon Musk (@iamnot_elon) yang bertanya ke netizen “apakah Anda akan menginstal antarmuka Neuralink untuk mengontrol ponsel hanya melalui pikiran?”.

    Musk kemudian menjawab tweet itu dengan menyebut, “di masa depan tak ada lagi HP, hanya Neuralink,” kata dia, dikutip dari DeccanHerald.

    Nah, itu dia beberapa sinyal yang mengindikasikan perang smartphone akan diganti oleh perangkat baru. Kita tunggu saja!

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Pemerintah Perluas Layanan Kesehatan di Papua

    Pemerintah Perluas Layanan Kesehatan di Papua

    JAKARTA – Pemerintah menggelar layanan kesehatan gratis di sejumlah wilayah Papua, yang menargetkan pelajar serta masyarakat umum.

    Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Nabire, Dina Pidjer menyebut salah satu layanan yang diberikan seperti pemeriksaan mata bagi 1.043 pelajar SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 4. Sebanyak 487 kacamata dibagikan gratis kepada pelajar yang membutuhkan.

    “Anak-anak yang mungkin belum pernah memeriksakan matanya kini ada kesempatan dari PTFI, sehingga mereka bisa datang langsung ke sekolah untuk memeriksakan mata,” ujar Dina, Senin, 11 Agustus

    Adapun, layanan kesehatan yang berlangsung pada 5–8 Agustus 2025 ini menjadi bagian dari bakti sosial peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia, didukung oleh PT Freeport Indonesia (PTFI), RSUD Nabire, Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI), dan Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK).

    Selain pemeriksaan mata untuk pelajar, pemerintah daerah juga menyiapkan operasi katarak yang akan dilaksanakan pada 11–14 Agustus di RSUD Nabire. Proses screening telah menjangkau lebih dari 600 warga, dengan target 80 orang menjalani operasi.

    Kemudian, program nasional Cek Kesehatan Gratis (CKG) juga dilaksanakan di Kabupaten Merauke sejak awal Agustus. Program ini menyasar lebih dari 50 ribu anak sekolah dari tingkat SD hingga SMA.

    Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke, Nevile Muskita, mengatakan program sudah berjalan di seluruh puskesmas.

    “Sudah kita laksanakan, teman-teman di Puskesmas sudah mulai jalan di bulan Agustus ini,” ujarnya.

    Untuk tahun pertama, CKG di Merauke menargetkan 180 ribu penduduk dengan capaian minimal 30 hingga 40 persen.

    Pelaksanaan pemeriksaan mata, pembagian kacamata, hingga program CKG menjadi bukti nyata hadirnya pemerintah dalam menjamin hak dasar masyarakat Papua untuk mendapatkan layanan kesehatan. Dukungan dari berbagai pihak memperkuat jangkauan layanan, sehingga manfaatnya bisa dirasakan hingga ke wilayah pesisir dan pedalaman.

    “Sasaran kita 180 ribu lebih, sekarang yang sudah periksa sudah 34 ribu. Targetnya minimal 30-40 persen dari 180 ribu sasaran untuk tahun ini karena inikan program baru, mungkin kedepan baru meningkat tahun berikutnya. Kalau anak sekolah bisa 100 persen kayanya bisa, kita sekarang sudah mencapai 20 persen untuk keseluruhan sasaran,” kata Nevile.

     

  • Fenomena Bendera One Piece, Pakar UB Menyoroti Makna dan Konteks

    Fenomena Bendera One Piece, Pakar UB Menyoroti Makna dan Konteks

    Malang, Beritasatu.com – Fenomena pengibaran bendera bergambar simbol anime One Piece menjelang peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan RI, belakangan menuai perdebatan di tengah masyarakat. Sebagian menilainya sebagai bentuk pelecehan terhadap simbol negara, tetapi tak sedikit juga yang menganggapnya sebagai bentuk ekspresi budaya.

    Menanggapi hal ini, dosen ilmu komunikasi Universitas Brawijaya (UB), Abdul Wahid menilai fenomena tersebut perlu dilihat dari kacamata semiotika, atau ilmu tentang tanda dan makna. 

    Ia menekankan pentingnya memahami konteks di balik simbol agar tidak terburu-buru dalam memberi penilaian terhadap sesuatu yang tengah ramai diperbincangkan publik. 

    “Sejak lama bendera One Piece sudah terlihat di banyak tempat, bahkan di luar negeri, dan tidak pernah menjadi masalah. Baru menjadi sorotan ketika dipasang bersamaan dengan bendera Merah Putih pada momen HUT kemerdekaan, lalu dibaca dalam konteks politik,” kata Abdul Wahid, Senin (11/8/2025).

    Menurut Wahid, simbol bajak laut dalam serial One Piece pada dasarnya adalah bagian dari dunia fiksi, sama seperti ikon populer lainnya seperti Spiderman atau Superman. 

    “Masalah muncul ketika simbol ini dibawa keluar dari konteks hiburan dan dibaca sebagai simbol politik,” jelasnya.

    Ia pun tak mengelak, kisah dalam One Piece banyak mengangkat tema ketidakadilan, perlawanan terhadap otoritas, dan dominasi kekuasaan, yang bisa dianggap mencerminkan kondisi sosial tertentu di dunia nyata. 

    Oleh sebab itu, tidak heran jika simbol tersebut dimaknai sebagai bentuk kritik sosial, terutama oleh kelompok-kelompok yang merasa tersisih dari kebijakan pemerintah.

    “Ketika simbol ini digunakan di ruang publik, penafsirannya bisa berkembang, baik sebagai bentuk ekspresi budaya pop maupun kritik sosial, terutama oleh kelompok pinggiran yang merasa disisihkan oleh kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada mereka,” tambahnya.

    Dalam semiotika, sambung Wahid, ada dua pendekatan untuk membaca makna simbol, melalui gagasan yang disepakati bersama, atau lewat bentuk visual yang terbuka untuk interpretasi. Perbedaan pendekatan inilah yang kerap memicu konflik tafsir di ruang publik.

    “Masalah muncul ketika otoritas hanya menggunakan satu tafsir tunggal tanpa membuka ruang dialog,” ungkap Wahid.

    Dosen FISIP UB ini menekankan, selama simbol-simbol tersebut tidak melanggar hukum, ekspresi seperti itu merupakan bagian dari kebebasan berekspresi yang dijamin dalam sistem demokrasi.

    “Kita perlu kritis, baik terhadap aturan maupun tafsir yang diberlakukan. Jika aturan dibuat untuk melindungi kepentingan bersama, tentu harus dipatuhi. Namun, jika aturan itu bias, perlu ada upaya untuk mengoreksinya,” katanya.

    Pada sisi lain, ia juga mengajak para pejabat publik untuk membuka diri terhadap kritik dan membangun kebijakan yang lebih berpihak pada masyarakat luas.

    “Kalau ingin jadi pejabat publik, harus mau belajar, mau mendengar, dan siap dikritik. Kebijakan yang dibuat seharusnya selalu berorientasi pada kepentingan rakyat luas,” pungkasnya.

  • Sri Mulyani-Gus Ipul makan siang bareng siswa Sekolah Rakyat

    Sri Mulyani-Gus Ipul makan siang bareng siswa Sekolah Rakyat

    Menkeu Sri Mulyani dan Mensos Gus Ipul makan siang bareng siswa SRMA 10 Jakarta Selatan, Sabtu (9/8/2025). Foto: Kemensos

    Sri Mulyani-Gus Ipul makan siang bareng siswa Sekolah Rakyat
    Dalam Negeri   
    Editor: Nandang Karyadi   
    Minggu, 10 Agustus 2025 – 13:33 WIB

    Elshinta.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bersama Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) makan siang bersama para siswa Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 10 Jakarta Selatan, Sabtu (9/8/2025).

    Tanpa sekat, Sri Mulyani, Gus Ipul, dan Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono duduk dan berbincang dengan para siswa. Kegiatan diawali doa bersama sebelum menikmati hidangan sederhana namun bergizi.

    Dalam dialognya, Sri Mulyani menyoroti cerita seorang siswa yang kini bisa makan tiga kali sehari setelah bersekolah di SRMA. “Kita lihat tadi anak-anak tadi cerita bahwa mereka ada yang biasanya makan hanya satu kali, atau dua kali sehari. Mereka sekarang (di Sekolah Rakyat) mendapatkan makanan tiga kali sehari, plus snack,” jelasnya.

    Siswa tersebut adalah Jasmia. Sebelum bersekolah di SRMA, ia mengaku biasanya hanya makan sekali atau dua kali sehari. “Makannya (di sini), alhamdulillah, tiga kali sehari, Bu, Pak. biasanya saya di rumah dua kali, bahkan sekali atau enggak, tidak makan,” ujarnya.

    Di SRMA, Jasmia terbiasa mengikuti jadwal harian yang teratur mulai dari makan, beribadah, hingga tidur. “Jadi saya di sini makin disiplin,” katanya.

    Usai santap siang, Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat Prof Mohammad Nuh menyampaikan apresiasi kepada Sri Mulyani. “Matur sembah nuwun Ibu, panjenengan berkenan rawuh (datang) dan dahar (makan) bersama murid-murid atau siswa-siswa Sekolah Rakyat yang ada di sini,” tuturnya.

    Kepada Sri Mulyani, Prof Nuh memaparkan tiga aspek utama yang dipetakan sejak awal penerimaan siswa yang direkrut berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) desil 1 dan 2, tanpa tes masuk.

    Aspek pertama adalah kebugaran, meliputi pengukuran usia, tinggi badan, berat badan, lingkar perut, hingga indikasi stunting. Aspek kedua adalah kesehatan, mencakup kebutuhan kacamata, perawatan gigi, hingga pemeriksaan anemia.

    Tidak berhenti di situ, aspek ketiga adalah pemetaan psikososial dan talenta siswa. “Semua anak-anak ini sudah dipetakan talenta-talentanya, melalui DNA talent mapping. Sehingga kita tahu kecenderungan anak-anak itu nanti bakatnya ke mana, sehingga para guru itu nanti, kepala sekolah dan guru, pendamping, semuanya bisa mengarahkan sesuai dengan talentanya,” jelas Prof Nuh.

    Penulis: Rizky Rian Saputra/Ter

    Sumber : Radio Elshinta

  • Hanya Gibran dan Titiek yang Tak Pakai Seragam Loreng Militer

    Hanya Gibran dan Titiek yang Tak Pakai Seragam Loreng Militer

    GELORA.CO -Presiden Prabowo Subianto menghadiri upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer di Pusdiklatpassus Kopassus, Batujajar, Bandung, Jawa Barat, Minggu pagi, 10 Agustus 2025. 

    Selain jajaran menteri Kabinet Merah Putih, acara juga dihadiri pimpinan MPR, DPR dan DPD. Seluruh tamu menggunakan pakaian loreng lengkap dengan baret ala militer seperti saat retreat di Akmil Magelang.

    Prabowo tiba di lokasi sekitar pukul 09.00 WIB. Mengenakan pakaian safari khasnya serta peci dan kacamata hitam, Prabowo langsung menyalami satu per satu tamu undangan.

    Penampilan berbeda terlihat saat Prabowo menyalami Wapres Gibran Rakabuming Raka dan Ketua Komisi IV DPR Titiek Soeharto. Keduanya sama-sama tidak menggunakan seragam loreng. Gibran mengenakan baju safari berwarna cokelat muda, sementara Titiek berkebaya biru.

    Prabowo menyampaikan penggunaan seragam tersebut menjadi simbol kesiapan para tokoh nasional untuk terlibat langsung dan mempertaruhkan diri bersama seluruh rakyat Indonesia dalam sistem pertahanan negara.

    “Di belakang saya, banyak tokoh yang memakai seragam sebagai tanda mereka ingin terlibat dan mempertaruhkan diri bersama seluruh rakyat Indonesia, karena bangsa kita punya pertahanan yang kita namakan pertahanan rakyat semesta,” ujar Prabowo dalam arahannya saat upacara

  • OPINI: Reorientasi Peta Industri Nasional

    OPINI: Reorientasi Peta Industri Nasional

    Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia berada dalam keterpurukan dan disrupsi strategis dalam menentukan arah industrialisasi nasional baik dari faktor global dan domestik. Pemerintah saat ini mengedepankan pengembangan kendaraan listrik (EV) sebagai sektor prioritas, dengan pertimbangan keunggulan sumber daya alam seperti nikel dan mineral lainnya.

    Strategi ini mencerminkan semangat New Developmental Strategy yang menjadi sebuah pendekatan pembangunan baru yang menempatkan negara sebagai pengarah aktif dalam industrialisasi dan pencipta pasar.

    Namun, keberhasilan pembangunan tidak hanya ditentukan oleh keberadaan proyek besar, melainkan oleh kecermatan memilih sektor yang mampu menciptakan nilai tambah tinggi dan adaptif terhadap perubahan global. New Developmental Strategy dalam pembangunan nasional harus berorientasi pada scientific development approach di mana semua kebijakan yang didorong harus berorientasi pada evidence base tidak hanya applied base.

    Dalam teori ekonomi, pembangunan industri yang berkelanjutan bisa dijelaskan melalui dua model: Solow dan Romer. Model Solow menekankan pentingnya akumulasi modal fisik seperti infrastruktur, pabrik, dan peralatan. Sementara Romer melihat pertumbuhan ekonomi jangka panjang lebih ditentukan oleh investasi pada modal manusia dan inovasi, seperti pendidikan tinggi, riset, dan kepemilikan teknologi.

    Selama ini, pendekatan Indonesia terlalu condong pada model Solow. Kita sibuk membangun kawasan industri, smelter, dan infrastruktur fisik, tetapi kurang memperhatikan pengembangan SDM unggul, lembaga riset teknologi, dan sistem perlindungan kekayaan intelektual. Padahal, integrasi kedua model inilah yang dibutuhkan untuk membangun basis industri digital yang kompetitif.

    Pengalaman Indonesia membangun industri pesawat terbang melalui IPTN pada 1990-an menjadi pelajaran penting. Meskipun lahir dari semangat kemandirian teknologi, proyek tersebut gagal secara komersial karena terlalu tergantung pada subsidi negara, minim pasar, dan tidak berakar pada kebutuhan domestik. Ini menunjukkan bahwa membangun industri tanpa mempertimbangkan ekosistem teknologi dan daya saing global berisiko tinggi. Saat ini, kita melihat bahwa tidak ada nilai tambah signifikan bahkan output produksi dari industry dirgantara kita yang membuktikan bahwa strategi industrialisasi kita pada dekade lalu kurang tepat.

    Apabila dilihat dari kacamata tersebut, pengembangan industri EV memiliki potensi pengulangan kesalahan yang sama. Indonesia saat ini lebih berperan sebagai penyedia bahan mentah dan perakitan akhir, bukan pemilik teknologi inti seperti baterai, software kendaraan, dan sistem konektivitas. Industri EV kita masih sangat menguntungkan China, Jepang, dan Korea Selatan yang merupakan investor besar dalam industri tersebut. Posisi Indonesia saat ini hanya menerima limpahan kecil dari pengembangan industri ini.

    Sementara negara lain seperti China dan AS sudah jauh di depan dalam penguasaan riset dan pasar global. Ketika industri EV menjadi fokus kita, mereka sudah bergerak semakin digital dan mendorong inovasi, Indonesia sudah dipastikan tertinggal jika hanya mengandalkan keunggulan bahan mentah terutama industry EV yang capital intensive.

    Sebaliknya, sektor yang seharusnya menjadi fokus adalah industri elektronika, kecerdasan buatan (AI), komputasi, dan teknologi blockchain karena sektor-sektor ini lebih cepat bertransformasi, tidak terlalu padat modal fisik, dan membuka peluang pengembangan kekayaan intelektual dalam bentuk hak cipta, paten, dan layanan digital ekspor. Hal ini juga lebih sesuai dengan kondisi Indonesia sebagai negara dengan populasi digital besar dan bonus demografi yang tinggi. Kita juga melihat, ekspor di sektor ini hanya dengan biaya rendah bahkan tidak memerlukan biaya kontainer karena bersifat useable cross border.

    Saat ini, produktivitas masyarakat dan industri Indonesia belum memberikan nilai tambah optimal karena hanya berfokus pada sektor perdagangan besar & eceran serta transportasi dan logistik bahkan sektor jasa berkontribusi sebesar 57% terhadap PDB. Pendekatan New Developmental Strategy yang menyusun ulang peta industrialisasi diperlukan dan mendorong peran negara. Artinya Pemerintah harus mampu mengarahkan investasi, melindungi sektor strategis, serta menciptakan permintaan domestik melalui insentif dan pengadaan barang/jasa berbasis teknologi dalam negeri.

    Dalam konteks pembangunan berbasis inovasi dan ekonomi kerakyatan, hadir dua inisiatif domestik yang krusial: Danantara dan Koperasi Desa Merah Putih). Danantara berperan sebagai liquidity provider untuk ekonomi digital dan sektor UMKM di mana ekosistem inclusive closeloop dapat diciptakan. Dengan teknologi blockchain dan sistem keuangan digital yang transparan, Danantara mampu menjembatani kebutuhan likuiditas bagi startup, koperasi, hingga sektor informal yang belum terjangkau lembaga keuangan konvensional. Ini memungkinkan percepatan pertumbuhan ekonomi tanpa harus menunggu pembiayaan dari sektor perbankan yang sering kali berbiaya tinggi.

    Sementara itu, Kopdes Merah Putih didesain sebagai backbone ekonomi riil nasional dengan mendorong sistem koperasi multipihak dimana sebagai koperasi modern yang menghubungkan petani, nelayan, dan UMKM dengan akses pasar, teknologi, dan pembiayaan. Kopdes berperan menyerap inovasi digital dan mendistribusikannya ke desa-desa, memastikan bahwa transformasi teknologi juga terjadi di akar rumput. Dengan ini, industrialisasi tidak hanya menjadi urusan kota besar dan kawasan industri, tetapi menjadi gerakan kolektif yang merata.

  • Telkomsel Pamerkan 6 Solusi AI Terkini di KSTI Indonesia 2025

    Telkomsel Pamerkan 6 Solusi AI Terkini di KSTI Indonesia 2025

    Bisnis.com, BANDUNG – Telkomsel menegaskan komitmennya dalam mendukung percepatan kemajuan bangsa melalui partisipasinya dalam Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri (KSTI) Indonesia 2025, yang berlangsung pada 7-9 Agustus 2025 di Institut Teknologi Bandung (ITB).

    Konvensi strategis ini dibuka oleh Presiden Republik Indonesia, menandai pentingnya sinergi antara teknologi, industri, dan kebijakan pemerintah dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 serta misi strategis pemerintah, Asta Cita.

    KSTI Indonesia 2025 merupakan konvensi nasional yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek), dengan tema utama “Sains dan Teknologi untuk Pertumbuhan dan Pemerataan Ekonomi”.

    Ajang ini menjadi momentum penting dalam merumuskan peta jalan riset nasional, mengintegrasikan teknologi dalam kebijakan pembangunan, serta memperkuat sinergi lintas sektor demi ekonomi nasional yang berdaya saing tinggi.

    Direktur Network Telkomsel, Indra Mardiatna, mengatakan, “Selama 30 tahun terakhir, Telkomsel terus hadir sebagai bagian dari perjalanan inovasi majukan Indonesia. Partisipasi aktif kami di KSTI 2025 ini merupakan wujud nyata dari komitmen perusahaan untuk terus mengakselerasi adopsi teknologi berbasis Artificial Intelligence (AI) demi tercapainya Visi Indonesia Emas 2045. Kami percaya, pemanfaatan AI secara strategis tidak hanya mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi, tetapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan kesejahteraan masyarakat.”

    Dalam konvensi ini, Telkomsel menampilkan sejumlah kapabilitas AI unggulan yang berdampak positif terhadap ekonomi dan telah diimplementasikan di berbagai sektor, termasuk:

    AI Smart Planning – Teknologi perencanaan infrastruktur telekomunikasi presisi dan efisien.
    AI Smart Manufacturing – Proses inspeksi produksi melalui otomasi manufaktur berbasis AI.
    AI Smart Mining – Penggunaan kendaraan otonom berbasis AI untuk keselamatan dan efisiensi.
    AI Education – Dashboard LLM untuk pembelajaran yang lebih personal, fleksibel, interaktif.
    AI Farming – Solusi pertanian cerdas yang membantu berbagai kebutuhan petani.
    AI Translator – Teknologi penerjemah bahasa real-time melalui kacamata pintar.

    Selama beberapa tahun terakhir, Telkomsel secara konsisten memanfaatkan AI secara end-to-end di berbagai lini operasional dan proses bisnis, mulai dari perencanaan dan pemeliharaan jaringan dengan Autonomous Network, peningkatan pengalaman pengguna layanan digital melalui MyTelkomsel, hingga layanan pelanggan dengan Asisten Virtual Veronika dan TED.

    Atas implementasi solusi jaringan pintar berbasis AI, Telkomsel – satu-satunya perintis Autonomous Network asal Indonesia – pada Juli 2025 lalu meraih empat  penghargaan internasional Outstanding Catalyst dari TM Forum’s Innovation Awards. Selain itu, Telkomsel juga terus menggelar program pengembangan talenta digital mahir AI baik untuk internal maupun eksternal melalui AI Academy, Talent  Accelerator IndonesiaNEXT, Impact Incubator NextDev dan DCE, hingga Creative Digital Literacy InternetBAIK.

    Melalui berbagai inovasi ini, Telkomsel tidak hanya menegaskan posisi sebagai pelopor pemanfaatan AI di Indonesia, tetapi juga turut mendorong transformasi digital nasional yang selaras dengan misi Asta Cita pemerintah, guna memastikan Indonesia siap bersaing di era digital dan AI.

    “KSTI 2025 sekaligus menjadi momentum strategis bagi Telkomsel untuk terus menyalakan semangat Indonesia dalam menyambut Hari Kemerdekaan RI ke-80. Kami berharap, kehadiran teknologi AI terdepan dari Telkomsel dapat semakin memperkuat optimisme bangsa dalam menyongsong Indonesia yang maju, dengan rakyat sejahtera, bersatu berdaulat,” tutup Indra.

    Informasi lebih lanjut tentang KSTI Indonesia 2025 dapat diakses melalui laman resmi ksti2025.kemdiktisaintek.go.id.

  • Telkomsel Tampilkan 6 Solusi AI Terkini di KSTI Indonesia 2025

    Telkomsel Tampilkan 6 Solusi AI Terkini di KSTI Indonesia 2025

    Jakarta, CNBC Indonesia – Telkomsel menegaskan komitmennya dalam mendukung percepatan kemajuan bangsa melalui partisipasinya dalam Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri (KSTI) Indonesia 2025, yang berlangsung pada 7-9 Agustus 2025 di Institut Teknologi Bandung (ITB).

    Konvensi strategis ini dibuka oleh Presiden Republik Indonesia, menandai pentingnya sinergi antara teknologi, industri, dan kebijakan pemerintah dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 serta misi strategis pemerintah, Asta Cita.

    KSTI Indonesia 2025 merupakan konvensi nasional yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek), dengan tema utama “Sains dan Teknologi untuk Pertumbuhan dan Pemerataan Ekonomi”.

    Ajang ini menjadi momentum penting dalam merumuskan peta jalan riset nasional, mengintegrasikan teknologi dalam kebijakan pembangunan, serta memperkuat sinergi lintas sektor demi ekonomi nasional yang berdaya saing tinggi.

    Direktur Network Telkomsel, Indra Mardiatna, mengatakan, selama 30 tahun terakhir, Telkomsel terus hadir sebagai bagian dari perjalanan inovasi majukan Indonesia. Partisipasi aktif Telkomsel di KSTI 2025 ini merupakan wujud nyata dari komitmen perusahaan untuk terus mengakselerasi adopsi teknologi berbasis Artificial Intelligence (AI) demi tercapainya Visi Indonesia Emas 2045.

    “Kami percaya, pemanfaatan AI secara strategis tidak hanya mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi, tetapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan kesejahteraan masyarakat,” ungkap Indra dalam keterangan resmi, Jumat (8/8/2025).

    Dalam konvensi ini, Telkomsel menampilkan sejumlah kapabilitas AI unggulan yang berdampak positif terhadap ekonomi dan telah diimplementasikan di berbagai sektor, diantaranya:

    -AI Smart Planning – Teknologi perencanaan infrastruktur telekomunikasi presisi dan efisien.

    -AI Smart Manufacturing – Proses inspeksi produksi melalui otomasi manufaktur berbasis AI.

    -AI Smart Mining – Penggunaan kendaraan otonom berbasis AI untuk keselamatan dan efisiensi.

    -AI Education – Dashboard LLM untuk pembelajaran yang lebih personal, fleksibel, interaktif.

    -AI Farming – Solusi pertanian cerdas yang membantu berbagai kebutuhan petani.

    -AI Translator – Teknologi penerjemah bahasa real-time melalui kacamata pintar.

    Selama beberapa tahun terakhir, Telkomsel secara konsisten memanfaatkan AI secara end-to-end di berbagai lini operasional dan proses bisnis, mulai dari perencanaan dan pemeliharaan jaringan dengan Autonomous Network, peningkatan pengalaman pengguna layanan digital melalui MyTelkomsel, hingga layanan pelanggan dengan Asisten Virtual Veronika dan TED.

    Atas implementasi solusi jaringan pintar berbasis AI, Telkomsel menjadi satu-satunya perintis Autonomous Network asal Indonesia pada Juli 2025 lalu meraih empat penghargaan internasional Outstanding Catalyst dari TM Forum’s Innovation Awards.

    Selain itu, Telkomsel juga terus menggelar program pengembangan talenta digital mahir AI baik untuk internal maupun eksternal melalui AI Academy, Talent Accelerator IndonesiaNEXT, Impact Incubator NextDev dan DCE, hingga Creative Digital Literacy InternetBAIK.

    Melalui berbagai inovasi ini, Telkomsel tidak hanya menegaskan posisi sebagai pelopor pemanfaatan AI di Indonesia, tetapi juga turut mendorong transformasi digital nasional yang selaras dengan misi Asta Cita pemerintah, guna memastikan Indonesia siap bersaing di era digital dan AI.

    “KSTI 2025 sekaligus menjadi momentum strategis bagi Telkomsel untuk terus menyalakan semangat Indonesia dalam menyambut Hari Kemerdekaan RI ke-80. Kami berharap, kehadiran teknologi AI terdepan dari Telkomsel dapat semakin memperkuat optimisme bangsa dalam menyongsong Indonesia yang maju, dengan rakyat sejahtera, bersatu berdaulat,” tutup Indra.

    (dpu/dpu)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kita Perlu Belajar Lebih Dalam Tentang Perubahan Iklim

    Kita Perlu Belajar Lebih Dalam Tentang Perubahan Iklim

    Jakarta:  Sebagai bagian dari Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I, Partai NasDem menggelar gerakan Tanam Tumbuh Mandiri (TTM): NasDem Menanam di SMKN 5, Desa Panaikang, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Aksi ini menjadi bukti nyata komitmen gerakan Restorasi Indonesia yang tidak hanya hadir di ruang legislatif, tetapi juga bekerja di akar rumput: bersama masyarakat dan untuk lingkungan.

    Sebanyak 200 pohon buah ditanam di lingkungan sekolah dan 700 bibit pohon produktif dibagikan kepada masyarakat dan struktur partai se-Sulawesi Selatan. Lebih dari 700 peserta turut ambil bagian, mulai pengurus pusat hingga daerah, siswa SMKN 5, Forkopimda, tokoh masyarakat, hingga para relawan.

    “Perubahan iklim Teman-Teman, Bapak-Bapak-Ibu-Ibu sekalian, sudah tidak bisa dipungkiri lagi dan sudah tidak bisa didenied ya, karena makin hari cairan es di Antartika makin meleleh, musim panas makin pendek, musim dingin makin panjang dan iklim dari pancaroba sudah tidak  beratur-atur ini semua kita sudah bisa merasakan,” ungkap Prananda Surya Paloh, Ketua Bappilu dan Ketua Umum Garda Pemuda NasDem, dalam siaran persnya, Jumat, 8 Agustus 2025.

    “Maka daripada itu, menurut saya, di mata kacamata awam saya, semua kita termasuk saya, termasuk senior-senior, termasuk adik-adik, termasuk pelaku bisnis, kita perlu belajar lebih dalam tentang perubahan iklim ini,” ajak Prananda.

    Prananda juga ingin menekankan kepada kader Partai Nasdem, sesuai dengan amanat Kongres bahwa kita adalah partai yang ramah lingkungan. Maka pada hari ini saya ingin membawa semboyan Nasdem Go Green, Nasdem Hijau. “Jadi ke depan, emblem yang saya tegaskan hari ini, Nasdem Go Green, patut diingat dan dicamkan oleh Kakak-Kakak sekalian,” tegas Prananda.

    Dalam arahannya, Wakil Ketua Umum Partai NasDem Saan Mustopa menekankan pentingnya kita menanam pohon untuk kelestarian dan kesejahteraan.  “Melalui penanaman pohon ini, kita ingin memulihkan ekologi sekaligus memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat. Kita bukan pertama kali ini menanam. Belum lama ini kita menanam di Salatiga dan Cianjur. Ini bagian dari solusi, bukan simbolik belaka,” tegas Saan.

    Ketua Bidang Pemilih Pemula dan Milenial DPP NasDem, Lathifa M. Al Anshori, menyoroti peran anak muda sebagai garda depan perubahan:  “Politik yang relevan itu politik yang bisa disentuh. Kita ingin generasi muda tahu bahwa mereka bisa mulai perubahan dari yang sederhana, seperti menanam pohon dan menjaga lingkungan,” ujarnya.
    Beri Nilai Ekonomi

    Senada dengan itu, ketua Bidang Kehutanan, Agraria, dan Tata Ruang DPP NasDem, Ananda Tohpati menyebut bahwa pohon buah yang ditanam bukan hanya memperbaiki lingkungan, tetapi juga memberi nilai ekonomi jangka panjang.

    “Pohon ini akan tumbuh, berbuah, dan hasilnya bisa dinikmati. Inilah politik yang hidup bersama rakyat, bukan yang jauh dari kenyataan,” katanya.

    Kegiatan ini turut diperkuat oleh arahan reflektif dari Ketua Dewan Pertimbangan DPP Partai NasDem, Siti Nurbaya.

    “Menanam adalah salah satu bentuk paling nyata dari gerakan restorasi. Ia memulihkan ekologi dan memberi manfaat ekonomi. Bahasa gampangnya, restorasi itu ya membereskan masalah nyata di masyarakat. Politik harus menjawab kebutuhan rakyat,” tegas Prof. Siti.

    Selain penanaman pohon, kegiatan ini juga mencakup edukasi lingkungan kepada pelajar, penyuluhan tentang manfaat pohon buah, dan komitmen tindak lanjut bersama antara sekolah dan struktur partai dalam mendukung penghijauan berkelanjutan.

    Gerakan Tanam Tumbuh Mandiri (TTM): NasDem Menanam adalah cermin bahwa politik bukan hanya soal kekuasaan, tapi juga tentang merawat bumi dan masa depan. Di tengah krisis iklim dan tantangan ekologis, NasDem mengambil peran sebagai pelindung kehidupan, menghubungkan rakyat, alam, dan arah perubahan. 

    Jakarta:  Sebagai bagian dari Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I, Partai NasDem menggelar gerakan Tanam Tumbuh Mandiri (TTM): NasDem Menanam di SMKN 5, Desa Panaikang, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Aksi ini menjadi bukti nyata komitmen gerakan Restorasi Indonesia yang tidak hanya hadir di ruang legislatif, tetapi juga bekerja di akar rumput: bersama masyarakat dan untuk lingkungan.
     
    Sebanyak 200 pohon buah ditanam di lingkungan sekolah dan 700 bibit pohon produktif dibagikan kepada masyarakat dan struktur partai se-Sulawesi Selatan. Lebih dari 700 peserta turut ambil bagian, mulai pengurus pusat hingga daerah, siswa SMKN 5, Forkopimda, tokoh masyarakat, hingga para relawan.
     
    “Perubahan iklim Teman-Teman, Bapak-Bapak-Ibu-Ibu sekalian, sudah tidak bisa dipungkiri lagi dan sudah tidak bisa didenied ya, karena makin hari cairan es di Antartika makin meleleh, musim panas makin pendek, musim dingin makin panjang dan iklim dari pancaroba sudah tidak  beratur-atur ini semua kita sudah bisa merasakan,” ungkap Prananda Surya Paloh, Ketua Bappilu dan Ketua Umum Garda Pemuda NasDem, dalam siaran persnya, Jumat, 8 Agustus 2025.

    “Maka daripada itu, menurut saya, di mata kacamata awam saya, semua kita termasuk saya, termasuk senior-senior, termasuk adik-adik, termasuk pelaku bisnis, kita perlu belajar lebih dalam tentang perubahan iklim ini,” ajak Prananda.
     
    Prananda juga ingin menekankan kepada kader Partai Nasdem, sesuai dengan amanat Kongres bahwa kita adalah partai yang ramah lingkungan. Maka pada hari ini saya ingin membawa semboyan Nasdem Go Green, Nasdem Hijau. “Jadi ke depan, emblem yang saya tegaskan hari ini, Nasdem Go Green, patut diingat dan dicamkan oleh Kakak-Kakak sekalian,” tegas Prananda.
     
    Dalam arahannya, Wakil Ketua Umum Partai NasDem Saan Mustopa menekankan pentingnya kita menanam pohon untuk kelestarian dan kesejahteraan.  “Melalui penanaman pohon ini, kita ingin memulihkan ekologi sekaligus memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat. Kita bukan pertama kali ini menanam. Belum lama ini kita menanam di Salatiga dan Cianjur. Ini bagian dari solusi, bukan simbolik belaka,” tegas Saan.
     
    Ketua Bidang Pemilih Pemula dan Milenial DPP NasDem, Lathifa M. Al Anshori, menyoroti peran anak muda sebagai garda depan perubahan:  “Politik yang relevan itu politik yang bisa disentuh. Kita ingin generasi muda tahu bahwa mereka bisa mulai perubahan dari yang sederhana, seperti menanam pohon dan menjaga lingkungan,” ujarnya.

    Beri Nilai Ekonomi

    Senada dengan itu, ketua Bidang Kehutanan, Agraria, dan Tata Ruang DPP NasDem, Ananda Tohpati menyebut bahwa pohon buah yang ditanam bukan hanya memperbaiki lingkungan, tetapi juga memberi nilai ekonomi jangka panjang.
     
    “Pohon ini akan tumbuh, berbuah, dan hasilnya bisa dinikmati. Inilah politik yang hidup bersama rakyat, bukan yang jauh dari kenyataan,” katanya.
     
    Kegiatan ini turut diperkuat oleh arahan reflektif dari Ketua Dewan Pertimbangan DPP Partai NasDem, Siti Nurbaya.
     
    “Menanam adalah salah satu bentuk paling nyata dari gerakan restorasi. Ia memulihkan ekologi dan memberi manfaat ekonomi. Bahasa gampangnya, restorasi itu ya membereskan masalah nyata di masyarakat. Politik harus menjawab kebutuhan rakyat,” tegas Prof. Siti.
     
    Selain penanaman pohon, kegiatan ini juga mencakup edukasi lingkungan kepada pelajar, penyuluhan tentang manfaat pohon buah, dan komitmen tindak lanjut bersama antara sekolah dan struktur partai dalam mendukung penghijauan berkelanjutan.
     
    Gerakan Tanam Tumbuh Mandiri (TTM): NasDem Menanam adalah cermin bahwa politik bukan hanya soal kekuasaan, tapi juga tentang merawat bumi dan masa depan. Di tengah krisis iklim dan tantangan ekologis, NasDem mengambil peran sebagai pelindung kehidupan, menghubungkan rakyat, alam, dan arah perubahan. 
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

    (CEU)