Produk: iPhone

  • Bocoran Rumor Spesifikasi iPhone Lipat Pertama yang Diprediksi Rilis 2026

    Bocoran Rumor Spesifikasi iPhone Lipat Pertama yang Diprediksi Rilis 2026

    Bisnis.com, JAKARTA – Apple diprediksi akan segera merilis ponsel lipat pertama mereka pada tahun depan, atau 2026.

    iPhone lipat pertama tersebut akan memiliki desain seperti Samsung Galaxy Z Fold yang berbentuk buku.

    Melansir MacRumors, ponsel lipat pertama Apple ini pun disinyalir akan memiliki harga fantastis. Yakni sekitar US$2.000-2.500 atau sekitar Rp30-40 jutaan di pasar Amerika Serikat (AS).

    Namun analis di perusahaan perbankan investasi UBS memperkirakan harga ponsel ini akan berada di kisaran US$1.800-2.000.

    Hal ini menjadikannya sebagai iPhone termahal sepanjang masa. Namun terlepas dari harganya yang mahal, perangkat lipat ini diharapkan dapat menarik minat penggemar setia Apple.

    Di mana penggemar setianya masih menganggap sebagai “perangkat yang wajib dimiliki” apabila kualitasnya memenuhi harapan dengan harga yang stabil.

    Bocoran Spesifikasi iPhone Lipat

    Analis industri Ming-Chi Kuo memperkirakan iPhone lipat ini akan berukuran antara 9 hingga 9,5 mm saat dilipat, dan sekitar 4,5 hingga 4,8 mm saat dibuka.

    Kuo juga membocorkan bahwa sasis iPhone lipat terbuat dari titanium, dengan engsel yang terbuat dari kombinasi titanium dan baja tahan karat.

    Adapun Apple dinilai akan menghilangkan autentikasi Face ID dengan gantinya menggunakan tombol samping Touch ID untuk menghemat ruang internal.

    Kemudian ketebalannya, menurut pembocor Instant Digital yang berbasis di Weibo, setidaknya hadir dalam ukuran 4,8 mm.

    Saat dilipat, pengguna akan melihat layar luar berukuran 5,5 inci yang mirip dengan layar iPhone pada umumnya. Sementara saat dibuka, layar akan memiliki gaya seperti iPad berukuran 7,8 inci.

    Diprediksi, layar bagian dalam dikatakan hampir bebas lipatan karena pelat logam Apple yang dapat meredam dan mengendalikan tekanan yang dihasilkan saat layar ditekuk.

    Menurut salah satu rumor, layar lipat bagian dalam akan berukuran kira-kira seukuran selembar kertas A6 dan akan menggunakan resolusi 2.713 x 1.920, sementara layar luar akan menggunakan resolusi 2.088 x 1.422.

    Engsel ponsel menggunakan logam cair untuk meningkatkan daya tahan dan membantu mencegah layar kusut.

    Untuk kameranya, diperkirakan akan memiliki empat kamera yang terdiri dari satu kamera depan, satu kamera dalam, dan dua kamera belakang.

    Pembocor foto ternama dari Weibo, Digital Chat Station mengklaim bahwa kedua lensa belakang tersebut masing-masing akan beresolusi 48 megapiksel. Sumber lain mengklaim bahwa layar bagian dalam akan memiliki kamera di bawah layar (USC), sementara layar luar – dalam keadaan terlipat – akan memiliki kamera punch-hole.

    Jadwal Peluncuran iPhone Lipat

  • iPhone Lipat Disinyalir Rilis 2026, Harga Bisa Tembus Rp40 Jutaan

    iPhone Lipat Disinyalir Rilis 2026, Harga Bisa Tembus Rp40 Jutaan

    Bisnis.com, JAKARTA – Peluncuran iPhone lipat direncanakan akan terealisasi pada 2026, berdasarkan rumor yang diberikan sumber internal.

    Rumor selama bertahun-tahun ini diharapkan segera terlaksana, di mana tanda kehadiran ponsel lipat pertama Apple semakin menguat.

    Melansir Macrumors, Mark Gurman dari Bloomberg mengatakan iPhone lipat pertama dari Apple akan memiliki gaya yang mirip dengan Samsung Galaxy Z Fold yang berbentuk buku.

    Kemudian Analis industri Ming-Chi Kuo memperkirakan iPhone lipat ini akan berukuran antara 9 hingga 9,5 mm saat dilipat, dan sekitar 4,5 hingga 4,8 mm saat dibuka.

    Kuo juga membocorkan bahwa sasis iPhone lipat terbuat dari titanium, dengan engsel yang terbuat dari kombinasi titanium dan baja tahan karat.

    Adapun Apple dinilai akan menghilangkan autentikasi Face ID dengan gantinya menggunakan tombol samping Touch ID untuk menghemat ruang internal.

    Kemudian ketebalannya, menurut pembocor Instant Digital yang berbasis di Weibo, setidaknya hadir dalam ukuran 4,8 mm.

    Saat dilipat, pengguna akan melihat layar luar berukuran 5,5 inci yang mirip dengan layar iPhone pada umumnya. Sementara saat dibuka, layar akan memiliki gaya seperti iPad berukuran 7,8 inci.

    Diprediksi, layar bagian dalam dikatakan hampir bebas lipatan karena pelat logam Apple yang dapat meredam dan mengendalikan tekanan yang dihasilkan saat layar ditekuk.

    Menurut salah satu rumor, layar lipat bagian dalam akan berukuran kira-kira seukuran selembar kertas A6 dan akan menggunakan resolusi 2.713 x 1.920, sementara layar luar akan menggunakan resolusi 2.088 x 1.422.

    Engsel ponsel menggunakan logam cair untuk meningkatkan daya tahan dan membantu mencegah layar kusut.

    Untuk kameranya, diperkirakan akan memiliki empat kamera yang terdiri dari satu kamera depan, satu kamera dalam, dan dua kamera belakang.

    Pembocor foto ternama dari Weibo, Digital Chat Station mengklaim bahwa kedua lensa belakang tersebut masing-masing akan beresolusi 48 megapiksel. Sumber lain mengklaim bahwa layar bagian dalam akan memiliki kamera di bawah layar (USC), sementara layar luar – dalam keadaan terlipat – akan memiliki kamera punch-hole.

    Harga iPhone Lipat 

    iPhone lipat dilaporkan akan dibanderol antara US$2.000-2.500 atau sekitar Rp30-40 jutaan di pasar Amerika Serikat (AS), di mana harga ini menjadikannya iPhone termahal sepanjang masa.

    Sementara itu, analis di perusahaan perbankan investasi UBS memperkirakan harga ponsel ini akan berada di kisaran $1.800 dan $2.000.

    Terlepas dari harganya yang mahal, perangkat lipat ini diharapkan dapat menarik minat penggemar setia Apple, yang beberapa di antaranya akan menganggapnya sebagai “perangkat yang wajib dimiliki” apabila kualitasnya memenuhi harapan.

  • Spesifikasi Xiaomi 17: Layar, Performa, Baterai hingga Kamera

    Spesifikasi Xiaomi 17: Layar, Performa, Baterai hingga Kamera

    Liputan6.com, Jakarta – Xiaomi kembali menghadirkan seri 17 sebagai penerus deretan flagship-nya, meski tidak membawa perubahan besar seperti varian Pro Max yang kini lebih populer di pasar Tiongkok.

    Sementara versi standarnya tetap menarik untuk dibahas, terutama dalam hal desain, performa, dan efisiensi daya.

    Menurut Gizmochina, Xiaomi 17 secara desain tidak banyak berubah dari seri 13 hingga 15. Desainnya kini tampil lebih clean dengan warna bodi yang seragam dan tanpa modul kamera hitam tebal yang dulu menjadi ciri khas.

    Kualitas material terasa premium, mulai dari tekstur kaca belakang, bingkai logam, hingga lekukan layar yang bahkan mirip dengan iPhone 17 Pro.

    Menariknya, Xiaomi 17 tidak memiliki tombol samping, sehingga lebih nyaman diletakkan pada saat duduk tanpa risiko tombol tertekan.

    Layar dan Audio

    Meskipun Xiaomi 17 belum memakai panel layar baru seperti versi Pro Max, namun perangkat ini masih menawarkan resolusi tinggi dengan tingkat kerapatan piksel yang lebih baik.

    Sayangnya, tanpa lapisan anti-reflektif, tampilan layar menjadi kurang jelas saat digunakan di bawah sinar matahari langsung.

    Dari kualitas speaker masih tertinggal dibanding pesaingnya, dengan karakter suara yang cenderung datar dan minim kedalaman.

    Performa dan Gaming

    Perangkat ini ditenagai Snapdragon 8 Elite Gen 5 dengan RAM LPDDR5X dan penyimpanan UFS 4.1, memastikan performa Xiaomi 17 tetap bertenaga dengan versi Pro Max.

    Dalam pengujian AnTuTu, menunjukkan skor sekitar 3,5 juta poin, sedikit di bawah hasil resmi Xiaomi yang mencapai 3,7 juta.

    Dalam penggunaan, performa Xiaomi 17 tetap stabil. Saat memainkan Genshin Impact, hasilnya hampir sama dengan Pro Max. Sementara di Honkai: Star Rail, perangkat cepat panas dan menurunkan performa setelah bermain selama beberapa menit.

    Hal ini disebabkan sistem pendinginan mengalirkan suhu panas tinggi ke area baterai. Disarankan pengguna bisa mengatasinya dengan menggunakan pendingin tambahan atau menurunkan pengaturan grafis.

  • Biar Tak Ketahuan Online di WhatsApp, Ini Cara Menghilangkannya

    Biar Tak Ketahuan Online di WhatsApp, Ini Cara Menghilangkannya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Status online dan typing bisa jadi penanda pengguna WhatsApp tengah menggunakan aplikasi serta siap membalas pesan. Namun bagi sebagian orang kedua fitur tersebut dirasa mengurangi kenyaman.

    Sebenarnya pengguna bisa menghilangkan tanda online dan typing. Dengan begitu orang lain tak mengetahui pengguna tersebut tengah aktif di aplikasi dan membaca pesannya.

    Salah satu caranya adalah dengan menghilangkan informasi Last Seen. Status ini terlihat di bagian atas layar untuk menunjukkan kapan pengguna terakhir online di WhatsApp.

    Berikut cara menonaktifkannya:

    Masuk ke aplikasi
    Klik tiga titik di pojok kanan atas.
    Masuk ke menu Settings.
    Klik Account/Akun, lalu Privacy.
    Pada bagian Last Seen, pilih Nobody.

    Sementara itu, Anda juga bisa menggunakan cara berikut untuk tetap bisa melihat pesan dalam WhatsApp tanpa perlu terlihat online:

    1. Notifikasi

    Anda dapat melihat dan membalas pesan dari notifikasi yang muncul (pop-up) di HP. Jadi tak perlu lagi membuka aplikasi karena akan terlihat tengah aktif atau online.

    Pengguna Android tinggal mengklik pesan dalam layar notifikasi. Berikutnya pilih opsi ‘tandai sudah baca’ serta tekan ‘balas’.

    Untuk pengguna iPhone, Anda bisa menggeser layar ke kiri pada panel notifikasi. Kemudian klik opsi tampilan dan balas pesan.

    2. Secara Offline

    Cara lainnya adalah mematikan sambungan internet pada perangkat. Misalnya dengan mengaktifkan airplane mode atau mematikan jaringan internet pada ponsel.

    Berikutnya tinggal membalas pesan chat WhatsApp. Pesan baru akan terkirim setelah sambungan internet kembali terhubung.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Mandiri Institute Proyeksi Konsumsi Kuartal IV/2025 Melaju Lebih Tinggi

    Mandiri Institute Proyeksi Konsumsi Kuartal IV/2025 Melaju Lebih Tinggi

    Bisnis.com, JAKARTA — Aktivitas belanja masyarakat diproyeksikan tumbuh lebih kuat pada kuartal IV/2025.

    Laporan Mandiri Spending Index (MSI) per 19 Oktober 2025 menunjukkan konsumsi domestik terus menguat pada awal kuartal terakhir tahun ini, ditopang peningkatan kepercayaan masyarakat dan membaiknya belanja barang tahan lama.

    Berdasarkan laporan yang disusun Office of Chief Economist Bank Mandiri itu, indeks MSI mencapai 290,5, naik 2,3% secara mingguan (week-on-week/WoW), melanjutkan pertumbuhan minggu sebelumnya yang sebesar 2,9%.

    Secara tahunan, pertumbuhan belanja selama tiga minggu pertama Oktober tercatat rata-rata 34,5% (year-on-year/YoY), jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata kuartal III/2025 sebesar 28,7% YoY.

    “Kami perkirakan kombinasi antara meningkatnya konfiden masyarakat, berbagai program diskon akhir tahun yang dilakukan oleh peritel, dan dukungan stimulus pemerintah, akan mendorong belanja masyarakat tumbuh lebih tinggi pada Kuartal IV/2025,” tulis Mandiri Institute dalam laporan tersebut, dikutip Minggu (2/11/2025).

    Laporan MSI menilai tren kenaikan pertumbuhan konsumsi pada Oktober menandai awal pemulihan belanja rumah tangga.

    Mandiri Institute mencatat pertumbuhan MSI per bulan terhadap posisi awal tahun sempat melambat selama kuartal III/2025 dari 23% (Juli), menjadi 17% (Agustus), kemudian 14% (September). Kendati demikian, kini pertumbuhan MSI mencapai 29%. 

    Adapun kenaikan konsumsi pada Oktober mulai didorong oleh kelompok barang tahan lama (durable goods), yang meningkat 1,5 poin persentase dibandingkan dengan September 2025. Sementara itu, kelompok barang esensial yang memiliki proporsi belanja tertinggi (17,6%) masih tumbuh stabil 1,4% WoW.

    Peningkatan konsumsi barang tahan lama juga terlihat dari lonjakan belanja handphone atau gawai yang tumbuh 7,8% WoW, diikuti peralatan elektronik 7,6% WoW, dan peralatan rumah tangga 5,9% WoW.

    Belanja Gawai Gen Z dan Milenial

    Mandiri Institute mencatat, peningkatan belanja gawai paling besar terjadi pada Generasi Z dan Milenial, masing-masing dengan pertumbuhan 339% YoY dan 210% YoY pada September–Oktober 2025. Kenaikan ini sejalan dengan peluncuran sejumlah tipe handphone kelas menengah hingga atas, seperti iPhone 17 dan Vivo X300.

    Secara spasial, peningkatan belanja terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Sulawesi mencatat pertumbuhan mingguan tertinggi sebesar 4,2%, diikuti Bali–Nusa Tenggara (2,6%), Kalimantan (2,5%), Jawa (2,3%), Sumatra (1,7%), dan Maluku–Papua (1,4%).

    Mandiri Institute mencatat bahwa belanja di Kalimantan meningkat seiring dengan kenaikan harga batu bara sejak awal September 2025, sementara di Balnusra (Bali-Nusa Tenggara), pengeluaran masyarakat tetap kuat sejalan dengan periode puncak wisata.

    Laporan juga menunjukkan adanya perbedaan perilaku konsumsi antar kelompok pendapatan. Kelompok bawah masih mempertahankan pola belanja defensif dengan porsi besar pada kebutuhan pokok.

    Kelas menengah menunjukkan kombinasi antara belanja esensial dan gaya hidup, mencerminkan perilaku impulsive spending. Sementara kelompok atas mulai meningkatkan pengeluaran untuk barang tahan lama, menunjukkan kepercayaan diri yang membaik dalam konsumsi.

    Perubahan pola ini juga sejalan dengan pergerakan tabungan. Per 30 September 2025, indeks tabungan kelompok bawah tercatat 72,8, kelompok menengah 101,1, dan kelompok atas 94,4.

  • Pola Konsumsi per Oktober 2025: Kelas Menengah Impulsif, Masyarakat Bawah Belum Pulih

    Pola Konsumsi per Oktober 2025: Kelas Menengah Impulsif, Masyarakat Bawah Belum Pulih

    Bisnis.com, JAKARTA — Pola konsumsi masyarakat menunjukkan perubahan menarik pada awal Kuartal IV/2025.

    Laporan Mandiri Spending Index (MSI) per 19 Oktober 2025 yang dirilis Office of Chief Economist Bank Mandiri mencatat adanya decoupling behavior atau pola perilaku yang berbeda arah, di mana masing-masing kelompok masyarakat menunjukkan respons konsumsi yang berbeda terhadap kondisi ekonomi terkini.

    Berdasarkan laporan, kelas menengah mulai menunjukkan perilaku impulsif, kelompok atas kembali percaya diri dalam berbelanja, sedangkan kelompok bawah belum menunjukkan pemulihan.

    Kelompok bawah tercatat masih memprioritaskan barang-barang esensial seperti kebutuhan rumah tangga dan supermarket. Laporan menunjukkan kelompok ini mempertahankan porsi belanja tertinggi untuk kebutuhan dasar, sementara belanja hiburan menjadi yang terendah sejak November 2024.

    Perilaku ini sejalan dengan penurunan indeks tabungan kelompok bawah yang mencapai 72,8 per September 2025, terendah dalam dua tahun terakhir. Kelompok bawah masih berhati-hati terhadap pengeluaran.

    Berbeda dengan kelompok bawah, kelas menengah mulai memperlihatkan pola belanja impulsif. Mandiri Institute mencatat kelompok ini melakukan kombinasi antara belanja esensial dan gaya hidup, dengan peningkatan pada kategori handphone, fashion, dan restoran.

    Perubahan ini berjalan seiring dengan meningkatnya indeks tabungan kelompok menengah menjadi 101,1 per September 2025, naik dari 100,9 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan tabungan ini mencerminkan semakin besarnya ruang bagi kelompok menengah untuk meningkatkan konsumsi non-esensial.

    Sementara itu, kelompok atas menunjukkan tanda-tanda pemulihan kepercayaan diri dalam konsumsi. Laporan mencatat peningkatan proporsi belanja pada barang tahan lama, terutama peralatan rumah tangga dan handphone, diikuti oleh aktivitas makan di luar (restoran) yang mulai meningkat.

    Konsumen di kelompok ini juga memperlihatkan pola belanja yang lebih seimbang antara kebutuhan primer dan sekunder, dengan indeks tabungan relatif stabil di 94,4.

    “Kelompok bawah masih defensif ditunjukkan dengan belanja esensial yang stabil tinggi. Sementara itu, kelompok menengah menunjukkan pola impulsif ditandai dengan masih tingginya belanja esensial diiringi belanja gaya hidup. Adapun kelompok atas mulai menunjukkan kepercayaan diri dalam konsumsi, prioritas belanja untuk barang tahan lama paling terlihat di kelompok ini,” simpul laporan tersebut, dikutip Minggu (2/11/2025).

    Konsumsi Mulai Membaik

    Mandiri Institute mencatat indeks belanja masyarakat mencapai 290,5 atau tumbuh 2,3% secara mingguan (week-on-week/WoW). Kinerja ini melanjutkan tren positif dari minggu sebelumnya yang tumbuh 2,9% WoW.

    Secara tahunan, pertumbuhan konsumsi selama tiga minggu pertama Oktober 2025 tercatat rata-rata 34,5% year-on-year (YoY), jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan mingguan di kuartal III/2025 yang sebesar 28,7% YoY.

    “Kombinasi antara meningkatnya konfiden masyarakat, berbagai program diskon akhir tahun yang dilakukan oleh peritel, dan dukungan stimulus pemerintah, akan mendorong belanja masyarakat tumbuh lebih tinggi pada Kuartal IV/2025,” tulis laporan tersebut.

    Adapun kenaikan konsumsi pada Oktober mulai didorong oleh kelompok barang tahan lama (durable goods), yang meningkat 1,5 poin persentase dibandingkan dengan September 2025. Sementara itu, kelompok barang esensial yang memiliki proporsi belanja tertinggi (17,6%) masih tumbuh stabil 1,4% WoW.

    Peningkatan konsumsi barang tahan lama juga terlihat dari lonjakan belanja handphone atau gawai yang tumbuh 7,8% WoW, diikuti peralatan elektronik 7,6% WoW, dan peralatan rumah tangga 5,9% WoW.

    Mandiri Institute mencatat, peningkatan belanja gawai paling besar terjadi pada Generasi Z dan Milenial, masing-masing dengan pertumbuhan 339% YoY dan 210% YoY pada September–Oktober 2025. Kenaikan ini sejalan dengan peluncuran sejumlah tipe handphone kelas menengah hingga atas, seperti iPhone 17 dan Vivo X300.

    Secara spasial, peningkatan belanja terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Sulawesi mencatat pertumbuhan mingguan tertinggi sebesar 4,2%, diikuti Bali–Nusa Tenggara (2,6%), Kalimantan (2,5%), Jawa (2,3%), Sumatra (1,7%), dan Maluku–Papua (1,4%).

    Mandiri Institute mencatat bahwa belanja di Kalimantan meningkat seiring dengan kenaikan harga batu bara sejak awal September 2025, sementara di Balnusra (Bali-Nusa Tenggara), pengeluaran masyarakat tetap kuat sejalan dengan periode puncak wisata.

  • Gaya Hidup Gen Z dan Milenial Dorong Belanja Masyarakat Oktober 2025

    Gaya Hidup Gen Z dan Milenial Dorong Belanja Masyarakat Oktober 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Aktivitas konsumsi masyarakat menunjukkan perbaikan pada Oktober 2025. Berdasarkan generasi, Gen Z dan Milenial menjadi pendorong peningkatan konsumsi pada awal kuartal IV/2025.

    Dalam laporan Mandiri Spending Index (MSI) per 19 Oktober 2025 yang dirilis Office of Chief Economist Bank Mandiri, indeks belanja masyarakat mencapai 290,5 atau tumbuh 2,3% secara mingguan (week-on-week/WoW). Kinerja ini melanjutkan tren positif dari minggu sebelumnya yang tumbuh 2,9% WoW.

    Secara tahunan, pertumbuhan konsumsi selama 3 minggu pertama Oktober 2025 tercatat rata-rata 34,5% year on year (YoY), jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan mingguan di kuartal III/2025 yang sebesar 28,7% YoY.

    “Kombinasi antara meningkatnya confidence masyarakat, berbagai program diskon akhir tahun yang dilakukan oleh peritel, dan dukungan stimulus pemerintah, akan mendorong belanja masyarakat tumbuh lebih tinggi pada Kuartal IV/2025,” tulis laporan tersebut, dikutip Minggu (Minggu (2/11/2025).

    Adapun, kenaikan konsumsi pada Oktober mulai didorong oleh kelompok barang tahan lama (durable goods), yang meningkat 1,5 poin persentase dibandingkan dengan September 2025. Sementara itu, kelompok barang esensial yang memiliki proporsi belanja tertinggi (17,6%) masih tumbuh stabil 1,4% WoW.

    Peningkatan konsumsi barang tahan lama juga terlihat dari lonjakan belanja ponsel atau gawai yang tumbuh 7,8% WoW, diikuti peralatan elektronik 7,6% WoW, dan peralatan rumah tangga 5,9% WoW.

    Mandiri Institute mencatat, peningkatan belanja gawai paling besar terjadi pada Generasi Z dan Milenial, masing-masing dengan pertumbuhan 339% YoY dan 210% YoY pada September–Oktober 2025. Kenaikan ini sejalan dengan peluncuran sejumlah tipe handphone kelas menengah hingga atas, seperti iPhone 17 dan Vivo X300.

    Secara spasial, peningkatan belanja terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Sulawesi mencatat pertumbuhan mingguan tertinggi sebesar 4,2%, diikuti Bali–Nusa Tenggara (2,6%), Kalimantan (2,5%), Jawa (2,3%), Sumatra (1,7%), dan Maluku–Papua (1,4%).

    Mandiri Institute mencatat bahwa belanja di Kalimantan meningkat seiring dengan kenaikan harga batu bara sejak awal September 2025, sementara di Balnusra (Bali-Nusa Tenggara), pengeluaran masyarakat tetap kuat sejalan dengan periode puncak wisata.

    Laporan juga menunjukkan adanya perbedaan perilaku konsumsi antar kelompok pendapatan. Kelompok bawah masih mempertahankan pola belanja defensif dengan porsi besar pada kebutuhan pokok seperti supermarket.

    Kelompok menengah menunjukkan kombinasi antara belanja esensial dan gaya hidup, yang mencerminkan perilaku impulsive spending. Sementara kelompok atas mulai meningkatkan pengeluaran untuk barang tahan lama, yang menunjukkan kepercayaan diri yang membaik dalam konsumsi.

    Perubahan pola ini juga sejalan dengan pergerakan tabungan. Per 30 September 2025, indeks tabungan kelompok bawah tercatat 72,8, kelompok menengah 101,1, dan kelompok atas 94,4.

  • Tim Cook Janjikan Apple Intelligence Lebih Terbuka ke Pihak Ketiga

    Tim Cook Janjikan Apple Intelligence Lebih Terbuka ke Pihak Ketiga

    Jakarta

    CEO Apple Tim Cook memastikan bahwa perusahaan akan membuka ekosistemnya lebih luas bagi teknologi AI pihak ketiga. Dalam wawancaranya dengan CNBC, Cook mengatakan Apple berencana menanamkan lebih banyak alat AI eksternal ke dalam sistem operasi mereka.

    “Niat kami adalah berintegrasi dengan lebih banyak pihak seiring waktu,” ujar Cook dalam wawancara tersebut, seperti dikutip detikINET dari The Verge, Sabtu (1/11/2025).

    Langkah ini melanjutkan strategi yang sudah dimulai Apple tahun ini, dengan ChatGPT terintegrasi langsung di Siri. Apple juga dikabarkan sedang menyiapkan integrasi Google Gemini, dan bahkan menjajaki kerja sama dengan Anthropic serta Perplexity AI untuk memperkaya pengalaman pengguna di ekosistem iPhone, Mac, dan iPad.

    Pernyataan Cook sejalan dengan yang pernah disampaikan Craig Federighi, SVP Software Engineering Apple, yang tahun lalu mengatakan bahwa Apple “terbuka untuk mengintegrasikan berbagai model AI seperti Google Gemini di masa depan.”

    Dalam earnings call terbaru, Cook menegaskan bahwa pengembangan Siri versi AI-enhanced berjalan sesuai rencana dan dijadwalkan meluncur tahun depan. Ia juga menegaskan Apple tetap terbuka untuk akuisisi strategis jika dapat mempercepat peta jalan AI mereka.

    “Kami terbuka untuk melakukan merger atau akuisisi jika hal itu mempercepat roadmap kami,” kata Cook, menegaskan kembali pernyataannya pada Juli lalu.

    Pernyataan ini muncul bersamaan dengan laporan keuangan kuartal keempat Apple yang mencatat pendapatan rekor sebesar USD 102,5 miliar, naik delapan persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Divisi layanan — termasuk Apple Music, Apple TV, dan iCloud — terus menjadi motor utama dengan pendapatan USD 28,8 miliar, sementara penjualan iPhone menyumbang USD 49,03 miliar.

    Meski seri iPhone 17 baru dirilis bulan lalu, Apple belum sepenuhnya merealisasikan visinya terhadap “Apple Intelligence”, sistem AI terintegrasi lintas perangkat yang menjadi fokus utama tahun depan. Menurut laporan Bloomberg, Apple bahkan tengah menjajaki kolaborasi dengan Google untuk menghadirkan AI-powered search engine di Siri.

    Sementara itu, Google CEO Sundar Pichai telah mengonfirmasi bahwa pihaknya bekerja untuk membawa dukungan Gemini ke iPhone.

    Selain memperluas integrasi AI, Apple juga baru memperbarui lini produknya dengan iPad Pro, MacBook Pro, dan Vision Pro berbasis chip M5, serta tengah menyiapkan iPhone 17e yang lebih terjangkau pada 2026.

    (asj/asj)

  • Huawei Siapkan Mate 70 Air, Pesaing iPhone Air dengan Baterai Jumbo

    Huawei Siapkan Mate 70 Air, Pesaing iPhone Air dengan Baterai Jumbo

    Jakarta

    Vendor ponsel berlomba-lomba meluncurkan ponsel super tipis untuk menyaingi iPhone Air dan Samsung Galaxy S25 Edge. Setelah Motorola meluncurkan X70 Air, kini giliran Huawei yang sedang menyiapkan ponsel tipis bernama Mate 70 Air.

    Kehadiran Huawei Mate 70 Air pertama kali terendus setelah poster offline yang sepertinya merupakan iklan untuk perangkat tersebut bocor di internet. Poster itu memperlihatkan ponsel misterius berwarna abu-abu dengan tulisan ‘AIR’ di belakangnya.

    Ponsel tersebut memiliki desain yang mirip seperti Mate 70 series, lengkap dengan modul kamera berbentuk bulat, namun dengan bodi yang terlihat lebih tipis. Di modul kamera belakangnya dihiasi logo XMAGE dan panel belakangnya memiliki tekstur seperti Mate 70 Pro+.

    Saat ini informasi tentang Huawei Mate 70 Air masih sangat terbatas. Menurut bocoran yang beredar perangkat ini akan memiliki RAM hingga 16GB, dengan pilihan memori internal 256GB atau 512GB.

    Ukuran layarnya cukup besar, dirumorkan sekitar 6,9 inch dengan resolusi 1,5K. Ponsel ini akan menjalankan HarmonyOS 5.1, dan tersedia dalam pilihan warna hitam, putih, dan emas.

    Huawei Mate 70 Air Foto: InnoGyan

    Belum diketahui seperti apa konfigurasi kamera yang akan diusung Huawei Mate 70 Air, namun kabarnya kamera utamanya akan menggunakan sensor 1/1,3 inch. Kameranya juga diklaim mampu mengambil foto dengan hybrid zoom hhingga 30x, seperti dikutip dari PhoneArena, Sabtu (1/11/2025).

    Namun, Huawei Mate 70 Air sepertinya tidak akan setipis iPhone Air atau Galaxy S25 Edge. Ponsel ini diklaim memiliki ketebalan sekitar 6mm, sedikit lebih tebal jika dibandingkan iPhone Air dan Galaxy S25 Edge yang ketebalannya di bawah 6mm.

    Meski begitu, Huawei Mate 70 Pro akan membawa baterai terbesar di antara pesaingnya dengan kapasitas sekitar 6.000 mAh. Berbeda dengan iPhone Air yang hanya mendukung eSIM, Huawei Mate 70 Air masih mendukung kartu SIM konvensional.

    Huawei Mate 70 Air kabarnya akan diluncurkan di China bulan ini bersama Mate 80 series. Kita tunggu saja pengumuman resmi dari Huawei untuk mengetahui kebenaran rumor ini.

    (vmp/vmp)

  • WhatsApp Garap Aplikasi untuk Apple Watch, Bisa Kirim Pesan dan Voice Note

    WhatsApp Garap Aplikasi untuk Apple Watch, Bisa Kirim Pesan dan Voice Note

    Jakarta

    Aplikasi WhatsApp saat ini sudah tersedia di banyak platform, mulai dari Android, iOS, Windows, Mac, dan lain-lain. Nantinya, aplikasi berkirim pesan ini juga akan hadir di Apple Watch.

    Menurut laporan WABetaInfo, WhatsApp mulai menguji coba aplikasi untuk Apple Watch. Aplikasi baru ini akan melengkapi integrasi WhatsApp dengan perangkat Apple, setelah beberapa bulan yang lalu meluncurkan aplikasi untuk iPad.

    Aplikasi WhatsApp untuk Apple Watch tersedia untuk beta tester setelah menginstal WhatsApp beta untuk iOS versi 25.32.10.71 langsung dari aplikasi TestFlight. Sama seperti aplikasi WhatsApp untuk WearOS yang membutuhkan ponsel Android, versi Apple Watch-nya juga harus dipasangkan dengan iPhone.

    WABetaInfo mengatakan koneksi antara WhatsApp di iPhone dan Apple Watch akan langsung tersambung secara otomatis, asalkan Apple Watch sudah terhubung dengan iPhone. Artinya, pengguna tidak perlu meminda QR code untuk menghubungkan akun WhatsApp.

    Aplikasi WhatsApp untuk Apple Watch Foto: WABetaInfo

    Aplikasi ini akan menampilkan indikator di sisi kiri atas layar untuk memberi tahu pengguna ketika Apple Watch sedang sinkronisasi data, terhubung, atau kehilangan koneksi dengan iPhone.

    Berkat aplikasi baru ini, pengguna WhatsApp bisa langsung membaca dan melihat media di daftar chat langsung di Apple Watch. Pengguna juga bisa menulis dan mengirimkan pesan baru tanpa perlu menunggu notifikasi.

    Aplikasi WhatsApp di Apple Watch juga memudahkan pengguna untuk mengirim pesan suara, emoji, dan mendikte pesan menggunakan input suara. Selain itu, pengguna juga bisa memilih satu dari sekian pesan default yang disediakan WhatsApp dan mengirimkan reaksi emoji, seperti dikutip dari WABetaInfo, Sabtu (1/11/2025).

    Perlu diingat bahwa aplikasi WhatsApp untuk Apple Watch bukan aplikasi independen. Aplikasi ini tetap harus terhubung dengan iPhone untuk melakukan fungsi-fungsi di atas karena merupakan aplikasi pendamping.

    Meski begitu, kehadiran aplikasi ini merupakan langkah yang baik mengingat sebelumnya pengguna WhatsApp hanya bisa menerima notifikasi standar di Apple Watch. Belum diketahui kapan aplikasi WhatsApp untuk Apple Watch akan dirilis untuk lebih banyak pengguna.

    (vmp/vmp)