Produk: Ideologi Pancasila

  • BPIP ajak seluruh rakyat teguhkan kembali nilai-nilai Pancasila

    BPIP ajak seluruh rakyat teguhkan kembali nilai-nilai Pancasila

    Kapoksahli Pangdam Brigjen TNI Wakhyono pada upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Manado, Senin. ANTARA/HO-KODAM XIII/MERDEKA

    BPIP ajak seluruh rakyat teguhkan kembali nilai-nilai Pancasila
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Selasa, 03 Juni 2025 – 09:45 WIB

    Elshinta.com – Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) RI mengajak seluruh rakyat Indonesia meneguhkan kembali komitmen terhadap nilai-nilai Pancasila sebagai rumah besar kebhinekaan yang mempersatukan lebih dari 270 juta jiwa.

    “Pancasila bukan sekadar dokumen historis atau teks normatif, melainkan jiwa bangsa Indonesia,” ujar Kapoksahli Pangdam XIII/Merdeka Brigjen TNI Wakhyono saat membacakan sambutan Kepala BPIP RI, Yudian Wahyudi, pada upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Manado, Senin.

    Kepala BPIP Yudian menyampaikan bahwa Asta Cita delapan agenda prioritas nasional menuju Indonesia Emas 2045 menjadikan penguatan ideologi Pancasila, demokrasi, dan hak asasi manusia sebagai prioritas utama. 

    Hal ini dinilai sangat penting dalam menghadapi tantangan globalisasi, radikalisme, intoleransi, serta disinformasi di era digital.

    BPIP menggarisbawahi empat sektor utama yang menjadi fokus pembumian Pancasila yakni pendidikan, birokrasi, ekonomi dan ruang digital. 

    BPIP juga terus melaksanakan berbagai program strategis seperti pelatihan ASN, pembinaan ideologi lintas sektor, dan penguatan kurikulum Pancasila agar nilai-nilai tersebut benar-benar dihidupi, bukan hanya dihafalkan.

    “Kita ingin Indonesia yang tidak hanya maju secara teknologi, tapi juga bermartabat secara moral,” kata Yudian.

    Dia mengajak seluruh elemen bangsa menjadikan Pancasila sebagai sumber inspirasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

    Kapoksahli menekankan pentingnya Pancasila sebagai dasar negara, pedoman hidup bersama, serta bintang penuntun dalam mewujudkan cita-cita Indonesia yang adil, makmur, dan berdaulat.

    Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila diikuti seluruh perwira, bintara, tamtama dan PNS Makodam XIII/Merdeka di Manado, Sulawesi Utara.

    Sumber : Antara

  • 7
                    
                        Momen Menyejukkan Upacara Hari Pancasila: Gibran Salami Try Sutrisno, Mega-Prabowo Akrab
                        Nasional

    7 Momen Menyejukkan Upacara Hari Pancasila: Gibran Salami Try Sutrisno, Mega-Prabowo Akrab Nasional

    Momen Menyejukkan Upacara Hari Pancasila: Gibran Salami Try Sutrisno, Mega-Prabowo Akrab
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Sejumlah momen menyejukkan antara tokoh bangsa terekam menjelang upacara peringatan
    Hari Lahir Pancasila
    di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Jakarta Pusat, Senin (2/6/2025).
    Momen-momen itu bahkan terjadi sejak di ruang tunggu atau
    holding room
    , sebelum upacara dimulai.
    Momen akrab terjadi antara Presiden
    Prabowo Subianto
    , Wakil Presiden
    Gibran Rakabuming Raka
    , dan Ketua Dewan Pengarah BPIP sekaligus Presiden ke-5 RI
    Megawati Soekarnoputri
    .
    Ketika acara belum berlangsung, Prabowo sempat melontarkan candaan kepada Megawati.
    Momen ini bermula ketika Prabowo masuk ke ruang tunggu di mana Megawati dan Wakil Presiden ke-6 RI
    Try Sutrisno
    sudah lebih dulu tiba.
    Prabowo langsung menuju ke sebuah meja panjang lalu menyapa dan menyalami Megawati dan Try Sutrisno yang memakai baju putih khas seragam BPIP.
    “Bu, Pak Try,” kata Prabowo sambil menyalami sembari menunduk kecil, Senin.
    Prabowo kemudian duduk berhadapan dengan Megawati.
    Prabowo duduk sebaris dengan Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang duduk di sampingnya.
    Pada momen inilah, Prabowo menggoda Megawati bahwa tubuhnya kini lebih kurus.
    “Ibu, agak kurus, Bu. Waduh, luar biasa. Ibu kurus. Diet ibu berhasil,” kata Prabowo kepada Megawati.
    Menanggapi hal itu, Megawati berseloroh dietnya memang berhasil.
    “Oh iya, berhasil,” ucapnya.
    “Dietnya berhasil,” imbuh Prabowo.
    Perbincangan itu berlangsung beberapa saat hingga Prabowo memberikan tips kepada Mega untuk meminum kopi di pagi hari.
    “Yang penting kalau pagi kopi,” seloroh Prabowo.
    Dalam momen lain, Prabowo juga tertangkap kamera menggandeng lengan Megawati saat berjalan.
    Berdasarkan foto yang dirilis Sekretariat Presiden, Prabowo tampak berdiri di samping kiri Megawati, sembari memegang tangan kiri Megawati.
    Megawati juga terlihat menggapai uluran tangan Prabowo.
    Menurut penuturan Sekretaris Jenderal Partai Gerindra sekaligus Ketua MPR RI, Ahmad Muzani, Prabowo juga sempat berbisik-bisik dengan Megawati dalam pertemuan kemarin.
    Muzani mengaku belum tahu apa yang dibisikkan, meski tidak menutup kemungkinan soal rencana pertemuan lanjutan keduanya.
    “Di antara keduanya juga ada berbisik, yang saya terus terang belum tahu apa yang dibisikkan. Sepertinya begitu (soal pertemuan kembali), tapi saya belum tahu,” kata Muzani seusai acara.
    Muzani melanjutkan, Megawati juga menunjukkan momen keakraban dengan Gibran yang notabene bekas kadernya di PDI Perjuangan.
    Muzani menyebutkan, Megawati, Gibran, bersama pejabat lain sempat larut dalam canda.
    “Iya (ngobrol dengan Bu Mega). Bercanda-canda juga. Bercanda di antara kita. Yang ada di holding, ada saya, ada Pak Prabowo,” bebernya.
    Selain bercanda, rupanya Gibran sempat bertanya kondisi kesehatan ke Megawati.
    “Iya, (Mas Gibran) bertanya (ke Ibu Mega), menanyakan kesehatan Ibu, segala macam,” tutur Muzani.
    Momen lain yang menjadi sorotan adalah ketika Gibran menyalami Wakil Presiden ke-6 RI Try Sutrisno yang turut hadir dalam
    Upacara Hari Lahir Pancasila
    .
    Hubungan keduanya memang menjadi perhatian publik setelah Try ikut menandatangani deklarasi Forum Purnawirawan TNI-Polri yang salah satu poinnya meminta agar Gibran dimakzulkan dari jabatan wakil presiden.
    Momen Gibran menyalami Try itu diunggah Gibran melalui akun Instagram-nya.
    Dalam foto tersebut, Gibran yang mengenakan jas menyalami Try dengan membungkukkan badannya sambil dilihat oleh Megawati.

    Sebelum upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila 2025 bersama Bapak Presiden Prabowo Subianto, Ibu Presiden RI ke-5 sekaligus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri, Bapak Wakil Presiden RI ke-6 Try Sutrisno, serta Bapak Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla
    ,” tulis Gibran.
    Menurut Muzani, momen kebersamaan ini merupakan gambaran bagus bahwa pemimpin bangsa duduk satu meja untuk bercanda, ngobrol, saling bersalaman, saling bersilaturahmi, dan saling bertegur sapa.
    “Saya kira ini sebuah, di hari kita memperingati kelahiran Pancasila ini, saya kira momentum yang sangat bagus dan sangat mengharukan,” kata Muzani.
    “Keakraban, kekeluargaan, penuh mewarnai dan menjadi pemandangan di depan mata kami. Sekarang itu kami bersyukur, bergembira dan bersenang karena pemimpin-pemimpin bangsa semuanya saling tegur sapa, saling bersalaman dan saling ngobrol,” ujar dia.
    Dalam pidatonya, Prabowo juga berbicara soal pentingnya persatuan dalam menghadapi ketidakpastian.
    “Saya yakin pada saat ini bangsa indonesia di tengah tantangan global, kekuatan kita hanya bisa datang kalau kita kompak bersatu,” kata Prabowo.
    Prabowo menyebutkan, nilai Pancasila sendiri telah mampu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia selama bertahun-tahun.
    Prabowo juga berpesan agar Pancasila harus ditempatkan sebagai landasan utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bukan sekadar simbol formalitas.
    Ia menyinggung, kegagalan menerapkan Pancasila dalam praktik bernegara menjadi akar dari banyak permasalahan nasional, termasuk korupsi, penyelewengan kekuasaan, serta ketimpangan sosial.
    Oleh sebab itu, ia menginstruksikan seluruh pejabat publik untuk kembali memegang teguh nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh para pendiri bangsa.
    “Marilah kita kembali ke nilai-nilai Pancasila, nilai-nilai luhur perjuangan kemerdekaan bangsa kita. Marilah kita menggunakan momentum ini untuk memperbaiki diri, untuk memperbaiki sistem kita masing-masing,” kata Prabowo.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pelajar-Tokoh Agama di Tangsel Deklarasikan Janji untuk Amalkan Pancasila

    Pelajar-Tokoh Agama di Tangsel Deklarasikan Janji untuk Amalkan Pancasila

    Jakarta

    Berbagai unsur pelajar, mahasiswa, pemuda, organisasi, dan tokoh agama mendeklarasikan janji untuk terus membumikan ideologi Pancasila. Kegiatan yang digagas Yayasan Rumah Anak Pancasila ini mendorong seluruh elemen bangsa memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila kepada anak-anak.

    Deklarasi yang dilakukan usai upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila di Kecamatan Pondok Arena, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Minggu (1/6) kemarin ini dipimpin Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan.

    Pilar membubuhkan tanda tangan, kemudian diikuti perwakilan legislatif, TNI, Polri, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda lintas organisasi, mahasiswa, relawan, guru, hingga para pelajar.

    Mereka menyatakan siap untuk terus menyosialisasikan dan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

    “Masa depan ada di tangan kita, tidak ada jalan lain selain memastikan Pancasila menjadi denyut pembangunan. Terus memperkuat gotong royong, menjaga perbedaan dan persatuan,” ujar Pilar dalam keterangan tertulis, Senin (2/6/2025).

    Ia mengaku bangga, sejumlah anak juga hadir kemudian membacakan komitmen untuk mempelajari dan mengamalkan segala kandungan Pancasila.

    Pilar menyampaikan bangga dan terima kasih kepada Yayasan Rumah Anak Pancasila. Menurutnya, yayasan ini telah mampu menggerakan para tokoh hingga pelajar lintas agama untuk menggelar acara pada peringatan Hari Lahir Pancasila.

    “Bahkan mampu menggugah kesadaran dan keberanian anak-anak untuk bisa tampil. Untuk terus belajar memahami pancasila. Ada keterlibatan organisasi pemuda juga. Ini luar biasa dan menginspirasi,” ujarnya

    (anl/ega)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kopdes/ Kel Merah Putih sebagai perwujudan ekonomi Pancasila

    Kopdes/ Kel Merah Putih sebagai perwujudan ekonomi Pancasila

    Sumber foto: Istimewa/elshinta.com.

    Menkop Budi Arie: Kopdes/ Kel Merah Putih sebagai perwujudan ekonomi Pancasila
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Senin, 02 Juni 2025 – 12:58 WIB

    Elshinta.com – Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi menyatakan bahwa pemerintah sangat serius untuk memastikan kehidupan rakyat Indonesia dapat lebih sejahtera dan kebutuhan dasar setiap warga negara Indonesia dapat terpenuhi dengan baik. Salah satu gagasan yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto yaitu Pembentukan 80.000 unit Koperasi Desa/ Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih. 

    Menkop Budi Arie menilai bahwa Koperasi menjadi satu-satunya perwujudan dari ekonomi konstitusi karena semangat pembangunan ekonomi yang dilakukan koperasi sesuai dengan asas Pancasila yaitu kegotong-royongan dan kebersamaan. Sehingga menjadi sebuah keniscayaan bagi pemerintah untuk kembali menegakkan ekonomi konstitusi ini melalui program Kopdes/ Kel Merah Putih agar keadilan ekonomi dapat dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia.

    “Keadilan sosial, sebagaimana termaktub dalam sila kelima, harus menjadi orientasi utama sehingga UMKM, ekonomi kerakyatan dan koperasi harus terus diberdayakan agar tidak ada warga yang tertinggal dalam kemajuan bangsa,” kata Menkop Budi Arie dalam Pidato Peringatan Hari Lahir Pancasila di Jakarta, Senin (2/6).

    Menkop Budi Arie kembali menegaskan bahwa Kopdes/ Kel Merah Putih menjadi alat perjuangan bagi pemerintah untuk melawan pihak-pihak yang merenggut kesejahteraan masyarakat terutama di desa seperti tengkulak, rentenir dan pinjaman online.  Melalui koperasi ini hasil-hasil pembangunan dan kemajuan ekonomi di desa akan didistribusikan secara adil dan merata sehingga tidak lagi tersentralisasi pada segelintir elite sejalan dengan nilai-nilai Pancasila.

    “Kita perlu memastikan bahwa pembangunan tidak hanya dinikmati oleh segelintir orang, tetapi menjadi berkah bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujar Menkop Budi Arie.

    Menkop Budi Arie mengajak semua pihak untuk menjadikan momentum Hari Lahir Pancasila ini sebagai pengingat bahwa pembangunan Indonesia tidak boleh meninggalkan desa. Kopdes/ Kel Merah Putih membuktikan bahwa dengan semangat gotong royong dan pengelolaan yang profesional, desa bisa menjadi pusat pertumbuhan, bukan sekadar objek pembangunan.

    “Sudah saatnya kita tidak lagi memandang koperasi sebagai entitas ekonomi kelas dua. Kopdes/Kel Merah Putih menunjukkan bahwa koperasi bisa menjadi garda depan dalam membangun Indonesia yang berdaulat secara ekonomi, kuat secara sosial, dan berkarakter secara budaya,” jelas Menkop Budi Arie.

    Dalam konteks pembangunan nasional, lanjut Menkop Budi Arie, pemerintah telah menetapkan Asta Cita sebagai delapan agenda prioritas menuju Indonesia Emas 2045 dimana ideologi Pancasila, demokrasi dan hak asasi manusia menjadi prioritas untuk terus diperkuat. Hal ini menjadi penting karena apabila kemajuan bangsa Indonesia tanpa arah ideologis yang kuat akan mudah goyah.

    Menkop Budi Arie juga menekankan bahwa kemajuan ekonomi tanpa pondasi nilai – nilai Pancasila akan berdampak pada lahirnya ketimpangan, kesenjangan sosial dan berbagai masalah lainnya. Sementara kemajuan teknologi tanpa bimbingan moral Pancasila juga dapat menjerumuskan bangsa pada dehumanisasi.

    Sehingga, penguatan ideologi Pancasila dalam pembangunan di berbagai bidang menjadi hal yang sangat fundamental. Melalui Asta Cita di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Menkop Budi Arie menyatakan bahwa pemerintah bertekad untuk mengaktualisasikan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari terutama di bidang pendidikan, birokrasi, ekonomi, hingga ruang-ruang digital. 

    “Peringatan Hari Lahir Pancasila ini harus menjadi pengingat bahwa masa depan bangsa berada di tangan kita. jika kita ingin mewujudkan Indonesia Raya, maka tidak ada jalan lain selain memastikan bahwa Pancasila tetap menjadi jiwa dalam setiap denyut nadi pembangunan,” kata Menkop Budi Arie.

    Sumber : Elshinta.Com

  • Bupati Pamekasan: Pancasila Bukan Sekedar Ideologi, Tapi?

    Bupati Pamekasan: Pancasila Bukan Sekedar Ideologi, Tapi?

    Pamekasan (beritajatim.com) – Bupati Pamekasan, KH Kholilurrahman menilai jika Pancasila bukan hanya sekedar ideologi, tetapi juga sebagai jiwa dan semangat bersama sebagai sebuah bangsa.

    Hal tersebut disampaikan dalam upacara memperingati Hari Lahir Pancasila di Lapangan Nagara Bhakti Kompleks Mandhapa Aghung Ronggosukowati, Jl Pamong Praja Nomor 1 Pamekasan, Senin (2/6/2025).

    “Peringatan Hari Lahir Pancasila (1 Juni) ini bukan sekedar mengenang rumusan dasar negara, tetapi harus dijadikan sebagai momentum untuk meneguhkan kembali komitmen terhadap nilai-nilai luhur yang menjadi pondasi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata KH Kholilurrahman.

    Pancasila merupakan jiwa bangsa, pedoman hidup bersama, serta penuntun dalam mewujudkan cita-cita bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. “Pancasila bukan sekedar dokumen, historis atau teks normatif yang tertulis dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945,” ungkapnya.

    “Sebagai dasar negara, Pancasila bukan sekedar ideologi tapi juga sebagai jiwa dan semangat kita sebagai bangsa. Nilai-nilainya hidup dalam bentuk gotong royong, toleransi dan persatuan yang kita jaga bersama, termasuk di kabupaten Pamekasan tercinta,” imbuhnya.

    Bupati yang akrab disapa Kiai Kholil juga menjelaskan jika Pancasila mempersatukan 280 juta jiwa dari beragam latar belakang suku, ras, agama, budaya dan bahasa yang berbeda. “Dalam Pancasila juga dapat dipelajari bentuk kebhinekaan dan bukan alasan untuk terpecah, melainkan kekuatan untuk bersatu,” tegasnya.

    “Dalam semangat memperkukuh Ideologi Pancasila, izinkan kami mengajak kita semua merenungkan kembali bahwa Pancasila adalah rumah besar bagi kita semua. Mari terus kita rawat semangat Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, dimulai dari hal kecil, dari lingkungan terdekat dari diri sendiri,” pungkasnya.

    Dalam kegiatan upacara tersebut, Bupati Kholil bertindak sebagai inspektur upacara yang dihadiri jajaran Forkopimda Pamekasan, staf ahli bupati, kepala OPD, personil TNI-Polri, Dishub, Satpol-PP dan Damkar, sejumkah ASN hingga Paskibra Pamekasan. [pin/ian]

  • Prabowo-Megawati Mesra di Harlah Pancasila, PDIP: Sikap Kenegarawanan

    Prabowo-Megawati Mesra di Harlah Pancasila, PDIP: Sikap Kenegarawanan

    Jakarta, Beritasatu.com – Presiden Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDIP sekaligus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri tampak akrab saat upacara Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila, Jakarta Pusat, Senin (2/6/2025).

    Ketua DPP PDIP Said Abdullah mengatakan Prabowo dan Megawati yang sudah bersahabat sejak lama selalu menunjukkan sikap kenegarawanan.

    “Hubungan keduanya terajut dengan baik sejak lama, baik dalam konteks politik, apalagi dalam urusan strategis menyangkut ideologi negara Pancasila,” ujar Said dikutip dari Antara.

    Sebelumnya, Presiden Prabowo telah berkunjung untuk melakukan silaturahim ke rumah Megawati di Menteng, Jakarta pada Senin (7/4/2025) malam.

    Menurut Said, silaturahim tersebut patut diapresiasi sebagai penghormatan Prabowo kepada para tokoh bangsa, terutama mantan pemimpin negara, seperti Megawati.

    Dengan begitu, ia menilai jiwa penghormatan Prabowo tersebut menjadi modal penting bagi pemerintah ke depan untuk membangun stabilitas politik dan melaksanakan pembangunan.

    Said mengungkapkan dalam pidato sambutan pada upacara Hari Lahir Pancasila, Presiden Prabowo menyebut nama Megawati paling awal sebelum para tokoh lainnya.

    “Sangat terlihat Presiden Prabowo memberi tempat terhormat kepada Ibu Mega, baik selaku presiden kelima RI maupun sebagai ketua Dewan Pengarah BPIP. Saya kira ini melampaui hubungan urusan pragmatis politik,” tuturnya.

    Selain itu, lanjut dia, dalam pidato Prabowo juga menegaskan pentingnya bangsa untuk bersatu agar menjadi bangsa yang kuat dalam menghadapi berbagai tantangan kebangsaan dan kenegaraan yang tidak mudah.

    Menurut dia, Megawati tentunya menyambut baik gagasan dan pikiran Presiden Prabowo tersebut.

    Di sisi lain, Said berpendapat keakraban Megawati dan Prabowo juga melanjutkan tradisi dari para pemimpin bangsa sebelumnya.

    Dahulu, disebutkan bahwa banyak para tokoh politik bangsa yang berbeda haluan politik dan berbeda dalam menempuh jalan kebijakan, namun tetap bisa berhubungan baik, menjaga silaturahim, bahkan saling tunjuk untuk menjadi imam salat berjemaah bersama.

    “Kita juga teringat bagaimana Buya Hamka menjadi imam salat jenazah Presiden Soekarno, padahal hubungan mereka berdua cukup keras dalam soal politik,” imbuh ketua Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) itu.

    Untuk itu, sebagai tokoh yang sama-sama nasionalistis, Prabowo dan Megawati tentu tersambung secara batiniah, terutama atas panggilan sejarah dan kebutuhan masa depan Indonesia.

    “Hal-hal seperti ini hanya bisa dimaknai dan dipahami oleh mereka yang memang sudah zuhud dalam berbangsa dan bernegara sehingga cara pandang kita tidak semata politik lahiriah yang cenderung naik turun dan dinamis,” ucap Said.

    Presiden Ke-5 RI Megawati Soekarnoputri turut hadir dalam upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila, Senin (2/6/2025) pagi yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto.

    Megawati berbaris diapit Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran sebelum Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila dimulai.

    Sebelumnya, terdapat pula momen keakraban Prabowo dan Megawati yang tertangkap di ruang tunggu Gedung Pancasila.

    Salah satunya saat keduanya duduk di meja oval ruangan. Kala itu, Presiden Prabowo berkelakar kepada Megawati yang duduk berhadapan dengannya, untuk mencairkan suasana.

    “Ibu agak kurus, Bu. Waduh, luar biasa. Ibu kurus. Diet Ibu berhasil,” kata Prabowo.

    Mendengar hal itu, Megawati pun seakan mengiyakan. “Oh iya, diet kurus itu,” katanya.

  • Muzani ungkap isi obrolan Wapres Gibran dan Presiden ke-5 Megawati

    Muzani ungkap isi obrolan Wapres Gibran dan Presiden ke-5 Megawati

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Muzani ungkap isi obrolan Wapres Gibran dan Presiden ke-5 Megawati
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Senin, 02 Juni 2025 – 17:26 WIB

    Elshinta.com – Ketua MPR RI Ahmad Muzani mengungkap isi obrolan ringan antara Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dan Presiden Ke-5 Megawati Soekarnoputri saat keduanya bertemu di holding room Gedung Pancasila, Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin.

    “Iya, (Wapres Gibran) bertanya, menanyakan kesehatan Ibu (Megawati) segala macam,” kata Ahmad Muzani menjawab pertanyaan wartawan saat ditemui setelah upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila, Senin.

    Muzani menjelaskan Presiden Prabowo Subianto bersama beberapa tokoh dan pejabat negara berkumpul di ruang tunggu VVIP (holding room), Gedung Pancasila, Senin pagi, sebelum mengikuti upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di pelataran gedung.

    Presiden Prabowo Subianto masuk ke dalam ruang tunggu bersama Wapres Gibran. Presiden kemudian langsung menyalami Presiden Ke-5 Megawati dan Wapres Ke-6 Try Sutrisno yang saat itu telah menunggu lebih dulu di dalam ruangan, dan duduk bersebelahan.

    Megawati, yang juga merupakan Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), hadir mengenakan pakaian berwarna putih dengan label BPIP. Try Sutrisno turut mengenakan atasan berwarna putih dengan label BPIP.

    Selepas bersalaman dan saling sapa, Presiden kemudian mengambil posisi duduk berhadapan dengan Megawati dan Try Sutrisno. Di sisi kiri Presiden, ada Wapres Gibran dan Ketua MPR Ahmad Muzani, sementara di sisi kanan Presiden ada Menteri Luar Negeri Sugiono, dan Menteri Sekretaris Negara sekaligus Juru Bicara Presiden RI Prasetyo Hadi.

    Muzani kemudian mendeskripsikan pertemuan di ruang tunggu itu berlangsung hangat dan akrab.

    “Suasana pertemuan di antara Presiden Prabowo dengan Presiden Ke-5 Republik Indonesia, Ibu Megawati Soekarnoputri, berlangsung sangat akrab, penuh kekeluargaan, dan saling banyak bercanda,” kata Ahmad Muzani.

    Muzani melanjutkan Presiden Prabowo dan Megawati sempat berbisik, tetapi dia tidak tahu informasi yang dibahas oleh Presiden dan Megawati.

    Terlepas dari itu, Muzani menilainpertemuan singkat di ruang tunggu Gedung Pancasila merupakan gambaran yang positif untuk kerukunan antarpemimpin-pemimpin bangsa.

    “Para pemimpin bangsa, tokoh bangsa, duduk satu meja untuk bercanda, ngobrol, saling bersalaman, saling bersilaturahmi, dan saling bertegur sapa. Saya kira ini sebuah — di hari kita memperingati kelahiran Pancasila — ini saya kira momentum yang sangat bagus, dan sangat mengharukan,” kata Ahmad Muzani.

    Sumber : Radio Elshinta

  • Megawati, Prabowo, Gibran Akrab saat Upacara Hari Pancasila, Sinyal Rekonsiliasi?

    Megawati, Prabowo, Gibran Akrab saat Upacara Hari Pancasila, Sinyal Rekonsiliasi?

    Bisnis.com, JAKARTA — Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan bahwa momen peringatan Hari Lahir Pancasila tahun ini tak hanya menjadi simbol refleksi ideologis, tetapi juga panggung keakraban politik nasional. 

    Muzani membagikan suasana hangat yang terjadi di balik layar, termasuk pertemuan Presiden Prabowo Subianto, Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

    Muzani menggambarkan suasana hangat yang terjadi di holding room sebelum acara dimulai. Sejumlah tokoh nasional hadir dan duduk dalam suasana penuh keakraban. 

    “Yang di holding room tadi ada Ibu Megawati, ada Pak Try (Sutrisno), ada Pak JK (Jusuf Kalla), ada Presiden Prabowo, ada Wapres, ada saya, ada Mensesneg, ada Menlu,” ujarnya di Gedung Pancasila, Senin (2/6/2025).

    Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa suasana di ruangan tersebut sangat cair. Bahkan, Gibran disebut sempat berbincang langsung dengan Megawati dan menanyakan kondisi kesehatannya. 

    Tentang posisi duduk para tokoh di holding room, Muzani menjelaskan bahwa Megawati dan Gibran duduk saling berhadapan.

    Terkait momen antara Prabowo dan Megawati, Muzani menyebut bahwa keduanya tampak sangat akrab, bahkan sempat saling berbisik. Ketika ditanya apakah bisikan itu akan ditindaklanjuti dalam bentuk pertemuan politik lanjutan, Muzani mengamini.

    “Sepertinya begitu, tapi saya belum tahu,” katanya singkat. 

    Meski begitu, Muzani menilai momen ini sebagai gambaran positif kebersamaan para pemimpin bangsa.

    “Saya kira ini adalah gambaran yang sangat bagus. Para pemimpin bangsa, tokoh bangsa duduk satu meja untuk bercanda, ngobrol, saling bersalaman, saling bersilaturahmi, dan saling bertegur sapa. Saya kira ini momentum yang sangat bagus dan sangat mengharukan,” katanya.

    Ketika ditanya apakah momen ini menjadi sinyal bahwa PDIP akan lebih merapat ke pemerintahan Prabowo-Gibran, Muzani enggan berspekulasi.

    “Ya, ini peristiwa yang terjadi hari ini. Saya menceritakannya itu,” ujarnya. 

    Muzani juga menyatakan harapannya agar pertemuan-pertemuan serupa dapat terus terjadi demi mempererat rekonsiliasi nasional. 

    “Mudah-mudahan, iya, iya sepertinya begitu,” ucapnya.

    Di sisi lain, menurut Muzani, acara peringatan yang digelar oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) itu memang disesuaikan waktunya agar dapat dihadiri oleh para tokoh penting, termasuk Megawati. 

    “Iya, menyesuaikan semuanya,” pungkas Muzani saat ditanya apakah penjadwalan ulang acara dilakukan demi menyesuaikan agenda Megawati.

  • Momen Prabowo Puji Diet Megawati: Luar Biasa, Ibu Kurus!

    Momen Prabowo Puji Diet Megawati: Luar Biasa, Ibu Kurus!

    Bisnis.com, JAKARTA — Suasana hangat dan penuh keakraban tercipta dalam momen tak terduga ketika Presiden Prabowo Subianto bertemu Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di ruang tunggu (holding room) agenda Hari Lahir Pancasila, di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Senin (2/6/2025).

    Dalam pertemuan singkat itu, Prabowo tampak menyapa dengan ramah Megawati dan Jenderal (Purn.) Try Sutrisno. Dia kemudian duduk berhadapan dengan Megawati, membuka percakapan dengan nada bersahabat.

    “Ibu agak kurus, Bu. Waduh, luar biasa. Ibu kurus. Diet Ibu berhasil,” ucap Prabowo sembari tersenyum.

    Megawati pun membalas dengan santai kepada Prabowo. 

    “Iya, berhasil,” balas Megawati sambil tersenyum.

    Prabowo pun mengangguk dan mengulang, “Dietnya berhasil.”

    Tak lama kemudian, Megawati tampak menawarkan kue kepada Prabowo sambil berkata, “Lah, ini monggo.”

    Disambut tawa ringan dari Prabowo yang menjawab, “Hahaha. Yang penting kalau pagi kopi,” tandas Prabowo.

    Keduanya terus berbicara lantaran duduk saling berhadapan di sebuah meja oval panjang, ditemani sejumlah tokoh penting negara.

    Di sisi kanan Prabowo tampak Menteri Luar Negeri Sugiono dan Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, sementara di sisi kirinya duduk Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

    Megawati hadir dengan balutan kemeja putih lengan panjang, duduk bersebelahan dengan Wakil Presiden ke-6 Try Sutrisno. Tak lama kemudian, Prabowo bahkan sempat berpindah tempat duduk, mendekat dan duduk tepat di sebelah Megawati.

    Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi tampak ikut dalam perbincangan, menunduk setengah jongkok di antara keduanya untuk menyimak obrolan hangat tersebut.

    Momen-momen informal ini terjadi hanya beberapa saat sebelum upacara dimulai, yang tahun ini mengusung tema “Memperkokoh Ideologi Pancasila Menuju Indonesia Raya.”

    Menjelang pelaksanaan upacara, Megawati juga terlihat berada di sisi belakang Prabowo, diapit oleh Gibran saat mereka berjalan bersama menuju mimbar kehormatan.

  • Kemitraan Strategis Indonesia-Perancis dalam Lanskap Geopolitik Dunia
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        2 Juni 2025

    Kemitraan Strategis Indonesia-Perancis dalam Lanskap Geopolitik Dunia Nasional 2 Juni 2025

    Kemitraan Strategis Indonesia-Perancis dalam Lanskap Geopolitik Dunia
    Dewan Pakar Bidang Geopolitik dan Geostrategi BPIP RI.
    KUNJUNGAN
    kenegaraan Presiden Perancis
    Emmanuel Macron
    ke Indonesia, pada 28 Mei 2025, menjadi tonggak penting dalam sejarah hubungan bilateral kedua negara.
    Dalam seremoni resmi di Istana Merdeka, Jakarta, sebanyak 21 dokumen kesepakatan ditandatangani, ditunjukkan, dan diumumkan di hadapan Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Emmanuel Macron.
    Penandatanganan berbagai dokumen kerja sama tersebut mencakup sektor-sektor krusial seperti pertahanan, energi, keamanan maritim, pendidikan, teknologi digital, dan transisi hijau.
    Hal ini menunjukkan bahwa hubungan Indonesia-Perancis telah berkembang dari sekadar kemitraan simbolik menjadi bentuk kolaborasi yang substansial.
    Di tengah ketidakpastian tatanan dunia pasca-pandemi dan meningkatnya rivalitas kekuatan besar, Indonesia dan Perancis menegaskan peran mereka sebagai aktor yang mendukung tatanan global yang stabil, inklusif, dan berbasis hukum internasional.
    Dari sudut pandang
    geopolitik
    , kunjungan ini mencerminkan pendekatan
    adaptive hedging
    Indonesia dalam menjalin kemitraan dengan kekuatan non-hegemonik.
    Indonesia berupaya menjaga kedaulatan dan memperluas ruang manuver strategis melalui kerja sama multilateral yang saling menguntungkan.
    Perancis, sebagai negara Eropa yang memiliki kepentingan langsung di kawasan Indo-Pasifik, melihat Indonesia sebagai mitra utama dalam menjaga stabilitas kawasan, khususnya di wilayah Laut Cina Selatan.
    Pendekatan ini selaras dengan ideologi Pancasila dan ajaran Trisakti Bung Karno—berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.
    Politik luar negeri Indonesia bukan hanya berbasis pada kepentingan nasional semata, tetapi juga dilandasi nilai moral dan solidaritas global.
    Diplomasi Indonesia mengedepankan prinsip perdamaian, keadilan, dan kerja sama antarbangsa yang setara.
    Melalui kemitraan strategis dengan Perancis, Indonesia tidak hanya memperkuat posisi regionalnya, tetapi juga menunjukkan kemampuannya sebagai bridge-builder global.
    Di tengah rivalitas kekuatan besar yang terus membentuk lanskap geopolitik global, Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo menegaskan pendekatan luar negeri berbasis
    adaptive hedging
    .
    Strategi ini menekankan perlunya menjalin kemitraan strategis dengan kekuatan non-hegemonik.
    Hal tersebut dimaksudkan guna menjaga fleksibilitas diplomatik, meningkatkan ketahanan nasional, dan memperluas ruang manuver Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian global.
    Pendekatan ini juga mencerminkan sikap non-blok yang adaptif, bukan netral pasif, tetapi aktif dalam menentukan arah kepentingan nasional.
    Sebagai kekuatan menengah (
    middle power
    ) dengan posisi geografis dan ekonomi yang strategis, Indonesia menunjukkan komitmennya untuk tidak terjebak dalam blok kekuatan manapun.
    Adaptive hedging
    memungkinkan Indonesia menjalin kerja sama yang setara dengan berbagai mitra, baik dari negara-negara Barat seperti Perancis maupun kekuatan Asia seperti Jepang, India, dan China.
    Pendekatan ini bukan sekadar diversifikasi politik luar negeri, tetapi juga cara memperkuat kemandirian dalam menentukan kebijakan regional dan global.
    Dalam konteks Indo-Pasifik, strategi ini memperkuat peran Indonesia sebagai jangkar stabilitas kawasan. Indonesia aktif mempromosikan tatanan maritim yang damai, terbuka, dan berbasis hukum internasional, termasuk dalam isu sensitif seperti Laut Cina Selatan.
    Melalui kerja sama dengan mitra non-hegemonik, Indonesia menjaga keseimbangan kekuatan regional tanpa menjadi perpanjangan tangan kekuatan besar tertentu.
    Inilah manifestasi konkret dari prinsip bebas aktif yang diperbarui secara dinamis sesuai tantangan zaman.
    Pendekatan ini juga sejalan dengan nilai-nilai ideologis Pancasila dan ajaran Trisakti Bung Karno: berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.
    Indonesia tidak sekadar pragmatis dalam berelasi, tetapi juga menjunjung tinggi prinsip keadilan, kedaulatan, dan solidaritas antarbangsa.
    Dengan demikian,
    adaptive hedging
    bukan hanya strategi geopolitik, tetapi juga ekspresi dari jati diri bangsa dalam menghadapi dunia yang semakin multipolar dan kompleks.
    Diplomasi Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo terus berpijak pada landasan ideologis Pancasila dan ajaran Trisakti Bung Karno, terutama dalam membangun hubungan dengan negara-negara mitra seperti Perancis.
    Kedatangan Presiden Perancis Emmanuel Macron ke Jakarta menjadi bukti bahwa Indonesia tetap memegang prinsip-prinsip dasar tersebut sekaligus terbuka terhadap kemitraan strategis lintas kawasan.
    Juga penandatanganan terhadap 21 dokumen kerja sama menunjukkan bahwa hubungan Indonesia–Perancis bukan sekadar pragmatis, tetapi dibangun atas dasar saling menghormati nilai, kedaulatan, dan visi bersama tentang tatanan dunia yang adil dan damai.
    Dari itu ajaran Trisakti—berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan—menjadi panduan Indonesia dalam menjalin hubungan internasional yang sejajar dan tidak subordinatif.
    Dalam konteks hubungan dengan Perancis, Indonesia mengedepankan kedaulatan politiknya dengan menunjukkan posisi independen dalam isu-isu global seperti Laut Cina Selatan dan Palestina, sekaligus menjalin kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan di sektor energi, teknologi hijau, pertahanan, hingga pendidikan.
    Hubungan tersebut juga mengukuhkan prinsip berdikari, dan menjadikan kerja sama sebagai sarana memperkuat kapasitas nasional, bukan ketergantungan.
    Konsistensi Indonesia dalam mendukung solusi dua negara bagi Palestina, serta keterbukaan terhadap hubungan diplomatik dengan Israel, mencerminkan keberanian moral dan kebijaksanaan strategis.
    Pernyataan Presiden Prabowo dalam forum bilateral dengan Presiden Macron menegaskan bahwa dukungan terhadap Palestina bukan bentuk antagonisme terhadap negara lain, melainkan cermin komitmen terhadap keadilan universal.
    Dalam hal ini, Perancis sebagai negara demokratis turut menunjukkan sensitivitas terhadap prinsip-prinsip tersebut, menciptakan sinergi yang memperkuat keharmonisan nilai dalam hubungan bilateral.
    Sementara itu Pancasila, dengan sila-silanya yang menjunjung kemanusiaan dan keadilan, menjadi landasan diplomasi Indonesia yang tidak sekadar reaktif terhadap situasi global, tetapi juga proaktif sebagai jembatan antarperadaban.
    Indonesia dan Perancis, meskipun berbeda latar budaya dan sejarah kolonial, mampu menjalin hubungan yang setara karena adanya fondasi nilai yang kokoh di masing-masing pihak.
    Dengan demikian, diplomasi Indonesia yang berbasis Pancasila dan Trisakti tidak hanya relevan dalam menghadapi tantangan geopolitik, tetapi juga menjadi fondasi utama dalam menjalin kerja sama yang berkelanjutan dengan mitra global seperti Perancis.
    Hubungan bilateral ini mencerminkan bahwa kekuatan ideologis dan etika dalam politik luar negeri bukan sekadar retorika, tetapi dapat diterjemahkan menjadi tindakan nyata yang memperkuat posisi Indonesia sebagai aktor independen, berdaulat, dan bermartabat di kancah internasional.
    Kebijakan luar negeri Indonesia terus menunjukkan arah yang semakin progresif di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo.
    Dalam pernyataannya mengenai konflik Palestina-Israel, Presiden Prabowo menegaskan kesiapan Indonesia untuk bertindak sebagai
    bridge-builder
    atau jembatan dialog antar-kepentingan.
    Komitmen ini menandakan transformasi dari peran tradisional Indonesia yang cenderung reaktif, menjadi aktor global yang proaktif, menjembatani konflik serta mendorong penyelesaian damai yang berkeadilan.
    Peran Indonesia sebagai mediator bukanlah hal baru, namun kini diperkuat dengan posisi strategis di kawasan Indo-Pasifik dan legitimasi moral yang tinggi di mata dunia.
    Dukungan terhadap solusi dua negara untuk Palestina tetap menjadi fondasi etis yang menjunjung tinggi solidaritas terhadap bangsa tertindas, sesuai amanat konstitusi dan semangat Konferensi Asia-Afrika 1955.
    Dalam kerangka ini, Indonesia tampil sebagai norm entrepreneur—pencipta dan penyebar norma—yang tidak hanya memediasi, tetapi juga mengusulkan nilai dan prinsip sebagai dasar penyelesaian konflik.
    Prinsip-prinsip seperti keadilan, kesetaraan, dan penghormatan terhadap hukum internasional menjadi landasan dalam setiap posisi Indonesia.
    Dengan membawa nilai-nilai Pancasila ke panggung global, Indonesia menunjukkan bahwa kekuatan moral bisa menjadi alat diplomasi yang efektif, bahkan dalam isu paling sensitif seperti Palestina-Israel.
    Lebih dari sekadar kepentingan nasional, pendekatan ini memperlihatkan bahwa Indonesia memiliki visi kosmopolitan yang selaras dengan tantangan zaman.
    Dalam dunia yang semakin multipolar dan terpolarisasi oleh kepentingan kekuatan besar, kehadiran negara-negara seperti Indonesia yang bersuara adil, netral, dan solutif menjadi kebutuhan mendesak.
    Maka pertemuan antara Presiden Prabowo dan Presiden Emmanuel Macron mencerminkan lebih dari sekadar seremoni diplomatik.
    Ia merupakan bagian dari strategi geopolitik Indonesia untuk memperkuat posisi sebagai aktor penting dalam membentuk tata dunia baru yang lebih adil dan beradab.
    Sebagai negara dengan fondasi ideologis yang kuat melalui Pancasila dan ajaran Trisakti Bung Karno, Indonesia mengedepankan pendekatan diplomasi moral yang bertumpu pada prinsip kedaulatan, kemandirian, dan kepribadian nasional.
    Visi ini menjadikan Indonesia bukan hanya sekadar negara berkembang yang mencari tempat di antara kekuatan besar, tetapi sebagai pemrakarsa nilai yang ingin menyeimbangkan realisme politik dengan etika internasional.
    Dengan begitu, pertemuan Prabowo-Macron menjadi salah satu wujud konkret dari nilai tersebut. Dalam situasi global yang kian multipolar dan ditandai oleh persaingan antara kekuatan hegemonik, Indonesia menawarkan pendekatan inklusif dan kolaboratif.
    Hubungan strategis dengan Perancis, anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan kekuatan utama di Uni Eropa, memperkuat posisi Indonesia dalam membentuk poros demokrasi dan perdamaian di kawasan Indo-Pasifik.
    Ini juga mencerminkan upaya Indonesia untuk menjembatani perbedaan geopolitik dan memperkuat tatanan dunia berbasis hukum internasional, bukan kekuatan koersif.
    Indonesia memandang kemitraan global tidak hanya melalui lensa ekonomi dan pertahanan, tetapi juga sebagai ruang untuk membangun norma baru yang menjunjung martabat manusia, kesetaraan antarbangsa, dan perlindungan terhadap kepentingan kolektif.
    Dengan landasan etika ini, Indonesia berperan sebagai kekuatan normatif yang berani menawarkan alternatif terhadap praktik-praktik hubungan internasional yang cenderung transaksional atau eksploitatif.
    Diplomasi yang dibangun bukan hanya untuk melindungi kepentingan nasional, tetapi juga memperjuangkan tatanan global yang lebih manusiawi.
    Oleh karena itu, pertemuan antara Presiden Prabowo dan Presiden Macron harus dilihat sebagai bagian dari arsitektur diplomasi baru Indonesia—yakni diplomasi yang berani, inklusif, dan bermoral.
    Dalam dunia yang diwarnai ketidakpastian dan konflik, Indonesia hadir sebagai suara yang menyejukkan dan menjembatani.
    Dengan mengintegrasikan prinsip Pancasila dan visi Trisakti ke dalam praktik politik luar negeri, Indonesia dapat memainkan peran sentral dalam membentuk masa depan dunia yang lebih adil, damai, dan beradab.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.