Produk: gula darah

  • Dompet Dhuafa dan Grand Indonesia Gelar Layanan Kesehatan Gratis untuk Warga Tanah Abang
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        22 November 2024

    Dompet Dhuafa dan Grand Indonesia Gelar Layanan Kesehatan Gratis untuk Warga Tanah Abang Nasional 22 November 2024

    Dompet Dhuafa dan Grand Indonesia Gelar Layanan Kesehatan Gratis untuk Warga Tanah Abang
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com

    Dompet Dhuafa
    dan
    Grand Indonesia
    mengadakan pemeriksaan kesehatan gratis meliputi cek gula darah, tekanan darah, asam urat, dan kolesterol kepada 200 lansia, serta sosialisasi pola hidup sehat untuk 100 anak-anak.
    Kegiatan tersebut merupakan pelaksanaan dari program Grand Indonesia Sehat yang diselenggarakan di wilayah Jati Bunder, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (14/11/2024).
    Adapun sosialisasi pola hidup sehat yang disampaikan kepada 100 anak-anak, di antaranya perawatan gigi, cara mencuci tangan, hingga etika batuk.
    General Manager Penghimpunan Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS) Dompet Dhuafa Ahmad Faqih Syarafaddin mengatakan bahwa program tersebut diharapkan dapat menjadi manfaat untuk warga Jati Bunder yang membutuhkan pemeriksaan kesehatan.
    “Kami mengucapkan terima kasih kepada Grand Indonesia, Insyaallah semakin (banyak) tercipta program yang berdampak luas, program yang semakin variatif sehingga dampak kolaborasi ini bisa semakin dirasakan oleh masyarakat yang lebih luas,” katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (22/11/2024).
    Corporate Communication Grand Indonesia Zefanya Louis Pandia menyampaikan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk membantu masyarakat Indonesia dalam memperoleh hidup yang sehat dan meminimalisir terjadinya komplikasi penyakit lainnya.
    “Program ini merupakan kelanjutan dari kolaborasi kami dengan Dompet Dhuafa sebagai bentuk kontribusi nyata dan dukungan dalam hal kesehatan. Karena kami percaya bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pelayanan kesehatan,” ungkapnya.
    Salah satu warga Jati Bunder Hani Umar mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut memberikan banyak manfaat, salah satunya adalah pemeriksaan kesehatan yang dapat dilakukan tanpa harus pergi ke tempat yang jauh.
    “Tadi ditanya keluhannya apa, terus diperiksa. Senang dikasih obat, berobatnya tidak jauh, tadi semua cek kesehatan dan obatnya gratis. Namanya kita orangtua, jadi obatnya di sini saja, obat warung,” ujarnya.
    Perlu diketahui, program tersebut merupakan hasil kolaborasi Dompet Dhuafa dan Grand Indonesia pada Ramadan 2024. Dompet Dhuafa membuka gerai layanan berdonasi di Grand Indonesia untuk memudahkan masyarakat dalam menunaikan zakat, infak, dan wakaf.
    Melalui kolaborasi Dompet Dhuafa dan Grand Indonesia selama bulan Ramadan, masyarakat juga menerima paket sembako, sementara anak-anak mendapatkan paket kebersihan berupa sikat gigi dan sabun cuci tangan, serta paket makanan ringan.
    Adapun sebagian dana yang terkumpul melalui layanan ini dialokasikan untuk mendukung program skrining kesehatan yang sedang berjalan saat ini.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mudah Didapat, Ini 7 Makanan yang Bantu Turunkan Gula Darah dengan Cepat

    Mudah Didapat, Ini 7 Makanan yang Bantu Turunkan Gula Darah dengan Cepat

    Jakarta

    Beberapa jenis makanan diketahui mengandung nutrisi yang mampu mengontrol kadar gula darah dalam tubuh. Hal ini membuat makanan-makanan ini sangat dicari oleh mereka yang sudah merasakan gejala akibat hiperglikemia.

    Dikutip dari Healthline dan Medical News Today, makanan terbaik yang dianjurkan untuk dapat membantu menurunkan kadar gula darah adalah karbohidrat kompleks atau yang memiliki nutrisi seperti serat, protein, dan lemak sehat.

    Lalu, apa saja yang makanan-makanan yang direkomendasikan untuk membantu menurunkan kadar gula darah dalam tubuh dengan cepat?

    Sulforaphane adalah sejenis isotiosianat yang memiliki sifat menurunkan kadar gula darah. Zat kimia tanaman ini diproduksi melalui reaksi enzim ketika brokoli dicincang atau dikunyah.

    Cara terbaik untuk menikmati broccoli agar mendapatkan hasil yang optimal dari sulforaphane adalah dimakan secara mentah atau dikukus sebentar.

    Berwarna cerah dan kaya akan serat dan antioksidan, labu merupakan pilihan yang tepat untuk mengatur kadar gula darah. Labu merupakan obat diabetes tradisional di banyak negara, termasuk Meksiko dan Iran.

    Biji labu mengandung banyak lemak dan protein yang sehat, yang menjadikannya pilihan yang sangat baik untuk manajemen gula darah.

    Kangkung mengandung banyak senyawa yang dapat membantu menurunkan kadar gula darah, termasuk serat dan antioksidan flavonoid. Penelitian telah menunjukkan bahwa antioksidan flavonoid yang ditemukan dalam kangkung, termasuk quercetin dan kaempferol memiliki efek penurun gula darah dan sensitivitas insulin yang kuat.

    Alpukat diketahui kaya akan lemak sehat, serat, vitamin, dan mineral, sehingga buah ini dapat membantu mengontrol kadar gula darah. Selain itu, buah alpukat juga bisa meningkatkan rasa kenyang sehingga akan berdampak positif pada tekanan darah dan inflamasi di dalam tubuh, serta sensitivitas insulin.

    Telur merupakan sumber protein, lemak sehat, vitamin, mineral, dan antioksidan yang terkonsentrasi. Beberapa penelitian telah mengaitkan konsumsi telur dengan pengaturan gula darah yang lebih baik.

    Sebuah penelitian terhadap 42 orang dewasa dengan kelebihan berat badan atau obesitas dan prediabetes atau diabetes tipe 2 menunjukkan bahwa mengonsumsi satu telur per hari menyebabkan penurunan gula darah puasa yang signifikan sebesar 4,4 persen dan peningkatan sensitivitas insulin dibandingkan dengan pengganti telur.

    Apel diketahui mengandung serat larut dan senyawa lain seperti quercetin, asam klorogenat, dan asam galat, yang dapat menurunkan gula darah serta melindungi dari diabetes.

    Salah satu penelitian juga sudah membuktikan bahwa makan apel 30 menit sebelum makan nasi akan menurunkan kadar gula darah setelah makan secara signifikan.

    Gandum utuh mengandung serat, fitokimia, dan nutrisi-nutrisi lain yang dapat membantu menyeimbangkan kadar gula darah dalam tubuh. Beberapa penelitian juga sudah membuktikan bahwa konsumsi gandum dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan menurunkan kadar gula darah setelah makan.

    (dpy/kna)

  • 6 Tanaman Herbal Pembersih Ginjal Ada Kunyit, Jahe, dan Bawang Putih

    6 Tanaman Herbal Pembersih Ginjal Ada Kunyit, Jahe, dan Bawang Putih

    Jakarta

    Ginjal adalah organ vital tubuh yang berperan penting dalam menyaring hasil metabolisme tubuh yang berada dalam darah. Hasil metabolisme yang tidak diperlukan tubuh akan dibuang melalui proses pembentukan urine.

    Karena itu, berbagai usaha untuk menjaga kesehatan ginjal harus dilakukan. Salah satunya mengonsumsi herbal yang dapat mencegah gangguan dan penurunan fungsi ginjal.

    6 Tanaman Herbal Pembersih Ginjal

    Ada beberapa tanaman yang bisa membantu membersihkan ginjal, mulai dari kunyit, jahe, hingga peterseli. Begini penjelasannya.

    1. Kunyit

    Kunyit memiliki kurkumin yang bisa mengurangi efek molekul inflamasi dan enzim pemicu penyakit ginjal kronis. Mengutip Daily Sun, kurkumin berfungsi menghambat pertumbuhan dan penyebaran semua jenis mikroba, sehingga bisa mengurangi beban pada ginjal.

    Meski begitu, bagi orang pengidap penyakit ginjal perlu berhati-hati. Sebab, kunyit mengandung cukup banyak potasium, yang biasanya bekerja sama dengan natrium untuk mengatur kadar cairan tubuh. Adanya penyakit ginjal berpengaruh pada ginjal yang kesulitan untuk menjaga keseimbangan kalium. Jadi, bagi orang dengan penyakit ginjal, batasi konsumsi rempah ini ya.

    2. Akar Marshmallow

    Akar marshmallow bisa menenangkan jaringan saluran kemih. Ramuan ini bisa mendorong keinginan buang air kecil. Lendir yang dihasilkan akar marshmallow diketahui bermanfaat untuk batu ginjal.

    3. Akar Seledri

    Akar dan biji seledri telah banyak digunakan sebagai diuretik alami selama berabad-abad. Diuretik mampu membuang racun dengan meningkatkan produksi urine. Akar seledri merangsang ginjal karena mengandung nutrisi seperti kalium dan natrium.

    4. Jahe

    Berkat senyawa gingerolnya, jahe diketahui mampu menghambat penyebaran bakteri. Gingerol adalah senyawa yang dapat mendukung pencernaan sehat, mengurangi peradangan, dan nyeri di seluruh tubuh.

    Gula darah yang tinggi bisa berefek pada ginjal yang rusak. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bubuk jahe bisa membantu mengendalikannya. Sehingga mengkonsumsi jahe secara teratur bisa mengurangi kejadian komplikasi ginjal pada orang dengan diabetes.

    5. Bawang Putih

    Mengutip Economic Times, bawang putih mengandung allicin. Kandungan ini memiliki sifat antiinflamasi dan antioksidan yang membantu membersihkan ginjal.

    Bawang putih juga memiliki sifat diuretik yang membantu menghilangkan kelebihan natrium dari tubuh. Jika dikonsumsi secara teratur, bawang putih juga dapat menurunkan konsentrasi timbal dan kadmium di ginjal, jantung, hati, limpa, dan aliran darah.

    6. Peterseli

    Mengutip Medicine Net, peterseli membantu mencegah pembentukan batu ginjal dengan membuat urin lebih asam dan bertindak sebagai diuretik yang meningkatkan produksi urin. Minum teh peterseli bisa membantu tubuh mengeluarkan kelebihan racun, lemak, garam, dan air, sehingga mengurangi tekanan pada ginjal.

    Selain mengonsumsi tanaman herbal, jangan lupa untuk menerapkan gaya hidup sehat ya detikers, seperti mengkonsumsi makanan sehat dan minum air putih yang cukup. Pola hidup sehat akan menjaga kesehatan, fungsi, dan kinerja organ tubuh termasuk ginjal.

    (elk/row)

  • Benarkah Sering Minum Air Putih Dapat Turunkan Kadar Gula Darah? Ini Penjelasannya

    Benarkah Sering Minum Air Putih Dapat Turunkan Kadar Gula Darah? Ini Penjelasannya

    Jakarta

    Menerapkan pola makan sehat memainkan peran penting dalam mengatur kadar gula darah di dalam darah pengidap diabetes. Diabetes sendiri merupakan kondisi kesehatan kronis yang dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk memecah makanan menjadi energi.

    Saat mengonsumsi sesuatu, maka tubuh akan mengubahnya menjadi glukosa, yang merupakan jenis gula. Setelah gula beredar dalam darah, pankreas melepaskan insulin untuk membawa gula ke sel-sel lainnya. Hal ini memberi sel-sel energi untuk berfungsi dalam tubuh.

    Namun, seseorang yang mengidap diabetes biasanya mengalami kekurangan insulin untuk memindahkan gula dari alirah darah ke sel-sel lain dalam tubuh. Pada akhirnya, gula dapat menumpuk dalam aliran darah, yang dapat memicu masalah kesehatan yang serius.

    Oleh sebab itu, pengidap diabetes harus menjaga gaya hidup sehat, termasuk makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh tubuh.

    Disebut-sebut bahwa sering mengonsumsi air putih merupakan kebiasaan yang baik bagi pengidap diabetes sebab dapat menurunkan kadar gula darah dalam tubuh. Bagaimana faktanya?

    Dikutip dari MedicineNet, minum air putih merupakan merupakan saran yang baik untuk diikuti oleh siapa saja. Untuk kesehatan secara umum, sebagian besar ahli menyarankan untuk minum 4 hingga 6 gelas air putih per hari.

    Minum air putih memiliki banyak manfaat, termasuk membawa nutrisi dan oksigen ke sel-sel tubuh, melindungi organ dan jaringan, hingga mengatur suhu tubuh.

    Jika seseorang mengidap diabetes, air sangat penting untuk dikonsumsi. Hal ini dikarenakan air putih tak menambah gula ke dalam aliran darah. Konsumsi air juga dapat memengaruhi kadar gula darah secara umum.

    Ketika kadar gula naik, tubuh mencoba membuang kelebihan glukosa. Namun, tanpa insulin untuk mengurangi kadar gula, sistem tubuh akan memproses gula tersebut menjadi urine. Kondisi ini membuat seseorang ingin buang air kecil.

    Ketika hal tersebut terjadi, seseorang dapat mengalami dehidrasi karena kehilangan cairan. Minum air akan menggantikan apa yang telah dibuang melalui urine.

    Dehidrasi juga dapat memicu kadar gula darah tinggi. Apabila volume darah turun karena dehidrasi, konsentrasi gula dalam darah akan meningkat. Minum air putih sepanjang hari akan mencegah dehidrasi, sehingga dapat mengelola gula darah dengan lebih baik.

    Di sisi lain, sebuah studi menunjukkan bahwa mengonsumsi air putih secara rutin dapat menurunkan risiko hiperglikemia atau kadar gula darah tinggi. Hiperglikemia.

    Pada sebuah makalah pada tahun 2011, para ahli melaporkan hasil dari studi selama 9 tahun yang melibatkan sebanyak 3.615 orang dengan rentang usia antara 31 dan 65 tahun. Semua peserta memulai studi dengan kadar gula darah yang normal.

    Seiring berjalannya waktu, 565 peserta studi mulai menunjukkan kadar gula darah tinggi. Dari mereka yang kadar gula darahnya tinggi, 202 orang pada akhirnya mengidap diabetes.

    Para ahli mengetahui bahwa orang yang mengalami hiperglikemia melaporkan bahwa mereka mengonsumsi air putih lebih sedikit dibandingkan dengan orang yang lonjakan darahnya tetap dalam kisaran yang normal.

    Para ahli menyimpulkan bahwa ada kaitan antara dehidrasi kronis dan perkembangan kadar gula darah yang tinggi. Meskipun begitu, ini tidak berarti bahwa setiap orang yang lupa mengonsumsi air putih akan mengalami kondisi pradiabetes, namun hal ini menunjukkan bahwa mengonsumsi air putih berperan penting untuk kesehatan tubuh secara menyeluruh.

    (suc/suc)

  • Ciri-ciri Tubuh Overdosis Gula, Mudah Lapar hingga Sering Jerawatan

    Ciri-ciri Tubuh Overdosis Gula, Mudah Lapar hingga Sering Jerawatan

    Jakarta

    Konsumsi gula tambahan dalam makanan dan minuman semakin sering disoroti karena dampaknya yang dapat membahayakan kesehatan.

    Mulai dari perubahan berat badan hingga kondisi kulit, kebiasaan mengonsumsi gula dalam jumlah berlebih sering kali membawa dampak yang tidak diinginkan. Berikut merupakan tanda bahwa tubuh mengonsumsi gula berlebih, dikutip dari Everyday Health.

    Ciri-ciri overdosis gula

    1. Peningkatan Rasa Lapar dan Berat Badan

    Konsumsi kalori berlebih dari gula tambahan dapat memicu rasa lapar yang terus meningkat.
    “[Gula] memang memuaskan selera, tapi tidak benar-benar memuaskan atau mengenyangkan perut kita,” kata Keri Stoner-Davis, RDN, yang bekerja di Lemond Nutrition di Plano, Texas.

    Hal ini mendorong pola makan yang tidak terkendali, sering kali memicu ngemil tanpa sadar.

    Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi minuman berpemanis meningkatkan berat badan pada anak-anak dan orang dewasa. Namun, penambahan kalori bukan satu-satunya penyebab.

    Mikrobioma usus juga memainkan peran penting dalam mengatur metabolisme dan menjaga kadar gula darah serta insulin. Konsumsi gula berlebihan mengganggu keseimbangan mikrobioma, memicu pertumbuhan bakteri jahat, dan menghambat kerja hormon seperti leptin yang seharusnya mengurangi rasa lapar. Dampak ini menjadikan tubuh semakin bergantung pada asupan gula yang tinggi.

    2. Mudah Marah

    Perubahan suasana hati, seperti mudah marah atau gelisah, dapat diakibatkan oleh konsumsi gula yang berlebihan. Riset menunjukkan bahwa gula tambahan meningkatkan peradangan dalam tubuh, yang berdampak pada suasana hati dan gejala depresi.

    Gula yang cepat diserap menyebabkan peningkatan energi sementara, tetapi saat kadar gula darah turun drastis, tubuh menjadi lelah dan mudah tersinggung. Kadar glukosa rendah dalam otak juga mengganggu kinerja otak, mengakibatkan perasaan murung dan kurang bertenaga.

    3. Kelelahan dan Lemas

    Gula adalah sumber energi cepat yang mudah dicerna, tetapi tanpa nutrisi pendukung seperti protein atau serat, energi yang diperoleh cepat habis.

    Stoner-Davis menjelaskan bahwa meski mengonsumsi banyak gula, tubuh akan kembali merasa lelah dan kekurangan energi dalam waktu singkat. Lonjakan dan penurunan drastis kadar gula darah juga memengaruhi stabilitas energi sepanjang hari, membuat tubuh terasa lelah.

    4. Makanan Tak Terasa Cukup Manis

    Jika makanan mulai terasa kurang manis atau keinginan menambahkan gula muncul, ini bisa menandakan kecanduan gula.

    Tubuh terbiasa dengan kadar kemanisan tinggi yang didapat dari konsumsi gula tambahan, sehingga sulit merasa puas dengan makanan yang kurang manis.

    Pemanis buatan, yang sering kali lebih manis dari gula asli, dapat memperkuat kecenderungan ini dan membuat keinginan untuk mengonsumsi gula makin meningkat.

    5. Mengidam Makanan Manis

    Rasa ingin mengonsumsi makanan manis bisa menjadi tanda kecanduan gula. Gula menjadikan pusat kesenangan di otak, yaitu jalur mesokortikolimbik, dengan melepaskan dopamin, hormon yang menciptakan perasaan senang.

    Dopamin yang dihasilkan memicu keinginan berulang untuk mengonsumsi gula. Mengalihkan fokus pada makanan alami dan camilan bergizi dapat membantu mengurangi keinginan ini.

    6. Brain Fog

    Kejernihan mental, fokus, konsentrasi, dan daya ingat dapat terganggu akibat konsumsi gula berlebihan.

    Glukosa memang merupakan bahan bakar utama otak, tetapi jika jumlahnya terlalu tinggi, dapat memicu hiperglikemia atau peningkatan kadar gula darah yang berlebihan, yang menimbulkan peradangan di otak serta berdampak buruk pada fungsi kognitif dan suasana hati.

    Pengidap diabetes tipe 2 yang mengalami hiperglikemia berisiko mengalami penurunan kemampuan kognitif, seperti lambat dalam memproses informasi, melemahnya daya ingat kerja, dan menurunnya perhatian.

    Namun, dampak negatif ini ternyata juga dapat dialami oleh orang tanpa diabetes. Tinjauan sistematis dan meta-analisis dari 77 penelitian mengungkapkan bahwa konsumsi gula tambahan berkaitan dengan peningkatan risiko gangguan kognitif, bahkan pada mereka yang tidak memiliki diabetes.

    7. Jerawat dan Keriput

    Pengendalian gula darah penting bagi kesehatan kulit. Penelitian menunjukkan bahwa resistensi insulin dapat meningkatkan risiko jerawat, sementara kadar gula tinggi menyebabkan tubuh memproduksi produk akhir glikasi lanjut yang mempercepat penuaan kulit.

    Makanan tinggi gula tidak hanya memicu jerawat tetapi juga mempercepat proses penuaan kulit, termasuk munculnya keriput.

    (kna/kna)

  • 5 Jus yang Bisa Bantu Turunkan Kadar Gula Darah, Termasuk Bayam dan Tomat

    5 Jus yang Bisa Bantu Turunkan Kadar Gula Darah, Termasuk Bayam dan Tomat

    Jakarta

    Banyak dari pasien yang memiliki kadar gula darah tinggi atau mengidap diabetes takut untuk mengonsumsi jus buah karena takut glukosanya tidak terkontrol. Padahal, ada beberapa jenis buah yang justru bisa membantu mengontrol kadar gula darah tetap di batas aman.

    Beberapa jenis buah dan sayuran yang memiliki indeks glikemik rendah bisa dikonsumsi oleh mereka yang memiliki kadar gula darah tinggi. Namun, perlu diperhatikan untuk tidak menambahkan pemanis buatan secara berlebihan.

    Dikutip dari Truemeds dan Health berikut adalah beberapa pilihan buah dan sayuran yang bisa dipilih untuk membantu menurunkan kadar gula darah dalam tubuh.

    1. Jus Tomat

    Sebuah uji coba pada tahun 2020 dan diterbitkan di Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition, mengevaluasi 25 wanita sehat. Mereka yang minum sekitar 7 ons jus tomat 30 menit sebelum makan sarapan kaya karbohidrat mengalami kadar gula darah yang lebih rendah setelah makan dibandingkan dengan yang minum air sebelum makan.

    Serat dalam tomat dapat membantu memperlambat pencernaan, sehingga memperlambat kenaikan gula darah yang terjadi setelah makan.

    2. Jus Beri

    Buah beri, seperti blueberry, rasberi, dan blackberry termasuk buah paling bergizi yang dapat dimakan. Buah beri tidak hanya kaya akan serat, vitamin, mineral, antioksidan, dan senyawa dengan efek antiradang, tetapi penelitian juga mengaitkan konsumsi buah beri dengan kontrol glikemik yang lebih baik.

    3. Jus Jeruk

    Jeruk diketahui memiliki indeks glikemik yang rendah, selain itu buah ini kaya akan nutrisi yang dapat membantu mengurangi peradangan dan mendukung kontrol glikemik yang sehat.

    4. Jus Bayam

    Bayam diketahui memiliki banyak nutrisi meliputi zat besi, vitamin C, antioksidan, magnesium, dan serat yang bisa membantu menurunkan kadar gula darah.

    Pengidap diabetes dapat memperoleh manfaat dari asam alfa-lipolat dari bayam yang mengontrol glukosa dengan meningkatkan sensitivitas insulin.

    5. Jus Delima

    Jus buah delima merupakan pilihan bergizi yang kaya akan nutrisi bermanfaat. Jus ini mengandung vitamin C, serat, folat, dan kalium yang penting bagi kesehatan.

    Jus ini juga memiliki indeks glikemik rendah, yang berarti tidak menyebabkan peningkatan kadar gula darah secara cepat dibandingkan dengan makanan atau minuman lain.

    (dpy/kna)

  • 8 Makanan yang Bisa Hilangkan Perut Buncit

    8 Makanan yang Bisa Hilangkan Perut Buncit

    Jakarta, Beritasatu.com – Perut buncit kerap kali menjadi keluhan beberapa orang, baik karena alasan kesehatan maupun estetika. Dengan pola makan yang tepat dapat membantu mengatasi perut buncit. Namun, apa saja makanan yang bisa menghilangkan perut buncit?

    Sejumlah makanan diketahui efektif untuk mengurangi lemak yang menyebabkan perut buncit jika dikombinasikan dengan gaya hidup sehat.

    Dikutip dari Healthline, Rabu (20/11/2024), pakar gizi menyarankan untuk mengonsumsi makanan tinggi serat, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian yang dapat meningkatkan rasa kenyang lebih lama dan mencegah makan berlebihan.

    Selain itu, makanan dengan sumber protein rendah lemak, seperti ikan, ayam tanpa kulit, dan tahu dapat membantu mempercepat metabolisme tubuh yang berkontribusi untuk mengurangi penumpukan lemak di perut buncit. Berikut ini delapan makanan yang bisa hilangkan perut buncit.

    1. Kacang-kacangan
    Kacang-kacangan kaya akan serat larut, yang membantu pencernaan dan mengurangi peradangan. Makanan ini dapat membantu mencegah penambahan berat badan di sekitar bagian tengah tubuh, menjadikannya pilihan yang tepat bagi mereka yang ingin mengecilkan lingkar pinggang.

    2. Ikan berlemak
    Mengganti daging merah dengan ikan berlemak, seperti salmon dapat menguntungkan karena kandungan asam lemak omega tiga yang tinggi. Lemak sehat ini tidak hanya mendukung kesehatan jantung tetapi juga dapat membantu mengurangi lemak visceral, yang menumpuk di sekitar perut.

    3. Yoghurt
    Mengonsumsi yoghurt, terutama jenis yang tinggi probiotik, dapat meningkatkan kesehatan usus dan mendorong penurunan berat badan. Penelitian menunjukkan, individu yang memasukkan yoghurt dalam makanan mereka dapat kehilangan lebih banyak lemak tubuh dibandingkan dengan mereka yang tidak.

    4. Buah beri
    Buah beri rendah kalori dan tinggi antioksidan, yang dapat meningkatkan aliran darah dan meningkatkan kinerja olahraga. Rasa manis alaminya juga menjadikannya camilan yang mengenyangkan yang dapat membantu menahan keinginan makan.

    5. Alpukat
    Kaya akan lemak tak jenuh tunggal, alpukat membantu menstabilkan kadar gula darah, mencegah lonjakan yang menyebabkan penyimpanan lemak. Alpukat juga meningkatkan penyerapan nutrisi dari makanan lain.

    6. Buah jeruk
    Buah-buahan, seperti jeruk dan lemon mengandung banyak vitamin C, yang meningkatkan oksidasi lemak saat berolahraga. Menyertakan jeruk dalam pola makan Anda dapat membantu meningkatkan upaya penurunan berat badan dan mengurangi perut buncit.

    7. Gandum utuh
    Gandum utuh, seperti beras merah dan quinoa kaya akan serat dan membantu menjaga kadar insulin tetap stabil. Hal ini dapat mencegah tubuh menyimpan lemak berlebih, terutama di sekitar perut.

    8. Edamame atau kedelai sayur
    Kaya akan serat dan nutrisi, kedelai sayur ini berfungsi sebagai pelengkap yang baik untuk makanan apa pun karena membantu Anda merasa kenyang untuk waktu yang lama. Kedelai ini juga merupakan makanan yang sangat rendah kalori.

    Dengan menambahkan menu makanan di atas sebagai pola makan seimbang, di samping olahraga teratur dan memilih gaya hidup sehat, dapat berkontribusi secara signifikan untuk mengurangi perut buncit dan mencapai bentuk tubuh yang lebih sehat.

  • Warning Buat yang Mageran, Duduk Lama Bisa Bikin Mati Muda

    Warning Buat yang Mageran, Duduk Lama Bisa Bikin Mati Muda

    Jakarta

    Sebuah penelitian baru yang dipublikasikan di American College of Cardiology menemukan bahwa duduk terlalu lama dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, bahkan jika seseorang rajin berolahraga.

    “Temuan kami benar-benar menekankan pentingnya menghindari duduk berlebihan… terlepas dari apakah Anda aktif secara fisik atau tidak,” kata penulis pertama studi dr Ezim Ajufo, seorang rekan kardiologi di Brigham and Women’s Hospital di Boston, dikutip CNN.

    Penelitian tersebut mengamati data dari hampir 90 ribu orang yang mengenakan akselerometer selama seminggu. Peneliti juga membandingkan waktu mereka yang tak aktif dan yang aktif, dengan diagnosis kondisi seperti stroke, serangan jantung, dan gagal jantung di kemudian hari.

    “Kami sungguh-sungguh merekomendasikan agar sebanyak mungkin orang menghindari duduk lebih dari 10,6 jam sehari,” kata dr Ajufo.

    “Itu bukan ambang batas yang pasti, tetapi kami pikir itu adalah langkah awal yang wajar untuk pedoman dan intervensi kesehatan masyarakat,” lanjutnya

    Data penelitian diambil dari UK Biobank, sebuah basis data penelitian biomedis besar yang utamanya mencakup individu kulit putih keturunan Eropa, yang mungkin membatasi penerapannya pada populasi yang lebih beragam.

    baca juga

    Penelitian ini juga bersifat observasional, yang berarti meskipun dapat membuat hubungan, namun tidak dapat membuktikan bahwa duduk merupakan penyebab langsung penyakit jantung.

    Alasan Duduk Terlalu Lama Bisa Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung

    Meski begitu, Dr Keith Diaz, seorang profesor madya kedokteran perilaku di Columbia University Medical Center, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan masuk akal jika terlalu banyak duduk dalam sehari akan berdampak buruk.

    “Wajar saja jika duduk dalam waktu lama bisa berbahaya, karena otot berperan penting dalam mengatur kadar gula darah dan lemak. Agar berfungsi optimal, otot memerlukan gerakan,” kata Dr Diaz.

    “Mengambil jeda gerakan memberi otot Anda stimulasi yang dibutuhkannya, dan bahkan dalam jumlah sedikit pun dapat membuat perbedaan,” katanya.

    Bagi pekerja kantoran, termasuk waktu yang dihabiskan untuk bepergian ke dan dari tempat kerja, mungkin bisa menghabiskan duduk lebih dari 10,6 jam.

    “Jawabannya mungkin bukan dengan mendapatkan meja berdiri. Meskipun berdiri tentu saja tidak sama dengan duduk, namun berdiam di satu tempat seperti itu tidak memberikan otot Anda gerakan yang dibutuhkan untuk memecah gula dan lemak secara efisien,” katanya.

    “Meja sepeda atau treadmill mungkin bisa membantu. Anda juga bisa mencoba melihat apakah rapat kecil bisa dilakukan sambil berjalan kaki,” lanjutnya lagi.

    Meskipun secara luas duduk terlalu lama dapat berdampak negatif pada kesehatan, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan risiko spesifik dan pedoman tentang apa yang dianggap sebagai terlalu banyak duduk.

    baca juga

    (suc/kna)

  • Bolehkah Pengidap Gula Darah Tinggi Makan Nanas? Begini Penjelasannya

    Bolehkah Pengidap Gula Darah Tinggi Makan Nanas? Begini Penjelasannya

    Jakarta

    Nanas merupakan salah satu buah yang dikonsumsi oleh banyak orang. Tak hanya rasanya yang manis dan enak, nyatanya mengonsumsi nanas juga memberikan sederet nutrisi bagi tubuh, termasuk mineral, vitamin, dan serat.

    Meskipun begitu, disebut-sebut bahwa pengidap diabetes harus menghindari mengonsumsi buah nanas sebab kandungan gula alami dan karbohidrat di dalamnya.

    Dikutip dari Medical News Today, sebagian besar buah memang mengandung skor indeks glikemik (IG) yang rendah, yang artinya dampak terhadap kadar gula darah lebih kecil dibandingkan dengan makanan lainnya.

    Skor tersebut cenderung rendah sebab buah mengandung fruktosa dan serat yang dapat membantu tubuh mencerna karbohidrat secara lebih lambat sehingga kadar gula darah lebih stabil seiring berjalannya waktu.

    Beda dengan buah yang lain, nanas memiliki skor IG sedang, yang artinya mengonsumsi nanas dapat memberikan efek lebih besar pada glukosa darah dibandingkan dengan buah yang lainnya.

    Berikut merupakan kategori IG secara umum:

    Makanan dengan IG rendah memiliki skor di bawah 55Makanan dengan IG sedang memiliki skor antara 56 dan 69Makanan dengan IG tinggi memiliki skor 70 atau lebih

    Nanas mentah memiliki skor 66, yang menjadikannya sebagai makanan dengan IG sedang.

    Meskipun begitu, pengidap diabetes dapat mengonsumsi nanas dengan beberapa catatan. Pilihan yang paling menyehatkan adalah dengan mengonsumsi nanas mentah atau nanas beku. Tidak dianjurkan untuk mengonsumsi nanas kalengan yang diolah dalam kemasan sebab biasanya mengandung gula tambahan.

    Jus nanas dan nanas kering juga umumnya mengandung gula tambahan sehingga dapat menyebabkan lonjakan kadar glukosa darah.

    Untuk membatasi efek mengonsumsi buah nanas pada kadar gula darah, disarankan untuk mengonsumsi buah nanas secukupnya dan padukan dengan makanan tinggi protein atau lemak sehat sehingga dapat meminimalkan nilai IG total dari makanan tersebut.

    (kna/kna)

  • Jahe Bisa Membantu Mengobati Penyakit Apa Saja? Ini Daftarnya

    Jahe Bisa Membantu Mengobati Penyakit Apa Saja? Ini Daftarnya

    Jakarta

    Jahe merupakan salah satu rempah-rempah yang biasa diolah masyarakat Indonesia menjadi makanan, minuman, atau bumbu masak. Selain itu, jahe juga dikenal sebagai obat herbal tradisional dengan beragam kandungan nutrisi dan manfaat kesehatannya.

    Dikutip dari Healthline, jahe mengandung gingerol yakni senyawa bioaktif utama yang memiliki efek anti-inflamasi dan antioksidan kuat. Menurut penelitian, gingerol dapat membantu mengurangi stres oksidatif yang diakibatkan oleh terlalu banyaknya radikal bebas dalam tubuh.

    Jahe sendiri dapat dikonsumsi setiap hari namun dengan dosis sesuai anjuran.

    Dikutip dari UCLA Health, para ahli merekomendasikan tiga sampai empat gram per hari, tapi batasi menjadi satu gram per hari pada ibu hamil.

    Lalu, apa saja penyakit yang bisa dibantu diobati dengan mengonsumsi jahe?

    Jahe mungkin efektif melawan mual, termasuk mual terkait kehamilan, yang umumnya dikenal sebagai morning sickness. Jahe dapat membantu meredakan mual dan muntah pada orang yang menjalani jenis operasi tertentu, dan juga dapat membantu mengurangi mual terkait kemoterapi .

    Meskipun secara umum aman, sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi dalam jumlah besar jika Anda sedang hamil.

    Kondisi Osteoartritis (OA) melibatkan degenerasi sendi yang menimbulkan gejala seperti nyeri sendi dan kekakuan.

    Satu ulasan menyimpulkan bahwa jahe dapat membantu mengurangi rasa sakit dan kecacatan. Para peserta mengonsumsi 0,5 hingga 1 gram jahe per hari selama 3 hingga 12 minggu, tergantung pada penelitiannya. Sebagian besar dari mereka didiagnosis mengidap OA lutut.

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa jahe kemungkinan memiliki sifat anti-diabetes. Sebuah penelitian pada tahun 202 menemukan pengurangan yang signifikan dalam gula darah puasa dan HbA1c pada orang dengan diabetes tipe 2 setelah mengonsumsi suplemen jahe.

    HbA1c sendiri digunakan untuk mengukur kadar gula yang menempel dan menumpuk dalam darah. Jika kadar HbA1c tinggi, artinya tubuh tidak bisa menggunakan glukosa dalam tubuh dengan baik.

    Tingginya kolesterol jahat (Low Density Lipoprotein/LDL) diketahui dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Jahe sendiri memiliki khasiat untuk membantu menurunkan kolesterol jahat tersebut.

    Sebuah penelitian pada tahun 2022 para peneliti menemukan bahwa konsumsi jahe secara signifikan mengurangi trigliserida dan kolesterol LDL, sekaligus meningkatkan kolesterol HDL (High Density Lipoprotein). Bahkan dosis kurang dari 1.500 mg per hari tetap efektif.

    Beberapa riset menunjukkan bahwa 6-shogaol dan 6-gingerol yakni senyawa dalam jahe dapat membantu mencegah penyakit degeneratif seperti alzheimer, penyakit parkinson, dan multiple sclerosis.

    Stres oksidatif dan peradangan kronis mungkin menjadi pendorong utama penyakit alzheimer dan penurunan kognitif terkait usia.

    Beberapa hewan studi menunjukkan antioksidan dan senyawa bioaktif dalam jahe dapat menghambat respons peradangan yang terjadi di otak. Hal ini dapat membantu mencegah penurunan kognitif.

    Jahe dapat membantu mengelola gangguan pencernaan dengan mempercepat perjalanan makanan melalui lambung. Dispepsia fungsional terjadi ketika seseorang mengalami gangguan pencernaan dengan gejala seperti nyeri perut, kembung, merasa terlalu kenyang, bersendawa, dan mual tanpa alasan yang jelas.

    Dalam sebuah penelitian, ilmuwan menemukan bahwa mengonsumsi olahan jahe dan artichoke sebelum makan makanan utama secara signifikan memperbaiki gejala gangguan pencernaan pada orang dengan dispepsia fungsional.

    (dpy/kna)