Produk: gula darah

  • Waspadai 7 Makanan yang Berisiko Mengganggu Kesehatan Mata

    Waspadai 7 Makanan yang Berisiko Mengganggu Kesehatan Mata

    JAKARTA – Kesehatan mata ternyata sangat dipengaruhi oleh apa yang kita makan dan minum. Tidak hanya gangguan penglihatan ringan, beberapa pola makan bisa meningkatkan risiko penyakit mata serius seperti degenerasi makula, retinopati diabetik, dan katarak.

    Menurut tinjauan medis yang dilakukan oleh Poonam Sachdev pada 29 Agustus 2024 yang ditulis oleh Alyson Powell Key di situs WebMD, berikut 7 makanan yang sebaiknya dibatasi demi menjaga kesehatan mata.

    1. Roti dan Pasta

    Karbohidrat sederhana seperti yang terdapat pada roti putih dan pasta, dikaitkan dengan peningkatan risiko degenerasi makula terkait usia (AMD), salah satu penyebab utama hilangnya penglihatan pada orang dewasa. Tubuh mencerna karbohidrat jenis ini dengan cepat sehingga gula darah melonjak. Tipsnya adalah mengganti roti putih dan pasta dengan versi gandum utuh untuk menjaga kesehatan mata.

    2. Daging Olahan

    Hot dog, bacon, dan daging olahan lainnya mengandung banyak natrium (garam). Konsumsi garam berlebih dapat menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi). Pada mata, konsumsi garam berlebih bisa menimbulkan beberapa masalah serius. Retinopati hipertensi dapat terjadi yaitu kerusakan pembuluh darah yang menyebabkan penglihatan kabur atau bahkan hilang.

    Selain itu, koroidopati bisa muncul, yaitu penumpukan cairan di bawah retina, serta neuropati yaitu tersumbatnya aliran darah yang merusak saraf dan menurunkan kemampuan penglihatan. Untuk mencegah hal ini, batasi asupan natrium hingga 2.300 mg per hari.

    3. Gorengan

    Makanan yang digoreng dalam minyak trans meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan bisa memicu penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2. Selain itu, gorengan menghasilkan radikal bebas yang merusak sel, termasuk sel mata. Sebaiknya konsumsi banyak buah dan sayur yang kaya vitamin C, seperti jeruk, tomat, dan paprika merah, untuk melawan radikal bebas.

    4. Minyak Goreng

    Penelitian menunjukkan konsumsi berlebihan asam linoleat, sejenis lemak tak jenuh, terkait dengan risiko AMD. Minyak yang mengandung asam linoleat tinggi meliputi safflower, bunga matahari, jagung, kedelai, dan wijen. Gunakan minyak dengan kurang dari 4 gram lemak jenuh per sendok makan, dan hindari minyak dengan trans fat atau minyak terhidrogenasi.

    5. Margarin

    Margarin terbuat dari minyak nabati sehingga mengandung lemak baik. Namun beberapa margarin memiliki trans fat yang meningkatkan kolesterol dan risiko penyakit jantung serta masalah mata. Tipsnya adalah menggunakan margarin jenis oles atau cair dan pilih merek dengan label 0 gram trans fat.

    6. Makanan Siap Saji

    Makanan kemasan, seperti sup, saus tomat, atau makanan kaleng, sering mengandung natrium tinggi, hingga 75% dari batas harian. Maka dari itu, pilih versi rendah natrium atau tanpa tambahan garam dan beri bumbu alami sendiri untuk rasa.

    7. Ikan dan Seafood

    Konsumsi ikan dan seafood dalam jumlah yang tak berlebihan umumnya aman. Namun kadar merkuri tinggi bisa berbahaya, termasuk merusak mata. Wanita hamil, menyusui, atau berencana hamil serta anak-anak disarankan mengonsumsi 8–12 ons ikan/seafood per minggu.

  • Cerita Tentang Sosok dan Hubungan dengan AKBP B

    Cerita Tentang Sosok dan Hubungan dengan AKBP B

    Dalam gelar perkara yang dilakukan Bidang Profesi dan Pengamanan (Bidpropam) Polda Jawa Tengah, Rabu (19/11/2025) sore, terungkap hubungan asmara kedua antara sang dosen muda dengan AKBP B.

    Polisi menyimpulkan AKBP B memiliki hubungan tanpa ikatan perkawinan yang sah dengan Dwinanda Linchia Levi.

    Kabid Propam Polda Jateng, Kombes Pol Saiful Anwar mengatakan, AKBP B melanggar kode etik profesi. Keputusan yang diambil, AKBP B akan dilakukan penempatan khusus. Ini bentuk penegakan aturan dan komitmen Propam dalam memastikan proses pemeriksaan berjalan objektif.

    “Penempatan khusus ini dilakukan sebagai bagian dari proses pemeriksaan dugaan pelanggaran etik yang dilakukan AKBP B. Ini adalah langkah awal agar proses pemeriksaan dapat berjalan secara profesional, transparan, dan sesuai ketentuan yang berlaku,” tegasnya.

    Diungkapkan pula bahwa hasil gelar perkara ini sebagai wujud komitmen Polda Jateng untuk bersikap tegas terhadap setiap pelanggaran yang dilakukan anggota Polri.

    “Tidak ada pengecualian dalam penegakan aturan. Siapapun anggota yang terbukti melakukan pelanggaran akan diproses sesuai ketentuan, tanpa memandang pangkat maupun jabatan,” tandasnya.

    Sebelum penahanan AKBP B, puluhan mahasiswa Untag Semarang mendatangi Mapolda Jateng menuntut transparansi pengungkapan kasus tewasnya Dosen Hukum Untag Semarang Doktor Dwinanda Linchia Levi. Mahasiswa dari berbagai jurusan itu mengungkapkan sejumlah kejanggalan dalam penanganan kasus dosen mereka.

    Pasalnya korban diduga menginap bersama seorang perwira menengah Polri, yakni AKBP B.

    Korban sudah tinggal di kamar indekos-hotel tersebut sekitar dua tahun lalu. Perempuan asal Banyumas itu sebelumnya mengalami sakit, dan sempat dirawat di rumah sakit.

    Korban tercatat berobat ke rumah sakit dua hari berturut-turut pada 15 dan 16 November 2025, dengan keluhan darah tinggi hingga tensi mencapai 190 serta gula darah mencapai 600.

    Setelah kondisinya membaik, korban kembali ke indekos-hotel. Malam harinya, korban sempat meminta tubuhnya dibaluri minyak kayu putih. Namun, keesokan harinya, korban ditemukan sudah meninggal.

    Peristiwa itu diketahui sekitar pukul 05.30 WIB, kemudian dilaporkan ke Polsek Gajahmungkur sekitar pukul 07.00 WIB oleh B, pria yang berada di kamar tersebut. AKBP B yang juga anggota polisi diketahui bertugas di Direktorat Samapta Polda Jawa Tengah, bagian Pengendali Massa (Dalmas).

    Kematian Dosen Levi Tidak Wajar

    Kematian korban meninggalkan sejumlah teka-teki. Hal ini diungkap Komunitas Muda Mudi Alumni Untag Semarang. Mereka menilai kematian korban tidak wajar dan menyoroti keberadaan seorang anggota polisi di kamar korban saat peristiwa terjadi.

    “Menurut kami ini janggal. Ada seorang polisi bagian Dalmas yang tidak ada kaitannya dengan tindak pidana berada dalam satu kamar dan melaporkan kejadian ini pagi-pagi buta,” ujar Ketua Umum Komunitas Muda Mudi Alumni Untag Semarang Jansen Henry Kurniawan.

    Pihaknya meminta kepada kepolisian untuk secara objektif menangani kasus ini dan meminta pemeriksaan dilakukan secara terang benderang, tanpa ditutup-tutupi sesuai aturan yang berlaku.

    “Jangan sampai ada kesan kasus ditutup-tutupi dengan dugaan untuk mengamankan oknum tertentu atau diduga menyelamatkan institusi tertentu,” ujarnya.

    Diduga alamat kependudukan keduanya tercatat sama, yakni di Perumahan Semawis Blok D.10, Kedungmundu, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.

    Kepolisian Polrestabes Semarang menyebut, proses penyelidikan kasus tewasnya Doktor Dwinanda Linchia Levi (35), dosen Hukum Pidana Universitas 17 Agustus (Untag) sempat mengalami hambatan. Pasalnya, kepolisian mengaku belum berhasil membuka ponsel milik korban.

    Dirreskrimum Polda Jateng Kombes Dwi Subagio, saat menemui puluhan mahasiswa Untag Semarang menjelaskan, dalam kasus tewasnya Doktor Dwinanda Linchia Levi melakukan penelusuran baik CCTV hingga meminta keterangan dari saksi.

    Salah satu langkah yang dilakukan dalam pengungkapan tewasnya dosen muda di hotel di Jalan Telaga Bodas Raya No 11, Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, Senin (17/11/2025), kepolisian juga melakukan penelusuran sebelum kejadian. Penelusuran dilakukan dengan membuka HP milik korban.

    “Kita belum bisa membuka HP korban. Jika ada informasi dari mahasiwa maupun keluarga kita bisa dibantu,” ungkap Kombes Dwi Subagio didampingi Kabid Humas Polda Jateng Kombes Artanto, dan Kabid Propam Polda Jateng Kombes Saiful.

  • Hanya Makan Buah Setiap Hari, Apakah Sehat? Ini Penjelasan Lengkapnya

    Hanya Makan Buah Setiap Hari, Apakah Sehat? Ini Penjelasan Lengkapnya

    YOGYAKARTA – Mungkin Anda pernah terpikir untuk hanya makan buah setiap hari karena terlihat segar, manis, dan terasa alami. Namun kenyataannya, pola makan seperti ini tidak selalu seaman kelihatannya. Buah memang kaya akan vitamin, mineral, dan antioksidan, tetapi juga memiliki kandungan karbohidrat dan gula alami yang cukup tinggi. Ketika buah menjadi satu-satunya makanan Anda, asupan karbohidrat bisa meningkat drastis dan tidak semua tubuh mampu memprosesnya dengan optimal. Selain itu, tubuh membutuhkan nutrisi lain seperti protein dan lemak sehat yang tidak tersedia dalam jumlah cukup pada buah.

    Kenapa karbohidrat buah perlu diperhatikan?

    Walaupun ada hal yang perlu diwaspadai, buah tetap memiliki manfaat besar untuk tubuh. Kandungan seratnya mendukung kesehatan pencernaan, sementara vitamin dan mineralnya membantu menjaga daya tahan tubuh. Buah juga memberikan energi cepat sekaligus membantu menjaga hidrasi karena banyak mengandung air. Selain itu, buah dapat menjadi pengganti yang jauh lebih sehat untuk camilan manis olahan. Namun, manfaat ini akan optimal jika dikonsumsi dalam porsi wajar, bukan dijadikan satu-satunya makanan setiap hari.

    Ilustrasi apakah sehat hanya makan buah setiap hari (Freepik)

    Buah memang menyehatkan, tetapi sebagian jenisnya mengandung karbohidrat yang tinggi, terutama buah-buah manis seperti pisang, pir, dan anggur. Melansir Healthline, Kamis, 20 November, konsumsi buah dalam jumlah besar dapat membuat asupan karbohidrat melampaui kebutuhan harian. Bagi orang yang menjalani diet rendah karbohidrat, kondisi ini tentu dapat mengganggu keseimbangan energi. Gula alami seperti fruktosa juga tetap harus dibatasi, karena konsumsi berlebihan dapat memengaruhi metabolisme, terutama jika diikuti gaya hidup kurang aktif. Dalam jangka panjang, pola makan yang terlalu tinggi karbohidrat dari satu sumber dapat membuat tubuh bekerja lebih keras untuk menjaga stabilitas gula darah.

    Jika Anda ingin sering makan buah tanpa meningkatkan karbohidrat secara berlebihan, beberapa buah rendah karbo bisa menjadi pilihan. Avokad adalah salah satu buah rendah karbohidrat karena kaya lemak sehat dan serat. Semangka dan melon juga memiliki kandungan karbohidrat yang lebih rendah dibanding buah-buah manis lainnya sehingga lebih mudah dikombinasikan dalam pola makan harian. Buah beri seperti stroberi dan blueberry tidak hanya rendah karbohidrat tetapi juga kaya antioksidan, sehingga aman dikonsumsi lebih sering.

    Risiko jika hanya makan buah setiap hari

    Meski terlihat sehat, diet yang hanya terdiri dari buah bisa menimbulkan berbagai risiko. Salah satu yang paling penting adalah kekurangan protein dan lemak esensial, yang berperan besar dalam pembentukan hormon, pemeliharaan otot, dan fungsi organ. Tubuh juga bisa mengalami kekurangan vitamin dan mineral tertentu seperti vitamin B12, zat besi, atau kalsium yang tidak tersedia dalam jumlah cukup pada buah. Selain itu, konsumsi serat yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kembung, nyeri perut, atau ketidaknyamanan pencernaan. Kandungan gula alami dalam buah pun tetap dapat berdampak pada kesehatan gigi jika dikonsumsi berlebihan tanpa diimbangi kebiasaan merawat mulut.

    Cara aman jika ingin tetap banyak makan buah

    Jika Anda termasuk orang yang sangat menyukai buah, Anda tetap bisa menjadikannya bagian besar dari pola makan asalkan dikombinasikan secara bijak. Padukan buah dengan sumber protein seperti yogurt, kacang-kacangan, atau selai kacang agar tubuh mendapatkan nutrisi yang lebih lengkap. Pilih buah segar dibanding jus buah, karena jus menghilangkan serat dan membuat gula lebih cepat diserap tubuh. Variasikan jenis buah setiap harinya supaya tubuh memperoleh beragam vitamin dan antioksidan yang tidak bisa Anda dapatkan bila hanya mengandalkan satu jenis buah saja.

    Hanya makan buah setiap hari mungkin terdengar seperti pola hidup sehat, tetapi faktanya tidak sepenuhnya aman. Sebab, konsumsi buah berlebihan dapat meningkatkan asupan karbohidrat dan fruktosa, sekaligus menimbulkan risiko kekurangan nutrisi penting lain yang tidak terkandung dalam buah. Buah tetap menjadi makanan yang sangat sehat, tetapi sebaiknya dikonsumsi sebagai bagian dari pola makan seimbang. Jika Anda ingin menjadikan buah sebagai komponen utama diet, pastikan tetap ada variasi nutrisi dari sumber protein dan lemak sehat agar tubuh tetap mendapat energi dan zat gizi yang dibutuhkan.

  • BPJS Kesehatan Kukuhkan Duta Muda 2025 untuk Perkuat Literasi JKN di Kalangan Generasi Muda

    BPJS Kesehatan Kukuhkan Duta Muda 2025 untuk Perkuat Literasi JKN di Kalangan Generasi Muda

    Mojokerto (beritajatim.com) – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan resmi mengukuhkan para finalis Duta Muda BPJS Kesehatan 2025 dalam Malam Penganugerahan Duta Muda BPJS Kesehatan, Rabu (19/11/2025). Para finalis yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia tersebut dinobatkan sebagai figur inspiratif yang akan memperkuat literasi dan edukasi Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di kalangan generasi muda.

    Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti, menyampaikan apresiasi kepada seluruh finalis yang dinilai telah menunjukkan komitmen, kreativitas, serta kepedulian tinggi terhadap Program JKN. Selama proses seleksi, para duta muda ini disebut telah menghasilkan kampanye, gagasan kreatif, dan aksi sosial yang berdampak langsung bagi masyarakat.

    “Generasi muda merupakan segmen yang paling aktif dan berpengaruh di ruang publik digital. Data menunjukkan bahwa dari 143 juta pengguna media sosial di Indonesia, kelompok usia 13–24 tahun adalah pengguna paling dominan. Kondisi ini sejalan dengan data BPJS Kesehatan per November 2025, di mana kelompok usia 15–19 tahun tercatat sebagai komposisi peserta terbanyak Program JKN,” ujarnya.

    Dengan potensi tersebut, generasi muda diyakini mampu menjadi key opinion leader dalam meningkatkan literasi kesehatan publik. Untuk memperkuat ekosistem edukasi digital, BPJS Kesehatan turut meluncurkan BPJS on Air, sebuah program interaktif yang disiarkan langsung melalui TikTok. Program ini memberikan akses informasi JKN secara real-time dengan penyampaian yang kreatif dan sesuai karakter anak muda. Para Duta Muda BPJS Kesehatan juga mendapat pembinaan intensif agar mampu berperan sebagai agen perubahan serta penggerak perilaku hidup sehat.

    Salah satu gerakan yang diusung adalah Gerak Sehat Peserta Prolanis (GSP 3-3-5), metode olahraga 30 menit yang memadukan jalan cepat dan santai secara bergantian. Metode ini mengadopsi konsep Interval Walking Training (IWT) dari Jepang yang terbukti menurunkan tekanan darah, menstabilkan gula darah, meningkatkan kebugaran, dan mengurangi risiko komplikasi penyakit kronis.

    “GSP 3-3-5 bukan sekadar olahraga, tetapi komitmen bersama untuk hidup lebih sehat dan lebih sadar akan pentingnya pencegahan. Selain menanamkan pola hidup sehat, nilai-nilai Integritas, Kolaborasi, Pelayanan Prima, dan Inovatif (INISIATIF) menjadi fondasi peran para Duta Muda BPJS Kesehatan di ruang publik,” kata Ghufron.

    Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN), Nunung Nuryartono, juga memberikan dukungan penuh terhadap program tersebut. Ia menyebut keterlibatan generasi muda penting untuk memperluas pemahaman JKN secara merata. DJSN bersama BPJS Kesehatan telah menyiapkan kurikulum literasi JKN untuk tingkat SMA/SMK/MA serta modul pembelajaran di perguruan tinggi.

    Upaya ini diharapkan mampu memperkuat pemahaman generasi muda mengenai jaminan kesehatan sejak dini. Dengan dikukuhkannya para Duta Muda 2025, BPJS Kesehatan berharap lahir generasi yang kreatif, adaptif, dan inovatif dalam memperkuat literasi JKN di seluruh Indonesia. Pada kesempatan itu, BPJS Kesehatan turut mengumumkan para pemenang Duta Muda 2025.

    Berikut daftar finalis dan pemenang:

    Para Finalis Duta Muda BPJS Kesehatan 2025:

    Suci Maylaf Humairah,
    Rafin Haziqi,
    Anata Intan,
    Safrita Aryana Harfah,
    Zesika Salsabil Fahrizal, Nadi Pertiwi,
    Cantika Risna Aulia Jasmine,
    Ni Kadek Dwi Julia Rahayu,
    Salsabila Nadhifah S,
    Miranti Artika,
    Luh Putu Rani Nanda Iswari, dan
    Hengky Silas Jonathan Kafiar.

    Pemenang Duta Muda BPJS Kesehatan 2025:

    Juara I: Hengky Silas Jonathan Kafiar (Papua)
    Juara II: Zesika Salsabil Fahrizal (Cidahu)
    Juara III: Luh Putu Rani Nanda Iswari (Semarapura)
    Juara Favorit: Anata Intan (Kepahiang)

    [tin/beq]

  • Terungkap, Dosen Untag Punya Hubungan Tanpa Ikatan Perkawinan Sah dengan AKBP B

    Terungkap, Dosen Untag Punya Hubungan Tanpa Ikatan Perkawinan Sah dengan AKBP B

    Seorang dosen muda bernama Dwinanda Linchia Levi (35), ditemukan tewas tak wajar tanpa busana di kamar hotel di Jalan Telaga Bodas Raya, Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, Senin (17/11/2025). Kematian dosen Universitas 17 Agustus (Untag) Semarang itu di kamar 210 menyisakan misteri. Pasalnya korban diduga menginap bersama seorang perwira menengah Polri berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) berinisial B (56).

    Korban sudah tinggal di kamar indekos-hotel tersebut sekitar dua tahun lalu. Perempuan asal Banyumas itu sebelumnya mengalami sakit, dan sempat dirawat di rumah sakit.

    Korban tercatat berobat ke rumah sakit dua hari berturut-turut pada 15 dan 16 November 2025, dengan keluhan darah tinggi hingga tensi mencapai 190 serta gula darah mencapai 600.

    Setelah kondisinya membaik, korban kembali ke indekos-hotel. Malam harinya, korban sempat meminta tubuhnya dibaluri minyak kayu putih. Namun, keesokan harinya, korban ditemukan sudah meninggal.

    Peristiwa itu diketahui sekitar pukul 05.30 WIB, kemudian dilaporkan ke Polsek Gajahmungkur sekitar pukul 07.00 WIB oleh B, pria yang berada di kamar tersebut. AKBP B yang juga anggota polisi diketahui bertugas di Direktorat Samapta Polda Jawa Tengah, bagian Pengendali Massa (Dalmas).

    Kematian korban meninggalkan sejumlah teka-teki. Hal ini diungkap Komunitas Muda Mudi Alumni Untag Semarang. Mereka menilai kematian korban tidak wajar dan menyoroti keberadaan seorang anggota polisi di kamar korban saat peristiwa terjadi.

    “Menurut kami ini janggal. Ada seorang polisi bagian Dalmas yang tidak ada kaitannya dengan tindak pidana berada dalam satu kamar dan melaporkan kejadian ini pagi-pagi buta,” ujar Ketua Umum Komunitas Muda Mudi Alumni Untag Semarang Jansen Henry Kurniawan.

    Pihaknya meminta kepada kepolisian untuk secara objektif menangani kasus ini dan meminta pemeriksaan dilakukan secara terang benderang, tanpa ditutup-tutupi sesuai aturan yang berlaku.

    “Jangan sampai ada kesan kasus ditutup-tutupi dengan dugaan untuk mengamankan oknum tertentu atau diduga menyelamatkan institusi tertentu,” ujarnya.

    Diduga alamat kependudukan keduanya tercatat sama, yakni di Perumahan Semawis Blok D.10, Kedungmundu, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.

  • Peneliti China Temukan Tiruan Alami dari Obat Kurus Ajaib Ozempic

    Peneliti China Temukan Tiruan Alami dari Obat Kurus Ajaib Ozempic

    Jakarta, CNBC Indonesia – Peneliti China menemukan alternatif alami dari Ozempic, obat diabetes yang efektif digunakan untuk menurunkan berat badan.

    Dalam laporan penelitian berjudul “Free fatty acid receptor 4 modulates dietary sugar preference via the gut microbiota” yang diterbitkan di Nature Biology, sekelompok peneliti dari Jiangnan University menemukan bahwa mikroba bernama memiliki fungsi serupa dengan GLP-1.

    GLP-1 adalah singkatan dari peptida-1 yang menyerupai glucagon, yaitu hormon yang diproduksi oleh tubuh untuk mengendalikan gula darah dan rasa kenyang. Produksi GLP-1 berdasarkan reaksi atas makanan dan mikrobioma perut. Obat seperti Ozempic mereplika fungsi GLP-1 menggunakan bahan sintetis bernama semaglutide.

    Eksperimen menggunakan tikus laboratorium menunjukkan bahwa tikus yang tidak bisa memproduksi protein perut bernama Ffar4 menyebabkan koloni B. vulgatus menyusut. Penyusutan ini kemudian mengurangi produksi hormon FGF21 yang terkait dengan keinginan konsumsi gula.

    Peneliti juga menemukan bahwa manusia dengan varian genetik FGF21 lebih banyak ditemukan suka makanan manis dibanding manusia lainnya.

    Analisis darah terhadap 60 partisipan yang mengidap diabetes tipe 2, peneliti menemukan bahwa mutasi Ffar4 yang menekan produksi FGF21, mendorong selera atas gula.

    Lewat berbagai temuan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa mikrobioma di perut bisa memengaruhi proses hormon yang berpengaruh pada konsumsi gula. Tikus yang diberikan B. vulgatus mengalami kenaikan produksi GLP-1, yang kemudian memicu produksi FGF21.

    Tikus yang menerima B. vulgatus memiliki gula darah yang lebih terkendali sekaligus mengurangi “nafsu” konsumsi gula.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

    Next Article

    Swiss Cari 10.000 Kotoran Manusia Buat Disimpan di Kulkas

  • 2
                    
                        Curhat Panjang Lebar, Seorang Bapak Baru Sadar Ngobrol dengan Gibran
                        Nasional

    2 Curhat Panjang Lebar, Seorang Bapak Baru Sadar Ngobrol dengan Gibran Nasional

    Curhat Panjang Lebar, Seorang Bapak Baru Sadar Ngobrol dengan Gibran
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Seorang bapak yang sedang berobat di RSUD Kepulauan Seribu baru menyadari dirinya berbincang dengan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
    Momen menggelitik itu terjadi ketika Gibran melakukan kunjungan kerja di
    Pulau Pramuka
    untuk meninjau RSUD Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Selasa (18/11/2025).
    Mulanya, bapak tersebut curhat bahwa matanya yang kanan terasa tidak nyaman setelah ia mengonsumsi buah melon dan pepaya.
    “Makan buah, melon sama pepaya. Malamnya makan itu langsung terasa mata kanan saya,” kata bapak tersebut, berdasarkan video yang diperoleh
    Kompas.com.
    Tiba-tiba, ia berucap kembali dan baru menyadari dengan siapa dia berbincang sedari tadi.
    “Ini Pak Gibran ya? Aduh..,” kata dia lalu menjabat tangan Gibran.
    “Saya dengar dari suaranya,” imbuh dia.
    Gibran lalu mengecek keadaan bapak tersebut.
    Ia melihat kedua kaki bapak itu tampak bengkak karena ada riwayat
    diabetes
    .
    Wapres menyarankan bapak tersebut untuk menghindari makanan manis.
    “Oh riwayat (diabetes) kakinya bengkak? Kiri dan kanan? Oh habis makan ini ya manis, harus dihindari, Pak. Sudah tes darah?” tanya Gibran.
    “Sudah, kalau gula darah enggak terlalu tinggi, 200, atau 170, pernah 300an dulu,” jawab bapak itu.
    Bapak tersebut lalu curhat kembali dan mengaku sudah mual minum obat setiap hari.
    “Saya sebenarnya sudah enek minum obat,” ujar dia.
    “Oh jangan, Pak. Harus diminum setiap hari. Ini berarti lagi kumat? Yang mata kiri atau kanan? Ini Bapak pakai KIS?” tanya Gibran.
    Bapak tersebut mengaku mendapatkan undangan dari puskesmas setempat untuk berobat di
    RSUD Kepulauan Seribu
    .
    Menutup pembicaraan, Gibran lalu berpesan agar bapak tersebut kembali dicek gula darahnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Hati-hati! Dokter Bilang Kebiasaan Tidur Seperti Ini Bisa Tingkatkan Risiko Diabetes

    Hati-hati! Dokter Bilang Kebiasaan Tidur Seperti Ini Bisa Tingkatkan Risiko Diabetes

    Jakarta

    Spesialis penyakit dalam dr Dicky Lavenus Tahapary, SpPD-KEMD, PhD, FINASIM, mengungkapkan kualitas dan durasi tidur merupakan salah satu faktor penting dalam pencegahan penyakit diabetes. Oleh karena itu, ia kurang menyarankan untuk tidur setelah pukul 9 malam.

    Menurutnya, hal ini berkaitan dengan ritme sirkadian atau tidur-bangun. Ia menyebut ada banyak penelitian yang mengaitkan risiko diabetes dengan waktu kapan tidur.

    “Jadi memang, misalkan sekresi hormon melatonin itu paling tinggi jam 10-11 malam, dia merangsang gampang kita tidur dan terkait reparasi tubuh, misalkan,” ucap dr Dicky ketika ditemui di acara #Hands4Diabetes, Minggu (16/11/2025).

    “Banyak penelitian membandingkan orang yang tidur jam 9 (malam) sampai jam 5 atau jam 4 (pagi) dengan orang yang tidur jam 12 (malam) sampai jam 9 (pagi). Itu ternyata ekspresi genetik terkait peradangan, terkait diabetes, terkait risiko kanker lebih tinggi pada orang yang suka begadang dibandingkan orang yang tidur lebih awal,” sambungnya.

    Oleh karena itu, diperlukan pengaturan kebijakan untuk kerja shift malam di tiap perusahaan. Seperti yang diketahui, ada banyak juga orang yang terpaksa begadang karena harus bekerja.

    Selain dari sisi sistem sirkadian, kebiasaan begadang juga dapat memicu kebiasaan makan berlebih. Ini berkaitan dengan hormon stres yang tetap tinggi meski sudah waktunya untuk tidur.

    “Kalau kita terjaga, hormon stresnya tinggi. Hormon stres pengaruh juga ke gula darah, segala macam. Ditambah nanti kan terus lapar. Pesannya sekarang gampang, martabak, nasi goreng, bikin mi instan, jadi banyak faktor lain,” ungkapnya.

    “Kalau memang nggak bisa dihindari begadangnya, ya mungkin durasi tidurnya dicukupkan, kualitas tidur diupayakan bagus, diatur pola diet sama olahraga yang lainnya dibuat lebih sehat lagi untuk menjaga,” tandas dr Dicky.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/suc)

  • Kandungan Suplemen Ini Bikin Cepat Kurus Seperti Ozempic

    Kandungan Suplemen Ini Bikin Cepat Kurus Seperti Ozempic

    Jakarta, CNBC Indonesia – Para peneliti mengidentifikasi jenis serat “beta-glucan” yang disebut memiliki efektivitas serupa dengan Ozempic, obat diabetes yang diakui karena kemampuan “ajaib” nya dalam membantu menurunkan berat badan.

    Peneliti dari University of Arizona (UA) dan University of Vienna mengidentifikasi serat beta-glucan bisa mengatur gula darah dan membantu menurunkan berat badan. Dalam laporan penelitian yang diterbitkan pada 2024, peneliti menyebut beta-glucan adalah serat yang dengan mudah ditemukan dalam oat (haver) dan barley (barli).

    Penelitian dilakukan menggunakan tikus percobaan yang diberikan pakan berkandungan lemak tinggi. Hasilnya, beta-glucan ditemukan menurunkan kandungan lemak dan berat badan tikus dalam 18 pekan.

    Serat lainnya seperti wheat dextrin (serat larut yang diperoleh dari pengolahan pati gandum), pektin, pati resistan, dan selulosa, tidak memiliki dampak seperti beta-glucan.

    s

    “Kami tahu bahwa serat sangat penting dan memberikan manfaat, permasalahannya ada banyak sekali tipe,” kata Frank Duca dari UA, pada Juli.

    “Kami ingin tahu serat apa yang paling bermanfaat untuk menurunkan berat badan dan memperbaiki homeostatis glukosa. Tujuannya agar bisa menberikan informasi ke publik, konsumen, dan pelaku industri pertanian.”

    Serat adalah sumber energi utama bagi bakteria yang hidup di sistem pencernaan, yang merupakan bagian dari mikrobioma. Namun, tingkat konsumsinya sangat rendah. Di Amerika Serikat, hanya 5 persen dari populasi yang mengonsumsi serat sesuai rekomendasi tenaga kesehatan yaitu 25-30 gram per hari.

    Kondisi ini menciptakan permintaan atas serat tambahan lewat suplemen atau makanan olahan.

    Seperti yang Duca sampaikan, serat sangat bervariasi dalam bentuk atau sifatnya. Serat beta-glucan dan wheat dextrin bisa larut dalam air yang berarti mudah difermentasi oleh bakteri di perut manusia. Selulosa dan pati resistan sulit larut dalam air sehingga cenderung untuk ikut “keluar” bersama kotoran manusia.

    Dari hasil penelitian, beta-glucan adalah satu-satunya serat yang berhasil meningkatkan ileibakterium di perut tikus percobaan. Bakteri ini terkait erat dengan penurunan berat badan.

    Dalam waktu 10 pekan, tikus yang mengonsumsi beta-glucan menunjukkan penurunan berat badan yang signifikan dengan lemak yang terpangkas signifikan dibanding tikus yang diberi makan serat jenis lain.

    Beta-glucan meingkatkan konsentrasi butyrate di perut para tikus, yaitu zat yang dihasilkan oleh mikrobioma untuk mencerna serat. Butyrate kemudian memicu produksi glucagon-like peptide-1 (GLP-1), yaitu protein alami yang ditiru oleh Ozempic dalam menstimulasi insulin.

    “Salah satu manfaat dari serat adalah produksi GLP-1 dan peptida yang mengatur selera dan berat badan,” kata Duca.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Gaya Hidup vs Genetik, Dokter Jelaskan Mana yang Lebih Berperan Picu Diabetes

    Gaya Hidup vs Genetik, Dokter Jelaskan Mana yang Lebih Berperan Picu Diabetes

    Jakarta

    Diabetes melitus adalah penyakit kronis yang berkaitan erat dengan pola hidup seseorang. Khususnya pada diabetes tipe 2, penyakit ini umumnya disebabkan oleh pola makan rendah nutrisi, konsumsi gula secara berlebih, hingga minimnya berolahraga.

    Namun, di sisi lain faktor keturunan atau genetik juga sering ‘disalahkan’ jadi penyebab diabetes melitus. Sebenarnya seberapa besar faktor genetik memengaruhi risiko diabetes?

    Spesialis penyakit dalam dr Dicky Lavenus Tahapary, SpPD-KEMD, PhD, FINASIM menjelaskan risiko penyakit diabetes dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu pola hidup, faktor lingkungan, dan genetik. Jadi, memang mungkin saja seseorang mengidap diabetes akibat faktor keturunan.

    dr Dicky menjelaskan penyakit diabetes akibat genetik terbagi menjadi dua sifat, yaitu monogenetik dan poligenik. Pada sifat monogenetik yang sangat jarang, seseorang yang membawa kelainan genetik berkaitan dengan diabetes, kemungkinan besar akan mengalami diabetes.

    “Artinya kalau dia ada kelainan genetik itu pasti sakit, most likely. Itu ada yang namanya maturity diabetes of the young (MODY), itu karena kelainan genetik,” jelas dr Dicky ketika ditemui awak media di acara #Hands4Diabetes di Jakarta Selatan, Minggu (16/11/2025).

    Apabila ada kelainan genetik pada fungsi produksi insulin, maka gula darah pasien akan tinggi. dr Dicky menyebut ada sekitar 15-20 gen yang berkaitan dengan kondisi tersebut.

    “Biasanya pasiennya kadang-kadang nggak gemuk, tapi di keluarganya kuat riwayatnya, bapak ibunya atau neneknya, semua diabetes,” sambungnya.

    Sedangkan, sifat poligenik menunjukkan varian gen yang banyak, tapi peluangnya untuk mengidap diabetes tidak sebesar monogenetik. Apabila seseorang dengan kelainan genetik bersifat poligenik memiliki gaya hidup yang tidak sehat, maka risikonya akan semakin besar.

    Meski begitu, dr Dicky mengingatkan untuk tidak selalu menyalahkan faktor genetik ketika mengidap diabetes. Pada kasus poligenik, kemungkinan untuk mengidap diabetes sangat mungkin dikurangi dengan penerapan gaya hidup sehat.

    “Poligenik itu ada varian gennya banyak, tapi nggak pasti harus diabetes. Tapi kalau pasien dengan varian genetik tadi, terus pola makannya nggak diatur, mungkin dia lebih cepat jadi diabetes dibandingkan orang yang nggak punya varian genetik. Kan kadang ada yang agak gemuk, tapi nggak kena diabetes. Tapi, ada yang gemuk sedikit sudah diabetes,” kata dr Dicky.

    “Jangan menyalahkan genetiknya (poligenetik), kalau dia obesitas kan, sebagian besar dari pola hidupnya. Tapi, kalau memang dia monogenik tadi, kalau kan ada, kemungkinan besar dia diabetes,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/suc)