Produk: gula darah

  • Simak, 5 Tips Meredam Stres saat Berpuasa

    Simak, 5 Tips Meredam Stres saat Berpuasa

    Jakarta: Puasa di bulan Ramadan tak hanya menjadi sebuah kewajiban bagi umat muslim. Puasa juga momen meningkatkan ibadah dan pembentukan disiplin diri. 

    Meski begitu, potensi stres bagi mereka yang berpuasa kerap menjadi tantangan. Perubahan pola makan, gangguan tidur, serta penurunan kadar gula darah dapat memengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh, dapat memicu stres.

    Tak hanya itu, faktor lain seperti beban pekerjaan, hingga banyaknya pekerjaan rumah ditambah kewajiban mengurus anak di rumah juga dapat memicu stres.

    Meski begitu, stres saat berpuasa dapat diredam dengan pola hidup sehat dan manajemen emosi yang tepat. Puasa justru bisa menjadi sarana untuk melatih ketenangan batin serta meningkatkan ketahanan diri dalam menghadapi tekanan sehari-hari.

    Merangkum dari beberapa sumber, berikut ini tips meredam stres saat berpuasa:
    1. Konsumsi makanan sehat

    Mengonsumsi makanan berat ketika sahur juga berdampak pada suasana hati dan stres ketika puasa. Makan berat dengan jumlah banyak memang membuat kamu kenyang, tetapi tak berarti kamu tak merasa lapar pada tengah hari nanti. Rasa lapar bisa membuat seseorang cepat emosi dan stres.

    Jadi, tidak hanya kuantitas, kualitas makanan juga perlu diperhatikan. Pastikan kamu mengonsumsi makanan bergizi dan bernutrisi setiap sahur dan berbuka. Hindari makanan tinggi lemak dan kafein karena akan membuat pencernaan bekerja lebih keras sehingga perut terasa kembung.
     

     

    2. Isi waktu dengan hal-hal yang disukai

    Menjalankan hobi juga menjadi cara paling baik untuk membantu meredakan stres selama puasa. Misalnya seperti seperti memasak, bermain gim, mendengarkan musik, membaca, menulis, atau hal-hal lain yang menjadi hobi kamu. Ini adalah cara paling mudah dan efektif untuk mengisi waktu dan mengusir jenuh.

    Melakukan hal yang menyenangkan dapat mengalihkan pikiran kita dari perasaan jengkel, lelah, dan stres serta mampu membuat perasaan menjadi lebih tenang.
    3. Berbagi dengan orang lain

    Berbagi dengan sesama juga dapat meredam stres. Tak harus dengan uang, berbagi di bulan Ramadan bisa dilakukan dengan memberikan takjil, menyumbangkan pakaian, atau menyumbang waktu dan tenaga untuk hal-hal kebaikan. 
    4. Beristirahat sejenak

    Pekerjaan yang menumpuk di kantor bisa memicu stres, apalagi saat berpuasa. Karena itu, usahakan untuk beristirahat atau rehat sejenak. Ini akan membantu tubuh terasa lebih segar, sehingga Anda kembali produktif.
    5. Olahraga ringan

    Meski sedang puasa, tetapi jangan jadi alasan untuk kamu malas berolahraga. Justru, olahraga ringan membantu memperbaiki suasana hati dan membuat stres menjadi lebih terkendali.

    Jakarta: Puasa di bulan Ramadan tak hanya menjadi sebuah kewajiban bagi umat muslim. Puasa juga momen meningkatkan ibadah dan pembentukan disiplin diri. 
     
    Meski begitu, potensi stres bagi mereka yang berpuasa kerap menjadi tantangan. Perubahan pola makan, gangguan tidur, serta penurunan kadar gula darah dapat memengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh, dapat memicu stres.
     
    Tak hanya itu, faktor lain seperti beban pekerjaan, hingga banyaknya pekerjaan rumah ditambah kewajiban mengurus anak di rumah juga dapat memicu stres.

    Meski begitu, stres saat berpuasa dapat diredam dengan pola hidup sehat dan manajemen emosi yang tepat. Puasa justru bisa menjadi sarana untuk melatih ketenangan batin serta meningkatkan ketahanan diri dalam menghadapi tekanan sehari-hari.
     
    Merangkum dari beberapa sumber, berikut ini tips meredam stres saat berpuasa:

    1. Konsumsi makanan sehat

    Mengonsumsi makanan berat ketika sahur juga berdampak pada suasana hati dan stres ketika puasa. Makan berat dengan jumlah banyak memang membuat kamu kenyang, tetapi tak berarti kamu tak merasa lapar pada tengah hari nanti. Rasa lapar bisa membuat seseorang cepat emosi dan stres.
     
    Jadi, tidak hanya kuantitas, kualitas makanan juga perlu diperhatikan. Pastikan kamu mengonsumsi makanan bergizi dan bernutrisi setiap sahur dan berbuka. Hindari makanan tinggi lemak dan kafein karena akan membuat pencernaan bekerja lebih keras sehingga perut terasa kembung.
     

     

    2. Isi waktu dengan hal-hal yang disukai

    Menjalankan hobi juga menjadi cara paling baik untuk membantu meredakan stres selama puasa. Misalnya seperti seperti memasak, bermain gim, mendengarkan musik, membaca, menulis, atau hal-hal lain yang menjadi hobi kamu. Ini adalah cara paling mudah dan efektif untuk mengisi waktu dan mengusir jenuh.
     
    Melakukan hal yang menyenangkan dapat mengalihkan pikiran kita dari perasaan jengkel, lelah, dan stres serta mampu membuat perasaan menjadi lebih tenang.

    3. Berbagi dengan orang lain

    Berbagi dengan sesama juga dapat meredam stres. Tak harus dengan uang, berbagi di bulan Ramadan bisa dilakukan dengan memberikan takjil, menyumbangkan pakaian, atau menyumbang waktu dan tenaga untuk hal-hal kebaikan. 

    4. Beristirahat sejenak

    Pekerjaan yang menumpuk di kantor bisa memicu stres, apalagi saat berpuasa. Karena itu, usahakan untuk beristirahat atau rehat sejenak. Ini akan membantu tubuh terasa lebih segar, sehingga Anda kembali produktif.

    5. Olahraga ringan

    Meski sedang puasa, tetapi jangan jadi alasan untuk kamu malas berolahraga. Justru, olahraga ringan membantu memperbaiki suasana hati dan membuat stres menjadi lebih terkendali.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (PRI)

  • 7 Buah Rendah Gula yang Sehat dan Cocok Dinikmati saat Buka Puasa

    7 Buah Rendah Gula yang Sehat dan Cocok Dinikmati saat Buka Puasa

    Jakarta

    Ketika berbuka puasa, buah-buahan menjadi asupan yang bernutrisi. Selain menyegarkan, buah-buahan bisa menghidrasi tubuh dan memberikan energi yang hilang selama puasa.

    Untuk menekan asupan gula, buah dengan kandungan gula yang rendah bisa dipilih untuk berbuka puasa. Berikut beberapa buah rendah gula yang cocok untuk dikonsumsi setelah seharian puasa.

    7 Buah Rendah Gula untuk Berbuka Puasa

    Buah-buahan rendah gula yang cocok dikonsumsi saat berbuka puasa di antaranya semangka, alpukat, kiwi, hingga melon. Begini penjelasannya mengutip laman Life Extension, BBC Good Food, Only My Health, Eating Well hingga Real Simple.

    1. Semangka

    Semangka mengandung banyak likopen yang baik untuk kulit, kesehatan sel, serta kelenjar prostat bagi pria. Buah ini juga mudah dicerna karena kaya akan vitamin A dan B6, serta banyak air, yang penting untuk mendapat hidrasi setelah berpuasa. Satu cangkir semangka mengandung kurang dari 10 gram gula dan hingga 5 ons air.

    2. Alpukat

    Alpukat kaya akan nutrisi dan lemak sehat yang dibutuhkan tubuh setelah berpuasa. Ada lebih banyak serat larut yang dimiliki alpukat dibandingkan buah lainnya dan menyumbangkan sejumlah mineral seperti tembaga dan kalium. Satu buah alpukat hanya mengandung 1 gram gula.

    3. Kiwi

    Kiwi merupakan sumber karotenoid, jenis fitokimia tertentu yang terbukti meningkatkan kesehatan mata dan kulit. Buah rendah gula dengan kaya vitamin C, kalium, serta serat ini juga menawarkan manfaat lainnya sepert menghilangkan sembelit dan tidur yang lebih baik. Dalam satu buah kiwi, hanya terdapat sekitar 7 gram gula.

    4. Raspberi

    Raspberi hanya mengandung kurang dari 2,7 gram gula per 100 gram. Buah ini kaya antioksidan yang dikaitkan dengan lebih rendahnya risiko penyakit kronis seperti penyakit kardiovaskular. Seratnya yang tinggi bisa mengontrol gula darah dan mendukung kesehatan pencernaan yang baik.

    5. Pepaya

    Pepaya adalah buah tropis dengan banyak manfaat kesehatan, seperti vitamin C untuk sehari penuh dan 10 persen serat harian. Secangkir buah pepaya yang dipotong dadu mengandung 11 gram gula.

    Mengutip laman WebMD, enzim dalam pepaya, papain membantu memecah protein makanan di lambung. Sehingga, enzim ini bisa mengurangi kembung, gas, dan gangguan pencernaan.

    6. Naga

    Buah naga dapat dikonsumsi secara langsung atau dibuat smoothie. Secangkir buah naga yang mengandung 17,6 gram gula menyediakan hampir seperempat kebutuhan serat harian dan dianggap sebagai buah dengan indeks glikemik rendah.

    7. Melon

    Melon memiliki kandungan air tinggi bisa menghidrasi tubuh setelah berpuasa. Secangkir buah melon yang dipotong dadu memiliki kandungan 13 gram gula.

    Selain memiliki gula yang rendah, melon juga merupakan sumber beta karoten yang baik, provitamin yang diubah menjadi vitamin A dalam tubuh. Kandungan tersebut bisa mendukung kesehatan reproduksi dan penglihatan.

    Mengonsumsi buah-buahan ketika berbuka akan membantu meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Pastikan untuk tetap terhidrasi dan mengkonsumsi makanan sehat lainnya seperti sayur-sayuran hingga protein untuk mendukung kebutuhan nutrisi selama berpuasa.

    (elk/row)

  • Air Rebusan Daun Kelor Tak Cuma Bantu Pangkas BB, Ini 6 Manfaatnya

    Air Rebusan Daun Kelor Tak Cuma Bantu Pangkas BB, Ini 6 Manfaatnya

    Jakarta

    Air rebusan daun kelor ternyata memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh. Daun kelor adalah salah satu tumbuhan yang mengandung vitamin C yang penting untuk mendukung kesehatan.

    Dikutip dari WebMD, daun kelor kering mengandung kalsium, zat besi, vitamin A, serta tiamin yang memberikan manfaat untuk kesehatan, seperti menurunkan kadar gula darah.

    Air rebusan daun kelor dapat diminum setiap hari, terutama saat pagi. Namun, orang dengan riwayat kesehatan tertentu yang memang sedang mengonsumsi obat dari dokter atau ibu hamil, disarankan untuk menghindari minuman ini.

    Umumnya, daun kelor diolah sebagai minuman dengan mengeringkan daunnya terlebih dulu dan menyeduhnya seperti teh. Bisa juga langsung merebus daun kelor segar yang masih muda untuk diminum airnya.

    Manfaat Air Rebusan Daun Kelor

    Dikutip dari berbagai sumber, berikut manfaat minum air rebusan daun kelor:

    1. Memperkuat sistem kekebalan tubuh

    Air rebusan daun kelor dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh. Daun kelor kaya akan antioksidan yang melindungi tubuh dari radikal bebas dan stres oksidatif yang merusak.

    Selain itu, daun ini merupakan sumber beberapa vitamin dan mineral penting yang mendukung sistem kekebalan tubuh yang kuat, tulang dan gigi yang sehat, serta menjaga energi.

    2. Meningkatkan energi tubuh

    Air rebusan daun kelor dapat membantu mengatasi tubuh yang sering lesu dan lemas, meski sudah tidur malam dengan cukup. Nutrisi penting yang ada di dalam daun kelor dapat meningkatkan produksi energi dan memungkinkan perhatian serta lebih fokus sepanjang hari.

    3. Mengelola kadar gula darah

    Air rebusan daun kelor sangat bermanfaat untuk orang dengan diabetes. Hal ini berfungsi untuk menyeimbangkan kadar gula darah.

    Di beberapa penelitian menunjukkan bahwa air rebusan daun kelor dapat menurunkan kadar gula darah setelah makan.

    4. Melindungi dari penyakit kronis

    Daun kelor juga mengandung polifenol, tanin, dan saponin yang berfungsi melindungi tubuh dari penyakit kronis. Selain itu, kandungan daun kelor tersebut dapat melindungi dari penyakit jantung, kerusakan organ hati, dan diabetes.

    5. Melancarkan sistem pencernaan

    Dikutip dari The Health site, air rebusan daun kelor mampu meningkatkan kesehatan pencernaan karena kandungan seratnya yang tinggi. Ini dapat membuat buang air besar lebih teratur dan mencegah sembelit, sehingga menghasilkan pencernaan yang optimal serta usus yang lebih sehat.

    Ternyata, air rebusan daun kelor dapat membantu menurunkan berat badan. Ini terjadi karena laju metabolisme yang meningkat pesat karena minum air rebusan daun kelor setiap pagi.

    Laju metabolisme yang tinggi mampu membantu menurunkan berat badan secara alami.

    (sao/naf)

  • Bisakah Penyakit Gula Darah Tinggi Disembuhkan? Begini Penjelasannya

    Bisakah Penyakit Gula Darah Tinggi Disembuhkan? Begini Penjelasannya

    Jakarta

    Diabetes adalah kondisi yang dapat menyebabkan kadar glukosa darah atau gula darah terlalu tinggi. Gula darah adalah sumber energi utama yang dapat diproduksi oleh tubuh atau bisa juga berasal dari makanan.

    Insulin merupakan hormon yang diproduksi oleh pankreas yang membantu glukosa masuk ke dalam sel-sel tubuh. Pada orang dengan diabetes, tubuh tidak memproduksi cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin dengan tepat.

    Gula darah kemudian tetap berada di dalam darah dan tidak mencapai sel-sel di tubuh.

    Lantas, bisakah penyakit gula darah tinggi disembuhkan?

    Dikutip dari Diabetes UK, penyakit gula darah tinggi atau diabetes ini tidak dapat disembuhkan secara total. Sebab, belum ditemukan jenis obat yang bisa menyembuhkan penyakit ini.

    Meski begitu, pengobatan dan perawatan dapat dilakukan untuk mengontrol kadar gula darah. Selain itu, perawatan yang tepat bisa membantu orang-orang dengan diabetes tipe 2 untuk masuk ke dalam masa remisi.

    Masa remisi diabetes ini terjadi saat kadar gula darah kembali normal. Tetapi, itu bukan berarti diabetes telah disembuhkan secara total dan bisa saja kambuh kembali.

    Cara mengontrol kadar gula darah agar tetap stabil

    Orang dengan diabetes perlu mengelola kadar gula darah. Dikutip dari Medical News Today, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengontrol kadar gula darah. Berikut cara-caranya:

    1. Mengatur asupan karbohidrat

    Diet rendah karbohidrat dilakukan dengan membatasi jumlah karbohidrat yang dikonsumsi. Karbohidrat dapat meningkatkan glukosa darah lebih banyak dari makanan lain.

    Mungkin jenis diet ini tidak cocok untuk sebagian orang. Maka dari itu, dapat digantikan dengan mengonsumsi karbohidrat yang lebih kaya serat yang rendah indeks glikemiknya, seperti:

    Ubi jalarQuinoaKacang-kacangan dan biji-bijian

    2. Menjaga berat badan

    Cara ini dapat membantu seseorang mengelola kadar gula darah dengan lebih baik. Kisaran berat badan yang ideal untuk seseorang bervariasi, tetapi dokter dapat membantu untuk menentukannya.

    Bukti mencatat bahwa adanya hubungan obesitas dan diabetes tipe 2. Penelitian juga menyoroti hubungan antara obesitas dan resistensi insulin.

    3. Mengatur porsi makan

    Orang dengan kadar gula darah tinggi perlu mengatur porsi makannya. Makan dengan porsi yang sesuai dapat mempermudah pengelolaan berat badan dan pengendalian gula darah.

    Banyak faktor, seperti berat badan, komposisi tubuh, dan tingkat aktivitas yang berperan dalam menentukan ukuran porsi yang ideal. Hal ini dapat dibantu dengan dokter atau ahli gizi.

    4. Olahraga teratur

    Olahraga memiliki banyak manfaat kesehatan dan dapat membantu seseorang mengelola kadar gula darahnya. Terutama olahraga dengan meningkatkan sensitivitas insulin, yang memungkinkan sel otot menggunakan hormon lebih efektif untuk mengambil glukosa dan menggunakannya untuk energi.

    Ini dapat membantu menurunkan gula darah dalam jangka pendek. Untuk jangka panjang, olahraga dapat membantu menurunkan hasil tes A1C seseorang.

    5. Hidrasi tubuh

    Hidrasi yang tepat penting untuk kesehatan dan dapat membantu mengendalikan kadar gula darah. Saat seseorang mengalami dehidrasi, dapat menyebabkan kadar gula darah melonjak karena air dalam tubuh lebih sedikit.

    Artinya, ada konsentrasi gula yang lebih tinggi dalam darah. Maka dari itu, memenuhi kebutuhan cairan dapat membantu menurunkan gula darah.

    Namun, penting untuk menghidrasi tubuh dengan air putih. Sebab, saat mengonsumsi minuman dengan gula tambahan atau soda dapat menyebabkan glukosa darah meningkat lagi.

    6. Mengelola stres

    Stres memiliki efek signifikan pada kadar gula darah. Tubuh melepaskan hormon stres melalui olahraga dan menyediakan waktu untuk istirahat dan relaksasi dapat membantu menurunkan kadar gula darah.

    7. Tidur yang cukup

    Tidur yang cukup membantu mengelola diabetes. Bukti menunjukkan bahwa kebanyakan orang dewasa harus tidur selama tujuh jam atau lebih per malam.

    Kurang tidur dapat menimbulkan berbagai dampak pada tubuh, seperti:

    Meningkatkan resistensi insulin.Meningkatkan rasa lapar.Menyebabkan keinginan untuk mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat dan gula.Membuat lebih sulit mempertahankan berat badan sedang.Meningkatkan tekanan darah.Melemahkan kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi.Meningkatkan risiko depresi dan kecemasan.

    (sao/naf)

  • Awas, Resep Viral Kurma Campur Unsalted Butter di Tiktok Berisiko untuk Kelompok Ini

    Awas, Resep Viral Kurma Campur Unsalted Butter di Tiktok Berisiko untuk Kelompok Ini

    Jakarta

    Viral resep olahan kurma untuk berbuka puasa, dengan cream cheese, keju biasa, juga unsalted butter. Terasa lebih nikmat, tetapi jumlah kalori tentu lebih tinggi.

    Bagi yang ingin mencoba, spesialis gizi klinik dr Putri Sakti, MGizi, SpGK, AIFO-K, CBCFF, menyarankan untuk tidak mengonsumsinya lebih dari satu. Sebab, dikhawatirkan bisa memicu lonjakan kadar gula darah dan tinggi kandungan lemak.

    Bahkan, bagi orang dengan riwayat penyakit tertentu, dr Putri menyarankan untuk tidak mengonsumsi kurma yang dicampur dengan keju, juga unsalted butter. Beberapa pilihan camilan lain yang tak kalah manis, terutama dengan kandungan gula alami,
    sebetulnya lebih menyehatkan.

    “Untuk orang-orang dengan riwayat kadar gula darah tinggi atau misal diabetes melitus sebaiknya tidak mengikuti resep viral tersebut,” saran dr Putri saat dihubungi detikcom, Minggu (9/2/2025).

    “Lebih baik mengonsumsi takjil tidak tinggi gula, yang juga sebenarnya tetap manis, buah potong, es kelapa, puding dengan potongan buah atau manisnya bisa dengan alami madu,” lanjut dia.

    Memang Berapa Sih Kalorinya?

    Jika hanya memakan satu biji kurma tanpa tambahan makanan apapun, ada 23 kalori yang masuk ke tubuh. Namun, bila dicampur dengan keju, unsalted butter, maupun cream cheese, tergantung setiap penyajian.

    Misalnya, tambahan 100 gram cream cheese, berarti menambah sekitar 300 kalori. Keju dengan total yang sama berkisar 400 kalori, sementara unsalted butter 100 gram mengandung 716 kalori.

    “Kombinasi dari kurma kan itu tinggi dengan karbohidrat ya, sebetulnya sehat tetapi kalorinya tetap harus diperhitungkan, kemudian keju maupun unsalted butter itu juga kan lemaknya cukup tinggi sehingga secara kalori per sajiannya itu memang lumayan tinggi, tapi balik lagi berapa kalorinya tergantung seberapa banyak keju dan unsalted butter yang ditambahkan,” pungkasnya.

    (naf/up)

  • Lagi Ngetren Campur Kurma Pakai Unsalted Butter, Catat Pesan Dokter Gizi

    Lagi Ngetren Campur Kurma Pakai Unsalted Butter, Catat Pesan Dokter Gizi

    Jakarta

    Berbuka puasa dengan kurma merupakan sunnah Rasulullah SAW. Sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Abu Dawud, Rasulullah SAW bersabda: “Apabila salah seorang di antara kalian berbuka, maka berbukalah dengan kurma, sebab kurma itu mendatangkan berkah. Namun apabila tidak ada, berbukalah dengan air karena air itu bersih.”

    Kurma bukan hanya nikmat untuk dikonsumsi karena rasanya yang manis. Di balik itu, kurma memiliki beragam kandungan nutrisi yang penting untuk tubuh ketika berpuasa. Belakangan, kurma dipasarkan dengan berbagai varian, ada yang ditambahkan kacang almond, juga keju.

    Tidak sedikit yang juga menambahkan sendiri unsalted butter ke bagian dalam kurma untuk disantap saat berbuka. Menurut spesialis gizi klinik dr Putri Sakti, MGizi, SpGK, AIFO-K, CBCFF, boleh-boleh saja mengikuti tren semacam itu, selama tidak berlebihan.

    Ia mengingatkan untuk memerhatikan jumlah kalori juga lemak yang berlebih saat menambah kurma dengan keju maupun unsalted butter.

    “Biasanya satu saja kalau mau mencoba, itu pun diusahakan butternya tidak terlalu banyak,” pesan dia, saat dihubungi detikcom Minggu (9/5/2025).

    “Kombinasi dari kurma kan itu tinggi dengan karbohidrat ya, sebetulnya sehat tetapi kalorinya tetap harus diperhitungkan, kemudian keju maupun unsalted butter itu juga kan lemaknya cukup tinggi sehingga secara kalori per sajiannya itu memang lumayan tinggi, tapi balik lagi berapa kalorinya tergantung seberapa banyak keju dan unsalted butter yang ditambahkan,” jelasnya.

    dr Putri menyarankan di waktu berbuka puasa diselingi dengan konsumsi takjil lain tinggi protein. Jangan terlalu berlebihan mengonsumsi makanan manis, demi menghindari lonjakan kadar gula darah.

    “Artinya, secara porsi maupun frekuensi itu diperhatikan, sudah cukup satu butir saja kalau ingin mencoba, karena kalau berbuka harapannya kita hanya berbuka dengan snack kecil saja untuk mengembalikan kadar gula darah kita, divariasikan dengan asupan lain tinggi protein,” pungkasnya.

    (naf/up)

  • 4 Rebusan Daun untuk Menurunkan Gula Darah, Bantu Cegah Diabetes

    4 Rebusan Daun untuk Menurunkan Gula Darah, Bantu Cegah Diabetes

    Jakarta

    Gula darah tinggi merupakan masalah kesehatan yang tidak boleh dianggap sepele. Jika tidak ditangani dengan tepat, kondisi ini dapat berkembang dan memicu komplikasi yang serius, seperti diabetes.

    Karenanya, orang dengan kadar gula darah tinggi perlu melakukan penyesuaian gaya hidup untuk mengelola dan menjaga kadar gula darahnya tidak melewati batas normal. Misalnya, mengadopsi pola makan yang bergizi dan seimbang, serta rutin berolahraga.

    Selain itu, mengonsumsi rebusan daun tertentu juga dapat membantu mengelola kadar gula darah. Pertanyaannya, apa saja sih daun yang ampuh untuk menurunkan kadar gula darah? Dikutip dari berbagai sumber, berikut ulasannya.

    1. Daun Salam

    Air rebusan daun salam dipercaya dapat membantu mengatasi berbagi macam kondisi kesehatan, termasuk gula darah tinggi.

    Dikutip dari Healthline, penelitian pada 2021 menganalisa efek ekstrak daun salam untuk menangani resistensi insulin dan stres oksidatif. Hasil penelitian menunjukkan daun salam dapat melindungi sel hati dari dampak kenaikan gula darah dan insulin.

    Studi lain juga menunjukkan ekstrak daun salam dapat membantu menurunkan kadar gula darah.

    2. Daun Mangga

    Dikutip dari Healthline dan NDTV, daun mangga dapat membantu mengelola gula darah dan diabetes karena efeknya terhadap metabolisme lemak.

    Peningkatan trigliserida kerap dikaitkan dengan resistensi insulin dan diabetes tipe 2. Sebuah studi menunjukkan ekstrak daun mangga dapat menurunkan kadar trigliserida dan gula darah pada hewan pengerat.

    Daun mangga juga kaya akan pektin, vitamin C, dan serat, yang semuanya bermanfaat dalam mencegah diabetes dan peningkatan kolesterol.

    3. Daun Kelor

    Selain untuk meningkatan produksi ASI, daun kelor juga memiliki potensi untuk menurunkan gula darah.

    Dikutip dari Healthline, studi yang dilakukan pada 2020 menemukan daun kelor dapat membantu menurunkan gula darah dan mengelola diabetes. Ini berkat kandungan senyawa tanaman,seperti quercetin, kaempferol, glucomoringin, asam klorogenat, dan isothiocyanate yang ada dalam daun kelor.

    Meskipun begitu, diperlukan penelitian lebih lanjut pada subjek manusia untuk benar-benar memastikan efek daun kelor dalam pengelolaan kadar gula darah.

    4. Daun Kale

    Kale atau kubis keriting juga termasuk salah satu tanamann yang memiliki potensi untuk membantu kontrol gula darah.

    Dikutip dari Healthline, Kale mengandung berbagai senyawa, seperti serat dan antioksidan flavonoid yang berperan dalam menurunkan kadar gula darah.

    Studi yang dilakukan pada 42 orang dewasa Jepang juga menunjukkan konsumsi 7-14 gram kale dengan makanan tinggi karbohidrat dapat secara signifikan mengurangi kadar gula darah setelah makan.

    (ath/kna)

  • Black Garlic, Bawang Putih Fermentasi yang Menyimpan Segudang Manfaat Kesehatan

    Black Garlic, Bawang Putih Fermentasi yang Menyimpan Segudang Manfaat Kesehatan

    Liputan6.com, Yogyakarta – Black garlic, atau bawang hitam, mungkin masih asing bagi sebagian orang. Akan tetapi, di balik warnanya yang gelap dan teksturnya yang unik, black garlic menyimpan segudang manfaat kesehatan.

    Dihasilkan melalui proses fermentasi bawang putih segar, black garlic telah menjadi bahan populer dalam dunia kuliner dan kesehatan karena kandungan nutrisinya yang lebih tinggi dibandingkan bawang putih biasa. Black garlic adalah hasil fermentasi dari bawang putih segar yang masih mentah.

    Mengutip dari berbagai sumber, proses pembuatannya melibatkan penyimpanan bawang putih pada suhu antara 60 hingga 77 derajat Celsius selama 30 hingga 90 hari. Selama masa fermentasi, bawang putih mengalami perubahan warna menjadi hitam, teksturnya menjadi lebih kenyal dan lembut, serta rasanya berubah menjadi sedikit asam dengan sentuhan manis.

    Proses ini tidak hanya mengubah penampilan dan rasa, tetapi juga meningkatkan kandungan nutrisi dan senyawa bioaktif dalam bawang putih. Salah satu manfaat utama black garlic adalah kemampuannya menunjang kesehatan jantung.

    Black garlic mengandung senyawa sulfur yang dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL). Selain itu, senyawa antioksidan dalam black garlic juga membantu melindungi pembuluh darah dari kerusakan akibat radikal bebas, sehingga mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.

    Black garlic juga dikenal dapat meningkatkan fungsi otak. Kandungan antioksidan dan senyawa anti-inflamasi dalam black garlic membantu melindungi sel-sel otak dari kerusakan oksidatif dan peradangan.

    Hal ini dapat meningkatkan daya ingat, konsentrasi, serta mengurangi risiko penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer. Bagi penderita diabetes, black garlic dapat menjadi pilihan makanan yang bermanfaat.

    Senyawa dalam black garlic membantu mengontrol kadar gula darah dan meningkatkan sensitivitas insulin. Hal ini dapat mencegah komplikasi diabetes seperti kerusakan saraf dan masalah ginjal.

    Selain itu, black garlic memiliki sifat anti-inflamasi yang kuat. Senyawa dalam black garlic dapat mengurangi peradangan dalam tubuh, yang sering menjadi akar dari berbagai penyakit kronis seperti arthritis, penyakit jantung, dan bahkan kanker. Dengan mengonsumsi black garlic secara rutin, risiko peradangan dalam tubuh dapat diminimalisir.

    Black garlic juga baik untuk pengidap asam lambung. Berbeda dengan bawang putih mentah yang dapat memicu iritasi lambung, black garlic memiliki sifat yang lebih lembut dan tidak menyebabkan masalah pencernaan.

    Bahkan, black garlic dapat membantu menyeimbangkan asam lambung dan melindungi dinding lambung dari iritasi. Sistem kekebalan tubuh juga dapat ditingkatkan dengan mengonsumsi black garlic.

    Kandungan antioksidan dan senyawa antimikroba dalam black garlic membantu tubuh melawan infeksi dan penyakit. Black garlic juga merangsang produksi sel darah putih, yang merupakan bagian penting dari sistem imun.

    Penulis: Ade Yofi Faidzun

  • Ini yang Terjadi pada Tubuh Kalau Sering Skip Sahur, Nggak Cuma Lemas

    Ini yang Terjadi pada Tubuh Kalau Sering Skip Sahur, Nggak Cuma Lemas

    Jakarta

    Sahur adalah salah satu momen penting dalam berpuasa. Ketika sahur, masyarakat bisa memenuhi kebutuhan nutrisinya sebelum berhenti makan dan minum sampai waktu buka puasa.

    Tapi bagaimana dengan orang yang memilih tidak sahur sama sekali? Spesialis penyakit dalam dr Rudy Kurniawan, SpPD menuturkan ada beberapa efek kesehatan yang mungkin dapat muncul, terlebih apabila selama menjalani puasa aktivitas fisik tetap tinggi.

    Beberapa di antaranya seperti tubuh menjadi lebih mudah lemas hingga lebih rentan terhadap dehidrasi.

    “Melewatkan sahur dapat menyebabkan hipoglikemia (gula darah rendah), lemas, sulit berkonsentrasi, serta dehidrasi, terutama jika aktivitas fisik tetap tinggi,” kata dr Rudy ketika dihubungi detikcom, Selasa (18/2/2025).

    Makan sahur sangat dianjurkan sebelum berpuasa untuk memberikan energi dan membantu metabolisme tubuh dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

    Ia menambahkan bahwa perut kosong yang lebih lama juga dapat meningkatkan produksi asam lambung. Orang-orang yang memiliki masalah maag atau GERD kondisinya mungkin akan lebih buruk jika sedang kambuh.

    Ketika sahur, dr Rudy menyarankan masyarakat untuk mengonsumsi lebih banyak makanan tinggi serat dan protein. Menurutnya, jenis seperti itu dapat menjaga energi lebih lama. Dalam banyak penelitian, makanan tinggi serat dan protein juga dikaitkan dengan rasa kenyang yang lebih lama.

    “Pilih makanan tinggi serat dan protein untuk menjaga energi lebih lama, seperti nasi merah, roti gandum, telur, tahu, tempe, ikan, atau ayam tanpa kulit. Tambahkan sayuran dan buah untuk serat serta elektrolit alami. Serta pastikan cukup cairan dengan air putih atau susu rendah lemak,” tandasnya.

    (avk/kna)

  • Puasa Bisa Mengurangi Risiko Stroke, Ini Penjelasan Medisnya

    Puasa Bisa Mengurangi Risiko Stroke, Ini Penjelasan Medisnya

    Jakarta – Puasa Ramadan adalah salah satu momen yang penting bagi umat Islam. Selain dipenuhi keberkahan, ibadah yang erat kaitannya dengan pola makan ini juga punya manfaat bagi kesehatan.

    Selain dapat membantu proses penurunan berat badan, berpuasa juga bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan saraf dan fungsi otak. Spesialis bedah saraf Siloam Hospitals Dr dr Harsan, SpBS menyebut bahwa berpuasa, termasuk salah satu langkah pencegahan faktor risiko stroke.

    Menurut dr Harsan, ada banyak faktor risiko stroke yang berkaitan dengan makanan, di antaranya seperti diabetes dan tekanan darah tinggi. Pengendalian pola makan selama berpuasa menjadi salah satu langkah mengurangi faktor risiko tersebut.

    “Ya, saya setuju itu (puasa meningkatkan kesehatan saraf dan otak),” kata dr Harsan ketika ditemui detikcom di Siloam Hospitals Lippo Village, Tangerang, Banten, Kamis (6/3/2025).

    “Manfaatnya ya mengendalikan gula darah, makan juga menjadi tidak berlebihan, semacam itu. Pengendalian diri kuncinya. Dengan pengendalian diri, makannya jadi lebih sehat, otomatis bukan hanya otak, jantung dan ginjal juga jadi lebih sehat,” sambungnya.

    Pengendalian diri kuncinya. Dengan pengendalian diri, makannya jadi lebih sehat, otomatis bukan hanya otak, jantung dan ginjal juga jadi lebih sehat

    Dr dr Harsan, SpBS – Siloam Hospitals

    Tentunya bukan sekadar menahan lapar, dr Harsan mengingatkan masyarakat untuk juga memperhatikan asupan makanan yang dikonsumsi. Tak sedikit masyarakat yang justru menjadi kalap ketika berbuka puasa, sehingga malah mengonsumsi makanan-makanan tidak sehat, seperti makanan tinggi gula, garam, dan lemak.

    Menurutnya, kunci dari berpuasa adalah pengendalian diri. Selain berhenti makan dari subuh sampai maghrib, masyarakat harus lebih sadar dengan apa yang dikonsumsi.

    “Kalau kita hanya melihat ke faktor makanan, faktor risikonya tentu akan mengecil. Tentu saja membuat dalam tanda petik, orang menjadi lebih sehat dan risiko strokenya juga lebih kecil,” sambungnya.

    Senada, spesialis neurologi Siloam Hospitals, Prof Dr dr Yusak Mangara Tua Siahaan, SpN(K), mengatakan bahwa berpuasa membantu masyarakat untuk mengurangi faktor risiko stroke yang ada di tubuh mereka.

    “Jadi bicaranya pada faktor risiko ya. Misalnya dia punya hipertensi atau diabetes, kolesterol, dan merokok. Orang yang biasanya merokok, jadi tidak merokok. Orang yang biasanya makan pagi siang malam terus-terusan, dia bisa tidak makan, sehingga kadar kolesterolnya bisa menurun, dan kadar gulanya membaik,” tandas dr Yusak.

    (avk/up)