Produk: gula darah

  • Tak Hanya Strok, Ternyata Mat Solar Juga Punya Riwayat Penyakit Ini

    Tak Hanya Strok, Ternyata Mat Solar Juga Punya Riwayat Penyakit Ini

    Jakarta, Beritasatu.com – Mat Solar, aktor legendaris yang dikenal lewat perannya sebagai Bajuri dalam sinetron “Bajaj Bajuri”, meninggal dunia di usia 62 tahun pada Senin (17/3/2025). Sosoknya begitu melekat di hati para penggemar sebagai karakter suami sederhana dan jenaka yang mengendarai bajaj biru dalam kehidupan sehari-harinya.

    Namun, di balik senyum dan candaannya di layar kaca, ternyata dia harus menghadapi perjuangan panjang melawan berbagai penyakit serius.

    Sebelum berpulang, Mat Solar diketahui menderita strok sejak 2017. Kondisi ini membuatnya harus menjalani perawatan intensif dan mengubah gaya hidupnya secara drastis.

    Strok yang dialaminya berdampak pada mobilitas dan kemampuannya beraktivitas, memaksanya untuk lebih banyak beristirahat. Namun, ternyata bukan hanya strok yang mengganggu kesehatannya.

    Mat Solar juga memiliki riwayat penyakit diabetes dan tekanan darah tinggi atau hipertensi. Kedua kondisi ini merupakan faktor risiko utama yang dapat memicu terjadinya strok, serangan jantung, dan berbagai komplikasi kesehatan lainnya jika tidak dikelola dengan baik.

    Kisah Mat Solar menjadi pengingat bagi banyak orang akan pentingnya menjaga kesehatan, terutama dalam mengelola penyakit kronis seperti diabetes dan hipertensi. Penyakit-penyakit ini sering kali berkembang tanpa disadari dan baru terdeteksi ketika sudah menimbulkan komplikasi yang serius.

    Oleh karena itu, kesadaran akan pola hidup sehat, pemeriksaan kesehatan rutin, serta penanganan medis yang tepat sangatlah penting untuk mencegah dampak yang lebih parah di kemudian hari.

    Diabetes dan Gejalanya

    Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi akibat gangguan metabolisme gula dalam tubuh. Penyakit ini menyebabkan kadar gula darah menjadi terlalu tinggi, yang jika tidak dikontrol dapat menimbulkan berbagai komplikasi serius, termasuk gangguan saraf, gangguan ginjal, hingga meningkatkan risiko stroke dan penyakit jantung. Beberapa gejala umum diabetes seperti berikut ini, dikutip dari Healthline, Selasa (18/3/2025).

    1. Sering merasa haus dan lapar

    Kadar gula darah tinggi menyebabkan tubuh kehilangan banyak cairan sehingga penderita mudah merasa haus. Selain itu, meskipun gula dalam darah tinggi, sel-sel tubuh tidak dapat menggunakannya dengan baik sebagai sumber energi, sehingga muncul rasa lapar yang berlebihan.

    2. Sering buang air kecil

    Tubuh berusaha mengeluarkan kelebihan gula melalui urine, sehingga frekuensi buang air kecil meningkat, terutama di malam hari.

    3. Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas

    Ketika sel tubuh tidak mendapatkan cukup energi dari glukosa, tubuh mulai memecah lemak dan otot untuk dijadikan sumber energi alternatif, menyebabkan berat badan menurun drastis.

    4. Mudah lelah dan lemas

    Kurangnya glukosa di dalam sel menyebabkan tubuh kekurangan energi, membuat penderita sering merasa lelah.

    5. Luka yang sulit sembuh

    Kadar gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah dan sistem kekebalan tubuh, sehingga proses penyembuhan luka menjadi lebih lambat.

    6. Penglihatan kabur

    Diabetes dapat menyebabkan retinopati diabetik, yaitu gangguan pada pembuluh darah mata yang bisa menyebabkan kebutaan jika tidak ditangani dengan baik.

    Hipertensi dan Gejalanya

    Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi saat tekanan darah dalam arteri meningkat secara terus-menerus. Penyakit ini sering disebut sebagai “silent killer” karena gejalanya sering tidak terdeteksi hingga terjadi komplikasi serius seperti serangan jantung atau strok. Berikut ini beberapa gejala hipertensi yang perlu diwaspadai.

    1. Sakit kepala

    Biasanya terjadi di bagian belakang kepala, terutama pada pagi hari.

    2. Pusing dan vertigo

    Rasa pusing yang bisa mengganggu keseimbangan.

    3. Penglihatan kabur

    Tekanan darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah mata, menyebabkan gangguan penglihatan.

    4. Nyeri dada

    Jika hipertensi sudah mempengaruhi jantung, penderita bisa mengalami nyeri dada.

    5. Detak jantung tidak teratur

    Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan perubahan pada ritme jantung.

    6. Sesak napas

    Bisa terjadi akibat jantung yang bekerja terlalu keras atau karena adanya cairan di paru-paru.

    Kaitan Antara Diabetes, Hipertensi, dan Strok

    Diabetes dan hipertensi sering kali terjadi bersamaan dan saling memperburuk kondisi satu sama lain. Penderita diabetes lebih rentan mengalami hipertensi karena kadar gula darah tinggi dapat merusak dinding pembuluh darah, membuatnya lebih kaku dan sempit. Tekanan darah yang meningkat semakin memperburuk kondisi tersebut, meningkatkan risiko serangan jantung dan strok.

    Pada kasus Mat Solar, strok yang dialaminya bisa jadi merupakan komplikasi dari kombinasi diabetes dan hipertensi yang dia derita. Kerusakan pembuluh darah akibat kedua penyakit ini membuat aliran darah ke otak menjadi tidak lancar, sehingga meningkatkan risiko terjadinya penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak.

    Langkah Pencegahan yang Bisa Dilakukan

    Karena diabetes dan hipertensi bisa menyebabkan komplikasi serius, penting bagi siapa saja yang memiliki risiko atau sudah didiagnosis dengan salah satu atau kedua penyakit ini untuk menjalani gaya hidup sehat.

    Gaya hidup sehat bisa dimulai dengan menjaga pola makan, rutin berolahraga, mengontrol berat badan, mengelola stres, dan memeriksakan kesehatan secara rutin.

    Kisah Mat Solar menjadi pengingat bagi kita semua untuk lebih memperhatikan kesehatan, terutama bagi mereka yang memiliki risiko tinggi mengalami diabetes dan hipertensi. Penyakit-penyakit ini dapat dicegah dan dikelola dengan baik jika menjalani gaya hidup sehat dan rutin memeriksakan diri ke dokter.

  • Benarkah Berbuka Puasa dengan yang Manis Itu Baik? Ini Penjelasan Dokter

    Benarkah Berbuka Puasa dengan yang Manis Itu Baik? Ini Penjelasan Dokter

    Jakarta – Saat berbuka puasa, sering kali kita dianjurkan untuk mengonsumsi makanan atau minuman manis. Pasalnya, makanan atau minuman manis dipercaya dapat segera mengembalikan energi yang hilang setelah seharian menahan makan dan minum. Namun, apakah kebiasaan ini benar-benar baik dari sudut pandang medis?

    Manfaat Konsumsi yang Manis Saat Berbuka

    Dr. Kaseem Halmar dari University of Warwick, Inggris, menjelaskan selama lebih dari 12 jam berpuasa, tubuh tidak mendapatkan asupan cairan dan nutrisi. Akibatnya, kadar gula darah menurun sehingga membuat seseorang merasa lemas, pusing, bahkan sulit berkonsentrasi menjelang waktu berbuka.

    Senada, ahli gizi Ika Setyani menambahkan konsumsi makanan atau minuman manis saat berbuka dapat membantu menggantikan energi yang hilang selama berpuasa.

    “Setelah puasa panjang, makanan atau minuman manis memang direkomendasikan karena gula dapat dengan cepat mengembalikan energi yang hilang,” ujarnya dikutip dari CNN Indonesia, Selasa (18/3/2025).

    Sebagaimana diketahui, gula merupakan karbohidrat yang mudah diubah menjadi energi oleh tubuh. Meski demikian, pemilihan jenis makanan dan minuman manis tetap perlu diperhatikan agar tubuh tetap sehat dan bugar selama Ramadan.

    Berbuka Tetap Sehat dengan Makanan dan Minuman Manis

    Agar tetap sehat, berbuka dengan yang manis sebaiknya berasal dari sumber alami seperti kurma, buah-buahan, atau minuman yang tidak mengandung pemanis buatan. Kurma, misalnya, mengandung gula alami yang mudah dicerna tubuh serta kaya akan serat, sehingga membantu mencegah lonjakan gula darah yang drastis.

    Selain kurma, teh juga bisa menjadi pilihan minuman berbuka yang menyegarkan dan menyehatkan, terutama jika terbuat dari bahan berkualitas tanpa tambahan pemanis buatan. Teh yang berasal dari pucuk daun teh pilihan, misalnya, memiliki rasa manis alami yang seimbang sehingga bisa menjadi alternatif lebih sehat untuk mengembalikan energi setelah berpuasa.

    Dengan kandungan antioksidan di dalamnya, teh juga dapat membantu melawan radikal bebas dan mendukung kesehatan tubuh secara keseluruhan. Namun, memilih teh juga tak dapat sembarang. Sebaiknya, pilih teh tanpa pengawet dan pemanis buatan juga penting agar manfaatnya lebih optimal.

    Salah satu pilihan yang bisa dinikmati adalah Teh Pucuk Harum, yang dibuat dari pucuk daun teh berkualitas untuk menghadirkan rasa teh yang segar dan alami. Selain itu, Teh Pucuk Harum juga tidak menggunakan pemanis buatan, dan tanpa bahan pengawet sehingga aman untuk dikonsumsi.

    (akd/ega)

  • Terungkap Sayuran yang Bisa Pangkas Kadar Gula Darah Tinggi hingga 50 Persen

    Terungkap Sayuran yang Bisa Pangkas Kadar Gula Darah Tinggi hingga 50 Persen

    Jakarta – Sebuah riset menemukan sayuran yang bisa memangkas kadar gula darah tinggi hingga 50 persen. Hal ini dinilai berdampak signifikan pada pengidap diabetes, saat tubuh pasien gagal memproduksi insulin yang cukup untuk mengatur kadar gula darah.

    Penelitian yang dirilis dalam pertemuan tahunan ke-97 The Endocrine Society di San Diego menunjukkan ekstrak dari umbi bawang bombay, Allium cepa, secara signifikan menurunkan kadar gula darah tinggi pada riset tikus dengan kondisi diabetes, saat diberikan bersamaan dengan obat anti-diabetes metformin.

    “Bawang bombay murah dan mudah didapat serta telah digunakan sebagai suplemen gizi,” ungkap peneliti utama Anthony Ojieh, MBBS (MD), MSc, dari Delta State University di Abraka, Nigeria.

    “Bawang bombay berpotensi digunakan untuk mengobati pasien diabetes,” lanjutnya, dikutip dari Surrey Live, Selasa (18/2/2025).

    Ojieh dan timnya memberikan metformin dan berbagai dosis ekstrak bawang bombay, berkisar 200mg, 400mg, dan 600mg per kilogram berat badan setiap hari, kepada tiga kelompok tikus dengan diabetes yang diinduksi secara medis untuk melihat apakah hal itu akan meningkatkan efek obat.

    Penelitian ini juga melibatkan pemberian metformin dan ekstrak bawang bombay kepada tiga kelompok tikus non-diabetes dengan kadar gula darah normal sebagai perbandingan. Dua kelompok kontrol, satu non-diabetes dan satu diabetes, tidak diberi metformin atau ekstrak bawang.

    Dua kelompok lainnya, satu dengan diabetes dan satu tanpa diabetes, hanya menerima metformin dan tidak ada ekstrak bawang. Setiap kelompok terdiri dari lima tikus.

    Ekstrak bawang, dalam dosis 400mg dan 600mg, secara signifikan mengurangi kadar gula darah puasa pada tikus diabetes masing-masing sebesar 50 persen dan 35 persen, dibandingkan dengan kadar dasar pada awal penelitian sebelum tikus menerima ekstrak bawang.

    Namun, ekstrak bawang menyebabkan peningkatan berat badan rata-rata di antara tikus non-diabetes, tetapi tidak pada tikus diabetes.

    “Bawang tidak tinggi kalori. Namun, tampaknya bawang meningkatkan laju metabolisme dan, dengan itu, meningkatkan nafsu makan, yang menyebabkan peningkatan makan. Kita perlu menyelidiki mekanisme yang menyebabkan bawang menurunkan glukosa darah. Kami belum punya penjelasannya.”

    Ekstrak bawang yang digunakan untuk percobaan ini dibuat dari umbi bawang, yang tersedia di supermarket lokal. Jika ini diberikan kepada manusia, biasanya akan dimurnikan sehingga hanya bahan aktifnya yang akan diukur untuk dosis yang memadai.

    Masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan keterkaitan keduanya. Saran utama yang paling ideal untuk memastikan gula darah tidak melonjak adalah tetap dengan pola makan sehat, tinggi serat dan buah, mengurangi gula, lemak, dan garam atau mengonsumsinya seminimal mungkin.

    Gejala diabetes yang kerap tidak disadari adalah kelelahan ekstrem, merasa haus sepanjang waktu, hingga kehilangan bobot tubuh tanpa alasan yang jelas.

    Gejala tersebut juga terkadang diliputi:

    penglihatan kaburluka yang butuh waktu lama untuk sembuhgatal di sekitar alat kelaminkerap terkena sariawan

    (naf/kna)

  • 10 Kondisi Kesehatan yang Sebaiknya Hindari Makan Kurma

    10 Kondisi Kesehatan yang Sebaiknya Hindari Makan Kurma

    Jakarta, Beritasatu.com – Kurma dikenal sebagai buah yang kaya nutrisi dan memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Buah ini mengandung berbagai vitamin, mineral, serta serat yang baik untuk pencernaan dan sumber energi alami. Namun, tidak semua orang bisa menikmati kurma tanpa risiko.

    Beberapa kondisi kesehatan tertentu justru mengharuskan seseorang untuk membatasi atau bahkan menghindari konsumsi kurma. Kandungan alami dalam buah ini dapat memperburuk gejala atau menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan.

    Berikut ini delapan kondisi kesehatan yang sebaiknya lebih berhati-hati atau menghindari konsumsi kurma, dikutip dari laman Healthline, Senin (17/3/2025).

    Kondisi Kesehatan yang Harus Hindari Kurma

    1. Penyakit ginjal

    Penderita penyakit ginjal, terutama mereka yang mengalami gagal ginjal kronis, sebaiknya membatasi konsumsi kurma. Hal ini disebabkan oleh kandungan potasiumnya yang cukup tinggi. Ginjal yang tidak berfungsi dengan baik akan kesulitan mengeluarkan kelebihan kalium dari dalam tubuh, sehingga dapat menyebabkan kondisi hiperkalemia.

    Hiperkalemia bisa memicu komplikasi serius seperti gangguan irama jantung, kelemahan otot, hingga risiko gagal jantung. Oleh karena itu, pasien dengan masalah ginjal perlu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi kurma.

    2. Diabetes

    Meskipun kurma merupakan alternatif pemanis alami, penderita diabetes tetap harus berhati-hati dalam mengonsumsinya. Kurma memiliki indeks glikemik yang cukup tinggi, yang berarti dapat meningkatkan kadar gula darah dengan cepat jika dikonsumsi dalam jumlah banyak.

    Walaupun kurma juga mengandung serat yang dapat membantu mengatur kadar gula darah, konsumsi yang berlebihan tetap dapat meningkatkan risiko lonjakan gula darah. Oleh karena itu, penderita diabetes disarankan untuk membatasi konsumsi kurma dan memperhatikan porsi agar tetap dalam batas yang aman.

    3. Alergi sulfit

    Beberapa jenis kurma kering mengandung sulfit sebagai bahan pengawet untuk memperpanjang masa simpannya. Sulfit dapat memicu reaksi alergi pada orang yang sensitif terhadap zat ini. Gejala yang mungkin muncul termasuk sakit perut, kembung, diare, mual, serta ruam kulit.

    Jika Anda memiliki riwayat alergi terhadap sulfit, sebaiknya pilih kurma segar tanpa pengawet atau hindari konsumsi kurma sama sekali untuk menghindari reaksi yang tidak diinginkan.

    4. Asma

    Orang dengan asma juga perlu lebih berhati-hati dalam mengonsumsi kurma, terutama yang dikeringkan dan diawetkan menggunakan sulfit. Kandungan sulfit dalam buah kering ini dapat memperburuk gejala asma, seperti sesak napas dan peradangan saluran pernapasan.

    Selain itu, sekitar 70%–80% penderita asma memiliki sensitivitas terhadap jamur, yang sering kali tumbuh pada buah kering seperti kurma jika tidak disimpan dengan benar. Oleh karena itu, penderita asma yang sensitif terhadap zat ini sebaiknya menghindari kurma atau memilih yang benar-benar segar.

    5. Irritable bowel syndrome (IBS) dan sensitivitas fruktosa

    Kurma mengandung fruktosa dan sorbitol, dua jenis gula alami yang dapat memicu gangguan pencernaan pada orang dengan IBS atau sensitivitas fruktosa.

    Konsumsi kurma dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kembung, diare, serta nyeri perut akibat fermentasi fruktosa dalam usus. Jika Anda memiliki kondisi ini, sebaiknya konsumsi kurma dalam jumlah terbatas atau hindari sama sekali agar tidak memicu gejala yang mengganggu.

    6. Intoleransi fruktosa

    Bagi orang dengan hereditary fructose intolerance (HFI), konsumsi kurma bisa menjadi berbahaya. Kondisi ini adalah gangguan metabolisme bawaan yang membuat tubuh tidak bisa mencerna fruktosa dengan baik.

    Akibatnya, konsumsi kurma dapat menyebabkan masalah pencernaan serius, mual, muntah, hingga hipoglikemia (penurunan kadar gula darah secara drastis). Jika Anda memiliki kondisi ini, sebaiknya hindari makanan tinggi fruktosa seperti kurma untuk mencegah komplikasi kesehatan.

    7. Asam urat (gout)

    Penderita asam urat perlu berhati-hati dalam mengonsumsi makanan yang mengandung purin tinggi, termasuk beberapa jenis kurma. Purin dalam makanan dipecah menjadi asam urat di dalam tubuh, dan jika kadar asam urat meningkat terlalu tinggi, dapat menyebabkan nyeri sendi serta peradangan pada penderita gout.

    Meskipun kandungan purin dalam kurma tidak setinggi dalam daging merah atau makanan laut, konsumsi berlebihan tetap bisa memperburuk gejala asam urat. Oleh karena itu, penting bagi penderita gout untuk mengontrol asupan kurma dan memilih jenis makanan yang lebih aman bagi kesehatan sendi.

    8. Obesitas

    Kurma merupakan buah yang kaya akan kalori. Dalam 100 gram kurma, terdapat sekitar 277 kalori, yang cukup tinggi dibandingkan dengan buah lainnya. Konsumsi kurma secara berlebihan dapat menyebabkan peningkatan berat badan, terutama bagi orang yang sedang menjalani program diet atau memiliki masalah obesitas.

    Selain itu, kurma juga mengandung gula alami yang dapat meningkatkan asupan kalori harian tanpa disadari. Jika Anda sedang mengontrol berat badan, sebaiknya batasi konsumsi kurma dan perhatikan porsi yang dikonsumsi agar tetap sesuai dengan kebutuhan energi harian.

    Kurma memang memiliki banyak manfaat kesehatan, tetapi tidak semua orang bisa mengonsumsinya tanpa risiko. Bagi mereka yang memiliki kondisi medis tertentu konsumsi kurma perlu dibatasi atau bahkan dihindari agar tidak memperburuk kondisi kesehatan.

  • Penting! Ini Kebiasaan Tak Sehat yang Harus Dihindari saat Berbuka Puasa

    Penting! Ini Kebiasaan Tak Sehat yang Harus Dihindari saat Berbuka Puasa

    Jakarta

    Berbuka puasa menjadi waktu yang ditunggu-tunggu setelah menahan haus dan lapar selama kurang lebih 13 jam. Momen berbuka puasa tak jarang dijadikan ajang ‘balas dendam’ untuk menyantap banyak hidangan dalam satu waktu.

    Berpuasa jika dilakukan dengan tepat bisa bermanfaat untuk kesehatan. Sejumlah pakar menyebut berpuasa berkaitan dengan penurunan kolesterol dan tekanan darah tinggi hingga berat badan.

    Hanya saja kesalahan saat berbuka puasa ini bisa mengurangi manfaatnya. Jika sering dilakukan, efek jangka panjang seperti kenaikan kadar kolesterol malah bisa terjadi selama puasa.

    Kebiasaan tak sehat yang harus dihindari saat berbuka puasa

    1. Langsung makan berat saat berbuka puasa

    Setelah seharian berpuasa, tak disarankan langsung makan berat dengan porsi yang besar. Ketika kalap makan saat berbuka puasa, perut akan menjadi tidak nyaman dan begah.

    “Karena perut juga kaget. Ya segalanya, jadi yang seharian kosong tiba-tiba dihantam atau diberikan makanan yang sedemikian banyaknya,” kata dokter spesialis penyakit dalam, dr Aru Ariadno SpPD-KGEH, saat dihubungi detikcom, Senin (17/2/2025).

    Setelah perut sedikit terisi, dr Aru menyarankan agar seseorang terlebih dahulu melakukan ibadah salat Magrib. Setelah itu, baru bisa makan dengan porsi besar, namun tetap tidak berlebihan.

    Makan berlebihan bisa membebani sistem pencernaan, menyebabkan kembung, gangguan pencernaan, hingga penambahan berat badan. Kebiasaan ini juga bisa mengurangi manfaat kesehatan dari puasa.

    2. Kebanyakan makan manis

    Makanan manis memang dianjurkan dikonsumsi saat berbuka puasa untuk mengganti energi yang hilang. Namun ketika seseorang terlalu banyak makan yang manis, risiko kenaikan berat badan dan diabetes bisa terjadi.

    jangan melakukan kebiasaan ini terlalu sering, karena dapat menyebabkan lonjakan gula pada tubuh yang bisa meningkatkan risiko diabetes,” ungkap nutrisionis RSUP M Djamil, Vegya Refindah Shoumi, STrGz, RD dikutip dari laman Kemenkes RS M Djamil.

    Mengonsumsi terlalu banyak makanan manis saat berbuka puasa juga bisa menimbulkan sejumlah efek pada tubuh. Kata dr Christopher Andrian, M Gizi, SpGK, efeknya mulai dari seperti rasa kantuk berlebihan dan mudah lapar.

    “Efeknya ngantuk nanti karena semua aliran darah langsung ke situ. Terus risiko lapar lagi. Kenapa? Karena ketika kita minum manis, insulin tubuh akan menanjak naik buat mengimbangi gula yang masuk ke tubuh. Melonjak naik, gula darah akan cepat turun. Memberikan respons lapar sehingga akan makan lebih banyak lagi,” jelas dr Christopher.

    3. Langsung minum kopi

    Minum kopi tetap tidak boleh dilakukan saat perut kosong. Jika ingin berbuka dengan kopi, pastikan perut sudah terisi terlebih dahulu. Pasalnya, jika perut kosong langsung diisi dengan kopi maka dapat berisiko muncul gangguan lambung.

    “Kalau mau setelah berpuasa bisa, tapi sesudah makan,” kata spesialis urologi dr Nur Rasyid, SpU.

    (kna/kna)

  • Tips Aman Puasa Ramadan 2025 untuk Penderita Maag dan Gerd, Perhatikan Menu Berbuka dan Sahurnya

    Tips Aman Puasa Ramadan 2025 untuk Penderita Maag dan Gerd, Perhatikan Menu Berbuka dan Sahurnya

    TRIBUNJATIM.COM – Berikut ini tips aman puasa bagi penderita maag dan gerd.

    Dengan menyimak tips di artikel ini, puasa para penderita maag dan gerd akan berjalan aman dan lancar.

    Kondisi GERD ini diderita oleh komedian Wendy Cagur yang sempat masuk rumah sakit. 

    Wakil Menteri Kesehatan Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono membagikan tips aman berpuasa untuk penderita maag dan gerd.

    Asam lambung merupakan keluhan paling sering terjadi saat puasa.

    “Kalau terjadi imbalance dan ketidakseimbangan maka bisa muncul keluhan sakit lambung.

    Dengan ditandai sakit perut, mual, begah bahkan bisa menimbulkan nyeri yang parah,” kata dia dikutip dari laman Instagramnya, Sabtu (15/3/2025).

    Karena itu, ibadah di bulan Ramadan ini bagi penderita maag membutuhkan perhatian khusus untuk menjaga agar lambung tetap sehat.

    Salah satu hal utama yang perlu diperhatikan adalah tips nutrisi yang tepat selama sahur dan berbuka, seperti berikut:

    1. Saat sahur: Pilih makanan yang lambat dicerna, seperti karbohidrat kompleks (nasi merah, roti gandum) dan protein tanpa lemak (ikan, ayam).

    “Hindari makanan pedas, asam, atau berlemak,” tutur dia.

    2. Saat berbuka: Mulailah dengan air putih hangat dan kurma untuk menstabilkan kadar gula darah.

    Hindari makan berat langsung, beri jeda dengan makanan yang mudah dicerna seperti sup atau bubur.

    Selain itu, penting untuk mengatur pola makan dengan porsi kecil tetapi lebih sering dan menghindari makanan yang memicu produksi asam lambung.

    “Jika memiliki riwayat maag kronis, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mulai berpuasa. Dengan perencanaan yang baik, puasa dapat tetap berjalan lancar dan penuh berkah. Tetap sehat dan semangat menyambut Ramadan,” harap Prof Dante.

    Penderita GERD boleh puasa, tetapi perlu berhati-hati.

    Puasa dapat membantu meredakan gejala GERD, tetapi Anda perlu memperhatikan pola makan dan gaya hidup Anda.

    Tips berpuasa aman untuk penderita GERD: 

    -Berbuka dengan makanan ringan dan air putih

    -Hindari makanan pedas, asam, dan berlemak

    -Makan dalam porsi secukupnya

    -Jaga hidrasi

    -Hindari kebiasaan yang memicu GERD

    -Kelola stres dengan baik

    -Tetap konsumsi obat jika diperlukan

    -Jangan tunda buka puasa

    -Makan sedikit-sedikit sejak berbuka hingga sahur

    -Tidur dengan posisi setengah bersandar

    Tips lain untuk mengatasi GERD 

    -Konsumsi makanan bergizi

    -Kunyah makanan perlahan

    -Makan dengan frekuensi lebih sering

    -Tidur dengan posisi yang tepat

    -Hindari tidur langsung segera setelah makan

    -Berhenti merokok

    -Pertahankan berat badan ideal.

    Berita seputar Ramadan 2025 lainnya

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • 7 Cara Sederhana Menjaga Ginjal Agar Tetap Sehat

    7 Cara Sederhana Menjaga Ginjal Agar Tetap Sehat

    Jakarta

    Ginjal merupakan sepasang organ yang terletak di kedua sisi tulang belakang, di bawah tulang rusuk. Meski berukuran kecil, organ ini memiliki banyak fungsi penting.

    Tugas utama ginjal yaitu menyaring racun, kotoran, dan limbah lain dari dalam darah untuk dikeluarkan dari tubuh melalui urine. Selain itu, ginjal juga berperan dalam produksi hormon, mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit, menjaga kestabilan tekanan darah, dan lain sebagainya.

    Karenanya, penting untuk senantiasa menjaga kesehatan ginjal. Ginjal yang bermasalah atau rusak dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap sejumlah penyakit kronis yang menurunkan kualitas hidupnya.

    Kabar baiknya, menjaga kesehatan ginjal tidak sulit untuk dilakukan. Dengan menerapkan pola makan dan gaya hidup sehat, kesehatan ginjal dapat terjaga dan terhindar dari risiko penyakit.

    Dikutip dari Healthline, berikut beberapa cara menjaga kesehatan ginjal yang bisa dipraktikkan.

    1. Olahraga Secara Teratur

    Olahraga tidak hanya membantu mengecilkan perut atau lingkar pinggang saja. Olahraga yang teratur juga dapat menurunkan risiko penyakit ginjal kronis.

    Tak hanya itu, olahraga juga dapat menurunkan tekanan darah dan meningkatkan kesehatan jantung. Keduanya penting untuk mencegah kerusakan ginjal.

    Olahraga untuk menjaga kesehatan ginjal tidak harus dengan pergi ke gym atau melakukan latihan yang berat. Berjalan, berlari, bersepeda, dan bahkan menari dapat menjadi aktivitas fisik untuk membantu menjaga kesehatan ginjal. Kuncinya adalah menemukan kegiatan yang disenangi, sehingga lebih mudah melakukannya dan memperoleh hasil yang diinginkan.

    2. Menjaga Kadar Gula Darah

    Orang dengan kadar gula darah tinggi, atau mengidap diabetes, memiliki risiko lebih tinggi mengalami kerusakan ginjal. Ketika sel-sel tubuh tidak dapat menggunakan glukosa dalam darah, ginjal dipaksa bekerja ekstra keras untuk menyaring darah.

    Jika ginjal terus-menerus bekerja keras selama bertahun-tahun, hal ini dapat menyebabkan kerusakan yang mengancam nyawa.

    Dengan mengelola kadar gula darah, seseorang dapat mengurangi risiko mengalami kerusakan ginjal.

    3. Pantau Tekanan Darah

    Seperti yang disebutkan sebelumnya, tekanan darah tinggi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko kerusakan ginjal. Jika tekanan darah tinggi terjadi bersamaan dengan masalah kesehatan lain, seperti diabetes, penyakit jantung, atau kolesterol tinggi, dampaknya pada tubuh bisa signifikan.

    Tekanan darah normal adalah 120/80 mmHg. Mengadopsi pola makan dan gaya hidup sehat dapat membantu menjaga tekanan darah tidak melebihi batas normal.

    4. Menjaga Berat Badan Ideal

    Orang dengan kelebihan berat badan atau obesitas berisiko mengalami sejumlah kondisi kesehatan yang dapat merusak ginjal, seperti diabetes, penyakit jantung, hingga penyakit ginjal.

    Pola makan seimbang yang rendah garam, daging olahan, dan makanan lain yang merusak ginjal dapat membantu mengurangi risiko kerusakan ginjal. Fokuslah pada konsumsu bahan-bahan segar yang secara alami rendah garam, seperti kembang kol, blueberry, ikan, biji-bijian utuh, dan lain sebagainya.

    5. Minum Air yang Cukup

    Tubuh perlu terhidrasi dengan baik agar ginjal dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Air membantu membersihkan garam dan racun dari ginjal, serta menurunkan risiko penyakit ginjal kronis.

    Usahakan untuk setidaknya minum 1,5 hingga 2 liter air setiap hari. Jumlah ini bisa meningkat tergantung kondisi kesehatan dan tingkat aktivitas sehari-hari.

    6. Tidak Merokok

    Merokok dapat merusak pembuluh darah dalam tubuh. Akibatnya, aliran darah ke seluruh tubuh, termasuk ginjal, menjadi terganggu.

    Merokok juga dapat meningkatkan risiko kanker pada ginjal.

    7. Lakukan Pemeriksaan Secara Berkala

    Melakukan pemeriksaan secara teratur dapat membantu mendeteksi kerusakan ginjal lebih awal dan mencegah terjadinya komplikasi yang lebih serius. Hal ini terutama penting bagi mereka yang tergolong kelompok berisiko, di antaranya:

    Orang berusia 60 tahun ke atasOrang yang lahir dengan berat badan rendahOrang dengan riwayat penyakit kardiovaskular atau memiliki anggota keluarga yang mengidap kondisi tersebutOrang dengan riwayat tekanan darah tinggiPengidap obesitas

    (ath/suc)

  • Ditpolairud Polda Jatim Buka Layanan Cek Kesehatan Gratis Bagi Para Nelayan

    Ditpolairud Polda Jatim Buka Layanan Cek Kesehatan Gratis Bagi Para Nelayan

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Tony Hermawan

    TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Tim medis Ditpolairud Polda Jatim berlayar dan menyusuri pesisir pantai Surabaya Kenjeran dan Gresik Kalianak.

    Bukan patroli keamanan biasa yang mereka lakukan, melainkan sebuah misi kemanusiaan memberikan layanan kesehatan gratis. Layanan itu dinamai Pegar (Pengobatan Gratis).

    Sejak awal Ramadan, tim medis Ditpolairud telah berlayar menyusuri pesisir pantai di Surabaya Kenjeran dan Gresik Kalianak, menjemput para nelayan untuk mendapatkan layanan cek kesehatan gratis.

    Tujuannya agar para nelayan tetap sehat dan bugar selama Ramadan dan Idul Fitri, siap melaut dan menghidupi keluarga.

    Ada beberapa macam pemeriksaan kesehatan yang bisa dicek.

    Mulai dari penanganan keluhan umum seperti batuk, demam, dan masuk angin, hingga pemeriksaan yang lebih spesifik seperti cek kolesterol dan gula darah. Bahkan, pemeriksaan mata untuk mendeteksi masalah rabun juga tersedia.  

    Dirpolairud Polda Jatim, Kombes Pol Arman Asmara Syarifuddin, menjelaskan alasan di balik program ini. “Kami ingin memastikan para nelayan tetap sehat dan produktif, sehingga mereka dapat menjalankan ibadah Ramadan dengan tenang dan merayakan Idul Fitri bersama keluarga dengan penuh sukacita,” ungkapnya. 

    Kombes Pol Arman menambahkan bahwa program Pegar merupakan bentuk kepedulian Ditpolairud terhadap kesejahteraan para nelayan.

    Sekaligus sebagai bentuk apresiasi atas peran penting mereka dalam menjaga ketahanan pangan dan ekonomi maritim Indonesia.  Ke depan, Ditpolairud berharap program ini dapat terus berkelanjutan dan menjangkau lebih banyak nelayan di wilayah Jawa Timur.

    “Nelayan itu tulang punggung ekonomi maritim kita. Kita bantu nelayan biar tetap sehat, biar bisa terus melaut.  Semoga layanan pengobatan gratis ini jangkauannya bisa makin meluas,” ujar Kombes Pol Arman.

  • Manfaat Mengonsumsi Jahe dan Kunyit, Termasuk Menyehatkan Jantung

    Manfaat Mengonsumsi Jahe dan Kunyit, Termasuk Menyehatkan Jantung

    Jakarta

    Jahe dan kunyit merupakan bumbu dapur yang kerap dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional. Keduanya kaya akan nutrisi serta antioksidan yang dapat membantu mencegah berbagai macam masalah kesehatan.

    Jahe dikenal bermanfaat untuk mengatasi mual, muntah, nyeri yang berhubungan dengan osteoarthritis. Jahe juga telah terbukti dapat membantu mengendalikan kadar gula darah.

    Di sisi lain, kunyit kerap digunakan untuk mengobati gangguan pencernaan, infeksi saluran pernapasan, dan nyeri arthritis.

    Sebuah studi menunjukkan mengkombinasikan jahe dan kunyit dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi kesehatan, khususnya dalam melawan peradangan dan melindungi dari risiko penyakit kronis tertentu.

    Lantas, apa saja manfaat yang diperoleh dari rutin mengonsumsi jahe dan kunyit? Dikutip dari Health, berikut ulasannya.

    1. Melawan Stres Oksidatif

    Jahe dan kunyit kaya akan antioksidan yang dapat mencegah stres oksidatif. Stres oksidatif adalah kondisi yang disebabkan oleh efek radikal bebas dalam tubuh, yang dapat merusak sel dan jaringan.

    Seiring waktu, stres oksidatif juga dapat meningkatkan risiko penyakit kronis, seperti diabetes, penyakit jantung, dan jenis kanker tertentu.

    Jahe dan kunyit mengandung beragam senyawa yang memiliki efek antioksidan kuat, seperti gingerol, shogaol, dan kurkumin. Berbagai penelitian telah menunjukkan senyawa-senyawa tersebut memberikan efek antioksidan yang kuat ketika dikombinasikan.

    2. Mengurangi Peradangan

    Peradangan sejatinya merupakan mekanisme alami yang terjadi saat tubuh memulihkan diri dari cedera atau penyakit. Namun, peradangan yang terjadi terus-menerus dikaitkan dengan sejumlah masalah kesehatan, seperti:

    Penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritisDepresiDiabetes tipe 2Penyakit ParkinsonJenis kanker tertentuHipertensiPenyakit jantungGangguan gastrointestinal, seperti radang usus besarAsma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)

    Antioksidan yang terkandung dalam jahe dan kunyit memiliki efek antiinflamasi kuat yang dapat mencegah terjadinya peradangan kronis.

    Sebuah studi sel hewan menemukan bahwa shogaol (dari jahe) dan kurkumin (dari kunyit) merupakan senyawa utama yang membantu mengurangi peradangan. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah efek ini terlihat pada manusia.

    3. Meningkatkan Imun Tubuh

    Efek antiperadangan dan antioksidan dari jahe dan kunyit dapat menjaga sistem kekebalan tubuh tetap sehat.

    Jahe dan kurkumin, senyawa utama dalam kunyit, memiliki sifat antimikroba yang kuat. Ini berarti keduanya dapat membantu membunuh dan mencegah pertumbuhan bakteri. Inilah alasan keduanya telah digunakan selama bertahun-tahun sebagai obat alami untuk pilek.

    Studi terdahulu juga menunjukkan ekstrak jahe dapat membantu mencegah masuk angin, melegakan sakit tenggorokan, dan mengurangi hidung tersumbat. Sementara, Kurkumin dapat memengaruhi sel darah putih dan membantu memperkuat pertahanan kekebalan alami tubuh.

    4. Mengurangi Nyeri Kronis

    Efek antiperadangan pada jahe dan kunyit dapat membantu mengurangi rasa sakit akibat peradangan.

    Sebuah penelitian terhadap 60 orang penderita osteoartritis lutut membandingkan efek ekstrak kunyit, lada hitam, dan jahe dengan Aleve (naproxen). Para peneliti menemukan kombinasi herbal tersebut sama efektifnya dengan Aleve dalam mengurangi rasa sakit dan peradangan jika dikonsumsi dua kali sehari selama empat minggu

    5. Mengatasi Mual dan Gangguan Pencernaan

    Jahe telah digunakan selama bertahun-tahun untuk mengatasi mual akibat kemoterapi, morning sickness, operasi, dan mabuk perjalanan. Hal ini mungkin disebabkan oleh kandungan senyawa dalam jahe, seperti gingerol dan shogaol, yang membantu mempercepat pengosongan perut dan melancarkan pencernaan.

    Sementara itu, kunyit dapat membantu mengatasi refluks asam. Sebuah penelitian menemukan kurkumin bisa sama efektifnya dengan Prilosec (omeprazole) yang digunakan untuk mengobati kondisi tersebut.

    6. Mendukung Kesehatan Jantung

    Asupan jahe dan kunyit dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung dengan menurunkan peradangan, yang sangat terkait dengan penyakit jantung.

    Sebuah penelitian menemukan bahwa mengonsumsi 2-4 gram jahe segar setiap hari dapat membantu menurunkan tekanan darah dan menurunkan risiko penyakit jantung. Tekanan darah tinggi merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit jantung.

    Studi observasional lainnya menemukan bahwa orang yang mengonsumsi kunyit memiliki risiko kematian akibat penyakit jantung yang jauh lebih rendah. Kunyit dapat membantu mencegah atau memperlambat aterosklerosis (penumpukan plak di arteri). Penumpukan plak dapat membuat arteri menyempit, sehingga mengurangi aliran darah dan menyebabkan nyeri dada atau serangan jantung.

    Bukti terbaru menunjukkan jahe dapat berperan dalam penurunan berat badan. Sebuah tinjauan uji coba terkontrol acak menemukan bahwa mengonsumsi 2 gram suplemen jahe setiap hari selama lebih dari delapan minggu paling efektif untuk menurunkan berat badan.

    Di sisi lain, penelitian pada tabung reaksi dan hewan menunjukkan bahwa kurkumin dapat mendukung penurunan berat badan dengan beberapa cara. Kurkumin dapat mematikan sel-sel lemak yang sedang berkembang dan mencegah terbentuknya sel-sel lemak baru. Kurkumin juga dapat meningkatkan metabolisme dan memperbaiki resistensi insulin.

    (ath/kna)

  • Puasa Bikin Mudah Lelah dan Mager? Begini Caranya Biar Tetap Bertenaga

    Puasa Bikin Mudah Lelah dan Mager? Begini Caranya Biar Tetap Bertenaga

    Jakarta

    Puasa dari pagi hingga sore sambil beraktivitas pasti tidak mudah. Rasa lelah akan cenderung lebih terasa saat berpuasa.

    Namun, ada beberapa strategi yang bisa dilakukan agar tetap berenergi dan tetap fokus selama berpuasa. Apa saja?

    Psikolog holistik di Dubai, Devika Mankani, merekomendasikan untuk membuat jadwal dengan ritme yang alami setiap harinya.

    “Pagi hari adalah waktu yang paling produktif, jadi selesaikan tugas-tugas yang membutuhkan fokus tinggi di awal. Di pertengahan pagi jadwalkan tugas-tugas atau rapat yang lebih ringan,” jelas Mankani.

    “Rasa lesu di sore hari adalah hal yang nyata, jadi simpan pekerjaan rutin atau yang lebih ringan di periode ini,” lanjutnya.

    Dikutip dari Gulf News, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan agar selalu bertenaga untuk beraktivitas selama berpuasa:

    1. Memperhatikan asupan sahur

    Sahur adalah hal yang paling penting agar bisa tahan berpuasa sehari penuh. Menurut ahli gizi di Dubai, Sharifa Khan, memilih menu sahur yang seimbang adalah kunci untuk menjaga tingkat energi tetap stabil sepanjang hari.

    Untuk mendapatkan energi yang stabil sepanjang hari, fokuslah pada karbohidrat kompleks seperti gandum, biji-bijian utuh, dan beras merah yang dapat melepaskan energi secara perlahan. Bisa ditambahkan makanan yang kaya protein, seperti telur, yogurt, atau kacang-kacangan, dan diakhiri dengan yang dapat menghidrasi misalnya semangka.

    Perlu diingat, selama sahur hindari terlalu banyak mengonsumsi kafein, karena dapat membuat dehidrasi.

    2. Tetap terhidrasi

    Dehidrasi adalah salah satu penyebab terbesar kelelahan selama Ramadan. Meski tidak dapat minum di siang hari, seseorang dapat tetap terhidrasi selama jam-jam buka puasa. Pastikan minum banyak air di antara waktu berbuka puasa dan sahur.

    Selain air, dapat juga mengonsumsi makanan yang menghidrasi saat berbuka puasa. Misalnya seperti buah jeruk, semangka, anggur, melon, atau sup untuk menghidrasi tubuh.

    3. Makan yang seimbang saat berbuka puasa

    Ketika berbuka puasa adalah kesempatan untuk menyehatkan tubuh. Setelah berjam-jam berpuasa, tubuh membutuhkan asupan yang seimbang.

    Disarankan untuk menghindari makanan yang digoreng atau terlalu banyak mengandung gula tambahan. Sebab, hal tersebut dapat membuat tubuh merasa lesu dan lebih lelah.

    Cobalah mulai berbuka puasa dengan camilan ringan yang menghidrasi, seperti kurma dan air putih. Kemudian, beralihlah ke makanan yang bergizi yang mengandung protein rendah lemak. Misalnya ayam, ikan, atau kacang-kacangan, sayuran, dan biji-bijian utuh.

    “Jangan lupa juga lemak sehat, misalnya alpukat, kacang-kacangan, atau minyak zaitun, untuk membuat Anda kenyang dan berenergi,” kata Khan.

    “Seporsi kecil sesuatu yang manis, seperti sepotong cokelat hitam atau salad buah, dapat memuaskan keinginan Anda tanpa menyebabkan gula darah Anda turun,” sambungnya.

    4. Tidur sejenak untuk mengisi tenaga

    Kelesuan di sore hari sering kali disebabkan oleh penurunan gula darah dan ritme sirkadian alami. Untuk mencegahnya, bisa dengan memilih karbohidrat dan protein yang lambat diserap saat sahur, seperti gandum, telur, atau kacang-kacangan, untuk mempertahankan energi.

    Jika memungkinkan, bergeraklah selama lima menit sambil melakukan peregangan, berjalan, atau bahkan berdiri dapat meningkatkan sirkulasi dan kewaspadaan.

    Khan mengungkapkan terlalu memaksakan diri beraktivitas saat lelah, dapat membuat tubuh semakin lelah. Jadi, cobalah untuk tidur siang, meskipun hanya selama 20-30 menit, dapat mengisi ulang tenaga, membantu meningkatkan fokus, dan suasana hati.

    5. Lakukan olahraga ringan

    Olahraga ringan dapat membantu menjaga agar tubuh tetap sehat dan bugar. Pilihlah olahraga yang ringan, seperti berjalan atau peregangan.

    Cobalah untuk berolahraga singkat selama 15-20 menit atau melakukan yoga ringan untuk meningkatkan energi. Kegiatan ini juga bisa dilakukan setelah berbuka puasa.

    6. Kurangi stres

    Stres dapat menjadi penyebab utama rasa lelah dan terkurasnya energi selama berpuasa. Cobalah luangkan waktu beberapa menit setiap hari untuk melepaskan diri dari kesibukan dan bernapaslah.

    Memperbanyak berdoa dan meluangkan waktu untuk santai dapat membantu diri menjadi lebih tenang selama berpuasa.

    7. Perhatikan pola tidur

    Saat berpuasa, tidur yang berkualitas menjadi lebih penting. Meskipun jadwal tidur mungkin terganggu selama Ramadan, sangat penting untuk memanfaatkan waktu tidur sebaik-baiknya.

    Cobalah untuk tidur secara bertahap, beristirahat lebih lama setelah salat Tarawih dan kemudian tidur lebih singkat sebelum Sahur.

    Menggunakan penutup mata dan membuat lingkungan tidur setenang serta segelap mungkin juga dapat meningkatkan kualitas tidur.

    (sao/kna)