Produk: gula darah

  • Segini Waktu yang Diperlukan untuk Olahraga agar Tidak Kena Gagal Ginjal Kronis

    Segini Waktu yang Diperlukan untuk Olahraga agar Tidak Kena Gagal Ginjal Kronis

    Jakarta

    Melakukan olahraga merupakan saran standar untuk mencegah dan mengelola diabetes tipe 2. Penelitian selama bertahun-tahun yang menunjukkan bahwa aktivitas fisik membantu mengelola kadar gula darah.

    Kini, sebuah studi baru menunjukkan manfaat potensial lainnya: Mengurangi risiko penyakit ginjal kronis pada pasien diabetes tipe 2 yang juga mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.

    Studi yang dipublikasikan pada Februari 2025 di British Journal of Sports Medicine dan menunjukkan bahwa peserta dengan diabetes tipe 2 yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas memiliki peluang lebih rendah untuk mengalami penyakit ginjal kronis jika rutin olahraga dibandingkan mereka yang tidak melakukannya.

    “Banyak pasien diabetes yang akhirnya mengalami penyakit ginjal, dan menjalani dialisis, jadi apa pun yang dapat mengurangi risiko menjalani dialisis akan baik untuk kualitas hidup pasien,” kata Dr Kenar Jhaveri, MD, kepala asosiasi di Divisi Penyakit Ginjal dan Hipertensi di Northwell Health dikutip dari Healthline, Sabtu (12/4/2025).

    Studi selama delapan tahun ini melibatkan 1.746 orang dan mengevaluasi dampak aktivitas fisik sedang hingga berat terhadap perkembangan penyakit ginjal kronis pada orang yang kelebihan berat badan atau obesitas.

    Peserta yang melakukan aktivitas fisik sedang hingga berat selama 329 hingga 469 menit per minggu memiliki risiko lebih rendah untuk mengalami penyakit ginjal kronis dibandingkan mereka yang melakukan aktivitas fisik kurang dari 220 menit per minggu. Semakin banyak menit aktivitas fisik yang dilakukan seseorang setiap minggu, semakin rendah risiko mereka terkena penyakit ginjal kronis.

    Peneliti mengatakan sekitar satu jam per hari, tujuh hari per minggu, memberikan manfaat paling besar bagi pasien dengan diabetes tipe 2 yang juga mengalami kelebihan berat badan atau obesitas yang ingin mengurangi risiko penyakit ginjal kronis.

    (kna/kna)

  • Terbukti Ilmiah, Ini 8 Kebiasaan yang Bisa Bikin Panjang Umur

    Terbukti Ilmiah, Ini 8 Kebiasaan yang Bisa Bikin Panjang Umur

    Jakarta

    Hidup sehat dan panjang umur adalah impian setiap orang. Kabar baiknya, mencapai semua itu tidaklah sesulit yang dibayangkan.

    Sejumlah kebiasaan sehari-hari yang dilakukan dapat menjadi kunci untuk berumur panjang. Beberapa kebiasaan tertentu, seperti berolahraga dan mengonsumsi makanan sehat, dapat membantu memangkas risiko penyakit kronis, yang turut berkontribusi dalam meningkatkan peluang panjang umur.

    Lantas, apa saja hal-hal yang bisa membantu seseorang berumur panjang? Dikutip dari WebMD, berikut daftarnya.

    Tips panjang umur

    1. Menerapkan Diet Mediterania

    Seperti yang disebutkan sebelumnya, pola makan sehat dan seimbang merupakan salah satu kunci panjang umur. Salah satu pola makan yang kerap dikaitkan dengan panjang umur adalah diet Mediterania.

    Diet Mediterania adalah pola makan yang fokus pada konsumsi buah, sayuran, biji-bijian utuh, minyak zaitun, dan ikan. Pola makan ini juga dapat membantu memangkas risiko sindrom metabolik, yaitu sejumlah kondisi yang meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes, seperti obesitas, gula darah tinggi, hipertensi, dan lain sebagainya.

    2. Berteman

    Sejumlah studi menunjukkan interaksi sosial memberikan dampak positif bagi kesehatan, termasuk dalam peluang panjang umur.

    Kendati demikian, jangan sembarangan pilih teman. Lingkungan pertemanan yang tepat dapat menularkan hal-hal positif yang baik bagi kesehatan.

    3. Stop Merokok

    Sudah bukan rahasia lagi kalau merokok menjadi salah satu faktor pemicu berbagai macam penyakit, termasuk yang bisa mengancam nyawa.

    Sebuah studi di Inggris selama 50 tahun menunjukkan bahwa berhenti merokok pada usia 30 tahun dapat memperpanjang hidup selama satu dekade. Sementara itu, menghentikan kebiasaan merokok pada usia 40, 50, atau 60 tahun dapat memperpanjang hidup masing-masing selama 9, 6, atau 3 tahun.

    4. Tidur Siang

    Penelitian telah menunjukkan tidur siang dapat membantu seseorang hidup lebih lama.

    Satu penelitian menemukan mereka yang tidur siang secara teratur memiliki risiko 37 persen lebih kecil meninggal karena penyakit jantung. Para peneliti berpendapat tidur siang dapat membantu jantung dengan menekan hormon stres.

    Berat badan yang sehat dan ideal membantu melindungi dari beragam penyakit, seperti diabetes, penyakit jantung, dan kondisi lain yang dapat memperpendek usia.

    Lemak yang menumpuk di area perut dapat berdampak negatif bagi kesehatan. Usahakan untuk meningkatkan asupan serat dan berolahraga secara teratur untuk memangkas lemak di area tersebut.

    6. Olahraga Secara Teratur

    Olahraga merupakan salah satu kunci utama untuk hidup sehat dan panjang umur. Berbagai penelitian telah menunjukkan mereka yang berolahraga rata-rata hidup lebih lama dibandingkan mereka yang tidak.

    Aktivitas fisik yang teratur dapat membantu menurunkan risiko terkena penyakit jantung, stroke, diabetes, dan beberapa jenis kanker tertentu. Olahraga secara teratur juga dapat membantu menjaga otak dan kognitif tetap tajam di usia tua.

    7. Tidak Menyimpan Dendam

    Belajarlah untuk memaafkan dan tidak menyimpan dendam terhadap orang lain. Kemarahan kronis dapat memicu munculnya beragam penyakit, seperti penyakit jantung, masalah paru-paru, dan kondisi medis lainnya.

    Memaafkan juga mengurangi kecemasan, menurunkan tekanan darah, dan membantu melancarkan pernapasan.

    8. Kelola Stres dengan Baik

    Seseorang tidak akan pernah bisa terhindar sepenuhnya dari stres. Kuncinya adalah belajar untuk mengelola stres agar tidak mengganggu ke kehidupan sehari-hari dan memengaruhi kesehatan.

    Cobalah untuk melakukan yoga, meditasi, atau pernapasan dalam beberapa menit sehari untuk membantu menurunkan tingkat stres.

    (ath/kna)

  • Pengalaman Cek Kesehatan Gratis di Puskesmas, Selengkap Apa Sih?

    Pengalaman Cek Kesehatan Gratis di Puskesmas, Selengkap Apa Sih?

    Jakarta

    Program cek kesehatan gratis (CKG) yang disediakan oleh pemerintah dinilai menjadi salah satu langkah penting pencegahan berbagai penyakit berbahaya. Sejak pertama kali dimulai Februari 2025, sudah ada 1,5 juta orang di seluruh Indonesia yang memanfaatkan program ini.

    Untuk merasakannya secara langsung, saya mencoba daftar CKG di Puskesmas Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat. Mendaftar melalui aplikasi SatuSehat, saya mendapat slot untuk Jumat (11/4/2025).

    Jika mengikuti ketentuan awal, sebenarnya saya baru bisa mendaftar pada November 2025, sesuai tanggal ulang tahun. Namun oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kebijakan tersebut dilonggarkan sejak 1 Maret 2025 sehingga saya bisa merasakan CKG lebih awal tanpa harus menunggu ulang tahun. Kini, CKG bisa dilakukan kapanpun selama ketersediaan kuota masih ada.

    Proses pendaftaran relatif mudah. Setelah memilih tanggal dan memasukkan nomor ponsel, saya diminta untuk memilih fasilitas kesehatan (faskes) tempat CKG. Ini menjadi poin plus, karena saya dibebaskan untuk memilih faskes manapun.

    Tapi, nampaknya masih ada error pada penunjuk sisa kuota CKG di aplikasi. Ada beberapa faskes yang menunjukkan kuota ‘tersedia’, tapi ketika mencoba daftar, tiba-tiba tertulis ‘penuh’.

    Setelah berhasil mendaftar, aplikasi meminta saya untuk menjawab pertanyaan ‘skrining mandiri’. Isinya terbagi menjadi beberapa kategori meliputi demografi, riwayat kesehatan hati, status kesehatan jiwa, perilaku merokok, tingkat aktivitas fisik, hingga riwayat tuberkulosis.

    Keesokan harinya, saya datang ke puskesmas tepat pukul 9 pagi. Proses pendaftaran ulang berjalan cepat, lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan tekanan darah, berat badan, dan tinggi badan. Petugas bertanya kembali terkait riwayat kesehatan keluarga, status aktivitas fisik, kebiasaan merokok, dan kebiasaan mengonsumsi alkohol.

    Salah satu petugas menuturkan bahwa beberapa waktu terakhir antusiasme masyarakat untuk cek kesehatan gratis meningkat. Ia menyebut sebelumnya masih banyak orang yang belum tahu terkait program ini.

    “Akhir-akhir ini mulai meningkat yang ikut cek kesehatan gratis. Hari ini yang baru datang 6 sih. Cuma ini meningkat dibandingkan lalu-lalu. Mungkin karena setelah lebaran juga sama sebelumnya pada belum tahu,” katanya.

    Setelahnya, saya diarahkan untuk pergi ke pemeriksaan laboratorium. Karena saya masuk kategori dewasa di bawah 40 tahun, pemeriksaan yang dilakukan meliputi cek darah (hemoglobin dan hematokrit), gula darah sewaktu, dan hepatitis B (HBsAG).

    Proses pemeriksaan lab menjadi yang paling lama lantaran antrean digabung dengan pasien lain. Pemeriksaan lab dilakukan sekitar 10-15 menit per pasien. Total waktu yang saya habiskan untuk menunggu antrean adalah satu jam sampai pukul 10.30.

    Sembari menunggu hasil laboratorium, saya melanjutkan pemeriksaan di poli gigi dan poli umum. Di poli umum saya menjalani pemeriksaan kesehatan mata dan telinga.

    Pemeriksaan di poli gigi berjalan dengan cepat tanpa antrean. Dokter hanya melihat sebentar kondisi gigi saya dan langsung memberikan catatan-catatan medis yang perlu dilakukan.

    Serupa, pemeriksaan mata dan telinga di poli umum juga sangat cepat. Untuk pemeriksaan telinga, dokter melakukan tes suara dengan menjentikkan jari di kedua telinga saya, satu per satu. Sedangkan, pemeriksaan mata dilakukan dengan pengamatan langsung dan tes sederhana menggunakan snellen chart.

    Selama pemeriksaan, saya tidak melihat ada satupun poster informasi soal alur proses cek kesehatan gratis. Hal ini mungkin dapat mempersulit sebagian orang, terlebih prosesnya ada di banyak ruangan berbeda.

    Untungnya, tenaga medis yang ada bisa menjelaskan alurnya dengan jelas dan baik.

    Tepat pukul 11.00 hasil laboratorium keluar dan petugas membacakan hasil pemeriksaannya. Sejak saya datang, total waktu yang diperlukan untuk CKG hingga selesai mencapai 2 jam.

    NEXT: Bisa cek kanker di Puskemas

    Meski waktu yang dibutuhkan cukup panjang, layanan CKG di puskemas yang saya datangi menyediakan fasilitas yang cukup baik. Mereka juga menyediakan pemeriksaan kanker hingga pemeriksaan kadar kolesterol untuk faktor risiko penyakit jantung.

    Namun demikian, tidak semua pemeriksaan tersebut saya jalani. Sesuai ketentuan, pemeriksaan kanker serviks dan kanker payudara diberikan pada wanita berusia di atas 30 tahun dan pemeriksaan faktor risiko jantung dan jenis kanker lain seperti paru serta usus besar hanya untuk usia di atas 40 tahun.

    “Pemeriksaan kanker ada ya untuk orang tua. Misalnya untuk perempuan ada sadanis (pemeriksaan payudara secara klinis) untuk kanker payudara, lalu IVA (inspeksi visual asam asetat) untuk kanker serviks. Selain itu kita juga ada EKG (elektrokardiogram) ya untuk memeriksa penyakit jantung,” ucap dokter umum yang bertugas.

    Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono dalam sebuah kesempatan menuturkan CKG merupakan langkah preventif penyakit berbahaya. Penyakit yang ditemukan lebih cepat cenderung lebih mudah untuk diobati sehingga dapat menekan pembiayaan kesehatan untuk penyakit-penyakit tersebut.

    “Pemeriksaan-pemeriksaan ini yang stadium awal ini baru berdampak pada pengurangan pembiayaan kesehatan di masa yang akan datang. Mungkin sekarang puskesmasnya menjadi sibuk, tapi nanti antrean BPJS di rumah sakit untuk gejala parah itu nanti lebih sedikit,” katanya.

  • Apa Itu Prediabetes dan Dapatkah Disembuhkan?

    Apa Itu Prediabetes dan Dapatkah Disembuhkan?

    Jakarta

    Prediabetes adalah kondisi ketika kadar gula darah seseorang berada di atas normal, namun belum cukup tinggi untuk dikategorikan sebagai diabetes tipe 2. Meski sering tidak menimbulkan gejala, prediabetes bukan kondisi yang bisa dianggap sepele.

    Banyak orang tidak menyadari bahwa mereka sedang berada di fase awal menuju diabetes. Jika tidak ditangani dengan tepat, prediabetes bisa berkembang menjadi diabetes penuh, yang memerlukan penanganan jangka panjang.

    Kondisi ini menjadi peringatan penting bahwa tubuh mulai mengalami gangguan dalam mengatur kadar gula darah. Tapi, prediabetes masih bisa dikendalikan dengan gaya hidup yang sehat dan disiplin.

    Apa Itu Prediabetes?

    Disadur dari laman Cleveland Clinic, prediabetes merupakan kondisi saat kadar gula darah berada di atas batas normal, namun belum cukup tinggi untuk dikategorikan sebagai diabetes tipe 2. Keadaan ini sering juga disebut sebagai diabetes batas atau Impaired Glucose Tolerance (IGT).

    Kadar gula darah (glukosa) yang sehat adalah 70-99 miligram per desiliter (mg/dL). Jika kamu memiliki prediabetes yang tidak terdiagnosis, kadar gula darah biasanya adalah 100-125 mg/dL.

    Menurut laman WebMD, hampir semua penderita diabetes tipe 2 sebelumnya pernah mengalami prediabetes. Penyebab pradiabetes sama dengan penyebab diabetes tipe 2, yakni resistensi insulin. Hal ini terjadi ketika sel-sel di otot, lemak, dan hati tidak merespons insulin sebagaimana mestinya.

    Insulin adalah hormon yang diproduksi pankreas, yang penting untuk mengatur kadar gula darah. Jika kamu tidak memiliki cukup insulin atau tubuh tidak meresponnya dengan benar, kamu akan mengalami peningkatan kadar gula darah.

    Beberapa faktor dapat menyebabkan resistensi insulin, yakni penyakit riwayat keturunan keluarga, memiliki lemak tubuh berlebih terutama di perut dan sekitar organ, kurangnya aktivitas fisik, sering mengkonsumsi makanan olahan yang tinggi karbohidrat dan lemak jenuh.

    Selain itu stres kronis; kurang tidur, memiliki kelebihan berat badan atau obesitas, hingga memiliki sindrom ovarium polikistik (PCOS) juga menjadi salah satu faktor pemicu prediabetes.

    Gejala Prediabetes

    Kebanyakan orang dengan prediabetes tidak mengalami gejala apa pun. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan rutin, seperti tes glukosa puasa. Jika kamu khawatir tentang prediabetes, kamu dapat menghubungi dokter umum dan meminta tes darah.

    Dilansir dari laman The British Diabetic Association, tes yang paling umum adalah memeriksa kadar HbA1c, yaitu kadar glukosa (gula) darah rata-rata selama dua hingga tiga bulan terakhir. Jika kadar HbA1c antara 42 mmol/mol (6%) – 47 mmol/mol (6,4%), ini berarti kadarnya lebih tinggi dari normal dan berisiko terkena diabetes tipe 2.

    Namun pada sebagian kasus, gejala yang mungkin muncul yakni kulit menghitam di area leher, ketiak, atau bagian tubuh tertentu. Selain itu, ditandai dengan kemunculan kutil kecil di kulit. Bisa juga ditandai dengan penglihatan yang berhubungan dengan retinopati diabetik.

    Apakah Prediabetes Bisa Disembuhkan?

    Ahli Endokrinologi, Eleanna De Filippis, M.D., Ph.D dalam laman Mayo Clinic menjelaskan bahwa prediabetes masih dapat dikendalikan dan bahkan disembuhkan ke kadar normal. Caranya dengan melakukan perubahan gaya hidup sehat.

    Adapun langkah-langkahnya seperti memperbaiki pola makan dan rutin berolahraga. Hal ini terbukti dapat mencegah atau memperlambat peralihan menuju diabetes.

    Makan makanan sehat, banyak melakukan aktivitas fisik sebagai bagian dari rutinitas harian, dan menjaga berat badan yang sehat dapat membantu mengembalikan kadar gula darah menjadi normal. Perubahan gaya hidup yang sama yang dapat membantu mencegah diabetes tipe 2.

    Penanganan Prediabetes

    Temui tenaga medis atau dokter terkait, jika kamu khawatir tentang diabetes atau jika melihat gejala diabetes tipe 2. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menangani prediabetes, dilansir dari laman Mayo Clinic:

    1. Makan Makanan Bergizi

    Utamakan konsumsi makanan yang kaya nutrisi dan serat, seperti sayuran, buah, serta biji-bijian. Hindari makanan olahan serta minuman tinggi gula.

    2. Aktif Berolahraga

    Aktivitas fisik rutin, seperti berjalan kaki selama 30 menit setiap hari, dapat membantu menurunkan risiko diabetes dan menjaga gula darah tetap stabil.

    3. Mengontrol Berat Badan

    Sebuah studi yang diterbitkan di National Library of Medicine tahun 2017 oleh Donna H. Ryan dan Sarah Ryan Yockey menyebutkan bahwa penurunan berat badan sekitar 1 kg dapat menurunkan risiko diabetes tipe 2 hingga 16% pada penderita prediabetes.

    4. Konsultasi Gizi dan Jauhi Kebiasaan Buruk

    Jika tidak ditangani, prediabetes berpotensi berkembang menjadi diabetes tipe 2 dan dapat menyebabkan komplikasi serius seperti gangguan pada ginjal, jantung, pembuluh darah, dan mata. Maka dari itu, penting untuk mencegahnya dengan konsultasi ke ahli gizi dan menyusun pola makan sehat, lakukan diet jika berat badan berlebih.

    Hentikan kebiasaan merokok, kurangi stres, dan atasi gangguan tidur jika ada. Pemeriksaan rutin dan konsultasi dengan tenaga medis sangat disarankan untuk mengetahui risiko serta mencegah perkembangan kondisi ini lebih lanjut.

    (aau/fds)

  • Menkes sebut hampir dua juta warga sudah manfaatkan CKG

    Menkes sebut hampir dua juta warga sudah manfaatkan CKG

    ANTARA – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan hampir dua juta orang sudah memanfaatkan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang diselenggarakan oleh pemerintah sejak Februari lalu. Sejauh ini sudah mulai terlihat penyakit-penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat Indonesia di antaranya masalah gigi, kadar gula darah tinggi dan tekanan darah tinggi. (Denik Apriyani/Sandy Arizona/Gracia Simanjuntak)

  • Ini Penyebab Pendarahan Otak yang Dialami Titiek Puspa, Begini Tanda dan Cara Mencegahnya – Halaman all

    Ini Penyebab Pendarahan Otak yang Dialami Titiek Puspa, Begini Tanda dan Cara Mencegahnya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penyanyi legendaris Titiek Puspa meninggal dunia di Rumah Sakit Medistra, Jakarta Selatan, pada Kamis (10/4/2025) pukul 16.25 WIB di usia 87 tahun.

    Putri sulung Titiek Puspa yakni Petty Tunjungsari Murdago, mengungkapkan bahwa sang ibunda sebelumnya mengalami pendarahan otak sebelah kiri atau pecahnya pembuluh darah di otak pada Rabu (26/3/2025) malam, hingga pingsan.

    Saat itu kata Petty, Titiek Puspa baru saja usai menyelesaikan syuting tiga episode program Lapor Pak! di Trans 7.

    Sehingga Titiek Puspa langsung dilarikan ke RS Medistra, Jakarta Selatan.

    “Dan ternyata setelah diperiksa, ada pe​ndarahan otak di sebelah kiri, kepala kiri. Nah itu memang termasuk yang serius karena Ibu Titiek usianya 87 tahun,” jelas Petty.

    Setelah menjalani perawatan selama dua pekan di rumah sakit akibat pendarahan otak, Titiek Puspa menghembuskan napas terakhirnya, Kamis sore, hari ini.

    Dikutip dari situs alodokter.com, pembuluh darah pecah di otak atau pendarahan di otak merupakan kondisi yang bisa berakibat fatal.

    Tidak hanya merusak otak, kondisi ini juga dapat membahayakan nyawa.

    Oleh karena itu, penting untuk mengetahui penyebab pecahnya pembuluh darah otak agar dapat segera ditangani.

    Pembuluh darah berfungsi sebagai saluran untuk mengalirkan darah yang berisi oksigen dan nutrisi ke seluruh sel, jaringan, serta organ tubuh.

    Karena perannya yang begitu penting, sangat berbahaya bila pembuluh darah tidak berfungsi atau bahkan pecah.

    Jika pembuluh darah pecah di otak, kondisi ini dapat memicu pendarahan otak.

    Perdarahan ini bisa berakibat fatal karena mengakibatkan pembengkakan otak dan matinya sel otak.

    Pembuluh darah pecah di otak dapat dialami siapa saja dari segala usia, mulai dari bayi baru lahir hingga lansia.

    Ada beberapa kondisi yang dapat menjadi penyebab atau pemicu pecahnya pembuluh darah di otak atau pendarahan otak, yaitu:

    1. Tekanan darah tinggi (hipertensi)

    Tekanan darah tinggi atau hipertensi yang dialami selama bertahun-tahun bisa menyebabkan dinding pembuluh darah di otak menjadi rapuh. Jika tidak segera diobati, hipertensi bisa menjadi penyebab utama terjadinya perdarahan otak.

    2. Gaya hidup tidak sehat

    Kebiasaan merokok, konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan, dan penggunaan obat-obatan terlarang seperti ganja dan kokain, bisa mengakibatkan terganggunya fungsi otak.

    Tidak hanya mengganggu fungsi otak, senyawa berbahaya yang terkandung di dalam rokok, minuman beralkohol, dan narkoba juga dapat memicu pembuluh darah pecah di otak.

    3. Cedera kepala

    Cedera kepala adalah salah satu penyebab paling umum terjadinya pembuluh darah pecah di otak pada orang-orang yang berusia di bawah 50 tahun. Cedera di kepala dapat terjadi akibat terjatuh atau kecelakaan lalu lintas.

    4. Aneurisma

    Aneurisma adalah kondisi ketika terjadi pembesaran pembuluh darah akibat lemahnya dinding pembuluh darah. Jika sudah parah, kondisi ini bisa menyebabkan pembuluh darah pecah di otak dan membuat banyak darah masuk ke otak sehingga menimbulkan stroke.

    Penyebab lemahnya dinding pembuluh darah disebabkan oleh beberapa faktor, seperti tekanan darah tinggi, gaya hidup tidak sehat, dan kelainan pembentukan pembuluh darah otak.

    5. Angiopati amiloid

    Angiopati amiloid juga bisa menyebabkan pembuluh darah pecah di otak. Kondisi ini disebabkan adanya kelainan dinding pembuluh darah akibat penumpukan protein beta amiloid. Angiopati amiloid kerap dialami oleh lansia dan penderita demensia atau penyakit Alzheimer.

    6. Kelainan pembuluh darah

    Kondisi yang bisa menyebabkan pembuluh darah pecah di otak selanjutnya adalah kelainan pada pembuluh darah. Kelainan ini bisa berupa lemahnya pembuluh darah di sekitar otak atau pembuluh darah terlalu besar. Kelainan ini bisa diderita sejak lahir meski jarang terjadi.

    7. Gangguan hati

    Pada penyakit hati berat, gangguan pada produksi faktor pembekuan darah bisa terjadi. Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan internal di berbagai bagian tubuh, termasuk otak, dan menyebabkan pembuluh darah pecah di otak.

    8. Kelainan darah

    Kelainan darah atau kelainan pembekuan darah, seperti hemofilia dan anemia sel sabit, bisa berdampak pada terjadinya penurunan kadar trombosit darah dan pembekuan darah. Jika tidak segera diobati, seiring berjalannya waktu kondisi ini juga bisa menyebabkan pembuluh darah pecah di otak.

    Selain beberapa penyebab di atas, ada pula faktor risiko lain yang bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya pembuluh darah pecah di otak, yaitu adanya tumor otak dan efek samping obat pengencer darah.

    Gejala ​dan Tanda

    Gejala pecahnya pembuluh darah pecah di otak bisa berbeda-beda pada tiap penderitanya. Meski begitu, ada beberapa gejala yang umumnya terjadi jika seseorang mengalami pembuluh darah pecah di otak.

    Berikut ini adalah beberapa gejalanya:

    ​1. Sakit kepala hebat yang datang secara mendadak

    ​2. Kesemutan atau kelumpuhan di wajah, lengan, atau kaki secara mendadak

    ​3. Gangguan penglihatan, baik pada salah satu mata atau keduanya

    ​4. Sulit menelan

    ​5. Sulit mengendalikan koordinasi tubuh dan hilang keseimbangan

    ​6. Muntah-muntah

    ​7. Hilang kesadaran, lesu, mengantuk, dan tidak sadar akan keadaan di sekitarnya

    ​8. Kesulitan menulis, bicara, membaca, atau memahami sesuatu

    ​9. Sering kebingungan

    ​Cara Penanganan 

    Pasien dengan pembuluh darah pecah di otak perlu segera mendapat penanganan dari dokter.

    Hal ini karena pecahnya pembuluh darah di otak tidak hanya dapat merusak otak, tetapi juga membahayakan nyawa.

    Untuk memastikan dan memberikan penanganan pembuluh darah pecah di otak, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan darah, MRI, CT scan, maupun angiografi.

    Setelah melakukan pemeriksaan, dokter akan memberikan beberapa penanganan untuk mengatasi pembuluh darah pecah di otak.

    Berikut ini adalah beberapa penanganan yang diberikan oleh dokter:

    ​1. Obat-obatan

    Dokter akan memberikan obat untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi yang lebih serius akibat pembuluh darah pecah di otak. Jenis obat-obatan yang diberikan dapat berupa obat antihipertensi, berfungsi untuk menurunkan tekanan darah.

    Jenis obat antihipertensi yang bisa diberikan adalah antagonis kalsium, ACE inhibitor, ARB (angiotensin II receptor blockers), dan diuretik.

    Obat anti nyeri, seperti paracetamol dan ibuprofen, bisa menjadi pilihan anti nyeri awal untuk meredakan keluhan sakit kepala yang dialami penderita pembuluh darah pecah di otak.

    Obat anti kejang, untuk meredakan kejang akibat pembuluh darah yang pecah. Obat anti kejang yang diberikan bisa berupa carbamazepine, valproic, levetiracetam, dan phenytoin.

    2. Operasi pemasangan shunt

    Pembuluh darah pecah di otak bisa menyebabkan perdarahan pada otak. Ketika terjadi, kondisi ini dapat memicu penumpukan cairan yang bisa meningkatkan tekanan di otak, bahkan menyebabkan kerusakan di jaringan otak yang dikenal dengan hidrosefalus.

    Nah, salah satu cara untuk menangani hidrosefalus adalah dengan memasang selang khusus (shunt) di dalam kepala. Tujuannya adalah untuk mengeluarkan dan mengalirkan cairan otak ke rongga perut agar mudah terserap ke dalam aliran darah.

    ​3. Kraniotomi

    Selain dengan pemasangan shunt, pendarahan dan pembengkakan pada otak akibat pembuluh darah pecah juga bisa diatasi dengan melakukan operasi kraniotomi.

    Melalui operasi ini, dokter akan membuat sayatan di kulit kepala pasien dan melubangi tengkorak dengan alat bor khusus untuk memperbaiki atau mengangkat pembuluh darah otak yang pecah.

    Pencegahan Pendarahan

    Pembuluh darah pecah di otak bisa dicegah jika Anda mengetahui faktor risiko apa yang dimiliki dan melakukan pengobatan sejak dini.

    Untuk mencegah terjadinya kondisi medis atau penyakit yang bisa memicu pembuluh darah pecah di otak, disarankan untuk menghentikan kebiasaan buruk, seperti berhenti merokok atau mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.

    Selain itu, menerapkan pola hidup sehat juga penting dilakukan, yaitu dengan konsumsi makanan bergizi seimbang dan olahraga secara rutin setidaknya 30 menit setiap hari.

    Bagi Anda yang menderita penyakit jantung atau tekanan darah tinggi, mengobati keduanya akan memperkecil risiko terjadinya pembuluh darah pecah di otak.

    Bagi penderita diabetes, menjaga kadar gula darah normal juga bisa mengurangi risiko terjadinya kondisi ini.

    Pembuluh darah pecah di otak adalah kondisi kegawatdaruratan medis yang perlu segera mendapat penanganan di rumah sakit.

    Oleh karena itu, jika Anda mencurigai adanya gejala pembuluh darah pecah di otak, segera periksakan diri ke dokter untuk menjalani pemeriksaan dan mendapatkan penanganan yang sesuai.

     

     

  • Yakin Nggak Mau Periksa? Sudah 1,5 Juta Orang Ikut Cek Kesehatan Gratis

    Yakin Nggak Mau Periksa? Sudah 1,5 Juta Orang Ikut Cek Kesehatan Gratis

    Jakarta

    Program cek kesehatan gratis yang disediakan pemerintah sudah berjalan selama 2 bulan. Pemeriksaan kesehatan seperti cek tekanan darah, gula darah, hingga kesehatan jiwa bisa dilakukan tanpa biaya di puskesmas.

    Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menuturkan hingga April 2025, sudah ada 1,5 juta orang di seluruh Indonesia yang mengikuti cek kesehatan gratis. Ia berharap program ini bisa menjadi langkah pencegahan penyakit parah.

    “Untuk skala nasional, per 10 April itu sudah mendaftar 1,8 juta. Dari keseluruhan itu yang datang 1,5 juta di seluruh Indonesia, dilayani 37 provinsi, 9.001 puskesmas di seluruh Indonesia,” kata Dante ketika ditemui awak media di Jakarta Utara, Kamis (10/4/2025).

    Dante mengingatkan, cek kesehatan gratis membantu menemukan penyakit lebih cepat. Penyakit yang ditemukan lebih cepat cenderung lebih mudah diobati.

    Ia mencontohkan, orang dengan penyakit ginjal akan lebih mungkin sembuh bila penyakitnya ditemukan lebih awal. Ini juga mencegah tindakan cuci darah yang tentu mempengaruhi kualitas hidup seseorang.

    “Lalu, kalau sudah ada penyempitan pembuluh darah di jantung, bisa diidentifikasi supaya tidak jadi serangan jantung, tidak perlu perlu kateterisasi, dipasang stent. Kalau sudah pemeriksaan awal gejala stroke, bisa diobati tanpa kena stroke,” jelasnya.

    Seiring berjalannya waktu, Dante menyebut program ini juga dapat berdampak positif pada efisiensi dana kesehatan masyarakat di masa depan.

    “Pemeriksaan-pemeriksaan ini yang stadium awal ini baru berdampak pada pengurangan pembiayaan kesehatan di masa yang akan datang. Mungkin sekarang puskesmasnya menjadi sibuk, tapi nanti antrean BPJS di RS untuk gejala parah itu nanti lebih sedikit,” tandasnya.

    (avk/up)

  • Ingat! Cek Kesehatan Gratis Kini Bisa Kapan Saja, Tak Harus Tunggu Ultah

    Ingat! Cek Kesehatan Gratis Kini Bisa Kapan Saja, Tak Harus Tunggu Ultah

    Jakarta

    Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengingatkan, program Cek Kesehatan Gratis (CKG) kini diperluas, tidak perlu menunggu ulang tahun. Kebijakan ini untuk mempercepat jika ada keluhan yang tidak bisa menunggu terlalu lama.

    “Karena nunggu ulang tahun dan sebagainya itu masih ada yang nunggu Desember, padahal sudah ada yang menderita keluhan dan sebagainya. Maka dari itu sekarang masyarakat ini bisa datang kapan saja setahun sekali, apalagi kalau sudah ada keluhan-keluhan,” kata Dante ketika ditemui awak media di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (10/4/2025).

    Dante berharap cek kesehatan gratis bisa menjadi langkah preventif untuk mencegah risiko penyakit lebih parah. Dampaknya, dana jaminan kesehatan karena klaim untuk penyakit berat diharapkan bisa ditekan.

    Ia menuturkan cek kesehatan gratis juga meliputi pemeriksaan jiwa. Dante mengingatkan masalah kesehatan jiwa sama pentingnya dengan kesehatan fisik.

    “Temuannya cek kesehatan gratis banyak ya, ada yang hipertensi banyak, yang diabetes, kelainan gigi, kelainan telinga juga banyak. Pemeriksaan lab yang berhubungan dengan penyakit jantung dan pembuluh darah juga banyak,” jelasnya.

    Mengingat kembali, berikut daftar cek kesehatan gratis sesuai dengan kategori usia:

    Bayi Baru LahirKekurangan hormon tiroid bawaanKekurangan enzim pelindung sel darah merah (G6PD)Kekurangan hormon adrenal bawaanPenyakit jantung bawaan kritisKelainan saluran empeduPertumbuhan (berat badan)Balita dan Anak PrasekolahPertumbuhanPerkembanganTuberkulosisTelingaMataGigiThalasemia (pemeriksaan darah pada usia 2 tahun saja)Gula darah (pemeriksaan darah pada usia 2 tahun saja)Dewasa dan LansiaMerokokTingkat aktivitas fisikStatus giziGigiTekanan darahGula darahRisiko stroke, risiko jantung (usia 40 tahun atau lebih)Fungsi ginjal (usia 40 tahun atau lebih)TuberkulosisPenyakit paru obstruktif kronis (PPOK)Kanker payudara (usia 30 tahun atau lebih)Kanker leher rahim (usia 30 tahun atau lebih)Kanker paru (usia 45 tahun atau lebih)Kanker usus besar (usia 50 tahun atau lebih)MataTelingaJiwaHati (Hepatitis B, C, dan sirosis)Calon pengantin (anemia, sifilis, HIV)Geriatri (usia 60 tahun atau lebih)

    (avk/up)

  • Berat Badan Naik Setelah Lebaran? Ini Cara Mudah Turunkan Berat Badan

    Berat Badan Naik Setelah Lebaran? Ini Cara Mudah Turunkan Berat Badan

    Jakarta

    Setelah Lebaran Idul Fitri, tak sedikit orang yang mengalami kenaikan berat badan karena menikmati berbagai hidangan berkalori tinggi sebagai bentuk perayaan setelah sebulan penuh berpuasa. Supaya berat badan bisa kembali ke angka ideal, yuk simak beberapa cara mudah untuk turunkan berat badan setelah Lebaran.

    1. Mengatur Pola Makan

    Setelah pola makan yang kurang teratur selama Lebaran, kini saatnya kamu kembali pada pola makan yang lebih teratur. Mulailah dari makan tiga kali sehari dengan porsi wajar atau makan dalam porsi kecil namun sering. Cara ini dapat membantu menjaga kestabilan kadar gula darah dan insulin, sekaligus membuatmu merasa kenyang lebih lama. Lakukan pola makan tersebut secara rutin, agar tubuhmu terbiasa sehingga bisa mengurangi nafsu makan yang berlebihan.

    2. Mengurangi Konsumsi Makanan dan Minuman Manis

    Sudah saatnya kamu mengurangi mengonsumsi makanan dan minuman manis setelah Lebaran jika ingin menurunkan berat badan. Setelah menikmati berbagai hidangan manis seperti nastar, kue lapis, sirup dan lainnya selama lebaran sudah saatnya kamu mengurangi mengonsumsi makanan dan minuman manis jika ingin menurunkan berat badan.

    Tidak berarti harus berhenti total, kamu bisa mencobanya seperti mengganti minuman manis dengan air putih atau infused water, mengganti makanan manis seperti kue kering dengan buah-buahan, atau kamu juga bisa mengganti penanak nasi dengan yang lebih rendah gula seperti Klaz Rice Cooker Digital Low Sugar dari AZKO.

    Klaz Rice Cooker Low Sugar Foto: dok. AZKO

    Penanak nasi ini memiliki fitur low sugar yang bisa menurunkan kadar gula hingga 30%. Selain untuk memasak nasi, alat ini juga bisa digunakan untuk membuat sup, steam, slow cook, serta quick cook. Cocok buat kamu yang ingin tetap makan enak tapi berat badan juga terjaga.

    3. Perbanyak Minum Air Putih

    Selain memenuhi cairan dalam tubuh, minum air putih sebelum makan juga dapat membantumu mengontrol nafsu makan atau membuatmu lebih mudah kenyang. Air putih juga dapat membantu metabolisme tubuh bekerja lebih optimal, sehingga proses pembakaran kalori jadi lebih efisien.

    4. Olahraga Secara Rutin

    Gak perlu yang berat, kamu bisa mulai dengan beberapa olahraga ringan yang cocok untuk pemula seperti jalan kaki, bersepeda atau kelas olahraga lainnya yang kamu suka. Dengan olahraga kamu bisa membakar kalori lebih maksimal sehingga memudahkanmu menurunkan berat badan. Selain itu, olahraga juga dapat meningkatkan metabolisme tubuh serta menjaga mood tetap stabil. Yang terpenting lakukan olahraga secara rutin dan konsisten, ya.

    5. Selalu Pantau Kondisi Tubuh

    Supaya proses penurunan berat badan lebih terarah dan efisien, kamu bisa memantau perkembangan tubuh secara berkala menggunakan Krisbow Sync Smart Timbangan Badan Digital Colored Display.

    Krisbow Sync Timbangan Digital Smart Foto: dok. AZKO

    Tak hanya menunjukkan angka berat badan, timbangan ini juga mampu mengukur persentase lemak tubuh, massa otot dan tulang, persentase kadar air serta persentase kadar protein. Dilengkapi fitur pintar, semua data tersebut dapat kamu pantau melalui aplikasi Krisbow Sync pada smartphone, bahkan bisa diakses dari jarak jauh sekalipun.

    Selain itu, terdapat layar digital berwarna pada timbangan yang juga menampilkan informasi progress secara langsung saat menimbang.

    Itu dia cara mudah untuk turunkan berat badan setelah lebaran yang bisa kamu coba. Asalkan konsisten, mencapai tujuan untuk kembali ke tubuh ideal bisa jadi lebih mudah. Untuk seluruh produk yang disebutkan di atas bisa kamu temukan di toko AZKO terdekat atau belanja dari rumah melalui aplikasi ruparupa.

    (prf/ega)

  • Usai Lebaran, Keluhan Gangguan Pencernaan di Tangerang Meningkat
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        10 April 2025

    Usai Lebaran, Keluhan Gangguan Pencernaan di Tangerang Meningkat Megapolitan 10 April 2025

    Usai Lebaran, Keluhan Gangguan Pencernaan di Tangerang Meningkat
    Editor
    TANGERANG, KOMPAS.com –
    Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang, Banten Dini Anggraeni menyebutkan, muncul sejumlah keluhan kesehatan usai libur Panjang Lebaran.
    Menurut dia, keluhan yang paling umum terjadi adalah gangguan pencernaan, misalnya perut kembung, diare, sembelit, hingga asam lambung naik.
    “Ini akibat pola makan yang kurang terkontrol, karena konsumsi makanan tinggi lemak dan gula serta kurangnya aktivitas fisik,” kata Kadinkes Dini Anggraeni, dilansir dari Antara, Kamis (10/4/2025).
    Ia menuturkan, konsumsi makanan bersantan, pedas dan tinggi gula dalam jumlah besar dapat membuat sistem pencernaan bekerja lebih keras.
    Hal ini menyebabkan ketidaknyamanan, bahkan masalah yang lebih serius.
    Selain gangguan pencernaan, beberapa penyakit lain juga sering muncul setelah Lebaran adalah tekanan darah tinggi, lonjakan kadar gula darah, hingga peningkatan kolesterol.
    Oleh karena itu, penting untuk masyarakat lebih bijak dalam mengatur pola makan dan menjaga kesehatan setelah momen Lebaran agar tubuh tetap bugar dan terhindar dari risiko penyakit
    Agar badan tetap fit dan bugar setelah Lebaran, Dini mengimbau masrakat mengonsumsi makanan bergizi seimbang, minum banyak air putih, rutin berolahraga, tidur yang cukup, atur porsi makan, dan kelola stres dengan baik.
    “Untuk anak muda sekarang, yaitu kurangi konsumsi kafein dan minuman manis dan usahakan cek kesehatan secara rutin,” katanya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.