Produk: gula darah

  • Luka Susah Sembuh? Bisa Jadi Gejala Diabetes Ringan

    Luka Susah Sembuh? Bisa Jadi Gejala Diabetes Ringan

    Jakarta

    Pada pengidap diabetes, luka di kulit bisa membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh. Kondisi ini biasanya umum terjadi di area kaki atau tungkai.

    Penyembuhannya yang lambat dapat meningkatkan risiko timbulnya infeksi dan komplikasi lainnya.

    Luka Sulit Sembuh Jadi Tanda Diabetes

    Pengidap diabetes yang memiliki luka sulit sembuh, lebih rentan terkena infeksi. Infeksi dapat menyebar ke jaringan dan tulang di sekitar luka.

    Sebenarnya apa penyebab penyakit diabetes dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk menyembuhkan luka? Berikut penjelasan lengkapnya.

    1. Penurunan Sirkulasi Darah

    Dikutip dari Healthline, kadar gula darah tinggi pada pengidap diabetes memicu penyempitan dan pengerasan pembuluh darah seiring waktu. Ini mengakibatkan berkurangnya aliran darah, terutama ke anggota tubuh bagian bawah (lengan dan kaki).

    Ketika aliran darah berkurang, suplai oksigen dan nutrisi penting yang dibutuhkan area luka juga menurun.

    2. Neuropati

    Kadar gula darah tinggi secara kronis dapat memicu kerusakan saraf atau neuropati. Neuropati perifer yang terjadi pada lengan dan kaki, sering terjadi pada pengidap diabetes.

    Kerusakan saraf memicu berkurangnya kemampuan tubuh untuk merasakan nyeri atau luka. Orang dengan diabetes mungkin tidak menyadari saat terluka atau lukanya semakin parah. Akibatnya, luka bisa dibiarkan tanpa pengobatan dalam waktu lama.

    3. Respons Imun Terganggu

    Diabetes juga mempengaruhi respons imun. Ketika luka mulai mengalami infeksi, sistem imun tidak mampu melawan infeksi secara efektif.

    Selain itu, bakteri berkembang lebih cepat di lingkungan dengan kadar gula darah tinggi, sehingga infeksi bakteri muncul lebih cepat dan parah. Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat berujung pada gangren (kematian jaringan tubuh) atau sepsis (respons imun ekstrem).

    4. Peningkatan Peradangan

    Diabetes telah dikaitkan dengan peradangan kronis dan kerusakan jaringan akibat stres oksidatif. Meski peradangan bagian penting dalam proses penyembuhan, peradangan kronis dapat memperlambat pemulihan.

    Ini terutama disebabkan oleh adanya zat peradangan, seperti sitokin, yang berkepanjangan dan fungsi sel yang terganggu.

    Cara Mempercepat Penyembuhan Luka

    Berikut ini beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi komplikasi masalah luka kulit pada pengidap diabetes:

    1. Pemeriksaan rutin

    Periksa tubuh setiap hari terutama di bagian kaki untuk mendeteksi luka secara dini dan mencegah infeksi serta komplikasi. Jangan lupa memeriksa sela-sela dan bawah jari kaki.

    2. Kelola diabetes

    Menjaga kadar gula darah dan menjalani pengobatan diabetes secara teratur merupakan cara terbaik untuk mencegah komplikasi.

    3. Perawatan luka tepat

    Jika ada luka baru, bersihkan area tersebut dan rutin mengganti perban. Segera cari bantuan medis bila luka tidak membaik, muncul pembengkakan, nanah, atau muncul nyeri.

    4. Hindari tekanan pada luka

    Hindari penggunaan pakaian, perban, atau pembalut yang terlalu ketat karena menghambat proses penyembuhan.

    (avk/tgm)

  • Haus Terus dan Sering Buang Air? Cek Gula Darahmu!

    Haus Terus dan Sering Buang Air? Cek Gula Darahmu!

    Jakarta

    Diabetes merupakan penyakit kronis yang terjadi ketika tubuh tidak bisa memproduksi atau menggunakan insulin secara efektif. Akhirnya glukosa menumpuk dalam darah dan tidak bisa masuk dalam sel untuk menjadi sumber energi.

    Kadar gula darah tinggi yang terus menerus terjadi dapat merusak organ dan memicu berbagai komplikasi serius.

    Haus Terus dan Sering Buang Air Tanda Diabetes

    Gampang haus dan sering buang air kecil merupakan beberapa tanda masalah diabetes. Jika mengalami gejala tersebut, tidak ada salahnya memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui diagnosis sebenarnya.

    Kenapa masalah diabetes memicu gampang haus dan sering buang air? Dikutip dari Healthline, begini penjelasan lengkapnya.

    1. Gampang Haus

    Mudah haus atau polidipsia merupakan kondisi yang umum terjadi pada pengidap diabetes, karena kadar glukosa darah meningkat. Ketika kadar glukosa darah meningkat, ginjal memproduksi lebih banyak urine sebagai upaya untuk membuang kelebihan glukosa dari tubuh.

    Karena tubuh banyak kehilangan cairan tubuh, otak memberi sinyal rasa haus ke tubuh. Selain karena masalah gula darah, polidipsia juga bisa disebabkan oleh dehidrasi, peningkatan buang air kecil diuresis osmotik, hingga kelainan kesehatan mental polidipsia psikogenik.

    2. Sering Buang Air

    Umumnya, manusia menghasilkan 1-2 liter urine per hari. Orang dengan kondisi poliuria atau sering buang air bisa menghasilkan urine lebih dari 3 liter tiap hari.

    Ketika glukosa darah terlalu tinggi, tubuh mencoba membuang sebagian kelebihan glukosa melalui buang air kecil. Hal ini membuat ginjal juga menyaring lebih banyak air, yang meningkatkan kebutuhan buang air kecil.

    Selain karena diabetes, masalah sering buang air kecil juga bisa disebabkan oleh kehamilan, penyakit ginjal, hiperkalsemia, polidipsia psikogenik, dan konsumsi obat-obatan.

    3. Gampang Lapar

    Gejala mudah lapar atau polifagia juga bisa menjadi salah satu tanda untuk memeriksakan kadar gula darah. Pada pengidap diabetes, glukosa tidak dapat masuk ke sel tubuh untuk dijadikan energi.

    Ini dipicu kadar insulin yang rendah atau resistensi insulin. Karena tubuh tidak mengubah glukosa menjadi energi, tubuh akan mudah merasa lapar.

    Rasa lapar terkait polifagia biasanya tidak akan hilang meski sudah makan. Pada pengidap diabetes yang tidak terkelola, makan lebih banyak justru berkontribusi pada kadar glukosa darah yang semakin tinggi.

    Selain karena diabetes, polifagia juga bisa disebabkan oleh stres, konsumsi obat tertentu, sindrom pramenstruasi, hingga tiroid yang terlalu aktif.

    (avk/tgm)

  • Sederet Gejala Diabetes yang Tak Biasa, Kerap Kali Tak Disadari

    Sederet Gejala Diabetes yang Tak Biasa, Kerap Kali Tak Disadari

    Jakarta

    Diabetes tipe 2 kerap kali disebut sebagai silent killer lantaran tak memicu gejala signifikan, bahkan jarang disadari. Banyak orang tidak menyadari mereka mengidap kondisi ini hingga muncul komplikasi serius, seperti gangguan jantung, kerusakan ginjal, atau penglihatan yang memburuk.

    Meskipun gejala umum seperti sering buang air kecil dan mudah lelah cukup dikenal, ada sejumlah tanda lain yang sering luput dari perhatian. Gejala-gejala ini kerap dianggap sepele atau dikaitkan dengan masalah kesehatan lain, sehingga tidak langsung dikenali sebagai bagian dari diabetes.

    Gejala Tak Biasa yang Jarang Disadari dari Diabetes Tipe 2

    Terdapat beberapa gejala yang tidak biasa yang dapat dialami oleh pengidap diabetes tipe 2. Dikutip dari laman The Healthy, ahli diet Erin Palinski-Wade, RD, CDCES mengungkapkan sejumlah gejalanya.

    1. Perubahan Berat Badan

    Perubahan berat badan pada pengidap diabetes tipe 2 terkadang disebabkan oleh hilangnya cairan dari tubuh. Kondisi ini terjadi karena diabetes dapat menyebabkan frekuensi buang air kecil meningkat, yang pada akhirnya mengakibatkan tubuh kehilangan banyak air dan kalori.

    2. Gusi nyeri hingga Gigi Berlubang

    Mulut kering serta gusi yang nyeri atau mudah berdarah merupakan gejala diabetes tipe 2 yang sering luput dikenali.

    “Hal ini dapat terjadi karena kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan berkurangnya produksi air liur dan meningkatnya pertumbuhan bakteri, sehingga meningkatkan risiko penyakit gusi dan gigi berlubang,” kata ahli gizi di New Jersey, Palinski-Wade, RD, CDCES, CPT.

    3. Sensasi Terbakar di Kaki

    Kaki yang mati rasa atau kesemutan menjadi gejala umum diabetes tipe 2. Tapi, jika merasakan seperti berjalan di trotoar yang panas atau sensasi terbakar, kemungkinan merupakan tanda dari neuropati diabetik.

    “Ini mungkin merupakan tanda kerusakan saraf yang mungkin disebabkan oleh kadar gula darah tinggi dalam jangka waktu lama,” kata ahli diabetes Vandana Sheth, RDN, CDCES, FAND.

    “Ini bisa menjadi tanda awal, tetapi jika diabaikan, dapat memperburuk kerusakan,” tambahnya.

    4. Infeksi Jamur dan ISK

    Kadar gula yang tinggi bisa meningkatkan risiko infeksi jamur dan infeksi saluran kemih (ISK), terutama pada wanita . Menurut Wade, kelebihan glukosa dalam darah dan cairan tubuh, seperti urin, keringat, dan lendir menciptakan tempat jamur dan bakteri berkembang biak.

    “Jika hal ini dikombinasikan dengan kadar gula darah yang tinggi, sistem kekebalan tubuh akan melemah, dan tubuh akan semakin sulit melawan infeksi, yang menyebabkan jenis infeksi ini lebih sering terjadi.” kata Wade.

    5. Bercak Gelap pada Kulit

    Akantosis nigrikans adalah kondisi munculnya bercak gelap seperti beludru di kulit sekitar leher, ketiak, atau selangkangan. Kondisi ini bisa menjadi tanda peringatan resistensi insulin dan kadar gula darah yang tinggi.

    6. Kabut Otak

    Masalah kognitif juga berpotensi menjadi gejala diabetes tipe 2. Berdasarkan penelitian tahun 2023 yang diterbitkan dalam Frontiers in Endocrinology, ada kondisi yang disebut sebagai disfungsi kognitif diabetik, di mana kadar gula darah yang tinggi secara konsisten bisa mengganggu fungsi otak. Gangguan ini muncul dalam bentuk kabut otak atau brain fog.

    Selain itu, gula darah tinggi juga terkadang bisa memengaruhi suasana hati dan menyebabkan mudah tersinggung.

    (elk/suc)

  • Gejala Diabetes Awal yang Muncul Saat Bangun Tidur

    Gejala Diabetes Awal yang Muncul Saat Bangun Tidur

    Jakarta

    Meski tak selalu bergejala, Diabetes Mellitus (DM) juga bisa memicu keluhan tertentu yang muncul di pagi hari saat bangun tidur. Berbagai keluhan tersebut berkaitan dengan melonjaknya kadar gula darah di pagi hari.

    Lonjakan gula darah atau hiperglikemia di pagi hari tersebut dikenal dengan istilah dawn phenomenon atau fenomena fajar, yang biasanya terjadi antara pukul 3-8 pagi. Pada saat itu, fluktuasi hormonal mempengaruhi kerja insulin dalam mengatur kadar gula darah.

    Dikutip dari Cleveland Clinic, hiperglikemia di pagi hari juga bisa terjadi karena Somogyi Effect. Pada pengidap DM yang menggunakan insulin, terjadi lonjakan hormon di pagi hari yang memicu hiperglikemia setelah pada malam harinya mengalami hipoglikemia atau anjloknya kadar gula darah.

    Dawn phenomenon umum dialami pengidap diabetes. Menurut sebuah studi, fenomena ini dialami 50 persen pengidap DM baik tipe 1 maupun tipe 2.

    Bagaimana Mendeteksinya?

    Cara paling akurat untuk mendeteksi peningkatan kadar gula darah adalah dengan pemeriksaan. Pada pengidap DM, pemeriksaan secara terus menerus selama 24 jam bisa dilakukan dengan Continuous Glucose Monitoring (CGM).

    Berbeda dengan tes gula darah manual yang dilakukan dengan tusuk ujung jari (finger prick) sebelum tidur dan setelah bangun, CGM memungkinkan pemeriksaan secara berkelanjutan sepanjang malam. Karenanya, episode hipoglikemia atau anjloknya kadar gula darah pada malam hari bisa terdeteksi.

    Gejala Diabetes di Pagi Hari

    Pada dasarnya, diabetes mellitus tidak selalu bergejala sehingga screening atau pemeriksaan rutin penting dilakukan terutama jika punya faktor risiko. Kalaupun ada gejala yang muncul, seringkali tidak spesifik sehingga kerap kali terabaikan.

    “Hasil Riskesdas itu 70 persen di antaranya nggak tahu bahwa dia ada gejala (penyakit diabetes) atau jadi ketahuannya kebetulan waktu dicek,” kata dr Em Yunir, SpPD-KEMD, pakar diabetes dari RS Cipto Mangunkusumo dalam sebuah kesempatan.

    Meski tetap harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan yang akurat, hiperglikemia saat bangun tidur di pagi hari pada pengidap diabetes mellitus juga dapat ditandai dengan beberapa gejala berikut.

    1. Polidipsia atau haus berlebihan

    Polidipsia, istilah medis untuk rasa haus berlebihan, merupakan salah satu gejala umum pada diabetes mellitus. Rasa haus merupakan sinyal tubuh untuk mengimbangi lonjakan gula darah, sebab ginjal bekerja keras untuk menyerap kelebihan glukosa sehingga tubuh banyak kehilangan cairan.

    2. Poliuria atau sering buang air kecil

    Sama seperti polidipsia, poliuria atau sering buang air kecil juga merupakan tanda khas diabetes mellitus yang utamanya teramati pada malam dan pagi hari. Kondisi ini terjadi karena ginjal bekerja keras mengeluarkan glukosa.

    3. Letih saat bangun tidur

    Polidipsia dan poliuria sedikit-banyak dapat mengganggu kualitas tidur, sehingga pengidap diabetes mellitus bangun dalam kondisi tidak bugar. Selain itu, hiperglikemia juga membuat metabolisme glukosa sebagai sumber energi jadi tidak efisien.

    4. Mulut kering

    Mulut kering atau dry mouth merupakan tanda-tanda dehidrasi. Pengidap diabetes mellitus rawan mengalaminya karena cairan tubuh banyak terpakai untuk mengeluarkan kelebihan glukosa dalam darah.

    5. Mata kabur

    Dikutip dari Mayo Clinic, kadar gula darah tinggi dapat menarik cairan dari jaringan tubuh, termasuk dari jaringan lensa mata. Akibatnya, kemampuan untuk mengatur fokus terganggu sehingga pandangan jadi kabur.

    6. Kebas dan kesemutan

    Meski jarang, kebas dan kesemutan dapat terjadi di tangan dan kaki pada pengidap diabetes. Meningkatnya kadar gula darah menyebabkan kerja saraf terganggu.

    7. Polifagia atau cepat lapar

    Melengkapi polidipsia dan poliuria, polifagia atau cepat lapar merupakan 3 gejala khas pada diabetes mellitus. Cepat lapar dan sangat lapar merupakan sinyal tubuh yang menandakan kerja insulin yang tidak efektif dalam mengatur kadar gula darah.

    Wajib Waspada dan Langsung Periksa

    Diabetes Mellitus dapat tertangani dengan lebih baik jika terdeteksi sebelum muncul gejala, dan ini dimungkinkan lewat screening atau cek rutin. Namun jika telanjur mengalami gejalanya, maka disarankan untuk tidak menunda pemeriksaan agar dapat segera tertangani sebelum memicu komplikasi yang lebih fatal.

    (up/up)

  • Daftar Makanan-Minuman yang Diam-diam Bisa Ganggu Fungsi Otak

    Daftar Makanan-Minuman yang Diam-diam Bisa Ganggu Fungsi Otak

    Jakarta

    Otak adalah pusat kendali tubuh yang memengaruhi pikiran, emosi, dan juga gerakan. Penting untuk menjaganya tetap sehat.

    Namun, tanpa disadari, asupan makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari bisa memberikan dampak buruk bagi fungsi otak. Lantas, jenis makanan dan minuman apa saja yang perlu diwaspadai?

    6 Makanan dan Minuman yang Tidak Baik untuk Kesehatan Otak

    Jika dikonsumsi berlebihan, karbohidrat olahan, makanan yang mengandung lemak trans, hingga alkohol bisa memberikan efek buruk pada otak.

    1. Makanan yang Mengandung Banyak Lemak Trans

    Lemak trans adalah lemak tak jenuh yang bisa memberi dampak negatif terhadap kesehatan otak. Dikutip dari laman Healthline, lemak trans yang secara alami terdapat dalam produk hewani tidak menjadi masalah utama. Yang perlu diwaspadai adalah lemak trans hasil produksi industri yang dikenal sebagai minyak nabati terhidrogenasi.

    Lemak trans buatan bisa ditemukan dalam mentega, makanan ringan, hingga kue kering. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi lemak trans dalam jumlah banyak bisa berdampak negatif pada memori dan ingatan pada orang berusia di bawah 45 tahun. Lemak trans juga bisa meningkatkan peradangan, insulin, dan kolesterol yang memengaruhi otak.

    2. Karbohidrat Olahan

    Karbohidrat olahan meliputi biji-bijian yang diproses secara berlebihan. Dikutip dari laman Healthline, karbohidrat ini umumnya mempunyai indeks glikemik (GI) yang tinggi, sehingga tubuh mencerna dengan cepat dan menyebabkan lonjakan gula darah dan insulin.

    Jika dikonsumsi dalam jumlah besar, seringkali karbohidrat olahan memiliki beban glikemik (GL) yang tinggi. Makanan yang memiliki indeks glikemik dan beban glikemik tinggi diketahui bisa mengganggu fungsi otak.

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi karbohidrat olahan dalam jangka panjang bisa memengaruhi hipokampus dan korteks prefrontal, yang berperan dalam memori, pembelajaran, perilaku sosial dan lain sebagainya.

    3. Makanan Ultra Olahan

    Biasanya, makanan ultra-olahan mengandung banyak gula tambahan, lemak, natrium, dan bahan pengawet lainnya. Contoh makanan ultra olahan yaitu keripik, permen, nugget ayam, mie instan, dan makanan siap saji.

    Penelitian menemukan, lebih dari 19,9 persen dari total harian dari makanan ultra olahan selama 8 tahun meningkatkan risiko mengalami dampak negatif pada kemampuan berpikir.

    4. Aspartam

    Aspartam adalah pemanis buatan yang terbuat dari fenilalanin, metanol, dan asam aspartat. Penelitian menunjukkan, mengonsumsi terlalu banyak aspartam dikaitkan dengan masalah perilaku, emosi, dan kognitif, seperti kesulitan belajar, kecemasan, hingga depresi.

    5. Alkohol

    Mengonsumsi alkohol bisa mengganggu neurotransmitter di otak. Neurotransmitter merupakan zat kimia yang digunakan otak untuk berkomunikasi.

    Sehingga, alkohol bisa memiliki efek jangka pendek dan jangka panjang pada otak, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah banyak dari waktu ke waktu. Dalam jangka pendek alkohol yang terlalu banyak bisa menyebabkan gangguan memori atau blackout. Selama periode tersebut, sebuah proses yang dikenal dengan konsolidasi memori di hipokampus terganggu.

    6. Minuman Manis

    Tak hanya bisa meningkatkan risiko diabetes, penyakit jantung, dan gigi berlubang, minum minuman manis yang mengandung gula dalam jumlah banyak bisa berdampak negatif pada otak. Sebuah studi kecil di tahun 2023 menunjukkan, peserta yang mengonsumsi gula paling banyak memiliki kemungkinan dua kali lipat mengalami demensia, dibandingkan mereka yang mengonsumsi paling sedikit.

    (elk/tgm)

  • 5 Tanda Gula Darah Naik yang Sering Diabaikan

    5 Tanda Gula Darah Naik yang Sering Diabaikan

    Jakarta

    Kadar gula darah tinggi atau hiperglikemia seringkali muncul diam-diam tanpa disadari. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat memicu masalah kesehatan yang lebih serius.

    Banyak orang mengabaikan gejala awal kadar gula darah tinggi. Padahal, mengenali perubahan tubuh secara dini bisa menjadi langkah penting untuk mencegah komplikasi.

    Tanda Gula Darah Naik

    Ada banyak hal pada tubuh yang bisa menandakan kadar gula darah sedang tinggi. Berikut ini beberapa di antaranya:

    1. Suka Haus dan Kebelet

    Mudah haus dan sering buang air kecil merupakan salah dua tanda gula darah naik. Kedua gejala ini seringkali muncul bersamaan.

    “Kelebihan gula dalam darah membuat ginjal bekerja lebih keras untuk membuangnya. Ginjal menarik air dalam jaringan tubuh Anda untuk mengencerkan glukosa agar bisa dikeluarkan lewat urine, sehingga Anda jadi lebih sering buang air kecil,” kata ahli gizi Maria Elena Fraga, dikutip dari Eat Well, Sabtu (21/6/2025).

    2. Gampang Lapar

    Tubuh mengubah makanan menjadi glukosa yang kemudian digunakan sel sebagai energi. Namun, terkadang glukosa itu tidak bisa masuk dalam sel. Ini terjadi karena tubuh tidak memproduksi hormon insulin secara cukup. Akhirnya, tubuh menjadi mudah lapar.

    “Ketidakmampuan menggunakan glukosa menyebabkan kekurangan energi yang bisa membuat Anda merasa lebih lapar dari biasanya,” sambung Fraga.

    3. Pandangan Kabur

    Gula darah tinggi dapat memengaruhi pembuluh darah kecil di mata yang memicu penglihatan kabur. Kondisi ini seringkali muncul pada orang sebelum didiagnosis diabetes.

    Seiring waktu, kondisi ini dapat merusak retina dan memicu retinopati diabetik. Itulah sebabnya American Diabetes Association merekomendasikan orang dengan diabetes tipe 2 untuk menjalani pemeriksaan mata setelah mendapat diagnosis.

    4. Mudah Lelah

    Kekurangan insulin dan resistensi insulin dapat menghambat sel menyerap glukosa dari aliran darah sebagai sumber energi. Tanpa bahan bakar yang cukup, tubuh akan merasa lelah dan lesu.

    5. Muncul Bercak Hitam Kulit

    Bercak hitam di celah-celah kulit seperti lipatan leher, ketiak, jari, dan selangkangan bisa menjadi tanda kadar gula darah tinggi. Gejala-gejala tersebut biasanya berkaitan dengan indikasi diabetes yang disebut acanthosis nigricans.

    Kondisi ini disebabkan tingginya kadar insulin yang menjadi tanda awal prediabetes, diabetes, atau resistensi insulin. Tanda lain yang bisa muncul di kulit seperti skin tags, dermatitis, infeksi jamur dan bakteri, serta kulit kering dan gatal.

    Jika mengalami tanda-tanda di atas, tidak ada salahnya untuk melakukan pemeriksaan kadar gula darah atau langsung ke dokter. Ini perlu dilakukan untuk memastikan gejala yang dialami memang berkaitan dengan kadar gula darah tinggi atau bukan.

    (avk/tgm)

  • Kenapa Gagal Ginjal Kronis Sulit Terdeteksi Dini? Ini Penjelasan Dokter

    Kenapa Gagal Ginjal Kronis Sulit Terdeteksi Dini? Ini Penjelasan Dokter

    Jakarta

    Penyakit ginjal kronis adalah masalah kesehatan yang sulit terdeteksi. Seringkali penyakit ginjal kronis baru ketahuan di stadium akhir, ketika ginjal sudah mengalami kerusakan parah sehingga memicu gagal ginjal.

    Kata Dokter Soal Penyakit Ginjal Kronis

    Penyakit gagal ginjal kronis yang sulit terdeteksi rupanya berkaitan dengan gejala yang seringkali tidak muncul di awal. Begini penjelasan lengkap dari dokter.

    Gejala Gagal Ginjal Tak Muncul di Awal Stadium

    Spesialis penyakit dalam Dr dr Wachid Putranto, SpPD-KGH menuturkan penyakit ginjal kronis seringkali tidak menunjukkan gejala. Ia menuturkan gejala baru akan muncul setelah stadium lanjut, seperti stadium empat atau lima.

    Oleh karena itu, ia mengingatkan pemeriksaan dini ke fasilitas kesehatan perlu dilakukan. Ini untuk mencegah gagal ginjal secara dini dan menghindari perawatan dialisis atau cuci darah seumur hidup.

    “Ini yang menyebabkan pentingnya kita melakukan deteksi dini jangan sampai pasien sudah ada gejala baru periksa kemudian ternyata sudah stadium lanjut,” ucap dr Wachid dikutip dari laman Kementerian Kesehatan RI.

    Sebagai langkah pencegahan, pola hidup sehat harus diutamakan. caranya menjaga asupan air putih cukup, makan bergizi seimbang, rutin berolahraga, menghindari rokok dan alkohol, serta memeriksa tekanan darah dan gula darah secara berkala.

    Gejala Gagal Ginjal yang Muncul di Urine

    Spesialis urologi dr Hilman Hadiansyah, SpU menuturkan masalah kesehatan pada ginjal dapat memengaruhi kondisi urine. Perubahan urine akan bergantung pada masalah ginjal yang dialami.

    Misalnya pada kasus gagal ginjal kronis, volume urine pasien biasanya akan menurun dibanding ketika sehat. Warna urine pasien gagal ginjal biasanya juga lebih keruh.

    “Urinenya jadi nggak banyak, keruh warnanya, warnanya jadi nggak jernih,” kata dr Hilman ketika dihubungi detikcom beberapa waktu lalu.

    Gejala Gagal Ginjal Umum

    Ia menambahkan orang dengan gagal ginjal biasanya juga mengalami kelelahan parah hingga pembengkakan di area kaki. Kaki yang membengkak disebabkan oleh ginjal yang tidak mampu lagi mengatur keseimbangan cairan dan garam dengan baik.

    Dikutip dari Cleveland Clinic, berikut ini beberapa tanda gagal ginjal kronis lain yang dapat muncul:

    Mual dan muntah.Kebingungan.Sulit berkonsentrasi.Pembengkakan area wajah, tangan, atau kaki.Kram atau kejang otot.Kulit kering atau gatal.Nafsu makan memburuk atau makan terasa seperti logam.

    (avk/tgm)

  • Orang dengan Kondisi Ini Paling Berisiko Idap Gula Darah Tinggi, Kamu Termasuk?

    Orang dengan Kondisi Ini Paling Berisiko Idap Gula Darah Tinggi, Kamu Termasuk?

    Jakarta

    Gula darah tinggi atau hiperglikemia merupakan kondisi ketika gula darah berada dalam kadar terlalu tinggi. Kondisi ini dapat memicu komplikasi serius bila tidak ditangani dengan benar.

    Meski siapapun bisa terkena, ada kelompok tertentu yang memiliki risiko lebih besar untuk mengalami hiperglikemia. Berikut ini beberapa di antaranya:

    1. Orang dengan Obesitas

    Orang dengan masalah obesitas atau kelebihan berat badan lebih rentan mengalami resistensi insulin. Resistensi insulin terjadi ketika sel-sel otot, lemak, dan hati tidak merespon insulin sebagaimana mestinya.

    Dikutip dari Cleveland Clinic, ketika sel tidak merespons insulin, tubuh membutuhkan lebih banyak insulin untuk mengatur darah. Produksi insulin yang kurang dapat memicu hiperglikemia.

    2. Orang dengan Gangguan Pankreas

    Orang dengan gangguan pada pankreas juga memiliki risiko hiperglikemia yang lebih tinggi. Kerusakan pankreas dapat memicu kurangnya produksi insulin, sehingga memicu hiperglikemia.

    Beberapa masalah pankreas yang dapat memicu hiperglikemia seperti autoimun, pankreatitis kronis, kanker pankreas, dan fibrosis kistik. Fibrosis kistik merupakan penyakit genetik langka yang menyebabkan lendir tubuh menjadi kental dan lengket, sehingga mengganggu fungsi organ pernapasan dan pencernaan.

    3. Orang dengan Riwayat Keluarga Diabetes

    Orang yang memiliki riwayat keluarga diabetes lebih mungkin mengalami hiperglikemia, sebagai salah satu awal berkembangnya diabetes.

    Contohnya, pada diabetes tipe 2. Meskipun pola penurunan masih belum jelas, seseorang yang memiliki orang tua dengan diabetes tipe 2 memiliki risiko lebih besar untuk mengalami hal yang sama. Terlebih, jika pola hidup yang diterapkan juga tidak sehat.

    4. Orang dengan Hipertensi

    Dikutip dari Medical News Today, seseorang dengan tekanan darah tinggi atau hipertensi biasanya juga memiliki masalah resistensi insulin. Orang dengan kondisi ini lebih berisiko mengalami tekanan darah tinggi hingga diabetes dibandingkan orang-orang dengan tekanan darah normal.

    Tekanan darah tinggi dan kadar gula dara berkaitan melalui mekanisme peradangan, stres oksidatif, penebalan pembuluh darah, dan obesitas.

    5. Orang dengan Riwayat Diabetes Gestasional

    Orang dengan riwayat diabetes gestasional memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami hiperglikemia dan diabetes di kemudian hari. Diabetes gestasional adalah jenis diabetes yang terjadi selama kehamilan.

    Menurut Centers for Disease Control and Prevention, hingga 50 persen wanita dengan diabetes gestasional akan mengidap diabetes tipe dua di kemudian hari.

    (avk/kna)

  • Kemendagri Sebut 86 Kepala Daerah Siap Ikut Retreat Jilid II di IPDN

    Kemendagri Sebut 86 Kepala Daerah Siap Ikut Retreat Jilid II di IPDN

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengumumkan total ada 86 kepala daerah yang bakal mengikuti retreat jilid II di IPDN, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat.

    Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya mengungkap sejatinya kepala daerah yang terdaftar dalam kegiatan retreat ini ada 93 orang. 

    Namun demikian, dalam perkembangannya terdapat tujuh orang yang tidak dapat mengikuti retreat di IPDN. Satu di antaranya yakni, Gubernur Papua Pegunungan, John Tabo.

    “86, tadinya 87 dikurangi Gubernur Papua Pegunungan yang musibah ibunya wafat tadi, jadi 86,” ujar Bima di BPSDM Kemendagri, Jakarta Selatan, Sabtu (21/6/2025).

    Dia menambahkan untuk enam kepala daerah lainnya tidak bisa mengikuti retreat karena berkaitan dengan kondisi kesehatan dari masing-masing kepala dan wakil kepala daerah.

    Secara terperinci, enam kepala daerah itu yakni Wali Kota Serang, Budi Rustandi; Bupati Mamberamo Tengah, Yonas Kenelak; Wakil Bupati Bengkulu Utara, Sumarno; Wakil Bupati Buton Tengah, Muhammad Adam Basan; Wakil Bupati Melawi, Malin; Wakil Wali Kota Banjarbaru, Wartono.

    “Enam orang mengajukan permohonan untuk tidak mengikuti retreat karena alasan kesehatan. Kami izinkan setelah diteliti memang tidak memungkinkan,” imbuhnya.

    Bima menambahkan total ada 49 kepala daerah yang telah melakukan tes kesehatan di kantor BPSDM Kemendagri. Hasilnya, ada 5 orang yang telah diberikan pita merah untuk peserta yang memiliki riwayat sakit atau operasi. 

    Artinya, akan ada pengawasan ketat. Lima orang pita kuning, dengan pengawasan tidak terlalu ketat dan 39 orang pita biru yang menandakan aman.

    Selain itu, terdapat beberapa kepala daerah dan wakil kepala daerah mengajukan hasil MCU di wilayahnya masing-masing.

    Namun demikian, tim dokter BPSDM telah melakukan pemeriksaan ulang terkait dengan tensi, gula darah, kolesterol hingga asam urat.

    Sementara itu, terdapat sejumlah kepala daerah Bali yang belum bisa mengikuti tes kesehatan lantaran mengikuti agenda yang tidak bisa ditinggalkan. Meskipun begitu, hal tersebut tidak menjadi soal karena bakal melakukan tes kesehatan pada Minggu (22/6/2025) pagi di Jakarta.

    “Besok pagi setibanya kawan-kawan dari Bali ini di Jakarta sebelum bergeser ke Bandung,” pungkasnya.

  • BPOM Beri Warning! 13 Obat Herbal yang Bahayakan Lambung dan Picu Risiko Fatal

    BPOM Beri Warning! 13 Obat Herbal yang Bahayakan Lambung dan Picu Risiko Fatal

    Jakarta

    Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI menyoroti sedikitnya 13 produk obat bahan alam (OBA) dan suplemen kesehatan yang terbukti mengandung bahan kimia obat (BKO), zat keras yang seharusnya hanya digunakan di bawah pengawasan medis.

    Dari jumlah itu, 9 produk berasal dari dalam negeri dan 4 produk impor dari Thailand dan Singapura yang dikhawatirkan masuk ke Indonesia secara ilegal.

    “Ini bukan hanya pelanggaran administratif. Ini menyangkut keselamatan konsumen,” tegas Kepala BPOM Taruna Ikrar dalam keterangannya, Jumat (20/6/2025).

    Klaim Stamina Pria hingga Penurun Gula Darah

    Sebagian besar produk mencantumkan klaim sebagai peningkat stamina pria, pelangsing, hingga penurun gula darah. Namun di balik klaim yang menjanjikan, ditemukan kandungan obat keras seperti sildenafil, tadalafil, vardenafil, metformin, hingga deksametason.

    9 Produk Herbal Lokal yang Terbukti Mengandung BKO:

    Harimau Putih mengandung sildenafil sitratOne Man mengandung sildenafilAmirna Lelaki mengandung tadalafilUrat Madu Gold mengandung sildenafilRedak-sam mengandung asam mefenamatJarak Pagar mengandung asam mefenamatContra Lin mengandung natrium diklofenakReal Slim Ultimate mengandung sibutraminVitamin Gemuk Alami mengandung deksametason dan siproheptadin.

    BPOM menyebut seluruh produk ini tidak memiliki izin edar resmi, atau justru memakai nomor izin palsu.

    4 Produk Impor Thailand-Singapura yang Patut Diwaspadai:

    1. Curalin Advanced Glucose Support

    Laporan: Otoritas Singapura
    Kandungan: glibenklamid dan metformin
    Risiko: hipoglikemia berat lantaran dikonsumsi tanpa pengawasan

    2. Jiu Jeng Pushen Jiao Nang

    Laporan: Otoritas Thailand
    Kandungan: tadalafil
    Risiko: stroke, gangguan penglihatan, hingga kematian

    3. YA-GET 30

    Laporan: Thailand
    Kandungan: sildenafil dan vardenafil
    Risiko: stroke dan gangguan jantung

    4. Su PAO San Brand Tonic Capsule

    Laporan: Thailand
    Kandungan: sildenafil
    Risiko: kerusakan saraf mata, stroke

    “Keempat produk itu belum memiliki izin edar di Indonesia, tetapi berpotensi masuk secara ilegal, terutama lewat penjualan daring,” jelas Taruna.

    Efek Samping BKO yang Wajib Diwaspadai

    BPOM mengungkap sejumlah efek berbahaya dari BKO dalam OBA, di antaranya:

    Sildenafil, Tadalafil, Vardenafil meliputi risiko stroke, gangguan penglihatan, bahkan kematianAsam Mefenamat, Natrium Diklofenak, bisa memicu gangguan lambung dan kerusakan hatiSibutramin meningkatkan risiko serangan jantung dan strokeDeksametason, Siproheptadin, menyebabkan gangguan hormon dan penurunan imunitas.

    BPOM menegaskan bakal menindak tegas pelaku usaha yang mencampurkan BKO ke dalam produk OBA. Tindakan ini melanggar UU Kesehatan No. 17 Tahun 2023, dengan ancaman hukuman hingga 12 tahun penjara atau denda maksimal Rp 5 miliar.

    “Pengawasan ini adalah tanggung jawab bersama. Mari kita jaga bersama citra obat herbal Indonesia yang seharusnya aman, alami, dan berbasis kearifan lokal,” tutup Taruna.

    (elk/naf)