Produk: gula darah

  • 7 Cara Tetap Aman Saat Olahraga dan Hindari Risiko Kolaps

    7 Cara Tetap Aman Saat Olahraga dan Hindari Risiko Kolaps

    Jakarta, Beritasatu.com – Berolahraga merupakan bagian penting dari gaya hidup sehat karena dapat meningkatkan kebugaran, menjaga kesehatan jantung, hingga mengelola stres.

    Aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur juga membuat tubuh lebih bertenaga dan membantu meningkatkan kualitas hidup sehari-hari.

    Tidak mengherankan jika semakin banyak orang menjadikan olahraga sebagai rutinitas mingguan, mulai dari latihan ringan hingga program intens di pusat kebugaran.

    Ketika dilakukan dengan tepat, olahraga memberikan manfaat besar bagi tubuh. Namun di balik manfaat tersebut, aktivitas fisik tetap memiliki risiko jika dilakukan tanpa persiapan yang baik.

    Salah satu kondisi yang sering dibahas adalah kolaps saat berolahraga, yang dapat terjadi pada siapa saja. Meskipun tidak selalu berbahaya, kondisi ini menunjukkan tubuh memiliki batas yang perlu dipahami.

    Kolaps akibat olahraga atau exercise associated collapse (EAC) adalah kondisi ketika seseorang tidak mampu berdiri atau berjalan sendiri selama atau setelah melakukan aktivitas fisik berat.

    Dahulu, kondisi ini dikenal sebagai heat syncope. EAC umumnya terjadi akibat penurunan tekanan darah sementara yang berkaitan dengan mekanisme tubuh dalam menstabilkan aliran darah. Dehidrasi, pelebaran pembuluh darah, dan berkurangnya gaya dorong darah juga dapat memperburuk kondisi ini.

    Meskipun sering tampak serius, EAC berbeda dari kondisi berat seperti henti jantung mendadak atau heat stroke. Dalam banyak kasus, EAC tidak mengancam nyawa, tetapi tetap memerlukan penanganan cepat.

    Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara hindari kolaps saat olahraga agar latihan tetap aman dan manfaatnya tetap optimal seperti berikut ini yang dikutip dari John Hopkins Medicine, Selasa (9/12/2025).

    Cara Hindari Kolaps Saat Olahraga

    1. Pemanasan secara cukup

    Pemanasan selama sekitar 10 menit sangat dianjurkan untuk mempersiapkan tubuh. Peregangan ringan atau lari kecil bisa membantu meningkatkan suhu tubuh, melancarkan aliran darah ke otot, dan menurunkan risiko cedera.

    Meski sederhana, tahapan ini sering diabaikan padahal menjadi faktor penentu kesiapan tubuh sebelum masuk ke sesi latihan inti.

    2. Perhatikan sinyal tubuh sejak pemanasan

    Saat pemanasan, tubuh memberikan sinyal apakah Anda dalam kondisi prima. Tanda seperti pusing, mual, atau napas terasa berat dapat menunjukkan tubuh belum siap untuk aktivitas fisik.

    Tanda-tanda tersebut harus diperhatikan agar olahraga tidak memicu kondisi yang lebih serius. Jika gejala muncul, latihan sebaiknya ditunda.

    3. Jaga kebutuhan cairan tubuh

    Hidrasi memiliki peran besar dalam menjaga performa dan mencegah dehidrasi. Untuk olahraga di bawah satu jam, konsumsi air putih sudah cukup.

    Jika durasi latihan lebih lama, minuman isotonik dapat membantu menjaga keseimbangan elektrolit agar tubuh tidak cepat lelah.

    4. Gunakan pakaian yang nyaman dan menyerap keringat

    Kenyamanan selama latihan dipengaruhi oleh pakaian yang dipakai. Pilih bahan yang ringan dan mudah menyerap keringat agar suhu tubuh tetap stabil.

    Jika panas tubuh terperangkap, risiko overheating meningkat. Selain pakaian, sepatu yang sesuai juga penting untuk mencegah cedera.

    5. Pastikan tubuh tidak sedang sakit

    Olahraga saat sakit dapat memperburuk kondisi tubuh. Ketika sakit, tubuh membutuhkan istirahat, bukan aktivitas fisik tambahan. Memaksakan diri justru membuat risiko komplikasi meningkat.

    6. Istirahat yang cukup sebelum berlatih

    Tidur dan istirahat yang memadai menjadi bagian penting dari persiapan aktivitas fisik. Kurang tidur dapat meningkatkan risiko cedera dan membuat performa menurun. Jangan memaksakan diri berolahraga intens jika tubuh masih terasa lelah.

    7. Sesuaikan jenis olahraga dengan kondisi tubuh

    Aktivitas fisik harus disesuaikan dengan kondisi tubuh. Jika sedang sibuk atau kurang tidur, latihan berat dapat diganti dengan aktivitas ringan. Berjalan cepat, bersepeda, atau lompat tali selama total 150 menit per minggu sudah cukup untuk menjaga kesehatan jantung.

    Faktor Risiko Kolaps Saat Olahraga

    EAC paling sering dialami dalam olahraga ketahanan, seperti maraton, ultramaraton, dan triatlon. Aktivitas berat lain seperti latihan militer juga dapat memicu kondisi ini. Beberapa faktor yang meningkatkan risiko meliputi:

    Riwayat pernah kolaps saat berolahraga.Dehidrasi.Berlatih dalam cuaca panas dan lembap.Kurang asupan kalori.Memiliki penyakit kronis tertentu.Konsumsi alkohol sebelum olahraga.

    Sedangkan usia, jenis kelamin, atau etnis tidak terbukti meningkatkan risiko EAC.

    Tanda Kolaps Saat Olahraga

    EAC biasanya terjadi ketika seseorang tiba-tiba menghentikan aktivitas berat, terutama olahraga luar ruangan seperti maraton atau pendakian. Kondisi ini dapat tampak mirip dengan berbagai masalah medis lain seperti henti jantung, heat stroke, atau kadar natrium rendah.

    Beberapa gejala yang sering muncul meliputi pusing atau sensasi melayang, lemas menyeluruh, bingung atau gangguan kesadaran, serta pingsan sesaat setelah berhenti berolahraga.

    Penanganan Awal jika Terjadi KolapsStabilisasi tekanan darah

    Langkah awal yang dilakukan tenaga medis adalah menormalkan tekanan darah dengan meminimalkan gejala awal.

    Jika suhu tubuh tidak berbahaya, pasien dibaringkan dengan posisi kaki lebih tinggi dari jantung untuk meningkatkan aliran darah ke otak.

    Setelah gejala mereda, pasien dibantu untuk bergerak perlahan agar tubuh beradaptasi dengan perubahan posisi.

    Berikan cairan secara bertahap

    Cairan diberikan hanya jika tidak ada tanda cedera panas atau kondisi medis lain yang memerlukan penanganan khusus.

    Pemantauan gejala tambahan

    Tenaga medis harus mengamati tanda cedera panas maupun EAH karena kedua kondisi ini memerlukan protokol berbeda.

    Evaluasi jika tidak ada perbaikan

    Jika gejala tidak membaik dalam lima menit, penyebab lain harus dipertimbangkan.

    Jalur infus dan pemeriksaan cepat

    Pemasangan infus dapat dilakukan untuk membantu stabilisasi. Pemeriksaan elektrolit dan gula darah penting untuk mendeteksi ketidakseimbangan.

    Rujukan ke fasilitas lanjutan

    Jika kondisi tidak membaik atau muncul tanda bahaya, pasien harus dirujuk ke fasilitas kesehatan dengan penanganan lebih lengkap.

    Memahami cara hindari kolaps saat olahraga bukan hanya soal meningkatkan performa, tetapi juga menjaga keselamatan tubuh setiap kali beraktivitas fisik. Setiap orang perlu mengenali batas tubuh, mempersiapkan diri dengan baik, serta memastikan kondisi fisik benar-benar siap sebelum berlatih.

  • Jadi ‘Pembunuh Senyap, Kenali Tanda Ginjal Rusak yang Kerap Diabaikan

    Jadi ‘Pembunuh Senyap, Kenali Tanda Ginjal Rusak yang Kerap Diabaikan

    Jakarta

    Masalah ginjal jarang datang tiba-tiba. Pada banyak kasus, kerusakan ginjal berkembang perlahan tanpa gejala khas di tahap awal.

    Padahal, ginjal memiliki peran vital untuk menyaring limbah, menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, mengatur tekanan darah, hingga membantu memproduksi sel darah merah. Jika berubah menjadi penyakit ginjal kronis, kondisi ini bisa dicegah progresinya bila dikenali lebih awal.

    Tak sedikit orang baru menyadari adanya gangguan saat fungsi ginjal menurun signifikan. Dikutip dari Times of India, berikut lima tanda peringatan dini saat ginjal bermasalah:

    1. Kelelahan yang Terus-menerus

    Penumpukan racun dalam darah akibat gangguan ginjal bisa membuat tubuh cepat lelah. Produksi hormon eritropoietin yang menurun juga dapat memicu anemia, sehingga orang tersebut merasa lemas, sulit fokus, dan mudah sesak saat menjalani aktivitas ringan.

    2. Perubahan Kebiasaan Buang Air Kecil

    Frekuensi buang air kecil yang meningkat, terutama di malam hari (nokturia), urine berbusa, warna sangat pekat, hingga muncul darah dalam urine bisa menjadi tanda awal kerusakan ginjal. Sayangnya keluhan ini sering dianggap sepele.

    3. Pembengkakan pada Kaki dan Wajah

    Ketika cairan ginjal tidak mampu membuang kelebihan natrium dan cairan, tubuh akan menahan cairan. Akibatnya, muncul pembengkakan di kaki, pergelangan kaki, atau sekitar mata.

    4. Gatal Persisten dan Kulit Kering

    Penumpukan zat sisa metabolisme serta ketidakseimbangan mineral, seperti kalsium dan fosfor, dapat memicu rasa gatal berkepanjangan tanpa sebab alergi yang jelas.

    5. Mual, Nafsu Makan Menurun, dan Rasa Logam di Mulut

    Akumulasi racun uremik dapat menimbulkan bau mulut khas, rasa logam, mual, hingga hilang nafsu makan. Gejala ini kerap disalahartikan sebagai gangguan pencernaan biasa.

    Stres Bisa Membebani Ginjal

    Stres kronis tidak hanya mengganggu mental, tetapi juga berdampak pada ginjal. Stres dapat meningkatkan tekanan darah dan gula darah, yang dalam jangka panjang bisa memperberat kerja ginjal.

    Praktik mindfulness, seperti meditasi, yoga, dan latihan pernapasan dinilai membantu menurunkan aktivitas saraf simpatik dan memperbaiki kualitas hidup pasien gangguan ginjal.

    Bagaimana Agar Ginjal Tetap Sehat?

    Pola hidup sederhana dapat berdampak besar pada kesehatan ginjal. Misalnya seperti:

    Mencukupi asupan cairan agar urine tetap bening atau kuning muda.Mengurangi konsumsi garam dan makanan olahan.Rutin berolahraga ringan, seperti jalan kaki, yoga, dan peregangan.Menjaga berat badan ideal.Tidur cukup 7-8 jam per malam.Menghindari rokok dan alkohol.

    Deteksi dini dan perubahan gaya hidup menjadi kunci. Terus dengarkan sinyal halus dari tubuh, karena ginjal sering memburuk perlahan saat sedang bermasalah.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/kna)

  • Cek Kelaikan Natal 2026: Dishub Kediri Tilang Bus, 11 Sopir Tensi Tinggi Terdeteksi

    Cek Kelaikan Natal 2026: Dishub Kediri Tilang Bus, 11 Sopir Tensi Tinggi Terdeteksi

    Kediri (beritajatim.com) – Pemerintah Kota Kediri melalui Dinas Perhubungan bersama berbagai pihak terkait melakukan ramp check angkutan umum secara masif pada Senin (8/12/2025), menjelang Hari Raya Natal dan libur Tahun Baru 2026. Upaya gabungan ini bertujuan krusial untuk memastikan seluruh armada angkutan umum benar-benar layak jalan serta memenuhi standar perizinan yang berlaku sebelum lonjakan penumpang tiba.

    Kegiatan yang berlokasi di Terminal Tipe A Tamanan Kota Kediri ini melibatkan kolaborasi lintas sektor yang kuat, termasuk UPT P3 Provinsi Jawa Timur, Badan Narkotika Nasional (BNN) Kediri, Satlantas Polres Kediri Kota, Dinas Kesehatan, Korsatpel Terminal Tamanan, Jasa Raharja, dan Subdenpom Kediri. Fokus utamanya adalah menciptakan keamanan dan keselamatan transportasi selama momen libur panjang Nataru.

    Arief Cholisudin, Kepala Dinas Perhubungan Kota Kediri, mengemukakan bahwa pemeriksaan terbagi menjadi dua aspek utama, yakni fisik kendaraan dan kesehatan pengemudi. Bagian kendaraan yang diperiksa oleh petugas meliputi rem, lampu sein, wiper, lampu, perangkat keselamatan, ban, dan administrasi. Sementara itu, dari segi kesehatan pengemudi dan kru angkutan umum, petugas juga melakukan pemeriksaan intensif, seperti: tekanan darah, asam urat, kolesterol, dan uji kandungan Napza.

    “Upaya ini kami lakukan sebagai upaya dalam memastikan angkutan orang bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) siap untuk beroperasi khususnya menyambut Nataru,” ucap Arief Cholisudin.

    Ia menambahkan bahwa poin yang paling penting adalah meningkatkan keselamatan baik pengendara maupun penumpang. Harapannya, penumpang bisa selamat sampai tujuan untuk bersuka cita bersama keluarga. Pesan keselamatan ini sangat penting bagi Gen Z dan milenial yang sering memanfaatkan bus antarkota untuk mobilitas liburan.

    Hasil dari kegiatan yang dimulai pukul 09.00 WIB menunjukkan adanya temuan signifikan. Dari total tiga belas bus AKAP maupun AKDP yang diperiksa, terdapat satu armada yang ditindak tilang karena ditemukan pelanggaran berupa buku uji yang sudah mati.

    Lebih lanjut, dari tes kesehatan yang dilakukan terhadap 21 supir dan kru, ditemukan 11 orang mengalami tensi tinggi. Selain itu, 3 orang terdeteksi memiliki kolesterol tinggi, dan 3 orang menunjukkan gula darah tinggi, serta 1 orang memiliki masalah mata minus. Seluruh supir dan kru yang diperiksa diketahui negatif Napza.

    Cholis berharap, melalui kegiatan ini, para pemilik armada dapat mempersiapkan angkutan dalam kondisi prima sehingga keselamatan penumpang dan pengguna jalan lainnya menjadi prioritas utama. Kondisi kesehatan prima kru dan teknis kendaraan yang andal adalah syarat mutlak.

    Sementara itu, Iptu Murnianto, Kepala Urusan Pembinaan Operasi (KBO) Satlantas Polres Kediri Kota, sebelum dimulainya ramp check sempat memberikan arahan tegas kepada Tim Gabungan. Ia menyampaikan agar pengecekan dilakukan secara sungguh-sungguh dan sesuai kelayakan, menegaskan agar kendaraan yang tidak lolos uji kelaikan tidak boleh beroperasi.

    Dirinya juga menegaskan agar temuan di lapangan menjadi perhatian bersama dan segera ditindaklanjuti. Iptu Murnianto juga berharap pengemudi bus tidak melakukan pelanggaran lalu lintas di Kota Kediri, demi menjaga ketertiban dan keselamatan bersama. [nm/kun]

  • Kemenkes Kaji Terapi GLP-1 untuk Obesitas Susul Panduan Resmi WHO

    Kemenkes Kaji Terapi GLP-1 untuk Obesitas Susul Panduan Resmi WHO

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bakal mengkaji penggunaan dan pembiayaan terapi Glucagon-Like Peptide-1 (GLP-1) untuk penanganan obesitas di Indonesia. Langkah ini diambil menyusul terbitnya rekomendasi terbaru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terkait pengobatan tersebut.

    Direktur Penyakit Tidak Menular Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan obesitas kini masuk dalam lima besar temuan masalah kesehatan terbanyak berdasarkan program cek kesehatan gratis (CKG). Kondisi ini banyak ditemukan pada kelompok dewasa hingga lanjut usia.

    “Pemerintah sedang memperbarui Pedoman Nasional Praktek Klinis (PNPK) untuk obesitas, termasuk tata laksana pengobatannya. Selama ini obat diberikan pada pasien obesitas yang sudah memiliki gejala penyakit lain, seperti gangguan jantung atau sulit bergerak,” beber Nadia dalam keterangan tertulis, diterima detikcom Minggu (7/12/2025).

    Terkait kemungkinan memasukkan terapi GLP-1 sebagai layanan yang ditanggung BPJS Kesehatan, Nadia menegaskan keputusan tersebut membutuhkan proses penilaian Health Technology Assessment (HTA). Selain itu, pemerintah perlu memastikan ketersediaan obat GLP-1 di Indonesia.

    Ia menambahkan, Kemenkes juga akan melibatkan pakar untuk mendapatkan masukan terkait penggunaan obat-obatan bagi penderita obesitas.

    GLP-1 sendiri merupakan hormon yang berperan dalam mengatur metabolisme. Adapun GLP-1 Receptor Agonist adalah kelompok obat yang umum digunakan untuk menurunkan kadar gula darah, membantu penurunan berat badan, menurunkan risiko komplikasi jantung dan ginjal, serta menurunkan risiko kematian dini pada pasien diabetes tipe 2.

    Sebelumnya diberitakan, WHO menerbitkan pedoman penggunaan terapi GLP-1 untuk menangani obesitas. Dokumen itu disusun sebagai respons atas meningkatnya permintaan dari berbagai negara yang menghadapi tantangan obesitas.

    Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pedoman tersebut menekankan pentingnya akses terhadap terapi GLP-1 dan perlunya sistem kesehatan mempersiapkan fasilitas pendukungnya.

    “Obesitas berdampak pada semua negara dan dikaitkan dengan 3,7 juta kematian di seluruh dunia pada 2024. Tanpa tindakan tegas, jumlah orang dengan obesitas diperkirakan meningkat dua kali lipat pada 2030,” ujar Tedros dalam laman resmi WHO.

    Ia menilai obesitas menjadi awal munculnya berbagai penyakit tidak menular seperti penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, kanker, hingga memperburuk penyakit infeksi.

    Pedoman tersebut juga menegaskan obesitas merupakan penyakit kronis yang membutuhkan penanganan komprehensif dan berkelanjutan. Tedros menekankan penggunaan obat saja tidak cukup untuk menyelesaikan krisis obesitas global.

    “Terapi GLP-1 bisa membantu jutaan orang mengatasi obesitas dan mengurangi risikonya. Namun terapi ini tetap harus disertai pendekatan lain,” ujarnya.

    Dalam pedoman tersebut, WHO memberikan dua rekomendasi utama yang bersifat kondisional:

    Terapi GLP-1 dapat digunakan untuk pengobatan obesitas jangka panjang pada orang dewasa, kecuali ibu hamil.

    Rekomendasi ini bersifat kondisional karena keterbatasan data mengenai efektivitas dan keamanan jangka panjang, biaya yang tinggi, serta kesiapan sistem kesehatan.

    Perubahan pola hidup intensif, seperti konsumsi makanan sehat dan peningkatan aktivitas fisik, wajib menjadi bagian dari terapi GLP-1.

    “Obesitas bukan hanya masalah individu, tetapi tantangan masyarakat yang memerlukan aksi multisektor,” kata Tedros.

    Kemenkes memastikan kajian penggunaan GLP-1 di Indonesia akan mempertimbangkan seluruh aspek tersebut, mulai dari efektivitas, keamanan, hingga kesiapan sistem pembiayaan kesehatan nasional.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: WHO Keluarkan Pedoman Baru Syarat Terapi GLP-1 untuk Obesitas”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/kna)

  • Ternyata 6 Buah Ini Bisa Bikin Ginjal Lebih Sehat

    Ternyata 6 Buah Ini Bisa Bikin Ginjal Lebih Sehat

    Jakarta

    Ginjal bekerja tanpa henti menyaring limbah, menyeimbangkan cairan, dan menjaga kadar nutrisi penting dalam tubuh. Asupan makanan, terutama buah-buahan, mengandung kombinasi vitamin, mineral, antioksidan, dan serat yang ampuh berperan besar dalam melindungi fungsi organ vital ini.

    “Sebuah studi mengamati data lebih dari 98 ribu peserta dan menemukan bahwa makan lebih banyak buah dikaitkan dengan risiko 6 hingga 8 persen lebih rendah terkena penyakit ginjal,” beber ahli diet, Jen Hernandez, RD, dikutip dari Eating Well.

    Namun, tidak semua buah memberi manfaat yang sama. Berikut enam buah yang dinilai paling baik untuk kesehatan ginjal menurut ahli:

    1. Anggur Merah

    Anggur merah kaya senyawa resveratrol, antioksidan yang membantu melindungi sel ginjal dari kerusakan dan peradangan. Kandungan kaliumnya juga relatif lebih rendah dibanding buah lain, sehingga lebih ramah bagi ginjal.

    2. Apel

    Apel mengandung serat larut dan senyawa antiinflamasi yang membantu menurunkan kolesterol, serta kadar gula darah. Manfaat ini penting karena diabetes dan tekanan darah tinggi, yang merupakan penyebab utama gangguan ginjal.

    3. Blueberry

    Buah beri ini kaya antosianin dan vitamin C yang bekerja sebagai antioksidan kuat. Konsumsi buah-buahan kaya flavonoid seperti blueberry diketahui dapat menurunkan risiko penyakit ginjal kronis secara signifikan.

    4. Lemon

    Lemon membantu mencegah pembentukan batu ginjal berkat kandungan sitratnya. Selain itu, menambahkan perasan lemon ke dalam air dapat meningkatkan asupan cairan, yang penting untuk fungsi ginjal optimal.

    5. Nanas

    Nanas kaya vitamin C, mangan, dan senyawa antiinflamasi, termasuk enzim bromelain. Buah ini juga memiliki kadar kalium yang lebih rendah, sehingga lebih aman bagi individu yang perlu membatasi asupan kalium.

    6. Raspberry

    Raspberry merupakan salah satu buah dengan kandungan serat tertinggi. Serat ini membantu menjaga kestabilan gula darah, faktor penting dalam melindungi ginjal, terutama pada orang dengan diabetes.

    Para ahli menekankan konsumsi buah-buahan secara rutin, disertai pola makan seimbang dan hidrasi yang cukup. Hal ini dapat membantu menjaga ginjal tetap sehat dalam jangka panjang.

    (sao/naf)

  • Ternyata 6 Buah Ini Bisa Bikin Ginjal Lebih Sehat

    Ternyata 6 Buah Ini Bisa Bikin Ginjal Lebih Sehat

    Jakarta

    Ginjal bekerja tanpa henti menyaring limbah, menyeimbangkan cairan, dan menjaga kadar nutrisi penting dalam tubuh. Asupan makanan, terutama buah-buahan, mengandung kombinasi vitamin, mineral, antioksidan, dan serat yang ampuh berperan besar dalam melindungi fungsi organ vital ini.

    “Sebuah studi mengamati data lebih dari 98 ribu peserta dan menemukan bahwa makan lebih banyak buah dikaitkan dengan risiko 6 hingga 8 persen lebih rendah terkena penyakit ginjal,” beber ahli diet, Jen Hernandez, RD, dikutip dari Eating Well.

    Namun, tidak semua buah memberi manfaat yang sama. Berikut enam buah yang dinilai paling baik untuk kesehatan ginjal menurut ahli:

    1. Anggur Merah

    Anggur merah kaya senyawa resveratrol, antioksidan yang membantu melindungi sel ginjal dari kerusakan dan peradangan. Kandungan kaliumnya juga relatif lebih rendah dibanding buah lain, sehingga lebih ramah bagi ginjal.

    2. Apel

    Apel mengandung serat larut dan senyawa antiinflamasi yang membantu menurunkan kolesterol, serta kadar gula darah. Manfaat ini penting karena diabetes dan tekanan darah tinggi, yang merupakan penyebab utama gangguan ginjal.

    3. Blueberry

    Buah beri ini kaya antosianin dan vitamin C yang bekerja sebagai antioksidan kuat. Konsumsi buah-buahan kaya flavonoid seperti blueberry diketahui dapat menurunkan risiko penyakit ginjal kronis secara signifikan.

    4. Lemon

    Lemon membantu mencegah pembentukan batu ginjal berkat kandungan sitratnya. Selain itu, menambahkan perasan lemon ke dalam air dapat meningkatkan asupan cairan, yang penting untuk fungsi ginjal optimal.

    5. Nanas

    Nanas kaya vitamin C, mangan, dan senyawa antiinflamasi, termasuk enzim bromelain. Buah ini juga memiliki kadar kalium yang lebih rendah, sehingga lebih aman bagi individu yang perlu membatasi asupan kalium.

    6. Raspberry

    Raspberry merupakan salah satu buah dengan kandungan serat tertinggi. Serat ini membantu menjaga kestabilan gula darah, faktor penting dalam melindungi ginjal, terutama pada orang dengan diabetes.

    Para ahli menekankan konsumsi buah-buahan secara rutin, disertai pola makan seimbang dan hidrasi yang cukup. Hal ini dapat membantu menjaga ginjal tetap sehat dalam jangka panjang.

    (sao/naf)

  • FDA Wanti-wanti Risiko Salah Baca Alat Monitor Gula Darah, 7 Pasien Diabetes Meninggal

    FDA Wanti-wanti Risiko Salah Baca Alat Monitor Gula Darah, 7 Pasien Diabetes Meninggal

    Jakarta

    Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengeluarkan peringatan keras terkait kesalahan pembacaan pada alat monitor gula darah produksi Abbott Diabetes Care. Kesalahan ini dikaitkan dengan sedikitnya tujuh kematian dan lebih dari 700 cedera serius di berbagai negara.

    Dalam laporannya, FDA menyebut perangkat yang terdampak mencakup FreeStyle Libre 3 dan FreeStyle Libre 3 Plus, sementara produk Libre lainnya tidak termasuk dalam daftar masalah. Abbott memperkirakan sekitar 3 juta sensor yang beredar berpotensi menunjukkan angka gula darah yang tidak akurat.

    Pembacaan kadar gula darah yang salah dapat memicu keputusan terapi yang keliru. FDA menyebut, jika kesalahan pembacaan rendah tidak terdeteksi dalam waktu lama, pasien bisa:

    mengonsumsi karbohidrat berlebihan,

    melewatkan atau menunda dosis insulin,

    atau melakukan penyesuaian terapi yang tidak sesuai.

    “Keputusan-keputusan ini dapat menimbulkan risiko serius, termasuk cedera, komplikasi kesehatan, bahkan kematian,” tulis FDA dalam peringatannya.

    FDA mengklasifikasikan masalah ini sebagai isu berisiko tinggi dan berjanji akan memperbarui informasi di situs resminya seiring perkembangan investigasi.

    Pasien diminta memeriksa apakah perangkat mereka termasuk kategori terdampak melalui situs FreeStyleCheck.com. Sensor yang bermasalah harus segera dihentikan penggunaannya dan dibuang, sementara Abbott menyediakan penggantian sensor secara gratis.

    Di Amerika Serikat, Abbott mencatat sekitar 60 cedera serius terkait kesalahan pembacaan pada perangkat tersebut, namun tidak ada laporan kematian.

    Abbott memastikan masalah produksi yang menyebabkan kesalahan pembacaan telah diselesaikan. Perusahaan juga menyatakan pasokan alat tidak akan terganggu, baik untuk penggantian maupun pemesanan baru.

    (naf/naf)

  • Daihatsu Kumpul Sahabat Malang Diserbu Pengunjung dari Komunitas hingga Pecinta UMKM

    Daihatsu Kumpul Sahabat Malang Diserbu Pengunjung dari Komunitas hingga Pecinta UMKM

    Jakarta

    Daihatsu kembali menyapa masyarakat Jawa Timur melalui gelaran Kumpul Sahabat di Lapangan Rampal Malang pada Minggu (7/12/25) ini.

    Acara ini menghadirkan aktivitas komunitas, UMKM lokal, hingga hiburan musik dalam satu rangkaian yang cukup padat.

    Antusias pengunjung yang menikmati aktivtas zumba di Daihatsu Kumpul Sahabat Malang Foto: dok. Astra Daihatsu Motor

    Budi Mahendra selaku Domestic Marketing Division Head PT Astra Daihatsu Motor menyebut Kumpul Sahabat Malang digelar untuk mempererat hubungan dengan pelanggan setia sekaligus memberi ruang bagi masyarakat menikmati kegiatan komunitas yang inklusif.

    “Kami ingin menghadirkan pengalaman yang membawa kebahagiaan bagi masyarakat Malang dan sekitarnya sejalan dengan tema ‘Bahagia Sejak Pertama Karena Kamu Ada’ yang menegaskan bahwa setiap momen bahagia tercipta karena kehadiran para Sahabat Daihatsu mulai dari Sahabat komunitas, pelaku UMKM lokal, Sahabat Setia, hingga seluruh masyarakat Malang,” ujar Budi Mahendra.

    Malang dipilih karena memiliki ekosistem ekonomi kreatif yang berkembang pesat. Kota ini juga berada di tiga besar pasar otomotif terbesar Jawa Timur sehingga menjadi barometer mobilitas masyarakat.

    Melalui acara ini Daihatsu ingin mendorong UMKM lokal berkembang sembari memperkuat jejaring komunitas otomotif yang aktif di wilayah tersebut.

    Pameran Modifikasi Mobil Daihatsu oleh Komunitas juga meramaikan Daihatsu Kumpul Sahabat Malang Foto: dok. Astra Daihatsu Motor

    Rangkaian acara dibuka dengan sesi Zumba yang diikuti warga Malang dan sekitarnya. Daihatsu juga menghadirkan layanan cek kesehatan gratis yang meliputi pemeriksaan mata, gula darah, dan kolesterol.

    Layanan ini menjadi bagian dari program CSR Sehat Bersama Daihatsu yang diarahkan untuk mendorong gaya hidup sehat.

    Kegiatan komunitas turut mewarnai acara dari rolling thunder komunitas roda dua hingga pameran modifikasi mobil Daihatsu.

    Di area UMKM, pengunjung dapat menikmati berbagai pilihan kuliner lokal sekaligus berinteraksi dengan pelaku usaha kreatif. Beragam lomba interaktif serta doorprize dengan total hadiah puluhan juta rupiah ikut meramaikan suasana.

    Komunitas otomotif menjadi salah satu penopang utama acara. Puluhan komunitas mobil hadir mulai dari ZEC, T-ID, DXIC, TERUCI, MAXXIO, C2W, SICI, hingga komunitas Ayla dan Rocky. Kehadiran komunitas roda dua seperti CRF, Vespa, Aerox, dan PCX ikut memperluas keramaian di area acara.

    Daihatsu memberikan apresiasi kepada Sahabat Daihatsu asal Malang, yang telah setia menggunakan Daihatsu Terios selama 14 tahun melalui Program Bahagia Sejak Pertama Foto: dok. Astra Daihatsu Motor

    Daihatsu juga memberikan apresiasi kepada Daniel Supit, pengguna Terios asal Malang yang telah mengendarai mobilnya selama 14 tahun dengan jarak tempuh 392.450 kilometer.

    Daniel mengisahkan bahwa mobilnya tidak hanya menjadi alat transportasi tetapi juga bagian dari rutinitas dan momen keluarga.

    Keseruan berlanjut melalui talkshow otomotif dan penampilan musik lokal. Panggung acara kemudian ditutup oleh D’Masiv yang membawakan lagu Bahagia Sejak Pertama sebagai hasil kolaborasi bersama Daihatsu dan NMAA.

    Pada kesempatan yang sama Daihatsu juga menyerahkan unit Gran Max City Pop yang telah dimodifikasi kepada D’Masiv untuk mendukung perjalanan tur dan aktivitas kreatif mereka.

    Acara Kumpul Sahabat Malang mencerminkan kombinasi antara komunitas otomotif, ekonomi kreatif, dan konsumen loyal dalam satu momentum kebersamaan yang dirancang untuk memperkuat ekosistem pengguna Daihatsu di Jawa Timur.

    (mhg/rgr)

  • Makanan Favorit Warga ‘Blue Zones’, Rahasia di Balik Panjang Umur Sampai 100 Tahun

    Makanan Favorit Warga ‘Blue Zones’, Rahasia di Balik Panjang Umur Sampai 100 Tahun

    Jakarta

    Makanan yang dikonsumsi sehari-hari sejak lama diyakini berpengaruh besar terhadap kesehatan seseorang. Gagasan itu bahkan diungkapkan Jean Anthelme Brillat-Savarin, ahli kuliner asal Prancis, pada 1826 lewat kalimat terkenalnya ‘kamu adalah apa yang kamu makan’.

    Kini, sejumlah penelitian modern menegaskan bahwa pola makan tak hanya menentukan kesehatan, tetapi juga usia harapan hidup.

    Salah satu tokoh yang mendalami kaitan tersebut adalah Dan Buettner, peneliti National Geographic dan penulis buku laris tentang Blue Zone, wilayah di dunia yang penduduknya dikenal berumur panjang dan hidup sehat. Selama dua dekade, Buettner mempelajari pola hidup masyarakat di wilayah tersebut, mulai dari Okinawa (Jepang), Sardinia (Italia), hingga Nicoya (Kosta Rika).

    Salah satu kesimpulannya: pola makan nabati berbasis bahan segar adalah kunci umur panjang.

    “Ini makanan sederhana, makanan rakyat biasa, tapi rasanya luar biasa lezat,” kata Buettner dalam podcast Chasing Life bersama Dr. Sanjay Gupta dari CNN.

    Jelang momen liburan natal dan tahun baru, Buettner merekomendasikan tiga bahan pangan utama kacang-kacangan, jagung, dan labu.

    Ketiga bahan ini juga menjadi makanan pokok di beberapa Blue Zones, seperti Nicoya (Kosta Rika) dan Ikaria (Yunani).

    “Membangun menu dari tiga bahan ini saja, berarti sudah makan seperti para centenarian, orang yang berusia 100 tahun,” ujarnya.

    Meja makan penduduk Blue Zones juga selalu penuh dengan sayuran hijau seperti mustard greens, collard greens, arugula liar, hingga daun fennel. Jenis sayuran bisa disesuaikan dengan ketersediaan pangan di masing-masing negara.

    Selain sayuran, Buettner merekomendasikan mengganti bahan pangan berbasis tepung putih (refined grains) dengan gandum utuh atau whole grains.

    Menurut dia, terlalu banyak menu berbasis tepung putih saat liburan, seperti roti putih, stuffing dari roti olahan, atau nasi putih, dapat meningkatkan lonjakan gula darah dan membuat tubuh cepat lapar kembali.

    “Alih-alih roti putih atau stuffing dari tepung olahan, coba pilih sourdough dari gandum utuh, barley, atau wild rice,” kata Buettner.

    Pilihan biji-bijian ini kaya serat, membantu menjaga kestabilan gula darah, serta membuat kenyang lebih lama dengan kalori lebih rendah.

    Bahan-bahan tersebut juga umum ditemukan dalam pola makan masyarakat Blue Zones, terutama di Sardinia dan Ikaria, yang dikenal rutin mengonsumsi biji-bijian kuno seperti farro, barley, hingga gandum jenis kuno lainnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Studi BRIN Sebut Pola Makan Anak Indonesia Jauh dari Gizi Seimbang”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/naf)

  • 5 Kebiasaan Makan Siang Warga Jepang yang Bikin Tubuh Sehat, Mau Coba?

    5 Kebiasaan Makan Siang Warga Jepang yang Bikin Tubuh Sehat, Mau Coba?

    Jakarta

    Makan siang di Jepang mungkin terlihat sederhana, tetapi di baliknya ada sejumlah kebiasaan kecil yang berpengaruh besar pada kesehatan jangka panjang. Rutinitas ini mudah ditiru, tidak membutuhkan peralatan khusus, dan cocok untuk kehidupan yang sibuk.

    Kebiasaan tersebut tumbuh dari budaya makan yang terlihat di kantor, sekolah, hingga rumah, dan ikut memengaruhi cara tubuh mengelola energi, stres, serta pencernaan. Dikutip dari Times of India, berikut penjelasannya.

    1. Porsi kecil, kesadaran lebih besar

    Banyak menu makan siang di Jepang menggunakan mangkuk kecil atau kotak bento bersekat. Ukurannya membantu mengontrol porsi tanpa terasa membatasi. Setiap pilihan makanan jadi lebih diperhatikan sehingga kecenderungan makan berlebihan berkurang. Cara ini membantu menjaga kenyamanan lambung, membuat energi lebih stabil sepanjang hari, dan mencegah rasa ‘kantuk berat’ setelah makan siang terlalu besar.

    2. Fokus pada warna, bukan kalori

    Pola makan Jepang sering menghadirkan lima atau lebih warna dalam satu piring. Aturan visual sederhana ini otomatis menghadirkan sayuran, rumput laut, makanan fermentasi, biji-bijian, dan protein tanpa lemak. Variasi ini mendukung kesehatan usus dan memberikan asupan nutrisi yang lebih seimbang, sekaligus membuat makan siang terasa lengkap tanpa harus bergantung pada saus berat atau gorengan.

    3. Makanan hangat untuk pencernaan yang lebih nyaman

    Miso sup hangat, nasi kukus, dan sayuran yang dimasak ringan menjadi pilihan umum saat makan siang. Makanan hangat membantu merilekskan saluran cerna dan mengurangi kembung, terutama saat bekerja. Banyak pekerja kantoran juga memilih teh hangat setelah makan dibandingkan minuman dingin. Kebiasaan ini membantu tubuh tetap segar dan mencegah rasa penuh yang tidak nyaman.

    4. Makan dalam suasana tenang

    Waktu makan siang di Jepang umumnya berlangsung dalam suasana yang tenang. Ponsel disingkirkan, percakapan tidak terlalu ramai, dan orang makan dengan tempo lebih pelan. Ritme ini mengaktifkan mode ‘rest and digest’, membuat pencernaan bekerja lebih optimal, penyerapan nutrisi meningkat, dan pikiran terasa lebih jernih. Bahkan beberapa menit makan dengan tenang bisa menurunkan stres lebih baik dibandingkan makan sambil scrolling.

    5. Jalan kaki setelah selesai makan

    Kebiasaan berjalan kaki singkat setelah makan sangat umum, baik di kantor, sekolah, maupun di sekitar stasiun. Penelitian menunjukkan berjalan 10-15 menit setelah makan membantu mengontrol gula darah dan memperbaiki sirkulasi. Karena banyak warga Jepang memang mengandalkan jalan kaki sebagai bagian dari rutinitas harian, kebiasaan ini terbentuk secara alami. Langkah kecil ini dapat membantu mencegah rasa lemas dan kantuk di sore hari.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/suc)