Produk: gula darah

  • 15 Persen ASN Jakarta Berpotensi Alami Gangguan Mental
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        20 Juli 2025

    15 Persen ASN Jakarta Berpotensi Alami Gangguan Mental Megapolitan 20 Juli 2025

    15 Persen ASN Jakarta Berpotensi Alami Gangguan Mental
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kepala Dinas Kesehatan DKI
    Jakarta
    , Ani Ruspitawati mengatakan, sebanyak 15,03 persen Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemprov DKI Jakarta berpotensi mengalami permasalahan mental, salah satunya gejala emosional ringan.
    Selain itu,
    ASN Jakarta
    juga mengalami gangguan tidur.
    “Meski belum merupakan diagnosis medis, hasil ini menjadi sinyal penting perlunya konsultasi lebih lanjut dengan tenaga profesional,” kata Ani dilansir dari
    Antara
    , Minggu (20/7/2025).
    Hal ini diketahui dari hasil program skrining kesehatan pada 2024 yang diikuti oleh 9.936 ASN Jakarta. Para ASN Jakarta itu dilakukan pengukuran menggunakan alat SRQ-29 dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
    Selain kesehatan mental, aspek kesehatan fisik juga menjadi fokus pemeriksaan yang meliputi pengukuran indeks massa tubuh (IMT), tekanan darah, kebugaran jasmani, dan kadar gula darah sewaktu.
    Pemeriksaan kesehatan ini, merupakan bagian dari upaya untuk mendeteksi risiko kesehatan sejak dini agar intervensi bisa dilakukan secara cepat dan tepat.
    Adapun khusus untuk penanganan kesehatan mental, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta saat ini menyediakan layanan konsultasi daring JakCare sebagai bagian dari program prioritas Gubernur Pramono Anung dan Wakil Gubernur Rano Karno.
    Layanan ini menyediakan akses telekonsultasi yang gratis dan mudah dijangkau oleh ASN maupun masyarakat.
    Lalu, sebagai bentuk perluasan layanan promotif, program Cek Kesehatan Gratis (CKG) kini juga dibuka untuk masyarakat umum di sebanyak 44 puskesmas dan 23 puskesmas pembantu. Layanan puskesmas ini disiagakan untuk melayani pemeriksaan kesehatan dasar secara menyeluruh.
    “Seluruh warga Jakarta kami ajak untuk memanfaatkan layanan ini demi menjaga kesehatan diri dan keluarga. Kesehatan ASN dan masyarakat adalah kunci utama mewujudkan Jakarta yang lebih sehat, kuat, dan berdaya saing,” ujar Ani.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sering Tak Disadari, Begini Gejala Diabetes yang Muncul saat Bangun Tidur

    Sering Tak Disadari, Begini Gejala Diabetes yang Muncul saat Bangun Tidur

    Jakarta

    Kencing manis atau diabetes melitus, merupakan penyakit yang ditandai dengan tingginya kadar gula (glukosa) dalam darah. Ini terjadi akibat tubuh tidak dapat memproduksi cukup insulin (hormon yang membantu mengolah glukosa untuk dijadikan energi) atau tidak dapat menggunakan insulin secara efektif.

    Tak banyak yang sadar, pagi hari adalah salah satu waktu yang sering memunculkan gejala diabetes. Ini juga dikenal sebagai dawn phenomenon atau fenomena fajar.

    Apa Itu Fenomena Fajar?

    Dikutip dari Cleveland Clinic, fenomena fajar terjadi ketika hormon-hormon alami yang diproduksi tubuh pagi hari menyebabkan peningkatan kadar gula darah. Kondisi ini hanya dialami oleh orang dengan diabetes dan merupakan salah satu penyebab umum kadar gula darah tinggi (hiperglikemia) di pagi hari.

    Fenomena fajar cukup umum dialami oleh pasien diabetes. Studi menunjukkan lebih dari 50 persen pengidap diabetes tipe satu maupun dua mengalaminya.

    Sebagai informasi, diabetes melitus tipe satu terjadi karena tubuh sama sekali tidak memproduksi insulin akibat kerusakan autoimun pada sel pankreas. Sedangkan, diabetes tipe dua terjadi akibat tubuh tidak cukup merespons insulin (resistensi insulin) atau produksinya tidak mencukupi.

    Gejala Diabetes saat Bangun Tidur

    Tanda utama dari fenomena fajar adalah kadar gula darah yang tinggi di pagi hari. Kondisi ini biasanya akan diketahui melalui alat pengukur glucometer atau alat continuous glucose monitoring (CGM).

    Tergantung dari seberapa tinggi kadar gula darah, gejala yang mungkin muncul saat bangun tidur antara lain:

    1. Rasa Haus Berlebihan

    Rasa haus berlebih atau polidipsia terjadi karena ketika kadar glukosa darah meningkat, ginjal memproduksi lebih banyak urine untuk membuang kelebihan glukosa dari tubuh. Ketika tubuh kehilangan banyak cairan tubuh, maka otak memberi sinyal haus.

    2. Rasa Lapar Meningkat

    Pada orang dengan diabetes, glukosa tidak dapat masuk ke sel tubuh untuk dijadikan energi. Akibat glukosa tidak dijadikan energi, tubuh akhirnya mudah merasa lapar atau polifagia.

    Rasa lapar yang disebabkan polifagia biasanya tidak akan hilang begitu saja meski sudah makan.

    3. Sering Buang Air Kecil

    Secara umum, manusia buang air kecil sebanyak 1-2 liter sehari. Sedangkan orang dengan kondisi ini bisa buang air kecil sebanyak 3 liter setiap hari. Gejala ini biasanya juga muncul di pagi hari.

    Ketika glukosa darah terlalu tinggi, ginjal berusaha mengeluarkan kelebihan glukosa melalui buang air kecil. Ini yang membuat ginjal menyaring lebih banyak air untuk meningkatkan urine.

    4. Kebas dan Kesemutan

    Meskipun jarang, gejala kebas dan kesemutan di tangan dan kaki terkadang muncul pada pengidap diabetes. Peningkatan kadar gula darah dapat menyebabkan fungsi saraf terganggu sehingga muncul kebas.

    5. Penglihatan Kabur

    Kadar gula darah yang terlalu tinggi dapat menarik cairan dari jaringan tubuh, termasuk jaringan lensa mata. Kadar gula darah yang tinggi juga dapat merusak pembuluh darah di retina.

    Akibatnya, kemampuan untuk mengatur fokus terganggu dan pandangan menjadi kabur.

    (avk/kna)

  • Terlalu Banyak Konsumsi Madu Ternyata Ada Dampaknya, Ini 5 Efek Buruk bagi Kesehatan Tubuh

    Terlalu Banyak Konsumsi Madu Ternyata Ada Dampaknya, Ini 5 Efek Buruk bagi Kesehatan Tubuh

    JAKARTA – Madu adalah salah satu bahan alami yang sering digunakan, baik sebagai makanan maupun untuk perawatan tubuh. Madu dikenal baik untuk pencernaan, kulit, rambut, dan lainnya.

    Madu dianggap sebagai pemanis alami yang lebih sehat dibanding gula biasa. Rasanya  manis dan manfaatnya yang banyak, tak heran banyak orang menambahkan madu ke dalam oatmeal, susu, atau dessert.

    Beberapa manfaat mengonsumsi madu di antaranya meningkatkan daya tahan tubuh, membantu penyembuhan luka, mendukung sistem pencernaan, meredakan sakit tenggorokan, hingga baik untuk kulit.

    Menurut American Heart Association, batas konsumsi madu per hari adalah pria maksimal 9 sendok teh (sekitar 36 gram), dan wanita serta anak-anak maksimal 6 sendok teh (sekitar 24 gram).

    Meskipun madu alami dan sehat, tetap saja konsumsi berlebihan bisa menimbulkan masalah kesehatan. Berikut 5 efek buruk kebanyakan mengonsumsi madu, seperti dilansir dari laman Healthshots pada Sabtu, 19 Juli.

    Meningkatkan Gula Darah

    Madu mengandung gula dan karbohidrat dalam jumlah tinggi. Jika dikonsumsi berlebihan, kadar gula darah bisa naik drastis. Bagi penderita diabetes, hal ini bisa sangat berbahaya. Penelitian dalam Progress in Cardiovascular Diseases menyebutkan diet tinggi gula, termasuk madu bisa memicu resistensi insulin.

    Menurunkan Tekanan Darah Secara Berlebihan

    Meski madu bisa membantu menurunkan tekanan darah, konsumsi terlalu banyak justru bisa menyebabkan tekanan darah terlalu rendah (hipotensi), yang dalam jangka panjang bisa mengganggu fungsi jantung. Hal ini dibuktikan dalam studi di International Journal of Molecular Sciences.

    Masalah Pencernaan

    Kandungan fruktosa yang tinggi dalam madu bisa memicu masalah perut seperti sembelit, kembung, hingga diare. Madu termasuk dalam golongan makanan FODMAP (karbohidrat sulit diserap usus halus) yang sebaiknya dihindari penderita IBS (Irritable Bowel Syndrome), menurut International Journal of Preventive Medicine.

    Meningkatkan Berat Badan

    Satu sendok teh madu mengandung sekitar 64 kalori. Jika tidak dikontrol, konsumsi madu bisa menambah asupan kalori harian dan menyebabkan berat badan naik, terutama bagi Anda yang sedang diet.

    Masalah Gigi

    Madu memang alami, tapi tetap saja tinggi gula. Sekitar 82 persen dari kandungan madu adalah gula. Ini bisa menyebabkan kerusakan gigi jika dikonsumsi berlebihan. Sifatnya yang lengket, madu juga mudah menempel di gigi dan mempercepat pembentukan plak.

  • Awas! Diabetes Bisa Diam-diam Mengancam, Kenali Penyebab & Pemicunya

    Awas! Diabetes Bisa Diam-diam Mengancam, Kenali Penyebab & Pemicunya

    Jakarta

    Penyakit gula atau diabetes melitus adalah kondisi ketika kadar gula darah terlalu tinggi karena tubuh kekurangan atau tidak dapat menggunakan insulin (hormon pengatur gula darah). Gejalanya sering tidak disadari, sehingga pencegahan perlu dimulai dengan memahami penyebabnya dan mulai menyadari pentingnya deteksi dini untuk menghentikan perkembangan diabetes lebih awal.

    Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik dan Diabetes di Mayapada Hospital Kuningan dr. Roy Panusunan Sibarani, Sp.PD-KEMD, FES menjelaskan diabetes biasanya diawali dengan fase prediabetes.

    “Pada tahap ini, kadar gula darah sudah di atas normal tetapi belum dikatakan diabetes. Meski belum berbahaya, prediabetes adalah sinyal peringatan karena ada risiko berkembang menjadi diabetes tipe 2 dan harus dicegah,” katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (18/7/2025).

    Berdasarkan standar medis, seseorang dikatakan prediabetes jika hasil HbA1c (rata-rata gula darah 3 bulan terakhir) berada di antara 5,7% hingga 6,4%, atau gula darah puasa (GDP) berkisar 100-125 mg/dL. Sedangkan, seseorang dikategorikan diabetes bila HbA1c ≥ 6,5% atau gula darah puasa ≥ 126 mg/dL.

    “Gaya hidup sering jadi penyebab yang tak disadari, seperti pola makan tinggi gula, konsumsi nasi putih berlebihan, kurang aktivitas fisik, hingga obesitas yang erat kaitannya dengan risiko diabetes tipe 2. Selain itu, faktor stres kronis dan kurang tidur juga bisa mengganggu keseimbangan gula darah dan hormon yang memperparah risiko metabolik,” jelas dr. Roy.

    Ia juga menambahkan bahwa faktor genetik turut berperan. Jika orang tua atau saudara kandung memiliki riwayat diabetes, risikonya bisa meningkat hingga 2-6 kali lipat. Bahkan, diabetes dapat muncul di usia muda, dan risikonya akan semakin tinggi seiring bertambahnya usia.

    Jika tidak dicegah dan dikendalikan dengan baik, faktor-faktor pemicu ini dapat meningkatkan risiko diabetes yang lebih serius.

    “Diabetes adalah mother of all diseases yang dapat memicu berbagai komplikasi berat seperti serangan jantung, stroke, gagal ginjal kronis, gangguan penglihatan hingga kebutaan, serta luka yang sulit sembuh yang bisa berujung pada amputasi,” ungkap dr. Roy.

    Langkah pencegahan diabetes bisa dimulai dengan menjaga kadar gula darah melalui pemeriksaan gula darah yang bisa dilakukan secara GRATIS di Sugar Clinic Mayapada Hospital termasuk skrining risiko prediabetes atau diabetes dengan Artificial Intelligence (AI), konsultasi dokter, manajemen diabetes menyeluruh, hingga pendampingan gaya hidup sehat.

    Sugar Clinic ini tersedia di unit Mayapada Hospital yang ada di Jakarta Selatan (Lebak Bulus), Kuningan, Tangerang, Surabaya, dan Bandung.

    Untuk informasi layanan Sugar Clinic, Anda dapat menghubungi call center 150770 atau mengakses aplikasi MyCare untuk booking layanan skrining dengan mudah.

    Penerapan gaya hidup sehat juga dapat dipantau lewat MyCare melalui fitur Personal Health yang terhubung ke Google Fit atau Health Access untuk menghitung detak jantung, footsteps, jumlah kalori terbakar, dan BMI.

    Informasi kesehatan dan berbagai promo layanan dapat ditemui dalam fitur Health Articles & Tips di MyCare. Unduh MyCare sekarang, dan kumpulkan reward point untuk mendapatkan potongan harga layanan di seluruh unit Mayapada Hospital.

    (mayapada/sls)

  • Jakpus berkolaborasi dengan sekolah untuk cek kesehatan gratis pelajar

    Jakpus berkolaborasi dengan sekolah untuk cek kesehatan gratis pelajar

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat akan berkolaborasi dengan pihak sekolah untuk memberikan pelayanan cek kesehatan gratis (CKG) bagi para pelajar.

    “Kami akan jemput bola dan kolaborasi dengan sekolah-sekolah untuk melakukan skrining pelajar,” kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat Rismasari di Jakarta, Jumat.

    Menurut dia, pelaksanaan CKG di Jakarta Pusat sendiri telah dilakukan dan melayani semua umur, namun rata-rata yang memanfaatkan program tersebut mereka yang telah dewasa.

    “Untuk CKG sudah dilakukan bagi semua umur dan dilakukan di semua Puskesmas. Tapi, untuk usia anak sekolah belum ada yang melakukan CKG,” ujarnya.

    Dia menambahkan, cek kesehatan gratis di Puskesmas ini bisa dinikmati semua golongan usia, mulai dari nol tahun hingga lansia melalui aplikasi Satu Sehat.

    Untuk bayi baru lahir dan balita, jelas Risma, pemeriksaan kesehatan yang diberikan antara lain berupa skrining hipotiroid, lingkar kepala dan berat badan, serta talasemia.

    “Untuk pasien dewasa dan lansia layanan yang diberikan antara lain berupa berat dan tinggi badan, tensi darah, lingkar perut, gula darah,” katanya.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Apakah Jalan Kaki 30 Menit Sehari Cukup Bikin Jantung Sehat? Ini Faktanya

    Apakah Jalan Kaki 30 Menit Sehari Cukup Bikin Jantung Sehat? Ini Faktanya

    Jakarta

    Banyak orang menganggap jalan kaki hanyalah aktivitas ringan yang tak terlalu berarti. Nyatanya, di balik langkah-langkah sederhana itu, tersimpan manfaat besar untuk kesehatan, terutama untuk sistem kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah).

    Jalan kaki 30 menit sehari mungkin terdengar sepele, tapi rutin melakukannya bisa menjadi investasi jangka panjang untuk tubuh. Cara ini mudah dan murah untuk dilakukan.

    Jalan Kaki 30 Menit Sehari Cukup Kok

    Jalan kaki setiap hari adalah cara yang baik untuk menjaga kesehatan kardiovaskular. Aktivitas fisik yang bisa dilakukan di mana saja ini dapat membantu menurunkan kolesterol, mengurangi tekanan darah, dan mengontrol kadar gula darah.

    “Berjalan selama 20 hingga 30 menit setiap hari dapat mengurangi risiko penyakit jantung hingga sekitar 30 persen,” kata Dr Lauren Elson, seorang spesialis rehabilitasi dari Spaulding Rehabilitation Network, dikutip dari laman Harvard.

    Karena termasuk aktivitas kardio, jantung dan paru-paru akan menjadi lebih kuat dan efisien. Latihan jenis ini juga membantu tubuh menggunakan oksigen dengan lebih baik, yang akan membawa berbagai manfaat kesehatan.

    “Jalan kaki meningkatkan detak jantung, yang membantu menurunkan tekanan darah, memperbaiki sirkulasi, dan menurunkan risiko penyakit jantung secara keseluruhan,” jelas Ronny Garcia, seorang ahli kebugaran dikutip dari Very Well Fit.

    Nyatanya kebiasaan ini juga bermanfaat untuk kondisi mental dan tingkat stres, yang selama ini juga berkaitan dengan kesehatan kardiovaskular.

    Berdasarkan penelitian, jalan kaki meningkatkan suasana hati dengan menurunkan stres dan melawan efek kecemasan dan depresi. Ini juga meningkatkan mood secara signifikan dengan meningkatkan aliran darah ke otak.

    Sebisa mungkin, coba pilih area yang menenangkan seperti di area alam, taman kota, dan pegunungan. Berada di alam menjaga organ-organ indera tetap terbuka dan hadir, memberikan efek ‘forest bathing’.

    Forest bathing adalah praktik menghabiskan waktu di hutan atau alam terbuka dengan penuh kesadaran untuk menyerap suasana dan sensasi lingkungan secara menyeluruh. Tujuannya, menenangkan pikiran dan meningkatkan kesehatan fisik.

    Jika di lingkungan sekitar rumah tidak terdapat taman atau berpolusi, penggunaan masker bisa dilakukan. Ini bisa menjadi proteksi tambahan untuk jantung dan paru.

    “Kalau kita melihat keluar udara masih kayak berkabut, langit abu-abu gitu karena polusi, sebaiknya tetap memakai masker. Itu akan lebih membantu perlindungan,” kata spesialis paru dr Januar Habibi, SpP dalam sebuah wawancara dengan detikcom.

    Cara Meningkatkan Efek Maksimal Jalan Kaki

    Meski bermanfaat, ketika sering berjalan dengan kecepatan tertentu, tubuh mulai beradaptasi dan manfaatnya bagi jantung mulai stagnan. Oleh karena itu, ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar dampak jalan kaki tetap maksimal ketika dilakukan:

    Menambah Kecepatan

    Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah meningkatkan kecepatan. Tidak perlu berlari, melakukan brisk walk atau jalan terburu-buru sudah cukup untuk meningkatkan intensitas.

    Ini bisa dilakukan secara terus menerus atau berkala melalui metode interval. Metode interval dilakukan dengan cara menggabungkan sesi cepat dan sesi lambat saat jalan kaki.

    “Jika Anda ingin meningkatkan manfaat kardiovaskular, cobalah menambahkan beberapa ledakan singkat jalan cepat dalam sesi Anda,” saran Dr Elson.

    Pada sesi jalan cepat, kecepatan bisa ditambah sampai dengan kecepatan sekitar 5,6-6,4 km/jam. Ini membantu menurunkan tekanan darah sistolik (saat jantung memompa tubuh ke seluruh tubuh) dan diastolik (saat jantung rileks di antara dua detakan) serta mengurangi risiko serangan jantung atau stroke.

    Menambah Beban

    Menambah beban berat saat jalan kaki membutuhkan energi yang lebih besar dibanding tanpa beban sama sekali. Ketika pemberat dipasangkan, jantung dan otot bekerja lebih keras untuk bergerak.

    Membawa beban seperti rompi berpemberat meningkatkan intensitas aerobik saat berjalan. Detak jantung dan konsumsi oksigen akan meningkat lebih kuat.

    Kedua faktor tersebut membantu meningkatkan daya tahan kardiovaskular dan kesehatan jantung seiring waktu.

    Pilih Jalan Menanjak

    Berjalan menanjak dapat meningkatkan detak jantung. Ini merupakan indikator penting dari kesehatan jantung dan tubuh secara keseluruhan.

    Latihan aerobik seperti jalan, lari, dan mendaki membantu meningkatkan detak jantung baik saat istirahat, maupun saat beraktivitas. Ini berarti jantung bekerja lebih efisien dalam memompa darah ke seluruh tubuh.

    (avk/naf)

  • Pemprov DKI Mulai Cek Kesehatan Gratis Siswa di Sekolah
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        18 Juli 2025

    Pemprov DKI Mulai Cek Kesehatan Gratis Siswa di Sekolah Megapolitan 18 Juli 2025

    Pemprov DKI Mulai Cek Kesehatan Gratis Siswa di Sekolah
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Pemprov DKI
    Jakarta
    mulai menjalankan program 
    Cek Kesehatan Gratis
    (CKG) bagi para siswa di sekolah-sekolah.
    Kegiatan ini sudah dimulai sejak masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) tahun ajaran baru 2025/2026.
    “Sudah dimulai sejak masuk sekolah, MPLS. Kita sudah mulai dari sekolah rakyat dulu,” ujar Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati saat ditemui di halaman Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (18/7/2025).
    Program Cek Kesehatan Gratis sendiri sebelumnya sudah berjalan bagi bayi, balita, ibu hamil, dan usia produktif sejak April-Mei 2025. 
    “Fokus screening-nya tetap sama, hanya lokasi pelaksanaannya yang sekarang difokuskan di sekolah,” kata Ani.
    CKG di sekolah-sekolah tetap mengacu pada pendekatan promotif dan preventif.
    Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan mencakup fungsi penglihatan, pendengaran, anemia, penyakit tidak menular, serta penyakit menular.
    “Jadi sama seperti di usia dewasa atau lansia. Hanya saja, di usia sekolah ini kita jemput bola ke sekolah-sekolah langsung,” ucap Ani.
    Pemeriksaan dilakukan menyeluruh dan berjenjang. Temuan-temuan awal akan ditindaklanjuti dengan pemeriksaan lanjutan di Puskesmas.
    Bagi pelajar, layanan ini akan diberikan secara khusus, meski tetap melalui fasilitas kesehatan yang tersedia.
    Masyarakat umum masih dapat mengakses layanan Cek Kesehatan Gratis di seluruh Puskesmas dan puskesmas pembantu.
    Dinas Kesehatan memastikan ada jalur antrian khusus bagi peserta CKG agar tidak bercampur dengan pasien umum.
    Sementara Direktur Pelayanan Kesehatan Keluarga Kemenkes, Lovely Daisy, mengungkapkan, sejak 14 Juli 2025, sebanyak 7.300 siswa dari 72 Sekolah Rakyat telah mengikuti pemeriksaan CKG.
    Hasilnya cukup mengejutkan, lebih dari separuh siswa membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.
    “Dari 355 siswa yang diperiksa di tiga Sekolah Rakyat, 52,11 persen butuh tindak lanjut,” kata Daisy, Kamis (17/7/2025).
    Masalah kesehatan terbanyak yang ditemukan adalah karies gigi (42,8 persen), diikuti gangguan penglihatan (21,9 persen), gizi kurang (13,8 persen), prahipertensi (11,5 persen), anemia (10 persen), hipertensi (9,8 persen), dan pradiabetes (5,6 persen).
    Bahkan, ada 1,9 persen siswa yang terdeteksi berisiko mengalami gangguan jiwa.
    Pemeriksaan dilakukan langsung di lingkungan sekolah. Namun untuk keluhan tertentu seperti gejala anemia berat atau dugaan talasemia, siswa akan dirujuk ke fasilitas kesehatan lanjutan.
    Tidak semua siswa menjalani pemeriksaan kesehatan reproduksi. Pemeriksaan ini dibatasi hanya untuk kelompok usia dan jenjang pendidikan tertentu.
    “Siswa putri kelas 4-6 SD, kelas 7 dan 9 SMP serta kelas 10 SMA mendapat pemeriksaan spesifik, misalnya imunisasi HPV, gula darah, anemia remaja, dan risiko talasemia,” kata Daisy.
    Jenis pemeriksaan lainnya yang juga dilakukan meliputi status gizi, kebugaran, tekanan darah, tuberkulosis (TBC), kesehatan telinga dan mata, hingga hepatitis B dan C.
    Semua jenis pemeriksaan ini sudah dituangkan dalam petunjuk teknis dari Kemenkes kepada tenaga kesehatan di lapangan.
    Menanggapi perbedaan layanan antar wilayah, Daisy menegaskan pihaknya telah menyosialisasikan juknis secara nasional dan terus melakukan pemantauan di lapangan.
    Cek Kesehatan Gratis merupakan bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat yang menjadi prioritas Presiden Prabowo Subianto.
    Program ini sudah berjalan sejak 10 Februari 2025 dan bisa diakses secara gratis di Puskesmas maupun klinik kesehatan yang ditunjuk.
    Hingga pertengahan Juli 2025, lebih dari 12 juta masyarakat telah memanfaatkan program ini.
    Adapun target untuk program CKG di sekolah mencapai 53,8 juta pelajar di 282.000 satuan pendidikan seluruh Indonesia.
    “Kita terus dorong agar masyarakat, termasuk anak-anak sekolah, memeriksa kesehatannya secara berkala. Dengan deteksi dini, kita bisa mencegah masalah yang lebih besar di masa depan,” ujar Daisy.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Benarkah Makan Telur Setiap Hari Bikin Jantung Rusak?

    Benarkah Makan Telur Setiap Hari Bikin Jantung Rusak?

    Jakarta

    Telur telah menjadi makanan pokok saat sarapan selama beberapa generasi. Kaya akan protein, vitamin, dan mineral esensial, telur dikenal sebagai sumber nutrisi yang luar biasa. Namun, benarkah telur bisa membahayakan kesehatan jantung?

    Ahli biokimia asal Prancis, Jessie Inchauspé, penulis buku terlaris Glucose Revolution dan The Glucose Goddess Method, ikut angkat bicara soal ini. Dikenal dengan pendekatannya yang berbasis bukti ilmiah, Inchauspé mengulas secara mendalam bagaimana sebenarnya dampak konsumsi telur terhadap kesehatan jantung.

    “Saya makan 3 sampai 4 butir telur sehari… dan saya tahu apa yang akan Anda katakan: ‘Bukankah telur buruk untuk jantung?’ Jadi, mari kita luruskan faktanya: telur itu luar biasa!” katanya,” dalam sebuah video yang dibagikan di Instagram, dikutip dari Times of India.

    Telur merupakan sumber makanan bergizi. Satu butir telur mengandung sekitar 78 kalori, 6 gram protein, dan 5 gram lemak. Dalam satu butir telur rebus berukuran besar, juga terkandung berbagai nutrisi berikut:

    Vitamin A: 8 persen dari nilai harian atau daily value (DV)Folat: 6 persen dari DVAsam pantotenat (vitamin B5): 14 persen dari DVVitamin B12: 23 persen dari angka kecukupan gizi (AKG)Riboflavin (vitamin B2): 20 persen dari DVFosfor: 7 persen dari DVSelenium: 28 persen dari DV

    Telur juga mengandung vitamin D, vitamin E, vitamin B6, kalsium, dan seng dalam jumlah yang cukup. Selama ini, banyak orang mengaitkan konsumsi telur dengan risiko penyakit jantung karena kandungan kolesterolnya.

    Namun, menurut ahli biokimia Jessie Inchauspé, kolesterol dalam telur tidak menimbulkan risiko signifikan terhadap kesehatan kardiovaskular.

    “Kolesterol dalam telur tidak berbahaya,” ujarnya, seraya menambahkan seseorang tidak perlu khawatir mengonsumsi telur.

    “Saya makan telur setiap hari. Tidak perlu ada batasan berapa banyak telur yang Anda konsumsi.”

    Inchauspé mencatat penyebab utama penyakit jantung bukanlah konsumsi telur, melainkan disregulasi glukosa dalam tubuh. Ia menjelaskan lonjakan kadar gula darah dan insulin dapat memicu perubahan metabolik yang memengaruhi kesehatan kardiovaskular secara langsung.

    Berdasarkan pemahaman ini, kini para ahli mulai melihat penyakit jantung melalui pendekatan dua faktor. Faktor pertama adalah partikel kolesterol Low-Density Lipoprotein (LDL) yang kecil dan padat, yang lebih mudah menumpuk di dinding pembuluh darah.

    “Faktor kedua untuk penyakit jantung, peradangan dan oksidasi partikel dalam aliran darah Anda,” jelasnya.

    Selama berabad-abad, telur sering dipandang dengan keraguan karena kandungan kolesterolnya. Namun kini, perhatian para ahli bergeser pada pentingnya pengelolaan gula darah dan pengurangan peradangan, alih-alih sekadar menghindari makanan tinggi kolesterol.

    “Jadi, bagaimana kita menghindari lemak tidak sehat dalam darah kita, dan bagaimana kita menghindari oksidasi? Hal pertama yang perlu kita lakukan adalah mengurangi gula karena gula, insulin tinggi, kadar glukosa tinggi, dan fruktosa dalam tubuh akan memperburuk keduanya. Hal ini akan mendorong hati Anda untuk memproduksi LDL partikel kecil, dan akan mengoksidasi partikel dalam aliran darah Anda,” ujarnya.

    (suc/naf)

  • Minuman Harian yang Bikin Gula Darah Naik Diam-diam di Usia 20-an

    Minuman Harian yang Bikin Gula Darah Naik Diam-diam di Usia 20-an

    Jakarta

    Banyak orang yang mengira bahwa masalah gula darah hanya mengintai mereka yang berusia lanjut. Padahal lonjakan gula darah bisa dialami oleh orang dengan usia 20-an dan sering kali tanpa disadari.

    Salah satu penyebabnya adalah kebiasaan mengonsumsi minuman yang tampak aman, tapi ternyata diam-diam mengandung tinggi gula. Jika dibiarkan, tentunya minuman ini akan berdampak buruk pada kesehatan.

    Diabetes melitus sendiri yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah menjadi salah satu penyakit serius yang banyak menyerang usia 20-an di Indonesia.
    Menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, berdasarkan diagnosis diabetes dari dokter, kelompok usia 15-24 tahun prevalensinya di angka 0,05 persen dan untuk kelompok 25-34 tahun di angka 0,2 persen.

    Minuman Harian yang Bikin Gula Darah Naik

    Beberapa minuman harian yang bisa membuat gula darah naik di antaranya minuman boba, kopi dengan gula, hingga jus buah kemasan. Berikut penjelasannya.

    1. Minuman Boba

    Boba menjadi minuman yang digemari oleh banyak kalangan, termasuk orang-orang berusia 20-an. Minuman ini identik dengan bola berbentuk hitam dari tepung tapioka dengan rasa manis, gurih, dan kenyal.

    Dikutip dari laman Universitas Airlangga, data dari Singapore Nutrient Databases menunjukkan bahwa 1 gelas minuman chocolate milk boba mengandung 34,36 gram gula. Data lainnya menunjukkan bahwa 1 gelas milk tea dengan tapioka pearl bisa mengandung 299 kalori dan 38 gram gula.

    Artinya, minuman boba memiliki kandungan gula yang cukup tinggi. Banyak yang mengonsumsi minuman boba sekitar 2-3 gelas dalam sehari dan ini sangat berpengaruh pada gula darah dalam tubuh. Jika dikonsumsi berkepanjangan dan terus menerus, tidak menutup kemungkinan akan mengidap penyakit diabetes melitus, jika tubuh sudah tidak bisa lagi menghasilkan insulin.

    2. Minuman Berkarbonasi

    Minuman berkarbonasi manis yang sering mengandung gula tambahan bisa menyebabkan lonjakan kadar gula darah. Satu porsi minuman berkarbonasi seperti kola 350 ml bisa mengandung 39 gram gula atau sekitar 10 sendok teh.

    Seiring waktu, lonjakan ini bisa membebani pankreas, organ yang bertanggung jawab untuk mengatur produksi insulin.

    Dikutip dari laman Medbury Medical, insulin adalah hormon yang membantu mengangkut glukosa dari aliran darah untuk energi. Saat pankreas bekerja terlalu keras, organ ini bisa memproduksi lebih sedikit insulin atau menjadi kurang efektif dalam menggunakan insulin. Hal tersebut bisa menyebabkan resistensi insulin, yaitu kondisi di mana sel-sel tidak merespon insulin dengan baik, yang menyebabkan glukosa menumpuk di aliran darah.

    3. Minuman Berenergi

    Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, minuman energi seringkali dikaitkan dengan gaya hidup sehat, terutama bagi orang-orang yang suka berolahraga. Tapi, minuman ini sering ditambahkan pemanis buatan, sehingga kandungan gulanya cukup tinggi.

    Minuman berenergi 12 ons atau sekitar 350 ml bisa mengandung hingga 10 sendok teh atau 38 g gula. Kandungan kafeinnya bisa mencapai 160 mg.

    Dikutip dari laman Cleveland Clinic, ahli diet Amber Sommer, RD, LD, menyampaikan bahwa bagi individu yang sehat, mengonsumsi minuman berenergi sesekali mungkin tidak menimbulkan masalah serius. Tapi, jika dikonsumsi rutin setiap hari bisa berisiko terhadap kesehatan.

    “Kombinasi kafein dan gula tambahan dalam minuman berenergi dikaitkan dengan penurunan sensitivitas insulin dan peningkatan gula darah, sehingga mungkin bukan pilihan yang cerdas bagi mereka yang menderita diabetes,” kata Sommer.

    4. Jus Buah Kemasan

    Jus buah kemasan seringkali dipersepsikan sebagai minuman sehat yang mengandung berbagai vitamin dan antioksidan. Namun, minuman ini seringkali juga ditambahkan pemanis buatan yang memperkaya rasa, sehingga kadar gulanya tinggi. Dikutip dari laman Universitas Atma Jaya, jus kemasan “100% buah” sekalipun mengandung gula alami (fruktosa) dalam kadar yang tinggi, yaitu sekitar 20-30 gram per 200 ml.

    Minuman kemasan yang tinggi gula memang wajib diwaspadai. Tak hanya bisa berpengaruh pada orang dengan usia 20-an, minuman kemasan juga bisa berdampak buruk pada usia di bawah 20 tahun.

    Komisi IX DPR-RI Rahmad Handoyo dari Fraksi PDI Perjuangan bercerita kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat rapat kerja mengenai tetangganya yang harus suntik insulin karena minum minuman kemasan setiap hari.

    Tapi faktanya tetangga rumah saya, belakang rumah saya persis, ada anak umur 18 tahun wajib suntik insulin karena gaya hidup. Karena berlebihan makan minuman kemasan setiap hari, bisa dua tiga kali, dampaknya ke kesehatan,” kata Rahmad dalam Raker DPR-RI Komisi IX, Senin (8/7/2024)

    Ciri-ciri Kadar Gula Darah Tinggi

    Kebanyakan orang tidak mengalami gejala apapun, kecuali hiperglikemia (kondisi kadar gula darah meningkat secara berlebihan) parah dan persisten. Kendati demikian beberapa orang mungkin merasa cemas karena detak jantung yang cepat, kesulitan berkonsentrasi atau merasa bingung.

    Tergantung tingkat keparahannya, berikut kemungkinan gejala kadar gula darah tinggi:

    Sakit kepalaMeningkatnya rasa haus atau laparBuang air kecil lebih sering dari biasanyaKelelahan parahPenglihatan kaburDetak jantung cepatKulit gatalSuasana hati yang mudah berubahRasa kesemutan, terbakar, atau mati rasa di tangan atau kaki AndaInfeksi yang sering terjadi atau luka yang lambat sembuhPenurunan berat badan yang tidak diinginkan

    Cara menurunkan kadar gula darah dengan cepat bergantung pada penyebab gula darah tinggi. Jika hiperglikemia disebabkan oleh penyakit atau obat-obatan, menghentikan konsumsi obat atau mengobati penyakit bisa menurunkan gula darah.

    Jika hiperglikemia disebabkan oleh makanan, tidak ada makanan dan minuman yang terbukti bisa langsung menurunkan gula darah. Tapi peningkatan stabilitas darah seiring waktu bisa dilakukan dengan:

    Batasi makanan manisseperti minuman manis, permen, kue kering, biskuit, dan kue keringBatasi makanan bertepung,seperti roti putih, tortilla, nasi putih, dan pastaHindari makanan olahan,seperti keripik dan pizzaKonsumsi lebih banyak protein,terutama protein rendah lemak dari daging, ayam, ikan, tahu, produk susu rendah lemak, kacang-kacangan, dan telur.Konsumsi lebih banyak serat,seperti roti gandum, beras merah, dan quinoaTambahkan sayuran berdaun hijau,seperti kangkung, bayam, dan arugula-Tambahkan sayuran non-tepung,seperti brokoli, kembang kol, kacang hijau, tomat, paprika, dan labu musim panasKonsumsi kacang-kacangan dan biji-bijian,termasuk almond, kenari, chia, rami, labu, dan biji bunga matahariPilih buah beri,karena buah beri memiliki banyak serat dan jumlah gula paling rendah di antara buah-buahan.Berapa Asupan Gula Harian yang Disarankan?

    Dikutip dari laman FKM Universitas Arlangga, Dosen Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Stefania Widya Setyaningtyas, S.Gz, MPH, asupan gula bagi setiap orang berbeda. Untuk orang normal tanpa diabetes, disarankan untuk mengonsumsi gula tidak lebih dari 10 persen kebutuhan energi.

    “Ini setara dengan 4 sendok makan atau 50 gram per hari,” katanya.

    Sementara, untuk penderita diabetes disarankan untuk membatasi asupan gula tidak lebih dari 5 persen per hari.

    (elk/tgm)

  • 5 Tanda Gula Darah Tinggi yang Bisa Muncul Saat Bangun Tidur

    5 Tanda Gula Darah Tinggi yang Bisa Muncul Saat Bangun Tidur

    Jakarta

    Kadar gula darah yang tinggi secara kronis bisa merusak banyak jaringan dalam tubuh dan menyebabkan berbagai komplikasi diabetes. Pada kebanyakan orang, kadar gula darah mencapai titik terendah di pagi hari setelah bangun dan mencapai puncaknya beberapa kali sepanjang hari, tak lama setelah makan.

    Namun, beberapa orang merasakan kadar gula mereka lebih tinggi dari yang diperkirakan saat bangun tidur. Apa saja tanda gula darah tinggi yang dapat muncul setelah bangun tidur di pagi hari?

    5 Tanda Gula Darah Tinggi yang Bisa Muncul Saat Bangun Tidur

    Ada beberapa tanda gula darah tinggi yang bisa muncul saat bangun tidur di pagi hari. Berikut di antaranya:

    1. Ingin Buang Air Kecil

    Sering buang air kecil merupakan tanda umum bahwa gula darah terlalu tinggi. Dikutip dari laman London Diabetes, salah satu tanda yang menandakan gula darah tinggi saat bangun tidur adalah kandung kemih yang penuh. Saat tubuh tidak bisa mengimbangi dan menyesuaikan gula darah agar kembali ke tingkat normal, kelebihan gula akan dibuang melalui urine.

    2. Merasa Sangat Haus

    Kemungkinan dampak dari seringnya buang air kecil adalah mengalami dehidrasi atau merasa sangat haus. Pada penderita diabetes, rasa haus dan sering buang air kecil sudah umum diketahui dan terjadi saat glukosa darah sangat tinggi.

    3. Kelelahan

    Dikutip dari Healthline, rasa lelah di pagi hari juga bisa menjadi tanda gula darah yang tinggi. Kelelahan memang merupakan gejala kadar gula darah yang tidak terkontrol.

    “Singkatnya, ketika tubuh tidak memiliki cukup insulin, gula akan tetap berada dalam darah, alih-alih masuk ke dalam sel untuk digunakan sebagai energi,” kata ahli gizi Lori Zanini, RD, CDE, dikutip dari laman Health Grades.

    4. Mual

    Kadar gula darah tinggi ataupun rendah bisa menyebabkan mual. Gejala mual juga bisa disebabkan oleh pemanis buatan yang dikonsumsi untuk meminimalkan asupan gula.

    5. Sakit Kepala

    Gula darah tinggi juga bisa menyebabkan seringnya sakit kepala. Hal ini terjadi karena otak kekurangan glukosa yang dibutuhkannya untuk berfungsi dengan baik, atau karena dehidrasi yang disebabkan oleh kadar gula darah tinggi.

    Penyebab Gula Darah Tinggi di Pagi Hari

    Ada beberapa penyebab gula darah tinggi di pagi hari. Dikutip dari laman Healthline dan Medical News Today, berikut di antaranya:

    1. Dawn Phenomenon

    Dawn phenomenon atau fenomena fajar adalah peningkatan alami kadar gula darah pada diabetes di pagi hari, biasanya pukul 4-8 pagi. Biasanya, tubuh akan memproduksi lonjakan insulin ekstra di pagi hari untuk melawan efek hormon lain dengan efek anti-insulin.

    2. Kadar Insulin yang Rendah

    Pada umumnya, tubuh akan memproduksi insulin untuk mengimbangi kadar gula darah yang tinggi. Namun, bagi pengidap diabetes tipe 2, tubuh tidak bereaksi dengan insulin sebagaimana seharusnya. Hal itu yang menyebabkan pengidap diabetes perlu melakukan suntik insulin secara rutin.

    Kadar insulin akan berkurang semalaman. Apabila insulin yang diinjeksikan terlalu sedikit atau terlalu awal, ketika bangun pagi, insulin tidak mampu mengimbangi kadar gula darah yang tinggi.

    3. Efek Somogyi

    Penyebab selanjutnya dari gula darah tinggi di pagi hari adalah efek somogyi. Kondisi ini terjadi saat tubuh memproduksi gula darah berlebihan, sebagai reaksi atas hipoglikemia (kondisi gula darah rendah) di malam hari.

    Hal tersebut terjadi jika tubuh mendapat injeksi insulin yang terlalu banyak pada malam sebelumnya atau tidak mengonsumsi cukup makanan. Sehingga tubuh memproduksi gula darah lebih banyak untuk mengimbanginya.

    (elk/tgm)