Produk: gula darah

  • Menkes Ingin Warga +62 Panjang Umur, Bebas dari Penyakit Stroke-Jantung

    Menkes Ingin Warga +62 Panjang Umur, Bebas dari Penyakit Stroke-Jantung

    Jakarta

    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan rata-rata usia harapan hidup orang Indonesia berada di 74 tahun. Ia berharap masyarakat bisa menerapkan gaya hidup sehat agar panjang umur, sehingga setidaknya bisa mencapai usia 74 tahun.

    “Usia rata-rata sekarang itu 74. Jadi teman-teman di sini harus punya cita-cita usianya minimal 74, syukur-syukur bisa 80 tahun. Syaratnya olahraga 30 menit sehari seminggu, dan yang paling penting itu (dilakukan) sampai wafat. Itu anjurannya dari WHO,” ujar Menkes ketika ditemui awak media di Jakarta Pusat, Minggu (24/8/2025).

    Menurut Menkes, hal ini penting mengingat penyakit kardiovaskular seperti stroke dan penyakit jantung masih menjadi penyakit penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Ketika gaya hidup sehat dilakukan secara keseluruhan, maka faktor risiko penyakit kardiovaskular bisa dicegah dengan lebih baik.

    Ia juga mengingatkan untuk menjaga asupan gula garam lemak (GGL) agar tidak berlebihan demi menjaga faktor risiko penyakit kardiovaskular seperti kadar gula darah tinggi, kolesterol tinggi, dan tekanan darah tinggi.

    “Masalah stroke atau jantung itu kalau kita rajin olahraga, tidurnya cukup, makannya teratur, terus jaga tiga aja, gula darah, kolesterol, dan tekanan darah, Insya Allah umurnya minimal sampai 74 tahun,” sambungnya.

    Menkes mengaku senang kini olahraga menjadi tren yang semakin besar di Indonesia, khususnya di Jakarta. Ini nampak dari semakin banyaknya acara lari hingga lapangan padel. Untuk olahraga yang lebih murah, ia menyarankan untuk mencoba lari.

    “Senang saya kalau masyarakat jadi senang olahraga. Ya kalau nggak kuat lari ya jalan, lari lagi, jalan lagi. Ini kan murah,” tandasnya.

    (avk/kna)

  • Bicara soal Cukai Minuman Manis 2026, Menkes: Gula Ibu dari Semua Penyakit

    Bicara soal Cukai Minuman Manis 2026, Menkes: Gula Ibu dari Semua Penyakit

    Jakarta

    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin angkat bicara terkait rencana penerapan cukai minuman manis dalam kemasan (MBDK) pada tahun 2026. Seperti yang diketahui cukai MBDK bakal diterapkan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2026.

    Menkes menjelaskan penerapan cukai MBDK menjadi salah satu langkah yang penting untuk mengendalikan tingkat konsumsi gula di masyarakat. Menurutnya, gula darah tinggi masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang tinggi kasusnya di Indonesia.

    Gula darah tinggi masih menjadi salah satu faktor risiko utama banyak penyakit kronis.

    “Gula ini adalah penyebab apa istilahnya, mother of all diseases. Ibu dari semua penyakit. Kalau gula tinggi dan tidak terkendali, itu bisa nyerang ginjal, bisa nyerang mata, bisa nyerang jantung, bisa nyerang stroke,” kata Menkes ketika ditemui awak media di Jakarta Pusat, Minggu (24/8/2025).

    “Jadi kematian yang besar-besar itu karena stroke, karena jantung, karena ginjal, salah satu penyebab utamanya adalah kadar gula yang tinggi,” sambungnya.

    Oleh karena itu, banyak negara maju menerapkan aturan ketat berkaitan konsumsi minuman kemasan manis, termasuk cukai. Menkes berharap cara ini juga bisa menjadi cara untuk mendidik masyarakat terkait bahaya konsumsi minuman manis dalam kemasan secara berlebihan.

    Untuk memeriksa faktor risiko, ia mengimbau masyarakat untuk segera memanfaatkan program cek kesehatan gratis (CKG).

    “Yuk dikurangi gula maksimal kan 2 sendok makan per hari,” ungkap Menkes.

    “Dan diukur cek kesehatan gratis, itu program gratis yang Bapak Presiden kasih biar ketahuan tuh gulanya diatas 200 atau enggak,” tandasnya.

    (avk/kna)

  • PNPK Akui Kurangnya Pemahaman Obesitas Jadi Tantangan dalam Implementasi

    PNPK Akui Kurangnya Pemahaman Obesitas Jadi Tantangan dalam Implementasi

    JAKARTA – Dokter spesialis gizi klinik Rumah Sakit TNI AL Dr. Mintohardjo dr. Maya Surjadjaja mengatakan kurangnya pemahaman masyarakat mengenai makna obesitas menjadi tantangan tersendiri dalam implementasi Panduan Nasional Pelayanan Kesehatan (PNPK) untuk obesitas.

    “Kita sendiri mungkin enggak yakin bahwa kita ini obesitas. Kita sendiri enggak ngerti, sebetulnya obesitas itu yang (berat badan) seperti apa, sih?” kata Maya dilansir dari ANTARA.

    Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) menerbitkan PNPK untuk obesitas yang disahkan oleh Menteri Kesehatan pada 30 Mei 2025.

    Maya mengatakan orang Asia memiliki ciri tubuh yang berbeda sehingga masyarakat yang tinggal di Indonesia harus mengetahui indeks massa tubuh (IMT) yang sesuai dengan kriteria ideal.

    Lemak yang ada di perut ke bawah merupakan lemak jahat yang merupakan ciri obesitas, kata Maya. Menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 prevalensi obesitas sentral (lingkar perut melebihi batas normal) secara nasional 36,8 persen pada penduduk berusia 15 tahun ke atas.

    Hal itu dapat berdampak pada munculnya penyakit bawaan seperti penyakit jantung, gula darah tinggi atau ginjal.

    Selain itu, mitos tentang anak yang gemuk adalah lucu juga menjadi tantangan tersendiri bagi profesi kedokteran untuk berupaya menurunkan angka obesitas pada anak dan di atas 15 tahun.

    Maya mengatakan Indonesia bisa mencontoh negara yang disiplin terhadap kesehatan seperti Jepang atau Singapura, yang menerapkan prinsip bahwa makan tidak harus sampai kenyang, tapi, ketika porsinya cukup.

    Maya juga menyinggung tentang masih banyak peredaran obat yang diklaim bisa menurunkan berat badan, namun, sebenarnya tidak jelas kandungannya, yang juga menjadi pertanda bahwa orang ingin menjadi langsing secara instan.

    Dia berharap penerapan PNPK bisa menjadi acuan dan makna obesitas bisa tersampaikan, serta bisa diterapkan di berbagai wilayah Indonesia yang memiliki angka obesitas yang tinggi.

  • Seperti Apa Bahaya Minum Kopi Pakai Gula Setiap Hari? Ini Penjelasannya

    Seperti Apa Bahaya Minum Kopi Pakai Gula Setiap Hari? Ini Penjelasannya

    Jakarta

    Banyak orang menyebut dirinya sebagai coffee drinker, bahkan menganggap kopi sudah mengalir dalam darah mereka. Tak bisa dipungkiri, secangkir kopi di pagi hari memang bisa membuat tubuh lebih bersemangat berkat kandungan kafeinnya.

    Namun, kafein bukan satu-satunya hal yang perlu diperhatikan. Kebiasaan menambahkan gula ke dalam kopi bisa menjadikan minuman ini sumber gula tambahan harian yang berisiko bila dikonsumsi berlebihan.

    Perlu diketahui, gula tambahan berbeda dengan gula alami yang terdapat pada makanan berkarbohidrat seperti buah, sayuran, biji-bijian, dan susu. Added sugar adalah gula yang sengaja ditambahkan ke makanan atau minuman, misalnya pada kopi atau coffee creamer, untuk meningkatkan rasa.

    Dampak Minum Kopi Pakai Gula Setiap Hari

    Jika dikonsumsi terlalu sering, gula tambahan dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Dikutip dari Livestrong, berikut penjelasannya.

    1. Peningkatan Kadar Gula Darah

    Mengonsumsi gula dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang memberi dorongan energi sesaat, tetapi cepat diikuti oleh penurunan drastis atau sugar crash.

    “Gula diserap oleh aliran darah. Hal ini mengakibatkan lonjakan kadar gula darah yang memberikan lonjakan energi cepat, tetapi hanya sesaat dan diikuti oleh penurunan drastis kadar gula darah,” jelas Jennifer Schlette, RD, ahli gizi sekaligus integrative nutrition health coach.

    Bagi pengidap diabetes atau gangguan terkait gula darah, kondisi ini bisa berisiko. Namun, pada populasi umum, lonjakan dan penurunan ini tidak dianggap membahayakan.

    2. Peningkatan Berat Badan

    Kasus obesitas meningkat dalam beberapa dekade terakhir, seiring dengan meningkatnya konsumsi gula. Penelitian menunjukkan gula bukanlah penyebab tunggal epidemi obesitas, tetapi menjadi salah satu kontributor utama kenaikan berat badan, menurut Johns Hopkins Medicine.

    3. Kerusakan Gigi

    Gula juga berkontribusi terhadap kerusakan gigi atau tooth decay. Minuman manis menjadi salah satu sumber utama gula tambahan, menurut World Health Organization (WHO). Mengurangi konsumsi gula bisa membantu menjaga kesehatan gigi.

    4. Kekurangan Nutrisi

    Terlalu banyak makanan tinggi gula dapat menggantikan makanan bernutrisi. Menurut Mayo Clinic, banyak makanan manis minim vitamin dan mineral penting. Contohnya, kue manis sarat gula tidak dapat menggantikan serat dan vitamin C yang biasanya didapatkan dari buah.

    5. Risiko Penyakit Jantung

    Asupan gula berlebih juga berdampak pada kesehatan jantung. Pola makan tinggi gula dikaitkan dengan obesitas, tekanan darah tinggi, peradangan kronis, peningkatan trigliserida, dan kadar kolesterol yang tinggi. Menurut Cleveland Clinic, konsumsi gula yang berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

    Jumlah Gula yang Direkomendasikan Per Hari

    Perlu diketahui, gula bukanlah zat gizi esensial yang dibutuhkan tubuh. Karena itu, berbagai lembaga kesehatan memberikan batasan konsumsi gula tambahan agar tidak berlebihan.

    Menurut Dietary Guidelines for Americans, asupan kalori dari gula tambahan sebaiknya tidak lebih dari 10 persen dari total kebutuhan kalori harian. Bagi seseorang yang mengonsumsi 2.000 kalori per hari, batas maksimal gula tambahan setara dengan 12 sendok teh (50 gram atau 200 kalori) per hari, menurut Food and Drug Administration (FDA).

    Sementara itu, American Heart Association (AHA) memberikan rekomendasi yang lebih ketat:

    Laki-laki: maksimal 9 sendok teh (36 gram atau 150 kalori) gula tambahan per hari.Perempuan: maksimal 6 sendok teh (25 gram atau 100 kalori) gula tambahan per hari.

    (suc/suc)

  • Efek Samping Mengonsumsi Labu Siam Secara Berlebihan

    Efek Samping Mengonsumsi Labu Siam Secara Berlebihan

    Jakarta

    Labu siam (chayote) memiliki bentuk yang menyerupai buah pir, dengan kulit buah berwarna hijau muda dan sedikit berkerut. Buah ini dapat dinikmati dengan cara diolah menjadi sayur atau cukup direbus sebagai lalapan. Berkat kandungan gizinya, manfaat labu siam begitu beragam.

    Dikutip dari Verywell Health, labu siam diduga berasal dari Meksiko, tempat sayuran ini sudah populer sejak zaman suku Aztec. Dari sana, penjelajah Eropa membawanya ke Benua Eropa, lalu menyebar ke berbagai wilayah Amerika dan Asia. Meskipun sudah dikenal luas secara global, labu siam masih jarang digunakan dalam masakan di Amerika Serikat.

    Labu siam memiliki banyak sebutan di berbagai negara. Orang Prancis menyebutnya “christophine” (diambil dari nama penjelajah Christopher Columbus). Di Amerika Selatan, sayuran ini kerap dijuluki ‘pir sayur’ atau ‘pir buaya’. Dalam masakan Cajun dikenal sebagai ‘mirliton’, di Karibia disebut ‘chocho’, sementara di India populer dengan nama ‘chow chow’.

    Menurut Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), 100 gram (sekitar tiga perempat cangkir) labu siam yang dimasak dan dikeringkan mengandung:

    Protein: 0,82 gram (g)Karbohidrat: 4,51 gSerat: 1,7 gKalsium : 17 miligram (mg)Magnesium : 12 mgFosfor : 18 mgKalium : 125 mg

    Labu siam juga mengandung beberapa antioksidan, termasuk flavonoid dan polifenol . Labu siam rendah kalori dan lemak, hanya mengandung 19 kalori dan kurang dari 0,15 gram lemak per 100 g sajian.

    Manfaat Labu Siam untuk Kesehatan Tubuh

    Ketua Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional Jamu Indonesia (PDPOTJI), dr Inggrid Tania, menjelaskan labu siam pada dasarnya hampir tidak memiliki efek samping bila dikonsumsi dalam porsi wajar sehari-hari.

    Misalnya, jika dimakan tiga kali sehari dalam porsi layaknya sayuran biasa, seperti satu mangkok kecil setiap kali makan, konsumsi tersebut aman dan justru membawa banyak manfaat.

    Labu siam kaya akan antioksidan yang bermanfaat untuk mencegah penyakit kronis dan degeneratif. Kandungannya dapat membantu memelihara kesehatan jantung, menjaga kestabilan gula darah, menyeimbangkan tekanan darah, sekaligus memberi asupan nutrisi penting seperti vitamin C, seng, dan serat. Dengan demikian, labu siam juga berperan dalam menjaga kesehatan pencernaan, termasuk fungsi usus.

    “Malah sebetulnya kan banyak manfaatnya ya karena dia kan labu siam itu kaya akan antioksidan akan membantu kita,” ucapnya saat dihubungi detikcom, Kamis (21/7/2025).

    Efek Samping Konsumsi Labu Siam Berlebihan

    Menurut dr Inggrid, efek samping baru bisa muncul bila dikonsumsi secara berlebihan, misalnya dalam jumlah ekstrem hingga 10 mangkok atau lebih dalam sehari. Karena kandungan seratnya tinggi, sekitar 16 persen dari kebutuhan harian per satu mangkok, kelebihan konsumsi bisa memicu diare atau keluhan pencernaan lain.

    Namun, efek samping tersebut bersifat sementara dan akan hilang dengan sendirinya jika konsumsi kembali normal.

    Untuk efek jangka panjang, menurut dr Inggrid, hampir tidak mungkin terjadi, karena sulit dibayangkan seseorang makan 10-20 mangkok labu siam setiap hari selama berbulan-bulan.

    Kalaupun ada, kemungkinan risiko berupa gangguan fungsi liver atau ginjal bisa muncul akibat konsumsi berlebihan dalam jangka sangat panjang.

    “Ya kalau efek samping jangka panjang ya hampir tidak mungkin ya, karena kan tidak mungkin juga orang makan tiap hari 10-20 mangkok labu siam tiap hari berbulan-bulan, ya kalau memang ternyata ada orang yang seperti itu ya bisa saja ya ada gangguan fungsi liver,” tandas dr Inggrid.

    (suc/suc)

  • Sugar Craving Saat Kerja? Ini Tips Atasinya agar Tetap Produktif & Sehat

    Sugar Craving Saat Kerja? Ini Tips Atasinya agar Tetap Produktif & Sehat

    Jakarta

    Pernah sulit fokus sebelum makan yang manis atau selalu mencari camilan bergula setelah makan siang? Kebiasaan ini disebut sugar craving, yang bisa meningkatkan risiko prediabetes dan diabetes tipe 2 jika dibiarkan.

    Menurut dr. Mulianah Daya, M.Gizi, Sp.GK, Dokter Spesialis Gizi dari Mayapada Hospital Tangerang, sugar craving sering dialami pekerja kantoran dengan aktivitas fisik minim. Stres dan waktu makan terbatas juga mendorong konsumsi makanan manis dan cepat saji seperti kopi manis, kue, dan camilan instan.

    “Tidak semua keinginan mengonsumsi gula harus langsung dipenuhi. Pertama, Anda bisa mengatasinya dengan mengatur pola makan yang seimbang dan tepat waktu. Pastikan untuk tidak melewatkan sarapan atau makan siang, serta mengombinasikan karbohidrat kompleks dengan protein dan serat agar kadar gula darah tetap stabil,” ujar dr. Mulianah dalam keterangan tertulis, Jumat (22/8/2025).

    Selain itu, mengonsumsi air putih atau minuman non kalori seperti teh tawar dapat membantu mengurangi keinginan makan manis. Ia juga mengingatkan untuk menjaga kualitas jam tidur agar tidak mengganggu hormon pengatur nafsu makan.

    “Karena rasa haus sering kali disalah artikan sebagai rasa lapar. Dengan minum segelas air, Anda bisa mengurangi dorongan untuk mengonsumsi makanan manis secara berlebihan,” imbuh dr. Mulianah.

    “Keempat, kelola stres dengan baik karena stres sering membuat tubuh mencari ‘comfort food’ yang biasanya kaya gula. Cobalah alihkan dengan stretching, berjalan kaki, atau latihan pernapasan dalam untuk membantu mengendalikan keinginan tersebut. Terakhir, substitusikan makanan manis dengan camilan tinggi protein dan serat seperti kacang-kacangan, yogurt tanpa gula, atau buah potong,” sambung dr. Mulianah.

    Memantau kadar gula darah secara rutin juga menjadi hal penting untuk dilakukan, salah satunya melalui layanan Sugar Clinic Mayapada Hospital yang menyediakan pemeriksaan skrining berbasis AI, pemeriksaan gula darah (HbA1c dan kolesterol), serta konsultasi medis dan pendampingan gaya hidup sehat untuk mendeteksi risiko prediabetes dan diabetes. Layanan ini tersedia di beberapa unit Mayapada Hospital, seperti Lebak Bulus, Kuningan, Tangerang, Bandung, dan Surabaya.

    Lebih lanjut, Anda bisa melakukan booking skrining, jadwal konsultasi dokter, dan layanan darurat dapat diakses melalui aplikasi MyCare yang juga menawarkan fitur Health Articles & Tips mengenai informasi kesehatan terkini, serta fitur Personal Health yang terintegrasi dengan Health Access dan Google Fit.

    Unduh MyCare sekarang dan kumpulkan reward point untuk mendapatkan potongan harga pada berbagai pemeriksaan di seluruh unit Mayapada Hospital!

    (anl/ega)

  • Ciri-ciri Luka Diabetes Basah di Kaki dan Cara Penanganannya

    Ciri-ciri Luka Diabetes Basah di Kaki dan Cara Penanganannya

    Jakarta

    Diabetes adalah kondisi ketika kadar gula darah atau glukosa terlalu tinggi dalam darah. Kondisi ini terjadi saat pankreas tidak menghasilkan cukup insulin atau tidak memproduksi sama sekali insulin. Insulin merupakan hormon yang membantu sel-sel tubuh menyerap glukosa untuk digunakan sebagai energi.

    Diabetes terjadi ketika tubuh tidak merespons efek insulin dengan baik. Diabetes harus dikendalikan dengan baik agar tidak menimbulkan komplikasi berbahaya seperti penyakit jantung, gangguan mata, hingga infeksi akibat luka yang sulit sembuh.

    Ada dua jenis diabetes, yakni tipe satu dan tipe dua. Pada diabetes tipe satu, pasien memiliki masalah autoimun, ketika kekebalan tubuh menyerang dan menghancurkan sel-sel penghasil insulin di pankreas dengan alasan yang tidak diketahui.

    Sedangkan, diabetes tipe dua dialami ketika tubuh tidak memproduksi cukup insulin atau sel tubuh tidak merespons insulin secara normal atau resisten. Ini adalah jenis diabetes yang paling umum dan paling erat kaitannya dengan gaya hidup tidak sehat.

    Ciri Luka Diabetes Basah

    Diabetes basah sebenarnya bukanlah istilah resmi medis. Menurut spesialis penyakit dalam dr Benedict Sastro, SpPD, diabetes sebenarnya tidak dibagi menjadi tipe kering dan tipe basah. Menurutnya, itu hanya istilah awam saja.

    “Secara medis, tidak ada pembagian diabetes kering atau basah. Mungkin yang dimaksudkan basah itu ada yang luka. Sedangkan yang kering itu tidak. Itu istilah awam saja,” kata dr Ben saat berbincang dengan detikcom dalam sebuah kesempatan.

    Berikut ini ciri-ciri luka diabetes basah yang mungkin bisa muncul:

    1. Luka Bernanah

    Salah satu ciri tanda diabetes adalah munculnya ulkus atau luka bernanah. Ini terjadi akibat kadar glukosa yang terus menerus tinggi, membuat tubuh lebih rentan diserang bakteri dan luka sulit sembuh.

    “Luka pada diabet merupakan komplikasi diabet yang sudah lama, sehingga sudah ada kerusakan pembuluh darah,” ucap dr Ben.

    2. Luka Lama Sembuh

    Dikutip dari Medical News Today, infeksi lebih rentan terjadi pada pasien diabetes yang mengalami luka. Ketika infeksi muncul, proses penyembuhan yang lambat dapat berdampak buruk pada kesehatan keseluruhan dan kualitas hidup seseorang.

    Luka atau cedera pada kaki membuat berjalan menjadi sulit dan menimbulkan rasa nyeri ketika berolahraga.

    3. Nyeri Berkurang

    Luka yang muncul seringkali berkurang rasa nyerinya akibat kondisi neuropati diabetik. Kondisi ini muncul ketika kadar gula darah tidak terkontrol merusak saraf dan mengurangi sensasi pada area tertentu.

    Kondisi ini mungkin bisa membuat pasien diabetes tidak menyadari adanya luka, terutama di kaki. Ini dapat memperlambat penanganan luka dan meningkatkan risiko komplikasi yang berbahaya.

    Pencegahan dan Penanganan Luka Diabetes

    Pengidap diabetes harus memiliki strategi khusus untuk meminimalkan waktu yang dibutuhkan luka agar tak sembuh. Ini meliputi pengelolaan kadar gula darah, perawatan kaki yang baik, dan merawat luka sesegera mungkin setelah muncul.

    Berikut perawatan kaki yang bisa dilakukan setiap hari untuk mencegah infeksi meliputi:
    Mencuci kaki setiap hari.

    Mengeringkan kulit dengan menepuk lembut sebelum mengoleskan pelembap.Menghindari berjalan tanpa alas kaki.Memotong kuku kaki dengan hati-hati.Memakai sepatu yang nyaman.Memeriksa kaki serta bagian dalam sepatu setiap hari.Meminta dokter memeriksa kaki pada setiap kunjungan.

    Apabila luka muncul, segera tangan sebelum meluas, bernanah, atau menjadi sangat nyeri. Bersihkan luka terlebih dulu, lalu tutupi dengan perban bersih, dan menggantinya secara rutin setiap hari.

    Jangan lupa berjalan dengan alas kaki dan kaus kaki untuk mencegah luka terpapar potensi patogen. Berjalan tanpa alas kaki meningkatkan risiko infeksi.

    (suc/suc)

  • 7 Cara Simpel Turunkan Gula Darah, Termasuk Minum Air Putih

    7 Cara Simpel Turunkan Gula Darah, Termasuk Minum Air Putih

    Jakarta

    Kadar gula darah yang tinggi sering menjadi penyebab dari berbagai masalah kesehatan. Menjaga kadar gula darah tetap stabil sangatlah penting, terutama bagi pengidap diabetes ataupun orang yang ingin mencegah penyakit metabolik.

    Ada beberapa cara simpel yang dapat dilakukan untuk menurunkan kadar gula darah. Salah satunya adalah minum air putih yang cukup, ditambah beberapa kebiasaan sehat lainnya.

    7 Cara Simpel Turunkan Gula Darah, Termasuk Minum Air Putih

    Beberapa cara simpel untuk turunkan kadar gula darah, di antaranya olahraga secara teratur, mengelola asupan karbohidrat, hingga tidur yang cukup dan berkualitas. Dikutip dari Healthline, berikut penjelasannya.

    1. Olahraga Teratur

    Olahraga teratur dan aktivitas fisik bisa membantu mengelola berat badan dan meningkatkan sensitivitas insulin. Peningkatan sensitivitas insulin berarti sel-sel tubuh bisa menggunakan glukosa dalam aliran darah secara lebih efektif.

    Coba luangkan lebih banyak waktu untuk berolahraga setiap minggu. Misalnya, targetkan sesi olahraga 10 menit, 3 kali sehari selama 5 hari, selama 150 menit per minggu.

    2. Kelola Asupan Karbohidrat

    Asupan karbohidrat sangat memengaruhi kadar gula darah. Tubuh memecah karbohidrat menjadi gula, terutama glukosa. Lalu insulin membantu tubuh menggunakan dan menyimpannya sebagai energi.

    Namun, proses bisa gagal jika tubuh terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat atau memiliki masalah fungsi insulin. Kadar glukosa darah bisa meningkat.

    Diet rendah karbohidrat bisa membantu mengurangi kadar gula darah. Prioritaskan karbohidrat dari biji-bijian dan sumber yang tidak diproses,

    3. Makan Lebih Banyak Serat

    Serat memperlambat pencernaan karbohidrat dan penyerapan gula, sehingga mendorong peningkatan kadar gula darah secara bertahap. Diet tinggi serat bisa meningkatkan kemampuan tubuh dalam mengatur dan menormalkan kadar gula darah. Cara ini bisa membantu mengelola diabetes tipe 1 dengan lebih baik.

    Makanan tinggi serat meliputi:

    SayuranBuah-buahanKacang-kacanganBiji-bijian utuh

    Asupan serat harian yang direkomendasikan adalah sekitar 25 gram untuk wanita dan 25 gram untuk pria.

    4. Minum Cukup Air

    Minum cukup air bisa membantu menjaga kadar gula darah dalam kisaran yang sehat. Air minum bisa mencegah dehidrasi dan membantu ginjal membuang kelebihan gula melalui urine.

    Sebuah observasional menemukan bahwa orang yang minum lebih banyak air memiliki risiko lebih rendah terkena kadar gula darah tinggi. MInum air secara teratur bisa menghidrasi kembali darah, menurunkan kadar gula darah, dan mengurangi resiko diabetes.

    5. Atur Porsi Makan

    Mengelola porsi makan bisa membantu dalam mengatur asupan kalori dan mempertahankan berat badan. Manajemen berat badan terbukti mengurangi risiko timbulnya diabetes tipe 2.

    Memantau ukuran porsi makan juga membantu mencegah lonjakan gula darah. Cara mengatur porsi makan yaitu bisa dengan:

    Makan dengan perlahanMengukur dan menimbang makananMenggunakan piring yang lebih kecilMembuat jurnal makananMembaca label makanan dan memeriksa ukuran porsi setiap item.

    6. Pilih Makanan dengan Indeks Glikemik Rendah

    Indeks glikemik mengukur seberapa cepat karbohidrat dipecah selama proses pencernaan dan dan seberapa tubuh menyerapnya. Hal ini mempengaruhi seberapa cepat kadar gula darah naik.

    Indeks glikemik membagi makanan menjadi skor rendah, sedang, dan tinggi. Mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah secara konsisten bisa menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes. Beberapa contoh makanan dengan indeks glikemik rendah hingga sedang meliputi:

    Yoghurt Yunani tanpa pemanisGandumKacang-kacanganSayuran non tepungKacang lentil.

    7. Tidur yang Cukup dan Berkualitas

    Kebiasaan tidur yang kurang optimal dan kurang istirahat bisa memengaruhi kadar gula darah dan sensitivitas insulin, sehingga meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Kurang tidur juga menaikkan kadar kortisol yang memainkan peran penting dalam manajemen gula darah.

    (elk/suc)

  • Gula Darah Melonjak? Dokter Spesialis Mayapada Hospital Siaga 24 Jam!

    Gula Darah Melonjak? Dokter Spesialis Mayapada Hospital Siaga 24 Jam!

    Jakarta

    Siapa bilang diabetes tidak bisa menjadi kondisi gawat darurat? Diabetes bisa jadi kondisi fatal dalam hitungan menit, terutama saat kadar gula darah terlalu tinggi (hiperglikemia).

    Kondisi ini memerlukan penanganan darurat seperti di layanan Emergency 24 jam Mayapada Hospital Jakarta Selatan yang berstandar internasional dengan tim Dokter Spesialis Penyakit Dalam yang siaga, standby, dan berada di rumah sakit selama 24 jam untuk memberikan penanganan yang cepat dan tepat.

    Menurut dr. Herry Nursetiyanto, Sp.PD-KEMD, FINASIM, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik, dan Diabetes Mayapada Hospital Jakarta Selatan, pada hiperglikemia atau Ketoasidosis Diabetikum (DKA), tubuh kekurangan insulin sehingga gula tidak dapat digunakan sebagai energi dan tubuh menghasilkan keton beracun.

    “Kondisi ini dapat terjadi pada penderita diabetes tipe 1 dan tipe 2, terutama jika lupa mengonsumsi obat insulin, sedang sakit atau infeksi, atau remaja yang diabetesnya belum terkontrol. Gejalanya meliputi haus berlebihan, sering buang air kecil, mual, muntah, sakit perut, napas cepat, lemas, gangguan kesadaran, dan dapat berujung kematian,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, Kamis (21/8/2025).

    Lebih lanjut, dr. Haryadi Wijaya, SpPD, FINASIM, Dokter Spesialis Penyakit Dalam di Mayapada Hospital Jakarta Selatan menegaskan DKA ini tidak bisa ditangani di rumah, sehingga harus segera di bawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD).

    “Bila muncul gejala-gejala tersebut, terutama jika penderita terlihat linglung atau sulit dibangunkan,” ungkap dr. Haryadi.

    Saat kondisi terjadi, segera bawa ke layanan Emergency 24 jam Mayapada Hospital Jakarta Selatan dengan Dokter Spesialis Penyakit Dalam yang berada di rumah sakit selama 24 jam, didukung Dokter Spesialis Anestesi yang juga standby untuk menangani kasus yang memerlukan tindakan bedah atau perawatan lanjutan secara intensif. Anda dapat menghubungi call center 150990 atau emergency call di aplikasi MyCare milik Mayapada Hospital.

    Hospital Director Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr. Fiktorius Kuludong, MM menjelaskan bahwa seluruh pelayanan emergency di Mayapada Hospital Jakarta Selatan telah berstandar internasional dan mengacu pada akreditasi Joint Commission International (JCI).

    “Tim dokter spesialis dan subspesialis kami siaga 24 jam, termasuk dalam penanganan kondisi gawat darurat pada pasien diabetes, seperti hiperglikemia. Di layanan poliklinik, dokter tersedia dari pukul 08.00 WIB hingga 21.00 WIB, dan pada malam hari dari pukul 20.00 WIB hingga 08.00 WIB, sehingga penanganan medis tetap dapat diberikan tanpa jeda waktu,” jelas dr. Fiktor.

    Ia melanjutkan kondisi gawat darurat pada pasien diabetes dapat berkembang sangat cepat dan membutuhkan respons medis yang tepat waktu dan terkoordinasi.

    “Oleh karena itu, kami memastikan keselamatan pasien (patient safety) dan kenyamanan pasien (patient experience) melalui layanan emergency yang responsif dengan akses yang cepat dan mudah, didukung tim medis berpengalaman dan fasilitas yang lengkap, serta mengedepankan pendekatan yang berpusat pada pasien (patient-centered care),” imbuhnya.

    Anda juga dapat mencegah risiko diabetes dengan melakukan pemeriksaan gula darah secara gratis di layanan Sugar Clinic Mayapada Hospital Jakarta Selatan yang menyediakan layanan skrining risiko prediabetes/diabetes dengan AI, pemeriksaan gula darah, konsultasi dengan dokter, dan manajemen diabetes yang komprehensif untuk menjaga metabolisme sehat.

    Informasi layanan kesehatan Mayapada Hospital dapat dibaca dalam fitur Health Articles & Tips di MyCare. Ada pula fitur Personal Health yang terhubung dengan Google Fit atau Health Access untuk menghitung jumlah langkah kaki, jumlah kalori terbakar, detak jantung, dan BMI. Unduh aplikasi MyCare sekarang, dan kumpulkan reward point untuk potongan harga layanan di seluruh unit Mayapada Hospital.

    (prf/ega)

  • 5 Makanan Rahasia Panjang Umur Orang Jepang, Ternyata Simpel Banget!

    5 Makanan Rahasia Panjang Umur Orang Jepang, Ternyata Simpel Banget!

    Jakarta

    Jepang dikenal sebagai rumah bagi centenarian, orang dengan usia terpanjang di dunia. Saat ini terdapat 90.526 centenarian, orang yang berusia 100 tahun ke atas. Jumlah tersebut lebih dari lima kali lipat dibandingkan dua dekade lalu, menurut laporan Kementerian Kesehatan, Ketenagakerjaan, dan Kesejahteraan Jepang tahun 2022.

    Salah satu wilayah yang paling menonjol adalah Okinawa, sebuah pulau kecil dan terpencil di Jepang, yang dikenal memiliki konsentrasi penduduk berusia seratus tahun tertinggi di dunia.

    Asako Miyashita, MS, RDN, CDN, seorang ahli diet dan gizi bersertifikat dengan pengalaman 20 tahun dalam penelitian mengenai umur panjang, membagikan lima makanan dari pola makan tradisional Jepang yang ia dan keluarganya konsumsi setiap hari untuk menjaga kesehatan dan mendukung umur panjang.

    Makanan Rahasia Panjang Umur Orang Jepang

    Dikutip dari CNBC, berikut makanan yang dikonsumsi warga Jepang untuk panjang umur. Mau coba?

    1. Ubi Manis Jepang

    Berasal dari Okinawa, ubi ungu Jepang (disebut imo dalam bahasa Jepang) sering dikonsumsi sebagai camilan atau hidangan penutup.

    Ubi ini kaya akan karbohidrat sehat dan antosianin, yaitu kelompok antioksidan yang terdapat pada sayuran berwarna merah dan ungu yang dikenal memiliki sifat anti-penuaan.

    Sejumlah penelitian juga menunjukkan konsumsi ubi ungu dapat membantu mengontrol kadar gula darah serta menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.

    2. Sup Miso

    Pola makan tradisional Jepang kaya akan hidangan fermentasi, dan salah satu yang paling populer adalah sup miso. Miso sendiri merupakan pasta yang dibuat dari kedelai dan biji-bijian yang difermentasi.

    Probiotik, bakteri atau ragi hidup yang terkandung dalam makanan fermentasi, dapat membantu menjaga keseimbangan kesehatan usus sekaligus meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

    Sebuah studi menemukan pria dan wanita yang paling banyak mengonsumsi kedelai fermentasi (seperti miso, tahu, dan tempe) memiliki risiko 10 persen lebih rendah untuk mengalami kematian dini akibat berbagai penyebab, dibandingkan mereka yang jarang mengonsumsi makanan tersebut.

    3. Lobak Daikon

    Sayuran umbi sangat populer dalam masakan Jepang dan menawarkan beragam manfaat kesehatan.

    Lobak daikon dikenal dapat membantu mencegah masuk angin serta mendukung sistem kekebalan tubuh. Satu buah lobak daikon bahkan mengandung hingga 124 persen dari kebutuhan harian vitamin C.

    Beberapa jenis umbi sehat lainnya, yang lebih mudah ditemukan di banyak pasar modern, antara lain wortel, bit, parsnip, dan lobak putih.

    4. Rumput Laut

    Rumput laut kaya akan mineral penting seperti zat besi, kalsium, folat, dan magnesium.

    Konsumsi rumput laut setiap hari juga menambah asupan serat dalam pola makan. Asupan serat yang cukup telah dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit jantung, stroke, hipertensi, dan diabetes tipe 2.

    Selain itu, rumput laut mengandung antioksidan seperti fukosantin dan fukoidan, yang memiliki sifat anti-inflamasi, anti-penuaan, dan anti-kanker.

    5. Ikan

    Protein, khususnya dari ikan berlemak seperti salmon dan tuna, menjadi bagian penting dalam pola makan tradisional Jepang. Kandungan lemak omega-3 pada ikan bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah, mengurangi kadar trigliserida, serta meredakan peradangan.

    Tak hanya itu, di Jepang, terdapat tradisi mengucapkan “itadakimasu” sebelum makan, yang berarti “saya dengan rendah hati menerima,” sebagai bentuk penghargaan terhadap hewan dan para petani. Miyashita meyakini Praktik makan penuh kesadaran seperti ini berkontribusi pada kesehatan sekaligus meningkatkan kualitas hidup.

    (suc/suc)