Produk: gula darah

  • Pria Ini Ngaku Cuma Makan Junk Food 700 Hari, Begini Efek ke Tubuhnya

    Pria Ini Ngaku Cuma Makan Junk Food 700 Hari, Begini Efek ke Tubuhnya

    Jakarta

    Seorang pria mengaku hanya mengonsumsi makanan cepat saji atau fast food hampir dua tahun penuh. Hal ini mulai dilakukan sekitar bulan Juli 2023.

    Semasa kecil, pria yang tidak disebutkan namanya ini lebih sering diberikan makanan cepat saji sejak kecil. Tetapi, ia mengaku bahwa tidak makan makanan sehat selama lebih dari 700 hari.

    “Sejak sekitar Juli atau Agustus 2023, saya belum pernah sehari pun tidak makan makanan cepat saji. Itu benar-benar satu-satunya yang saya makan,” tutur pria berusia 32 tahun itu, yang dikutip dari Mirror UK.

    “Setiap hari, saya akan makan satu porsi besar (sekitar 2 ribu kalori) dari gerai makanan cepat saji pilihan saya, yang saya minum bersama soda atau minuman berenergi,” sambungnya.

    Dari mulai bangun tidur, pria itu sudah mengonsumsi minuman berenergi, yang bisa diminum sekitar 2 atau 3 kaleng yang berisi 473 ml setiap hari. Bahkan, ia mengaku tidak minum air putih dalam rentang waktu tersebut.

    Meski gaya hidup yang dijalaninya buruk, pria itu selalu mengaku sehat secara fisik. Indeks Massa Tubuh (IMT) pria tersebut sekitar 20,8 yang termasuk dalam kategori berat badan normal, dengan berat badan 66 kg.

    Ia mengaku sehat dan kabarnya tekanan darahnya normal. Biasanya, ia hanya makan satu kali makanan utama sehari dengan total kalori 2 ribu kalori yang dikonsumsi bersama soda atau minuman berenergi.

    Pria itu menjelaskan bahwa alasan utamanya melakukan semua itu adalah kenyamanan, rasa, kemudahan mendapatkannya, dan harganya. Bahkan, dia mengatakan tubuhnya bereaksi lebih buruk saat mencoba makan makanan sehat.

    “Sistem pencernaan saya hanya terasa tidak enak saat saya mencoba makan sayuran atau minum air putih. Entah kenapa, saya memang selalu seperti ini,” tutur pria tersebut.

    “Saya belum makan buah selama, mungkin 10 atau 15 tahun, tepatnya. Saya benci buah. Salad membuat saya merasa sangat mual,” tambahnya.

    Lantas, apakah makanan cepat saji itu sehat? Tentunya tidak.

    Menurut National Health Service (NHS) di Inggris, rata-rata pria membutuhkan sekitar 2.500 kalori per hari untuk menjaga berat badan yang sehat. Sementara para wanita, rata-rata harus mencapai 2.000 kalori.

    Tapi, ini bukan tentang kalori saja, tetapi apa yang dikonsumsi. Meskipun sesekali mengonsumsi makanan cepat saji tidak berbahaya, para ahli sangat menyarankan untuk tidak menjadikannya satu-satunya sumber nutrisi tubuh. Terutama dalam jangka waktu yang lama.

    Dikutip dari WebMD, ini yang terjadi pada tubuh jika terlalu sering mengonsumsi makanan cepat saji:

    1. Berat badan naik

    Makanan cepat saji memang praktis dan murah. Tetapi, burger hingga kentang goreng mengandung lebih banyak lemak, kalori, dan karbohidrat olahan, yang dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan obesitas.

    2. Bahaya untuk jantung

    Natrium membuat makanan cepat saji terasa lebih enak dan mencegahnya rusak. Tetapi, terlalu banyak natrium dapat meningkatkan tekanan darah dan merusak pembuluh darah, hingga risiko gagal jantung, serangan jantung, serta stroke.

    3. Lonjakan gula darah

    Makanan berlapis tepung yang tinggi karbohidrat olahan akan dipecah tubuh menjadi gula. Saat kadar gula darah meningkat, tubuh memompa insulin untuk menyeimbangkannya.

    Seiring berjalannya waktu, lonjakan gula ini bisa merusak pankreas, kadar gula darah naik, hingga memicu diabetes tipe 2.

    4. Masalah pencernaan

    Makanan tinggi natrium dapat memicu kembung untuk sementara. Jika dipadukan dengan rendahnya jumlah serat makanan, saluran pencernaan akan tersumbat. Hal ini dapat menyebabkan sembelit yang membuat Anda berisiko terkena wasir, hernia, dan divertikulitis.

    5. Mempengaruhi suasana hati

    Apa yang dimakan dan diminum dapat memengaruhi perasaan Anda secara mental dan fisik. Makanan cepat saji kekurangan vitamin, mineral, dan nutrisi lain yang dibutuhkan tubuh untuk meningkatkan suasana hati.

    Penelitian menunjukkan bahwa makanan cepat saji dan makanan olahan yang dibeli di toko mungkin terkait dengan risiko depresi yang lebih tinggi.

    6. Lebih mudah lelah

    Ketika sejumlah karbohidrat olahan masuk ke tubuh, gula darah naik dengan cepat, lalu turun dengan cepat pula. Hal ini dapat membuat seseorang merasa lelah.

    7. Mempengaruhi kesuburan

    Ftalat, bahan kimia sintetis yang melarutkan material dan membuat plastik tahan lama bisa terdapat di makanan cepat saji. Studi terbaru mengaitkan bahan kimia itu terhadap masalah kesuburan dan risiko lebih tinggi pada gangguan belajar serta perilaku anak-anak.

    8. Mengikis tulang dan sendi

    Kelebihan berat badan dan obesitas yang disebabkan makanan cepat saji memberikan tekanan ekstra pada sendi, terutama pinggul dan lutut. Hal ini membuat seseorang lebih mungkin mengalami patah tulang di sekitar sendi.

    9. Menyebabkan jerawat pada kulit

    Makanan cepat saji penuh dengan bahan-bahan yang tidak cocok untuk kulit. Gula dapat menurunkan kadar kolagen dna menyebabkan tanda-tanda penuaan dini, seperti kerutan.

    Garam dapat menguras kelembapan kulit, dan lemak jenuh dalam jumlah tinggi dapat memicu hormon yang berperan dalam pembentukan jerawat.

    10. Mempengaruhi daya ingat

    Para ahli berpendapat bahwa lemak jenuh dan lemak trans memberitahu tubuh untuk membentuk plak di otak. Lemak ini menyebabkan demensia dan meningkatkan risiko penyakit Alzheimer tiga kali lebih banyak daripada yang tidak mengonsumsi makanan cepat saji.

    Halaman 2 dari 3

    (sao/kna)

  • Sukun, Pangan Lokal Kaya Manfaat yang Layak Kembali ke Meja Makan

    Sukun, Pangan Lokal Kaya Manfaat yang Layak Kembali ke Meja Makan

    Surabaya (beritajatim.com)- Sukun merupakan salah satu bahan pangan yang menyimpan banyak manfaat. Tidak cuma enak digoreng jadi camilan sore, sukun juga bisa jadi pengganti nasi karena kandungan karbohidratnya yang tinggi. Ditambah lagi, sukun mengandung vitamin, mineral, dan serat yang baik untuk tubuh, sehingga bisa jadi pilihan pangan lokal yang murah, lezat, sekaligus menyehatkan.

    Selain itu, kandungan serat dan karbohidrat kompleks dalam sukun membantu memperlambat penyerapan gula, sehingga baik untuk menjaga kestabilan gula darah. Vitamin dan antioksidan yang terkandung di dalamnya membantu meningkatkan imunitas dan melawan radikal bebas penyebab penuaan dan berbagai penyakit. Sementara, kandungan mineral seperti kalium berperan penting dalam menjaga tekanan darah agar tetap normal, sementara magnesium mendukung fungsi saraf dan otot.

    Di Indonesia, sukun telah dikenal sejak lama, terutama di daerah kepulauan seperti Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua, di mana buah ini menjadi salah satu sumber karbohidrat utama selain padi dan umbi-umbian. Popularitasnya yang tahan lama dan mudah dibudidayakan membuat sukun menjadi pangan lokal yang berkelanjutan di berbagai wilayah tropis.

    Sayangnya, sukun sebagai bahan pangan utama kini semakin terpinggirkan dan jarang dijadikan pilihan dalam konsumsi sehari-hari. Kehadirannya kalah populer dibandingkan beras, gandum, atau makanan instan yang lebih praktis. Padahal, di balik kesederhanaannya, sukun menyimpan potensi besar sebagai pangan lokal yang sehat, murah, dan mudah diperoleh.

    Untuk mengembalikan perannya, sukun kini diolah menjadi berbagai produk inovatif yang cocok dengan gaya hidup modern. Keripik sukun hadir sebagai camilan sehat pengganti kentang atau singkong. Tepung sukun digunakan untuk membuat roti, pancake, hingga mie sehat, sekaligus menggantikan sebagian tepung terigu. Bahkan, sukun mulai dimanfaatkan sebagai pengganti nasi atau lauk praktis, memadukan cita rasa tradisional dengan kebutuhan konsumsi sehari-hari yang cepat dan praktis.

    Dengan segala kandungan gizi dan fleksibilitas olahannya, sukun bukan hanya sekadar buah tradisional, tetapi juga solusi pangan lokal yang menyehatkan dan berkelanjutan. Mengangkat kembali sukun ke meja makan tidak hanya melestarikan budaya kuliner Indonesia, tetapi juga mendukung ketahanan pangan, memberikan alternatif sehat, dan mengajak masyarakat untuk kembali menghargai kekayaan alam tropis yang telah lama ada di sekitar kita.

    [Erlina Damayanti]

  • Minum Kopi Tanpa Kafein, Benarkah Lebih Sehat? Ini 4 Manfaatnya

    Minum Kopi Tanpa Kafein, Benarkah Lebih Sehat? Ini 4 Manfaatnya

    Jakarta

    Kopi tanpa kafein atau disebut ‘decaf’ memiliki kadar kafein yang jauh lebih rendah dibandingkan kopi biasa. Sekitar 97 persen kandungan kafeinnya telah dihilangkan, sehingga lebih cocok untuk orang yang sensitif terhadap kafein atau ingin mengurangi konsumsinya.

    Meski begitu, kopi tanpa kafein tetap mengandung banyak antioksidan yang bermanfaat, antara lain membantu menjaga kesehatan jantung, mengontrol kadar gula darah, dan mendukung fungsi tubuh lainnya.

    Dikutip dari Everyday Health, kopi ini dapat dinikmati dalam berbagai cara, disajikan panas, dingin, maupun sebagai campuran dalam olahan kue. Berikut beberapa manfaat kopi tanpa kafein beserta penjelasannya.

    1. Meningkatkan Mikrobioma Usus yang Lebih Sehat

    Seperti kopi biasa, kopi tanpa kafein kaya akan antioksidan yang bisa mendukung kesehatan usus. Meski kedua jenis kopi ini merangsang motilitas lambung, yaitu membuat ingin buang air besar, beberapa penelitian menemukan bahwa kopi tanpa kafein tidak terlalu merangsang sekresi asam lambung.

    Selain itu, senyawa fenoliknya memiliki efek antioksidan dan anti-inflamasi pada usus besar dan bisa mendukung komunitas bakteri.

    Menurut ahli diet Lauren Maneker MS, RDN, LD, kopi tanpa kafein memberikan kontribusi positif dengan mendorong pertumbuhan bakteri usus yang bermanfaat karena kandungan senyawa fenolik makanan yang tinggi, tanpa potensi gangguan gastrointestinal yang terkadang dipicu oleh kafein.

    2. Meningkatkan Fungsi Hati

    Sebuah studi yang berskala besar menemukan bahwa mengonsumsi kopi biasa ataupun kopi tanpa kafein berkaitan dengan kadar enzim hati yang lebih sehat. Para peneliti berpendapat, bahwa antioksidan, termasuk senyawa fenolik dalam kopi kemungkinan berperan.

    Senada dengan temuan itu, dalam studi besar lainnya peneliti menemukan bahwa peminum kopi, apapun jenis kopinya memiliki risiko penyakit hati kronis yang lebih rendah.

    Meski banyak penelitian tentang dampak kopi biasa terhadap kesehatan jantung, penelitian tentang kopi tanpa kafein masih sedikit. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa kopi tanpa kafein dikaitkan dengan risiko penyakit kardiovaskular yang lebih rendah.

    Sebuah studi menemukan, kopi tanpa kafein, bersama dengan kopi bubuk, dan kopi instan dapat dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit kardiovaskular. Peserta yang minum 1-3 cangkir kopi tanpa kafein per hari berisiko rendah terkena penyakit kardiovaskular.

    4. Meningkatkan Gula Darah Puasa

    Gula darah puasa, atau pengukuran gula darah setelah berpuasa semalaman sering digunakan untuk mendiagnosis diabetes. Berkat antioksidan yang disebut asam klorogenat, minum kopi tanpa kafein bisa membantu menurunkan gula darah puasa sebesar 4%-5%.

    Penelitian juga menyatakan bahwa kopi tanpa kafein menunjukkan efek metabolik yang menguntungkan, meningkatkan gula darah puasa, dan mengurangi stres oksidatif.

    Kandungan Nutrisi Kopi Tanpa Kafein

    Kopi tanpa kafein memiliki komposisi nutrisi yang serupa dengan kopi biasa. Hanya saja, sebagian besar kafeinnya tidak ada.

    Bergantung pada ukuran dan merek kopi, kandungan kafeinnya bisa sekitar 8-10 mg, atau hanya 2 mg per cangkirnya. Kopi tanpa kafein tidak mengandung kalori, tapi mengandung beberapa mikronutrien, mirip dengan kopi biasa. Berikut kandungan nutrisi 1 sajian kopi tanpa kafein:

    Kalium: 120 mgMagnesium: 12 mgSodium: 5 mgProtein:>1 g

    (elk/elk)

  • Hati-hati! Kesehatan Mulut yang Buruk Bisa Picu Kanker Pankreas

    Hati-hati! Kesehatan Mulut yang Buruk Bisa Picu Kanker Pankreas

    Jakarta

    Ketidakseimbangan mikroba di dalam mulut, terdiri dari jutaan bakteri, virus, dan jamur, telah lama dikaitkan dengan berbagai penyakit sistemik, seperti Alzheimer, diabetes, hingga beberapa jenis kanker. Hal ini kembali diperkuat melalui sebuah penelitian terbaru.

    Dikutip dari laman New York Post, riset yang dilakukan tim NYU Langone Health dan Perlmutter Cancer Center menemukan adanya kaitan antara lebih dari dua lusin jenis mikroba mulut dengan peningkatan risiko kanker pankreas, salah satu penyakit paling mematikan di dunia.

    “Temuan kami memberi wawasan baru tentang hubungan antara mikrobioma oral dan kanker pankreas,” kata penulis utama studi, seorang peneliti pascadoktoral di Departemen Kesehatan Populasi di Fakultas Kedokteran NYU Grossman, Yixuan Meng.

    Peneliti melaporkan, bakteri tersebut menumpang melalui air liur yang tertelan ke pankreas, organ yang memerankan peran penting dalam pencernaan dan pengaturan gula darah. Dalam penelitian, para peneliti menganalisis DNA dan jamur dalam air liur 122.000 orang. Pemantauan dilakukan kurang lebih sembilan tahun untuk melihat apakah mereka mengembangkan tumor.

    Mereka membandingkan DNA 445 pasien kanker pankreas dengan 445 peserta studi bebas kanker yang dipilih secara acak, serta memperhitungkan faktor risiko kanker, seperti usia, ras, dan penggunaan rokok.

    Tim mengidentifikasi 24 spesies bakteri dan jamur yang bisa meningkatkan atau menurunkan risiko kanker pankreas. Sementara tiga jenis bakteri lainnya diketahui menyebabkan penyakit gusi.

    Penyakit gusi bisa melepaskan penanda peradangan ke dalam aliran darah yang bisa memicu kanker pankreas. Hal itu dilakukan dengan menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan tumor.

    Kelompok 27 mikroba meningkatkan risiko berkembangnya kanker pankreas lebih dari tiga kali lipat.

    Sementara, membersihkan gigi bisa melindungi tubuh dari kanker. Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal JAMA Oncology,

    “Lebih jelas dari sebelumnya bahwa menyikat dan membersihkan gigi dengan benang gigi tidak hanya membantu mencegah penyakit periodontal tetapi juga dapat melindungi dari kanker,” kata penulis studi senior Dr Richard Hayes , seorang profesor di Departemen Kesehatan Populasi.

    Kendati demikian, Hayes menentukan, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menetapkan hubungan sebab-akibat langsung antara bakteri mulut dan kanker pankreas.

    “Dengan membuat profil populasi bakteri dan jamur di mulut, ahli onkologi dapat mengidentifikasi bakteri yang paling membutuhkan skrining kanker pankreas,” ujar Jiyoung Ahn, salah satu penulis senior studi ini, seorang profesor di Departemen Kesehatan dan Kedokteran Populasi di Fakultas Kedokteran Universitas New York Grossman.

    (elk/suc)

  • 4 Tipe Orang yang Sebaiknya Hindari Makan Jambu Biji, Bisa Perburuk Kondisi

    4 Tipe Orang yang Sebaiknya Hindari Makan Jambu Biji, Bisa Perburuk Kondisi

    Jakarta

    Jambu biji dikenal sebagai salah satu buah tropis yang kaya manfaat. Rasanya manis-asam menyegarkan dan kandungan nutrisinya sangat tinggi. Buah ini kaya akan vitamin C, serat pangan, kalium, serta antioksidan yang mendukung kesehatan imun, pencernaan, kulit, energi, fungsi jantung, dan vitalitas secara menyeluruh.

    Karena kandungan nutrisinya yang luar biasa, jambu biji sering dijadikan bahan smoothies, jus, dessert, selai, salad, maupun camilan sehat. Meski bermanfaat, jambu biji tidak cocok untuk semua orang.

    Konsumsi berlebihan juga bisa memicu ketidaknyamanan pada saluran cerna atau berinteraksi dengan obat tertentu. Karena itu, pengendalian porsi menjadi penting agar manfaatnya tetap optimal tanpa menimbulkan efek samping.

    Kelompok yang Sebaiknya Hindari Jambu Biji

    Dikutip dari Times of India, berikut kelompok yang perlu berhati-hati mengonsumsi jambu biji.

    1. Rentan kembung

    Jambu biji tinggi fruktosa (gula alami) dan vitamin C. Keduanya dapat memicu gas dan kembung pada individu sensitif. Fruktosa yang tidak terserap sempurna bisa difermentasi bakteri usus, menghasilkan gas berlebih.

    Tips: Hindari makan jambu biji sebelum tidur dan konsumsi dalam porsi kecil bersama makanan lain untuk mengurangi keluhan.

    2. Pengidap diabetes

    Meski indeks glikemiknya rendah, konsumsi jambu biji secara berlebihan tetap bisa meningkatkan kadar gula darah. Disarankan membatasi 1-2 buah kecil per hari, mengombinasikannya dengan protein atau lemak sehat, serta rutin memantau kadar gula darah.

    3. Pengidap Irritable Bowel Syndrome (IBS)

    Serat jambu biji bermanfaat bagi usus, tetapi pada pegidap IBS justru bisa menimbulkan kram perut, diare, atau kembung. Mengurangi porsi, mengupas kulit, atau mengonsumsi dalam bentuk matang/olahan bisa membantu mengurangi iritasi.

    4. Pengidap eksim atau kulit sensitif

    Jambu biji dan daunnya mengandung senyawa bioaktif yang dapat mengiritasi kulit sensitif. Beberapa ekstrak, meskipun bermanfaat bagi kesehatan secara umum, dapat memperparah eksim atau kondisi kulit kronis, menyebabkan kemerahan, gatal, atau peradangan.

    Orang dengan eksim atau kulit sensitif harus menghindari daun jambu biji sepenuhnya atau berkonsultasi dengan dokter kulit sebelum menggunakan jambu biji dalam bentuk topikal atau makanan.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/suc)

  • 5 Cara Simpel Turunkan Gula Darah Tinggi, Nggak Perlu Obat

    5 Cara Simpel Turunkan Gula Darah Tinggi, Nggak Perlu Obat

    Jakarta

    Gula darah tinggi atau hiperglikemia terjadi ketika kadar glukosa dalam darah melebihi batas normal. Kondisi ini sering dikaitkan dengan diabetes, tetapi juga bisa dipicu oleh stres, pola makan tidak sehat, atau kurangnya aktivitas fisik.

    Jika dibiarkan, gula darah tinggi dapat merusak organ penting seperti jantung, ginjal, dan mata. Karena itu, memahami cara mengatasi hiperglikemia dan dampaknya sangat penting agar lebih waspada terhadap kesehatan.

    Cara Turunkan Gula Darah

    Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menurunkan kadar gula darah dengan mudah. Dikutip dari Healthline, berikut ini beberapa di antaranya:

    1. Atur Konsumsi Karbohidrat

    Asupan karbohidrat sangat memengaruhi kadar gula darah. Tubuh memecah karbohidrat menjadi gula, terutama glukosa. Kemudian insulin membantu tubuh menggunakan dan menyimpannya sebagai energi.

    Proses ini terganggu jika mengonsumsi terlalu banyak karbohidrat atau memiliki masalah fungsi insulin, sehingga kadar gula darah bisa meningkat.

    American Diabetes Association merekomendasikan pengidap diabetes untuk mengelola asupan karbohidrat dengan cara menghitung jumlah karbohidrat dan menyesuaikannya dengan kebutuhan aktivitas harian. Menghitung karbohidrat dapat membantu merencanakan pola makan yang lebih tepat dan meningkatkan pengendalian gula darah.

    Karbohidrat tetap dibutuhkan oleh tubuh. Namun, pilihlah sumber karbohidrat yang baik seperti biji-bijian utuh dan sumber alami yang tidak diproses.

    2. Aktivitas Fisik Tiap Hari

    Olahraga teratur dan aktivitas fisik dapat membantu mengelola berat badan sekaligus meningkatkan sensitivitas insulin. Sensitivitas insulin yang lebih baik berarti sel-sel tubuh dapat menggunakan glukosa dalam aliran darah dengan lebih efektif.

    Olahraga juga membantu otot menggunakan gula darah sebagai energi dan untuk kontraksi otot.

    Jika sulit mendapatkan waktu, sesi olahraga singkat sudah memberikan manfaat ke tubuh. Misalnya, lakukan olahraga 10 menit sebanyak 3 kali sehari selama 5 hari, dengan target total 150 menit per minggu.

    3. Makan Banyak Serat

    Serat memperlambat pencernaan karbohidrat dan penyerapan gula, sehingga kenaikan gula darah berlangsung lebih bertahap.

    Ada dua jenis serat, yaitu tidak larut (insoluble) dan larut (soluble). Keduanya sama-sama penting, tapi serat larut terbukti secara khusus dapat membantu mengontrol gula darah. Sedangkan, serat tidak larut tidak menunjukkan efek tersebut.

    Pola makan tinggi serat dapat meningkatkan kemampuan tubuh dalam mengatur gula darah dan membantu mengelola diabetes tipe satu. Beberapa jenis makanan tinggi serat meliputi sayur, buah, kacang-kacangan dan biji-bijian.

    4. Minum Air Putih

    Minum air dengan cukup dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil. Selain mencegah dehidrasi, air juga membantu ginjal membuang kelebihan gula melalui urine.
    Sebuah tinjauan penelitian tahun 2021 menemukan orang yang lebih banyak minum air memiliki risiko lebih rendah mengalami kadar gula darah tinggi. Minum air secara rutin bisa membantu menghidrasi darah, menurunkan gula darah, dan mengurangi risiko diabetes.

    5. Makan Pelan-pelan dan Mengatur Porsi Makan

    Mengatur jumlah makanan yang dikonsumsi dapat membantu mengendalikan asupan kalori dan menjaga berat badan tetap ideal. Menjaga berat badan sehat terbukti mendukung kestabilan gula darah dan mengurangi risiko terkena diabetes tipe 2.

    Mengontrol porsi makan juga membantu mencegah lonjakan gula darah. Cara mengontrol porsi makan dapat dilakukan dengan makan pelan-pelan, menimbang makanan, memakai piring lebih kecil, dan menghindari restoran all you can eat.

    Jangan juga membaca label makanan dan mencatat makanan yang sudah dikonsumsi untuk memastikan makanan tidak berlebihan.

    (avk/kna)

  • Hati-hati, 6 Kebiasaan yang Tak Disadari Picu Kerusakan Ginjal

    Hati-hati, 6 Kebiasaan yang Tak Disadari Picu Kerusakan Ginjal

    Jakarta

    Ginjal adalah organ yang paling penting untuk tubuh. Fungsinya untuk menyaring limbah dari darah, membantu mengatur jumlah cairan dalam tubuh, mengatur tekanan darah, dan membantu produksi sel darah merah.

    Sebagian besar orang tanpa sadar melakukan kebiasaan yang membebani ginjal. Kesalahan kecil tapi serius berakibat fatal, seperti kerusakan ginjal permanen.

    Berikut enam kebiasaan hidup yang tanpa sadar bisa membahayakan fungsi ginjal:

    1. Konsumsi Gula Berlebihan

    Konsumsi gula yang berlebihan tidak hanya meningkatkan kadar glukosa darah, tetapi bisa membebani ginjal. Terutama pada orang yang resisten insulin atau pradiabetes yang tidak terdiagnosis.

    Ginjal bekerja keras untuk menyaring kelebihan glukosa dari darah. Saat gula darah terus-menerus tinggi, ginjal akan semakin sulit menyaringnya.

    Namun, seiring waktu hal ini dapat merusak pembuluh darah di dalam ginjal dan mengakibatkan penurunan fungsinya. Maka dari itu, disarankan untuk mengurangi konsumsi minuman manis, makanan olahan, dan karbohidrat olahan untuk meringankan fungsi ginjal.

    2. Kurang Minum Air Putih

    Air membantu ginjal menyaring racun dan limbah. Jika tubuh kekurangan air, kinerja ginjal menjadi kurang efektif karena tidak ada cairan untuk diproses.

    Dikutip dari Times of India, dehidrasi juga meningkatkan risiko batu ginjal atau infeksi saluran kemih yang bisa mempengaruhi fungsi ginjal. Disarankan untuk minum cukup air putih setiap hari demi menjaga kesehatan ginjal.

    3. Terlalu Banyak Konsumsi Garam

    Asupan natrium yang berlebihan merupakan penyebab umum tekanan darah tinggi, yang langsung membebani ginjal. Organ tersebut berfungsi mengatur jumlah garam dalam tubuh.

    Namun, terlalu banyak garam dapat menekan ginjal dan merusak pembuluh darah kecil dalam jangka panjang. Biasanya, makanan kemasan, makanan siap saji, hingga produk kalengan cenderung tinggi natrium.

    Untuk mencegah kerusakan ginjal, kurangi asupan garam dalam makanan yang dikonsumsi. Mulailah menyiapkan makanan segar di rumah dan membaca label produk sebelum membelinya.

    4. Mengabaikan Tekanan Darah Tinggi

    Tekanan darah tinggi merupakan satu penyebab utama penyakit ginjal. Kondisi tekanan darah yang terus-menerus pada pembuluh darah dapat merusak sistem penyaringan di ginjal.

    Sayangnya, banyak pasien tekanan darah tinggi tidak menunjukkan gejala sama sekali. Hal ini yang membuat orang kerap tidak menyadarinya.

    Menjaga tekanan darah tetap terkendali bisa dengan menjalani gaya hidup tertentu, mengurangi stres, berolahraga secara teratur, hingga minum obat bila diperlukan dapat mencegah penurunan fungsi ginjal dalam jangka panjang.

    5. Kurang Tidur

    Ginjal juga memiliki siklus tidur-bangun alami. Saat tidur terganggu atau terus-menerus berkurang, hormon-hormon yang berperan dalam mengatur fungsi ginjal akan terganggu.

    Kurang tidur juga dikaitkan dengan peningkatan peradangan, resistensi insulin, dan peningkatan tekanan darah yang berdampak serius pada kesehatan ginjal. Agar lebih berkualitas, tidurlah 7-9 agar setiap malam membantu proses perbaikan alami tubuh, termasuk ginjal.

    6. Kurang Olahraga

    Menjalani gaya hidup yang tidak banyak bergerak dan kurang olahraga pada berdampak signifikan pada kesehatan. Bahkan, olahraga ringan pun dapat membantu ginjal berfungsi optimal, seperti jogging, berjalan, atau berenang.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/naf)

  • Benarkah Konsumsi Air Rebusan Serai Bisa Turunkan Gula Darah? Ini Penjelasannya

    Benarkah Konsumsi Air Rebusan Serai Bisa Turunkan Gula Darah? Ini Penjelasannya

    Jakarta

    Serai adalah tanaman bertangkai dengan aroma lemon segar dan rasa jeruk. Salah satu cara populer untuk mengonsumsinya adalah dengan cara merebusnya.

    Selain menyegarkan, air rebusan atau teh serai memiliki banyak manfaat kesehatan. Ada yang mempercayai bahwa air rebusan serai bisa menurunkan kadar gula darah. Benarkah demikian?

    Sebuah studi pada tahun 2021 yang diterbitkan di Atlantis Press menganalisis dampak pemberian serai terhadap pengelolaan kadar gula darah. Hasilnya, penelitian menemukan komponen bioaktif yang terkandung dalam serai bisa menurunkan kadar gula darah secara signifikan pada tikus dengan atau tanpa diabetes.

    Selain itu, peneliti menemukan kombinasi serai dan jahe yang bisa meningkatkan efektivitas dalam menurunkan kadar gula darah. Hal tersebut karena kandungan gingerol pada jahe yang bisa menunjang kerja insulin, hormon yang berfungsi memproses gula dalam tubuh.

    Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyimpulkan, konsumsi air rebusan serai dan jahe bisa memberi manfaat signifikan dalam menurunkan kadar gula darah ataupun mencegah diabetes.

    Manfaat Air Rebusan Serai Lainnya

    Selain menurunkan kadar gula darah, berikut beberapa manfaat air rebusan serai lainnya:

    1. Memiliki Sifat Antioksidan

    Tinjauan studi di tahun 2021 menunjukkan, serai mengandung beberapa antioksidan yang bisa membantu menangkal radikal bebas dalam tubuh. Diketahui bahwa radikal bebas bisa menyebabkan penyakit.

    2. Memiliki Sifat Antiinflamasi

    Peradangan diduga berperan dalam banyak kondisi, termasuk penyakit jantung dan stroke. Pada penelitian tahun 2024, diungkapkan bahwa serai diduga memiliki manfaat anti-inflamasi. Senyawa-senyawanya berpotensi membantu menghambat pelepasan beberapa penanda yang memicu peradangan dalam tubuh.

    3. Mengurangi Risiko Kanker

    Senyawa citral dalam serai dianggap memiliki kemampuan antikanker yang ampuh terhadap beberapa garis sel kanker. Dikutip dari laman Healthline, beberapa komponen serai bisa membantu melawan kanker.

    Hal ini terjadi baik secara langsung menyebabkan kematian sel, maupun dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh lebih mampu melawan kanker sendiri.

    Bahkan, teh serai terkadang digunakan untuk terapi tambahan selama kemoterapi dan radiasi. Namun, penggunaannya hanya boleh dilakukan di bawah bimbingan ahli onkologi.

    Menurut berbagai penelitian pada manusia dan hewan, serai memiliki sifat antihipertensi. Para peneliti percaya, citral dalam serai membantu menurunkan tekanan darah melalui:

    Vasodilatasi: Membantu memperlebar pembuluh darah, meningkatkan aliran darah, dan mengurangi tekanan darahEfek menenangkan: Bisa menenangkan sistem saraf, menurunkan detak jantung, dan kecemasan.Meningkatnya frekuensi buang air kecil: Dapat membantu membuang kelebihan cairan dalam tubuh.Air Rebusan Serai Aman untuk Semua Orang?

    Beberapa orang dianjurkan untuk tidak mengonsumsi air rebusan serai. Mereka adalah:

    Ibu Hamil

    Dikutip dari laman WebMd, serai kemungkinan tidak aman dikonsumsi selama kehamilan. Srai bisa merangsang rahim dan aliran menstruasi yang menyebabkan keguguran.

    Orang yang Mengidap Sakit Ginjal

    Sebuah penelitian dalam Journal of Renal Nutrition menemukan, konsumsi serai dalam dosis tinggi atau dosis rendah dalam jangka panjang bisa mengurangi laju filtrasi glomerulus, yaitu laju rata-rata penyaringan darah yang terjadi di glomerulus. Peneliti menyimpulkan, laju filtrasi glomerulus yang menurun bisa beresiko memengaruhi fungsi renal lainnya.

    Orang yang Mengonsumsi Obat Diuretik

    Obat diuretik merupakan obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah dengan merangsang urinasi. Serai memiliki sifat diuretik. Apabila keduanya dikonsumsi bersamaan, tekanan darah bisa turun terlalu drastis dan memicu tekanan darah rendah atau hipotensi.

    Ditinjau oleh: Mhd. Alrdian, S.Gz, lulusan ilmu gizi Universitas Andalas, saat ini menjadi penulis lepas di detikcom.

    (elk/suc)

  • Diet Tanpa Olahraga Bisa Kurus? Ini Kata Ahli

    Diet Tanpa Olahraga Bisa Kurus? Ini Kata Ahli

    Jakarta

    Para ahli umumnya merekomendasikan keseimbangan antara pola makan dan olahraga untuk menjaga kebugaran. Namun, bagi orang dengan gaya hidup sibuk, gerakan terbatas, atau keterbatasan fisik yang membuat sulit membakar kalori, pengaturan asupan nutrisi bisa menjadi solusi utama.

    Menurut dokter spesialis obesitas dan lipid, Spencer Nadolsky, pola makan atau nutrisi adalah faktor terpenting dalam upaya menurunkan berat badan. Lantas, seperti apa cara diet tanpa olahraga menurut ahli?

    Beberapa cara untuk menurunkan berat badan tanpa olahraga menurut ahli, seperti tidak melewatkan makan, makan lebih banyak serat, karbohidrat, serta lemak, hingga tidur yang cukup. Dikutip dari laman Prevention, begini penjelasannya.

    1. Jangan Lewatkan Makan

    Menurut ahli diet Alex Evink, RD, ada orang-orang yang mungkin berpikir bahwa hanya makan satu atau dua kali sehari kemungkinan akan menghasilkan asupan kalori yang lebih rendah secara keseluruhan. Tapi melewatkan makan bisa menyebabkan ngemil tanpa sadar atau malah makan berlebihan.

    Jika fokus makan tiga kali sehari dengan kontrol porsi, rasa lapar tidak akan datang dan kemungkinan besar asupan kalori keseluruhan yang dikonsumsi lebih sedikit.

    Selain itu makan dari piring dan mangkuk yang lebih kecil. Dengan begitu, kemungkinan besar asupan makanan yang masuk akan mengandung lebih sedikit kalori.

    2. Perbanyak Serat

    Serat dikenal baik untuk pencernaan. Ahli diet, Karen Ansel MS, RDN menyarankan asupan serat untuk membantu menurunkan berat badan.

    “Serat bisa membantu menurunkan berat badan dalam banyak cara,” katanya.

    Serat mengembang di usus seperti spons sehingga menjadi penekan nafsu makan alami. Selain itu, penelitian terbaru menemukan bahwa serat memberikan dampak positif pada bakteri baik di usus yang membantu memproduksi hormon di usus. Dalam hal ini hormon tersebut memberi tahu otak bahwa tubuh sudah cukup maka.

    “Usahakan untuk mengonsumsi setidaknya 25 gram serat per hari dari berbagai makananan kaya serat seperti biji-bijian utuh, kacang-kacangan, buah-buahan, dan sayuran,” tambahnya.

    3. Perbanyak Protein

    Sama seperti serat, protein secara alami membantu merasa kenyang dengan mempengaruhi produksi hormon kenyang. Protein membutuhkan waktu lama untuk dicerna, sehingga saat mengonsumsinya seseorang cenderung tidak akan mencari camilan setelah makan makanan kaya protein.

    “Protein juga membutuhkan lebih banyak energi untuk dicerna daripada, misalnya, lemak atau karbohidrat, sehingga Anda tidak menyimpan banyak kalori,” tutur Ansel.

    Untuk hasil yang maksimal, usahakan untuk mengonsumsi 20 gram protein tanpa lemak per porsi makan, seperti ikan, ayam, kalkun, telur, dan produk susu rendah lemak.

    4. Konsumsi Lemak

    Lemak membantu tubuh merasa lebih kenyang lebih lama dan bisa membantu mencegah lonjakan gula darah yang membuat timbulnya rasa lapar. Ahli diet Jessica Cording, RD menyarankan untuk menambah kacang-kacangan, biji-bijian, dan ikan berminyak ke dalam pola makan.

    “Ketika Anda mulai lebih memperhatikan asupan lemak, itu bisa sangat membantu,” katanya.

    5. Seimbangkan Karbohidrat

    Banyak orang menganggap diet rendah karbohidrat atau bahkan diet keto penting untuk menurunkan berat badan. Kendati demikian tak perlu sampai benar-benar menghilangkan karbohidrat dari menu harian.

    Menurut Coding, keseimbangan antara karbohidrat, protein, dan lemak adalah kunci untuk menjaga rasa kenyang yang bisa mengurangi keinginan ngemil dan makan berlebihan, yang bisa menghambat upaya penurunan berat badan.

    6. Tidur yang Cukup

    Sebuah studi pada tahun 2022 mengungkapkan, lebih banyak tidur bisa menyebabkan penurunan berat badan. Bagaimana bisa?

    “Kurang tidur, kurang dari enam jam per malam bisa memengaruhi hormon pengatur rasa lapar yang menyebabkan peningkatan ngemil dan perubahan kebiasaan makan,” kata Nadolsky.

    7. Hidrasi yang Baik

    Kadang-kadang, tubuh salah mengartikan rasa haus sebagai rasa lapar. Sehingga pada akhirnya menyebabkan makan lebih banyak dari yang dibutuhkan. Sebuah studi menemukan, minum air sebelum makan dikaitkan dengan penurunan berat badan.

    “Jika Anda tidak minum cukup air, tubuh akan menahan air untuk mencegah dehidrasi parah

    8. Kurangi Gula

    Tidak diketahui secara jelas apakah gula sendiri bisa menyebabkan kenaikan berat badan, tapi satu hal yang pasti adalah gula cenderung masuk ke dalam makanan yang mengandung terlalu banyak kalori.

    “Baik itu soda, latte manis, atau makanan penutup, makanan-makanan ini harus menjadi yang pertama dihilangkan jika Anda ingin menurunkan berat badan,” kata Ansel.

    Dia juga mengingatkan gula tersembunyi di berbagai macam makanan, seperti saus tomat, roti, saus salad, dan lain sebagainya.

    (elk/suc)

  • Manfaat Minum Rebusan Jahe Tiap Hari, Bisa Atasi 7 Kondisi Ini Secara Alami

    Manfaat Minum Rebusan Jahe Tiap Hari, Bisa Atasi 7 Kondisi Ini Secara Alami

    Jakarta

    Jahe adalah salah satu bahan paling umum di seluruh dunia, digunakan baik sebagai bumbu masakan maupun tanaman obat. Dalam pengobatan tradisional, jahe sering digunakan untuk mengatasi batuk, flu, dan berbagai keluhan kesehatan lainnya.

    Jahe telah diakui aman (Generally Recognized as Safe/GRAS) oleh Food and Drug Administration AS (FDA), termasuk bagi ibu menyusui. FDA menyebutkan konsumsi jahe hingga 4 gram per hari masih dianggap aman, meskipun jumlah ini biasanya tidak tercapai dalam studi.

    Belum ada kesepakatan mengenai dosis jahe yang tepat, tetapi beberapa penelitian merekomendasikan dosis harian sekitar 1.000 mg jahe segar. Jumlah ini setara dengan:

    1 sendok teh (5 mL) jahe segar parut0,4 sendok teh (2 mL) ekstrak jahe cair4 cangkir (946 mL) teh jahe kemasan, atau2 sendok teh (10 mL) sirup jahe

    Teh atau rebusan jahe umumnya lebih encer dibanding bentuk olahan lainnya, sehingga risiko efek samping rendah bila hanya diminum 1-2 cangkir per hari. Namun, jika merasa mengalami efek samping, segera hentikan konsumsi dan konsultasikan dengan tenaga medis.

    Efek samping yang paling sering dilaporkan antara lain perut kembung, mual, mulas atau refluks asam lambung, diare, dan nyeri perut. Karena jahe dapat menurunkan tekanan darah dan memiliki efek mengencerkan darah, orang yang sedang mengonsumsi obat pengencer darah atau obat tekanan darah sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum menambah asupan jahe.

    Manfaat Rebusan Jahe untuk Kesehatan

    Berikut beberapa manfaat jahe untuk kesehatan keseluruhan, terutama dalam bentuk teh jahe, seperti dikutip dari Heathline.

    1. Membantu meredakan mabuk perjalanan

    Pengobatan tradisional menyebutkan bahwa teh atau rebusan jahe dapat membantu menenangkan gejala mabuk perjalanan, seperti pusing, muntah, dan keringat dingin.

    Sebuah evaluasi klinis pada 2020 menemukan adanya beberapa kaitan positif antara konsumsi jahe dan peredaan mabuk perjalanan. Namun, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memastikan efektivitasnya.

    Meski cara kerjanya belum sepenuhnya dipahami, beberapa peneliti menduga bahwa senyawa tertentu dalam jahe dapat memblokir reseptor otak yang berperan penting dalam memicu muntah.

    Namun, bukti penelitian saat ini masih terbatas atau belum konklusif.
    Meski begitu, jika kamu sesekali mengalami mual, teh jahe bisa menjadi pilihan alami yang layak dicoba.

    2. Membantu meredakan mual akibat morning sickness atau kemoterapi

    Beberapa ahli meyakini kandungan gingerols dalam jahe dapat membantu mengurangi mual yang disebabkan oleh kehamilan, kemoterapi, atau operasi.

    Peneliti menyarankan jahe bisa menjadi alternatif alami yang efektif sekaligus terjangkau dibanding obat antimual tradisional, terutama bagi ibu hamil atau pasien kemoterapi yang tidak bisa menggunakan obat konvensional.

    Sebuah studi terhadap 92 perempuan menemukan jahe bahkan lebih efektif daripada obat standar dalam mencegah mual dan muntah pascaoperasi akibat anestesi umum.

    Namun, penting untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan tenaga medis sebelum menggunakan jahe setelah operasi. Jahe diduga dapat memengaruhi proses pembekuan darah, meski penelitian tentang hal ini masih terbatas dan memerlukan kajian lebih lanjut.

    3. Membantu mengontrol tekanan darah dan menjaga kesehatan jantung

    Penelitian menunjukkan konsumsi jahe dalam dosis harian dapat membantu melindungi jantung dari berbagai masalah. Manfaat jahe bagi kesehatan jantung antara lain:

    menurunkan tekanan darahmembantu mencegah serangan jantungmengurangi risiko pembekuan darahmeredakan sakit maag atau heartburnmenurunkan kadar kolesterolmeningkatkan sirkulasi darah

    4. Membantu mengontrol berat badan dan kadar gula darah

    Banyak penelitian menunjukkan bahwa konsumsi jahe dapat memberikan efek positif terhadap pengelolaan berat badan dan gula darah.

    Jahe diduga membantu mengontrol berat badan dengan cara:

    meningkatkan termogenesis (produksi panas dalam tubuh) yang membantu membakar lemakmempercepat pemecahan lemak menjadi energimenghambat penyimpanan lemakmengurangi penyerapan lemakmembantu mengontrol nafsu makan

    Selain itu, jahe juga dapat membantu memperbaiki kontrol gula darah pada penderita diabetes tipe 2 dan obesitas. Beberapa penelitian menemukan bahwa jahe mampu menurunkan kadar insulin puasa, hemoglobin A1C (indikator rata-rata kadar gula darah dalam 2-3 bulan terakhir), serta trigliserida.

    5. Membantu meredakan nyeri dan peradangan

    Jahe telah digunakan selama berabad-abad untuk mengatasi peradangan, dan kini penelitian modern mendukung manfaat ini dalam kondisi tertentu.

    Senyawa dalam jahe yang disebut gingerol dan shogaol diketahui mampu menekan produksi penanda peradangan di tubuh.

    Jahe juga banyak diteliti bersama rempah lain seperti kunyit dan lada hitam, khususnya untuk mengurangi nyeri akibat osteoarthritis pada lutut.

    Selain itu, teh jahe bisa membantu meredakan kram menstruasi jika diminum sejak awal periode haid. Penelitian menunjukkan efektivitasnya sebanding, bahkan terkadang lebih baik, dibanding obat pereda nyeri yang dijual bebas.

    6. Berpotensi memiliki sifat antikanker

    Beberapa penelitian menunjukkan turunan senyawa dalam jahe dapat membantu mencegah kanker, terutama berkat kandungan gingerol dan shogaol.

    Uji laboratorium menemukan bahwa kedua senyawa ini berperan dalam aktivitas antikanker dengan cara memicu kematian sel serta menghambat perkembangbiakan dan pertumbuhan sel kanker.

    Penelitian lain juga menunjukkan jahe berpotensi memengaruhi berbagai jenis sel kanker, termasuk kanker pankreas, usus besar, kolorektal, ovarium, prostat, hingga paru-paru.

    Namun, dibutuhkan lebih banyak studi klinis pada manusia untuk memastikan manfaat teh jahe dalam pencegahan maupun pengobatan kanker.

    7. Melindungi kesehatan otak

    Para ilmuwan meneliti efek perlindungan jahe terhadap stres oksidatif dan peradangan, dua faktor utama yang berperan dalam perkembangan penyakit degeneratif otak seperti Alzheimer.

    Penelitian pada hewan menunjukkan gingerol dan shogaol dalam jahe dapat membantu melindungi fungsi otak dari penurunan akibat penuaan, berkat sifat antioksidannya.

    Studi laboratorium juga menemukan ekstrak jahe dapat meningkatkan kelangsungan hidup sel otak dengan melawan efek racun dari protein beta-amyloid, yaitu protein yang erat kaitannya dengan penyakit Alzheimer.

    Cara Membuat Rebusan Jahe di Rumah

    Bahan-bahan:

    4-6 iris tipis jahe segar yang sudah dikupas (tambahkan lebih banyak untuk rasa lebih kuat)2 cangkir (473 mL) airPerasan setengah buah jeruk nipis atau lemonMadu atau pemanis lain sesuai selera (opsional)

    Langkah-langkah:

    Cuci dan kupas jahe, lalu iris tipis.Didihkan 2 cangkir air dalam panci sedang. Masukkan irisan jahe, rebus hingga mendidih, lalu kecilkan api dan biarkan selama 10-20 menit. Semakin lama direbus, rasa jahenya akan semakin kuat.Angkat dari kompor. Tambahkan perasan jeruk nipis atau lemon, serta madu bila suka.Sajikan hangat dalam cangkir favorit.

    Ditinjau oleh: Mhd. Aldrian, S.Gz, lulusan ilmu gizi Universitas Andalas, saat ini menjadi penulis lepas di detikcom.

    (suc/suc)