Produk: gula darah

  • Daftar Makanan yang Picu Kadar Kolesterol Tinggi

    Daftar Makanan yang Picu Kadar Kolesterol Tinggi

    Jakarta

    Beberapa makanan bisa meningkatkan kadar kolesterol yang membahayakan kesehatan. Kebanyakan orang mengira makanan yang memicu kadar kolesterol tinggi hanya seputar daging merah berlemak, daging olahan, gorengan, hingga jeroan.

    Padahal, selain itu semua masih ada beberapa makanan dan minuman yang ternyata juga bisa meningkatkan kadar kolesterol dalam tubuh. Apa saja?

    1. Makanan Tinggi Natrium

    Ahli gizi Michelle Routhenstein menjelaskan makanan tinggi natrium bisa memicu terjadinya peningkatan kadar kolesterol.

    “Meskipun Anda mungkin tidak berpikir natrium secara langsung mempengaruhi kolesterol, natrium dapat mempengaruhi kesehatan jantung secara keseluruhan,” terang Routhenstein yang dikutip dari EatingWell.

    Seseorang yang mengonsumsi makanan tinggi natrium dapat merusak lapisan pembuluh darah. Kondisi tersebut memudahkan kolesterol masuk ke dinding arteri, yang seiring waktu dapat berkontribusi pada penumpukan plak.

    Biasanya, makanan yang tinggi natrium meliputi makanan beku, makanan cepat saji, camilan olahan, hingga sup kalengan.

    2. Kopi Tanpa Filter

    Berbagai macam kopi yang tidak difilter dapat menyebabkan kadar kolesterol seseorang meningkat setelah meminumnya. Kopi tanpa filter tersebut, seperti espresso, kopi tubruk, kopi seduhan french press, kopi Skandinavia, dan kopi Turkiye.

    Menurut Routhenstein, kopi-kopi tersebut mengandung senyawa yang disebut sebagai cafestol dan kahweol. Keduanya memiliki efek yang dapat meningkatkan kolesterol.

    “Cafestol menghambat sintesis asam empedu dan juga dapat memblokir reseptor hati, yang meningkatkan produksi dan mengurangi pembuangan kolesterol,” tegas Routhenstein.

    Penggunaan filter sendiri membantu memerangkap senyawa-senyawa tersebut, yang dapat melindungi jantung sekaligus tetap menghasilkan minuman yang lezat.

    3. Minyak Sawit

    Minyak nabati tropis, seperti minyak sawit dan kelapa sering dipasarkan sebagai alternatif mentega. Menurut Routhenstein, minyak-minyak tersebut memiliki kandungan lemak jenuh yang tinggi, sehingga meningkatkan kolesterol dalam darah.

    Dia juga menyebut makanan-makanan yang mengandung minyak-minyak tersebut, seperti granola dan snack energi.

    4. Karbohidrat Olahan

    Karbohidrat olahan seperti kue kering, roti putih, kerupuk, dan sereal manis ternyata juga bisa menjadi penyebab peningkatan kolesterol. Tak hanya itu, berbagai karbohidrat olahan tersebut juga dapat memicu lonjakan gula darah hingga diabetes.

    Ahli gizi Nisha Melvani menjelaskan karbohidrat olahan memiliki efek yang meningkatkan gula darah dengan cepat. Hal itu membuat hati meresponsnya dengan memproduksi lebih banyak VLDL atau partikel yang membawa lemak melalui darah.

    Seiring waktu, partikel VLDL ini berubah menjadi kolesterol jahat atau jenis lebih kecil dan padat yang dianggap berbahaya bagi jantung.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Tanda-tanda Seseorang Alami Kolesterol Kambuh”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/kna)

  • Pakar Bongkar Tanda Peringatan Awal Sebelum Serangan Jantung-Stroke Terjadi

    Pakar Bongkar Tanda Peringatan Awal Sebelum Serangan Jantung-Stroke Terjadi

    Jakarta

    Sebuah studi besar mengungkapkan bahwa hampir setiap orang yang mengalami serangan jantung, stroke, atau gagal jantung menunjukkan tanda-tanda peringatan jauh sebelum kejadian pertama terjadi.

    Para ilmuwan di Amerika Serikat menemukan bahwa lebih dari 99 persen pasien memiliki setidaknya satu faktor risiko penyakit tersebut, meski merasa dirinya sehat. Mereka mengatakan empat tanda bahaya tersebut adalah tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, gula darah tinggi, dan kebiasaan merokok.

    Temuan ini, yang diambil dari catatan kesehatan lebih dari 9 juta orang dewasa di Korea Selatan dan hampir 7 ribu orang di AS, menepis mitos bahwa penyakit jantung sering menyerang tanpa peringatan.

    “Kami pikir studi ini menunjukkan dengan sangat meyakinkan bahwa paparan terhadap satu atau lebih faktor risiko non-optimal sebelum dampak kardiovaskular ini hampir 100 persen,” tulis Profesor Philip Greenland, penulis senior dari Universitas Northwestern di Chicago, dikutip dari The Sun.

    “Tujuannya sekarang adalah bekerja lebih keras untuk menemukan cara mengendalikan faktor-faktor risiko yang dapat dimodifikasi ini, daripada menyimpang dari jalur dalam mencari faktor-faktor lain yang tidak mudah diobati dan tidak kausal,” sambungnya.

    Tekanan darah tinggi sejauh ini merupakan penyebab yang paling umum, muncul pada lebih dari 95 persen pasien di Korea Selatan dan lebih dari 93 persen di AS, sebelum terjadi serangan jantung atau stroke pertama mereka.

    Bahkan, wanita di bawah 60 tahun yang sering dianggap berisiko lebih rendah, juga terpengaruh, dengan lebih dari 95 persen menunjukkan setidaknya satu tanda bahaya.

    “Mitos bahwa penyakit kardiovaskular sering terjadi tanpa tanda-tanda peringatan perlu dibantah,” tutur Dr Greenland.

    “Kita harus memfokuskan perhatian kita pada pendeteksian dan pengelolaan faktor-faktor risiko yang sangat umum dan dapat dimodifikasi ini.”

    Penelitian yang dipublikasikan di Journal of the American College of Cardiology ini muncul saat penyakit kardiovaskular menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia. Diperkirakan, 19,8 juta orang meninggal dunia akibat penyakit jantung dan peredaran darah setiap tahun di seluruh dunia, hampir satu dari tiga kematian.

    Melihat hal itu, para ahli menegaskan untuk selalu memeriksakan tekanan darah secara teratur. Selain itu, disarankan untuk menghentikan kebiasaan merokok, mulai mengontrol kolesterol, dan gula darah yang perlahan bisa mencegah munculnya kasus ini setiap tahun.

    Simak video ‘Mengenal Dua Tipe Penyakit Jantung Bawaan’:

    Halaman 2 dari 2

    (sao/kna)

  • Kisah Pria Kena Diabetes di Usia 25, Berhasil ‘Sembuh’ dengan Kebiasaan Ini

    Kisah Pria Kena Diabetes di Usia 25, Berhasil ‘Sembuh’ dengan Kebiasaan Ini

    Jakarta

    Seorang pria di Inggris bernama Jez, yang didiagnosis diabetes tipe 2 pada usia 25 tahun, berhasil remisi setelah menjalani perubahan gaya hidup secara konsisten. Ia pertama kali menerima diagnosis pada 2012, setelah sebelumnya tidak menyadari adanya kenaikan berat badan karena tubuhnya yang besar dan tertutup pakaian longgar.

    “Dengan tinggi 190 cm dan tubuh yang secara alami besar, saya tidak menyadari berat badan saya bertambah. Saya selalu mengenakan pakaian longgar dan baru sekarang ketika saya melihat kembali foto-foto, saya dapat melihatnya,” ucapnya dikutip dari Diabetes UK, Senin (29/9/2025).

    Secara medis, istilah sembuh total dari diabetes tipe 2 tidak digunakan. Kondisi yang dialami Jez disebut remisi, yaitu keadaan ketika kadar gula darah berada dalam batas normal tanpa bantuan obat dalam jangka waktu tertentu. Meski demikian, risiko kambuh tetap ada jika gaya hidup tidak dijaga.

    Lebih lanjut, Jez juga diketahui memiliki riwayat keluarga yang juga mengidap diabetes. Sang kakek meninggal akibat komplikasi diabetes yang tidak terdiagnosis, sementara sang nenek juga hidup dengan diabetes tipe 2. Selama lima tahun pasca diagnosis, Jez mengalami kesulitan dalam mengendalikan gula darah dan merasa kewalahan dengan jumlah obat yang dikonsumsi.

    “Setelah berjuang untuk mengelola kondisi saya selama lima tahun, saya berada di tempat yang buruk. Saya tidak ingin diresepkan begitu banyak obat dan saya tidak tahu bagaimana menangani diabetes. Saya memiliki banyak kesalahpahaman tentang kondisi tersebut, dan rasanya seperti saya tersandung dalam kegelapan,” katanya lagi.

    Kebiasaan Olahraga

    Perubahan signifikan dimulai ketika seorang teman mengajaknya untuk berlatih di pusat kebugaran. Dari situ, Jez mulai disiplin berolahraga, memperbaiki pola makan, bahkan mengikuti marathon. Ia berlatih serius bersama pelatih lari hingga mampu menyelesaikan tantangan besar tersebut.

    “Saya membangun diri saya ke titik di mana mungkin seminggu sekali saya berkomitmen 20 persen dari hari saya, mungkin sedikit lebih, untuk berlatih. Tidak ada motivasi yang lebih besar daripada mengetahui Anda melakukan sesuatu yang Anda tetapkan untuk dilakukan,” katanya lagi.

    Perjuangan Jez membuahkan hasil. Menjelang akhir 2017 hingga awal 2018, ia berhasil mencapai remisi. Berat badannya turun lebih dari 50 kilogram dan seluruh obat diabetes bisa dihentikan. Bagi Jez, pencapaian ini bukan hanya soal kesehatan, tetapi juga bentuk penghormatan untuk mendiang kakeknya yang dulu berjuang melawan diabetes. Ia belajar bahwa perubahan nyata hanya mungkin terjadi dengan tekad dan langkah konsisten, sekecil apa pun.

    Keberhasilan Jez bahkan memengaruhi penilaian medis resminya. Lisensi medisnya yang sempat ditangguhkan oleh otoritas transportasi akhirnya dikembalikan, setelah dokter menyaksikan langsung peningkatan besar dalam kesehatannya. Hal ini semakin memotivasi Jez untuk terus menjaga remisi.
    “Dokter saya berpandangan bahwa seseorang dengan diabetes tipe 2 tidak akan pernah sembuh darinya dan orang tidak berubah. Namun, itu sangat bergantung pada pola pikir orang tersebut dan saya telah berubah dalam hal pendekatan saya terhadap diabetes saya, jadi hanya sebagai hasil dari DVLA yang meminta pemeriksaan kesehatan, dokter dapat melihat perubahan haluan saya,” imbuh Jez.

    “Saya yakin saya adalah salah satu dari sedikit orang yang lisensi tinjauan medisnya dicabut dan lisensi lama saya dikembalikan kepada saya. Ini membuat saya tetap pada jalur dan termotivasi dan menunjukkan bahwa Anda dapat membuat perubahan permanen jangka panjang,” lanjutnya.

    Kini, Jez merasa lebih selaras dengan tubuhnya. Masa pandemi COVID-19 sempat menjadi tantangan karena keterbatasan aktivitas fisik, tetapi ia mampu beradaptasi dengan tetap mempertahankan rutinitas kebugaran. Hidup tanpa obat diabetes merupakan motivasi terbesar baginya untuk terus menjaga kesehatan. Saat ini Jez aktif berbagi pengalaman dan memberikan motivasi bagi orang lain yang ingin mencapai perubahan serupa.

    (suc/suc)

  • Peringati Hari Jantung Sedunia 2025, YJI Gelar Senam-Cek Kesehatan Gratis di CFD

    Peringati Hari Jantung Sedunia 2025, YJI Gelar Senam-Cek Kesehatan Gratis di CFD

    Jakarta

    Yayasan Jantung Indonesia (YJI) kembali mengambil peran dalam mendorong masyarakat untuk menyadari pentingnya menjaga kesehatan jantung.

    Kali ini, dalam peringatan Hari Jantung Sedunia 2025 dengan tema ‘Don’t Miss a Beat’, YJI menggelar aksi senam jantung sehat dan pemeriksaan kesehatan gratis yang meliputi cek tekanan darah, gula darah, dan kolesterol total untuk 100 orang peserta dan pengunjung CFD Jakarta.

    Ketua Bidang Komunikasi YJI, Iwet Ramadhan mengatakan tugas YJI saat ini adalah bagaimana mengajak sebanyak-banyaknya masyarakat untuk lebih peduli dan awas terhadap kesehatan jantung.

    “Sehingga kita bisa mencegah penyakit ini (jantung) menyerang. orang-orang di antara kita,” kata Iwet dalam sambutannya di CFD Jakarta, Jakarta Pusat, Minggu (28/9/2025).

    Iwet menambahkan bahwa terkait penyakit jantung, yang ingin digalakkan adalah terkait edukasi mencegah seseorang jangan sampai jatuh sakit.

    “Artinya kita ada di CFD ini sebuah pilihan yang sangat tepat, kenapa? Karena yang ikut tadi banyak, sehingga mereka lebih aware, lebih tahu soal penyakit jantung. Lalu mereka antusias sekali saat ikutan senam jantung sehat,” katanya.

    “Lalu pada saat pemeriksaan kesehatan gratis, kita lihat kan antreannya panjang sekali. Jadi, kami dari YJI, ini adalah momen yang sangat tepat untuk memasyarakatkan atau mengenalkan kembali kesehatan jantung dan pembuluh darah,” lanjutnya.

    Antusiasme masyarakat cukup tinggi. Puluhan warga tampak memadati area CFD sejak pagi, mulai dari anak muda hingga lansia.

    Salah satunya Solehah (60), warga Jakarta Selatan, yang mengaku senang bisa ikut senam sekaligus mendapatkan edukasi.

    “Senang ya, karena ada senam. Saya diajak teman juga ke sini, bisa tau bagaimana penyakit jantung itu,” ujarnya kepada detikcom.

    Sementara itu, Yana (52), warga Jakarta Pusat mengaku senang dengan adanya pemeriksaan kesehatan gratis yang disediakan YJI. Pasalnya, dirinya menjadi tahu terkait bagaimana kondisi badannya di hari ini.

    “Ya banyak manfaatnya, tadi dicek tensi saya tinggi, biasanya nggak tinggi,” ungkapnya.

    (naf/kna)

  • Bisakah Seseorang Hidup Tanpa Kantung Empedu? Ini Penjelasannya

    Bisakah Seseorang Hidup Tanpa Kantung Empedu? Ini Penjelasannya

    Jakarta

    Hidup tanpa kantung empedu mungkin terdengar mengkhawatirkan bagi sebagian orang. Pengangkatan kantung empedu bisa dilakukan karena infeksi, peradangan (kolesistitis), batu empedu, dan polip kantung empedu.

    Setelah diangkat tubuh bisa berfungsi normal, tapi ada sejumlah perubahan yang bisa dirasakan. Apa saja dampak dari diangkatnya kantung empedu?

    Apa Fungsi Kantong Empedu?

    Kantung empedu adalah organ pencernaan kecil yang terletak di perut, tepat di belakang hati. Organ ini terhubung ke hati melalui saluran yang mengalirkan empedu dari hati melalui saluran hepatik ke dalam kantung empedu, dan ke duodenum.

    Kantung empedu berfungsi sebagai tempat penyimpanan empedu, zat yang membantu tubuh memecah makanan dan mencerna lemak. Saat makan, kantung empedu melepaskan sebagian empedu ke usus halus, tempat empedu mulai bekerja memecah lemak.

    Dampak Tak Ada Kantong Empedu

    Tanpa kantong empedu, empedu tidak memiliki tempat untuk berkumpul. Sebaliknya, hati melepaskan empedu langsung ke usus halus. Dikutip dari laman Healthline, hal ini memungkinkan tubuh tetap bisa mencerna sebagian besar makanan.

    Akan tetapi, makanan berlemak, berminyak, atau berserat tinggi dalam jumlah besar akan sulit dicerna. Hal ini bisa menyebabkan:

    -Gas
    -Kembung
    -Diare

    Selain itu, dikutip dari laman Very Well Health, banyak orang yang menjalani operasi pengangkatan kantung empedu (kolesistektomi) mengalami resolusi total gejala kolesistitis, yaitu tidak lagi merasakan:

    Nyeri hebat di perut kanan atasNyeri yang menjalar ke punggung atau di bawah tulang belikat kananRasa sakit yang memburuk saat menarik napas dalam atau setelah makanKotoran yang encer dan pucatPerut kembungMual atau muntahPenyakit kuningRisiko Pengangkatan Kantung Empedu

    Tingkat keberhasilan operasi pengangkatan kantung empedu relatif tinggi, dengan sebanyak 75% individu mengalami pengurangan gejala secara total dalam beberapa bulan dan 96% mengalami perbaikan gejala dalam waktu satu tahun.

    Namun, beberapa data menunjukkan bahwa orang yang telah menjalani pengangkatan kantung empedu memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan kondisi yang disebut dengan sindrom pasca kolesistektomi.

    1. Risiko Sindrom Metabolik dan Penyakit Jantung

    Kantung empedu adalah organ yang menerima, menyimpan, dan mendistribusikan cairan pencernaan yang diproduksi hati empedu. Penelitian telah menunjukkan bahwa pengangkatan kantong empedu dapat menyebabkan perubahan parah pada metabolisme Anda, yang menyebabkan kondisi yang disebut sindrom metabolik

    Pada gilirannya, sindrom metabolik (ditandai dengan tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, kolesterol tinggi, dan terlalu banyak lemak tubuh di sekitar pinggang) secara signifikan meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

    2. Risiko Diabetes Tipe 2

    Empedu memainkan peran penting dalam metabolisme glukosa (pemecahan gula darah) yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh. Organ ini membantu menurunkan gula darah dengan merangsang pelepasan insulin dari pankreas. Tugas utama insulin adalah memindahkan glukosa dari aliran darah ke sel-sel tubuh untuk menghasilkan energi.

    Pengangkatan kantong empedu bisa mengganggu proses ini, sehingga meningkatkan kadar gula darah dan risiko diabetes tipe 2.

    Sebuah studi menyimpulkan, kolesistektomi secara independen meningkatkan risiko diabetes tipe 2 sebesar 20% dibandingkan dengan populasi umum. Pada mereka yang mengalami obesitas, risikonya bahkan lebih tinggi, sekitar 45%.

    3. Sindrom Pasca Kolesistektomi

    Sindrom pasca kolesistektomi (PCS) adalah munculnya gejala perut setelah menjalani pengangkatan kandung empedu. Sindrom ini memengaruhi hingga 40% pasien yang telah menjalani kolesistektomi, baik sesekali maupun terus-menerus. Hingga 10% kasus, PCS merupakan kondisi kronis seumur hidup

    Pada pengidap sindrom ini, banyak gejala yang kolesistitis yang bisa muncul kembali, seperti mual, muntah, sakit perut, kembung, gas, diare, dan nyeri terus menerus.

    Penyesuaian pola makan bisa membantu mengelola gejala PCS. Untuk mereka yang mengalami batu empedu, kolesistektomi ulang mungkin diperlukan.

    (elk/kna)

  • Tubuh Cepat Lemes? Ketahui Cara Penuhi Protein Harian dengan Benar

    Tubuh Cepat Lemes? Ketahui Cara Penuhi Protein Harian dengan Benar

    YOGYAKARTA – Tubuh cepat lemes sering jadi sinyal bahwa asupan nutrisi tidak tercukupi, terutama protein. Padahal, ada banyak cara penuhi protein harian yang bisa dilakukan tanpa ribet.

    Ironisnya, banyak masyarakat Indonesia hanya fokus pada karbohidrat, padahal protein berperan penting membangun otot, memperbaiki jaringan, hingga menjaga metabolisme.

    Nah, dengan memenuhi kebutuhan protein secara tepat, tubuh akan lebih bertenaga dan terhindar dari rasa lemas berlebihan.

    6 Cara Penuhi Protein Harian dengan Benar

    Dilansir dari laman Healthline, terdapat rutinitas yang membantu Anda mencukupi protein harian, berikut ini beberapa di antaranya:

    Makan Protein Duluan

    Saat makan, usahakan makan sumber protein lebih dulu, baru kemudian karbohidrat. Mengapa demikian? Perlu Anda ketahui, protein bisa meningkatkan hormon PYY yang membuat perut terasa kenyang dan menurunkan kadar hormon ghrelin (hormon lapar).

    Selain itu, makan protein lebih dulu juga membantu menjaga gula darah dan insulin tetap stabil.

    Dalam sebuah penelitian tahun 2015 pada penderita diabetes tipe 2, kadar gula darah dan insulin meningkat lebih rendah ketika mereka makan protein dan sayuran lebih dulu sebelum makanan tinggi karbohidrat, dibandingkan jika urutannya dibalik.

    Camilan Keju

    Banyak camilan populer seperti keripik atau biskuit rendah protein. Sebagai contoh, 1 cangkir (30 g) tortilla chips mengandung 142 kalori tapi hanya 2,1 g protein. Sebaliknya, camilan tinggi protein bisa membantu menambah asupan harian.

    Sebagai pembanding, satu potong kecil (28 g) keju cheddar mengandung 7 g protein, lebih rendah kalori, dan jauh lebih kaya kalsium. Bahkan, beberapa penelitian menunjukkan keju bisa bermanfaat untuk kesehatan jantung.

    Anda bisa menikmati keju dengan biskuit gandum utuh, tomat, atau irisan apel agar lebih sehat dan mengenyangkan.

    Ganti Sereal dengan Telur

    Banyak menu sarapan seperti roti, bagel, atau sereal mengandung protein rendah. Oatmeal memang lebih baik daripada sereal biasa, tapi 1 cangkir (240 g) hanya memberi 5 g protein.

    Sebaliknya, 3 butir telur besar bisa memberikan 19 g protein plus nutrisi penting seperti selenium dan kolin.

    Penelitian tahun 2017 menemukan bahwa sarapan dengan telur bisa membuat kenyang lebih lama dibanding oatmeal, sehingga membantu mengurangi asupan kalori di jam berikutnya.

    Tambahkan Almond

    Almond kaya magnesium, serat, dan lemak sehat, tapi rendah karbohidrat. Dalam 28 g almond terdapat sekitar 6 g protein, jumlah ini lebih tinggi dibanding kebanyakan kacang lainnya.

    Menariknya, tubuh hanya menyerap sekitar 78,5% energi dari almond. Jadi meski di label tercatat 170 kalori, yang benar-benar diserap tubuh hanya sekitar 133 kalori.

    Untuk tambahan protein, coba taburkan almond cacah di atas yogurt, salad, oatmeal, atau cottage cheese.

    Pilih Greek Yogurt

    Greek yogurt adalah makanan tinggi protein yang dibuat dengan mengurangi cairan whey, sehingga lebih kental dan creamy. Dalam 100 g Greek yogurt terdapat sekitar 10 g protein, atau dua kali lipat yogurt biasa.

    Selain bikin kenyang lebih lama dengan meningkatkan hormon PYY dan GLP-1, Greek yogurt juga mengandung CLA yang bisa membantu pembakaran lemak. Meskipun rasanya agak asam segar, namun enak dimakan dengan buah beri atau bisa juga dijadikan pengganti sour cream untuk saus dan dressing.

    Sertakan Protein di Setiap Makan

    Pastikan setiap kali makan ada makanan tinggi protein. Para ahli menyarankan konsumsi sekitar 30–40 g protein per kali makan, karena jumlah ini bisa membantu kenyang lebih lama dan menjaga massa otot.

    Baca juga artikel di VOI soal kesehatan: Kemampuan Otot untuk Menahan Beban dalam Waktu Lama agar Tubuh Tetap Kuat!

    Contoh makanan tinggi protein yang bisa dipilih:

    Daging sapi atau kambingIkanAyamTelurKacang-kacanganProduk kedelai seperti tahu dan tempe

    Jadi, apakah asupan protein harian Anda sudah tercukupi? Selain pembahasan mengenai cara penuhi protein harian, ikuti artikel-artikel menarik lainnya di  VOI, untuk mendapatkan kabar terupdate jangan lupa follow dan pantau terus semua akun sosial media kami! 

  • Dokter Mayapada Hospital Siaga 24 Jam Tangani Komplikasi Akut Diabetes

    Dokter Mayapada Hospital Siaga 24 Jam Tangani Komplikasi Akut Diabetes

    Jakarta

    Tahukah Anda, komplikasi akut pada diabetes dapat cepat berkembang menjadi kondisi gawat darurat seperti Ketoasidosis Diabetikum (DKA)? Dalam hitungan jam, penderita bisa lemah, pingsan, hingga koma.

    Namun, jangan khawatir karena emergency 24 jam Mayapada Hospital Jakarta Selatan siap menanganinya dengan cepat dan tepat, berstandar internasional bersama tim Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dan berada di rumah sakit selama 24 jam.

    FINASIM Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr. Herry Nursetiyanto menyampaikan bahwa DKA adalah komplikasi akut diabetes yang sering tidak disadari, namun dapat berakibat serius.

    “DKA terjadi ketika tubuh kekurangan insulin sehingga gula tidak dapat digunakan sebagai energi, maka tubuh akan memecah simpanan lemak (trigliserida) menjadi asam lemak bebas. Asam lemak bebas di dalam organ hati diolah sehingga menghasilkan senyawa keton yang bersifat asam dan dilepaskan dalam aliran darah. Penumpukan keton inilah yang membuat darah menjadi asam dan berbahaya,” ujar dr. Herry dalam keterangannya, Selasa (23/9/2025).

    Adapun beberapa gejala yang sering dianggap sepele namun bisa berujung serius, yakni haus berlebihan, sering buang air kecil, mual, muntah, sakit perut, napas cepat dan dalam, mulut berbau aseton, lemas ekstrem, sulit berkonsentrasi, kulit kering, dan dehidrasi berat.

    “Koma ketoasidosis atau DKA bisa berakibat fatal bila terlambat ditangani. Jika penderita diabetes tiba-tiba pingsan, itu sudah pertanda darurat,” ungkapnya.

    Saat kondisi ini terjadi, pasien penanganan medis di IGD rumah sakit terdekat, dan tidak bisa hanya menunggu pasien hingga sadar sendiri.

    “Biasanya pasien akan diberikan cairan infus untuk mengatasi dehidrasi dan suntikan insulin untuk menurunkan gula darah, koreksi keseimbangan garam mineral tubuh (elektrolit), sekaligus mencari penyebab DKA, serta pemantauan ketat oleh dokter,” tambahnya.

    Oleh karena itu, penting bagi pasien diabetes dan keluarga untuk memahami tanda darurat DKA dan dan segera membawanya ke rumah sakit, salah satunya layanan Emergency 24 jam Mayapada Hospital Jakarta Selatan.

    Hospital Director Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr. Fiktorius Kuludong, MM, menekankan pentingnya mengenali tanda darurat DKA dan segera membawa pasien ke rumah sakit. Ia menyebut penanganan DKA didukung Dokter Spesialis Penyakit Dalam 24 jam dan dapat melibatkan Dokter Anestesi bila diperlukan.

    “Bagi pasien diabetes dan keluarganya, penting untuk memahami tanda darurat DKA dan segera membawanya ke rumah sakit. Di Emergency 24 Jam Mayapada Hospital Jakarta Selatan, penanganan DKA dapat dilakukan dukungan Dokter Spesialis Penyakit Dalam yang berada di rumah sakit selama 24 jam. Jika diperlukan, perawatan lanjutan dapat melibatkan Dokter Spesialis Anestesi jika diperlukan tindakan bedah atau perawatan lanjutan secara intensif,” katanya.

    Ia menambahkan bahwa tim dokter spesialis dan subspesialis Mayapada Hospital siaga 24 jam, baik di layanan poliklinik pada pukul 08.00 WIB hingga 21.00 WIB, dan malam hari dari pukul 20.00 WIB hingga 08.00 WIB untuk memastikan keselamatan, kenyamanan, dan pelayanan yang berfokus pada pasien.

    “Tim dokter spesialis dan subspesialis kami siaga di rumah sakit selama 24 jam, baik di layanan poliklinik pada pukul 08.00 WIB hingga 21.00 WIB, dan malam hari dari pukul 20.00 WIB hingga 08.00 WIB. Hal ini berguna agar kami dapat selalu memastikan keselamatan (patient safety), kenyamanan pasien (patient experience) dan berfokus pada pasien (patient-centered care), bersama tim medis berpengalaman dan fasilitas lengkap. Pasien dapat mengakses layanan ini melalui call center 150990 atau emergency call di aplikasi MyCare milik Mayapada Hospital,” jelasnya.

    Tak hanya penanganan yang tepat, tindakan pencegahan juga tak kalah penting, sehingga Mayapada Hospital Jakarta Selatan juga memiliki layanan Sugar Clinic untuk membantu mengendalikan kadar gula darah lewat pemeriksaan gula darah gratis.

    Sekaligus layanan skrining risiko prediabetes/diabetes dengan teknologi AI, konsultasi langsung dengan dokter, serta program manajemen diabetes yang menyeluruh untuk mendukung kesehatan metabolisme.

    Informasi lainnya seputar kesehatan dapat ditemukan dalam fitur Health Articles & Tips di aplikasi MyCare, hingga Personal Health yang terintegrasi dengan Google Fit dan Health Access untuk memantau jumlah langkah, kalori terbakar, detak jantung, hingga BMI.

    (anl/ega)

  • Kasus Gagal Ginjal Meningkat di Usia Muda, Ini Dugaan Pemicunya

    Kasus Gagal Ginjal Meningkat di Usia Muda, Ini Dugaan Pemicunya

    Jakarta

    Meningkatnya kasus gagal ginjal di kalangan usia muda berkaitan langsung dengan pilihan pola makan mereka. Konsumsi makanan tertentu secara rutin meningkatkan kerusakan ginjal akibat tekanan jangka panjang pada organ penting ini.

    Dikutip dari Times of India, apa yang dikonsumsi dapat memperburuk faktor risiko dari penyakit ini. Berikut lima jenis makanan dan minuman yang dikaitkan parah ahli dengan meningkatnya angka gagal ginjal di kalangan orang muda.

    1. Makanan Olahan dan Kalengan

    Makanan olahan dan kalengan banyak dipilih karena praktis. Tetapi, produk-produk ini mengandung natrium yang sangat tinggi.

    Tubuh perlu bekerja lebih keras untuk menyaring darah saat kadar natrium menjadi berlebihan, yang menyebabkan tekanan darah tinggi. Anak-anak muda yang sudah menghadapi risiko dari pilihan gaya hidup mereka akan mengalami kerusakan ginjal lebih cepat, karena tekanan ginjal yang berkepanjangan akibat beban kerja yang berlebihan.

    Kandungan natrium dalam sup kalengan, makanan siap saji, dan sayuran yang diawetkan melebihi batas normal. Sebab, produsen menambahkan garam untuk memperpanjang masa simpan, tanpa mengungkapkan hal ini pada konsumen.

    2. Minuman Manis dan Soda

    Banyak anak muda cenderung mengonsumsi minuman manis, seperti soda dan minuman berenergi, yang bisa berbahaya bagi kesehatan ginjal. Kandungan gula yang tinggi dalam minuman ini menyebabkan peningkatan kadar gula darah menyebabkan obesitas dan diabetes, faktor risiko utama gagal ginjal di seluruh dunia.

    Keberadaan asam fosfat dalam soda tertentu secara langsung membahayakan fungsi ginjal, karena menghasilkan keasaman tubuh yang berlebihan, yang merusak jaringan ginjal.

    3. Makanan Cepat Saji dan Ultra-Olahan

    Anak muda mengalami kerusakan ginjal paling parah akibat makanan cepat saji dan makanan ultra-olahan. Sebab, produk-produk tersebut mengandung garam berlebih, lemak tidak sehat, serta zat aditif dan pengawet fosfor.

    Konsumsi makanan ini menyebabkan stres oksidatif dan peradangan pada ginjal, yang mengakibatkan penyakit ginjal kronis. Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan ultra-proses dalam jumlah besar mempercepat penurunan fungsi ginjal, dan menimbulkan masalah metabolisme, termasuk asidosis dan tekanan darah tinggi.

    4. Makanan Tinggi Kalium dan Fosfor

    Makanan bergizi seperti alpukat, pisang, dan kacang-kacangan mengandung kalium serta fosfor dalam jumlah tinggi. Jumlah normal mineral ini tetap bermanfaat bagi kesehatan, tetapi konsumsi berlebihan atau disfungsi ginjal dapat menyebabkan penumpukan zat berbahaya di ginjal.

    Kombinasi kadar fosfor yang tinggi dari bahan tambahan makanan olahan menyebabkan kerusakan ginjal melalui proses fibrosis dan peradangan. Anak muda dengan masalah ginjal, atau mereka yang berisiko, perlu mengikuti saran medis tentang konsumsi mineral mereka sambil menghindari makanan olahan dengan kandungan fosfor tinggi.

    5. Garam Berlebihan

    Akumulasi garam dalam jumlah berbahaya terjadi saat orang mengonsumsi garam berlebih dalam masakan mereka. Misalnya seperti mengonsumsi camilan asin termasuk keripik, acar, dan kacang asin.

    Kombinasi retensi air dan tekanan darah tinggi akibat konsumsi garam berlebihan, menciptakan beban berkelanjutan pada ginjal. Anak muda yang sering mengonsumsi makanan asin tanpa memahami potensi bahaya yang ditimbulkan makanan ini pada ginjal mereka.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/naf)

  • Lemas dan Mudah Capek? Mungkin Ini Penyebabnya

    Lemas dan Mudah Capek? Mungkin Ini Penyebabnya

    Jakarta

    Merasa sangat lelah atau kekurangan energi bukanlah hal yang jarang terjadi. Kelelahan bisa dipicu oleh hal sederhana, seperti kurang tidur atau sedang terserang flu dan pilek. Namun, kondisi ini juga dapat disebabkan oleh masalah kesehatan yang mendasarinya.

    Dalam banyak kasus, kelelahan dapat diatasi dengan perubahan gaya hidup atau pola makan, memperbaiki kekurangan nutrisi, atau mengobati penyakit tertentu. Meski begitu, untuk benar-benar mengurangi rasa lelah, penting untuk mengetahui penyebab utamanya.

    Penyebab Mudah Lemas dan Capek

    Dikutip dari Healthline, berikut ini 7 kemungkinan alasan mengapa seseorang merasa selalu kelelahan.

    1. Kurang Tidur Berkualitas

    Tidur yang cukup sangat penting bagi kesehatan secara keseluruhan. Sayangnya, banyak orang tidak mendapatkan waktu tidur yang memadai, sehingga menimbulkan rasa lelah.

    Saat tidur, tubuh menjalankan berbagai proses penting, seperti melepaskan hormon pertumbuhan, memperbaiki jaringan, serta meregenerasi sel. Inilah alasan mengapa tidur yang berkualitas membuat seseorang bangun dalam keadaan segar, waspada, dan penuh energi.

    Meskipun kebutuhan tidur bisa berbeda pada tiap individu, orang dewasa disarankan tidur minimal 7 jam per malam agar kesehatan tetap optimal.

    Insomnia merupakan istilah untuk kondisi ketika seseorang sulit tidur atau sulit mempertahankan tidur. Penyebabnya bisa beragam, mulai dari menopause, kondisi medis tertentu, stres psikologis, lingkungan tidur yang buruk, hingga stimulasi mental berlebihan.

    Jika mengalami insomnia, ada beberapa cara yang dapat membantu, seperti penggunaan suplemen alami, obat-obatan, atau penanganan kondisi medis yang mendasari. Konsultasi dengan dokter tetap penting untuk mendapatkan perawatan yang sesuai.

    2. Kekurangan Nutrisi

    Kekurangan nutrisi bisa membuat seseorang merasa lelah setiap hari, meskipun sudah tidur lebih dari 7 jam.

    Beberapa kekurangan nutrisi yang sering dikaitkan dengan rasa lelah meliputi:

    Zat besiRiboflavin (vitamin B2)Niasin (vitamin B3)Asam pantotenat (vitamin B5)Piridoksin (vitamin B6)Folat (vitamin B9)Vitamin B12Vitamin DVitamin CMagnesium

    Jika kelelahan terus terjadi, sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga medis untuk mengetahui apakah diperlukan pemeriksaan kadar nutrisi. Biasanya, kelelahan akibat kekurangan nutrisi akan membaik setelah kadar nutrisi kembali normal.

    3. Stres

    Stres dalam kadar tertentu merupakan hal yang wajar dialami seseorang. Namun stres kronis bisa memicu rasa lelah. Bahkan, stres berkepanjangan dapat menyebabkan stress-related exhaustion disorder (ED), yaitu kondisi medis yang ditandai dengan gejala kelelahan fisik maupun psikologis.

    Stres kronis juga dapat menimbulkan perubahan pada struktur dan fungsi otak serta memicu peradangan kronis, yang semuanya berkontribusi pada gejala kelelahan.

    4. Kondisi Medis Tertentu

    Kelelahan kronis yang tidak jelas penyebabnya perlu diperiksakan ke dokter. Pemeriksaan medis dapat membantu menyingkirkan kemungkinan penyakit yang menyebabkan kelelahan, seperti:

    Sleep apneaHipotiroidismeKankerChronic fatigue syndromeMultiple sclerosisGangguan kecemasanPenyakit ginjalDepresiDiabetesFibromyalgia

    Penting untuk diingat, merasa lelah terus-menerus bukanlah hal yang normal. Jika kelelahan sering terjadi, kemungkinan ada satu atau lebih penyebab yang mendasarinya. Penanganan yang tepat terhadap kondisi medis dasar tidak hanya membantu mengurangi rasa lelah, tetapi juga meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

    5. Pola Makan yang Buruk

    Pola makan sangat memengaruhi energi dan kondisi tubuh. Untuk menjaga stamina serta memenuhi kebutuhan nutrisi penting, tubuh memerlukan asupan makanan seimbang yang kaya zat gizi.

    Jika tubuh tidak mendapat cukup kalori dan nutrisi, terutama protein, maka cadangan lemak dan otot akan dipecah untuk memenuhi kebutuhan energi. Kondisi ini bisa menyebabkan penurunan massa otot dan lemak tubuh, yang pada akhirnya memicu rasa lelah.

    Selain itu, pola makan tinggi makanan ultra-proses juga dapat menurunkan energi. Konsumsi gula tambahan dalam jumlah besar, misalnya, dapat mengganggu kualitas tidur serta meningkatkan kadar gula darah dan insulin secara kronis, sehingga menimbulkan rasa lelah.

    Sebaliknya, pola makan yang rendah makanan olahan dan gula tambahan, namun kaya buah, sayuran, kacang-kacangan, serta sumber protein sehat dapat membantu mengurangi kelelahan, mendukung tidur lebih nyenyak, sekaligus memberikan nutrisi optimal bagi tubuh.

    6. Konsumsi Kafein Berlebihan

    Minuman berkafein seperti kopi atau minuman energi memang terasa bisa menambah energi. Namun, konsumsi berlebihan justru dapat menyebabkan tubuh terasa lebih lelah di hari berikutnya, karena kafein berlebihan dapat mengganggu kualitas tidur.

    Penelitian menunjukkan rasa lelah di pagi hari sering mendorong seseorang untuk mengonsumsi kafein dalam jumlah besar, yang pada gilirannya merusak siklus tidur. Akibatnya, muncul kebiasaan bergantung pada kopi atau minuman berkafein lain untuk menjaga energi, padahal siklus lelah-tidur buruk terus berulang.

    Kopi dan teh hijau masih bermanfaat bila dikonsumsi dalam jumlah wajar, tetapi minuman energi sebaiknya dihindari karena umumnya mengandung stimulan tinggi dan gula tambahan. Bagi mereka yang sering mengalami gangguan tidur, mengurangi asupan kafein bisa membantu memperbaiki kualitas tidur sekaligus meningkatkan energi.

    7. Kurang Minum (Dehidrasi)

    Hidrasi yang cukup berperan penting dalam menjaga energi tubuh. Setiap hari, tubuh kehilangan cairan melalui urine, feses, keringat, dan pernapasan, sehingga cairan tersebut harus digantikan dengan cukup minum.

    Dehidrasi terjadi ketika asupan cairan tidak sebanding dengan kehilangan cairan. Kondisi ini dapat menurunkan energi dan mengurangi konsentrasi.

    Meski anjuran umum adalah minum delapan gelas air per hari, kebutuhan cairan sebenarnya bergantung pada faktor seperti berat badan, usia, jenis kelamin, dan tingkat aktivitas.

    Yang terpenting adalah minum cukup hingga tubuh tetap terhidrasi dengan baik. Gejala umum dehidrasi meliputi rasa haus, lelah, pusing, dan sakit kepala.

    (suc/suc)

  • Anak Muda Ternyata Tetap Bisa Terkena Diabetes, Begini Cara Cegahnya

    Anak Muda Ternyata Tetap Bisa Terkena Diabetes, Begini Cara Cegahnya

    Jakarta

    Penyakit diabetes tidak hanya mampu menyerang mereka yang sudah memasuki usia tua saja. Namun anak muda juga memiliki potensi yang sama untuk menderita penyakit diabetes.

    Terserangnya anak muda terhadap penyakit diabetes tidak terlepas dari sejumlah kebiasaan yang kerap dilakukan seperti minum kopi susu kekinian, matcha, dan minuman manis lainnya.

    Kebiasaan itu mampu meningkatkan kadar gula darah secara perlahan. Jika dibiarkan, hal ini bisa menjadi awal dari prediabetes yang berpotensi berkembang menjadi diabetes tipe 2.

    Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik, dan Diabetes di Mayapada Hospital Tangerang dr. Luse, Sp.PD-KEMD, FINASIM menjelaskan usia muda juga rentan memasuki fase prediabetes. Kadar gula darah puasa sudah berkisar 100-125 mg/dL, yang normalnya berada di kisaran 70-90 mg/dL.

    “Mereka yang menderita diabetes, kadar gula darah puasa bisa mencapai ≥ 126 mg/dL. Ciri awalnya, berupa mudah lapar dan lelah, sering buang air kecil, sering haus dan mulut kering, penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, penglihatan kabur, kesemutan di tangan dan kaki,” kata dr. Lusa dalam keterangan tertulis, Senin (22/9/2025).

    “Hal ini terjadi karena tubuh kekurangan insulin (hormon pengatur gula darah) atau resistensi insulin, di mana insulin tidak bekerja optimal, membuat kadar glukosa dalam darah tinggi dan mengakibatkan gangguan pada pembuluh darah besar dan kecil, serta sistem saraf, sehingga makanan tidak bisa diubah menjadi energi,” tambahnya.

    Namun, sebagian besar diabetes tidak bergejala, sehingga penting sekali mendeteksi dini tanpa menunggu gejala-gejala di atas timbul.

    Dia mengatakan pengecekan gula darah juga sangat penting terutama bagi mereka yang berusia 45 tahun ke atas, memiliki berat badan berlebih atau obesitas, riwayat diabetes saat hamil, dan melahirkan anak dengan berat badan lebih dari 4 kg.

    Pengecekan gula darah juga diperlukan untuk mereka yang memiliki faktor risiko diabetes lainnya seperti riwayat keluarga diabetes, tekanan darah tinggi, atau kadar kolesterol tinggi.

    Pemeriksaan gula darah bisa dilakukan secara GRATIS di Sugar Clinic Mayapada Hospital Tangerang, termasuk skrining risiko prediabetes atau diabetes dengan Artificial Intelligence (AI), konsultasi dokter, manajemen diabetes menyeluruh, hingga pendampingan gaya hidup sehat.

    Layanan Sugar Clinic ini juga tersedia di Mayapada Hospital Jakarta Selatan (Lebak Bulus), Kuningan, Surabaya, dan Bandung. Untuk informasi layanan, hubungi call center 150770 atau akses aplikasi MyCare untuk booking layanan skrining dengan mudah.

    Lewat aplikasi MyCare, gaya hidup sehat dapat dipantau melalui fitur Personal Health yang terhubung ke Google Fit atau Health Access untuk menghitung detak jantung, jumlah langkah kaki, kalori terbakar, dan BMI. Dapatkan juga informasi kesehatan dan promo layanan melalui fitur Health Articles & Tips.

    (anl/ega)