Produk: gula darah

  • Lansia di Bekasi Meninggal usai Operasi Bisul, Perut Terisi Kasa Tanpa Dijahit, RS Klaim Sesuai SOP

    Lansia di Bekasi Meninggal usai Operasi Bisul, Perut Terisi Kasa Tanpa Dijahit, RS Klaim Sesuai SOP

    GELORA.CO – Seorang lansia bernama Mursiti (62) di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat meninggal dunia setelah diduga menjadi korban malapratik usai menjalani tindakan operasi bisul pada Sabtu (11/10/2025).

    Dugaan itu mencuat setelah beredar video ditemukan gulungan kain kasa di belahan perut bagian bawah saat prosesi pemandian jenazah Mursiti.

    Dalam video yang beredar, kerabat terekam histeris saat mengambil kasa tersebut di dalam perut jenazah.

    Keluarga kemudian menduga terjadi malapraktik yang merupakan terjadinya penyimpangan dari standar profesional yang berlaku.

    Berdasar laporan jurnalis Warta Kota, Muhammad Azzam, Mursiti warga Kampung Pamahan, Desa Sumberurip, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat diduga menjadi korban kelalalian medis setelah menjalani operasi.

    Mursiti sempat menjalani operasi bisul yang berada bagian pantat di Rumah Sakit (RS) Hastien, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Kawarang.

    Adik korban, Acih Sukarsih (41) menjelaskan peristiwa bermula ketika Mursiti mengalami keluhan bisul dan dibawa keluarga ke RS yang berjarak sekira 5 kilometer tersebut pada Senin (6/10/2025).

    Korban kemudian menjalani operasi pada Selasa (7/10/2025).

    Sehari kemudian, Rabu (8/10/2025), korban diizinkan pulang ke rumah setelah mendapatkan perawatan pascaoperasi.

    Namun, sesampainya di rumah, kondisi kesehatan Mursiti menurun hingga meninggal dunia pada Sabtu (11/10/2025) dini hari.

    “Tapi kondisinya terus menurun dan meninggal dunia pada Sabtu dini hari di rumah,” ujarnya saat ditemui, Minggu (12/101/2025).

    Terkait temuan kasa di perut korban, Acih mengaku keluarga tidak mendapatkan pemberitahuan adanya tindakan pembelekan perut bagian bawah.

    Sebab, saat dibawa ke RS Hastien Karawang keluhannya ialah bisul pada bagian pantat.

    Sesampainya di rumah, keluarga terkejut mendapati belahan kulit perut yang terbuka tanpa jahitan medis.

    Menurut Acih, di dalam sobekan perut itu terisi kasa dan kapas yang disumpal.

    “Kami kaget karena waktu mengganti pampers, ternyata luka di bawah perut terbuka dan berisi kasa. Tidak dijahit, hanya disumpal kapas. Dokter tidak pernah menjelaskan soal itu,” ujar Acih.

    Sambil terisak, Acih menceritakan sang kakak mengalami kesakitan hingga akhirnya meninggal.

    Jasad almarhumah Mursiti telah dimakamkan pada Sabtu siang di tempat pemakaman keluarga yang berjarak tak jauh dari rumah duka di Desa Sumberurip, Kecamatan Pebayuran.

    Datangi RS

    Setelah peristiwa ini terkuak, keluarga didampingi Kepala Desa Sumberurip, Jajang Sujai, kemudian mendatangi pihak RS Hastien Karawang untuk menuntut penjelasan.

    Saat itu pihak RS telah mengakui adanya kasa di dalam luka operasi Mursiti.

    Namun demikian, pihaknya menyatakan tindakan tersebut sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan luka rencananya akan dijahit pada Senin (13/10/2025).

    “Pihak rumah sakit menjawab bahwa keberadaan kasa itu bagian dari SOP tindakan medis. Namun kami tetap berharap ada penelusuran lebih lanjut apakah tindakan itu sesuai prosedur atau tidak,” kata Jajang.

    Hingga kini, keluarga Mursiti masih menunggu langkah lanjutan dan berencana melaporkan dugaan kelalaian medis atau malpraktik ke pihak kepolisian jika ditemukan cukup bukti.

    RS sebut luka korban tak bisa dijahit

    Sementara itu, Manajer Pelayanan Medis RS Hastien, dr Fahri Trisnaryan menjelaskan pasien datang dengan keluhan nyeri dan bengkak di area bokong serta perut bawah, disertai demam.

    Pemeriksaan menunjukkan adanya infeksi luas dengan nanah yang menyebar hingga rongga perut bawah.

    “Pasien memiliki riwayat diabetes melitus (DM) yang memperberat kondisi infeksi. Kami melakukan operasi evakuasi nanah dan pembersihan luka (debridement) dengan irigasi antiseptik. Luka tidak dijahit rapat, melainkan diberi kasa untuk drainase,” katanya saat ditemui awak media.

    Selama perawatan, pasien juga mendapat terapi antibiotik, pengendalian gula darah, dan perawatan luka. 

    Kondisinya sempat membaik dengan demam hilang, nyeri berkurang, dan luka menunjukkan tanda penyembuhan.

    Dinkes Karawang turun tangan

    Pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Karawang turut melakukan pencarian informasi terkait peristiwa yang dialami pasien bernama Mursiti.

    Hal itu sesuai instruksi dari Bupati Karawang, Aep Syaepuloh.

    “Iya ramai itu ya, saya sudah intruksikan ke Dinkes (Dinas Kesehatan) untuk cek ke RS bersangkutan dan termasuk keluarga korban,” kata Aep saat diwawancarai di Plaza Pemda Karawang pada Senin (13/10/2025).

    Kepala Dinkes Karawang, Endang Suryadi menjelaskan pihaknya telah melakukan memeriksa sejumlah pihak di RS Hastien Karawang.

    “Kami sudah turunkan tim untuk melakukan monitoring ke RS Hastien, untuk mengetahui bagaimana sebenarnya kejadian ini berlangsung,” kata Endang, Senin (13/10/2025).

    Menurutnya, Dinkes Karawang belum bisa menyimpulkan apakah kejadian ini termasuk mal praktik atau tidak.

    Untuk itu, tim dikerahkan untuk mendatangi RS Hastien maupun keluarga korban.

    “Apakah yang ramai informasinya itu benar atau tidak, itu yang sedang kami cari tahu. Kami juga akan berkoordinasi dengan tim audit medis rumah sakit,” ucapnya.

    Terkait temuan kasa di perut pasien, Endang menyampaikan bahwa penggunaan kasa tersebut diduga merupakan bagian dari prosedur untuk mencegah rembesan darah sebelum proses penjahitan dilakukan.

    Namun, hal itu perlu dipastikan kembali kepada pihak rumah sakit.

    “Kami akan pelajari lagi apakah semua langkah medis sudah sesuai standar atau belum,” ucap Endang.

  • Studi Terbaru Ungkap Menu Makan Simpel yang Bisa Jadi Anti-Kanker

    Studi Terbaru Ungkap Menu Makan Simpel yang Bisa Jadi Anti-Kanker

    Jakarta

    Sebuah studi terbaru mengungkap salah satu ‘makanan super’ yang bisa digunakan sebagai pencegah kanker. Makanan tersebut rupanya adalah kimchi. Para peneliti dari University of Connecticut’s College of Agriculture, Health and Natural Resources (CAHNR) menemukan, makanan ini berkaitan dengan perbaikan kadar gula darah, trigliserida (lemak dalam darah), dan tekanan darah.

    Makanan fermentasi seperti kimchi kaya akan probiotik yang baik untuk tubuh. Probiotik merupakan bakteri baik yang mendukung keseimbangan mikrobioma atau bakteri alami usus. Menurut penelitian terbaru, ketidakseimbangan mikrobioma dapat meningkatkan risiko kanker usus besar.

    “Mengingat pentingnya kesehatan usus bagi peradangan sistemik, regulasi imun, dan fungsi metabolik, saya melihat kimchi sebagai komponen bernilai dalam pola makan yang mendukung kesehatan jantung dan menurunkan risiko kanker,” ucap ahli neuroradiologi dan pakar umur panjang Dr Kavin Mistry dikutip dari Daily Mail, Minggu (12/10/2025).

    Peneliti melakukan tinjauan dari sembilan studi dengan hampir 43 ribu partisipan antara tahun 2011-2023. Partisipan yang mengonsumsi kimchi ditemukan memiliki kadar gula darah puasa lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak makan kimchi.

    Selain itu, peneliti juga menemukan adanya penurunan trigliserida dan tekanan darah pada partisipan yang mengonsumsi kimchi. Mereka menyebut orang yang makan kimchi memiliki kadar trigliserida 29 mg/dL lebih rendah, tekanan darah sistolik 3,48 mmHg lebih rendah, dan tekanan darah diastolik 2,68 mmHg lebih rendah.

    Hal ini menunjukkan, selain baik untuk mencegah kanker usus besar, konsumsi kimchi juga berkaitan erat dengan kesehatan kardiovaskular dan kondisi diabetes yang lebih baik.

    “Itu angka yang sangat baik. Dalam pengaturan klinis, bahkan penurunan 5 mmHg pada tekanan sistolik sudah dianggap peningkatan signifikan. Jadi melihat penurunan serupa hanya dari intervensi makanan, bukan obat, adalah hasil yang sangat menjanjikan,” ujar profesor ilmu gizi Ock Chun sebagai salah satu penulis studi.

    Penelitian pada tahun 2020 di Korea Selatan menemukan konsumsi kimchi memicu perubahan signifikan pada mikrobioma feses dan menunjukkan pencegahan yang signifikan terhadap kanker kolitis serta pembentukan adenoma atau tumor jinak dalam usus.

    Penelitian lain pada tahun 2022 tentang mikrobioma dan kanker usus besar menjelaskan, pada kondisi normal mikrobioma usus berfungsi sebagai penghalang patogen. Selain itu, ini juga berguna untuk mengatur peradangan dan memengaruhi sistem imun tubuh.

    Kumpulan bakteri alami dalam usus berperan besar dalam mengatur respons imun anti-kanker tubuh.

    “Berbagai penelitian hewan dan klinis telah menunjukkan bahwa perubahan dalam komposisi mikrobiota usus dapat memengaruhi pembentukan lesi pra-kanker dan perkembangan kanker. Karena daerah usus besar langsung dipengaruhi oleh perubahan mikrobiota, kanker kolorektal dianggap sangat terkait dengan kondisi mikrobioma usus,” peneliti menyimpulkan.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/up)

  • Benarkah Stevia Lebih Sehat dari Gula Pasir? Ini Penjelasannya

    Benarkah Stevia Lebih Sehat dari Gula Pasir? Ini Penjelasannya

     

    JAKARTA – Banyak orang kini mulai meninggalkan gula pasir karena khawatir dengan dampaknya terhadap kesehatan. Gula memang bisa memberikan energi cepat, tapi jika dikonsumsi berlebihan.

    Risikonya cukup serius dari kenaikan berat badan, diabetes, hingga penyakit jantung. Sebagai gantinya, pemanis alami seperti stevia mulai populer. Tapi benarkah stevia benar-benar lebih sehat dari gula biasa?

    Dilansir dari laman Cleveland Clinic pada Sabtu, 11 November 2025, stevia adalah pemanis alami yang berasal dari daun tanaman Stevia rebaudiana, tumbuhan yang sudah lama digunakan oleh masyarakat di Amerika Selatan untuk memberikan rasa manis pada makanan dan minuman.

    Kandungan utama yang membuat stevia terasa manis adalah steviol glikosida, zat alami yang bisa terasa 200 hingga 400 kali lebih manis dari gula pasir. Artinya Anda hanya perlu sedikit saja untuk mendapatkan rasa manis yang sama.

    Stevia kini banyak dijual dalam bentuk bubuk, cairan, atau butiran halus. Salah satu alasan utama orang beralih ke stevia adalah karena tidak mengandung kalori maupun karbohidrat.

    Jadi pemanis ini tidak menaikkan kadar gula darah secara signifikan. Hal ini menjadikan stevia pilihan populer bagi penderita diabetes atau menjalani diet rendah gula.

    Selain itu, berbeda dengan gula buatan seperti aspartam atau sukralosa, stevia dianggap lebih alami karena berasal dari tumbuhan dan melalui proses ekstraksi yang relatif sederhana.

    Stevia telah disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat sejak tahun 2008 sebagai bahan pemanis yang aman dikonsumsi (GRAS – Generally Recognized as Safe), asalkan berupa ekstrak murni minimal 95%.

    Namun penting untuk diingat, tidak semua produk berlabel ‘stevia’ berisi 100% stevia. Banyak yang mencampurkannya dengan bahan lain seperti maltodekstrin atau eritritol agar rasanya lebih lembut dan mudah digunakan. Jadi selalu periksa label kemasan sebelum membeli.

    Batas aman konsumsi stevia disebut Acceptable Daily Intake (ADI), yaitu sekitar 4 mg per kilogram berat badan per hari. Artinya orang dewasa rata-rata perlu mengonsumsi puluhan sachet stevia dalam sehari untuk mencapai batas tersebut, jumlah yang sangat sulit dilakukan. Dengan kata lain, pemakaian wajar stevia aman untuk tubuh.

    Beberapa penelitian menunjukkan stevia bukan hanya aman, tapi juga memiliki potensi manfaat kesehatan, antara lain:

    1. Membantu mengontrol kadar gula darah

    Stevia tidak menyebabkan lonjakan glukosa seperti gula biasa, sehingga cocok untuk penderita diabetes tipe 2.

    2. Menjaga berat badan

    Karena tidak mengandung kalori, stevia dapat membantu mengurangi asupan kalori harian tanpa mengorbankan rasa manis.

    3. Efek antioksidan dan antiinflamasi

    Beberapa studi menemukan stevia memiliki senyawa yang bisa melawan radikal bebas dan membantu menurunkan peradangan di tubuh.

    4. Menjaga kesehatan mulut

    Tidak seperti gula, stevia tidak menyebabkan kerusakan gigi atau memicu pertumbuhan bakteri penyebab plak.

    Walaupun aman, stevia tetap sebaiknya dikonsumsi secara bijak. Beberapa orang mungkin mengalami efek ringan seperti kembung, mual, atau rasa pahit di mulut, terutama jika mengonsumsi terlalu banyak.

    Selain itu, masih ada penelitian yang menyelidiki kemungkinan stevia memengaruhi hormon tertentu, meskipun belum ada bukti kuat yang menunjukkan efek negatif pada manusia.

    Tips Menggunakan Stevia

    Rasanya jauh lebih manis dari gula, Anda tidak bisa mengganti gula dan stevia dengan takaran yang sama. Gunakan resep khusus yang mencantumkan takaran stevia, terutama saat membuat kue atau makanan penutup agar tekstur dan rasanya tetap pas. Beberapa ide penggunaan stevia:

    – Campurkan ke dalam kopi atau teh.

    – Tambahkan ke smoothies buah.

    – Gunakan dalam resep dessert seperti mousse pisang atau apel panggang rendah kalori.

  • 4 Tren Jalan Kaki Viral yang Bisa Dicoba, Termasuk Japanese Walking

    4 Tren Jalan Kaki Viral yang Bisa Dicoba, Termasuk Japanese Walking

    Jakarta

    Media sosial selalu punya trennya, termasuk soal jalan kaki yang membuat penasaran untuk dicoba. Bahkan, metode-metode jalan kaki viral ini diklaim lebih efektif memangkas berat badan hingga menyehatkan jantung.

    Metode-metode ini tentu memiliki ‘pasar’-nya masing-masing. Hal ini disesuaikan dengan kondisi fisik masing-masing orang. Berikut adalah sederet tren jalan kaki yang viral di media sosial.

    1. Japanese Walking

    Tren Japanese Walking menjanjikan manfaat kesehatan yang luar biasa dengan peralatan dan waktu yang minimal. Berdasarkan rangkaian jalan cepat dan lambat dengan interval, japanese walking dikembangkan oleh Profesor Hiroshi Nose dan Profesor Madya Shizue Masuki di Universitas Shinshu di Matsumoto, Jepang.

    Jalan kaki ini melibatkan bergantian antara tiga menit jalan kaki dengan intensitas lebih tinggi, dan tiga menit dengan intensitas lebih rendah. Kegiatan ini diulang setidaknya selama 30 menit, sebanyak empat kali seminggu.

    Jalan kaki dengan intensitas lebih tinggi harus dilakukan pada tingkat yang ‘agak sulit’. Pada tingkat ini, seseorang masih dapat berbicara.

    Dikutip dari Science Alert, jalan kaki dengan intensitas lebih rendah harus dilakukan pada tingkat yang ‘ringan’. Pada tingkat ini, berbicara seharusnya terasa nyaman, meskipun sedikit lebih melelahkan daripada percakapan yang mudah.

    Japanese walking juga mudah dilakukan dan hanya membutuhkan stopwatch serta ruang untuk berjalan. Jalan kaki ini lebih hemat waktu dibandingkan jalan kaki lainnya, seperti mencapai 10 ribu langkah.

    2. Jalan Kaki 6-6-6

    Personal trainer dan pegiat kebugaran Mike Julom menjelaskan metode 6-6-6 melibatkan jalan kaki selama 60 menit, baik pukul 6 pagi atau 6 sore. Latihan ini juga mencakup pemanasan selama 6 menit dengan kecepatan rendah untuk memulai berjalan, dan pendinginan selama 6 menit untuk membantu pemulihan.

    “Sebagian besar latihan dilakukan dengan kecepatan yang lebih cepat dan sigap untuk meningkatkan detak jantung dan melatih sistem kardio,” terang Julom, dikutip dari Healthline.

    “Latihan ini dirancang singkat dan sederhana, terutama bagi orang yang ingin memasukkan olahraga ke dalam kesibukan sehari-hari,” tambahnya.

    Menurut Dr McDowell, hal ini menjadikan program 6-6-6 sebagai cara untuk mendapatkan lebih dari 150 menit olahraga per minggu. Ini seperti yang direkomendasikan oleh American College of Sports Medicine dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS.

    “Dengan melakukan lebih awal (pukul 6 pagi) atau lebih lambat (pukul 6 sore), hal ini membantu pejalan kaki menemukan waktu untuk menyempatkan diri berjalan sebelum hari atau jadwal mereka menjadi padat,” bebernya.

    Dr McDowell menjelaskan berjalan kaki dengan tren ini membantu membakar lebih banyak lemak sebagai bahan bakar, yang dapat membantu penurunan berat badan. Selain itu, berjalan kaki juga memiliki dampak lebih kecil pada sendi dan jaringan tubuh.

    3. Tren 12-3-30

    Dikutip dari Eating Well, latihan 12-3-30 pertama kali dipopulerkan oleh YouTuber Lauren Giraldo (24). Latihan ini terdiri dari pengaturan treadmill dengan kemiringan 12 derajat dan berjalan dengan kecepatan 3 mil (sekitar 4 km/jam) selama 30 menit.

    “(Latihan 12-3-30) adalah formula yang mudah diingat. Hanya membutuhkan waktu 30 menit, dan meskipun menantang karena kemiringan dan durasinya, latihan ini seperti berjalan kaki, yang menarik bagi mereka yang tidak suka berlari atau yang tidak bisa berlari,” jelas personal trainer dan spesialis kesehatan Julie Floyd Jones.

    Menambah kemiringan 12 persen ke rutinitas treadmill ini meningkatkan detak jantung, meniru pendakian seperti menanjak. Dengan latihan seperti ini, dapat meningkatkan detak jantung, laju pernapasan, dan kemungkinan pembakaran kalori.

    “Anda pasti akan meningkatkan kesehatan kardiovaskular. Karena kemiringannya, Anda juga akan meningkatkan kekuatan tubuh bagian bawah,” sambung Jones.

    Untuk melakukannya, hal terpenting adalah mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat dan sedikit protein 1-3 jam sebelum latihan. Hal ini dapat membantu menstabilkan kadar gula darah dan memberikan energi.

    Lakukan peregangan sebelum latihan untuk mengaktifkan otot bokong, betis, paha belakang, dan pinggul. Setelah berada di treadmill, mulailah dengan kemiringan nol hingga 12 derajat secara perlahan.

    Meski begitu, pastikan tidak memaksakan diri agar dapat menyesuaikan kecepatan dan durasinya. Selama 30 menit itu, luangkan waktu untuk beristirahat sejenak untuk menurunkan risiko cedera.

    4. Jalan Kaki 7.000 Langkah

    Harvard Health melaporkan dan menafsirkan hasil tinjauan sistematis terbaru yang menemukan bahwa berjalan sekitar 7.000 langkah per hari berkaitan dengan penurunan signifikan risiko penyakit kardiovaskular atau cardiovascular disease (CVD) dan kematian.

    Temuan ini dipandang sebagai target realistis yang didukung bukti ilmiah, sekaligus lebih rendah dari pesan populer yang selama ini mendorong 10.000 langkah per hari.
    Liputan tersebut merangkum studi besar yang dipublikasikan di The Lancet Public Health. Studi ini merupakan tinjauan sistematis dan meta-analisis dosis-respon yang menggabungkan data dari berbagai penelitian menggunakan perangkat pelacak aktivitas.

    Hasilnya menunjukkan dibandingkan dengan jumlah langkah yang sangat rendah (misalnya hanya 2.000 langkah per hari), mencapai 7.000 langkah per hari secara signifikan menurunkan risiko CVD dan kematian dari segala penyebab.

    Halaman 2 dari 4

    Simak Video “Mitos atau Fakta: Lari Lebih Efektif Bakar Lemak Dibanding Jalan Kaki”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/kna)

    Tren Japanese Walking

    4 Konten

    Berbagai tren jalan kaki bermunculan, banyak digemari karena lebih low impact dibanding olahraga lain seperti lari. Salah satu yang diklaim ampuh menurunkan berat badan adalah Japanese Walking.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Wujudkan Nusantara Sehat, Otorita IKN Gelar Cek Kesehatan Gratis

    Wujudkan Nusantara Sehat, Otorita IKN Gelar Cek Kesehatan Gratis

    Wujudkan Nusantara Sehat, Otorita IKN Gelar Cek Kesehatan Gratis
    Penulis
    KOMPAS.com
    – Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) terus menunjukkan komitmennya dalam mewujudkan lingkungan kerja dan masyarakat yang sehat dan produktif.
    Salah satunya melalui program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang digelar di Kantor Balai Kota Otorita IKN, Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP), pada 9–10 Oktober 2025.
    Kegiatan yang diikuti ratusan pegawai dan warga sekitar ini menghadirkan tenaga medis dari berbagai fasilitas kesehatan di Nusantara, seperti Mayapada Hospital Nusantara, Puskesmas Sepaku 1, Klinik Nusantara Baru, Kimia Farma, dan Klinik Sehat Bahagia (KSB).
    Melalui program CKG, peserta memperoleh layanan skrining kesehatan gratis, mulai dari pemeriksaan tekanan darah, kadar kolesterol, gula darah, hingga konsultasi gizi dan pemberian obat. Tujuannya untuk mendeteksi dini potensi penyakit serta menumbuhkan kesadaran pentingnya pola hidup sehat sehari-hari.
    Juru Bicara Otorita IKN sekaligus Staf Khusus Kepala Otorita IKN Bidang Komunikasi Publik, Troy Harrold Yohanes Pantouw, menjelaskan bahwa program CKG merupakan langkah nyata membangun budaya sehat di lingkungan kerja dan masyarakat Nusantara.
    “Kami ingin menanamkan kesadaran, terutama bagi pegawai Otorita IKN, untuk membangun pola hidup sehat dimulai dari hal kecil—mengatur pola makan dan minum, menjaga kesehatan pribadi,” ujarnya dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (11/10/2025).
    Kegiatan tersebut, lanjut dia, sekaligus menjadi bagian dari upaya membangun pelayanan publik yang mendukung terwujudnya masyarakat Nusantara yang sehat dan produktif.
    Program CKG menjadi wujud nyata komitmen Otorita IKN dalam mendukung program prioritas Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
    Kolaborasi dengan berbagai
    stakeholder
    kesehatan juga mencerminkan sinergi Otorita IKN dalam memperluas akses layanan kesehatan yang mudah dijangkau, sekaligus membangun masyarakat yang sehat, produktif, dan berkelanjutan di Nusantara.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 7 Perubahan Pada Tubuh yang Menjadi ‘Sinyal’ Tanda Awal Diabetes

    7 Perubahan Pada Tubuh yang Menjadi ‘Sinyal’ Tanda Awal Diabetes

    Jakarta

    Menurut data International Diabetes Federation tahun 2024, diperkirakan ada 89 juta orang dewasa di India yang mengidap diabetes tipe 2. Perjalanan menuju diabetes tidak terjadi dalam semalam. Jauh sebelum diagnosis ditegakkan, tubuh sebenarnya sudah memberikan sinyal, perubahan kecil yang sering diabaikan atau disalahartikan sebagai kelelahan, penuaan, atau stres.

    Padahal, tanda-tanda halus ini bisa menjadi penyelamat jika dikenali lebih awal. Memahaminya membantu seseorang mengendalikan kadar gula sebelum benar-benar tak terkendali. Dikutip dari Times of India, berikut penjelasannya.

    1. Perubahan Berat Badan Tanpa Alasan Jelas

    Kenaikan atau penurunan berat badan secara tiba-tiba dapat menandakan gangguan metabolik. Pada sebagian orang, kadar insulin yang tinggi memicu penumpukan lemak terutama di perut.

    Sementara pada yang lain, tubuh mulai memecah otot sebagai sumber energi karena glukosa tidak digunakan dengan benar. Perubahan komposisi tubuh tanpa sebab jelas bisa menjadi tanda awal ketidakseimbangan gula darah.

    2. Penggelapan Kulit di Leher atau Ketiak

    Munculnya area kulit yang lebih gelap dan bertekstur lembut di leher, ketiak, atau selangkangan bukan hanya masalah kosmetik.

    Kondisi ini dikenal sebagai acanthosis nigricans dan sering menandakan kadar insulin yang terlalu tinggi. Kulit seolah memberi sinyal bahwa tubuh sedang kesulitan mengatur kadar gula darah.

    3. Haus Terus-Menerus dan Sering Buang Air Kecil

    Saat kadar gula darah meningkat, ginjal bekerja lebih keras untuk membuang kelebihan glukosa. Akibatnya, seseorang menjadi lebih sering buang air kecil dan merasa haus tak kunjung reda.

    Banyak yang mengira ini akibat cuaca panas atau dehidrasi, padahal tubuh sedang memberi tanda bahwa keseimbangan gula terganggu.

    4. Kaki Bengkak yang Tak Kunjung Hilang

    Pembengkakan di pergelangan atau telapak kaki bisa menjadi peringatan dini. Fluktuasi kadar gula dapat memengaruhi sirkulasi dan fungsi ginjal, menyebabkan penumpukan cairan.

    Dalam jangka panjang, kadar gula tinggi juga dapat merusak pembuluh darah sehingga aliran darah melambat. Bengkak biasanya semakin parah di sore hari atau setelah duduk lama.

    5. Leher Terlihat Tebal atau Berlemak

    Penebalan atau penumpukan lemak di area leher bukan sekadar kenaikan berat badan biasa. Penelitian menunjukkan bahwa lingkar leher bisa menjadi indikator resistensi insulin.

    Lemak yang menumpuk di leher dan bahu menandakan bahwa tubuh tidak menggunakan insulin secara efektif dan menyimpan kelebihan glukosa sebagai lemak. Pola lemak ini berkaitan erat dengan risiko sindrom metabolik dan diabetes tipe 2.

    6. Benjolan Kecil di Punggung Atas

    Timbulnya tonjolan kecil seperti punuk di bagian atas punggung, sering disebut buffalo hump, bisa disebabkan oleh penumpukan lemak akibat ketidakseimbangan hormon, terutama peningkatan kadar kortisol.

    Kondisi ini sering muncul pada orang dengan stres kronis atau resistensi insulin. Meskipun juga terkait dengan sindrom Cushing, tanda ini semakin sering ditemukan pada individu pradiabetes.

    7. Kesemutan atau Mati Rasa di Tangan dan Kaki

    Rasa kesemutan ringan, seperti ditusuk jarum, atau mati rasa sesekali di tangan dan kaki merupakan tanda awal stres pada saraf akibat fluktuasi gula darah. Jika diabaikan, kondisi ini dapat berkembang menjadi neuropati diabetik.

    Namun, pada tahap awal, kondisi ini bisa sepenuhnya pulih dengan perubahan gaya hidup dan pengendalian gula darah yang tepat.

    Simak juga Video: Kenali Tanda-tanda Gejala Diabetes di Pagi Hari

    Halaman 2 dari 2

    (suc/suc)

  • 40 Juta Orang Ikut CKG, Banyak yang Tensi-Gula Darah Tinggi! Hati-hati Stroke-Jantung

    40 Juta Orang Ikut CKG, Banyak yang Tensi-Gula Darah Tinggi! Hati-hati Stroke-Jantung

    Jakarta

    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, hingga awal Oktober 2025, sebanyak 40 juta warga Indonesia telah mendaftar program cek kesehatan gratis (CKG). Dari jumlah tersebut, 36 juta orang sudah menjalani pemeriksaan, dengan masalah kesehatan terbanyak berupa sakit gigi.

    “Sudah ada hasilnya, sudah kelihatan masalah kesehatannya di mana. Dari 36 juta yang sudah diperiksa, paling banyak sakit gigi, tekanan darah tinggi, dan gula darah tinggi. Ini yang harus segera ditangani,” kata Budi dalam jumpa pers di Rumah Sakit Pusat Pertahanan Negara (RSPPN) Pangsar Soedirman, Jakarta, Selasa (7/10/2025).

    Menurut Budi, program CKG merupakan inisiatif pemerintah untuk menjaga masyarakat agar tetap sehat dan mencegah penyakit berat sejak dini.

    Ia menjelaskan, penyakit serius seperti kanker atau jantung umumnya tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan didahului tanda-tanda awal yang bisa terdeteksi beberapa tahun sebelumnya.

    “Biasanya yang paling sering diabaikan itu darah tinggi, gula darah tinggi, atau kolesterol. Didiamkan bertahun-tahun, tahu-tahu sudah kena stroke atau jantung. Itu sebabnya program ini dijalankan,” ujar Budi.

    Dalam kesempatan itu, ia juga mengimbau para wartawan yang hadir untuk ikut melakukan pemeriksaan kesehatan.

    “Jangan lupa cek kesehatan gratis. Ini hadiah dari Bapak Presiden Prabowo setiap tahun, supaya kita semua bisa tetap sehat, tidak pernah sakit, tidak perlu masuk rumah sakit,” katanya.

    Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin memastikan seluruh awak media juga bisa mendapatkan pengobatan gratis di RSPPN.

    “Semua awak media berobat ke sini gratis,” ujar Sjafrie.

    Ia menambahkan, kebijakan pengobatan gratis di rumah sakit di bawah Kementerian Pertahanan itu berlaku mulai 5 Oktober 2025, bertepatan dengan peringatan HUT ke-80 TNI.

    “Tanpa BPJS juga tetap gratis,” tegasnya.

    Program CKG sendiri terus diperluas cakupannya. Berdasarkan data Kemenkes sebelumnya, hampir 36 persen peserta CKG mengalami obesitas, dan program ini telah menjangkau hampir 30 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia.

    (naf/kna)

  • Sakit Jantung Tak Datang Tiba-tiba, 99 Persen Disebabkan oleh Faktor Risiko Ini

    Sakit Jantung Tak Datang Tiba-tiba, 99 Persen Disebabkan oleh Faktor Risiko Ini

    Jakarta

    Peneliti mengungkapkan hampir semua pasien penyakit jantung memiliki setidaknya satu dari empat faktor risiko utama sebelumnya. Ini menunjukkan penyakit jantung umumnya memiliki sebab, bukan datang secara tiba-tiba tanpa sebab atau tak serta merta karena keturunan.

    Temuan ini berdasarkan data kesehatan dari 9 juta pasien penyakit jantung dan kejadian kardiovaskular lain di Korea Selatan dan Amerika Serikat. Peneliti menemukan hampir seluruh pasien memiliki setidaknya empat faktor risiko, meliputi tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, kadar gula darah tinggi, dan kebiasaan merokok (baik aktif maupun mantan perokok).

    Dikutip dari Sciencedirect, jika digabungkan, sebanyak 99 persen kasus serangan jantung dan penyakit kardiovaskular lainnya didahului keempat faktor risiko tersebut.

    Bahkan pada wanita di bawah usia 60 tahun, lebih dari 95 persen kasus penyakit jantung dan stroke berkaitan dengan salah satu dari faktor risiko tersebut. Padahal, kelompok ini memiliki risiko paling rendah terhadap kejadian kardiovaskular.

    Tekanan darah tinggi menjadi faktor yang paling sering dikaitkan dengan kejadian kardiovaskular. Di Amerika Serikat dan Korea Selatan, lebih dari 93 persen individu yang mengalami serangan jantung, stroke, atau gagal jantung sebelumnya memiliki hipertensi.

    “Kami pikir studi ini menunjukkan dengan sangat meyakinkan bahwa paparan terhadap satu atau lebih faktor risiko yang tidak optimal sebelum kejadian kardiovaskular hampir mencapai 100 persen,” kata ahli jantung Philip Greenland dari Northwestern University.

    “Tujuan kita sekarang adalah bekerja lebih keras untuk menemukan cara mengendalikan faktor risiko yang dapat dimodifikasi ini, daripada tersesat mencari faktor lain yang sulit diobati dan bukan penyebab utama,” sambungnya.

    Temuan ini menantang klaim-klaim yang menyebutkan penyakit kardiovaskular yang muncul tanpa faktor risiko semakin meningkat. Ahli juga berpendapat hasil ini menunjukkan betapa pentingnya mengelola risiko kesehatan sebelum menimbulkan akibat serius yang berpotensi fatal.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Dokter Ungkap Pergeseran Tren Usia Sakit Jantung di Usia Muda”
    [Gambas:Video 20detik]
    (avk/naf)

  • Ahli Gizi Jepang Spill Makanan yang Bikin Warga Negeri Sakura Panjang Umur

    Ahli Gizi Jepang Spill Makanan yang Bikin Warga Negeri Sakura Panjang Umur

    Jakarta

    Asako Miyashita, MS, RDN, CDN, merupakan seorang ahli gizi dan diet yang berpengalaman dalam penelitian umur panjang di Jepang. Ia tumbuh dan besar di Jepang, sehingga mengetahui apa saja yang dikonsumsi warga di sana setiap hari.

    “Saya tumbuh besar di Jepang, di mana saya diajari sejak kecil untuk menganggap makanan sebagai obat. Nenek saya berusia 92 tahun, dan beliau juga mengaitkan umur panjang dengan mengonsumsi makanan yang tepat,” jelas Miyashita, dikutip dari CNBC.

    Jepang merupakan rumah bagi beberapa orang dengan umur terpanjang di dunia. Saat ini, lebih dari 90 ribu centenarian atau orang yang berusia 100 tahun ke atas.

    Sebagai ahli gizi, Miyashita mengikuti diet tradisional Jepang. Berikut lima makanan yang biasa ia dan keluarganya konsumsi setiap hari agar tetap sehat dan berumur panjang:

    1. Ubi Jepang

    Berasal dari Okinawa, ubi ungu ini sering disantap sebagai camilan atau hidangan penutup. Ubi kaya akan karbohidrat sehat dan antosianin, sejenis antioksidan yang ditemukan dalam sayuran berwarna merah dan ungu yang memiliki khasiat anti penuaan.

    Penelitian juga menunjukkan bahwa ubi jalar dapat membantu meningkatkan kadar gula darah dan mengurangi penyakit kardiovaskular.

    2. Sup Miso

    Diet Jepang mengandung beragam hidangan yang mengandung makanan fermentasi, dan sup miso adalah salah satu yang populer. Miso adalah pasta yang terbuat dari kacang kedelai dan biji-bijian yang difermentasi.

    Probiotik, bakteri hidup, atau ragi dalam makanan fermentasi dapat membantu menyeimbangkan kesehatan usus dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

    Sebuah studi menemukan bahwa pria dan wanita yang paling banyak mengonsumsi kedelai fermentasi (seperti miso, tahu, dan tempe), memiliki risiko 10 persen lebih rendah untuk meninggal di usia muda karena semua penyebab. Ini jauh lebih rendah dibandingkan mereka yang jarang mengonsumsi makanan tersebut.

    3. Lobak Daikon

    Sayuran akar populer dalam masakan Jepang dan memberikan banyak manfaat kesehatan yang unik. Lobak Daikon dikenal dapat membantu mencegah pilek dan meningkatkan kekebalan tubuh.

    Dalam satu lobak mengandung 124 persen dari asupan vitamin C harian yang direkomendasikan. Sayuran akan sehat lainnya yang mungkin lebih mudah ditemukan dan memiliki khasiat yang serupa, termasuk wortel, bit, parsnip, dan lobak.

    4. Rumput Laut

    Rumput laut kaya akan mineral penting, seperti zat besi, kalsium, folat, dan magnesium. Mengonsumsinya setiap hari membantu menambah serat dalam pola makan.

    Asupan serat yang cukup telah dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit jantung, stroke, hipertensi, dan diabetes tipe 2.

    Rumput laut juga mengandung antioksidan, seperti fucoxanthin dan fucoidan, yang keduanya memiliki sifat anti-inflamasi, anti penuaan, dan anti kanker.

    5. Ikan

    Miyashita juga selalu memasukkan protein ke dalam menu hariannya, terutama ikan berlemak seperti salmon dan tuna. Lemak omega-3 dalam ikan dapat membantu menurunkan tekanan darah, menurunkan trigliserida, dan meredakan peradangan.

    “Di Jepang, kami sering mengucapkan ‘itadakimasu’, yang berarti ‘saya menerima dengan rendah hati’ sebelum makan,” tutur Miyashita.

    “Itu menunjukkan rasa terima kasih kami pada hewan dan petani. Saya percaya praktik makan dengan penuh kesadaran ini berkontribusi pada kesehatan dan kualitas hidup kami,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 3

    (sao/kna)

  • 3 Waktu Terbaik Konsumsi Telur untuk Turunkan Berat Badan

    3 Waktu Terbaik Konsumsi Telur untuk Turunkan Berat Badan

    JAKARTA – Telur termasuk makanan yang kaya akan nutrisi, mulai dari protein, vitamin, dan mineral. Kandungan protein dalam telur dapat membantu tubuh merasa kenyang lebih lama, sehingga mengurangi keinginan untuk makan berlebih.

    Hal tersebut membuat telur cocok dijadikan salah satu menu makanan untuk diet atau menurunkan berat badan. Namun, terdapat beberapa waktu terbaik untuk mengonsumsi telur sehingga dapat membantu proses penurunan berat badan lebih maksimal, sebagai berikut ini.

    1. Saat sarapan

    Dikutip dari Times of India, pada Rabu, 8 Oktober 2025, sarapan merupakan waktu terbaik mengonsumsi telur untuk menurunkan berat badan. Ini karena mengonsumsi telur di pagi hari dapat membantu mengatur nafsu makan dan mencegah makan yang berlebihan di siang hari.

    Kandungan protein dalam telur dapat merangsang dengan baik hormon kenyang pada tubuh dan menstabilkan gula darah. Konsumsi telur saat sarapan juga membantu meningkatkan metabolisme dan menjaga energi tetap stabil sepanjang hari.

    2. Setelah berolahraga

    Telur juga sangat baik dikonsumsi setelah berolahraga, karena kandungan protein dan asam aminonya yang tinggi. Konsumsi telur setelah berolahraga bisa mendukung perbaikan dan pertumbuhan otot yang rusak selama latihan.

    Terdapat beberapa manfaat mengonsumsi telur setelah berolahraga, di antaranya adalah dapat memperbaiki otot, mengurangi nyeri otot, mendukung penurunan lemak sekaligus mempertahankan massa otot, hingga membuat tubuh lebih efisien dalam membakar lemak serta membangun kekuatan.

    3. Pada malam hari

    Malam hari juga menjadi waktu terbaik untuk mengonsumsi telur saat program menurunkan berat badan. Telur bisa dijadikan sebagai makanan ringan kaya protein di malam hari.

    Komponen triptofan dan melatonin dalam telur dapat mendorong relaksasi dan memperbaiki kualitas tidur. Seperti diketahui, tidur yang berkualitas sangat penting dalam pengelolaan berat badan.

    Dengan demikian, manfaat mengonsumsi telur di malam hari adalah membantu tidur lebih nyenyak, memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral tanpa tambahan karbohidrat berlebih, serta membantu mengurangi rasa lapar.

    Meski memiliki banyak manfaat, konsumsi telur juga harus pada batas yang wajar. Untuk orang sehat, makan hingga tujuh butir telur selama seminggu masih aman, sedangkan orang dengan kondisi kesehatan tertentu seperti koleterol tinggi, sebaiknya konsultasi dahulu dengan dokter untuk batas makan telur setiap harinya.