Produk: gula darah

  • Tak Perlu ke Gym, 8 Kebiasaan Sederhana Ini Bisa Bantu Hempaskan Lemak Perut

    Tak Perlu ke Gym, 8 Kebiasaan Sederhana Ini Bisa Bantu Hempaskan Lemak Perut

    Jakarta

    Lemak perut erat kaitanya dengan risiko kesehatan seperti penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan perlemakan hati. Meski olahraga di pusat kebugaran bisa membantu, penelitian menunjukkan perubahan gaya hidup sederhana bisa berperan jauh lebih besar dalam mengurangi lemak di perut.

    Perubahan kecil dalam pola makan hingga rutinitas harian bisa memicu pembakaran lemak. Dikutip dari laman Times of India, berikut beberapa kebiasaan yang bisa membantu menghempaskan lemak perut.

    1. Mulai Pagi dengan Air Hangat dan Serat Larut

    Mulai hari dengan air hangat yang dicampur dengan biji chia atau biji rami yang direndam untuk melancarkan pencernaan dan mengurangi rasa lapar. Serat larut menggembung di lambung, memperlambat pencernaan, serta mengurangi penyerapan lemak. Tak hanya menjaga usus tetap aktif, cara ini juga membantu mencegah makan berlebihan sepanjang hari.

    2. Hindari Ngemil di Larut Malam

    Salah satu penyebab terbentuknya lemak perut adalah makan larut malam. Studi menunjukkan bahwa malam malam setidaknya tiga jam sebelum tidur bisa meningkatkan metabolisme lemak.

    Makan malam ringan yang kaya protein dan sayuran memberi tubuh waktu untuk menggunakan energi, bukan menyimpannya sebagai lemak di sekitar perut.

    3. Berlatih Gerakan Insidental Sepanjang Hari

    Gerakan sehari-hari seperti naik tangga, jalan cepat atau bahkan peregangan sambil menonton TV bisa membakar kalori secara signifikan. Kebiasaan ini dikenal sebagai NEAT (Non-Exercise Activity Thermoenesis dan dikaitkan erat dengan peneliti dengan berkurangnya lemak di perut. NEAT mengubah aktivitas biasa dengan peluang

    4. Konsumsi Rempah-rempah

    Kunyit dalam sajian makanan atau kayu manis dalam teh memiliki sifat termogenik. Rempah-rempah ini tidak hanya meningkatkan rasa, tapi juga meningkatkan sensitivitas insulin yang mencegah penumpukan lemak.

    5. Prioritaskan Protein

    Protein merupakan penangkal lemak perut alami. Menyertakan makanan seperti telur atau ayam tanpa lemak bisa membantu menjaga metabolisme tetap aktif. Protein juga mengandung ghrelin, hormon lapar, sehingga lebih mudah menahan keinginan makan yang tidak sehat. Hasilnya, penyimpanan lemak lebih sedikit dan pemeliharaan otot lebih baik.

    Nutrisi ini juga mendukung perbaikan jaringan, meningkatkan rasa kenyang, dan membantu menstabilkan gula darah. Sehingga dapat mencegah energi menurun dan makan berlebihan.

    6. Tidur Nyenyak

    Kurang tidur berkaitan langsung dengan lemak perut yang membandel. Jadwal tidur yang konsisten menyeimbangkan kortisol (hormon stres) dan insulin. Keduanya berperan penting dalam penyimpanan lemak. Tubuh yang cukup istirahat juga lebih disiplin dalam memilih makanan keesokan harinya.

    Tidur yang berkualitas dapat mendukung metabolisme, menguangi keinginan makan makanan tidak sehat, dan meningkatkan energi. Hal tersebut memebuat tubuh lebih mudah untuk tetap aktif dan mempertahankan berat badan yang sehat seiring waktu.

    7. Hindari Stres

    Praktik sederhana seperti bernapas dalam, meditasi dalam 10 menit, atau bahkan mendengarkan musik di sela jam kerja bisa mengurangi hormon stres. Berkurangnya kortisol berarti berkurangnya penyimpanan lemak, terutama di sekitar pinggang.

    Tak hanya membantu mengurangi lemak perut, kebiasaan ini juga meningkatkan suasana hati, kualitas tidur, fokus, dan kesehatan metabolisme secara alami. Sehingga, manfaat ini bisa membantu dalam membangun ketahanan emosional, mengatur nafsu makan dengan lebih baik, dan mempertahankan gaya hidup yang lebih sehat, tanpa bergantung pada diet ekstrem.

    8. Olahraga-Jaga Pola Makan

    Segala bentuk olahraga baik untuk dilakukan. Selain itu menjaga pola makan juga penting. Terapkan pola makan sehat secara teratur dan hindari makanan cepat saji untuk hasil yang lebih baik.

    Halaman 2 dari 2

    (elk/kna)

  • Bukan Mitos! Nyeri pada Kaki Bisa Indikasikan Masalah Kesehatan Jantung

    Bukan Mitos! Nyeri pada Kaki Bisa Indikasikan Masalah Kesehatan Jantung

    Jakarta

    Perubahan yang terjadi pada kaki secara terus-menerus mungkin menandakan lebih dari sekedar ketegangan otot atau penuaan sendi. Sehingga, gejala ini tidak boleh diabaikan.

    Dikutip dari laman Times of India, penelitian menunjukkan bahwa gejala-gejala tertentu pada kaki bisa mengindikasikan penyakit arteri yang mendasarinya. Hal ini sangat berkaitan dengan risiko serangan jantung.

    Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Circulation mengamati lebih dari 14.000 pasien dengan penyakit Arteri Perifer. Para peneliti menemukan, orang dengan penyempitan arteri di kaki mengalami tingkat serangan jantung yang jauh lebih tinggi selama 30 bulan, dibandingkan dengan mereka yang tidak mengalami penyakit arteri perifier.

    Sehingga, hal tersebut menunjukkan bahwa gejala-gejala pada kaki bisa menjadi tanda peringatan dini untuk masalah kardiovaskular.

    Gejala di Kaki Penting untuk Kesehatan Jantung?

    Saat arteri di kaki menyempit atau tersumbat, proses ateroklerosis yang sama sering memengaruhi arteri koroner yang memasok darah ke jantung. Beberapa gejala di kaki yang bisa muncul pertama kali yaitu nyeri, kram, hingga kelemahan pada betis atau paha ketika berjalan. Kondisi-kondisi ini disebut dengan klaudkikasio intermiten.

    Menurut National Institutes of Health (NIH), penyakit arteri perfier seringkali kurang terdiagnosis. Meski demikian, ada risiko kardiovaskular yang sebanding dengan orang yang pernah mengalami serangan jantung.

    Studi menunjukkan bahwa pengidap penyakit arteri perifier bisa mengalami serangan jantung klasik maupun serangan jantung tipe 2 yang disebabkan oleh ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.

    Tanda Peringatan pada Kaki yang Perlu Diperhatikan

    Berikut beberapa tanda peringatan pada kaki yang dapat berhubungan dengan masalah jantung:

    Pegal, kram, rasa berat pada betis, paha, atau bokong ketika berjalan, namun mereda dengan beristirahatKaki atau jari dingin, mati rasa atau kebiruan, dibandingkan dengan kaki lainnyaTerdapat luka atau bisul yang lambat sembuh, kulit menipis, atau bulu kaki rontokDenyut nadi lemah atau tidak ada pada kaki atau pergelangan kakiPembengkakan pada tungkai bawah atau pergelangan kaki, terutama dengan faktor risiko lain, seperti merokok, diabetes, atau tekanan darah tinggi.Apa yang Harus Dilakukan Jika Menemukan Tanda-tanda Peringatan pada Kaki?

    Jika melihat adanya gejala-gejala pada kaki yang berhubungan dengan jantung, maka:

    Jangan abaikan nyeri kaki yang terus-menerus dan tanpa sebab, adanya perubahan warna, atau luka yang lambat sembuhTanyakan pada dokter tentang ankle-brachial index, yang membandingkan tekanan darah di pergelngan kaki dan lengan untuk menila kesehatan arteri kaki.Kelola faktor risiko seperti berhenti merokok, berolahraga secara teratur, dan menjaga pola makan seimbang yang kaya akan biji-bijian utuh, sayur-sayuran, dan buah-buahanKontrol tekanan darah, kolesterol, dan kadar gula darah jika mengidap diabetesDiskusikan dengan dokter apakah obat-obatan seperti statin atau terapi antiplatetet tepat dilakukan

    (elk/kna)

  • Fenomena Childfree Terjadi di Thailand, Perempuan Mulai Ogah Punya Anak

    Fenomena Childfree Terjadi di Thailand, Perempuan Mulai Ogah Punya Anak

    Jakarta

    Survei nasional yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan Thailand mengungkapkan hanya 63 persen wanita yang ingin memiliki anak. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang angka kelahiran di masa mendatang.

    Studi yang melibatkan 404 perempuan dengan usia rata-rata 34,2 tahun ini juga menemukan bahwa hanya 53 persen yang memiliki literasi kesehatan yang memadai terkait kehamilan, seperti nutrisi dan gaya hidup.

    Direktur Jenderal Departemen Kesehatan Thailand Dr Amporn Benjaponpitak, mengatakan bahwa 67 persen responden telah menikah atau memiliki pasangan. Sementara 29 persen masih lajang.

    Dari studi tersebut, ditemukan bahwa sepertiga dari responden lebih memilih untuk tidak memiliki anak.

    “Angka-angka ini menunjukkan adanya pergeseran pola pikir dan prioritas di kalangan perempuan Thailand. Jika kita ingin mendukung pertumbuhan keluarga, pertama-tama kita harus mendukung para perempuan yang memungkinkan hal tersebut,” jelas Dr Amporn, dikutip dari The Thaiger.

    Responden menunjukkan perlunya dukungan pemerintah yang lebih besar. Itu termasuk tunjangan anak universal, perpanjangan cuti hamil dengan gaji penuh hingga 180 hari, dan akses ke perawatan kesuburan bersubsidi seperti IVF, ICSI, atau perawatan gratis setelah prosedur IUI yang gagal.

    Melihat ini, direktur biro kesehatan reproduksi Dr Bunyarit Sukrat mencatat sebagian besar perempuan yang disurvei menyadari risiko selama kehamilan. Itu berkaitan dengan kesehatan mental yang buruk, penyalahgunaan zat, dan kondisi kronis, seperti hipertensi dan diabetes.

    Namun, terdapat kesenjangan pengetahuan di bidang-bidang utama. Menurut direktur divisi literasi dan promosi komunikasi kesehatan Dr Akkarawat Piaopongpakawat, hanya sedikit lebih dari separuh peserta yang memiliki pemahaman memadai tentang usia ibu, berat badan, gula darah, dan infeksi terkait kehamilan.

    “Perempuan menunjukkan kesadaran yang kuat tentang kesehatan umum dan gizi. Tetapi, kurang pengetahuan tentang faktor-faktor medis spesifik yang secara signifikan memengaruhi kesehatan ibu dan janin,” terang Dr Akkarawat.

    Menanggapi hal ini, departemen tersebut meningkatkan kampanye komunikasi di seluruh platform daring dan jaringan layanan kesehatan. Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran akan kehamilan berisiko tinggi, pentingnya nutrisi pra-kehamilan, dan pencegahan infeksi seperti HIV dan sifilis.

    Rencana lain yang juga sedang disusun adalah menyediakan konsultasi kesehatan reproduksi. Sementara pemerintah sedang mempertimbangkan skema manfaat baru untuk mendorong kehamilan dan meningkatkan sistem pendukung bagi calon ibu.

    Temuan ini diharapkan dapat membentuk kebijakan mendatang. Sebab, Thailand menghadapi masa depan dengan angka kelahiran yang menurun dan dinamika keluarga yang berubah.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/kna)

  • Ternyata Jalan Kaki Setelah Makan Punya Manfaat untuk Kesehatan, Nggak Kaleng-kaleng

    Ternyata Jalan Kaki Setelah Makan Punya Manfaat untuk Kesehatan, Nggak Kaleng-kaleng

    Jakarta

    Berjalan kaki setelah makan ternyata bisa memberikan banyak manfaat bagi tubuh. Bahkan, aktivitas sederhana ini tidak perlu dilakukan dalam waktu lama untuk memperoleh hasilnya.

    Beberapa manfaatnya antara lain membantu menurunkan kadar gula darah dan melancarkan pencernaan. Dikutip dari laman Eating Well, berikut penjelasan dari para ahli.

    1. Menurunkan Gula Darah

    Berjalan kaki setelah makan dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap terkendali. Namun, hal ini baru dapat diketahui jika pemeriksaan kadar gula dilakukan secara rutin.

    “Jalan cepat setelah makan bisa membantu mencegah lonjakan gula darah Anda,” kata seorang ahli gizi dan pelatih pribadi Chrissy Carroll, RD, CPT.

    Carroll merujuk pada penelitian yang menunjukkan berolahraga setelah makan bisa meningkakan respon glikemik, serta menurunkan kadar gula darah setelah makan pada pengidap diabetes dan tanpa diabetes.

    “Jalan kaki dengan intensitas sedang selama 20 menit setelah makan bisa mengurangi indeks glikemik yang menurunkan glukosa,” tambah seorang pelatih pribadi dan instruktur bersertifikat, Melissa A. Hatton, MS, CPT, CES, PES, CNC.

    2. Melancarkan Sistem Pencernaan

    Bagi orang yang sering merasa kembung setelah makan, berjalan-jalan mungkin bisa menjadi solusinya. Berjalan kaki bisa membantu merangsang sistem pencernaan, sehingga berpotensi mengurangi masalah umum, seperti kembung dan sembelit.

    Penelitian menunjukkan bahwa jalan kaki singkat selama 10-15 menit setelah makan dikaitkan dengan peningkatan kenyamanan gastrointestinal, termasuk berkurangnya kembung, gas, dan nyeri perut.

    3. Meningkatkan Sirkulasi Darah

    Menggerakkan tubuh membatu melancarkan sirkulasi dengan meningkatkan aliran darah.

    “Setiap kali kita berolahraga, termasuk berjalan, aliran darah kita biasanya dialihkan terutama ke ekstremitas dan otot rangka untuk perfusi optimal,” kata seorang ahli jantung, Kunal Lal, MD.

    Perfusi merupakan proses tubuh dalam menyalurkan oksigen dan nutrisi melalui aliran darah ke jaringan dan organ, serta membantu mereka berfungsi dengan baik dan tetap sehat. Sehingga, menurut Kunal pada akhirnya ini meningkatkan sirkulasi dalam tubuh.

    4. Mendukung Penurunan Berat Badan

    Jalan kaki setelah makan merupakan bentuk olahraga ringan dan berkelanjutan yang bisa mendukung penurunan berat badan dan pemeliharaan berat badan.

    “Untuk menurunkan berat badan, Anda harus mencapai defisit kalori. Menambahkan jalan kaki ke rutinitas harian Anda dapat membantu mencapai tujuan ini,” kata Hatton.

    Penelitian menunjukkan bahwa aktivitas aerobik dalam jumlah kecil sekalipun, misalnya 30 menit seminggu, bisa menyebabkan penurunan berat badan, lingkar pinggang, dan lemak tubuh yang cukup signifikan pada orang dewasa dengan kelebihan berat badan. Akan tetapi, meningkatkan aktivitas fisik hingga 150 menit per minggu dikaitkan dengan penurunan yang lebih signifikan.

    5. Meningkatkan Suasana Hati

    Ada bukti ilmiah di balik suasana hati yang membaik setelah berolahraga. Olahraga meningkatkan kadar serotonin dan dopamin, serta memicu pelepasan endorfin. Semuanya membantu meningkatkan suasana hati dan mendorong emosi positif.

    “Olahraga apa pun (termasuk berjalan kaki) dapat membantu meningkatkan suasana hati dan mengurangi stres,” kata Carroll.

    “Membiasakan diri dengan makan akan memungkinkan Anda untuk lebih banyak melakukan aktivitas fisik yang meningkatkan kebahagiaan dalam keseharian Anda,” tambahnya.

    Jika tidak memungkinkan berjalan jauh, cobalah membaginya menjadi beberapa kali jalan kaki selama 15 menit sepanjang hari.

    Cara untuk membangun kebiasaan baru misalnya, jika biasanya setelah makan malam hal yang dilakukan adalah mencuci piring, coba tambahkan jalan kaki singkat sebelum atau sesudahya. Bisa dengan berjalan-jalan santai di sekitar rumah, beberapa putaran di ruang tamu, atau naik turun tangga. Tak perlu berjalan jauh, beberapa menit setelah makan juga bisa membantu untuk mendapatkan manfaat kesehatannya.

    “Membangun kebiasaan baru membutuhkan waktu. Rata-rata dibutuhkan 66 hari untuk membentuk kebiasaan baru, tetapi bisa juga hingga 254 hari! Prosesnya sangat individual,” kata Hatton.

    Halaman 2 dari 3

    (elk/suc)

  • 10 Kebiasaan yang Bikin Lemak di Perut Susah Lenyap Meski Sudah Diet

    10 Kebiasaan yang Bikin Lemak di Perut Susah Lenyap Meski Sudah Diet

    Jakarta

    Bagi kebanyakan orang, area yang lemaknya paling sulit dihilangkan meski sudah rutin berolahraga dan makan sehat adalah lemak perut dan pinggang atau lemak visceral. Area ini biasanya sulit dihilangkan, sehingga mengakibatkan frustrasi dan kebingungan.

    Ternyata, ada beberapa alasan yang membuat lemak di perut dan sekitar pinggang tidak terhempas meski sudah berolahraga dan makan sehat. Dikutip dari Times of India, berikut alasannya:

    1. Peningkatan Kalori yang Diam-diam

    Diet sehat pun akan berantakan saat kontrol porsi makan diabaikan. Makanan seperti selai kacang, granola, smoothie, dan saus salad ternyata tinggi kalori.

    Hal ini secara bertahap menambah kalori ekstra yang tidak disadari, menempatkan tubuh dalam surplus kalori halus yang menghambat pembakaran lemak. Maka dari itu, sangat penting memantau asupan dan mengendalikan kalorinya.

    2. Stres Kronis dan Peningkatan Kadar Kortisol

    Kortisol dikenal sebagai salah satu penyumbang lemak perut. Stres yang terus-menerus dan hormon kortisol, bekerja secara kimiawi dan memaksa tubuh untuk menyimpan lemak berlebih di perut.

    Ini merupakan teknik yang terus-menerus bisa membahayakan kesehatan. Cobalah untuk melakukan meditasi, yoga, dan pernapasan yang penuh kesadaran untuk menurunkan kortisol dan membantu pembakaran lemak.

    3. Kurang Tidur Berkualitas

    Tidur adalah saat tubuh menjadi seimbang. Kurangnya waktu tidur dapat mengganggu dua hormon vital, yakni leptin yang mengatur rasa kenyang dan ghrelin yang memicu rasa lapar.

    Ketika tidur terganggu, tubuh menginginkan makanan berkalori tinggi dan tinggi gula, serta kesulitan menggunakan energi. Seiring waktu, hal ini membuat lemak perut berada dalam pola yang lebih sulit dibakar.

    4. Terlalu Banyak Gula dan Karbohidrat Olahan

    Pola makan dengan peningkatan gula olahan, kue kering, atau minuman manis dapat meningkatkan kadar insulin dan gula darah. Penyimpanan lemak di perut didorong oleh insulin yang tinggi, dan pemecahan lemak pun terhambat.

    Penggantian karbohidrat olahan dengan serat, biji-bijian utuh, dan buah-buahan mengatur sensitivitas insulin dan mengurangi lemak visceral.

    5. Tak Latihan Kekuatan

    Kardio membakar kalori, tetapi latihan kekuatan dapat membangun otot. Otot adalah jaringan aktif secara metabolik.

    Jika tidak ada otot, metabolisme akan melambat dan pembakaran lemak menjadi lebih sulit, bahkan dengan pengaturan pola makan. Latihan ketahanan dapat meningkatkan pengeluaran kalori saat istirahat, dan mengencangkan perut.

    6. Ketidakseimbangan Hormon

    Hormon seperti estrogen, testosteron, dan hormon tiroid menentukan di mana tubuh menyimpan serta memetabolisme lemak. Wanita perimenopause atau menopause yang meningkatkan penyimpanan lemak perut.

    Hal yang sama berlaku untuk pria dengan kadar testosteron rendah. Identifikasi dan koreksi ketidakseimbangan hormon melalui bantuan ahli medis agar dapat meningkatkan efisiensi metabolisme.

    7. Rutinitas yang Tidak Teratur

    Penurunan lemak tubuh bergantung pada ritme, frekuensi makan yang teratur, kebiasaan tidur, dan olahraga yang berkelanjutan. Melewatkan makan atau terus-menerus mengubah pola makan akan membuat tubuh bingung, serta memperlambat metabolisme.

    Penurunan lemak mengutamakan konsistensi, bukan kesempurnaan. Bahkan, kebiasaan ringan dan konstan, seperti berjalan kaki setiap hari atau jendela makan yang tetap, dapat memberikan dampak jangka panjang yang sehat.

    8. Duduk Terlalu Lama dan Kurang Aktivitas

    Gaya hidup yang tidak banyak bergerak juga menjadi penyebab lemak perut. Meningkatnya jam duduk menekan enzim pembakar lemak, memperlambat aliran darah dalam tubuh, dan metabolisme tubuh melambat selama berjam-jam.

    Berdiri, melakukan peregangan, hingga berjalan sebentar setiap jam akan memulai kembali metabolisme dan mengurangi penumpukan lemak perut.

    9. Kondisi Medis yang Mendasari

    Beberapa kondisi seperti hipotiroidisme, PCOS, dan diabetes, lebih sering menyebabkan lemak perut membuncit. Alih-alih penurunan berat badan, kondisi ini mengendalikan hormon, rasa lapar, energi, dan rasa kenyang seseorang.

    Penanganan yang dilakukan dengan diagnosis yang tepat, pengobatan (beberapa obat juga dapat menyebabkan kenaikan berat badan), atau nutrisi khusus yang cenderung menghambat kemajuan.

    10. Konsumsi Alkohol Berlebihan

    Alkohol menyediakan kalori kosong dan secara langsung memengaruhi cara hati (liver) memproses lemak. Saat alkohol ditambahkan, hati tidak memproses lemak sampai alkohol dimetabolisme, yang menghambat pemecahan lemak.

    Lemak menumpuk di sekitar organ dan lingkar pinggang. Tren ini dapat dibalik dengan mengurangi asupan alkohol.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Ngerasa Nggak, Cuaca Panas Bikin Cepat Stres dan Emosi?”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/naf)

  • Kenapa Makanan Ringan Ultra Processed Food Rasanya Selalu ‘Nagih’?

    Kenapa Makanan Ringan Ultra Processed Food Rasanya Selalu ‘Nagih’?

    Jakarta

    Pasti pernah, niatnya cuma makan satu bungkus makanan ringan, tapi ujung-ujungnya malah menghabiskan beberapa bungkus? Atau niatnya hanya minum sedikit minuman bersoda, tapi tangan reflek ambil lagi dan lagi?

    Fenomena ini tidaklah aneh. Makanan seperti itu memang dibuat agar terasa nagih, gurihnya pas, manisnya bikin puas, dan teksturnya membuat mulut ingin terus mengunyah. Tanpa sadar, tubuh jadi sulit berhenti meski sudah banyak makan tanpa merasa kenyang.

    Jenis makanan seperti inilah yang dikenal dengan sebutan ultra-processed food atau UPF. Dalam jangka panjang, konsumsi berlebih bisa memicu pola makan tak terkendali yang mirip dengan kecanduan.

    Apa itu UPF?

    Ultra-processed food (UPF) adalah istilah untuk makanan yang telah melalui banyak tahap pemrosesan industri. Bukan sekadar dimasak atau diawetkan, UPF biasanya dibuat dari bahan hasil ekstraksi seperti pati, protein terisolasi, atau minyak terhidrogenasi.

    Bahan-bahan ini kemudian dicampur dengan berbagai zat aditif, mulai dari pemanis buatan, pewarna, penguat rasa, pengawet, hingga pengemulsi, yang jarang kita temukan di dapur rumah.

    Ciri khas UPF mudah dikenali: tampilannya menarik, rasanya intens, praktis dikonsumsi, dan tahan lama. Jadi produk seperti mi instan, biskuit manis, sosis, nugget, snack kemasan, minuman bersoda, hingga makanan beku siap saji termasuk dalam kategori ini.

    Kenapa Bisa Bikin Kecanduan?

    Produk UPF sengaja diproduksi dengan kombinasi rasa yang sangat menggugah selera (highly palatable) yaitu tinggi gula, lemak, dan garam. Perpaduan ini memicu lonjakan hormon dopamin di otak yang memberi rasa senang dan puas setiap kali kita makan. Akibatnya, tubuh mengingat sensasi tersebut dan ingin mengulanginya lagi dan lagi.

    Tak berhenti di situ, konsumsi UPF juga bisa mengacaukan sistem alami pengatur nafsu makan. Kandungan gula dan lemak tinggi dapat meningkatkan kadar hormon pemicu lapar (ghrelin) sekaligus menurunkan sensitivitas terhadap hormon yang memberi sinyal kenyang (leptin). Akibatnya, tubuh sulit membedakan waktu saat benar-benar lapar dan waktu saat sudah cukup makan.

    Selain itu, asupan UPF berlebihan dapat menimbulkan resistensi insulin, yaitu saat hormon insulin tidak lagi efektif menekan rasa lapar dan mengontrol kadar gula darah. Kondisi ini membuat seseorang lebih mudah terdorong untuk terus makan, terutama makanan dengan kandungan tinggi karbohidrat.

    Kombinasi antara gangguan hormonal dan pelepasan dopamin inilah yang membuat UPF terasa begitu nagih dan sulit dikendalikan. Dari sisi otak dan tubuh, efeknya sangat mirip dengan mekanisme kecanduan pada zat adiktif.

    Kenali 5 Tahapan Sebelum Kecanduan UPF

    Kecanduan terhadap makanan ultra-proses tidak muncul begitu saja. Penelitian yang dipublikasikan di Journal of Metabolic Health tahun 2024 menunjukkan bahwa ada tahapan yang bisa dikenali sedari awal sebelum tubuh benar-benar kehilangan kendali:

    1. Tahap Pra-Adiksi

    Konsumsi UPF mulai berlebihan, tetapi belum menimbulkan ketergantungan nyata. Dorongan makan masih bisa dikendalikan, meski rasa “ngidam” mulai muncul saat tidak makan.

    2. Tahap Awal Adiksi

    Frekuensi konsumsi meningkat tanpa kontrol yang jelas. Seseorang mulai sulit membatasi porsi, tapi belum sampai pada perilaku kompulsif. Biasanya disertai pembenaran seperti, “nggak apa-apa, cuma sekali ini”.

    3. Tahap Pertengahan Adiksi

    Muncul perilaku binge eating atau makan berlebihan secara kompulsif, disertai gejala mirip withdrawal (putus zat) seperti gelisah, murung, atau sulit fokus ketika makanan tertentu dihentikan.

    4. Tahap Lanjut Adiksi

    Konsumsi tetap dilakukan meski sadar akan dampak negatifnya. Kontrol diri menurun dan sering muncul perasaan bersalah setelah makan, tapi tetap sulit berhenti.

    5. Tahap Akhir Adiksi

    Toleransi meningkat dan tubuh butuh rasa atau jumlah yang lebih besar untuk mendapatkan kepuasan yang sama. Gejala putus zat makin jelas, dan makan berubah menjadi perilaku kompulsif untuk menjaga kestabilan psikologis maupun fisik yang mulai terganggu.

    Cara Mengurangi Konsumsi UPF

    Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi kecanduan UPF:

    1. Pilih makanan utuh (whole foods)

    Mulailah mengganti sebagian UPF dengan cemilan alami seperti buah, sayur, telur, atau kacang-kacangan. Makanan utuh mengandung protein, lemak, karbohidrat, serat, vitamin, dan mineral yang membantu menjaga keseimbangan hormon lapar dan kenyang secara alami.

    2. Kurangi UPF secara bertahap

    Hindari perubahan yang tiba-tiba atau mendadak. Jika biasanya ngemil keripik setiap hari, coba dikurangi jadi tiga kali seminggu. Pendekatan bertahap membantu tubuh dan otak menyesuaikan diri tanpa memicu craving berlebihan.

    3. Terapkan mindful eating

    Coba makan dengan penuh kesadaran: rasakan tekstur, aroma, dan rasa setiap suapan tanpa terburu-buru. Hindari makan sambil bermain ponsel atau menonton TV. Teknik ini membantu otak menangkap sinyal kenyang lebih cepat dan mengurangi dorongan makan berlebih.

    4. Tidur cukup dan kelola stres

    Kurang tidur dan stres kronis dapat meningkatkan kadar hormon rasa lapar (ghrelin) dan menurunkan hormon rasa kenyang (leptin), sehingga memicu keinginan makan tinggi gula dan lemak.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video: BPOM Sebut Ultra Processed Food Boleh Dikonsumsi, Asal…”
    [Gambas:Video 20detik]
    (mal/up)

  • Penting! Berikut Fungsi Utama Vitamin Adalah Mengatur Proses Metabolisme yang Mesti Anda Tahu

    Penting! Berikut Fungsi Utama Vitamin Adalah Mengatur Proses Metabolisme yang Mesti Anda Tahu

    YOGYAKARTA – Vitamin adalah senyawa organik yang sangat penting bagi tubuh manusia. Meskipun diperlukan dalam jumlah yang relatif kecil, vitamin memiliki peran vital dalam menjaga kesehatan dan mendukung berbagai fungsi tubuh. Salah satu fungsi utama vitamin adalah mengatur proses metabolisme tubuh. Proses metabolisme itu sendiri adalah serangkaian reaksi kimia yang terjadi dalam tubuh untuk mengubah makanan yang kita konsumsi menjadi energi dan zat-zat yang dibutuhkan oleh sel dan jaringan tubuh.

    Artikel ini akan mengulas lebih dalam mengenai fungsi utama vitamin adalah mengatur proses metabolisme, jenis-jenis vitamin yang berperan dalam metabolisme, serta pentingnya menjaga kecukupan asupan vitamin untuk kesehatan tubuh.

    Fungsi Utama Vitamin Adalah Mengatur Proses Metabolisme

    Metabolisme adalah serangkaian proses kimia yang terjadi dalam tubuh untuk menghasilkan energi dari makanan yang dikonsumsi. Proses ini melibatkan penguraian bahan-bahan makanan, seperti karbohidrat, lemak, dan protein, untuk diubah menjadi energi yang diperlukan oleh sel-sel tubuh. Metabolisme juga mencakup sintesis dan pengaturan berbagai zat penting dalam tubuh, seperti protein dan hormon, yang membantu menjaga keseimbangan tubuh.

    Fungsi utama vitamin adalah mengatur proses metabolisme, yang berarti vitamin memiliki peran dalam memastikan bahwa proses-proses metabolik ini berjalan dengan efisien dan tepat. Tanpa vitamin yang cukup, tubuh tidak dapat memanfaatkan energi dengan optimal, yang dapat menyebabkan gangguan metabolik dan berbagai masalah kesehatan.

    Jenis-Jenis Vitamin yang Mengatur Metabolisme

    Ada beberapa jenis vitamin yang berperan penting dalam mengatur proses metabolisme tubuh. Berikut adalah beberapa di antaranya:

    1. Vitamin B-Kompleks

    Vitamin B-kompleks terdiri dari beberapa jenis vitamin, seperti B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B3 (niasin), B6 (piridoksin), B12 (kobalamin), asam folat, dan biotin. Vitamin ini sangat berperan dalam membantu proses metabolisme energi dari karbohidrat, lemak, dan protein. Sebagai contoh, vitamin B1 membantu dalam metabolisme karbohidrat, sedangkan vitamin B2 dan B3 berperan dalam produksi energi dari makanan yang kita konsumsi. Vitamin B6 dan B12 juga penting dalam proses metabolisme protein dan pembentukan sel darah merah.

    2. Vitamin D

    Vitamin D tidak hanya penting untuk kesehatan tulang, tetapi juga berperan dalam proses metabolisme tubuh. Vitamin D membantu tubuh menyerap kalsium dan fosfor yang diperlukan untuk membangun dan menjaga kepadatan tulang. Selain itu, vitamin D juga terlibat dalam pengaturan metabolisme glukosa dan produksi insulin, yang mempengaruhi keseimbangan gula darah.

    3. Vitamin C

    Vitamin C, yang juga dikenal dengan nama asam askorbat, adalah vitamin yang larut dalam air dan memiliki banyak fungsi dalam tubuh. Salah satu perannya adalah mendukung metabolisme tubuh dengan meningkatkan penyerapan zat besi dari makanan. Selain itu, vitamin C juga berperan dalam sintesis kolagen, yang penting untuk kesehatan kulit, pembuluh darah, dan tulang.

    4. Vitamin A

    Vitamin A sangat penting dalam menjaga kesehatan mata dan sistem imun tubuh. Namun, vitamin A juga berperan dalam metabolisme sel. Vitamin A mendukung pembentukan sel-sel baru yang diperlukan untuk pertumbuhan dan regenerasi jaringan tubuh, serta membantu dalam metabolisme lemak dan protein.

    Mengapa Fungsi Utama Vitamin Adalah Mengatur Proses Metabolisme Begitu Penting?

    Fungsi utama vitamin adalah mengatur proses metabolisme, yang menjadikannya komponen penting dalam menjaga keseimbangan tubuh. Jika tubuh kekurangan vitamin tertentu, maka proses metabolisme tubuh bisa terganggu. Misalnya, kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan gangguan dalam metabolisme sel darah merah, yang bisa menyebabkan anemia. Selain itu, kekurangan vitamin D dapat menyebabkan masalah dalam penyerapan kalsium, yang berdampak pada kesehatan tulang.

    Selain itu, metabolisme yang tidak efisien dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti penurunan energi, gangguan pencernaan, dan penurunan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi. Oleh karena itu, kecukupan asupan vitamin yang seimbang sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.

    Cara Memenuhi Kebutuhan Vitamin untuk Mendukung Metabolisme

    Untuk memastikan tubuh mendapatkan vitamin yang cukup untuk mendukung metabolisme, penting untuk mengonsumsi berbagai jenis makanan sehat yang kaya akan vitamin. Beberapa cara untuk memenuhi kebutuhan vitamin Anda antara lain:

    1. Mengonsumsi Makanan Sehat

    Pastikan pola makan Anda mencakup berbagai macam sayuran, buah-buahan, biji-bijian, protein tanpa lemak, dan produk susu rendah lemak yang kaya akan vitamin. Misalnya, sayuran hijau seperti bayam kaya akan vitamin K dan folat, sementara buah-buahan seperti jeruk kaya akan vitamin C.

    2. Suplemen Vitamin

    Dalam beberapa kasus, mungkin sulit untuk mendapatkan cukup vitamin hanya dari makanan. Suplemen vitamin dapat membantu mengisi kekurangan vitamin dalam tubuh, terutama jika Anda memiliki kekurangan tertentu yang terdiagnosis oleh dokter.

    3. Berjemur di Bawah Sinar Matahari

    Vitamin D dapat diproduksi oleh tubuh saat kulit terpapar sinar matahari. Cobalah untuk berjemur di bawah sinar matahari selama 10 hingga 15 menit setiap hari untuk mendukung produksi vitamin D secara alami.

    Fungsi utama vitamin adalah mengatur proses metabolisme, dan peran ini sangat penting untuk menjaga tubuh tetap sehat dan berfungsi dengan baik. Berbagai jenis vitamin, terutama vitamin B-kompleks, vitamin D, vitamin C, dan vitamin A, memiliki peran khusus dalam mendukung proses metabolik tubuh. Oleh karena itu, menjaga kecukupan asupan vitamin melalui pola makan sehat sangat penting agar tubuh dapat menjalankan proses metabolisme dengan efisien.

    Jaga keseimbangan vitamin dalam tubuh agar metabolisme berjalan lancar dan kesehatan tetap terjaga. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan jika Anda merasa kekurangan vitamin atau mengalami gejala-gejala yang mengindikasikan gangguan metabolik. Selain ityu kenali juga Deretan Vitamin yang Membantu Jaga Kesehatan Kulit dari dalam Tubuh

    Jadi setelah mengetahui fungsi utama vitamin adalah mengatur proses metabolisme, simak berita menarik lainnya di VOI.ID, saatnya merevolusi pemberitaan!

  • Dibanding Jeroan, Ternyata Gula Lebih Memicu Asam Urat

    Dibanding Jeroan, Ternyata Gula Lebih Memicu Asam Urat

    Jakarta

    Selama ini, banyak orang meyakini bahwa makanan tinggi purin seperti jeroan, emping, atau seafood adalah penyebab utama gout atau penyakit asam urat. Karena itu, sebagian orang berusaha keras menghindari makanan tersebut, tapi sebenarnya ada faktor lain yang diam-diam jadi penyebab asam urat tinggi.

    Sejumlah penelitian mengungkapkan kaitan konsumsi gula berlebih, terutama dari makanan dan minuman manis memiliki kaitan lebih kuat menjadi penyebab peningkatan kadar asam urat (uric acid) dalam tubuh dibandingkan makanan tinggi purin. Dengan kata lain, pola makan tinggi gula bisa memicu asam urat tinggi bahkan pada orang yang jarang makan jeroan sekalipun.

    Fakta Mengenai Asam Urat

    Tidak banyak yang tahu bahwa sebagian besar asam urat dalam tubuh bukan berasal dari makanan yang dikonsumsi, melainkan dari hasil metabolisme purin di dalam tubuh. Tubuh setiap hari memecah dan memperbaiki sel-sel yang mengandung purin, yaitu komponen dari DNA dan RNA. Proses inilah yang menghasilkan asam urat secara alami di dalam tubuh.

    Menurut publikasi International Journal of Cardiology tahun 2016, sekitar dua pertiga kadar asam urat dalam darah berasal dari produksi internal tubuh (endogen), sedangkan sisanya hanya sekitar sepertiga yang berasal dari makanan. Artinya, meskipun seseorang sudah berhati-hati menghindari sumber purin tinggi seperti jeroan atau seafood, kadar asam urat tetap bisa meningkat bila tubuh gagal membuang hasil sisa metabolisme ini secara efisien, terutama melalui urin.

    Bagaimana Gula Bisa Picu Asam Urat

    Konsumsi gula berlebihan dapat meningkatkan kadar gula darah sekaligus memberi beban tambahan pada ginjal. Saat kadar gula darah tinggi berlangsung terus-menerus, pembuluh darah kecil di ginjal (glomerulus) perlahan mengalami kerusakan. Akibatnya, kemampuan ginjal dalam menyaring darah dan membuang zat sisa metabolisme, termasuk asam urat, menurun.

    Ketidakmampuan mengeluarkan asam urat melalui urin ini membuat asam urat yang seharusnya dikeluarkan menjadi menumpuk di dalam darah. Saat kadarnya tinggi, asam urat perlahan menumpuk dan berubah menjadi kristal di persendian dan menimbulkan rasa nyeri, bengkak, hingga peradangan khas (gout).

    Pentingnya Batasi Asupan Gula Harian

    Gula tidak hanya berasal dari minuman manis, tetapi juga tersembunyi dalam berbagai makanan sehari-hari, mulai dari permen, ice cream, biskuit, hingga makanan ringan kemasan. Jika dikonsumsi berlebihan, gula tambahan dapat meningkatkan kadar glukosa dalam darah dan memperburuk metabolisme tubuh.

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI merekomendasikan agar konsumsi gula tambahan tidak lebih dari 50 gram (setara 4 sendok makan) per hari untuk orang dewasa. Idealnya, jumlah tersebut bahkan bisa dikurangi hingga separuhnya untuk mendapatkan manfaat kesehatan yang lebih baik.

    Membatasi asupan gula bukan berarti harus menghindarinya, melainkan mengatur agar tidak berlebihan. Pilih makanan dengan label rendah gula, ganti minuman manis dengan air putih atau infused water tanpa pemanis, dan batasi cemilan olahan yang sangat manis. Dengan langkah sederhana ini, kadar gula darah lebih terkontrol, fungsi ginjal tetap optimal, dan risiko dimasa depan terkait peningkatan asam urat bisa dihindari.
    Kesimpulan

    Kadar asam urat tinggi di dalam tubuh ternyata tidak disebabkan oleh makanan tinggi purin. Tubuh sebenarnya memproduksi asam urat sendiri dalam jumlah besar dan ketika fungsi ginjal terganggu, salah satunya akibat kadar gula darah tinggi karena kebiasaan konsumsi gula berlebih, kemampuan tubuh untuk membuang asam urat melalui ginjal di dalam urin ikut menurun.

    Mengontrol asupan gula harian menjadi langkah penting untuk menjaga kesehatan ginjal sekaligus menurunkan risiko asam urat. Jadi, daripada hanya fokus menghindari jeroan dan lainnya, lebih baik mulai mengontrol seberapa banyak gula yang masuk ke tubuh setiap hari.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video Mitos atau Fakta: Makan Sayuran Hijau Bikin Asam Urat Naik”
    [Gambas:Video 20detik]
    (mal/up)

  • Ilmuwan Resmi Akui Penyakit Baru Diabetes Tipe 5, Apa Bedanya dengan Jenis Lain?

    Ilmuwan Resmi Akui Penyakit Baru Diabetes Tipe 5, Apa Bedanya dengan Jenis Lain?

    Jakarta

    Ilmuwan kini secara resmi mengakui jenis penyakit diabetes baru, yaitu diabetes tipe 5. Penyakit ini diperkirakan sudah dialami 20-25 juta orang di seluruh dunia, dengan Asia dan Afrika sebagai dengan wilayah dengan kasus paling banyak.

    Jenis diabetes yang paling umum dibagi menjadi tiga jenis, yaitu tipe 1, tipe 2, dan gestasional. Diabetes tipe 1 terjadi ketika sistem kekebalan tubuh keliru menyerang sel penghasil insulin di pankreas, diabetes tipe 2 yang paling umum disebabkan gaya hidup ketika tubuh tidak merespons insulin dengan baik, dan gestasional adalah jenis diabetes yang muncul selama kehamilan.

    “Diabetes tipe 5 ditandai oleh sekresi insulin yang tidak mencukupi yang menyebabkan kadar gula darah meningkat, mirip dengan bentuk-bentuk diabetes lainnya,” kata ahli endokrinologi University of Michigan, Dr Rachel Reinert, dikutip dari Live Science, Rabu (15/10/2025).

    “Namun, diabetes tipe 5 tidak terkait dengan autoimun seperti pada tipe 1 maupun resistensi insulin seperti pada tipe 2. Tipe ini juga tidak memiliki ciri khas dari diabetes tipe 3 dan 4 yang lebih langka,” lanjutnya.

    Ia menuturkan pengidap diabetes tipe 5 biasanya memiliki berat badan rendah dan riwayat kekurangan gizi sejak kecil. Dokter berpendapat kekurangan gizi kronis di awal pertumbuhan dapat merusak pankreas secara permanen.

    Ini menyebabkan sel penghasil insulin menjadi lemah, sehingga tidak dapat memproduksi insulin yang cukup. Meski begitu, sel tubuh pasien masih bisa merespons insulin eksternal jika diberikan sebagai pengobatan.

    Pengobatan diabetes tipe 5 perlu dikelola dengan sangat hati-hati. Pemberian terlalu banyak insulin ditambah terlalu sedikit asupan makanan, bisa menyebabkan hipoglikemia atau gula darah terlalu rendah yang berbahaya.

    “Penting bagi setiap pasien diabetes untuk mengetahui jenis diabetes yang mereka miliki agar bisa mendapatkan pengobatan yang tepat,” tandas Reinert.

    Meski diabetes tipe 5 kemungkinan sudah lama ada, minimnya penelitian membuat penyakit ini masih belum banyak dipahami. Pengakuan secara resmi pada diabetes tipe 5 menjadi penting agar kondisi ini tak terabaikan.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/up)

  • 7 Kebiasaan Sederhana Setelah Bangun Tidur yang Ternyata Bisa Pangkas BB

    7 Kebiasaan Sederhana Setelah Bangun Tidur yang Ternyata Bisa Pangkas BB

    Jakarta

    Menurunkan berat badan merupakan perjalanan yang membutuhkan konsistensi dan membangun kebiasaan yang sehat. Kebiasaan saat bangun tidur bisa memengaruhi penurunan berat badan secara signifikan.

    Dikutip dari laman Eating Well, beberapa kiat praktis ini mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari mementingkan hidrasi, olahraga pagi, hingga sarapan kaya protein dan serat.

    1. Minum Air

    Air membentuk sekitar 60 persen tubuh dan sangat penting untuk sel agar berfungsi dengan baik. Sehingga, minum air dan tetap terhidrasi bisa membantu dalam mencapai tujuan kesehatan dan mendukung penurunan berat badan.

    Minum air saat bangun tidur bisa mendukung metabolisme yang sehat, melancarkan pencernaan, dan membantu tubuh tetap selaras dengan sinyal lapar dan kenyang tubuh.

    2. Luangkan Waktu untuk Bergerak

    Melakukan gerakan di pagi hari bisa berdampak signifikan pada penurunan berat badan. Baik itu jalan cepat di luar ruangan, sesi yoga, atau olahraga singkat, olahraga pagi bisa membantu memulai metabolisme dan meningkatkan suasana hati.

    Aktivitas di pagi hari hari juga bisa membantu meningkatkan energi dan mendukung metabolisme yang sehat sepanjang hari. Olahraga di luar ruangan juga memberi manfaat tambahan berupa udara segar dan sinar matahari yang baik untuk kesehatan mental dan membantu mengatur ritme sirkadian. Dua aspek kesehatan ini bisa memengaruhi berat badan.

    3. Sarapan Kaya Protein

    Sarapan kaya protein bisa membantu merasa kenyang lebih lama dan mengurangi keinginan makan di kemudian hari. Hal ini sebagian karena protein meningkatkan rasa kenyang dan menstabilkan kadar gula darah.

    “Memastikan Anda mengonsumsi sarapan yang kaya protein dan serat bisa membuat Anda merasa puas dan kenyang, serta mengurangi kemungknan makan berlebihan di kemudian hari,” kata pemilik Vida Nutrition Consulting, Crystal Orozco, RD.

    Contoh sarapan yang kaya protein di antaranya yoghurt Yunani, telur, atau roti lapis dengan biji-bijian utuh, serta smoothie.

    4. Hindari Minuman Manis

    Minum minuman yang tinggi gula tambahan, seperti soda, minuman energi, atau kopi atau teh manis di pagi hari bisa menyebabkan penurunan energi dan peningkatan rasa lapar di kemudian hari.

    Minuman manis mengandung tinggi kalori dan bisa meningkatkan kadar gula darah. Namun, minuman ini bisa tidak membuat kenyang lebih lama dan menyebabkan kenaikan berat badan seiring waktu.

    Kenaikan gula darah yang cepat diikuti dengan penurunan yang tajam bisa membuat tubuh merasa lelah dan lapar. Siklus ini bisa membuat seseorang kemudian mencari camilan tinggi gula tambahan atau berkalori tinggi untuk meningkatkan energi, hal ini bisa menghambat upaya penurunan berat badan.

    5. Konsumsi Serat

    Serat adalah nutrisi penting yang bisa menurunkan berat badan. Nutrisi ini membantu melancarkan pencernaan, meningkatkan rasa kenyang, dan membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil.

    Makan serat dalam sarapan bisa membantu merasa kenyang lebih lama dan mendukung kesehatan usus, yang penting untuk pencernaan yang sehat. Contoh makanan kaya serat di antaranya buah-buahan, sayur-sayuran, kacang-kacangan, hingga biji-bijian.

    6. Rencanakan Apa yang Ingin Dimakan

    Meluangkan waktu beberapa menit di pagi hari untuk merencanakan menu makanan di hari itu bisa membantu meraih tujuan penurunan berat badan. Setiap kali makan, usahakan untuk menyertakan sumber protein, seperti ayam, tuna, tahu, atau kacang-kacangan, karbohidrat, hingga lemak sehat. Untuk camilan, pilih protein dengan sumber lemak sehat atau olahan buah dan sayur.

    7. Meditasi

    Memulai hari dengan meditasi atau latihan pernapasan dalam bisa membantu mengurangi stres. Hal ini merupakan komponen penting dalam penurunan berat badan.

    “Luangkan beberapa menit di pagi hari, sekitar 3-5 menit untuk melakukan latihan pernapasan dalam sambil berfokus pada alasan anda dan menetapkan niat pada hari itu,” kata pemilik Wholly Nourished, Jaime Batchell-Shelberts, RDN.

    Selain meditasi, aktivitas yang bisa dilakukan yaitu menulis jurnal, peregangan, atau berjalan-jalan sambil mendengarkan podcast.

    Halaman 2 dari 2

    (elk/naf)