Produk: gamelan

  • Prabowo dijamu santap siang di Rumah Tangsi oleh PM Anwar

    Prabowo dijamu santap siang di Rumah Tangsi oleh PM Anwar

    “Pertemuan ini menjadi simbol penting persahabatan antara Indonesia dan Malaysia, serta memperkuat upaya kedua negara untuk terus mempererat hubungan bilateral di berbagai sektor,”

    Jakarta (ANTARA) – Presiden RI Prabowo Subianto dijamu santap siang oleh Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim di Rumah Tangsi, restoran yang menempati bangunan bersejarah di Kuala Lumpur, dalam rangkaian kunjungan pribadi Prabowo ke Malaysia, Kamis.

    Kedatangan Prabowo di Rumah Tangsi disambut langsung oleh PM Anwar yang menunggu tepat di pelataran restoran.

    Prabowo, saat turun dari kendaraan, langsung mengucapkan salam kepada PM Anwar.

    Keduanya kemudian berjabat tangan, dan PM Anwar mengajak Presiden Prabowo berjalan ke arah beranda.

    Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menyambut kedatangan Presiden RI Prabowo Subianto (kiri) di pelataran Rumah Tangsi, Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (9/1/2025). ANTARA/HO-BPMI Sekretariat Presiden.

    Di beranda, keduanya berdiri sejenak dan melihat ke arah Menara Petronas, yang merupakan salah satu bangunan ikonik (landmark) di Kuala Lumpur.

    Dalam pertemuan itu, PM Anwar dan Presiden Prabowo kompak mengenakan batik. PM Anwar mengenakan atasan batik berwarna biru muda dengan nuansa keperakan, sementara Presiden Prabowo mengenakan atasan batik berwarna cokelat gelap.

    Dari beranda, keduanya kemudian masuk ke dalam Rumah Tangsi.

    Di area dalam Rumah Tangsi, Presiden Prabowo diajak menikmati pameran seni dari seniman-seniman Malaysia yang bertajuk “Merentasi Samudera: Ikatan Sejati, Alunan Warisan”. Karya-karya seni yang dipamerkan itu menggambarkan kebudayaan dan sejarah Malaysia.

    Selepas berkeliling melihat karya-karya seni yang dipamerkan, Presiden Prabowo dan PM Anwar masuk ke ruang makan untuk santap siang bersama sambil diiringi alunan musik gamelan.

    Kedua pemimpin, sebagaimana disampaikan Biro Pers, Media, dan Informasi (BPMI) Sekretariat Presiden, menikmati santap siang sambil berdiskusi membahas beberapa isu strategis, termasuk terkait kerja-kerja sama ke depan antara dua negara.

    “Pertemuan ini menjadi simbol penting persahabatan antara Indonesia dan Malaysia, serta memperkuat upaya kedua negara untuk terus mempererat hubungan bilateral di berbagai sektor,” demikian siaran resmi BPMI Sekretariat Presiden yang diterima di Jakarta, Kamis.

    Rumah Tangsi kerap menjadi pilihan PM Anwar untuk menjamu tamu-tamu negara yang melawat ke Kuala Lumpur, baik untuk kunjungan kenegaraan maupun kunjungan pribadi. PM Anwar pada Senin (6/1) juga menjamu PM Singapura Lawrence Wong santap malam di Rumah Tangsi.

    Rumah Tangsi bertempat di Jalan Tangsi No. 10, Taman Tasik Perdana, Kuala Lumpur. Bangunan bersejarah itu, yang dibangun pada tahun 1903–1907, dulunya merupakan kediaman Loke Chow Kit, salah satu figur ternama di Malaysia pada awal Abad Ke-20.

    Di Kuala Lumpur, Prabowo tiba sekitar pukul 10.00 waktu setempat. Presiden turut didampingi oleh Menteri Luar Negeri Sugiono dan Sekretaris Kabinet Mayor Inf. Teddy Indra Wijaya.

    Usai bertemu PM Anwar dan santap siang bersama, Presiden Prabowo dijadwalkan langsung kembali ke tanah air pada Kamis sore hari.

    Pewarta: Genta Tenri Mawangi
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

  • 5 Hal Menarik di Rumah Budaya Kratonan

    5 Hal Menarik di Rumah Budaya Kratonan

    Liputan6.com, Solo – Rumah Budaya Kratonan berlokasi di Jalan Manduro No.6, Kratonan, Kecamatan Serengan, Solo. Tak hanya sebagai destinasi wisata edukasi, tempat ini juga menyajikan berbagai informasi sejarah dan budaya di Kota Solo.

    Rumah Budaya Kratonan sangat cocok dikunjungi oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Saat berkunjung ke sini, pengunjung bisa mempelajari sejarah politik, revolusi industri, kolonialisme, hingga beragam kebudayaan Jawa.

    Berikut lima hal menarik di Rumah Budaya Kratonan:

    1. Galeri Sejarah Surakarta

    Salah satu spot menarik yang perlu dikunjungi saat berada di Rumah Budaya Kratonan adalah Galeri Sejarah Surakarta. Galeri ini memiliki tujuh ruang rangkaian peristiwa yang memiliki ikatan dari masa ke masa yang saling berkesinambungan.

    Pengunjung dapat melihat perkembangan kota ini, dimulai dari zaman penjajahan Belanda, kerajaan Mataram, hingga menjadi bagian dari Republik Indonesia. Selain foto, pengunjung juga akan mendapat ilmu pengetahuan baru saat berkunjung ke sini.

    2. Perpustakaan Mini

    Spot selanjutnya yang juga wajib dikunjungi adalah Perpustakaan Mini. Para pengunjung bisa membaca berbagai pilihan buku dengan suasana ruang terbuka dan akses gratis.

    Perpustakaan ini memiliki koleksinya hingga 1.200 buku, terdiri dari judul terbitan lama maupun baru. Beberapa koleksi tersebut merupakan buku sejarah, kebudayaan, pendidikan, sastra, hingga politik. 

    3. Kelas Kesenian dan Komunitas

    Tak hanya berwisata, Rumah Budaya Kratonan juga menyediakan berbagai pilihan kelas dan komunitas yang bisa diikuti oleh pengunjung. Untuk mengikutinya, pengunjung bisa mendaftar terlebih dahulu melalui akun Instagram Rumah Budaya Kratonan atau datang langsung ke lokasi.

    Beberapa kelas yang bisa diikuti adalah tari tradisional Jawa, karawitan remaja dan anak-anak, kelas yoga, hingga taekwondo dojang jidokwan kratonan. Setiap kelas memiliki jadwal masing-masing yang digelar rutin.

    Untuk kelas karawitan, pengunjung akan belajar dasar-dasar bermain alat musik tradisional jawa, seperti gamelan, kendang, suling, dan rebab. Adapun kelas taekwondo yang diajarkan adalah seni bela diri taekwondo dari Korea yang melatih kekuatan, kecepatan, dan kedisiplinan.

     

  • Memelihara Pesta Semalam Suntuk Ornaments 2019 Tetap Panas

    Memelihara Pesta Semalam Suntuk Ornaments 2019 Tetap Panas

    JAKARTA – Studiorama sukses dengan pesta semalam suntuknya, Ornaments 2019. Meski terbilang sederhana, deretan penampil ragam genre berhasil memelihara kemeriahan festival yang digelar dari Jumat sore, 15 November pukul 16.00 WIB hingga menjelang Sabtu pagi, 16 November pukul 04.00 WIB.

    Ornaments 2019 adalah salah satu festival musik yang mengusung semangat paling otentik tahun ini. Studiorama memang bukan baru kali ini menggelar pentas musik. Catatan terbaru yang juga paling harum buat Studiorama adalah ketika mereka sukses mendatangkan unit indie rock asal Amerika Serikat, Japanese Breakfast.

    Namun, untuk festival musik, Ornaments 2019 adalah debut menjanjikan buat kolektif musik asal Jakarta ini. Ornaments dapat disebut sebagai manifestasi dari ragam acara yang pernah digelar Studiorama selama delapan tahun berdiri. Dan tentu saja, mereka berhasil membuktikan konsistensi dalam memberikan alternatif referensi bagi pecinta musik.

    Unit psikedelik rock asal Australia King Gizzard & The Lizard Wizard, kuartet instrumental asal Amerika Serikat BADBADNOTGOOD, hingga pasukan post-punk dari Inggris These New Puritans jadi kombinasi yang mewarnai Ruang Stage Kuningan City Ballroom, Kuningan, Jakarta Selatan.

    Selain itu, Ornaments 2019 juga menghadirkan sejumlah DJ internasional. Sebutlah Tzusing, Hyph11e, Meuko! Meuko!, hingga Scintii. Dari dalam negeri, Studiorama menghadirkan peramu musik elektronik jagoan mereka, Jurrasic Phunk dan Gabber Modus Operandi, duo produser musik sekaligus seniman kontemporer asal Bali, Kasimyn dan Ican Harem.

    Pecah jelang tengah malam

    Jelang tengah malam, BADBADNOTGOOD mengambil alih panggung. Leland Whitty, Matthew A. Tavares, Chester Hansen, dan Alexander Sowinski berhasil menyihir penonton di Ruang Stage. Penampilan mereka jelas memukau.

    Usai disihir alunan musik instrumental BADBADNOTGOOD, King Gizzard & The Lizard Wizard membakar lantai Ruang Stage. Stu Mackenzie, Ambrose Kenny Smith, Cook Craig, Eric Moore, Joey Walker, Lucas Skinner, serta Michael Cavanaugh tampil prima.

    Dari deretan setlist yang dimainkan, nomor-nomor dari album anyar mereka, “Infest The Rats’ Nest” mendominasi. Sebut saja Mars for the Rich, Superbug, Perihelion, hingga Self-Immolate yang membuat para pecandu high-substance music kesetanan.

    Tak ketinggalan. Salah satu nomor terpopuler mereka, Crumbling Castle juga dimainkan. Stu dan kawan-kawan tahu betul siapa yang mereka hadapi di bawah panggung. Sayang, penampilan King Gizzard & The Lizard Wizard ditutup dengan kekecewaan.

    Bukan karena penampilan yang buruk. Usai King Gizzard & The Lizard Wizard menutup penampilan dengan Crumbling Castle, teriakan “we want more” menyembur deras. Para penonton di bawah panggung belum mereda.

    Hampir sepuluh menit teriakan bergemuruh, hingga kru King Gizzard & The Lizard Wizard betul-betul mempereteli alat para personel dari atas panggung. Jujur saja, penonton King Gizzard & The Lizard Wizard kemarin malam adalah salah satu penonton musik paling haus yang pernah ada.

    Selanjutnya, lantai yang masih bergetar dijaga tetap bergerak oleh dengung gamelan repetitif yang dimainkan Gabber Modus Operandi. Penampilan duo elektronik asal Bali ini barangkali adalah salah satu penampil yang paling gila. Mereka tampil gahar dengan musik hardcore techno yang diusung.

    Di barisan penonton, makhluk rekaan serupa reog berkeliling membelah manusia-manusia yang bergoyang tiada henti. Bagian dari penampilan yang cukup mengejutkan. Laju keliling reog diiringi dengan beat yang berdegup semakin kencang. Distorsi juga semakin memekakan telinga. Gila.

    Dengan berbagai pengalaman yang dihadirkan Ornaments 2019, rasanya tak berlebihan jika menyebut musim kedua festival ini sebagai salah satu yang patut dinantikan di masa mendatang.

  • Cerita Balik Layar Film Ambyar Mak Byar, Padukan Budaya dan Campursari, Ajak Penonton Karaoke Bareng

    Cerita Balik Layar Film Ambyar Mak Byar, Padukan Budaya dan Campursari, Ajak Penonton Karaoke Bareng

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Nurika Anisa

    TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Film berjudul ‘Ambyar Mak Byar’ menampilkan alur cerita budaya yang kental, dengan musik campursari.

    Drama musikal yang dibintangi oleh Happy Asmara, Gilga Sahid, Erick Estrada dan beberapa aktor berbakat lainnya rupanya memiliki cerita yang mengesankan di balik proses pengerjaan film.

    Sang sutradara Puguh PS Atmadja menceritakan bahwa, film ini dibuat  bermula dari kecintaannya pada musik campursari.

    Sang ayah adalah pemain gamelan, sutradara sekaligus penulis pentas seni ketoprak sehingga sejak kecil lekat dengan musik Jawa maupun campursari.

    “Awalnya saya bikin rencana dengan sahabat saya mas Aris Kalantara, mas Dedi Abdurrahman, dan Mbak Ajeng membuat film Ambyar Mak Byar belatar belakang campursari dan budaya Jawa,” ungkap Puguh PS Atmadja kepada Tribun Jatim, Sabtu (4/1/2025).

    Berlatar belakang campursari dan berbahasa Jawa, film ini menceritakan berjuangan antara Jeru yang diperankan oleh Gilga Sahid dan Bethari oleh Happy Asmara menggapai cinta dan cita mereka.

    Selain perjuangan cinta keduanya, film ini juga mengisahkan perjuangan Jeru mengejar impian sebagai musisi bersama sahabat-sahabatnya. Rick (Evan Loss), Novian (Erick Estrada), dan Aruna (Anggie William) sebagai sahabat Jeru yang bersama-sama menghadapi tantangan hidup. 

    Alur cerita dari film ini dikemas menarik, dengan sisipan alunan musik yang mengajak penonton ikut bernyanyi, karaoke dan joget bareng.

    “Cinta Beda kasta. Jadi perbedaannya bagai langit bumi, rasanya mustahil di satukan. Makanya melalui perjuangan luar biasa dari keduanya, mereka mencapai keinginan bersama baik cita mau cinta,” ungkap Puguh.

    “Film ini tidak hanya nangis, tertawa, tegang tapi bisa joget bareng. Sesuatu yang beda dan saya impikan. Jadi ketika adegan nyanyi kita seperti karaoke,” tambahnya.

    Dalam film ini, tak sedikit diperankan oleh para musisi atau penyanyi. Mereka harus beradaptasi dengan profesi seni peran.

    Puguh menyebut, ada tantangan tersendiri bagi para musisi dalam bermain peran. Mereka harus menyiapkan mental menunggu scene demi scene yang bisa memakan waktu berjam-jam.

    “Pasti berat untuk teman-teman yang basicnya bernyanyi. Yang saya coba katakan adalah mental yang harus disiapkan bukan penyanyi tapi pemain peran. Tugas pemain salah satunya nunggu syuting adegan, dan jika aktor beneran nunggu tidak jadi hal sulit tapi kalau latar belakang penyanyi beda,” papar Puguh.

    Film yang akan tayang di layar bioskop pada tanggal 9 Januari 2025 ini diperuntukan untuk segala segmen usia. Puguh mengajak para penonton untuk menikmati setiap alur kisah sembari nyanyi bareng, dan merayakan budaya yang penuh kehangatan.

    Menariknya, film ini juga memiliki close caption. Menambahkan teks tertutup pada video berarti menyediakan akses informasi bagi komunitas teman tuli. 

    “Jadi film ini bisa ditonton untuk teman-teman disabilitas tuna rungu. Yang bisa menyaksikan tanpa hambatan,” ungkap Puguh.

  • Sambut Tahun Baru, Candi Borobudur Kirab 5 Pengunjung Pertama dengan Kereta Kencana

    Sambut Tahun Baru, Candi Borobudur Kirab 5 Pengunjung Pertama dengan Kereta Kencana

    Magelang, Beritasatu.com – Untuk menyambut wisatawan yang datang pada awal Tahun Baru 2025, Taman Wisata Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, memberikan perlakuan istimewa bagi pengunjung yang tiba lebih awal. 

    Perlakuan unik tersebut berupa kirab menggunakan kereta kencana yang diiringi oleh pasukan prajurit bregodo, menciptakan suasana layaknya raja menuju Candi Borobudur.

    Suasana hangat penyambutan terlihat saat lima pengunjung pertama tiba di Candi Borobudur. Seperti pada zaman kerajaan, mereka menaiki kereta kencana hias yang dikelilingi barisan prajurit bregodo dan diiringi alunan gamelan khas Jawa. Pengunjung ini dikirab dari loket masuk menuju bagian utama Candi Borobudur.

    Menurut Mardijono Nugroho, pengelola Taman Wisata Candi Borobudur, penyambutan khusus ini merupakan bentuk apresiasi dan penghargaan kepada pengunjung, sekaligus sarana untuk mengenalkan tradisi budaya Jawa pada masa kerajaan kepada wisatawan. Kegiatan istimewa ini diberikan kepada lima pengunjung pertama yang tiba.

    Pasukan Prajurit Bregodo di kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. – (Beritasatu.com/Priyo Budi Santoso)

    “Selain memberikan salam dan suvenir, kami juga mengapresiasi mereka dengan menampilkan budaya bregodo dan mengantar mereka menggunakan kereta kuda yang dihias. Ini merupakan upaya kami untuk mengenalkan budaya Jawa kepada wisatawan, baik lokal maupun mancanegara,” kata Mardijono Nugroho kepada Beritasatu.com saat ditemui di lokasi pada Rabu (1/1/2025).

    Beberapa wisatawan yang mendapat perlakuan khusus ini mengaku terkejut dan senang. Salah satunya pengunjung asal Cimahi, Bandung, Jawa Barat, Ekaprida mengungkapkan bahwa ia sangat terkesan dan merasa istimewa karena baru pertama kali menjadi tamu kehormatan dan berkesempatan menaiki kereta kuda pada liburan Tahun Baru ini.

    “Saya benar-benar tidak menyangka. Rasanya luar biasa saat menjadi tamu kehormatan pertama. Kami berangkat dari Bandung kemarin sore dan tiba di sini pagi-pagi untuk berlibur di Candi Borobudur,” ungkap Ekaprida.

    Pengunjung lainnya, Makoto asal Jepang, juga menyampaikan rasa terima kasihnya atas apresiasi yang diberikan. Menurutnya ini hal yang luar biasa dan dirinya mendapatkan pengalaman baru lebih menyenangkan.

    Candi Borobudur terus menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Jawa Tengah maupun Indonesia. Selain wisatawan domestik, banyak pengunjung mancanegara yang memadati tempat wisata religi ini. 

    Pada 2024, tercatat sebanyak 1,3 juta pengunjung datang, dengan 200.000 di antaranya berasal dari luar negeri. Mengingat terus meningkatnya jumlah pengunjung, pengelola Candi Borobudur berencana untuk terus berbenah dan menargetkan 1,7 juta pengunjung pada 2025 mendatang.

  • Lestarikan Warisan Budaya Nusantara, BRI Gelar Nonton Wayang Rayakan HUT ke-129

    Lestarikan Warisan Budaya Nusantara, BRI Gelar Nonton Wayang Rayakan HUT ke-129

    Jakarta: Dalam rangka merayakan HUT ke-129 BRI yang jatuh pada 16 Desember 2024 lalu, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menggelar acara bertajuk “Nonton Wayang di Kampung BRI” di Kantor Pusat BRI, Jakarta, pada 23 Desember 2024. Acara ini menjadi bagian dari komitmen BRI untuk mendukung pelestarian seni dan budaya tradisional Indonesia, sekaligus memperkuat identitas budaya bangsa dan membangun interaksi positif di tengah masyarakat.
     
    Acara tersebut berhasil menarik perhatian warga masyarakat, baik dari pekerja dan pensiunan BRI, maupun masyarakat secara umum. Berbagai kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang tua, turut meramaikan suasana. Dengan latar Kantor Pusat BRI yang dihias dengan nuansa tradisional, acara ini memberikan pengalaman budaya yang autentik sekaligus mendidik.
     

    Lakon klasik wayang kulit yang dibawakan oleh dalang kenamaan, Ki Anom Dwijo Kangko, menyuguhkan lakon “Banjaran Rama Bargawa”. Iringan gamelan semakin menambah khidmat suasana, membuat penonton tenggelam dalam keindahan seni tradisional.
     

    Direktur Utama Bank BRI Sunarso (Foto:Dok.BRI)
    Direktur Utama Bank BRI Sunarso dalam sambutannya menyampaikan, “Sebagai bagian dari rangkaian HUT BRI yang ke-129, acara ini menjadi bukti komitmen BRI untuk mendukung pelestarian seni dan budaya tradisional Indonesia. Melalui kegiatan ini, kami berharap masyarakat, terutama generasi muda, semakin mencintai dan memahami nilai luhur yang terkandung dalam budaya Nusantara. Wayang adalah warisan tak ternilai yang mengajarkan kebijaksanaan, persatuan, dan moralitas.”
     

    Acara ini juga diramaikan dengan bazaar kuliner tradisional yang merupakan UMKM binaan BRI, menampilkan beragam makanan khas Nusantara, mulai dari serabi, gudeg, hingga kerak telor. Penampilan seni musik dan tari tradisional Jawa, seperti Tari Gambyong dan Tari Bedhaya, turut memeriahkan suasana dengan keindahan gerakan tari yang penuh makna.
     
    Sebagai bagian dari rangkaian HUT BRI yang ke-129, acara “Nonton Wayang di Kampung BRI” juga menjadi wujud keberlanjutan program berbasis budaya BRI. Melalui kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan, BRI berkomitmen memastikan bahwa warisan budaya Nusantara dapat terus lestari dan semakin dikenal oleh masyarakat luas.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ROS)

  • Wayang Kulit Meriahkan HUT ke-129 BRI, Lestarikan Budaya Nusantara

    Wayang Kulit Meriahkan HUT ke-129 BRI, Lestarikan Budaya Nusantara

    Jakarta, CNN Indonesia

    PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menggelar acara bertajuk “Nonton Wayang di Kampung BRI” di Kantor Pusat BRI pada tanggal 23 Desember 2024. Acara ini dalam rangka merayakan HUT ke-129 BRI yang jatuh pada 16 Desember 2024 lalu.

    Selain itu, acara ini juga menjadi bagian dari komitmen BRI untuk mendukung pelestarian seni dan budaya tradisional Indonesia, sekaligus memperkuat identitas budaya bangsa dan membangun interaksi positif di tengah masyarakat.

    Acara tersebut berhasil menarik perhatian warga masyarakat, baik dari pekerja dan pensiunan BRI, maupun masyarakat secara umum. Berbagai kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang tua, turut meramaikan suasana.

    Dengan latar Kantor Pusat BRI yang dihias dengan nuansa tradisional, acara ini memberikan pengalaman budaya yang autentik sekaligus mendidik.

    Lakon klasik wayang kulit yang dibawakan oleh dalang kenamaan, Ki Anom Dwijo Kangko, menyuguhkan lakon “Banjaran Rama Bargawa”. Iringan gamelan semakin menambah khidmat suasana, membuat penonton tenggelam dalam keindahan seni tradisional.

    Direktur Utama Bank BRI Sunarso dalam sambutannya menyampaikan, sebagai bagian dari rangkaian HUT BRI yang ke-129, acara ini menjadi bukti komitmen BRI untuk mendukung pelestarian seni dan budaya tradisional Indonesia.

    “Melalui kegiatan ini, kami berharap masyarakat, terutama generasi muda, semakin mencintai dan memahami nilai luhur yang terkandung dalam budaya Nusantara. Wayang adalah warisan tak ternilai yang mengajarkan kebijaksanaan, persatuan, dan moralitas,” kataSunarso dalam keterangannya, Rabu (25/12).

    Foto: Arsip BRI

    Acara ini juga diramaikan dengan bazaar kuliner tradisional yang merupakan UMKM binaan BRI, menampilkan beragam makanan khas Nusantara, mulai dari serabi, gudeg, hingga kerak telor.

    Penampilan seni musik dan tari tradisional Jawa, seperti Tari Gambyong dan Tari Bedhaya, turut memeriahkan suasana dengan keindahan gerakan tari yang penuh makna.

    Sebagai bagian dari rangkaian HUT BRI yang ke-129, acara “Nonton Wayang di Kampung BRI” juga menjadi wujud keberlanjutan program berbasis budaya BRI.

    Melalui kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan, BRI berkomitmen memastikan bahwa warisan budaya Nusantara dapat terus lestari dan semakin dikenal oleh masyarakat luas.

    (inh/inh)

  • Fakta Unik Karapan Sapi, Tradisi Turun Temurun dari Madura

    Fakta Unik Karapan Sapi, Tradisi Turun Temurun dari Madura

    Sebelum balapan dimulai, musik tradisional seperti gamelan Madura dimainkan untuk menambah suasana semarak. Joki, yang biasanya adalah pemuda setempat, memegang peranan penting dalam perlombaan ini.

    Mereka harus memiliki keterampilan tinggi dalam mengendalikan sapi agar bisa berlari dengan kecepatan maksimal. Sementara itu, pemilik sapi sering kali merasa tegang, karena kemenangan dalam Karapan Sapi bisa meningkatkan status sosial mereka di masyarakat.

    Tak jarang, perlombaan ini juga menjadi ajang persaingan antar desa yang sangat sengit. Namun, di balik kemeriahan Karapan Sapi, terdapat tantangan yang dihadapi dalam melestarikan tradisi ini.

    Salah satu isu utama adalah modernisasi dan perubahan pola pikir masyarakat yang mulai meninggalkan tradisi lokal. Selain itu, beberapa kritik muncul terkait kesejahteraan hewan, mengingat sapi-sapi yang berpartisipasi sering kali dipacu dengan cara yang ekstrem.

    Oleh karena itu, upaya pelestarian Karapan Sapi harus dilakukan dengan pendekatan yang bijak, termasuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara tradisi dan etika.

    Pemerintah daerah dan komunitas budaya di Madura juga berperan besar dalam menjadikan Karapan Sapi sebagai aset budaya yang tidak hanya menjadi kebanggaan lokal, tetapi juga daya tarik pariwisata nasional. Karapan Sapi adalah cerminan dari semangat kolektif masyarakat Madura yang penuh dinamika.

    Tradisi ini mengajarkan nilai-nilai seperti kerja keras, kebersamaan, dan penghormatan terhadap leluhur. Dengan upaya pelestarian yang tepat, Karapan Sapi tidak hanya akan tetap hidup sebagai warisan budaya, tetapi juga menjadi simbol keberagaman dan kekayaan budaya Indonesia di mata dunia.

    Masyarakat Madura, dengan semangatnya yang gigih, akan terus menjaga tradisi ini agar tetap relevan dan menjadi inspirasi bagi generasi mendatang.

    Penulis: Belvana Fasya Saad

     

  • 9 Rekomendasi Wisata Religi untuk Rayakan Natal Bersama Keluarga

    9 Rekomendasi Wisata Religi untuk Rayakan Natal Bersama Keluarga

    Liputan6.com, Yogyakarta – Selain beribadah bersama, merayakan Natal bersama keluarga juga bisa dilakukan dengan mengunjungi berbagai destinasi wisata menarik. Terdapat banyak destinasi wisata religi di Indonesia yang cocok dikunjungi saat Natal.

    Tak hanya berlibur, kegiatan ini juga bisa menambah pengetahuan terkait destinasi wisata religi yang ikonis di suatu daerah. Mengutip dari indonesia.travel, berikut rekomendasi wisata religi untuk rayakan Natal bersama keluarga:

    1. Gereja Katedral

    Gereja Katedral di Jakarta ternyata memiliki nama lain yang berasal dari Bahasa Jerman, yaitu De Kerk van Onze Lieve Vrouwe ten Hemelopneming atau Gereja Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga. Gereja ini memiliki bangunan bergaya arsitektur neo gotik Eropa.

    Gereja yang sudah diresmikan sejak 1810 ini menjadi salah satu destinasi wisata religi populer di Indonesia. Berkunjung ke Gereja Katedral memungkinkan pengunjung dapat berdoa secara khidmat sekaligus menikmati suasana tenang saat momen perayaan Natal.

    2. Gereja Blenduk

    Gereja Blenduk di Semarang memiliki bangunan bergaya neo klasik yang estetik. Gereja yang berada kawasan Kota Lama Semarang ini juga berdekatan dengan destinasi wisata lain, seperti 3D Trick Art Museum dan Pasar Klitikan Kota Lama.

    3. Gereja Pohsarang

    Gereja Pohsarang adalah salah satu gereja Katolik di Kediri. Gereja ini memiliki sentuhan berbagai jenis tradisi yang kental akan budaya Jawa, Tiongkok, Hindu, dan Budha.

    Saat perayaan Natal tiba, ada banyak tempat menarik yang bisa dijelajahi, seperti Tiga Jalan Salib, bermalam di Wisma Betlehem, hingga Pondok Rosario yang dibuat khusus bagi pengunjung untuk berdoa Rosario.

    4. Gereja Pniel Blimbingsari

    Gereja Pniel Blimbingsari berlokasi di Desa Blimbingsari, Kecamatan Melaya, Jembrana, Bali. Menariknya, bangunan gereja ini memiliki bentuk menyerupai pura.

    Bentuk bangunan tersebut menunjukkan bahwa terdapat perpaduan menarik antara agama Nasrani dan kebudayaan Bali di Blimbingsari. Selain itu, terdapat gong dan gamelan tradisional yang biasa digunakan dalam upacara keagamaan.

    5. Gereja Santo Fransiskus Asisi

    Gereja Santo Fransiskus Asisi berlokasi di Berastagi, Karo, Sumatra Utara. Gereja ini diresmikan pada 2005.

    Bangunan gereja ini terlihat mewah dengan arsitekturnya yang menawan. Bangunan luar gereja berbentuk serupa rumah adat Batak, lengkap dengan Rumah Gugung Tirto Meciho. Terdapat taman dengan tumbuhan warna-warni yang menambah kesan indah.

     

  • Mengenal Tradisi Upacara Adat Larung Sesaji Syarat Makna dan Filosofis

    Mengenal Tradisi Upacara Adat Larung Sesaji Syarat Makna dan Filosofis

    Liputan6.com, Jakarta Upacara adat Larung Sesaji merupakan tradisi budaya masyarakat pesisir Indonesia terutama di wilayah Pulau Jawa. Tradisi ini memiliki makna spiritual dan filosofis yang mendalam.

    Dirangkum dari berbagai sumber, Larung sesaji dilakukan sebagai bentuk syukur kepada Tuhan atas hasil laut yang melimpah sekaligus sebagai doa untuk keselamatan dan kesejahteraan nelayan.

    Tradisi ini melibatkan proses persembahan berupa sesaji yang dilarungkan ke laut, sering kali dilengkapi dengan berbagai ritual adat, musik tradisional, dan upacara yang penuh simbolisme.

    Biasanya, acara ini diselenggarakan pada waktu tertentu, seperti bulan Suro dalam penanggalan Jawa atau hari-hari yang dianggap sakral. Prosesi Larung Sesaji diawali dengan persiapan yang matang oleh masyarakat setempat.

    Sesaji yang disiapkan beragam, seperti tumpeng, hasil bumi, buah-buahan, bunga, dan kain tertentu, yang dipercayai memiliki nilai spiritual. Sesaji ini dirangkai dengan teliti untuk mencerminkan keharmonisan antara manusia dan alam.

    Sebelum dilarungkan, sesaji tersebut didoakan oleh pemuka adat atau tokoh agama setempat. Doa ini bertujuan untuk memohon perlindungan dan berkah bagi masyarakat pesisir, terutama mereka yang menggantungkan hidup dari laut.

    Pada hari pelaksanaan, suasana menjadi sangat meriah dengan kehadiran warga dari berbagai lapisan masyarakat, bahkan wisatawan. Upacara ini biasanya diiringi oleh musik gamelan, tari-tarian tradisional, dan berbagai pertunjukan seni lainnya.