Produk: gamelan

  • ART di Jaksel Curi Barang Antik Majikan, Harga Asli Puluhan Juta Rupiah Dijual Rp 700 Ribu

    ART di Jaksel Curi Barang Antik Majikan, Harga Asli Puluhan Juta Rupiah Dijual Rp 700 Ribu

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim

    TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU – Asisten rumah tangga (ART) berinisial AT (46) menjual barang-barang antik hasil curian dengan harga murah.

    AT beraksi di rumah majikannya yang merupakan kolektor barang antik berinisial GW (50) di Jalan Moh Kahfi 1, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

    Kanit Krimum Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Igo Fazar Akbar mengatakan, pelaku menjual lukisan milik korban seharga Rp 700 ribu.

    Padahal, berdasarkan pengakuan korban, lukisan itu bernilai jual puluhan juta Rupiah.

    “Kalau harga berdasarkan keterangan dari yang membeli, ini dihargai Rp 300-700 ribu. Kalau korban, karena ini kolektor item, dia menyampaikan jutaan bahkan sampai puluhan juta,” ungkap Igo.

    Pelaku mencuri barang-barang antik milik korban secara bertahap. AT beraksi sejak Agustus 2024 hingga Maret 2025.

    “Pelaku ini udah melakukan perbuatan sejak Agustus 2024 sampai diamankan pada bulan Maret 2025. Jadi (pencurian) barang ini bertahap atau berangsur satu per satu,” kata Igo.

    Igo mengungkapkan, pelaku mencuri barang-barang antik seperti lukisan, pintu gebyok, patung kayu, dan peralatan gamelan.

    Barang-barang tersebut sebelumnya disimpan oleh korban berinisial GW (50) di dalam gudang rumahnya.

    “Jadi korban ini adalah kolektor barang-barang antik. Jadi barang yang menjadi koleksinya disimpan di gudang,” ujar Igo.

    “Nah ketika dia bosan, maka barang-barang yang ada di tengah rumahnya akan ditukar dengan barang yang ada di gudang. Jadi ketika mungkin view-nya bosan, ditukarlah sama barang-barang yang ada di gudang,” imbuh dia.

    Igo mengungkapkan, pelaku AT sudah bekerja sebagai sekuriti di rumah korban selama sekitar 30 tahun. AT pertama kali bekerja dengan korban sejak masih berusia 15 tahun.

    “Secara umum pelaku sudah bekerja selama puluhan tahun denga si korban, dan korban ini sangat percaya kepada pelaku. Rumah ini dibiarkan kosong dan dijaga oleh pelaku,” ungkap Igo.

    Adapun total kerugian yang dialami korban diperkirakan mencapai ratusan juta Rupiah. Beberapa barang antik yang dicuri pelaku juga sudah dijual.

    Saat ini, polisi telah menangkap dan menetapkan AT sebagai tersangka. AT juga telah ditahan di Rutan Polres Metro Jakarta Selatan.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Pria di Jaksel Jual Barang Antik Bosnya Sebesar Rp300 Ribu, padahal Harga Aslinya Puluhan Juta – Halaman all

    Pria di Jaksel Jual Barang Antik Bosnya Sebesar Rp300 Ribu, padahal Harga Aslinya Puluhan Juta – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pria penjaga rumah di wilayah Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, nekat jual barang-barang antik koleksi majikannya.

    Padahal, pria berinisial AT (45) tersebut, sudah menjadi orang kepercayaan bosnya, GW (50) dan sudah bekerja selama 30 tahun.

    GW pun harus mengalami kerugian hingga ratusan juta akibat tindakan AT.

    Pintu gebyok, tiga lukisan, kursi kayu jati, meja, hingga gamelan disikat oleh AT sejak Agustus 2024 lalu.

    Sepandai-pandainya tupai melompat, pasti akan jatuh juga, aksi AT akhirnya tercium pada Januari 2025 dan diamankan polisi pada Maret 2025.

    Mengutip Wartakotalive.com, Kanit Krimum Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Igo, mengatakan AT menjual barang antik milik GW secara bertahap.

    “Pelaku sudah melakukan perbuatannya sejak Agustus 2024 hingga diamankan pada Maret 2025,”

    “Barang-barang ini dijual secara bertahap,” ucap AKP Igo, Minggu (23/3/2025).

    Igo menjelaskan, GW melaporkan kehilangan setelah menyadari ada beberapa barang koleksinya yang tak di tempat semestinya.

    “Karena korban adalah kolektor, dia sulit untuk menghitung total kerugian,”

    “Namun, kerugian bisa mencapai ratusan juta,” ujar Igo.

    Mengutip Kompas.com, AKP Igo juga mengatakan, AT menjual barang antik milik majikannya ini dengan harga ratusan ribu rupiah.

    “Kalau harga (jual), berdasarkan keterangan dari yang membeli, ini (lukisan) dihargai Rp 300 ribu sampai Rp 700 ribu,”

    “Kalau (menurut) korban, karena ini koleksi, dia menyampaikan (harga lukisan) jutaan, bahkan sampai puluhan juta,” kata Igo.

    Ia menuturkan, GW sendiri tak bisa menaksir pasti kerugian yang ia alami.

    “Karena dia (korban) enggak bisa naksir (total kerugian), mungkin bisa ratusan juta,” tambah Igo.

    AT sendiri sudah dipercaya untuk menjaga rumah GW yang berada di Jagakarsa, Jaksel.

    Sementara GW tinggal di Cinere, Depok.

    AT telah bekerja dengan GW sejak usia 15 tahun atau sudah 30 tahun.

    Igo menuturkan, AT nekat mengkhianati bosnya sendiri karena masalah ekonomi.

    Kini, AT harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.

    Ia disangkakan Pasal 363 KUHP tentang Tindak Pidana Pencurian dan Pemberatan dengan ancaman hukuman maksimal tujuh tahun penjara.

    Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul 30 Tahun Bekerja, Penjaga Rumah Nekat Jual Barang Antik Milik Majikannya di Jagakarsa

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(Wartakotalive.com, Ramadhan LQ)(Kompas.com, I Putu Gede Rama Paramahamsa)

  • 30 Tahun Kerja Bareng, Sekuriti di Jagakarsa Jaksel Nekat Curi Barang Antik di Rumah Majikan

    30 Tahun Kerja Bareng, Sekuriti di Jagakarsa Jaksel Nekat Curi Barang Antik di Rumah Majikan

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim

    TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU – Petugas sekuriti berinisial AT (46) nekat mencuri di rumah majikannya yang merupakan kolektor barang antik di Jalan Moh Kahfi 1, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

    Kanit Krimum Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKP Igo Fazar Akbar mengatakan, pelaku beraksi sejak Agustus 2024 hingga Maret 2025.

    “Pelaku ini udah melakukan perbuatan sejak Agustus 2024 sampai diamankan pada bulan Maret 2025. Jadi (pencurian) barang ini bertahap atau berangsur satu per satu,” kata Igo kepada wartawan, Senin (24/3/2025).

    Igo mengungkapkan, pelaku mencuri barang-barang antik seperti lukisan, pintu gebyok, patung kayu, dan peralatan gamelan.

    Barang-barang tersebut sebelumnya disimpan oleh korban berinisial GW (50) di dalam gudang rumahnya.

    “Jadi korban ini adalah kolektor barang-barang antik. Jadi barang yang menjadi koleksinya disimpan di gudang,” ujar Igo.

    “Nah ketika dia bosan, maka barang-barang yang ada di tengah rumahnya akan ditukar dengan barang yang ada di gudang. Jadi ketika mungkin view-nya bosan, ditukarlah sama barang-barang yang ada di gudang,” imbuh dia.

    Igo mengungkapkan, pelaku AT sudah bekerja sebagai sekuriti di rumah korban selama sekitar 30 tahun. AT pertama kali bekerja dengan korban sejak masih berusia 15 tahun.

    “Secara umum pelaku sudah bekerja selama puluhan tahun denga si korban, dan korban ini sangat percaya kepada pelaku. Rumah ini dibiarkan kosong dan dijaga oleh pelaku,” ungkap Igo.

    Adapun total kerugian yang dialami korban diperkirakan mencapai ratusan juta Rupiah. Beberapa barang antik yang dicuri pelaku juga sudah dijual.

    Saat ini, polisi telah menangkap dan menetapkan AT sebagai tersangka. AT juga telah ditahan di Rutan Polres Metro Jakarta Selatan.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Detil Pengecekan Ungkap Aksi Penjual Barang Antik Bos, AT Jual Koleksi Puluhan Juta dengan Murah – Halaman all

    Detil Pengecekan Ungkap Aksi Penjual Barang Antik Bos, AT Jual Koleksi Puluhan Juta dengan Murah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Seorang pria berinisial AT (45) yang telah bekerja sebagai penjaga rumah GW (50) di kawasan Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, selama 30 tahun, kini harus mempertanggungjawabkan perbuatannya setelah diketahui menjual barang-barang antik milik bosnya dengan harga jauh di bawah nilai aslinya. 

    Aksi penjualan barang-barang berharga ini berlangsung sejak Agustus 2024 dan baru terbongkar pada Januari 2025, saat GW melakukan pengecekan terhadap koleksi-koleksi kesayangannya.

    Barang-barang yang dijual AT meliputi tiga lukisan, gamelan, meja dan kursi kayu jati, serta pintu gebyok. 

    Meski barang-barang tersebut memiliki nilai tinggi, AT justru menjualnya dengan harga murah, seperti lukisan yang dijual dengan harga Rp 300.000 hingga Rp 700.000, padahal harga asli koleksi tersebut bisa mencapai puluhan juta rupiah.

    Menurut Kanit Kriminal Umum (Krimum) Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Igo Fazar, aksi ini terungkap setelah GW merasa curiga dan memeriksa koleksinya yang hilang. 

    GW, seorang kolektor barang antik, diperkirakan mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah, meski ia belum bisa memperkirakan secara pasti jumlahnya. 

    “Karena dia kolektor item, mungkin kerugian bisa sampai ratusan juta,” ungkap Igo.

    Setelah diselidiki, pihak kepolisian berhasil menangkap AT yang kini dijerat dengan Pasal 363 KUHP tentang Tindak Pidana Pencurian dengan Pemberatan.

    Jika terbukti bersalah, AT terancam hukuman maksimal tujuh tahun penjara.

    Harga murah untuk barang bernilai tinggi, barang-barang yang dijual AT bukan sembarangan.

    Ada pintu gebyok, gamelan, meja dan kursi kayu jati, serta tiga buah lukisan yang bernilai. Namun, barang-barang itu dijual dengan harga miring.

     Lukisan dijual antara Rp 300.000 sampai Rp 700.000, padahal nilai aslinya bisa mencapai puluhan juta rupiah. GW baru menyadari kejanggalan pada Januari 2025 setelah beberapa barang koleksinya menghilang dan melapor ke polisi.

    Setelah diselidiki, diketahui bahwa AT yang menjual barang-barang tersebut tanpa sepengetahuan GW.

    Akibat ulah AT, GW mengalami kerugian besar, diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.

    AT dijerat dengan Pasal 363 KUHP tentang Tindak Pidana Pencurian dengan Pemberatan, dengan ancaman hukuman maksimal tujuh tahun penjara.

    Aksi AT terungkap setelah bertahun-tahun bekerja dengan GW. Ia mulai menjual barang-barang milik bosnya secara bertahap sejak Agustus 2024 tanpa sepengetahuan GW.

    Aksi ini baru terbongkar pada Januari 2025 saat GW melakukan pengecekan terhadap isi rumahnya. Setelah penyelidikan, AT berhasil ditangkap dan kini harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.

  • Libur Lebaran 2025, Homestay Klasik Nuansa Pedesaan di Yogyakarta

    Libur Lebaran 2025, Homestay Klasik Nuansa Pedesaan di Yogyakarta

    Sleman, Beritasatu.com – Libur Lebaran 2025 menjadi momen bagi masyarakat Indonesia untuk menikmati liburan. Yogyakarta tetap menjadi destinasi favorit wisatawan domestik dan mancanegara.

    Selain ragam destinasi wisata, Yogyakarta menawarkan berbagai hotel dan penginapan yang siap memanjakan wisatawan selama libur Lebaran. Salah satu penginapan yang diminati adalah homestay bernuansa pedesaan dengan suasana khas rumah Jawa tempo dahulu.

    Homestay Omah Eyang Cokro Hinggil, yang berlokasi di Jalan Bimomartani Nomor 3, Sleman, Yogyakarta, menjadi pilihan utama bagi wisatawan maupun pemudik yang mencari kenyamanan dan ketenangan.

    “Homestay ini menawarkan pengalaman menginap seperti di rumah keluarga, rumah orang tua, atau nenek. Suasananya membawa kita ke Jawa tempo dahulu,” kata Manajer Omah Eyang Cokro Hinggil Muhammad Aurin Nagata kepada Beritasatu.com, Senin (24/3/2025).

    Suara gamelan, saung, gemericik air di kolam, dan interior khas pedesaan menambah daya tarik homestay ini saat menikmati libur Lebaran 2025. Wisatawan juga bisa menikmati aktivitas pedesaan, seperti bersepeda atau menggunakan motor listrik untuk menjelajahi desa sekitar.

    “Kami menyediakan fasilitas seperti sepeda dan motor listrik untuk keliling desa,” jelas Aurin.

    Dari segi harga, Omah Eyang Cokro Hinggil cukup terjangkau. Tarif kamar mulai Rp 350.000 per malam, sedangkan villa keluarga mulai Rp 1,5 juta. Selain itu, suasana rumah klasik dan keramahan warga lokal menambah kehangatan pengalaman menginap di sini.

    Dinas Pariwisata Sleman memproyeksikan kunjungan wisatawan selama libur Idulfitri 2025 mencapai 300.000-500.000 orang, dengan rata-rata lama tinggal 2-2,25 hari. Okupansi hotel diprediksi mencapai 60%, dengan puncak hingga 90-100% pada hari-hari tertentu.

    Belanja wisatawan selama periode libur Lebaran 2025, termasuk akomodasi, makanan, tiket, dan oleh-oleh, diperkirakan menyumbang Rp 600 miliar-Rp 1,69 triliun. Hal ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.

  • 5
                    
                        Pria di Jaksel Jual Barang Antik Bos Rp 300.000, padahal Harga Aslinya Puluhan Juta Rupiah
                        Megapolitan

    5 Pria di Jaksel Jual Barang Antik Bos Rp 300.000, padahal Harga Aslinya Puluhan Juta Rupiah Megapolitan

    Pria di Jaksel Jual Barang Antik Bos Rp 300.000, padahal Harga Aslinya Puluhan Juta Rupiah
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Pria berinisial AT (45) menjual barang-barang antik milik bosnya, GW (50), dengan harga murah. 
    Barang-barang antik yang dijual AT itu meliputi tiga buah lukisan, gamelan, meja dan kursi kayu jati, hingga pintu gebyok.
    Kanit Krimum Polres Metro Jakarta Selatan AKP Igo Fazar menerangkan, satu lukisan dijual AT seharga ratusan ribu rupiah. Padahal, harga aslinya bisa mencapai puluhan juta rupiah. 
    “Kalau harga (jual), berdasarkan keterangan dari yang membeli, ini (lukisan) dihargai Rp 300.000 sampai Rp 700.000. Kalau (menurut) korban, karena ini koleksi, dia menyampaikan (harga lukisan) jutaan, bahkan sampai puluhan juta,” kata Igo saat ditemui di Polres Metro Jakarta Selatan, Minggu (23/3/2025).
    Akibat aksi AT ini, GW mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah.
    “Karena dia (korban) enggak bisa naksir (total kerugian), mungkin bisa ratusan juta,” tambah Igo.
    Adapun AT dipercaya sebagai penjaga rumah GW di wilayah Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Sementara, GW tinggal di Cinere, Depok.
    AT telah bekerja dengan GW selama 30 tahun atau sejak dia berusia 15 tahun. AT nekat mengkhianati bosnya karena motif ekonomi.
    Meski melakukan aksinya secara bertahap sejak Agustus 2024, AT baru ketahuan oleh bosnya pada Januari 2025.
    “Kejadian tersebut diketahui korban setelah melakukan pengecekan terhadap rumah tersebut berikut isinya. Namun saat tiba di lokasi, (korban) melihat barang-barang sudah tidak ada,” kata Igo.
    AT kini telah ditangkap oleh pihak kepolisian. Dia disangkakan Pasal 363 KUHP tentang Tindak Pidana Pencurian dengan Pemberatan dan diancam hukuman maksimal tujuh tahun penjara.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 5
                    
                        Pria di Jaksel Jual Barang Antik Bos Rp 300.000, padahal Harga Aslinya Puluhan Juta Rupiah
                        Megapolitan

    3 Pria yang Khianati Bos Kolektor Barang Antik di Jaksel Sudah Kerja Bersama 30 Tahun Megapolitan

    Pria yang Khianati Bos Kolektor Barang Antik di Jaksel Sudah Kerja Bersama 30 Tahun
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Pria di Jakarta Selatan berinisial AT (45) nekat menjual barang-barang antik milik bosnya, GW (50), setelah bekerja bersama selama 30 tahun.
    AT dipercaya sebagai penjaga rumah GW di wilayah Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Sementara, GW tinggal di Cinere, Depok.
    “Iya dia (bekerja) dari berumur sekitar 15 tahun,” kata Kanit Krimum Polres Metro Jakarta Selatan AKP Igo Fazar Akbar, Minggu (23/3/2025).
    Igo menerangkan, AT melakukan aksinya karena motif ekonomi. 
    Adapun barang-barang antik milik GW dijual oleh AT secara bertahap sejak Agustus 2024. Barang-barang yang dijual meliputi tiga buah lukisan, gamelan, meja dan kursi kayu jati, hingga pintu gebyok.
    Aksi AT baru diketahui oleh GW pada Januari 2025.
    “Kejadian tersebut diketahui korban setelah melakukan pengecekan terhadap rumah tersebut berikut isinya. Namun saat tiba di lokasi, (korban) melihat barang-barang sudah tidak ada,” kata Igo.
    Atas kejadian itu, korban menelan kerugian hingga puluhan juta rupiah.
    “Kalau korban karena dia kolektor item, karena dia enggak bisa naksir (total kerugian), mungkin bisa sampai ratusan juta,” kata Igo.
    AT kini telah ditangkap oleh pihak kepolisian. Dia disangkakan Pasal 363 KUHP tentang Tindak Pidana Pencurian dengan Pemberatan dan diancam hukuman maksimal tujuh tahun penjara.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Deretan Museum Sejarah Islam di Jawa Tengah, Rekomendasi Wisata Religi Ramadan

    Deretan Museum Sejarah Islam di Jawa Tengah, Rekomendasi Wisata Religi Ramadan

    Liputan6.com, Yogyakarta – Tak hanya menjadi waktu yang tepat untuk memperbanyak amalan, Ramadan sekaligus menjadi waktu yang tepat untuk menggali lebih dalam tentang sejarah Islam. Salah satu tempat terbaik untuk memperlajari sejarah Islam adalah museum.

    Jawa Tengah selama ini dikenal sebagai pusat budaya Jawa. Provinsi ini ternyata juga memiliki sederet museum yang menyimpan banyak koleksi tentang sejarah Islam.

    Mengutip dari visitjawatengah.jatengprov.go.id, berikut rekomendasi museum di Jawa Tengah yang cocok untuk wisata religi saat Ramadan:

    1. Museum Islam Nusantara Lasem

    Museum Islam Nusantara Lasem berlokasi di Mahbong, Karangturi, Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Bangunan museum ini mengingatkan pada gaya arsitektur rumah gadang Sumatra Barat.

    Bangunan museum ini memiliki tiga lantai. Terdapat jendela kayu jati dengan ukiran ayat Al-Qur’an pada lantai atas.

    Pembangunan museum ini dimaksudkan untuk mengenang tiga fase sejarah peradaban Islam di Lasem. Fase pertama adalah fase akhir abad ke-15 era Walisongo (Sunan Bonang), kemudian fase abad ke-17 masa Mbah Sambu, serta fase abad ke-19 dengan tokoh-tokoh karismatik, seperti Mbah Maksum, Mbah Baidlowi, dan Mbah Kholil.

    2. Museum Masjid Agung Demak

    Museum Masjid Agung Demak berada di lokasi yang sangat strategis, yakni di kawasan Alun-Alun Demak. Tepatnya, museum ini berada di dalam kompleks Masjid Agung Demak.

    Museum ini menyimpan peninggalan tentang sejarah Islam di Kabupaten Demak dan Pulau Jawa di masa para Walisongo. Terdapat Al-Qur’an yang ditulis tangan, sepotong kayu dari saka tatal Sunan Kalijaga, pintu bledeg, miniatur Masjid Agung Demak, dan masih banyak lagi.

    3. Museum Perkembangan Islam Jawa Tengah

    Museum Perkembangan Islam Jawa Tengah berlokasi di Jalan Gajah Raya, Sambirejo, Gayamsari, Kota Semarang, Jawa Tengah. Tepatnya, museum ini berada di lantai dua dan lantai tiga Menara Asmaul Husna, Kompleks Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Semarang.

    Museum ini memiliki koleksi berupa peninggalan sejarah masa Islam dari berbagai daerah di Jawa Tengah, mulai dari wayang golek Menak, wayang Sadat, Gayor Masjid Sunan Muria, keramik, pedang prajurit Diponegoro, maket MAJT, gamelan, serta artefak kapal dagang. Lengkapnya koleksi tersebut membuat museum ini menjadi salah satu destinasi yang wajib dikunjungi untuk wisata religi selama Ramadan.

    Penulis: Resla

  • Mahasiswa Amerika Serikat Belajar Pancasila dan Keberagaman Agama di UGM

    Mahasiswa Amerika Serikat Belajar Pancasila dan Keberagaman Agama di UGM

    Liputan6.com, Yogyakarta – Tujuh mahasiswa mahasiswa SIT Study Abroad asal Amerika Serikat datang ke Fakultas Filsafat UGM 24-28 Februari 2025 lalu untuk mendalami tema “Arts, Religion, and Social Change.” Para mahasiswa asing ini berpartisipasi dalam sesi latihan gamelan, mengikuti kuliah tentang agama-agama di Indonesia serta belajar Pancasila sebagai ideologi negara, dan berdiskusi dengan mahasiswa UGM mengenai perbandingan kehidupan beragama di Indonesia dan Amerika Serikat.

    Academic Director SIT Study Abroad Indonesia, Yudhistira Kazuhiro Budiono menjelaskan para peserta akan mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam soal keberagaman agama serta peran Pancasila dalam sosial masyarakat. Ia pun mengapresiasi Fakultas Filsafat UGM atas kerja sama yang terjalin. “SIT Study Abroad adalah program yang menghadirkan pembelajaran melalui pengalaman. Kami percaya bahwa semua tempat adalah tempat untuk belajar. Kami mengapresiasi Fakultas Filsafat UGM yang telah membuka pintu bagi kami,” tuturnya, Minggu 2 Maret 2025.

    Para mahasiswa Amerika Serikat selain belajar Pancasila dan keberagaman agama juga akan memberikan pengalaman berharga bagi para peserta dalam melihat secara langsung kehidupan mahasiswa di Yogyakarta sekaligus berinteraksi langsung. “Harapannya program ini dapat memberikan pengalaman berharga dan momen pembelajaran yang bermakna,” ujar Kazu.

    Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama, dan Alumni, Iva Ariani mengapresiasi kepercayaan ke Fakultas Filsafar UGM menjadi tempat belajar para mahasiswa Amerika Serikat. “Terima kasih karena SIT masih mempercayakan kolaborasi ini kepada Fakultas Filsafat,” ujarnya.

    Iva menjelaskan jika Fakultas Filsafat UGM menjadi satu-satunya fakultas filsafat di perguruan tinggi negeri di Indonesia, yang memiliki kajian mendalam tentang agama, budaya, dan kehidupan sosial. “Ini adalah tempat yang tepat untuk menjadi tempat penyelenggaraan program SIT, karena kami banyak memiliki kajian tentang agama, budaya, dan kehidupan sosial masyarakat. Selamat menikmati waktu di sini,” tambahnya.

    Usai kegiatan para mahasiswa Amerika Serikat di UGM yang belajar Pancasila dan keberagaman agama memiliki pengalaman dan wawasan baru tentang keberagaman budaya dan agama di Indonesia ke negara asal mereka. Fakultas Filsafat UGM pun terus berkomitmen untuk menjadi bagian dari kolaborasi internasional yang mendukung pertukaran pengetahuan dan pemahaman lintas budaya.

  • Tari Pencak Silat Betawi dan Ajakan untuk Belajar Pencak Silat

    Tari Pencak Silat Betawi dan Ajakan untuk Belajar Pencak Silat

    Liputan6.com, Jakarta – Tari pencak silat dari Betawi memiliki keunikan yang tak banyak ditemukan di tarian tradisional lain. Sesuai namanya, keseluruhan gerakan tarian ini diambil dari gerakan pencak silat.

    Mengutip dari berbagai sumber, tari pencak silat ini memiliki daya tarik lain berupa musik yang mengiringinya. Tarian ini diiringi oleh tetabuhan khusus yang disebut dengan gendang pencak, gambang kromong, serta gamelan topeng.

    Adapun beberapa gerakan tarian atau gaya dalam tari pencak silat khas Betawi yang paling populer disebut gaya seray, gaya pecut, gaya rompas, dan gaya bandul. Tarian ini menunjukkan aliran atau gaya yang diikuti oleh masing-masing penari.

    Tari pencak silat merupakan salah satu tarian khas Betawi yang berkembang dengan mengambil unsur gerakan pencak silat. Selain tari pencak silat, ada juga tari blenggo dan tari uncul.

    Tari pencak sikat secara khusus sebenarnya belum begitu lama berkembang. Hal ini disebabkan karena ahli-ahli persilatan Betawi pada masa lalu lebih mengutamakan isi daripada kembangan silat.

    Kembangan dianggap membuang waktu dan tak memiliki manfaat. Mereka berpikir bahwa silat bukan untuk dipamerkan, melainkan untuk membela diri saat sewaktu-waktu diperlukan.

    Terkait aliran silat di Betawi, telah berkembang berbagai aliran silat. Dalam wilayah budaya Betawi terdapat aliran lintau, cimande, ciomas, sahbandar, dan cikalong yang menimbulkan berbagai aliran, seperti aliran kwitang, aliran tanah abang, hingga kemayoran.

    Tari pencak silat Betawi memiliki unsur gerak-gerak silat yang menunjukkan aliran atau gaya yang diikuti penari masing-masing. Berbeda dengan di Pasundan, tari pencak silat biasanya diiringi orkes gendang pencak.

    Sementara tari pencak silat di Betawi biasanya diiringi berbagai orkes, seperti gambang kromong, rebana biang, dan sebagainya. Ada juga yang menggunakan iringan orkes gendang pencak seperti grup Putra Betawi. Instrumen gendang pencak pada tarian hanya berfungsi sebagai pembawa irama saja.

    Sementara itu, gendang pencak di Priangan berfungsi sebagai pembawa irama. Namun, gendang tersebut juga bergungsi untuk memberikan aksentuasi pada gerakan-gerakan tari.

    Sementara itu, kehadiran tari pencak silat khas Betawi juga berguna untuk membangkitkan semangat anak muda untuk belajar pencak silat. Unsur silat di dalamnya masih menjadi bagian dari tarian lain, seperti tari blenggo rebana, blenggo ajeng, uncul, dan lain sebagainya.

    Penulis: Resla