Produk: fintech

  • Komdigi Harmonisasi Perpres Pelaksana UU PDP, Targetkan Rampung di Februari 2025 – Page 3

    Komdigi Harmonisasi Perpres Pelaksana UU PDP, Targetkan Rampung di Februari 2025 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Pemerintah saat ini tengah menyusun Peraturan Presiden sebagai aturan pelaksana Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 tentang Pelindungan Data Pribadi (UU PDP).

    Menurut Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria, penyusunan Perpres ini dilakukan dengan cermat untuk mampu menjawab tantangan keamanan siber dan teknologi baru.

    Nezar menuturkan, beberapa pasal dalam Perpres ini dibahas setiap hari untuk memastikan harmonisasi yang tepat. Jumlahnya diperkirakan sekitar 216 pasal.

    “Dan, di Perpres itu ada beberapa tambahan penting terutama yang mencakup tentang cyber security (keamanan siber) dan juga emerging technologies (teknologi baru),” tuturnya dalam siaran pers yang diterima, Jumat (18/1/2025).

    Lebih lanjut Nezar menuturkan, Perpres ini akan menjadi landasan penting untuk memperkuat pelindungan data pribadi, terutama di sektor yang berkembang pesat seperti fintech.

    “Perpres itu sedang dibahas di Kementerian Hukum. Kita harapkan setidaknya di minggu ke-4 bulan Februari mudah-mudahan Perpres itu sudah selesai diharmonisasi,” ujarnya melanjutkan.

    Kementerian Komdigi juga terus melakukan edukasi dan meningkatkan kesadaran publik melalui kolaborasi dengan lembaga pemerintah lain, perusahaan swasta, startup, akademisi, dan masyarakat.

    Upaya ini bertujuan menggabungkan sumber daya, keahlian, dan jaringan yang luas, guna mempercepat implementasi PDP di berbagai sektor.

    “Kementerian kami Komdigi bertanggung jawab dalam menyusun Peraturan pelaksana undang-undang PDP yang lebih detail dan teknis. Peraturan ini akan memberikan panduan yang jelas bagi organisasi, pelaku usaha, masyarakat dalam menerapkan prinsip-prinsip yang sudah diatur,” ucapnya menjelaskan.

     

  • Gaya Baru Maling M-Banking Kuras Rekening, Saldo Auto Ludes

    Gaya Baru Maling M-Banking Kuras Rekening, Saldo Auto Ludes

    Jakarta, CNBC Indonesia – M-banking jadi solusi transaksi perbankan yang bisa dilakukan di mana saja. Banyak bank yang telah menggunakan aplikasi itu untuk memudahkan para nasabahnya.

    Di saat bersamaan, ternyata banyak pencurian yang mencari celah dari M-banking. Mereka berusaha mendapatkan data pribadi dengan melakukan penipuan atau phishing.

    Selain itu juga ada modus lain seperti impersonation di bidang pasar modal, fintech, dan perusahaan lain. Impersonation adalah praktik saat seseorang menyamar untuk menjadi individu lain ataupun entitas tertentu. Dalam hal ini pelaku berpura-pura menjadi perusahaan investasi tertentu untuk mencuri uang korban.

    Otoritas Jasa Keuangan atau OJK mencatat ada lebih dari 340 link penipuan dengan modus impersonation di bidang pasar modal, fintech, dan perusahaan lain. Temuan terbanyak atau lebih dari 100 link terdapat di platform Telegram. Lalu ada 77 nomor WhatsApp yang membagikan link, 54 website, dan 67 Instagram serta platform lainnya.

    Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan sejumlah tips untuk menghindari menjadi korban kejahatan itu. Salah satunya memastikan menjaga data pribadi agar tidak diberikan atau diketahui oleh orang lain.

    Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan oleh nasabah:

    1. Tidak memberitahukan kode akses/ nomor pribadi Personal Identification Number (PIN) kepada orang lain

    2. Tidak mencatat dan menyimpan kode akses/ nomor pribadi SMS banking di tempat yang mudah diketahui orang lain

    3. Periksalah transaksi secara teliti sebelum melakukan konfirmasi atas transaksi tersebut untuk dijalankan

    4. Setiap kali melakukan transaksi, tunggulah beberapa saat hingga menerima respon balik atas transaksi tersebut

    5. Untuk setiap transaksi, nasabah akan menerima pesan notifikasi atas transaksi berupa SMS atau email yang akan tersimpan di dalam inbox. Periksa secara teliti isi notifikasi tersebut dan segera kontak ke bank apabila ada transaksi yang mencurigakan

    6. Jika merasa diketahui oleh orang lain, segera lakukan penggantian PIN

    7. Bilamana SIM Card GSM hilang, dicuri, atau dipindahtangankan kepada pihak lain, segera beritahukan ke cabang bank terdekat atau segera melaporkan ke call center bank tersebut

    8. Hati-hati dengan aplikasi di internet yang merupakan spam atau malware yang mungkin dapat mencuri data-data pribadi dan menyalahgunakannya di kemudian hari

    9. Tidak melakukan transaksi internet di tempat umum seperti warnet, WIFI gratis, karena data-data kita berpotensi dicuri oleh pihak lain dalam jaringan yang sama

    10. Tidak lupa melakukan proses log out setelah selesai melakukan transaksi di internet banking

    11. Jika berganti ponsel, pastikan bahwa semua data-data sudah terhapus untuk menghindari penyalahgunaan oleh pihak lain yang menggunakan ponsel tersebut

    (fab/fab)

  • Kolaborasi Amar Bank dan JULO Ciptakan Layanan Perbankan dan Kredit Terpadu

    Kolaborasi Amar Bank dan JULO Ciptakan Layanan Perbankan dan Kredit Terpadu

    Jakarta, Beritasatu.com – Amar Bank, pelopor inovasi perbankan digital, mengumumkan kolaborasi strategis dengan JULO Group, salah satu platform fintech lending terkemuka di Indonesia. Kolaborasi ini memberikan akses kepada 2,58 juta pengguna JULO untuk memanfaatkan layanan embedded banking dari Amar Bank. Dengan demikian, JULO kini bertransformasi sebagai platform keuangan lengkap, yang mengintegrasikan fitur perbankan dan solusi pinjaman dalam satu aplikasi yang seamless.

    Kemitraan ini mencerminkan komitmen bersama untuk mendorong inklusi keuangan dan membantu jutaan masyarakat Indonesia agar dapat mengakses layanan keuangan. Dengan mengintegrasikan kapabilitas perbankan inovatif dari Amar Bank, JULO Group meningkatkan fitur digital banking pada platform JULO, memungkinkan penggunanya tidak hanya mengakses kredit tetapi juga menikmati layanan perbankan yang dirancang untuk memenuhi berbagai kebutuhan.

    “Di Amar Bank, misi kami adalah mentransformasi dunia perbankan melalui teknologi dan membuatnya dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat,” ujar Presiden Direktur Amar Bank Vishal Tulsian.

    “Kolaborasi dengan JULO Group mewujudkan misi tersebut, memungkinkan kami menjangkau komunitas yang kurang terlayani dan kurang memiliki akses ke perbankan, sekaligus mendukung pertumbuhan JULO sebagai platform yang melampaui solusi kredit. Bersama, kami mengatasi kesenjangan penting dalam layanan keuangan untuk jutaan masyarakat Indonesia,” Vishal.

    Integrasi ini memperkuat posisi JULO sebagai mitra keuangan terpercaya bagi penggunanya, termasuk bagi mereka dari kelompok masyarakat yang kurang terlayani oleh perbankan. Pengguna kini dapat dengan mudah mengelola kebutuhan finansial mereka—dari mengakses pinjaman hingga memanfaatkan layanan perbankan penting—semua dalam satu aplikasi. Pengalaman tanpa hambatan ini mengurangi hambatan akses, membangun kepercayaan, dan mendukung literasi keuangan, membantu pengguna membangun masa depan keuangan yang stabil dengan dukungan plafon kredit fleksibel hingga Rp 50 juta rupiah.

    “Misi JULO selalu untuk memberdayakan jutaan masyarakat Indonesia melalui solusi keuangan yang mudah diakses. Dengan hadirnya layanan embedded banking dari Amar Bank, kami mentransformasi platform kami menjadi solusi yang lebih komprehensif untuk memenuhi kebutuhan keuangan pengguna yang lebih luas. Kolaborasi ini memperkuat komitmen kami terhadap inklusi keuangan dan memberikan nilai lebih besar kepada pelanggan kami,” ujar Direktur JULO Group Adrianus Hitijahubessy.

    Bagi JULO Group, kolaborasi ini merupakan tonggak penting dalam perjalanannya. Dengan mengintegrasikan layanan perbankan dari Amar Bank, JULO meningkatkan layanannya sambil tetap menjaga identitas utamanya sebagai layanan fintech lending. Perkembangan ini memposisikan JULO sebagai platform yang mendukung pemberdayaan finansial, menggabungkan fleksibilitas fintech lending dengan kapabilitas tambahan dari solusi embedded banking.

    Integrasi ini meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan dengan menyediakan alat yang praktis dan nyaman untuk mengelola kebutuhan finansial sehari-hari. Selain itu, hal ini juga meningkatkan daya tarik JULO bagi pengguna baru yang mencari solusi kredit dan perbankan dalam satu pengalaman digital yang terpadu.

    Kolaborasi antara Amar Bank dan JULO mencerminkan visi yang lebih besar untuk mengatasi ketimpangan keuangan dan memberdayakan individu melalui solusi berbasis teknologi. Dampak dari kemitraan ini melampaui sekadar kenyamanan. Hal ini berkontribusi pada terciptanya ekosistem keuangan yang inklusif yang membuka peluang bagi jutaan masyarakat Indonesia, memungkinkan mereka untuk menabung, bertransaksi, dan meningkatkan kemampuan finansial mereka dengan mudah.

  • Industri Buy Now Pay Later Diprediksi Tumbuh 30% Tahun Ini

    Industri Buy Now Pay Later Diprediksi Tumbuh 30% Tahun Ini

    Jakarta, FORTUNE – Pefindo Biro Kredit (IdScore) memproyeksi bahwa industri Buy Now Pay Later (BNPL) atau Pay Later akan bertumbuh 24-30 persen pada 2025. Berdasarkan data yang dihimpun, hingga November 2024 pertumbuhan fasilitas BNPL mencapai 24,53 persen secara tahunan dengan total nilai portofolio kredit mencapai Rp35,14 triliun.

    Penetrasi geografis BNPL/Paylater masih terkonsentrasi di Jawa, terutama di Jabodetabek, dengan pangsa pasar 31,71 persen. Dari sisi pengguna sendiri, generasi muda yang terdiri dari Gen Z dan Millenial masih menjadi kelompok debitur terbesar, dengan persentase 48,27 persen dengan penggunaan untuk lainnya (transaksi untuk QRIS) sebesar 41,9 persen, pembelian di e-commerce 33 persen, pembelian tiket/hotel 21,1 persen.

    “Rata-rata fasilitas per debitur hampir 3 fasilitas/debitur,” ungkap Direktur Utama PEFINDO, Tan Glant Saputrahadi, dalam agenda “Tren dan Pertumbuhan Bisnis Buy Now Pay Later di Indonesia” di Jakarta, Kamis (16/1).

    Proyeksi tersebut sejalan dengan prediksi pertumbuhan portofolio kredit nasional yang juga diperkirakan tumbuh dua digit. Menurut riset dari PEFINDO, bank umum semakin agresif memasuki bisnis BNPL, dengan pertumbuhan year-on-year yang signifikan, mencapai 68,24 persen. 

    “Saat ini bisnis BNPL semakin diterima dan diintegrasikan ke dalam layanan perbankan konvensional,” katanya.

    Sementara itu, tren non-performing loan (NPL) atau kredit bermasalah pada BNPL terus menunjukkan penurunan cukup signifikan. Dari titik tertinggi 6,66 persen pada September 2023, NPL BNPL pada November 2024 berada pada level 3,21 persen. 

    Glant mencermati penurunan signifikan ini didorong oleh perbaikan kualitas portofolio kredit dan akuisisi kredit, terutama di sektor fintech dan dengan semakin banyaknya Bank Buku IV yang terjun ke industri ini.

    Beberapa faktor utama yang memengaruhi portofolio kredit BNPL, antara lain BI Rate, inflasi, indeks konsumsi rumah tangga, dan NPL. 

    “Dengan pengelolaan yang baik terhadap faktor-faktor tersebut, pertumbuhan industri BNPL diharapkan dapat terus berkelanjutan dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional,” ujarnya.

  • Video: Bongkar PR & Peluang Fintech Syariah Dukung Target Ekonomi 8%

    Video: Bongkar PR & Peluang Fintech Syariah Dukung Target Ekonomi 8%

    Jakarta, CNBC Indonesia- Pemerintah Indonesia terus mendorong pengembangan ekonomi digital Tanah Air sebagai sumber pertumbuhan ekonomi nasional menuju target 8%.

    Wakil Ketua Umum Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI) & Chief Executive Oficer Zahir Internasional, Muhammad Ismail menyebutkan pentingnya peran teknologi digitalisasi RI sebagai katalisator pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

    Di era pemerintahan Prabowo Subianto AFSI melihat pentingnya teknologi mendorong ekonomi dalam mencapai 8 program “Asta Cita” pemerintahan Prabowo. Diperkirakan ekonomi digital RI berpotensi mencapai USD 130 Miliar pada tahun 2025 atau berkontribusi 16% dari PDB RI.

    Perkembangan teknologi dalam perekonomian RI disebut Muhammad Ismail sebagai peluas sekaligus tantangan. Dimana meningkatnya adopsi teknologi digitalisasi termasuk Artificial Intelligence (AI) akan mendorong efektifitas dan efisiensi produksi meski di sisi lain persoalan terkait masih rendahnya pemahaman mengenai implementasi teknologi harus menjadi perhatian pemerintah.

    Seperti apa prospek dan tantangan implementasi teknologi dalam ekonomi digital RI? Bagaimana juga potensi pengembangan fintech Syariah di Indonesia? Selengkapnya simak dialog Bramudya Prabowo dengan Wakil Ketua Umum Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI) & Chief Executive Oficer Zahir Internasional, Muhammad Ismail dalam Profit,CNBCIndonesia (Rabu, 15/01/2025)

  • Amar Bank beri akses bagi pengguna JULO untuk pakai “embedded banking”

    Amar Bank beri akses bagi pengguna JULO untuk pakai “embedded banking”

    Jakarta (ANTARA) – PT Bank Amar Indonesia Tbk atau Amar Bank memberikan akses kepada 2,58 juta pengguna platform fintech lending JULO untuk memanfaatkan layanan embedded banking dari bank digital tersebut.

    Integrasi ini memungkinkan pengguna JULO tidak hanya dapat mengakses kredit, tetapi juga menikmati layanan perbankan yang dirancang untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Dengan demikian, akses pinjaman serta pemanfaatan layanan perbankan berada dalam satu aplikasi.

    “Di Amar Bank, misi kami adalah mentransformasi dunia perbankan melalui teknologi dan membuatnya dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat,” kata Presiden Direktur Amar Bank Vishal Tulsian dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

    Vishal mengatakan bahwa kolaborasi dengan JULO Group memungkinkan Amar Bank untuk bisa menjangkau komunitas yang kurang terlayani dan kurang memiliki akses ke perbankan. Kolaborasi ini sekaligus mendukung pertumbuhan JULO sebagai platform yang menurutnya melampaui solusi kredit.

    Amar Bank mencatat, integrasi ini juga memperkuat posisi JULO sebagai mitra keuangan terpercaya bagi penggunanya, termasuk bagi mereka dari kelompok masyarakat yang kurang terlayani oleh perbankan.

    Dengan hadirnya layanan embedded banking dari Amar Bank, Direktur JULO Group Adrianus Hitijahubessy mengatakan bahwa pihaknya mentransformasi platform JULO menjadi solusi yang lebih komprehensif untuk memenuhi kebutuhan keuangan pengguna yang lebih luas.

    “Kolaborasi ini memperkuat komitmen kami terhadap inklusi keuangan dan memberikan nilai lebih besar kepada pelanggan kami,” kata Adrianus.

    Bagi JULO Group, kolaborasi ini merupakan tonggak penting dalam perjalanannya. Dengan mengintegrasikan layanan perbankan dari Amar Bank, JULO berupaya untuk meningkatkan layanannya sambil tetap menjaga identitas utama sebagai layanan fintech lending.

    Menurut JULO, perkembangan ini juga memposisikan sebagai platform yang mendukung pemberdayaan finansial serta menggabungkan fleksibilitas fintech lending dengan kapabilitas tambahan dari solusi embedded banking.

    Integrasi ini, menurut JULO, meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan dengan menyediakan alat yang praktis dan nyaman untuk mengelola kebutuhan finansial sehari-hari. Selain itu, juga meningkatkan daya tarik JULO bagi pengguna baru yang mencari solusi kredit dan perbankan dalam satu pengalaman digital yang terpadu.

    Menurut kedua belah pihak, kolaborasi antara Amar Bank dan JULO mencerminkan visi yang lebih besar untuk mengatasi ketimpangan keuangan dan memberdayakan individu melalui solusi berbasis teknologi.

    Dampak dari kemitraan ini, catat kedua perusahaan, melampaui sekadar kenyamanan. Hal ini turut berkontribusi pada terciptanya ekosistem keuangan yang inklusif yang membuka peluang bagi jutaan masyarakat Indonesia, memungkinkan mereka untuk menabung, bertransaksi, dan meningkatkan kemampuan finansial mereka dengan mudah.

    Pewarta: Rizka Khaerunnisa
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

  • Flip Efisiensikan Rp5 Triliun Dana Masyarakat Saat Transfer

    Flip Efisiensikan Rp5 Triliun Dana Masyarakat Saat Transfer

    Jakarta, FORTUNE – Dalam 4 tahun terakhir, perusahaan fintech Flip telah mampu mengEfisiensikan dana masyarakat sebesar Rp5 triliun saat melakukan Transfer antar rekening bank, pemindahan dana hingga biaya remitansi lainnya. Seperti diketahui, pengguna Flip dapat menikmati transaksi transfer secara gratis.

    “Kami bangga telah membantu lebih dari 15 juta pengguna, termasuk ratusan ribu UMKM, untuk berhemat dan meraih tujuan finansial mereka. Ke depannya, Flip berkomitmen untuk terus memperluas jangkauan layanan dan membangun bisnis berkelanjutan yang mendukung masyarakat dalam bertransaksi dan mengelola keuangan,” kata Co-Founder Flip, Rafi Putra Arriyan melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Senin (13/1). 

    Flip catatkan peningkatan pendapatan

    Jirsak/Shutterstock

    Sejak didirikan pada tahun 2015, Flip juga telah menunjukkan pertumbuhan pesat, terutama setelah meluncurkan aplikasi mobile dan berbagai fitur inovatif seperti layanan remitansi internasional Flip Globe dan solusi pembayaran untuk bisnis Flip for Business.

    Keberhasilan ini juga tercermin dari pertumbuhan transaksi hampir 30 kali lipat dalam 5 tahun terakhir, diiringi peningkatan pendapatan 15 kali lipat pada periode yang sama. Rafi menyebut, kondisi ini mencerminkan tingginya adopsi dan kepercayaan masyarakat terhadap layanan Flip.

    Untuk merayakan ulang tahun ke-9, para pendiri Flip pun mengunjungi beberapa pengguna Flip yang telah setia menggunakan Flip sejak awal berdiri. Kunjungan yang diunggah dalam video di laman akun media sosial Flip ini mengungkapkan perannya dalam membantu pengguna nya berhemat.

    Pengguna Flip dapat menghemat Rp10 juta dalam bertransaksi

    Ilustrasi Pengguna Flip/Dok Flip

    Dalam video yang dibagikan Flip, salah satunya pengguna ialah Anda, seorang Ibu Rumah Tangga yang berbagi cerita dapat menghemat hampir Rp10 juta lewat aplikasi Flip berkat transfer gratis ke banyak rekening bank.

    Selain itu, di berbagai media sosial, para pengguna setia Flip juga berbondong-bondong berbagi cerita pengalaman berhemat lewat flip. Salah satunya adalah Andi, yang berhasil hemat lebih dari Rp 40 juta setelah 5 tahun menggunakan Flip.

  • Milenial dan Gen Z Paling Banyak Tunggak Utang Pinjol, Ini Datanya

    Milenial dan Gen Z Paling Banyak Tunggak Utang Pinjol, Ini Datanya

    Jakarta

    Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkap kelompok usia 19-34 tahun mendominasi menggunakan Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi (LPBBTI) atau Peer-to-Peer Lending (P2P Lending/Pinjaman Online). Generasi itu pula yang paling banyak mengalami kredit macet atau menunggak.

    Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (KE PVML) Agusman mengungkap outstanding pembiayaan terbesar berada pada kelompok 19-34 tahun dengan porsi 51,52% dari total outstanding pinjaman perorangan.

    “Adapun pembiayaan bermasalah didominasi oleh kalangan usia 19-34 tahun dengan porsi 53,48%,” kata Agusman dalam keterangannya, dikutip Sabtu (11/1/2025).

    Kelompok usia 19-34 tahun itu diketahui masuk dalam generasi milenial dan generasi Z. Dalam catatan detikcom, generasi milenial lahir dari tahun 1981-1996, saat ini berusia 29-44 tahun; Gen Z dari tahun 1997-2012, saat ini berusia 13-28 tahun.

    Lebih lanjut, OJK mengungkapkan pada periode November 2024 total utang pinjol tumbuh 27,32% yoy menjadi Rp 75,60 triliun. Angka ini naik dari catatan bulan sebelumnya yakni Rp 72,03 triliun per Agustus 2024.

    “Berdasarkan gender borrower, outstanding pembiayaan kepada gender perempuan mencapai 54,34% dari total outstanding pembiayaan perorangan,” lanjut Agusman.

    Terkait usia yang diperbolehkan menggunakan pinjol telah diatur oleh OJK. Aturan baru bagi pengguna financial technology peer to peer (fintech P2P) lending. Syarat tersebut tertuang dalam Surat Edaran OJK Nomor 19/SEOJK.05/2023 tentang Penyelenggaraan Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi (SEOJK 19/2023). Penerapan aturan baru ini untuk meningkatkan kualitas pendanaan dari Lembaga Pembiayaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi (LPBBTI).

    “Batas usia minimum pemberi dana (lender) dan penerima dana (borrower) adalah 18 tahun atau telah menikah dan penghasilan minimum penerima dana LPBBTI adalah Rp 3.000.000 per bulan,” tulis OJK dalam keterangan resminya.

    (ada/ara)

  • PP 49/2024 Berlaku Mulai 10 Januari 2025

    PP 49/2024 Berlaku Mulai 10 Januari 2025

    jakarta, Beritasatu.com – Aset Kripto Indonesia memasuki era baru dengan beralihnya regulasi pengaturan dan pengawasan aset kripto dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Langkah ini ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 49 Tahun 2024, yang berlaku efektif pada 10 Januari 2025.

    PP Nomor 49 Tahun 2024 mengatur bahwa tugas pengawasan aset keuangan digital, termasuk kripto, kini berada di bawah OJK. Adapun derivatif keuangan berbasis pasar uang dan valuta asing akan diawasi oleh Bank Indonesia (BI).

    Aturan ini merupakan implementasi dari Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK), yang bertujuan untuk memperkuat regulasi di sektor keuangan secara keseluruhan.

    Dengan peralihan ini, setiap kegiatan yang melibatkan aset kripto, mulai dari perdagangan hingga penyelesaian transaksi, harus mematuhi peraturan OJK. Selain itu, infrastruktur pendukung aktivitas aset digital pun wajib memenuhi standar yang telah ditetapkan.

    Langkah ini disambut baik oleh berbagai pihak, termasuk Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Anggota Komisi XI DPR RI Ahmad Najib Qodratullah menyebut, peralihan ini sebagai langkah positif untuk efisiensi regulasi dan stabilitas sektor keuangan digital.

    Namun, ia juga mengingatkan pentingnya harmonisasi kebijakan lintas lembaga untuk menghindari tumpang tindih peraturan.

    “Perlu mekanisme koordinasi yang jelas antara OJK, BI, dan Bappebti. Kesepahaman serta standardisasi regulasi terpadu menjadi kunci untuk memastikan transisi berjalan lancar,” ujar Najib dalam keterangannya, Jumat (10/1/2025).

    Najib juga menyoroti potensi tantangan, seperti peningkatan biaya operasional bagi startup fintech. Ia berharap beban tersebut tidak menghalangi inovasi dalam industri. Selain itu, perlindungan konsumen dan transparansi mekanisme perdagangan harus menjadi prioritas agar sektor ini dapat tumbuh secara berkelanjutan.

    OJK, sebagai lembaga yang akan memegang kendali pengawasan, telah mempersiapkan sejumlah langkah strategis. Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK, Hasan Fawzi, menjelaskan bahwa persiapan dilakukan secara bertahap dengan koordinasi intensif antara OJK, Bappebti, dan pelaku usaha.

    “Seluruh persiapan dilakukan sesuai ketentuan hukum yang berlaku untuk memastikan transisi berjalan lancar tanpa mengganggu operasional industri,” ujarnya dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK belum lama ini.

    Terdapat beberapa regulasi yang dikeluarkan OJK sebagai langkah kongkret. Pertama, OJK telah mengeluarkan Peraturan OJK (POJK) Nomor 27 Tahun 2024 dan Surat Edaran OJK (SEOJK) Nomor 20 Tahun 2024 sebagai landasan hukum baru untuk perdagangan aset kripto.

    Kedua, OJK akan merilis sistem informasi canggih disiapkan untuk memonitor aktivitas aset kripto secara real-time. OJK juga akan menginisiasi panduan untuk membantu pelaku usaha memahami proses peralihan, sementara pelatihan intensif diberikan kepada staf OJK untuk meningkatkan kapasitas pengawasan. Hal ini menjadi poin ketiga dari OJK.

    Sedangkan pada poin keempat regulasi, untuk mencegah penyalahgunaan aset kripto, OJK bekerja sama dengan Kejaksaan Agung, PPATK, dan Kepolisian. Tak ketinggalan, pada poin kelima, OJK telah melakukan evaluasi terhadap pelaku usaha kripto untuk memastikan kepatuhan terhadap prinsip know your entity (KYE).

  • AwanTunai Raih Pendanaan US Juta, Perluas Akses Pembiayaan UMKM

    AwanTunai Raih Pendanaan US$60 Juta, Perluas Akses Pembiayaan UMKM

    Bisnis.com, JAKARTA – AwanTunai telah mengumpulkan pendanaan utang (debt financing) hingga sebesar US$60 juta melalui putaran pembiayaan sindikasi yang dipimpin oleh investor asal Amerika Serikat, Accial Capital.

    Startup fintech yang berfokus pada ekosistem rantai pasok fast moving consumer goods (FMCG) tersebut menyebut pendanaan tersebut melibatkan beberapa perusahaan jasa keuangan global seperti Variant Investments, Developing World Markets (DWM), Swiss responsAbility, Symbiotics, dan Saison Investment Management.

    CEO & Co-founder AwanTunai Dino Setiawan mengatakan pendanaan utang bertujuan mempercepat rencana dalam meningkatkan operasi, memperluas portofolio pinjaman, meningkatkan penyaluran pinjaman, dan memperluas akses pembiayaan bagi UMKM.

    “AwanTunai berfokus pada penyediaan solusi kredit yang terjangkau dan fleksibel bagi UMKM tradisional di Indonesia, khususnya dalam rantai pasok FMCG yang melibatkan warung, grosir, toko kelontong, dan distributor,” kata Dino dalam keterangannya, Jumat (10/1/2025).

    Dia menambahkan layanan yang ditawarkan meliputi pembiayaan pembelian stok atau inventaris toko, pemesanan online terintegrasi, dan solusi manajemen inventaris untuk grosir.

    Dino menuturkan, AwanTunai menjembatani kesenjangan pembiayaan untuk UMKM, menawarkan solusi kredit yang fleksibel untuk bisnis yang belum terlayani, membuka peluang untuk pertumbuhan dan ketahanan.

    Menurutnya, dengan menyediakan pembiayaan yang terjangkau, memungkinkan usaha kecil untuk meningkatkan arus kas, berinvestasi dalam teknologi, serta meningkatkan produktivitas dan profitabilitas – memperkuat ekosistem rantai pasokan Indonesia.

    Dia berpendapat UMKM di Indonesia menghadapi kesenjangan pembiayaan sebesar US$165 miliar, sehingga banyak usaha kecil yang tidak terlayani oleh sistem perbankan tradisional.

    AwanTunai yang didirikan pada 2017 oleh Dino Setiawan, dan Rama Notowidigdo, telah menyalurkan pinjaman lebih dari Rp1 triliun per bulan dengan target meningkat menjadi Rp3 triliun pada akhir 2025. Perusahaan ini mengeklaim suku bunga mereka sekitar 2%.

    “Berbeda dengan banyak pemain fintech lainnya yang mendiversifikasi produk dan wilayah operasional bahkan hingga ke manca negara, kami tetap fokus pada satu sektor dengan permintaan tinggi, yaitu FMCG di Indonesia. Strategi ini menjadi kunci keberhasilan kami,” ujar Dino.

    AwanTunai didukung oleh Insignia Ventures Partners, International Finance Corporation (IFC), Global Brain, BRI Ventures, dan OCBC Ventura, serta sejumlah investor lainnya. Hingga saat ini, AwanTunai telah mengumpulkan lebih dari US$50 juta dalam pendanaan ekuitas dan lebih dari US$100 juta dalam pendanaan utang dari berbagai investor global.

    Pada Maret 2024, AwanTunai menutup putaran pendanaan Seri B senilai US$27,5 juta yang dipimpin oleh kelompok perbankan global dan investor negara, termasuk Norfund, MUFG Innovation Partners (MUIP) dari Jepang, dan OP FinnFund, dana dampak dari Finlandia.