Produk: fintech

  • Komdigi: AI akan Jadi Tulang Punggung Transformasi Digital Indonesia – Page 3

    Komdigi: AI akan Jadi Tulang Punggung Transformasi Digital Indonesia – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Kecerdasan buatan (AI) diproyeksikan menjadi tulang punggung transformasi digital di Indonesia, khususnya dalam mewujudkan pemerintah digital.

    Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Ekosistem Digital Komdigi, Aryo Pamoragung, dalam Rapat Kerja Nasional Kolaborasi Riset dan Inovasi Kecerdasan Artifisial (KORIKA).

    Aryo memaparkan visi Indonesia Digital 2045 yang mencakup tiga pilar utama: pemerintah digital, ekonomi digital, dan masyarakat digital. Ia menekankan bahwa AI akan terintegrasi dengan teknologi lain seperti Internet of Things (IoT), Blockchain, dan Quantum Computing.

    “AI akan menjadi tulang punggung transformasi digital Indonesia,” ujar Aryo melalui keterangan resminya, Kamis (27/2/2025).

    Ia juga menyoroti potensi ekonomi digital Indonesia yang diperkirakan mencapai Rp 946 triliun pada tahun 2030. Untuk mendukung inovasi AI, Aryo menekankan pentingnya sandboxing sebagai mekanisme pengujian dan regulasi adaptif. Pengembangan infrastruktur digital, termasuk 5G, fiber optic, dan keamanan data, juga menjadi prioritas.

    Ketua Dewan Pengawas KORIKA, Bambang Brodjonegoro, menambahkan bahwa pengembangan AI di Indonesia difokuskan pada sektor informasi, jasa keuangan, dan CRM/IRM.

    Prioritas diberikan pada fintech, manufaktur, pendidikan, energi, dan smart city, sementara sektor kesehatan masih bergantung pada impor teknologi.

    Bambang menyoroti tantangan utama dalam pengembangan AI, yaitu kesenjangan talenta digital yang diproyeksikan mencapai 3 juta orang pada tahun 2030. Ia menekankan perlunya tambahan 500 ribu talenta digital per tahun.

    “Keamanan siber menjadi perhatian serius dengan meningkatnya serangan ransomware dan kebocoran data,” tegas Bambang.

    Oleh karena itu, tata kelola dan regulasi yang ketat diperlukan untuk melindungi infrastruktur digital nasional.

  • Cegah Kejahatan Siber, Digital Forensic Rilis Aplikasi IC4

    Cegah Kejahatan Siber, Digital Forensic Rilis Aplikasi IC4

    Bisnis.com, JAKARTA – PT Digital Forensic Indonesia (DFI) meluncurkan aplikasi layanan digital untuk membantu masyarakat mencegah dan menanggulangi berbagai bentuk kejahatan siber bernama Indonesia Cyber Crime Combat Center (IC4).

    CEO sekaligus Founder IC4 Ruby Alamsyah mengatakan masyarakat dapat mengunjungi website dan aplikasi IC4, serta berinteraksi dengan tim support untuk berkonsultasi terkait kejahatan daring, modus operasinya, hingga melakukan pengecekan data digital.

    “Dengan adanya IC4, diharapkan tingkat literasi digital masyarakat meningkat, serta tercipta ekosistem digital yang lebih aman dan tepercaya di Indonesia. Sehingga istilah no viral, no justice tidak akan terjadi lagi karena masyarakat dapat melaporkan kejahatan online secara gratis,” kata Ruby dalam siaran pers, Rabu (26/2/2025).

    IC4 menyediakan berbagai fitur layanan, seperti Cek Data sebagai deteksi awal kejahatan online. Melalui fitur ini, kita dapat mengecek email, link phishing, file/APK, rekening, pesan penipuan, nomor telepon, hingga profil fintech. Selain itu, lewat IC4, kita juga bisa melaporkan kasus kejahatan online.

    IC4 juga menampilkan artikel-artikel pakar yang mengulas tentang kejahatan siber, termasuk modus dan saran pencegahan. Kita juga dapat melakukan take down permanen link/URL terkait kejahatan online dengan cepat untuk mencegah kerugian melalui aplikasi ini.

    Ruby menambahkan korporasi juga bisa memanfaatkan aplikasi IC4 untuk memperkuat sistem keamanan digital. Terutama, perusahaan-perusahaan yang memiliki klien atau langganan dalam jumlah besar.

    “IC4 dapat membantu korporasi meningkatkan keamanan digital di ekosistemnya, seperti melindungi nasabah atau pelanggan,” tambahnya.

    Sebagai informasi, masyarakat dapat mengakses layanan IC4 melalui situs resmi maupun aplikasi yang tersedia di platform Android dan iOS.

  • CFX dorong peningkatan literasi aset kripto bagi generasi muda

    CFX dorong peningkatan literasi aset kripto bagi generasi muda

    Direktur Utama CFX Subani dalam kegiatan CFX Connect di Universitas Binus Alam Sutera, Tangerang, Selasa (26/2/2025) (ANTARA/HO-CFX)

    CFX dorong peningkatan literasi aset kripto bagi generasi muda
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Rabu, 26 Februari 2025 – 14:59 WIB

    Elshinta.com – PT Central Finansial X (CFX), bursa kripto Indonesia yang berlisensi dan diawasi OJK, berkomitmen untuk terus mendorong peningkatan literasi aset kripto bagi masyarakat, terutama generasi muda. Sebagai sosialisasi awal melalui CFX Connect, Direktur Utama CFX Subani menyasar lingkungan akademisi agar dapat mempercepat adopsi aset kripto bagi generasi muda.

    “CFX berharap dapat menciptakan program edukasi dan kampanye melalui seminar dan kolaborasi dengan akademisi guna meningkatkan kesadaran publik terhadap aset kripto. Selain itu, CFX juga ingin mengenalkan konsep manajemen risiko dalam investasi aset kripto, termasuk di dalamnya diversifikasi portofolio,” ujarnya dalam kegiatan di Universitas Binus Alam Sutera, dikutip dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu.

    Berdasarkan data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), sekitar 62 persen pengguna aset kripto di Indonesia berusia 18-30 tahun.

    Dari data tersebut, yang termasuk ke dalam generasi Z dengan kisaran usia 18-24 tahun mencapai 26,9 persen atau setara dengan 5,73 juta pengguna aset kripto dan yang termasuk ke dalam Generasi Milenial dengan kisaran usia 25-30 tahun mencapai 35,1 persen atau setara dengan 7,47 juta pengguna aset kripto.

    “Semoga adanya kegiatan CFX di Binus Alam Sutera ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan mengenai aset keuangan digital termasuk aset kripto. Tentu saja, diharapkan mampu meningkatkan kesiapan para mahasiswa untuk memasuki pasar kerja yang berkaitan dengan fintech, teknologi blockchain, keamanan informasi dan bidang terkait lainnya,” terang Subani.

    Dia menyampaikan, perkembangan ekosistem aset kripto di Indonesia terus berkembang pesat dari tahun ke tahun. Apalagi kini telah hadir CFX sebagai Self Regulatory Organization (SRO) bersama PT Kliring Komoditi Indonesia (KKI) dan PT Kustodian Koin Indonesia (ICC).

    Kehadiran ketiganya sangat penting dalam meningkatkan keamanan maupun tingkat kepercayaan seluruh pengguna aset kripto di Indonesia.

    “Kalau bicara tentang pertumbuhan, kita berharap volume perdagangan tahun ini akan lebih baik dibandingkan 2024. Kenaikan bisa cukup signifikan karena ada produk baru, yakni kripto derivatif yang diluncurkan pada kuartal IV 2024. Pada tahun ini, kontribusi dari kripto derivatif bisa besar karena perdagangan dilakukan secara full year, kalau tahun lalu kan hanya satu kuartal saja,” tambah Subani.

    Adapun jumlah investor kripto di dalam negeri terus bertambah. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat hingga Desember 2024, jumlahnya mencapai 22,91 juta investor atau meningkat dari bulan sebelumnya yang sebanyak 22,1 juta. Pada periode yang sama, nilai transaksi aset kripto tercatat pula mengalami peningkatan sebesar 15,58 persen secara bulanan (mtm) menjadi Rp94,08 triliun.

    Bila dilihat dari perbandingan perkembangan nilai transaksi aset kripto pada tahun 2023 dengan tahun 2024, nilai transaksi aset kripto domestik meningkat lebih dari empat kali lipat di mana sepanjang tahun 2024 nilainya mencapai Rp650,6 triliun. Adapun CFX merupakan bursa berjangka kripto yang diatur oleh pemerintah yang berkomitmen untuk memajukan pasar aset digital di Indonesia.

    Dengan misi membangun infrastruktur yang aman, memastikan kepatuhan regulasi, dan mendorong inovasi, CFX bertujuan untuk memimpin industri dengan menciptakan ekosistem aset digital yang aman, inovatif, dan inklusif.

    Sumber : Antara

  • SIMAK! Berikut Ini Tips Aman Mengajukan Pinjaman di Fintech Lending

    SIMAK! Berikut Ini Tips Aman Mengajukan Pinjaman di Fintech Lending

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Di era digital yang serba cepat, kebutuhan pinjaman uang secara instan semakin meningkat dan menjadi pilihan alternatif masyarakat Indonesia, tak terkecuali di Kota Semarang.

    Baik itu untuk kebutuhan mendesak seperti biaya kesehatan, pendidikan, atau bahkan modal usaha.

    Kini, kamu tidak perlu repot-repot datang ke perbankan atau lembaga keuangan tradisional.

    Solusi praktis seperti pinjaman online atau fintech lending telah hadir untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan proses pengajuan yang cepat, mudah, dan tanpa ribet.

    Namun, sebelum kamu memutuskan untuk mengajukan pinjaman, pahamilah terlebih dahulu keunggulan, termasuk menyimak tips aman dalam memilih layanan fintech lending yang tepat sebagai berikut.

    Apa Itu Fintech Lending?

    Pinjaman online atau lebih dikenal sebagai fintech lending adalah layanan peminjaman dana yang dilakukan secara digital melalui platform teknologi finansial (fintech).

    Dengan proses pengajuan yang sepenuhnya online, kamu tidak perlu bertatap muka atau menyerahkan dokumen fisik.

    Ada beberapa sebab fintech lending ini menjadi pilihan banyak orang saat ini, beberapa di antaranya karena.

    Proses cepat dan mudah.

    Dapat diakses kapan dan di mana saja.

    Persyaratan lebih ringan dibandingkan pinjaman konvensional.

    Karenanya, pinjaman online dapat digunakan untuk berbagai keperluan mulai dari kebutuhan konsumtif seperti belanja hingga kebutuhan produktif seperti modal usaha kecil.

    Keunggulan Utama Fintech Lending

    Pengajuan pinjaman hanya memerlukan beberapa langkah sederhana.

    Kamu cukup mengisi formulir aplikasi, mengunggah dokumen seperti KTP dan bukti penghasilan, serta menunggu proses verifikasi yang cepat.

    Pencairan Dana dalam Hitungan Jam

    Beberapa platform fintech dapat mencairkan dana dalam hitungan jam, bahkan ada yang hanya membutuhkan waktu beberapa menit setelah pengajuan disetujui.

    Banyak platform fintech lending menawarkan pinjaman tanpa jaminan.

    Artinya, kamu tidak perlu menyerahkan aset berharga sebagai syarat mendapatkan pinjaman.

    Persyaratan untuk pinjaman online biasanya terbatas pada dokumen identitas (KTP), bukti penghasilan, dan rekening bank yang aktif.

    Selama memenuhi syarat, kamu bisa mengajukan pinjaman kapan dan di mana saja melalui aplikasi atau situs web fintech.

    Tips Aman Mengajukan Pinjaman Online

    Meskipun mudah dan cepat, kamu tetap perlu berhati-hati dalam memilih platform fintech lending.

    Berikut langkah-langkah aman untuk menghindari risiko yang tidak diinginkan:

    Pilih Platform Terpercaya

    Pastikan platform fintech yang kamu pilih terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

    Ini menjamin bahwa platform tersebut memenuhi standar regulasi dan memberikan perlindungan konsumen.

    Baca Syarat dan Ketentuan dengan Teliti

    Perhatikan bunga pinjaman, biaya tambahan, denda keterlambatan, dan ketentuan lainnya sebelum menyetujui pengajuan.

    Pastikan tidak ada biaya tersembunyi yang dapat memberatkan kamu.

    Ajukan pinjaman sesuai kebutuhan dan kemampuan bayar.

    Jangan tergoda untuk meminjam lebih dari yang diperlukan agar cicilan tetap terjangkau.

    Siapkan Dokumen yang Diperlukan

    Pastikan semua dokumen sudah lengkap sebelum mengajukan pinjaman untuk mempercepat proses verifikasi.

    Pilih Jangka Waktu yang Sesuai

    Pilih tenor pinjaman yang realistis dan sesuai dengan kemampuan keuangan kamu untuk menghindari denda atau bunga tambahan.

    Mengapa Pinjaman Online Bisa Menjadi Solusi Ideal?

    Pinjaman online telah menjadi solusi keuangan yang populer berkat kemudahan proses pengajuan dan pencairannya.

    Baik untuk keperluan konsumtif seperti biaya pendidikan, kesehatan, atau rumah tangga, hingga kebutuhan produktif seperti modal usaha, pinjaman online menawarkan fleksibilitas yang tidak dimiliki oleh pinjaman tradisional.

    Mengapa Memilih AdaKami untuk Pinjaman Online?

    AdaKami adalah salah satu platform fintech terpercaya yang terdaftar di OJK.

    Dengan proses pengajuan yang mudah dan pencairan dana yang cepat, AdaKami memberikan solusi keuangan tanpa ribet.

    Berikut beberapa keunggulan AdaKami:

    Aman dan Terpercaya: Diawasi oleh OJK, sehingga menjamin keamanan data dan transaksi.
    Tanpa Agunan: Kamu bisa mendapatkan pinjaman tanpa perlu menyerahkan aset berharga.
    Bunga Kompetitif: AdaKami menawarkan suku bunga bersaing tanpa biaya tersembunyi.
    Pengajuan Fleksibel: Kamu bisa mengajukan pinjaman kapan saja dan di mana saja melalui aplikasi atau situs web.

    Butuh Pinjaman Online Cepat dan Mudah?

    Segera ajukan pinjaman kamu di AdaKami!

    Nikmati proses pengajuan yang mudah, pencairan dana cepat, dan bunga yang kompetitif.

    AdaKami hadir sebagai solusi keuangan terpercaya untuk kebutuhan kapan dan di mana pun. (*)

  • Soal Digitalisasi, Bos Artajasa Tekankan Pentingnya Talent Development

    Soal Digitalisasi, Bos Artajasa Tekankan Pentingnya Talent Development

    Jakarta, CNBC Indonesia – President Director Artajasa, Armand Hermawan menyebutkan bahwa talent development menjadi hal yang penting dalam digitalisasi di sektor keuangan.

    “Inovasi sudah disiapkan, namun masih ada kebutuhan sumber daya manusia (SDM). Tapi, apakah SDM kita sudah siap dan bisa catch up dengan visi dan misi pemerintah?” jelasnya dalam Digital Economic Forum dengan tema “Digital Innovation in Finance For Rapid and Sustainable Economic Growth,” Selasa, (25/2/2025).

    Apalagi berdasarkan data Bank Indonesia, sebagian besar yang bermasalah dengan pinjaman daring adalah kelas menengah dan generasi muda. Oleh karena itu, pemerintah seharusnya fokus pada talent development yang terus ditingkatkan.

    Armand juga menegaskan bahwa Artajasa dan stakeholder siap untuk mendukung hal ini sebagai bagian kecil. Namun untuk untuk yang lebih luas berada pada tataran pemerintah.

    Seperti diketahui, pada masa kini masyarakat senantiasa mengandalkan platform keuangan digital untuk melakukan berbagai aktivitas keuangan, mulai dari transaksi, menabung, hingga berinvestasi. Masyarakat juga melakukan transaksi digital di hampir semua kesempatan dan tempat baik di ritel modern maupun pedagang kaki lima.

    Didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal, nilai transaksi digital di Indonesia meningkat pesat. Bank Indonesia mencatat pembayaran digital pada 2024 mencapai 34,5 miliar transaksi atau tumbuh 36,1% secara tahunan (year on year/yoy).

    Artajasa sendiri sebagai pionir transaksi elektronis selama 25 tahun telah membangun solusi layanan sistem pembayaran yang terintegrasi, selaras dengan regulasi dan memberikan manfaat bagi ekosistem sistem pembayaran, pelanggan, mitra hingga masyarakat.

    “Artajasa selalu siap mendukung, bank, fintech dan siapapun. Kita tidak bisa tumbuh sendiri dan akan tumbuh bersama dengan finetch, gopay, bank, BPD dan lain-lain,” jelasnya.

    (dpu/dpu)

  • Artajasa Tujukan Komitmen Memperluas Ekosistem Ekonomi Digital

    Artajasa Tujukan Komitmen Memperluas Ekosistem Ekonomi Digital

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Artajasa Pembayaran Elektronis (Artajasa) sebagai penyedia infrastruktur sistem pembayaran elektronis terdepan di Indonesia terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong digitalisasi di sektor keuangan. Komitmen ini diwujudkan melalui gelaran Digital Economic Forum 2025 yang berlangsung di Jakarta (25/02).

    Mengangkat tema “Digital Innovation in Finance for Rapid and Sustainable Economic Growth”, forum yang dihadiri oleh ratusan pelaku industri sistem pembayaran ini membahas soal inovasi dan pengembangan digital yang perlu dilakukan oleh sektor keuangan untuk merealisasikan inklusi keuangan yang lebih luas. Sektor keuangan yang inklusif dinilai mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih cepat dan berkelanjutan.

    Seperti diketahui, digitalisasi dan transformasi teknologi kian masif di berbagai sektor, termasuk sektor keuangan. Kemajuan teknologi ini terlihat dari adanya perubahan pola transaksi keuangan masyarakat dari tunai ke transaksi digital.

    Pada masa kini, masyarakat senantiasa mengandalkan platform keuangan digital untuk melakukan berbagai aktivitas keuangan, mulai dari transaksi, menabung, hingga berinvestasi. Masyarakat juga melakukan transaksi digital di hampir semua kesempatan dan tempat baik di ritel modern maupun pedagang kaki lima.

    Didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal, nilai transaksi digital di Indonesia meningkat pesat. Bank Indonesia mencatat pembayaran digital pada 2024 mencapai 34,5 miliar transaksi atau tumbuh 36,1% secara tahunan (year on year/yoy).

    Secara spesifik, pertumbuhan tertinggi terjadi pada sistem pembayaran QRIS yang tumbuh 186% yoy menjadi 689,07 juta transaksi. Adapun jumlah pengguna QRIS hingga November 2024 telah mencapai 55,02 juta dan jumlah merchant mencapai 35,1 juta, yang mana sebagian besar adalah merchant UMKM.

    Selain itu, Center of Economic and Law Studies (Celios) memperkirakan pembayaran digital untuk tahun 2024 kita prediksikan untuk mencapai Rp2.491,68 triliun. Perkembangan tersebut terlihat jelas di sektor keuangan seiring makin banyaknya orang yang melakukan transaksi keuangan secara digital dalam kehidupan sehari-hari.

    Kendati demikian, pesatnya pertumbuhan transaksi digital juga menyisakan beberapa pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, salah satunya inklusi keuangan. Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2024 menunjukkan indeks literasi keuangan penduduk Indonesia sebesar 65,43%, sementara indeks inklusi keuangan sebesar 75,02%.

    Selain itu, masih ada jutaan masyarakat yang belum terjamah oleh lembaga keuangan formal seperti perbankan. Alhasil, masyarakat tersebut belum bisa memanfaatkan platform keuangan digital dalam kesehariannya.

    Bank Dunia juga mencatat pada 2021 penduduk unbanked di Indonesia mencapai sekitar 97,7 juta orang dewasa atau 48% dari populasi. Artinya, masih dibutuhkan inovasi lembaga keuangan untuk menjangkau masyarakat melalui digitalisasi layanan.

    Sebagai informasi, acara Digital Economic Forum ini dihadiri oleh beberapa narasumber. Di antaranya adalah Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara, Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mirza Adityaswara, President Director & CEO PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk Vikram Sinha.

    Selain itu, ada juga Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Dicky Kartikoyono, Penasihat Khusus Presiden Bidang Ekonomi Bambang Brodjonegoro dan Direktur Utama PT Artajasa Armand Hermawan.

    Armand Hermawan menjelaskan perkembangan digitalisasi di industri sistem pembayaran yang semakin masif menjadi peluang bagi para pelaku sistem pembayaran (bank maupun non bank) untuk berinovasi guna peningkatan berbagai layanan sistem pembayaran digital. Untuk itu, Artajasa sebagai pionir transaksi elektronis terdepan selama 25 tahun telah membangun solusi layanan sistem pembayaran yang terintegrasi, selaras dengan regulasi dan memberikan manfaat bagi ekosistem sistem pembayaran, pelanggan, mitra hingga masyarakat.

    “Dimulai dari mengelola layanan switching, yaitu ATM Bersama, Artajasa secara kontinyu mengimplementasikan layanan transfer antarbank di ATM Bersama secara online dan real-time, menginisiasi lahirnya Asian Payment Network, mempelopori pembuatan Standar Spesifikasi Chip Kartu Debit dan ATM di industri perbankan, Interkoneksi layanan Transfer Dana Antar Switching, mengimplementasikan solusi layanan ATM Bersama Debit, menerapkan layanan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS), meluncurkan layanan Third Party Card Management (TPCM), mengimplementasikan layanan Tarik Tunai Tanpa Kartu Antarbank di jaringan ATM Bersama, mengimplementasikan layanan Bersama Interface Processor (BIP) untuk mendukung Perbankan implementasi BI-Fast, hingga mengimplementasikan layanan QRIS Antarnegara,” jelas Armand.

    Di era digital yang membutuhkan solusi sistem pembayaran yang terpadu saat ini, Artajasa juga menghadirkan solusi Managed Service bagi Institusi keuangan seperti bank dan fintech dalam penyediaan layanan keuangan bagi nasabahnya tanpa harus mengeluarkan biaya investasi yang besar.

    “Artajasa membantu pelanggan dalam menghadirkan layanan yang handal, aman dan efisien kepada nasabah, mulai dari penyediaan infrastruktur hingga tenaga kerja berpengalaman di sistem pembayaran guna menunjang pertumbuhan bisnis pelanggan secara maksimal. Pelanggan dapat memanfaatkan infrastruktur dan sistem yang dimiliki Artajasa dengan skema sewa maupun revenue shared, diantaranya adalah untuk layanan Outsource Switching, layanan delivery channel seperti ATM dan EDC, layanan TPCM dan TPP,” tambah Armand.

    Lebih lanjut Armand mengatakan, dengan ekosistem sistem pembayaran yang semakin besar, Artajasa selalu berupaya menciptakan solusi untuk mendorong perubahan di sistem pembayaran, mengkolaborasikan antara regulator, pelaku industri hingga masyarakat sebagai pengguna yang tentunya akan meningkatkan awareness dan akseptasi pembayaran digital di Indonesia serta pertumbuhan ekonomi nasional.

    (dpu/dpu)

  • OJK Jateng: Sektor Jasa Keuangan Jawa Stabil dan Terjaga 

    OJK Jateng: Sektor Jasa Keuangan Jawa Stabil dan Terjaga 

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jawa Tengah menilai kondisi sektor jasa keuangan di Provinsi Jawa Tengah per Desember 2024 dalam kondisi stabil didukung dengan likuiditas yang memadai dan tingkat risiko yang terjaga.

    Tercatat, Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat 5,01 persen (yoy) menjadi sebesar Rp465,44 triliun.

    Adapun kredit yang disalurkan tumbuh sebesar 3,25 persen (yoy) menjadi sebesar Rp424,65 triliun dengan risiko kredit (NPL) sebesar 5,09 persen. 

    DPK Bank Umum tercatat tumbuh sebesar Rp425,11 triliun atau sebesar 5,16 persen (yoy). Total Kredit Bank Umum di Jawa Tengah mencapai Rp386,5 triliun tumbuh sebesar 3,43 persen (yoy). 

    “NPL Bank Umum di Jawa Tengah sebesar Rp15,84 triliun atau 4,10 persen, namun demikian pencadangan kredit bermasalah cukup baik sehingga rasio NPL Netto terjaga di angka 2,47 persen,” kata Kepala OJK Jateng Sumarjono pada Media Briefing & Sosialisasi IASC di kantor OJK Jateng, Selasa (25/2/2025).

    Sementara itu, kinerja intermediasi Bank Umum di Jawa Tengah terjaga dengan total Loan to Deposit Ratio (LDR) 89,61 persen.

    Selanjutnya, DPK BPR/S di Jawa Tengah tumbuh sebesar 3,43 persen (yoy) sebesar Rp40,33 triliun. Total Kredit BPR/S di Jawa Tengah mencapai Rp38,10 triliun naik 1,44 persen (yoy). 

    Perkembangan kinerja Perbankan Syariah, DPK tumbuh 19,75 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp40,07 triliun. Adapun pembiayaan yang disalurkan tumbuh sebesar 26,99 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp33,65 triliun dengan rasio NPF sebesar 4,63 persen.

    Pada sektor Industri Keuangan Non-Bank (IKNB), per Desember 2024, perusahaan pembiayaan di Jawa Tengah mencatatkan nilai piutang pembiayaan tumbuh sebesar 9,42 persen yoy mencapai Rp33,17 triliun dengan NPF sebesar 3,33 persen.

    Sementara itu, modal ventura di Jawa Tengah mengalami penurunan penyaluran sebesar 10,93 persen yoy dengan total nominal sebesar Rp1,02 triliun.

    Sedangkan aset Dana Pensiun di Jawa Tengah tercatat tumbuh sebesar 3,68 persen (yoy) mencapai Rp6,87 triliun. 

    Jumlah penyelenggara fintech peer to peer lending berizin OJK sampai dengan posisi 31 Desember 2024 sebanyak 97 penyelenggara yang terdiri dari 90 penyelenggara konvensional dan 7 penyelenggara dengan sistem syariah.

    Kinerja fintech peer to peer (P2P) Lending di Jawa Tengah tercatat tumbuh positif meningkat sebesar 38,42 persen (yoy) dengan outstanding pinjaman mencapai Rp6,43 triliun.

    TWP 90 P2P lending per Desember 2024 tercatat sebesar 2,49 persen atau menurun dari tahun sebelumnya sebesar 2,74 persen.

    Sementara itu, Perusahaan Penjaminan di Jawa Tengah posisi bulan Desember 2024 mencatatkan peningkatan aset sebesar 11,32 persen (yoy) menjadi sebesar Rp537 miliar dengan outstanding pembiayaan sebesar Rp4,01 triliun.

    Industri Pergadaian di Jawa Tengah juga tumbuh sebesar 28,28 persen (yoy) mencapai Rp6,59 triliun

    “Provinsi Jawa Tengah tercatat memiliki jumlah Lembaga Keuangan Mikro (LKM) terbanyak secara nasional yakni sebanyak 112 LKM dengan penyaluran pinjaman yang diberikan mencapai Rp470 milliar atau tumbuh 5,06 persen (yoy) dengan jumlah aset sebesar Rp736 miliar tumbuh 16,01 persen (yoy),” tambahnya.

    Perkembangan Kinerja IJK sektor Pasar Modal, transaksi Pasar Modal di Jawa Tengah didominasi oleh investor individu dengan jumlah SID Saham mencapai 751.382 investor pada Desember 2024 dengan nilai transaksi Rp16,35 triliun.

    Sementara itu jumlah SID reksadana dan SBN juga meningkat masing-masing 15,04 persen dan 20,75 persen. (*)

  • Digitalisasi Bukan Hanya Slogan. Mau Bukti?

    Digitalisasi Bukan Hanya Slogan. Mau Bukti?

    Jakarta, CNBC Indonesia – President Director Artajasa, Armand Hermawan mengatakan bahwa digitalisasi dalam industri keuangan bukan hanya slogan apalagi didukung dengan inklusi keuangan. Oleh karena itu Artajasa dan juga stakeholder akan terus berinovasi agar masyarakat bisa merasakan manfaat digitalisasi tersebut.

    “Digitalisasi itu bukan slogan, akan terus ada produk-produk yang dicerna masyarakat,” ungkapArmand dalam Digital Economic Forum dengan tema “Digital Innovation in Finance For Rapid and Sustainable Economic Growth,” Selasa, (25/2/2025).

    Apalagi menurut Armand, ke depan inovasi ini akan berfokus kepada pelanggan dan customer experience. Di sisi lain, bukti bahwa digitalisasi bukan hanya slogan adalah dengan lonjakan pengguna QRIS yang mencapai 6,5 juta penguna pada 2025 dengan transaksi Rp 6,5 miliar.

    “Karena itu kami ke depan akan memiliki QRIS TAP yang akan makin memudahkan dan tentu saja infrastrukturnya akan terus dibangun agar terus membaik,” rinci Armand.

    Selain itu, yang tidak kalah penting untuk mencapai digitalisasi yang bukan hanya omon-omon adalah cyber security.

    “Kami akan memastikan akan makin cepat, makin mudah, makin andal, dan makin aman agar masyarakat makin mudah dan nyaman melakukan transaksi keuangan,” kata Armand.

    Untuk diketahui, Artajasa siap mendukungekosistem pembayaran yang andal dan aman di Indonesia. Untuk itu lanjut Armand, pihaknya tidak segan untuk melakukan inovasi dan juga kerja sama dengan berbagai pihak dalam menghadirkan teknologi baru untuk mendukung sektor jasa keuangan.

    “Artajasa selalu siap mendukung, bank, fintech dan siapapun. Kita tidak bisa tumbuh sendiri dan akan tumbuh bersama dengan finetch, gopay, bank, bpd dan lain-lain. Saat ini atm bersama telah konek, 500 link provider, convicence store, logistik, BPJS kesehatan dan lain-lain,” kata Armand

    Ia mengungkapkan, selama 25 tahun ini perkembangan teknologi digital sangat cepat. Hal terlihat dari sistem pembayaran atau transaksi di industri jasa keuangan. Di mana tahun 90an ATM sangat diandalkan untuk transaksi keuangan, kini pergeseran telah terjadi dengan adanya mesin EDC, Internet Banking, Emoney, hingga QRIS.

    Pada masa kini, masyarakat senantiasa mengandalkan platform keuangan digital untuk melakukan berbagai aktivitas keuangan, mulai dari transaksi, menabung, hingga berinvestasi. Masyarakat juga melakukan transaksi digital di hampir semua kesempatan dan tempat baik di ritel modern maupun pedagang kaki lima.

    Didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal, nilai transaksi digital di Indonesia meningkat pesat. Bank Indonesia mencatat pembayaran digital pada 2024 mencapai 34,5 miliar transaksi atau tumbuh 36,1% secara tahunan (year on year/yoy).

    Secara spesifik, pertumbuhan tertinggi terjadi pada sistem pembayaran QRIS yang tumbuh 186% yoy menjadi 689,07 juta transaksi. Adapun jumlah pengguna QRIS hingga November 2024 telah mencapai 55,02 juta dan jumlah merchant mencapai 35,1 juta, yang mana sebagian besar adalah merchant UMKM.

    (dpu/dpu)

  • Bos Artajasa Sebut Transformasi Digital Bisa Mulus Lewat Hal Ini!

    Bos Artajasa Sebut Transformasi Digital Bisa Mulus Lewat Hal Ini!

    Jakarta, CNBC Indonesia – President Director Artajasa, Armand Hermawan mengakui bahwa digitalisasi dan transformasi teknologi kian masif di berbagai sektor, termasuk sektor keuangan.

    Melihat hal itu dibutuhkan talenta atau sumber daya manusia handal yang bisa mendorong transformasi digital ke depan lebih baik lagi.

    “Transformasi digital butuh talenta development, dan sinergi semua bersama, ada digital bank, bank konvensional, fintech, ovo, gopay, BPD, semua ini yang harus kita sama-sama melakukan transformasi digital,” terangnya dalam Digital Economic Forum dengan tema “Digital Innovation in Finance For Rapid and Sustainable Economic Growth,” Selasa, (25/2/2025).

    Seperti diketahui, pada masa kini masyarakat senantiasa mengandalkan platform keuangan digital untuk melakukan berbagai aktivitas keuangan, mulai dari transaksi, menabung, hingga berinvestasi. Masyarakat juga melakukan transaksi digital di hampir semua kesempatan dan tempat baik di ritel modern maupun pedagang kaki lima.

    Didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal, nilai transaksi digital di Indonesia meningkat pesat. Bank Indonesia mencatat pembayaran digital pada 2024 mencapai 34,5 miliar transaksi atau tumbuh 36,1% secara tahunan (year on year/yoy).

    Artajasa sendiri sebagai pionir transaksi elektronis selama 25 tahun telah membangun solusi layanan sistem pembayaran yang terintegrasi, selaras dengan regulasi dan memberikan manfaat bagi ekosistem sistem pembayaran, pelanggan, mitra hingga masyarakat.

    “Artajasa selalu siap mendukung, bank, fintech dan siapapun. Kita tidak bisa tumbuh sendiri dan akan tumbuh bersama dengan finetch, gopay, bank, BPD dan lain-lain,” jelasnya.

    (dpu/dpu)

  • Rosan Tegaskan Tak Perlu Mundur Sebagai Menteri Usai Dilantik jadi Bos Danantara

    Rosan Tegaskan Tak Perlu Mundur Sebagai Menteri Usai Dilantik jadi Bos Danantara

    Bisnis.com, JAKARTA – Chief Executive Officer (CEO) Danantara, Rosan Perkasa Roeslani menegaskan bahwa dirinya tidak perlu mundur dari jabatannya sebagai Menteri Investasi dan Hilirisasi Indonesia.

    Menurut Rosan, kedua posisi tersebut dapat berjalan beriringan dan saling mendukung meskipun kini memimpin lembaga pengelola investasi tersebut. Mengingat tupoksi pekerjaannya beririsan. 

    “Justru ini akan menciptakan sinergi yang sangat baik ke depannya. Dengan ini, kami tidak hanya mengurus roadmap investasi atau perizinan saja, tetapi kami bisa mengkombinasikan dan mengakselerasi berbagai inisiatif dengan dana yang ada di kami,” katanya di Istana Merdeka, Senin (24/2/2025).

    Rosan mengungkapkan bahwa struktur ini sejalan dengan praktik yang diterapkan di banyak negara, seperti Uni Emirat Arab (UEA), di mana Menteri Investasi juga merangkap sebagai kepala Sovereign Wealth Fund.

    “Di banyak negara seperti di UEA, Menteri Investasinya juga kepala dari Sovereign Wealth Fund-nya. Jadi, ini adalah terobosan yang baru dan memberikan peluang sinergi lebih besar,” imbuhnya. 

    Meskipun ada pihak yang mungkin mempertanyakan kewajaran menjalankan dua peran sekaligus, tetapi Rosan menegaskan bahwa hal ini tidak menjadi masalah baginya.

    Penyebabnya, kata Rosan, dengan struktur ini, pemerintah berharap dapat lebih mempercepat pengelolaan dan pengembangan investasi di Indonesia, serta mendorong pertumbuhan ekonomi melalui sinergi antara pemerintah dan Danantara. 

    “Kami berjalan beriringan. Tidak ada masalah dengan hal itu,” tegas Rosan.

    Berbeda keputusan, Chief Investment Officer (CIO) BPI Danantara Pandu Patria Sjahrir memastikan akan mengundurkan diri dari jabatan sebagai Wakil Direktur Utama atau Wadirut PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA). 

    “Jabatan itu semua harus saya let it go,” ujarnya kepada Bisnis di kompleks Istana Kepresidenan, Senin (24/2/2025).

    Kendati demikian, Ketua Umum Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) ini mengaku dirinya hanya akan mundur untuk posisi-posisi yang berhubungan dengan industri dan bisnis. Namun, akan tetap menjalankan jabatan dalam lingkup organisasi. 

    “Kalau AFTECH beda itu kan organisasi ya, kalau yang buat bisnis dan segala yang lain saya harus mengundurkan diri,” pungkas Pandu.