Produk: fintech

  • Dukung Ekonomi Digital, Asosiasi Sebut RI Butuh 100 Data Center Baru

    Dukung Ekonomi Digital, Asosiasi Sebut RI Butuh 100 Data Center Baru

    Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Data Center Indonesia (IDPRO) menilai tantangan Indonesia tidak hanya soal jumlah, tetapi juga kualitas infrastruktur yang mencakup kapasitas penyimpanan data, konektivitas, kesiapan regulasi, dan ekosistem digital yang mendukung data center.

    Ketua umum IDPRO Hendra Suryakusuma menjelaskan dengan jumlah penduduk mencapai 280 juta jiwa dan pertumbuhan populasi 1,2% per tahun, kebutuhan akan data center di Indonesia sangat besar. 

    Terlebih, akselerasi transformasi digital di sektor publik maupun swasta semakin masif, mencakup e-commerce, fintech, layanan kesehatan digital, hingga penggunaan machine learning dan kecerdasan buatan (AI).

    “Potensinya bisa menumbuhkembangkan lebih dari 2 sampai 3 Gigawatt dalam 10 tahun ke depan. Kalau satu data center rata-rata butuh 30 Megawatt, berarti kita butuh sekitar 100 data center baru,” kata Hendra kepada Bisnis, Kamis (24/4/2025).

    Dalam catatan Bisnis, Indonesia tercatat baru memiliki sekitar 430 data center. Angka ini masih di bawah Malaysia yang memiliki 532 fasilitas. Jumlah tersebut jauh tertinggal dari Singapura yang mengoperasikan 717 data center, meski secara geografis lebih kecil.

    Lebih lanjut, Hendra mengungkapkan tiga faktor utama yang menghambat pertumbuhan data center di Indonesia. 

    Pertama, aspek perizinan dan kepastian hukum masih menjadi tantangan besar, terutama untuk pembangunan data center skala besar (hyperscale). Prosesnya dinilai masih kompleks dan memakan waktu.

    Permasalahan kedua adalah terkait dengan isu insentif perpajakan dan biaya energi yang juga menjadi sorotan. 

    “Data center itu power hungry, butuh pasokan listrik yang besar dan stabil, ditambah konektivitas fiber optik yang handal,” ujarnya.

    Ketiga, ekosistem dan permintaan domestik belum sekuat Singapura yang telah menjadi hub data center regional untuk Asia Pasifik, melayani sektor keuangan hingga perminyakan. 

    Menurutnya, Indonesia masih dalam tahap membangun permintaan domestik maupun internasional. Namun, dirinya optimistis bahwa dengan konsep kedaulatan digital, pusat-pusat data akan semakin banyak bermigrasi ke Indonesia.

    Terkait dengan potensi kedepannya, Hendra mencatat ada sekitar 15 proyek baru yang sedang direncanakan atau dalam tahap konstruksi.

    Proyek tersebut berasa dari sejumlah perusahaan anggota IDPRO seperti DCI sampai Telkom Sigma yang sedang memperluas kapasitas data center mereka.

    Batam, kata Hendra  menjadi salah satu wilayah yang menarik perhatian. Nongsa Digital Park, misalnya, telah menarik 10 investor besar untuk membangun pusat data dengan total kapasitas hingga 400 Megawatt.

    “Dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dan ekonomi digital yang terus tumbuh, Indonesia seharusnya bisa menjadi digital hub Asia Pasifik,” pungkas Hendra.

  • Maybank Indonesia raih Euromoney Private Banking Awards 2025

    Maybank Indonesia raih Euromoney Private Banking Awards 2025

    Jakarta (ANTARA) – PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (Maybank Indonesia) meraih dua penghargaan dalam ajang Euromoney Private Banking Awards 2025.

    Maybank Indonesia dinobatkan sebagai Indonesia’s Best for High Net Worth dan Indonesia’s Best for Digital Solutions.

    “Kami sangat bersyukur dan bangga atas penghargaan yang diberikan oleh Euromoney. Pengakuan ini merupakan bukti nyata dari komitmen kami dalam menghadirkan layanan wealth management terbaik bagi nasabah High Net Worth, sekaligus memperkuat posisi kami sebagai pemimpin dalam solusi investasi digital di Indonesia,” kata Head Wealth Management & Segmentation Maybank Indonesia Aliang Sumitro dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.

    Euromoney Private Banking Awards merupakan ajang penghargaan bergengsi yang diberikan kepada institusi keuangan dengan layanan private banking dan wealth management terbaik di berbagai negara.

    Penghargaan Indonesia’s Best for High Net Worth diberikan kepada Maybank Indonesia atas keunggulannya dalam memberikan layanan eksklusif bagi nasabah dengan kekayaan tinggi (High Net Worth), sementara penghargaan Indonesia’s Best for Digital Solutions mengakui inovasi Maybank Indonesia dalam menyediakan solusi investasi digital yang efisien dan aman.

    Head Digital Banking Maybank Indonesia Charles Budiman menambahkan di era digital ini Maybank Indonesia berkomitmen untuk selalu menghadirkan inovasi digital yang relevan mengikuti kebutuhan nasabah.

    “Di era digital ini, kebutuhan nasabah terus berkembang, dan Maybank Indonesia berkomitmen untuk selalu menghadirkan inovasi digital yang relevan agar dapat memberikan pengalaman perbankan yang seamless dan sesuai dengan kebutuhan nasabah masa kini,” jelasnya.

    Keberhasilan Maybank Indonesia meraih dua penghargaan ini tidak terlepas dari strategi wealth management yang kuat dan inovasi dalam layanan digital.

    Selain itu, beberapa faktor utama yang menjadi kunci kemenangan yakni, pertama, Maybank Indonesia memiliki pangsa pasar yang solid di segmen High Net Worth dan pendekatan menyeluruh yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik bagi segmen nasabah ini.

    Para nasabah diberikan beragam produk investasi, mulai dari reksa dana, obligasi, hingga perencanaan keuangan yang disesuaikan dengan profil risiko nasabah.

    Kedua, jajaran tim penasihat keuangan yang berpengalaman dan berorientasi pada solusi terbaik siap memberikan layanan personalisasi yang memastikan nasabah mendapatkan strategi investasi yang optimal.

    Ketiga, layanan Maybank Premier yang menawarkan pengalaman perbankan prioritas yang komprehensif dan terpersonalisasi, melalui tiga pilar utama yang mengombinasikan financial wellness, lifestyle enrichment, dan relationship excellence.

    Keempat, adanya inovasi digital.Tersedia berbagai solusi berbasis digital di Maybank Indonesia, termasuk mobile banking, Wealth Management tools, serta platform komunikasi dan data onboarding yang modern.

    Lebih lanjut, Head Wealth Management & Segmentation Maybank Indonesia Aliang Sumitro menjelaskan, penghargaan dari Euromoney Private Banking Awards 2025 semakin memperkokoh posisi Maybank Indonesia sebagai salah satu bank terdepan dalam layanan wealth management dan investasi digital.

    Pengakuan ini tidak hanya meningkatkan kredibilitas bank di mata nasabah dan investor, tetapi juga memberikan keunggulan kompetitif dalam menarik dan mempertahankan nasabah premier.

    “Penghargaan ini juga menjadi bukti bahwa industri wealth management di Indonesia semakin berkembang ke arah digitalisasi dan personalisasi layanan,” tuturnya.

    Untuk mempertahankan dan meningkatkan pencapaian ini, Maybank Indonesia akan terus berinovasi dalam layanan digital, meningkatkan pengalaman pengguna dalam M2U ID App, serta memperkuat kerja sama dengan berbagai institusi keuangan dan fintech.

    “Kami akan terus berinvestasi dalam teknologi dan pengembangan sumber daya manusia agar dapat memberikan layanan wealth management dan investasi digital yang lebih canggih dan relevan. Kami juga akan memperkuat sinergi dengan mitra strategis serta meningkatkan keamanan digital untuk memastikan pengalaman investasi yang aman dan terpercaya bagi seluruh nasabah kami,” ungkap Aliang.

    Pewarta: Bayu Saputra
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

  • OJK Infinity 2.0 dukung pendanaan industri kreatif secara pentaheliks

    OJK Infinity 2.0 dukung pendanaan industri kreatif secara pentaheliks

    Keberadaan pusat inovasi OJK ini bertujuan untuk menjadi episentrum menjawab tantangan dan dinamika inovasi keuangan digital di Indonesia.

    Jakarta (ANTARA) – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendukung pengembangan skema pembiayaan inovatif untuk industri kreatif dengan konsep kolaborasi pentaheliks melalui platform OJK Innovation Centre for Digital Financial Technology (OJK Infinity) 2.0.

    OJK bersama Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) dan Kedutaan Besar Swiss di Indonesia meluncurkan platform tersebut, di Jakarta, Kamis.

    “Keberadaan pusat inovasi OJK ini bertujuan untuk menjadi episentrum menjawab tantangan dan dinamika inovasi keuangan digital di Indonesia,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto (IAKD) OJK Hasan Fawzi.

    Ia menyampaikan bahwa OJK Infinity 2.0 dirancang untuk berperan sebagai akselerator bagi para pelaku dan inovator di bidang ITSK; pusat pertukaran ide, riset, dan pengembangan; serta wadah perumusan kebijakan dan pembentukan standar bersama.

    Agar dapat memenuhi tujuan tersebut, ia mengatakan bahwa OJK Infinity 2.0 melibatkan para pelaku usaha dan stakeholders dari berbagai elemen dengan pendekatan pentaheliks.

    Hasan menuturkan bahwa konsep tersebut mengedepankan sinergi antara pemerintah selaku pembuat kebijakan; pelaku usaha sebagai inovator dan penggerak pasar; akademisi sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan riset; media sebagai saluran literasi publik; serta masyarakat sebagai konsumen dan penerima manfaat.

    Ia mengatakan bahwa konsep pentaheliks tersebut diwujudkan dalam sejumlah inisiatif dan program kerja.

    “Dan untuk tahun 2025 ini, OJK Infinity 2.0 telah dan akan menjalankan berbagai program utama yang bersifat strategis dan berdampak nasional, seperti yang pertama, pengembangan skema pendanaan industri kreatif, seperti game, musik, film, dan animasi berbasis Web3 bekerja sama dengan Kementerian Ekonomi Kreatif,” ujarnya.

    Hasan menyatakan bahwa inisiatif lainnya adalah penyelenggaraan kompetisi “Infinity Hackathon” dengan tema pengembangan blockchain di Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Ekonomi Kreatif dan Asosiasi Blockchain Indonesia.

    Selain itu, pihaknya juga tengah menjalankan program digitalisasi industri sapi perah bekerja sama dengan International Labour Organization (ILO) dan Asosiasi Fintech Indonesia, dengan dukungan penuh dari Pemerintah Swiss melalui Kedutaan Besar Swiss di Indonesia.

    Peluncuran OJK Infinity 2.0 hari ini juga disertai dengan pemilihan perdana “Beyond Infinity”, media publlikasi dan komunikasi OJK Infinity 2.0 untuk seluruh pemangku kepentingan.

    “Dan pada edisi perdana ini, topik yang kami angkat adalah terkait keamanan siber yang tentu topik yang relevan untuk terus kita kedepankan di tengah-tengah semakin meningkatnya ancaman dan serangan siber di sektor keuangan,” ujar Hasan.

    OJK Infinity 2.0 merupakan revitalisasi dari platform OJK Infinity yang telah dirilis pada 20 Agustus 2018.

    Pewarta: Uyu Septiyati Liman
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

  • Gandeng DANA, PINTU gelar edukasi kripto untuk kalangan profesional

    Gandeng DANA, PINTU gelar edukasi kripto untuk kalangan profesional

    Jakarta (ANTARA) – Aplikasi investasi kripto PT Pintu Kemana Saja (PINTU) menggelar program literasi dan edukasi mengenai aset kripto dan teknologi blockchain untuk kalangan profesional melalui Pintu Goes to Office, berkolaborasi dengan PT Espay Debit Indonesia Koe (DANA).

    “Setelah sukses menggelar Pintu Goes to Office pertama pada Maret 2025, kami kembali menghadirkan program edukasi dan literasi kali ini di kantor DANA,” kata Chief Marketing Officer PINTU Timothius Martin dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.

    Timo mengatakan, kolaborasi dan partisipasi aktif guna mendorong peningkatan kesadaran dan penetrasi aset kripto menjadi bagian dari komitmen perusahaan untuk mendukung kemajuan industri aset kripto di Indonesia.

    Menurutnya, potensi aset kripto masih sangat besar. Oleh sebab itu, PINTU akan melanjutkan program edukasi dan literasi yang diharapkan dapat memberikan informasi menyeluruh tentang aset kripto, potensi, dan risikonya.

    Timo pun mengapresiasi DANA yang telah memberikan kesempatan bagi PINTU untuk berbagi wawasan dan pengetahuan seputar aset kripto dan teknologi blockchain yang saat ini tengah menjadi perhatian masyarakat luas.

    Sementara itu, Director of Communications DANA Indonesia Olavina Harahap berharap, kolaborasi edukasi antar-industri tekfin yang inovatif bisa terus berjalan untuk menciptakan ekosistem digital yang aman, sehat, dan berkelanjutan.

    Menurutnya, diskusi mengenai aset kripto menjadi pembahasan yang menarik sekaligus menambah pengetahuan lebih dalam mengenai instrumen investasi kripto yang masih relatif baru namun terus mengalami perkembangan positif.

    “Kami mendukung penuh program edukasi dan literasi yang dilakukan oleh PINTU. Sesuai dengan visi kami, edukasi adalah bagian dari upaya yang kami untuk terus meningkatkan literasi dan menyejahterakan keuangan masyarakat Indonesia,” kata Olavina.

    Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), transaksi aset kripto pada Januari 2025 mencapai Rp44,07 triliun. Sementara itu, pasar industri fintech Indonesia pada 2025 diperkirakan mencapai 20,93 miliar dolar AS atau sekitar Rp341,1 triliun.

    Menurut perusahaan, tingginya potensi dan volume transaksi di kedua sektor ini mencerminkan masa depan yang menjanjikan bagi industri kripto dan fintech di Indonesia.

    Pewarta: Rizka Khaerunnisa
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

  • Telkomsel Masuk Top 5 GLOMO Awards 2025 atas Inovasi Telco Verify

    Telkomsel Masuk Top 5 GLOMO Awards 2025 atas Inovasi Telco Verify

    Jakarta

    Telkomsel masuk daftar Top 5 (shortlisted) pada ajang Global Mobile Awards (GLOMO) 2025 untuk kategori Open Gateway Challenge.

    Penghargaan ini diberikan atas inovasi Telkomsel melalui Telco Verify, solusi autentikasi berbasis jaringan seluler yang diimplementasikan pada aplikasi mobile banking BRImo dari Bank Rakyat Indonesia (BRI).

    Melalui Telco Verify, pengguna BRImo dapat melakukan autentikasi secara otomatis tanpa kata sandi maupun kode One-Time Password (OTP). Proses verifikasi pun berlangsung real-time, serta lebih andal karena memanfaatkan teknologi berbasis jaringan seluler.

    Solusi ini juga mengadopsi kerangka kerja GSMA Open Gateway dan menggunakan API yang terstandarisasi, sehingga kapabilitas keamanan serupa dapat diperluas ke luar jaringan Telkomsel.

    “Terpilihnya Telkomsel sebagai Top 5 di GLOMO Awards 2025 menjadi pemicu untuk terus berinovasi dalam menghadirkan solusi digital yang lebih aman dan andal,” ujar VP Data Solutions and Digital Financial Services Telkomsel, Alfian Manullang dalam keterangan tertulis, Kamis (24/4/2025).

    “Telco Verify terbukti efektif meminimalisir potensi kerugian finansial serta risiko reputasi akibat serangan siber. Kami akan terus memperkuat komitmen mengakselerasi transformasi digital yang aman, meningkatkan kepercayaan terhadap layanan perbankan digital, sekaligus berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi digital Indonesia,” imbuhnya.

    Sejak mengimplementasikan Telco Verify pada November 2024, BRImo telah menurunkan kasus social engineering attacks hingga 70,21%.

    Dengan verifikasi identitas otomatis, nasabah BRImo memperoleh perlindungan maksimal atas data pribadinya, sehingga semakin nyaman dan yakin dalam memanfaatkan layanan perbankan digital.

    Sebagai informasi, GLOMO Awards merupakan penghargaan di industri telekomunikasi yang diselenggarakan oleh GSMA, organisasi nirlaba yang mewakili operator seluler di seluruh dunia sejak 1996.

    Tahun ini, GLOMO Awards digelar di Mobile World Congress (MWC) Barcelona pada 5 Maret lalu, menghadirkan panel juri yang terdiri dari 200 analis, perwakilan media, dan pakar industri global.

    Adapun GSMA Open Gateway adalah kerangka kerja common network APIs yang dirancang untuk memberikan akses universal ke jaringan operator bagi para pengembang.

    Dengan demikian, pengembang dan penyedia layanan dapat meningkatkan serta menerapkan layanan dengan lebih cepat di berbagai jaringan operator, cukup melalui satu titik akses – ke platform konektivitas terbesar di dunia.

    Open Gateway Challenge memberikan apresiasi kepada para inovator yang memanfaatkan Public CAMARA APIs guna menciptakan layanan komersial yang:

    Memanfaatkan beberapa API dari satu atau lebih operator seluler,

    Menjadi solusi bagi pasar lokal dan/atau internasional,

    Mampu membuktikan nilai bisnis yang tercipta di industri tertentu, misalnya FinTech (pengurangan risiko penipuan) atau Otomotif (telemetri real-time).

    Informasi selengkapnya tentang solusi Telco Verify dan ragam solusi digital Telkomsel lainnya dapat diakses melalui tsel.id/enterprise.

    (ega/ega)

  • Edukasi Kripto Kian Luas Tak Hanya Menyasar Milenial Tapi Kalangan Profesional

    Edukasi Kripto Kian Luas Tak Hanya Menyasar Milenial Tapi Kalangan Profesional

    Jakarta: Tren investasi aset digital terus berkembang, tidak hanya menyasar kalangan milenial dan Gen Z. Kini, kalangan profesional pun mulai dilirik sebagai target edukasi industri kripto. 
     
    Melihat peluang ini, PT Pintu Kemana Saja (PINTU) memperluas jangkauan edukasi mereka melalui program bertajuk Pintu Goes to Office. PINTU menggandeng PT Espay Debit Indonesia Koe (DANA) untuk memberikan edukasi tentang Crypto Office Hour, di kantor pusat DANA, Jakarta.
    Edukasi lewat kolaborasi strategis
    Melalui kerja sama dengan DANA, PINTU berharap bisa menjangkau lebih banyak kalangan profesional yang memiliki ketertarikan terhadap investasi digital, namun belum sepenuhnya memahami aset kripto.
     
    Chief Marketing Officer PINTU, menyampaikan, Timothius Martin mengatakan, setelah sukses menggelar Pintu Goes to Office pertama pada Maret 2025, pihaknya kembali menghadirkan program edukasi dan literasi kali ini di kantor DANA. 

    “Kami sangat mengapresiasi DANA yang telah memberikan kesempatan bagi kami untuk berbagi wawasan dan pengetahuan seputar aset crypto dan teknologi blockchain yang saat ini tengah menjadi perhatian masyarakat luas,” kata Timothius dalam keterangan tertulis, Kamis, 24 April 2025.
     
    Program ini bukan sekadar sosialisasi biasa. Melalui sesi diskusi interaktif, para peserta yang terdiri dari karyawan DANA diajak memahami seluk-beluk aset kripto, mulai dari potensi hingga risiko yang mungkin dihadapi.
     

    DANA dukung peningkatan literasi digital
    Director of Communications DANA, Olavina Harahap menyambut baik kegiatan ini. DANA mendukung penuh program edukasi dan literasi yang dilakukan oleh PINTU. 
     
    Sebab, edukasi adalah bagian dari upaya yang dilakukan DANA untuk terus meningkatkan literasi dan menyejahterakan keuangan masyarakat Indonesia. 
     
    “Diskusi mengenai aset crypto menjadi pembahasan yang menarik sekaligus menambah pengetahuan lebih dalam mengenai instrumen investasi crypto yang masih relatif baru namun terus mengalami perkembangan positif. Kami berharap kolaborasi edukasi antar industri tekfin yang inovatif bisa terus berjalan untuk menciptakan ekosistem digital yang aman, sehat, dan berkelanjutan,” tutur Olavina.
     
    Dengan kolaborasi seperti ini, PINTU dan DANA ingin menunjukkan bahwa edukasi mengenai kripto tidak terbatas pada komunitas tertentu, melainkan terbuka untuk semua kalangan.
    Fintech dan kripto, masa depan cerah
    Industri fintech Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan yang impresif. Data Mordor Intelligence memproyeksikan bahwa nilai industri fintech nasional bisa mencapai USD20,93 miliar atau sekitar Rp341,1 triliun pada 2025.
     
    Sementara itu, transaksi aset kripto pun tak kalah menjanjikan. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total transaksi aset kripto di Indonesia pada Januari 2025 saja sudah mencapai Rp44,07 triliun. Angka ini menegaskan tingginya animo masyarakat terhadap investasi digital.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • GITEX Asia 2025: Potensi Besar Startup Asean

    GITEX Asia 2025: Potensi Besar Startup Asean

    Bisnis.com, SINGAPURA – Kawasan Asia Tenggara dipandang memiliki potensi besar yang mendukung pengembangan perusahaan rintisan (startup). Bahkan, upaya pengembangan yang dilakukan pebisnis startup di wilayah ini dinilai amat baik untuk ditiru oleh wilayah lainnya di kancah global.

    Tak ayal, Managing Director Techstars Tokyo Accelerator Yuki Shirato berpandangan bahwa potensi startup yang berbasis di Asia Tenggara tak terbatas.

    Dia adalah salah satu dari sekitar 330 pembicara ahli internasional yang berpartisipasi pada ajang GITEX Asia 2025 x Ai Everything Singapore yang digelar di Marina Bay Sands, Singapura pada 23-25 April 2025. 

    Saat menyampaikan pandangannya sebagai panelis pada sesi khusus North Star Asia -sebuah sesi penghubung startup, akselerator, dan investor eksklusif di bawah naungan GITEX-, Shirato memberikan penyemangat inspiratif sembari mengungkapkan sejumlah faktor-faktor kunci yang dapat mendorong kemajuan digital di Asia Tenggara.

    Dia menjelaskan bahwa kesuksesan startup dapat berasal dari hampir semua sektor dan bisa terjadi di mana saja, terutama lantaran era digital serta globalisasi pemanfaatan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

    “Pertanyaannya ke depan adalah ke mana mereka akan menargetkan. Dari sudut pandang Asean, pasar yang terus berkembang, dengan persaingan, investasi, dan inisiatif yang didukung pemerintah yang meningkat, seiring dengan populasi orang muda yang melek teknologi,” katanya, Rabu (23/4/2025).

    Menurutnya, Techstars Tokyo Accelerator yang berbasis di Tokyo, Jepang telah mengidentifikasi mitra ekosistem startup dan mendukung mereka untuk berkembang, maju, dan mewujudkan potensi penuh di kawasan Asia Pasifik.

    Dia mengatakan bahwa pihaknya telah mendirikan tiga startup yang didukung oleh modal ventura, memberikan pendampingan kepada 20 startup lainnya, dan menjadi angel investor untuk 50 perusahaan tahap awal. Dari jumlah itu, imbuhnya, termasuk juga beberapa perusahaan di Asia Tenggara.

    Dalam beberapa tahun terakhir, Shirato juga menyaksikan perusahaan dagang elektronik (e-commerce), teknologi finansial (financial technology/fintech), AI, layanan kesehatan, dan layanan komputasi awan (cloud) telah menjadi segmen pemikat investasi Asean dengan penyerapan tertinggi.

    Bahkan, imbuhnya, dia juga telah mengidentifikasi area alternatif, di mana pengaruh dan dampak startup dapat berkembang di masa mendatang dengan proyeksi bakal melampaui valuasi US$1 triliun.

    “Beberapa ruang sangat menarik, di mana saya melihat lebih banyak startup menarik yang berasal dari Asia. Saya percaya ini adalah robotika, manufaktur canggih, pertanian, energi, dan hiburan. Khusus yang ini [hiburan] mencakup gaming, anime, dan manga,” jelasnya.

    Shirato mengatakan bahwa segmen hiburan, terutama gaming, amat menarik. Nilai pasar global dari segmen ini, imbuhnya, diproyeksi mencapai US$236 miliar pada 2025 lantaran gaming yang berakar dari budaya regional dan popularitasnya yang terus meningkat.

    Niko Partners bahkan memproyeksikan pendapatan pasar gaming Asean akan mencapai US$7,1 miliar pada 2028. Angka ini meningkat dari capaian pada 2024 sebesar US$5,5 miliar, yang artinya tingkat rata-rata pertumbuhan (compounded annual growth rate/CAGR) sebesar 6,7% sepanjang periode tersebut.

    Pada 2028, Niko Partners bahkan memperkirakan kawasan Asean akan menjadi rumah bagi 332 juta gamer. Angka ini, jauh melampaui capaian pada 2023 yang hanya sebanyak 277 juta gamer.

    Sementara itu, perusahaan modal ventura gaming Konvoy Ventures memperkirakan industri anime memiliki nilai pasar global sebesar US$31 miliar dengan 600 juta penggemar yang tersebar di berbagai belahan dunia.

    Dari data tersebut, Shirato mengungkapkan bahwa anime siap untuk pertumbuhan dan ekspansi global dalam waktu dekat. Asean, imbuhnya, juga siap untuk meningkatkan keterlibatan, minat, dan popularitas internasional.

    “Dari sisi penciptaan, baik itu gaming, anime, atau bahkan manga, saya melihat makin banyak studio independen yang berbasis di Asean. Sementara banyak di Jepang, masih memegang kekayaan intelektual yang berharga selama beberapa dekade memimpin industri ini,” katanya.

    Apalagi, dia mengungkapkan bahwa di seluruh kawasan, kompetensi dan tingkat keterampilan talenta terus meningkat. Hal ini, imbuhnya, jelas merupakan area pertumbuhan tinggi, di mana startup dapat masuk dan memberikan dampak nyata.

    “Dengan pasar di seluruh dunia menyukai gaming, anime, dan manga. Baik dari Asia dan Afrika hingga Eropa, Timur Tengah, dan Amerika. Ini mewakili peluang multi-miliar dolar yang menguntungkan karena ada begitu banyak potensi bagi startup spesialis untuk mencapai status unikorn dan dekakorn,” jelasnya.

    Dia pun berpandangan bahwa lokasi Singapura amat strategis, di mana perusahaan Barat, Asia, dan lainnya, dapat bertemu, terhubung, dan berkolaborasi di tempat yang netral.

    “Ini sangat menarik karena jarang sekali begitu banyak perusahaan teknologi canggih dari China, Amerika Serikat, Eropa, Jepang, Korea Selatan, Asean, dan sekitarnya berkumpul di satu tempat,” ujarnya.

    Oleh sebab itu, dia meyakini bahwa dengan berpusat di Asia, kemajuan terbaru industri robotika humanoid akan menjadi industri bernilai triliunan dolar yang terus berkembang dalam lima hingga 10 tahun ke depan. “Ini membawa nilai yang sangat besar bagi konstruksi, manufaktur, perawatan kesehatan dan lanjut usia, dan banyak lagi.”

  • Industri Fintech Indonesia Tembus Rp341 Triliun di 2025, Pasar Sambut Antusias – Halaman all

    Industri Fintech Indonesia Tembus Rp341 Triliun di 2025, Pasar Sambut Antusias – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Industri financial technology (fintech) dan aset crypto di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan menjanjikan. 

    Berdasarkan laporan riset dari Mordor Intelligence, nilai pasar fintech Indonesia diperkirakan menembus 20,93 miliar dolar AS atau setara Rp341,1 triliun pada tahun 2025.

    Sementara itu, dari sisi transaksi aset crypto, data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat volume transaksi pada Januari 2025 sudah mencapai Rp44,07 triliun.

    “Angka ini mencerminkan antusiasme pasar yang tinggi terhadap ekosistem keuangan digital dan investasi berbasis teknologi,” kata Timothius Martin, Chief Marketing Officer aplikasi investasi crypto Pintu saat acara edukasi Pintu Goes to Office bersama Dana Indonesia di Jakarta belum lama ini.

    Dikatakannya, tingginya potensi dan volume transaksi di kedua sektor ini mencerminkan masa depan yang menjanjikan bagi industri fintech dan crypto di Indonesia.

    Pertumbuhan fintech dan crypto bukan hanya mencerminkan perkembangan teknologi, tapi juga menjadi indikator meningkatnya inklusi keuangan di Indonesia.

    Di tengah meningkatnya penggunaan dompet digital, layanan pinjaman online, dan aset investasi digital, masyarakat kini memiliki lebih banyak akses dan opsi dalam mengelola keuangannya.

    Pemerintah melalui OJK dan Bank Indonesia juga terus mendorong penguatan ekosistem keuangan digital, termasuk pengaturan dan pengawasan terhadap platform fintech dan aset crypto agar tetap aman, transparan, dan melindungi konsumen.

    “Dengan pasar yang besar, bonus demografi, dan penetrasi internet yang terus meningkat, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi kekuatan utama di sektor fintech dan crypto di kawasan Asia Tenggara,” kata Timothius Martin.

    Terus Dencarkan Edukasi

    Di acara diskusi bertajuk Crypto Office Hour”, Timothius juga menekankan pentingnya edukasi dan literasi digital, terutama menyangkut blockchain dan aset crypto, yang kini semakin menarik perhatian masyarakat luas.

    “Diskusi seperti ini menambah wawasan soal instrumen investasi crypto yang walau tergolong baru, tapi terus berkembang pesat,” tambahnya.

    Director of Communications Dana Indonesia, Olavina Harahap menyatakan dukungannya terhadap inisiatif edukatif ini. Ia menilai, kolaborasi lintas pelaku industri sangat penting untuk mempercepat peningkatan literasi keuangan digital masyarakat Indonesia.

    “Edukasi adalah bagian dari misi kami untuk menciptakan inklusi dan kesejahteraan keuangan. Kolaborasi ini sejalan dengan komitmen Dana untuk mendukung perkembangan industri aset crypto di Tanah Air,” ujarnya.

     

     

  • Melihat Solusi dan Peluang Kerja Sama QRIS dengan AS

    Melihat Solusi dan Peluang Kerja Sama QRIS dengan AS

    Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta Achmad Nur Hidayat mengusulkan solusi dan melihat peluang yang dapat dimanfaatkan dari keresahan Amerika Serikat akan implementasi QRIS. 

    Bagi Amerika Serikat (AS)—selaku rumah bagi raksasa fintech seperti PayPal, Stripe, dan Visa—kebijakan Indonesia dianggap menghambat ekspansi bisnis mereka. Namun, Indonesia harus memprioritaskan kepentingan 277 juta warganya. 

    Protes AS mirip dengan reaksi mereka terhadap kebijakan data lokal (data localization) di Uni Eropa melalui GDPR. 

    “Jika Indonesia menyerah pada tekanan ini, bisa jadi ini menjadi preseden buruk di mana kebijakan publik ditentukan oleh lobi korporasi, bukan kepentingan rakyat,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (21/4/2025). 

    Achmad menjelaskan bahwa liberalisasi sistem pembayaran tanpa penyaringan bisa mematikan startup fintech lokal yang belum siap bersaing dengan perusahaan multinasional. 

    Sebagai contoh di Afrika, dominasi M-Pesa (sejenis mobile banking) justru mempersempit ruang bagi pengembang lokal untuk menciptakan solusi yang lebih kontekstual, meski sukses meningkatkan inklusi keuangan.

    Selain itu, tuntutan AS agar Bank Indonesia (BI) “lebih transparan” dalam penyusunan kebijakan perlu dikritisi. Padahal, setiap negara berdaulat dan berhak merumuskan regulasi sesuai kebutuhan nasionalnya tanpa intervensi asing.

    Untuk itu, hal pertama yang dapat dilakukan oleh BI dan pemerintah dalam negosiasai soal QRIS dengan AS, yakni pertama, BI dapat membuka ruang konsultasi terbatas dengan perusahaan asing tanpa mengorbankan prinsip kebijakan. 

    Misalnya, mengizinkan partisipasi asing dalam pengembangan teknologi QRIS dengan syarat transfer pengetahuan dan penggunaan server lokal.

    Kedua, pemerintah perlu memperkuat diplomasi ekonomi untuk menjelaskan bahwa QRIS bukan hambatan, tetapi peluang kolaborasi. 

    Standar QRIS bisa dipromosikan sebagai model bagi negara berkembang lain, sehingga perusahaan AS yang ingin ekspansi ke Asia Tenggara harus beradaptasi dengannya.

    Ketiga, Indonesia dapat mengadopsi pendekatan “interoperabilitas bertahap”. 

    Misalnya, memastikan QRIS kompatibel dengan sistem pembayaran regional seperti SGQR (Singapura) atau PromptPay (Thailand) terlebih dahulu, sebelum melangkah ke integrasi global. 

    “Langkah ini akan mengurangi kekhawatiran AS sekaligus memperkuat posisi tawar Indonesia di kancah internasional,” tuturnya. 

    Adapun, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti enggan memberikan penjelasan terkait keluhan AS akan QRIS dan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN). 

    Dirinya hanya menekankan bahwa pada dasarnya, implementasi QRIS antarnegara tergantung kesiapan masing-masing negara. Destry pun tidak menutup peluang kerja sama Indonesia melalui QRIS dengan AS. 

    “Tapi intinya, QRIS ataupun fast payment lainnya kerja sama kita dengan negara lain itu memang sangat tergantung dari kesiapan masing-masing negara. Jadi kita tidak membeda-bedakan kalau Amerika siap, kita siap, kenapa enggak?” ujarnya saat ditemui di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan, Senin (21/4/2025). 

    Destry juga menegaskan bahwa sistem pembayaran asal AS, yakni Visa maupun Mastercard masih mendominasi pembayaran di Indonesia, meski Indonesia memiliki QRIS maupun GPN

    “Sekarang pun kartu kredit yang selalu diributin, Visa, Mastercard, masih dominan, jadi itu nggak ada masalah sebenarnya,” tuturnya. 

  • Daftar 72 Perusahaan yang Melakukan PHK Sepanjang 2025

    Daftar 72 Perusahaan yang Melakukan PHK Sepanjang 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor teknologi masih terjadi hingga kuartal pertama 2025 ini. Berikut daftar 72 perusahaan teknologi dan startup yang melakukan PHK pada 3 bulan pertama 2025. 

    Melansir TechCrunch, Minggu (20/4/2025), setidaknya lebih dari 22.000 pekerja industri teknologi menjadi korban PHK sepanjang 2025.

    Sementara, jumlah pemecatan terbanyak terjadi pada Februari lalu, yakni mencapai 16.084 PHK. Adapun PHK itu tak lepas dari adopsi artificial intelligence (AI) dan otomatisasi yang dilakukan sejumlah perusahaan.

    Berikut daftar PHK di sejumlah perusahaan teknologi sepanjang 2025:

    April

    1. GM

    General Motors Company atau GM melakukan PHK terhadap 200 orang karyawannya di Pabrik Zero di Detroit dan fasilitas Hamtramck di Michigan. perusahaan yang memproduksi mobil listrik itu melakukan PHK di tengah penurunan permintaan.

    2. Zopper

    Zopper telah memberhentikan sekitar 100 karyawan sejak awal 2025. Bahkan, perusahaan rintisan insurtech yang berbasisi di India itu melakukan PHK terhadap 50 karyawannya pada pekan ini.

    3.Turo

    Turo akan mengurangi tenaga kerjanya sebanyak 150 posisi menyusul keputusannya untuk tidak melanjutkan IPO. Perusahaan rintisan persewaan mobil yang berbasis di San Francisco itu memiliki sekitar 1.000 staf pada 2024.

    Perusahaan mengatakan PHK tersebut akan mendukung rencana pertumbuhan jangka panjangnya selama ketidakpastian ekonomi.

    4. GupShup

    GupShup memberhentikan sekitar 200 karyawan untuk meningkatkan efisiensi dan profitabilitas. Ini merupakan gelombang kedua PHK yang dialami perusahaan rintisan tersebut dalam lima bulan terakhir.

    Perusahaan sebelumnya memangkas sekitar 300 karyawan pada Desember 2024. Perusahaan rintisan ini berkantor pusat di San Francisco dan beroperasi di India.

    GupShup merupakan perusahaan AI percakapan yang didukung oleh Tiger Global dan Fidelity.

    5. Forto

    Dilaporkan telah memberhentikan 200 pekerjaan, yang memengaruhi sekitar sepertiga karyawannya. Perusahaan rintisan logistik asal Jerman tersebut juga sebelumnya telah mengurangi sejumlah besar staf penjualan.

    6. Wicresoft

    Wicresoft akan menghentikan operasinya di China. Hal ini akan berimbas pada PHK terhadap 2.000 karyawan.

    Adapun langkah tersebut dilakukan setelah Microsoft memutuskan untuk mengakhiri alih daya dukungan purna jual kepada Wicresoft di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan.

    Wicresoft, perusahaan patungan pertama Microsoft di China itu didirikan pada 2022 dan beroperasi di AS, Eropa, dan Jepang. Perusahaan tersebut memiliki lebih dari 10.000 karyawan.

    7. Five9

    Five9 berencana untuk memangkas 123 pekerjaan, yang akan memengaruhi sekitar 4% dari tenaga kerjanya. Perusahaan perangkat lunak tersebut memprioritaskan area strategis utama seperti kecerdasan buatan untuk pertumbuhan yang menguntungkan.

    8. Google

    Google telah memberhentikan ratusan karyawan di divisi platform dan perangkatnya. Ini mencakup Android, ponsel Pixel, peramban Chrome, dan lainnya.

    Orang berjalan di depan tulisan Google

    9. Microsoft

    Microsoft sedang mempertimbangkan PHK tambahan yang dapat terjadi pada Mei. Perusahaan tersebut dikatakan sedang membahas pengurangan jumlah manajer menengah dan non-coder dalam upaya untuk meningkatkan rasio programmer terhadap manajer produk.

    10. Automattic

    Pengembang WordPress.com tersebut memberhentikan 16% tenaga kerjanya di seluruh departemen. Sebelum PHK, situs web perusahaan menunjukkan bahwa Automattic memiliki 1.744 karyawan. Jadi, lebih dari 270 staf telah diberhentikan.

    11. Canva

    Canva telah memberhentikan 10 hingga 12 penulis teknis sekitar sembilan bulan setelah memberi tahu karyawannya untuk menggunakan alat AI generative. Perusahaan, yang memiliki sekitar 5.500 staf pada 2024, dinilai sebesar US$26 miliar setelah penjualan saham sekunder pada 2024.

    Maret

    12. Northvolt

    Northvolt telah memberhentikan 2.800 karyawan. Hal ini berdampak pada 62% dari total stafnya. PHK tersebut terjadi beberapa Minggu setelah produsen baterai Swedia yang tengah berjuang itu mengajukan kebangkrutan.

    13. Block

    Block memberhentikan 931 karyawan. Jumlah ini mencapai sekitar 8% dari toal tenaga kerjanya. PHK dilakukan sebagai bagian dari reorganisasi perusahaan.

    Jack Dorsey, salah satu pendiri dan CEO perusahaan fintech tersebut, menulis dalam email bahwa PHK itu bukan karena alasan keuangan atau untuk mengganti pekerja dengan AI.

    14. Brightcove

    Brightcove telah memberhentikan 198 karyawan, yang merupakan sekitar dua pertiga dari tenaga kerjanya di AS. PHK tersebut terjadi sebulan setelah perusahaan diakuisisi oleh Bending Spoons, pengembang aplikasi Italia, seharga US$233 juta.

    Brightcove memiliki 600 karyawan di seluruh dunia, dengan 300 di AS per Desember 2023.

    15. Acxiom

    Acxiom dilaporkan telah memberhentikan 130 karyawan, atau 3,5% dari total tenaga kerjanya yang berjumlah 3.700 orang. Acxiom dimiliki oleh IPG.

    PHK terjadi hanya sehari setelah pemegang saham IPG dan Omnicom Group menyetujui potensi penggabungan perusahaan tersebut.

    15. Sequoia Capital

    Sequoia Capital berencana untuk menutup kantornya di Washington, D.C. Perusahaan pun memberhentikan tim kebijakannya di sana pada akhir Maret.

    Sequoia membuka kantornya di Washington lima tahun lalu untuk memperdalam hubungannya dengan para pembuat kebijakan. Tiga karyawan penuh waktu diperkirakan akan terpengaruh.

    16. Siemens

    Siemens mengumumkan rencana untuk memberhentikan sekitar 5.600 pekerjaan secara global dalam bisnis otomasi dan pengisian daya kendaraan listrik. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan daya saing.

    17. HelloFresh

    HelloFresh dikabarkan akan memberhentikan 273 karyawan. Perusahaan juga akan menutup pusat distribusinya di Grand Prairie, Texas dan melakukan konsolidasi ke lokasi lain di Irving untuk mengelola volume di wilayah tersebut.

    18. Otorio

    Otorio telah memangkas 45 karyawan. Jumlah ini lebih dari separuh tenaga kerja yang dimiliki. PHK dilakukan setelah perusahaan diakuisisi oleh perusahaan keamanan siber Armis senilai US$120 juta pada Maret 2025 lalu.

    19. ActiveFence

    ActiveFence disebut akan memangkas 22 karyawan. Jumlah ini mencapai 7% dari total tenaga kerjanya.

    Sebagian besar karyawan yang terdampak berdomisili di Israel karena perusahaan tersebut tengah menjalani proses perampingan.

    Perusahaan keamanan siber yang berkantor pusat di New York dan Tel Aviv ini telah mengumpulkan US$100 juta dengan valuasi sekitar US$500 juta pada 2021.

    20. D-ID

    D-ID akan memangkas 22 pekerjaan, yang memengaruhi hampir seperempat dari total tenaga kerjanya. Hal ini menyusul pengumuman kemitraan strategis perusahaan rintisan AI tersebut dengan Microsoft.

    Nasa ….