Produk: dolar AS

  • Rupiah Hari Ini: Dolar AS Makin Perkasa di Level Segini – Page 3

    Rupiah Hari Ini: Dolar AS Makin Perkasa di Level Segini – Page 3

    Penguatan rupiah terjadi di tengah rilis Bank Indonesia (BI) soal cadangan devisa Indonesia pada akhir Juli 2025. BI melaporkan cadangan devisa Indonesia terjaga tetap tinggi sebesar USD 152 miliar. Namun, posisi itu sedikit turun dari posisi akhir Juni 2025 sebesar USD 152,6 miliar.

    “Perkembangan tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sebagai respons Bank Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi,” ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso dalam laman BI.

    Posisi cadangan devisa pada akhir Juli 2025 setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

    “Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” ujar dia.

    Ke depan, Bank Indonesia memandang posisi cadangan devisa memadai untuk mendukung ketahanan sektor eksternal sejalan dengan prospek ekspor yang tetap terjaga, neraca transaksi modal dan finansial yang diprakirakan tetap mencatatkan surplus, serta persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik dan imbal hasil investasi yang menarik.

    Bank Indonesia terus meningkatkan sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal guna menjaga stabilitas perekonomian untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

     

  • Prof Stella: Kata Presiden, Negara Butuh Ilmuwan Sekarang Bukan Nanti

    Prof Stella: Kata Presiden, Negara Butuh Ilmuwan Sekarang Bukan Nanti

    Bandung, CNBC Indonesia – Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Profesor Stella Christie mengungkapkan, pemerintah sedang menyiapkan tambahan anggaran riset sebesar Rp1,8 triliun. Dana itu hampir dua kali lipat dari yang telah dialokasikan sebelumnya dan akan diumumkan dalam waktu dekat.

    Langkah tersebut disebutnya sebagai bentuk komitmen pemerintah memperkuat riset di perguruan tinggi yang dinilai sebagai kunci utama pertumbuhan ekonomi nasional.

    “Total bujet saat ini sebesar Rp2,26 triliun. Tapi di bawah arahan Menteri Brian Yuliarto, kami sudah mengupayakan tambahan Rp1,8 triliun lagi untuk mendukung riset teman-teman semua di universitas,” kata Prof. Stella ketika memberikan sambutan dalam acara Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri (KSTI) 2025 di Bandung, Jumat (8/8/2025).

    Namun menurutnya, alokasi anggaran besar tak akan efektif jika riset perguruan tinggi tidak diarahkan secara strategis. Stella menegaskan, Indonesia tidak bisa bersaing secara global jika universitas hanya mengerjakan semua bidang riset dalam kualitas rata-rata. Spesialisasi atau niche area menjadi kunci, tegasnya.

    “Kita tidak akan menang kalau semua dikerjakan setengah-setengah. Temukan bidang spesialisasi, bangun reputasi keilmuan di situ. Jadi ahli yang benar-benar dikenal dunia karena satu bidang itu,” katanya.

    Ia mencontohkan bidang-bidang strategis yang bisa jadi kekuatan Indonesia, mulai dari pertanian, mineral kritis, hingga kelautan. Stella turut menekankan bidang sosial juga bisa masuk, selama dikembangkan dari konteks keunggulan lokal, semisal kajian sosial tentang penggunaan teknologi oleh petani di sektor pertanian.

    Pendidikan Tinggi, Bukan Sekadar Kampus
    Lebih jauh, Prof. Stella menyebut pendidikan tinggi bukan hanya ruang belajar, tetapi pusat pertumbuhan ekonomi berbasis ilmu pengetahuan. Ia mengangkat contoh Stanford University dan MIT, yang masing-masing menyumbang triliunan dolar AS ke ekonomi Negeri Paman Sam lewat hasil riset dan lulusan mereka.

    “Inilah mengapa pendidikan tinggi sangat penting. Karena ekonomi dimulai dari pengetahuan. Pengetahuan menarik investasi, investasi membangun infrastruktur, dan infrastruktur melahirkan pengetahuan baru. Siklus itu dimulai dari universitas,” ujarnya.

    Ia juga menyitir pidato Presiden Prabowo Subianto yang hadir dalam konvensi tersebut.

    “Kata presiden, negara ini butuh ilmuwannya sekarang. Bukan nanti. Karena kita sedang berpacu. Dan perguruan tinggi adalah pemain utamanya,” tukasnya.

    (miq/miq)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kemendag Dorong Ekspor UMKM Naik Kelas Lewat AOSD 2025

    Kemendag Dorong Ekspor UMKM Naik Kelas Lewat AOSD 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan (Kemendag) kembali menggelar program Asean Online Sale Day (AOSD) 2025 untuk mendorong produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) naik kelas ke kancah internasional.

    Melansir dari laman resmi onlineasean.com, Kamis (7/8/2025), AOSD merupakan rangkaian acara belanja online pertama yang akan dilakukan secara kolektif dalam skala wilayah dan telah diadakan setiap tahun sejak 2020.

    Dengan begitu, program AOSD ini bakal mempromosikan perdagangan lintas batas melalui e-commerce. Melalui program ini, UMKM memiliki peluang untuk mempromosikan produk/jasa kepada pelanggan di seluruh Asean.

    Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan AOSD 2025 akan digelar pada 8–10 Agustus 2025 untuk mempromosikan produk lokal dengan menggandeng platform e-commerce.

    “Jadi, setiap tanggal 8–10 Agustus kita memang melakukan program ini [AOSD]. Tujuannya adalah bagaimana kita mempromosikan produk-produk kita secara online, kita bekerja sama dengan platform e-commerce,” jelas Budi dalam acara Kick Off ASEAN Online Sale Day (AOSD) 2025 di Kantor Kemendag, Jakarta, Kamis (7/8/2025).

    Budi menuturkan bahwa program AOSD 2025 bisa membantu para UMKM lokal menggaet pasar lebih luas, serta mengantongi transaksi lebih banyak. Hal ini mengingat pasar tujuan dari program ini adalah se-Asean.

    “Kalau tidak ada platform, tidak ada online, tidak ada e-commerce, mungkin UMKM tidak mudah mendapatkan buyer. Tapi dengan fasilitas ini barang mudah dikenal, transaksi juga bisa ritel, sehingga produk-produk bisa memasari atau masuk ke pasar Asean,” terangnya.

    Selain itu, Budi menyebut gelaran AOSD juga sejalan dengan program UMKM Bisa Ekspor yang diusung Kemendag. Program ini telah memfasilitasi lebih dari 700 UMKM untuk program business matching dengan transaksi senilai US$90,04 juta atau Rp1,46 triliun (kurs Rp16.274 per dolar AS).

    Menurut Budi, AOSD juga berpeluang meningkatkan ekspor Indonesia ke kawasan Asean. Terlebih, surplus Indonesia ke kawasan Asean mencapai US$9,59 miliar pada semester I/2025.

    Sementara itu, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag Djatmiko Bris Witjaksono mengatakan AOSD telah berlangsung sejak 2020 dan melibatkan UMKM nasional, termasuk di Asean.

    “Tujuannya untuk tentunya menggerakkan perekonomian nasional dan perekonomian di kawasan Asean. Dan tentunya kita juga berharap partisipasi dari para konsumen di Indonesia,” ujar Djatmiko.

    Apalagi, kata Djatmiko, platform e-commerce telah menjadi salah satu pilihan yang memungkinkan UMKM untuk dapat mengurangi biaya logistik, biaya operasional, sekaligus memasarkan produknya secara lebih efisien dan menjaga pasar yang lebih luas dan konsumen yang lebih beragam.

    “Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini kami menekankan pentingnya perang e-commerce dalam meningkatkan pertumbuhan dan daya saing UMKM di Indonesia,” ujarnya.

    Ke depan, Kemendag berharap para peserta dapat menjadikan AOCD sebagai ajang untuk memperluas pangsa pasar di kawasan Asean dan berpartisipasi dalam meningkatkan perdagangan elektronik lintas batas.

    Shopee Ramaikan AOSD

    Dalam kesempatan yang sama, Director of Business Partnership Shopee Indonesia Daniel Minardi menyebut kolaborasi merupakan faktor penting dalam memajukan UMKM di Tanah Air, termasuk dengan mendukung Asean Online Sale Day 2025.

    Daniel menyatakan, Shopee telah memberikan seksi khusus di pilihan ‘Shopee Pilih Lokal’ yang ada halaman utama. “Kami percaya dengan begini, ini akan bisa membantu untuk terus meningkatkan penjualan [produk UMKM],” imbuhnya.

    Terlebih, dia mengeklaim, Shopee memiliki program Ekspor Shopee untuk membawa produk lokal Indonesia ke kancah global secara otomatis dan mudah sejak 2019.

    Sejak program Ekspor Shopee dicanangkan dan dimulai pada 2019, perusahaan telah mengekspor lebih dari 60 juta produk ke mancanegara.

    “Prosesnya sangat mudah, jadi ketika ada orderan dari luar negeri maka cukup pick pack lalu di ship ke gudang Shopee, selanjutnya akan kami lanjutkan prosesnya. Jadi ini benar-benar seperti ada orderan dari lokal,” bebernya.

    Sepanjang semester I/2025, Shopee telah mengekspor lebih dari 10 juta program ke mancanegara di Asia Tenggara, Asia Timur, hingga Latin Amerika. Adapun, beberapa produk ekspor unggulan Shopee terdiri dari fesyen, perlengkapan rumah, dan keperluan olahraga.

    Pada periode yang sama, destinasi pasar ekspor Shopee beragam. Namun, tiga destinasi ekspor tertinggi adalah Malaysia, Singapura, dan Filipina.

    “Kami percaya bahwa dengan semangat kolaborasi dan juga kita berjuang bersama kita yakin pasti kita bisa mengekspor lebih dan juga bisa membantu produk-produk UMKM untuk bisa sukses di kancah global,” pungkasnya.

  • Cadangan Devisa RI Dibayangi Utang Luar Negeri dan Efek Tarif Trump 19%

    Cadangan Devisa RI Dibayangi Utang Luar Negeri dan Efek Tarif Trump 19%

    Bisnis.com, JAKARTA — Cadangan devisa Indonesia dibayangi oleh pembayaran utang luar negeri dan kemungkinan efek penerapan tarif 19% terhadap barang asal Indonesia oleh pemerintahan Donald Trump. 

    Tarif Trump belum berdampak terhadap kinerja ekspor yang merupakan salah satu sumber devisa negara. Namun demikian, pemberlakuan tarif 19% yang efektif pada 7 Agustus 2025, diproyeksikan akan menekan kinerja ekspor barang Indonesia ke AS. Apalagi AS adalah salah pangsa pasar ekspor terbesar kedua Indonesia setelah China.

    Adapun rilis terbaru Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa pada Juli 2025 posisi cadangan devisa berada di angka US$152,0 miliar pada Juli 2025 atau turun dari bulan sebelumnya yang mencapai US$152,6 miliar.

    Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), cadangan devisa sempat mencapai rekor tertinggi sepanjang masa pada Maret 2025, yakni senilai US$157,1 miliar. Namun, setelahnya turun.

    Cadangan devisa relatif stabil posisinya sejak April 2025, yakni sebesar US$152,5 miliar. Posisinya kemudian turun pada Juli 2025, salah satunya untuk keperluan pembayaran utang luar negeri.

    “Perkembangan tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sebagai respons Bank Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi,” ujar Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso, Kamis (7/8/2025).

    Grafik Cadangan Devisa Januari – Juli 2025

    Sumber: Bank Indonesia, miliar US$

    BI melaporkan posisi terakhir utang luar negeri Indonesia per Mei 2025 adalah senilai US$435,6 miliar, setara Rp7.100,28 triliun (asumsi kurs JISDOR BI Rp16.300 per dolar AS pada akhir Mei 2025). Jumlah utang itu naik US$4,05 miliar atau sekitar Rp66 triliun dari bulan sebelumnya.

    Jumlah utang luar negeri per Mei 2025 naik dalam nominal dolar, tetapi menjadi turun saat dikonversi ke dalam rupiah karena terjadi penguatan kurs pada Mei 2025 dari bulan sebelumnya.

    Utang luar negeri Indonesia Mei 2025 mengalami kenaikan 6,8% secara tahunan (year on year/YoY), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada April 2025 sebesar 8,2% (YoY).

    “Perkembangan tersebut disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan ULN [utang luar negeri] di sektor publik dan kontraksi pertumbuhan ULN swasta,” ujar Denny.

    Dibayangi Tarif Donald Trump

    Ramdan menyampaikan bahwa BI juga melakukan intervensi di pasar keuangan demi menjaga stabilitas rupiah, terutama di tengah dinamika ekonomi global setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menetapkan tarif resiprokal ke banyak negara menjelang pemberlakuan.

    “Posisi cadangan devisa pada akhir Juli 2025 setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor,” ujar Denny.

    BI, sambungnya, menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

    Oleh sebab itu, cadangan devisa sebesar US$152 miliar itu diyakini memadai untuk mendukung ketahanan sektor eksternal sejalan dengan tetap terjaganya prospek ekspor, neraca transaksi modal dan finansial yang diprakirakan tetap mencatatkan surplus.

    Sejalan dengan itu, BI berharap cadangan devisa tersebut meningkat persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik.

    “Bank Indonesia terus meningkatkan sinergi dengan pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal guna menjaga stabilitas perekonomian untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” tutup Ramdan.

    Neraca Dagang RI-AS 

    Adapun tarif Trump 19% mulai berlaku pada 7 Agustus 2025. Alasan Trump mengenakan tarif impor barang sebesar 19% ke Indonesia untuk menyeimbangkan neraca perdagangan. Seperti diketahui, neraca perdagangan AS dengan Indonesia selalu defisit. Hal itu sudah berlangsung bertahun-tahun. 

    Bisnis telah merangkum data neraca perdagangan Indonesia-AS selama tahun 2020 – Semester 1/2025 versi otoritas statistik AS, yang menunjukkan nilai sebesar US$101,7 miliar. Angka defisit bagi AS merupakan surplus bagi neraca perdagangan Indonesia.

    Adapun kebijakan tarif Trump telah memicu kekhawatiran baik pemerintah maupun kalangan pengusaha mengenai turunnya permintaan dari AS akibat tarif yang mencapai 19%. Lonjakan ekspor ke AS dan masih terjaganya surplus perdagangan ke negeri Paman Sam itu dinilai tidak akan bertahan lama dan ada potensi kemungkinan tergerus pasca penerapan tarif Trump. 

    BPS mencatat bahwa neraca perdagangan Indonesia dengan AS masih tercatat surplus di angka US$9,9 miliar pada semester 1/2025. Angka versi BPS itu jauh lebih kecil dibandingkan dengan versi AS yang mencatatkan bahwa surplus perdagangan Indonesia ke AS mencapai US$11,7 miliar. 

    Apa Kata Ekonom?

    Sementara itu, Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. atau BCA (BBCA) David Sumual mengamini data BI tersebut. Dia menyebut utang luar negeri (ULN) pemerintah serta Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang jatuh tempo pada bulan lalu memang memakan porsi yang besar dari cadangan devisa Tanah Air. 

    Meski demikian, David masih menilai bahwa eksternal Indonesia masih terkendali karena kepemilikan asing di Surat Berharga Negara (SBN) sejauh ini masih positif. 

    “Tapi sejauh ini asing masih positif ytd [year-to-date] di SBN mengimbangi net flow asing di saham yang negatif,” terang David kepada Bisnis, Kamis (7/8/2025). 

    Ke depan, David memperkirakan cadangan devisa Indonesia sampai akhir 2025 berada di kisaran US$150 miliar sampai dengan US$155 miliar. Perkiraan itu dengan asumsi SBN pemerintah dengan denominasi dolar Australia dan yuan China, Kangaroo dan Dimsum Bond, jadi terbit. 

    “Proyeksi antara US$150 miliar sampai dengan US$155 miliar. Ada rencana  penerbitan Kangaroo dan Dimsum Bonds. Kalau jadi bisa tambah devisa,” terangnya. 

    Tidak hanya itu, David turut memperkirakan nilai tukar rupiah juga bakal berada di rentang antara Rp16.300 sampai dengan Rp16.600 per dolar Amerika Serikat (AS). 

  • Rupiah menguat seiring optimisme pasar atas penurunan suku bunga

    Rupiah menguat seiring optimisme pasar atas penurunan suku bunga

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Rupiah menguat seiring optimisme pasar atas penurunan suku bunga
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 07 Agustus 2025 – 18:58 WIB

    Elshinta.com – Analis pasar uang Bank Woori Saudara Rully Nova mengatakan penguatan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi optimisme pelaku pasar atas penurunan suku bunga Federal Reserve (The Fed).

    “Rupiah pada perdagangan hari ini diperkirakan menguat di kisaran Rp16.330-Rp16.380 dipengaruhi oleh faktor global penurunan index dollar yang dipicu oleh naiknya optimisme pelaku pasar pada penurunan suku bunga acuan The Fed pada pertemuan September nanti,” katanya kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.

    Pemangkasan suku bunga Fed diperkirakan sebanyak dua kali pada tahun ini sebesar 100 persen dengan total 50 basis points (bps).

    Ekspektasi tiga kali pemangkasan suku bunga dengan total 75 bps juga meningkat dari 46,4 persen menjadi 48,1 persen. Potensi pemotongan tersebut diprediksi terjadi pada September, Oktober dan Desember.

    “Besarnya optimisme pelaku pasar atas penurunan suku bunga The Fed pada pertemuan September nanti dapat dilihat pada Fed Watch yang menunjukkan angka 90 persen yang disebabkan pelemahan pasar tenaga kerja AS,” ungkap Rully.

    Adapun sentimen positif dari domestik berasal dari peningkatan minat pelaku pasar asing terhadap pasar obligasi negara.

    “Minat pelaku pasar asing terhadap obligasi negara masih sangat tinggi dengan membukukan net buy 3,5 miliar dolar AS dan yield yang turun pada awal pekan kemarin 10 bps,” ujar dia.

    Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari Kamis di Jakarta menguat sebesar 75 poin atau 0,46 persen menjadi Rp16.287 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.362 per dolar AS.

    Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini juga menguat ke level Rp16.312 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.379 per dolar AS.

    Sumber : Antara

  • Ekonomi tumbuh 5,12 persen bukti transformasi di jalur tepat

    Ekonomi tumbuh 5,12 persen bukti transformasi di jalur tepat

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Prabowo: Ekonomi tumbuh 5,12 persen bukti transformasi di jalur tepat
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 07 Agustus 2025 – 19:34 WIB

    Elshinta.com – Presiden Prabowo Subianto mengapresiasi capaian pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,12 persen pada kuartal II 2025, kata pejabat Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO).

    Menurut Kepala PCO Hasan Nasbi, di Jakarta, Kamis, Presiden, dalam Sidang Kabinet Paripurna, Rabu (6/8), menilai pertumbuhan ini sebagai bukti bahwa strategi transformasi nasional berada di jalur yang tepat.

    “Pak Presiden kemarin optimistis, Presiden bilang, dengan pertumbuhan ekonomi seperti ini, artinya strategi transformasi nasional kita sedang berada di jalan yang benar,” ujar Hasan dalam konferensi pers di Kantor PCO.

    Presiden juga memberikan apresiasi khusus terhadap capaian investasi di Indonesia yang hingga saat ini terus menunjukkan tren positif.

    Hingga Agustus 2025, kata Hasan, realisasi investasi di Indonesia telah mencapai Rp942,9 triliun, atau hampir 50 persen dari target tahun ini sebesar Rp1.900 triliun.

    “Realisasi investasi ini menciptakan 1.259.868 lapangan kerja. Jadi ini bukan komitmen atau janji, tapi investasi yang benar-benar sudah terealisasi. Mereka sudah spending di sini,” katanya.

    Lima negara utama penyumbang investasi terbesar ke Indonesia adalah Singapura sebesar 8,8 miliar dolar AS, disusul Hongkong dan Tiongkok yang jika digabung melebihi 8 miliar dolar AS, Malaysia sebesar 1,7 miliar dolar AS, dan Jepang sebesar 1,6 miliar dolar AS.

    Investasi tersebut tersebar pada lima sektor utama yakni industri logam dasar, industri transportasi dan telekomunikasi, sektor pertambangan, jasa, serta sektor perumahan dan kawasan industri.

    Hasan menjelaskan bahwa sektor industri manufaktur mencatat pertumbuhan sebesar 5,6 persen, sementara sektor investasi tumbuh 6,99 persen. Kedua sektor ini berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional kuartal II 2025 yang mencapai 5,12 persen.

    Sebagai latar belakang, pada kuartal IV 2024 — saat Presiden Prabowo mulai menjabat — pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 5,02 persen. Sempat turun pada kuartal I 2025 menjadi 4,87 persen.

    “Kuartal II naik 5,12, dan itu dikeluarkan oleh pemerintahan yang sama, oleh BPS yang sama,” ujarnya.

    Sumber : Antara

  • Rupiah pada Kamis pagi menguat jadi Rp16.318 per dolar AS

    Rupiah pada Kamis pagi menguat jadi Rp16.318 per dolar AS

    Petugas menyusun uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Jumat (1/3/2024). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

    Rupiah pada Kamis pagi menguat jadi Rp16.318 per dolar AS
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Kamis, 07 Agustus 2025 – 10:39 WIB

    Elshinta.com – Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Kamis pagi di Jakarta menguat sebesar 44 poin atau 0,27 persen menjadi Rp16.318 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.362 per dolar AS.

    Sumber : Antara

  • Daftar Aplikasi Populer di RI Ternyata Buatan Mata-mata Israel, Catat!

    Daftar Aplikasi Populer di RI Ternyata Buatan Mata-mata Israel, Catat!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah aplikasi populer yang terpasang di ponsel Android dan iPhone ternyata punya keterkaitan dengan dunia intelijen Israel.

    Aplikasi-aplikasi ini dirintis oleh orang yang pernah bekerja di unit elit militer siber Israel. Sebagian di antaranya dikembangkan langsung oleh lulusan unit pengintaian dan perang siber bernama ‘Unit 8200’.

    Ada juga yang didirikan oleh Mamram, yakni unit sistem komputasi pusat di bawah Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

    Kategori aplikasinya beragam, mulai dari aplikasi pengeditan video berbasis AI, peta digital, hingga game mobil yang sudah menghimpun jutaan download.

    TechTrends melaporkan aplikasi-aplikasi ini sudah menciptakan industri bernilai miliaran dolar AS, dikutip Kamis (7/8/2025).

    Bahkan, ada segelintir aplikasi yang juga kerap digunakan oleh warga Indonesia. Misalnya aplikasi peta digital Waze dan aplikasi pemetaan transportasi umum Moovit.

    Selengkapnya, berikut daftar aplikasi-aplikasi populer yang ramai di-download dan terkait dengan militer Israel, menurut tabel yang dihimpun TechTrends:

    Waze (didirikan mantan engineer Unit 8200)

    Moovit (dibangun mantan unit siber Mamram)

    Supersonic (CEO memimpin operasional untuk Angkatan Darat Israel)

    ZipoApps (didirikan mantan agen intelijen Unit 8200)

    Bazaart (diciptakan mantan pejabat intelijen IDF)

    Lightricks (salah satu pendirinya masih bekerja di Unit 8200)

    Playtika (didirikan anak mantan kepala staf IDF)

    Crazy Labs (semua pendiri masih bekerja di IDF)

    CallApp (pendiri pernah bekerja 3 tahun di Unit 8200)

    Gett (diciptakan mantan pejabat Unit 8200)

    Fooducate (didirikan mantan pilot Angkatan Udara Israel)

    Kekhawatiran terkait aplikasi-aplikasi ini bukan hanya tentang asal-usulnya, tetapi motif di balik penciptaannya. Banyak dari aplikasi ini dituduh menanamkan adware, pelacak, atau mengumpulkan data pribadi pengguna yang tidak perlu.

    Dalam beberapa kasus, aplikasi seperti Simple Gallery diubah dari alat sumber terbuka menjadi platform yang sangat menguntungkan tak lama setelah diakuisisi oleh perusahaan-perusahaan Israel.

    Banyak pengguna yang tak sadar bahwa mereka menggunakan aplikasi yang dikembangkan atau didirikan oleh mantan/pekerja intelijen Israel di HP. Alat pengintaian yang tertanam sudah sangat dalam pada ekosistem seluler.

    Beberapa platform disebut diam-diam telah mengubah kebijakan privasi mereka, yang menimbulkan tanda bahaya lebih lanjut. Beberapa perusahaan ini, termasuk ZipoApps dan Supersonic, telah menerima kritik atas pengumpulan data predator dan model pelacakan keikutsertaan yang tidak jelas.

    Meskipun demikian, jumlah download mereka terus bertambah. Kesuksesan mereka sering kali dibantu oleh pengeluaran iklan yang besar dan kemitraan dengan platform utama seperti Google dan Facebook.

    Cara Cegah Terjerat Aplikasi Buatan Intelijen Israel

    Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mencegah HP terjerat mata-mata Israel, sebagai berikut:

    Cek nama pengembang aplikasi di toko aplikasi resmi

    Cari profil perusahaan pengembang di LinkedIn atau Crunchbase

    Dukung pengembang yang berkomitmen dengan praktik data aman dan etis

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Strategi stimulus pariwisata Indonesia yang berbuah manis

    Strategi stimulus pariwisata Indonesia yang berbuah manis

    Ilustrasi. Sendratari Ramayana berlatar belakang Candi Prambanan yang pertama kali dipentaskan pada 1961 menjadi daya tarik wisata budaya untuk wisatawan domestik dan mancanegara. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/tom.

    Strategi stimulus pariwisata Indonesia yang berbuah manis
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Kamis, 07 Agustus 2025 – 10:41 WIB

    Elshinta.com – Perekonomian Indonesia kembali tersenyum lebar. Angka pertumbuhan ekonomi nasional kuartal kedua 2025 melonjak 5,12 persen secara tahunan. Sebuah capaian membanggakan, apalagi melampaui ekspektasi banyak pihak. Di balik gemilangnya angka ini, ada satu sektor yang diam-diam, namun pasti, menjadi pahlawan tak terduga: pariwisata.

    Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana dengan bangga menyebut bahwa empat sektor penyumbang Produk Domestik Bruto terbesar erat kaitannya dengan pariwisata. Jasa hiburan dan rekreasi melesat 11,31 persen, disusul jasa perusahaan, transportasi, serta akomodasi dan makan minum. Ini jelas sinyal kuat: pariwisata bukan lagi pelengkap, tapi lokomotif pertumbuhan.

    Namun, ada hal menarik yang patut kita renungkan. Di tengah keriuhan angka pertumbuhan ini, kita tidak mendengar banyak narasi tentang promosi pariwisata yang “menggembirakan” atau anggaran fantastis yang digelontorkan untuk menarik turis dari segala penjuru dunia.

    Sebaliknya, yang tercium justru aroma stimulus domestik dan kolaborasi internal. Lantas, bagaimana sektor ini bisa “sekokoh” itu? Apakah kita menemukan formula baru dalam mengembangkan pariwisata, yang mungkin lebih efisien dan berkelanjutan?. Mari kita bedah lebih dalam. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa yang menjadi tulang punggung utama sektor ini adalah gerakan masif wisatawan nusantara (wisnus).

    Pada Kuartal II 2025 saja, 331,37 juta perjalanan dilakukan oleh wisnus, melonjak 22,32 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Angka kumulatif semester pertama bahkan mencapai 613,78 juta perjalanan! Ini jauh melampaui capaian wisatawan mancanegara (wisman) yang “hanya” 3,89 juta kunjungan di kuartal yang sama.

    Fenomena ini menunjukkan adanya kekuatan pasar domestik yang luar biasa besar dan tangguh. Setelah pandemi mereda, masyarakat kita haus akan perjalanan, ingin menjelajahi indahnya negeri sendiri. Pemerintah dengan cerdas menangkap momentum ini. Kebijakan stimulus ekonomi, seperti diskon tiket pesawat dan kereta api, secara langsung mendorong mobilitas masyarakat.

    Ini bukan promosi dalam artian iklan televisi di Times Square, melainkan promosi yang sangat action-oriented: memberikan insentif langsung kepada calon pelancong.

    Kolaborasi Kementerian Pariwisata dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) untuk menyiapkan paket wisata dan diskon di bulan kemerdekaan, serta kampanye liburan akhir tahun, adalah contoh nyata sinergi yang efektif antara regulator dan pelaku usaha.

    Mereka tidak “mengiklankan” destinasi secara umum, melainkan “menjual” pengalaman dan kemudahan berwisata dengan harga menarik. Karisma Event Nusantara (KEN) dengan 58 festival yang direkomendasikan juga menambah daftar panjang atraksi lokal yang siap dikunjungi, menyebarkan manfaat ekonomi ke berbagai daerah.

    Mengukur Dampak

    Efektivitas strategi ini memang patut diacungi jempol. Pertumbuhan tinggi sektor jasa yang berkaitan dengan pariwisata menjadi bukti nyata. Jasa hiburan, transportasi, akomodasi, dan makan minum semuanya menunjukkan kinerja prima. Hal ini menciptakan efek berganda yang luas, tidak hanya di sektor pariwisata inti, tetapi juga ke sektor-sektor pendukung lainnya.

    Ketika orang berwisata, mereka tidak hanya menginap dan makan, tetapi juga berbelanja cenderamata, menggunakan jasa agen perjalanan, hingga menikmati hiburan lokal. Ini adalah rantai ekonomi yang vital. Namun, bukan berarti tidak ada pekerjaan rumah. Penurunan rata-rata pengeluaran wisatawan mancanegara per kunjungan adalah alarm kecil yang harus kita perhatikan.

    Pada Kuartal II 2025, rata-rata pengeluaran wisman mencapai 1.199,71 dolar AS, turun dibanding kuartal sebelumnya dan tahun lalu. Ini bisa jadi pertanda bahwa meskipun kita berhasil menarik jumlah wisman, mereka mungkin mencari opsi yang lebih hemat, atau durasi tinggal mereka lebih singkat.

    Kita perlu menemukan cara agar wisman tidak hanya datang, tetapi juga berbelanja lebih banyak dan tinggal lebih lama, sehingga kontribusi devisa semakin optimal. Selain itu, konsentrasi kunjungan wisman di pintu masuk utama seperti Bandara Ngurah Rai, Bali, menjadi tantangan tersendiri.

    Meski Bali adalah “magnet” pariwisata kelas dunia, pemerataan kunjungan ke destinasi lain di Indonesia masih menjadi PR besar. Potensi pariwisata di Labuan Bajo, Danau Toba, Mandalika, dan banyak lagi “surga tersembunyi” lainnya perlu terus dioptimalkan.

    Diversifikasi pasar wisman juga krusial; terlalu bergantung pada Malaysia, Singapura, dan Australia dapat menjadi risiko jika terjadi perubahan kondisi di negara-negara tersebut.

    Meningkatkan Nilai

    Melihat dinamika ini, kita bisa menyimpulkan bahwa pariwisata Indonesia saat ini berada dalam fase yang menarik. Kita mampu tumbuh kuat, bahkan dengan strategi promosi yang mungkin lebih terfokus pada stimulus internal dan optimalisasi pasar domestik ketimbang “gembar-gembor” iklan global. Ini adalah kekuatan yang harus dipertahankan.

    Ke depan, fokus kita harus bergeser dari sekadar menarik jumlah menjadi meningkatkan nilai dari setiap kunjungan. Bagaimana caranya? Pertama, dengan mengembangkan produk wisata unggulan yang beragam dan berkelanjutan di luar Bali. Kedua, dengan meningkatkan kualitas layanan dan infrastruktur di seluruh destinasi.

    Ketiga, dengan mendorong kolaborasi yang lebih erat antara pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat lokal untuk menciptakan pengalaman wisata yang unik dan otentik. Terakhir, tanpa melupakan pasar domestik yang loyal, kita juga perlu secara cerdas menargetkan segmen wisman dengan daya beli lebih tinggi melalui promosi yang terukur dan value-added.

    Pariwisata Indonesia telah membuktikan kapasitasnya sebagai motor ekonomi. Kini, saatnya kita memastikan pertumbuhan ini tidak hanya kuantitatif, tapi juga kualitatif, berkelanjutan, dan memberikan manfaat yang lebih merata bagi seluruh masyarakat.

    Sumber : Antara

  • Emas Dilirik Lagi di Tengah Ancaman Stagflasi dan Ketegangan Global – Page 3

    Emas Dilirik Lagi di Tengah Ancaman Stagflasi dan Ketegangan Global – Page 3

    Di sisi lain, Indeks Dolar AS (DXY) melemah 0,50% ke 98,25, turut memberi angin segar bagi harga emas. Namun, pasar masih menunggu komentar dari pejabat The Fed seperti Susan Collins dan Mary Daly, yang bisa memengaruhi ekspektasi suku bunga selanjutnya.

    “Kalau tidak ada kejutan besar hari ini, emas berpotensi menguat ke area USD 3.390–3.400. Tapi, koreksi ke USD 3.365 tetap perlu diwaspadai jika yield terus naik,” jelas Andy.

    Secara keseluruhan, prospek harga emas masih condong bullish, meski pergerakannya diprediksi volatile. Kombinasi sentimen makroekonomi, tensi geopolitik, dan arah kebijakan moneter AS akan terus menjadi faktor utama penggerak harga.