Produk: dolar AS

  • Pengusaha Masih Waswas Meski Manufaktur Mulai Bergairah

    Pengusaha Masih Waswas Meski Manufaktur Mulai Bergairah

    Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai ekspansi produktivitas industri pengolahan atau manufaktur pada Agustus 2025 tak sepenuhnya menggambarkan kondisi riil lapangan, meski terdapat sinyal positif perbaikan. 

    Berdasarkan laporan S&P Global, Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Agustus 2025 di level 51,5 atau ekspansi dari 4 bulan sebelumnya kontraksi di bawah ambang batas 50. 

    Ketua Umum Apindo Shinta W. Kamdani mengatakan, kondisi ekspansi yang disebutkan dalam laporan tersebut harus disikapi dengan tetap waspada. Pasalnya, laporan PMI manufaktur bukan volume output riil, melainkan indikator arah pergerakan ekonomi. 

    “Artinya, capaian ini lebih merupakan sinyal pemulihan awal daripada jaminan bahwa seluruh tantangan telah teratasi,” kata Shinta kepada Bisnis, Senin (1/9/2025). 

    Dalam laporan S&P Global disebutkan bahwa kondisi industri kembali bergairah dikarenakan pesanan baru dan output produksi yang mulai meningkat. Hal ini mendorong ekspansi dari fase kontraksi empat bulan sebelumnya. 

    Apindo melihat hal ini dengan optimistis. Namun, berhati-hati. Apalagi, Shinta menilai industri padat karya dan subsektor berorientasi ekspor belum sepenuhnya pulih karena masih menghadapi tantangan beban usaha yang tinggi dan ketidakpastian global.

    “Jadi, PMI ini valid sebagai early indicator bahwa momentum pemulihan mulai berjalan, tetapi tidak berarti semua masalah struktural hilang,” jelasnya. 

    Di samping itu, dia juga menyebutkan terdapat tantangan seperti volatilitas rantai pasok, tekanan nilai tukar rupiah dan biaya operasional yang tinggi menjadi faktor yang mesti diatur kembali. 

    Kendati demikian, dia tak memungkiri laporan yang menyebutkan bahwa output dan pesanan baru kembali mencatat pertumbuhan untuk pertama kalinya dalam 5 bulan terakhir yang didorong oleh peluncuran produk baru, perolehan klien tambahan, serta meningkatnya permintaan, baik dari pasar domestik maupun internasional. 

    Temuan ini juga sejalan dengan Indeks Kepercayaan Industri (IKI), di mana komponen pesanan baru naik menjadi 57,38 pada Agustus dari 54,40 pada Juli 2025. 

    “Namun, penting untuk tetap memperhatikan indikator lain yang mencerminkan pembelian dan daya beli, seperti Indeks Harga Konsumen, Indeks Penjualan Ritel, Indeks Kepercayaan Konsumen, pertumbuhan kredit konsumsi, dan lain-lain, agar gambaran mengenai daya beli dan prospek permintaan domestik lebih komprehensif,” jelasnya. 

    Lebih lanjut, berdasarkan laporan PMI manufaktur Indonesia dari S&P Global, terdapat sejumlah dinamika penting terkait input pada Agustus. Dengan meningkatnya permintaan, terjadi peningkatan aktivitas pembelian sehingga stok bahan baku bertambah. 

    “Dari sisi harga, inflasi biaya input pada Agustus tercatat solid, tetapi tetap berada di bawah rata-rata jangka panjang dan masih menjadi yang terendah kedua dalam hampir 5 tahun terakhir,” jelasnya. 

    Dalam hal ini, kurs menjadi indikator penting yang menentukan karena industri nasional masih tergantung bahan baku impor. Pada paruh pertama Agustus 2025, rupiah sempat menguat signifikan terhadap dolar AS, dari Rp16.455 per dolar pada 1 Agustus menjadi Rp16.110 pada 15 Agustus. 

    Kendati demikian, penguatan ini tidak bertahan lama karena pada akhir bulan rupiah kembali melemah ke kisaran level awal. Fluktuasi tersebut menambah tekanan biaya bagi perusahaan yang bergantung pada bahan baku impor. 

    “Namun, kenaikan ini dikompensasi dengan peningkatan harga output pada laju yang lebih tinggi, bahkan tercatat sebagai yang tercepat sejak Juli 2024,” pungkasnya. 

  • Ekspor Jakarta hingga Juli 2025 capai 9,79 miliar dolar AS

    Ekspor Jakarta hingga Juli 2025 capai 9,79 miliar dolar AS

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta menyampaikan secara keseluruhan, nilai ekspor Jakarta pada Januari-Juli 2025 mencapai 9,79 miliar dolar AS, atau naik 38,88 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2024.

    Kepala BPS DKI Jakarta Nurul Hasanudin di Jakarta, Senin, mengatakan lonjakan ekspor juga terlihat dari perkembangan secara tahunan, yakni berupa kenaikan 18,47 persen pada Juli 2025 dibandingkan Juli 2024.

    “Pada Juli 2025, nilai ekspor Jakarta tercatat sebesar 1,53 miliar dolar AS, meningkat dari Juli 2024, meningkat 18,47 persen dari Juli 2024,” kata Hasanudin.

    Pihaknya pun mencatat kenaikan ekspor Januari-Juli 2025 tidak terlepas dari perkembangan nilai ekspor sejumlah komoditas. Dari sepuluh komoditas utama, alas kaki mencetak peningkatan ekspor terbesar, yakni naik hingga 277,59 persen atau senilai 1,36 miliar dolar AS.

    Kemudian, berdasarkan sektor, industri pengolahan menjadi pilar utama pertumbuhan ekspor nonmigas. Sektor tersebut mencatat kenaikan ekspor sebesar 2,75 miliar dolar AS atau atau 41,09 persen.

    Sementara itu, sektor lain justru menunjukkan tren sebaliknya. Ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan turun 9,27 juta dolar AS, dan ekspor dari sektor pertambangan dan lainnya merosot 0,76 juta dolar AS.

    Berdasarkan negara tujuan pada Januari-Juli 2025, total nilai ekspor ke sepuluh negara tujuan utama mencapai 6,65 miliar dolar AS, atau tumbuh 39,32 persen dibandingkan periode yang sama pada 2024.

    Peningkatan ekspor itu disebabkan kenaikan nilai ekspor ke sepuluh negara tujuan ekspor utama dibandingkan dengan Januari-Juli 2024.

    Nilai ekspor ke Amerika Serikat mengalami peningkatan terbesar, yaitu 658,74 juta dolar AS (104,50 persen), sehingga memicu pertumbuhan ekspor Kota Jakarta pada periode Januari-Juli 2025.

    Peningkatan ekspor kelompok komoditas alas kaki sebesar 484,63 juta dolar AS (368,51 persen) mendorong lonjakan ekspor ke Amerika Serikat.

    Selanjutnya, tujuan negara ekspor lainnya yang mengalami peningkatan adalah Thailand sebesar 504,41 juta dolar AS (151,36 persen) dibandingkan dengan periode yang sama pada 2024.

    Kelompok komoditas yang mendorong pertumbuhan ekspor adalah logam mulia dan perhiasan/permata sebesar 414,21 juta dolar AS (15.571,80 persen) dibandingkan Januari-Juli 2024.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Putri Raja Terkaya Dunia Infeksi Darah, 2 Tahun Tak Sadar di Opname RS

    Putri Raja Terkaya Dunia Infeksi Darah, 2 Tahun Tak Sadar di Opname RS

    Jakarta, CNBC Indonesia – Putri sulung Raja Thailand, yang telah sakit parah dan dirawat di rumah sakit selama lebih dari dua tahun, dilaporkan pulih setelah menderita infeksi darah. Hal ini disampaikan dalam pernyataan istana pada Minggu, dikutip AFP, Senin (1/9/2025).

    Putri Bajrakitiyabha Mahidol telah tidak sadarkan diri di RS sejak jatuh sakit saat sesi pelatihan anjing militer pada Desember 2022. Pihak istana menyatakan dia menderita infeksi parah di aliran darahnya bulan ini dan menerima perawatan terus-menerus untuk menstabilkan tekanan darahnya.

    “Tim medis telah melaporkan bahwa infeksi Yang Mulia semakin membaik dan tekanan darah Yang Mulia telah stabil,” tutur pernyataan itu.

    “Tim medis terus memberikan antibiotik untuk mengendalikan infeksi dan menggunakan mesin untuk membantu fungsi paru-paru serta ginjalnya.”

    Foto: Putri Bajrakitiyabha. (Instagram/@loveprincess_bajrakitiyabha)

    Dikenal di Thailand sebagai “Putri Bha”, Putri Bajrakitiyabha Mahidol berusia 46 tahun ini adalah satu-satunya anak dari pernikahan pertama Raja Maha Vajiralongkorn. Ia dianggap dekat dengan ayahnya, dan ditunjuk pada peran senior dalam komando pengawalnya setahun sebelum dirawat di rumah sakit.

    Lulusan pendidikan dari Inggris, Amerika Serikat (AS), dan Thailand, Putri Bajrakitiyabha memegang beberapa posisi di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Ia juga mengampanyekan perlakuan yang lebih baik bagi perempuan di penjara.

    Sebagai informasi, ayah sang putri, Raja Maha Vajiralongkorn, merupakan salah satu raja terkaya di dunia dengan kekayaan pribadi yang mencapai miliaran dolar AS. Raja berusia 73 tahun, yang memiliki tujuh anak dari empat pernikahan, belum mengumumkan ahli waris pilihannya, meskipun aturan suksesi lebih mengutamakan laki-laki.

    (tps/șef)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Dolar AS Melemah ke Level Rp 16.468

    Dolar AS Melemah ke Level Rp 16.468

    Jakarta

    Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah melemah pagi ini. Di tengah gejolak yang terjadi di Tanah Air, rupiah menguat ke level Rp 16.400-an per dolar AS pada Senin (1/9).

    Berdasarkan data Bloomberg, mata uang Negeri Paman Sam melemah ke Rp 16.468. Nilai tukar dolar AS melemah 31,5 poin atau sekitar 0,19% pukul 09.15 WIB.

    Saat pembukaan, dolar AS sudah melemah di level Rp 16.475. Diperkirakan pergerakan dolar AS hari ini di antara Rp 16.470-Rp 16.479.

    Kemudian, berdasarkan data Reuters, pada pembukaan perdagangan, nilai tukar dolar AS menguat pada level Rp 16.449.

    Kemudian pergerakan kini melemah 2,7 poin atau 0,02% ke level Rp 16.446. Sepanjang hari ini, rupiah diperkirakan bergerak di rentang Rp Rp 16.446-16.485.

    Untuk diketahui, gelombang demonstrasi pecah pada beberapa titik di Jakarta selama beberapa ini. Aksi makin panas terjadi usai insiden meninggalnya seorang mitra ojek online (ojol) yang dilindas mobil rantis milik Mako Brimob.

    Kericuhan terus terjadi hingga membuat sejumlah fasilitas transportasi umum mulai dari Halte Transjakarta dan MRT hangus terbakar. Keadaan juga semakin tegang dengan aksi penjarahan yang dilakukan kepada sejumlah rumah pejabat negara atau Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

    Gelombang demonstrasi mulanya muncul sebagai protes terhadap kebijakan tunjangan anggota DPR. Kalangan buruh juga sempat melakukan aksi dengan membawa beberapa tuntutan mulai dari kenaikan upah minimum hingga menuntut janji Presiden untuk membuat Satgas PHK.

    (ada/fdl)

  • PMI Manufaktur RI Naik ke Level 51,5 pada Agustus 2025

    PMI Manufaktur RI Naik ke Level 51,5 pada Agustus 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Kegiatan manufaktur Indonesia menunjukkan perbaikan. Hal ini tercermin dalam laporan S&P Global Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia yang berada di level 51,5 pada Agustus 2025 atau ekspansi dari bulan sebelumnya 49,2. 

    Adapun, PMI Manufaktur sebelumnya telah mengalami kontraksi dalam empat bulan terakhir. Produktivitas pada Agustus meningkat pertama kalinya sejak April 2025 lalu yang anjlok ke angka 46,7. 

    Ekonom S&P Global Market Intelligence, Usamah Bhatti mengatakan pada pertengahan triwulan ketiga 2025, sektor manufaktur Indonesia menunjukkan perbaikan kembali pada kondisi operasional untuk pertama kali dalam lima bulan. 

    “Perusahaan mencatat pertumbuhan baru pada output dan pesanan baru, dengan pesanan ekspor mencatat kenaikan tercepat dalam hampir dua tahun,” kata Bhatti dalam laporan terbarunya pada Senin (1/9/2025). 

    Adapun, ekspansi Agustus ini didorong oleh peningkatan baik pada produksi maupun volume pesanan baru. Menanggapi hal ini, perusahaan meningkatkan aktivitas pembelian dan jumlah tenaga kerja pada pertengahan triwulan ketiga untuk menyesuaikan kebutuhan produksi tambahan. 

    Industri juga menambah stok pembelian, tetapi inventaris barang jadi menurun karena digunakan untuk memenuhi pesanan.

    Di sisi lain, penguatan dolar AS dilaporkan mendorong kenaikan harga barang impor, berkontribusi pada peningkatan biaya input secara signifikan. Perusahaan merespons dengan menaikkan harga output pada laju tercepat sejak bulan Juli 2024.

    Hal ini juga terlihat dari langkah perusahaan meningkatkan jumlah tenaga kerja dan pembelian untuk menyesuaikan permintaan dan kebutuhan produksi, sekaligus memanfaatkan stok barang jadi yang ada untuk menyelesaikan pesanan. 

    Perusahaan juga berharap pertumbuhan output dapat berlanjut dalam waktu dekat, seiring menguatnya optimisme terhadap prospek tahun mendatang.

    “Inflasi biaya tetap solid pada bulan Agustus, meskipun turun pada tingkat terendah dalam lima tahun terakhir,” imbuhnya. 

    Namun demikian, perusahaan memilih untuk meneruskan kenaikan beban biaya kepada klien guna melindungi margin, dengan harga output naik pada laju tertinggi sejak bulan Juli 2024.

    Ke depannya, bisnis di sektor manufaktur Indonesia masih dinilai masih prospektif bahwa volume produksi akan naik pada tahun mendatang. Tingkat optimisme tergolong kuat dan meningkat dibanding bulan Juli, meskipun masih di bawah rata-rata jangka panjang. 

    Tak hanya itu, sentimen positif didukung oleh harapan bahwa kondisi ekonomi akan membaik, mendorong peluncuran produk baru. Harapan bahwa daya beli pelanggan akan meningkat sehingga mendorong pertumbuhan output.

  • Ekonom Wanti-Wanti Sentimen Negatif Investor hingga Panic Buying jika Ricuh Berlanjut

    Ekonom Wanti-Wanti Sentimen Negatif Investor hingga Panic Buying jika Ricuh Berlanjut

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah diminta untuk segera mengembalikan stabilitas politik di tengah aksi unjuk rasa besar-besaran yang kini sudah bereskalasi hingga menjadi kericuhan sampai dengan penjarahan. Apabila tidak, hal itu dikhawatirkan menimbulkan sentimen negatif terhadap investor.

    Aksi demonstrasi yang awalnya berpusat di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (28/8/2025) telah menyebar ke Mako Brimob, Polda Metro Jaya hingga beberapa titik di daerah di Ibu Kota. Bahkan aksi unjuk rasa semakin meluas hingga luar Pulau Jawa.

    Sampai dengan beberapa malam belakangan, terjadi aksi kericuhan dan penjarahan oleh massa tak dikenal sehingga membuat aparat turun ke lapangan. Baru hari ini, Minggu (31/8/2025), aktivitas perlahan kembali normal seperti pengoperasin moda transportasi umum Transjakarta dan MRT. 

    Lokasi penjarahan bahkan menyasar rumah-rumah pribadi pejabat negara mulai dari Anggota DPR nonaktif Ahmad Sahroni dan Eko Patrio, hingga Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, imbas beberapa pernyataan mereka yang memicu polemik di tengah masyarakat.

    Direktur Ekonomi Digital pada Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda bahkan menilai Indonesia belakangan ini sudah gelap gulita terutama dalam beberapa hari terakhir. Dia menilai publik disuguhi oleh minim etikanya pejabat di Republik Indonesia.

    “Mulai dari kenaikan tunjangan anggota DPR hingga kenaikan program prioritas Prabowo tanpa memperhatikan masyarakat kelas bawah. Sehingga muncul aksi dan demo menuntut perbaikan secara menyeluruh terkait tatanan bernegara,” terangnya kepada Bisnis, Minggu (31/8/2025).

    Seperti diketahui, aksi yang berawal dari kelompok buruh Kamis lalu berujung fatal ketika pada malam harinya kendaraan taktis (rantis) polisi melindas seorang pengemudi ojek online (ojol), Affan Kurniawan (21). Demo meluas hingga Mako Brimob, Polda Metro Jaya hingga beberapa kota besar di Indonesia.

    Nailul memandang bahwa kondisi Indonesia saat ini berangkat dari kesulitan ekonomi, kendati pertumbuhan yang tercatat di Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap ekonomi melesat hingga 5,12% (year on year/YoY) pada kuartal II/2025. 

    Padahal, terang Nailul, di lapangan semakin banyak PHK, melejitnya harga barang dan lain-lain.

    Kondisi ini dinilai akan memicu sentimen negatif. Nailul mengatakan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dipastikan merah akibat aliran modal asing keluar (capital outflow).

    “Bahkan investor ritel juga akan melakukan tindakan serupa. Ketidakstabilan politik akan menciptakan ketidakstabilan ekonomi. Pada akhirnya akan mempengaruhi kondisi usaha Indonesia. IHSG pasti akan memerah,” tuturnya.

    Tidak hanya di pasar saham maupun keuangan, penanam modal riil dinilai bakal mengurungkan niatnya untuk masuk ke Indonesia. Nailul meyakini investor tidak akan percaya lagi apabila melihat sikap pemerintah yang seperti tak acuh bahkan setelah eskalasi beberapa hari belakangan.

    “Kecuali investor yang memang bagian dari oligarki pemerintah,” ujarnya.

    Risiko Kerugian Ekonomi

    Di sisi lain, Nailul memperkirakan kerugian ekonomi khususnya Jabodetabek bisa membengkak akibat di antaranya sektor jasa dalam dua-tiga hari terakhir. Sektor jasa, terangnya, berkontribusi sekitar 45% dari ekonomi nasional atau sekitar Rp9.900 triliun per tahun.

    “Jika tiga hari dan yang terkena dampak 10% saja, maka kerugian bisa mencapai Rp8-9 triliun secara ekonomi makro. Tentu ini adalah kerugian yang diakibatkan inkompetensi pemerintah dalam mengatasi demo dalam tiga hari terakhir,” tuturnya.

    Selain itu, waswas dunia usaha bakal menyebabkan penurunan investasi sehingga menyebabkan semakin sempitnya ketersediaan lapangan kerja. Imbasnya, penerimaan pajak bakal tergerus sejalan dengan lesunya ekonomi akibat demo yang tidak kunjung selesai, serta merosotnya kepercayaan masyarakat terhadap institusi perpajakan.

    Belum lagi, pemerintah dinilai harus mengantisipasi panic buying di beberapa titik terkait lantaran demo yang berlangsung tiga hari terakhir.

    “Apalagi jika sudah ada pemberlakuan darurat militer atau jam malam. Panic buying bisa terjadi di Jakarta, Surabaya, ataupun Bandung. Terutama di Jakarta yang memang epicentrum demo. Pemerintah harus memastikan kondisi kondusif terlebih dahulu untuk bisa memperlancar arus barang. Ketika arus barang aman, maka panic buying bisa teratasi dampaknya,” tuturnya.

    Capital Outflow pada Pekan Demo

    Adapun Bank Indonesia (BI) mencatat terdapat aliran modal asing keluar atau capital outflow sebesar Rp0,25 triliun pada transaksi 25—28 Agustus 2025. Pada 28 Agustus, demo terjadi pertama kali ketika demo buruh menuntut kesejahteraan pekerja. 

    Berdasarkan data BI, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp0,25 triliun, terdiri dari jual neto di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp10,79 triliun, serta beli neto sebesar Rp2,62 triliun di pasar saham dan Rp7,93 triliun di pasar SBN.

    Kemudian, selama 2025, berdasarkan data setelmen hingga 28 Agustus 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp48,01 triliun di pasar saham dan Rp94,28 triliun di SRBI, serta beli neto sebesar Rp76,44 triliun di pasar SBN. 

    Selanjutnya, Rupiah pada Kamis lalu ditutup pada level (bid) Rp16.340 per dolar AS, sedangkan imbal hasil atau Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 6,30%.

    Adapun, pada Jumat 29 Agustus, Rupiah dibuka pada level (bid) Rp16.340 per dolar AS atau tidak bergerak, sedangkan Yield SBN 10 tahun relatif stabil di 6,29%.

    Sementara itu, bank sentral mencatat premi credit default swap atau CDS Indonesia 5 tahun per 28 Agustus 2025 sebesar 66,90 bps, atau naik dibanding dengan 22 Agustus 2025 sebesar 66,15 bps. 

    Premi CDS mengukur persepsi risiko investasi dan stabilitas ekonomi. Semakin rendah nilai CDS, maka semakin kecil risiko gagal bayar utang (default) dan menandakan persepsi positif terhadap stabilitas ekonomi.

    “Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia,” pungkas Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Junanto Herdiawan.

  • Media Asing Soroti Kerusuhan Demo Gaji DPR, Teringat Tragedi 1998

    Media Asing Soroti Kerusuhan Demo Gaji DPR, Teringat Tragedi 1998

    Bisnis.com, JAKARTA – Media asing menyoroti aksi unjuk rasa pada Jumat (29/8/2025) yang memicu kerusuhan di berbagai titik di Jakarta, serta sejumlah daerah lain di Indonesia.

    Aksi ini dipicu insiden tragis sehari sebelumnya yang menewaskan seorang pengemudi ojek online (ojol), Affan Kurniawan, setelah terlindas kendaraan taktis (Rantis) Barakuda milik Brimob.

    Media asing asal New York misalnya, menyebut bahwa kerusuhan tersebut ibaratkan tragedi kerusuhan yang terjadi pada 1998 silam. Media asing menuliskan bahwa para pengunjuk rasa berbaris menuju markas Brigade Mobil (Brimob) Polri di Kwitang, pada Jumat (29/8) dan beberapa di antaranya mencoba menyerbu kompleks tersebut. 

    Di sisi lain, media asal Paman Sam itu menyoroti demonstran lainnya merusak rambu-rambu lalu lintas dan infrastruktur lainnya, menyebabkan lalu lintas di area tersebut macet total. Demonstran juga menyerang truk polisi dan mobil patroli, serta merusak beberapa kantor pemerintah dalam kerusuhan yang kemudian memicu penjarahan dan pembakaran kendaraan oleh massa.

    “Toko-toko dan mal di dekat lokasi protes dan Pecinan Glodok di Jakarta tutup lebih awal karena masalah keamanan karena penduduk masih dihantui oleh kerusuhan Mei 1998 ketika kekerasan rasial terhadap orang Indonesia Tionghoa pecah di Indonesia selama protes keras yang menyebabkan jatuhnya Soeharto,” demikian tulis laporan media asing asal New York, Sabtu (30/8/2025).

    Tak hanya itu, bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi antihuru-hara juga terjadi di kota-kota lain di Tanah Air, termasuk Surabaya, Solo, Yogyakarta, Medan, Makassar, Manado, Bandung, dan Manokwari di wilayah paling timur Papua.

    Media asing lainnya, Bloomberg, juga menyoroti respons Presiden RI Prabowo Subianto menyikapi aksi demonstrasi tersebut. Prabowo mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan percaya terhadap pemerintahan yang dia pimpin.

    Bloomberg menyebut, ini merupakan ujian terbesar bagi kepresidenan Prabowo Subianto dan telah meresahkan investor. Nilai tukar rupiah dan saham Indonesia melemah pada perdagangan Jumat (29/8). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambles 1,53% ke level 7.830, sedangkan rupiah melemah 0,90% ke Rp16.499,5 per dolar AS. 

    “Masa jabatan presiden diwarnai oleh periode-periode kerusuhan sejak dia menjabat pada bulan Oktober 2024, karena Prabowo kesulitan memenuhi janji-janji besarnya untuk memperbaiki kehidupan rakyat Indonesia,” tulis laporan Bloomberg.

  • Top 3: Mako Brimob Kwitang Sempat Hilang di Peta Google – Page 3

    Top 3: Mako Brimob Kwitang Sempat Hilang di Peta Google – Page 3

    Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah tipis pada perdagangan Jumat ini. Ekonom menyebut faktor global dan ricuhnya aksi demo di Jakarta jadi sentimen negatif pasar.

    Pada pembukaan perdagangan Jumat (29/8/2025), rupiah tercatat melemah 1 poin atau 0,01% ke posisi Rp 16.354 per dolar AS, dari penutupan sebelumnya Rp 16.353 per dolar AS.

    Ekonom Mirae Asset Rully Arya Wisnubroto menilai, pergerakan rupiah masih memiliki ruang pelemahan.

    “Hari ini masih ada ruang pelemahan karena faktor global dan juga mungkin ada sedikit dampak negatif dari demo,” ujarnya dikutip dari Antara. 

    Sebelumnya, aksi demo di sekitar Kompleks DPR berlangsung ricuh hingga malam hari. Bentrokan massa dan aparat terjadi di sejumlah titik, seperti Jalan Penjernihan, Penjompongan, Bendungan Hilir, KS Tubun Petamburan, hingga Palmerah.

    Kericuhan juga memicu perhatian publik setelah beredar luas video kendaraan taktis Barracuda Brimob yang melindas pengendara ojek online di kawasan Pejompongan, Jakarta. Korban, seorang pria, dilaporkan meninggal dunia setelah dibawa ke rumah sakit.

    Berita selengkapnya baca di sini

     

     

     

  • Harga Galaxy S25 FE di AS Bocor, Ini Specs dan Detail Peluncuran

    Harga Galaxy S25 FE di AS Bocor, Ini Specs dan Detail Peluncuran

    JAKARTA – Samsung Galaxy S25 FE semakin dekat dengan peluncurannya, dan kali ini harga untuk pasar AS telah bocor melalui daftar ritel lebih awal. Bocoran ini memperkuat spesifikasi dan detail yang sebelumnya telah muncul dalam berbagai sertifikasi, memberikan gambaran yang hampir lengkap tentang flagship “anggaran” terbaru Samsung tersebut.

    Menurut daftar ritel yang bocor, ponsel ini akan dimulai dengan harga 649.99 dolar AS (sekitar Rp 9,7 juta) untuk model 128GB dan 709.99 dolar AS (sekitar Rp 10,6 juta) untuk varian 256GB. Kedua versi akan datang dengan RAM 8GB. Ponsel akan ditawarkan dalam empat pilihan warna: Jet Black, Ice Blue, Navy, dan Titanium.

    Spesifikasi Inti yang Terkonfirmasi

    Spesifikasi yang bocor sejalan dengan daftar sebelumnya di Google Play Console untuk model nomor SM-S731B. Daftar tersebut mengonfirmasi bahwa perangkat akan ditenagai oleh prosesor Exynos 2400 (dengan CPU 10-core dan GPU Xclipse 940) yang sama yang digunakan di Galaxy S24 series, dilengkapi dengan RAM 8GB, serta layar AMOLED FHD+ (2340 x 1080) dengan kepadatan piksel 450ppi.

    Dalam hal tampilan, S25 FE akan menampilkan layar 6.7 inci dengan refresh rate 120Hz yang dilindungi oleh Gorilla Glass Victus+. Perangkat akan langsung menjalankan Android 16 dengan antarmuka One UI 8 di atasnya.

    Setup Kamera dan Baterai

    Setup kamera mengikuti struktur flagship Samsung dalam bentuk yang lebih ringkas. Di bagian belakang, ponsel ini memiliki kamera utama 50MP, lensa ultrawide 12MP, dan telephoto 8MP dengan zoom optik 3x. Sebuah kamera selfie 12MP ditempatkan dalam punch-hole.

    Daya tahan baterai ditangani oleh unit 4.900mAh yang dipasangkan dengan dukungan pengisian daya kabel 45W, nirkabel 15W, dan reverse charging. Bodinya diharapkan memiliki ketebalan 7.4mm, mempertahankan bahasa desain ramping dari seri Galaxy S25.

    Seperti tren Samsung selama ini, dalam kotak retail pembeli akan menemukan perangkat itu sendiri, kabel USB Type-C to Type-C, dan alat ejector SIM, tanpa charger.

    Laporan sebelumnya menunjuk pada peluncuran 19 September, namun Samsung telah mengonfirmasi acara ‘Galaxy Event’ mereka berikutnya pada 4 September mendatang. Jika harga rumor 649 dolar AS bertahan, S25 FE berpotensi menjadi penantang kuat bagi pesaing seperti Pixel 9 dengan menawarkan spesifikasi serupa pada harga yang lebih rendah.

    Secara praktis, S25 FE terlihat hampir identik dengan pendahulunya, S24 FE, dan banyak spesifikasi inti—termasuk ukuran layar, resolusi, dan setup kamera belakang—juga tampaknya tidak berubah. Akan mungkin ada penyempurnaan minor di balik hood, yang akan dikonfirmasi pada acara peluncuran nanti.

  • Media Asing Soroti IHSG dan Rupiah Ambles Gegara Demo DPR Ricuh

    Media Asing Soroti IHSG dan Rupiah Ambles Gegara Demo DPR Ricuh

    Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah media asing menyoroti nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan IHSG yang merosot sehubungan dengan aksi demo terhadap DPR RI berujung rusuh pada beberapa hari terakhir.

    Reuters dalam laporan bertajuk “Indonesia Stocks, Rupiah Dive as Political Unrest Jolts Investors” menyebut saham-saham Indonesia merosot dan nilai rupiah melemah seiring dengan bentrok aksi demonstrasi anti-pemerintah di dekat Gedung DPR Jakarta, dengan ribuan pekerja menuntut upah yang lebih tinggi dan pajak yang lebih rendah.

    Indonesia disebut bersiap menghadapi protes yang semakin intensif setelah seorang pengemudi ojek tewas dalam bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa, yang juga mempertanyakan tunjangan tinggi yang diberikan kepada anggota DPR.

    Hal serupa juga diberitakan oleh Forbes dalam laporan bertajuk “Indonesian Stocks, Rupiah Drop As Jakarta Protests Escalate” yang menyebut bahwa ketegangan politik akan menekan saham Indonesia dan rupiah. Hal tersebut juga sejalan dengan aliran modal asing yang keluar makin deras.

    Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini, Jumat (29/8/2025) ditutup melemah. Longsornya nilai tukar mata uang Garuda tehadap dolar terjadi di tengah situasi sosial-politik yang memanas di dalam negeri akibat demonstrasi yang berujung jatuhnya korban sipil.  

    Berdasarkan data Bloomberg, rupiah terdepresiasi 0,90% ke Rp16.499,50 per dolar AS. Sedangkan, indeks dolar AS menguat 0,12% ke 97,93.

    Pengamat Mata Uang dan Komoditas, Ibrahim Assuaibi memprediksi pelemahan rupiah terhadap dolar AS akan berlanjut pada perdagangan Senin pekan depan. Menurutnya, sentimen yang menyertai pergerakan mata uang rupiah di perdagangan adalah kondisi sosial dan politik dalam negeri yang memanas sejak Kamis lalu.

    “Ketegangan sosial dan politik dalam negeri yang memanas sejak Kamis (28/8/2025) terus akan memanas. Apalagi, bumbu-bumbu sebelumnya di mana pemerintah akan memberikan tunjangan untuk perumahan terhadap DPR, ini pun juga membuat satu ketegangan tersendiri,” ujar Ibrahim dalam analisanya, Jumat (29/8/2025).

    Ibrahim melihat kondisi ini akan semakin panas, imbas adanya korban jiwa pada aksi demonstrasi kemarin. Selain itu, menurutnya birokrasi yang kental dengan kolusi dan nepotisme juga membuat kecemburuan tersendiri bagi para profesional lainnya yang selama ini masih belum memiliki pekerjaan.

    Sementara itu menilik data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG melemah sebesar 1,53% atau 121,59 poin menuju posisi 7.830,49. Sepanjang hari ini, indeks komposit bergerak pada level terendahnya di 7.765,59 dan sempat menyentuh level tertingginya 7.913,86.

    Meski demikian, 122 saham masih mampu menguat di zona hijau. Terdapat 610 saham berakhir turun, dan 70 saham stagnan. Sementara itu, kapitalisasi pasar alias market cap mencapai Rp14.211 triliun.

    Di tengah gejolak pasar saham, Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menyatakan bahwa fundamental pasar modal Indonesia masih solid. 

    “Kalau dari otoritas bursa, kami melihat fundamental pasar saham kita masih kuat. Kalau ada koreksi teknikal itu wajar,” ujarnya di Jakarta, Jumat (29/8/2025).